etika birokrasi

33
ETIKA BIROKRASI ETIKA BIROKRASI PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI. PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI. SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LAN BANDUNG - 2009 BANDUNG - 2009

Upload: steel-bridges

Post on 31-Dec-2015

173 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

ETIKA BIROKRASI. PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI. SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LAN BANDUNG - 2009. PENGERTIAN ETIKA. 1. Etika berasal dari bahasa Yunani - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ETIKA BIROKRASI

ETIKA BIROKRASIETIKA BIROKRASI

PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI.PROF.DR.K.SUHENDRA,SH,MSI.

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LANSEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) -LANBANDUNG - 2009 BANDUNG - 2009

Page 2: ETIKA BIROKRASI

1. Etika berasal dari bahasa Yunani1. Etika berasal dari bahasa Yunani

Ethos Ethos = tunggal mempunyai banyak arti seperti tempat tinggal , padang rumput, = tunggal mempunyai banyak arti seperti tempat tinggal , padang rumput, kebiasaan adat, kebiasaan adat, akhlak , watak,sikap,cara berfikir akhlak , watak,sikap,cara berfikir

Ta EthaTa Etha = jamak , adat istiadat atau kebiasaan= jamak , adat istiadat atau kebiasaan

Etika berkaitan dengan nilai –nilai individu , kelompok maupun masyarakat, yaitu tata cara hidup yang baikEtika berkaitan dengan nilai –nilai individu , kelompok maupun masyarakat, yaitu tata cara hidup yang baik

berlangsung dari generasi ke generasi ( perwarisan nilai)berlangsung dari generasi ke generasi ( perwarisan nilai)

2. Dalam konteks ini 2. Dalam konteks ini etika etika sama dengansama dengan moral moral yang berasal dari bahasa latin . yang berasal dari bahasa latin .

MOS MOS = tunggal= tunggal

MORES= jamakMORES= jamak = kebiasaan , adat istiadat = kebiasaan , adat istiadat

Pada tingkatan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritis.Pada tingkatan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritis.

Pewarisan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritisPewarisan etika pendekatannya lebih bersifat filsafat dan refleksi kritis

Pewarisan etika maupun moral melalui : kebudayaan , aturan (norma) maupun agama. Pada tingkatan ini Pewarisan etika maupun moral melalui : kebudayaan , aturan (norma) maupun agama. Pada tingkatan ini nilai-nilai diajarkan sudah konkrit (how to) , bagaimana manusia harus berbuat baik dalam kehidupan.nilai-nilai diajarkan sudah konkrit (how to) , bagaimana manusia harus berbuat baik dalam kehidupan.

Dalam uraian diatas pengertian pertama ; bahwa etika sama dengan moral.Dalam uraian diatas pengertian pertama ; bahwa etika sama dengan moral.

Kedua, pengertian yang lain bahwa etika diartikan lebih luas dari moral , etika sebagai filsafat moral yang Kedua, pengertian yang lain bahwa etika diartikan lebih luas dari moral , etika sebagai filsafat moral yang justru mengkaji moral yang lebih kongkrit dalam kehidupan manusia.justru mengkaji moral yang lebih kongkrit dalam kehidupan manusia.

Pada pengertian yang kedua , etika sebagi ilmu mempelajari :Pada pengertian yang kedua , etika sebagi ilmu mempelajari :-Nilai , bagaimana manusia untuk hidup baikNilai , bagaimana manusia untuk hidup baik-Masalah kehidupan yang seharusnya dengan mendasarkan normaMasalah kehidupan yang seharusnya dengan mendasarkan norma

PENGERTIAN ETIKAPENGERTIAN ETIKA

Page 3: ETIKA BIROKRASI

3. 3. EtikaEtika memerlukan pemikiran kritis / refleksi kritis dan rasional bahwa orang berkehidupan yang memerlukan pemikiran kritis / refleksi kritis dan rasional bahwa orang berkehidupan yang baik sesuai dengan norma bukan sekedar menurut leluhur , orang tua, guru bahkan Tuhan baik sesuai dengan norma bukan sekedar menurut leluhur , orang tua, guru bahkan Tuhan semata , melainkan karena seseorang sadar dan tahu bahwa yang dilakuan adalah baik bagi semata , melainkan karena seseorang sadar dan tahu bahwa yang dilakuan adalah baik bagi dirinya maupun orang lain. Dan seseorang “ terpaksa “ , bertindak dan berbuat sesuatu yang dirinya maupun orang lain. Dan seseorang “ terpaksa “ , bertindak dan berbuat sesuatu yang berbeda karena ia memiliki alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada hakekatnya berbeda karena ia memiliki alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada hakekatnya manusia mempunyai kehendak bebas.manusia mempunyai kehendak bebas.

4. 4. Norma Norma

a. Norma khusus a. Norma khusus : adalah aturan dalam bidang dan kegiatan khusus seperti aturan : adalah aturan dalam bidang dan kegiatan khusus seperti aturan ikatan profesi , aturan RT setempat dll , yang berlaku khusus di ikatan profesi , aturan RT setempat dll , yang berlaku khusus di lingkungannya. lingkungannya.

b. Norma umumb. Norma umum : adalah aturan yang bersifat umum malah beberapa aturan bersifat : adalah aturan yang bersifat umum malah beberapa aturan bersifat universal, universal, walau tidak sepenuhnya benar , contoh setiap negara punya norma walau tidak sepenuhnya benar , contoh setiap negara punya norma hukum hukum yang berbeda. yang berbeda.

Norma Umum ( 3)Norma Umum ( 3)

1.1. Norma sopan santun : disebut juga norma etiket yang mengatur sikap lahiriah seperti cara Norma sopan santun : disebut juga norma etiket yang mengatur sikap lahiriah seperti cara berpakaian , pergaulan sehari-hari.berpakaian , pergaulan sehari-hari.

2.2. Norma hukum : norma ini merupakan kehendak masyarakat, karena itu mengikat dan dipaksakan, Norma hukum : norma ini merupakan kehendak masyarakat, karena itu mengikat dan dipaksakan, ditetapkan dan diubah oleh penguasaditetapkan dan diubah oleh penguasa

3.3. Norma Moral : Norma ini sangat dekat dan menjiwai norma hukum.Norma moral yang dipositivasi Norma Moral : Norma ini sangat dekat dan menjiwai norma hukum.Norma moral yang dipositivasi dan dikodifikasi menjadi norma hukum.Norma moral mengatur baik buruk , adil tidaknya suatu dan dikodifikasi menjadi norma hukum.Norma moral mengatur baik buruk , adil tidaknya suatu perbuatan. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh penguasa.Pada moral yang dilihat perbuatan. Norma moral tidak ditetapkan dan diubah oleh penguasa.Pada moral yang dilihat bukan fisik lahiriah tetapi tanggung jawab pada setiap posisibukan fisik lahiriah tetapi tanggung jawab pada setiap posisi

5. 5. Ketaatan terhadap Norma Ketaatan terhadap Norma

a.a. HeteronomHeteronom : ketaatan karena suatu perintah, perasaan takut : ( eksternal ): ketaatan karena suatu perintah, perasaan takut : ( eksternal )

b.b. Atonom Atonom : Ketaatan terhadap norma dalam tindakan karena kesadaran berbuat baik : Ketaatan terhadap norma dalam tindakan karena kesadaran berbuat baik berasal dari dalam diri pribadi (internal) berasal dari dalam diri pribadi (internal)

Page 4: ETIKA BIROKRASI

6. Yang membedakan norma moral dari norma lainnya :6. Yang membedakan norma moral dari norma lainnya :

a.a. Kaidah yang mempunyai konsekuensi yang serius : dapat menguntungkan atau merugikan Kaidah yang mempunyai konsekuensi yang serius : dapat menguntungkan atau merugikan orang banyak.orang banyak.

b.b. Kaidah yang tidak ditetapkan oleh penguasa tidak tertulis tidak dikodifikasiKaidah yang tidak ditetapkan oleh penguasa tidak tertulis tidak dikodifikasi

c.c. Kaidah yang tergugah oleh perasaan tertentu.Kaidah yang tergugah oleh perasaan tertentu.

7. Etika dan Etikat7. Etika dan Etikat

Sering digunakan untuk arti yang sama , walau sesungguhnya berbeda :Sering digunakan untuk arti yang sama , walau sesungguhnya berbeda : Etiket lebih sempit dari etikaEtiket lebih sempit dari etika Etiket lebih menyangkut perilaku lahiriah ( cara berpakaian; cara bertamu dll)Etiket lebih menyangkut perilaku lahiriah ( cara berpakaian; cara bertamu dll)

8 . Dua Teori Etika8 . Dua Teori Etika..

Dua teori etika berkaitan dengan nilai yang dikandung dan tujuan dari suatu tindakan , misalnya Dua teori etika berkaitan dengan nilai yang dikandung dan tujuan dari suatu tindakan , misalnya mencuri ayam tetangga ( nilai jelek , tujuannya untuk membayar SPP anak yang terancam mencuri ayam tetangga ( nilai jelek , tujuannya untuk membayar SPP anak yang terancam dipecat dari sekolah )dipecat dari sekolah )

Norma MoralNorma Moral = berasal dari dalam diri setiap orang jadi merupakan perintah yang tak bersyarat = berasal dari dalam diri setiap orang jadi merupakan perintah yang tak bersyarat

( ( IMPERATIF KATAGORISIMPERATIF KATAGORIS) tanpa memperdulikan dampak akibat.) tanpa memperdulikan dampak akibat.

PERSOALAN : Seseorang dihadapkan pada dua kewajiban moral yang bertentangan.PERSOALAN : Seseorang dihadapkan pada dua kewajiban moral yang bertentangan.

1.1. KANT AMBIRALANKANT AMBIRALAN

a. Kejujuran harus ditegakana. Kejujuran harus ditegakan

b. Diri harus dilindub. Diri harus dilindu

Page 5: ETIKA BIROKRASI

2. W.D.ROSS ( Prinsip Prima Facie)2. W.D.ROSS ( Prinsip Prima Facie)

( Kewajiban >< Kewajiban Aktual( Kewajiban >< Kewajiban Aktual

a.a. Pilih yang baik menurut keyakinanPilih yang baik menurut keyakinan

b.b. Orang lainpun akan bersikap / berbuat seperti andaOrang lainpun akan bersikap / berbuat seperti anda

Situasi dan Moral Kelompok Berubah ada 3 pendekatan :Situasi dan Moral Kelompok Berubah ada 3 pendekatan :

1.1. PENDEKATAN MUTLAK : fantastis, tertutup tidak mau menyesuaikan.PENDEKATAN MUTLAK : fantastis, tertutup tidak mau menyesuaikan.

2.2. PENDEKATAN SITUASIONAL : (m) menyesuaikan pada (M) ; jaman edan , nek ora melu PENDEKATAN SITUASIONAL : (m) menyesuaikan pada (M) ; jaman edan , nek ora melu edan ora kedumanedan ora keduman

3.3. PENDEKATAN KONTEKSTUAL : (m) berkembang tapi tegar/prinsip jelas , jernih,normatif PENDEKATAN KONTEKSTUAL : (m) berkembang tapi tegar/prinsip jelas , jernih,normatif (ngeli tanpo keli )(ngeli tanpo keli )

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DIDUKUNG :PENDEKATAN KONTEKSTUAL DIDUKUNG :

1.TEKAD : adanya komitmen bersama dalam organisasi dan membudaya1.TEKAD : adanya komitmen bersama dalam organisasi dan membudaya

2. PENGETAHUAN YANG LUAS DAN MENDALAM : meningkatnya kepekaan , daya pikir,daya 2. PENGETAHUAN YANG LUAS DAN MENDALAM : meningkatnya kepekaan , daya pikir,daya tanggap dan daya saing.tanggap dan daya saing.

NILAI : sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya : ada 4 golongan :NILAI : sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya : ada 4 golongan :

1.1. Nilai Vital ( nilai hayati): subyek vital biologik misal ,sandang, pangan dan papanNilai Vital ( nilai hayati): subyek vital biologik misal ,sandang, pangan dan papan

2.2. Nilai Sensual ( nilai kenikmatan) : subyek vital sensitif misal rasa enak,rasa segar.Nilai Sensual ( nilai kenikmatan) : subyek vital sensitif misal rasa enak,rasa segar.

3.3. Nilai Estetika ( nilai keindahan) : subyek indra jiwa misal keindahan,kemesraan.Nilai Estetika ( nilai keindahan) : subyek indra jiwa misal keindahan,kemesraan.

4.4. Nilai Etik (nilai moral susila) : misal kejujuran,kebebasan,keadilan, kebenaran.Nilai Etik (nilai moral susila) : misal kejujuran,kebebasan,keadilan, kebenaran.

Page 6: ETIKA BIROKRASI

KESADARAN MORAL (m) dipengaruhi oleh MORALITAS KELOMPOK (M) dan KEDEWASAAN PRIBADI (I)KESADARAN MORAL (m) dipengaruhi oleh MORALITAS KELOMPOK (M) dan KEDEWASAAN PRIBADI (I)

M = ( m, I )M = ( m, I )

Kesadaran Moral , moralitas kelompok dan kedewasaan pribadi akan tumbuh saling mempengaruhi.Kesadaran Moral , moralitas kelompok dan kedewasaan pribadi akan tumbuh saling mempengaruhi.

Pimpinan organisasi atau perusahaan akan sangat menentukan moralitas kelompok.Pimpinan organisasi atau perusahaan akan sangat menentukan moralitas kelompok.

PROSES PENDEWASAAN PRIBADI (3):PROSES PENDEWASAAN PRIBADI (3):

1.1. TAHAP DUNIA PRIBADI TAHAP DUNIA PRIBADI : 1.1. Egosentrik : mementingkan diri sendiri: 1.1. Egosentrik : mementingkan diri sendiri

1.2. Egoistik : serakah1.2. Egoistik : serakah

2. 2. TAHAP DUNIA KENDALATAHAP DUNIA KENDALA : dunia dan lingkungan , teman sekerja membatasi dunia : dunia dan lingkungan , teman sekerja membatasi dunia pribadi pribadi

( ( kenyataan)kenyataan)

3.3. TAHAP DUNIA BERSAMA : menyesuaikan dan mewarnai lingkunganTAHAP DUNIA BERSAMA : menyesuaikan dan mewarnai lingkungan

ETIKA ( 1. KANT) ETIKA ( 1. KANT) = MENGGUGAH MANUSIA UNTUK OTONOM / BEBAS BERTINDAK , TAPI = MENGGUGAH MANUSIA UNTUK OTONOM / BEBAS BERTINDAK , TAPI BERTANGGUNG JAWAB BERTANGGUNG JAWAB

= PEGANGAN ORIENTASI KEHIDUPAN DALAM MENCAPAI = PEGANGAN ORIENTASI KEHIDUPAN DALAM MENCAPAI TUJUAN (FMS)TUJUAN (FMS)

Page 7: ETIKA BIROKRASI

ETIKA = 2 TEORIETIKA = 2 TEORI

1.1. ETIKA DEONTOLOGI (YUNANI : DEON) ETIKA DEONTOLOGI (YUNANI : DEON)

KEWAJIBAN MENEKANKAN PADA MOTIVASI , KEMAUAN BAIK, KEWAJIBAN PELAKU TANPA KEWAJIBAN MENEKANKAN PADA MOTIVASI , KEMAUAN BAIK, KEWAJIBAN PELAKU TANPA MEMPERHATIKAN AKIBAT DARI TUJUAN BAIK TINDAKAN ITUMEMPERHATIKAN AKIBAT DARI TUJUAN BAIK TINDAKAN ITU

2.2. ETIKA TELEOLOGIETIKA TELEOLOGI

MENGUKUR BAIK BURUK DARI TUJUAN YANG AKAN DICAPAIMENGUKUR BAIK BURUK DARI TUJUAN YANG AKAN DICAPAI

2.1. TELEOLOGI EGOISME ETIS = ( TUJUAN BAIK UNTUK KEPENTINGAN DIRINYA)2.1. TELEOLOGI EGOISME ETIS = ( TUJUAN BAIK UNTUK KEPENTINGAN DIRINYA)

2.2. TELEOLOGI UTILITARISME = > UNTUK DI ETIKA BISNIS2.2. TELEOLOGI UTILITARISME = > UNTUK DI ETIKA BISNIS

ETIKAETIKA

1 = MORAL 1 = MORAL - SEBAGAI PERINTAH, LARANGAN SEBAGAI NORMATIF YANG - SEBAGAI PERINTAH, LARANGAN SEBAGAI NORMATIF YANG MENGIKAT MANUSIA MENGIKAT MANUSIA

2.> MORAL 2.> MORAL - DIKENAL SEBAGAI FILSAFAT MORAL- DIKENAL SEBAGAI FILSAFAT MORAL

- TIDAK LANGSUNG SEBAGAI PERINTAH LARANGAN DAN TIDAK - TIDAK LANGSUNG SEBAGAI PERINTAH LARANGAN DAN TIDAK KONGKRIT KONGKRIT

- SEBAGAI REFLEKSI KRITIS DAN RASIONAL MENGENAI NILAI DAN - SEBAGAI REFLEKSI KRITIS DAN RASIONAL MENGENAI NILAI DAN NORMA MENGENAI NORMA MENGENAI

a. MANUSIA HARUS HIDUP BAIKa. MANUSIA HARUS HIDUP BAIK

b. MENCURAHKAN MASALAH = MANUSIA UNTUK HIDUP BAIKb. MENCURAHKAN MASALAH = MANUSIA UNTUK HIDUP BAIK

YANG KEDUA INI SEBAGAI ILMU DAN AJARANYANG KEDUA INI SEBAGAI ILMU DAN AJARAN

Page 8: ETIKA BIROKRASI

NORMANORMA

1.1. KHUSUS KHUSUS = UNTUK MENGATUR ASOSIASI EKSPLISIT = ETIKA TERAPAN= UNTUK MENGATUR ASOSIASI EKSPLISIT = ETIKA TERAPAN2.2. UMUM UMUM = BERLAKU UMUM = UNIVERSAL= BERLAKU UMUM = UNIVERSAL

1. INDIVIDUAL1. INDIVIDUALETIKA KHUSUS : ETIKA KHUSUS : 2. SOSIAL2. SOSIAL

3.LINGKUNGAN HIDUP3.LINGKUNGAN HIDUP

KODE ETIK : MENJEMBATANI DAN MENGHUBUNGKAN ETIKA MORAL DENGAN HUKUMKODE ETIK : MENJEMBATANI DAN MENGHUBUNGKAN ETIKA MORAL DENGAN HUKUM

PROFESI : ADALAH SUATU KEAHLIAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG DALAM LAPANGAN PROFESI : ADALAH SUATU KEAHLIAN YANG DIMILIKI OLEH SESEORANG DALAM LAPANGAN ITU IA BEKERJA MENDAPATKAN PENGHASILAN DENGAN KOMITMEN DAN ITU IA BEKERJA MENDAPATKAN PENGHASILAN DENGAN KOMITMEN DAN

MORAL MORAL PRIBADI YANG TINGGIPRIBADI YANG TINGGIPROFESI ADA 2 MACAM.PROFESI ADA 2 MACAM.1.1. PROFESI UMUMPROFESI UMUM SEPERTI URAIAN DIATAS SEPERTI URAIAN DIATAS2.2. PROFESI KHUSUS(PROFESI LUHURPROFESI KHUSUS(PROFESI LUHUR) , MENEKANKAN PELAYANAN DAN PENGABDIAN ) , MENEKANKAN PELAYANAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT , BUKAN MENCARI NAFKAH ( PASTUR KATOLIK , BIKSU KEPADA MASYARAKAT , BUKAN MENCARI NAFKAH ( PASTUR KATOLIK , BIKSU BUDHA)BUDHA)

CIRI-CIRI PROFESI :CIRI-CIRI PROFESI :1.1. ADANYA KEAHLIAN DAN KETERAMPILANADANYA KEAHLIAN DAN KETERAMPILAN2.2. ADANYA KOMITMEN MORAL YANG TINGGIADANYA KOMITMEN MORAL YANG TINGGI3.3. HIDUP DARI PROFESI PURNA WAKTUHIDUP DARI PROFESI PURNA WAKTU4.4. PENGABDIAN PADA MASYARAKATPENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Page 9: ETIKA BIROKRASI

CIRI-CIRI PROFESINALCIRI-CIRI PROFESINAL

PERCAYA DIRIPERCAYA DIRI PANDANGAN JAUH KEDEPANPANDANGAN JAUH KEDEPAN WAWASAN LUASWAWASAN LUAS BERORIENTASI PADA PENCAPAIAN TUJUANBERORIENTASI PADA PENCAPAIAN TUJUAN BERANI AMBIL RESIKOBERANI AMBIL RESIKO MEMPUNYAI KEMAMPUAN : MEMPUNYAI KEMAMPUAN :

- TEKNIS- TEKNIS

- INTERAKSI- INTERAKSI

- KENSEPSIONAL- KENSEPSIONAL

Page 10: ETIKA BIROKRASI

1. ETIKA DEONTOLOGI1. ETIKA DEONTOLOGI

Deontologi menekankan kewajiban untuk bertindak secara baik ( jangan mencuri,jangan korupsi).Deontologi menekankan kewajiban untuk bertindak secara baik ( jangan mencuri,jangan korupsi). Deon ( yunani) berarti kewajiban.Deon ( yunani) berarti kewajiban. Immanuel KantImmanuel Kant (1734 –1804) : “ (1734 –1804) : “ Kemauan baik adalah syarat mutlak untuk bertindak Kemauan baik adalah syarat mutlak untuk bertindak

secara secara Moral. “ Moral. “ Deontologi tidak mengkaitkan tujuan atas tindakan yang sesuai norma berdampak baik atau tidak Deontologi tidak mengkaitkan tujuan atas tindakan yang sesuai norma berdampak baik atau tidak

, tetapi merupakan perintah yang dilaksanakan tanpa syarat ( imperatif kategoris) . Ia tertanam , tetapi merupakan perintah yang dilaksanakan tanpa syarat ( imperatif kategoris) . Ia tertanam dalam hati manusia secara universal.dalam hati manusia secara universal.

Sedangkan imperatif hipotesis adalah apabila tindakan dikaitkan dengan akibatnya.Sedangkan imperatif hipotesis adalah apabila tindakan dikaitkan dengan akibatnya.

Muncul persoalan (contoh)Muncul persoalan (contoh)

“ “ Seseorang mengetahui pembunuhan diancam akan dibunuh kalau lapor polisi “Seseorang mengetahui pembunuhan diancam akan dibunuh kalau lapor polisi “

* Kejujuran dan kebenaran perlu ditegakan , tapi* Kejujuran dan kebenaran perlu ditegakan , tapi

* Keselamatan pribadi juga perlu dilindungi.* Keselamatan pribadi juga perlu dilindungi.

Teori solusi Teori solusi W.D RossW.D Ross : prinsip prima Facie : “ buat keseimbangan kewajiban primafacie dan : prinsip prima Facie : “ buat keseimbangan kewajiban primafacie dan kewajiban aktual “kewajiban aktual “

Tidak semua tindakan berdasarkan norma berakibat baik.Tidak semua tindakan berdasarkan norma berakibat baik.

KantKant : bertndaklah berdasar keyakinan bahwa orang lainpun dalam situasi yang anda : bertndaklah berdasar keyakinan bahwa orang lainpun dalam situasi yang anda hadapi hadapi bertindak sama bertindak sama

Page 11: ETIKA BIROKRASI

2. Etika Teleologi.2. Etika Teleologi.

Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan dilihat dari tujuan , maupun akibat dari suatu tindakan Teleologi mengukur baik buruk suatu tindakan dilihat dari tujuan , maupun akibat dari suatu tindakan tersebut.tersebut.

Menurut etika teleologi mencuri itu boleh jika sejak awal tindakan mencuri itu dimaksudkan untuk Menurut etika teleologi mencuri itu boleh jika sejak awal tindakan mencuri itu dimaksudkan untuk membeli obat karena keluarga ada yang sakit parah.Timbul pertanyaan tujuan baik untuk siapa?membeli obat karena keluarga ada yang sakit parah.Timbul pertanyaan tujuan baik untuk siapa?- Orang banyak atauOrang banyak atau- diri sendiridiri sendiri

Jawabannya 2 aliran ; Jawabannya 2 aliran ; - egoisme etis- egoisme etis

- utilitarianisme- utilitarianisme

Egoisme etisEgoisme etis menurut menurut Aristoteles Aristoteles bisa dibenarkan secara moral jika untuk mempertahankan hidup bisa dibenarkan secara moral jika untuk mempertahankan hidup dan kebahagiaan secara dasar bukan hedonismedan kebahagiaan secara dasar bukan hedonisme

UtilitarianismeUtilitarianisme

Dikembangkan oleh Dikembangkan oleh Jeremy BenthamJeremy Bentham 9 1748 – 1832) bahwa untuk menilai baik buruknya suatu 9 1748 – 1832) bahwa untuk menilai baik buruknya suatu tindakan secara moral adalah menguntungkan kepentingan orang banyak.tindakan secara moral adalah menguntungkan kepentingan orang banyak.

Etika Utilitarianisme Etika Utilitarianisme menetapkan 3 kriteria :menetapkan 3 kriteria :- ManfaatManfaat- Manfaat terbesar dari alternatifManfaat terbesar dari alternatif- Manfaat terbesar untuk orang banyakManfaat terbesar untuk orang banyak

Page 12: ETIKA BIROKRASI

Etka kini berkembang diartikan secara luas ( Kamus Bahasa Indonesia Dep Diknas 1988 ) :Etka kini berkembang diartikan secara luas ( Kamus Bahasa Indonesia Dep Diknas 1988 ) :

1.1. Sebagai ilmu yang mengajarkan tentang baik dan burukSebagai ilmu yang mengajarkan tentang baik dan buruk2.2. Kumpulan nilai-nilai tentang ahlakKumpulan nilai-nilai tentang ahlak3.3. Nilai mengenai salah benar yang dianut oleh suatu golongan.Nilai mengenai salah benar yang dianut oleh suatu golongan.Jadi artikulasi etika tergantung pada konteks 1,2 atu 3Jadi artikulasi etika tergantung pada konteks 1,2 atu 3

Etika ( Yunanai Ethos ) sudah lama dipakai dalam kosa kata bahasa Indonesia seperti ;Etika ( Yunanai Ethos ) sudah lama dipakai dalam kosa kata bahasa Indonesia seperti ; ethos kerja , ethos profesiethos kerja , ethos profesiDalam kamus 1991 dan 2001 Dalam kamus 1991 dan 2001 etikaetika dimengerti sebagai dimengerti sebagai ilmu tentang etikilmu tentang etik

9. Amoral dan Immoral.9. Amoral dan Immoral.AmoralAmoral = = tidak bermoral, tidak berahlak. Akantidak bermoral, tidak berahlak. Akan tetapi ada yang mengartikan netral dari tetapi ada yang mengartikan netral dari

sudut moral sudut moral , tidak mempunyai relevansi etis , tidak mempunyai relevansi etisImmoralImmoral = bertentangan dengan moralitas secara moral buruk , tidak etis.= bertentangan dengan moralitas secara moral buruk , tidak etis.

10 Jean Jacques Rousseau10 Jean Jacques Rousseau : :“ “ Kemajuan ilmu pengetahuan dan seni tidak memberikan sumbangan perbaikan moral “Kemajuan ilmu pengetahuan dan seni tidak memberikan sumbangan perbaikan moral “Abad 18 Perancis dibawah Kaisar Louis XIV menjadi negara maju, bangsawan bebas pajak , pesttaAbad 18 Perancis dibawah Kaisar Louis XIV menjadi negara maju, bangsawan bebas pajak , pesttapora, akan tetapi rakyat dan petani miskin dikenai pajak tinggi dan sengsarapora, akan tetapi rakyat dan petani miskin dikenai pajak tinggi dan sengsaraBagiamana dengan Indonesia dewasa ini ;Bagiamana dengan Indonesia dewasa ini ;Lois XIV : Etas C’ moi : Negara adalah SayaLois XIV : Etas C’ moi : Negara adalah Saya

11. Kehidupan manusia semakin modern semakin kompleks, 11. Kehidupan manusia semakin modern semakin kompleks, tanpa ketaatan kaidah moral akantanpa ketaatan kaidah moral akanterjadi kekacauan.Hukum moral bersifat rasional dan obyektif sebagai konseuensi manusia yangterjadi kekacauan.Hukum moral bersifat rasional dan obyektif sebagai konseuensi manusia yangberfikir. Moralitas bersifat Netral dan tanpa pamrih.berfikir. Moralitas bersifat Netral dan tanpa pamrih.

Page 13: ETIKA BIROKRASI

12. Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 )12. Aliran Landasan Etika ( setelah Zaman Renaissance abad 15 )

a.a. NaturalismeNaturalismeEtika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik.Etika mempunyai dasar alami , bahwa secara kodrati adalah baik.

b. Individulismeb. IndividulismeBahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya ( I.Kant ) dan berfokus pada Bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas dirinya ( I.Kant ) dan berfokus pada kematangan pribadi --- dapat memacu prestasi --- berdampak egois.kematangan pribadi --- dapat memacu prestasi --- berdampak egois.Dasar : setiap manusia terlahir bebas --- liberalismeDasar : setiap manusia terlahir bebas --- liberalisme

c. Hedonismec. HedonismeKodrat manusia mencari kesenanganKodrat manusia mencari kesenangan

d. Eudaemonismed. EudaemonismeDemon ( Yunani) adalah roh ( pengawal yang baik) , Eudaemonia adalah orang yang sadar akan Demon ( Yunani) adalah roh ( pengawal yang baik) , Eudaemonia adalah orang yang sadar akan kepuasan yang sempurna , jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie)kepuasan yang sempurna , jasmani, dan rohani, kebaikan tertinggi (primafacie)

e. Utilitarianismee. UtilitarianismeJeremy Bentham 9 1748 – 1832) dan Jhon Stuard Mill ( 1806 – 1873) yang menekankan manfaat Jeremy Bentham 9 1748 – 1832) dan Jhon Stuard Mill ( 1806 – 1873) yang menekankan manfaat dari suatu perbuatandari suatu perbuatan

f. Idealismef. IdealismeKeyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani :Keyakinan manusia terdiri atas jasmani dan rohani :1. Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk berperilaku.1. Idealisme rasionalistik bahwa fikiran dan akal manusia dituntun untuk berperilaku.2. Idealisme estetik , manusia berada di dunia ( Kosmos) yang tertib seperti hiasan sebagai 2. Idealisme estetik , manusia berada di dunia ( Kosmos) yang tertib seperti hiasan sebagai karya karya seni.seni.3. Idealisme etik = seuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.3. Idealisme etik = seuai ukuran-ukuran moral dan kesusilaan.

Page 14: ETIKA BIROKRASI

13. Etika Sebagai Cabang Filsafat13. Etika Sebagai Cabang Filsafat

Tindakan manusia dapat digolongkan :Tindakan manusia dapat digolongkan :1.1. BaikBaik2.2. Buruk Buruk 3.3. NetralNetralBaik dan buruk sesuai nilai komunitas tertentu jelas, akan tetapi yang netral menarik perhatian danBaik dan buruk sesuai nilai komunitas tertentu jelas, akan tetapi yang netral menarik perhatian danpenjelasan lebih jauh. Ada kebiasaan yang berbeda pada setiap orang. Sarapan pagi dulu baru penjelasan lebih jauh. Ada kebiasaan yang berbeda pada setiap orang. Sarapan pagi dulu baru

mandimandi, pakai sepatu dulu baru pakai kemeja dan dasi adalah suatu tindakan netral , tergantung kebiasaan, pakai sepatu dulu baru pakai kemeja dan dasi adalah suatu tindakan netral , tergantung kebiasaanseseorang.seseorang. Etika tidak berwenang untuk memerintahkan atau melarang suatu tindakanEtika tidak berwenang untuk memerintahkan atau melarang suatu tindakan

14. Etika14. Etika ; Ilmu tentang moralitas, mempelajari tingkah laku moral. ; Ilmu tentang moralitas, mempelajari tingkah laku moral.Ada 3 ( tiga ) pendekatan :Ada 3 ( tiga ) pendekatan : Etika DeskriptifEtika Deskriptif

Jenis ini hanya melukiskan adat kebiasaan yang berlaku, tidak memberi penilaian.Oleh Jenis ini hanya melukiskan adat kebiasaan yang berlaku, tidak memberi penilaian.Oleh karenanya etika deskriptif termasuk kedalam pengetahuan empiriskarenanya etika deskriptif termasuk kedalam pengetahuan empiris

Etika NormatifEtika NormatifDalam etika normatif para pengamat boleh menyampaikan penilaian dan menolak yang Dalam etika normatif para pengamat boleh menyampaikan penilaian dan menolak yang dianggap tidak sesuai dengan martabat maupun hak azasi manusia misalnya di masyarakat dianggap tidak sesuai dengan martabat maupun hak azasi manusia misalnya di masyarakat Bali masa lalu istri ikut mencebur ke api pengabenan manakala mayat suaminya di aben Bali masa lalu istri ikut mencebur ke api pengabenan manakala mayat suaminya di aben ( dibakar).Penilaian ini didasarkan atas normanorma yang dianggap baik.Jadi etika normatif ( dibakar).Penilaian ini didasarkan atas normanorma yang dianggap baik.Jadi etika normatif tidak netral.etika normatif tidak deskriptif tapi prespektif ( memerintahkan)tidak netral.etika normatif tidak deskriptif tapi prespektif ( memerintahkan)

MetatikaMetatika

Page 15: ETIKA BIROKRASI

MetatikaMetatika

Jimani ( meta= melampaui, melebihi ) Metatika tidak membicarakan moralitas secara langsung, Jimani ( meta= melampaui, melebihi ) Metatika tidak membicarakan moralitas secara langsung, bergerak pada tingkatan yang lebih tinggi . Metatika mempelajari logika.bergerak pada tingkatan yang lebih tinggi . Metatika mempelajari logika.

Contoh : - Dilarang membunuh orang tak bersalah.Contoh : - Dilarang membunuh orang tak bersalah. - Abortus adalah membunuh orang tak bersalah.- Abortus adalah membunuh orang tak bersalah. - Jadi abortus dilarang.- Jadi abortus dilarang.

George More ( 1873-1958 ) mengembangkan George More ( 1873-1958 ) mengembangkan filsafat analitisfilsafat analitis : orang mengembangkan kornea mata : orang mengembangkan kornea mata buat orang buta adalah baik.Bagaimana kalau donor mata tersebut korban trafiking?buat orang buta adalah baik.Bagaimana kalau donor mata tersebut korban trafiking?

ETIKA , MORAL , AGAMA berisi peraturanETIKA , MORAL , AGAMA berisi peraturan

MANUSIA PUNYA KEHENDAK BEBASMANUSIA PUNYA KEHENDAK BEBASContoh : makan di Restorant enak , kenyang Kasir mengembalikan ternyata lebih , kita BEBAS uang Contoh : makan di Restorant enak , kenyang Kasir mengembalikan ternyata lebih , kita BEBAS uang lebih dikembalikan atau tidaklebih dikembalikan atau tidak

Binatang bertindak berdasarkan instink , manusia dihadapkan pada alternatif bertindak berasarkan Binatang bertindak berdasarkan instink , manusia dihadapkan pada alternatif bertindak berasarkan pemikiran pemikiran

Page 16: ETIKA BIROKRASI

ETIKA DAN ETIKETETIKA DAN ETIKET

ETIKAETIKA

- Dasar-dasar moral- Dasar-dasar moral

- Ilmu mengenai kebaikan sifat tentang hak.- Ilmu mengenai kebaikan sifat tentang hak.

- Tuntunan mengenai perilaku- Tuntunan mengenai perilaku

- Ilmu mengenai watak manusia- Ilmu mengenai watak manusia

- Ilmu mengenai kewajiban.- Ilmu mengenai kewajiban. ETIKETETIKET

- Etiquette ( Aturan-aturan bangsawan Perancis dalam pesta)- Etiquette ( Aturan-aturan bangsawan Perancis dalam pesta)

- Kumpulan tata cara- Kumpulan tata cara

- Tata krama, sopan santun yang disepakati masyarakat tertentu.- Tata krama, sopan santun yang disepakati masyarakat tertentu.

ETIKAETIKA ETIKETETIKET

1. Sikap batin1. Sikap batin 1. Penampialan lahiriah1. Penampialan lahiriah

2. Nurani2. Nurani 2. Formalitas2. Formalitas

3. Niat3. Niat 3. Cara3. Cara

4. Agak mutlak4. Agak mutlak 4. Bersifat relatif4. Bersifat relatif

Page 17: ETIKA BIROKRASI

MORAL ; HUBUNGANNYA DENGAN ETIKA ;MORAL ; HUBUNGANNYA DENGAN ETIKA ;

Yunani : Mos ( tunggal)Yunani : Mos ( tunggal) Mores ( jamak) Mores ( jamak)

= Adat istiadat , kebiasaan yang baik ( sama dengan etika)= Adat istiadat , kebiasaan yang baik ( sama dengan etika)

= Lebih sempit dari etika= Lebih sempit dari etika

= menetapkan standarisasi perbuatan yang boleh dilakukan atu tidak= menetapkan standarisasi perbuatan yang boleh dilakukan atu tidak

= Ilustrasi : Etika mengajarkan struktur dan teknologi , Moral buku pedoman bagaimana kita = Ilustrasi : Etika mengajarkan struktur dan teknologi , Moral buku pedoman bagaimana kita harus memperlakukan sesuatu alat.harus memperlakukan sesuatu alat.

ETIKA adal pemikiran sistematis tentang MORAL , hasilnya pemikiran dasar yang kritis.ETIKA adal pemikiran sistematis tentang MORAL , hasilnya pemikiran dasar yang kritis.

GUNA ETIKA = untuk menyediakan orientasiGUNA ETIKA = untuk menyediakan orientasi

1.1. Menghadapi masyarakat yang semakin pluralistik / Pedoman PluralistikMenghadapi masyarakat yang semakin pluralistik / Pedoman Pluralistik

2.2. Menghadapi transformasi masyarakat /Orientasi atas perubahan globalisasi & modernisasiMenghadapi transformasi masyarakat /Orientasi atas perubahan globalisasi & modernisasi

3.3. Menghindar kepentingan yang menyesatkan dalam suasana perubahan besar / pedoman Menghindar kepentingan yang menyesatkan dalam suasana perubahan besar / pedoman menghadapi bermacam – macam ideologimenghadapi bermacam – macam ideologi

4.4. Bagi kaum agama agar tidak bingung memadukan nilai agama dan nilai lingkungan / Bagi kaum agama agar tidak bingung memadukan nilai agama dan nilai lingkungan / Harmonisasi dengan keyakinan agamaHarmonisasi dengan keyakinan agama

Page 18: ETIKA BIROKRASI

15. Hati Nurani15. Hati Nurani

Hati nurani manusia selalu dalam posisi konflik menghadapi suatu kondisi.Seorang pejabat perijinan Hati nurani manusia selalu dalam posisi konflik menghadapi suatu kondisi.Seorang pejabat perijinan sedang perlu uang untuk SPP anaknya ke Perguruan Tinggi . Ia ditawari uang untuk ijin yang sedang perlu uang untuk SPP anaknya ke Perguruan Tinggi . Ia ditawari uang untuk ijin yang seharusnya tidak diterima. Ia menjadi gelisah dan susah tidur.seharusnya tidak diterima. Ia menjadi gelisah dan susah tidur.Hati nurani = hati yang diterangi. Hati nurani = hati yang diterangi. Hati nurani retrospektifHati nurani retrospektif = menilai perbuatan yang sudah terjadi = menilai perbuatan yang sudah terjadi ( masa lalu).( masa lalu).Hati Nurani ProspektifHati Nurani Prospektif = penilaian terhadap tindakan dimasa yang akan datang. = penilaian terhadap tindakan dimasa yang akan datang.

16. Hati Nurani bersifat Personal.16. Hati Nurani bersifat Personal.

Artinya berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Tiap orang punya hati nurani yang Artinya berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Tiap orang punya hati nurani yang berbeda.berbeda.Hati Nurani bersifat adipersonal.Hati Nurani bersifat adipersonal.Hati nurani sering ada bisikan dari atas ( transedental).Hati nurani sering ada bisikan dari atas ( transedental).

17. Etika Dalam Dunia Modern.17. Etika Dalam Dunia Modern.Didalam masyarakat tradisional ( homogen , norma dan nilai-nilai hampir tidak ada Didalam masyarakat tradisional ( homogen , norma dan nilai-nilai hampir tidak ada persoalan. Dewasa ini masyarakat tradisional berubah ke transisional menuju persoalan. Dewasa ini masyarakat tradisional berubah ke transisional menuju masyarakat modern.masyarakat modern.Didalam masyarakat modern memiliki 3 (tiga) ciri yaitu :Didalam masyarakat modern memiliki 3 (tiga) ciri yaitu :Adanya pluralisme moral.Adanya pluralisme moral.Muncul masalah baru.Muncul masalah baru.Adanya nilai-nilai universal.Adanya nilai-nilai universal.Dalam era global dengan kemajuan IT ( Information Technology) , transportasi proses Dalam era global dengan kemajuan IT ( Information Technology) , transportasi proses akulturasi yang mentransfer nilai-nilai baru demikian cepat, seperti hak azasi, hak anak, akulturasi yang mentransfer nilai-nilai baru demikian cepat, seperti hak azasi, hak anak, demokrasi dan sebagainya.demokrasi dan sebagainya.

Page 19: ETIKA BIROKRASI

18. Moral Agama18. Moral Agama

Moral dan agama kaitannya sangat erat , malah agama merupakan motivasi terpenting dalam nilai Moral dan agama kaitannya sangat erat , malah agama merupakan motivasi terpenting dalam nilai moral.Ingat sering ucapan “ Bahwa agama melarang AWAS DOSA ‘ dsb. Secara etis pada umumnya moral.Ingat sering ucapan “ Bahwa agama melarang AWAS DOSA ‘ dsb. Secara etis pada umumnya yang diatur oleh suatu agama yang dianut oleh agama lain seperti “ dekalog = sepuluh perintah Allah yang diatur oleh suatu agama yang dianut oleh agama lain seperti “ dekalog = sepuluh perintah Allah “ = “The Ten Commandments”“ = “The Ten Commandments”

DostoyevskyDostoyevsky ( pengarang besar Rusia : “ seandainya Tuhan tidak ada, semuanya diperbolehkan.” ( pengarang besar Rusia : “ seandainya Tuhan tidak ada, semuanya diperbolehkan.”

Sebaliknya filsuf Perancis yang sangat vokal Sebaliknya filsuf Perancis yang sangat vokal Jean Paul SartreJean Paul Sartre ( 1905 – 1980) seorang atheis ( 1905 – 1980) seorang atheis menolak menolak Dostoyevsky Dostoyevsky bahwa bagi seorang atheis ( tak beragama) tidak semua diperbolehkan. bahwa bagi seorang atheis ( tak beragama) tidak semua diperbolehkan. Sartre mengatakan bahwa manusia tidak bertanggungjawab kepada Tuhan , dan moral adalah Sartre mengatakan bahwa manusia tidak bertanggungjawab kepada Tuhan , dan moral adalah urusan manusia.urusan manusia.

19. Moral dan Hukum.19. Moral dan Hukum.

Moral akan mengawang-awang tanpa dilembagakan tanpa di positivisme, tanpa di kodifikasi layaknya Moral akan mengawang-awang tanpa dilembagakan tanpa di positivisme, tanpa di kodifikasi layaknya hukum. Sebaliknya hukum. Sebaliknya Quidleges sine moribusQuidleges sine moribus ( Roma) bahwa hukum tidak ada artinya tanpa disertai ( Roma) bahwa hukum tidak ada artinya tanpa disertai moralitas. ( moralitas. ( K.BertensK.Bertens, 2004 : 41), 2004 : 41)

Beda Hukum dan Moral :Beda Hukum dan Moral : Hukum dikodifikasi ( = ditulis, dibukukan sedang moral tidak ).Hukum dikodifikasi ( = ditulis, dibukukan sedang moral tidak ). Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah, sedang moral juga batiniah.Hukum membatasi diri pada tingkah laku lahiriah, sedang moral juga batiniah.

20. Kebebasan dan Tanggung Jawab20. Kebebasan dan Tanggung Jawab Secara kodrati manusia mempunyai kehendak bebas tapi ia harus bertanggung jawabSecara kodrati manusia mempunyai kehendak bebas tapi ia harus bertanggung jawab Contoh : Mahasiswa yang keluar ruang kelas terakhir menemukan dompet, ia bebas untuk memiliki Contoh : Mahasiswa yang keluar ruang kelas terakhir menemukan dompet, ia bebas untuk memiliki , , disisi lain ia harus bertanggung jawab untuk mengembalikan. disisi lain ia harus bertanggung jawab untuk mengembalikan.

Page 20: ETIKA BIROKRASI

22. FILSAFAT MORAL22. FILSAFAT MORAL

Etika yang berpijak pada moral adalah salah satu cabang filsafat.Etika yang berpijak pada moral adalah salah satu cabang filsafat.

FILSAFATFILSAFAT Berasal dari bahasa Yunani : Berasal dari bahasa Yunani : - Philos : gemar , senang, cinta. - Philos : gemar , senang, cinta.

- Sophia : kebijaksanaan- Sophia : kebijaksanaan Berusaha mendalami hakikat sesuatu dengan 3 pertanyaan : - Ontologi ; Apa?Berusaha mendalami hakikat sesuatu dengan 3 pertanyaan : - Ontologi ; Apa?

- Epistimologi : Mengapa ?- Epistimologi : Mengapa ?

- Aksiologi : Bagaimana?- Aksiologi : Bagaimana? Logic Hypothetico verivikatif ; Tiap ilmu diawali dengan filsafat dan diakhiri dengan seniLogic Hypothetico verivikatif ; Tiap ilmu diawali dengan filsafat dan diakhiri dengan seni

23. Birokrasi23. Birokrasi

Birikrasi gambaran idealis yang diciptakan oleh Birikrasi gambaran idealis yang diciptakan oleh Max WiberMax Wiber , kini berubah menjadi citra yang terkesan , kini berubah menjadi citra yang terkesan

korup , lamban tidak efisien dan sifat buruk lainnyakorup , lamban tidak efisien dan sifat buruk lainnya

Max WiberMax Wiber menyampaikan 6 ciri birokrasi yang ideal : menyampaikan 6 ciri birokrasi yang ideal :

1.1. Pembagian tugas yang jelas dijabat oleh tenaga spesialis.Pembagian tugas yang jelas dijabat oleh tenaga spesialis.

2.2. Prinsip hirarkis.Prinsip hirarkis.

3.3. Peraturan yang formalPeraturan yang formal

4.4. Formal tidak bersifat pribadi ( Formal tidak bersifat pribadi ( sine era et studiosine era et studio ) )

5.5. Sistem senioritas dan prestasiSistem senioritas dan prestasi

6.6. Pengalaman diperhitungkan dalam pembinaan karierPengalaman diperhitungkan dalam pembinaan karier

Page 21: ETIKA BIROKRASI

24. Alasan Kehadiran Birokrasi24. Alasan Kehadiran Birokrasi

1.1. Pluralisme Politik.Pluralisme Politik.

Masyarakat yang berbeda kepentingan , kadang bertentangan dapat dipersatukan oleh birokrasi Masyarakat yang berbeda kepentingan , kadang bertentangan dapat dipersatukan oleh birokrasi dengan pendekatan dengan pendekatan win-win solution.win-win solution.

2.2. Proses KonsentrasiProses Konsentrasi

Daerah – daerah yang menderita ( kekeringan endemi penyakit dll) disubsidi dari daerah makmurDaerah – daerah yang menderita ( kekeringan endemi penyakit dll) disubsidi dari daerah makmur

3. Kompleksitas Teknologi3. Kompleksitas Teknologi

Dalam perubahan- perubahan kemajuan birokrasi harus menjadi penerjemah masyarakatDalam perubahan- perubahan kemajuan birokrasi harus menjadi penerjemah masyarakat

25. Birokrasi harus orang bijak ( 25. Birokrasi harus orang bijak ( Birokrasi harus berisi orang-orang Birokrasi harus berisi orang-orang bijakbijak bukan bukan cacatcacat atau atau ekses)ekses)

BIJAKBIJAK CACATCACAT EKSESEKSES

BeraniBerani PengecutPengecut GegabahGegabah

SederhanaSederhana Tidak nalarTidak nalar Semau gueSemau gue

BebasBebas PicikPicik BorosBoros

IndahIndah KikirKikir VulgarVulgar

MaknaMakna MalasMalas AmbisiusAmbisius

Tabiat baikTabiat baik DunguDungu PemberangPemberang

BanggaBangga Rendah diriRendah diri TakaburTakabur

RamahRamah KasarKasar CerobohCeroboh

JujurJujur LicikLicik AngkuhAngkuh

Cerdas riangCerdas riang kakukaku BadutBadut

Page 22: ETIKA BIROKRASI

26. Rumusan beberapa filsuf bagi birokrat yang bijak dan adil26. Rumusan beberapa filsuf bagi birokrat yang bijak dan adil

Plato :Plato : Masing-masing unsur kejiwaan : cipta , rasa, karsa dapat menjalankan fungsi sebagaimana Masing-masing unsur kejiwaan : cipta , rasa, karsa dapat menjalankan fungsi sebagaimana

mestinya tanpa mengganggu satu sama lainmestinya tanpa mengganggu satu sama lain Budi rohani dalam keadaan tertib sebagaiman tertibnya keadaan tubuh yang sehat.Budi rohani dalam keadaan tertib sebagaiman tertibnya keadaan tubuh yang sehat. Disiplin diri dengan perasaan hati yang dikendalikan akal.Disiplin diri dengan perasaan hati yang dikendalikan akal.Philemon :Philemon : Tidak mau berbuat salah walaupun bisa melakukannya.Tidak mau berbuat salah walaupun bisa melakukannya. Watak yang tulus untuk berbuat adil , bukan sekedar ingin tampak adil.Watak yang tulus untuk berbuat adil , bukan sekedar ingin tampak adil. Menolak mengambil barang berharga milik orang lain walaupun tidak ada resiko yang merugikan.Menolak mengambil barang berharga milik orang lain walaupun tidak ada resiko yang merugikan.Stanlley Benn :Stanlley Benn : Memiliki integritasMemiliki integritas Hidup menurut azas konsistenHidup menurut azas konsisten Prinsip hidup tidak tergoyahkan oleh pertimbangan keuntungan , hasrat dan perasaan hati.Prinsip hidup tidak tergoyahkan oleh pertimbangan keuntungan , hasrat dan perasaan hati.

27. Wibawa Birokrasi27. Wibawa Birokrasi Birokrasi adalah organisasi yang sangat besar , berkuasa bisa bertindak baik atau buruk Birokrasi adalah organisasi yang sangat besar , berkuasa bisa bertindak baik atau buruk

terhadap rakyatnyaterhadap rakyatnya Faktor piminan birokrasi sangat penting dan berpengaruh dalam pelayanan publik dengan pola Faktor piminan birokrasi sangat penting dan berpengaruh dalam pelayanan publik dengan pola

kepemimpinannya : Demokratis, Otoriter, Laizes fair atau bebaskepemimpinannya : Demokratis, Otoriter, Laizes fair atau bebas Yang berwibawa adalah apabila birokrasi dipegang oleh model pimpinan demokrasi ;Yang berwibawa adalah apabila birokrasi dipegang oleh model pimpinan demokrasi ;

- mendengar suara bawahan- mendengar suara bawahan - Disiplin- Disiplin- Berani bertindak - Berani bertindak - Adil , bijaksana, jujur- Adil , bijaksana, jujur

Page 23: ETIKA BIROKRASI

28. Kebijakan Publik memiliki Konsekwensi Moral28. Kebijakan Publik memiliki Konsekwensi Moral

Kebijakan publik adalah suatu keputusan yangberbentuk peraturan perundang-undangan ( UU , Kebijakan publik adalah suatu keputusan yangberbentuk peraturan perundang-undangan ( UU , PP, Peraturan Menteri , Perda , dsb)PP, Peraturan Menteri , Perda , dsb)

Kebijakan publik menetapkan kearh mana bangsa mau dibawa dan juga arah pembagunan.Kebijakan publik menetapkan kearh mana bangsa mau dibawa dan juga arah pembagunan. Secara moral, kebijakan publik harus menunjukan keberpihaknya pada rakyat , karena Secara moral, kebijakan publik harus menunjukan keberpihaknya pada rakyat , karena

sesungguhnya ( APBN,APBD) adalah uang rakyat.sesungguhnya ( APBN,APBD) adalah uang rakyat.

29. Birokrasi di Indonesia29. Birokrasi di Indonesia

Norma hukum di Indonesia pada umumnya telah memadai akan tetapi pada tingkatan Norma hukum di Indonesia pada umumnya telah memadai akan tetapi pada tingkatan implementasi mengalami kendala karena kurang mendapat dukungan nilai moral para implementasi mengalami kendala karena kurang mendapat dukungan nilai moral para birokratnya ditandai :birokratnya ditandai :

- Maraknya KKN- Maraknya KKN

- Kesenjangan pembangunan antar wilayah- Kesenjangan pembangunan antar wilayah

- APBN dan APBD lebih banyak untuk belanja birokrasi bukan belanja publik- APBN dan APBD lebih banyak untuk belanja birokrasi bukan belanja publik

30. Bisnis Profesi Etis30. Bisnis Profesi Etis Bisnis yang berorientasi profit ( keuntungan) dikesankan kotor, tipu, menghalalkan semua cara. Bisnis yang berorientasi profit ( keuntungan) dikesankan kotor, tipu, menghalalkan semua cara.

Sedangkan profesi dan etika adalah nilai yang putih seperti salju. Adalah etika dan profesi Sedangkan profesi dan etika adalah nilai yang putih seperti salju. Adalah etika dan profesi bisnis?bisnis?

Bisnis dapat menjadi profesi yang etis sepanjang didukung sistem politik yang kondusif dan fair Bisnis dapat menjadi profesi yang etis sepanjang didukung sistem politik yang kondusif dan fair melalui aturan hukum yang jelas, adil dan konsistenmelalui aturan hukum yang jelas, adil dan konsisten

Page 24: ETIKA BIROKRASI

PRINSIP- PRINSIP ETIKA PROFESIONALPRINSIP- PRINSIP ETIKA PROFESIONAL

1.1. Tanggung jawabTanggung jawab

2.2. Keadilan Keadilan

3.3. OtonomiOtonomi

4.4. Integritas MoralIntegritas Moral

Bisnis sebagai profesi baruBisnis sebagai profesi baru justru menyebabkan pengertian profesi jadi rancu ( pro- kontra) karena justru menyebabkan pengertian profesi jadi rancu ( pro- kontra) karena

kehawatiran kemampuan melaksanakan kidah-kaidah etika.kehawatiran kemampuan melaksanakan kidah-kaidah etika.

PANDANGAN TENTANG PROFESI BISNISPANDANGAN TENTANG PROFESI BISNIS

1. Pandangan praktis realitas :1. Pandangan praktis realitas :

Kenyataan bisnis sebagai profit making , dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan, kadangKenyataan bisnis sebagai profit making , dengan tujuan utama untuk mencari keuntungan, kadang

menghalalkan segala cara.menghalalkan segala cara.

Pandangan Ekonomi Pandangan Ekonomi klasikklasik ( ( Adam SmithAdam Smith) dan ) dan neo klasikneo klasik ( ( Milton FriedmanMilton Friedman) ;) ;

“ “ Keuntungan adalah wajar sebagi upah atas pengelolaan asset, seperti upah buruh atas tenaga Keuntungan adalah wajar sebagi upah atas pengelolaan asset, seperti upah buruh atas tenaga kerja”kerja”

2. Pandangan Ideal.2. Pandangan Ideal.

Bisnis adalah kegiatan produksi menjual membeli barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat Bisnis adalah kegiatan produksi menjual membeli barang dan jasa untuk kebutuhan masyarakat keuntungan bukan satu-satunya tujuan tapi lebih merupakan konsekuensi.keuntungan bukan satu-satunya tujuan tapi lebih merupakan konsekuensi.

Page 25: ETIKA BIROKRASI

Richard De George :Richard De George :

“ “ Bisnis seperti kegiatan sosial lainnya mengendalikan suatu latar belakang moral dan mustahil bisaBisnis seperti kegiatan sosial lainnya mengendalikan suatu latar belakang moral dan mustahil bisadijalankan tanpa latar belakang moral.dijalankan tanpa latar belakang moral.Moral adalah minyak yang menghidupkan serta lem yang merekatkan seluruh masyarakat, termasuk Moral adalah minyak yang menghidupkan serta lem yang merekatkan seluruh masyarakat, termasuk

bisnis-bisnis yang tidak sesuai dengan moral masyarakat , akan ditinggalkan . Bahwa denganbisnis-bisnis yang tidak sesuai dengan moral masyarakat , akan ditinggalkan . Bahwa denganmemenuhi kebutuhan masyarakat secara baik maka wjar mendapatkan imbalan ( keuntungan) memenuhi kebutuhan masyarakat secara baik maka wjar mendapatkan imbalan ( keuntungan) ( Konosuke Matsusita = Matsusita Inc Jepang) ( Konosuke Matsusita = Matsusita Inc Jepang) Teori pertukaran ini sebenarnya juga merupakan teori adam Smith : “ Beri apa saja yang diinginkan Teori pertukaran ini sebenarnya juga merupakan teori adam Smith : “ Beri apa saja yang diinginkan

dan anda akan mendapat kebutuhan anda “dan anda akan mendapat kebutuhan anda “

Mitos Bisnis AmoralMitos Bisnis Amoral.. Tetap ada tudingan bisnis tetap bisnis , jangan dicampur adukan dengan etika ; terpisah.Tetap ada tudingan bisnis tetap bisnis , jangan dicampur adukan dengan etika ; terpisah. Ungkapan De george sebagai bisnis amoral dengan alasan ;Ungkapan De george sebagai bisnis amoral dengan alasan ;

- Bisnis layaknya judi penuh persaingan mengejar keuntungan , menghalalkan semua cara.- Bisnis layaknya judi penuh persaingan mengejar keuntungan , menghalalkan semua cara.- Dalam bisnis persaingan beda dengan aturan sosial , moral diabaikan.- Dalam bisnis persaingan beda dengan aturan sosial , moral diabaikan.- Aturan moral dalam bisnis akan kalah dalam persingan ketat.- Aturan moral dalam bisnis akan kalah dalam persingan ketat.

Mitos Bisnis amoral ( tidak semuanya benar )Mitos Bisnis amoral ( tidak semuanya benar )1.1. Dalam bisnis memang ada unsur resiko, spekulasi judi tapi pebisnis yang profesional punya Dalam bisnis memang ada unsur resiko, spekulasi judi tapi pebisnis yang profesional punya

VISI , MISI, Wawasan jangka panjang dan nilai manusiawi jadi harus etisVISI , MISI, Wawasan jangka panjang dan nilai manusiawi jadi harus etis2.2. Bisnis adalah fenomena masyarakat , aktivitas antara masyarakat, hal tersebut berarti norma Bisnis adalah fenomena masyarakat , aktivitas antara masyarakat, hal tersebut berarti norma

dan nilai yang dianggap baik, kalau tiadak akan segera berhentidan nilai yang dianggap baik, kalau tiadak akan segera berhenti3.3. Kegiatan legal ( didukung UU seperti Monopoli Oligopoli,monoposom , KKN dll) belum tentu Kegiatan legal ( didukung UU seperti Monopoli Oligopoli,monoposom , KKN dll) belum tentu

sesuai moralitassesuai moralitas4.4. Kenyataan empiris yang berulang-ulang terjadi dimana-mana dan syah ,tidak dapat Kenyataan empiris yang berulang-ulang terjadi dimana-mana dan syah ,tidak dapat

disimpulkan sesuai normatif moraldisimpulkan sesuai normatif moral5.5. Adanya protes dari masyarakat seperti YLKI , green Peace dll.Adanya protes dari masyarakat seperti YLKI , green Peace dll.

Page 26: ETIKA BIROKRASI

Sanggahan Bisnis AmoralSanggahan Bisnis Amoral

Kredo Etis ;Kredo Etis ;1.1. Dalam bisnis yang dipertaruhkan bukan hanya uang tapi juga nama baik dan kelangsungan Dalam bisnis yang dipertaruhkan bukan hanya uang tapi juga nama baik dan kelangsungan

usaha, keluarga,konsumen,harga diri dsb.usaha, keluarga,konsumen,harga diri dsb.2.2. Aturan bisnis tidak sama dengan judi.Pelaku dan konsumen bisnis adalah manusia jadi ada Aturan bisnis tidak sama dengan judi.Pelaku dan konsumen bisnis adalah manusia jadi ada

kegiatan sosial yang terikat latar belakang moral dan etik.Pengusaha yang tidak kegiatan sosial yang terikat latar belakang moral dan etik.Pengusaha yang tidak menghiraukan kaidah moral akan diboikot konsumen dan stakeholder lainnyamenghiraukan kaidah moral akan diboikot konsumen dan stakeholder lainnya

3.3. Legalitas seperti aturan hukum yang mengetur monopoli tidak otomatis diterima moral >jadi Legalitas seperti aturan hukum yang mengetur monopoli tidak otomatis diterima moral >jadi hukum tidak selalu dan sejalan dengan nilai moral.hukum tidak selalu dan sejalan dengan nilai moral.

4.4. Etika harus dibedakan dengan ilmu empiris. Tidak semua kebiasaan yang terus terulang Etika harus dibedakan dengan ilmu empiris. Tidak semua kebiasaan yang terus terulang ( seperti KKN diterima oleh Etika)( seperti KKN diterima oleh Etika)

5.5. Banyak respon masyarakat yang melawan praktek bisnis yang merugikan masyarakat seperti Banyak respon masyarakat yang melawan praktek bisnis yang merugikan masyarakat seperti limbah, campuran kimia berbahaya pada kosmetik maupun makanan, menandakan bahwa limbah, campuran kimia berbahaya pada kosmetik maupun makanan, menandakan bahwa bisnis harus memperhatikan kaidah moral.bisnis harus memperhatikan kaidah moral.

Prinsip-prinsip etika BisnisPrinsip-prinsip etika BisnisBisnis sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai masyarakat satu bangsa misal Jepang, Saudi Arabia dsb.Bisnis sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai masyarakat satu bangsa misal Jepang, Saudi Arabia dsb.yang kemudian menetapkan prinsip-prinsip etika bisnis :yang kemudian menetapkan prinsip-prinsip etika bisnis :1.1. Prinsip OtonomiPrinsip Otonomi : Bahwa para pebisnis punya otonomi mengambil keputusan dengan : Bahwa para pebisnis punya otonomi mengambil keputusan dengan

segalakonsekuensinya ( sejalan) atau bertentangan dengan moral dan etik yang diyakini segalakonsekuensinya ( sejalan) atau bertentangan dengan moral dan etik yang diyakini masyarakat)masyarakat)

2.2. Pemberdayaan pelaku bisnisPemberdayaan pelaku bisnis. Dalam perasaingan bisnis yang ketat maka pelaku bisnis . Dalam perasaingan bisnis yang ketat maka pelaku bisnis harus mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.Tepat karena akan harus mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.Tepat karena akan menguntungkan dirinya dan semua menguntungkan dirinya dan semua stakeholderstakeholder.Pebisnis kalau mau hidup tenang tidak boleh .Pebisnis kalau mau hidup tenang tidak boleh berbohong pada dirinya harus jujur.berbohong pada dirinya harus jujur.

Page 27: ETIKA BIROKRASI

3. 3. Keadilan,Keadilan, Pebisnis dituntut berbuat adil jangan ada yang dirugikan , terhadap semua pihak agar Pebisnis dituntut berbuat adil jangan ada yang dirugikan , terhadap semua pihak agar relasi perusahaan dapat bertahan.Tanpa relasi dan tanpa kepercayaan dari relasi perusahaan dapat bertahan.Tanpa relasi dan tanpa kepercayaan dari stakeholderstakeholder perusahaan tidak akan bertahan hidup.perusahaan tidak akan bertahan hidup.

4. 4. Prinsip saling menguntungkanPrinsip saling menguntungkan, Produsen maupun konsumen sama ingin mendapat manfat dan , Produsen maupun konsumen sama ingin mendapat manfat dan keuntungan ( win-win situation)keuntungan ( win-win situation)

5. 5. Integritas moralIntegritas moral, Pebisnis harus menjaga motivasi terus menerus agar dipercaya tetap unggul., Pebisnis harus menjaga motivasi terus menerus agar dipercaya tetap unggul.

Adam SmithAdam Smith ; menanggap prinsip keadilan adalah pokok, keadilan komutatif berupa ; menanggap prinsip keadilan adalah pokok, keadilan komutatif berupa no harmno harm

( tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain)( tidak merugikan hak dan kepentingan orang lain)

Etos BisnisEtos Bisnis

Agar etika bisnis dapat berjalan banyak perusahaan besar membangun Agar etika bisnis dapat berjalan banyak perusahaan besar membangun BUDAYA PERUSAHAANBUDAYA PERUSAHAAN ( ( CORPORATE CULTURECORPORATE CULTURE) ATAU ETOS BISNIS.Etos bisnis adalah kegiatan yang ) ATAU ETOS BISNIS.Etos bisnis adalah kegiatan yang dilaksanakan dari generasi ke generasi, dengan menerapkan nilai,norma maupun prinsip dilaksanakan dari generasi ke generasi, dengan menerapkan nilai,norma maupun prinsip moral yang berujud pelayanan mutu disiplin,kejujuran,tanggung jawab,adil dsb.moral yang berujud pelayanan mutu disiplin,kejujuran,tanggung jawab,adil dsb.

Relativitas Moral Dalam BisnisRelativitas Moral Dalam Bisnis

Perasingan bisnis berskala global,lantas nilai moral negara mana yang dianut ? Perasingan bisnis berskala global,lantas nilai moral negara mana yang dianut ?

De GeorgeDe George menyatakan nilai yang harus dianut adalah nilai moral dan etik tempat kegiatan menyatakan nilai yang harus dianut adalah nilai moral dan etik tempat kegiatan perusahaan berlangsung, walau perusahaannya ada di banyak negara ( perusahaan berlangsung, walau perusahaannya ada di banyak negara ( multy nasionalmulty nasional))

De GeorgeDe George mengatakan hal ini ada 3 alasan : mengatakan hal ini ada 3 alasan : Norma etis berbeda dari satu negara dengan negaralain.Norma etis berbeda dari satu negara dengan negaralain. Norma sendirilah yang paling tepat/benar.Norma sendirilah yang paling tepat/benar. Immoralitas naif bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekaliImmoralitas naif bahwa tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali

Page 28: ETIKA BIROKRASI

Nomor 1 mencampuradukan norma hukum dan norma moral.Hukum positivisme dari moral bisaNomor 1 mencampuradukan norma hukum dan norma moral.Hukum positivisme dari moral bisa

berbeda akan tetapi moral cenderung universalberbeda akan tetapi moral cenderung universal

De George De George menyatakan bahwa kuncinya adalah padaintegritas pribadi internal dan integritas moral.menyatakan bahwa kuncinya adalah padaintegritas pribadi internal dan integritas moral.

De George De George mengangga mengangga no harmno harm terlalu minimal dan terkesan dipaksakan dari luar. terlalu minimal dan terkesan dipaksakan dari luar.

KEADILAN DALAM BISNISKEADILAN DALAM BISNIS

Tradisional ( Aristoteles) : Tradisional ( Aristoteles) :

1.1. Keadilan LegalKeadilan Legal

2.2. Keadilan KomutatifKeadilan Komutatif

3.3. Keadilan DistributifKeadilan Distributif Keadilan Legal :Keadilan Legal :

- Mendasarkan hukum yang berlaku, semua orang mendapat perlakuan yang sama- Mendasarkan hukum yang berlaku, semua orang mendapat perlakuan yang sama

- Hubungan mengarah pada individu/kelompok dengan negara- Hubungan mengarah pada individu/kelompok dengan negara

- Hal ini berdasarkan :- Hal ini berdasarkan :

* Semua orang mempunyai harkat dan martabat yang sama* Semua orang mempunyai harkat dan martabat yang sama

* Semua wrga negara mempunayi kedudukan yang sama* Semua wrga negara mempunayi kedudukan yang sama

* Pemerintah tidak boleh mengeluarkan peraturan khusus dan istimewa untuk * Pemerintah tidak boleh mengeluarkan peraturan khusus dan istimewa untuk kelompok kelompok mesyarakat tertentu mesyarakat tertentu

* Semua wrga negara harus tunduk pada hukum yang sama.* Semua wrga negara harus tunduk pada hukum yang sama.

Page 29: ETIKA BIROKRASI

Keadilan Komutatif :Keadilan Komutatif :

- Hubungannya antar warga negara dengan warga negara .- Hubungannya antar warga negara dengan warga negara .

- Kalau ada warga negara yang terlanggar haknya oleh warga negara lain , negara berkewajiban - Kalau ada warga negara yang terlanggar haknya oleh warga negara lain , negara berkewajiban memulihkan keadilan antar pihak dan boleh menjatuhkan sanksi ( ingat lambang pengadilan memulihkan keadilan antar pihak dan boleh menjatuhkan sanksi ( ingat lambang pengadilan timbangan dacin yang seimbang )timbangan dacin yang seimbang )

- Dalam masyarakat primitif dikenal “ Gigi ganti gigi “ Nyawa ganti nyawa “- Dalam masyarakat primitif dikenal “ Gigi ganti gigi “ Nyawa ganti nyawa “ Keadilan distributif :Keadilan distributif :

- sama dengan keadilan ekonomi.- sama dengan keadilan ekonomi.

- Distribusi yang merata bagi semua warga negara diberbagai wilayah- Distribusi yang merata bagi semua warga negara diberbagai wilayah

- Jaman aristrikrasi dan oligarki, bangsawan mendapat bagian banyak sedang budak sedikit- Jaman aristrikrasi dan oligarki, bangsawan mendapat bagian banyak sedang budak sedikit

- Kalau orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan prestasinya dalam mewujudkan tujuan - Kalau orang mendapatkan sesuatu sesuai dengan prestasinya dalam mewujudkan tujuan bersama ( negara )bersama ( negara )

- Prinsip sama rata dan sama rasa dalam ekonomi justru menimbulkan ketidak adilan.- Prinsip sama rata dan sama rasa dalam ekonomi justru menimbulkan ketidak adilan.

TEORI KEADILAN ADAM SMITH :TEORI KEADILAN ADAM SMITH : Adam Smith hanya menerima keadilan komutatifAdam Smith hanya menerima keadilan komutatif

• keadilan masyarakat kesetaraan keadilan masyarakat kesetaraan • Keadilan legal sudah termasuk dan konsekuensi kadilan komulatifKeadilan legal sudah termasuk dan konsekuensi kadilan komulatif• Negara Netral ( tidak memihak)Negara Netral ( tidak memihak)• Tidak setuju adanya keadilan distributif Tidak setuju adanya keadilan distributif

Page 30: ETIKA BIROKRASI

3 PRINSIP KEADILAN KOMUTATIF ADAM SMITH3 PRINSIP KEADILAN KOMUTATIF ADAM SMITH

1.1. Prinsip No Harm = tidak merugikan orang lain dan tidak mau dirugikan orang lain. ( kaidah Prinsip No Harm = tidak merugikan orang lain dan tidak mau dirugikan orang lain. ( kaidah emas) .Akhirnya dituangkan dalam hukum , the enforceeable virtul ( keutamaan moral yang emas) .Akhirnya dituangkan dalam hukum , the enforceeable virtul ( keutamaan moral yang dapat dipaksakan )dapat dipaksakan )

2.2. Prinsip Non intervention , Prinsip tidak ikut campur tangan siapapun terhadap orang lain.Prinsip Non intervention , Prinsip tidak ikut campur tangan siapapun terhadap orang lain.

3.3. Prinsip keadilan tukar , Harga alamiah mencerminkan biaya produksi ( upah , keuntungan dan Prinsip keadilan tukar , Harga alamiah mencerminkan biaya produksi ( upah , keuntungan dan sewa sarana/prasarana) jumlah yang ditawarkan ke pasar ( adil)sewa sarana/prasarana) jumlah yang ditawarkan ke pasar ( adil)

Page 31: ETIKA BIROKRASI

PERLUNYA KETERLIBATAN SOSIAL PERUSAHAAN PERLUNYA KETERLIBATAN SOSIAL PERUSAHAAN

Kebutuhan dan harapan masyarakatKebutuhan dan harapan masyarakat- tujuan perusahaan mencari keuntungan- tujuan perusahaan mencari keuntungan- Persaingan bertambah ketat- Persaingan bertambah ketat- Tuntutan masyarakat terhadap perusahaan terus berubah antara lain :- Tuntutan masyarakat terhadap perusahaan terus berubah antara lain :

* perhatian terhadap lingkungan* perhatian terhadap lingkungan* Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan* Perhatian terhadap kesejahteraan karyawan

- Perusahaan yang tidak sensitif terhadap harapan akan diboikot masyarakat - Perusahaan yang tidak sensitif terhadap harapan akan diboikot masyarakat Terbatasnya sumber daya alam Terbatasnya sumber daya alam

- sumber daya alam terbatas, oleh karenanya dieksploitasi dengan tetap menjaga kelestariannya- sumber daya alam terbatas, oleh karenanya dieksploitasi dengan tetap menjaga kelestariannya Lingkungan sosial yang lebih baikLingkungan sosial yang lebih baik

- Semakin baik lingkungan sosial, semakin baik iklim bisnis.- Semakin baik lingkungan sosial, semakin baik iklim bisnis.- Lingkungan sosial : lapangan kerja,kesenjangan sosial, pengangguran , daya beli dsb.- Lingkungan sosial : lapangan kerja,kesenjangan sosial, pengangguran , daya beli dsb.

Perimbangan tanggung jawabPerimbangan tanggung jawab

AZAS BEBERAPA PERUSAHAAN AZAS BEBERAPA PERUSAHAAN ( BERISI “ MOTTO, NILAI MORAL , DAN ETIK )( BERISI “ MOTTO, NILAI MORAL , DAN ETIK )

MC DONALLD’S HAMBURGERMC DONALLD’S HAMBURGERQ = QUALITYQ = QUALITYS = SERVICES = SERVICEC = CLEANLINESSC = CLEANLINESSV = VALUEV = VALUE

Page 32: ETIKA BIROKRASI

SALAH SATU BUMNSALAH SATU BUMN

KETERBUKAANKETERBUKAAN KEBERSAMAANKEBERSAMAAN KEBERSIHANKEBERSIHAN

BANKIR IDEAL ( MAHMOEDIN ) : SPECIE ; CREDITBANKIR IDEAL ( MAHMOEDIN ) : SPECIE ; CREDIT

1.1. S : SENSITIVITY : PEKA TERHADAP SITUASI POLITIK EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYAS : SENSITIVITY : PEKA TERHADAP SITUASI POLITIK EKONOMI SOSIAL DAN BUDAYA

2.2. P : PRUDANCE : HATI-HATI , BIJAKSANA , IKUT MEMELIHARA STABILITASP : PRUDANCE : HATI-HATI , BIJAKSANA , IKUT MEMELIHARA STABILITAS

3.3. E : EXPERTISE : AHLI DIBIDANGNYA , PROFESIONALE : EXPERTISE : AHLI DIBIDANGNYA , PROFESIONAL

4.4. C : CAPABILITY : KEMAMPUAN MANAJERIAL TEKNISC : CAPABILITY : KEMAMPUAN MANAJERIAL TEKNIS

5.5. I : INTEGRITY : MEMILIKI INTEGRITAS PRIBADI , JUJUR, PENGEMBAN AMANAH.I : INTEGRITY : MEMILIKI INTEGRITAS PRIBADI , JUJUR, PENGEMBAN AMANAH.

6.6. E ; EXPERIENCE : PENGALAMANE ; EXPERIENCE : PENGALAMAN

7.7. C : COMMUNICATIVE : KEMEMPUAN BERKOMUNIKASI, HUMAN RELATIONC : COMMUNICATIVE : KEMEMPUAN BERKOMUNIKASI, HUMAN RELATION

8.8. R : RESPONSIBILITY : TANGGUNG JAWAB SOSIALR : RESPONSIBILITY : TANGGUNG JAWAB SOSIAL

9.9. E : ENTEPRENEUR : JIWA BERUSAHAE : ENTEPRENEUR : JIWA BERUSAHA

10.10. D : DOUBLE SIZE : ( GEORGE P.ALLAN) MEMILIKI KEMEMPUAN AKUNTANSI, D : DOUBLE SIZE : ( GEORGE P.ALLAN) MEMILIKI KEMEMPUAN AKUNTANSI, HUKUM , POLITIK EKONOMI GENTLEMEN ( KSATRIA ) HUKUM , POLITIK EKONOMI GENTLEMEN ( KSATRIA )

11.11. I : INTELLEGENCE : CERDASI : INTELLEGENCE : CERDAS

12.12. T : TOLARANCE : SABAR DAN PUNYA DAYA TAHAN TERHADAP BERBAGAI SITUASI, T : TOLARANCE : SABAR DAN PUNYA DAYA TAHAN TERHADAP BERBAGAI SITUASI, TIDAK MUDAH TERBUJUK TIDAK MUDAH TERBUJUK

Page 33: ETIKA BIROKRASI

KEPRIBADIAN MORAL ( M SUPRIHADI SASTROHUSODO)KEPRIBADIAN MORAL ( M SUPRIHADI SASTROHUSODO)

DASA DIRI :DASA DIRI :

1.1. BERSIH DIRIBERSIH DIRI 6. JAGA DIRI6. JAGA DIRI

2.2. HARGA DIRI HARGA DIRI 7. PERCAYA DIRI7. PERCAYA DIRI

3.3. JATI DIRI JATI DIRI 8. KENDALI DIRI8. KENDALI DIRI

4.4. TAHU DIRITAHU DIRI 9. TEGUH DALAM PENDIRIAN9. TEGUH DALAM PENDIRIAN

5.5. MAWAS DIRIMAWAS DIRI 10. MANDIRI10. MANDIRI

ETIKA DAN BISNISETIKA DAN BISNIS- BISA DIPADUKAN ?BISA DIPADUKAN ?- MASIH PRO DAN KONTRA MASIH PRO DAN KONTRA - PENDEKATAN YANG KONTRA : PRAGMATIS , PENDEKATAN PROFIT, CENDERUNG, PENDEKATAN YANG KONTRA : PRAGMATIS , PENDEKATAN PROFIT, CENDERUNG,

HALALKAN SEMUA CARAHALALKAN SEMUA CARA- PENDEKATAN YANG PRO : MAHTAMA GANDHI TENTANG 7 DOSA SOSIAL ;PENDEKATAN YANG PRO : MAHTAMA GANDHI TENTANG 7 DOSA SOSIAL ;

1. POLITIK TANPA PRINSIP.1. POLITIK TANPA PRINSIP.

2. KAYA TANPA KERJA2. KAYA TANPA KERJA

3. KENIKMATAN TANPA NURANI3. KENIKMATAN TANPA NURANI

4. PENGETAHUAN TANPA WATAK4. PENGETAHUAN TANPA WATAK

5. ILMU TANPA KEMAMPUAN5. ILMU TANPA KEMAMPUAN

6. IBADAH TANPA PENGORBANAN6. IBADAH TANPA PENGORBANAN

7. BISNIS TANPA MENU7. BISNIS TANPA MENU