laporan pelaksanaan instruksi presiden … inpres5-2011... · c. unit pelaksana teknis 15 ......

68
LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011 1 LAPORAN PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 5 TAHUN 2004 SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011 Laporan Inpers start 26032012.indd 1 28/03/2012 5:31:45 PM

Upload: buicong

Post on 31-Jan-2018

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

1

LAPORAN PELAKSANAAN INSTRUKSI PRESIDENNOMOR 5 TAHUN 2004 SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

Laporan Inpers start 26032012.indd 1 28/03/2012 5:31:45 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

2

BAB I. PendahuluanA. Umum 4B. Organisasi Kormonev Pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 di Lingkungan Kementerian Keuangan 6C. Dasar Hukum 7D. Matrik Ringkasan Capaian Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan

pada tahun 20118

Bab II. Struktur Organisasi Kementerian KeuanganA. Unit Organisasi Eselon I 12B. Kantor Vertikal 13C. Unit Pelaksana Teknis 15

Bab III. Laporan Semester II (Tahunan) Tahun 2011 Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004DIKTUM UMUM

A. Diktum PERTAMA 18B. Diktum KEDUA 18C. Diktum KETIGA 19D. Diktum KEEMPAT 20E. Diktum KELIMA 22F. Diktum KEENAM 23G. Diktum KETUJUH 24H. Diktum KEDELAPAN 24I. Diktum KESEMBILAN 24J. Diktum KESEPULUH 25

DIKTUM KHUSUSK. Diktum KESEBELAS Angka 1 26L. Diktum KESEBELAS Angka 2 27

Bab IV. Upaya yang Telah Dilaksanakan Terkait Pemberantasan Korupsi di Lingkungan Kementerian KeuanganA. MoU/Nota Kesepahaman dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya 36B. Terbentuknya Unit Kepatuhan Internal 37C. Peningkatan Transparansi Kantor Pelayanan 37D. Penerapan PMK No. 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan

Pelanggaran (Whistle Blowing) di Lingkungan Kementerian Keuangan

39

E. Transparansi Informasi Kepada Publik 39F. Peningkatan Disiplin Pegawai 41G. Pembinaan Mental dan Agama 41H. Penerapan Manajemen Risiko 41I. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Balanced Score Card 43

Bab V. Penutup 45

Lampiran & Matrik 47

Daftar Isi

Laporan Inpers start 26032012.indd 2 28/03/2012 5:31:45 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

3

Bab I. Pendahuluan

Laporan Inpers start 26032012.indd 3 28/03/2012 5:31:48 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

4

A. Umum

Dari tahun ke tahun informasi tindak pidana korupsi tidak pernah surut, bahkan semakin meningkat baik dari

jumlah kasusnya maupun kualitasnya. Tindak pidana korupsi dilakukan dengan cara-cara yang semakin sistematis,

dan memasuki hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, sehingga mengancam kehidupan dalam masyarakat

dan negara. Kerugian negara yang ditimbulkannyapun semakin besar.

Tindak pidana korupsi juga merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat

sehingga tindak pidana korupsi tidak lagi digolongkan sebagai tindak kejahatan biasa melainkan telah menjadi

tindak kejahatan luar biasa. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan usaha yang sangat serius untuk mencegah

dan memberantasnya. Berbagai upaya sudah dilakukan namun hasilnya masih belum mampu menghilangkan

ttindak pidana korupsi di Indonesia.

Sejalan dengan bergulirnya tuntutan reformasi oleh publik maka pada awal periode Pemerintahan Kabinet

Indonesia Bersatu I, Presiden mencanangkan strategi pemberantasan korupsi dengan menerbitkan Instruksi

Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Inpres Nomor 5 Tahun 2004 berisi 10

(sepuluh) diktum umum dan 1 (satu) diktum khusus. Sebelas diktum tersebut diharapkan dapat mencakup seluruh

aspek yang diperlukan oleh Pemerintah dalam rangka mengantisipasi berbagai modus korupsi serta mampu

menjadi alat dalam percepatan pemberantasan korupsi.

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tersebut ini ditujukan kepada:

1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu;

2. Jaksa Agung Republik Indonesia;

3. Panglima Tentara Nasional Indonesia;

4. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;

5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen;

6. Para Gubernur, dan

7. Para Bupati dan Walikota.

Kepada para pihak yang ditunjuk dalam Inpres tersebut diinstruksikan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan

dalam diktum umum Inpres dimaksud yang meliputi:

1. Seluruh Pejabat Pemerintah termasuk Penyelenggara Negara menyampaikan laporan harta kekayaannya

kepada Komisi Pemberantasan Korupsi;

2. Membantu KPK dalam rangka penyelenggaraan pelaporan, pendaftaran, pengumuman dan pemeriksaan

Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungannya;

3. Membuat penetapan kinerja dengan pejabat dibawahnya secara berjenjang;

4. Meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat;

5. Menetapkan program dan wilayah bebas korupsi;

6. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa secara konsisten untuk mencegah kebocoran dan pemborosan;

7. Menerapkan kesederhanaan dalam pribadi dan kedinasan;

Laporan Inpers start 26032012.indd 4 28/03/2012 5:31:48 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

5

8. Memberikan dukungan terhadap upaya-upaya pemberantasan korupsi (percepatan informasi yang berkaitan

dengan Tindak Pidana Korupsi dan mempercepat pemberian ijin pemeriksaan terhadap saksi/tersangka);

9. Melakukan kerjasama dengan KPK, menelaah dan mengkaji sistem-sistem yang menimbulkan tindak pidana

korupsi;

10. Meningkatkan upaya pengawasan dan pembinaan aparatur untuk meniadakan perilaku koruptif di

lingkungannya.

Selanjutnya Inpres ini juga memberi instruksi khusus kepada Menko Bidang Ekonomi, Menteri Keuangan, dan

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS untuk melakukan kajian-kajian dan uji

coba pelaksanaan sistem E-Procurement yang dapat digunakan bersama instansi pemerintah. Selain itu, kepada

Menteri Keuangan, Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BAPPENAS, Menteri Negara

PAN, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara BUMN, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Komunikasi dan

Informatika, Jaksa Agung RI, KAPOLRI, Gubernur, serta Bupati/Walikota juga diberikan instruksi khusus, yang pada

intinya berupa tugas untuk melaksanakan upaya-upaya percepatan pemberantasan tindak pidana korupsi sesuai

dengan bidang masing-masing.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara

dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, disebutkan bahwa Kementerian Keuangan

mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang

keuangan dan kekayaan negara. Tugas dan fungsi Kementerian Keuangan untuk menyelenggarakan sebagian

urusan pemerintah di bidang keuangan dan kekayaan negara menjadikan Kementerian Keuangan mempunyai

peran sangat strategis dalam upaya pemberantasan korupsi, mengingat korupsi tidak terlepas dari keuangan

dan kekayaan negara. Dalam hal ini diperlukan manajemen, aturan dan sumber daya aparatur yang baik untuk

mencegah timbulnya korupsi. Begitu pentingnya peran Kementerian Keuangan dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi sehingga selain harus melaksanakan 10 diktum umum sebagaimana seluruh Kementerian

dan Lembaga, Kementerian Keuangan mendapat amanat khusus pada Diktum Kesebelas Inpres Nomor 5 Tahun

2004.

Diktum Kesebelas angka 2 Inpres Nomor 5 Tahun 2004 menyatakan bahwa khusus kepada Menteri Keuangan

wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan perpajakan, kepabeanan dan cukai,

penerimaan bukan pajak dan anggaran untuk menghilangkan kebocoran dalam penerimaan keuangan

negara, serta mengkaji berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan keuangan negara

yang dapat membuka peluang terjadinya praktik korupsi, dan sekaligus menyiapkan rancangan peraturan

perundang-undangan penyempurnaannya. Untuk itu sebagai tonggak pelaksanaan seluruh diktum Inpres

Nomor 5 Tahun 2004, Kementerian Keuangan telah membuat Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding

atau MoU) dalam rangka percepatan pemberantasan korupsi, yang ditandatangani oleh para Pimpinan Unit Eselon

I Kementerian Keuangan bersama dengan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sedangkan upaya

nyata yang telah dilakukan oleh Kementerian Keuangan adalah melaksanakan program reformasi birokrasi, yang

meliputi penataan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, serta peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya

BAB

I P

END

AH

ULU

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 5 28/03/2012 5:31:48 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

6

manusia. Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan tata kelola keuangan negara yang profesional, amanah, dan

tepat arah untuk meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik demi tercapainya pengelolaan keuangan

dan kekayaan negara yang efektif dan efisien.

B. Organisasi Kormonev (Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi) Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan

Kementerian Keuangan telah merintis program reformasi birokrasi yang bertumpu kepada penataan organisasi,

penyempurnaan proses bisnis, serta peningkatan disiplin dan kualitas sumber daya manusia sejak tahun 2002.

Berkaitan dengan diterbitkannya Inpres Nomor 5 Tahun 2004, pada awal tahun 2007 Menteri Keuangan telah

menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2007 tentang Pengorganisasian, Personel,

dan Mekanisme Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di Lingkungan

Departemen Keuangan. Selanjutnya untuk memantapkan pelaksanaan Inpres tersebut, setiap tahun susunan Tim

Kormonev Kementerian Keuangan diubah dan disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan.

Perubahan susunan keanggotaan dan juga masa kerja Tim Kormonev untuk Tahun 2011 ditetapkan dengan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KM.1/2011 tentang Perpanjangan Masa Kerja dan Perubahan Susunan

Keanggotaan Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 di

Lingkungan Kementerian Keuangan. Secara garis besar, susunan keanggotaan Tim Kormonev Pelaksanaan Inpres

Nomor 5 Tahun 2004 terdiri atas:

1. Penanggung jawab adalah Menteri Keuangan;

2. Koordinator Pelaksana Inpres Nomor 5 Tahun 2004 adalah Sekretaris Jenderal;

3. Sekretariat Pelaksana adalah Pimpinan unit organisasi di bawah Sekretariat Jenderal, dalam hal ini adalah

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, Kepala Biro Hukum, dan Kepala Biro Sumber Daya Manusia;

4. Pelaksana Monitoring dan Evaluasi adalah Inspektur Jenderal;

5. Sekretariat Monitoring dan Evaluasi adalah Pimpinan unit dibawah Sekretariat Inspektorat Jenderal;

6. Kelompok Kerja (Pokja) Monitoring dan Evaluasi adalah Inspektur Bidang Investigasi dan para Sekretaris

Ditjen/Badan serta Kepala Bagian yang membidangi organisasi dan tata laksana di lingkungan Kementerian

Keuangan.

Atas dasar Keputusan Menteri Keuangan tersebut, para Pimpinan Unit Eselon I melalui Sekretaris masing-masing

unit eselon I melakukan program-program kegiatan dan pengkajian tentang agenda percepatan pemberantasan

korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan.

Program Kormonev dan pengkajian yang telah dilaksanakan oleh Tim Kormonev Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di

lingkungan Kementerian Keuangan hingga semester II Tahun 2011 meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Merumuskan indikator-indikator kinerja pelaksanaan 11 (sebelas) diktum dalam Inpres 5 Tahun 2004 pada

awal semester pertama. Dengan berpedoman pada indikator kinerja tersebut, masing-masing unit Eselon

I memiliki persamaan persepsi dan parameter untuk melaksanakan amanat setiap diktum terkait dengan

Laporan Inpers start 26032012.indd 6 28/03/2012 5:31:48 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

7

program percepatan pemberantasan korupsi. Meskipun demikian, indikator kinerja yang digunakan sebagai

pedoman untuk melaksanakan 11 diktum Inpres pada setiap periode semester dapat diubah dan disesuaikan

dengan perkembangan dinamika organisasi dan manajemen keuangan negara;

2. Menyusun Laporan Semesteran dan Tahunan Pelaksanaan Inpres 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian

Keuangan untuk tahun anggaran 2011. Dalam menyusun laporan pelaksanaan Inpres dimaksud, semua unit

Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan secara aktif memberikan kontribusi, mengingat pelaksanaan

percepatan pencegahan dan pemberantasan korupsi senyatanya dilakukan oleh unit Eselon I. Penyusunan

Laporan Semesteran/Tahunan tersebut secara periodik telah dibuat sejak Tahun 2007;

3. Melakukan penelaahan dan pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan di lingkungan Kementerian

Keuangan yang berpotensi menimbulkan tindak pidana korupsi. Kegiatan ini ditujukan untuk mencegah

dan mengurangi peluang timbulnya perbuatan tindak pidana korupsi. Hal tersebut tertuang dalam Instruksi

Menteri Keuangan Nomor 78/MK.01/2009 tentang Penelaahan, Pengkajian, dan/atau Penyempurnaan

Peraturan Perundang-undangan Bidang Tugas Departemen Keuangan Yang Berpotensi Terjadinya Praktik

Korupsi;

4. Penyelenggaraan sosialisasi mengenai Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan

Korupsi kepada seluruh pejabat eselon II dan eselon III yang wajib menyampaikan Laporan Harta Kekayaan

Penyelenggara Negara (LHKPN). Sosialisasi tersebut dilakukan dengan mengundang narasumber dari

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan KPK. Sampai dengan tahun 2011, Sosialisasi Inpres 5

Tahun 2004 telah diikuti oleh seluruh pejabat eselon II di lingkungan Kementerian Keuangan dan 596 eselon

III/Kepala Kantor Pelayanan.

C. Dasar Hukum

Dasar hukum penyusunan Laporan Kormonev Semester II Tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001;

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

4. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian

Penghargaan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta

Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara;

7. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

8. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/94/M.PAN/ 8/2005 tentang Pedoman

Umum Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan INPRES Nomor 5 Tahun 2004, sebagaimana telah

diubah dengan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/120/M.PAN/4/2006;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

BAB

I P

END

AH

ULU

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 7 28/03/2012 5:31:48 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

8

Keuangan;

10. Instruksi Menteri Keuangan Nomor 78/IMK.01/2009 tentang Penelaahan, Pengkajian, dan/atau Penyempurnaan

Peraturan Perundang-undangan Bidang Tugas Departemen Keuangan Yang Berpotensi Terjadinya Praktik

Korupsi;

11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 36/KM.1/2010 tentang Perpanjangan Masa Kerja dan Perubahan

Susunan Keanggotaan Tim Koordinasi, Monitoring, dan Evaluasi Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di

Lingkungan Kementerian Keuangan;

12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011 tentang Penyelenggara Negara di Lingkungan

Kementerian Keuangan Yang Wajib Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Kepada

Komisi Pemberantasan Korupsi.

D. Matrik Ringkasan Capaian Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 di lingkungan Kementerian Keuangan pada tahun 2011

Diktum Target Realisasi

Pertama • 100% jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN • 94,58%

• 100% Persentase pemberian sanksi terhadap pejabat yang belum menyampaikan LHKPN

• 12,44%

Kedua • 100 % NHK yang diumumkan di papan internal • 98,57

Ketiga • 100% pejabat yang menetapkan penetapan kinerja (kontrak kinerja)

• 100%

Keempat • 100% penyusunan SOP layanan publik• 100% janji waktu layanan unggulan • 3,87 indeks kepuasan konsumen• 100% tindak lanjut pengaduan masyarakat• 100% kantor yang telah menyediakan fungsi helpdesk

• 100%• 96,43%• 3,86 (99,74%)• 100%• 100%

Kelima • 100% Jumlah Program• 100% unit kerja yang dijadikan wilayah bebas korupsi

• 100%• 100%

Keenam • Jumlah pejabat yang bersertifikat LKPP sebanyak 2.862 orang • 100% pekerjaan pengadaan barang yang sesuai prosedur

• 10% penghematan belanja barang dan belanja modal dengan pelaksanaan e-procurement

• 3.148 orang (109,99%)• 75% atau 3 sesuai dan 1 masih

ada kesalahan prosedur• 13,40% penghematan

Ketujuh • Menetapkan penghematan penyelenggaraan kegiatan per-kantoran

• Telah diterbitkan 1 (satu) IMK tentang penghematan sehingga capaian 100%

Kedelapan • 100% pemenuhan permintaan informasi dari KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan RI.

• 100% dipenuhi (49 kali permin-taan)

Kesembilan • 17 Jumlah kegiatan kerjasama dengan KPK • 19 kerja sama (101,76%)

Kesepuluh • 117 kegiatan terkait pengawasan dan pembinaan aparatur• 100% penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur

yang melanggar peraturan disiplin pegawai

• 137 kegiatan (117%)• 100%

Khusus angka 1

• 16 /L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang mempergunakan layanan sistem e-procurement Kementerian Keuangan

• 10% penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem LPSE

• 27 (168,75%) K/L/Komisi/BUMN/ Perguruan Tinggi yang menggu-nakan e-proc KemKeu

• 13,40% penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem LPSE

Laporan Inpers start 26032012.indd 8 28/03/2012 5:31:48 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

9

Diktum Target Realisasi

Khusus angka 2

• 143 jumlah putusan pengadilan pajak yang diteliti oleh Tim Gabungan BPKP, Itjen, dan KPK

• 100% tercapainya target penerimaan pajak• 100% terinternalisasikannya nilai-nilai organisasi dan kode etik

di Ditjen Pajak• Targetnya 1 kegiatan kerjasama unit penegak hukum internal

Ditjen Pajak dengan KPK • 17 kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan

peraturan• 340 SOP (284 SOP baru dan 56 SOP revisi) di bidang

perpajakan yang disusun dan disempurnakan• 30 penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan PP

dan PMK• 21 usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur

Jenderal Pajak

• Target Penerimaan Bea Masuk dan Cukai sebesar Rp 85,77 trilyun

• Adanya 11 unit kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan

• Meningkatnya kemampuan pengawasan internal melalui Electronic Data Interchange DJBC dengan target 100%

• 100 % diterapkannya Modul Pelaporan Online (MPO) • Terlaksananya 12 kerjasama unit penegak hukum internal

DJBC, Itjen dan KPK • Tersusunnya peraturan pelaksanaan perundang-undangan.

• PNBP dalam APBN sebesar Rp 250.906.980.000• Piutang PNBP Khusus BUN yang tertagih Rp 2.840.050.000.000• Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP

• Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP pada K/L

• Tersusunnya 1 Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya

• Tersusunnya Satuan Anggaran Per Satuan Kegiatan (SAPSK) tepat waktu

• Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang juknis Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L.

• Tersusunnya RUU APBN dan RUU APBN-P tahun 2011 dengan target 2 Rancangan Undang-Undang.

• Tersusunnya Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-Lain Tepat Waktu

• Terlaksananya penyaluran transfer ke daerah tepat waktu dan efisien

• Tersusunnya 18 peraturan alokasi dana transfer daerah yang akurat

• Kepatuhan Bank Persepsi/Pos Persepsi dalam melaksanakan kontrak (100%)

• Tersusunnya/disempurnakannya 77 peraturan perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang perbendaharaan

• Tersusunnya RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2010

• 281 putusan (196,50%) yang diteliti

• Penerimaan 97,14%• 106,66%

• 17 kali sosialisasi LHKPN oleh KPK di Ditjen Pajak.

• 20 kegiatan (117,65%)

• 497 SOP atau 146,18% (381 SOP baru dan 116 SOP revisi)

• 33 penyelesaian PP dan PMK (110%)

• 25 penyelesaian pembuatan dan penyempurnaan Perdirjen pajak (119,04%)

• Penerimaan Rp 131,100 trilyun (152,85%)

• Capaian 100%

• Capaian 100%

• Capaian 100%• 7 kegiatan (tingkat capaian

58.39%• Terealisasi sebanyak 13 PMK dan

22 PerDirJen Bea Cukai• Rp 321.205.080.000 (112,09%)• Rp 2.400.000.000.000 (84,51%)• Tersusunnya konsep Naskah

Akademis Revisi UU No 20 Tahun 1997 (capaian 100%)

• Seluruh kegiatan penyusunan RPP telah selesai dilaksanakan (capaian sebesar 100%)

• 2 PMK tentang Standar Biaya (200%)

• Ditetapkannya SAPSK dengan SE MK (100%)

• Ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan tentang juknis Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L.

• Realisasi 100%

• Realisasi 100%

• Realisasi 100,18%

• Realisasi 37 peraturan alokasi dana transfer daerah

• 3 bank tidak patuh (99,4%) sehingga ditegur/didenda

• Realisasi sebanyak 133 peraturan atau capaian sebesar 172,72%

• Terealisasi pada 20 Juni 2011 (100%)

BAB

I P

END

AH

ULU

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 9 28/03/2012 5:31:48 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

10

Halaman sengaja di kosongkan

Laporan Inpers start 26032012.indd 10 28/03/2012 5:31:48 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

11

Bab II.

Struktur Organisasi

Laporan Inpers start 26032012.indd 11 28/03/2012 5:31:49 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

12

A. Unit Organisasi Kantor Pusat

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan, susunan organisasi Kementerian Keuangan terdiri atas:

1. Menteri Keuangan;

2. Wakil Menteri Keuangan;

3. Sekretariat Jenderal (Setjen);

4. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA);

5. Direktorat Jenderal Pajak (DJP);

6. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC);

7. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB);

8. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN);

9. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK);

10. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU);

11. Inspektorat Jenderal (Itjen);

12. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK);

13. Badan Kebijakan Fiskal (BKF);

14. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK);

15. Staf Ahli Bidang Penerimaan Negara;

16. Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara;

17. Staf Ahli Bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional;

18. Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal;

19. Staf Ahli Bidang Organisasi, Birokrasi dan Teknologi Informasi;

20. Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan;

21. Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai;

22. Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan;

23. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik; dan

24. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai.

Laporan Inpers start 26032012.indd 12 28/03/2012 5:31:49 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

13

Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 24/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Pengadilan Pajak sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 176/

PMK.01/2007, di lingkungan kantor pusat Kementerian Keuangan terdapat Sekretariat Pengadilan Pajak yang

berada di bawah Sekretarit Jenderal, bersama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) yang berdiri berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135/PMK.01/2011, dan Setretariat Komite Pengawas Perpajakan yang didirikan

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2010.

B. Kantor Vertikal

Di lingkungan Kementerian Keuangan juga terdapat 4 (empat) unit eselon I yang memiliki kantor vertikal di daerah,

yaitu:

1. Direktorat Jenderal Pajak.

Direktorat Jenderal Pajak berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak mempunyai kantor vertikal yang terdiri

atas:

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak Besar;

b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;

c. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak selain dari Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wajib Pajak

BAB

IIST

RUK

TUR

ORG

AN

ISA

SIKE

MEN

TERI

AN

KEU

AN

GA

N

Staff Ahli Menteri Inspektorat Jenderal

Menteri Keuangan

Sekretariat Jenderal

PusatPembinaan Akuntansidan Jasa Penilai

PusatSistem Informasi danTeknologi Keuangan

PusatAnalisis dan

Harmonisasi Kebijakan

PusatLayanan PengadaanSecara Elektronik

PusatInvestasiPemerintah

SekretariatPengadilan Pajak

Sekretariat KomitePengawasan Pajak

Direktorat JenderalAnggaran

Direktorat JenderalPajak

Direktorat JenderalBea dan Cukai

Direktorat JenderalPerbendaharaan

Direktorat JenderalKekayaan Negara

Direktorat JenderalPerimbanganKeuangan

Direktorat JenderalPengelolaan Utang

Badan PengawasPasar Modal danLembaga Keuangan

Badan KebijakanFiskal

Badan Pendidikandan PelatihanKeuangan

WakilMenteri Keuangan

Laporan Inpers start 26032012.indd 13 28/03/2012 5:31:49 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

14

Besar dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus;

d. Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar;

e. Kantor Pelayanan Pajak Madya;

f. Kantor Pelayanan Pajak Pratama;

g. Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP).

2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai

kantor vertikal yang terdiri atas:

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

b. Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai (KPU BC);

c. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC Madya Pabean);

d. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Cukai (KPPBC Madya Cukai);

e. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean A;

f. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B;

g. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C;

h. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A1;

i. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A2;

j. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe A3;

k. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe B.

3. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.01/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan mempunyai kantor

vertikal yang terdiri atas:

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

b. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

4. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 102/PMK.01/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara mempunyai kantor

vertikal yang terdiri atas:

a. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;

b. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Laporan Inpers start 26032012.indd 14 28/03/2012 5:31:49 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

15

C. Unit Pelaksana Teknis

Selain instansi vertikal, Kementerian Keuangan juga memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) sebagai berikut:

1. Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;

2. Balai Pengujian dan Identifikasi Barang (pada Ditjen Bea dan Cukai);

3. Balai Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan);

4. Balai Diklat Kepemimpinan (pada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan);

5. Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (pada Ditjen Pajak);

6. Kantor Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan (pada Ditjen Pajak);

7. Kantor Pengolahan Data Eksternal (pada Ditjen Pajak);

8. Kantor Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Barang Milik Negara (pada Pusat Sistem Informasi

dan Teknologi Keuangan).

BAB

IIST

RUK

TUR

ORG

AN

ISA

SIKE

MEN

TERI

AN

KEU

AN

GA

N

Laporan Inpers start 26032012.indd 15 28/03/2012 5:31:49 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

16

Halaman sengaja di kosongkan

Laporan Inpers start 26032012.indd 16 28/03/2012 5:31:49 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

17

Bab III.

Laporan Semester II (Tahunan) Tahun 2011

Pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004

Laporan Inpers start 26032012.indd 17 28/03/2012 5:31:51 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

18

Uraian Indikator dan Target sesuai dengan diktum dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tampak berikut ini.

DIKTUM UMUM

A. Diktum PERTAMA Diktum pertama, yaitu “Pejabat yang Termasuk Penyelenggara Negara yang belum Melaporkan Harta

Kekayaan agar Segera Melaporkannya Kepada KPK”, diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua)

indikator sebagai berikut:

1. Persentase jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN s.d. akhir tahun, yaitu perbandingan

antara jumlah pejabat yang telah menyampaikan LHKPN dengan jumlah pejabat yang wajib menyampaikan

LHKPN.

Pada Tahun 2011, jumlah pejabat yang wajib menyampaikan LHKPN kepada KPK berdasarkan Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011adalah sebanyak 24.177 pejabat yang berasal dari seluruh

unit eselon I dilingkungan Kementerian Keuangan. Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh seluruh

unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan, pada akhir semester II Tahun 2011 jumlah pejabat di

lingkungan Kementerian Keuangan yang telah menyampaikan LHKPN adalah sebanyak 22.867 Pejabat.

Dengan demikian, capaian untuk indikator 1 pada Diktum PERTAMA ini adalah sebesar 94,58%.

2. Persentase pemberian sanksi terhadap pejabat yang belum menyampaikan LHKPN, yaitu perbandingan

antara jumlah pejabat yang telah diberikan sanksi dengan jumlah pejabat yang belum menyampaikan

LHKPN.

Dari sejumlah pejabat yang wajib menyampaikan LHKPN, dapat diketahui bahwa seluruh unit eselon I di

lingkungan Kementerian Keuangan terdapat 1.310 pejabat yang belum menyampaikan LHKPN Kepada

KPK di Tahun 2011. Sebanyak 163 pejabat (12,44 %) telah diberikan sanksi berupa penyampaian himbauan

dan/atau penyampaian surat teguran/peringatan dari masing-masing unit eselon I yang bersangkutan.

Sedangkan yang lainnya (1.147 pejabat atau 87,56 %) masih dalam tahap proses pemberian peringatan/

sanksi. Perlu disampaikan bahwa kewajiban bagi pejabat lama mulai berlaku 2 (dua) bulan sejak

diberlakukannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/KMK.01/2011 yang berlaku sejak tanggal 25

April 2011, sehingga bagi pejabat wajib LHKPN yang telah menduduki jabatan sebelum diberlakukannya

keputusan ini maka selambat-lambatnya harus sudah menyampaikan LHKPN pada tanggal 25 Juni 2011.

Sedangkan bagi pejabat menduduki jabatan setelah berlakunya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 38/

KMK.01/2011 maka wajib menyampaikan LHKPN 2 (dua) bulan setelah menduduki jabatan.

B. Diktum KEDUA Diktum kedua, yaitu “Membantu KPK Dalam Rangka Penyelenggaraan Pelaporan, Pendaftaran,

Pengumuman dan Pemeriksaan LHKPN di Lingkungannya”, diimplementasikan dengan merumuskan 1 (satu)

buah indikator persentase Nomor Harta Kekayaan (NHK) yang telah diumumkan di papan internal, yaitu

perbandingan antara jumlah NHK yang diumumkan di papan internal dengan jumlah NHK yang diterima unit.

Laporan Inpers start 26032012.indd 18 28/03/2012 5:31:51 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

19

Sampai dengan tahun 2011, dari seluruh LHKPN yang dilaporkan (22.867), baru sebanyak 1.394 NHK yang

diterima oleh unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan. Atas sejumlah NHK yang diterima Kementerian

Keuangan tersebut, sebanyak 1.374 NHK telah diumumkan di papan internal (tingkat capaian 98,57%)

dengan rincian Ditjen Anggaran sebanyak 96 NHK (100%), Ditjen Pajak sebanyak 242 NHK (100%), Ditjen

Perbendaharaan sebanyak 802 NHK (100%), Ditjen Perimbangan Keuangan sebanyak 13 dari 54 NHK (24,07%),

Ditjen Kekayaan Negara sebanyak 80 NHK (100%), Inspektorat Jenderal sebanyak 11 NHK (100%), Ditjen

Pengelolaan Utang sebanyak 14 NHK (100%), Bapepam-LK sebanyak 27 NHK (100%), Badan Pendidikan dan

Pelatihan Keuangan sebanyak 85 dari 105 NHK (80,95%), dan Badan Kebijakan Fiskal sebanyak 4 NHK (100%).

C. Diktum KETIGA Diktum ketiga, yaitu “Membuat Penetapan Kinerja dengan Pejabat dibawahnya secara Berjenjang, yang

Bertujuan untuk Mewujudkan Suatu Capaian Kinerja Tertentu dengan Sumber Daya Tertentu, Melalui

Penetapan Kinerja serta Indikator Kinerja yang Menggambarkan Keberhasilan Pencapaiannya Baik

Berupa Hasil Maupun Manfaat”, diimplementasikan melalui perumusan 3 (tiga) indikator sebagai berikut:

1. Persentase pejabat yang telah menetapkan Penetapan Kinerja (PK), yaitu perbandingan antara jumlah

pejabat eselon I sampai dengan eselon III yang telah menetapkan PK dengan jumlah pejabat eselon I sampai

dengan eselon III.

Jumlah pejabat (eselon I s.d. eselon III) dilingkungan Kementerian Keuangan yang wajib menetapkan PK

sampai dengan semester II tahun 2011 berjumlah 1.984 pejabat. Dari target tersebut, seluruhnya telah

menetapkan PK di tahun 2011, sehingga capaian indikator ini adalah sebesar 100%. Tercapainya target

atas indikator ini dikarenakan setiap tahun seluruh pegawai Kementerian Keuangan wajib menetapkan

Kontrak Kinerja sesuai dengan balanced scorecard yang diterapkan di Kementerian Keuangan sejak tahun

2008, yang kemudian ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 87/KMK.01/2009 tentang

Pengelolaan IKU di lingkungan Departemen Keuangan.

Balanced Scorecard Kemenkeu

Kemenkeu-Wide

Kemenkeu-One

Kemenkeu-Two

Kemenkeu-Three

Kemenkeu-Four

Kemenkeu-FiveBALANCED SCORECARD

RENSTRA 2010-2014

ROADMAP 2010-2014

VISI

Menjadi pengelola keuangan dan kekayaan negara yang dipercaya dan akuntabel untuk

mewujudkan Indonesia yang sejahtera, demokratis, dan berkeadilan

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 19 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

20

2. Persentase unit kerja yang menyampaikan laporan kinerja (LAKIP), yaitu perbandingan antara jumlah

unit kerja yang telah menyampaikan LAKIP unit eselon I, eselon II serta eselon III unit kantor vertikal dengan

jumlah unit kerja eselon I, II dan III unit kantor vertikal yang wajib menyampaikan LAKIP.

Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh seluruh unit eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan,

total jumlah unit eselon I s.d. III di lingkungan Kementerian Keuangan yang wajib menyampaikan LAKIP

adalah sebanyak 839 unit kerja. Atas jumlah tersebut, yang telah menyampaikan LAKIP sampai dengan

semester II adalah sebanyak 839 unit kerja, sehingga tingkat capaian unit kerja yang menyampaikan

LAKIP adalah sebesar 100%.

3. Persentase LAKIP eselon I yang telah dievaluasi, yaitu perbandingan antara jumlah LAKIP unit eselon I yang

telah dievaluasi Inspektorat Jenderal dengan jumlah LAKIP unit eselon I yang telah dilaporkan ke Inspektorat

Jenderal.

Tingkat capaian jumlah LAKIP eselon I Tahun 2010 yang telah dievaluasi Inspektorat Jenderal sampai

dengan semester II tahun 2011 adalah sebesar 100%. Sejumlah 12 unit eselon I dilingkungan Kementerian

Keuangan telah menyampaikan LAKIP dan seluruhnya telah dilakukan evaluasi oleh Inspektorat Jenderal.

D. Diktum KEEMPAT Diktum keempat, yaitu “Meningkatkan Kualitas Pelayanan kepada Publik Baik dalam Bentuk Jasa ataupun

Perijinan melalui Transparansi dan Standardisasi Pelayanan yang Meliputi Persyaratan-persyaratan,

Target Waktu Penyelesaian, dan Tarif Biaya yang Harus Dibayar oleh Masyarakat untuk Mendapatkan

Pelayanan Tersebut sesuai Peraturan Perundang-undangan, dan Menghapuskan Pungutan Liar”,

diimplementasikan melalui perumusan 6 (enam) indikator sebagai berikut:

1. Persentase penyusunan SOP dan penyempurnaan SOP Layanan Publik yang diselesaikan, yaitu

perbandingan jumlah SOP Layanan Publik yang diusulkan unit eselon I dengan jumlah SOP Layanan Publik

Kemenkeu-Wide Level kementerian (individual scorecard Menteri Keuangan)

Kemenkeu-One Level unit eselon I (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon I)

Kemenkeu-Two Level unit eselon II (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon II)

Kemenkeu-Three Level unit eselon III (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon III)

Kemenkeu-Four Level unit eselon IV (individual scorecard Pimpinan Unit Eselon IV)

terdapat Kemenkeu-Five atau Individual Scorecard yang tidak langsung dicascade dari level Kemenkeu-Four, contoh: Staf Ahli dan Pejabat Fungsional.

Kemenkeu-Five Individual Scorecard *

Level Implementasi BSC Kemenkeu

Laporan Inpers start 26032012.indd 20 28/03/2012 5:31:52 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

21

yang direkomendasikan oleh Sekretariat Jenderal.

Pada tahun 2011 target jumlah SOP Layanan Publik adalah sebanyak 1.800 SOP. Realisasinya seluruh

eselon I di Kementerian Keuangan telah mengusulkan sebanyak 1.999 SOP. Atas seluruh usulan tersebut,

Setjen telah melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi/persetujuan SOP dimaksud kepada

masing-masing unit eselon I dilingkungan Kementerian Keuangan. Secara keseluruhan, rekomendasi

tersebut mencapai realisasi 100%.

2. Jumlah SOP Layanan Unggulan, yaitu akumulasi SOP Layanan Unggulan (termasuk SOP tahun sebelumnya).

Target jumlah SOP Layanan Unggulan di lingkungan Kementerian Keuangan adalah sebanyak 102 SOP.

Sampai dengan saat ini telah ditetapkan 102 SOP Layanan Unggulan. Adapun rincian SOP Layanan

Unggulan untuk masing-masing unit eselon I adalah sebagai berikut:

a) Sekretariat Jenderal : 19 SOP

b) Ditjen Anggaran : 5 SOP

c) Ditjen Pajak : 16 SOP

d) Ditjen Bea dan Cukai : 21 SOP

e) Ditjen Perbendaharaan : 5 SOP

f) Ditjen Kekayaan Negara : 13 SOP

g) Ditjen Perimbangan Keuangan : 6 SOP

h) Ditjen Pengelolaan Utang : 3 SOP

i) Inspektorat Jenderal : 1 SOP

j) Bapepam : 10 SOP

k) BKF : -

l) BPPK : 3 SOP

3. Persentase SOP layanan publik unggulan yang telah ditayangkan di website Kemenkeu, yaitu

perbandingan antara jumlah SOP Layanan Publik Unggulan yang telah ditayangkan dengan jumlah SOP

Layanan Publik Unggulan.

Seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan indikator ke-2 diatas, bahwa Kementerian Keuangan

memiliki 102 SOP layanan unggulkan. Atas jumlah SOP layanan unggulan tersebut, seluruhnya telah

ditampilkan dalam website (laman) Kementerian Keuangan (100%).

4. Rata-rata persentase penyelesaian janji waktu layanan unggulan.

Target penyelesaian janji waktu layanan unggulan untuk semester II tahun 2011 adalah 100% sedangkan

tingkat capaiannya sebesar 96,43%. Hal ini antara lain disebabkan oleh adanya proses kehatian-hatian

dalam menyelesaikan permohonan layanan unggulan agar tidak menimbulkan permasalahan hukum

dikemudian hari.

5. Tercapainya indeks kepuasan konsumen (masyarakat/stakeholder).

Sejak reformasi birokrasi dipublikasikan secara resmi di Kementerian Keuangan pada tahun 2007,

Kementerian Keuangan selalu berusaha untuk meningkatkan layanan publik kepada masyarakat. Untuk

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 21 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

22

mengetahui tingkat layanan publik yang diberikan, Kementerian Keuangan senantiasa melaksanakan

survai kepuasan konsumen dengan menggunakan jasa pihak ketiga untuk menjaga independensinya.

Target capaian indeks survai kepuasan konsumen tahun 2011 adalah sebesar 3.87 dari skala 5. Survai

dilakukan oleh peneliti dari IPB dan hasilnya adalah 3.86.

Survai opini tersebut dilakukan atas 10 indikator yang menentukan tingkat kepuasan layanan Kementerian

Keuangan, yaitu:

a. Keterbukaan;

b. Informasi persyaratan;

c. Kesesuaian prosedur;

d. Sikap petugas;

e. Keterampilan petugas;

f. Lingkungan;

g. Akses terhadap layanan;

h. Waktu penyelesaian;

i. Kesesuaian pembayaran;

j. Pengenaan sanksi.

6. Persentase tindak lanjut pengaduan masyarakat atas layanan publik, yaitu perbandingan antara

jumlah tindak lanjut pengaduan masyarakat dengan jumlah pengaduan masyarakat.

Jika dibandingkan dengan semester I tahun 2011, jumlah pengaduan masyarakat atas layanan publik

dilingkungan Kementerian Keuangan pada semester II meningkat menjadi 1.308 pengaduan. Atas

pengaduan yang diterima tersebut, seluruhnya telah ditindaklanjuti. Dengan demikian, capaian atas

indikator ini adalah sebesar 100%.

7. Persentase kantor/unit kerja yang telah menyediakan fungsi help desk/ customer service.

Seluruh kantor/unit kerja di lingkungan Kementerian Keuangan telah menyediakan fungsi help desk/

customer service (100%). Jumlah kantor atau unit kerja yang telah menyediakan help desk/customer service

dilingkungan Kementerian Keuangan adalah sebanyak 773 kantor. Penyediaan help desk/customer service

juga terdapat pada kantor-kantor vertikal di Direktorat Jenderal Pajak dan Bea dan Cukai.

E. Diktum KELIMA Diktum kelima, yaitu “Menetapkan Program dan Wilayah yang Menjadi Lingkup Tugas, Wewenang dan

Tanggungjawabnya sebagai Program dan Wilayah Bebas Korupsi”, diimplementasikan melalui perumusan

2 (dua) indikator sebagai berikut:

1. Jumlah program. Program dalam hal ini menunjukkan layanan unggulan yang telah ada SOP-nya. Sampai

dengan semester II tahun 2011 jumlah kumulatif layanan unggulan yang telah dilaksanakan Kementerian

Keuangan sebanyak 102 sehingga jumlah program adalah sejumlah 102 (capaian 100%).

Laporan Inpers start 26032012.indd 22 28/03/2012 5:31:52 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

23

2. Jumlah unit kerja yang dijadikan wilayah bebas korupsi. Sejak program reformasi birokrasi di

lingkungan Kementerian Keuangan dicanangkan tahun 2007, secara otomatis seluruh unit kerja di

lingkungan Kementerian Keuangan dijadikan wilayah bebas dari korupsi (capaian 100%). Hal ini telah

menjadi komitmen setiap pimpinan di Kementerian Keuangan.

F. Diktum KEENAM Diktum keenam, yaitu “Melaksanakan Keppres Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah secara Konsisten untuk Mencegah Berbagai Macam Kebocoran dan Pemborosan Penggunaan

Keuangan Negara Baik yang Berasal dari APBN maupun APBD”, diimplementasikan melalui perumusan 3

(tiga) indikator sebagai berikut:

1. Jumlah pejabat yang bersertifikat LKPP. Pada tahun 2011 ditargetkan jumlah pegawai Kementerian

Keuangan yang memiliki sertifikat LKPP adalah sebanyak 2.862 orang. Berdasarkan data dari seluruh unit

eselon I diketahui bahwa jumlah pegawai yang telah bersertifikat LKPP adalah sebanyak 3.148 orang

(109,99%). Terpenuhinya capaian atas target tersebut dikarenakan dibeberapa unit eselon I melaksanakan

diklat ujian pengadaan barang dan jasa secara mandiri.

2. Tercapainya ketaatan terhadap prosedur pengadaan barang. Pada tahun 2011 jumlah pengadaan

dengan nilai pagu belanja modal di atas 5M adalah sebanyak 34 pekerjaan. Dari jumlah tersebut, sebanyak

7 (tujuh) satker melakukan konsultasi dengan Inspektorat V. Atas 7 (tujuh) pekerjaan yang berkonsultasi

tersebut, Itjen melaksanakan audit terhadap 4 (empat) pekerjaan yang hasilnya menunjukkan bahwa

3 (tiga) pekerjaan tidak terdapat kesalahan prosedur dan 1 (satu) pekerjaan masih terdapat kesalahan

prosedur. Atas dasar hasil audit Inspektorat V tersebut, maka capaian atas ketaatan terhadap prosedur

pengadaan barang dan jasa > 5M yang berkonsultasi dengan Itjen mencapai 75%.

3. Persentase penghematan belanja barang dan belanja modal dengan pelaksanaan

e-procurement. Selama Tahun 2011 jumlah pengadaan yang menggunakan e-procurement adalah

sebesar Rp.3.430.663.030.664,00, dan realisasi belanja sebesar Rp.2.970.851.947.091,00. Dengan

demikian Kementerian Keuangan telah melakukan penghematan belanja barang dan modal sebesar

Rp.459.811.083.573,00 atau sebesar 13,40%. Realisasi tersebut telah melebih target penghematan belanja

barang dan belanja modal di tahun 2011 yaitu sebesar 10%.

Pengadaan e-procurement ini dilaksanakan oleh Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).

LPSE merupakan salah satu unit di bawah Sekretariat Jenderal yang menangani pengadaan barang/jasa

untuk seluruh eselon I di Kementerian Keuangan dan juga melayani proses pengadaan barang dan jasa di

beberapa Kementerian/Lembaga. Hingga tahun 2011, jumah Kementerian/Lembaga yang telah dilayani

oleh LPSE adalah 27 unit sebagaimana tampak pada uraian tentang Diktum ke sebelas.

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 23 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

24

G. Diktum KETUJUH Diktum ketujuh, yaitu “Menerapkan Kesederhanaan Hidup baik Dalam Kedinasan Maupun dalam

Kehidupan Pribadi serta Penghematan pada Penyelenggaraan Kegiatan yang Berdampak Langsung

pada Keuangan Negara”, diimplementasikan melalui perumusan indikator: Menetapkan penghematan

penyelenggaraan kegiatan perkantoran. Perumusan penghematan penyelenggaraan kegiatan perkantoran

ditetapkan dalam suatu Instruksi Menteri Keuangan (IMK) Nomor 12/IMK.01/2012 tentang Penghematan

Energi dan Air di Lingkungan Kementerian Keuangan. IMK dimaksud telah ditandatangani pada tanggal 17

Januari 2012 oleh Menteri Keuangan. Dengan demikian, maka seluruh eselon I di lingkungan Kementerian

Keuangan berkewajiban untuk melaksanakan instruksi tersebut.

H. Diktum KEDELAPAN Diktum kedelapan, yaitu “Memberikan Dukungan Maksimal Terhadap Upaya-upaya Penindakan Korupsi

yang Dilakukan Oleh Kepolisian Negara, Kejaksaan RI dan KPK dengan Cara Mempercepat Pemberian

Informasi yang Berkaitan dengan Perkara Tindak Pidana Korupsi dan Mempercepat Pemberian Ijin

Pemeriksaan Terhadap Saksi/Tersangka”, diimplementasikan melalui perumusan indikator: persentase

pemenuhan permintaan informasi yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi dari aparat penegak

hukum.

Sepanjang Tahun 2011, Kementerian Keuangan memperoleh 49 permintaan atau permohonan pemenuhan

informasi atas tindak pidana korupsi dari pada penegak hukum seperti KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan RI.

Permintaan informasi tersebut sepenuhnya telah dipenuhi oleh Kementerian Keuangan (capaian 100%).

Permintaan tersebut ditujukan kepada beberapa unit eselon I di Kementerian Keuangan, yaitu Bapepam-LK

19 permohonan sebagai saksi ahli, Ditjen Perbendaharaan 17 permohan sebagai saksi dan/atau saksi ahli,

Ditjen Anggaran 6 permohonan sebagai saksi dan permintaan informasi terkait tindak pidana korupsi, Itjen

6 permintaan informasi/berkas/dokumen terkait Gayus Halomoan Tambunan, dan Ditjen Pajak 1 permintaan

informasi mengenai kasus Gayus Tambunan.

I. Diktum KESEMBILAN Diktum kesembilan, yaitu “Melakukan Kerjasama dengan KPK untuk Melakukan Penelaahan dan

Pengkajian Terhadap Sistem-sistem yang Berpotensi Menimbulkan Tindak Pidana Korupsi dalam Ruang

Lingkup Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-masing”, diimplementasikan melalui perumusan

indikator: Jumlah Kerjasama dengan KPK. Jumlah kerjasama antara Kementerian Keuangan dengan KPK yang

dilaksanakan sepanjang tahun 2011 ditarget berjumlah 17 buah dan realisasinya berjumlah 19 kerjasama,

diantaranya:

1. Secara umum unit-unit di lingkungan Kementerian Keuangan telah melakukan kerja sama dengan KPK

melalui kegiatan sosialisasi LHKPN (5 kali);

2. Membentuk Tim Gabungan Itjen, BPKP, dan KPK untuk menangani keberatan dan banding pada Ditjen

Pajak serta untuk menangani putusan pengadilan pajak di Pengadilan Pajak Sekretariat Jenderal;

3. Pertukaran data informasi terkait penyimpangan/penyalahgunaan wewenang pejabat/ pegawai di

lingkungan Kementerian Keuangan (3 kali);

Laporan Inpers start 26032012.indd 24 28/03/2012 5:31:52 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

25

4. Kegiatan berupa knowledge sharing bersama KPK di Bapepam-LK;

5. Observasi KPK terhadap sistem pengawasan dan pelayanan cukai pada Ditjen Bea dan Cukai;

6. Tindak lanjut monitoring layanan sistem perpajakan;

7. Kerjasama dengan Ditjen Pajak dalam pelaksanaan diklat investigasi;

8. Mengundang KPK sebagai pembicara dalam peringatan hari anti korupsi di Ditjen Pajak;

9. Kerjasama penyediaan layanan drop box LHKPN di Kantor Pusat Ditjen Pajak;

10. Pelatihan teknik wawancara di Ditjen Pajak;

11. Pelaksanaan lelang barang hasil gratifikasi bersama Ditjen Kekayaan Negara;

12. Studi banding kode etik dari BPPK ke KPK;

13. Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) di Ditjen Perbendaharaan.

J. Diktum KESEPULUH Diktum kesepuluh, yaitu “Meningkatkan Upaya Pengawasan dan Pembinaan untuk Meniadakan Perilaku

Koruptif di Lingkungannya”, diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua) indikator sebagai berikut:

1. Jumlah kegiatan terkait pengawasan dan pembinaan aparatur. Jumlah kegiatan terkait pengawasan

dan pembinaan aparatur di lingkungan Kementerian Keuangan direncanakan sebanyak 117, sedangkan

realisasinya hingga 21 Desember 2011 adalah sebanyak 137 kegiatan (117,09%), yang antara lain meliputi:

a. Sosialisasi/internalisasi terkait pembinaan pegawai dan penegakan disiplin;

b. Internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan kepada pegawai di seluruh unit eselon I dilingkungan

Kementerian Keuangan;

c. Penandatanganan Pakta Integritas pegawai;

d. Pengawasan dan pelaksanaan atas kegiatan penelaahan RKA-KL;

e. Internalisasi kebijakan di bidang kepatuhan internal dan spot check kegiatan pelayanan dan

pengawasan di 2 KPU dan 14 KPPBC;

f. Perumusan Peraturan Dirjen Bea Cukai tentang Peningkatan Penerapan Kepatuhan Intern di KPPBC

Tipe Madya;

g. Penerbitan Peraturan tentang Pengawasan Melekat;

h. Survei persepsi kepatuhan internal;

i. Sosialisasi LHKPN;

j. Penerbitan Peraturan tentang Pola Mutasi;

k. Revisi Kode Etik.

2. Persentase penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur yang melanggar peraturan

disiplin pegawai.

Pada semester II tahun 2011, target penegakan disiplin/pemberian sanksi kepada aparatur yang

melanggar peraturan disiplin pegawai yang terkait kasus korupsi adalah sebesar 100%. Dari seluruh jumlah

pegawai Kementerian Keuangan yang berjumlah 63.916 pegawai, sebanyak 14 pegawai melakukan

pelanggaran disiplin terkait korupsi (0,02%). Atas pelanggaran yang dilakukan tersebut, setiap pegawai

dikenai hukuman atau sanksi ringan maupun berat dengan perincian sebagai berikut: Ditjen pajak (2

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 25 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

26

pegawai), Ditjen Perbendaharaan (3 pegawai), Ditjen Kekayaan Negara (4 pegawai), BPPK (1 pegawai),

dan Sekretariat Jenderal (4 pegawai). Dengan demikian, seluruh pegawai yang melanggar sepenuhnya

telah dikenai sanksi penegakan disiplin, baik ringan maupun berat (realisasi 100%).

DIKTUM KHUSUS

K. Diktum KESEBELAS Angka 1 Diktum kesebelas angka 1, yaitu “Khusus Kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri

Keuangan, dan Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Melakukan Kajian Uji Coba Untuk Pelaksanaan

Sistem E-Procurement Yang Dapat Dipergunakan Oleh Instansi Pemerintah”, untuk lingkungan

Kementerian Keuangan telah dibentuk unit kerja pelaksana sistem e-procurement yang dapat digunakan

oleh seluruh instansi pemerintah yaitu Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik (Pusat LPSE). Pusat LPSE

merupakan unit setingkat eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal yang dibentuk berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.01/ 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/

PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah terakhir dengan

PMK Nomor 184/PMK.01/2010.

Diktum Kesebelas Angka 1 ini diimplementasikan melalui perumusan 2 (dua) indikator sebagai berikut:

1. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang mempergunakan layanan sistem e-procurement

Kementerian Keuangan. Jumlah K/L/Komisi/BUMN/ Perguruan Tinggi yang menggunakan layanan

sistem e-procurement Kementerian Keuangan adalah sebanyak 27 institusi dari target sebanyak 16

institusi (capaian 168,75%) sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.

No. Kementerian/Lembaga Bergabung Sejak No. Kementerian/Lembaga Bergabung

Sejak

1 Kementerian Keuangan 2009 15 Pengadilan Militer Balikpapan 2011

2 Komisi Pemberantasan Korupsi 2010 16 Komisi Pengawas Persaingan Usaha

2011

3 Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

2010 17 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta

2011

4 Badan Kepegawaian Negara 2010 18 Dinas Kelautan dan Perikanan Kalimantan Barat

2011

5 Sekretariat Negara 2010 19 Kementerian Perhubungan 2011

6 Komisi Yudisial 2010 20 Lembaga Sandi Negara 2011

7 Pusat Pelaporan Dan Analisa Transaksi Keuangan

2010 21 Kementerian PAN dan Refor-masi Birokrasi

2011

8 Badan Pemeriksa Keuangan 2010 22 Arsip Nasional RI 2011

9 Kementerian Kelautan dan Perikanan

2010 23 Kementerian ESDM 2011

10 IAIN Ar Raniry Aceh 2011 24 Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno

2011

11 Perpustakaan Nasional Repub-lik Indonesia

2011 25 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

2011

Laporan Inpers start 26032012.indd 26 28/03/2012 5:31:52 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

27

12 Kementerian Budaya dan Pariwisata

2011 26 Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban

2011

13 Kementerian Luar Negeri 2011 27 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

2011

14 Kementerian Sosial 2011

2. Capaian kinerja e-procurement dari K/L/Komisi/BUMN/Perguruan Tinggi yang menjadi pengguna

sistem LPSE Kementerian Keuangan. Capain kinerja e-procurement pada Pusat LPSE Kementerian

Keuangan didasarkan pada penghematan setiap paket pengadaan yang dilakukan oleh pengguna sistem

LPSE. Pada semester II Tahun 2011, seluruh jumlah penghematan paket pengadaan yang dilakukan oleh

pengguna sistem LPSE sebagaimana disebutkan pada Diktum Keenam butir tiga adalah 13,40%. Secara

rinci, penghematan dari masing-masing Kementerian/Lembaga tersebut dapat ditabulasikan menjadi

sebagaimana tampak pada tabel berikut ini.

Kemenkeu Instansi Di Luar Kemenkeu Kemenkeu+ Non Kemenkeu

Jumlah Paket 711 paket 296 paket 1.007 paket

Nilai Pagu (Rp) Rp.2.353.773.051.798 Rp.1.076.889.978.866 Rp.3.430.663.030.664

Hasil Lelang (Rp) Rp.1.978.009.497.411 Rp.992.842.449.680 Rp.2.970.851.947.091

Penghematan (%) Rp.375.763.554.387(15,96%)

Rp.84.047.529.186,00(7,80%)

Rp.459.811.083.573(13,40%)

L. Diktum KESEBELAS Angka 2 Diktum kesebelas angka 2, yaitu “Menteri Keuangan Melakukan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan

Ketentuan Perpajakan, Kepabeanan dan Cukai, Penerimaan Bukan Pajak dan Anggaran Untuk

Menghilangkan Kebocoran dalam Penerimaan Keuangan Negara, Serta Mengkaji Berbagai Peraturan

Perundang-undangan yang Berkaitan dengan Keuangan Negara yang Dapat Membuka Peluang

Terjadinya Praktik Korupsi dan Sekaligus Menyiapkan Rancangan Peraturan Perundang-undangan

Penyempurnannya”, diimplementasikan melalui 5 (lima) tema untuk merumuskan indikator sebagai berikut:

1. Pengadilan pajak, yaitu jumlah putusan pengadilan pajak yang diteliti oleh Tim Gabungan BPKP,

Itjen, dan KPK.

Target yang ingin dicapai adalah 143 putusan, sedangkan realisasi sampai dengan semester II sebanyak

281 putusan (capaian 196,50%). Adapun rinciannya adalah 61 Putusan Pengadilan Pajak atas 40 WP

dilakukan penelitian dan audit investigasi pada tahap pertama dan kedua, 42 putusan Pengadilan Pajak

atas 35 WP dilakukan penelitian dokumen pemeriksaan pajak, penelaahan keberatan, dan penanganan

banding pada tahap ketiga, 178 putusan pengadilan pajak atas 55 WP yang dikembalikan oleh bareskrim

POLRI telah dilakukan penelaahan, analisis, dan reviu berkas/dokumen.

2. Perpajakan, yaitu (a) tercapainya target penerimaan pajak, (b) terinternalisasikannya nilai-nilai

organisasi dan kode etik Direktorat Jenderal Pajak, (c) terlaksananya kerjasama unit penegak

hukum internal Direktorat Jenderal Pajak, Inspektorat Jenderal dan Komisi Pemberantasan

Korupsi, (d) jumlah kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan peraturan, (e) jumlah

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 27 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

28

penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan, (f) jumlah penyelesaian usulan

pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Keuangan, dan (g)

jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.

Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tercapainya target penerimaan pajak.

1) Penerimaan tanpa PPh Migas adalah sebagai berikut:

a) Target penerimaan tahun 2011 : Rp 708.932,54 milyar

b) Semester II tahun 2011 telah terealisasi : Rp 669.535,54 milyar

c) Capaian : 94,44%

2) Penerimaan termasuk PPh Migas:

a) Target penerimaan tahun 2011 : Rp 764.486,23 milyar

b) Semester II tahun 2011 telah terealisasi : Rp 742.631,13 milyar

c) Capaian : 97,14%

b. Terinternalisasikannya nilai-nilai organisasi dan kode etik Direktorat Jenderal Pajak.

Sebanyak 96 kantor telah melakukan internalisasi tentang kode etik dan corporate value di unit-unit

di lingkungan Ditjen Pajak. Sedangkan target yang dicanangkan adalah 25% dari seluruh unit kerja

yang ada di Ditjen Pajak atau sebanyak 90 kantor, sehingga capaiannya adalah sebesar 106,66%.

c. Terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal Direktorat Jenderal Pajak, Inspektorat

Jenderal dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2011 menargetkan 1 (satu) kegiatan kerjasama dengan KPK

dan pada tahun 2011 telah direalisasikan dengan mengadakan sosialisasi LHKPN oleh KPK di Ditjen

Pajak sebanyak 17 kali. Disamping itu Ditjen Pajak telah menandatangani MoU dengan KPK pada

tahun 2005, dengan Kepolisian tahun 2010 dan dengan Kejaksaan Aceh tahun 2010. Kegiatan yang

dilaksanakan meliputi sosialisasi LHKPN, sosialisasi laporan pajak-pajak pribadi (LP2P), sosialisasi Unit

Pelaksana Pemantauan Pengendalian Intern (UP3I). Sosialisasi LHKPN tersebut dilaksanakan dalam

bentuk:

1) Sosialisasi di Kantor Pusat DJP sebanyak satu kali.

2) Sosialisasi dalam bentu ToT (Training of Traineer) sebanyak delapan kali.

3) Sosialisasi LP2P, dengan dibantu oleh Itjen, telah dilaksanakan sebanyak satu.

4) Sosialisasi UP3I telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali.

d. Jumlah kegiatan pengujian kepatuhan pelaksanaan sistem dan peraturan.

Kegiatan ini diilaksanakan melalui pengujian terhadap kegiatan penagihan, keberatan, SOP layanan

unggulan, drop box pada unit-unit yang dijadikan sampel, dan mengumpulkan informasi terkait

permasalahan yang dihadapi dari kegiatan tersebut untuk diberikan saran/rekomendasi perbaikan.

Direktorat KITSDA selama tahun 2011 telah melakukan pengujian terhadap kegiatan penagihan

sebanyak 12 kali, kegiatan drop box sebanyak 4 kali dan pengujian SOP layanan unggulan sebanyak

Laporan Inpers start 26032012.indd 28 28/03/2012 5:31:52 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

29

4 kali. Total jumlah kegiatan adalah 20 kali, dari target sebanyak 17 kegiatan. Dengan demikian

realiasinya adalah sebesar 117,65%.

e. Jumlah penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan.

Manajemen SOP di Ditjen Pajak dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1) Penerimaan dan pengolahan masukan SOP;

2) Pengembangan SOP;

3) Pengesahan SOP;

4) Penatausahaan dan publikasi SOP;

5) Monitoring pelaksanaan SOP;

6) Evaluasi SOP.

Penyusunan dan penyempurnaan SOP di bidang perpajakan ditargetkan sebanyak 340 SOP terdiri

atas 284 SOP baru dan 56 SOP revisi. Sedangkan realisasinya sebanyak 497 SOP, terdiri atas 381 SOP

baru dan 116 SOP revisi. Dengan demikian capaiannya adalah sebesar 146,18%.

f. Jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Pemerintah dan

Peraturan Menteri Keuangan.

Direktorat Peraturan Perpajakan I dan II telah menyampaikan Nota Dinas Dirjen Pajak ke Menteri

Keuangan sebanyak 33 buah terkait Konsep Rencana Peraturan Pemerintah dan Rencana Peraturan

Menteri Kuangan, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 30 buah (realisasi sebesar 110%). Dari

realisasi tersebut, 16 berasal dari Direktorat Peraturan Perpajakan I, dan 17 dari Direktorat Perpajakan

II (lihat Lampiran I).

g. Jumlah penyelesaian usulan pembuatan dan penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal

Pajak.

Direktorat Peraturan Perpajakan I dan II telah menyelesaikan usulan pembuatan Peraturan Dirjen

sebanyak 25 Peraturan, melebihi target yang ditetapkan sebanyak 21 Peraturan (capaian 119,04%).

Dari realisasi tersebut, 10 peraturan berasal dari Direktorat Perpajakan I, dan 15 peraturan dari

Direktorat Perpajakan II (lihat Lampiran II).

3. Kepabeanan dan Cukai, yaitu (a) target penerimaan Bea Masuk dan Cukai, (b) adanya unit

kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan, (c) meningkatnya kemampuan pengawasan

internal melalui Electronic Data Interchange DJBC, (d) diterapkannya Modul Pelaporan Online, (e)

terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal DJBC, Itjen dan KPK, dan (f) tersusunnya

peraturan pelaksanaan perundang-undangan. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Target Penerimaan Bea Masuk dan Cukai.

Tahun 2011, target penerimaan bea masuk dan cukai adalah sebesar Rp 85,77 trilyun (delapan puluh

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 29 28/03/2012 5:31:52 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

30

lima triliun tujuh ratus tujuh puluh miliar rupiah), pada semester II telah terealisasi sebesar Rp 131,100

trilyun (seratus tiga puluh satu triliun seratus miliar rupiah), atau terealisasi sebesar 152,85%.

b. Adanya unit kepatuhan internal dan unit intelijen atau penyidikan.

Dengan target 11 unit, sampai dengan semester II Tahun 2011 telah terealisasi 11 unit (capaian 100%),

yaitu 11 unit KPPBC Tipe Madya Pabean (Ngurah Rai, Juanda, Jakarta, Tangerang, Dumai, Palembang,

Bandar Lampung, Balikpapan, Pontianak, Makassar, dan Marunda). Indikator ini telah terealisasi pada

semester I tahun 2011.

c. Meningkatnya kemampuan pengawasan internal melalui Electronic Data Interchange (EDI)

DJBC.

Dengan target 100%, pada semester II Tahun 2011 terealisasi 100%. Kantor Pelayanan yang melakukan

proses pemeriksaan barang dengan menggunakan EDI yaitu KPU Tanjung Priok Tipe-A, KPPBC Madya

Pabean Tanjung Perak, KPPBC Madya Pabean Belawan, KPPBC Madya Pabean Tanjung Emas, dan

KPPBC Madya Pabean Soekarno Hatta. Indikator ini telah terealisasi pada semester I tahun 2011.

d. Diterapkannya Modul Pelaporan Online (MPO).

Dengan target 100%, pada semester II Tahun 2011 telah terealisasi sepenuhnya. MPO telah diterapkan

di seluruh unit yang memungut penerimaan bea dan cukai, yaitu 2 Kantor Pelayanan Utama dan 113

KPPBC. Indikator ini telah terealisasi pada semester I tahun 2011.

e. Terlaksananya kerjasama unit penegak hukum internal DJBC, Itjen dan KPK.

Pada tahun 2011, Ditjen Bea dan Cukai menargetkan sebanyak 12 kegiatan kerjasama dengan

penegak hukum KPK. Namun sampai dengan akhir tahun 2012, Ditjen Bea dan Cukai baru bisa

merealisasikan sebanyak 7 kegiatan (tingkat capaian 58,33%).

Pada semester I telah terlaksana kerjasama yaitu berupa penandatanganan 1 MoU dengan

KPK. Kerjasama tersebut berupa pengisian Kuesioner Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK) yang

diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Selain itu pada semester II juga telah dilaksanakan 6 kali kerjasama dengan KPK yaitu melakukan

pengawasan dan pelayanan di 3 kantor cukai (survei).

f. Tersusunnya peraturan pelaksanaan perundang-undangan.

Targetnya adalah tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktur Jenderal Bea

Cukai yang terkait dengan tata kerja dibidang kepabeanan, kawasan berikat, dan cukai. Pada tahun

2011 telah terealisasi sebanyak 13 Peraturan Menteri Keuangan dan 22 Peraturan Direktur Jenderal

Bea Cukai dibidang kepabeanan, kawasan berikat, dan cukai (lihat Lampiran III).

4. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yaitu (a) target PNBP dalam APBN, (b) Piutang PNBP

Khusus BUN Yang Tertagih, (c) Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang Nomor

20 Tahun 1997 tentang PNBP, dan (d) Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis

Laporan Inpers start 26032012.indd 30 28/03/2012 5:31:53 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

31

dan tarif PNBP pada K/L. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing butir tersebut adalah sebagai

berikut:

a. Target Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam APBN.

Pada tahun 2011, target PNBP adalah sebesar Rp 250.906.980.000 (dua ratus lima puluh miliar

sembilan ratus enam juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah), dan sampai dengan semester

II tahun 2011 telah terealisasi sebesar Rp 321.205.080.000 (tiga ratus dua puluh satu miliar dua ratus

lima juta delapan puluh ribu rupiah). Dengan demikian capaiannya adalah sebesar 112,09%.

b. Piutang PNBP Khusus BUN yang tertagih.

Pada tahun 2011, jumlah piutang PNBP khusus BUN yang tertagih s.d. semester II tahun 2011 adalah

sebesar Rp 2.400.000.000.000,- dari target APBN 2011 sebesar Rp 2.840.050.000.000,-. Sehingga

tingkat capaiannya adalah sebesar 84,51%.

c. Tersusunnya Kajian Sebagai Bahan Revisi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang

PNBP.

Pada semester II tahun 2011 telah diselesaikan konsep Naskah Akademis Revisi UU No 20 Tahun 1997

(capaian 100%).

d. Tersusunnya Rancangan Peraturan Pemerintah tentang jenis dan tarif PNBP pada K/L.

Pada periode Januari s.d. Juni 2011 dilakukan kegiatan penyusunan RPP Jenis dan Tarif PNBP pada

Sekretariat Negara, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Kepegawaian

Negara (BKN) dan Kementerian Pertanian. Seluruh kegiatan penyusunan RPP pada keempat

Kementerian/ Lembaga tersebut telah selesai dilaksanakan pada semester II tahun 2011, sehingga

tingkat capaiannya adalah sebesar 100%.

5. Bidang Anggaran, yang meliputi Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Perimbangan

Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Adapun hasil dan capaian untuk masing-masing unit

eselon I tersebut adalah sebagai berikut:

a. Direktorat Jenderal Anggaran.

Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Anggaran adalah sebagai berikut:

1) Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Biaya.

Dengan target 1 Peraturan Menteri Keuangan, sampai dengan semester II tahun 2011 telah

terealisasi 2 Peraturan Menteri Keuangan (capaian 200%), yaitu:

a) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.02/2011 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran

2012;

b) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120#/2011 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun 2012.

2) Tersusunnya SP RKA-KL tepat waktu.

SP RKA-KL telah diselesaikan tepat waktu pada bulan November 2011 dengan ditetapkannya

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 31 28/03/2012 5:31:53 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

32

Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011 tentang Alokasi Anggaran K/L 2012

(capaian 100%).

3) Tersusunnya Peraturan Menteri Keuangan tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan

Penelaahan RKA K/L.

Telah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/AG/2011 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL (capaian 100%).

4) Tersusunnya RUU APBN Tahun 2012 dan RUU APBN-P Tahun 2011 dengan target 2

Rancangan Undang-Undang.

Setelah melakukan pembahasan RUU APBN dan RUU APBN-P dengan DPR, pada semester II

tahun 2011 Ditjen Anggaran telah menetapkan 2 UU (capaian 100%), yaitu:

a) UU No. 22 Tahun 2011 tentang APBN Tahun 2012;

b) UU No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011.

5) Tersusunnya Laporan Keuangan Belanja Subsidi dan Belanja Lain-Lain (BSBL) Tepat Waktu.

Laporan keuangan BSBL Tahun 2010 telah diselesaikan tepat waktu pada bulan Februari 2011,

dan laporan keuangan semester I Tahun 2011 telah diselesaikan pada bulan Agustus 2011.

b. Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan adalah sebagai berikut:

1) Terlaksananya penyaluran transfer ke daerah tepat waktu dan efisien.

Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan telah melakukan penyaluran transfer ke daerah

tepat waktu dan efisien. Persentase target jumlah penyaluran transfer ke daerah dihitung dari

rata-rata periodisasi penyaluran dana transfer ke daerah yang tercantum dalam PMK No. 126/

PMK.07/2010. Perhitungan realisasi didasarkan pada penerbitan SPM yang menjadi kewenangan

DJPK. Meskipun untuk triwulan IV realisasi penyaluran transfer ke daerah hanya mencapai

24,89% atau dibawah target yang sebesar 28%, namun secara total capaian IKU selama satu

tahun mencapai 100,18% atau melebihi target yang ditetapkan sebesar 100%. Hal ini disebabkan

capaian pada triwulan sebelumnya melebihi dari target yang ditetapkan yang merupakan hasil

upaya percepatan penyampaian realisasi penyerapan anggaran Transfer ke Daerah yang terus

dilaksanakan oleh DJPK melalui kegiatan bimbingan teknis dan workshop kepada seluruh

daerah penerima dana Transfer ke Daerah.

Capaian tersebut antara lain ditunjang oleh adanya penyaluran Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan

Bangunan (DBH PBB) Bagian Daerah berdasarkan data realisasi “buku merah” per 15 Desember

2011 yang telah mencapai sebesar Rp 8 Triliun, sehingga realisasi DBH PBB mencapai 105,70%.

2) Tersusunnya peraturan alokasi dana transfer daerah yang akurat.

Laporan Inpers start 26032012.indd 32 28/03/2012 5:31:53 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

33

Jumlah kebijakan yang direncanakan pada semester ini adalah 18 peraturan, dan yang telah

direalisasikan sampai dengan semester II sebanyak 21. Sehingga capaiannya adalah sebesar

117%. Adapun total peraturan terkait Alokasi Dana Transfer ke Daerah yang dapat diselesaikan

selama Tahun 2011 adalah sebanyak 37 Buah (Lihat lampiran V).

c. Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

Target dan realisasi di Direktorat Jenderal Perbendaharaan adalah sebagai berikut:

1) Kepatuhan Bank Persepsi/Pos Persepsi dalam melaksanakan kontrak.

Yang dimaksud dengan kepatuhan bank persepsi adalah terkait dengan jam buka loket dan

ketepatan pelimpahan penerimaan negara serta penyampaian laporan ke KPPN sesuai dengan

kontrak. Bank Operasional I sebagai mitra kerja KPPN di seluruh Indonesia berjumlah 177 bank.

Pada tahun 2011, dari jumlah tersebut terdapat 3 bank yang ditegur atau didenda karena tidak

patuh sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga persentase kepatuhan Bank Operasional

dalam melaksanakan kontrak adalah 99,4%.

2) Tersusunnya/disempurnakannya peraturan perundang-undangan dan petunjuk

pelaksanaan di bidang perbendaharaan.

Pada tahun 2011, jumlah peraturan perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang

perbendaharaan yang telah disusun/disempurnakan sebanyak 41 RPMK. Sedangkan peraturan

perundang-undangan dan petunjuk pelaksanaan di bidang perbendaharaan yang telah

disusun/ disempurnakan dalam bentuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan berjumlah

92 peraturan. Sehingga total jumlah peraturan yang telah ditetapkan selama tahun 2011 adalah

sebanyak 133 peraturan, dari target sebanyak 77 peraturan. Dengan demikian capaian untuk

indikator ini adalah sebesar 172,72% (lihat Lampiran IV).

3) Tersusunnya RUU Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Tahun 2010.

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pada akhir bulan Juni 2011 telah disampaikan

Rancangan Undang-Undang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN (RUU P2 APBN) Tahun

2010 kepada Dewan Perwakilan Rakyat. RUU tentang Pertanggungjawaban atas Palaksanaan

APBN Tahun Anggaran 2010 telah disampaikan kepada Presiden tanggal 20 Juni 2011 dengan

Surat Menteri Keuangan Nomor S-336/MK.05/2011 tanggal 20 Juni 2011. Indikator tersebut telah

terealisasi pada semester I Tahun 2011.

BAB

IIILA

PORA

N S

EMES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N 2

011

PELA

KSA

NA

AN

INPR

ES N

OM

OR

5 TA

HU

N 2

004

Laporan Inpers start 26032012.indd 33 28/03/2012 5:31:53 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

34

Halaman sengaja di kosongkan

Laporan Inpers start 26032012.indd 34 28/03/2012 5:31:53 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

35

Bab IV.

Upaya yangTelah Dilaksanakan

Terkait Pemberantasan Korupsi di Lingkungan

Kementerian Keuangan

Laporan Inpers start 26032012.indd 35 28/03/2012 5:31:54 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

36

A. Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya

Penandatanganan Memorandum of Understanding/Nota Kesepahaman (MoU/NK) mengenai kerjasama dalam

pemberantasan tindak pidana korupsi dilakukan oleh beberapa unit eselon I antara lain Direktorat Jenderal

Anggaran, Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,

Inspektorat Jenderal, Bapepam-LK, serta Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang telah menandatangani pakta integritas sejak tahun 2009, membina kerjasama

dengan Instansi Penegak Hukum dan Instansi Terkait Lainnya dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi,

yaitu:

1. Direktorat Jenderal Pajak dengan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 004/KPK-Menkeu/II/2005 tanggal 23

Februari 2005 tentang Kerjasama dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi dan tindak pidana di

bidang perpajakan;

2. Direktorat Jenderal Pajak dengan Kepolisian RI Nomor KEP-81/PJ/2010 dan B/7/II/2010 tanggal 23 Februari

2010 tentang Penegakan Hukum di Bidang Perpajakan;

3. Kanwil DJP Aceh dengan Kejaksaan Tinggi Aceh tanggal 14 Januari 2010 tentang Penegakan Hukum Pajak.

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai bekerjasama dengan Kepolisian RI dan Badan Narkotika Nasional yang

tertuang dalam MoU Nomor 07/1/2010/BNN.B/01/I/2010, KEP-04/BC/2010 tanggal 20 Januari 2010 terkait dengan

koordinasi dan komunikasi dalam pelaksanaan tugas pencegahan dan pemberantasan terhadap penyalahgunaan

dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika.

Inspektorat Jenderal kementerian Keuangan juga telah bekerjasama dengan KPK dan Pusat Pelaporan Analisa dan

Transaksi Keuangan (PPATK).

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), bekerjasama dengan Instansi Penegak

Hukum dan Instansi Terkait Lainnya dalam rangka pemberantasan tindak pidana korupsi, yaitu dengan instansi

sebagai berikut:

1. Bapepam dan LK dengan Kejaksaan RI tanggal 27 Mei 1997 tentang Pembinaan Aparat Penegak Hukum di

Bidang Pasar Modal;

2. Bapepam dan LK dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) tanggal 19 Februari 1998 tentang

Pembentukan Aparat Penegak Hukum yang Berkualitas dan Memiliki Teknis Penyidikan yang Handal di Bidang

Pasar Modal;

3. Ketua Bapepam dan LK dan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan tanggal 20 Oktober

2003 mengenai Kerjasama dalam Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003;

4. Bapepam dan LK dengan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) tanggal 19 Desember 2006

tentang Kerjasama dalam Pemberantasan tindak Pidana Korupsi dan Penegakan Hukum di Bidang Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan;

Laporan Inpers start 26032012.indd 36 28/03/2012 5:31:54 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

37

5. Ketua Bapepam dan LK dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor MOU/01/BL/2007 dan Nomor

Pol: B/1861/VII/2007 tanggal 26 Juli 2007 tentang Pembinaan, Koordinasi dan Pengawasan Penyidik Pegawai

Negeri Sipil dan atau Kepolisian Khusus.

Selain itu, pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) menandatangani Pakta Integritas disaksikan

oleh KPK pada tanggal 26 November 2008 setelah adanya sosialisasi pemberantasan korupsi oleh KPK kepada

seluruh pegawai Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK).

B. Terbentuknya Unit Kepatuhan Internal

Unit Kepatuhan Internal merupakan unit yang akan melakukan pengawasan, mengevaluasi kinerja dan akuntabilitas

pelaksanaan tugas, serta memberikan rekomendasi dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugas.

Untuk itu perlu dibentuk unit kepatuhan internal di lingkungan Kementerian Keuangan. Unit kepatuhan internal di

lingkungan Kementerian Keuangan yang sudah terbentuk terdiri atas:

1. Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yaitu unit kepatuhan internal setingkat Eselon II pada Kantor Pusat DJP dan

setingkat eselon III pada Kantor Wilayah DJP.

2. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dengan rincian sebagai berikut:

a. Unit setingkat Eselon IV pada KPPBC Madya;

b. Unit setingkat Eselon III pada Kanwil DJBC;

c. Unit setingkat Eselon II pada Kantor Pusat.

3. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), yaitu unit kepatuhan internal setingkat

Eselon II pada Kantor Pusat Bapepam-LK.

4. Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK), yaitu unit kepatuhan internal setingkat Eselon IV pada

Kantor Pusat BPPK.

5. Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon III pada kantor

Pusat DJPU.

6. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon III pada kantor

Pusat DJKN.

7. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), yaitu unit kepatuhan internal setingkat eselon IV pada kantor Pusat DJA.

C. Peningkatan Transparansi Kantor Pelayanan

Dalam rangka meningkatkan transparansi kantor pelayanan di lingkungan Kementerian Keuangan, modernisasi

kantor pelayanan terus dilakukan, antara lain dengan menggunakan layanan yang bersifat unggulan sehingga

tidak memungkinkan bagi customers untuk mendapatkan pelayanan langsung selain dari petugas pada front

office/customer service/help desk. Upaya-upaya peningkatan transparansi di lingkungan Kementerian Keuangan

pada masing-masing unit Eselon I adalah sebagai berikut:

BAB

IVU

PAYA

YA

NG

TEL

AH

DIL

AKS

AN

AK

AN

TE

RKA

IT P

EMBE

RAN

TASA

N K

ORU

PSI

DI L

ING

KUN

GA

N K

EMEN

TERI

AN

KEU

AN

GA

N

Laporan Inpers start 26032012.indd 37 28/03/2012 5:31:55 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

38

1. Direktorat Jenderal Anggaran (DJA).

a. Dalam rangka mencegah pemberian gratifikasi kepada pejabat/pegawai DJA dalam proses penelaahan

RKA-K/L dan pembahasan PNBP, telah diberikan sosialisasi mengenai larangan memberikan sesuatu yang

menyebabkan terjadinya KKN sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Anggaran Nomor SE-03/

AG/2010 tanggal 2 Juni 2010 tentang Tata Tertib Penelaahan RKA-K/L.

b. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses penelaahan revisi RKA-K/L,

telah dilakukan pemisahan antara ruang rapat dengan ruang kerja dan dilengkapi dengan kamera CCTV.

2. Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sudah modern, dengan 3 klasifikasi yaitu:

a. KPP Pratama;

b. KPP Madya;

c. KPP Wajib Pajak Besar.

3. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).

Kantor Madya adalah kantor modern yang dibentuk untuk memberikan pelayanan publik yang efektif dan

efisien kepada masyarakat. Pada tahun 2011 terdapat 11 (sebelas) kantor yang berubah tipe menjadi Kantor

Pelayanan dan Pengawasan Bea dan Cukai (KPPBC) Madya, yaitu:

a. KPPBC Jakarta;

b. KPPBC Tangerang;

c. KPPBC Juanda;

d. KPPBC Ngurah Rai;

e. KPPBC Dumai;

f. KPPBC Pontianak;

g. KPPBC Balikpapan;

h. KPPBC Makassar;

i. KPPBC Palembang;

j. KPPBC Bandar Lampung;

k. KPPBC Marunda, yang merupakan transformasi dari KPPBC Tipe A2 Sunda Kelapa, yang pada saat didirikan

bernama KPPBC Tipe A4 Sunda Kelapa, kemudian berubah menjadi KPPBC Tipe A3 Sunda Kelapa dan

terakhir berubah menjadi KPPBC Tipe A2 Sunda Kelapa.

4. Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB).

Sampai dengan tahun 2011 Ditjen Perbendaharaan telah membentuk 37 kantor pelayanan percontohan, yaitu

kantor modern yang memisahkan fungsi front office, middle office, dan back office dengan dilengkapi dengan

berbagai sistem modern dalam rangka mencegah tingkah laku koruptif dan meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat.

5. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

Sampai dengan tahun 2011, Ditjen Kekayaan Negara telah membentuk kantor percontohan dan kantor

teladan. Adapun jumlah kantor teladan yang telah dibentuk sampai dengan tahun 2011 berjumlah 31 KPKNL

Teladan di seluruh Indonesia.

Laporan Inpers start 26032012.indd 38 28/03/2012 5:31:55 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

39

D. Penerapan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing) di Lingkungan Kementerian Keuangan

Peraturan Menteri Keuangan tersebut bertujuan untuk mendorong peran serta pejabat/pegawai di lingkungan

Kementerian Keuangan dan masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi

serta penyalahgunaan wewenang oleh pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan dalam pelaksanaan

tugas pelayanan kepada masyarakat. Untuk menjamin keamanan bagi para pelapornya, Kementerian Keuangan

akan merahasiakan identitas pribadi whistleblower, dan mereka dapat melakukannya secara on-line dengan telah

diluncurkannya aplikasi Wise oleh Menteri Keuangan tanggal 05 Oktober 2011. Masyarakat dapat mengakses

whistleblowing system melalui situs www.wise.depkeu.go.id. Sampai dengan 06 Maret 2012, jumlah pengaduan

per unit yang masuk dalam wise sebanyak 81 pengaduan. Dari jumlah pengaduan yang masuk tersebut 32 aduan

masih dalam tahapan analisis, 16 aduan dinyatakan sedang dalam proses ditindaklanjuti, 14 aduan dinyatakan

selesai, dan sisanya masih dalam tahapan dilimpahkan dan belum dapat ditindaklanjuti.

BAB

IVU

PAYA

YA

NG

TEL

AH

DIL

AKS

AN

AK

AN

TE

RKA

IT P

EMBE

RAN

TASA

N K

ORU

PSI

DI L

ING

KUN

GA

N K

EMEN

TERI

AN

KEU

AN

GA

N

Peluncuran WISE, Aula Dhanapala 5 Oktober 2011

E. Transparansi Informasi Kepada Publik

1. Di Bidang Sumber Daya Manusia.

Sejak tahun 2008, Kementerian Keuangan telah melakukan rekrutmen pegawai secara terbuka yaitu

pengumuman pendaftaran dilakukan melalui media cetak, media elektronik (radio), website Kementerian

Keuangan. Selanjutnya pengumuman setiap tahapan seleksi ditayangkan melaui website. Pendaftaran

tersebut dilakukan secara online dan pengiriman berkas melalui PO BOX. Lembaga yang mencetak naskah

soal Tes Potensi Akademik (TPA) ditetapkan melalui lelang pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara

Laporan Inpers start 26032012.indd 39 28/03/2012 5:31:56 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

40

Forum Diskusi Pengadaan Barang/Jasa, Aula Dhanapala, 24 Nopember 2011

terbuka. Di samping itu, psikotes dilakukan bekerjasama dengan pihak konsultan yang dinyatakan sebagai

pemenang lelang pengadaan barang dan jasa konsultasi psikologi.

Selain itu, telah pula ditetapkan pengisian jabatan secara open bidding dari eselon IV, eselon III bahkan hingga

eselon II dan jabatan fungsional. Dengan cara ini jabatan yang kosong diumumkan melalui situs Kementerian

Keuangan dan peserta mengajukan diri untuk menduduki jabatan tertentu melalui assesment yang hasilnya

juga diumumkan secara terbuka melalui situs Kementerian Keuangan.

Informasi pengenaan hukuman disiplin/peringatan di lingkungan Kementerian Keuangan kepada publik

disampaikan oleh Inspektorat Jenderal yang menyajikan data statistik pegawai yang terkena hukuman

disiplin/peringatan di lingkungan Kementerian Keuangan sejak tahun 2006.

2. Di Bidang Pengadaan Barang/Jasa.

Dalam rangka meningkatkan transparansi pengadaan barang dan jasa yang diselenggarakan di Kementerian

Keuangan, sejak tahun 2009 Kementerian Keuangan telah membentuk Layanan Pengadaan Barang dan

Jasa secara Elektronik (LPSE) untuk mewujudkan hal tersebut. Pusat LPSE di lingkungan Sekretariat Jenderal

mempunyai tugas memberikan pelayanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik kepada seluruh

unit kerja baik di dalam maupun di luar Kementerian Keuangan. Selama Tahun 2011 jumlah pengadaan

yang menggunakan e-procurement adalah sebesar Rp 3.430.663.030.664,- dan realisasi belanja sebesar Rp

2.970.851.947.091,-. Dengan demikian Kementerian Keuangan telah melakukan penghematan belanja barang

dan modal sebesar Rp 459.811.083.573,00 atau sebesar 13,40%.

Laporan Inpers start 26032012.indd 40 28/03/2012 5:31:59 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

41

F. Peningkatan Disiplin Pegawai

Dalam rangka peningkatan disiplin pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, setiap pegawai di 12 unit

eselon I diwajibkan untuk melakukan presensi dengan mesin finger print. Kewajiban tersebut dituangkan dalam

Surat Edaran pimpinan masing-masing unit eselon I, seperti di lingkungan Sekretariat Jenderal ditetapkan

dengan surat edaran Sekretaris Jenderal Nomor SE-227/SJ/2008 tanggal 3 Maret 2008 tentang Sistem Absensi

Elektronik, di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak ditetapkan dengan SE Dirjen Pajak Nomor SE-18/PJ/2009

tanggal 23 Februari 2009 tentang Penggunaan Absensi Elektronik, dan di lingkungan Inspektorat Jenderal

ditetapkan dengan Nota Dinas Sekretaris Inspektorat Jenderal Nomor ND-07/IJ.1/UP.10/2007 tentang Absensi

Pegawai Secara Elektronik. Di lingkungan BKF juga telah ditetapkan Surat Edaran Kepala Badan Kebijakan

Fiskal Nomor SE-720/KF/2007 tentang Pemberlakuan Sistem Absensi Elektronik di Lingkungan BKF.

Selain itu di lingkungan Inspektorat Jenderal juga telah ditetapkan Peraturan Inspektur Jenderal Nomor PER-

07/IJ/2009 tentang Pemantauan Keberadaan Pegawai dalam Jam Kerja di Lingkungan Inspektorat Jenderal

dan pelaksanaan sidak untuk mengetahui kemungkinan adanya pegawai yang keluar kantor tanpa ijin.

Berkaitan dengan Penegakan Disiplin, Menteri Keuangan telah memberlakukan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor PMK 214/PMK.01/2011 tentang Penegakan Disiplin Dalam Kaitannya Dengan Tunjangan Khusus

Pembinaan Keuangan Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan. PMK dimaksud telah disosialisasikan di

hadapan seluruh perwakilan unit-unit eselon I dan perwakilan dari Biro/Pusat di Sekretariat Jenderal, serta

perwakilan dari Kanwil DJP, DJBC, DJPb, dan DJKN. Dengan PMK tersebut setiap pegawai yang terlambat

masuk kerja atau pulang sebelum waktunya akan dikenakan pemotongan tunjangan, dan dalam satu bulan

apabila seorang pegawai melakukannya lebih dari tiga kali akan dikenai teguran secara tertulis.

G. Pembinaan Mental dan Agama

Dalam rangka pembinaan mental pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan, pada beberapa unit

eselon I telah dilaksanakan kegiatan seperti pengajian eksekutif yang dihadiri oleh pejabat eselon I, II dan III

serta adanya program ESQ dan Manajemen Qolbu yang dilakukan secara berkala (setiap bulan) sejak bulan

Juni 2010. Kegiatan pembinaan mental dan agama juga diberikan sejak dini bagi para CPNS di lingkungan

Kementerian Keuangan dalam Diklat Prajabatan Golongan II dan III.

H. Penerapan Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko telah diterapkan di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan

Departemen Keuangan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, saat ini 12 (dua belas) unit eselon

I telah melakukan proses pemetaan risiko. Dampak yang diharapkan dari penerapan manajemen risiko antara

BAB

IVU

PAYA

YA

NG

TEL

AH

DIL

AKS

AN

AK

AN

TE

RKA

IT P

EMBE

RAN

TASA

N K

ORU

PSI

DI L

ING

KUN

GA

N K

EMEN

TERI

AN

KEU

AN

GA

N

Laporan Inpers start 26032012.indd 41 28/03/2012 5:31:59 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

42

lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kesadaran akan terjadinya risiko yang akan dihadapi dan berupaya untuk mengelola dan

mengurangi dampak atas risiko tersebut dengan baik.

2. Penanganan potensi-potensi permasalahan, termasuk risiko fraud (seperti korupsi dan kolusi).

3. Meningkatnya kualitas pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan yang karena sifat pekerjaannya rawan

untuk terjadinya korupsi, kolusi, nepotisme dan penyalahgunaan wewenang.

4. Setiap potensi risiko dapat segera dimitigasi.

Unit eselon I yang telah menerapkan manajemen risiko di lingkungannya masing-masing antara lain adalah:

1. Sekretariat Jenderal.

Pada tahun 2011, seluruh unit eselon II di lingkungan Sekretariat Jenderal telah menyusun profil risiko

dan merealisasikan penerapan manajemen risiko. Biro Umum bertindak sebagai unit in charge penerapan

manajemen risiko di lingkungan Sekretariat Jenderal.

2. Direktorat Jenderal Anggaran.

Sejak tahun 2009 Direktorat Jenderal Anggaran telah menyusun peta risiko dengan melibatkan pimpinan,

pejabat eselon II di lingkungan DJA selaku pemilik risiko dan Inspektorat Jenderal sebagai compliance

officer.

3. Direktorat Jenderal Pajak.

Kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk menerapkan manajemen risiko adalah

dengan melakukan uji coba pelaksanaan pemetaan risiko pada 13 unit di Kantor Pusat DJP dan tiga Kantor

Wilayah yaitu Kanwil DJP Jakarta Khusus, Kanwil DJP Jakarta Pusat, dan Kanwil DJP Jakarta Utara.

4. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Pada tahun 2010 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menyusun profil risiko dan melakukan identifikasi

serta inventarisasi terhadap kegiatan dalam pelaksanaan tugas di lingkungan unit kerja masing-masing.

Hal tersebut dilakukan mengingat sifat pekerjaannya yang rawan untuk terjadinya korupsi, kolusi,

nepotisme dan penyalahgunaan wewenang yang berlangsung sepanjang tahun. Beberapa pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut adalah:

a. Pejabat eselon II di lingkungan Kantor Pusat DJBC;

b. Kepala Kantor Wilayah DJBC;

c. Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai;

d. Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai;

e. Kepala Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai;

f. Kepala Balai Pengujian dan Identifikasi Barang;

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

5. Inspektorat Jenderal.

Sejak tahun 2009 Inspektorat Jenderal telah melakukan koordinasi pengelolaan risiko dengan

ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/PMK.09/2008 tanggal 24 November 2008 tentang

Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan. Adapun kegiatan pengelolaan risiko

tersebut dimulai dari tahapan kegiatan pemetaan, penilaian, penanganan, dan diakhiri dengan pelaporan

Laporan Inpers start 26032012.indd 42 28/03/2012 5:31:59 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

43

risiko. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah pejabat eselon I, II, dan III serta para staf yang

ditunjuk untuk menjadi koordinator dan administrator manajemen risiko.

I. Penerapan Sistem Penilaian Kinerja Berbasis Balance Score Card dan Nilai Perilaku Pegawai

Penilaian Kinerja Berbasis Balance Score Card dan Nilai Perilaku Pegawai dilakukan berdasarkan Capaian

Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Nilai Perilaku dari setiap pegawai dan pejabat di semua level mulai dari

Menteri Keuangan sampai dengan pelaksana. Sampai dengan saat ini di lingkungan Kementerian Keuangan

telah ditandatangani kontrak kinerja mulai dari level Menteri Keuangan (Depkeu Wide), seluruh pejabat

eselon I (Depkeu One), seluruh pejabat eselon II (Depkeu Two), seluruh pejabat eselon III (Depkeu Three),

seluruh pejabat eselon IV (Depkeu Four), sampai dengan level pelaksana (Depkeu Five) dengan berpedoman

pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Pegawai di

Lingkungan Kementerian Keuangan.

Selain itu, saat ini di lingkungan Kementerian Keuangan juga telah disusun Peraturan Menteri Keuangan

pengganti PMK 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan

Jabatan dan Peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Departemen Keuangan. Pengganti

peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 246/PMK.01/2011 tentang Mekanisme

Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan, dan PMK 247/

PMK.01/2011 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana Dalam Kelompok Jabatan

Awak Kapal Patroli di Lingkungan Pangkalan Sarana Operasi Bea dan Cukai.

Penandatanganan Kontrak Kinerja Pegawai Kementerian Keuangan, Aula Mezanine, 27 Juli 2011

Laporan Inpers start 26032012.indd 43 28/03/2012 5:32:02 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

44

Halaman sengaja di kosongkan

Laporan Inpers start 26032012.indd 44 28/03/2012 5:32:02 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

45

Bab V.

Penutup

Laporan Inpers start 26032012.indd 45 28/03/2012 5:32:03 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

46

Pemberantasan korupsi adalah kegiatan yang memerlukan komitmen, waktu, dan tenaga ekstra, karena korupsi

bukan hanya masalah parsial di bidang keuangan negara, tetapi korupsi juga berkaitan dengan sikap dan perilaku

individu ataupun kelompok yang menghambat proses pembangunan masyarakat yang adil dan makmur. Begitu

pentingnya peran Kementerian Keuangan dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi sehingga

Kementerian Keuangan mendapat amanat untuk mengimplementasikan seluruh Diktum Inpres Nomor 5 Tahun

2004 tersebut.

Sebagai pelaksanaan Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Kementerian

Keuangan telah memformulasikan berbagai kegiatan dan kebijakan yang digunakan sebagai indikator

pemberantasan dan pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan adanya rumusan

indikator pemberantasan dan pencegahan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan, diharapkan setiap

kegiatan dan capaian kinerja unit maupun individu dapat dipetakan secara transparan menjadi sarana strategis

untuk mengantisipasi perilaku korup.

Adapun indikator-indikator pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan yang telah diformulasikan

dan dilaksanakan mencakup aspek penataaan organisasi, penyempurnaan proses bisnis, dan peningkatan kualitas

sumber daya manusia, yaitu antara lain:

1. Kewajiban Menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) bagi pejabat/pegawai

Kemenkeu;

2. Kontrak Kinerja Tahunan setiap pegawai;

3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) eselon I;

4. Penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) Pelayanan Masyarakat;

5. Pencanangan Wilayah Bebas Korupsi (WBK);

6. Sertifikasi Pejabat Pengadaan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP);

7. Sosialisasi Inpres Nomor 5 Tahun 2004;

8. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan tentang pengawasan dan pembinaan aparatur, yaitu antara lain

penetapan kode etik pegawai, pengelolaan pelaporan pelanggaran (whistle blowing), penerapan kedisiplinan

pegawai, dan penilaian kinerja pegawai.

Indikator-indikator tersebut dapat berubah sejalan dengan perkembangan lingkungan dan dinamika organisasi.

Namun pada prinsipnya seluruh upaya pemberantasan korupsi di lingkungan Kementerian Keuangan adalah

bagian dari proses reformasi birokrasi, yaitu perbaikan birokrasi secara menyeluruh baik dari sisi prosedural

maupun substansial. Hal ini karena perilaku birokrasi menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu

pemerintahan dalam mengemban amanat untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Laporan Inpers start 26032012.indd 46 28/03/2012 5:32:03 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

47

Lampiran& Matriks

Laporan Inpers start 26032012.indd 47 28/03/2012 5:32:05 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

48

Lampiran I

Daftar Usulan Pembuatan Dan Penyempurnaan PP Dan PMK Di Bidang Perpajakan

1. Direktorat Peraturan Perpajakan I

a. RPP tentang Pemberian dan Penghimpunan Data dan Informasi yang Berkaitan dengan Perpajakan.

b. PP Nomor 74 Tahun 2011 tanggal 29 Desember 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan

Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

c. PMK Nomor 12/PMK.03/2011 tanggal 19 Januari 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 195/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga.

d. PMK Nomor 17/PMK.03/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Permohonan Pengembalian Kelebihan

Pembayaran PBB.

e. PMK Nomor 30/PMK.03/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Perubahan Keuda atas PMK Nomor 70/

PMK.03/2007 tentang Batasan Kegiatan dan Jenis Jasa Kena Pajak yang atas Ekspornya Dikenai PPN.

f. PMK Nomor 31/PMK.03/2011 tanggal 28 Februari 2011 tentang Perubahan Kedua atas PMK Nomor

36/PMK.03/2007 tentang Batasan Rumah Sederhana, Rumah Susun Sederhana, Pondok Boro, Asrama

Mahasiswa dan Pelajar serta Perumahan Lainnya yang atas Penyerahannya dibebaskan dari PPN.

g. PMK Nomor 16/PMK.03/2011 tanggal 24 Januari 2011 tentang Tata Cara Penghitungan Kelebihan

Pembayaran Pajak.

h. PMK Nomor 67/PMK.03/2011 tanggal 4 April 2011 tentang Penyesuaian Besarnya NJOPTKP PBB.

i. PMK Nomor 149/PMK.03/2011 tanggal 12 September 2011 tentang Sensus Pajak Nasional.

j. RPMK tentang Batasan Pengusaha Kecil PPN.

k. RPMK tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan PM bagi PKP yang Mempunyai Peredaran Usaha

Tidak Melebihi Jumlah Tertentu.

l. RPMK tentang Tata Cara Pembuatan dan Tata Cara Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak.

m. RPMK tentang Jasa Pengiriman Surat dengan Perangko yang Tidak Dikenakan PPN.

n. RPMK tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Jasa Pengelolaan Tempat Parkir.

o. RPMK tentang Perubahan atas PMK 147/PMK.01/2011 tentang Kawasan Berikat.

p. RPMK tentang Perubahan Kedua atas PMK 231/KMK.03/2001 tentang Perlakuan PPN dan PPn BM atas

Impor BKP yang Dibebaskan dari Pungutan Bea Masuk.

2. Direktorat Peraturan Perpajakan II

RPP yang terealisasi

No Perihal Nomor Surat/ ND

1 RPP tentang PPh atas Penghasilan dari Kegiatan Usaha Tertentu yang Diterima oleh WP yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu

Surat Ke BKF Nomor S-130/PJ/2011tanggal 10 Juni 2011

2 RPP tentang Perubahan ketiga atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Surat ke BKF nomor S-118/PJ/2011tanggal 6 Juni 2011

3 Perubahan PP 62 tahun 2008 tentang Perubahan atas PP No 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas PPh untuk Penanaman Modal di Bi-dang-Bidang Usaha tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu

Surat ke BKF nomor S-53/PJ/2011tanggal 21 Maret 2011

4 RPP tentang PPh di Bidang Usaha Pertambangan Umum termasuk Batu Bara

Surat Ke BKF Nomor S-194/PJ/2011tanggal 19 September 2011

5 RPP tentang Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Panas Bumi Surat ke BKF Nomor S-291/PJ/2011tanggal 11 Nov 2011

Laporan Inpers start 26032012.indd 48 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

49

RPMK yang terealisasi

No Perihal Nomor Surat/ ND

1 RPMK tentang Komite Verifikasi Pemberian Pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan

disampaikan bersamaan dengan RPMK tax holiday melalui Surat ke BKF nomor S-42/PJ/2011 tanggal 9 Maret 2011

2 RPMK tentang Amanah Pasal 33 ayat (4) PP Cost recovery tentang Ketentuan mengenai perhitungan dan tata cara pembayaran Pajak Penghasilan

Melalui Surat ke DJA Nomor S-814/PJ.031/2011 tanggal 19 Mei 2011, menya-takan bahwa penyelesaian RPMK dimaksud akan disusun oleh DJA

3 RPMK tentang Pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan pajak penghasilan badan

Surat ke BKF nomor S-42/PJ/2011 tanggal 9 Maret 2011

4 RPMK tentang Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Litbang, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olah-raga, dan Biaya Pembangunan Insfrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

Surat ke Biro Hukum Nomor S-46/PJ.03/2011 tanggal 19 Januari 2011 dan S-222/PJ.03/2011 tanggal 28 Januari 2011

5 RPMK tentang Jenis-jenis Harta Berwujud, Amortisasi atas Penge-luaran Harta Tak Berwujud, dan Penyusutan atas pengeluaran harta Berwujud

Surat ke BKF nomor S-115/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011

6 RPMK tentang Amanah Pasal 27 ayat (4) PP Cost Recovery tentang Tata Cara Pemotongan dan Pembayaran atas Pengahsilan Lain Kontraktor

Surat ke BKF nomor S-158/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011

7 RPMK tentang Amanah Pasal 12 ayat (3) PP Cost Recovery tentang Batasan maksimum biaya yang berkaitan dengan remunerasi tenaga kerja asing

Surat ke BKF nomor S-159/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011

8 RPMK tentang perubahan PMK No.196/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan dengan menggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang selain Rupiah serta Kewajiban Peny-ampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan

Surat ke BKF nomor S-160/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011

9 RPMK tentang Amanah Pasal 12 ayat (2) huruf f angka 3 PP Cost Recovery tentang Batasan Pengeluaran Alokasi Biaya Tidak Lang-sung dari Kantor Pusat yang dapat Dikembalikan dalam Penghi-tungan Bagi Hasil dan Pajak Penghasilan Bagi Kontraktor Minyak dan/atau Gas Bumi

Surat ke BKF nomor S-157/PJ/2011 tanggal 5 Agustus 2011

10 RPMK tentang Perubahan Kedua atas KMK Nomor 635/KMK.04/1994 Tentang Pelaksanaan Pembayaran Dan Pemungu-tan Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan

Surat Ke BKF Nomor S-290/PJ/2011 tanggal 11 November 2011

11 RPMK tentang Amanah Pasal 18 ayat (2) PP Cost Recovery tentang Tata cara pengelolaan iuran pesangon dan besarnya pesangon

Surat Ke BKF Nomor S-289/PJ/2011 tanggal 11 November 2011

12 RPMK tentang Perubahan ketiga atas PMK 215/PMK.03/2008 tentang Penetapan Organisasi Internasional

Surat Ke BKF Nomor S-292/PJ/2011tanggal 11 November 2011

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 49 28/03/2012 5:32:06 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

50

Lampiran II

Daftar Usulan Pembuatan Dan Penyempurnaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

1. Direktorat Peraturan Perpajakan I

1) Perdirjen Nomor PER-7/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan

Pembayaran Pajak.

2) Perdirjen Nomor PER-11/PJ/2011 tanggal 4 April 2011 tanggal Tata Cara Penetapan Wajib Pajak atas

Objek PBB yang belum Jelas Diketahui Wajib Pajaknya dan Pencabutan.

3) Perdirjen Nomor PER-12/PJ/2011 tanggal 4 April 2011 tentang tata Cara Penatausahaan PPN yang

Ditanggung Pemerintah atas Penyerahan Minyak Goreng Kemasan Sederhana dan/atau Minyak Goreng

Sawit Curah di Dalam Negeri.

4) Perdirjen Nomor PER-30/PJ/2011 tanggal 27 September 2011 tentang Pedoman Teknis Sensus Pajak

Nasional.

5) Perdirjen Nomor PER-23/PJ/2011 tanggal 24 Agustus 2011 tentang Bentuk dan Isi Nota Penghitungan,

SKP PBB, Surat Tagihan PBB.

6) Perdirjen Nomor PER-27/PJ/2011 tanggal 19 September 2011 tentang Perubahan Keuda atas Perdirjen

Nomor PER-10/PJ/2010 tentang Dokumen Tertentu yang Kedudukannya Dipersamakan dengan Faktur

Pajak.

7) Perdirjen Nomor PER-36/PJ/2011 tanggal 18 November 2011 tentang Pengenaan PBB Sektor Perhutanan.

8) Perdirjen Nomor PER-37/PJ/2011 tanggal 21 Desember 2011 tentang Pencabutan Kepdirjen Nomor KEP-

251/PJ/2000 tentang Tata Cara Penetapan Besarnya NJOPTKP.

9) Perdirjen Nomor PER-38/PJ/2011 tanggal 21 Desember 2011 tentang Tata Cara Pengangsuran dan

Penundaan Pembayaran PBB.

10) Perdirjen Nomor PER-40/PJ/2011 tanggal 27 Desember 2011 tentang Tata Cara Penerbitan Faktur Pajak

dan Surat Setoran Faktur Pajak atas Penyerahan Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu dan/atau Liquefied

Petroleum Gas (LPG) Tabung 3 Kilogram.

2. Direktorat Peraturan Perpajakan II

Perdirjen yang Terealisasi

No Perihal Nomor PER

1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pembuatan Bukti Pembayaran atas Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto

PER-6/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011

2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Penerbitan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan/Pemungutan Pajak Penghasilan

PER-1/PJ/2011 tanggal 10 Januari 2011

3 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Pengajuan dan Penelitian atas Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang

PER-5/PJ/2011 tanggal 21 Maret 2011

4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Hukum di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak

PER-20/PJ/2011 tanggal 20 Mei 2011

5 Rancangan Perdirjen Pajak tentang Perubahan perdirjen Pajak Nomor PER-57/PJ/2010 tentang Tata Cara Dan Prosedur Pemingutan PPh Pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain

PER-15/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011

Laporan Inpers start 26032012.indd 50 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

51

No Perihal Nomor PER

6 Tata Cara Pemberitahuan Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap atas Penanaman Kembali Penghasilan Kena Pajak sesudah Dikurangi Pajak

PER-16/PJ/2011 tanggal 6 Juni 2011

7 Rperdirjen tentang Amanah Pasal 31 ayat (4) PP Cost Recovery tentang Bentuk dan isi SPT Tahunan PPh

PER-28/PJ/2011 tanggal 9 September 2011

8 Rperdirjen tentang Amanah Pasal 25 ayat (9) PP Cost Recovery tentang Ketentuan mengenai penerbitan surat ketetapan pembayaran pajak penghasilan minyak bumi dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan surat keterangan pembayaran pajak penghasilan minyak bumi dan gas bumi sementara

PER-29/PJ/2011 tanggal 9 September 2011

9 Perubahan atas Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-43/PJ/2010 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi antara Wajib Pajak dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa

PER- 32/PJ/2011 tanggal 11 November 2011

10 Perdirjen tentang Badan/Lembaga yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah yang Ditetapkan sebagai Penerima Zakat atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib yang Dapat Dikurangkan dari pengahsilan Bruto

PER-33/PJ/2011 tanggal 11 November 2011

11 Perdirjen tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Dalam Rangka Pertukaran Informasi Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yg Melibatkan Otoritas Pajak Negara Mitra

PER- 41/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011

12 Rancangan Perdirjen tentang Tata Cara Pelaksanaan Bantuan Penagihan Pajak Berdasarkan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda

PER- 42/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011

13 Rancangan Perdirjen tentang Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri

PER- 43/PJ/2011 tanggal 28 Desember 2011

14 Perdirjen tentang Tata Cara Pelaporan Penggunaan Dana & Realisasi Penanaman Modal bagi WP Badan yg Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PPh Badan

PER- 44/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011

15 Perdirjen tentang Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya Berproduksi Secara komersial bagi WP Badan yg Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan PPh Badan

PER- 45/PJ/2011 tanggal 29 Desember 2011 LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 51 28/03/2012 5:32:06 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

52

Lampiran III

Daftar Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Bea Cukai Yang Disusun Atau Disempurnakan

A. Peraturan Menteri Keuangan Di Bidang Bea dan Cukai

1. PMK Nomor 24/PMK.04/2011 tentang Tata Cara Penagihan di Bidang Cukai;

2. PMK Nomor 62/PMK.04/2011 tentang Penyelesaian Terhadap Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasai,

Barang Yang Dikuasai Negara dan Barang Yang Menjadi Milik Negara;

3. PMK Nomor 63/PMK.04/2011 tentang Registrasi Kepabeanan;

4. PMK Nomor 122/PMK.04/2011 tentang Penetapan Tarif, Nilai Pabean, Sanksi Administrasi Berupa Denda

Serta Tata Cara Penetapan SAnksi dan Tarif, NP, dan Sanksi Administrasi Berupa Denda;

5. PMK Nomor 123/PMK.04/2011 tentang Tata Cara Pemberitahuan Pembebasan BM atas Impor Barang

Untuk Keperluan Badan International Serta Pejabat Yang Bertugas Di Indonesia;

6. PMK Nomor 142/PMK.04/2011 tentang Impor Sementara;

7. PMK Nomor 143/PMK.04/2011 tentang Gudang Berikat;

8. PMK Nomor 147/PMK.04/2011 tentang Kawasan Berikat;

9. PMK Nomor 148/PMK.04/2011 tentang Ketentuan Pabean di Bidang Ekspor;

10. PMK Nomor 200/PMK.04/2011 tentang Audit Kepabeanan dan Audit Cukai;

11. PMK Nomor 243/PMK.04/2011 tentang Pemberian Premi;

12. PMK Nomor 394/PMK.04/2011 tentang Pembebasan KITE;

13. PMK Nomor 253/PMK.04/2011 tentang Pengembalian KITE;

B. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Tahun 2011

1. Perdirjen Per-01/BC/2011 tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan di Bidang

Kepabeanan;

2. Perdirjen Per-02/BC/2011 tentang Pengelolaan Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan;

3. Perdirjen Per-03/BC/2011 tentang Perubahan Atas P-12/BC/2008 tentang Sertifikasi Auditor, Ketua

Auditor, Pengendali Teknis Audit dan Pengendalian Mutu Audit Bea dan Cukai;

4. Perdirjen Per-04/BC/2011 tentang Perubahan Atas P-13/BC/2008 tentang Tata Laksana Audit

Kepabeanan dan Cukai;

5. Perdirjen Per-05/BC/2011 tentang Tatalaksana Pemberitahuan Manifest Kedatangan Sarana Pengangkut

dan Manifest Keberangkatan Sarana Pengangkut Dalam Rangka Pengangkutan Barang Impor dan

Barang Ekspor Ke dan Dari Kawasan Pabean di Kawasan PElayanan Pabean Terpadu;

6. Perdirjen Per-08/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BMAD Terhadap Impor Hot Roll

Coil di Malaysia;

7. Perdirjen Per-09/BC/2011 tentang Perubahan Keempat atas KEP 205/BC/2003 tentang Juklak Tata

Laksana KITE dan Pengawasannya;

8. Perdirjen Per-11/BC/2011 tentang Penyampaian Secara Penuh Mandatory Peralihan Pelayanan dan

Pengawasan KITE dan Kanwil DJBC Jakarta ke Kanwil DJBC Banten;

9. Perdirjen Per-18/BC/2011 tentang Perubahan Kedua Perdirjen Per-02/BC/2011 tentang Pengelolaan

Jaminan Dalam Rangka Kepabeanan;

10. Perdirjen Per-21/BC/2011 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan;

11. Perdirjen Per-22/BC/2011 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Registrasi Kepabeanan di Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas;

Laporan Inpers start 26032012.indd 52 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

53

12. Perdirjen Per-23/BC/2011 tentang Rekonsiliasi Penerimaan;

13. Perdirjen Per-24/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemungutan BM Tindak Pengamanan Terhadap

Impor Benang Kapas Selama Benang-Benang Jahit;

14. Perdirjen Per-25/BC/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pertukaran Data Antara DJP dan DJBC;

15. Perdirjen Per-44/BC/2011 tentang Dokumen Pemberitahuan Pabean;

16. Perdirjen Per-51/BC/2011 tentang Gudang Berikat;

17. Perdirjen Per-52/BC/2011 tentang Tata Cara Pengangsuran Pembayaran Kekurangan Utang Cukai, Sanksi

Cukai, dan Sanksi Administrasi;

18. Perdirjen Per-53/BC/2011 tentang Tata Cara Tidak Dipungut Cukai;

19. Perdirjen Per-54/BC/2011 tentang Tata Cara Penimbunan Pemasukan dan Pengeluaran dan

Pengangkutan Barang Kena Cukai;

20. Perdirjen Per-57/BC/2011 tentang Kawasan Berikat;

21. Perdirjen Per-58/BC/2011 tentang Perubahan Per-47/BC/2010.

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 53 28/03/2012 5:32:06 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

54

Lampiran IV

Daftar Peraturan Perundang-Undangan Dan Petunjuk Pelaksanaan Di Bidang Perbendaharaan Yang Telah Disusun/Disempurnakan Dalam Bentuk Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

1. PER-01/PB/2011 tanggal 14 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan nomor PER-45/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyaluran dan Pencairan Dana Loan/Credit IBRD/IDA No.4790-IND/4078-IND dan Grant TF-055913 Program

Prakarsa Pembaruan Tata Pemerintahan Daerah/P2TPD (Initiatives For Local Governance Reform Project/ILGRP),

2. PER-02/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Nomor dan

Nama Subrekening Kas Umum Negara),

3. PER-03/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Penyusunan Laporan Penerimaan Negara Dalam Mata Uang Asing),

4. PER-04/PB/2011 tanggal 25 Januari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pembebanan dan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri melalui Mekanisme Rekening Khusus),

5. PER-05/PB/2011 tanggal 1 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Transaksi Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah pada Kuasa Bendahara

Umum Negara Pusat),

6. PER-06/PB/2011 tanggal 2 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Penyuluh

Perbendaharaan),

7. PER-07/PB/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pemindahbukuan/Transfer Surat Perintah Pencairan Dana dengan Lampiran Lebih Dari 100

Rekening Penerima),

8. PER-08/PB/2011 tanggal 9 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Pendelegasian Sebagian Tugas dan Fungsi Direktorat Sistem Manajemen Investasi Kepada Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Perbendaharaan),

9. PER-09/PB/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF 098082 Infrastructure Reconstruction Financing Facility Project

Additional Financing),

10. PER-10/PB/2011 tanggal 17 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman

Bimbingan Pelaksanaan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Kementerian/Lembaga Negara),

11. PER-11/PB/2011 tanggal 18 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan

Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara),

12. PER-12/PB/2011 tanggal 22 Pebruari 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Teknis Penentuan Kualitas dan Penyisihan Piutang tidak Tertagih Penerusan Pinjaman),

13. PER-13/PB/2011 tanggal 2 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pencairan dan Pertanggungjawaban Dana APBN yang Kegiatannya Dilaksanakan oleh PT Asabri (Persero)),

14. PER-14/PB/2011 tanggal 3 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Lingkup Kementerian Agama),

15. PER-15/PB/2011 tanggal 11 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF092629 Global Partnership on Output-based Aid Extending

Telecomunications in Rural Indonesia Project),

16. PER-16/PB/2011 tanggal 11 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Laporan Inpers start 26032012.indd 54 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

55

Teknis Pelaksanaan User Acceptance Test Sistem Penerimaan Negara pada Bank/Pos Persepsi),

17. PER-17/PB/2011 tanggal 16 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pencairan Dana Bantuan Sosial melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial),

18. PER-18/PB/2011 tanggal 21 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Tunjangan kinerja Pegawai Kementerian Negara/Lembaga yang Dananya

Dialokasikan pada Bagian Anggaran 999),

19. PER-19/PB/2011 tanggal 25 Maret 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengembalian Dana ke Rekening Khusus Sebagai Akibat Kesalahan Pembebanan dan Pengembalian Belanja

Negara Atas Beban Rekening Khusus),

20. PER-20/PB/2011 tanggal 7 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pelaksanaan Penggunaan Anggaran Melalui Pemberian Kuasa Antar Kuasa Pengguna Anggaran),

21. PER-21/PB/2011 tanggal 14 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pencairan Dana Jaminan Kesehatan Masyarakat),

22. PER-22/PB/2011 tanggal 18 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara Revisi

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2011),

23. PER-23/PB/2011 tanggal 25 April 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Non Project Type Grant Aid 2001 dari Pemerintah Jepang untuk Kegiatan

Pemanfaatan Teknologi Kelautan Guna Pemberdayaan Masyarakat Pesisir),

24. PER-24/PB/2011 tanggal 18 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pencairan Dana Dalam Rangka Pengembalian Penerimaan Negara yang Berasal Dari Pengelolaan Rekening

Tunggal Perbendaharaan/Treasury Single Account),

25. PER-25/PB/2011 tanggal 26 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-34/PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyaluran dan Pencairan Dana Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan/PPIP),

26. PER-26/PB/2011 tanggal 26 Mei 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Rekening Pengeluaran pada Bank Indonesia dalam Rangka Pengeluaran Negara untuk

Pembayaran Utang Dalam Negeri, Utang Luar Negeri dan Pengeluaran Negara Lainnya Dalam Valuta Asing),

27. PER-27/PB/2011 tanggal 1 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-29/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyaluran dan Pencairan Dana Loan ADB No.2064(SF)-INO, No.2065-INO dan Grant GON No.4299-INO/

Participatory Irrigation Sector Project-PISP),

28. PER-28/PB/2011 tanggal 6 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan monitoring dan Evaluasi Penyerapan Anggaran),

29. PER-29/PB/2011 tanggal 9 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman

Penyuluhan Perbendaharaan Lingkup Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan kepada Satuan

Kerja Kementerian Negara/Lembaga),

30. PER-30/PB/2011 tanggal 10 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme

Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum),

31. PER-31/PB/2011 tanggal 15 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Rekening Dana Cadangan),

32. PER-32/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Asian Development Bank (ADB) No.0216-INO Citarum Watershed

Management and Biodiversity Conservation),

33. PER-33/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana hibah nomor 200766089 kfw Jerman untuk Proyek Forest Programe/Support for

Ministry of Forestry),

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 55 28/03/2012 5:32:06 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

56

34. PER-34/PB/2011 tanggal 16 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah AusAid EP-58059 Proyek Scholl and District Management/BOS Training),

35. PER-35/PB/2011 tanggal 24 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Nomor TF-098283 Korea Trust Fund (KTF) Support for Statistical Capacity

Building),

36. PER-36/PB/2011 tanggal 27 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD Nomor 4786-IND/7760-ID Urban Sector Development Reform Project),

37. PER-37/PB/2011 tanggal 27 Juni 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 7730-ID Urban Water Supply and Sanitation Project),

38. PER-38/PB/2011 tanggal 1 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Teknis

Pemberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2011 Kepada Pegawai Negeri,

Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan),

39. PER-39/PB/2011 tanggal 6 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2010 tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk

Natura dan Uang),

40. PER-40/PB/2011 tanggal 7 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-098862 dan No TF-098819 Third National Program for

Community Empowerment in Rural Areas Disaster Management Support Project (PNPM) Pola Khusus Pasca

Bencana),

41. PER-41/PB/2011 tanggal 7 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan atas

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2010 tentang Tata Cara Penerbitan SPM dan

SP2D),

42. PER-42/PB/2011 tanggal 14 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-13/PB/2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyaluran dan Pencairan Dana Loan Eastern Indonesia National Road Improvement Project (EINRIP) AIPRD

L-002),

43. PER-43/PB/2011 tanggal 15 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Rekening Pembangunan Hutan),

44. PER-44/PB/2011 tanggal 19 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD No. TF056894-IND Multi-Donor Trust Fund for Aceh and North Sumatra

(Infrastructure Reconstruction Enabling Project/IREP)),

45. PER-45/PB/2011 tanggal 19 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Kedua Atas Perdirjen Nomor PER-61/PB/2007 ttg Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Loan

ADB No.2294-INO (SF) Proyek Pengembangan Pendidikan Madrasah (Madrasah Education Development/

MEDP)),

46. PER-46/PB/2011 tanggal 20 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan Atas

Perdirjen Nomor PER-36/PB/2008 ttg Petunjuk Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Hibah TF 091414

(PFM MDTF),

47. PER-47/PB/2011 tanggal 26 Juli 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Dana Bantuan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka

Reintegrasi Aceh Tahun Anggaran 2011),

48. PER-48/PB/2011 tanggal 1 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-096644 (IDF Grant for Support to BPKP on Pilot

Implementation of COSO Framework Project),

49. PER-49/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-

Laporan Inpers start 26032012.indd 56 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

57

49/PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF 099083 Integrated

Management Information System (MIS) for PNPM Mandiri-SIMPADU),

50. PER-50/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 8010-ID Scholarships for Strengthening Reforming

Institutions Project),

51. PER-51/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Bantuan Dana Jaminan Sosial bagi Orang dengan Kecacatan Berat

dan Bantuan Dana Jaminan Sosial bagi Lanjut UsiaTerlantar),

52. PER-52/PB/2011 tanggal 9 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Akuntansi

dan Pelaporan Keuangan Atas Pergeseran Anggaran dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara

Pengelola Belanja Lainnya (BA 999.08) ke Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga),

53. PER-53/PB/2011 tanggal 12 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Uji Coba

Layanan Mobile KPPN Tahap II),

54. PER-54/PB/2011 tanggal 15 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pelaksanaan

Pemilihan Bank Penyimpanan Dana Cadangan),

55. PER-55/PB/2011 tanggal 16 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Revisi Rencana Bisnis dan Anggaran dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum),

56. PER-56/PB/2011 tanggal 26 Agustus 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Rekening Kas Saldo Anggaran Lebih),

57. PER-57/PB/2011 tanggal 12 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF-099302 (Support for the Implementation of the Extractive

Industries Transparency Initiative (EITI) in Indonesia),

58. PER-58/PB/2011 tanggal 13 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IFAD No.L-I-835-ID dan Hibah IFAD No.G-I-C-835-ID untuk Proyek

Smallholder Livelihood Development In Eastern Indonesia (SOLID),

59. PER-59/PB/2011 tanggal 21 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD Nomor TF 098870 PNPM Support Faolity Trust Fund (PSF) Third

National Program for Community Empowerment in Urban Areas-Disaster Management Support Project),

60. PER-60/PB/2011 tanggal 22 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah Australian Agency for International Development (AusAID) untuk Kegiatan

Infrastructure Enhancement Grant (IEG) Sektor Sanitasi),

61. PER-61/PB/2011 tanggal 23 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-61/

PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF 099616 (Third National Program

for Community Empowerment in Rular Areas-PSF Financing),

62. PER-62/PB/2011 tanggal 23 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-

62/PB/2011 tentang Tata Cara Pencairan Dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat

Berpenghasilan Rendah),

63. PER-63/PB/2011 tanggal 29 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pembayaran Dana Rehabilitasi dan Rekonslruksi Pascabencana Tahun Anggaran 2011),

64. PER-64/PB/2011 tanggal 30 September 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/P13/2010 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman IBRD Nomor 7730-ID Urban Water Supply and Sanitation

Project),

65. PER-65/PB/2011 tanggal 3 Oktober 2011 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Hibah IBRD Nomor TF99721-ID (PCPF REDD- Readiness Preparation),

66. PER-66/PB/2011 tanggal 4 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 57 28/03/2012 5:32:06 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

58

Pelaksanaan Pencairan Dana Grant IBRD Nomor TF 098863 dan TF 098869 PNPM Support Facility Trust Fund

(PSF) Community-Based Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (REKOMPAK-PSF),

67. PER-67/PB/2011 tanggal 12 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan Dana Beasiswa Miskin Sekolah Dasar),

68. PER-68/PB/2011 tanggal 13 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Bantuan Prasarana dan Sarana Kepemudaan dan Keolahragaan pada

Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga),

69. PER-69/PB/2011 tanggal 18 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Loan IBRD No.8079-ID (Fourth National Program for Community Empowerment in

Rural Areas) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan),

70. PER-70/PB/2011 tanggal 24 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-7/PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Pemindahbukuan/Transfer Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dengan Lampiran Lebih dari 100 (Seratus)

Rekening Penerima),

71. PER-71/PB/2011 tanggal 25 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Penyediaan Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS),

72. PER-72/PB/2011 tanggal 31 Oktober 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Mekanisme

Pengelolaan Dana Perhitungan Fihak Ketiga),

73. PER-73/PB/2011 tanggal 3 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Langkah-

Langkah dalam Menghadapi Akhir Tahun Anggaran 2011),

74. PER-74/PB/2011 tanggal 3 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Penyelesaian dan Penatausahaan Pengembalian (Retur) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D),

75. PER-75/PB/2011 tanggal 15 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman dan Hibah Islamic Development Bank Untuk Proyek Integrated

Community Driven Development Project Phase II),

76. PER-76/PB/2011 tanggal 16 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata

Cara Pelaksanaan Pembayaran Uang Penghargaan Bagi Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota Komisi Pemilihan

Umum, Ketua dan Anggota Komisi Pemilihan Umum Provinsi, Ketua dan Anggota Komosi Pemilihan Umum

Kabupaten/Kota sebagai Penyelenggara Pemilihan Umum Tahun 2004),

77. PER-77/PB/2011 tanggal 22 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-53/PB/2007 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman Credit IDA No. 4260-IND dan Loan IBRD No. 7427-IND Kegiatan

Program Pemberdayaan Petani melalui Teknologi dan Informasi Pertanian/Farmers Empowerment Through

Agricultural Technology and Information (P3TIP/FEATI),

78. PER-78/PB/2011 tanggal 24 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pembebanan Dana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri melalui Mekanisme Rekening Khusus

pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Khusus Jakarta VI),

79. PER-79/PB/2011 tanggal 28 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengelolaan Rekening Pengeluaran Bank Indonesia Dalam Rangka Pencairan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Akhir Tahun Anggaran),

80. PER-80/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Penambahan dan Perubahan Akun Pendapatan, Belanja, dan Transfer Pada Bagan Akun Standar),

81. PER-81/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara

Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk

Barang/Jasa/Surat Berharga),

82. PER-82/PB/2011 tanggal 30 November 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman

Laporan Inpers start 26032012.indd 58 28/03/2012 5:32:06 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

59

Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lernbaga),

83. PER-83/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman

Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umurn),

84. PER-84/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pencairan Dana Pinjaman Yang Diterushibahkan Japan International Cooperation Agency Nomor

IP-536 Engineering Services For Jakarta Mass Rapid Transit System Project),

85. PER-85/PB/2011 tanggal 5 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga),

86. PER-86/PB/2011 tanggal 12 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2011 tentang Pelaksanaan Pemilihan

Bank Penyimpan Dana Cadangan),

87. PER-87/PB/2011 tanggal 14 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pengeluaran Negara Atas Beban Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara Pada Akhir Tahun

Anggaran 2011),

88. PER-88/PB/2011 tanggal 16 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-57/PB/2010 tentang Tata

Cara Penerbitan Surat Perintah Membayar Dan Surat Perintah Pencairan Dana),

89. PER-89/PB/2011 tanggal 21 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Mekanisme Pengiriman dan Koreksi Data pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara),

90. PER-90/PB/2011 tanggal 27 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang

Rekonsiliasi Data Transaksi Penerimaan Negara pada Sistem Modul Penerimaan Negara),

91. PER-91/PB/2011 tanggal 27 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-59/PB/2005 tentang Petunjuk Pencairan

Dana Loan IBRD No. 4788-IND/IDA Credit No. 4076-IND (Support for Poor and Disadvantaged Areas Project),

92. PER-92/PB/2011 tanggal 29 Desember 2011 (Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam Rangka Uji Coba Penerapan Sistem Pembayaran

Pajak Secara Elektronik (Billing System) Dalam Sistem Modul Penerimaan Negara). LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 59 28/03/2012 5:32:07 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

60

Lampiran V

Daftar Peraturan Perundang-Undangan Di Bidang Perimbangan Keuangan Terkait Alokasi Dana Transfer Daerah Yang Akurat

1. PMK No.05/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Migas TA 2008 yang dialokasikan dalam

APBN TA 2011;

2. PMK No.06/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Pertambangan Umum TA 2007, 2008, dan

2009 yang dialokasikan dalam APBN TA 2011;

3. PMK No.07/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Kehutanan TA 2007, 2008, dan 2009 yang

dialokasikan dalam APBN TA 2011;

4. PMK No.08/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Pertambangan Umum TA 2011;

5. PMK No.09/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Perikanan TA 2009 yang dialokasikan dalam

APBN TA 2011;

6. PMK No.19/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Kehutanan TA 2011

7. Perpres Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) Provinsi dan Kabupaten/Kota Tahun

2011;

8. PMK No.25/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah

Tahun Anggaran 2011;

9. PMK No.33/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2011;

10. PMK No.39/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi DBH SDA Panas Bumi TA 2011;

11. PMK No.40/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar DBH SDA Panas Bumi TA 006, 2007, dan 2008 yang

dialokasikan dalam APBN TA 2011;

12. PMK No.42/PMK.07/2011 Tentang Koreksi Alokasi DAU untuk Kabupaten dan Tahun Anggaran 2010 dalam

Pelaksanaan Penyaluran DAU Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;

13. PMK No.61/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Insentif Daerah (DID) Tahun 2011;

14. PMK No.68/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Tambahan Alokasi DBH SDA Migas TA 2011;

15. PMK No.69/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Tambahan Alokasi DBH SDA Migas untuk Provinsi NAD TA 2011;

16. PMK No.70/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan DBH SDA Migas untuk Provinsi Papua dan Papua Barat dalam

rangka Otsus TA 2011;

17. PMK Nomor 73/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010

Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggran 2011;

18. PMK Nomor 72/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Tambahan Penghasil Bagi Guru

Pegawai Negeri Sipil Daerah Kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota TA 2011;

19. PMK Nomor 71/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri

Daerah kepada Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota TA 2011;

20. PMK Nomor 96/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas PMK Nomor 33/PMK.07/2011 tentang alokasi

sementara DBH Cukai Hasil Tembakau TA 2011;

21. PMK Nomor 140/PMK.07/2011 Tentang Alokasi dan Pedoman Umum Penggunaan Dana Percepatan

Pembangunan Infrastruktur Daerah Tahun Anggaran 2011;

22. PMK Nomor 209/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran

2012;

23. PMK Nomor 201/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun

Anggaran 2012;

24. PMK Nomor 210/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal

Laporan Inpers start 26032012.indd 60 28/03/2012 5:32:07 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

61

29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Anggaran 2011;

25. PMK Nomor 203/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Pasal 25 dan

Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Dan Pajak Penghasilan Pasal 21 Tahun Anggaran 2012;

26. PMK Nomor 195/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun

Anggaran 2011;

27. PMK Nomor 198/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Definitif Pajak Bumi dan Bangunan Bagian Pemerintah Pusat

Yang Dibagikan Kepada Seluruh Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;

28. PMK Nomor 197/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun

Anggaran 2012;

29. PMK Nomor 208/PMK.07/2011 Tentang Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan Umum

Tahun 2011;

30. PMK Nomor 207/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Pertambangan

Umum Tahun 2012;

31. PMK Nomor 202/PMK.07/2011 Tentang Perkiraan Alokasi Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Perikanan Tahun

2012;

32. PMK Nomor 192/PMK.07/2011 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 160/

PMK.07/2011 tentang Pelaksanaan Penyaluran Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;

33. PMK Nomor 172 /PMK.07/2011 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244/

PMK.07/2010 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan Tahun Anggaran 2011;

34. PMK Nomor 170/PMK.07/2011 Tentang Pedoman Umum dan Alokasi Prognosa Definitif Bantuan Operasional

Sekolah Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Tahun Anggaran 2011;

35. PMK Nomor 156/PMK.07/2011 Tentang Pelaksanaan Penyaluran Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011;

36. PMK Nomor 161 /PMK.07/2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Pajak dan Dana Bagi Hasil

Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2009 dan Tahun Anggaran 2010 yang Dialokasikan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2011;

37. PMK Nomor 160 / PMK.07 / 2011 Tentang Alokasi Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

Pertambangan Gas Bumi yang Dialokasikan dalam APBN Perubahan TA 2011. LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 61 28/03/2012 5:32:07 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

62

Dik

tum

Inpr

es/

Prog

ram

Ura

ian

Indi

kato

r

Indi

kato

r Kin

erja

Kegi

atan

yan

g D

ilaks

anak

anPe

laks

ana

Kete

rang

anSa

tuan

Targ

et R

ealis

asi

SJTo

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dik

tum

1

Peja

bat y

ang

term

asuk

Peny

elen

ggar

a N

egar

a ya

ng

belu

m m

elap

orka

n ha

rta

keka

yaan

nya

agar

seg

era

mel

apor

kann

ya k

epad

a KP

K

Pers

enta

se ju

mla

h pe

jaba

t yan

g te

lah

men

yam

paik

an L

HKP

N

s.d. A

khir

tahu

n

%

100

%

94

,58%

1. S

elur

uh u

nit w

ajib

men

gisi

ta

rget

den

gan

jum

lah

waj

ib L

HKP

N

2. S

elur

uh u

nit w

ajib

m

engi

ngat

kan

para

pe

jaba

t waj

ib L

HKP

N y

ang

belu

m m

enya

mpa

ikan

Sem

ua U

nit

esel

on I

Jum

lah

Peja

bat W

ajib

LH

KPN

= 2

4.17

7Ju

mla

h Pe

jaba

t Yan

g Te

lah

Men

yam

paik

an

LHKP

N =

22.

867

(94.

58%

)Pe

jaba

t Waj

ib L

HKP

N y

ang

belu

m m

elap

orka

n

LHKP

N =

1.3

10

Pers

enta

se p

embe

rian

sank

si te

rhad

ap p

ejab

atya

ng b

elum

m

enya

mpa

ikan

LH

KPN

%N

/A12

,44%

Mem

buat

sur

at p

erin

gata

n/te

gura

n ke

pada

pej

abat

w

ajib

LH

KPN

yan

g be

lum

m

enya

mpa

ikan

LH

KPN

Sem

ua U

nit

esel

on I

Form

ula:

∑ Pe

jaba

t yan

g te

lah

dibe

ri sa

nksi

(163

)

x

100%

∑ Pe

jaba

t yan

g be

lum

m

enya

mpa

ikan

LH

KPN

(1.3

10)

= Se

bagi

an b

esar

pej

abat

waj

ib L

HKP

N y

ang

belu

m

mel

apor

kan

LHKP

N m

asih

dal

am p

rose

s pem

beria

n sa

nksi

Dik

tum

2M

emba

ntu

KPK

dala

m

rang

ka p

enye

leng

gara

an

pela

pora

n, p

enda

ftar

an,

peng

umum

an d

anpe

mer

iksa

an L

HKP

N d

i lin

gkun

gann

ya

Pers

enta

se L

HKP

Nya

ng te

lah

dium

umka

n di

pa

pan

inte

rnal

%

N/A

98

,57%

1. M

enda

ta N

HK

yang

di

terim

a un

it2.

Men

gum

umka

n LH

KPN

ya

ng te

lah

men

dapa

tkan

N

HK

pada

pap

an in

tern

al

Sem

ua U

nit

esel

on I

Form

ula:

∑ N

HK

yang

diu

mum

kan

x 1

00

∑ N

HK

yang

dite

rima

unit

NH

K ya

ng d

iterim

a un

it =

1.39

4 N

HK

yang

tela

h di

umum

kan

di p

apan

in

tern

al =

1.3

74

Dik

tum

3M

embu

at p

enet

apan

kin

erja

deng

an p

ejab

at d

i ba

wah

nya

seca

ra

berje

njan

g, y

ang

bert

ujua

n un

tuk

mew

ujud

kan

suat

u ca

paia

n ki

nerja

tert

entu

deng

an s

umbe

rday

a te

rten

tu, m

elal

ui p

enet

apan

ta

rget

kin

erja

ser

ta

indi

kato

r kin

erja

yan

g m

engg

amba

rkan

kebe

rhas

ilan

penc

apai

anny

aba

ik b

erup

a ha

sil m

aupu

nm

anfa

at

Pers

enta

se p

ejab

atya

ng te

lah

men

etap

kan

kont

rak

kine

rja (K

K)

%

100%

100%

Men

data

jum

lah

peja

bat

yang

tela

h m

enet

apka

n ko

ntra

k ki

nerja

Sem

ua U

nit

esel

on I

Jum

lah

Peja

bat y

ang

tela

h m

enet

apka

n ko

ntra

k ki

nerja

sam

pai d

enga

n es

elon

III p

usat

dan

dae

rah

seba

nyak

1.9

84 p

ejab

at.

Pers

enta

se u

nit k

erja

yang

men

yam

paik

anla

pora

n ki

nerja

(LA

KIP)

%10

0%10

0%M

enda

ta u

nit k

erja

yan

g m

enya

mpa

ikan

lapo

ran

kine

rja

Sem

ua U

nit

esel

on I

Uni

t Ker

ja e

selo

n I,

II da

n es

elon

III u

nit v

ertik

al

yang

men

yam

paik

an L

AKI

P se

bany

ak 8

39 u

nit.

Pers

enta

se L

AKI

Pes

elon

I ya

ng te

lah

diev

alua

si It

jen

% 10

0%10

0%M

enda

ta L

AKI

P es

elon

I ya

ng

tela

h di

eval

uasi

Itje

nItj

enFo

rmul

a:

LAKI

P es

elon

I ya

ng te

lah

di

eval

uasi

Itje

n

x 1

00%

12LA

KIP

yang

die

valu

asi o

leh

Itjen

seba

nyak

12

LAKI

P

MAT

RIK

PELA

PORA

N IN

STRU

KSI P

RESI

DEN

NO

MO

R 5

TAH

UN

200

4SE

MES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N A

NG

GA

RAN

201

1IN

STRU

KSI U

MU

M (D

iktu

m 1

s.d

10)

KEM

ENTE

RIA

N K

EUA

NG

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 62 28/03/2012 5:32:07 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

63

Dik

tum

Inpr

es/

Prog

ram

Ura

ian

Indi

kato

r

Indi

kato

r Kin

erja

Kegi

atan

yan

g D

ilaks

anak

anPe

laks

ana

Kete

rang

anSa

tuan

Targ

et R

ealis

asi

SJTo

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dik

tum

4M

enin

gkat

kan

kual

itas

pela

yana

n ke

pada

pub

lik

baik

dal

am b

entu

k ja

sa a

taup

un p

eriji

nan

mel

alui

tran

spar

ansi

dan

st

anda

rdis

asi p

elay

anan

yang

mel

iput

i per

syar

atan

-pe

rsya

rata

n, ta

rget

wak

tupe

nyel

esai

an, d

an ta

rif b

iaya

yang

har

us d

ibay

ar o

leh

mas

yara

kat u

ntuk

m

enda

patk

an p

elay

anan

te

rseb

ut s

esua

i per

atur

anpe

rund

ang-

unda

ngan

, dan

men

ghap

uska

n pu

ngut

an

liar

Pers

enta

se P

enyu

suna

nSO

P da

n Pe

nyem

purn

aan

SOP

Laya

nan

Publ

ik y

ang

Dis

eles

aika

n

%

10

0%

10

0%

Men

data

: 1.

jum

lah

SOP

yang

diu

sulk

an

oleh

uni

t 2.

jum

lah

SOP

yang

di

reko

men

dasi

kan

oleh

se

tjen

3. ju

mla

h SO

P ya

ng

dite

tapk

an

Sem

ua U

nit

esel

on I

1. F

orm

ula:

Jum

lah

SOP

Laya

nan

Publ

ik

yang

dite

tapk

an o

leh

unit

esel

on I

x 10

0%Ju

mla

h SO

P la

yana

n Pu

blik

yan

g D

ireko

men

dasi

kan

oleh

set

jen

2. S

OP

Laya

nan

Publ

ik m

erup

akan

inst

ruks

i ya

ng te

rtul

is m

enge

nai a

lur/

taha

pan

kegi

atan

, yan

g di

jadi

kan

pedo

man

org

anis

asi

guna

men

ghin

dari

terja

diny

a va

riasi

ata

u pe

nyim

pang

an d

alam

pro

ses

peny

eles

aian

ke

giat

an p

elay

anan

, dal

am ra

ngka

pem

enuh

an

kebu

tuha

n m

asya

raka

t (pe

mbe

rian

jasa

pe

laya

nan,

bai

k da

lam

ben

tuk

bara

ng p

ublik

at

au ja

sa p

ublik

), m

aupu

n da

lam

rang

ka

pela

ksan

aan

kete

ntua

n pe

ratu

ran

peru

ndan

g-un

dang

an

Jum

lah

SOP

laya

nan

ungg

ulan

(aku

mul

asi)

SOP

Ung

gula

n10

2 10

2 M

enda

ta ju

mla

h SO

P la

yana

n un

ggul

an (a

kum

ulas

i)Se

mua

Uni

t es

elon

I10

2 SO

P La

yana

n U

nggu

lan

Pers

enta

se S

OP

Laya

nan

Publ

ik U

nggu

lan

yang

te

lah

dita

yang

kan

di

web

site

Kem

enke

u

% 1

00%

100

%M

enda

ta ju

mla

h la

yana

n un

ggul

an y

ang

tela

h di

taya

ngka

n di

web

site

Ke

men

keu

Sem

ua U

nit

esel

on I

Form

ula:

Jum

lah

Laya

nan

Ung

gula

n ya

ng te

lah

dita

yang

kan

x 10

0Ju

mla

h La

yana

n U

nggu

lan

yang

ada

Selu

ruh

SOP

Laya

nan

Ung

gula

n (1

02) t

elah

di

taya

ngka

n di

web

site

Kem

enke

u

Rata

-rat

a pe

rsen

tase

peny

eles

aian

janj

i wak

tu

laya

nan

ungg

ulan

% 1

00%

96,4

3%M

enda

ta n

orm

a w

aktu

pe

nyel

esai

an la

yana

n un

ggul

an d

an re

alis

asin

ya

Selu

ruh

unit

esel

on I

Kecu

ali B

KF

dan

ITJE

N

Terc

apai

nya

inde

kske

puas

an k

onsu

men

(mas

y/st

akeh

olde

r)

inde

ksN

A3,

86M

emin

ta p

ihak

ket

iga

untu

km

elak

ukan

sur

vey

kepu

asan

ko

nsum

en

Biro

KLI

Surv

ey d

ilaku

kan

oleh

Lem

baga

Inde

pend

en (I

PB)

Pers

enta

se ti

ndak

lanj

utpe

ngad

uan

mas

yara

kat

atas

laya

nan

publ

ik

% N

A 1

00%

Se

mua

Uni

t es

elon

IJu

mla

h pe

ngad

uan

mas

yara

kat a

tas l

ayan

an p

ublik

se

panj

ang

tahu

n 20

11 a

dala

h se

bany

ak 1

.308

. Se

luru

h pe

ngad

uan

ters

ebut

tela

h di

tinda

klan

juti.

Pers

enta

se K

anto

r/un

itke

rja y

ang

tela

h m

enye

diak

an fu

ngsi

hel

p de

sk/c

usto

mer

serv

ice

(PM

)N

A10

0%

Sem

ua U

nit

esel

on I

Setia

p ka

ntor

di l

ingk

unga

n Ke

men

teria

n Ke

uang

an te

lah

mem

puny

ai fu

ngsi

hel

p de

sk

(bai

k Ka

ntor

Pus

at m

aupu

n Ka

ntor

Ver

tikal

), ya

itu

seba

nyak

773

Kan

tor.

MAT

RIK

PELA

PORA

N IN

STRU

KSI P

RESI

DEN

NO

MO

R 5

TAH

UN

200

4SE

MES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N A

NG

GA

RAN

201

1IN

STRU

KSI U

MU

M (D

iktu

m 1

s.d

10)

KEM

ENTE

RIA

N K

EUA

NG

AN

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 63 28/03/2012 5:32:07 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

64

Dik

tum

Inpr

es/

Prog

ram

Ura

ian

Indi

kato

r

Indi

kato

r Kin

erja

Kegi

atan

yan

g D

ilaks

anak

anPe

laks

ana

Kete

rang

anSa

tuan

Targ

et R

ealis

asi

SJTo

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dik

tum

5M

enet

apka

n pr

ogra

m d

anw

ilaya

h ya

ng m

enja

di

lingk

up tu

gas,

wew

enan

g da

n ta

nggu

ng ja

wab

nya

seba

gai p

rogr

am d

an

wila

yah

beba

s ko

rups

i

Jum

lah

Prog

ram

SOP

Laya

nan

Ung

gula

n

102

102

Men

data

Lay

anan

ung

gula

n ya

ng a

da s

ebel

umny

a da

n di

tam

bahk

an a

pabi

la a

da

laya

nan

ungg

ulan

yan

g ba

ru m

aupu

n ap

abila

ada

pe

nyem

purn

aan

(dis

ebut

kan

jum

lah

kum

ulat

if da

n ju

mla

h pe

ruba

hann

ya)

Uni

tEs

elon

I ya

ngm

empu

nyai

laya

nan

ungg

ulan

Adan

ya b

ukti

pend

ukun

g be

rupa

PM

K/KM

K ya

ng

men

etap

kan

laya

nan

ungg

ulan

ters

ebut

Jum

lah

Uni

t Ker

ja y

ang

dija

dika

n w

ilaya

h be

bas

koru

psi

Kant

or/

Uni

t Ker

ja10

0% 1

00%

U

nit

Esel

on I

Suda

h m

enja

di k

omitm

en p

impi

nan

bahw

a se

luru

h un

it di

ling

kung

an K

emen

teria

n Ke

uang

an

mer

upak

an w

ilaya

h be

bas

koru

psi

Dik

tum

6M

elak

sana

kan

Kepp

res

80/2

003

tent

ang

Peng

adaa

nBa

rang

/Jas

a Pe

mer

inta

h se

cara

kon

sist

en u

ntuk

m

ence

gah

berb

agai

mac

am

kebo

cora

n da

n pe

mbo

rosa

n pe

nggu

naan

keu

anga

n ne

gara

bai

k ya

ng b

eras

al

dari

APB

N m

aupu

n A

PBD

Jum

lah

peja

bat y

ang

bers

ertifi

kat L

KPP

oran

g 2

.862

3.

148

Men

data

jum

lah

peja

bat

yang

ber

sert

ifika

t LKP

P pa

da

unit

mas

ing-

mas

ing

Itjen

m

engi

si u

ntuk

Lin

gkup

Sem

uaU

nit

esel

on I

Ting

kat c

apai

an s

ebes

ar 1

09,9

9%

Terc

apai

nya

keta

atan

terh

adap

pro

sedu

rpe

ngad

aan

bara

ng

% d

r fre

k.pe

ngad

aan

yang

bern

ilai

100%

75%

Kem

ente

rian

Keua

ngan

da

n w

ajib

dis

erta

i den

gan

kete

rang

an m

enge

nai

unit

esel

on I

man

a ya

ng

mel

akuk

an p

enga

daan

ba

rang

dia

tas

5 M

Itjen

Dar

i 4 p

eker

jaan

pen

gada

an b

aran

g, 3

pek

erja

an

tidak

terd

apat

kes

alah

an p

rose

dur

Pers

enta

se p

engh

emat

an

bela

nja

bara

ng d

an

bela

nja

mod

al d

enga

npe

laks

anaa

n e-

proc

urem

ent

% N

A13

,40%

1. M

elak

sana

kan

peng

adaa

n se

cara

ele

ktro

nik

2. M

enda

ta a

ngga

ran

bela

nja

yang

pen

gada

anny

a di

laks

anak

an s

ecar

a el

ektr

onik

Pusa

t LPS

E Se

tjen

1. A

ngga

ran

bela

nja

yang

dim

aksu

d ad

alah

ak

umul

asi a

ngga

ran

bela

nja

mod

al d

an

angg

aran

bel

anja

bar

ang

2. F

orm

ula

:(N

ilai P

agu-

Real

isas

i Bel

anja

) yan

g m

engg

unak

an e

-pro

cure

men

t x 1

00%

Pa

gu y

ang

men

ggun

akan

e-p

rocu

rem

ent

3. D

ari n

ilai p

agu

sebe

sar R

p3.4

30.6

63.0

30.6

64,-

tere

alis

asi h

asil

lela

ng s

ebes

ar

Rp2.

970.

851.

947.

091,

-. Se

hing

ga te

rdap

at

peng

hem

atan

seb

esar

Rp4

59.8

11.0

83.5

73,-

MAT

RIK

PELA

PORA

N IN

STRU

KSI P

RESI

DEN

NO

MO

R 5

TAH

UN

200

4SE

MES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N A

NG

GA

RAN

201

1IN

STRU

KSI U

MU

M (D

iktu

m 1

s.d

10)

KEM

ENTE

RIA

N K

EUA

NG

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 64 28/03/2012 5:32:07 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

65

Dik

tum

Inpr

es/

Prog

ram

Ura

ian

Indi

kato

r

Indi

kato

r Kin

erja

Kegi

atan

yan

g D

ilaks

anak

anPe

laks

ana

Kete

rang

anSa

tuan

Targ

et R

ealis

asi

SJTo

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dik

tum

7M

ener

apka

n ke

sede

rhan

aan

baik

dal

am k

edin

asan

m

aupu

n da

lam

keh

idup

an

prib

adi s

erta

pen

ghem

atan

pa

da p

enye

leng

gara

an

kegi

atan

yan

g be

rdam

pak

lang

sung

pad

a ke

uang

an

nega

ra

Men

etap

kan

peng

hem

atan

pe

nyel

engg

aran

keg

iata

n pe

rkan

tora

n

pe

ratu

ran

N/A

1M

enyu

sun

kons

ep p

erat

uran

pe

nghe

mat

an e

nerg

i dan

air

Setje

nD

enga

n di

tand

atan

gani

nya

IMK

tent

ang

Peng

hem

atan

Ene

rgi d

an A

ir D

i Lin

gkun

gan

Kem

ente

rian

Keua

ngan

pad

a ta

ngga

l 17

Janu

ari

2012

, mak

a Se

tjen

tela

h be

rhas

il m

enyu

sun

suat

u pe

ratu

ran

tent

ang

efisi

ensi

dan

pen

ghem

atan

.

Dik

tum

8M

embe

rikan

duk

unga

n m

aksi

mal

terh

adap

up

aya-

upay

a pe

nind

akan

ko

rups

i yan

g di

laku

kan

oleh

Kep

olis

ian

Neg

ara,

Ke

jaks

aan

RI d

an K

PK

deng

an c

ara

mem

perc

epat

pem

beria

n in

form

asi y

ang

berk

aita

n de

ngan

per

kara

tin

dak

pida

na k

orup

si d

an

mem

perc

epat

pem

beria

n iji

n pe

mer

iksa

an te

rhad

ap

saks

i/ter

sang

ka

Pers

enta

se p

emen

uhan

perm

inta

an in

form

asi

yang

ber

kaita

n de

ngan

tinda

k pi

dana

kor

upsi

dari

apar

at p

eneg

akhu

kum

%10

0%

100%

Men

data

jum

lah

perm

inta

an

info

rmas

i yan

g di

penu

hiSe

mua

Uni

t es

elon

I

Terd

apat

49

perm

inta

an in

form

asi t

inda

k pi

dana

ko

rups

i dan

sem

uany

a te

lah

dipe

nuhi

.

Dik

tum

9M

elak

ukan

ker

jasa

ma

deng

an K

PK u

ntuk

m

elak

ukan

pen

elaa

han

dan

peng

kajia

n te

rhad

ap s

iste

m-

sist

em y

ang

berp

oten

si

men

imbu

lkan

tind

akpi

dana

kor

upsi

dal

am ru

ang

lingk

up tu

gas,

wew

enan

g da

n ta

nggu

ng ja

wab

m

asin

g-m

asin

g

Jum

lah

kerja

sam

ade

ngan

KPK

Buah

17

19

Men

data

seg

ala

bent

uk

kerja

sam

a de

ngan

KPK

Se

mua

Uni

tes

elon

I

Dat

a ak

umul

atif

tahu

n 20

11 d

ari s

elur

uh u

nit

esel

on I.

MAT

RIK

PELA

PORA

N IN

STRU

KSI P

RESI

DEN

NO

MO

R 5

TAH

UN

200

4SE

MES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N A

NG

GA

RAN

201

1IN

STRU

KSI U

MU

M (D

iktu

m 1

s.d

10)

KEM

ENTE

RIA

N K

EUA

NG

AN

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 65 28/03/2012 5:32:08 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

66

Dik

tum

Inpr

es/

Prog

ram

Ura

ian

Indi

kato

r

Indi

kato

r Kin

erja

Kegi

atan

yan

g D

ilaks

anak

anPe

laks

ana

Kete

rang

anSa

tuan

Targ

et R

ealis

asi

SJTo

tal

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Dik

tum

10

Men

ingk

atka

n up

aya

peng

awas

an d

an

pem

bina

an a

para

tur u

ntuk

m

enia

daka

n pe

rilak

u ko

rupt

if di

lingk

unga

nnya

lingk

unga

nnya

Jum

lah

kegi

atan

terk

ait

peng

awas

an d

anpe

mbi

naan

apa

ratu

r

Jum

lah

117

137

Kegi

atan

yan

g te

rkai

t pe

ngaw

asan

dan

pem

bina

an

apar

atur

term

asuk

pe

nyus

unan

per

atur

an

Sem

uaU

nit

esel

on I

Sega

la b

entu

k ke

giat

an y

ang

terk

ait p

enga

was

an

dan

pem

bina

an a

para

tur t

erm

asuk

pen

yusu

nan

pera

tura

n

Pers

enta

se p

eneg

akan

disi

plin

/pem

beria

nsa

nksi

pad

a ap

arat

urya

ng m

elan

ggar

%10

0%10

0%1.

Men

data

jum

lah

pega

wai

ya

ng d

iken

akan

san

ksi

2. M

enda

ta to

tal j

umla

h pe

gaw

ai u

nit y

ang

bers

angk

utan

Sem

uaU

nit

esel

on I

1. F

orm

ula:

Jum

lah

pega

wai

yan

g di

kena

kan

sank

si x

100

To

tal J

umla

h pe

gaw

ai u

nit y

ang

bers

angk

utan

2. Ju

mla

h pe

gaw

ai y

ang

dibe

rikan

huk

uman

di

sipl

in te

rkai

t pel

angg

aran

kor

upsi

seb

anya

k 13

pe

gaw

ai.

MAT

RIK

PELA

PORA

N IN

STRU

KSI P

RESI

DEN

NO

MO

R 5

TAH

UN

200

4SE

MES

TER

II (T

AH

UN

AN

) TA

HU

N A

NG

GA

RAN

201

1IN

STRU

KSI U

MU

M (D

iktu

m 1

s.d

10)

KEM

ENTE

RIA

N K

EUA

NG

AN

Laporan Inpers start 26032012.indd 66 28/03/2012 5:32:08 PM

LAPORAN PELAKSANAAN INPRES NOMOR 5 TAHUN 2004DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN SEMESTER II (TAHUNAN) TAHUN 2011

67

LAM

PIRA

N D

AN

MAT

RIK

Laporan Inpers start 26032012.indd 67 28/03/2012 5:32:08 PM

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

68

KEMENTERIAN KEUANGANGedung Djuanda I Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1Jakarta Pusat 10710

Laporan Inpers start 26032012.indd 68 28/03/2012 5:32:08 PM