laporan pelaksanaan reformasi birokrasi …...jenderal dewan ketahanan nasional tahun 2019 dan...
TRANSCRIPT
-
LAPORAN
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
SEMESTER I TAHUN 2019
Jakarta, Juli 2019
-
1
LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL
SEMESTER I TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tahun 2019 Berdasarkan Instruksi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Nomor : 01 Tahun 2019 Tentang aksi reformasi Birokrasi Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan tindak lanjut rekomendasi
hasil evaluasi tahun 2018 yang ditetapkan dengan Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional nomor 13 tahun 2016 tanggal 30 agustus 2016 tentang
perubahan atas keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional nomor
1.1101.30013101 tanggal 31 Januari 2000 tentang organisasi, tugas dan tata kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional serta keputusan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor : 53 tahun 2019 tentang perubahan atas
keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 28 tahun 2019
tentang tim pengarah dan tim pelaksana reformasi birokrasi dilingkungan Sekretariat
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tahun 2019. Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional telah melaksanakan penyempurnaan, penguatan/penataan
birokrasi mencakup 9 (sembilan) program RB terkait : (1) Manajemen Perubahan; (2)
Penataan Peraturan Perundang-Undangan; (3) Penataan dan Penguatan
Organisasi; (4) Penataan Tata Laksana; (5) Penataan Sistem Manajemen SDM; (6)
Penguatan Pengawasan; (7) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (8) Peningkatan
Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Monitoring Evaluasi dan Pelaporan yang efektif
dan efesien. Pelaksanaan 9 (sembilan) program terkait 8 (delapan) area perubahan
RB di Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional tahun 2019 merupakan
proses yang menjadi pengungkit yang dapat menghasilkan pencapaian untuk
mewujudkan sasaran RB.
Pencapaian tersebut sebagai hasil dari kelanjutan pelaksanaan program
reformasi birokrasi yang telah dapat dicapai dari tahun 2015 yang lalu sebagaimana
telah dilaporkan ke Kementerian PAN-RB. Secara umum ada peningkatan di semua
bidang mikro dihadapkan pada target-target yang telah ditetapkan dalam dokumen
road map reformasi birokrasi Setjen Wantannas.
Melalui kegiatan monitoring dan evaluasi reformasi birokrasi yang terencana
dengan baik serta yang tertib, kontinyu dan konsisten, telah diperoleh gambaran
yang obyektif dan lengkap tentang pencapaian target dari keseluruhan sembilan
program mikro reformasi birokrasi di Setjen Wantannas selama Semester I Tahun
2019.
-
2
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan pelaksanaan reformasi birokrasi ini meliputi hasil
pemantauan dan analisisnya terhadap pelaksanaan sembilan program mikro reformasi
birokrasi Setjen Wantannas selama Semester I Tahun 2019. Penyajian hasil
pemantauan dan evaluasi dalam laporan ini diharapkan dapat menggambarkan tingkat
pencapaian sesuai rencana masing-masing bidang yang telah ditetapkan dalam road
map program reformasi birokrasi Setjen Wantannas. Laporan pelaksanaan reformasi
birokrasi ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan.
2. Bab II Rencana kegiatan pelaksanaan reformasi birokrasi terhadap sasaran
masing-masing bidang pada sembilan program mikro reformasi birokrasi.
3. Bab III Hasil pelaksanaan reformasi birokrasi terhadap pencapaian sasaran
masing-masing bidang pada sembilan program mikro reformasi birokrasi.
4. Bab IV Penutup.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan pelaksanaan reformasi birokrasi Semester
I Tahun 2019 ini adalah untuk melaporkan perkembangan kemajuan sembilan
program mikro reformasi birokrasi di lingkungan Setjen Wantannas, agar dapat
dijadikan bahan masukan dan pertimbangan selanjutnya, baik bagi masing-masing
unit kerja di lingkungan Setjen Wantannas dalam melanjutkan pelaksanaan program
reformasi, maupun bagi pimpinan nasional dalam menentukan kebijakan tekait
program reformasi nasional.
D. Dasar
Untuk mengetahui bagaimana kemajuan perkembangan pelaksanaan
sembilan program mikro RB tersebut di atas dihadapkan pada target-target yang
telah ditetapkan, kelompok program monitoring dan evaluasi Setjen Wantannas
menggunakan dasar aturan sebagai berikut:
1. Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi
Birokrasi 2010-2025;
2. Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 1999 Tanggal 31 Agustus 1999 tentang
Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional;
3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi;
4. Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi
Birokrasi Tahun 2015-2019;
5. Surat Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: Kep-37/I/2012 Tanggal 2 Januari
2012 tentang Reformasi Birokrasi;
-
3
6. Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor
1.1101.30013101 Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
7. Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 13 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor
1.1101.30013101 Tahun 2000 tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional;
8. Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: 28 Tahun 2019 tentang Tim Pengarah dan
Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Tahun 2019;
9. Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: 53 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas
Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 28 Tahun
2019 tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Di
Lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019;
10. Instruksi Sesjen Wantannas Nomor: 01 Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi
Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018 Sekretariat Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional;
11. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (SP-DIPA) Petikan Revisi
ke-3 Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Tahun Anggaran 2019
Nomor: SP DIPA- 052.01.1.427975/2019 tanggal 28 Juni 2019.
-
4
BAB II RENCANA KEGIATAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
TERHADAP SASARAN MASING-MASING BIDANG PADA SEMBILAN PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI
A. Umum
Kegiatan pelaksanaan reformasi birokrasi terhadap perkembangan kemajuan dari
sembilan program mikro reformasi birokrasi di Setjen Wantannas dilakukan dalam
kurun waktu semester I tahun 2019. Pelaksanaan ini memedomani ketentuan yang
berlaku di lingkungan Setjen Wantannas yang mengacu pada peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
khususnya tentang pelaksanaan reformasi birokrasi.
B. Rencana Kegiatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pemantauan pelaksanaan sembilan program mikro reformasi birokrasi di Setjen
Wantannas selama satu periode semester I tahun 2019 digunakan sebagai bahan
penyusunan laporan lima tahun. Metode pemantauan yang dilakukan adalah
pemantauan secara langsung maupun pemantauan tidak langsung. Pemantauan
langsung dilakukan untuk mengamati perubahan yang terjadi terutama terhadap hal-
hal yang dapat diamati secara langsung, misalnya menyangkut perubahan budaya
kerja dari para pejabat dan staf Setjen Wantannas. Sedangkan pemantauan tidak
langsung adalah dengan mempelajari dokumen-dokumen pendukung sebagai
kelengkapan bukti sesuai bidang-bidang pemantauan sembilan program mikro.
Keseluruhan hasil pemantauan yang dapat dikumpulkan merupakan bahan untuk
mengevaluasi hasil pencapaian secara keseluruhan. Kesemua kegiatan monitoring
dan evaluasi tetap dilakukan dengan melibatkan peran aktif dari masing-masing
kelompok sesuai bidang. Untuk diperolehnya obyektivitas pengevaluasian hasil-hasil
pencapaian, Kelompok Program Monev secara intens berkomunikasi dengan
kelompok program lainnya. Data pencapaian yang dihimpun oleh Kelompok Program
Monev merupakan masukan berupa data, informasi, catatan atau laporan parsial dari
masing-masing kelompok sesuai bidang dari program mikro.
C. Sasaran Kegiatan Monitoring
Mengacu pada action plan yang tertuang dalam Instruksi Sesjen Wantannas
Nomor : 01 Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional Tahun 2019 dan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi
Tahun 2018 Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional yang pada prinsipnya
juga telah memedomani road map program reformasi birokrasi Setjen Wantannas,
sasaran yang ingin dicapai pada semester I tahun 2019 adalah sebagai berikut:
-
5
1. Manajemen Perubahan.
Manajemen perubahan bertujuan untuk secara sistematis dan konsistensi dari
sistem dan mekanisme kerja organisasi, pola pikir serta budaya kerja individu atau
unit kerja didalamnya menjadi lebih baik. Target dari program ini adalah
terciptanya komitmen dari seluruh elemen pemerintahan untuk melaksanakan
reformasi birokrasi, terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta
menurunkan resiko resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Sasaran
dari program ini adalah: a. Tersedianya dokumen strategi manajemen perubahan
dan strategi komunikasi di lingkungan Setjen Wantannas; dan b.
Terselenggaranya sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam
rangka Reformasi Birokrasi.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2019 meliputi:
a. Tim Reformasi Birokrasi
1) Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi sesuai kebutuhan organisasi.
2) Terlaksananya seluruh tugas oleh Tim Reformasi Birokrasi sesuai dengan
rencana kerja.
3) Telah melakukan monitoring dan evaluasi rencana kerja, dan evaluasi
rencana kerja, dan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti.
b. Road Map Reformasi Birokrasi
1) Road Map telah disusun dan ditetapkan sebagai dokumen formal.
2) Road Map yang disusun telah mencakup 8 area perubahan
3) Quick win sesuai dengan ekspektasi dan dapat diselesaikan dalam waktu
cepat.
4) Penyusunan Road Map telah melibatkan seluruh unit organisasi.
5) Seluruh anggota organisasi telah mendapatkan sosialisasi dan
internalisasi Road Map.
c. Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi
1) Seluruh PMPRB telah direncanakan dan diorganisasikan dengan baik.
2) Seluruh aktivitas PMPRB telah dikomunikasikan pada masing-masing unit
organisasi
3) Seluruh Tim Assessor PMPRB telah mendapatkan pelatihan.
4) Terdapat penunjukan keikutsertaan pejabat struktural lapis kedua sebagai
assessor PMPRB dan yang bersangkutan terlibat sepenuhnya sejak tahap
awal hingga akhir proses PMPRB.
5) Koordinator assessor telah melakukan reviu terhadap seluruh kertas kerja
sebelum menyusun kertas kerja instansi.
-
6
6) Mayoritas koordinator assessor mencapai konsensus dan seluruh kriteria
dibahas.
7) Terdapat Rencana Aksi dan Tindak Lanjut (RATL) yang telah
dikomunikasikan dan dilaksanakan.
d. Perubahan pola pikir dan budaya kinerja
1) Seluruh jajaran pimpinan tertinggi terlibat secara aktif dan berkelanjutan
dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
2) Ada media komunikasi yang cakupannya menjangkau seluruh pegawai
dan pemangku kepentingan terkait serta dilaksanakan secara berkala.
3) Sudah terdapat upaya pembentukan agen perubahan secara formal dan
sesuai ukuran organisasi, dan sudah mengikuti pelatihan sebagai role
model dalam perubahan.
2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan.
Salah satu program reformasi birokrasi ini diharapkan dapat meningkatkan
efektifitas dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan
oleh Setjen Wantannas. Efektifitas tersebut diantaranya dapat menurunkan
tumpang tindih peraturan dari seluruh tingkatan pemerintahan serta efektifitas
dalam pengelolaan peraturan perundang-undangan. Sasaran dari program ini
adalah: a. Teridentifikasinya peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan/
diterbitkan oleh Setjen Wantannas; dan b. Tersedianya peta peraturan-peraturan
perundang-undangan di lingkungan Setjen Wantannas.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Harmonisasi
1) Telah dilakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap seluruh
peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis/sinkron.
2) Revisi atas peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis / tidak
sinkron telah selesai dilakukan, atau tidak ditemukan adanya peraturan
perundangan-undangan yang tidak harmonis.
b. Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan
1) Adanya Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan
yang mensyaratkan adanya Rapat Koordinasi, Naskah Akademis/ kajian/
policy paper, dan Paraf Koordinasi.
2) Evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan
perundang-undangan dilakukan secara berkala.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Program penataan dan penguatan organisasi ditujukan untuk mengatasi
masalah yang paling sering muncul dari pemerintah terutama dari pemerintah
daerah. Tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan efisiensi
-
7
organisasi kementerian/lembaga/pemerintah daerah secara proporsional dan
sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing sehingga
organisasi menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran. Sasaran dari program ini
adalah: a. Tersedianya peta tugas dan fungsi unit kerja pada Setjen Wantannas
yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); dan b. Terbentuknya unit kerja
yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana, kepegawaian dan Diklat yang
mampu mendukung tercapainya tujuan dan sasaran reformasi birokrasi.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Evaluasi
1) Telah dilakukan evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan
ukuran organisasi kepada seluruh unit organisasi.
2) Telah dilakukan evaluasi yang mengukur jenjang organisasi kepada
seluruh unit organisasi.
3) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi
kepada seluruh unit kerja.
4) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis satuan organisasi yang
berbeda tujuan namun ditempatkan dalam satu kelompok kepada seluruh
unit kerja.
5) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan adanya pejabat
yang melapor kepada lebih dari seorang atasan kepada seluruh unit kerja.
6) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian struktur
organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan.
7) Telah dilakukan evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan
mandat kepada seluruh unit kerja.
8) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemungkinan tumpang tindih
fungsi dengan instansi lain.
9) Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kemampuan struktur
organisasi untuk adaptif terhadap perubahan lingkungan strategis.
b. Penataan
Seluruh hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan
organisasi.
4. Penataan Tatalaksana
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem,
proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien dan terukur pada masing-
masing instansi. Target program penataan ketatalaksanaan adalah meningkatnya
penggunakan teknologi informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
manajemen pemerintah, adannya efisiensi proses manajemen pemerintah dan
meningkatnya kinerja pemerintahan. Sasaran dari ini adalah: a. Tersedianya
-
8
dokumen SOP penyelenggaraan tugas dan fungsi yang disahkan; dan b.
Tersedianya e-government di lingkungan Setjen Wantannas.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP) kegiatan utama
1) Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai
dengan tugas dan fungsi.
2) Seluruh peta proses bisnis telah dijabarkan dalam SOP.
3) Seluruh unit organisasi telah menerapkan Prosedur operasional tetap
(SOP).
4) Terdapat evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan
SOP secara berkala dan seluruh hasilnya telah ditindaklanjuti.
b. E-Government
1) Sudah memiliki rencana pengembangan e-government di lingkungan
instansi.
2) Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara
terintegrasi di lingkungan internal dalam rangka mendukung proses
birokrasi (misal: intranet, sistem perencanaan dan penganggaran, sistem
data base SDM, dll).
3) Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara
terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
(misal: website untuk penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem
pengaduan).
4) Sudah dilakukan implementasi pengembangan e-government secara
terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat
dalam tingkatan transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan
melalui website, melakukan pembayaran, dll).
c. Keterbukaan Informasi Publik
1) Adanya kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi publik
(identifikasi informasi yang dapat diketahui oleh publik dan mekanisme
penyampaian).
2) Menerapkan kebijakan keterbukaan informasi publik dimana seluruh
informasi publik telah dapat diakses.
3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi
publik dilakukan secara berkala.
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
Program ini diharapkan dapat menciptakan SDM yang profesional dan
berkompetensi dengan dukungan rekrutmen dan promosi aparatur yang berbasis
kompetensi dan transparan. Program ini dapat dilaksanakan kegiatan perbaikan
-
9
sistem rekrutmen, analisis jabatan, evaluasi jabatan, penyusunan standar
kompetensi jabatan, assesmen individu dan sistem penilaian kinerja. Sasaran
program ini adalah: a. Terbangunnya subsistem rekrutmen yang terbuka,
transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi; b. Tersedianya uraian jabatan; c.
Tersedianya peringkat jabatan; d. Tersedianya dokumen standar kompetensi
jabatan; e. Tersedianya peta profil kompetensi individu; f. Tersedianya indikator
kinerja individu yang terukur; g. Tersedianya data pegawai yang mutakhir dan
akurat; h. Terbangunnya sistem dan proses pendidikan dan pelatihan pegawai
berbasis kompetensi di lingkungan Setjen Wantannas.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi
1) Analisis jabatan dan analisis beban kerja telah dilakukan kepada seluruh
jabatan.
2) Perhitungan kebutuhan pegawai telah dilakukan kepada seluruh unit
organisasi.
3) Rencana redistribusi pegawai telah disusun dan diformalkan.
4) Proyeksi kebutuhan 5 tahun telah disusun dan diformalkan.
5) Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi telah
dihitung dan diformalkan.
b. Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas KKN
1) Pengumuman penerimaan disebarluaskan melalui berbagai media (misal:
website, jejaring sosial, dsb).
2) Pendaftaran dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan pasti (online).
3) Terdapat kejelasan persyaratan administrasi dan kompetensi. Persyaratan
memberikan kesempatan luas kepada masyarakat.
4) Proses seleksi transparan, objektif, adil, akuntabel dan bebas KKN.
5) Pengumuman hasil seleksi diinformasikan secara terbuka.
c. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
1) Telah ada standar kompetensi jabatan.
2) Telah dilakukan asessment kepada seluruh pegawai.
3) Telah diidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi kepada seluruh
pegawai.
4) Telah disusun rencana pengembangan kompetensi seluruh pegawai
dengan dukungan anggaran yang mencukupi.
5) Telah dilakukan pengembangan berbasis kompetensi kepada seluruh
pegawai sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan
kompetensi.
-
10
6) Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala.
d. Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
1) Kebijakan promosi terbuka telah ditetapkan.
2) Pengisian jabatan pimpinan tinggi (utama, madya dan pratama) telah
dilakukan melalui promosi terbuka secara nasional.
3) Promosi terbuka dilakukan secara kompetitif dan obyektif.
4) Promosi terbuka dilakukan oleh panitia seleksi yang independen.
5) Hasil setiap tahapan seleksi diumumkan secara terbuka.
e. Penetapan kinerja individu
1) Penerapan penetapan kinerja individu telah dilakukan terhadap seluruh
pegawai.
2) Seluruh pegawai telah melakukan penilaian kinerja individu yang terkait
dengan kinerja organisasi.
3) Seluruh pegawai telah memiliki ukuran kinerja individu yang sesuai dengan
indikator kinerja individu diatasnya.
4) Pengukuran kinerja individu dilakukan secara bulanan.
5) Telah dilakukan monev atas pencapaian kinerja individu secara berkala.
6) Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pengembangan
karir individu terhadap seluruh pegawai.
7) Capaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian tunjangan
kinerja kepada seluruh pegawai.
f. Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
1) Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah ditetapkan.
2) Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah diimplementasikan
kepada seluruh unit organisasi.
3) Adanya monev atas pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku
instansi secara berkala.
4) Adanya pemberian sanksi dan imbalan (reward) kepada seluruh unit
organisasi.
g. Pelaksanaan evaluasi jabatan
1) Informasi faktor jabatan telah disusun.
2) Seluruh unit organisasi telah menetapkan peta jabatan.
3) Seluruh unit organisasi telah menetapkan kelas jabatan.
-
11
h. Sistem Informasi Kepegawaian
1) Sistem informasi kepegawaian telah dibangun sesuai kebutuhan.
2) Sistem informasi kepegawaian dapat diakses oleh pegawai.
3) Seluruh unit organisasi terus memutakhirkan Sistem Informasi
Kepegawaian.
4) Sistem informasi kepegawaian digunakan sebagai pendukung
pengambilan kebijakan manajemen SDM.
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja
dari instansi pemerintah dengan target akhir yang ingin dicapai adalah
meningkatnya kinerja dan akuntabilitas pemerintah. Kegiatan yang dilaksanakan
untuk mencapai target tersebut adalah kegiatan penguatan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja dan penyusunan
Indikator Kinerja Utama (IKU). Sasaran program ini meliputi: a. Terpenuhinya
peningkatan kualitas akuntabilitas kinerja berdasarkan ketentuan LAKIP dan
SAKIP; b. Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kinerja
organisasi yang terukur; c. Tersusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU) pada
Setjen Wantannas.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Keterlibatan pimpinan
1) Seluruh pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Renstra.
2) Seluruh pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan
Penetapan Kinerja.
3) Seluruh pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala.
b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
1) Seluruh unit organisasi berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja.
2) Terdapat dokumen pedoman akuntabilitas kinerja.
3) Sistem Pengukuran Kinerja berbasis elektronik sudah terimplementasi dan
terintegrasi.
4) Sistem Pengukuran Kinerja dapat diakses oleh seluruh unit organisasi.
5) Pemutakhiran data kinerja dilakukan secara bulanan.
7. Penguatan Pengawasan
Dengan adanya program ini memungkinkan terciptanya penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktek KKN pada seluruh instansi
pemerintah. Target dari program ini adalah meningkatnya kepatuhan terhadap
pengelolaan keuangan negara dan menurunnya tingkat penyalahgunaan
-
12
wewenang dari masing-masing unit kerja. Kegiatan yang menjadi prioritas antara
lain adalah penguatan kembali peran SPIP. Sasaran dari program ini adalah: a.
Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas dan
fungsi; dan b. Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kinerja
organisasi yang terukur.
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Gratifikasi
1) Telah terdapat kebijakan penanganan gratifikasi.
2) Public campaign telah dilakukan secara berkala.
3) UPG melaporkan secara berkala tentang praktik gratifikasi.
4) Telah dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi.
5) Hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi telah ditindaklanjuti.
b. Penerapan SPIP
1) Telah terdapat peraturan Pimpinan organisasi tentang SPIP.
2) Seluruh organisasi telah membangun lingkungan pengendalian.
3) Seluruh organisasi telah melaksanakan penilaian risiko.
4) Seluruh organisasi telah melakukan kegiatan pengendalian untuk
meminimalisir risiko yang telah diidentifikasi.
5) SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak
terkait.
6) Sistem pengendalian intern dimonitoring dan evaluasi secara berkala.
c. Pengaduan Masyarakat
1) Telah ditetapkan kebijakan tentang penanganan pengaduan.
2) Seluruh unit organisasi mengimplementasikan penanganan pengaduan
masyarakat.
3) Seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti.
4) Penanganan pengaduan masyarakat dimonitoring dan evaluasi secara
berkala.
5) Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah
ditindaklanjuti.
d. Whistle-Blowing System
1) Telah terdapat Whistle-Blowing System
2) Whistle Blowing System telah disosialisasikan.
3) Whistle Blowing System telah diimplementasikan.
4) Whistle BlowingSystem dimonitoring dan evaluasi secara berkala.
-
13
5) Seluruh Hasil evaluasi atas Whistle Blowing System telah ditindaklanjuti.
e. Penanganan Benturan Kepentingan
1) Terdapat peraturan/kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan.
2) Penanganan Benturan Kepentingan disosialiasikan ke seluruh unit
organisasi.
3) Penanganan Benturan Kepentingan telah diimplementasikan.
4) Penanganan Benturan Kepentingan dimonitoring dan evaluasi secara
berkala.
5) Seluruh Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan telah
ditindaklanjuti.
f. Pembangunan Zona Integritas
1) Telah dilakukan pencanangan zona integritas.
2) Telah ditetapkan unit yang akan dikembangkan menjadi zona integritas.
3) Pembangunan zona integritas dilakukan secara intensif.
4) Zona integritas yang telah ditentukan dimonitoring dan evaluasi secara
berkala.
5) Telah terdapat unit kerja yang berpredikat menuju WBBM.
g. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
1) Seluruh rekomendasi yang memerlukan komitmen pimpinan telah
ditindaklanjuti dalam 3 tahun terakhir.
2) Seluruh fungsi pengawasan internal tertangani oleh SDM yang kompeten
baik secara kuantitas maupun kualitas.
3) Seluruh kebutuhan di dukung oleh anggaran.
4) Seluruh fungsi pengawasan internal berfokus pada client dan audit
berbasis risiko.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menjadi salah satu indikator dalam reformasi birokrasi
pemerintah. Program peningkatan kualitas pelayanan publik bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dari masing-masing instasi pemerintah
sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Kegiatan yang dapat
mendukung program tersebut adalah dengan menetapkan Standar Pelayanan,
Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta peningkatan partisipasi
masyarakat dalam peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pelaksanaan
Survei Kepuasan Masyarakat. Sasaran program ini adalah: a.
Terimplementasinya penggunaan standar pelayanan dalam pelayanan publik;
dan b. Terjadinya peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik.
-
14
Sasaran tersebut kemudian dijabarkan dalam berbagai aksi dengan
melanjutkan capaian yang diperoleh pada tahun 2018 meliputi:
a. Standar Pelayanan
1) Terdapat kebijakan standar pelayanan yang mencakup kejelasan biaya,
waktu, persyaratan perijinan.
2) Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada seluruh jenis pelayanan.
3) Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan pada seluruh jenis
pelayanan.
4) Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan secara berkala dan
dilakukan dengan melibatkan stakeholders.
5) Dilakukan reviu dan perbaikan SOP secara berkala.
b. Budaya Pelayanan Prima
1) Seluruh sosialisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya penerapan
budaya pelayanan prima.
2) Informasi pelayanan dapat diakses melalui berbagai media (misal: papan
pengumuman, website, media sosial, media cetak, media televisi, radio
dsb).
3) Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai
standar dan sudah diimplementasikan.
4) Apabila seluruh pelayanan sudah dilakukan secara terpadu.
5) Terdapat bukti inovasi pelayanan yang diciptakan dan bermanfaat bagi
penerima pelayanan.
c. Pengelolaan Pengaduan
1) Terdapat media pengaduan pelayanan.
2) Terdapat SOP pengaduan pelayanan secara komprehensif.
3) Terdapat unit yang mengelola pengaduan pelayanan.
4) Telah dilakukan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk
perbaikan kualitas pelayanan.
5) Evaluasi atas penanganan keluhan/masukan dilakukan secara berkala.
d. Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
1) Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dilakukan secara
berkala.
2) Hasil survey kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka.
3) Dilakukan tindak lanjut atas seluruh hasil survey kepuasan masyarakat.
e. Pemanfaatan Teknologi Informasi
-
15
1) Telah memiliki rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian
pelayanan.
2) Seluruh pelayanan telah menerapkan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan.
3) Perbaikan dilakukan secara terus-menerus.
9. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan. Melanjutkan program monitoring dan evaluasi
meliputi :
a. Dokumen laporan evaluasi tahunan.
b. Dokumen laporan evaluasi 5 tahunan.
-
16
BAB III
HASIL PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TERHADAP PENCAPAIAN SASARAN
SEMBILAN PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI
A. Pelaksanaan Kegiatan Monitoring
Kegiatan monitoring dan evaluasi pada periode semester I Tahun 2019, secara
umum dapat dilaksanakan sesuai dengan Instruksi Sesjen Wantannas Nomor: 01
Tahun 2019 tentang Aksi Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas Tahun 2019 dan
Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018 Setjen Wantannas.
Pemantauan atas pelaksanaan sembilan program mikro reformasi birokrasi dilakukan
oleh Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Sesjen Wantannas RI Nomor 53 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Keputusan
Sesjen Wantannas RI Nomor 28 Tahun 2019 tentang Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi di lingkungan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional Tahun 2019.
Pada periode tersebut, Tim menghimpun bahan laporan dari setiap bidang dari
program mikro RB yang merupakan laporan perkembangan dalam periode semester
I tahun 2019 dan sebagai kelanjutan dari pencapaian sebelumnya sebagaimana yang
tertuang dalam laporan pencapaian program RB di Setjen Wantannas pada tahun
2018. Metoda yang digunakan dalam pemantauan adalah pengamatan langsung dan
tidak langsung. Pengamatan langsung keseharian dilakukan untuk mengetahui
perubahan terkait budaya kerja/kinerja seluruh anggota Setjen Wantannas,
sedangkan pengamatan tidak langsung dengan mempelajari dokumen-dokumen
pendukung yang telah dikumpulkan yang dapat dijadikan sebagai bukti kelengkapan
adanya perubahan-perubahan dimaksud.
B. Pencapaian Sasaran Sesuai Sembilan Program Mikro Reformasi Birokrasi
1. Manajemen Perubahan:
a. Pencapaian hasil.
1) Pada semester I tahun 2019 berbagai kegiatan yang dilaksanakan telah
berhasil mencapai sasaran dari program ini telah tercapai yaitu: a.
Tersedianya dokumen strategi manajemen perubahan dan strategi
komunikasi di lingkungan Setjen Wantannas; dan b. Terselenggaranya
sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka
Reformasi Birokrasi. Indikator keberhasilan pencapaian sasaran program
ini adalah sebagai berikut:
a) Tim Reformasi Birokrasi
Terbentuknya Tim Reformasi Birokrasi sesuai kebutuhan organisasi,
sebagaimana tertuang dalam Keputusan Sesjen Wantannas Nomor : 28
Tahun 2019 Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi
Birokrasi di Lingkungan Setjen Wantannas Tahun 2019. Yang
-
17
kemudian dimutakhirkan kembali dalam Keputusan Sesjen Wantannas
Nomor : 53 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Keputusan Sesjen
Wantannas Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Tim Pengarah dan Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi di Lingkungan Setjen Wantannas Tahun
2019.
Terlaksananya seluruh tugas oleh Tim Reformasi Birokrasi sesuai
dengan rencana kerja sebagaimana dalam Laporan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas Tahun 2019 tertuang dalam
Lembar kerja evaluasi RB tahun 2019 dan Laporan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas Tahun 2019 tertuang dalam
Lembar kerja evaluasi RB tahun 2019.
Telah melakukan monitoring dan evaluasi rencana kerja, dan evaluasi
rencana kerja, dan hasil evaluasi telah ditindaklanjuti berupa Laporan
monitoring dan evaluasi program Reformasi Birokrasi Setjen
Wantannas Tahun 2019.
b) Road Map Reformasi Birokrasi
Road Map telah disusun dan ditetapkan sebagai dokumen formal,
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 2
Tahun 2015 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Setjen Wantannas.
Road Map yang disusun telah mencakup 8 area perubahan dan
mencakup Quick win yang ada telah sesuai dengan ekspektivitas dan
dapat diselesaikan dalam waktu cepat, sebagaimana tertuang dalam
Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Setjen Wantannas.
Penyusunan Road Map telah melibatkan seluruh unit organisasi dan
seluruh anggota organisasi telah mendapatkan sosialisasi dan
internalisasi Road Map sebagaimana tertuang dalam Surat Undangan
Nomor: Und- /Sesjen/03/2018 tentang sosialisasi Road Map di
lingkungan Setjen Wantannas, tertanggal 5 Maret 2018.
c) Pemantauan dan Evaluasi Reformasi Birokrasi
Seluruh PMPRB telah direncanakan dan diorganisasikan dengan baik
yang dituangkan dalam Instruksi Sesjen nomor: 1 tahun 2019 Tentang
Aksi Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas dan Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Evaluasi Tahun 2018.
Seluruh aktivitas PMPRB telah dikomunikasikan pada masing-masing
unit organisasi sebagaimana dalam Surat Tugas nomor : ST-
116/Sesjen/02/2019, tanggal 15 Februari 2019.
Terdapat penunjukan keikutsertaan pejabat struktural lapis kedua
sebagai asesor PMPRB dan yang bersangkutan terlibat sepenuhnya
sejak tahap awal hingga akhir proses PMPRB, sebagaimana tertuang
-
18
dalam Surat Perintah Nomor: Sprin-116/Sesjen/02/2019 tanggal 15
Februari 2019 tentang Tim Review dan Tim Asesor Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB).
Koordinator assessor telah melakukan reviu terhadap seluruh kertas
kerja sebelum menyusun kertas kerja instansi dan mayoritas
koordinator assessor mencapai konsensus dan seluruh kriteria dibahas
sebagaimana tertuang dalam Surat Tugas Nomor : 404/Sesjen/05/2018
Tentang Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)
beserta dokumen hasil review koordinator assessor dan daftar hadir
pengisian Bersama PMPRB.
Terdapat Rencana Aksi dan Tindak Lanjut (RATL) yang telah
dikomunikasikan dan dilaksanakan yang telah dituangkan dalam
Instruksi Sesjen nomor 1 tahun 2019 Tentang Aksi Reformasi Birokrasi
Setjen Wantannas Tahun 2019 dan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil
Evaluasi Tahun 2018.
d) Perubahan pola pikir dan budaya kinerja
Seluruh jajaran pimpinan tertinggi terlibat secara aktif dan berkelanjutan
dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagaimana tertuang dalam
Keputusan Sesjen Wantannas Nomor 53 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Keputusan Sesjen Wantannas Nomor 28 Tahun 20189
Tentang Tim Pengarah dan Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Setjen Wantannas Tahun 2019.
Ada media komunikasi yang cakupannya menjangkau seluruh pegawai
dan pemangku kepentingan terkait serta dilaksanakan secara berkala
yang dapat diakses melalui alamat website www.wantannas.go.id, dan
www.ortala.dkn.go.id
Sudah terdapat upaya pembentukan agen perubahan secara formal
dan sesuai ukuran organisasi, dan sudah mengikuti pelatihan sebagai
role model dalam perubahan sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Sesjen Wantannas Nomor 29 Tahun 2018 Tentang Penunjukan Agen
Perubahan Dalam Rangka Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di
Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional.
2) Dari berbagai pencapaian dalam program manajemen perubahan diatas
maka secara sistematis dan konsistensi telah membuat sistem dan
mekanisme kerja organisasi, pola pikir serta budaya kerja individu atau unit
kerja didalamnya menjadi lebih baik. Tercapainya target terciptanya
komitmen dari seluruh elemen untuk melaksanakan reformasi birokrasi,
terjadinya perubahan pola pikir dan budaya kerja, serta menurunkan resiko
resistensi dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.
http://www.wantannas.go.id/http://www.ortala.dkn.go.id/
-
19
b. Evaluasi.
1) Peran agen perubahan sebagai penggerak perubahan dilingkungannya
perlu secara berkala diberikan pelatihan.
2) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan Reformasi
Birokrasi terutama dalam kaitannya dengan pengisian PMPRB online.
3) Menginternalisasikan secara terus menerus Reformasi Birokrasi di seluruh
unit organisasi.
4) Secara bertahap program reformasi birokrasi terus memberikan dampak
positif pada perubahan kinerja organisasi.
c. Rencana aksi kedepan.
1) Memaksimalkan peran agen perubahan sebagai penggerak perubahan
dilingkungannya.
2) Memaksimalkan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
Reformasi Birokrasi terutama dalam kaitannya dengan pengisian PMPRB
online.
3) Melanjutkan sosialisasi dan internalisasi program reformasi birokrasi
secara lebih intens.
2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan:
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Teridentifikasinya peraturan perundang-
undangan yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Setjen Wantannas; dan b.
Tersedianya Peta peraturan-peraturan perundang-undangan di lingkungan
Setjen Wantannas. Indikator keberhasilan pencapaian sasaran program ini
adalah sebagai berikut:
1) Harmonisasi
Identifikasi, analisis, dan pemetaan terhadap seluruh peraturan perundang-
undangan yang tidak harmonis/sinkron telah dilakukan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Evaluasi Semester I Kelompok Program
Penguatan Peraturan Perundang-Undangan tahun 2018 dan Laporan
Evaluasi Semester II Kelompok Program Penguatan Peraturan Perundang-
Undangan tahun 2018.
Revisi atas peraturan perundang-undangan yang tidak harmonis / tidak
sinkron telah selesai dilakukan dengan diterbitkannya Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No. 2 tahun 2018 Tentang Penataan
Sistem Tunjangan Kinerja Kepada Pegawai Negeri di Lingkungan Setjen
Wantannas.
2) Sistem pengendalian dalam penyusunan peraturan perundang-undangan
Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangan yang
mensyaratkan adanya Rapat Koordinasi, Naskah Akademis/kajian/policy
-
20
paper, dan Paraf Koordinasi yang tergambar dalam proses penyusunan
Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor 1 dan
Nomor 2 tahun 2017 Tentang Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Kepada
Pegawai Negeri di Lingkungan Setjen Wantannas.
Evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan
perundang-undangan dilakukan secara berkala yang dituangkan dalam
Laporan Evaluasi Semester I Kelompok Program Penguatan Peraturan
Perundang-Undangan tahun 2018 dan Laporan Evaluasi Semester II
Kelompok Program Penguatan Peraturan Perundang-Undangan tahun
2018.
b. Evaluasi.
1) Identifikasi dan pemetaan terhadap keselarasan peraturan perundang-
undangan yang tekait dengan organisasi Setjen Wantannas telah
dilaksanakan.
2) Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan belum
tertata dengan baik.
c. Rencana aksi kedepan.
1) Menata sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-
undangan.
2) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap proses pengendalian dan
penyusunan peraturan perundang-undangan.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi:
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Tersedianya peta tugas dan fungsi unit
kerja pada Setjen Wantannas yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing);
dan b. Terbentuknya unit kerja yang menangani fungsi organisasi, tatalaksana,
kepegawaian dan Diklat yang mampu mendukung tercapainya tujuan dan
sasaran reformasi birokrasi. Indikator keberhasilan pencapaian sasaran
program ini adalah sebagai berikut:
1) Evaluasi
Evaluasi untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi
kepada seluruh unit organisasitelah dilakukan sebagaimana tertuang
dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Setjen Wantannas
Tahun 2018.
Evaluasi yang mengukur jenjang organisasi kepada seluruh unit organisasi
telah dilakukan dengan diterbitkannya Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional No. 1 Tahun 2017 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No. 77
Tahun 2013 Tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Setjen
Wantannas.
-
21
Evaluasi yang menganalisis kemungkinan duplikasi fungsi kepada seluruh
unit kerja telah dilakukan yang tertuang dalam Laporan Evaluasi
Kelembagaan Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018.
Evaluasi yang menganalisis satuan organisasi yang berbeda tujuan namun
ditempatkan dalam satu kelompok kepada seluruh unit kerja telah
dilakukan sebagaimana tertuang dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan
Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018.
Evaluasi yang menganalisis kemungkinan adanya pejabat yang melapor
kepada lebih dari seorang atasan kepada seluruh unit kerja telah dilakukan
sebagaimana tertuang dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan Pemerintah
Setjen Wantannas Tahun 2018.
Evaluasi atas kesesuaian struktur organisasi dengan mandat kepada
seluruh unit kerja telah dilakukan sebagaimana tertuang dalam Laporan
Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018.
Evaluasi yang menganalisis kemungkinan tumpang tindih fungsi dengan
instansi lain telah dilakukan sebagaimana tertuang dalam Laporan
Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Setjen Wantannas Tahun 2018.
Evaluasi yang menganalisis kemampuan struktur organisasi untuk adaptif
terhadap perubahan lingkungan strategis telah dilakukan sebagaimana
tertuang dalam Laporan Evaluasi Kelembagaan Pemerintah Setjen
Wantannas Tahun 2018.
2) Penataan
Seluruh hasil evaluasi telah ditindaklanjuti dengan mengajukan perubahan
organisasisebagaimana tertuang dalam Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Ketahanan Nasional No. 13 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: 1.1101.3001301 Tahun 2000
Tentang Organisasi, Tugas, dan Tata Kerja Setjen Wantannas yang
ditindaklanjuti dengan penyusunan Rancangan Peraturan Presiden Nomor
… Tahun 2017 Tentang Dewan Ketahanan Nasional.
b. Evaluasi
1) Perubahan organisasi belum dilaksanakan secara keseluruhan dan masih
mencakup unit Ke-Biro-an.
2) Rancangan Peraturan Presiden terkait Dewan Ketahanan Nasional masih
belum rampung.
3) Perubahan struktur Wantannas sedang dalam proses pengajuan.
Perubahan struktur tersebut dilakukan dalam rangka penyesuaian
terhadap rumpun kelembagaan dan mengakomodir fungsi tambahan
Setjen Wantannas sebagai pembina program bela negara sedang dalam
proses pengajuan.
-
22
c. Rencana Aksi Ke depan
1) Melanjutkan proses penataan kelembagaan agar sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Melakukan evaluasi efektivias dan efisiensi organisasi dalam
menghasilkan kinerja.
4. Penataan Tatalaksana:
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Tersedianya dokumen SOP
penyelenggaraan tugas dan fungsi yang disahkan; dan b. Tersedianya
e-government di lingkungan Setjen Wantannas. Indikator keberhasilan
pencapaian sasaran program ini adalah sebagai berikut:
1) Proses bisnis dan prosedur operasional tetap (SOP) kegiatan utama
Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai
dengan tugas dan fungsi sebagaimana tertuang dalam Keputusan
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional No. Skep-
79/Sesjen/XII/2011 Tentang Mekanisme dan Prosedur Kerja Setjen
Wantannas.
Seluruh peta proses bisnis telah dijabarkan dalam SOP sebagaimana
tertuang dalam Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan
Nasional No. Kep-36/Sesjen/IV/2014 Tentang Penetapan Dokumen
Standar Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP-AP) di Lingkungan
Setjen Wantannas Tahun 2014.
Seluruh unit organisasi telah menerapkan prosedur operasional tetap
(SOP) sebagaimana tertuang dalam Laporan Penerapan dan Evaluasi
SOP AP Setjen Wantannas Semester I dan Semester II Tahun 2018.
Terdapat evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan
SOP secara berkala dan seluruh hasilnya telah ditindaklanjuti
sebagaimana tertuang dalam Laporan Penataan Tata Laksana / Proses
Bisnis Setjen Wantannas Tahun 2018.
2) E-Government
Rencana pengembangan e-government di lingkungan instansi sudah
dituangkan dalam Grand Design Pengembangan Sistem Keamanan
Informasi Setjen Wantannas Tahun 2017-2019.
Implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi di
lingkungan internal dalam rangka mendukung proses birokrasi (misal:
intranet, sistem perencanaan dan penganggaran, sistem data base SDM,
dll) sudah dilakukan sebagaimana terlihat dalam screenshot Aplikasi-
Aplikasi Setjen Wantannas dan screenshot e-government Setjen
Wantannas.
-
23
Implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat (misal: website
untuk penyediaan informasi kepada masyarakat, sistem pengaduan) sudah
dilakukan sebagaimana terlihat dalam screenshot: www.dkn.go.id;
perencanaan.dkn.go.id; lpse.dkn.go.id; ortala.dkn.go.id dan www.e-
government.dkn.go.id.
Implementasi pengembangan e-government secara terintegrasi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan
transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan melalui website,
melakukan pembayaran, dll) sudah dilakukan sebagaimana terlihat dalam
screenshot: lpse.dkn.go.id; [email protected].
3) Keterbukaan Informasi Publik
Kebijakan pimpinan tentang keterbukaan informasi publik (identifikasi
informasi yang dapat diketahui oleh publik dan mekanisme penyampaian)
telah ada sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Uji Konsekuensi
Informasi tanggal 16 Mei 2014 dan Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan
Ketahanan Nasional No. 41A/SK/V/2010 Tentang Tata Cara Pelayanan
Informasi Publik di Lingkungan Setjen Wantannas.
Kebijakan keterbukaan informasi publik telah diterapkan dimana seluruh
informasi publik telah dapat diakses sebagaiman terlihat dalam screenshot:
https://www.dkn.go.id/ppid/.
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi
publik dilakukan secara berkala sebagaimana tertuang dalam Nodin Ketua
Bidang Pengelolaan Informasi Publik Nomor: ND-08/PPID/07/2018
Tentang Laporan Evaluasi PPID Setjen Wantannas Semester I Tahun
2018 dan Nodin Ketua Bidang Pengelolaan Informasi Nomor: ND-
01/PPID/01/2019 Tentang Laporan Evaluasi PPID Setjen Wantannas
Semester II Tahun 2018.
b. Evaluasi
1) Sudah memiliki aplikasi e-government yang terintegrasi dalam aplikasi e-
sinergi.
2) Tindak lanjut hasil Evaluasi SOP Setjen Wantannas masih belum
dilaksanakan secara optimal.
c. Rencana Aksi Ke depan
1) Menetapkan peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi
organisasi serta menjabarkannya ke dalam SOP Makro dan Mikro.
2) Meningkatkan evaluasi terhadap SOP yang ada sehingga mampu
meningkatkan efektivitas dan mengidentifikasi resiko.
3) Mengintegrasikan seluruh aplikasi yang ada.
4) Membuat peta proses bisnis bagi semua unit organisasi sesuai tugasnya
masing-masing.
http://www.dkn.go.id/https://www.dkn.go.id/ppid/
-
24
5. Penataan Sistem Manajemen SDM :
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Terbangunnya subsistem rekrutmen yang
terbuka, transparan, akuntabel dan berbasis kompetensi; b. Tersedianya
uraian jabatan; c. Tersedianya peringkat jabatan; d. Tersedianya dokumen
standar kompetensi jabatan; e. Tersedianya peta profil kompetensi individu; f.
Tersedianya indikator kinerja individu yang terukur; g. Tersedianya data
pegawai yang mutakhir dan akurat; h. Terbangunnya sistem dan proses
pendidikan dan pelatihan pegawai berbasis kompetensi di lingkungan Setjen
Wantannas. Indikator keberhasilan pencapaian sasaran program ini adalah
sebagai berikut:
1) Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi
Analisis jabatan dan analisis beban kerja telah dilakukan kepada seluruh
jabatan sebagaimana tertuang dalam Persesjen No. 1 tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Sesjen Wantannnas Nomor 77 Tahun 2013
Tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Setjen Wantannas
serta dapat dilihat dalam printscreen aplikasi e-formasi.menpan.go.id dan
Lampiran ABK dan Informasi Faktor Jabatan.
Perhitungan kebutuhan pegawai, telah dilakukan kepada seluruh unit
organisasi sebagaimana tertuang dalamPersesjen No. 1 tahun 2017
Tentang Perubahan Atas Peraturan Sesjen Wantannnas Nomor 77 Tahun
2013 Tentang Penetapan Peringkat Jabatan di Lingkungan Setjen
Wantannas dan printscreen aplikasi e-formasi.menpan.go.id.
Rencana redistribusi pegawai dan proyeksi kebutuhan 5 tahun telah
disusun dan diformalkan sebagaimana tetuang dalam Daftar kebutuhan
rencana dan redistribusi 2015-2019.
Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama instansi telah
dihitung dan diformalkan sebagaimana tertuang dalam Persesjen No. 1
tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sesjen Wantannnas
Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penetapan Peringkat Jabatan di
Lingkungan Setjen Wantannas.
2) Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas
KKN
Proses seleksi pegawai telah dilakukan secara transparan, objektif, adil,
akuntabel dan bebas KKN mulai dari pengumuman penerimaan,
pendaftaran, persyaratan administrasidan kompetensi yang memberikan
kesempatan luas kepada masyarakat, pengumuman hasil seleksi
diinformasikan dan disebarluaskan secara terbuka melalui berbagai media
(misal: website, jejaring sosial, dsb) yang salah satunya dapat diakses
melalui aplikasi SIMKA Kepegawaian (screenshot aplikasi simka
kepegawaian).
-
25
3) Pengembangan pegawai berbasis kompetensi
Telah ada standar kompetensi jabatan sebagaimana tertuang dalam
Formulir pengisian data jabatan.
Telah dilakukan asessment kepada seluruh pegawai sebagaimana tertera
dalam dokumen kerja sama assessment dengan Kemhan.
Telah diidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi kepada seluruh
pegawai sebagaimana tertuang dalam Penghitungan Indeks Profesional
pegawai.
Telah disusun rencana pengembangan kompetensi seluruh pegawai
dengan dukungan anggaran yang mencukupi sebagaimana tertuang
dalam Daftar Rekapitulasi Data Kelembagaan dan Kepegawaian Tahun
2018 (Profil Instansi Pusat).
Telah dilakukan pengembangan berbasis kompetensi kepada seluruh
pegawai sesuai dengan rencana dan kebutuhan pengembangan
kompetensi sebagaimana tertuang dalam Daftar Laporan Realisasi
Anggaran Pelaksanaan Diklat.
Telah dilakukan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala sebagaimana tertuang dalam Laporan
Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi
Semester I dan Semester II.
4) Promosi jabatan dilakukan secara terbuka
Kebijakan promosi terbuka telah ditetapkan sebagaimana tertuang dalam
Persesjen nomor 20 tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengisian Jabtan
Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan Setjen Wantannas dan
Surat Sesjen Wantannas tahun 2017 perihal pengisian jabatan pimpinan
tinggi madya. Selain itu, Persesjen nomor 20 tahun 2017 Tentang Tata
Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka di Lingkungan
Setjen Wantannas dan Surat Sesjen Wantannas tahun 2017 perihal
pengisian jabatan pimpinan tinggi madya juga mempertegas bahwa Setjen
Wantannas telah berupaya melakukan pengisian jabatan pimpinan tinggi
(utama, madya dan pratama) melalui promosi terbuka secara nasional,
dilakukan secara kompetitif dan obyektif oleh panitia seleksi yang
independen, serta setiap tahapan seleksi diumumkan secara terbuka.
5) Penetapan kinerja individu
Penerapan penetapan kinerja individu telah dilakukan terhadap seluruh
pegawai, Seluruh pegawai telah melakukan penilaian kinerja individu yang
terkait dengan kinerja organisasi, seluruh pegawai telah memiliki ukuran
kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja individu diatasnya,
Pengukuran kinerja individu telah dilakukan secara bulanan yang
dituangkan dalam aplikasi BKN Elapkin-asn.bkn.go.id -skp masing -masing
pegawai.
-
26
Telah dilakukan monev atas pencapaian kinerja individu secara berkala
sebagaimana tertuang dalam Laporan Monev Semester I dan Semester II
Pencapaian Kinerja Pegawai.
Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pengembangan
karir individu terhadap seluruh pegawai sebagaimana tergambar dalam
Laporan Hasil Assessment -Hasil Baperjakat.
Capaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk pemberian tunjangan
kinerja kepada seluruh pegawai sebagaimana tertuang dalam Persesjen
No. 2 tahun 2017 Tentang Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Kepada
Pegawai.
6) Penegakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku pegawai
Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku instansi telah ditetapkan dan
diimplementasikan kepada seluruh unit organisasi sebagaimana tertuang
dalam Kepsesjen Nomor: Per-57/Sesjen/VI/2012 Tentang Kode Etik
Pegawai Setjen Wantannas. Selain itu, telah dilakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku
instansi secara berkala yang tertuang dalam Kepsesjen Nomor: Per-
57/sesjen/VI/2012 Tentang Kode Etik Pegawai Setjen Wantannas dan
Laporan Monev Tentang Pelaksanaan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode
Perilaku Instansi.
Selain itu, pemberian sanksi dan imbalan (reward) kepada seluruh unit
organisasi telah dilaksanakan sebagaimana diatur dalam Persesjen No. 2
tahun 2017 Tentang Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Kepada Pegawai.
7) Pelaksanaan evaluasi jabatan
Informasi faktor jabatan telah disusun sebagaimana tertuang dalam
Persesjen nomor 1 tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Sesjen
Wantannnas Nomor 77 Tahun 2013 Tentang Penetapan Peringkat Jabatan
di Lingkungan Setjen Wantannas. Selain itu, Persesjen tersebut juga
menetapkan peta jabatan dan kelas jabatan seluruh unit organisasi.
8) Sistem Informasi Kepegawaian
Sistem informasi kepegawaian telah dibangun sesuai kebutuhan, dan
dapat diakses oleh pegawai melalui aplikasi SIMKA Kepegawaian
(screenshot aplikasi kepegawaian SIMKA). Sistem Informasi
Kepegawaianterus dimutakhirkan dan dipergunakan sebagai pendukung
pengambilan kebijakan manajemen SDM.
b. Evaluasi
1) Assessment telah dilakukan terhadap seluruh pegawai.
2) Telah menerapkan aturan untuk pemanfaatan hasil kinerja sebagai ukuran
pembayaran tunjangan kinerja.
-
27
3) Monitoring dan evaluasi atas pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala sudah cukup efektif namun masih perlu
diintensifkan pelaksanaannya.
4) Karena terkait dengan pembinaan personil dari organisasi induknya,
kebijakan promosi jabatan secara terbuka belum dapat sepenuhnya
dilaksanakan.
c. Rencana Aksi Ke depan
1) Meningkatkan penataan SDM sehingga dapat menerapkan sistem merit
dalam pengisian jabatan.
2) Melanjutkan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis
kompetensi secara berkala.
3) Meningkatkan koordinasi dengan K/L lain dalam pengisian jabatan
pimpinan tinggi (utama, madya dan pratama).
4) Menyusun draft Peraturan Sesjen Wantannas tentang Standar Kompetensi
Jabatan di Lingkungan Setjen Wantannas.
5) Menyusun draft Peraturan Sesjen Wantannas tentang Manajemen Talenta
di Lingkungan Setjen Wantannas guna penyediaan pegawai negeri sipil
terbaik yang memiliki kualifikasi, kompetensi, dan kinerja optimal untuk
mengisi jabatan struktural.
6. Penguatan Pengawasan :
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Terjadinya peningkatan ketaatan, efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi; dan b. Terbangunnya sistem
yang mampu mendorong tercapainya kinerja organisasi yang terukur. Indikator
keberhasilan pencapaian sasaran program ini adalah sebagai berikut:
1) Gratifikasi
Telah terdapat kebijakan penanganan gratifikasi sebagaimana tertuang
dalam Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: 114 Tahun 2017 Tentang
Tim Pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi Setjen Wantannas.
Public campaign telah dilakukan secara berkala melalui media website
Setjen Wantannas.
UPG melaporkan secara berkala tentang praktik gratifikasi sebagaimana
tertuang dalam Nota Dinas Ketua UPG Setjen Wantannas Nota Dinas Ketua
UPG Setjen Wantannas Nomor: ND- 01/UPG/01/2018 Tentang Laporan
Kegiatan UPG Semester II Tahun 2017, tanggal 15 Januari 2018 dan Nota
Dinas Ketua UPG Setjen Wantannas Nomor: ND- 2/UPG/01/2019 Tentang
Laporan Kegiatan UPG Semester II Tahun 2018, tanggal 3 Januari 2019.
Selain itu, juga dilakukan evaluasi dan tindaklanjut atas kebijakan
penanganan gratifikasi sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Ketua
UPG Setjen Wantannas Nomor: ND-01/UPG/01/2018 Tentang Laporan
Kegiatan UPG Semester II Tahun 2017, tanggal 15 Januari 2018 dan Nota
-
28
Dinas Ketua UPG Setjen Wantannas Nomor: ND- 2/UPG/01/2019 Tentang
Laporan Kegiatan UPG Semester II Tahun 2018, tanggal 3 Januari 2019.
tersebut.
2) Penerapan SPIP
Telah terdapat peraturan Pimpinan organisasi tentang SPIP sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Sesjen Wantannas Nomor: Kep-87/Sesjen/XII/
2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
di Lingkungan Setjen Wantannas.
Seluruh organisasi telah membangun lingkungan pengendalian
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Sesjen Wantannas Nomor 13
Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Kepsesjen Wantannas Nomor
1.1101.30013101 Tentang Organisasi Tugas Dan Tata Kerja Setjen
Wantannas.
Seluruh organisasi telah melaksanakan penilaian risiko dan telah
melakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah
diidentifikasi sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Kabag Pengawasan
Internal Nomor: 26/ND/Wasint/XII/2017 Tentang Pelaksanaan Penilaian
Resiko dan Rencana Tindak Lanjut Penilaian Risiko TA. 2017.
SPI telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak
terkaitsalah satunya melalui publikasi Peraturan Sesjen Wantannas
Nomor: Kep-87/Sesjen/XII/2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Setjen Wantannas di
website www.wantannas.go.id
Sistem pengendalian intern dimonitoring dan evaluasi secara berkala
sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-
202/Biro PSP/VI/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI
Triwulan I atas unit Keuangan, Unit Kepegawaian, dan Unit Aset, Nota
Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND- 282/Biro PSP/VII/2017 Tentang
Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI Triwulan II atas unit Keuangan,
Unit Kepegawaian, dan Unit Aset, Nota Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-
402/Biro PSP/XI/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI
Triwulan III atas unit Keuangan, Unit Kepegawaian, dan Unit Aset dan Nota
Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND- 27/Biro PSP/01/2018 Tentang Laporan
Pelaksanaan Pemeriksaan TPI Triwulan IV atas Pengadaan Barang/Jasa
atas belanja modal TA.2017.
3) Pengaduan Masyarakat
Telah ditetapkan kebijakan tentang penanganan pengaduan sebagaimana
tertuang dalam Kepsesjen No. 12 tahun 2012 Tentang Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Setjen Wantannas.
Seluruh unit organisasi mengimplementasikan penanganan pengaduan
masyarakat sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Ketua Bidang
http://www.wantannas.go.id/
-
29
Pengelolaan Informasi Nomor: ND-04/PPID/03/2017 Tentang Laporan
Triwulan I, Nota Dinas Ketua Bidang Pengelolaan Informasi Nomor: ND-
17/PPID/06/2017 Tentang Laporan Triwulan II, Nota Dinas Nomor: ND-
286/PPID/09/2017 Tentang Laporan Triwulan III kegiatan pengelolaan
informasi dan dokumentasi, dan Nota Dinas Nomor: ND-409/PPID/12/2017
Tentang Laporan Triwulan IV kegiatan pengelolaan informasi dan
dokumentasi dan Nota Dinas Nomor: ND-03/PPID/04/2018 Tentang
Laporan Triwulan I kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi tahun
2018.
Seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat ditindaklanjuti
sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Ketua Bidang Pengelolaan
Informasi Nomor: ND-04/PPID/03/2017 Tentang Laporan Triwulan I, Nota
Dinas Ketua Bidang Pengelolaan Informasi Nomor: ND-17/PPID/06/2017
Tentang Laporan Triwulan II, Nota Dinas Nomor: ND-286/PPID/09/2017
Tentang Laporan Triwulan III kegiatan pengelolaan informasi dan
dokumentasi, dan Nota Dinas Nomor: ND-409/PPID/12/2017 Tentang
Laporan Triwulan IV kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi dan
Nota Dinas Nomor: ND-03/PPID/04/2018 Tentang Laporan Triwulan I
kegiatan pengelolaan informasi dan dokumentasi tahun 2018.
Penanganan pengaduan masyarakat dimonitoring dan evaluasi secara
berkala dan hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat telah
ditindaklanjuti sebagaiman tertuang dalam Nota Dinas Ketua Bidang
Pengelolaan Informasi Nomor: ND-21/PPID/07/2017 Tentang Evaluasi
Kegiatan PPID Semester I, Nota Dinas Ketua Bidang Pengelolaan
Informasi Nomor: ND-36/PPID/12/2017 Tentang Evaluasi Kegiatan PPID
Semester II.
4) Whistle-Blowing System
Whistle Blowing System telah diimplementasikan sebagaimana tertuang
dalam Kepsesjen nomor 42/Sesjen/V/2014 Tentang Whistle Blowing
System Setjen Wantannas dan Surat Perintah Nomor: Sprin-
336/Sesjen/V/2014 Tentang Verifikator dan Penelaah Whistle Blowing
System.
Whistle Blowing System telah disosialisasikan melalui Banner, Stiker,
Website dan Buku.
Whistle Blowing System dimonitoring dan evaluasi tersebut telah
ditindaklanjuti sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Nomor:
01/ND/WBS/03/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Whistle Blowing
System Triwulan I TA 2017, Nota Dinas Nomor: 02/ND/WBS/06/2017
Tentang Laporan Pelaksanaan Whistle Blowing System Triwulan II TA
2017. Nota Dinas Nomor: 03/ND/WBS/06/2017 Tentang Laporan
Pelaksanaan Whistle Blowing System Triwulan III TA 2017, dan Nota Dinas
Nomor: 04/ND/WBS/12/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Whistle
Blowing System Triwulan IV TA 2017.
-
30
5) Penanganan Benturan Kepentingan
Terdapat peraturan/kebijakan Penanganan Benturan Kepentingan
sebagaimana tertuang dalam Persesjen No. 46 Tahun 2016 Tentang
Pedoman Benturan Kepentingan di Lingkungan Setjen Wantannas.
Penanganan Benturan Kepentingan disosialiasikan ke seluruh unit
organisasi salah satunya melalui kegiatan Jam Pimpinan sebagaimana
tertuang dalam Notulen Jampim Tanggal 9 Januari 2017 Tentang Arahan
Sesjen Wantannas tentang Tugas dan Fungsi Setjen Wantannas.
Penanganan Benturan Kepentingan telah diimplementasikan
sebagaimana tertuang dalam Surat Perintah Nomor: Sprin-
861/Sesjen/12/2016 Tentang Penunjukan Bagian Pengawasan Internal
Setjen Wantannas Melakukan Evaluasi atas Penangan Benturan
Kepentingan.
Penanganan Benturan Kepentingan dimonitoring dan evaluasi secara
berkala sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Nomor: ND-9/WASINT/
IV/2017 Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan
Kepentingan TW I TA 2017, Nota Dinas Nomor: ND-34/WASINT/VII/2017
Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan
Kepentingan. TW II TA 2017, Nota Dinas Nomor: ND-42/WASINT/XI/2017
Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan
Kepentingan. TW III TA 2017, Nota Dinas Nomor: ND-56/WASINT/XII/2017
Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan
Kepentingan. TW IV TA 2017, dan Nota Dinas Nomor: ND-14/WASINT/4/
2018 Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan
Kepentingan. TW I TA 2018
Seluruh Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan tersebut
telah ditindaklanjuti sebagaimana tertuang dalam Nota Dinas Nomor: ND-
01/WASINT/I/2017 Tentang Penyampaian Hasil Evaluasi Atas
Penanganan Benturan Kepentingan TW II TA 2016, Nota Dinas Nomor:
ND-35/WASINT/VII/2017 Tentang Penyampaian Laporan Tindak Lanjut
Hasil Evaluasi Atas Penanganan Benturan Kepentingan Semester II TA
2016.
6) Pembangunan Zona Integritas
Telah dilakukan pencanangan zona integritas yang ditandai dengan
penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas,
tanggal 24 Maret 2015. Sebagaimana tindaklanjutnya telah ditetapkan unit
yang akan dikembangkan menjadi zona integritas melalui Kepsesjen
nomor 9 tahun 2017 tentang Penetapan Unit Kerja Yang Dikembangkan
Menjadi Zona Integritas Di Lingkungan Setjen Wantannas TAhun 2017,
tanggal 12 Januari 2017.
-
31
Pembangunan zona integritas dilakukan secara intensif dengan
dikeluarkannya Sprin-15/Sesjen/01/2017 Tentang Tim Penilai Internal
Zona Integritas, tanggal 12 Januari 2017.
Zona integritas yang telah ditentukan dimonitoring dan evaluasi secara
berkala yang dituangkan Laporan Monev TW I - TW IV tahun 2017 dan
Semester I tahun 2018.
Berdasarkan hasil monev tersebut, ditetapkan calon unit kerja yang
berpredikat menuju WBBM melalui Kepsesjen Nomor 139 tahun 2017
tentang Penetapan Calon Unit Kerja Berpredikat Menuju Wilayah Bebas
Dari Korupsi (WBK) di Lingkungan Setjen Wantannas Tahun 2017, tanggal
17 Juli 2017.
7) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
Seluruh rekomendasi yang memerlukan komitmen pimpinan telah
ditindaklanjuti dalam 2 tahun terakhir yang tertuang dalam Nota Dinas
Sesjen Wantannas Terhadap Nota Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-
202/Biro PSP/VI/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI
Triwulan I atas unit Keuangan, Unit Kepegawaian, dan Unit Aset, Nota
Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-282/Biro PSP/VIII/2017 Tentang
Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI Triwulan II atas unit Keuangan,
Unit Kepegawaian, dan Unit Aset, Nota Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-
402/Biro PSP/VI/2017 Tentang Laporan Pelaksanaan Pemeriksaan TPI
Triwulan III atas unit Keuangan, Unit Kepegawaian, dan Unit Aset, dan Nota
Dinas Kepala Biro PSP Nomor: ND-27/Biro PSP/01/2018 Tentang Laporan
Pelaksanaan Triwulan IV TA. 2017 atas pengadaan barang/jasa atas
belanja modal TA. 2017.
Seluruh fungsi pengawasan internal tertangani oleh SDM yang kompeten
baik secara kuantitas maupun kualitas yang tertuang dalam Kepsesjen
Wantannas Nomor: 149 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Keputusan
Sesjen Wantannas Nomor 49 Tahun 2017 Tentang Tim Pengawas Internal
di Lingkungan Setjen Wantannas Tahun 2017 dan Persesjen Nomor 1
Tahun 2017 Tentang Kelas Jabatan.
Seluruh kebutuhan didukung oleh anggaran yang dituangkan dalam RKA-
KL Tahun 2018 revisi 2.
Seluruh fungsi pengawasan internal berfokus pada client dan audit
berbasis risiko yang dituangkan dalam Persesjen Nomor Per-02/Sesjen/V/
2016.
b. Evaluasi
1) Sudah memiliki seperangkat kebijakan dalam rangka menjaga dan
menegakkan integritas pegawai (gratifikasi, benturan kepentingan,
pengaduan masyarakat, dan whistle blowing system)
-
32
2) Karena masih terdapat keterbatasan SDM, penilaian risiko atas organisasi
belum dapat dilakukan secara menyeluruh.
3) Belum maksimalnya kegiatan identifikasi dan pengendalian untuk
meminimalisir risiko.
4) Penanganan benturan kepentingan belum tersosialisasikan keseluruh unit
karena belum ada badan yang menangani secara definitif.
5) APIP belum didukung dengan SDM yang memadai secara kuantitas dan
kualitas.
c. Rencana aksi ke depan
1) Melakukan evaluasi atas efektivitas kebijakan yang terkait dengan
penguatan integritas (gratifikasi, benturan kepentingan, WBS, Pengaduan
Masyarakat)
2) Mendorong peningkatan Tingkat Kematangan SPIP (taget 2019 ada di
level 3)
3) Terus meningkatkan kapabilitas APIP (target 2019 ada di level 3)
4) Sosialisasikan penanganan benturan kepentingan keseluruh unit.
5) Menetapkan unit kerja “menuju WBK/WBBM”.
7. Penguatan Akuntabilitas Kinerja :
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Terpenuhinya peningkatan kualitas
akuntabilitas kinerja berdasarkan ketentuan AKIP dan SAKIP; b.
Terbangunnya sistem yang mampu mendorong tercapainya kinerja organisasi
yang terukur; c. Tersusunnya Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Setjen
Wantannas.Indikator keberhasilan pencapaian sasaran program ini adalah
sebagai berikut:
1) Keterlibatan pimpinan
Seluruh pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan Renstra
yang ditetapkan melalui Persesjen nomor 1 tahun 2015 tentang Renstra
Setjen Wantannas Periode 2015-2019.
Seluruh pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan
Penetapan Kinerja dan Seluruh pimpinan memantau pencapaian kinerja
secara berkala yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
2) Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja
Seluruh unit organisasi berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja yang dibuktikan dengan adanya Sprint
Diklat Teknis pegawai Setjen Wantannas.
Terdapat dokumen pedoman akuntabilitas kinerja yang tertuang dalam
Kepsesjen nomor 84/sesjen/XII/2013 tanggal 31 Desember 2013
Sistem Pengukuran Kinerja berbasis elektronik sudah terimplementasi dan
terintegrasi dandapat diakses oleh seluruh unit organisasi yang tertuang
-
33
dalam Kepsesjen nomor 27 tahun 2017 dan adanya aplikasi e-kinerja
(screenshot aplikasi dan manual aplikasi e-kinerja). Data kinerja yang
tertuang dalam aplikasi e-kinerja tersebut dilakukan pemutakhiran secara
bulanan.
b. Evaluasi
1) Telah dilakukan review Renstra
2) Telah melakukan perbaikan Indikator Kinerja Utama (IKU)
3) Laporan Kinerja telah menjawab Perjanjian Kinerja.
c. Rencana aksi.
1) Melakukan penyempurnaan cas cading di tiap level unit kerja
2) Melakukan penyempunaan sistem monitoring per triwulan berdasarkan
Perjanjian Kinerja di tiap level organisasi.
3) Melanjutkan pemutakhiran data kinerja secara berkala.
4) Melanjutkan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah.
5) Melanjutkan pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi.
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik :
a. Pencapaian Hasil
Sasaran dari program ini adalah: a. Terimplementasinya penggunaan standar
pelayanan dalam pelayanan publik; dan b. Terjadinya peningkatan partisipasi
masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Indikator keberhasilan
pencapaian sasaran program ini adalah sebagai berikut:
1) Standar Pelayanan
Terdapat kebijakan standar pelayanan yang mencakup kejelasan biaya,
waktu, persyaratan perijinan sebagaimana tertuang dalam Kepsesjen
Nomor Kep-52/Sesjen/VIII/2013 Tentang Standar Pelayanan Unit Kerja di
Lingkungan Setjen Wantannas.
Standar pelayanan telah dimaklumatkan pada seluruh jenis pelayanan
sebagaimana tertuang dalam Maklumat Pelayanan Nomor 90 Tahun 2016.
Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan pada seluruh jenis
pelayanan yang ditetapkan melalui Kepsesjen Nomor: Kep-
38/Sesjen/V/2014 Tentang Standar Operasional Prosedur Tata Cara
Pelayanan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Setjen Wantannas.
Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan secara berkala dan
dilakukan dengan melibatkan stakeholders sebagaimana tertuang dalam
Laporan Hasil Review dan Perbaikan Standar Pelayanan Serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) Program Reformasi Birokasi Bidang
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Semester I Tahun 2018 dan
Laporan Hasil Reviu dan Perbaikan Standar Pelayanan Serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) Program Reformasi Birokasi Bidang
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Semester II Tahun 2018. Dalam
-
34
laporan tersebut juga dijabarkan hasil reviu dan perbaikan SOP secara
berkala.
2) Budaya Pelayanan Prima
Seluruh sosilisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya penerapan
budaya pelayanan prima yang dibuktikan dengan adanya Surat Tugas
Nomor: ST-718/Karoum/09/2017 Tentang Bimbingan Teknis Nasional
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Dengan Swakelola, Surat Perintah
Nomor: Sprin-131/Karoum/02/2016 Tentang Peserta Diklat Perancangan
Peraturan Perundang-Undangan, dan Surat Tugas Nomor: ST-625/
Karoum/08/2017 Pelatihan Keprotokolan dan Pembawa Acara.
Informasi pelayanan dapat diakses melalui berbagai media (misal: papan
pengumuman, website, media sosial, media cetak, media televisi, radio
dsb) salah satunya melalui website Setjen Wantannas. (www.wantannas.go.id)
Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai
standar dan sudah diimplementasikan sebagaimana tertuang dalam
Kepsesjen Nomor: Kep-90/Sesjen/IX/2015 Tentang Sistem Penghargaan
dan Sanksi (Reward and Punishment) Bagi Pelaksana Layanan dan
Kompensasi Bagi Penerima Layanan di Lingkungan Setjen Wantannas.
Seluruh pelayanan sudah dilakukan secara terpadu melalui aplikasi
e-sinergi dan website Setjen Wantannas (www.wantannas.go.id).
Terdapat bukti inovasi pelayanan yang diciptakan dan bermanfaat bagi
penerima pelayanan sebagaimana tertuang dalam Road Map
Pembangunan Sistem Informasi Keamanan Nasional Yang Integratif
Tahun 2015-2019 dan Grand Design Sisfo Kamnas
3) Pengelolaan Pengaduan
Terdapat media pengaduan pelayanan melalui website PPID Setjen
Wantannas (screenshot website PPID Setjen Wantannas).
Pengaduan pelayanan tersebut ditindaklanjuti secara komprehensif sesuai
dengan SOP Nomor: 01/SOP/Rodangmas/IV/2014 Tentang Tindak Lanjut
Pengaduan Layanan.
Untuk menjamin terlaksananya tindaklanjut pengaduan pelayanan,
terdapat unit yang mengelola pengaduan pelayanan yang ditetapkan
melalui Kepsesjen Nomor 53 Tahun 2018 Perubahan Atas Keputusan
Sesjen Wantannas nomor 34 Tahun 2018 Tentang Pejabat Pengelola
Informasi dan Dokumentasi Setjen Wantannas.
Sejauh ini belum ditemukan pengaduan pelayanan sebagaimana tertuang
dalam Nodin Nomor: ND-04/PPID/03/2017 Tentang Laporan Triwulan I
Kegiatan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi dan Nodin Nomor: ND-
17/PPID/06/2017 Tentang Laporan Triwulan II Kegiatan Pengelolaan
Informasi dan Dokumentasi, Nodin Nomor: ND-286/PPID/09/2017 Tentang
http://www.wantannas.go.id/http://www.wantannas.go.id/
-
35
Laporan Triwulan III Kegiatan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi,
Nodin Nomor: ND-409/PPID/12/2017 Tentang Laporan Triwulan IV
Kegiatan Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi dan Nodin Nomor : ND-
03/PPID/04/2018 Tentang Laporan Triwulan I Pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi Tahun 2018.
4) Penilaian kepuasan terhadap pelayanan
Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dilakukan secara
berkala sebagaimana tertuang dalam Nodin Nomor: 01/ND/RB.POK-
H/III/2015 Tentang Laporan Hasil Survey Indeks Kepuasan Masyarakat.
Hasil survey kepuasan masyarakat tersebut dapat diakses secara terbuka
melalui website PPID Setjen Wantannas (screenshot website PPID Setjen
Wantannas).
Seluruh hasil survey kepuasan masyarakat tersebut telah ditindaklanjuti
sebagaimana tertuang dalam Nodin Nomor: 02/ND/RB.POK-H/V/2015
Tentang Laporan Tindak Lanjut Hasil Survey Indeks Kepuasan
Masyarakat.
5) Pemanfaatan Teknologi Informasi
Telah memiliki rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian
pelayanan sebagaimana tertuang dalam Grand Design Sistem Infomasi
Keamanan Nasional Setjen Wantannas 2017-2019 dan Blueprint Sisfo
Setjen Wantannas.
Seluruh pelayanan telah menerapkan teknologi informasi dalam
memberikan pelayanan sebagaimana tertuang dalam Grand Design
Sistem Infomasi Keamanan Nasional Setjen Wantannas 2017-2019, Blue
print Sisfo Setjen Wantanas, dan melalui website, webmail, aplikasi
wantannas.
Perbaikan dilakukan secara terus-menerus sebagaimana tertuang dalam
Laporan Pengembangan Sistem Informasi Tahun 2017.
b. Evaluasi
1) Sebagian besar layanan sudah mematuhi UU Pelayanan Publik (memiliki
Standar Pelayanan, Maklumat Pelayanan, SOP Layanan dan
Pelaksanaan survey kepuasan stakeholder)
2) Review dan perbaikan atas standar pelayanan telah dilakukan secara
berkala,namun belum optimal.
3) Sudah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar.
4) Sudah terdapat pelayanan yang dilakukan secara terpadu.
c. Rencana aksi.
1) Secara berkala melakukan evaluasi terhadap standar dan SOP layanan
untuk pelayanan yang lebih baik.
-
36
2) Mendorong peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi dalam
pemberian layanan
3) Meningkatkan kapasitas SDM yang terkait layanan dalam rangka
mewujudkan pelayanan prima
4) Menggunakan hasil survey kepuasan stakeholder sebagai masukan untuk
perbaikan layanan.
5) Mempublikasikan hasil survey kepuasan stakeholder di media-media
publikasi.
9. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan :
Telah dilakukan monitoring berdasarkan rencana kegiatan monitoring sesuai
draft design dan rancangan monev sebagai dokumen pendukung. Laporan
monitoring di buat dalam bentuk file laporan walaupun belum sempurna namun
cukup memberikan gambaran kegiatan yang telah dilakukan oleh sembilan unit
mikro reformasi birokrasi. Salah satu yang menjadi kendala dalam Monev adalah
tidak tersedianya skala prioritas pekerjaan pada masing-masing unit mikro
reformasi birokrasi, sehingga menyulitkan dalam penentuan presentase kemajuan
kegiatan reformasi birokrasi.
Adapun hasil dari Tim Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan adalah sebagai
berikut :
a. Penyusunan draf design monitoring RB telah dilakukan.
b. Aktivitas monitoring dilaksanakan tepat waktu setiap enam bulan sekali.
c. Tersedia laporan monitoring dibuat tepat waktu.
d. Aktifitas evaluasi dilaksanakan tepat waktu
e. Tersedia laporan evalusi yang dibuat tepat waktu.
-
37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan hasil monitoring dan evaluasi pada
Tahun 2018 yang dilakukan terhadap pencapaian program reformasi birokrasi Setjen
Wantannas menyangkut pelaksanaan sembilan program mikro sebagaimana telah
diuraikan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan sembilan program mikro reformasi birokrasi telah berjalan
melalui perwujudan dalam rencana kegiatan, sehingga target sasaran
pertahunnya telah menjadi cukup jelas.
2. Pencapaian target-target sasaran berdasarkan perencanaan sembilan program
mikro reformasi birokrasi masih perlu perbaikan mengingat tingkat pencapaian
sasaran yang belum optimal.
3. Masih diperlukan rencana aksi lanjutan untuk memenuhi target-target yang telah
ditetapkan dalam perencanaan sembilan program mikro reformasi birokrasi untuk
peningkatan kinerja organisasi.
B. Saran.
Dari kesimpulan diatas dapat disampaikan saran sebagai berikut :
1. Masing-masing unit mikro reformasi birokrasi menyusun laporan pencapaian atas
rencana aksi reformasi birokrasi Tahun 2019.
2. Inventarisasi dan pengumpulan dokumen perlu ditingkatkan sebagai bukti otentik
dari pencapaian target yang telah dilaksanakan dalam sembilan program mikro
reformasi birokrasi.
Jakarta, 4 Juli 2019
Kepala Biro Perencanaan Organisasi
dan Keuangan
Wakil Ketua Tim Pelaksana RB
Sukur, M.Si (Han).
Marsekal Pertama TNI