laporan p2 repro.docx

130
BAB I PENDAHULUAN A. Klarifikasi dan Definisi 1. HCG : Hormon yang diproduksi oleh plasenta selama awal kehamilan. 2. KB` : Program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. B. Kata Kunci 1. Wanita 37 tahun 2. Pemeriksaan HCG (+) 3. Kehamilan ke-5 4. Metode KB C. Rumusan Masalah Wanita 37 tahun dinyatakan positif hamil anak ke- 5, pasien merasa khawatir akan kehamilannya dan ingin berkonsultasi mengenai metode KB yang tepat setelah melahirkan. D. Analisis Masalah 1

Upload: anonymous-ownulal

Post on 11-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Laporan diskusi kelompok modul reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: laporan p2 repro.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Klarifikasi dan Definisi

1. HCG : Hormon yang diproduksi oleh plasenta selama awal kehamilan.

2. KB` : Program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan

antara kebutuhan dan jumlah penduduk.

B. Kata Kunci

1. Wanita 37 tahun

2. Pemeriksaan HCG (+)

3. Kehamilan ke-5

4. Metode KB

C. Rumusan Masalah

Wanita 37 tahun dinyatakan positif hamil anak ke-5, pasien merasa

khawatir akan kehamilannya dan ingin berkonsultasi mengenai metode KB

yang tepat setelah melahirkan.

D. Analisis Masalah

1

Page 2: laporan p2 repro.docx

Wanita 37 tahun

Pemeriksaan fisik :- TD : 110/70 mmHg- Nadi : 86x/menit- Nafas : 12 x/menit

Pemeriksaan fisik :- TD : 110/70 mmHg- Nadi : 86x/menit- Nafas : 12 x/menit

Tes HCG positif hamil anak ke-5

Kehamilan resiko tinggi

Antenatal Care

KB

Non Hormonal

Hormonal

Komplikasi

2

Page 3: laporan p2 repro.docx

E. Hipotesis

Wanita 37 tahun mengalami kehamilan resiko tinggi sehingga diperlukan

antenatal care dan dapat disarankan melakukan kontap setelah melahirkan jika

pasangan suami istri setuju.

F. Pertanyaan DK

1. Fisiologi kehamilan

- Hormon-hormon saat kehamilan

- Perubahan fisiologi ibu

- Perubahan psikis ibu

- Proses fertilisasi sampai kelahiran

2. Tes kehamilan

3. HCG

- fungsi

- kadar normal HCG

4. Mengapa pada ibu hamil sering terjadi mual? Bagaimana tatalaksananya?

5. Kebutuhan gizi ibu hamil?

6. Zat-zat yang tidak boleh dikonsumsi saat hamil?

7. Jelaskan mengenai kehamilan resiko tinggi! (jangan lupa mengenai

komplikasinya dalam kehamilan dan dalam persalinan)

8. Bagaimana pengaruh usia pada grandemultipara?

9. Anemia kehamilan

10. Gangguan dan kelainan pada kehamilan

11. Jelaskan mengenai ante natal care!

12. Bagaimana cara menentukan usia kehamilan?

13. Proses partus serta gangguan dan kelainannya?

14. Kontrasepsi

- hormonal

- non hormonal

3

Page 4: laporan p2 repro.docx

BAB II

ISI

1. Fisiologi Kehamilan

a. Hormon-hormon saat kehamilan1,2

1) Hormon Estrogen

Estrogen dalam bentuk estradiol, estron, dan estriol

ditemukan dalam konsentrasi tinggi di vena uterine

yang berarati bahwa estrogen dibuat di plasenta. Segi-

segi produksi estrogen olehplasenta ini penting diketahui

bila dikaitkan dengan adanya janin dengan glandula

suprarenalis. Estriol dalam air kencing merupakan

estrogen penting dalam kehamilan, dan janian

besar peranannya dalam pembentukannya, maka kadar

estriol dalam air kancing dapat digunakan untuk menilai

keadaan janin. Fungsi Estrogen:

1. Menebalkan dinding otot uterus

2. Meningkatkan suplai darah uterus

4

Page 5: laporan p2 repro.docx

3. Memperbesar payudara

4. Mempermudah perkembangan embrio

2) Hormon HCG

Kira-kira sepuluh hari setelah sel telur dibuahi sel sperma di

saluran Tuba fallopii, telur yang telah dibuahi itu

bergerak menuju rahim dan melekat pada dindingnya.

Sejak saat itulah plasenta mulai berkembang dan

memproduksi hCG yang dapat ditemukan dalam

darah serta air seni. Keberadaan hormon protein ini sudah

dapat dideteksi dalam darah sejak hari pertama

keterlambatan haid, yang kira-kira merupakan hari keenam sejak

pelekatan janin pada dinding rahim.

Kadar hormon ini terus bertambah hingga minggu ke 14-16

kehamilan, terhitung sejak hari terakhir menstruasi. Sebagian

besar ibu hamil mengalami penambahan kadar hormon hCG

sebanyak dua kali lipat setiap 3 hari. Peningkatan kadar hormon

ini biasanya ditandai dengan mual dan pusing yang sering

dirasakan para ibu hamil. Setelah itu kadarnya menurun

terus secara perlahan, dan hampir mencapai kadar  normal

beberapa saat setelah persalinan. Tetapi adakalanya kadar

hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah

persalinan atau keguguran.

Kadar hCG yang lebih tinggi  pada ibu hamil biasa

ditemui pada kehamilan kembar dan kasus hamil anggur

(mola). Sementara pada perempuan yang tidak hamil dan juga

laki-laki,kadar hCG di atas normal bisa mengindikasikan adanya

tumor pada alat reproduksi. Tak hanya itu, kadar hCG yang

terlalu rendah pada ibu hamil pun patut diwaspadai,

karena dapat berarti kehamilan terjadi di luar rahim (ektopik)

atau kematian janin yang biasa disebut aborsi spontan.

5

Page 6: laporan p2 repro.docx

Korionik gonadotropin adalah suatu glikoprotein

dengan kemempuan untuk berkhasiat luteinizing, interstitial

cell stimulating, dan luteotropic. Hormone ini ditemukan di dalam

darah dan air kencing wanita hamil. Bukti bahwa hormon ini

dibuat di plasenta adalah karena jaringan plasenta yang

dibiakkan ternyata menghasilkan hormone tersebut.

Hormone yang khas untuk kehamilan ini dibentuk oleh

trofoblas hubungan ini diproduksi dan ekresi HCG

meningkat pula.

Fungsi hormone HCG adalah mempertahankan korpus luteum

yang membuat estrogen dan progesterone sampai

saat plasenta terbentuk sepenuhnya dan dapat membuat

sendiri estrogen dan progesteron. Korionik somato-

mammotropin adalah hormon protein yang

merangsang pertumbuhan,mempunyai efek lactogenic dan

luteotropic. Perubahan dalam metabolisme hidrat arang dan lemak

sewaktu kehamilan disebabkan oleh hormon ini.

3) Hormon Progesteron

Hormon ini berfungsi membangun lapisan dinding

rahim untuk menyangga plasenta,mencegah kontraksi/

oengerutan otot-otot rahim sehingga menghindari persalinan dini,

dan menyiapkan payudara untuk menyusui. Di lain sisi,

progesterone akan membuat pembuluh darah melebar.

Akibatnya tekanan darah menjadi turun, dan ibu

akan merasa pusing. Terkadang menyebabkan sistem

pencernaan terganggu, seperti perut kembung atau sembelit,

mempengaruhi suasana hati ibu saat hamil, serta

meningkatkan suhu tubuh dan menyebabkan mual.

Progesterone ditemukan dalam darah yang keluar dari

plasenta dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Ini berarti

bahwa progesterone dibentuk di dalam plasenta. Enzim-enzim di

6

Page 7: laporan p2 repro.docx

plasenta membentuk progesterone dari kolesterol di dalam

darah melalui pregnenolon.

Steroid yang dibentuk oleh plasenta adalah  estrogen

dan progesteron. Pengaruh estrogen pada tingkat sel

pengaruhnya adalah terhadap system enzim meningkatkan RNA,

dan sintesa protein. Estrogen juga mendukung pertumbuhan otot-

otot uterus melalui system enzim dan peningkatan sirkulasi

darah di uterus. Retensi air dalam kehamilan juga

pengaruh estrogen.

Progesterone yang pada permulaan kehamilan dibuat

oleh korpus luteum setelah plasenta terbentuk, sinsitium

dari trofoblas yang membuatnya. Progesterone dalam

kehamiln menenagkan otot-otot polos, terutama dari

uterus, juga dari ureter, lambung dan usus. Selanjutnya

estrogen dan progesterone menumbuhkan tubulus-tubulus

serta alveolus-alveolus pada mamma.

Estrogen dan progesterone merupakan hormone yang

penting selama kehamilan. Masing-masing hormone ini

mempunyai fungsi yang berbeda.Fungsi Progesteron :

a) Mencegah ovulasi

b) Membantu dalam perkembangan endometrium

c) Relaksasi otot-otot dinding uterus sampai proses persalinan

dimulai

d) Menyiapkan sel-sel khusus payudara menghasilkan ASI

b. Perubahan fisiologis kehamilan3-6

1) Rahim atau Uterus

Perubahan fisiologis selama kehamilan pada uterus adalah uterus

akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh

estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Berat uterus normal ± 30 gram, pada akhir kehamilan (40 minggu)

7

Page 8: laporan p2 repro.docx

menjadi 100 gram, dengan panjang ± 20 cm dan dinding ± 22,5 cm.

Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat

penting diketahui, antara lain untuk membuat diagnosis apakah

wanita tersebut hamil fisiologik, atau hamil ganda, atau menderita

penyakit seperti mola hidatidosa dan sebagainya. Sumber lain juga

menyebutkan "rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya

30 gram akan mengalami hipertropi dan hiperflasia sehingga beratnya

menjadi seberat 1000 gram saat akhir kehamilan".

1) Serviks uteri

Perubahan fisiologis selama kehamilan pada serviks uteri terjadi

juga karena pengaruh hormone estrogen. Akibat kadar estrogen

meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi

serviks menjadi lunak.

2) Vagina dan Vulva

Perubahan fisiologis selama kehamilan pada vagina dan vulva juga

terjadi akibat hormone estrogen yang mengalami perubahan. Adanya

hipervaskularisai mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih

merah, agak kebiru-biruan (livide). Tanda ini disebut tanda

Chandwick. Warna porsio pun tampak livide.

3) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16

minggu. Korpus luteum graviditatis berdiameter kira-kira 3 cm.

kemudian mengecil setelah plasenta terbentuk.

4) Mamma

Mamma akan membesar dan tegang akibat hormone

somatomammatropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum

mengeluarkan air susu. Di bawah pengaruh progesterone dan

somatomammatropin terbentuk lemak di sekitar kelompok-kelompok

alveolar sehingga mamma menjadi lebih besar. Papilla mama akan

lebih membesar, lebih tegak, dan tampak lebih hitam seperti seluruh

8

Page 9: laporan p2 repro.docx

aerola mamma karena hiperpigmentasi. Sumber lain menyebutkan

“sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli

mungkin dialami khususnya oleh primigravida, pada kehamilan

minggu ke-4. Cairan yang jernih ditemukan dalam payudara pada usia

kehamilan 4 minggu dan kolostrum dapat diperah keluar pada usia

kehamilan 16 minggu”.

5) Sirkulasi Darah

Perubahan fisiologis selama kehamilan pada terjadi pula pada

sirkulasi darah. Perubahan sirkulasi darah ini terjadi akibat adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang terus membesar dengan pembuluh

darah yang membesar pula, mamma dan alat lainnya yang memang

berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume darah ibu bertambah

secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang

disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak kira-kira

25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti dengan cardiac

output yang meninggi sebanyak kira-kira 30%.

6) Sistem Respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditemukan

pada kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan

oleh uterus yang membesar ke arah diafragma sehingga

diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan

oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu

bernafas lebih dalam.

7) Traktus digestivus

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nusea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang

meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivusmenurun, sehingga

motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang

dijumpai pada bulan-bulan pertama kehamilan gejala muntah

9

Page 10: laporan p2 repro.docx

(emesis). Biasanya terjadi pada pagi hariyang dikenal sebagai morning

sickness.

8) Traktus Urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan

oleh uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing.

Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus

gravidarum keluar dari rongga panggul. Pada akhir kahamilan bila

kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering

kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan

kembali.

9) Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat

tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melalnophore

stimulating hormone (MSH) yang meningkat. Di daerah leher sering

terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di daerah aerola mamma.

Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, dikenal dengan linea

grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak,

warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan, disebut striae

albikantes. Sumber lain menyebutkan "pigmentasi yang lebih gelap

terjadi pada puting dan aerola mammae, wajah (kloasma-topeng

kehamilan) dan garis tengah abdomen (dari bagian

atas umbilikus hingga rambut pubis)-linea nigra.

10) Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil basal metabolic rate (BMR) meninggi,

sistem endokrin juga meninggi, dan tampak lebih jelas kelenjar

gondoknya (glandula tireoidea). Secara umum dampak dari

metabolisme ini akan terjadi kenaikan berat badan. Berat badan

wanita hamil akan naik kira-kira diantara 6,5-16,5 kg rata-rata 12,5

kg. Kenaikan berat badan ini terutama terjadi dalam kehamilan 20

minggu terakhir. Kenaikan berat badan ini disebabkan oleh hasil

konsepsi (fetus, plasenta, dan likuor amnii) dan dari ibu sendiri

10

Page 11: laporan p2 repro.docx

(uterus dan mamma yang membesar, volume darah yang meningkat,

lemak dan protein lebih banyak dan akhirnya adanya retensi air).

11) Edema

Edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan hal

fisiologis. Namun bila disertai edema di tubuh bagian atas seperti

muka dan lengan, terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah,

maka dapat dicurigai adanya preeklamsia.

12) Tulang dan Gigi

Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-

ligamen melunak (softening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada

ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi

kebutuhan janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan

berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium

cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium.

3. Perubahan psikologis ibu hamil3,7,8

1) TRIMESTER  I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian

terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian besar

wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa

ia hamil.

Perasaan ambivalen ini biasanya berakhir dengan sendirinya

seiring ia menerima kehamilannya, sementara itu, beberapa

ketidaknyamanan pada trimester pertama, seperti mual , kelemahan,

perubahan nafsu makan, kepekaan emosional, semua ini dapat

mencerminkan konflik dan defresi yang ia alami dan pada saat

bersamaan hal-hal tersebut menjadi pengingat tentang kehamilannya.

Trimester pertama sering menjadi waktu yang menyenangkan

untuk melihat apakah kehamilan akan dapat berkembang dengan baik.

Hal ini akan terlihat jelas terutama pada wanita yang telah beberapa

kali mengalami keguguran dan bagi para tenaga kesehatan profesional

11

Page 12: laporan p2 repro.docx

wanita yang cemas akan kemungkinan terjadi keguguran kembali atau

teratoma. Berat badan sangat bermakna bagi wanita hamil selama

trimester pertama. Berat badan dapat menjadi salah satu uji realitas

tentang keadaannya karena tubuhnya menjadi bukti nyata bahwa

dirinya hamil.

Pembuktian kehamilan dilakukan berulang-ulang saat wanita mulai

memeriksa dengan cermat setiap perubahan tubuh, yang merupakan

bukti adanya kehamilan. Bukti yang paling kuat adalah terhentinya

menstruasi.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi antara

wanita yang satu dan yang lain. Meski beberapa wanita mengalami

peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum trimester pertama

merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini memerlukan

komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan 4 masing-

masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang yang besar

dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat dipengaruhi

oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang membesar dan nyeri,

kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah lain merupakan hal

yang sangat normal terjadi pada trimester pertama.

- Merasa tidak sehat dan benci kehamilannya.

-  Selalu memperhatikan setiap perubahan yang terjadi pada

tubuhnya.

- Mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya

sedang hamil.

- Mengalami gairah seks yang lebih tinggi tapi libido turun.

- Khawatir kehilangan bentuk tubuh.

- Membutuhkan penerimaan kehamilannya oleh keluarga.

- Ketidakstabilan emosi dan suasana hati.

- Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil

12

Page 13: laporan p2 repro.docx

- Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama

berbeda2, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada

periode ini

Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak

berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada

dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan

progesterone meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi

hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara

2) TRIMESTER II

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang

baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun,

trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke

dalam dan paling banyak mengalami kemunduran.

Trimester kedua sebenarnya terbagi atas dua fase: pra-quickening

dan pasca-quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya

kehidupan yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam

melaksanakan tugas psikologis utamannya pada trimester kedua,

yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri, yang

berbeda dari ibunya.

Pada trimester kedua, mulai terjadi perubahan pada tubuh. Orang

akan mengenali Anda sedang hamil . Sebagian besar wanita merasa

lebih erotis selama trimester kedua, kurang labih 80% wanita

mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka

dibanding pada trimester pertama dan sebelum hamil. Trimester kedua

relatif terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik, dan ukuran perut

wanita belum menjadi masalah besar, lubrikasi vagina semakin

banyak pada masa ini, kecemasan, kekhawatiran dan

masalah – masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada

wanita tersebut mereda .

13

Page 14: laporan p2 repro.docx

Selain itu tanda – tanda lain adalah :

- Ibu sudah mulai merasa sehat dan mulai bisa menerima

kehamilannya.

- Mulai merasakan gerakan bayi dan merasakan kehadiran bayi

sebagai seseorang di luar dirinya.

- Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban.

- Libido dan gairah seks meningkat.

- Ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin

membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa

suami tidak memperhatikan lagi

- Ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I

karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami

mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat

- Biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan

selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya

pertama kali.

3) TRIMESTER  III

Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran

bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was mengingat bayi

dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga sementara ia

memperhatikan dan menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif terlihat

dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua sementara

perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan segera

dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya

menjadi hal yang terus menerus mengingatkan tentang keberadaan

bayi. Wanita tersebut lebih protektif terhadap bayinya. Sebagian besar

pemikiran difokuskan pada perawatan bayi. Ada banyak spekulasi

mengenai jenis kelamin dan wajah bayi itu kelak. Sejumlah ketakutan

14

Page 15: laporan p2 repro.docx

muncul pada trimester ketiga. Wanita mungkin merasa cemas dengan

kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri. Seperti: apakah nanti

bayinya akan lhir abnormal, terkait persalinan dan pelahiran (nyeri,

kehilangan kendali, hal-hal lain yang tidak diketahui), apakah ia akan

menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar

karena perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya

akan mengalami cedera akibat tendangan bayi.

Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi

hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama kehamilan,

perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindari, dan

perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh secara tiba-tiba

akan mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong. Depresi ringan

merupakan hal yang umum terjadi dan wanita dapat menjadi lebih

bergantung pada orang lain lebih lanjut dan lebih menutup diri karena

perasaan rentannya.

Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung,

jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan

konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan trimester ketiga,

peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada trimester sebelumnya

akan menghilang karena abdomennya yang semakin besar menjadi

halangan. Alternatif untuk mencapai kepuasan dapat membantu atau

dapat 6 Menimbulkan perasaan bersalah jika ia merasa tidak nyaman

dengan cara-cara tersebut. Berbagi perasaan secara jujur dengan

pasangan dan konsultasi mereka dengan anda menjadi sangat penting.

Perubahan lainnya adalah :

- Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

- Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu dan dalam

kondisi yang tidak normal.

- Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

- Tidak sabaran dan resah.

15

Page 16: laporan p2 repro.docx

- Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.

- Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

4. Proses Kehamilan sampai Melahirkan1

Selama tiga sampai empat jam pertama setelah pembuahan, zigot tetap

berada di dalam ampula, karena penyempitan antara ampula dan saluran

tuba uterina sisanya menghambat pergerakan lebih lanjut zigot menuju

uterus.

TAHAP-TAHAP AWAL DI AMPULA

Namun, selama tahap ini zigot tidak tinggal diam. Zigot cepat

mengalami sejumlah pembelahan sel mitotik untuk membentuk suatu bola

padat sel-sel yang disebut morula. Sementara itu, peningkatan kadar

progesteron dari korpus luteum yang baru terbentuk setelah ovulasi

merangsang pengeluaran glikogen dari endometrium ke dalam lumen

saluran reproduksi untuk digunakan sebagai energi oleh mudigah. Nutrien-

nutrien yang tersimpan dalam sitoplasma ovum dapat mempertahankan

produk konsepsi untuk waktu kurang dari sehari. Konsentrasi nurrien yang

dikeluarkan meningkat lebih cepat di ampula yang kecil daripada di lumen

uterus.

PENURUNAN MORULA KE DALAM UTERUS

Sekitar tiga sampai empat hari setelah ovulasi, progesterone

diproduksi dalam jumlah memadai untuk melemaskan konstriksi tuba

uterina sehingga morula dapat dengan cepar terdorong ke dalam uterus

oleh kontraksi peristaltik tuba uterina dan aktivitas silia. Penundaan

sementara mudigah yang baru terbentuk masuk ke dalam uterus

memungkinkan nutrien-nutrien terkumpul di lumen uterus untuk

menunjang mudigah sampai implantasi berlangsung. Jika tiba terlalu cepat

di uterus, morula akan mati. Ketika turun ke uterus, morula mengapung

bebas di dalam rongga uterus selama tiga sampai empat hari, hidup dari

sekresi endometrium dan terus membelah. Selama enam sampai tujuh hari

pertama setelah ovulasi, sementara mudigah yang sedang berkembang

16

Page 17: laporan p2 repro.docx

dalam keadaan transit di tuba uterina dan mengapung di lumen uterus,

lapisan dalam uterus secara bersamaan dipersiapkan untuk implantasi di

bawah pengaruh progesteron fase luteal. Selama waktu ini, uterus berada

dalam fase sekretoriknya, atau fase progestasional, menyimpan glikogen

dan mengalami peningkatan vaskularisasi.

CATATAN KLINIS. Kadang-kadang morula gagal turun ke dalam

uterus dan terus berkembang dan tertanam di lapisan dalam tuba uterina.

Hal ini menyebabkan kehamilan ektopik tuba, yang harus diakhiri.

Sembilan puluh lima persen kehamilan ektopik adalah kehamilan tuba.

Kehamilan seperti ini tidak pernah berhasil, karena tuba uterina tidak

dapat mengembang seperti uterus untuk mengakomodasi mudigah yang

sedang tumbuh. Peringatan pertama adanya kehamilan tuba adalah nyeri

akibat teregangnya tuba uterina oleh mudigah yang tumbuh. Jika tidak

diangkat, mudigah tersebut dapat menyebabkan ruptur tuba uterina,

menyebabkan perdarahan yang dapat mematikan.

IMPLANTASI BLASTOKISTA DI ENDOMETRIUM YANG TELAH

DIPERSIAPKAN

Pada saat endometrium siap menerima implantasi (sekitar seminggu

setelah ovulasi), morula telah turun ke uterus dan terus berproliferasi dan

berdiferensiasi menjadi blastokista yang dapat melakukan implantasi.

17

Page 18: laporan p2 repro.docx

Waktu satu minggu setelah pembuahan dan sebelum implantasi

memungkinkan endometrium dan mudigah sama-sama mempersiapkan

implantasi.

Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tunggal dan terdiri dari

sekitar 50 sel mengelilingi sebuah rongga berisi cairan, dengan suaru

massa padat sel-sel berkelompok di satu sisi. Massa padat ini, yang

dikenal sebagai massa sel dalam, berkembang menjadi mudigah/janin itu

sendiri. Blastokista sisanya tidak membentuk janin tetapi memiliki peran

suportif selama kehidupan intrauteri. Lapisan tipis paling luar, trofoblas,

melaksanakan implantasi dan kemudian berkembang menjadi plasenta

bagian janin.

Setelah blastokista siap berimplantasi, permukaannya menjadi lengket.

Pada saat ini endometrium telah siap menerima mudigah. Blastokista

melekat ke lapisan dalam uterus di sisi massa sel dalamnya. Implantasi

dimulai ketika, setelah berkontak dengan endometrium, sel-sel trofoblastik

yang menutupi massa sel dalam mengeluarkan enzim-enzim pencerna

protein. Enzim-enzim ini mencerna sel-sel endometrium dan membentuk

jalan sehingga genjel-genjel sel trofoblas mirip jari dapat menembus dalam

ke endometrium, tempat genjel-genjel ini rerus mencerna sel uterus.

Melalui efek kanibalistiknya, trofoblas melakukan fungsi ganda (1)

menyelesakan implantasi dengan membuat lubang di endometrium untuk

blastokista dan (2) menyediakan bahan mentah dan bahan bakar

metabolik untuk mudigah yang sedang berkembang sewaktu tonjolan-

tonjolan trofoblastik menguraikan jaringan endometrium kaya nutrien.

Dinding sel-sel trofoblas yang masuk ke endometrium luruh, membentuk

sinsitium multinukleus yang akhirnya akan menjadi plasenta bagian janin.

Jaringan endometrium di tempat kontak, yang tetangsang oleh invasi

trofoblas, mengalami perubahan drastis yang meningkatkan kemampuannya

untuk menunjang mudigah yang berimplantasi. Sebagai respons terhadap

pembawapembawa pesan kimiawi yang dibebaskan oleh blastokista, sel-

sel endometrium mengeluarkan prostaglandin, yang secara lokal

18

Page 19: laporan p2 repro.docx

meningkatkan vaskularisasi, menimbulkan edema, dan meningkatkan

simpanan makanan. Jaringan endometrium yang mengalami modifikasi

sedemikian rupa di tempat implantasi disebut desidua. Ke dalam jaringan

desidua yang sangat kaya inilah blastokista terbenam. Setelah blastokista

membuat terowongan ke dalam desidua oleh aktivitas trofoblas, suatu

lapisan sel endometrium menutupi permukaan lubang, mengubur total

blastokista di dalam lapisan dalam uterus. Lapisan trofoblas terus

mencerna sel-sel desidua sekitar, menghasilkan energi untuk mudigah

sampai plasenta terbentuk.

PEMBENTUKAN PLASENTA DAN KANTUNG AMNION

Pada hari ke-12, mudigah telah rerbenam total di dalam desidua.

Pada saat ini lapisan trofoblas telah memiliki ketebalan dua lapisan sel

dan disebut korion. Seiring dengan terus berkembang dan dihasilkannya

enzim-enzim oleh korion, terbentuk anyaman rongga-rongga yang

ekstensif di dalam desidua. Korion yang meluas menggerus dinding

19

Page 20: laporan p2 repro.docx

kapiler desidua, menyebabkan darah ibu bocor dari kapiler dan mengisi

rongga-rongga ini. Darah dicegah membeku oleh suatu antikoagulan yang

dihasilkan oleh korion. Tonjolan, tonjolan jaringan korion berbentuk jari

menjulur ke dalam genangan darah ibu. Segera mudigah yang sedang

tumbuh ini mengirim kapiler ke dalam tonjolan korion untuk membentuk

vilus plasenta. Sebagian vilus menjorok menembus ruang berisi darah

untuk melekatkan plasenta bagian janin ke jaringan endometrium, tetapi

sebagian besar hanya menjulur ke dalam genangan darah ibu.

Setiap vilus plasenta berisi kapiler mudigah (kemudian janin) yang

dikelilingi oleh satu lapisan tipis jaringan korion, yang memisahkan

darah mudigah/janin dari darah ibu di ruang antarvilus. Darah ibu dan

janin tidak benar-benar bercampur, tetapi sawar di antara keduanya

sangatlah tipis. Untuk membayangkan hubungan ini, pikirkanlah tangan

anda (pembuluh darah kapiler janin) dalam sarung tangan karet (jaringan

korion) yang terbenam di dalam air (genangan darah ibu). Hanya sarung

tangan karet yang memisahkan tangan anda dari air. Dengan cara serupa,

hanya jaringan korion tipis (plus dinding kapiler janin) yang memisahkan

darah janin dan ibu. Semua pertukaran antara kedua aliran darah

berlangsung menembus sawar yang sangat tipis ini. Keseluruhan sistem

struktur ibu (desidua) dan janin (korion) yang saling terkait ini

membentuk plasenta.Meskipun belum sempurna, plasenta telah terbentuk

dan bekerja pada lima minggu setelah implantasi. Pada saat ini, jantung

mudigah sudah memompa darah ke dalam vilus plasenta serta ke jaringan

mudigah. Sepanjang gestasi, darah janin secara terus-menerus mengalir

antara vilus plasenta dan sistem sirkulasi janin melalui arteri umbilikalis

dan vena umbilikalis, yang terbungkus di dalam korda umbilikalis (tali

pusat), suatu.penghubung antara janin dan plasenta. Darah ibu di dalam

plasenta secara terus-meneru.s diganti oleh darah segar yang masuk

melalui arteriol-arteriol uterus; darah ibu lalu mengalir melalui ruang

antarvilus, tempat darah tersebut bertukar bahan dengan darah janin di

vilus sekitar, kemudian keluar melalui vena uterina.

20

Page 21: laporan p2 repro.docx

Sementara itu, selama waktu implantasi dan awal perkembangan

plasenta, massa sel dalam membentuk rongga amnion berisi cairan di

antara korion dan bagian massa sel dalam yang ditakdirkan menjadi

janin. Lapisan epitel yang membungkus rongga amnion disebut kantung

amnion, atau amnion. Seiring dengan perkembangannya, kantung amnion

akhirnya menyatu dengan korion, membentuk satu membran kombinasi

yang mengelilingi mudigah/janin. Cairan di rongga amnion, cairan amnion

(air ketuban), y"ng komposisinya serupa dengan CES normal,

mengelilingi dan menjadi bantalan bagi janin sepanjang kehamilan.

Perubahan selama akhir gestasi sebagai persiapan untuk persalinan.

Persalinan (partus, pelahiran) memerlukan (1) dilatasi kanalis

servikalis ("pembukaan') untuk mengakomodasi lewatnya janin dari uterus

melalui vagina ke lingkungan luar dan (2) kontraksi miometrium uterus

yang cukup kuat untuk mengeluarkan janin.

Beberapa perubahan terjadi selama masa gestasi akhir sebagai

persiapan untuk dimulainya persalinan. Selama dua trimester pertama

gestasi, uterus relatif tetap tenang, karena efek inhibitorik progesteron

kadar tinggi pada otot miometrium. Namun, selama trimester terakhir,

uterus menjadi semakin peka rangsang sehingga kontraksi ringan

(kontaksi Braxton-Hiclrs) dapat dialami dengan kekuatan dan frekuensi

yang bertambah. Kadang kontraksi ini menjadi cukup teratur sehingga

disangka sebagai awitan persalinan, suatu fenomena yang dinamai

"persalinan palsu'. Selama gestasi, pintu keluar uterus tetap tertutup oleh

servils yang kaku dan tertutup rapat. Seiring dengan mendekatnya

persalinan, serviks mulai melunak (atau "matang") akibat disosiasi serat

jaringan ikatnya yang kuat (kolagen).

Karena perlunakan ini rnaka serviks menjadi lentur sehingga dapat

secara bertahap membuka pintu keluarnya sewaktu janin yang secara

paksa didorong menekannya saat persalinan. Perlunakan serviks ini

terutama disebabkan oleh relaksin, suatu hormon pepdda yang dihasilkan

oleh korpus luteum kehamilan dan plasenta. Faktor lain juga berperan

21

Page 22: laporan p2 repro.docx

daiam periunakan serviks ini. Relaksin juga melemaskan jalan lahir

dengan melonggarkan jaringan ikat antara tulangtulang panggul. Sementara

itu, janin bergeser ke bawah (janin "turun') dan dalam keadaan normal

terorientasi sedemikian sehingga kepala berkontak dengan serviks sebagai

persiapan untuk keluar melalui jalan lahir. Pada persalinan sungsang,

seriap bagian tubuh selain kepala adalah bagian yang pertama kali

mendekati jalan lahir.

2. Tes kehamilan9

a. Definisi, Macam-macam tes kehamilan

Pada jaman teknologi canggih sekarang, kehamilan bisa diketahui

melalui tes kehamilan. Tes kehamilan adalah tes yang dilakukan untuk

memastikan apakah seseorang sedang mengandung atau tidak. Tes

dilakukan untuk mengetahui diagnosa kehamilan berdasarkan pada

pendeteksian keberadaan hormon human chorionic gonadotrophin (HCG)

pada darah dan urin wanita.HCG diproduksi oleh embrio yang lazimnya

tidak ada kecuali bila seorang wanita tersebut hamil. Beberapa test yang

paling modern dan canggih dapat mendeteksi kehamilan melalui darah

dan urine hanya satu minggu setelah pembuahan. (Rose.W.2006)

Tes kehamilan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :

1) Tes urin

Alat untuk melakukan tes urin banyak dijual di apotik-apotik. Cara

penggunaannya juga lebih mudah, yaitu dengan menempatkan

sampel urin pada benda atau tempat yang disediakan Tes urin

dilakukan kurang lebih 14 hari setelah pembuahan terjadi, atau pada

saat seorang wanita tidak mendapatkan haid. Saat ini sudah sangat

mudah untuk mengetahui apakah seorang wanita sedang hamil atau

tidak. Keuntungan tes urin adalah dapat dilakukan sendiri di rumah,

prosedur pengujian yang mudah dilakukan, harga strip yang relatif

murah, akurasi hasil uji yang tinggi (97 — 99%), serta dapat

22

Page 23: laporan p2 repro.docx

mendeteksi kehamilan lebih dini. Adapun interpretasi hasil uji urin

pada umumnya adalah :

- Jika muncul 2 garis merah muda, berarti hamil.

- Jika hanya muncul 1 garis merah muda, berarti tidak hamil.

- Jika tidak muncul garis, berati strip rusak. Uji sebaiknya diulang

dengan strip yang lain.

2) Tes darah

Tes darah biasanya lebih sensitif, lebih tepat, namun jarang

dilakukan karena harganya yang mahal dan sulit dilakukan. Tes darah

dapat dilakukan sekitar 10 hari setelah pembuahan Hasilnya biasanya

berupa tanda positif atau negatif. Kadar hCG diatas 5 mIU biasanya

sudah dianggap hamil. Sebagian alat untuk tes urin mengukur kadar

hCG antara 25-200 mIU.

3) Tes dengan menggunakan alat USG

Baru dapat dilakukan setelah beberapa minggu. Kadang-kadang

sekitar 4 minggu setelah pembuahan. Pemeriksaan secara manual

dapat menunjukkan adanya pembesaran rahim, namun tidak bisa

memastikan apakah pembesaran ini disebabkan karena kehamilan.

Pada umumnya hal yang menjadi pedoman untuk menentukan hamil

atau tidak dalam suatu tes kehamilan adalah kadar HCG (Human

Chorionic Gonadotrophin) yang dihasilkan oleh sinsitio tropoblas

sekitar tiga migngu setelah terjadi pembuahan atau satu minggu

setelah seorang wanita merasakan terlambat menstruasi.

Pada tahap ini kadar hCG biasanya masih rendah. Kadar HCG

pada hari pertama terlambat haid biasanya sudah mencapai 100

mIU/ml. Kadar HCG sebesar ini sudah cukup untuk dideteksi oleh uji

strip kehamilan. Kadar HCG akan mencapai puncaknya pada usia

kehamilan delapan minggu usia kehamilan dihitung dari hari pertama

haid terkahir. Setelah itu berangsur-angsur turun dan kembali ke

normal beberapa setelah melahirkan.

23

Page 24: laporan p2 repro.docx

5. HCG

human Chorionic Gonadotropin1

hCG adalah hormon protein yang memiliki subunit alpha yang sama

dengan yang terdapat pada FSH, LH dan TSH. Subunit beta adalah unik untuk

hCG. Hormon ini paling mirip dengan LH. hCG diperoduksi oleh

sinsitiotrofoblas dan dapat dideteksi dalam serum ibu 8 – 9 hari pasca

konsepsi. Hormon ini yang menjadi dasar bagi semua tes kehamilan standar.

Kadar hCG berlipat ganda setiap 48 jam dalam beberapa minggu pertama

kehamilan dan mencapai kadar puncak sebesar 80.000 – 100.000 mIU / mL

pada usia kehamilan 8 – 10 minggu. Setelah itu, kadar hCG menurun menjadi

10.000 – 20.000 mIU /mL dan menetap pada nilai tersebut sampai aterm.

Fungsi utama hCG adalah untuk mempertahankan produksi progesteron

corpus luteum sampai plasenta dapat mengambil alih peran produksi

progesteron pada usia gestasi sekitar 6 – 8 minggu. Progesteron diperlukan

untuk keberhasilan proses kehamilan awal.

hCG memiliki  aktivitas tirotropik yang hanya menjadi berarti secara klinis

bila kadar hCG meningkat secara tajam seperti pada kehamilan mola.

Human chorionic gonadotropin (HCG) merupakan hormon peptide yang

memperpanjang lama kehidupan korpus luteum oleh korion yang sedang

24

Page 25: laporan p2 repro.docx

berkembang. Selama kehamilan, luteinizing hormon (LH) tidak diproduksi

karena kadar progesteron, sehingga sekresi LH tertekan sebagai akibat umpan

balik negative oleh progesterone kadar tinggi. HCG dan LH memiliki fungsi

merangsang dan mempertahankan korpus luteum agar tidak berdegenarasi.

Selama kehamilan korpus luteum semakin berkembang, semakin banyak

menghasilkan estrogen progesterone sekitar 10 minggu sampai plasenta

mengambil alih sekresi hormon ini.

Sekresi HCG meningkat dengan cepat pada awal kehamilan untuk

menyelamatkan korpus luteum dari kematian, sekresi puncak HCG terjadi

kurang lebih selama 60 hari setelah menstruasi terakhir. Pada minggu ke-10

sekresi HCG menurun dan dipertahankan selama kehamilan. HCG menurun

karena korpus luteum sudah tidak dibutuhkan lagi untuk produksi hormon-

hormon steroid karena plasenta sudah mulai mengeluarkan estrogen dan

progesterone dalam jumlah yang bermakna. HCG dieliminasi tubuh melalui

urin, sehingga keberadaan hormon ini dapat dideteksi sampai bulan pertama

kehamilan.

6. Mual Saat Hamil10-15

PENYEBAB

Hingga saat ini penyebab atas gejala ini belum diketahui secara pasti,

namun perkiraan beberapa penyebab yang menimbulkan gejala ini antara lain

adalah:

Meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh.[1] Kadar hormon

estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa kehamilan, namun

hingga saat belum anda penelitian yang dapat membuktikan keterkaitan antara

peningkatan kadar hormon ini dengan gejala emesis gravidarum tersebut.

Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglicemia) yang disebabkan

penyerapan energi yang dilakukan oleh plasenta,namun belum ada penelitian

yang berhasil membuktikannya.

Meningkatnya kadar hormon hCG. Meskipun tidak terkait secara langsung,

peningkatan hormon ini memancu peningkatan hormon estrogen sehingga

25

Page 26: laporan p2 repro.docx

menimbulkan gejala ini. Faktor HCG (Human chorionic gonodotropin).

Hormon ini dihasilkan plasenta (ari-ari) selama awal kehamilan. Perubahan

dalam tubuh ibu yang dipicu hormon ini kemudian menimbulkan rasa mual.

Fungsi plasenta sebagai sirkulasi dan pemberi makanan pada janin akan

tumbuh maksimal ketika kehamilan menginjak usia 12-14 minggu. Pada saat

ini biasanya mual-muntah akan berhenti.

Meningkatnya sensitivitas terhadap bau.

Peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena meningkatnya kadar

enzim dalam hati.

Sel-sel plasenta (villi korialis) yang menempel pada dinding rahim awalnya

ditolak oleh tubuh karena dianggap sebagai benda asing. Reaksi imunologik

inilah yang memicu terjadinya reaksi mual-mual.

Perubahan metabolisme glikogen hati akibat kehamilan juga dianggap sebagai

penyebab mual-muntah. Namun, setelah terjadi penyesuaian terhadap sel-sel

plasenta dan terjadi kompensasi metabolisme glikogen di dalam tubuh, maka

rasa mual itu akan lenyap.

Faktor psikologis ibu hamil.Contoh, ibu hamil yang mengalami stres akibat

kehamilan tak diinginkan bisa mengalami mual dan muntah, Dalam tubuhnya

terjadi penolakan. Akhirnya timbul rasa mual.

Gangguan enzim juga diperkirakan sebagai penyebab mual-muntah

berlebihan. Sakit mag, misalnya, dapat memperberat kondisi mual-muntah

pada kehamilan. Hal ini mungkin agak bertolak belakang dengan teori yang

menyatakan bila ibu penderita mag, maka selama hamil sakitnya itu akan

hilang.

PENANGANAN

Jika setiap kali makan bahkan minum selalu disertai muntah, frekuensi

berkemih berkurang, dan jumlah urin sedikit, maka dengan indikasi

hiperemisis gravidarum seperti itu ibu hamil perlu dirawat. Pada kasus yang

lebih parah biasanya suami akan melaporkan kalau istrinya bertambah lemas

dan mukanya pucat . Kalau badan sudah lemas terus-menerus artinya ibu

sudah mengalami dehidrasi.

26

Page 27: laporan p2 repro.docx

Untuk memperoleh kepastian diagnosa, ibu harus melalui pemeriksaan urin di

laboratorium. Jika air seninya mengandung zat keton berarti ibu hamil positif

harus masuk rumah sakit. Selama perawatan awal, biasanya semua intake

makanan dan minuman harus melalui cairan infus. Pasien umumnya akan

dipuasakan selama 6- 8 jam agar lambungnya dapat beristirahat. Setelah itu

pemberian makan akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari makanan cair,

makanan semipadat hingga makanan biasa.

Pemberian obat antimual peru dipertimbangkan. Bahkan bila sampai

mengalami luka lambung karena intake yang kurang, maka dokter akan

mengobatinya dengan obat antimag. Pada umumnya, dalam 24 jam gejala

mual akan menghilang.

Petumbuhan janin juga dipantau melalui USG. Namun ibu tetap merupakan

prioritas utama yang mendapat perhatian dalam pengobatan. Dengan asumsi

jika asupan kalori ibu hamil tercukupi, maka janin pun akan memperoleh

makanan yang cukup melalui plasenta. Lama perawatan di rumah sakit

tergantung pada kondisi ibu, tapi rata-rata 2-3 hari. Jangan lupa, dukungan

moril dari keluarga untuk menenangkan jiwa ibu hamil sangat diperlukan.

Selesaikan masalah yang membebani selama ini. Intinya, lepaskan diri dari

segala macam stres.

Setelah lepas dari perawatan rumah sakit, bukan berati masalah selesai begitu

saja. Bagaimanpun, ibu hamil yang mengalami mual-muntah berlebihan mesti

cermat dalam pengaturan makan.

Penanganan Obat

Jika terapi farmakologis diperlukan, pengobatan dapat dimulai dengan

menggunakan vitamin B-6, 10-25 mg sehari, 3-4 kali sehari, Doksilamin, 12,5

mg, 3-4 kali sehari dapat digunakan sebagai tambahan. Herbal, kapsul jahe

250 mg 4 kali sehari, dapat ditambahkan pada saat ini jika pasien masih

muntah karena telah terbukti efektif dalam uji acak. [38] Metoclopramide, 5-

10 mg diminum setiap 8 jam dapat digunakan selanjutnya . Promethazine,

12,5 mg oral atau rektal setiap 4 jam, atau dimenhydrinate 50-100 mg oral q4-

6h, dapat ditambahkan juga. Ondansetron 4-8 mg oral atau IV setiap 8 jam

27

Page 28: laporan p2 repro.docx

dapat digunakan untuk kasus-kasus refrakter lanjut. Methylprednisolone, 16

mg oral atau IV setiap 8 jam selama 3 hari, dengan lancip ke dosis efektif

terendah, dapat digunakan jika muntah terus menerus terjadi meskipun terapi

di atas. Steroid tampaknya meningkatkan risiko celah oral dalam pertama 10

minggu kehamilan.

Metoclopramide secara luas digunakan untuk mual dan muntah selama

kehamilan, namun informasi mengenai teratogenisitas manusia telah kurang.

Matok et al tidak menemukan peningkatan risiko malformasi kongenital

utama, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, skor Apgar, atau

kematian perinatal antara bayi dari ibu yang mengambil metoclopramide

dalam trimester pertama dibandingkan dengan ibu bayi ‘yang tidak

mengambil metoclopramide. Penelitian kohort retrospektif termasuk total

memeriksa 81.703 bayi yang lahir dari ibu yang terdaftar dalam sistem

kesehatan tunggal dengan komputerisasi catatan rumah sakit ibu dan bayi.

Dari jumlah tersebut, 3458 (4,2%) memiliki eksposur trimester pertama untuk

metoclopramide.

Analisis sekunder dilakukan pada bayi dari ibu yang mengisi resep mereka

untuk metoclopramide setidaknya sekali (n = 758), dan tidak ada peningkatan

risiko ditemukan dalam sub-populasi terkena metoclopropamide dibandingkan

dengan bayi tidak terkena. Selain itu, hasil penelitian tidak berubah ketika

aborsi terapeutik janin terkena dan tidak terpajan dimasukkan dalam analisis.

Studi ini memberikan jaminan bahwa dokter metoclopramide tidak

menyebabkan cacat bawaan, meskipun, antagonis dopamin dapat

menyebabkan gejala ekstrapiramidal ibu (yaitu, reaksi dystonic akut, tardive

dyskinesia).

Jika terjadi hipokalemia berat disertai adanya gejal, maka preparat kalium

harus diganti parenteral. Sebelum pemberian kalium intravena, fungsi ginjal

harus dievaluasi. 80 mEq/L).” Kalium biasanya ditambahkan ke cairan infus

untuk mencapai konsentrasi 40 mEq / L (dan tidak> 80 mEq / L). Sebuah

tingkat infus 10 mEq kalium per jam harus aman selama sebagai output urin

memadai.

28

Page 29: laporan p2 repro.docx

Ketika pemberian hidrasi intravena kepada pasien yang memiliki deplesi

volume berat dalam upaya untuk mencegah perkembangan ensefalopati

Wernicke, hindari glukosa intravena sampai tiamin intravena telah diberikan.

Jika dehidrasi terus-menerus, kehilangan elektrolit, dan / atau penurunan berat

badan terjadi meskipun di atas terapi, nutrisi suplemen baik oleh rute

parenteral atau enteral diindikasikan. Metode standar telah melalui nutrisi

parenteral total (TPN). Namun, risiko didokumentasikan dari bakteremia,

sepsis trombosis, dan telah dikaitkan dengan garis PICC diperlukan untuk

suplementasi TPN. Tabung nasogastrik penempatan dan pemberian makanan

enteral selanjutnya telah ditunjukkan dalam seri kecil dan laporan menjadi

alternatif yang valid, dengan risiko komplikasi kurang, khasiat yang sama, dan

hasil yang sama dalam hal hasil neonatal bila dibandingkan dengan TPN

Farmakoterapi

Antihistamin, antiemetik dari kelas fenotiazin, dan agen promotility

(misalnya, metoclopramide) telah digunakan dalam pengobatan mual dan

muntah selama kehamilan.

Vitamin B-6 (pyridoxine) juga telah dipelajari dalam pengobatan mual dan

muntah selama kehamilan dan mengurangi mual dan muntah jika

dibandingkan dengan plasebo.

Ondansetron (Zofran), antagonis reseptor serotonin-, tidak menunjukkan

manfaat atas promethazine antiemetik (Phenergan), dengan biaya yang jauh

lebih besar. Ini dapat dicadangkan untuk kasus-kasus refrakter. Sebuah meta-

analisis dari 6 acak, double-blind uji coba menunjukkan bahwa jahe

merupakan pengobatan yang efektif untuk HEG.

Steroid dapat digunakan dalam refraktori pasien terhadap terapi standar.

Promethazine (Phenergan) dibandingkan dengan metilprednisolon dalam uji

coba secara acak, double-blind, terkontrol. Methylprednisolone muncul untuk

menurunkan tingkat pendaftaran kembali untuk hiperemesis gravidarum,

namun pasien secara acak promethazine memiliki durasi lebih lama secara

signifikan gejala sebelum perawatan.

29

Page 30: laporan p2 repro.docx

Namun, kekhawatiran ada tentang hubungan antara celah oral dan penggunaan

methylprednisolone pada trimester pertama, oleh karena itu harus digunakan

dengan hati-hati sebelum 10 minggu kehamilan.

Vitamin Penting untuk sintesis DNA normal dan berperan dalam berbagai

proses metabolisme.

Piridoksin (Nestrex) Dipasarkan dalam formulasi kombinasi dengan

Doksilamin (Benedectin, Dilectin).

Benedectin diambil dari pasar di Amerika Serikat pada tahun 1980 karena

masalah kewajiban, tetapi tersedia di Kanada. Doksilamin mungkin tidak

teratogenik dan dapat digunakan dalam kombinasi dengan pyridoxine pada

dosis 10-12,5 mg PO qd tawaran

Herbal Tidak disetujui oleh US Food and Drug Administration tetapi obat

diyakini dapat meningkatkan gejala.

Jahe Penelitiandouble-blind, crossover sidang dari ekstrak jahe terbukti lebih

bermanfaat untuk mengurangi gejala dibandingkan plasebo.

Antiemetik Berguna dalam pengobatan simtomatik mual.

Proklorperazin (Compazine) Bisa menghilangkan mual dan muntah dengan

memblokir reseptor dopamin mesolimbic postsynaptic melalui efek

antikolinergik dan sistem aktivasi reticular menyedihkan. Dalam sebuah studi

plasebo-terkontrol, 69% dari pasien yang diberi proklorperazin melaporkan

bantuan gejala yang signifikan, dibandingkan dengan 40% dari pasien dalam

kelompok plasebo.

Promethazine (Phenergan) Untuk pengobatan gejala mual pada disfungsi

vestibular. Efektif dalam mengobati emesis Antidopaminergic agen. Blok

postsynaptic dopaminergik reseptor di otak mesolimbic dan mengurangi

rangsangan ke batang otak sistem reticular.

Klorpromazin (Thorazine, Ormazine) Mekanisme yang bertanggung jawab

untuk menghilangkan mual dan muntah termasuk memblokir reseptor

dopamin mesolimbic postsynaptic, efek antikolinergik, dan depresi dari RAS.

Blok alpha-adrenergik dan menekan pelepasan hormon hypophyseal dan

hipotalamus.

30

Page 31: laporan p2 repro.docx

Trimethobenzamide: (Tebamide, Tigan) Kisah terpusat untuk menghambat

zona pemicu kemoreseptor meduler.

Metoclopramide (Reglan) Reseptor dopamin blok dan (bila diberikan dalam

dosis yang lebih tinggi) juga blok reseptor serotonin di zona pemicu

kemoreseptor dari SSP, meningkatkan respon terhadap asetilkolin jaringan di

saluran pencernaan bagian atas yang menyebabkan motilitas ditingkatkan dan

pengosongan lambung dipercepat tanpa merangsang sekresi lambung,

empedu, pankreas atau , meningkatkan nada lebih rendah esophageal

sphincter.

Ondansetron: (Zofran) Selektif 5-HT3-antagonis reseptor, memblokir

serotonin, baik perifer pada terminal saraf vagal dan terpusat di zona pemicu

kemoreseptor.

Kortikosteroid Obat ini memiliki efek metabolik yang mendalam dan

bervariasi.

Methylprednisolone (Medrol, Solu-Medrol) Dapat meningkatkan gejala

mual dan muntah.

Antihistamin Belajar di mual dan muntah selama kehamilan dan dalam

jumlah kecil pasien dengan HEG, menyediakan bantuan di 82% dari pasien.

Muncul untuk menjadi berkhasiat sebagai pyridoxine dalam studi lain.

Meclizine (Antivert) Mengurangi rangsangan labirin telinga tengah dan

konduksi blok di jalur telinga tengah vestibular-cerebellar. Efek ini berkaitan

dengan lega mual dan muntah.

Diphenhydramine (Benadryl) Bersaing dengan histamin untuk H1-reseptor

pada sel-sel efektor situs di saluran pencernaan, pembuluh darah, dan saluran

pernapasan, efek antikolinergik dan obat penenang juga terlihat

KOMPLIKASI

Sekitar 2-5% keadaan muntah dan mual semakin menghebat, dan begitu

menghebatnya  sehingga memerlukan rawat inap di rumah sakit. Salah satu

komplikasi yang paling  sering dialami adalah dehidrasi atau disebut juga

kekurangan cairan. Andaikata  dehidrasi tersebut tidak segera diganti dengan

31

Page 32: laporan p2 repro.docx

cairan yang cukup dan benar maka  sudah dipastikan akan mempengaruhi

janin yang ada dalam kandungan

Tips Diet dan Pemberian Makanan Pada Kehamilan dengan Emesis

Saran awal untuk perubahan pola makan pada pasien dengan mual dan muntah

yang berhubungan dengan kehamilan meliputi:

Makan pada saat lapar, terlepas dari waktu makan normal.

Makanlah dalam porsi kecil sering.

Hindari makanan berlemak dan pedas dan makanan emetogenik atau bau.

Meningkatkan asupan makanan hambar atau kering.

Hilangkan pil dengan zat besi.

Makanan ringan protein tinggi sangat membantu.

Kerupuk di pagi hari mungkin membantu.

Meningkatkan asupan minuman berkarbonasi.

Makanan yang disarankan lainnya termasuk teh herbal yang mengandung

peppermint atau jahe, jahe lainnya minuman yang mengandung, kaldu,

kerupuk, roti unbuttered, gelatin, atau makanan penutup beku.

Pada prinsipnya gangguan perut dapat diatasi dengan tidak membiarkannya

kosong. Jadi makanlah dalam porsi kecil tapi sering

Sajikan makanan dan minuman dalam keadaan hangat karena bisa membuat

lambung yang terasa perih seperti terelaksasi

Setiap bangun pagi jangan lupa sarapan. Bila nafsu makan belum ada, nikmati

saja biskuit dengan teh hangat misalnya.

Makanlah makanan berkarbohidrat tinggi. Mual-muntah mengakibatkan

cadangan karbohidrat dan lemak dipakai oleh tubuh untuk mengganti energi

yang hilang.

Penggunaan vitamin prenatal dapat menurunkan mual dan muntah yang

berhubungan dengan kehamilan

7. Gizi Ibu Hamil16-18

Hasil penelitian Budijanto, dkk. (2000) menunjukkan bahwa ibu yang

sewaktu hamil mempunyai status gizi yang rendah dengan pertambahan berat

32

Page 33: laporan p2 repro.docx

badan ≤9 kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm akan mempunyai

risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kg). Selain

dari itu dikatakan pula bahwa bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah

(< 2,5 kg) mempunyai prestai belajar yang lebih rendah bila dibandingkan

dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan normal. Oleh karena itu

dengan memperbaiki jumlah dan mutu makanan sewaktu hamil secara

langsung akan meningkatkan berat badan bayi yang akan dilahirkan dan

secara tidak langsung menyokong pertumbuhan sel- sel otak bayi yang

optimal. Dengan demikian sudah selayaknya bila makanan ibu sewaktu hamil

perlu mendapat prioritas utama dalam keluarga.

Seorang wanita dewasa yang tidak hamil, keperluan gizinya dipergunakan

untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, aktivitas fisik, serta

menjaga keseimbangan segala proses dalam tubuh. Sedangkan pada wanita

dewasa yang sedang hamil maka di samping untuk proses yang rutin juga

diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu

janin, plasenta, uterus serta kelenjar mamae.

33

Page 34: laporan p2 repro.docx

Sebagai pedoman dalam pengawasan akan kecukupan gizi ibu hamil adalah

bagaimana kenaikan pertambahan berat badan si ibu. Sebagai standard kebiasaan

kenaikan berat badan pada ibu hamil :

34

Kategori BMI

(kg/m2)

Anjuran Kenaikan BB Anjuran Kenaikan

apabila bayi kembar

Rendah < 18.5 12.6—18 Kg (0.5 kg/mg dlm tmt

II dan III)

No guidline available

Normal 18.5-24.9 11-25—16 Kg (0.41 kg/mg dlm

tmt II dan III)

16.65—24.3 Kg

Tinggi 25.0—

29.9

6.75—11.25 Kg (0.3 kg/mg dlm

tmt II dan III)

13.95—22.5 Kg

Obesitas > 30 4.95—9 kg (batasan 11.4-15.9

kg selama kehamilan)

11.25—18.9 Kg

Page 35: laporan p2 repro.docx

• BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm / (TB – 105 ) jika TB dibawah

160 cm.

– Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100)

oleh Broca untuk orang Eropa dan disesuaikan olehKatsura untuk

orang Indonesia.

• UH  adalah  Umur kehamilan dalam minggu,

– Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat

badan dapat dengan dini diketahui.

• 0.35  adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram

diambil nilai terendah 350 gram atau 0.35 kg

– Dasarnya  diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan

lebih ditekankan pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas

(banyaknya).

Untuk menunjang kesehatan ibu hamil dan pertumbuhan janin,

diperlukan asupan makronutrien dan mikronutrien yang adekuat selama

kehamilan. Kebutuhan zat gizi ibu hamil di Indonesia berpedoman pada

angka kecukupan gizi (AKG) Indonsia tahun 2004.

Kebutuhan makronutrien meliputi kalori, protein dan lemak. Kalori

diperlukan untuk mencukupi kebutuhan tumbuh kembang janin dan

membentuk jaringan penunjang selama kehamilan dengan rata-rata

35

Page 36: laporan p2 repro.docx

tambahan kebutuhan kalori per hari sebesar 100 kkal untuk trimester

pertama dan sebesar 300 kkal untuk trimester kedua dan ketiga. Protein

diperlukan untuk membentuk struktur sel dan jaringan serta penyusun

enzim. Kebutuhan protein selama kehamilan rata-rata ditambah sebesar 17

gram per hari. Kebutuhan protein meningkat terutama pada trimester

ketiga. Lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh dan sebagai

pelarut vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak tergantung pada kebutuhan

energi untuk peningkatan berat badan. Kebutuhan lemak meliputi asam

lemak esensial jenis long chain polyunsaturated fatty acid (LC PUFA)

antara lain asam linoleat dan asam linolenat.

Kebutuhan mikronutrien meliputi vitamin larut air dan larut lemak

serta makromineral dan mikromineral. Asam folat diperlukan terutama

untuk mencegah terjadinya neural tube defect (NTD). Kebutuhan asam

folat ditambahkan sebesar 200 mcg dari kebutuhan sebelum hamil sebesar

400 mcg. Kolin mutlak diperlukan dari bahan makanan sebesar 450 mg

per hari karena bersifat esensial, yang digunakan untuk pembentukkan

membran sel, transmisi impul saraf, dan sumber gugus metil. Vitamin B6

diperlukan untuk mengurangi gangguan mual dan muntah. Rata-rata

tambahan kebutuhan vitamin B6 sebesar 0.4 mg per hari dari kebutuhan

sebelum hamil sebesar 1.3 mg per hari. Pemberian tambahan asam

askorbat sebesar 10 mg per hari dari kebutuhan sebelum hamil. Asam

askorbat dapat diberikan diberikan bersama dengan besi untuk

meningkatkan bioavailabilitas besi.

Rata-rata tambahan kebutuhan vitamin A sebesar 300 RE dari

kebutuhan sebelum hamil sebesar 500 RE. Konsumsi vitamin A berlebihan

dari diet harus memerlukan pengawasan yang ketat karena memiliki risiko

terjadinya kecacatan janin. Kebutuhan vitamin D, E, dan K tidak

mengalami perubahan selama kehamilan.

Kebutuhan kalsium mengalami peningkatan sebesar 150 mg per hari

dari kebutuhan sebelum hamil sebesar 800-1000 mg per hari. Hormon

human chorionic somatomammotropin akan meningkatkan resorspsi

36

Page 37: laporan p2 repro.docx

tulang sedangkan hormon estrogen akan menghambatnya. Kebutuhan

magnesium dan fosfor tidak mengalami perubahan selama kehamilan.

Seng diperlukan sebagai kofaktor pada sebagian besar metabolisme tubuh.

Rata-rata tambahan kebutuhan seng terus meningkat sampai trimester

ketiga sebesar 9 mg per hari. Pemberian asupan besi akan mempengaruhi

absorpsi seng karena kedua mineral tersebut bersifat kompetitif inhibitor,

dimana absorpsi besi lebih besar dibandingkan seng. Iodium diperlukan

dalam pembentukkan tiroksin yang berperan mengatur metabolisme

makronutrien. Rata-rata tambahan kebutuhan iodium sebesar 50 mcg per

hari selama kehamilan.

Pemberian suplementasi vitamin dan mineral diindikasikan pada

keadaan defisiensi, namun selama ini suplementasi tetap diberikan pada

ibu hamil untuk menjamin kecukupan mikronutrien selama kehamilan.

Salah satu mikronutrien yang diberikan adalah zat besi (Fe) dan akan

dibahas lebih lanjut mengenai aspek gizi besi.

8. Zat-zat yang Tidak Boleh dikonsumsi Saat Hamil19

Golongan obat-obatan:

ACE inhibitor: intrauterine growth retardation, fetal deat, iligodramnions,

neonatal anuria, hypooplasia calvaria

Acid non steroidal antiinflamatory analgetics (NSAIDs): premature

closure ductus arteriosus

Androgen hormones: masculinization of female fetuses

Antiepileptics (AED)

1. Phenytoin: Phenytoin or AED syndrome, distal phalanges Hypoplasia

2. Valporic acid: spina bifida, AED syndrome

3. Carbamazepine: intrauterine growth retardation

4. Trimethadion: specific syndrome

Antineoplastics

1. Folic acid antagonis (aminopterin, methotrexate): spontaneous

abortion, fetal death, specific syndrome

37

Page 38: laporan p2 repro.docx

Antimetabolites (azauridine, cytarabine, 5-fluorouracil, 6-

mercaptopurine): limb defect, renal defect, CNS defect

Alchilant agent(busulfan, clorambucil, ciclofosfamide, mecloretamine):

limb defect, renal defect, CNS defect

Antithyroid

1. Iodine, I131: goiter with hypo- or hyperthyroidism

2. Methimazole: ulcerlike midline scalp defect

9. Kehamilan Resiko Tinggi20

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan

ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas

normal.

Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung pada

keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan

didalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam

jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam

kandungan akan berjalan baik.

Komplikasi Kehamilan Resiko Tinggi

38

Page 39: laporan p2 repro.docx

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi

pada janin maupun pada ibu. Antara lain :

a. Bayi

Bayi lahir belum cukup bulan.

Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)

Janin mati dalam kandungan.

b. Ibu

Keguguran (abortus).

Persalinan tidak lancar / macet.

Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

10. Pengaruh Usia pada Grandemultipara21

Ibu yang sudah multiparitas dan berusia >35 tahun dapat menyebabkan

terjadinya kehamilan yang beresiko. Sering kali akan ditemukan perdarahan

sesudah persalinan akibat berkurangnya kelenturan (elastisitas jaringan yang

telah berulang kali diregangkan oleh kehamilan sehingga membatasi

kemampuan kontraksi untuk menghentikan perdarahan setelah persalinan.

Sering pula terjadi inersia uteri (tidak cukupnya tenaga untuk

mengeluarkan janin). Hal tersebut disebabkan faktor usia yang semakin tua

akan cenderung semakin melemah.

Kemudian adanya degenerasi pada keadaan jaringan uterus akibat penuaan

dapat menyebabkan kelainan letak/kelainan pertumbuhan plasenta, yaitu

plasenta adhesiva sehingga beresiko mengalami persalinan sungsang, plasenta

previa, bahkan solusio plasenta yang berbahaya bagi nyawa ibu dan janin.

11. Anemia Kehamilan22

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di

bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr% pada

trimester II. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau

39

Page 40: laporan p2 repro.docx

menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama

kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari

10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl.

Hemoglobin ( Hb ) yaitu komponen sel darah merah yang berfungsi

menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh

kekurangan oksigen. Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses

metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu

hamil mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi misalnya untuk membuat

jaringan tubuh janin, membentuknya menjadi organ dan juga untuk

memproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari– hari.

Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi membawa

oksigen dan karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh

kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri

dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut

heme. Heme tersusun dari suatusenyawa lingkar yang bernama porfirin yang

bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah senyawa-

senyawa porfirin-besi, sedangkan hemoglobin adalah senyawa komplek antara

globin dengan heme.

Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat

besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang

karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya

kadar zat besi dalam darah. Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang

sudah sangat rendah berarti orang tersebut mendekati anemia walaupun belum

ditemukan gejala-gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah

lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam

sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas

normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi. anemia defisiensi besi

adalah anemia yang disebabkan oleh berkurangnya cadangan besi tubuh.

Keadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya

kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis

40

Page 41: laporan p2 repro.docx

keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai

penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin. Defisiensi besi merupakan

penyebab utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, karena

kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi

sewaktu hamil.

Anemia defisiensi zat besi (kejadian 62,30%) adalah anemia dalam

kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan akibat kekurangan zat

besi. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi

dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat

besi. Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%), dalam kehamilan adalah

anemia yang disebabkan karena defisiensi asam folat. Anemia Hipoplastik

(kejadian 8, 0%) pada wanita hamil adalah anemia yang disebabkan karena

sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Dimana

etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun

dan obat-obatan. Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%), yaitu anemia yang

disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat,

yaitu penyakit malaria.

a. Penyebab anemia pada ibu hamil

Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi,

kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit

kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai

selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan

zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam

darah : penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada

penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau

hipervolemia. Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika

dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi

pengenceran darah. Di mana pertambahan tersebut adalah sebagai

berikut : plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%.

Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi

41

Page 42: laporan p2 repro.docx

dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut.

Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harusbekerja lebih

berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia tersebut,

keluaran jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini

lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer

berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik.

Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume

plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan

nilai hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang

mengkonsumsi zat besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan

antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke

dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.

Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai

dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif.

Untuk dapat mencapai keseimbangan gizi maka setiap orang harus

menkonsumsi minimal 1 jenis bahan makanan dari tiap golongan bahan

makanan yaitu Karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayuran, buah

dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti teh,

kopi, kalsium. Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III

karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya

sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir. Adanya

kecendrungan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka akan

semakin tinggi angka kejadian anemia. Hasil uji statistic juga

menunjukkan kebermaknaan p< 0,05.

Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu

hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita.

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun.

Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan

anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum

42

Page 43: laporan p2 repro.docx

optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga

mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama

kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait dengan

kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit

yang sering menimpa diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa

umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kajadian anemia.

Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai

risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang

patuh konsumsi tablet Fe. Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari

ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi

tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian

tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan

menanggulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi.

Suplementasi besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya

yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah anemia

karena kekurangan asam folat.

Konsumsi tablet besi sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan

kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan pendukung bagi ibu hamil

untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat kepatuhan

yang kurang sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil

dalam mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat

pengaruh melalui tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan

ibu hamil mengkonsumsi tablet besi tidak hanya dipengaruhi oleh

kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu bentuk tablet,

warna, rasa dan efek samping seperti mual, konstipasi.

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu

baik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya

apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat

– zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.

43

Page 44: laporan p2 repro.docx

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan

antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan

paritas tinggi mempunyai risiko 1.454 kali lebih besar untuk mengalami

anemia dibanding yang paritas rendah.

Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya

anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan

pemenuhan kebutuhan zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi

kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran mempunyai

risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia.

b. Gejala anemia pada ibu hamil

Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan

tekanan darah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi.

Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah

(malnutrisi). Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak,

maka dikerjakan pemeriksaan kadar Hemoglobin dan pemeriksaan darah

tepi. Pemeriksaan Hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan

standar Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui

beberapa tahap: awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi

dalam bentuk fertin di hati, saat konsumsi zat besi dari makanan tidak

cukup, fertin inilah yang diambil. Daya serap zat besi dari makanan

sangat rendah, Zat besi pada pangan hewan lebih tinggi penyerapannya

yaitu 20 – 30 % sedangkan dari sumber nabati 1-6 %. Bila terjadi anemia,

kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan O2 ke

semua organ tubuh, akibatnya penderita sering berdebar dan jantung cepat

lelah. Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang kunang,

mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat.

c. Dampak anemia bagi kehamilan

Anemia defisiensi besi dapat berakibat fatal bagi ibu hamil karena ibu

hamil memerlukan banyak tenaga untuk melahirkan. Setelah itu, pada saat

melahirkan biasanya darah keluar dalam jumlah banyak sehingga kondisi

anemia akan memperburuk keadaan ibu hamil. Kekurangan darah dan

44

Page 45: laporan p2 repro.docx

perdarahan akut merupakan penyebab utama kematian ibu hamil saat

melahirkan.

Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan

pascapartum (disamping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta

previa yang kesemuanya bersumber pada anemia defisiensi. 14 Ibu hamil

yang menderita anemia gizi besi tidak akan mampu memenuhi kebutuhan

zat-zat gizi bagi dirinya dan janin dalam kandungan. Oleh karena itu,

keguguran, kematian bayi dalam kandungan, berat bayi lahir rendah, atau

kelahiran prematur rawan terjadi pada ibu hamil yang menderita anemia

gizi besi.

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian,

tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga

menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak

cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia

meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan.

Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir

rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu,

perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita

yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis

tidak dapat mentolerir kehilangan darah. dampak anemia pada kehamilan

bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan

kelangsungan kehamilan (abortus, partus imatur/prematur), gangguan

proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atoni),

gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi

dan stress kurang produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin

(abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-

lain).

Salah satu efek Anemia defisiensi besi (ADB) adalah kelahiran

premature dimana hal ini berasosiasi dengan masalh baru seperti berat

badan lahir rendah, defisiensi respon imun dan cenderung mendapat

masalah psikologik dan pertumbuhan. Apabila hal ini berlanjut maka hal

45

Page 46: laporan p2 repro.docx

ini berkorelasi dengan rendahnya IQ dan kemampuan belajar. Semua hal

tersebut mengakibatkan rendahnya kualitas sumber daya manusia,

produktivitas dan implikasi ekonomi. cara penanganannya dengan

memberikan tablet besi folat (Tablet Tambah Darah/TTD) yang

mengandung 60 mg elemental besi dan 250 ug asam folat) 1 tablet selama

90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.

d. Tipe-tipe anemia

Klasifikasi anemia dalam kehamilan, adalah sebagai berikut:

1) Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam

darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil,

tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian

tablet besi.

Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu

ferosulfat, feroglukonat atau Natrium ferobisitrat. Pemberian preparat

besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr% tiap

bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi

dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia

Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan

akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit

saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua. Pemberian preparat

parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)

intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb

lebih cepat yaitu 2 gr%.

Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi dapat

dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan

cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual

muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb

dapat dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I

dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Hb 11 gr% : Tidak anemia

46

Page 47: laporan p2 repro.docx

b) Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang

d) Hb < 7 gr% : Anemia berat

Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati

800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk

janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan

massa haemoglobin maternal, kurang lebih 200 mg lebih akan

dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap

100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan

makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25

mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari,

ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga

kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.

2) Anemia Megaloblastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam

folat, jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:

a) Asam folat 15 – 30 mg per hari

b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari

c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari

d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban

sehingga dapat diberikan transfusi darah.

3) Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,

membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan

pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap,

pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosit.

4) Anemia Hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel

darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan

anemia hemolitik sukar menjadi hamil; apabila ia hamil, maka

anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama adalah anemia

47

Page 48: laporan p2 repro.docx

dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan,

serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.

Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik dan beratnya

anemia. Obat-obat penambah darah tidak memberi hasil. Tranfusi

darah, kadang dilakukan berulang untuk mengurangi penderitaan ibu

dan menghindari bahaya hipoksia janin.

5) Anemia-anemia lain

Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya berbagai jenis

anemia hemolitik herediter atau yang diperoleh seperti anemia karena

malaria, cacing tambang, penyakit ginjal menahun, penyakit hati,

tuberkulosis, sifilis, tumor ganas dan sebagainya dapat menjadi

hamil. Dalam hal ini anemianya menjadi lebih berat dan berpengaruh

tidak baik pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan, nifas serta

berpengaruh pula bagi anak dalam kandungan.Pengobatan ditujukan

pada sebab pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi,

obat-obat anti malaria, anti sifilis obat cacing dan lain-lain.

12. Gangguan dan Kelainan pada Kehamilan

a. Preeklampsia23

Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu

disertai dengan peningkatan tekanan darah diatas normal sering

diasosiasikan dengan preeklampsia. Gejala dan tanda lain dari

preeklampsia adalah sebagai berikut:

Hiperrefleksia (iritabilitas susunan syaraf pusat)

Sakit kepala atau sefalgia (frontal atau oksipital) yang tidak membaik

dengan pengobatan umum

Gangguan pengelihatan seperti pandangan kabur, skotomata, silau

atau berkunang-kunang

Nyeri epigastrik

Oliguria (luaran kurang kurang dari 500 mL/24 jam)

48

Page 49: laporan p2 repro.docx

Tekanan darah sistolik 20-30 mmHg dan diatolik 10-20 mmHg diatas

normal

Proteinuria (diatas positif 3)

Edema menyeluruh

b. Perdarahan23

Perdarahan pada kehamilan muda atau usia kehamilan di bawah 20

minggu, umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12%

kehamilan akan berakhir dengan keguguran yang pada umunya (60-80%)

disebabkan oleh kelainan kromosom yang ditemui pada spermatozoa

ataupun ovum. Penyebab yang sama dan menimbulkan gejala perdarahan

pada kehamilan muda dan ukuran pembesaran uterus yang diatas normal,

pada umumnya disebabkan oleh mola hidatidosa. Perdarahan pada

kehamilan muda dengan uji kehamilan yang tidak jelas, pembesaran

uterus yang tidak sesuai (lebih kecil) dari usia kehamilan dan adanya

massa di adneksa biasanya disebabkan oleh kehamilan ektopik.

Perdarahan pada kehamilan lanjut atau diatas 20 minggu pada

umunya disebabkan oleh plasenta previa. Perdarahan yang terjadi sangat

terkait dengan luas plasenta dan kondisi segmen bawah rahim yang

menjadi tempat implementasi plasenta tersebut. Pada plasenta yang tipis

dan menutupi sebagian besar plasenta maka umumnya terjadi perdarahan

bercak berulang dan apabila segmen bawah rahim mulai terbentuk disertai

dengan sedikit penurunan bagian terbawah janin maka perdarahan mulai

meningkat hingga tingkatan yang dapat membahayakan keselamatan ibu.

Plasenta yang tebal yang menutupi seluruh jalan lahir dapat menimbulkan

perdarahan hebat tanpa didahului oleh perdsarahan bercak atau berulang

sebelumnya. Plasenta previa menjadi peyebab dari 25% kasus perdarahan

antepartum. Bila mendekati saat persalinan, perdarahan dapat disebabkan

oleh solusio plasenta (40%) atau vasa previa (5%) dari keseluruhan kasus

perdarahan antepartum.

49

Page 50: laporan p2 repro.docx

Gangguan-gangguan selama kehamilan dapat pula berupa gangguan yang

disebabkan oleh bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Gangguan yang

disebabkan oleh hal-hal tersebut dapat berdampak 24,25

c. Bakteri

Bakteriuria pada kehamilan dapat berupa: bakteriuria asimtomatik

(1%-1,5%), sistitis (3%- 1,3%) dan pielonefritis (1% -2 %). Bakteriruia

asimtomatik (ASB) dapat mengakibatkan bayi lahir dengan berat badan

rendah, kelahiran prematur, abortus dan kematian ibu dan janin.

Sedangkan penelitian oleh Desmiwarti, di RSUP Dr M. Jamil Padang

didapatkan abortus 42% pada wanita hamil dengan bakteriuria

asimtomatik. Insiden pielonefritis akut pada wanita hamil sekitar 33 %.

Pada 24% wanita hamil dengan infeksi saluran kemih, bayinya lahir

prematur. Oleh karena itu penting bagi pertugas kesehatan untuk

memahami mekanisme, diagnosis dan pengobatan infeksi saluran kemih

pada kunjungan pemeriksaan kehamilan berkala. Pada kehamilan, terjadi

perubahan fisiologik dan struktur traktus urinarius, berupa pelebaran

kalises, pelvis ginjal dan ureter di sebelah atas tulang pelvis. Kapasitas

ureter yang di luar kehamilan sekitar 2 - 4 ml akan meningkat sampai 50

ml atau lebih selama kehamilan, kapasitas kandung kemih juga meningkat

sampai 2 kali lipat pada kehamilan aterm. Pelebaran tersebut terjadi akibat

berkurangnya tonus otot polos traktus urinarius akibat kerja progesteron

dan kompresi ureter akibat pembesaran uterus, sehingga mekanisme

pengosongan vesika urinaria tidak sempurna dan terjadi stasis urine. Hal

ini menyebabkan mudahnya bakteri berkembang biak dengan cepat pada

vesika urinaria. Perubahan traktus urinarius pada wanita hamil di mulai

kehamilan 7 minggu dan keadaan menjadi normal setelah 8 minggu

kelahiran. Uretra pada wanita relatif pendek, panjangnya antara 3-4 cm

dan letaknya di ujung depan atas vagina di mana terdapat kolonisasi

bakteri dari tractus gastrointestinal. Bakteri tersebut (uropatogens)

umumnya dapat diisolasi pada bakteriuria asimtomatik, sistitis dan

pielonefritis. Escherichia coli merupakan bakteri patogen utama pada

50

Page 51: laporan p2 repro.docx

65% sampai 80% kasus, bakteri lainnya Klebsiella pneumoniae, Proteus

mirabilis, Enterobacter species, Staphylocooccus saprophyticus dan

Streptoccus grup B.24

d. Virus

TORCH adalah istilah untuk menggambarkan gabungan dari empat

jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan

Herpes. Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-sama berbahaya bagi

janin bila infeksi diderita oleh ibu hamil. Kini, diagnosis untuk penyakit

infeksi telah berkembang antar lain ke arah pemeriksaan secara

imunologis. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah deteksi adanya zat anti

(antibodi) yang spesifik taerhadap kuman penyebab infeksi tersebut

sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman. Antibodi yang

terburuk dapat berupa Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin G

(IgG). 24

e. Toksoplasma

Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut

Toxoplasma gondi. Pada umumnya, infeksi Toxoplasma terjadi tanpa

disertai gejala yang spesipik. Kira-kira hanya 10-20% kasus infeksi

Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip gejala influenza, bisa

timbul rasa lelah, malaise, demam, dan umumnya tidak menimbulkan

masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil

atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya

penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan

respon imun). Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang

dapat terjadi adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%)

atau bayi menderita Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan,

gejala dapat muncul setelah dewasa, misalnya kelainan mata dan atelinga,

retardasi mental, kejang-kejang dan ensefalitis. Diagnosis Toxoplasmosis

secara klinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau

bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu,

pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan

51

Page 52: laporan p2 repro.docx

diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-

Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.

Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi

Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama masa hamil (bila hasilnya

negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya pada trimester pertma,

selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang terinfeksi

Toxoplasma. 24

13. Antenatal Care

Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik

fisik dan mental yang bertujuan untuk menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum

sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental (Wiknjosastro, 2005).

Dalam antenatal care harus diusahakan agar26:

a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama

sehatnya atau lebih sehat;

b. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati,

c. Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula

fisik dan metal

Tujuan Asuhan Antenatal yaitu27:

a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan

tumbuh kembang bayi;

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial

ibu dan bayi,

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan,

d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,

e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.

52

Page 53: laporan p2 repro.docx

Keuntungan Antenatal Care

Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil

dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit.28

Fungsi Antenatal Care

a. Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas

pendidikan

b. Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan

resiko tinggi dan merujuk bila perlu

c. Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan

menangani masalah yang terjadi.

Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal

menurut Depkes RI yang terdiri dari29:

a. Catat identitas ibu hamil

b. Catat kehamilan sekarang

c. Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu

d. Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan

e. Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium

f. Pemeriksaan obstetric

g. Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)

h. Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral

lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.

i. Penyuluhan/konseling.

Wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama

periode antenatal27,30:

a. Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).

b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).

c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan

sesudah minggu ke 36).

d. Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan

atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam

53

Page 54: laporan p2 repro.docx

Perlu didapatkan informasi yang sangat penting dalam setiap

pertemuan, seperti27:

a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14

- Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan

ibu hamil.

- Mendeteksi masalah dan menanganinya

- Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia

kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan

- Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi

- Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat

dan sebagainya

b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai

preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala preeklamsia, pantau

tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan

ganda

c. Trimester ketiga antara minggu 28-36

Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui

apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester ketiga setelah 36 minggu

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,

atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk“7T”

a. (Timbang) berat badan

b. Ukur (Tekanan) darah

c. Ukur (Tinggi) fundus uteri

d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)

e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan

f. Tes terhadap penyakit menular sexual

g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2002).

54

Page 55: laporan p2 repro.docx

Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang

diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun

intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah27:

a. Intervensi Dasar

1) Pemberian Tetanus Toxoid

Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus

neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila

diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4

minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali

pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT

cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas

vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian

yang tepat. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas.

2) Pemberian Vitamin Zat Besi

Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe

pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas

kebutuhan meningkat. Di mulai dengan memberikan satu sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung

FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal

masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum

bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan.

b. Intervensi Khusus

Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada

ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan,

meliputi:

1) Faktor resiko, meliputi:

a) Umur

Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun

Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun

b) Paritas

Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan)

55

Page 56: laporan p2 repro.docx

Paritas > 3

c) Interval

Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-

kurangnya 2 tahun.

d) Tinggi badan kurang dari 145 cm

e) Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm

Status generalis / pemeriksaan umum.

Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi. Tanda

vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.

Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat

badan 75 kg. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg

(nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).

Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anaemic headache nyeri frontal,

hypertensive / tension headache nyeri suboksipital berdenyut). Mata

konjungtiva pucat / tidak, sklera ikterik / tidak.

Mulut / THT ada tanda radang / tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi-

geligi. Paru / jantung / abdomen inspeksi palpasi perkusi auskultasi

umum. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis,

varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk

panggul). Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus

dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.

Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetric

Abdomen

Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran

abdomen mungkin belum nyata).

Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda

dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan

ukuran uterus - pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat

diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri

dengan tepi atas simfisis os pubis).

Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika :

56

Page 57: laporan p2 repro.docx

- Leopold I

Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di

fundus dengan kedua telapak tangan.

- Leopold II

Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke

arah kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya

punggung) janin, atau mungkin bagian keras bulat (kepala)

janin.

- Leopold III

Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah

(di atas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus

untuk fiksasi.

- Leopold IV

Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan,

jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah

janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk /

melewati pintu atas panggul (biasanya dinyatakan dengan

satuan x/5) Jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan

juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan kesalahan

juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan

berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec

yaitu : tinggi fundus (cm) - (12/13/14)) x 155 gram.

Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler

yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi

pada 5 detik pertama, ketiga dan kelima, kemudian dijumlah dan

dikalikan 4 untuk memperoleh frekuensi satu menit. Sebenarnya

pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin

dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut

jantung janin normal adalah 120-160 denyut per menit. Takikardi

menunjukkan adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress

pada janin (fetal stress), sementara bradikardi menunjukkan

57

Page 58: laporan p2 repro.docx

kegagalan kompensasi beban / stress pada janin (fetal

distress/gawat janin).

Genitalia eksterna

Inspeksi luar : keadaan vulva / uretra, ada tidaknya tanda radang,

luka / perdarahan, discharge, kelainan lainnya. Labia dipisahkan

dengan dua jari pemeriksa untuk inspeksi lebih jelas. Inspeksi

dalam menggunakan spekulum (in speculo) : Labia dipisahkan

dengan dua jari pemeriksa, alat spekulum Cusco (cocorbebek)

dimasukkan ke vagina dengan bilah vertikal kemudian di dalam

liang vagina diputar 90o sehingga horisontal, lalu dibuka.

Deskripsi keadaan porsio serviks (permukaan, warna), keadaan

ostium, ada/tidaknya darah/cairan/ discharge di forniks, dilihat

keadaan dinding dalam vagina, ada/tidak tumor, tanda radang

atau kelainan lainnya. Spekulum ditutup horisontal, diputar

vertikal dan dikeluarkan dari vagina.

Genitalia interna

Palpasi : colok vaginal (vaginal touché) dengan dua jari sebelah

tangan dan bimanual dengan tangan lain menekan fundus dari

luar abdomen. Ditentukan konsistensi, tebal, arah dan

ada/tidaknya pembukaan serviks. Diperiksa ada/tidak kelainan

uterus dan adneksa yang dapat ditemukan. Ditentukan bagian

terbawah (Jangan lupa, selalu palpasi bimanual pada

pemeriksaan vaginal)

Pada pemeriksaan di atas 34-36 minggu dilakukan perhitungan

pelvimetri klinik untuk memperkirakan ada/tidaknya disproporsi

fetopelvik/sefalopelvik.

Kontraindikasi relatif colok vaginal adalah :

a. perdarahan per vaginam pada kehamilan trimester ketiga,

karena kemungkinan adanya plasenta previa, dapat

menjadi pencetus perdarahan yang lebih berat (hanya

58

Page 59: laporan p2 repro.docx

boleh dilakukan di meja operasi, dilakukan dengan cara

perabaan fornices dengan sangat hati-hati).

b. ketuban pecah dini - dapat menjadi predisposisi penjalaran

infeksi (korioamnionitis). Pemeriksaan dalam (vaginal

touché) seringkali tidak dilakukan pada kunjungan

antenatal pertama, kecuali ada indikasi. Umumnya

pemeriksaan dalam yang sungguh bermakna untuk

kepentingan obstetrik (persalinan) adalah pemeriksaan

pada usia kehamilan di atas 34-36 minggu, untuk

memperkirakan ukuran, letak, presentasi janin, penilaian

serviks uteri dan keadaan jalan lahir, serta pelvimetri

klinik untuk penilaian kemungkinan persalinan normal

pervaginam. Alasan lainnya, pada usia kehamilan kurang

dari 36 minggu, elastisitas jaringan lunak sekitar jalan

lahir masih minimal, akan sulit dan sakit untuk eksplorasi.

Pemeriksaan rektal (rektal touché) : dilakukan atas indikasi.

Laboratorium

Jika terdapat kelainan, ditatalaksana dan diperiksa ulang terus

sampai mencapai normal. Jika sejak awal laboratorium rutin dalam

batas normal, diulang kembali pada kehamilan 32-34 minggu.

Periksa juga infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,

Cytomegalovirus, Hepatitis / HIV). Periksa gula darah pada

kunjungan pertama, bila normal, periksa ulang pada kunjungan

minggu ke 26-28, untuk deteksi dini diabetes mellitus gestasional.

Lain-lain

Pelvimetri radiologik (akhir trimester 3), jika diperlukan, untuk

perhitungan jalan lahir. Pada trimester 3 akhir, pembentukan dan

pematangan organ janin sudah hampir selesai, sehingga

kemungkinan mutasi / karsinogen jauh lebih kecil dibandingkan

pada trimester pertama / kedua. Tetap harus digunakan dosis radiasi

sekecil-kecilnya. Ultrasonografi (USG) tidak berbahaya karena

59

Page 60: laporan p2 repro.docx

menggunakan gelombang suara. Frekuensi yang digunakan dari 3.5,

5.0, 6.5 atau 7.5 MHz. Makin tinggi frekuensi, resolusi yang

dihasilkan makin baik tetapi penetrasi tidak dapat dalam, karena itu

harus disesuaikan dengan kebutuhan.

14. Menentukan Usia Kehamilan31-35

Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan.

Umur hamil dapat ditetuukan dengan:

a. Rumus Naegle

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir

(HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama

berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada

hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan

berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan

menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan

kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid

pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun

ditambah 1 (satu).

Contoh:

1) Haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan

perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1

= 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

2) Seorang ibu hamil memiliki HPHT 15-9-2005 dan diperiksa pada

27-11-2005. Maka umur kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)

adalah:

15-09-2005 = 2 minggu 1hari

31-10-2005 = 4 minggu 3 hari

27-11-2005 = 3 minggu 6 hari

Jumlah 9 minggu 10 hari

Berarti usia kehamilan : 10 minggu 3 hari

60

Page 61: laporan p2 repro.docx

Jadi umur kehamilan saat diperiksa adalah 10 minggu 3 hari atau

10 minggu genap.

b. Gerakan pertama fetus

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus, maka

perkiraan umur hamil dapat ditetapkan. Adapun patokannya adalah

sebagai berikut.

1) Pada kehamilan pertama (primigravida), gerakan janin mulai terasa

sesudah usia kehamilan 18-20 minggu.

2) Pada kehamilan ke-2 dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada

usia kehamilan 16-18 minggu.

3) Memasuki trimester ketiga usia kehamilan, gerakan janin akan

semakin kuat dan sering. Namun tak jarang janin justru kurang aktif

bergerak.

Catatan: perkiraan ini dilakukan bila anda lupa hari pertama haid terakhir.

c. Berdasarkan TFU (Tinggi Fundus Uteri)

1) Rumus Bartholomew

Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur

hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan

tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan

membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis

pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut

dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada

kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan

1/3 di atas simfisis = 12 minggu

½ simfisis-umbilikus = 16 minggu

2/3 di atas simfisis = 20 minggu

Setinggi umbilikus = 22 minggu

1/3 di atas umbilikus = 28 minggu

½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu

61

Page 62: laporan p2 repro.docx

Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu

Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

2) Menggunakan Alat Ukur Caliper

Caliper digunakan dengan meletakkan satu ujung pada tepi atas

simfisis pubis dan ujung yang lain pada puncak fundus. Kedua

ujung diletakkan pada garis tengah abdominal. Ukuran kemudian

dibaca pada skala cm (centimeter) yang terletak ketika 2 ujung

caliper bertemu. Ukuran diperkirakan sama dengan minggu

kehamilan setelah sekitar 22-24 minggu.

3) Rumus McDonald

Menggunakan pita pengukur yang mungkin merupakan metode

akurat kedua dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu

kehamilan. Titik nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis

pubis dan pita pengukur ditarik melewati garis tengah abdomen

sampai puncak. Hasil dibaca dalam skala cm, ukuran yang terukur

sebaiknya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan

setelah 22-24 minggu kehamilan.

d. Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya

berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis

pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita

pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran

dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga

pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan

kemudian secara relative lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari

pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.

e. Ultrasonografi (USG)

1) Konfirmasi kehamilan. Embrio dalam kantung kehamilan dapat

dilihat pada awal kehamilan 51/2 minggu dan detak jantung janin

biasanya terobsevasi jelas dalam usia 7 minggu.

62

Page 63: laporan p2 repro.docx

2) Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usia kehamilan

dapat dengan mengunakan ukuran tubuh fetus—sehingga dapat

memperkirakan kapan tanggal persalinan.

Penentuan umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3

cara:

a) Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational

Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.

b) Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump

Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.

c) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan

lebih dari 12 minggu.

15. Proses partus

Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Tanda-tanda mulainya persalinan adalah Lightening yaitu terbenamnya

kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya tempat didalam

uterus dan sedikit melebatnya simfisis. Sering buang air kecil yang disebabkan

oleh tekanan kepala janin pada kendung kemih. Kontraksi Brakton-Hicks pada

saat uterus yang teregang dan mudah dirangsang yang dapat menimbulkan

distenfensi dinding abdomen sehingga dinding abdomen menjadi lebih tipis

dan kulit menjadi lebih peka terhadap rangsangan.36

Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau

dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama

pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan

sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh

bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya

kontraksi-kontraksi lemah diuterus. Servik menjadi lembek, mulai mendatar

dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.37

Kala Persalinan

Persalinan dibagi dalam empat kala yaitu kala pertama dimulai dari saat

persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm), proses ini terbagi dalam

63

Page 64: laporan p2 repro.docx

dua fase yaitu fase laten (8 jam) servik membuka sampai 3 cm dan fase aktif

(7 jam) servik membuka dari 3 cm sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan

sering selama fase aktif. Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm)

sampai bayi lahir proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primipara dan 1

jam pada multipara. Kala tiga dimulai segera setelah bayi lahir sampai

lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dan kala empat

dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partu.38

Persalinan terdiri atas empat kala yaitu kala pertama berlangsung dari awal

gejala sampai servik berdilatasi sempurna (10 cm). Termasuk awal fase laten,

di mana kontraksi masih tak teratur atau sangat lemah ; fase aktif, di mana

kontraksi menjadi lebih sering, lebih lama, dan lebih kuat ; dan fase transisi

yang singkat, yang terjadi tepat sebelum dilatasi dan pendataran sempurna.

Lamanya kala pertama rata-rata 6 sampai 18 jam pada primipara dan 2 sampai

10 jam pada multipara. Kala dua diawali dengan dilatasi sempurna servik dan

diakhiri dengan kelahiran bayi. Kontraksi pada kala ini biasanya sangat kuat.

Pada multipara kala dua berakhir sekitar 20 menit dan pada primipara

menghabiskan waktu sampai 2 jam untuk bayi melewati serviks yang

berdilatasi dan jalan lahir. Kala tiga diawali dengan keluarnya bayi dan uterus

dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, proses ini biasanya berakhir beberapa

menit baik pada multipara maupun primipara. Kala empat diawali dengan

keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi, kala empat

lebih panjang pada multipara dari pada primipara, biasanya dari 4 sampai 12

jam.39

16. Kontrasepsi

Kata kontrasepsi merujuk kepada proses menghindari kehamilan selagi

melakukan hubungan seks. Tersedia sejumlah metode kontrasepsi yang

beragam tingkat kemudahan pemakaian dan efektivitasnya.

Jenis – jenis kontrasepsi

a. Kontrasepsi alami atau metode irama1

64

Page 65: laporan p2 repro.docx

Kontrol kelahiran mengandalkan abstinensi (tidak melakukan

hubungan seks) selama masa subur wanita. Wanita dapat memperkirakan

kapan ovulasi terjadi dengan mencatat secara cermat siklus haid

mereka. Namun karena siklus bervariasi maka cara ini tidak terlalu

efektif. Waktu ovulasi dapat ditentukan secara lebih tepat derlgan

mencatat suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun. Suhu tubuh sedikit

meningkat sekitar satu hari setelah ovulasi. Metode irama suhu tidak

bermanfaat dalam menentukan kapan hubungan seks aman dilakukan

sebelum ovulasi tetapi cara ini bermanfaat dalam menentukan kapan

waktunya aman untuk kembali melakukan hubungan seks setelah

ovulasi.

b. Koitus interuptus1

Pengeluaran penis dari vagina sebelum ejakulasi terjadi. Namun

metode ini hanya efektif sebagian karena penentuan waktu sulit

dilakukan dan sebagian sperma mungkin telah keluar dari uretra

sebelum ejakulasi.

c. Kontrasepsi kimiawi1

Misalnya gel, busa, krim, dan supositoria spermisida

("pembunuh sperma"), jika dimasukkan ke dalam vagina bersifat

toksik bagi sperma selama sekitar satu jam setelah pemakaian.

d. Metode sawar secara mekanis mencegah transpor sperma ke tuba

uterina.1

Bagi pria, kondom adalah suatu selubung karet atau lateks kuat

dan tipis yang dipasang pada penis yang ereksi sebelum ejakulasi

untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina. Bagi wanita,

diafragma, yang harus dipasang oleh petugas terlatih, adalah suatu

kubah karet lentur yang dimasukkan melalui saluran vagina dan

diletakkan di atas serviks untuk menghambat masuknya sperma ke

dalam kanalis servikalis. Diafragma ini ditahan di tempatnya dengan

melekat ke dinding vagina dan harus dibiarkan selama paling sedikit 6

jam tetapi jangan lebih dari 24 jam setelah berhubungan seks. Metode

65

Page 66: laporan p2 repro.docx

sawar sering digunakan bersama dengan bahan spermisida untuk

meningkatkan efektivitas. Cervical cap adalah alternatif untuk

diafragma yang baru dikembangkan. Cervical cap, yang lebih kecil

daripada diafragma dan dilapisi oleh spermisida, menutupi serviks dan

tertahan di tempatnya oleh adanya hisapan. Kondom wanita (atau

vaginal pouch) adalah metode sawar terbaru yang dikembangkan. Ini

adalah suatu kantung poliuretan silindris berukuran 7 inci yang tertutup

di satu ujung dan terbuka di ujung lain dengan cincin fleksibel di

kedua ujung. Cincin di ujung buntu alat ini dimasukkan ke dalam

vagina dan terpasang pas di serviks, serupa dengan diafragma. Cincin di

ujung terbuka kantung diletakkan di luar vagina di atas genitalia

eksterna.

e. Pembilasan pascasenggama (Postcoital douche)40

Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tampa obat (cuka atau

obat lain) segera setelah koitus. Maksudnya ialah untuk mengeluarkan

sperma secara mekanik dari vagina. Penambahan cuka ialah untuk

memperoleh efek spermatisida serta menjaga asiditas vagina. Efektifitas

cara ini mengurangi kemungkina terjadinya konsepsi hanya dalam batas-

batas tertentu karena sebelum pembilasan dapat dilakukan, spermatozoa

dalam jumlah besar sudah memasuki serviks uteri.

f. Perpanjangan masa menyusui anak (Prolonged lactation)40

Memperpanjang masa laktasi sering dilakukan untuk mencegah

kehamilan. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemi dan prolaktin

menekan adanya ovulasi. Efktifitas cara ini dikaitkan dengan menyusui

anak mencegah ovulasi dan memperpanjang ovulasi postpartum. Akan

tetapi ovulasi pada suatu saat akan terjadi lagi dan akan mendahului haid

pertama setelah partus. Bila hal ini terjadi maka konsepsi dapat terjadi

selagi wanita tersebut dalam keadaan amenorea (membumbung = hamil

kembali setelah melahirkan sebelum dapat haid).

g. Kontrasepsi PIL41,42

66

Page 67: laporan p2 repro.docx

Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang

digunakan wanita, berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi

menjadi tiga bagian, yaitu pil kombinasi, pil yang mengandung

progesteron dan pil yang mengandung estrogen Kontrasepsi Pil adalah

salah satu kontrasepsi yang paling banyak digunakan, kontrasepsi pil

mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta dapat menghambat

ovulasi. Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara teratur.

1) Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :

a) Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon estrogen/progesterone dalam dosis yang

sama, dengan 7 tablet tanpa hormon.

b) Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda,

dengan 7 tablet tanpa hormon.

c) Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormone estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda,

dengan 7 tablet tanpa hormon

2) Efektivitas

Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif

mencegah kehamilan. Namun, pada pemakaian yang kurang seksama,

efektivitasnya masih mencapai 93 %.

3) Keuntungan

Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan

jika pemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi

resiko anemia, mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi

terhadap kanker endometrium dan ovarium.

4) Kerugian

Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum

secara teratur, cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap

penyakit menular, peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok

digunakan ibu yang merokok pada usia 35 atahun.

67

Page 68: laporan p2 repro.docx

5) Indikasi

Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah

memiliki anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi

esklusif, ibu yang siklus haid tidak teratur, riwayat kehamilan

ektopik.

6) Kontra indikasi

Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang

hamil, perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan

komplikasi, depresi berat dan obesitas.

7) Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin

releasing hormon.Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah

penurunan sekresi luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel

stimulating hormon. Dengan tidak adanya puncak LH, maka ovulasi

tidak terjadi. Disamping itu, ovarium menjadi tidak aktif, dan

pemasakan folikel terhenti.Lendir sevik juga mengalami perubahan,

menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang, sehingga

penetrasi sperma menurun.

8) Efek Samping

Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat

badan, perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea.

9) Cara pemakaian

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus

haid, dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya

hari minggu, agar mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada

pil yang berjumlah 28 tablet.

h. Kontrasepsi Suntik41,42

Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung

hormon progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu

suntil yang sebulan sekali ( syclopen ) dan suntik 3 bulan sekali ( depo

propera ), akan tetapi ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan

68

Page 69: laporan p2 repro.docx

karena suntik sebulan dapat menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan

jarang menyebabkan spoting.

1) Efektifitas

Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam

mencegah kehamilan. Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.

Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun

pertama pemakaian.

2) Kerugian

Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur,

perdarahan bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan,

efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat

epilepsi dan kemungkinan terjadi tumor hati.

3) Keuntungan

Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap

8 sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak

menggagu pengeluaran pengeluaran asi.

4) Indikasi

Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah

mempunyai anak, ibu yang menyusui, ibu post partum, perokok, ,

nyeri haid yang hebat dan ibu yang sering lupa menggunakan

kontrasepsi pil.

5) Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil,

perdarahan yang belum jelas penyebabnya, menderita kanker

payudara dan ibu yang menderita diabetes militus disertai komplikasi.

6) Efek samping

Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung,

depresi, berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak

teratur dan amenore.

7) Mekanisme Kerja

69

Page 70: laporan p2 repro.docx

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi

pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum,

mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus spermatozoa,

perubahan peristaltik tuba fallopi sehingga konsepsi dihambat,

mengubah suasana endometrium sehingga tidak sempurna untuk

implantasi hasil konsepsi

8) Jenis – jenis suntik

Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang

berisi progesteron asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap

12 minggu. Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan

200 mg setiap 8 minggu. syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4

minggu.

9) Cara pemakaian

Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat

dilakukan segera setelah post partum, setelah post abortus :

Depopropera harus diberikan dalam 5 hari pertma haid, tidak

dibutuhkan kontrasepsi tambahan dan selajutnya diberikan setiap 12

minggu.

Noristerat harus diberikan pada masa mestruasi, tidak dibutuhkan

kontrasepsi tambahan setelah itu diberikan setiap 8 minggu.

Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.

i. Kontrasepsi Susuk (Implan) 41,42

Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah

kulit, yang memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan

kontrasepsi jangka panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan

tidak menaikan tekanan darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh

menggunakan obat yang mengandung estrogen.

1) Mekanisme kerja

Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat

getah serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap

menerima kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron

70

Page 71: laporan p2 repro.docx

dapat mengahalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi

dan menyebabkan situasi endometrium tidak siap menjadi tempat

nidasi.

2) Jenis – jenis

Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang

silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4

mm, yang di isi dengan 36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5

tahun. Implanon terdiri dari satubatabg putih lentur dengan panjang

kira – kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-

keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Jedena dan indoplan

Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonolgester dengan

lama kerjanya 3 tahun.

3) Keuntungan

Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun,

control medis ringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit

tidak terlalu tingggi, biaya ringan.

4) Kerugian

Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,

meningkatnya jumlah darah haid, berat badan bertambah,

menimbulkan acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk

memasang dan membukanya.

5) Indikasi

Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang

ingin kontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca

keguguran.

6) Kontra indikasi

Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil,

perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati

yang berat, obesitas dan depresi.

7) Efek samping

71

Page 72: laporan p2 repro.docx

Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi

pada tempat pemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot,

perubahan berat badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut

rontok.

8) Waktu pemasangan

Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah :

Setiap saat selama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak

diperlukan metode kontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan

setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi

setelah hari ke – 7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan

seksual atau menggunakan kontrasepsi lainnya untuk 7 hari saja. Bila

menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan insersi

dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh, klien tidak perlu

memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling untuk

pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra

ovulasi dari siklus haid, sehingga adanya kehamilan dapat

disingkirkan.

9) Cara pemasangan

Cara pemasangan implant adalah :

a) Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien

membersihkan lengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang

jarang digunakan.

b) Gunakan cara pencegahan infeksi

c) Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas

lipatan siku di daerah media lengan

d) Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang

kecil, hanya sekedar menembus kulit.

e) Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.

f) Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai

semu implant masuk kedalam bawah kulit.

g) Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750

72

Page 73: laporan p2 repro.docx

h) Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka

insisi dengan bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa.

10) Cara pencabutan

Cara pencabutan implant adalah :

a) Desinfeksi daerah yang akan di insisi.

b) Suntikkan lidocain 5cc.

c) Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul

implant.

d) Tangan kanan mendorong implant kearah insisi

e) Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant

f) Keluarkan kapsul implant satu – persatu.

g) Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan

atau lebar agar tidak terjadi perdarahan.

j. Kontrasepsi IUD41,42

IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan

mempunyai lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah

alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang megandung

tembaga. Kontrasepsi ini sangat efektif digunakan bagi ibu yang tidak

boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormonal dan

merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun. Tetapi efek dari IUD

dapat menyebabkan perdarahan yang lama dan kehamilan ektopik. Angka

kegagalan pada tahun petama 2,2%.

1) Jenis – jenis IUD

Jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippes lopp yang terbuat

dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang

berbentuk T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan

tembaga memiliki inti perak pada batang. Sof – T adalah IUD

tembaga yang berbentuk mirip rongga uterus. Multiload 375, kawat

tembaga yang dililit pada batangnya dan berbentuk 2/3 lingkaran

elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat tembaganya pada

batang dan sebuah lengkung besar pada ujung bawah. Levonogestrel

73

Page 74: laporan p2 repro.docx

adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat pada lengan

vertical.

2) Keuntungan

Keuntungan pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Dapat segera

aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang, tidak

mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan

cepat kembali setelah IUD dilepas. Dapat di pasang segera setelah

melahirkan. Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena

rasa aman terhadap resiko kehamilan.

Keuntungan IUD ada beberapa hal, yaitu : Sangat efektif 0,6 – 0,8

kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian. IUD

dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangka panjang ( 8 –

10 tahun pemakaian ). Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Tidak

ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan

volume asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi

dengan obat – obatan.

3) Efek Samping

Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang

disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak

diharapkan. Efek samping IUD antara lain : Haid lebih banyak dan

lama. Saat haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya

pedarahan yang banyak. Kehamilan insitu

4) Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang

menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida. Wanita

yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.

5) Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan

dengan penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi

jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan

sperma. Mekanisme kerja IUD adalah menghambat bersatunya

74

Page 75: laporan p2 repro.docx

sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba

fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks sehingga

menghalangi pergerakan sperma. Mekanisme kerja IUD adalah dapat

menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan mengeluarkan

leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma. IUD

yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase

karbon dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum,

mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba fallopi dan

menonaktifkan sperma

IUD dapat menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi

migrasi leokosit, makrofag dan menimbulkan perubahan susunan

cairan endometrium yang akan menimbulkan gangguan terhadap

spermatozoa sehingga gerakannya menjadi lambat dan akan mati

dengan sendirinya. IUD bentuk insert, contohnya lippes loop,

menimbulkan reaksi benda asing dengan terjadinya migrasi leokosit,

limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisan endometrium

menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan

tidak terjadi.

6) Kerugian

Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang

lebih banyak dan lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan

yang tidak steril. Ekspulsi ( IUD yang keluar atau terlepas dari

rongga rahim ).

7) Kontra Indikasi

Kontra indikasi pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang

sedang hamil. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genitalia.

Perdarahan vagina yang tidak diketahui. Wanita yang tidak dapat

menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang menderita PMS. Wanita

yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita yang ernah mengalami

pedarahan yang hebat.

8) Waktu Pemasangan

75

Page 76: laporan p2 repro.docx

Waktu pemasangan IUD yang baik antara lain : Bersamaan dengan

menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa nifas,

Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca

persalinan, Segera setelah post abortus.

9) Waktu Pencabutan

Waktu pencabutan IUD yang baik antara lain : Ingin hamil lagi,

Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu.

11) Jadwal Pemeriksaan Ulang

Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan

jadwal pemeriksaan ulang antara lain :

a) Dua minggu setelah pemasangan

b) Satu bulan setelah pemeriksaan pertama

c) Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua

d) Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun

e) Jika ada keluhan

12) Komplikasi

Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD

yaitu :

a) Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras

sakit sehingga perlu dibuka segera dan dilakukan observasi

terhadap infeksi atau perdarahan infeksi dapat menimbulkan

kehamilan ektopik karena pernah memakai IUD

b) Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi

kehamilan dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena

terjadi peningkatan aliran darah menuju uterus dan mudah

terjadi infeksi sampai abortus serta sepsis.

k. Kontrasepsi Mantap41,42

Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk

mencegah kehamilan. Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang

digunkan pada wanita dan vasektomi yang digunakan pada pria.

Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang hanya dilakukan

76

Page 77: laporan p2 repro.docx

atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada pria

0,1% - 0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap

wanita kurang dari 1% per seratus setelah satu tahun pemasangan.

Kontap adalah alat kontrasepsi mantap yang paling efektif

digunakan, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi. Kontap ada

2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada wanita dan vasektomi

yang dilakukan pada pria.

1) Tubektomi

Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.

metode ini melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di

rumah sakit yang melibatkan waktu yang cukup lama.

a) Efektivitas

Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 %

per 100 wanita pertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100

kasus

b) Keuntungan

Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen,

dapat segera efektif setelah pemasangan.

c) Kerugian

Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur

pembedahan dan anastesi, tidak mudah kembali kesuburan.

d) Indikasi

Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah

mempunyai anak, wanita yang tidak menginginkan anak lagi.

e) Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi

dari salah satu pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang

dapat meningkatkan resiko saat operasi.

f) Efek samping

77

Page 78: laporan p2 repro.docx

Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode

maka ada resiko tinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan

kehilangan.

2) Vasektomi

Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular

untuk banyak pasangan. Vasektomi adalah pemotongan vas deferen,

yang merupakan saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di

dalam testis ke vesikula seminalis.

a) Efektivitas

Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.

Angka kegagalan langsungnya adalah 1 dalam 1000, angka

kegagalan lanjutnya adalah antara 1 dalm 3000.

b) Keuntungan

Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas

permanen, menghilangkan kecemasan akan terjadinya kehamilan

yang tidak direncanakan, prosedur aman dan sederhana

c) Kontra indikasi

Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius,

masalah urologi, tiadak didukung oleh pasangan.

d) Efek samping

Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.

78

Page 79: laporan p2 repro.docx

BAB III

KESIMPULAN

Hipotesis diterima.

Wanita 37 tahun mengalami kehamilan resiko tinggi sehingga diperlukan

antenatal care dan dapat disarankan melakukan kontap setelah melahirkan jika

pasangan suami istri setuju.

79

Page 80: laporan p2 repro.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Sheerwood, L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. 2009.

Hlm 787, 848-858.

2. Anwar, Ruswana. Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan. Bandung:

Universitas Padjajaran. 2005.

3. Wikrijo Satro H. Et. Al. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

4. Aprillia Y. Hipnostetri: rileks, nyaman, dan aman saat hamil & melahirkan.

Jakarta: Gagas Media; 2010. 

5. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Ilmu kebidanan, penyakit

kandungan dan KB untuk pendidikan bidan edisi 2. Jakarta: EGC; 2010. 

6. Saifuddin AB. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP; 2009.

7. Hidayati Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada kehamilan fisiologis dan

patologis. Salemba medika. Jakarta.

8. Purwaningsih W. Dan Fatmawati S. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.

Nuha Medika. Yogyakarta.

9. Wendy Rose Neil. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Dian rakyat:

Jakarta. 2006.

10. Lacroix R, Eason E, Melzack R. Nausea and vomiting during pregnancy: A

prospective study of its frequency, intensity, and patterns of change. Am J

Obstet Gynecol. Apr 2000;182(4):931-7.

11. Bailit JL. Hyperemesis gravidarium: Epidemiologic findings from a large

cohort. Am J Obstet Gynecol. Sep 2005;193(3 Pt 1):811-4.

12. Sherman PW, Flaxman SM. Nausea and vomiting of pregnancy in an

evolutionary perspective. Am J Obstet Gynecol. May 2002;186(5 Suppl

Understanding):S190-7.

13. Creasy RK, Resnik R. gastrointestinal disease in pregnancy. In: Creasy RK,

Resnik R, eds. Maternal-Fetal Medicine, Principles and Practice. 5th ed.

Philadelphia, Pa: WB Saunders; 2004:1109-22.

14. Goodwin TM. Hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol Clin North Am. Sep

2008;35(3):401-17, viii.

80

Page 81: laporan p2 repro.docx

15. Kuscu NK, Koyuncu F. Hyperemesis gravidarum: current concepts and

management. Postgrad Med J. Feb 2002;78(916):76-9.

16. Budijanto, dkk. 2000. Risiko terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di

Puskesmas Balorejo Kabupaten Madiun. Medika No 9 Tahun XXVI.

September 2000; p 566-569.

17. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia. Angka Kecukupan Gizi Indonesia 2004.

18. Turner RE. Nutrition During Pregnancy. In: Shils ME, Shike M, Ross AC,

Caballero B, Cousins RJ, editors. Modern Nutrition In Health and Disease.

10th edition. Philadelphia: Lippicott Williams & Wilkins. 2006.pg.771-96

19. Bertollini , R. et all. 1993. What is a human teratogen: clinical and

epidemiological criteria.

20. Archie, CL, Manoj KB. The Course and Conduct of Normal Labor and

Delivery. Alan HD, Lauren N (Eds.). Current Obstetric and Gynecologic

Diagnosis and Treatment 9th Edition. New York: McGraw – Hill 2003; 213-

221.

21. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo. 2010.

22. Wuryanti, Ayu.Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Perdarahan

Postpartum Karena Atonia Uteri di RSUD Wonogiri. 2010.

23. Cunningham, F.G., et al. Williams Obstetrics, 20th ed. Norwalk, CT:

Appleton & Lange, 2002

24. Price, Sylvia A., Lorraine M. Wilson. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta : EGC.2006.

25. Neil, W.R. 2007. Paduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian

Rakyat.

26. Wiknjosastro, H. 2005. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

27. Saifuddin Abdul, dkk, 2002, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, YBP-YS, Jakarta

81

Page 82: laporan p2 repro.docx

28. Manuaba,IBG. 1998. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga

berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

29. Depkes RI, (2003), Pedoman Pelayanan Antenatal Care di Tingkat Pelayanan

Dasar Jakarta.

30. Pusdiknakes. WHO Jh Piego, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan

Kebidanan B a g i D o s e n D i p l o m a I I K e b i d a n a n ,

B u k u 2 A g u s t u s A n t e n a t a l , Pusdiknakes, Jakarta.

31. Evelyn C. Pearce. Anatomi Dan Fisiologi. Jakarta: Gramedia. 2002.

32. E. Albert Reece and John C. Hobbins. Clinical Obstetrics The Fetus and

Mother. Third edition. Jakarta: Blackwell Publishing. 2007.

33. F. Garry Cunningham. Obstetri Williams. edisi 21. Jakarta: EGC. 2006.

34. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta: EGC. 2006.

35. Salmah, dkk. Asuhan kebidanan antenatal. Jakarta: EGC. 2006

36. Forrer H. Perawatan Maternitas ( Maternity Care ). Edisi 2. Jakarta: EGC.

2001.

37. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Fisiologi / Patologi. Jakarta: EGC. 1992.

38. Prawirohardjo, S. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. 2006.

39. Hamilton. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas (Basic Maternity Nursing)

Edisi 6. Jakarta : EGC. 1995.

40. Prwirohardjo, Sarwono. Kontrasepsi. Abdul BS (Editor). Ilmu Kandungan.

Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo 2009; 534 -577.

41. Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan di Fasilitas

Kesehatan (BKKBN Kemenkes R.I., 2010)

42. Abdul Bari Saifuddin. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

Yayasan Bina Pusataka Sarwono Prawirorahardjo. 2006.

82