1. halaman judul - digilib.uns.ac.id/peranan... · a. kegiatan di panti wredha dharma bhakti...

111
PERANAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA DALAM MEMBINA PARA LANJUT USIA TAHUN 1977-1999 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret BAYU MARSENO AJI C0505014 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hathuan

Post on 03-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

PERANAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA DALAM MEMBINA PARA LANJUT

USIA TAHUN 1977-1999

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

BAYU MARSENO AJI C0505014

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

PERSETUJUAN

PERANAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI

SURAKARTA DALAM MEMBINA PARA LANJUT USIA

TAHUN 1977-1999

Disusun oleh :

BAYU MARSENO AJI C 0505014

Telah disetujui oleh pembimbing

Pembimbing

Drs. Sri Agus, M.Pd NIP. 195908131986031001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum. NIP. 195402231986012001

Page 3: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

PERANAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI

SURAKARTA DALAM MEMBINA PARA LANJUT USIA

TAHUN 1977-1999

Disusun oleh

BAYU MARSENO AJI C05005014

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Pada Tanggal.............................

Jabatan Nama Tanda Tangan Ketua Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum (.................................) NIP. 195402231986012001 Sekretaris Tiwuk Kusuma H, S.S, M. Hum (.................................) NIP. 197306132000032002

Penguji I Drs. Sri Agus, M. Pd (.................................) NIP. 195908131986031001 Penguji II Drs. Tundjung W.S. M. Si (.................................) NIP. 196112251987031003

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Drs. Sudarno, MA NIP. 195303141985061001

Page 4: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

PERNYATAAN

Nama : BAYU MARSENO AJI

NIM : C0505014

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Peranan Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta Dalam Membina Para Lanjut Usia Tahun

1977-1999 adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan

oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda

citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang

diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juli 2010

Yang membuat pernyataan,

Bayu Marseno Aji

Page 5: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

MOTTO

Berbuat Baiklah Kepada Setiap Orang

Seperti Kamu Berbuat Baik Pada Dirimu Sendiri

(Penulis)

Sesungguhnya Allah Tidak Mengubah Keadaan Suatu Kaum

Sehingga Mereka Mengubah Keadaan Yang Ada Pada Diri Mereka Sendiri

(QS. Ar Ra’ad Ayat 11)

Page 6: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu

tercinta, terima

kasih atas do’a,

kasih sayang dan

motivasinya

2. Adikku tersayang

Page 7: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Peranan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Dalam Membina Para

Lanjut Usia Tahun 1977-1999 ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa adanya

dukungan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu perkenankanlah

dalam kesempatan ini penulis memberikan penghargaan dan ucapan terima kasih

kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan kemudahan kepada penulis selama

studi sampai terselesaikannya skripsi ini.

2. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas

Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan

kemudahan dan petunjuk.

3. Dra. Sawitri Pri Prabawati, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Sejarah

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret yang telah

memberikan kemudahan dan petunjuk.

4. Drs. Sri Agus, M.Pd. selaku Pembimbing Skripsi yang dengan sabar dan teliti

memberikan banyak masukan dan kritik yang membangun dalam proses

penulisan skripsi ini.

5. Umi Yuliati, S.S, M.Hum, selaku pembimbing akademik yang senantiasa

memberi dorongan secara moril dan pengetahuannya kepada penulis.

6. Segenap dosen pengajar di Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

Page 8: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

7. Segenap Staf dan Karyawan di UPT Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah

memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis dalam

mengumpulkan data dan referensi untuk penyusunan skripsi.

8. Ibu Rahayu Sulistyowati, Bapak Tugimin S.E, Bapak Drs. Suryanto, dan

segenap staf pegawai dan klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yang

telah memberikan ijin dan bantuan kepada penulis dalam penyediaan data-data

yang diperlukan.

9. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan motivasi, Bapak dan Ibuku

yang selalu mencurahkan kasih sayang, nasehat dan semangat. Adikku Garnis

Dwi Darmastuti yang selalu memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

10. Teman-teman Historia Community 2005, Doni, Wanto, Ahmad, Rika,

Darmawan, Yusuf, Wido, Shinta dan teman-teman yang lain, tetap kompak

dan cepat menyelesaikan skripsi.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terlepas dari

kekurangan dan kekeliruan, serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis sangat menghargai adanya saran dan kritik yang bersifat membangun guna

menyempurnakan penulisan-penulisan serupa di masa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap bahwa hasil skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Surakarta, Juli 2010

Penulis

Page 9: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv

DAFTAR ISTILAH ......................................................................................... xvi

ABSTRAK ....................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 7

F. Metode Penelitian .................................................................... 12

G. Sistematika Skripsi .................................................................. 15

BAB II DESKRIPSI WILAYAH SURAKARTA DAN MASALAH

LANJUT USIA .............................................................................. 17

A. Kondisi Kotamadya Surakarta ................................................ 17

1. Kondisi Geografis .............................................................. 17

2. Kondisi Demografis ........................................................... 19

3. Kondisi Masyarakat Dalam Pendidikan ............................. 21

Page 10: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

4. Kondisi Masyarakat Dalam Sosial ..................................... 23

5. Kondisi Masyarakat Dalam Perekonomian ........................ 24

B. Masalah Lanjut Usia ................................................................ 27

1. Pengertian Lanjut Usia ....................................................... 27

2. Klasifikasi, Karakteristik dan Tipe Para Lanjut Usia ........ 28

3. Permasalahan Yang Dialami Para Lanjut Usia .................. 30

4. Masalah Kesehatan Jiwa Pada Lanjut Usia........................ 32

5. Pembinaan Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia

Dalam Keluarga ................................................................ 36

BAB III PERKEMBANGAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI

SURAKARTA TAHUN 1977-2000 .............................................. 39

A. Letak Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ........................ 39

B. Latar Belakang Berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta .................................................................................. 40

C. Strategi Meraih Klien ............................................................... 43

D. Kriteria Klien Masuk Panti ..................................................... 44

E. Sarana dan Prasarana Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 45

F. Kepemimpinan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta .... 46

G. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta ........................................... 49

1. Struktur Organisasi di Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta ........................................................................... 49

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta ................................................................ 50

H. Gambaran Klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta .. 55

1. Latar Belakang Umur Klien ............................................... 55

2. Latar Belakang Agama Klien ............................................ 56

3. Latar Belakang Pendidikan Klien ...................................... 57

4. Asal daerah Klien ............................................................... 58

BAB IV PEMBINAAN DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI

SURAKARTA ............................................................................... 60

Page 11: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta .............. 60

1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti

terhadap Para Klien ............................................................ 60

2. Penerimaan Klien yang Dilakukan oleh Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta ................................................... 62

3. Pemberian Pembinaan Atau Bimbingan Terhadap Klien di

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ........................... 64

4. Metode Pelayanan Klien .................................................... 66

5. Pelaksanaan Program Pembinaan .................................... 67

B. Manfaat Program Pembinaan Terhadap Para Klien .............. 77

1. Keadaan Klien Sebelum Mengikuti Program

Pembianaan ........................................................................ 79

2. Keadaan Klien Sesudah Mengikuti Program Pembinaan .. 81

3. Pengawasan Terhadap Klien yang Kembali ke

Masyarakat ......................................................................... 83

4. Keberhasilan Usaha Pembinaan Terhadap Para Lanjut

Usia .................................................................................... 85

BAB V KESIMPULAN ............................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 90

DAFTAR INFORMAN ................................................................................... 93

LAMPIRAN .................................................................................................... 96

Page 12: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Banyaknya Kecamatan, Kalurahan, RT, RW dan Kepala Keluarga

(KK) di Kota Surakarta Tahun 1977–1999 ..................................... 18

Tabel 2. Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kotamadya

Surakarta Tahun 1977–1999 ............................................................. 20

Tabel 3. Banyaknya Penduduk Menurut Usia di Kotamadya Surakarta

Tahun 1986–1999 ............................................................................. 21

Tabel 4. Banyaknya Penduduk Menurut Pendidikan di Kotamadya Surakarta

Tahun 1977-1999 .............................................................................. 22

Tabel 5. Banyaknya Para Lanjut Usia dan Masalah Sosial yang lain di

Kotamadya Surakarta Tahun 1986-1999 .......................................... 23

Tabel 6. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kotamadya

Surakarta Tahun 1986–1999 ............................................................. 24

Tabel 7. Data Pegawai dan Karyawan Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta Tahun 1999 ....................................................................... 54

Tabel 8. Data Umur Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun

1979-1999 ......................................................................................... 55

Tabel 9. Data Agama yang Dianut Klien Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta Tahun 1979-1999 .............................................................. 56

Tabel 10. Data Pendidikan Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999 .............................................................................. 57

Tabel 11. Data Daerah Asal Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999 .............................................................................. 59

Page 13: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

Tabel 12. Data Registrasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun

1999 ................................................................................................... 63

Tabel 13. Data Klien yang Meninggal Dalam Panti dan Kembali ke

Keluarga Tahun 1979-1999 .............................................................. 84

Page 14: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

DAFTAR LAMPIRAN

1. Peraturan Tentang Rumah Wangkoeng Tahun 1940 ........................... 96

2. Surat Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 ................................ 100

3. Areal atau Lokasi Pekuburan Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta No.465.1./127/X/83 ............................................................. 107

4. Ijin Lokasi Tanah Untuk Kuburan Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta No.596/3446/1988 ............................................................... 109

5. Laporan Tahunan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun

1983 No.465.1./97/IV-83 ..................................................................... 110

6. Contoh Surat Penyerahan Klien Atas Kemauan Sendiri

No.465/55/VII/2008 ............................................................................. 116

7. Contoh Penyerahan Klien Hasil Razia No. 465.1/59/VII/2008 ........... 117

8. Daftar Warga Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 2000 ... 118

9. Gambar Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ................................ 121

Page 15: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

DAFTAR SINGKATAN

BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

GKI : Gereja Kristen Indonesia

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi

KB : Keluarga Berencana

KK : Kepala Keluarga

PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

PP : Pamong Praja

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SD : Sekolah Dasar

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SMA : Sekolah Menengah Atas

UPT : Unit Pelaksana Tehnis

UNS : Universitas Sebelas Maret

Page 16: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

DAFTAR ISTILAH

Biologis : Berhubungan dengan biologi

Degeneratif : Kemunduran atau kemerosotan generasi

Fisiologis : Cabang biologi yang berkaitan dengan organ, jaringan

Home Visit : Mengetahui atau menggali informasi

Identifikasi : Menentukan atau menetapkan identitas

Instansi : Badan pemerintah umum atau kantor

Interaksi : Mempengaruhi antar hubungan

Kognitif : Berhubungan dengan proses memperoleh pengetahuan

Klien : Orang yang mendapatkan pelayanan pembinaan

Kronologis : Menurut urutan waktu atau peristiwa

Middle old : Pertengahan tua

Psikomotor : Aktivitas fisik yang berhubungan dengan mental

Razia : Penangkapan serentak

Young old : Muda tua atau awal tua

Page 17: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

ABSTRAK

Bayu Marseno Aji. C0505014. 2010. Peranan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Dalam Membina Para Lanjut Usia Tahun 1977-1999. Skripsi: Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Latar belakang berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. (2) Peranan dan usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam membina dan mencukupi kebutuhan klien tahun 1977-2000.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Mengetahui Latar belakang berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. (2) Mengetahui peranan dan usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam membina dan mencukupi kebutuhan klien tahun 1977-1999.

Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, studi dokumen dan studi pustaka. Data-data yang diperoleh dengan cara tersebut kemudian dianalisis dengan metode historis yaitu melalui tahap-tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Penelitian ini bersifat kualitatif yang terwujud dalam bentuk laporan penulisan yang bersifat deskriptif analisis yang berusaha mendeskripsikan serta menganalisis setiap kondisi yang berkaitan dengan peranan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam membina para lanjut usia.

Kesimpulan dari kajian ini adalah pendirian Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagai reaksi atas permasalahan sosial lanjut usia khususnya para lanjut usia terlantar maupun titipan keluarga. Dalam perkembangannya Panti Wredha Dharma Bhakti menjalankan peranan dan usaha mencukupi kebutuhan klien melalui program pembinaan. Pembinaan yang terdapat di Panti Wredha Dharma Bhakti terdiri dari pembinaan fisik, pembinaan mental, pembinaan sosial, dan ketrampilan. Dari pembinaan-pembinaan tersebut di dalamnya sudah mencakup segala kebutuhan yang diperlukan klien, misalnya makan, pakaian, tidur, kesehatan dan rekreasi. Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berusaha mencukupi kebutuhan klien dengan bekerjasama dengan pihak pemerintah maupun swasta baik dari segi dana maupun tenaga. Pembinaaan yang telah dilaksanakan mampu memberikan kesejahteraan sosial terhadap para klien, menciptakan para klien dengan hidup sejahtera aman, tenteram dan mempersiapkan untuk kebahagiaan hidup bagi klien baik lahir maupun batin sesuai dengan tujuan panti sampai akhirnya klien tersebut diambil lagi oleh pihak keluarga maupun meninggal di dalam panti.

Page 18: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

ABSTRACT

Bayu Marseno Aji. C0505014. 2010. Peranan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Dalam Membina Para Lanjut Usia Tahun 1977-1999. Thesis: History Department. Faculty of Letters and Fine Art. Sebelas Maret University. Surakarta.

Issues to be discussed in this study, namely (1) How the establishment of

nursing background Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. (2) How does the role and efforts of the Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta in fostering and answer the needs of clients in 1977-1999.

This study aimed to determine (1) Knowing the background of the establishment of the Dharma Bhakti Panti Wredha Surakarta. (2) To determine the role and efforts of the Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta in fostering and answer the needs of clients in 1977-1999.

To achieve these research objectives, this study used techniques of data collection through interviews, document studies and literature. The data obtained in this way are then analyzed by the historical method is through the stages of criticism, interpretation and historiography. This was a qualitative research embodied in the form of report writing descriptive analysis that attempted to describe and analyze each condition relating to the role of the Nursing Home Wredha Dharma Bhakti Surakarta in fostering the elderly.

The conclusion from this study are as follows, the establishment of the Dharma Bhakti Panti Wredha Surakarta is in response to social problems, especially for the elderly elderly families displaced or deposit. In the development of the Dharma Bhakti Panti Wredha Surakarta perform the role and efforts to meet the needs of clients through the guidance program. Guidance contained in Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta consists of physical training, mental development, social development, and skills. From coaching, coaching in it already includes all the necessary needs of clients, such as food, clothing, sleep, health and recreation. Pembinaaan which have been implemented to provide social welfare to their clients, creating a prosperous life clients with safe, secure and prepare for life's happiness for the client both physically and in accordance with the purpose of the inner parlors until the client is taken again by the family and died in a nursing .

Page 19: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional pada dasarnya merupakan pembangunan manusia

seutuhnya. Hal ini akan melibatkan manusia, lingkungan dan masyarakat sebagai

konsekwensinya maka seluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat harus

mendapat perhatian dan pengharapan dalam pembangunan, termasuk didalamnya

masalah sosial. Masalah sosial adalah situasi yang telah menjadi warisan turun

temurun yang memerlukan perbaikan atau pemecahan.1

Kehidupan sosial yang akan menjadi perhatian adalah peningkatan

kesejahteraaan sosial dan pembangunan yang sedang berlangsung dalam

kaitannya dengan segi pendidikan, perumahan, kesehatan, ekonomi, sosial dan

budaya.2 Pembangunan kesejahteraan sosial tersebut harus diusahakan bersama

seluruh masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu masalah sosial merupakan

masalah yang kompleks dan karena tidak dapat dipandang sebagai masalah yang

berdiri sendiri tetapi menyangkut penghidupan dan kehidupan masyarakat

Indonesia.

Pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah selama lebih dari tiga

puluh tahun menunjukkan beberapa keberhasilan yang membawa berbagai

keberhasilan yang membawa berbagai kemajuan, terutama dibidang kesehatan

masyarakat dan keluarga berencana, yang ditandai dengan terjadinya perubahan

1 Nursid Suaatmadja, 1985, Pengantar Studi Sosial, Bandung: Alumni, hal. 39. 2 Ibid, hal. 41.

Page 20: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

indikator demografis berupa perubahan struktur umur penduduk. Salah satu

dampak dari perubahan struktur umur penduduk yang sangat menarik adalah

adanya peningkatan jumlah penduduk lanjut usia yang cukup tajam.

Para lanjut usia di Negara ini diatur dan dilindungi oleh Undang-Undang

Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2 dan Pasal 34 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga

Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

serta dijelaskan pula bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh

Negara. Hal ini juga dijelaskan pula dalam Undang-Undang No. 6 Tahun 1974

yang berisi tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial

Kemunduran kemampuan fisik-biologis yang dialami para lanjut usia akan

mengurangi dan melemahkan aktivitas fisik yang dapat dilakukan. Kelemahan

aktifitas ini, akan menyebabkan aktivitas kerja yang dapat dilakukan terbatas,

bahkan dapat menyebabkan gangguan dalam mengurus dan melayani dirinya

sendiri. Secara mental psikologis, semakin tua umur penduduk, kesibukan dan

aktifitas sosial yang dapat dilakukan akan semakin berkurang. Secara sosio

ekonomis, akan terjadi penurunan produktifitas sehingga mereka cenderung

tergantung pada keluarganya.3

Kondisi fisik dan kesehatan yang mengalami kemunduran tersebut

menyebabkan kemunduran produktifitas dan beban orang lain dalam menjalani

kehidupan sehari-hari maupun secara ekonomi. Dalam pengembangan kualitas

penduduk yang berkelanjutan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah

kelompok penduduk lanjut usia, bagaimana menyiapkan dan memperoleh suatu

kehidupan hari tua yang sehat sejahtera dan bermartabat. Tantangan pelayanan

3 Watiyastuti, 1995, Aspek Sosial Ekonomi Penduduk Usia Lanjut, Yogyakarta: Pacsa Sarjana UGM, hal. 17.

Page 21: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

fisik dan non sosial terutama pemanfaatan waktu luangnya baik di lingkungan

komunitas tempat tinggal mereka memerlukan suatu pemikiran pemecahan yang

terencana sejak mereka menjelang tua serta bagaimana memanfaatkan kearifan

dan kekayaan pengalaman dalam kegiatan-kegiatan produktif para lanjut usia.4

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia merupakan beban tambahan

yang tidak ringan bagi pemerintah, karena secara medis pemerintah harus

menyediakan sarana kesehatan seperti puskesmas, dokter, petugas kesehatan dan

rumah sakit dalam mengahadapi tumbuhnya penduduk lanjut usia tersebut. Untuk

mengatasi kesehatan yang dialami para lanjut usia, pemerintah menetapkan

kebijaksanaan tentang penduduk lanjut usia yaitu dengan meningkatkan kualitas

hidup mereka. Dalam pokok kebijaksanaan yang lain pemerintah berusaha

menyediakan saran dan fasilitas pelayanan khusus bagi penduduk lanjut usia

sehingga langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan rasa percaya diri,

kemandirian, semangat hidup dan produktifitasnya, baik di lingkungan tempat

tinggal, lingkungan kerja maupun di tempat-tempat umum.5

Di sisi lain, pengalaman di negara maju menunjukkan perawatan penderita

lanjut usia memerlukan perhatian khusus dan lebih besar karena berbagai hal,

antara lain bermacam penyakit yang diderita, fungsi organ yang sudah menurun

rentan terhadap penyakit dan stress sehingga memerlukan penanganan yang tepat

dan perhatian yang serius serta upaya khusus di bidang kesehatan. Untuk

mengatasi permasalahan ini, diperlukan juga kerja sama yang baik antara

4 Ibid, hal. 9. 5 Dharianti, 2001, Karakteristik Penduduk Usia Lansia Yang Memanfaatkan Saran

Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta: UGM, hal. 5.

Page 22: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

pemerintah dan masyarakat, khususnya keluarga yang didalamnya mempunyai

orang yang berusia lanjut.6

Salah satu usaha sosial dari pemerintah untuk tetap melakukan pembinaan

terhadap kesejahteraan para lanjut usia adalah melalui didirikannya panti wredha

yang berfungsi untuk memberikan akomodasi dan pelayanan perawatan bagi para

lanjut usia yang tidak mempunyai sanak saudara, mempunyai masalah dengan

keluarga atau tidak ingin membebani keluarga atau bahkan para lanjut usia yang

berkeliaran di jalanan. Penempatan para lanjut usia di panti wredha ini masih

menimbulkan perdebatan dalam masyarakat, karena sebagian masyarakat yang

masih menganggap bahwa penitipan para lanjut usia di panti wredha ini

menyalahi tradisi dan nilai-nilai agama, dan bagi para lanjut usia itu sendiri antara

lain mereka merasakan harus berpisah dengan keluarga, kerabat, serta lingkungan

sebelumnya dan harus berdaptasi dengan lingkungan yang baru. Hal ini dapat

menimbulkan rasa cemas, tidak berdaya, bahkan rasa malu. Penitipan para lanjut

usia di panti ini dapat menimbulkan persepsi yang berbeda-beda pada para lanjut

usia terhadap keluarganya yang tinggal di rumah bergantung pada latar belakang

keluarga masing-masing para lanjut usia. Perawat dapat membantu para lanjut

usia untuk mengekspresikan perasaannya dan secara bersama-sama menggali

persepsi lanjut usia, sehingga para lanjut usia tersebut dapat menerima keputusan

keluarganya sebagai hal terbaik yang dilakukan, baik bagi dirinya sendiri maupun

bagi keluarga yang ditinggalkan di rumah.7

6 Noorkasiani, 2009, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan,

Jakarta: Salemba Medika, hal. 106. 7 Ibid, hal. 108.

Page 23: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

Di Surakarta sendiri para lanjut usia sudah mendapatkan perhatian dari

pemerintah kota. Salah satunya dengan didirikannya Panti Wredha Dharma

Bhakti. Panti ini sudah ada sejak tahun 1929 dan diresmikan penggunaannya pada

tahun 1930 pada masa pemerintahan Kasunanan Surakarta yang dahulu panti

tersebut dikenal dengan sebutan “Wangkung”. Tempat tersebut dahulu sebagai

tempat penampungan bagi orang-orang yang mengalami masalah sosial seperti

gelandangan, pengemis, orang lanjut usia, anak nakal dan berbagai masalah sosial

lainnya.8 Pada tahun 1942 kewenangan Keraton dialihkan ke Pemerintah Kota

Surakarta dalam hal ini Dinas Sosial yang dinamakan “Panti Karya Pamardi

Karya” yang berfungsi untuk menampung orang-orang gelandangan dan lanjut

usia.9 Kemudian berdasarkan Surat Pemerintah Dinas Sosial Propinsi Jawa

Tengah tertanggal 3 September 1977 lokasi tersebut khusus untuk menampung

orang-orang lanjut usia atau orang jompo terlantar yang kemudian diberi nama

“Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta”. Dalam perkembangannya pada tahun

1993 setelah keluarnya Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 tentang

pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta pembangunan semakin gencar dilakukan, hal ini mengingat panti ini

mulai dikelola oleh Pemerintah Kota dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

Transmigrasi meskipun dalam pendanaan Pemerintah Provinsi juga masih

membantu.10 Panti ini sebagai tempat menampung, merawat dan membina para

8 SuratPimpinan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Kepada Kadinso Dati. II

Surakarta No. 465.1/127/X/83 Perihal Lokasi Kuburan Wangkung atau Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

9 Berkas Tentang Peraturan Rumah Pamardi Karyo Wangkung Th 1940, Koleksi:

Reksopustaka Mangkunegaran. 10 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 24: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

lanjut usia sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan rasa aman,

tenteram dan bahagia lahir batinnya.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

memperjelas arah penelitian. Dalam usulan atau rancangan penelitian perlu

ditegaskan dan dirumuskan masalah yang akan diteliti rumusannya perlu tegas

dan jelas.11

Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok

permasalahan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana latar belakang berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta?

2. Bagaimana peranan dan usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam

membina dan mencukupi kebutuhan klien tahun 1977-1999?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian tentu diharapkan menghasilkan sesuatu sesuai dengan

tujuannya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui latar belakang berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2. Untuk mengetahui peranan dan usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

dalam membina dan mencukupi kebutuhan klien tahun 1977-1999.

11 Sanapiah Faisal, 1992, Format-Format Penelitian Sosial, Jakarta: Rajawali Press, hal.

98.

Page 25: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat baik praktis

maupun manfaat teoritis. Demikian juga dengan penelitian ini diharapkan mampu

memberikan manfaat-manfaat tersebut. Adapun manfaaat penelitian itu adalah

sebagai berikut :

1. Menyadari dan menghargai para lanjut usia dan jompo terlantar juga

merupakan bagian dari masyarakat dan selayaknya mempunyai kedudukan

yang sama dalam masyarakat.

2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan mempunyai sikap optimistis dalam

meraih kehidupan yang lebih layak dan dapat menikmati hari tuanya dengan

meliputi rasa ketentraman lahir dan batin.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan sejarah ini menggunakan beberapa literatur dan referensi

yang relevan dan menunjang tema yang dikaji. Literatur tersebut akan dijadikan

bahan acuan untuk mengkaji, menelusuri dan mengungkap pokok permasalahan.

Literatur yang penulis gunakan antara lain:

Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya merupakan buku yang ditulis

oleh Mia Fatma Ekasari, (2008), membahas tentang keperawatan usia lanjut,

menjelaskan berbagai aspek mengenai usia lanjut, serta teori-teori yang

mendasarinya. Secara khusus, buku ini diperkaya dengan asuhan keperawatan

pada kasus usia lanjut sebagai individu dalam keluarga dan kelompok. Selain itu

buku ini juga membahas asuhan keperawatan dengan gangguan per sistem.

Page 26: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

Di dalam buku ini dijelaskan bahwa penuaan adalah suatu proses alami

yang tidak dapat dihindari, berjalan terus menerus dan berkesinambungan.

Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada

tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara

keseluruhan. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang

terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai mengendur,

timbul keriput, rambut beruban dan gigi ompong, mudah lelah dan gerakan mulai

lambat. Usia lanjut dapat dikatakan sebagai usia emas, karena tidak semua orang

dapat mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan

tindakan keperawatan baik secara promotif maupun preventif, agar ia dapat

menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

Mengisi Hari Tua Dengan Bahagia buku ini ditulis oleh Sri Nur Hidayati,

(2005). Buku ini menjelaskan tentang usia tua pada usia tersebut banyak masalah

yang harus dihadapi untuk dapat mencapai kesejahteraan, kesehatan, kebahagiaan

lahir dan batin bagi para lanjut usia. Buku ini menguraikan secara luas mengenai

tanda-tanda lanjut usia, munculnya masalah yang dihadapi di hari tua, bagaimana

cara mengatasi masalah di hari tua, serta bagaimana cara agar di usia tua dapat

berguna bagi keluarga dan masyarakat.

Di dalam buku ini dijelaskan bahwa secara biologik proses penuaan

manusia terbagi dalam tiga fase yaitu fase pertumbuhan dan pengembangan, fase

pematangan dan fase penurunan. Hal ini dapat menerangkan, mengapa orang-

orang berumur kronologis sama mempunyai penampilan fisik dan mental berbeda.

Untuk tampak muda proses biologis ini yang dicegah. Batas untuk usia lanjut dari

waktu ke waktu berbeda. WHO membagi umur tua sebagai berikut:

Page 27: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

a. Umur lanjut : 60-74 tahun

b. Umur tua : 75-90 tahun

c. Umur sangat tua : lebih dari 90 tahun

Orang lanjut usia dalam kehidupannya sangat tergantung pada anak-

anaknya, minimal kepada orang yang lebih muda. Itu bisa dari segi kesehatan

badannya, bisa pula dari segi finansial. Dari segi kesehatan, orang tua merupakan

rumah berbagai macam penyakit. Tidak hanya pengaruh biologis yang membuat

para orang lanjut usia rawan dengan berbagai penyakit. Depresi adalah salah

satunya, merasa tak berguna disia-siakan anak-anaknya, merasa hidup sendiri

adalah beberapa faktor yang membuat kehidupan orang lanjut usia semakin

sengsara.

Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan buku

karya Noorkasiani, (2009). Dalam buku ini membahas serta mengkaji beragam

aspek dalam permasalahan usia lanjut yang sangat berguna bagi kita untuk

menghadapi usia tua. Kemajuan yang pesat dalam dunia kedokteran, khususnya

IPTEK medis dan keperawatan serta dalam praktik klinis telah membawa

pengaruh besar dalam perikehidupan manusia modern. Penemuan-penemuan baru

telah banyak terdapat dalam dunia kedokteran, seperti obat-obatan, kemoterapi

dan radiasi, serta penemuan vaksin dan imunisasi. Terkait dengan itu, walaupun

sejumlah penyakit sering mengancam usia lanjut, namun semakin dapat tertangani

dengan resiko perpanjangan masa perawatannya.

Buku ini menjelaskan pula sebagian permasalahan yang berkaitan dengan

perkembangan kehidupan lansia (yang bersifat negatif) antara lain sebagai berikut:

Page 28: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

a. Semakin tua seseorang maka kemampuan fisiknya akan semakin menurun,

sehingga dapat mengakibatkan kemunduran pada peran-peran sosialnya.

Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan dalam hal mencukupi

kebutuhan hidupnya, sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang

memerlukan bantuan orang lain.

b. Semakin lanjut usia seseorang, maka kesibukan sosialnya akan semakin

berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan

lingkungannya yang dapat memberikan dampak pada kebahagiaan

seseorang.

c. Sebagian lansia masih mempunyai kemampuan untuk bekerja.

Permasalahannya adalah bagaimana memfungsikan tenaga dan

kemampuan mereka tersebut ke dalam situasi keterbatasan kesempatan

kerja.

d. Masih ada sebagian dari lanjut usia dalam keadaan terlantar, selain tidak

mempunyai bekal hidup dan pekerjaan mereka juga tidak mempunyai

keluarga.

e. Di dalam masyarakat tradisional biasanya lansia dihargai dan dihormati,

sehingga mereka masih dapat berperan aktif dalm masyarakat. Namun,

dalam masyarakat industri ada kecenderungan mereka kurang dihargai.

f. Berdasarkan sistem kultural yang berlaku, maka mengharuskan lansia

masih dibutuhkan sebagai pembina agar jati diri budaya dan ciri khas

Indonesia tetap terpelihara kelestariannya.

g. Oleh karena kondisinya yang semakin menurun, maka lansia memerlukan

tempat tinggal atau fasilitas perumahan yang khusus.

Page 29: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

Peta populasi dunia, termasuk Indonesia semakin bergeser kearah usia

lanjut. Sebagai implimikasinya, dunia medis dan keperawatan semakin disibukkan

oleh meningkatnya tuntutan untuk merawat dan mengobati para penderita

penyakit yang berusia lanjut, dalam hal ini buku ini secara luas menjelaskan hal-

hal tersebut di atas.

Pengelolaan Lanjut Usia Sebagai Bagian Upaya Peningkatan Kualitas

Sumber Daya Manusia Indonesia buku karya Widjojo Soetedjo, (1995). Di dalam

buku ini banyak dijelaskan mengenai beberapa hal-hal yang berkaitan dengan

lanjut usia. Bahakan di dalam buku ini dijelaskan mengenai betapa pentingnya

dipersiapkan suatu pola yang dapat menanggulangi penempatan para usia lanjut di

tempat yang mereka senangi dan kehendaki menghabiskan sisa hidupnya. Usaha

ini harus menyediakan beberapa pilihan yang sedemikian rupa agar bisa memberi

kesejahteraan pada mereka diantaranya:

a. Perumahan yang disediakan pemerintah atau swasta bagi mereka yang

berusia lanjut.

b. Perumahan yang terikat pada rumah sakit jiwa.

c. Perumahan yang berdiri sendiri seperti rumah kompleks.

d. Perumahan lain yang masih memungkinkan maksudnya masih ada

keluarga atau sanak famili.

Hal diatas merupakan salah satu dari banyak masalah yang dibahas di

dalam buku ini.

Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta, (1997)

berisi tentang dasar pemikiran, diantaranya:

Page 30: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

a. Pembangunan Nasional pada hakikatnya merupakan pembangunan

manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia.

b. Pembangunan bidang kesejahteraan sosial sebagai dan bagian yang tidak

dapat terpisahkan dari pembangunan nasional.

c. Masyarakat atau keluarga tidak mampu mengurus lanjut usia disebabkan

karena berbagai gangguan atau masalah khususnya gangguan sosial

ekonomi baik itu masyarakat maupun keluarga.

d. Masalah sosial di Kota Surakarta sangat kompleks, sebab Kota Surakarta

sangat strategis bagi daerah di sekitarnya.

Selain hal tersebut di atas, juga diterangkan tentang sejarah berdirinya

Panti Wredha Dharma Bhakti, landasan hukum, operasional panti dan berbagai

macam kegiatan serta hal-hal yang berkaitan dengan panti pada awal berdirinya.

Sekilas Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta, (1997) didalamnya

berisi tentang dasar hukum mengenai para lanjut usia, tugas-tugas para pegawai

panti dan juga mengenai aturan-aturan yang berlaku di dalam panti, tugas pokok

pegawai panti dan visi misi, yaitu:

a. Memberikan kesejahteraan sosial terhadap para lanjut usia.

b. Menciptakan para lanjut usia hidup sejahtera aman dan tenteram.

c. Mempersiapkan untuk kebahagiaan hidup bagi lanjut usia terlantar baik

lahir maupun batin.

F. Metode Penelitian

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam satu rangkaian penulisan

penelitian ini maka metode yang digunakan adalah Metode Historis yaitu “Proses

Page 31: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dari pengalaman masa lampau”.12

Metode Historis ini ada empat tahap dimana tiap tahap satu dengan yang lain

saling berhubungan. Empat tahap tersebut adalah heuristik yaitu tahap

pengumpulan bahan/sumber sejarah. Kedua, kritik yaitu terdiri dari kritik intern

dan ekstern. Kritik intern adalah untuk membuktikan bahwa isi dari sesuatu

sumber itu memang dapat dipercaya kebenarannya, sedang kritik ekstern adalah

umtuk mencari otentisitas dari sumber tersebut. Ketiga adalah interpretasi yaitu

tahap untuk menafsirkan keterangan yang saling berhubungan dari fakta-fakta

yang diperoleh dan merangkainya. Keempat adalah tahap historiografi yaitu

penulisan sejarah.13

1. Lokasi dalam penelitian ini adalah Panti Wredha “Dharma Bhakti” Kota

Surakarta Jl. Dr. Radjiman No. 620 Surakarta.

2. Tehnik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mendapatkan keterangan dari

para pegawai, petugas serta para penghuni Panti Wredha Dharma

Bhakti. Menurut Koentjaraningrat, wawancara merupakan cara

yang dipergunakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu yang ingin

mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang informan dengan

cara bercakap-cakap untuk mengumpulkan keterangan dan data.14

12 Louis Gottschalk, 1986, Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho Notosusanto,

Jakarta: UI Press, hal 32.

13 Hadari Nawawi, 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press, hal. 80.

14 Koentjaraningrat, 1986, Metode-metode Penelitian Dalam Masyarakat, Jakarta:

Gramedia, hal. 129.

Page 32: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

b. Studi Dokumen

Studi tentang dokumen bertujuan untuk menguji dan

memberi gambaran tentang teori sehingga memberi fakta dalam

mendapat pengertian historis tentang fenomena yang unik.15

Dokumen yang berhasil dikumpulkan untuk penelitian ini antara

lain: Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 tentang

pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Panti Wredha

Dharma Bhakti Tingkat II Surakarta, peraturan tentang rumah

Pamardi Karyo Wangkung th 1940 kode arsip L.548, ijin lokasi

tanah untuk kuburan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta No.

596/3446/1988, areal atau lokasi pekuburan Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta No. 465.1./127/X/83.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan proses pengumpulan bahan-bahan

melalui riset kepustakaan dengan membaca buku-buku dan

sumber-sumber sekunder lain yang berhubungan dengan topik

permasalahan dan tema penelitian diperoleh dari kepustakaan

berfungsi sebagai penunjang dari studi dokumen. Studi pustaka

dilakukan di Perpustakaan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Jurusan Ilmu Sejarah

Universitas Sebelas Maret Surakarta, perpustakaan daerah

Surakarta, perputakaan fakultas kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

15 Sartono Kartodirdjo, 1983, Metode Penggunaan Bahan Dokumen dalam

“Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia. hal. 47.

Page 33: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

3. Teknik Analisa Data

Tehnik analisa data menjelaskan setiap peristiwa tanpa ada ikatan

yang terputus. Adanya fakta-fakta tersebut maka akan tersusun suatu

kejadian sejarah dalam urutan kronologis. Analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis artinya menggambarkan

fenomena-fenomena serta arti-arti khusus pada cakupan waktu dan tempat

tertentu berdasarkan pada fakta yang tersedia. Setelah selesai meneliti

bahan sumber dokumen, wawancara, observasi dan studi pustaka tahap

selanjutnya adalah analisis data yang terseleksidan teruji kebenarannya

itulah fakta-fakta. Berbagai fakta dirangkaikan sehingga menjadi satu

kesatuan yang harmonis berupa kisah sejarah.

G. Sistematika Skripsi

Untuk memberikan gambaran terperinci, skripsi ini disusun bab demi bab,

yaitu :

Bab I, dalam bab pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode

penelitian, dan sistematika skripsi.

Bab II, dalam bab ini akan dibahas tentang deskripsi wilayah Surakarta,

pengertian lanjut usia, karakteristik serta klasifikasi, masalah kesehatan jiwa pada

lanjut usia, permasalahan yang dialami lanjut usia, tipe lanjut usia.

Bab III, dalam bab ini akan dibahas mengenai letak, sejarah dan

perkembangan Panti, Didalamnya juga dijelaskan mengenai hal-hal yang

Page 34: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

berkaitan dengan struktur organisasi, kepemimpinan, strategi meraih klien, sarana

dan prasarana serta gambaran klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Bab IV, dalam bab ini dibahas mengenai peranan dan pembinaan Panti

Wredha Dharma Bhakti dalam membina para lanjut usia yang meliputi program

kegiatan, manfaat program kegiatan serta keadaan klien dan manfaat pembinaan

di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Bab V, dalam bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan.

Page 35: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

17

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH SURAKARTA

DAN MASALAH LANJUT USIA

A. Kondisi Kotamadya Surakarta

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan kota “Solo” secara umum

adalah dataran rendah yang berada pada pertemuan Sungai Pepe, Sungai Jenes

dan Bengawan Solo, dengan ketinggian kurang lebih 92 meter di atas

permukaan air laut, dan terletak antara 1100 BT - 1110 BT dan 7,60 LS – 80

LS. Secara administratif wilayah Kotamadya Surakarta berbatasan dengan

beberapa daerah, yaitu: Sebelah utara Kota Surakarta berbatasan dengan

Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar dan Boyolali, sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo dan Karanganyar,

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Daerah Tingkat II Sukoharjo,

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar.

Wilayah Kota Surakarta secara umum bertanah datar, hanya bagian

utara dan timur agak bergelombang dengan ketinggian kurang lebih 92 meter

di atas permukaan air laut. Kota Surakarta memiliki luas kurang lebih 43,51

km2, yang terbagi dalam lima Kecamatan, yaitu Kecamatan Serengan dengan

luas 3,15 km2, Kecamatan Laweyan dengan luas 8,55 km2, Kecamatan Jebres

dengan luas 12,55 km2 dan Kecamatan Banjarsari dengan luas 14,44 km2.

Page 36: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

18

Luas Kota Surakarta adalah 4.404,06 Ha. Penggunaan tanah untuk

perumahan yaitu 2.674 Ha, untuk fasilitas atau sarana umum 169,59 Ha,

sisanya untuk industri, sawah,tegalan, dan lain-lain. Kota Surakarta yang

terdiri dari 5 (lima). Kecamatan yaitu: Kecamatan Laweyan, Kecamatan

Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres dan Kecamatan

Banjarsari. Untuk mempermudah pelayanan kepada masyarakat Surakarta

maka tiap-tiap Kecamatan dibentuk kalurahan-kalurahan, sehingga pelayanan

semakin mudah untuk didapatkan. Masing-masing Kalurahan pun memiliki

luas yang berbeda, sehingga banyaknya RW dan RT tergantung dari luas

wilayah masing-masing Kalurahan. Hal ini dapat dilihat dari tabel di bawah

ini.

Tabel 1.

Banyaknya Kecamatan, Kalurahan, RT, RW dan Kepala Keluarga (KK) di

Kota Surakarta Tahun 1977 - 1999.

No Keterangan Tahun 1977

Tahun 1986

Tahun 1996

Tahun 1999

1 KECAMATAN 5 5 5 5 2 KALURAHAN 51 51 51 51 3 RW 380 558 574 590 4 RT 2.015 2.563 2.563 2.603 5 KK 107.065 111.298 118.589 123.840

Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta 1977-1999.

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk

dari tahun ke tahun semakin meningkat. Antara tahun 1977 sampai tahun 1999

jumlah Kecamatan tidak bertambah, tetap berjumlah lima Kecamatan. Namun,

untuk jumlah Kalurahan, RW, RT dan KK semakin bertambah seperti yang

terlihat pada tabel 1 di atas. Misalnya pada tahun 1977 jumlah RT 2.015

Page 37: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

19

meningkat menjadi 2.603 pada tahun 1999. Untuk jumlah RW pada tahun

1976 jumlah RW sebanyak 308 meningkat pesat pada tahun 1986 menjadi 558

RW. Dari tabel 1 di atas jumlah Kalurahan dan Kecamatan dari tahun 1977

sampai 1999 tidak mengalami peningkatan, tetap berjumlah 51 Kalurahan dan

5 Kecamatan. Sedangkan untuk jumlah dari keseluruhan Kalurahan, RW, RT,

dan KK Kecamatan Banjarsari memiliki jumlah paling banyak, karena

merupakan Kecamatan yang paling luas di wilayah Surakarta.

2. Kondisi Demografis

Jumlah Penduduk Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, dengan peningkatan jumlah penduduk sedangkan lahan untuk

tempat tinggal mereka tetap maka akan menimbulkan masalah bagi

pemerintah Kota Surakarta. Dapat diketahui bahwa jumlah penduduk

perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki. Untuk mengatasi ledakan

jumlah pendududuk maka pemerintah mencanangkan program keluarga

berencana, dengan slogan dua anak saja cukup.16 Diharapkan dengan program

KB ini tiap-tiap keluarga dapat meningkatkan kesejahteraannya, karena

dengan keluarga kecil maka biaya hidup tidak akan terlalu besar, misalnya

dalam bidang pendidikan, anak-anak mereka diharapkan dapat mengenyam

pendidikan yang tinggi. Untuk memperjelas hal tersebut dapat dilihat dari

tabel 2 di bawah ini.

16 Biro Pusat Statistik, 1999, Profil Penduduk Lanjut Usia Indonesia, Jakarta: Biro Pusat Statistik, hal. 49.

Page 38: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

20

Tabel 2.

Banyaknya Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Surakarta

Tahun 1977-1999.

Jenis Kelamin Jumlah Penduduk

Tahun 1977

Tahun 1986

Tahun 1996

Tahun 1999

LAKI-LAKI 207.312 219.083 262.044 268.175

PEREMPUAN 228.003 230.065 273.961 278.294

JUMLAH TOTAL 435.315 449.148 536.005 546.958 Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta 1977-1999.

Dari tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk perempuan di

Surakarta antara tahun 1977 sampai tahun 1999 lebih banyak dari Laki-laki.

Pada tahun 1977 jumlah penduduk sebanyak 425.315 jiwa dan pada tahun

1986 menjadi 449.148 jiwa, peningkatan tersebut tidak terlalu pesat.

Peningkatan pesat terjadi antara tahun 1986 sampai 1996, yaitu dari 449.148

jiwa menjadi 536.005 jiwa. Dapat pula dilihat bahwa secara keseluruhan

penduduk di Surakarta peningkatannya tidak terlalu cepat antara tahun 1976 –

1999, namun pada siang hari Surakarta terlihat padat karena banyak penduduk

di sekitar wilayah Surakarta yang masuk ke Surakarta untuk beraktifitas.17

17 Wawancara dengan Hariyadi, tanggal 25 Mei 2010.

Page 39: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

21

Tabel 3.

Banyaknya Penduduk Menurut Usia di Kota Surakarta

Tahun 1986-1999.

USIA TAHUN

1986 1996 1999 PRIA WANITA PRIA WANITA PRIA WANITA

0 – 4 tahun

41.187 42.896 37.651 38.636 38.823 39.88

5 – 14 tahun 51.719 54.417 55.287 57.915 56.17 57.582

15 – 24 tahun

54.365 58.120 57.962 60.809 58.039 60.705

25 – 54 tahun

80.312 84.727 88.563 91.791 90.623 94.616

55 tahun ke atas

17.116 18.732 22.580 24.810 22.286 24.108

Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta 1986-1999.

Banyaknya penduduk Surakarta antara tahun 1986 sampai tahun 1999

dapat kita lihat dari tabel 3 di atas. Usia 25 sampai 54 tahun merupakan

penduduk yang paling banyak jumlahnya dan merupakan usia yang produktif.

Usia 55 tahun ke atas merupakan penduduk yang paling sedikit jumlahnya

karena memasuki usia lanjut.

3. Kondisi Masyarakat Dalam Bidang Pendidikan

Dunia pendidikan mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan

masyarakat. Transformasi di berbagai bidang kehidupan dapat ditempuh

melalui proses pendidikan. Pendidikan dalam pengertian pengajaran adalah

usaha sadar tujuan dengan sistematika terarah pada perubahan tingkah laku,

perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang harus

dilalui. Tanpa proses itu perubahan perubahan tidak mungkin terjadi, proses

Page 40: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

22

disini berarti proses pendidikan.18 Dengan proses pendidikan akan

menghasilkan manusia yang berpengetahuan dan berkeahlian. Untuk

memperjelas hal tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.

Banyaknya Penduduk Menurut Pendidikan di Kotamadya Surakarta Tahun

1977 - 1999.

No Tingkat Pendidikan Tahun 1977

Tahun 1986

Tahun 1996

Tahun 1999

1 Tidak Sekolah 22.085 33.189 23.258 26.103 2 Belum Tamat SD 90.790 63.611 66.018 68.058 3 Tidak Tamat SD 55.163 54.199 48.250 53.049 4 Tamat SD 11.555 115.092 114.997 110.535 5 Tamat SMP 55.222 83.984 100.359 96.908 6 Tamat SMA 39.438 57.763 84.551 87.979 7 Tamat Perguruan Tinggi 4.916 12.670 22.285 24.809

JUMLAH 443.129 420.508 459.718 467.441 Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta 1977-1999.

Dari tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan masyarakat

Surakarta masih tergolong rendah, masih banyak penduduk yang belum

mengenyam pendidikan yang tinggi. Pada tahun 1977 penduduk belum tamat

SD sebanyak 90.790, namun pada tahun 1986 menurun menjadi 63.611.

Sementara lulusan perguruan tinggi antara tahun 1977 sampai 1999 terus

meningkat. Peningkatan sangat tajam terjadi antara tahun 1977 sampai 1986

dari 4.916 menjadi 12.670, dan semakin meningkat pada tahun-tahun

berikutnya. Hal tersebut akibat dari makin mengertinya masyarakat arti

penting sebuah pendidikan untuk kelangsungan hidup mereka, sehingga

18 Winarno Surakhmad, 1979, Metodologi Pengajaran Nasional, Jakarta: Jemmars, hal.

13.

Page 41: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

23

diharapkan untuk tahun-tahun ke depan semakin meningkat jumlah lulusan

perguruan tinggi.

5. Kondisi Masyarakat Dalam Bidang Sosial

Berkembangnya Kota Surakarta sebagai kota besar juga akan

membawa dampak negatif, dan dampak ini menjadi tanggung jawab

pemerintah dan masyarakat dengan jalan rehabilitasi atau pembinaan, jika

rehabilitasi berhasil maka masalah sosial akan teratasi dan dampak negatif

dapat ditekan seminimum mungkin. Data-data mengenai penyandang sosial

dapat disajikan di bawah ini.

Tabel 5.

Banyaknya Para Lanjut Usia dan Masalah Sosial yang lain di Kotamadya

Surakarta Tahun 1986 - 1999.

No Masalah Sosial Tahun 1986

Tahun 1996

Tahun 1999

1 Lanjut Usia 1.233 988 708

2 WTS 711 1.221 519

3 Waria 72 48 81

4 Keluarga Miskin 24.934 6.739 14.004

5 Anak Terlantar 7.012 1.433 1.849

6 Anak Nakal 541 430 886 Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta 1986-1999.

Dari tabel 5 di atas dapat dilihat banyaknya masalah sosial yang ada di

Surakarta. Keluarga miskin pada tahun 1986 sebanyak 24.934 jiwa, namun

pada tahun 1996 turun menjadi 6.739 jiwa. Hal ini dipengaruhi oleh semakin

gencarnya pemerintah menerapkan program Keluarga Berencana kepada

masyarakat dengan tujuan menciptakan keluarga kecil bahagia.19 Pada tahun

19 Biro Pusat Statistik Jawa Tengah, 1997, Kesejahteraan Masyarakat Jawa Tengah

Dalam Bidang Sosial Masyaraka Tahun 1995-1997, Semarang: Biro Pusat Statistik, hal. 31.

Page 42: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

24

1999 jumlah keluarga miskin kembali meningkat menjadi 14.004 jiwa yang

merupakan akibat dari krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997.

Naik dan turunnya jumlah penyandang sosial dari tahun ke tahun seperti yang

terlihat dalam tabel tergantung dari seberapa efektif razia dan sosialisasi yang

dilakukan oleh Dinas Sosial, Kepolisian maupun Instansi terkait yang

mengurusi masalah tersebut. Namun pemerintah dalam hal ini tentu sudah

mengantisipasi dengan membangun berbagai tempat rehabilitasi.

6. Kondisi Masyarakat Dalam Bidang Perekonomian

Kota Surakarta yang berkembang pesat ditandai dengan

berkembangnya industri-industri baik itu industri kecil maupun industri besar.

Untuk mengetahui data-data jumlah penduduk menurut mata pencaharian

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6.

Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kotamadya Surakarta

Tahun 1986 – 1999

No Mata Pencaharian Tahun 1986

Tahun 1996

Tahun 1999

1 Petani Sendiri 390 1.090 1.048 2 Buruh Tani 714 915 963 3 Nelayan 0 0 0 4 Pengusaha 4.468 9.407 9.419 5 Buruh Industri 65.277 77.112 72.043 6 Buruh Bangunan 54.212 64.948 61.976 7 Pedagang 16.339 19.839 23.369 8 PNS/TNI 25.174 15.309 25.374 9 Pensiunan 13.924 18.744 18.774 10 Lain-lain 146.023 179.544 212.966

JUMLAH 326.521 386.908 398.185 Sumber data: Badan Pusat Statistik Surakarta1986-1999.

Page 43: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

25

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat sebagian besar mata pencaharian

masyarakat pada tahun 1999 adalah buruh industri yang mencapai 72.043

orang kemudian disusul dengan buruh bangunan yang berjumlah 61.976

orang, hal itu berlaku sama pada tahun 1986 sampai tahun 1996 meskipun

jumlahnya berbeda, seperti yang terlihat pada tabel 6 di atas. Untuk nelayan

dan petani jumlahnya sangat sedikit tentu karena Surakarta sedikit sekali

memiliki lahan untuk mata pencaharian tersebut. Buruh tentu mempunyai

pendapatan yang terbatas sehingga menyebabkan timbulnya masalah sosial

khususnya keluarga miskin sehingga tentu berdampak dengan kelangsungan

hidup atau kebahagiaan lanjut usia.

B. Masalah Lanjut Usia

1. Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

keterbatasannya, pasti akan dialami oleh seseorang bila ia panjang umur. Di

Indonesia, istilah untuk kelompok usia ini belum baku, orang memiliki

sebutan yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan istilah usia lanjut ada

pula lanjut usia atau bahkan dengan sebutan jompo. Usia tua merupakan suatu

peristiwa alamiah yang tak terhindarkan. Usia tua adalah kejadian yang pasti

akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak

bisa dihindari namun manusia dapat menghambat kejadiannya.20 Para ahli

membedakan seseorang dikategorikan berusia lanjut menjadi dua macam,

yaitu usia kronologis dan usia biologis.

20 Sri Nur Hidayati, 2005, Mengisi Hari Tua Dengan Bahagia, Yogyakarta: Pradipta, hal.

3.

Page 44: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

26

Usia kronologis dihitung dengan tahun kalender. Di Indonesia dengan

usia pensiun 56 tahun bagi Pegawai Negeri, barang kali dapat dipandang

sebagai batas seseorang mulai memasuki usia lanjut, namun dalam

perkembangan selanjutnya menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998

dinyatakan bahwa usia 60 tahun ke atas adalah yang paling layak disebut usia

lanjut, Sedangkan usia biologis adalah usia yang sebenarnya, biasanya

diterapkan kondisi pematangan jaringan sebagai indeks usia biologis.21

Berikut ini adalah definisi usia lanjut dalam buku Kesehatan Usia Lanjut

Dalam Asuhan Keperawatan karya Noorkasiani.

a. Smith dan Smith (1999), menggolongkan usia lanjut menjadi tiga yaitu:

young old (67-74 tahun), middle old (75-84 tahun) dan old-old (lebih dari

85 tahun).

b. Setyonegoro (1984), menggolongkan bahwa yang disebut usia lanjut

adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun . Selanjutnya terbagi dalam

usia 70-75 tahun, 75-80 tahun dan lebih dari 80 tahun.

c. Menurut Bab I Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 1998

tentang kesejahteraaan usia lanjut, Lansia adalah seseorang yang mencapai

usia 60 tahun ke atas.

Pada usia lanjut, terjadi penurunan kondisi fisik/biologis kondisi

psikologis serta perubahan kondisi sosial. Para lanjut usia bahkan juga

masyarakat menganggap seakan akan tugasnya sudah selesai mereka berhenti

bekerja dan semakin mengundurkan diri dalam pergaulan bermasyarakat yang

merupakan salah satu ciri fase ini. Dalam fase ini, biasanya usia lanjut

21 Noorkasiani, 2009, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Asuhan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, hal. 3.

Page 45: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

27

merenungkan hakikat hidupnya dengan lebih intensif serta mencoba

mendekatkan dirinya pada Tuhan.22

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dalam proses penuaan.

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mendefinisikan

batasan lanjut usia ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek

biologi, aspek ekonomi, aspek sosial. Secara biologis penduduk lanjut usia

adalah penduduk yang mengalami proses penuaan secara terus-menerus yang

ditandai dengan manurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya

terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini

disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta

sistem organ. Secara ekonomi, penduduk usia lanjut lebih dipandang sebagai

beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa

kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang

sampai beranggapan bahwa kehidupan masa tua itu sering kali dipersepsikan

secara negatif sebagai beban keluarga dan masyarakat.

Dari aspek sosial, penduduk usia lanjut merupakan satu kelompok

sosial sendiri. Di Negara Barat, pendududuk lanjut usia menduduki strata

dibawah penduduk usia muda. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan mereka

terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan

serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan tetapi di

Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus

dihormati warga muda.23

22 Ibid, hal. 4. 23 Ibid, hal. 39.

Page 46: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

28

2. Klasifikasi, Karakteristik dan Tipe Para Lanjut Usia

a. Klasifikasi

Para lanjut usia diklasifikasikan menjadi lima, yaitu:

1) Pralansia

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60

tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.

4) Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang dapat

menghasilkan barang atau jasa.

5) Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung

pada bantuan orang lain.24

b. Karakteristik Lansia

Para lanjut usia memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Berusia lebih dari 60 tahun sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) UU No. 13

tentang Kesehatan.

2) Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit,

dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual serta dari kondisi adaptif

hingga kondisi maladaptif.

24 Mia Fatma Ekasari, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba

Medika, hal. 33.

Page 47: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

29

3) Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

c. Tipe Lansia

Beberapa tipe pada lanjut usia bergantung pada karakter, pengalaman

hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe

tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Tipe arif dan bijaksana

Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan

zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,

dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.

2) Tipe mandiri

Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari

pekerjaan, bergaul dengan teman dan memenuhi undangan.

3) Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proes penuaan sehingga menjadi pemarah,

tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak

menuntut.

4) Tipe pasrah.

Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan

melakukan pekerjaan apa saja.

5) Tipe bingung

Kaget kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal,

pasif, dan acuh tak acuh.

Tipe lain dari lanjut usia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe

dependen (kebergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militan dan serius,

Page 48: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

30

tipe pemarah (kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta

putus asa (benci pada diri sendiri).25

Dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan

kemampuan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, para lanjut usia dapat

digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia

mandiri dengan bantuan secara tidak langsung, lansia dengan bantuan badan

sosial, lansia di panti wredha, lansia yang dirawat di rumah sakit dan lansia

dengan gangguan mental.26

3. Permasalahan Yang Dialami Para Lanjut Usia

Proses biologis baik yang sifatnya menua normal maupun karena

penyakit, akan mempunyai dampak kemunduran atau disfungsi pada sistem

dan sub sistem organ tubuh manusia.27

Proses penuaan fisik berlangsung sejak lahir dengan kecepatan berbeda

dan masing-masing individu dan tiap-tiap organ tubuh. Kuantitas dan kualitas

disfungsi tiap organ akan saling berpengaruh pada sistem dan struktur lainnya.

Untuk dapat meningkatkan kualitas hidup sehingga berprestasi di masa tua,

perlu diketahui permasalahan yang dialami usia lanjut diantaranya:

a. Kondisi mental

Secara psikologis, umumnya pada usia lanjut terdapat penurunan baik

secara kognitif maupun psikomotor. Contohnya, penurunan pamahaman

dalam menerima permasalahan dan kelambanan dalam bertindak.

25 Catur dan Sugiyanto, 1993, Pola Pengobatan Penyakit Penduduk Usia Lanjut, Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta, hal. 24.

26 Ibid, hal. 34. 27 Sri Nur Hidayati, 2005, Mengisi Hari Tua Dengan Bahagia, Yogyakarta: Pradipta, hal.

12.

Page 49: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

31

b. Keterasingan

Terjadi penurunan kemampuan pada individu dalam mendengar, melihat

dan aktivitas lainnya, sehingga merasa tersisih dalam masyarakat

c. Post power syndrome

Kondisi ini terjadi pada seseorang yang semula mempunyai jabatan pada

masa aktif bekerja. Setelah berhenti bekerja, merasa ada sesuatu yang

hilang dalam kehidupannya.

d. Masalah penyakit

Selain karena proses fisiologis yang menuju ke arah degeneratif, juga

banyak ditemukan gangguan pada usia lanjut. Antara lain infeksi, jantung

dan pembuluh darah, kurang gizi, penyakit syaraf serta gangguan jiwa

terutama depresi dan kecemasan. Masalah penyakit merupakan masalah

yang sangat sering atau merupakan pokok dari permasalahan yang paling

sering di alami oleh lanjut usia. Berbagai macam penyakit ketuaan serta

ketidakmampuan fisik dan mental yang prima untuk menjadi sumber daya

manusia yang optimal. Menjadi tua adalah proses alamiah yang biasanya

disertai perubahan kemunduran fungsi dan kemampuan sistem yang ada di

dalam tubuh sehingga terjadi penyakit degeneratif.28

e. Masalah ekonomi

Penerimaan atau pendapatan pada usia lanjut tidak seperti pada masa

produktif, sehingga masalah ekonomi merupakan salah satu masalah yang

perlu dipahami.

28 Ibid, hal. 8-9.

Page 50: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

32

4. Masalah Kesehatan Jiwa Pada Lanjut Usia

Proses menua yang dialami oleh para lanjut usia menyebabkan mereka

mengalami berbagai macam perasaan sedih, cemas, kesepian dan mudah

tersinggung. Perasaan tersebut merupakan masalah kesehatan jiwa yang terjadi

pada para lanjut usia. Masalah gangguan kesehatan jiwa mulai dialami oleh

golongan lanjut usia pada saat mereka mulai merasakan adanya tanda-tanda

terjadinya proses penuaan pada dirinya.29

Jika lanjut usia mengalami masalah gangguan jiwa, maka kondisi

tersebut dapat mengganggu kegiatan sehari-hari para lanjut usia. Mencegah

dan merawat lanjut usia dengan masalah kesehatan jiwa adalah hal yang

sangat penting dalam upaya mendorong mereka unutk bahagia dan sejahtera di

dalam keluarga dan masyarakat. Kondisi mental yang sehat dan aktif pada

masa tua dibutuhkan pemeliharaan yang berlanjut untuk mempertahankan

daya pikirnya dan mencegah dari perasaan cemas dan depresi. Oleh karena itu,

mempertahankan kesehatan jiwa yang optimal merupakan bagian penting

dalam mencapai masa tua yang sehat dan bahagia.30

Masalah Kesehatan yang timbul pada lanjut usia meliputi kecemasan,

depresi, insomnia, paranoid, dan demensia.

a. Kecemasan

Gejala-gejala kecemasan yang dialami oleh lanjut usia adalah sebagai

berikut.

29 Mia Fatma Ekasari, op. cit, hal. 67. 30 Dharianti, 2001, Karakteristik Penduduk Lansia Yang Memanfaatkan Sarana

Kesehatan Di Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta: UGM Press, hal. 32.

Page 51: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

33

1) Perasaaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang akan

terjadi.

2) Sulit tidur sepanjang malam.

3) Rasa tegang dan cepat marah.

4) Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau khawatir terhadap penyakit

yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak

mereka derita.

5) Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan atau mudah panik.

Tindakan untuk mengatasi kecemasan pada lanjut usia adalah sebagai

berikut.

1) Cobalah untuk mendapatkan dukungan keluarga dengan rasa kasih sayang.

2) Bicaralah tentang rasa khawatir lanjut usia dan cobalah untuk menentukan

penyebab yang mendasar.

3) Beri dukungan dan semangat agar lajut usia tidak merasa merasakan hal

tersebut sendirian.

4) Konsultasikan dengan dokter agar bila kondisi lanjut usia semakin parah.31

b. Depresi

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling sering

didapatkan pada lanjut usia. Gejala-gejala dari depresi diantaranya.

1) Sering mengalami gangguan tidur atau sering terbangun sangat pagi yang

bukan merupakan kebiasaannya sehari-hari.

2) Sering kelelahan, lemas, dan kurang dapat menikmati kehidupan sehari-

hari

31 Darmojo, 2004, Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut, Jakarta: Balai Penerbit FKUI,

hal. 17.

Page 52: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

34

3) Cepat sekali marah dan atau tersinggung serta konsentrasi kurang.

4) Pada pembicaraan sering sekali disertai topik yang berhubungan dengan

rasa pesimis atau rasa putus asa

5) Kadang-kadang dalam pembicaraannya ada kecenderungan untuk bunuh

diri.

Depresi dapat timbul secara spontan ataupun sebagai reaksi terhadap

perubahan-perubahan dalam kehidupan, Misalnya cacat fisik atau mental

seperti stroke sehingga menjadi sangat bergantung pada orang lain, suasana

duka cita atau meninggalnya pasangan hidup.

c. Insomnia

Kebiasaan atau pola tidur lanjut usia dapat berubah, yang terkadang

dapat mengganggu kenyamanan anggota kelurga lain yang tinggal serumah.

Perubahan pola tidur dapat berupa tidak bisa tidur sepanjang malam dan

sering terbangun pada malam hari, sehingga lanjut usia sering melakukan

kegiatannya pada malam hari.32 Penyebab Insomnia pada lanjut usia adalah

sebagai berikut:

1) Kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka

masih semangat sepanjang malam.

2) Gangguan cemas dan depresi sehingga tidak bisa tidur.

3) Tempat tidur atau suasana yang kurang nyaman di dalam kamar.

4) Dapat juga disebabkan karena suatu penyakit misalnya gangguan infeksi

saluran kemih.

d. Paranoid

32 Noorkasiani, 2009, Kesehatan Usia Lanjut Dengan Asuhan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika, hal. 97.

Page 53: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

35

Lanjut usia terkadang merasa bahwa ada orang yang mengancam

mereka, membicarakan, serta berkomplot ingin melukai atau mencuri barang

miliknya. Bila kondisi ini berlangsung lama dan tidak ada dasarnya, hal ini

merupakan kondisi yang disebut Paranoid.33 Gejala-gejala Paranoid di

antaranya:

1) Perasaan curiga dan memusuhi anggota keluarga, teman-teman atau orang

disekelilingnya.

2) Lupa akan barang-barang yang disimpannya kemudian menuduh orang-

orang disekelilingnya mencuri atau menyembunyikan barang miliknya

3) Paranoid dapat merupakan akumulasi dari masalah lain seperti depresi dan

rasa marah yang ditahan.

Tindakan yang dapat dilakukan pada lanjut usia dengan paranoid

adalah memberikan rasa aman dan mengurangi rasa curiga dengan

memberikan alasan yang jelas dalam setiap kegiatan. Konsultasikan dengan

dokter apabila gejala tersebut bertambah berat.

e. Demensia.

Demensia merupakan gangguan mental yang berlangsung lambat dan

serius yang disebabkan oleh kerusakan organic jaringan otak. Gejala dimensi

diantaranya:

1) Meningkatnya kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.

2) Sering lupa akan kejadian-kejadian yang dialami, dalam keadaan yang

semakin berat, nama orang atau keluarga dapat dilupakan.

3) Sifat dan perilaku berubah menjadi keras kepala dan cepat marah

33 Ibid, hal 57.

Page 54: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

36

4) Menjadi depresi dan menangis tanpa alasan yang jelas.

Tindakan yang dapat dilakukan pada lanjut usia dengan dimensia

adalah sebagai berikut.

1) Evaluasi secara cermat kemampuan yang maksimal dari lanjut usia dalm

melaksanakan kegiatan sehari-hari kemudian dapat ditentukan jenis

perawatan yang dibutuhkan.

2) Bantu daya pengenalan terhadap waktu, tempat, dan orang dengan sering

mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan kejadian dan hal

yang pernah terjadi.34

5. Pembinaan Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia Dalam Keluarga.

Salah satu budaya bangsa yang dapat kita simak adalah masyarakat

Indonesia sangat menghargai orang tua. Oleh karena itu, keluarga umumnya

merasa mempunyai kewajiban moril yang sangat luhur untuk tetap

memelihara orang tua dalam lingkungan keluarganya.35

Di samping itu, menyadari kecenderungan sosial yang sedang

berkembang di Indonesia, maka perlu mulai diajarkan upaya sosialisasi nilai-

nilai kepada keluarga Indonesia pada masa kini. Untuk itu perlu merangkum

pengalaman-pengalaman pembinaan kesejahteraan penduduk usia lanjut,

memperkenalkannya kepada para keluarga muda dan mengharapkan mereka

memberikan penghargaan yang semestinya. Pengalaman tersebut kemudian

dituangkan dalam pesan-pesan bagi keluarga-keluarga yang mempunyai

anggota berusia lanjut serta bagi keluarga muda pada umumnya sebagai

34 Mia Fatma Ekasari, op. cit, hal. 72. 35 Widjojo Soetedjo, 1995. Pengelolaan Lanjut Usia Sebagai Bagian Upaya Peningkatan

Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, hal. 5.

Page 55: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

37

persiapan menghadapi hari tua. Hal ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan

lanjut usia melalui kepedulian dan peran serta keluarga dalam mewujudkan

kualitas lanjut usia yang sehat, mandiri, produktif, bermanfaat bagi lingkungan

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal-hal yang perlu diperhatikan

diantaranya:

a. Meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab setiap keluarga untuk

menciptakan situasi yang kondusif bagi kehidupan lanjut usia dan

merawatnya jika memerlukannya.

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

lanjut usia guna meningkatkan harkat dan martabat para lanjut usia di

dalam keluarga dan masyarakat.

c. Mengembangkan potensi lanjut usia agar menjadi sunber daya manusia

yang bermanfaat bagi pembangunan.

d. Mengembangkan kerjasama berbagai instansi pemerintah dan swasta

dalam pembangunan keluarga lanjut usia.

e. Melembagakan kegiatan-kegiatan dukungan lanjut usia oleh keluarga

melalui institusi masyarakat yang ada.36

Penduduk usia lanjut pada umumnya telah mencicipi pahit manisnya

kehidupan dengan banyak pengalaman, keahlian, dan kearifan yang dapat

dijadikan cermin untuk tauladan dan tuntutan kehidupan kita sehari-hari.

Kepada generasi muda nilai-nilai keteladanan generasi tua itu perlu terus

ditanamkan seperti nasionalisme dan kepeloporan, agar generasi selanjutnya

dapat terus membangun negeri tercinta ini.

36 Ibid, hal. 8.

Page 56: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

38

Kehidupan penduduk lanjut usia pada umumnya juga ditandai dengan

kehidupan spiritual yang semakin kental. Pada umumnya orientasi hidupnya

makin mengarah pada hubungan dirinya dengan Tuhan Yang Maha Esa dan

pendalaman keagaman yang dianutnya. Upaya ini perlu didukung oleh

anggota keluarga lainnya dan masyarakat pada umumnya. Kehidupan

semacam ini sekaligus dapat dikaitkan dengan perhatian kita untuk

memberikan pembekalan kepada anak-anak kita semenjak dini.

Disamping itu, tidak sedikit penduduk lanjut usia yang masih

mempunyai kesegaran jasmani dan kesehatan yang cukup baik. Mereka masih

mampu melakukan kegiatan-kegiatan produktif. Bagi keluarga yang masih

berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah, maka kehormatan itu

sekaligus akan menolong untuk mengurangi beban ekonomi yang harus

ditanggung oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, diperlukan iklim

bermasyarakat yang mendukung penduduk lanjut usia untuk terus berkarya

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya.37

Di lingkungan masyarakat, perlu disediakan pelayanan dan sarana

yang memadai untuk mempermudah dan memperingan kehidupan sehari-hari

penduduk usia lanjut. Sedangkan di lingkungan keluarga, perlu ditumbuh

kembangkan kepedulian dan aspirasi anggota keluarga agar dapat hidup

nyaman dan damai bila memang harus tinggal bersama orang tuanya yang

telah memasuki usia lanjut.38

37 “Lansia Tetap Produktif Di Usia Tua”, dalam Pikiran Rakyat, 01 Juni 2004 38 Widjojo Soetedjo, op cit, hal. 7.

Page 57: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

39

BAB III

PERKEMBANGAN PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI

SURAKARTA TAHUN 1977-1999

A. Letak Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu Negara

dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula

harapan hidup penduduknya. Diproyeksikan harapan hidup orang Indonesia

dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000. Perlahan namun pasti masalah

lanjut usia mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal ini

merupakan konsekuensi logis terhadap berhasilnya pembangunan, yaitu

bertambahnya usia harapan hidup dan banyaknya jumlah lanjut usia di

Indonesia.39

Meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia

harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama

ini, maka mereka yang memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan perlu

diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraann

penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan mentalnya sudah tidak

memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lanjut usia

perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.40

39 Mia Fatma Ekasari, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba

Medika, hal. 10. 40 Ibid, hal 12.

Page 58: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

40

Di Surakarta sebagai realisasi usaha untuk memperhatikan dan

membina para lanjut usia maka didirikan Panti Wredha Dharma Bhakti yang

dulunya pada masa kasunanan terkenal dengan nama “Wangkung” yaitu

tempat untuk penampungan orang-orang yang menglami permasalahan sosial.

Panti Wredha Dharma Bhakti bertujuan untuk menampung, merawat, dan

pelayanan terhadap para lajut usia, sehingga mereka dapat menikmati hari

tuanya dengan rasa aman dan tenteram lahir batinnya. Panti tersebut juga

bertujuan untuk mencegah timbul, berkembang dan meluasnya permasalahan

sosial dalam kehidupan masyarakat.41

Lokasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terletak di Kalurahan

Pajang, Kecamatan Laweyan tepatnya di Jalan Dr. Radjiman No. 620

Kotamadya Surakarta. Panti Wredha Dharma Bhakti didirikan di atas tanah

seluas 3.500 m2 dengan status tanah milik Negara. Letak Panti Wredha

Dharma Bhakti sangat strategis yakni tepat di pinggir Jalan Dr. Radjiman dan

dekat dengan pasar jongke sehingga mudah dijangkau dengan sarana

transportasi yang ada. Lokasi panti berbatasan dengan:

1. Sebelah timur : berbatasan dengan pasar Jongke.

2. Sebelah barat : berbatasan dengan Panti Sosial Bhakti Candrasa.

3. Sebelah utara : berbatasan dengan rumah penduduk.

4. Sebelah selatan : berbatasan dengan Jalan Dr. Radjiman.

B. Latar Belakang Berdirinya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

41 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 59: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

41

Pada mulanya, lokasi di tempat didirikannya Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta dikenal oleh masyarakat dengan sebutan “Wangkung”.

Tempat tersebut sebagai tempat penampungan bagi orang-orang yang

mengalami masalah sosial seperti: gelandangan, pengemis, orang lanjut usia,

anak-anak nakal termasuk wanita tuna susila.

Pada tahun 1942 kewenangan Keraton dialihkan ke Pemerintah Kota

Surakarta dalam hal ini Dinas Sosial yang dinamakan “Panti Karya Pamardi

Karya” yang berfungsi untuk menampung orang-orang gelandangan dan lanjut

usia.42 Sekarang tempat tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu untuk lanjut

usia Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, untuk penyadang tuna netra

Panti Bhakti Chandrasa, dan untuk wanita tuna susila Panti Karya Wanita

Utama.

Pada awal berdiri tahun 1942, Panti Karya Pamardi Karya mempunyai

lahan yang sangat luas, kurang lebih 15 Hektar. Pasar Jongke dan pom bensin

serta terminal angkutan yang berada di sebelah timur panti dulunya

merupakan lahan milik panti, bahkan di sebelah utara panti dahulunya juga

merupakan lahan panti yang terdapat makam bagi lanjut usia yang meninggal.

Namun sekarang lahan tersebut sudah berubah fungsi sebagai pemukiman,

pasar dan terminal bagi angkutan umum.43 Berdasarkan Surat Perintah Dinas

Sosial Provinsi Jawa Tengah tertanggal 3 September 1977, Pamardi Karya

berubah nama menjadi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Panti ini

berada di bawah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta.

42 Berkas Tentang Peraturan Rumah Pamardi Karyo Wangkung Th 1940, Koleksi:

Reksopustaka Mangkunegaran. 43 Wawancara dengan Suryanto, tanggal 8 April 2010.

Page 60: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

42

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta mempunyai fungsi dan tujuan antara

lain:

1. Fungsi

a. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan bagi usia lanjut terlantar,

dengan sistem penyantunan di dalam Panti.

b. Sebagai pusat informasi kesejahteraan sosial.

c. Sebagai pusat pengembangan usaha kesejahteraan sosial.

2. Tujuan

a. Dapat terpenuhinya kebutuhan hidup para lanjut usia atau jompo

terlantar, sehingga mereka dapat menikmati hari tuanya dengan

meliputi rasa ketentraman lahir dan batin.

b. Mencegah timbul dan berkembangnya masalah sosial dalam

masyarakat.

c. Menciptakan kehidupan sosial klien agar mereka mempunyai rasa

harga diri dan percaya diri, sehingga mampu melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar.

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berusaha melaksanakan

pembinaan terhadap klien sesuai dengan fungsi dan tujuan di atas. Para lanjut

usia di dalam panti mendapat pembinaan dan kehidupan yang lebih layak dari

pada mereka hidup tidak nyaman di dalam keluarga mereka sendiri maupun

terlantar di jalanan. Selama di dalam panti para lanjut usia juga tidak perlu

khawatir untuk mendapatkan sandang pangan dan papan untuk kehidupannya,

karena pihak panti sudah memenuhi kebutuhan tersebut sesuai dengan

Page 61: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

43

fungsinya sebagai pusat kesejahteraan sosial. Namun dalam pelaksanaan

pembinaan tentu banyak hambatan yang dihadapi, misalnya sulitnya mengatur

lanjut usia untuk dibina dalam kesehariannya. Untuk itu diperlukan kerjasama

yang baik antara pihak panti dengan klien dan juga dengan keluarga maupun

masyarakat pada umumnya agar panti dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik. Dari fungsi dan tujuan di atas, Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta berusaha memberikan kesejahteraan sosial terhadap para

lanjut usia, menciptakan para lanjut usia dengan hidup sejahtera aman dan

tenteram dan mempersiapkan untuk kebahagiaan hidup bagi lanjut usia baik

lahir maupun batin.

C. Strategi Meraih Klien

Banyak cara Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta untuk

mendapatkan klien (orang yang mendapatkan pelayanan pembinaan). Ada tiga

cara yang biasa ditempuh untuk mendapatkan klien, yaitu:

1. Melalui operasi atau razia yang dilakukan di jalan raya atas kerjasama

dengan Dinas Kebersihan Kota, Kepolisian, Satpol PP.

2. Penyerahan para lanjut usia dari pihak keluarga kepada panti.

3. Para lanjut usia tersebut datang atas kemauan sendiri ke panti.

Operasi tertib atau razia dilakukan untuk menangkap para

gelandangan, anak jalanan, preman maupun jompo terlantar yang berkeliaran

di jalanan sehingga terkesan bahwa para lanjut usia tersebut dipaksa untuk

dibina di dalam panti, karena menurut pandangan mereka pemerintah

mengekang kebebasan mereka untuk hidup bebas. Hal ini sering menimbulkan

Page 62: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

44

keinginan dari penghuni panti untuk melarikan diri dari dalam panti. Berbeda

dengan klien yang datang sendiri maupun diantar oleh pihak keluarga,

kebanyakan mereka mampu mengikuti pembinaan yang dilaksanakan di panti

meskipun dengan penyesuaian secara perlahan-lahan..

Mengatasi tingkah laku dari klien hasil razia di jalanan, selain dengan

adanya penjagaan ketat oleh petugas keamanan panti, pihak panti juga

menerapkan pendekatan kekeluargaan, sehingga dalam kesehariannya pegawai

panti selalu berhubungan dan berusaha untuk mengetahui latar belakang atau

keinginan mereka untuk dapat hidup bahagia di usia senja. Namun pada

dasarnya para lanjut usia tersebut di atas mempunyai keinginan untuk dapat

hidup bahagia, sehingga mereka akhirnya mengikuti dengan baik berbagai

pembinaan yang dilakukan di dalam panti.

D. Kriteria Klien Masuk Panti

Pada dasarnya kriteria menjadi klien tidak terdapat syarat yang sulit.

Adapun beberapa kriteria yang telah ditetapkan bagi klien agar dapat diterima

sebagai klien, diantaranya:

1. Orang lanjut usia atau jompo pria maupun wanita minimal berusia 60

tahun.

2. Surat keterangan dari Kalurahan diketahui Camat yang menerangkan

bahwa penduduk setempat dan keluarga tidak mampu.

3. Surat keterangan kesehatan dari dokter.

4. Surat rekomendasi dari Dinas Sosial tempat lanjut usia tinggal.

5. Pas photo 4 x 6 sebanyak 3 lembar.

Page 63: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

45

6. Mentaati segala peraturan dan tata tertib Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta.

Dari kriteria di atas, dapat dilihat bahwa pemilihan atau penerimaan

klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta tidak terlalu sulit. Hanya

dengan memenuhi syarat-syarat tersebut di atas maka klien akan dapat

diterima sebagai klien binaan panti.44

E. Sarana dan Prasarana Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Selain letaknya yang sangat strategis, Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta juga didukung sarana dan prasarana yang memadai. Pembangunan

sarana dan prasarana yang ada di panti dilakukan oleh pemerintah daerah

maupun masyarakat yang tinggal di sekitar panti. Sarana dan prasarana yang

terdapat di panti diantaranya:

1. Luas tanah panti kurang lebih 3.500 m2.

2. Luas tanah makam khusus panti kurang lebih 2.600 m2, yang terletak

di wilayah Desa Makam Haji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten

Sukoharjo.45

3. Sarana panti: Asrama klien sebanyak 30 ruangan, aula 1 buah, kantor 1

buah, masjid 1 buah dan rumah dinas bagi kepala dan sebagian

pegawai panti.

4. Perlengkapan asrama terdiri dari kelengkapan tempat tidur klien,

penerangan listrik, air minum PDAM, alat masak dengan kompor gas.

44 Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997. 45 Berdasarkan Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sukoharjo No: 596/3446/1988

Tentang Rekomendasi dan Lokasi Tanah Seluas 2600 m2 Untuk Kuburan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Page 64: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

46

5. Asrama dikelompokkan menjadi 7 kelompok masing-masing

kelompok dibimbing oleh petugas panti.

6. Fasilitas hiburan yang ada adalah televisi 5 buah dan radio tape 2

buah.46

F. Kepemimpinan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Kepemimpinan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dipegang

oleh seorang Kepala Panti. Antara tahun 1977-2000 di panti ini sudah

mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak tiga kali. Kepala Panti

mempunyai peranan penting karena merekalah yang menjadi ujung tombak

dalam tumbuh dan berkembangnya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.47

Kepemimpinan yang berwibawa akan membawa keberhasilan yang

diharapakan, namun sebaliknya jika kepemimpinan kurang berwibawa maka

akan mengakibatkan panti kurang berhasil pula. Di dalam memimpin panti ini,

para Kepala Panti mempunyai program-program yang dilaksanakan beserta

para pegawainya demi keberhasilan panti ini sendiri untuk kedepannya.

1. Sunarko 1977-1983

Masa Kepemimpinan Sunarko berperan besar dalam pendirian Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Sunarko bekerja sebagai petugas sosial

Kecamatan di Laweyan yang beralamat di sondakan sangat memperhatikan

kesejahteraan sosial masyarakat Surakarta. Sunarko juga bertugas sebagai

pembina di Wangkung yang pada saat itu masih belum fokus mengurusi orang

lanjut usia. Setelah turun Surat Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah tertanggal

46 Wawancara dengan Suryanto, tanggal 8 April 2010. 47 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 25 Maret 2010.

Page 65: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

47

3 September 1977 yang berisi tentang pendirian tempat untuk menampung

lanjut usia dengan nama Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta tersebut

barulah beliau diserahi tugas untuk memimpin panti tersebut mulai tahun

1977.

Dalam masa awal kepemimpinannya keadaan panti masih sangat

memprihatinkan, sistem pelayanan dan fasilitas dan prasaran yang ada masih

belum memadai mengingat pada saat itu panti masih dikelola oleh Dinas

Sosial Tingkat Provinsi. Keadaan klien pada saat itu masih memprihatinkan,

mereka makan seadanya dan tidur seadanya bahkan hanya beralaskan tikar.

Sistem pengawasannya pun masih sangat sulit, sehingga masih banyak lanjut

usia yang melarikan diri mengingat lingkungan tersebut belum dikelola

dengan baik. Jadi perlu dicatat bahwa pada kepemimpina beliau ini merupakan

awal penyelenggaraan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

2. Suradi 1983-1986

Di bawah Kepemimpinan Suradi meskipun hanya dalam waktu singkat

yaitu tiga tahun, memang perkembangan panti tidak mengalami kemajuan

yang signifikan. Namun dibanding kepemimpinan sebelumnya struktur

organisasi dan tata kerja di panti sudah mengalami kemajuan, para klien pun

sebagian sudah mulai ditata sedemikianrupa sehingga mereka dapat mengikuti

program panti dengan baik.

3. Tugimin S.E 1986-2008

Tugimin S.E awalnya bekerja sebagai Kepala Sub Dinas Sosial

Surakarta di bagian orang cacat. Dalam kepemimpinan beliau ini

perkembangan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berkembang sangat

Page 66: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

48

pesat. Masa kepemimpinan beliau diawali dengan program pambagian sistem

kerja pegawai panti dan juga sistem pembinaan terhadap para klien. Setelah

itu beliau rajin mengikuti pertemuan yang diadakan Dinas Sosial Tingkat

Provinsi Jawa Tengah yang mempertemukan sebanyak 8 Panti Jompo Negeri

yang dikelola Pemerintah Provinsi.

Dalam pertemuan tersebut selalu berdiskusi mengenai perkembangan

panti di beberapa wilayah sehingga beliau mempunyai gagasan untuk

membuat panti ini menjadi lebih baik untuk kedepannya. Pembangunan mulai

banyak dilakukan dalam era kepemimpinan beliau. Kamar-kamar klien mulai

diperbanyak sehingga daya tampung panti semakin meningkat. Apalagi

setelah terbitnya Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 tentang

pembentukan susunan organisasi dan tata kerja Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta, pembangunan semakin gencar dilakukan, hal ini mengingat panti

ini mulai dikelola oleh Pemerintah Kota meskipun dalam pendanaan juga

Pemerintah Provinsi juga masih membantu. Bahkan pada tahun 2000 yang

sebelumnya kapasitas panti hanya mencapai 65 orang kini sudah mampu

menampung 95 klien, serta kamar-kamar sudah dikeramik dan sarana sudah

lengkap, misalnya masing-masing klien tidur dengan masing-masing satu

ranjang, televisi dan radio sudah bertambah. Pada intinya semua Kapala Panti

dan pegawai panti mempunyai jiwa sosial yang sangat kuat serta memiliki

jiwa pengabdian kepada masyarakat dalam pembinaan kepada para lanjut

usia.48

48 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010.

Page 67: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

49

G. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta.

1. Struktur Organisasi di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Organisasi yang semakin kompleks dalam tugas dan kegiatan maupun

pelaksanaan membutuhkan spesialisasi tugas untuk mencapai hasil yang

optimal secara efisien. Hal ini didasarkan pada birokrasi organisasi dan

kedisiplinan dalam kegiatan berorganisasi.

Adapun bagan Struktur Organisasi Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta sebagaimana yang tercantum dalam Keputusan Walikota No.

061.1/017/I/1993 Tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagai berikut:49

49 Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Kepala Panti

Kepala Sub. Bagian Tata Usaha

Ur. Identifikasi

Tenaga Panti 1. Juru Masak 2. Juru Kebersihan 3. Juru Cuci

Ur. Keperawatan

Ur. Administrasi

Ur. Pendidikan

Ur. Kesehatan

Ur. Gudang

Page 68: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

50

Kepala panti membawahi jabatan yang berada di bawahnya, urusan

identifikasi, urusan administrasi dan urusan perawatan masih berada di bawah

Kepala Sub Bagian Tata Usaha. Selain membawahi urusan identifikasi, urusan

administrasi dan urusan keperawatan, Kepala Sub Bagian Tata Usaha juga

mengkoordinir urusan keuangan, pendidikan, urusan kesehatan dan juga

urusan gudang. Di dalam panti juga terdapat tenaga panti yang bertugas

sebagai juru masak, juru pembersih, dan juru cuci.

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

a. Kepala Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

Tugas pokok: Sebagai pelaksana kegiatan tehnis operasional atau

kegiatan tehnis penunjang Dinas di bidang penerimaan, pengasuhan atau

pendidikan, palayanan, penempatan dan pembinaan lanjut kepada klien

sehingga memberikan pelayanan kesejahteraan sosial baik jasmani rohani

maupun sosial terhadap para lanjut usia terlantar agar merasa nyaman, aman,

tenteram untuk menghadapi hari tua.

Adapun fungsi dari Kepala Panti, yaitu: Menyelenggarakan dan

mempertanggung jawabkan urusan rumah tangga di Panti Wredha, membina

dan merawat para klien untuk memperoleh rasa sejahtera, menyelenggarakan

urusan tata usaha Panti Wredha, sebagai pelaksana kebijakan tehnis

operasional panti, mengevaluasi tugas-tugas bawahannya, mempertanggung

jawabkan semua kegiatan kepada atasan atau Kepala Dinas, mempertanggung

Page 69: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

51

jawabkan semua kegiatan kelompok fungsional, melaksanakan kebijaksanaan

tehnis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

b. Kepala Sub. Bagian Tata Usaha

Tugas Pokok: Menyiapkan program-program kerja Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta, meliputi: kepegawaian, keuangan, ketata usahaan,

rumah tangga dan perlengkapan.

Adapun fungsi dari Kepala Sub. Bagian Tata Usaha, yaitu:

memberikan tugas-tugas kepada staf panti, mengevaluasi semua kegiatan

yang dilaksanakan oleh staf panti, memberikan laporan semua kegiatan

kepada Kepala panti, menyiapkan semua leporan kegiatan kepada atasan atau

Kepala Dinas, mengkoordinir semua kegiatan kelompok jabatan fungsional,

melaksanakan kebijaksanaan tehnis yang ditetapkan oleh Kepala panti,

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Panti.

Selain fungsi tersebut, Kepala Sub. Bagian Tata Usaha juga

mengkoordinir kegiatan panti, meliputi:

1) Urusan Administrasi

Fungsi Urusan Administrasi, yaitu: Mencatat keluar masuk surat.

pengelolaan data dan grafik kegiatan panti, mengurusi kepegawaian meliputi

usulan kepangkatan semua kepegawaian, membuat laporan kegiatan kepada

atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala panti.

2) Urusan Keuangan atau Bendahara.

Fungsi Urusan Keuangan dan Bendahara, yaitu: Menyimpan dan

mengeluarkan uang, mengelola administrasi keuangan, membuat laporan

kegiatan keuangan setiap bulan kepada atasan, menyimpan arsip dan

Page 70: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

52

peraturan-peraturan keuangan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan

oleh Kepala panti.

3) Urusan Identifikasi

Fungsi Urusan Identifikasi, yaitu: Menyiapkan pendataan klien,

menyeleksi calon klien, memberikan motifasi atau penerangan keluarga dan

calon klien, mencatat latar belakang dan permasalahan penghidupan klien,

melaporkan semua kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain

yang diberikan oleh Kepala panti.

4) Urusan Pendidikan

Fungsi Urusan Pendidikan, yaitu: Memberikan pembinaan dan

ketrampilan praktis sesuai dengan kondisi kesehatan, memberikan bimbingan

dan motifasi kearah tingkah laku dan mental spiritual klien, mengadakan

kontak dan kerjasama dengan lembaga sosial lain dalam rangka pelayanan

kesejahteraan klien, membuat laporan semua kegiatan pada atasan,

melakasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

5) Urusan Rumah Tangga

Fungsi Urusan Rumah Tangga, yaitu: Merencanakan kebutuhan rumah

tangga baik sarana maupun prasarana, menyiapkan dan mengatur penyajian

makanan bagi klien panti, bertanggung jawab peralatan dapur dan makan bagi

klien panti, bertanggung jawab kebersihan dapur panti, memberikan laporan

semua kegiatan kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan

oleh Kepala panti.

6) Urusan Kesehatan

Page 71: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

53

Fungsi Urusan Kesehatan, yaitu: Melayani kesehatan bagi klien,

bertanggung jawab balai pengobatan di panti meliputi penyediaan dan

penggunaan obat-obatan di balai pengobatan panti, penanggung jawab upacara

dalam rangka penguburan klien panti, penanggung jawab pelaksanaan

kegiatan olah raga atau senam lanjut usia, membuat laporan semua kegiatan

pada atasan, melakasanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala panti.

7) Urusan Gudang

Fungsi Urusan Gudang, yaitu: Mencatat dan mengatur masuk

keluarnya barang di tempat penyimpanan, membuat laporan semua kegiatan

kepada atasan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

panti.

c. Tugas Pokok Tenaga Panti

1) Juru Masak

Tugas pokok Juru Masak, yaitu: Mempersiapkan makan dan minum

klien, melaksanakan penyajian makan dan minum bagi klien. Sebagai

pelaksanaan kebersihan dapur, alat masak, alat makan, dan minum bagi klien,

menjaga keharmonisan para tenaga pembantu dapur, melaksanakan tugas-

tugas lain yang diberikan oleh pegawai dan Kepala panti.

2) Juru Pembersih

Tugas pokok Juru Pembersih, yaitu: Melaksanakan kebersihan ruang

isolasi bagi klien panti, penanggung jawab kebersihan lantai, kaca asrama,

taman, dan lingkungan panti dan penanggung jawab pembuangan sampah

akhir di panti, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pegawai dan

Kepala panti.

Page 72: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

54

3) Juru Cuci

Tugas pokok Juru Cuci, yaitu: Penanggung jawab peralatan mesin cuci

di panti, pelaksana mencuci pakaian klien pada umumnya, khususnya pakaian

ruang isolasi, pelaksana mencuci barang asrama, seperti sprei dan korden, dan

melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pagawai dan Kepala

panti.50

Tabel 7.

Data Pegawai dan Karyawan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1999.

NO NAMA JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN 1 Tugimin S.E Kepala Panti III/d SI 2 Rahayu Sulistyowati Sub. Bag. TU III/c SMPS 3 Kusyanti Ur. Administrasi III/b SMEA 4 Sri Dayanti Ur. Rumah Tangga III/b SMPS 5 Sutarni Pembantu Bendahara III/a SMEA 6 Dwi Hastuti Ur. Kesehatan III/a SMA 7 Narmi Ur. Tata Boga IIa SMEA 8 Suratno Ur. Kebersihan IIa SMA 9 Sri Rahayu Juru Cuci - SD 10 Desy Andriastuti Tenaga Komputer - SI 11 Tarni Tenaga Pembantu - SD 12 Eko Nugroho Tenaga Pembantu - SMK

Sumber Data: Data Pegawai dan Karyawan Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta Tahun 1999.

Pegawai dan karyawan yang bekerja di Panti Wredha Dharma Bhakti

pada tahun 1999 berjumlah 12 orang, di mana yang berstatus Pegawai Negeri

Sipil ada 8 orang dan 4 orang pegawai honorer. Namun di dalam

pelaksanaannya tiap-tiap pegawai atau tenaga panti dibantu oleh beberapa

50 Sekilas Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997.

Page 73: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

55

orang tenaga pembantu. Banyak pihak dari luar panti membantu dalam

pembinaan di panti, diantaranya dari Puskesmas setempat dan juga dari pihak

masjid maupun gereja yang membantu kegiatan dalam bidang keagamaan.51

H. Gambaran Klien di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

1. Latar Belakang Umur Klien.

Klien yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti merupakan para

lanjut usia yang umurnya berada di atas 60 tahun. Melihat umur tersebut tentu

sangat memprihatinkan, karena pada umur tersebut manusia sudah cenderung

tidak produktif lagi dalam bekerja maupun beraktifitas. Lanjut usia

sewajarnya lebih banyak mendapat kasih sayang dari anak dan keluarganya

agar mereka dapat menikmati masa tuanya, namun karena berbagai kondisi

mereka terpaksa hidup di dalam panti.52

Tabel 8.

Data Umur Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 1979-1999.

TAHUN UMUR

60-69 Tahun

70-79 Tahun

80-89 Tahun

90-100 Tahun

1979 26 19 13 2

1986 36 23 5 1

1996 33 45 1 0

1999 36 48 6 0

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa antara tahun 1979 sampai

1999, klien yang paling banyak menghuni Panti Wredha Dharma Bhakti

51 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010. 52 Wawancara dengan Dwi Hastuti, tanggal 5 April 2010.

Page 74: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

56

Surakarta yaitu umur 60 sampai 79 tahun. Umur 90 sampai 100 tahun sangat

sedikit jumlahnya, karena rata-rata manusia jarang mencapai usia tersebut.

Pada tahun 1979 jumlah penghuni panti tercatat sekitar 60 orang, namun pada

tahun 1999 jumlahnya meningkat menjadi 90 orang lebih. Jumlah klien dari

tabel di atas terus meningkat karena daya tampung panti dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan.

2. Latar Belakang Agama Klien

Sebagian besar klien di panti adalah pemeluk agama Islam. Jumlah

pemeluk agama Islam lebih dari 96% sisanya adalah pemeluk agama Kristen

dan Katholik. Dari jumlah tersebut tingkat religi mereka terhitung tidak begitu

tinggi, dengan bimbingan keagamaan maka diharapkan mereka akan lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan mengingat juga usia mereka yang sudah

lanjut.53

Tabel 9.

Data Agama yang Dianut Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999.

TAHUN AGAMA

ISLAM KRISTEN KATHOLIK BUDHA HINDU 1979 57 1 2 0 0 1986 60 3 2 0 0 1996 72 4 3 0 0 1999 87 2 1 0 0 Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa antara tahun 1979 sampai

tahun 1999 tidak terdapat pemeluk agama Budha dan Hindu. Mayoritas dari

53 Wawancara dengan Sri Dayanti, tanggal 5 April 2010.

Page 75: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

57

klien memeluk agama Islam, dan sisanya sebagai pemeluk agama Kristen dan

Katholik.

3. Latar Belakang Pendidikan Klien

Dari data yang terdapat di panti menunjukkan tingkat pendidikan para

klien adalah buta huruf sampai SMA. Namun rata-rata pendidikan mereka

sangat rendah, hal itu tentu saja merupakan pengaruh dari tingkat ekonomi

mereka. Ekonomi mereka rendah sehingga tidak mampu membiayai sekolah

atau pendidikan mereka, bahkan di usia mereka yang lanjut mereka menikmati

masa tuanya di dalam panti yang seluruh biaya di tanggung oleh pemerintah

kota.

Tabel 10.

Data Pendidikan Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999.

TAHUN PENDIDIKAN

BUTA HURUF SD SMP SMA 1979 30 26 4 0 1986 35 20 7 3 1996 24 35 16 4 1999 32 39 13 6

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel 10 di atas pada tahun 1979 klien buta huruf 30 orang, SD 26

orang, SMP 4 orang, SMA tidak ada, angka tersebut tidak jauh berbeda

dengan tahun-tahun berikutnya. Namun pada tingkat pendidikan SD, SMP dan

SMA sudah banyak klien yang sudah mengenyam pendidikan tersebut. Dapat

dilihat bahwa banyak lanjut usia yang memiliki tingkat pendidikan yang

sangat rendah bahkan banyak yang buta huruf. Tingkat pendidikan yang

rendah tentu dipengaruhi kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu.

Page 76: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

58

5. Asal daerah Klien

Klien yang berada di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta sebagian

besar berasal dari daerah Karesidenan Surakarta. Panti Wredha Dhara Bhakti

Surakarta lebih mengutamakan para lanjut usia yang berasal dari daerah

Surakarta dan sekitarnya. Panti Wredha Dharma Bhakti merupakan panti yang

digunakan sebagai tempat menampung para lanjut usia yang terjaring razia

atau hidup menggelandang di jalanan. Pihak Kepolisian dan Dinas Sosial

selalu mengirim lanjut usia yang terjaring ke panti. Hal ini disebabkan karena

panti ini merupakan panti yang dikelola oleh Pemerintah Kota dan sama sekali

tidak dipungut biaya.54

Namun dalam operasionalnya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

tidak hanya menerima lanjut usia terlantar, namun juga menerima kiriman dari

keluarga yang kurang mampu dari berbagai daerah. Di dalam panti ini banyak

juga klien yang berasal dari luar daerah Surakarta, umumnya mereka adalah

jompo terlantar yang terjaring dalam razia. Mereka umumnya tidak tahu asal

daerah mereka dikarenakan umur mereka yang memang sudah dalam keadaan

lanjut atau tua

54 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 22 April 2010.

Page 77: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

59

Tabel 11.

Data Daerah Asal Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Tahun 1979-1999

TAHUN DAERAH

SURAKARTA SUKOHARJO KLATEN WONOGIRI SRAGEN BOYOLALI KOTA LAIN

1979 38 12 2 2 2 2 2

1986 40 8 7 4 2 2 2

1996 47 9 6 4 3 2 3

1999 56 6 9 5 4 4 6

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Tabel 11 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar klien di Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta berasal dari Surakarta dan daerah-daerah di

sekitarnya. Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satu dari

8 Panti Wredha milik pemerintah propinsi Jawa Tengah. Klien dari daerah lain

merupakan titipan dari panti milik pemerintah yang lain, karena panti-panti

tersebut memiliki kerja sama satu dengan yang lain.

Page 78: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

60

BAB IV

PEMBINAAN DI PANTI WREDHA DHARMA

BHAKTI SURAKARTA

A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

Pelaksanaan pembinaan terhadap klien berupaya memberikan suatu

pelayanan terhadap para klien dalam kehidupan sehari-hari agar mampu

mengembangkan kepercayaan diri, tangung jawab sosial dan yang paling

utama dapat menjalankan kehidupan di hari tua agar bahagia serta dapat

menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.55

Tahapan-tahapan pembinaan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta,

antara lain.

1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti terhadap Para

Klien

Di dalam kegiatan pembinaan para klien, Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta melakukan persiapan terlebih dahulu terhadap calon

klien, yang bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi klien

dalam kehidupannya, misalnya apakah para calon klien tersebut dari

keluarga tidak mampu atau merupakan jompo terlantar. Dalam proses ini

ada kegiatan yang harus dilakukan oleh Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta yang meliputi:

55 Tony Setyabudi, 1994, Manusia Lanjut Usia, Jakarta: CV. Haji Masagung, hal. 3.

Page 79: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

61

a. Orientasi dan konsultasi

Kegiatan orisntasi dan konsultasi bertujuan untuk menumbuhkan

atau mengembangkan peran aktif dari berbagai instansi, lembaga sosial,

atau organisasi sosial, tokoh masyarakat agar dapat berperan aktif dalam

bimbingan dan pembinaan terhadap klien.

b. Identifikasi

Identifikasi bertujuan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas

tentang latar belakang permasalahan klien, dengan menggunakan sumber

potensi lingkungan yang mendukung program penanganan, lokasi serta

kualitas permasalahan yang dihadapi calon klien.

c. Motivasi

Pemberian motivasi bertujuan untuk mendorong dan menumbuhkan

minat atau kemauan calon klien agar dapat mengenal dan mengikuti

program pelayanan yang diselenggarakan oleh Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta.

d. Seleksi

Seleksi ini dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan calon klien,

memilih dan mengelompokkan dengan mempelajari hasil identifikasi.

Selain itu pihak panti sosial mengetahui lebih lanjut keadaan dan

kemampuan calon klien yang akan dibina di dalam panti untuk mengikuti

program pembinaan.56

56 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 80: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

62

Dalam proses penerimaan klien yang dilakukan Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh calon klien,

antara lain sebagai berikut:

a. Orang lanjut usia atau jompo pria maupun wanita minimal berusia 60

tahun.

b. Surat keterangan dari Kalurahan diketahui Kecamatan yang menerangkan

bahwa penduduk setempat dan keluarga tidak mampu.

c. Surat keterangan kesehatan dari dokter.

d. Surat rekomendasi dari Dinas Sosial tempat lanjut usia tinggal.

e. Pas photo 4 x 6 sebanyak 3 lembar.

f. Menaati segala peraturan dan tata tertib panti wredha.57

Proses pembinaan dan rehabilitasi terhadap para lanjut usia akan lebih

efektif, dikarenakan sebelum melakukan kegiatan pembinaan pihak Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta sudah terlebih dahulu melakukan

pendekatan terhadap para calon klien, dengan demikian akan lebih mudah

untuk melakukan pembinaan lebih lanjut.58

2. Penerimaan Klien yang Dilakukan oleh Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta

Panti Wredha Dharma Bhakti dalam proses penerimaan calon klien

ada beberapa kegiatan yang dilakukan, diantaranya:

a. Registrasi

Registrasi digunakan untuk mencatat data penerimaan klien dalam

buku induk dan formulir isian penerimaan terhadap calon klien. Registrasi

57 Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997. 58 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 81: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

63

ini adalah hasil kegiatan gabungan dari Dinas Sosial, Kepolisian, Lembaga

Swadaya Masyarakat dengan berdasarkan pada surat keputusan walikota.

Misalnya hal ini dilakukan pada saat razia, dari hasil razia tersebut para

lanjut usia kemudian dibawa ke Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

untuk selanjutnya diberi pembinaan di dalam panti.59

Sebagai gambaran dapat dilihat dalam tabel data registrasi klien di

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta tahun 1999. Dari tabel tersebut

dapat diketahui bahwa klien yang tinggal di dalam Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta merupakan kiriman dari Dinas Sosial Kota yang menjalin

kerjasama dengan panti.

Tabel 12.

Data Registrasi Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 1999

NO KIRIMAN JUMLAH

1

2

3

Dinas Sosial Kota

Keluarga

Kepolisian

47

40

13

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1999.

b. Meneliti Latar Belakang Masalah Klien

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta meneliti latar belakang

masalah klien menggunakan program yang dinamakan Home Visit dengan

maksud untuk mengetahui dan menggali informasi latar belakang

kehidupan klien. Home Visit dilakukan oleh petugas panti untuk mendapat

59 Wawancara dengan Suryanto, tanggal 8 April 2010.

Page 82: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

64

informasi tentang klien dengan cara petugas panti datang ke keluarga klien

dan juga lingkungan tempat tinggal klien tersebut .60

c. Klasifikasi Kasus

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui asal usul klien, klien

tersebut didapat dari razia atau didapat dari titipan keluarga. Hal ini tentu

sangat diperlukan karena untuk program pembinaan kedepannya bila ada

pihak keluarga mau mengambil klien tersebut dapat segera diketahui dan

diambil untuk kembali ke keluarganya.

d. Dosir Warga Panti

Kegiatan ini bertujuan memisahkan antara klien yang mengalami

masalah tertentu, misalnya untuk para lanjut usia yang mengalami sakit

atau gangguan jiwa tentu mendapat perlakuan khusus. Bahkan di Panti

Wredha Dharma Bhakti terdapat beberapa ruangan isolasi yang ditujukan

untuk memisahkan para klien tersebut. Setiap ruangan atau kelas yang

dihuni klien tentu dipisahkan agar tidak terjadi permasalahan antara klien

yang satu dengan yang lain mengingat usia tua kondisi sangat labil.61

3. Pemberian Pembinaan Atau Bimbingan Terhadap Klien di Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta.

Program pembinaan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta,

selama proses penampungan merupakan satu kesatuan untuk mencapai

tujuan yakni membina klien agar dapat hidup bahagia menikmati masa

60 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010. 61 Departemen Kesehatan RI, 1993, Pedoman Manajemen Upaya Kesehatan Lanjut Usia

di Panti Wredha, Jakarta: Balai Pustaka, hal 14.

Page 83: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

65

tuanya hingga akhir hayatnya di dalam panti maupun kembali ke

keluarganya.

a. Pembinaan Fisik

Para lanjut usia tentu tidak lagi mempunyai fisik yang memadai

seperti kaum muda, hal ini tentu disadari oleh pihak panti, sehingga

dilakukan secara perlahan-lahan. Pembinaan fisik yang dilakukan di dalam

panti ditujukan untuk mengembangkan daya tahan tubuh dengan latihan-

latihan jasmani berupa olah raga atau pengetahuan agar klien menjaga,

merawat dan meningkatkan kesehatan, serta kemampuan fisik.62

b. Pembinaan Mental

Pembinaan mental merupakan usaha di Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta untuk mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab klien

baik secara mandiri maupun kelompok sehingga para klien dapat berupaya

mengatasi masalahnya serta dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma

kehidupan.

c. Pembinaan Sosial

Pembinaan ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran kearah

kerukunan dan kebersamaan hidup bermasyarakat sehingga menumbuhkan

sikap tanggung jawab sosial baik di lingkungan panti, keluarga maupun

lingkungan masyarakat apabila nanti kembali ke tengah-tengah

masyarakat.

62 Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Pengelolaan: Kegiatan Kesehatan di

Kelompok Usia Lanjut Edisi ke 2, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 21.

Page 84: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

66

d. Bimbingan Ketrampilan

Bimbingan Ketrampilan bertujuan agar klien dapat memiliki

ketrampilan. Namun di Panti Wredha Dharma Bhakti pemberian

ketrampilan hanya sebagai pengisi waktu luang saja, agar para klien tidak

merasa jenuh berada di dalam panti.

4. Metode Pelayanan Klien

Panti Wredha Dharma Bhakti mempunyai cara atau metode dalam

memberikan pelayan terhadap para klien. Petugas panti dalam

melaksanakan pembinaan kepada klien memakai metode pekerjaan sosial,

yaitu:63

a. Bimbingan Klien Secara Perseorangan

Bimbingan ini ditujukan untuk mengetahui permasalahan klien

dalam kesehariannya di dalam panti. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas

panti secara berkesinambungan dan rutin dijalani oleh setiap penghuni

panti. Bimbingan perseorangan dilakukan dengan cara petugas panti

melakukan wawancara secara langsung kepada masing-masing klien atau

dilakukan dengan empat mata. Hal ini dilakukan tentu dengan tujuan agar

klien dapat menungkapkan isi hatinya kepada petugas panti sehingga

petugas dapat mengetahui permasalahan yang dialami oleh klien.

b. Bimbingan Klien Secara Kelompok

Bimbingan ini dilakukan oleh petugas panti dengan cara

mengumpulkan para klien dan membagi mereka secara kelompok agar

mereka dapat berinteraksi satu sama lain sehingga terjadi komunikasi.

63 Departemen Kesehatan RI, 1997, Pola Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut di Panti

Wredha, Jakarta: Balai Pustaka, hal. 4.

Page 85: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

67

Dalam bimbingan ini petugas juga ikut berpartisipasi misalnya sekedar

mengajak mereka bercanda satu sama lain. Kegiatan ini memang ditujukan

agar setiap penghuni panti dapat merasakan hidup berkeluarga dan

berinteraksi satu sama lain, kegiatan ini dilakukan setiap seminggu sekali.

c. Bimbingan Klien Hidup Bermasyarakat

Bimbingan ini sangat berguna sekali bagi klien panti. Klien diajak

berinteraksi secara langsung dengan masyarakat atau lingkungan sekitar.

Klien juga dilibatkan dalam kegiatan yang dilakukan dilingkungan sekitar,

misalnya dalam kegiatan kerja bakti atau perayaan kemerdekaan Republik

Indonesia mereka ikut berbaur dengan masyarakat. Tentu saja hal ini

sangat berdampak baik sekali dalam membina para klien, mereka sebelum

menjadi klien, mereka pasti sebelumnya juga hidup dalam masyarakat

bahkan setelah hidup di dalam panti pun mereka dapat juga berinteraksi

dengan masyarakat.

5. Pelaksanaan Program-Program Pembinaan

Pembinaan terhadap para lanjut usia dalam memberikan

kesejahteraan sosial terhadap para lanjut usia titipan maupun terlatar,

menciptakan para lanjut usia dengan hidup sejahtera aman dan tentram

untuk mempersiapkan kebahagiaan hidup bagi lanjut usia baik lahir

maupun batin merupakan proyek dari Dinas Sosial Republik Indonesia.64

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan salah satu Unit

Pelaksana Tehnis (UPT) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi

64 Ibid, hal. 3.

Page 86: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

68

Kota Surakarta yang bertugas membina para lanjut usia dalam rangka

mencapai tujuan diatas.

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta menyelenggarakan berbagai

kegiatan baik yang berupa bimbingan atau pembinaan fisik, sosial,

maupun ketrampilan untuk mengisi waktu luang. Program pembinaan

tersebut diawali dengan tahap penyesuaian atau tahap adaptasi bagi klien,

baik penyesuaian dalam kehidupan panti maupun dengan klien lain. Pada

tahap dasar ini pembinaan mental sangat penting, karena merupakan dasar

atau titik awal para klien agar mampu mengikuti dan menyesuaiakan diri

dengan kondisi yang ada di dalam panti. Pembinaan mental ini

membutuhkan kesabaran, pengertian dan waktu yang cukup lama.65

Sesudah mengikuti program awal tadi, para klien mulai dibina secara

teratur. Dengan diadakannya program awal tadi, para klien diharapkan

mampu mengikuti kegiatan atau pembinaan di dalam panti dengan baik,

meskipun dalam prakteknya hal itu dilakukan secara perlahan-lahan.

Berikut ini merupakan jenis kegiatan dan pelaksanaan program kegiatan

panti.

a. Pembinaan Mental

Pembinaan mental disini meliputi pendidikan agama dan budi

pekerti. Pembinaan mental ini bertujuan untuk membentuk sikap mental

yang baik dengan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan

Yang Maha Esa. Pembinaan agama rutin dilaksanakan setiap pagi dan sore

di lingkungan panti dan ada kalanya pula pembinaan agama dilakukan

65 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010.

Page 87: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

69

diluar panti misalnya setiap hari minggu bagi penganut agama Kristen

dibawa ke Gereja Pajang.66

Kegiatan kerokhanian Islam, panti misalnya melaksanakan shalat

berjamaah, baca tulis al Qur’an dan pengajian. Di bulan puasa kerohanian

Islam melakukan kegiatan dengan cara melakukan shalat Isya dan Tarawih

berjamaah, buka bersama bahkan melaksanakan halal bihalal dengan

lingkungan sekitar panti waktu lebaran tiba. Dalam pembinaan budi

pekerti petugas panti harus senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

kepada klien setiap saat, hal ini sangat perlu dilakukan mengingat para

lanjut usia membutuhkan perhatian yang lebih dalam kehidupannya.

Kegiatan ini bisa dilakukan baik secara individu maupun kelompok.67

b. Pembinaan Diri atau Perawatan

1) Makan

Manusia dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dimulai

dari saat pembuahan, berlangsung sepanjang hidupnya. Semua proses

tersebut memerlukan zat gizi yang terkandung dalam makanan.68 Proses

penuaan dapat diperlambat apabila mempunyai tingkat kesegaran jasmani

atau asupan gizi yang baik. Faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya

gizi pada lanjut usia adalah keterbatasan ekonomi keluarga, penyakit

66 Wawancara dengan Hartoyo, tanggal 22 April 2010. 67 Wawancara dengan Salamun, tanggal 22 April 2010. 68 Departemen Kesehatan RI, 2001, Modul Pelatihan Konseling Kesehatan dan Gizi bagi

Lanjut Usia untuk Petugas Puskesmas, Jakarta: Balai Pustaka, hal.19.

Page 88: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

70

kronis, pengaruh hilangnya gigi dan kesalahan dalam pola makanan serta

menurunnya energi.69

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta merupakan milik

pemerintah, jadi segala urusan termasuk makan juga masih ditanggung

pemerintah. Sebelum tahun 1999 jatah makan untuk para klien hanya

sebesar Rp.4000,00 namun sesudah tahun 1999 jatah makan naik menjadi

Rp.10.000,00 per orang.70 Makanan mengandung zat besi dan kacang-

kacangan daging, bayam, sayuran dan makanan yang mengandung

kalsium seperti ikan sangat diutamakan, minum air putih juga sangat

dianjurkan untuk meningkatkan serta memperlancar proses metabolisme.71

Para lanjut usia juga perlu menghindari minum kopi, alkohol dan makanan

keras. Makanan yang disajikan di dalam panti juga diusahakan berganti-

ganti yang dihidangkan dan ditata secara menarik agar menimbulkan

selera makan.72

2) Pakaian

Pada umumnya para lanjut usia mengalami kesulitan dalam

mengenakan pakaian yang dikenakannya. Petugas panti secara perlahan

membimbing mereka agar mampu setidaknya mengenakannya sendiri,

namun dalam prakteknya setiap hari mereka masih dibantu petugas panti.

Pakaian yang dikenakan para klien di dalam panti berasal dari pemerintah.

Setiap tahun pemerintah kota memberikan pakaian baru, ada juga bantuan

69 Arcole Margatan, 1996, Hidup Sehat Bagi Lanjut Usia, Solo: CV Aneka, hal. 27. 70 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010. 71 Made Astawan, 1988, Gizi dan Kesehatan Lanjut Usia, Jakarta: Medyatama Sarana

Perkasa, hal. 41. 72 Wawancara dengan Narmi, tanggal 22 April 2010.

Page 89: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

71

dari pihak luar pakaian bekas. Pakaian bekas yang merupakan sumbangan

selanjutnya dipilih, misalnya kain jari atau sarung yang masih dibutuhkan

untuk klien diambil. Sedangkan pakaian bekas yang lain kemudian

disalurkan pihak panti ke panti sosial yang lain, misalnya panti asuhan.

3) Tidur

Tindakan penyuluhan perihal pola tidur ditujukan tidak hanya kepada

para klien tetapi juga kepada para penjaga atau dalam hal ini petugas panti.

Mengingat bahwa umumnya gangguan pola tidur yang dialami berupa

kesulitan untuk dapat tertidur pulas.73 Di dalam panti ini juga diterapkan

jam malam atau waktu tidur yaitu jam tidur siang dan malam. Jam tidur

siang dilakukan setelah klien melaksanakan shalat dzuhur dan makan

siang, yaitu pukul 12.30 sampai pukul 14.30. Sedangkan untuk jam tidur

malam antara pukul 21.00 sampai menjelang subuh. Meskipun ada jam

waktu tidur, para klien umumnya mengalami gangguan sulit tidur. Petugas

memberi anjuran agar para klien menghindari makanan dan minuman yang

mengandung kafein. Apabila terpaksa menggunakan obat tidur, maka

petugas panti akan memberikan tetapi atas saran dokter.

4) Kesehatan

Kesehatan merupakan hal yang sangat diutamakan di dalam

pembinaan terhadap para lanjut usia mengingat kondisi jasmani dan rohani

yang tentu semakin melemah.74 Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

dalam mengurusi masalah kesehatan bekerja sama dengan berbagai pihak,

73 Departemen Kesehatan RI, 2001, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi

Petugas Puskesmas, Jakarta: Balai Pustaka, hal, 17.

74 Made Astawan, op. cit, hal. 15.

Page 90: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

72

diantaranya: Puskesmas, Rumah Sakit Dr. Moewardi dan Rumah Sakit

Jiwa Surakarta.

Setiap seminggu sekali diadakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada

klien yang dilakukan oleh Puskesmas Pajang dan apabila ditemukan

indikasi penyakit tertentu di dalam panti sudah disediakan ruang khusus

atau ruang isolasi. Di dalam ruang tersebut klien dirawat secara baik dan

diberi obat jalan. Apabila kondisi klien tersebut semakin memburuk maka

pihak panti akan membawa klien tersebut ke Rumah Sakit Dr. Moewardi

atau Rumah Sakit Jiwa bila pasien tersebut mengalami gangguan jiwa.

Semua biaya tentu sudah ditanggung Pemerintah Kota.75

c. Pembinaan ketrampilan

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta memberikan ketrampilan

atau dalam hal ini kegemaran sesuai kemampuan. Para lanjut usia tentu

dahulu mempunyai kegemaran, dan di sini pihak panti berusaha

menyalurkan kegemaran mereka semampunya. Ketrampilan di sini pun

beraneka ragam misalnya, menganyam, melukis, atau bahkan menjahit. Di

lingkungan panti juga terdapat kebun tanaman dan kolam lele yang

dirawat dan dipelihara dengan baik oleh petugas panti dan para klien.

Ketrampilan dilakukan hanya untuk mengisi atau memanfaatkan waktu

luang yang ada sehingga hal ini tidak bersifat wajib. Pembinaan

ketrampilan diberikan oleh petugas panti dan dibantu oleh para siswa yang

melaksanakan magang di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.

d. Pembinaan Olahraga dan Rekreasi

75 Wawancara dengan Dwi Hastuti, tanggal 5 April 2010.

Page 91: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

73

Kesegaran jasmani pada lanjut usia adalah kebugaran yang

berhubungan dengan kesehatan. Pembinaan olahraga harus disesuaikan

dengan kondisi kesehatan dan harus disenangi atau diminati misalnya

senam atau bejalan kaki.76 Senam dan berjalan-jalan merupakan kegiatan

yang utama dilakukan di dalam panti, karena kegiatan tersebut mudah

dilakukan para lanjut usia. Kegiatan olahraga atau latihan fisik yang ada di

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta yang dapat diikuti oleh para klien

untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran dan kesegaran tubuh.,

kegiatan tersebut antara lain.77

1) Berkebun

Kegiatan ini dilakukan di lingkungan panti yang mempunyai

halaman cukup luas. Kegiatan ini dapat memberikan suatu latihan yang

dibutuhkan untuk menjaga kasegaran jasmani, dengan melakukan kegiatan

tersebut tubuh akan mampu mengeluarkan keringat.

2) Berjalan-jalan

Berjalan-jalan sangat baik untuk meregangkan otot-otot kaki dan

jalannya makin lama makin cepat akan bermanfaat untuk daya tahan

tubuh. Kegiatan ini dilakukan tiga kali seminggu di luar panti dengan

diawasi oleh petugas panti. Berjalan-jalan dilakukan pada pagi hari, sangat

bagus untuk kesehatan para lanjut usia serta dapat menjadi hiburan untuk

melihat kondisi lingkungan yang berada di luar panti.

3) Senam

76 Mia Fatma Ekasari, 2008, Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta: Salemba

Medika, hal. 139.

77 Wawancara dengan Harmiyah, tanggal 5 April 2010.

Page 92: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

74

Kegiatan ini biasa dilakukan sesudah berjalan-jalan pagi. Manfaat

dari melakukan senam secara teratur dan benar dalam jangka lama

diantaranya mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani

yang baik, membentuk sikap dan gerak, memberikan rangsangan saraf-

saraf yang lemah, khususnya bagi lanjut usia.78

Kegiatan rekreasi juga merupakan kegiatan rutin yang dilakukan di

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Rekreasi ditujukan agar para

lanjut usia mendapatkan hiburan dan suasana baru di luar lingkungan panti

agar tidak merasa jenuh di dalam panti. Rekreasi biasanya diadakan di

dekat-dekat wilayah Kota Surakarta, misalnya Taman Balekambang dan

Taman Satwa Taru Jurug.79

e. Pembinaan Kemasyarakatan

Sebelum klien masuk ke dalam panti, tentu dulu klien tersebut

pernah hidup di dalam lingkungan masyarakat. Di dalam panti ini juga

memperhatikan hal yang demikian, ada hubungan atau interaksi sosial

yang dilakukan oleh para klien dengan masyarakat sekitar. Petugas

memang sengaja melakukan hal tersebut dengan maksud agar klien merasa

hidup dalam lingkungan mayarakat.

Pembinaan kemasyarakatan tersebut dilakukan secara berkala, atau

bahkan menyesuaikan dengan warga atau lingkungan sekitar apabila

mereka melaksanakan suatu kegiatan, misalnya kerja bakti atau parayaan

kemerdekaan Republik Indonesia. Pihak panti memang sengaja merangkul

78 Mia Fatma Ekasari, op. cit, hal. 26 79 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 93: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

75

masyarakat sekitar agar mau menganggap keberadaan klien di panti

tersebut sebagai warga mereka. Selama ini mereka selalu berada di dalam

lingkungan panti, ketika berada di alam terbuka seolah mereka langsung

menikmati suasana.80 Hal ini ternyata disambut dengan baik oleh

masyarakat, hal ini juga bisa dilihat apabila di dalam panti ada klien yang

meninggal masyarakat ikut datang untuk sekedar melayat. Dalam

kehidupan sehari-hari pun masyarakat sekitar sangat akrab dengan para

penghuni panti.81

f. Pembinaan Tahap Akhir

Pembinaan tahap akhir adalah klien tersebut kembali ke dalam

keluarganya atau meninggal di dalam panti. Apabila klien tersebut pada

saat tertentu misalnya sakit keras, pihak panti berusaha menghubungi

pihak keluarga apabila klien tersebut memang mempunyai keluarga yang

dapat dihubungi. Klien dalam keadaaan sehat pun pihak panti menyambut

dengan baik apabila ada keluarga dari klien datang untuk mengambil

keluarga mereka untuk dirawat di rumah. Namun dalam kenyataannya

banyak para lanjut usia yang sudah dibawa keluarga ke rumah justru

mereka tidak merasa betah tinggal bersama keluarganya, mereka kembali

lagi kedalam panti.

Apabila ada klien yang meninggal di dalam panti, petugas panti

berusaha menghubungi keluarga klien yang bersangkutan apabila klien

tersebut memiliki keluarga yang dapat dihubungi. Namun, keluarga klien

80 “Tetap Ceria di Usia Senja”, Jawa Pos Radar Solo, Kamis 27 Mei 2010, hal. 3.

81 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 94: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

76

tidak diperbolehkan membawa pulang jenazah. Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta memiliki aturan bahwa setiap klien yang meninggal di

dalam panti sepenuhnya merupakan tangung jawab panti sampai upacara

pemakaman. Sesudah upacara pemakaman pihak keluarga baru boleh

mengambil jenazah tersebut bila memang diinginkan 82

g. Usaha Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Bekerja Sama Dengan

Instansi Lain Dalam Mencukupi Kebutuhan Klien

Pelaksanaan program pembinaan dan rehabilitasi terhadap para klien,

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta disamping bekerja sama dengan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kota Surakarta juga

menjalin kerjasama dengan instansi lain ataupun organisasi sosial

masyarakat yang relevan dengan pemberian materi pembinaan. Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta menjalin hubungan kerjasama dengan

Panti Wredha Negeri di Jawa Tengah, Departemen Agama, Departemen

Kesehatan, UNS, GKI Pajang, PKK Kota Surakarta, Kepolisian, Satpol

PP, Rumah Sakit DR. Moewardi, Rumah Sakit Jiwa Surakarta dan jajaran

sosial lainnya serta masyarakat pada umumnya.83 Pelaksanaan pembinaan

diharapkan dapat berjalan dengan lancr dan berjalan baik dengan adanya

kerjasama dengan pihak-pihak terkait tersebut.

Selama mengikuti kegiatan atau pembinaan dan ditampung di dalam

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta klien tidak boleh keluar dari panti

tanpa ijin dari kepala panti. Untuk biaya hidup sehari-hari di panti

semuanya dipenuhi oleh pihak panti. Pendanaan panti, di dapat dari

82 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010. 83 Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta, 1997.

Page 95: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

77

Pemerintah Kota Surakarta meskipun masih dibantu oleh Pemerintah

Provinsi Jawa Tengah., dan bantuan dari pihak swasta misalnya Yayasan

Dharmais, PT Konimex dan Batik Keris. Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta setiap bulannya membuat laporan keuangan yang selanjutnya

dilaporkan kepada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Surakarta.

B. Manfaat Program Pembinaan Terhadap Para Klien

Pembinaan terhadap klien mempunyai manfaat yang baik dalam

upaya membina dan mencukupi kebutuhan klien itu sendiri. Klien ditampung

di dalam asrama yang cukup luas, dan di dalam asrama tersebut terdiri

sebanyak 38 ruangan. Kamar-kamar dibedakan antara klien yang satu dengan

yang lain mengingat masing-masing klien mempunyai permasalahan sendiri,

misalnya sakit keras atau klien yang mengalami gangguan jiwa. Pada setiap

kamar dihuni 5 sampai 7 klien yang masing-masing klien memiliki ranjang

dan almari pakaian. Pada setiap kamar ada satu orang yang diangkat menjadi

ketua dengan seorang pembimbing dari petugas Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta.

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta berdiri sebagai reaksi atas

permasalahan sosial lanjut usia khususnya para lanjut usia terlantar maupun

titipan keluarga, yang secara langsung maupun tidak langsung akan membawa

pengaruh pada proses pembinaan terhadap lanjut usia dalam mencapai

kebahagiaan. Kelompok lanjut usia tersebut membutuhkan perhatian khusus,

terutama peningkatan kualitas hidup mereka agar dapat mempertahankan

Page 96: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

78

kesehatan dan kemandiriannya sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga

dan masyarakat.

Setiap manusia pasti ingin menyongsong masa tuanya dengan rasa

damai dan penuh dengan kebahagiaan. Masa tua yang bahagia akan dapat

dijelang bila jasmani dan rohani benar-benar dijaga dengan baik. Usia lanjut

akan sangat dirasakan benar oleh seseorang yang sedang menderita sakit,

miskin, serta kesepian jauh dari keluarga sehingga menimbulkan rasa

kesedihan yang mendalam.84 Bagaimanapun pandangan masyarakat terhadap

para lanjut usia yang semakin hari dianggap sudah tidak produktif lagi di

dalam kehidupan, sudah menjadi bagian yang tidak terelakkan dalam sistem

sosial masyarakat. Para lanjut usia masih sering dianggap membebani

keluarga, hal ini tentu berdampak sangat tidak baik bagi lanjut usia tersebut

maupun bagi contoh generasi muda selanjutnya.85

Untuk mengetahui manfaat dari program pembinaan terhadap para

lanjut usia untuk mencapai hidup yang bahagia, akan disajikan keadaan klien

sebelum dan sesudah mengikuti program pembinaan di Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta. Program pembinaaan yang telah dilaksanakan memberikan

dampak yang nyata terhadap keadaan klien, setiap klien mendapatkan

pembinaan sampai akhirnya diambil lagi oleh pihak keluarga maupun

meninggal di dalam panti.

84 Sri Nur Hidayati, 2005, Mengisi Hari Tua Dengan Bahagia, Yogyakarta: Pradipta, hal.

26. 85 Ibid, hal. 7.

Page 97: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

79

1. Keadaan Klien Sebelum mengikuti Program Pembinaan di Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta

Keadaan klien sebelum mengikuti program pembinaan di Panti

Wredha Dharma Bhakti Surakarta mereka hidup sebatang kara, kesepian jauh

dari keluarga bahkan di dalam keluarga pun mereka kurang mendapatkan

perhatian bahkan cenderung tidak dirawat. Hal ini tentu mendorong mereka

untuk keluar dari rumah dengan maksud mendapat kebahagian di luar, namun

hal itu justru tidak disadari akan membawa mereka hidup terlantar di jalanan

karena di usia mereka umumnya mereka tidak mampu menghidupi kebutuhan

hidup tanpa bantuan dan kasih sayang yang diberikan keluarga maupun

masyarakat.

Sebenarnya banyak faktor seseorang ditampung di dalam panti.

Salah satunya adalah faktor ekonomi seperti yang diuraikan oleh salah seorang

klien yang bernama Sumarni, usia 66 tahun yang berasal dari Baki Sukoharjo.

Dikemukakan bahwa dia sekolah tidak sampai lulus Sekolah Dasar karena

keterbatasan biaya. Dalam kebutuhan hidup Sumarni sering meminta bantuan

dari tetangga mengingat keterbatasan ekonomi anak-anak Sumarni hanya

bekerja sebagai buruh kecil dan bahkan masih mengurusi cucu Sumarni yang

masih sekolah. Dalam keluarga Sumarni kurang mendapat kasih sayang atau

perawatan dari anak cucunya karena faktor ekonomi tadi. Maka atas

kesepakatan dari pihak keluarga dan bahkan dari pengurus Desa setempat,

Sumarni kemudian dititipkan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta.86

86 Wawancara dengan Sumarni, tanggal 29 April 2010.

Page 98: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

80

Kisah hidup yang lain dialami oleh klien yang bernama Kasiman,

usia 64 tahun yang berasal dari Wonogiri, dari hasil wawancara dengan

Kasiman dapat diketahui bahwa awalnya dia terjaring razia yang dilakukan

Satpol PP Kota Surakarta di daerah Terminal Tirtonadi. Kasiman hidup

menggelandang di usia senjanya dengan bertahan hidup seadanya dan tidur di

mana saja. Kasiman hanya mempunyai ketrampilan bertani namun sawah dan

ladangnya habis dijual oleh anaknya yang katanya sekarang tinggal di Jakarta

semenjak istri dari Kasiman meninggal dunia. Kasiman sering mendapat

sindiran dari lingkungan tempat tinggalnya hingga akhirnya memutuskan

untuk menggelandang di jalan dan sampai akhirnya berada di Panti Wredha

Dharma Bhakti Surakarta.87

Lain lagi kisah hidup yang dialami oleh Ngatini, usia 67 tahun yang

berasal dari Pasar Kliwon. Dia berada di panti karena alasan hidup sebatang

kara setelah ditinggal suaminya meninggal dunia dan tidak mempunyai anak.

Dahulu pada waktu masih bersama suaminya, Ngatini hidup memang pas-

pasan karena tidak mempunyai rumah dan tinggal mengontrak. Dia dan

suaminya hanya bekerja sebagai buruh kecil di pasar, hingga sejak kematian

suaminya Ngatini memutuskan untuk tinggal di dalam Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta.88

Dari beberapa latar belakang kehidupan yang diungkapkan oleh

beberapa klien di atas, terlihat bahwa ada bermacam-macam alasan mereka

ditampung di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Tetapi pada dasarnya

87 Wawancara dengan Kasiman, tanggal 29 April 2010. 88 Wawancara dengan Ngatini, tanggal 29 April 2010.

Page 99: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

81

mereka ingin mencari pemecahan atau jalan keluar terhadap permasalahan

hidup yang dialaminya.

2. Keadaan Klien Setelah Mengikuti Pembinaan di Panti Sosial Dharma

Bhakti Surakarta

Pembinaan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta terdiri dari

pembinaan fisik, mental, sosial dan ketrampilan. Untuk itu dibahas manfaat

masing-masing program pembinaan terhadap klien. Keadaan klien setelah

mengikuti program pembinaan di Panti Wredha Dhama Bhakti Surakarta akan

mengalami perubahan baik sikap maupun perilaku yang baik dan teratur.89

Perubahan yang terjadi pada diri klien dapat dikatakan berhasil dan

dapat dikatakan juga kurang berhasil, karena manfaat pembinaan tersebut bagi

orang yang melihat dan bagi klien yang merasakan hasilnya belum tentu sama

penilaiannya dengan melihat sekilas keadaan klien di Panti Wredha Dharma

Bhakti Surakarta, orang akan menyimpulkan tidak terjadi perubahan yang

besar pada kehidupan klien tetapi bagi klien keadaan setelah mendapat

pembinaan sudah mengalami perubahan yang besar karena waktu dulu

sebelum masuk panti hidup secara tidak teratur, namun sekarang sudah lebih

teratur dalam berbagai hal. Berikut ini akan diuraikan masing-masing

kelompok materi kegiatan dan manfaatnya bagi klien.

a. Pembinaan Fisik

Pembinaan fisik meliputi, olahraga, kesehatan dan rekreasi. Tujuan

dari pembinaan fisik ini adalah meningkatkan daya tahan tubuh serta

kesehatan klien agar tetap sehat dan bugar. Sebab dalam kenyataannya

89 Wawancara dengan Rahayu Sulistyowati, tanggal 15 Maret 2010.

Page 100: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

82

kondisi fisik klien pada saat pertama datang rata-rata dalam keadaan yang

kurang bugar. Kondisi tersebut disebabkan karena kebiasaan hidup mereka

yang tidak teratur, maka dari pembinaaan fisik tersebut diharapkan kondisi

kesehatan mereka dapat diperbaiki. Jika ada diantara klien yang sakit maka

akan lebih awal diketahui dan diambil langkah selanjutnya yaitu

pengobatan agar klien tersebut sembuh.

b. Pembinaan Mental

Pembinaan mental yang diberikan kepada klien mempunyai tujuan

untuk membimbing dan memperbaiki kondisi mental para klien,

meningkatkan semangat hidup mereka untuk menuju kehidupan yang lebih

baik. Dengan pendidikan mental diharapkan klien dapat menentukan hal

baik dan buruk. Namun secara nyata hasil dari pembinaan mental tidak

mudah dilihat karena mental adalah bagian dari pribadi orang. Klien disini

diharapkan mampu menerapkan hal-hal baik untuk kehidupannya,

misalnya dalam hidup disiplin.

c. Pembinaan Sosial

Pembinaan sosial ini bertujuan mengarahkan para klien kepada tata

kerukunan dan kebersamaan hidup bermasyarakat, sehingga dapat

menimbulkan kesadaran tanggung jawab sosial para klien, baik di

lingkungan panti maupun masyarakat.. Oleh karena itu melalui pembinaan

sosial para klien dikenalkan dengan norma-norma dan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat. Seperti yang diungkapkan klien bernama Giyanto,

usia 70 tahun mengatakan bahwa selama di panti dia merasa hidup di

dalam sebuah keluarga dimana mereka dapat berinteraksi dengan klien lain

Page 101: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

83

dan juga masyarakat sekitar.90 Interaksi sosial memang diperlukan agar

klien tidak merasa jenuh dan kesepian di dalam panti.

d. Pembinaan Ketrampilan

Ketrampilan disini hanya bersifat hiburan atau menyalurkan

kegemaran dari masing-masing klien, misalnya ketrampilan menggambar,

berkebun, melukis, memasak dan beternak. Kegiatan ini tidak bersifat

wajib, sehingga panti hanya sebagai perantara saja. Manfaat dari

ketrampilan disini dapat dirasakan oleh Klien bernama Joko Supono, usia

65 tahun sebelum dia berada di panti dia mempunyai lahan bercocok

tanam di desa, sekarang pun dia masih bisa berkebun meski pun lahan

yang tersedia tidak seberapa namun dia sudah merasa terhibur.91

C. Pengawasan Terhadap Klien yang Kembali ke Masyarakat

Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta dalam aktivitasnya adalah

membina para lanjut usia yang terkena razia maupun titipan dari pihak

keluarga yang pada akhirnya berada di dalam panti sampai akhir hayatnya

maupun yang kembali ketengah-tengah warga masyarakat. Klien yang

kembali ke masyarakat adalah klien yang diambil oleh pihak keluarga. Dengan

pembinaan yang telah diberikan sebelumnya, para lanjut usia diharapkan

mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

90 Wawancara dengan Giyanto, tanggal 29 April 2010. 91 Wawancara dengan Joko Supono, tanggal 29 April 2010.

Page 102: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

84

Tabel 13.

Data Klien yang Meninggal Dalam Panti dan Kembali ke Keluarga Tahun

1979-1999.

TAHUN KETERANGAN

Meninggal Dalam Panti Kembali Kepada Keluarga 1979 11 2

1986 7 3

1996 11 2

1999 12 3

Sumber: Data Klien Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta 1979-1999.

Dari tabel di atas dari tahun 1979 sampai tahun 1999 jumlah klien

yang kembali ke dalam keluarga sedikit sekali, karena banyak yang tidak

memiliki keluarga dan banyak keluarga yang tidak mempedulikan mereka.

Sebagian besar klien meninggal di dalam Panti Wredha Dharma Bhakti

Surakarta.

Keberhasilan pembinaan juga tergantung dari peran serta keluarga

dan masyarakat. Apabila ada klien yang kembali ke dalam keluarga, pihak

panti bekerja sama dengan pihak keluarga dan aparat desa setempat dimana

klien tersebut tinggal. Pihak aparat desa dan keluarga dapat mengawasi klien

tersebut. Pihak keluaraga khususnya dapat lebih memberikan perhatian dan

kasih sayang kepada klien dalam kehidupannya. Sementara itu pihak aparat

desa berperan memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar dapat

menerima klien tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.92

Meskipun telah diambil pihak keluarga, namun dalam kenyataannya

tidak sedikit dari klien tersebut justru kembali lagi ke panti, dengan berbagai

92 Wawancara dengan Tugimin, tanggal 29 April 2010.

Page 103: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

85

alasan, misalnya sulit berdaptasi lagi di lingkungan rumah dan merasa tidak

betah di dalam rumah. Untuk mengatasi masalah tersebut, pihak panti,

keluarga dan aparat desa tentu melakukan koordinasi lagi untuk memutuskan

apakah klien tersebut dikembalikan ke panti atau tidak..

D. Keberhasilan Usaha Pembinaan Terhadap Para Lanjut Usia

Upaya pembinaan terhadap para klien yang telah mendapat

pembinaan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta keberhasilannya dapat

dilihat dari dua aspek, yaitu:

1. Pihak Klien

Aspek ini menitikberatkan pada kondisi klien itu sendiri, yaitu

mereka yang telah memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Sudah menyadari bahwa dirinya kini tidak sendiri lagi, karena

sudah berada dalam panti dan mendapat pembinaan.

b. Sudah termotivasi dan mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan

di dalam panti dengan perasaan senang.

c. Apabila klien tersebut sudah dibawa pulang oleh keluarga dan

tidak kembali lagi berarti klien tersebut setidaknya sudah merasa

nyaman berada dalam keluarganya.

2. Pihak Keluarga dan Masyarakat

Aspek ini menitikberatkan kepada kemauan warga masyarakat untuk

menerima kembali para lanjut usia ke dalam lingkungan tempat

tinggalnya, ciri-cirinya adalah:

Page 104: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

86

a. Dapat memahami bahwa permasalahan yang dialami para lanjut

usia merupakan tanggung jawab bersama warga masyarakat.

b. Menyadari bahwa para lanjut usia memerlukan kasih sayang yang

lebih dari keluarga maupun masyarakat.

c. Menerima kembali mereka dan memberi ruang para lanjut usia

untuk ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan di

masyarakat.

Page 105: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

87

BAB V

KESIMPULAN

Latar belakang didirikannya Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta

adalah sebagai reaksi atas permasalahan sosial lanjut usia khususnya para

lanjut usia terlantar maupun titipan keluarga, yang secara langsung maupun

tidak langsung akan membawa pengaruh pada proses pembinaan terhadap

lanjut usia dalam mencapai kebahagiaan. Kelompok lanjut usia tersebut

membutuhkan perhatian khusus, terutama peningkatan kualitas hidup mereka

agar dapat mempertahankan kesehatan dan kemandiriannya sehingga tidak

menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat. Dengan adanya panti ini

diharapkan dapat menampung dan sebagai tempat untuk membina orang-

orang tersebut. Panti ini sudah ada sejak pemerintahan Kasunanan Surakarta

tahun 1929 yang dahulu panti tersebut dikenal dengan sebutan “Wangkung”.

Pada tahun 1942 kewenangan Keraton dialihkan ke Pemerintah Kota

Surakarta dalam hal ini Dinas Sosial yang dinamakan “Panti Karya Pamardi

Karya” yang berfungsi untuk menampung orang-orang gelandangan.

Kemudian berdasarkan Surat Pemerintah Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah

tertanggal 3 September 1977 lokasi tersebut khusus untuk menampung orang-

orang lanjut usia atau orang jompo terlantar yang kemudian diberi nama

“Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta”.

Pelaksanaan pembinaan terhadap para lanjut usia berupaya

memberikan suatu pelayanan terhadap para lanjut usia dalam kehidupan

Page 106: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

88

sehari-hari agar mampu mengembangkan kepercayaan diri, tangung jawab

sosial dan yang paling utama dapat menjalankan kehidupan di hari tua agar

bahagia serta dapat menjalankan fungsi sosialnya secara wajar dalam

kehidupan bermasyarakat. Berikut ini merupakan peranan dan usaha yang

dilakukan panti pembinaan dalam mencukupi kebutuhan klien.

1. Pembinaan Mental

Pembinaan mental disini meliputi pendidikan agama dan budi

pekerti. Pembinaan mental ini bertujuan untuk membentuk sikap mental

yang baik dengan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan kepada Tuhan

Yang Maha Esa

2. Pembinaan Fisik atau Perawatan Diri

Sebelum tahun 1999 jatah makan untuk para klien hanya sebesar

Rp.4.000,00 namun sesudah tahun 1999 jatah makan naik menjadi

Rp.10.000,00 per orang. Makanan yang disajikan di dalam panti juga

diusahakan berganti-ganti yang dihidangkan dan ditata secara menarik

agar menimbulkan selera makan. Pakaian yang dikenakan para klien di

dalam panti berasal dari pemerintah. Setiap tahun pemerintah kota

memberikan pakaian baru, ada juga bantuan dari pihak luar pakaian bekas.

Petugas panti secara perlahan membimbing mereka agar mampu

setidaknya mengenakannya sendiri, namun dalam prakteknya setiap hari

mereka masih dibantu petugas panti.

Di dalam panti ini juga diterapkan waktu tidur, yaitu jam tidur siang

dan jam tidur malam. Pembinaan kesehatan setiap seminggu sekali

diadakan pemeriksaan kesehatan rutin kepada klien yang dilakukan oleh

Page 107: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

89

Puskesmas Pajang dan apabila ditemukan indikasi penyakit tertentu di

dalam panti sudah disediakan ruang khusus atau ruang isolasi.

3. Pembinaan ketrampilan

Pembinaan ketrampilan dilakukan hanya untuk mengisi atau

memanfaatkan waktu luang yang ada sehingga hal ini tidak bersifat wajib.

Ketrampilan di sini pun beraneka ragam misalnya, menganyam, melukis,

atau bahkan menjahit. Di lingkungan panti juga terdapat kebun tanaman

dan kolam lele yang dirawat dan dipelihara dengan baik oleh petugas

panti dan para klien

4. Pembinaan Olahraga dan Rekreasi

Pembinaan olahraga harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan

harus disenangi atau diminati misalnya berkebun, berjalan-jalan dan

senam. Berkebun dilakukan di lingkungan panti yang mempunyai halaman

cukup luas, Berjalan-jalan dan senam di pagi hari termasuk rekreasi

ditujukan agar para klien mendapatkan hiburan dan suasana baru di luar

lingkungan panti agar tidak merasa jenuh di dalam panti.

Dalam pembinaannya pihak panti telah menjalin hubungan

kerjasama dengan Panti Wredha Negeri di Jawa Tengah, Departemen Agama,

Departemen Kesehatan, UNS, GKI Pajang, PKK Kota Surakarta, Kepolisian,

Satpol PP, Rumah Sakit DR. Moewardi, Rumah Sakit Jiwa Surakarta dan jajaran

sosial lainnya serta masyarakat pada umumnya. Pendanaan panti, di dapat dari

Pemerintah Kota Surakarta meskipun masih dibantu oleh Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah., dan bantuan dari pihak swasta misalnya Yayasan Dharmais, PT

Konimex dan Batik Keris.

Page 108: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

90

DAFTAR PUSTAKA

DOKUMEN Areal atau Lokasi Pekuburan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta No.

465.1./127/X/83 Berkas Peraturan Tentang Rumah Pamardi Karyo Wangkung Th 1940. Koleksi

Arsip Rekso Pustoko Pura Mangkunegaran. Kode Arsip L.548

Daftar Warga Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 2000. Laporan Tahunan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta Tahun 1983 No.

465.1./97/IV-83 Ijin Lokasi Tanah Untuk Kuburan Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta No.

596/3446/1988. Surat Keputusan Walikota No. 061.1/017/I/1993 Tentang Pembentukan

SusunanOrganisasi Dan Tata Kerja Panti Wredha Dharma Bhakti TK. II Surakarta,

Sekilas Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta. (1997) Selayang Pandang Panti Wredha Dharma Bhakti Kota Surakarta. (1997) Surakarta Dalam Angka. BPS Kota Surakarta 1977-1999

UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial BUKU-BUKU

Margatan Arcole. 1996. Hidup Sehat Bagi Lanjut Usia. Solo: CV Aneka. Biro Pusat Statistik. 1999. Profil Penduduk Lanjut Usia Indonesia. Jakarta: Biro

Pusat Statistik. Catur dan Sugiyanto.1993. Pola Pengobatan Penyakit Penduduk Usia Lanjut.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 109: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

91

Darmojo. 2004. Geriatri: Ilmu Kesehatan Usia Lanjut. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Manajemen Upaya Kesehatan Lanjut

Usia di Panti Wredha. Jakarta: Balai Pustaka. ________. 2003. Pedoman Pengelolaan: Kegiatan Kesehatan di Kelompok Usia

Lanjut Edisi ke 2. Jakarta: Balai Pustaka. ________. 1997. Pola Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut di Panti Wredha.

Jakarta: Balai Pustaka. ________. 2001. Modul Pelatihan Konseling Kesehatan dan Gizi bagi Lanjut

Usia untuk Petugas Puskesmas. Jakarta: Balai Pustaka. __________. 2001. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas

Puskesmas. Jakarta: Balai Pustaka. Dharianti. 2001. Karakteristik Penduduk Usia Lansia Yang Memanfaatkan

Sarana Kesehatan di Propinsi Jawa Tengah, Yogyakarta: UGM. Hadari Nawawi. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM

Press. Harianti. 2001. Karakteristik Penduduk Lansia Yang Memanfaatkan Sarana

Kesehatan Di Propinsi Jawa Tengah. Yogyakarta: UGM Press. Koentjaraningrat. 1986. Metode-metode Penelitian Dalam Masyarakat, Jakarta:

Gramedia. Gottschalk Louis. 1986. Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho

Notosusanto. Jakarta: UI Press. Made Astawan. 2001. Gizi dan Kesehatan Lanjut Usia, Jakarta: Medyatama

Sarana Perkasa. Mia Fatma Ekasari. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta:

Salemba Medika. Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursid Suaatmadja. 1985. Pengantar Studi Sosial, Bandung: Alumni. Sanapiah Faisal. 1992. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press.

Page 110: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

92

Sri Nur Hidayati. 2005. Mengisi Hari Tua Dengan Bahagia, Yogyakarta: Pradipta.

Tony Setyabudi. 1994. Manusia Lanjut Usia. Jakarta: CV. Haji Masagung. Watiyastuti. 1995. Aspek Sosial Ekonomi Penduduk Usia Lanjut. Yogyakarta:

Pasca Sarjana UGM. SURAT KABAR “Pikiran Rakyat”. edisi 01 Juni 2004 “Tetap Ceria di Usia Senja”. dalam Jawa Pos Radar Solo edisi Kamis 27 Mei

2010.

Page 111: 1. HALAMAN JUDUL - digilib.uns.ac.id/Peranan... · A. Kegiatan di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta ..... 60 1. Pendekatan dan Persiapan Panti Wredha Dharma Bhakti ... 5. Laporan

87