Download - Laporan Pendahuluan Ac Parotis
A. Defenisi
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor atau
mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan sublingual. Sel-sel
pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama dengan asalnya.
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang teretak di bagian medial n.facialis
dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial.
Tumor didefinisikan sebagai pertumbuhan baru suatu jaringan dengan
multiplikasi sel-sel yang tidak terkontrol dan progresif, disebut juga neoplasma.
Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga.
B. Etiologi
1. Idiopatik
Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi yang
sangat nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa kali disdalam
setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress emosional, adalah factor
etiologik yang umum.
2. Genetik
Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada kerabat
utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan autososom.
Onkogen merupakan segmen dna yang menyebabkan sel meningkatkan atau
menurunkan produk produk penting yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
difesiensi sel .akibatnya sel memperlihatkan pertumbuhan dan penyebaran
yang tidak terkendali semua sifat sieat kanker fragmen fragmen genetic ini
dapat merupakan bagian dari virus virus tumor.
3. Bahan-bahan kimia
obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan perkembangan
kanker tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah karsinogen, tetapi dapat
mempengaruhi karsigogesis Hormon dapat mengendalikan atau menambah
pertumbuhan tumor.
4. Faktor imunologis
Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang
untuk mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan {
bermutasi} berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus
dikenal oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua
puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak kanak
dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system imun sedang lemah
.C Patofisiologi
Kelainan peradangan Peradangan biasanya muncul sebagai
pembesaran kelenjer difus atau nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat
obstruksi duktus dan infeksi retograd oleh bakteri mulut. Parotitis bacterial akut
dapat dijumpai pada penderita pascaoperasi yang sudah tua yang mengalami
dehidrasi dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor benigna,
dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma plemorfik. Adenoma plemorfik
adalah proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus sebagaimana juga
disertai penigkatan komponen stroma. Tumor-tumor ini dapat tumbuh
membesar tanpa menyebabkan gejala nervus vasialis. Adenoma plemorfik
biasanya muncul sebagai masa tunggal yang tak nyeri pada permukaan lobus
parotis. Degenerasi maligna adenoma plemorfik terjadi pada 2% sampai 10%.
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang terletak di bagian medial n.facialis,
dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. Tumor-
tumor jinak bebatas tegas dan tampak bersimpai baik dengan konsistensi padat
atau kistik.
Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh infeksi telinga yang berulang dan juga
dapat menyebabkan ganguan pendengaran.
Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh peradangan tonsil yang berulang.
D. Tanda dan gejala
1. Adanya benjolan yang mudah digerakkan
2. Pertumbuhan amat lambat
3. Tidak memberikan keluhan
4. Paralisis fasial unilateral
E. Klasifikasi
Penggolongan histologik tumor-tumor kelenjer ludah Tumor – tumor epithelial
1. Adenoma
1) Pleimorph adenoma (meng. tumor)
2) Monomorph adenomas
(1) Adenolimfoma (tumor dari warthin)
(2) Oxifil adenoma (onkositoma)
(3) Jenis-jenis lain (tipe lain)
2. Tumor muko epidermoid
3. Tumor sel asinus
4. Karsinoma
1) Karsinoma adenoid kistik (silindroma)
2) Adenokarsinoma
3) Karsinoma planoselulare
4) Undifferentiated carcinoma
5) Karsinoma dalam adenoma pleimorph (maligna meng. tumor)
F. Komplikasi
Komplikasi – komplikasi pengobatan kanker kepala dan leher dapat di
kelompokkan sebagai anatomis, fisiologis, teknik atau fungsional. Pendekatan
paling baik pada komplikasi adalah pencegahan. Perbaikan dini keseimbangan
mellitus, dan penghentian ketergantungan alcohol adalah pengukuran non-
spesifik yang penting. Penggunaan antibiotic praoperasi tampaknya menurunkan
kecendrengunan infeksi luka dan gejala sisa nya. Pengobatan radiasi pra operasi
diberikan dalam dosis terapeutik jelas meningkatkan resiko komplikasi.
Pendidikan untuk penderita sangat penting untuk mendapatkan kerjasama
dimana mungkin terjadi penyulit rehabilitasi pascaoperasi
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan rontgen
Foto – foto rontgen tengkorak dan leher kadang-kadang dapat menunjukan
ikut sertanya tulang-tulang. Sedangakan foto thorax diperlukan untuk
penilaian kemungkinan metastasis hematogen.
Pemeriksaan rontgen glandula parotis dan submandibularis dengan bahan
kontras (sialografi) dapat menunjukan, apakah tumor yang ditetapkan klinis
itu berasal dari atau berhubungan dengan kelenjer-kelenjer ludah tersebut.
Pemeriksaan ini penting untuk membedakan antara suatu tumor dengan
radang (khronik), dan kalau dapat ditambah dengan temografi. Metode ini
kurang berguna untuk membedakan antara tumor jinak dan ganas.
2. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah lengkap, urin.
2) Laboratorium patologi anatomi
3) Pemeriksaan CT-Scan
Diagnosa dari suatu tumor dapat tergantung pada batas-batas tumor dan hasil
biobsi dari lesi. Kanker dari organ-organ visceral lebih sulit di diagnosis dan di
biobsi. Informasi dari pemeriksaan CT-Scan dapat bermanfaat untuk membantu
mendiagnosis.
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis untuk tumor parotis yaitu dengan tindakan ekstervasi
(pengangkatan)
Glandula submandibularis dan glandula sublingualis
tumor jinak : Eksis local yang luas dari seluruh kelenjer ludah dengan sebagian
daerah sekitarnya.tumor ganas : Disseksi kelenjer leher “en-bloc” dan eksisi
luas kedua kelenjer ludah, radioterapi.
Massa tersendiri pada kelenjer saliva harus dipertimbangkan sebagai suatu
kemungkinan keganasan. Riwayat dan pemeriksaan fisik memberikan tanda-
tanda penting apakah suatu lesi kelenjer saliva adalah keganasan. Resolusi
lengkap dan trial terapeutik adekuat. Aspirasi jarum halus dapat membantu untuk
merencanakan bedah eksisi. MRI memberikan informasi anatomi paling baik
tentang ukuran tumor dan penetrasi. Sialografi, atau injeksi bahan kontras ke
dalam duktus stenson atau Wharton, berguna untuk memperlihatkan perbedaan
perubahan stenotik kronis pada lesi-lesi limfoepitelial dari penyumbatan karena
batu. 80% batu kelenjer submandibular adalah radioopak.
I. Penatalaksanaan non medis
Tumor parotis juga dapat diobati dengan obat tradisional atau
disembuhkan dengan meminum rebusan daun sirsak. Kanker merupakan
penyakit yang mematikan dan pengobatan nya melewati kemoterapi.
Pengobatan-pengobatan kimia walaupun berhasil membunuh kanker, tetapi tidak
menutup kemungkinan, sel-sel akan tumbuh kembali dan menyebar. Daun sirsak
baru diketahui memiliki khasiat sebagai pembunuh kanker, walaupun sebenarnya
khasiat ini sudah ditemukan dari beberapa tahun silam. Menurut hasil riset Dr.
Jerry McLaughlin dari Universitas Purdue, Amerika Seikat, daun sirsak
mengandung senyawa acetoginis yang terdiri dari annomuricin F yang bersifat
sitotoksik atau membunuh kanker. Untuk pengobatan, daun sirsak selain di
konsumsi tunggal, akan lebih baik bila di konsumsi berbarengan dengan herbal
jenis lainnya seperti sambiloto, temu putih atau temu mangga. Perpaduan
beberapa jenis herbal akan bersifat sinergis dan saling mendukung untuk
mempercepat proses penyembuhan penyakit.
J. Diagnosa Keperawatan
Pre Op
1. Cemas berhubungan dengan tindakan pembedahan (operasi)
Post Op
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka operasi
2. Gangguan aktivitas berhubungan adanya luka operasi
K. PERENCANAAN
Pre Operasi
Diagnosa Cemas berhubungan dengan akan dilakukan pembedahan (operasi)
T Tujuan:Cemas berkurang
KH : - Kx tidak bingung
Kx tampak rileks
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan secara terapeutik
2. R/ Memberikan kesungguhan dalam hal membantu dan menjalin hubungan
saling percaya
3. Berikan penjelasan mengenai penyebab penyakitnya
4. R/ Membantu Px untuk mengerti cara pencegahan dan perawatan
5. Dorong Kx dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya
6. R/ Mengajak diskusi untuk berdiskusi masalah yang dihadapi
7. Anjurkan Kx dan keluarga untuk berdoa sesuai dengan keyakinannya
8. R/ Agar Kx merasa tenang dan percaya diri
Post Operasi
Diagnosa II
1. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang dalam waktu 2 x 24 jam
KH : - Perasaan nyeri berkurang
Kx tampak tenang
Skala nyeri 0 - 1
Rencana Tindakan :
1. Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
2. R/ Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya nyeri
3. Kaji tingkat nyeri
4. R/ Mengetahui tingkat nyeri
5. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
6. R/ Mengurangi rasa nyeri
7. Observasi TTV
8. R/ Mengetahui keadaan umum Px
9. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi
10.R/ Mempercepat penyembuhan
L .IMPLEMENTASI
Adalah mengolah dan mewujudkan dari rencana tindakan keperawatan,
meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh perawat, melaksanakan anjuran
dokter edngan ketentuan rumah sakit.
M. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan dilakuan dengan cara melibatkan pasien dan
sesama tenaga kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Marlyn. E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC. Jakarta, 2000.
MC. Kay. D.W : Neor Concept and Approach To Club Foot Treatment Section I, Prinaples And Morbid Anatomy. J. Red Orthapedic 3 : 3447, 1982
Pedoman Diagnosis dan Terapi, LAB / UPF Ilmu Bedah, RSUD. Dr. Soetomo, 1994.
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN TUMOR PAROTIS
DI RUANG ANGSOKA 3 RUMAH SAKIT SANGLAH
DENPASAR BALI
Disusun Oleh :
SUDARTO
09.IK.042
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN
2013