laporan panti

7
BLOK 1 MODUL 2 LAPORAN KE PANTI SOSIAL BINA NETRAH CAHAYA BATHIN NAMA PENGARANG : ANGELA MAMPOROK ALAMAT EMAIL : [email protected] NIM : 10.2011.427

Upload: angela

Post on 15-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

panti orang2 buta

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Panti

BLOK 1 MODUL 2

LAPORAN KE PANTI SOSIAL BINA NETRAH CAHAYA BATHIN

NAMA PENGARANG : ANGELA MAMPOROK

ALAMAT EMAIL : [email protected]

NIM : 10.2011.427

Page 2: Laporan Panti

KATA PENGANTAR

Komunikasi empati merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan seharian

kita sebagai seorang manusia, terutama dalam komunikasi dokter-pasien. Hal ini karena

komunikasi empati dapat membantu dalam mewujudkan hubungan yang baik antara dokter

dengan pasien. Oleh itu, kami sebagai mahasiswa dari Fakultas Kedokteran UKRIDA telah

melakukan kunjungan ke panti-panti asuhan di seluruh Jakarta. Tujuannya adalah untuk

memberi kami peluang untuk mempelajari komunikasi empati yang sebenarnya dengan

penghuni dip anti-panti tersebut.

Ini merupakan laporan bagi kunjungan kelas A yang telah berkunjung ke Panti Sosial

Bina Netrah Cahaya Bathin. Dalam laporan ini terdapat beberaa wawancara yang telah saya

dan kelompok saya lakukan bersama dengan penghuni di panti tersebut yaitu orang-orang

yang buta.

Page 3: Laporan Panti

ISI LAPORAN

Pada 22 Oktober 2011 yang lalu, saya dan anggota kelas A yang lain telah membuat

kunjungan ke salah satu panti asuhan di Jakarta Barat yaitu Panti Sosial Bina Netrah Cahaya

Bathin. Panti ini merupakan panti khusus buat orang-orang yang buta tidak kira buta

sepenuhnya atau setengah buta. Kami berangkat dari kampus pada pukul 8.00 pagi WIB.

Kami tiba di panti itu kira-kira jam 8.30 WIB.

Setibanya di situ, kami rasa senang karena di sambut baik oleh semua penghuni di

panti tersebut. Selesai sahaja ucapan sambutan daripada kepala panti itu, kami dihiburkan

dengan sajak yang penuh semangat dan juga nyanyian dari penghuni di situ. Selanjutkan,

pihak kampus memberikan sedikit kado kepada pihak orang-orang buta yang membuat

pertunjukan bagi menyambut kedatangan kami dan juga kepada pihak panti itu.

Kami kemudiaan diberi waktu selama dua jam untuk melihat-lihat lingkungan panti

itu dan juga mewancara beberapa penghuni di situ. Kami bergerak dalam kelompok dan saya

bersama dengan kelompok saya yaitu kelompok A7 mengunjungi ke kamar-kamar yang

digunakan oleh penghuni di panti itu. Terdapat kamar-kamar tidur terpisah bagi penghuni

yang laki-laki dan wanita, ruangan pameran bagi barangan yang dibuat sendiri oleh para

penghuni panti, ruangan buat latihan musik, siatsu dan anatomi. Kami terkejut karena orang-

orang buta juga turut belajar pelajaran anotomi dan mereka mampu menguasainya dengan

baik. Kami juga turut mengulas dan memegang sendiri buku Braille yang digunakan oleh

orang-orang buta dalam pembelajaran mereka. Kondisi panti itu sangat baik karena tempat itu

langsung tidak seperti penjara seperti yang dipikirkan oleh masyarakat luar tetapi lebih

kepada sebuah sekolah dan rumah. Lantai di lingkungan panti itu juga telah dilengkapi

dengan lantai ubin untuk membantu orang-orang buta di situ supaya senang untuk bergerak.

Setelah itu, kami mewancara beberapa penghuni panti tersebut. Disini saya

menyenaraikan beberapa penghuni panti yang telah diwawancara oleh kami sekelompok:

1) Siti Saadah - seorang wanita yang berumur 30 tahun. Ia sudah bernikah dan

memiliki seorang anak laki-laki yang berumr 7 tahun. Kak Saadah menjadi karena ia

seorang bayi pre-mature lalu tidak ada inkubator. Ia kini mengikuti kuliah di institusi

al-Quran, Fakultas Tarbiah. Ia baru 4 bulan bergabung di panti ini karena ingin belajar

siatsu. Ia pernah belajar dari TK sampai SMP. Saat ia masuk ke SMA langsung

Page 4: Laporan Panti

gabung dengan umum. Harapannya adalah ia ingin menyelesaikan studi dan menjadi

seorang yang berguna untuk orang lain, bangsa dan negara.

2) Safarudin - seorang laki-laki yang berumur 19 tahun. Ia menjadi buta karena

kecelakaan saat main sepak bola semasa berumur 10 tahun. Lensa mata kirinya cedera

lalu dirawat di rumah sakit. Namun berlaku malpratek langsung membutakan mata

kirinya. Syukur pada Tuhan, mata kanannya masih bisa melihat. Ia tidak tinggal dip

anti ini seperti penghuni yang lain karena rumahnya dekat dengan panti. Walaupun

ditinggalin oleh bapanya, namun ia tidak pernah putus asa dalam hidupnya malah ia

mempunyai watak seorang yang suka bercanda dan berpikiran positif. Harapannya

adalah ia ingin menjadi seorang yang berguna dan baik dan akan selalu gembira dan

bersyukur dalam hidupnya. Selain tiu, ia juga ingin bersekolah di sekolah normal

seperti anak-anak lain yang normal.

3) Pak Herman - seorang laki-laki yang berumur 42 tahun. Mata kanannya buta akibat

penyakit katarak beberapa tahun yang lalu. Pada mulainya, penyakit katarak itu sudah

dirawat namun tidak sembuh malah menjadi teruk apabila saraf matanya hamper putus

akibat pekerjaannya yaitu menjajah. Setelah itu, mata kirinya pula menjadi buta karena

minus yang tinggi. Pada mulainya, ia tidak dapat menerima hakikat bahwa ia seorang

yang buta lalu suka menyendiri. Namun, setelah masuk ke panti, ia mulai suka

bergabung dengan orang lain dan belajar untuk menerima keadaan dirinya.

4) Rino - seorang laki-laki yang berumur 37 tahun. Ia mulai bergabung ke panti

pada bulan Juli, tahun 2006. Ia buta pada umur 19 tahun karena ada virus yang

menyerang mata kirinya. Ia seorang yang bermotivasi tinggi karena ia mengatakan

bahwa kondisi buta ini tidak akan menghalang dirinya untuk menimba ilmu dan

menjadi seseorang yang berguna dalam kehidupan ini. Ia juga menjunjung tinggi dan

bangga pada guru pelajaran anatomi yang mengajar mereka dip anti itu karena

walaupun sudah tua dan kondisi kesehatan tidak baik namun ia masih berusaha untuk

datang mengajar mereka di situ. Harapannya adalah ingin tenaga netrah lebih banyak

dipekerjakan.

Page 5: Laporan Panti

5) Wulan - seorang wanita yang berumur 24 tahun. Ia menjadi buta akibat sakit

panas sampai koma selama 2 minggu pada tahun 2006. Setelah sadar dari koma, ia

tidak bisa untuk melihat dan berjalan. Ia kemudiaan mencoba untuk terapi dan

akupuntur namun yang berhasil hanya kakinya yang bisa berjalan dan matanya masih

tidak bisa untuk melihat. Saatnya menjadi buta, ia berasa kecewa namun tetap

berjuang untuk meneruskan hidupnya demi ibunya. Ia masuk ke panti karena

kemauannya sendiri dengan niat ingin mengikuti ketrampilan siatsu dan mengisi

kegiatan sehari-harinya. Ia mempunyai prestasi yang baik karena menjadi juara puisi

nasional dua kali di Surabaya dan Makasar. Harapannya adalah ia ingin meningkatkan

prestasinya di bidang puisi dan menjadi seorang yang berguna bagi nusa dan bangsa.

pertunjukan bagi menyambut kedatangan kami dan juga kepada pihak panti itu.

Kesimpulannya, setelah kami mewancara semua orang buta ini, kami sadar bahwa

mereka mempunyai semangat yang tinggi sekali untuk hidup dan meningkatkan taraf hidup

mereka. Karena, bagi mereka buta itu bukanlah sebuah penghalang untuk berjaya dan menjadi

seorang yang berguna. Mereka ingin membuktikan bahwa mereka tidak jauh bedanya dengan

manusia yang normal.

Selain itu, kami turut belajar untuk berkomunikasi secara empati dengan orang-orang

yang serba kekurangan. Ini amat membantu kami dalam profesi seorang dokter agar siap

apabila bertemu dengan orang cacat pada masa hadapan.