laporan modul 4 blok 11 tumor rongga mulut

51
LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL BLOK 11 NON INFEKSI KEDOKTERAN GIGI MODUL 4 TUMOR RONGGA MULUT KELOMPOK 2 Khemal Ilham Rinaldy 1310015102 Devi Sarfina 1310015105 Jumiati 1310015097 Dini Sylvana 1310015107 Shalahuddin Al Amin 1310015113 Madherisa Paulita 1310015099 Raisa Debrina Commas 1310015111 Suhastianti Shafira Utami 1310015100 Frediyuwana Dharmaswara 1310015114

Upload: madherisa-paulita

Post on 07-Apr-2016

185 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 11 NON INFEKSI KEDOKTERAN GIGI

MODUL 4 TUMOR RONGGA MULUT

KELOMPOK 2

Khemal Ilham Rinaldy 1310015102

Devi Sarfina 1310015105

Jumiati 1310015097

Dini Sylvana 1310015107

Shalahuddin Al Amin 1310015113

Madherisa Paulita 1310015099

Raisa Debrina Commas 1310015111

Suhastianti Shafira Utami 1310015100

Frediyuwana Dharmaswara 1310015114

TUTOR drg. Sylvia Agustin

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

Page 2: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

TAHUN 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari diskusi kelompok kecil (DKK) kami.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. drg. Sylvia Agustin selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing kami dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 10 ini.

2. Teman-teman kelompok 2 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 2.

3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman khususnya program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami gunakan untuk menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar laporan ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian hari.

Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) ini.

Samarinda, Maret 2015

Hormat kami,

Tim penyusun

Page 3: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

BAB I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 4

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 4

1.3 Manfaat .................................................................................................................. 5

BAB II : Pembahasan

2.1 Step 1 : Identifikasi Istilah Asing ...........................................................................6

2.2 Step 2 : Identifikasi Masalah ..................................................................................6

2.3 Step 3 : Curah Pendapat .........................................................................................7

2.4 Step 4 : Peta Konsep ..............................................................................................9

2.5 Step 5 : Learning Objective ...................................................................................9

2.6 Step 6 : Belajar Mandiri..........................................................................................10

2.7 Step 7 : Sintesis.......................................................................................................10

BAB III : Penutup

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................27

3.2 Saran.......................................................................................................................27

Daftar Pustaka...............................................................................................................28

Page 4: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Neoplasia secara harafiah berarti “pertumbuhan baru”. Dapat diartikan pula bahwa neoplasia adalah pembentukan jaringan baru yang abnormal. Neoplasia dan tumor sebenarnya adalah sesuatu yang berbeda. Tumor adalah istilah klinis yang menggambarkan suatu pembengkakkan, dapat karena oedema, perdarahan, radang, dan neoplasia.

Ada dua tipe neoplasia, yaitu neoplasia jinak (benign neoplasm) dan neoplasia ganas (malignant neoplasm). Perlu diperhatikan perbedaan antara keduanya, bahwa neoplasia jinak merupakan pembentukan jaringan baru yang abnormal dengan proses pembelahan sel yang masih terkontrol dan penyebarannya terlokalisir. Sebaliknya pada neoplasia ganas, pembelahan sel sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada neoplasia ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama masih mendapat suplai makanan.

Proses terjadinya neoplasma tidak dapat lepas dari siklus sel karena sistem kontrol pembelahan sel terdapat pada siklus sel. Gangguan pada siklus sel dapat mengganggu proses pembelahan sel sehingga dapat menyebabkan neoplasma. Kerusakan sel pada bagian kecilnya, misalnya gen, dapat menyebabkan neoplasma ganas. Tetapi jika belum mengalami kerusakan pada gen digolongkan pada neoplasma jinak, sel hanya mengalami gangguan pada faktor-faktor pertumbuhan (growth factors) sehingga fungsi gen masih berjalan baik dan kontrol pembelahan sel masih ada.

Tumor/neoplasma jinak di rongga mulut dapat berasal dari sel odontogen atau non odontogen. Tumor-tumor odontogen sama seperti pembentukan gigi normal, merupakan interaksi antara epitel odontogen dan jaringan ektomesenkim odontogen. Dengan demikian proses pembentukan gigi sangat berpengaruh dalam tumor ini. Sedangkan tumor non odontogen rongga mulut dapat berasal dari epitel mulut, nevus/pigmen, jaringan ikat mulut, dan kelenjar ludah.

Page 5: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

BAB II

PEMBAHASAN

SKENARIO

Seorang pasien wanita (34 tahun) datang ke klinik Bedah Mulut dengan keluhan bengkak pada palatum rahang atas kanan depan yang awalnya kecil kemudian lama kelamaan membesar tetapi tidak nyeri. Pembengkakan di rongga mulut tersebut menyebabkan gigi geligi disekitarnya menjadi terdesak. Dokter menyarankan dilakukan foto ekstra oral proyeksi panoramic, oklusal foto dan Pemeriksaan Histopatologi Anatomi (HPA) sebelum penanganan selanjutnya. Diagnosa sementara : pasien menderita tumor jinak non odontogen.

2.1 STEP 1 (IDENTIFIKASI ISTILAH ASING)

1. Bengkak : sebuah benjolan/massa jaringan abnormal. Pembesaran pada tubuh yang merupakan tanda inflamasi. 2. HPA : pemeriksaan terhadap perubahan abnormal pada tingkat jaringan untuk memeriksa penyakit berdasarkan pada perubahan reaksi jaringan. 3. Tumor jinak non odontogen: jenis tumor jinak yang dapat berasal dari epitel mulut, jaringan ikat mulut, dan nevus.4. Panoramic : jenis foto rontgen yang dapat melihat keseluruhan gigi geligi, maxilla, mandibula, dan spasium sekitarnya.5. Palatum : atap rongga mulut yang memisahkan rongga mulut dengan rongga hidung dan terbagi atas palatum molle dan palatum durum. 6. Oklusal foto : foto rontgen ekstra oral, memperlihatkan hubungan segmen yang luas pada rahang atas dan rahang bawah pada oklusal.

2.2 STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)Sesuai teks yang disajikan pada skenario, kami dapat mengidentifikasikan beberapa

masalah yang timbul dalam kasus tersebut sebagai berikut.

1. Apa etiologi dari tumor jinak rongga mulut ?2. a. Apa saja macam – macam tumor jinak non odontogen ?b. Bagaimana gambaran klinis dari tumor jinak non odontogen ?c. Bagaimana gambaran radiografi dari tumor jinak non odontogen ?

Page 6: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

d. Gambaran apa saja yang didapat dari pemeriksaan HPA pada pemeriksaan tumor jinak non odontogen ?3. Apa saja tumor jinak odontogen ? 4. Apa perbedaan tumor jinak odontogen dan non odontogen ? 5. Diantara tumor jinak odontogen dan non odontogen, mana yang lebih berbahaya ?6. Apa saja tahapan pemeriksaan HPA ?7. Jaringan apa dan dimana yang perlu di ambil untuk pemeriksaan HPA ?8. Bagaimana patogenesis tumor jinak non odontogen ?9. Mengapa pasien terrsebut tidak mengalami nyeri, padahal terjadi pembengkakan ? 10. Mengapa tumor rongga mulut menyebabkan gigi sekitar terdesak ? 11. Apakah gigi yang terdesak perlu dicabut ?12. Apa tujuan dilakukan foto oklusal ?13. Bagaimana pdnatalaksanaan tumor jinak rongga mulut ?

2.3 STEP 3 (CURAH PENDAPAT)

1. a. Internal : berhubungan dengan herediter dan gangguan pertumbuhan b. Eksternal : trauma kronis, iritasi trauma kronis, pemacu tumor (kimia, imun, mikroorganisme, tembakau dan alcohol, radiasi), defisiensi nutrisi.

2. A a. Yang berasal dari epitel rongga mulut :

- Papiloma squamosa : karena HPV - Veruka vulgaris : karena HPV, disebut juga kutil, dan menyrang pada anak dan dewasa.- Keratoakantoma

b. Yang berasal dari nevus :- Nevus pigmentasi

c. Yang berasal dari jaringan ika mulut : - Fibrous : Fibroma

- Jaringan pembuluh saraf : Neurofibroma, Neurilema, Tumor sel granular, Neuroma traumatic

- Jaringan adipose : Lipoma d. Tumor jinak yang lain :

- Osteoblastoma- Osteoid oestroma - Fibrous dysplasia

Page 7: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

- Condroma - Osteoma- Giant sel tumor - Central giant sel granuloma - Idiopatic histiositosis- Hemangioma offbone- Tori & eksostoses- Coronoid hyperplasia

B. a. Papiloma Squamosa

- Gambaran klinis : Pertumbuhan tunggal, sempit, struktur bertangkai, menghubungkan ke mukosa rongga mulut dibawahnya, perekatan yang sempit adalah bentuk khusus dari lesi, terjadi pada palatum, mukosa bukal, dan labial, diameter kurang dari 2 cm, dan tidak sakit. - Gambaran mikroskopis : proliferasi sel – sel epitel squamous sehingga menghasilkan lipatan epitelium.

b. Veruka vulgaris

- Gambaran Klinis : berbentuk nodular, diameter kurang dari 1 cm, dan sangat mirip papilloma mulut.

c. Keratoakantoma

- Gambaran Klinis : menyerupai kanker kulit, lesi tunggal, terjadi di atas kulit pertengahan wajah trmasuk pipi dan hidung, seperti pusar (bagian tengah cekung, dan tepi menonjol)

d. Nevus Pigmentasi

- Gambaran Klinis : terdapat 2 macam, nevus intradermal dan nevus penghubung. Nevus intradermal terdapat lesi lunak, menonjol, warna merah jambu, coklat terang sampai gelap, bentuk kubah, permukaan halus, diameter kurang dari 1 cm, lesi pada kulit tumbuh rambut. Pada nevus penghubung terdapat pigmentasi yang merata, permukaan halus dan berwarna coklat.

e. Fibroma

- Gambaran Klinis : lesi kenyal dan dapat digerakkan dan terjadi pada seluruh permukaan ronggga mulut dan tidak sakit.

f. Neurofibroma

Page 8: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

- Gambaran Klinis : campran sel schwan neoplastic dan akson tersebar, lunak ketika dipalpasi, variasi warna pucat sampai kekuningan, variasi bentuk (bertangkai, nodular, terlokalisir, bersegmen, dan linier).

g. Neurilemoma

- Gambaran klinis : mengandung sel scwan tanpa akson, lesi tidak berkapsul, palpasi kenyyal, warna kuning sapai putih, dan diameter kurang dari 2 cm.

h. Pleomorphic adenoma

- Gambaran klinis : tumbuh lambat, tidak sakit, dapat digerakan, konsistensi kenyal, permukaan halus, dan mendesak jaringan sekitar.

i. Warthin’s tumor

- Gambaran Klnis : paling umum, pada kelenjar ludah parotis, paling sering pada usia 50 tahun.

3. a. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogen :

- Ameloblastoma- Calcfiying ephitelial odontogenic tumor- Squamous odontogenic tumor- Clear cell odontogenic tumor

b. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa pembentukan jaringan keras gigi :

- Ameloblastic fibroma- Ameloblastic fibroodontoma - Tumor-tumor odontoameloblastoma- Adenomatoid odontogenic tumor - Complex odontoma- Compound odontoma

c. Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan epitel odontogen :

- Odontogenic fibroma- Myxoma- Cementoblastoma

Page 9: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

4. a. Odontogen : Berasal dari jaringan ikat odontogen (mesenkim dan epitel gigi). b. Non Odontogen : Berasal dari epitel mulut, jaringan ikat mulut, dan nevus.

5. Sama- sama berbahaya. 6. a. Fiksasi : bertujuan agar jaringa diusahakan mati sehingga tidak terjadi perubahan pasca mati sehingga struktur jaringan sampel dapat dipertahankan seperti saat sampel masih hidup. b. Preparasi organ / jaringan target dari sampel : seluruh organ target dalam pemeriksaan dimasukan dalam embedding cassete. c. Dehidrasi : proses menarik air dari jaringan dengan bahan kimia tertentu. d. Earing : bertujuan untuk menghilangkan bahan kimia dehidrasi sehinggga contoh sampel menjadi transparan.e. Infiltrasi : untuk menyusupkan paraffin ke dalam jaringan sampel sehinggga sampel tidak rusak waktu pemotongan.f. Teknik Embedding : sampel yang sudah diiris di masukkan ke cassete embedding yang sudah diberi label. g. Pemotongan : dengan mikrotom h. Pewarnaan dan sediaan preparat : dengan teknik pewarnaan ganda haemtoksilin dengan eosin.i. Pengamatan : dengan metode komparasi di bawah mikroskop cahaya pada pembesaran 100-1000x.

7. Papsmear, steam, material operasi, dan biopsy. 8. Sama seperti pathogenesis neoplasma.9. Karena differensiasi sel jinak dan normal sama sehingga belum terasa sakit. 10. Karena terjadi pembesaran.11. Tidak. Hanya dihilangkan tumornya saja untuk menghindari metastase.12. Untuk melihat luasnya tumor.13. Pembedahan pengangkatan jaringan tumor.

2.4 STEP 4 (KERANGKA KONSEP)

Page 10: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

1.5 STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE)

TUMOR RONGGA MULUT

JINAK

SKENARIOGANAS

KLASIFIKASI

ODONTOGEN

SKENARIO

ETIOLOGI

GAMBARAN

KLINIS

MIKROSKOPIS

TERAPI

RADIOGRAFI

PATOGENESIS

DIAGNOSA

PROGNOSIS

NONODONTOGEN

SKENARIO

Page 11: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

1. Klasifikasi Tumor Rongga Mulut2. Macam- Macam Tumor Jinak 3. Macam – Macam Tumor Ganas

1.6 STEP 6 (BELAJAR MANDIRI)Pada step ini, kami melakukan pembelajaran mandiri secara individu dan kelompok serta mencari jawaban learning objective dari berbagai referensi.

1.7 STEP 7 (SINTESIS)A. Klasifikasi Tumor Rongga Mulut

Asal Sel/Jaringan Tumor Nama TumorA. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogen

B. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen dan melibatkan ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa pembentukan jaringan keras gigi

C. Tumor yang berasal dari ektomesenkim odontogen dengan atau tanpa melibatkan odontogen

1. Ameloblastoma2. Calcifying ephitelial odontogenic tumor3. Squamous odontogenic tumor4. Clear cell odontogenic tumor

1. Ameloblasyic fibroma2. Ameloblastic fibro-odontoma3. Tumor-tumor odontoameloblastoma4. Adenomatoid odontogenic tumor5. Complex odontoma6. Coumpound odontoma

1. Odontogenic fibroma2. Myxoma3. Cementoblastoma

Klasifikasi Neuoplasma Ganas Yang Berasal dari Epitel

Asal sel/Jaringan Kanker Nama KankerSel skuamousSel KelenjarSel pembentuk gigi

Squamous Cell CarcinomaAdenocarcinomaMalignant ameloblastoma

Klasifikasi Neoplasma Ganas yang Berasal dari jaringan Ikat Mesenkim

Asal Sel/Jaringan kanker Nama KankerFibroblastSel saraf

FibrosarcomaNeurosarcoma

Page 12: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Sel lemakSel tulangSel tulang rawanSel endotelSel pigmenSel darah dan sumsum tulangSel getah bening

LiposarcomaOsteogenoic SarcomaChondro SarcomaAngiosarcomaMalignant melanomaLeukemia, MyelomaLympoma

B. Macam – macam Tumor Jinak Rongga Mulut

TUMOR JINAK ODONTOGEN

i. Tumor yang berasal dari jaringan epitel odontogen tanpa melibatkan ektomesenkim odontogen

- Ameloblastoma

Ameloblastoma adalah tumor odontogen yang berasal dari epitel enamel organ (ameloblast) yang merupakan sel pembentuk gigi yang merupakan tumor secara klinis paling umum dijumpai. Tumor ini tumbuh lambat, local invasive, dan sebagian besar bersifat jinak. Secara klinikografi ameloblastoma dibedakan atas 3 tipe, yaitu;

a. Solid atau multikistik, prevalensi tipe ini sekitar 86% dari seluruh kasus

b. Unikistik, prevalensinya sekitar 13% dari seluruh kasus

c. Periferal (di luar tulang), prevalensinya sekitar 1% dari seluruh kasus

a. Ameloblastoma solid atau mustilistik

Gambaran klinis

Ditemukan pada usia lanjut

Jarang pada usia di bawah 10 tahun atau pada kelompok umur antara 10-19 tahun

Sebagian besar didapatkan pada usia decade ketiga sampai tujuh

Dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan

Frekuaensinya terlihat tinggi pada penderita kulit hitam. Tetapi beberapa penelitu lainnya tidak terdapat perbedaan rasial

Page 13: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Perkembangan tumor lambat dan asimtomatik

Perkembangan tumor menyebabkan ekspansi rahan, tetapi tidak sakit dan disertai parastesia

85% terjadi di mandibula terutama padadaerah ramus asendens (region molar)

15% terjadi di maksila region posterior

Gambaran radiografis multikistik

Gambarn radiografi sangat khas pada lesi-lesi yang radiolusen multistik yang apabila berkembang menjadi lokus yang besar digambarkan seperti sbuih sabun (Soap Bubble) dan apabila lokus-lokusnya masih kecil digambarkan seperti honey combed

Bukal dan lingual korteks terekspansi

Resobrsi akar-akar gigi sering terjadi

Dalam beberapa kasusuberhubungan dengan tidak erupsinya gigi molar ketiga

Gambaran radiografis ameloblastoma solid

Gambaran radiografi ameloblastoma solid menunjukan adanya radiolusen yang unilokuler dan menyerupai tipe kistik

Tepi lesi radiolusen dengan bentuk scallop tidak teratur

Gambaran miskroskopis ameloblastoma solid

Ameloblastoma solid atau ameloblastoma intraosseus mulstistikmsecara histolohis dapat menunjukan beberapa tipe, yang paling umum adalah tipe forikular dan tipe flexiform. Tipe yang lain dapat juga ditemukan, tetapi jarang, missal tipae akantomatos, adenomatos, granular, desmoplastik, dan sel basal atau tipe folikular dengan degenerasi kistik.

Tipe Folikular

Mengandung pulau-pulau epitel menyerupai epitel organel enamel di dalam stroma jaringan ikat fibrous yang matag. Sarang-sarang epitel tersebut mengandung sebuah inti yang tersusun longgar menyerupai stellae reticulum organel.

Tipe plexiform

Mengandung lapisan atau epitel odontogen yang sangat panjang. Lapisan epitel terdiri dari sel-sel kolumnar atau kuboid yang tersusun sangat longgar. Tipe ini di dukung

Page 14: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

jaringan stroma yang sangat longar. Tipe ini didukung jaringan stroma yang sangat longgar dan mengandung pembuluh darah.

Tipe akantotik

Adanya metaplasia sel skuamosa yang snagat luas. Seringkali adanya pembentukan keratin yang terjadi di bagian tengah dari pulau-pulau epitel.

Tipe granular sel

Menunukan perubahan bentuk dari sekelompok sel epitel menjadi sel granular. Padas sel-sel ini mempunyai sitoplasma yang berlimpah mengandung granular-granular eosinofilik. Tipe ini dapat terjadi pada usia muda dan secara klinis sangat agresif

Tipe desmoplastik

Tipe ini mempunyai pulau-pulau kecil dan mengandung stroma kolagen yang padat. Sering terjadi pada ameloblastoma yang terjadi pada bagian anterior rahang atas.

Tipe basaloid

Tipe ini jarang terjadi, mengandung sel-sel yang mneyerupai sel basal. Tidak ada stellate reticulum pada bagian tengah dari sarang-sarang sel tersebut. Sel-sel epitel di bagian tepi cenderung berebentuk kuboid.

Tipe adenomatous

Tipe ini menunjukan sel-sel tumor yang membentuk bentukan seperti duktus kelenjar, di dalam masa tumor.

Perawatan dan Prognosis

Pasien-Pasien yang menderita ameloblastoma solid konvensional atau intraosseous multistik dapat mempunyai perawatan yang bervariasi yaitu mulai enukleasi simple dan kuretase hingga reseksi en bloc. Metode yang optimal masi kontroversi pada setiap orang selama bertahun-tahun

Ameloblastoma konvesional bagian tepinya cenderung telah terinfiltrasi di antara trabekula tulang cancellous yang masih uth walaupun secara radiografi belum menunjukan adanya resorbsi tulang dan dapat mematikan penderita melalui perluasanya ke jaringan vital lainnya. Usaha menyingkirkan lesi melalui kuretas meningalkn pulau-pulau kecil di dalam tulang yang mana 55-90% dapat menimbulkan kekambuhan di kemudian hari. Seringkali menimbulkan kekambuhan setelah beberapa tahun dari mulai adanya gejala klinis, tetapi bila stelah 5 tahun tidak menimbulkan kekambuhan dapat diindikasi-kan sembuh.

Page 15: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Reseksi marjin dan en block sudah digunakan secara luas, tetapi dilaporkan kekambuhan juga masih terjadi yaitu meningkat 15%. Banyak ahli bedah menyarankan reseksi marjin paling sedikit 1cm dari tepi tumor yang di tunjukan secara radiografi.

Perawatan radiasi jarang dilakukan kasus-kasus ameloblastoma walaupun beberapa penilitian menunjukan lesi bersifat radiosensitive.

b. Ameloblastoma unikistik

Insiden ameloblastoma ini sekitar 10-15% dari seluruh kasus ameloblastoma intra ossous. Ameloblastoma jenis ini masih sering diperdebatkan apakah merupakan suatu neoplasma yang merupakan neoplasma hasil transformasi neoplastik atau non neoplastik epitel kista, tetapi kedua mekanisme ini kemungkinan dapr terjadi.

Gambaran klinis

Umum terjadi pada penderita usia muda

50% dari seluruh kasus ini di temukan di akhir decade kedua dengan rata-rata usia 23 tahun

90% tumor ini dapar terjadi di mandibula, khususnya region posterior

Lesi tumbuh asimomatik. Pada lesi-lesi yang besar menimbulkan pembengkakan pada rahang dan tidak ngilu.

Gambaran radiografis

Radiolusen yang berbatas jelas mengelilingi mahkota gigi molar tiga yang tidak erupsi, biasanya diagnosis banding kista primordial, kista radikular atau kista residual.

Gambaran mikroskopis

Ada 3 variasi dari ameloblastom unilistik yaitu:

1. Luminal Ameloblastoma

2. Intra Luminal Ameloblastoma

3. Mural Ameloblastoma

Perawatan dan Prognosis

Lesi ini biasanya dirawat seperti kista, yaitu perawatan enukleasi, tetapi 10-20% kasus setelah enukleasi dan kuretase terjadi kekambuhan.

Page 16: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

c. Periperal (Ekstraosseous) Ameloblastoma

Insiden ameloblastoma peripheral yang ditemukan sekitar 1% dari seluruh kasus ameloblastoma, Tumor ini kemungkinan muncul dari sisa-sisa epitel odontogen dibawah mukosa rongga mulut atau dari sel epitel basal.

Gambaran klinis

Biasa muncul dengan keluhan sangat sakit, bertangkai, ulserasi, atau muncul berupa lesi-lesi mukosa alveolar atau berupa gingival peduculated

Didiagnosi banding dengan fibroma

Diameter lesi lebih kecil dari 1,5 cm

Ditemukan pada pasien usia lanjut, tetapi yang paling sering adalah pada usia paruh baya

Sering ditemukan pada gingival posterior atau mukosa alveolar kadangkala lebih sering terjadi pada mandibula.

Gambaran radiografis

Permukaan tulang alveolaris sedikit mengalami erosi, tetapi keterlibatan tulang secara jelas tidak begitu terlihat.

Gambaran mikroskopis

Ameloblastoma perifer menunjukan gambaran pulau-pulau epitel di dalam lamina propia dibawah permukssn epitel. Proliferasi epitel mungkin menunjukan gambaran seperti ameloblastoma intra osseous yang tipe plexiform atu folikular.

Perawatan dan Prognosis

Berbeda dengan ameloblastoma intra osseous, ameloblastoma perifer menunjukan gambaran klisnis yang tidak berbahaya dan biasanya di rawat dengan eksisi local. Meskipun begitu kekambuhan local dapat terjadi yaitu sekitar 25% dari seluruh kasus. Perubahan menjadi ganas jarang terjadi.

- Tumor odontogen epitel berkalsifikasi (pinborg tumor)

Page 17: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Pinborg tumor adalah lesi jarang, prevalensinya lebih kecil dari 1% dari seluruh tumor-tumor odontogen. Meskipun tumor ini jelas bersal dari odontogen, tetapi morfologinya mirip dengan sel-sel pada statum intermediet pada organ enamel.

Gambaran klinis

Umumnya dijumpai pada penderita 30-50 tahun.

Tidak ada predileksi jenis kelamin

75% dari seluruh kausu dijumpai di mandibula regio posterior

Rasa sakit ringan dan pembengkakan tumbuh labat

Gambaran radiografis

Lesi bisa dijumpai unilokuler, tetapi monolokuler lebih sering dengan tepi skalop

Adanya struktur berkalsifikasi dengan ukuran dan kepadatan yang bervariasi

Sering berhubungan dengan adanya gigi impaksi molar ketiga bawah

Gambaran mikroskopis

Tumor odontogen epitel berkalsifikasi mempunyai gambaran pulau-pulau tersendiri, beruntai, dan lapisan sel epitel polihedral di dalam stroma fibrous yang eosinofilik. Diluar sel terdapat struktur berhialin. Struktur berkalsifikasi berkembang di dalam masa tumor berbentuk cincin-cincin kosentrik (lisegagng ring calsifikation) yang dapat bergabung dan membentuk massa yang besar dan kompleks.

Perawatan dan Prognosis

Reseksi lokal dapat dilakukan denga rata-rata kekambuhan sekitar 15% yang hanya dirawat dengan kuretase mempunyai frekuensi kekambuhan lebih tingi. Tetapi secara umum menunjukan prognosis baik walupun ada kasus yang menunjukan metastasis ke kelenjar getah bening.

- Tumor Odontogen skuamos

Tumor ini jarang dijumpai, pertama kali ditemukan pada 1975. Tumor berasal dari transformasi neoplastik dari sisa-sisa mallasez. Kelihatan tumor ini berasal dari ligamen periodontal dan berhubungan dengan permukaan lateral akar gigi dan gigi tidak erupsi.

Gambaran klinis

Page 18: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Ditemukan pada penderita usia 11-57 tahun dengan rata-rata usia 37 tahun

Melibatkan prosessus alveolar mandibula dan maksila

Tidak ada predileksi sisi dan jenis kelamin

Rasa sakit yang ringan karena pembengkakakn gingiva

Gigi-gigi goyang

Gambaran radiografis

Gambaran radiografi tidak menunjukan suatu gambaran yang spesifik.

Secara radiografi menunjukan adanya gambaran kerysakan tulang yang berbentuk triangular di sebelah lateral akar gigi

Kadangkala menujukan adanya kerusakan tulang berbentuk vertikal

Tepi lesi menujukan gambaran skeloris

Diameter lebih besar dari 1,5 cm

Perawatan dan prognosis

Tindakan lokasi eksisi dan kuretase cukup efektif pada tumor ini dan tidak menunjukan kekambuhan setelah lokal eksisi. Apabila lesi ini terjadi di maksila menunjukan agresif bila dibandingkan yang erjadi mandibula. Hal ini mungkin berhubangan dengan struktur tulang maksila yang poreus dan spongi.

- Tumor Odontogen Sel Bersih/Clear Cell Odontogenic TumorTumor ini jarang terjadi pada rahang. Tumor ini berasal dari odontogen, namun histogenesisnya masih belum jelas. Pemeriksaan histokimia dan ultra struktur pada tumor ini menunjukkan sel-sel bersih yang mirip pada ameloblas yang kaya dengan glikogen.Gambaran KlinisHanya sejumlah kecil kasus-kasus yang pernah dilaporkan sehingga hanya sedikit informasi klinis yang dapat diketahui yang berhubungan dengan tumor ini, yaitu; 1) sebagian besar kasus yang didiagnosis melibatkan penderita di atas usia 50 tahun, 2) dapat melibatkan mandibula dan maksila, 3) beberapa penderita mengeluh rasa sakit dan pembesaran rahang dan sebagian lainnya relatif tidak mempunyai keluhan atau simptom. Gambaran RadiografisSecara radiologi, lesi radiolusen unilokuler atau muktilokuler, dengan tepi dari radiolusen tersebut tidak mempunyai batas yang jelas atau tidak teratur.Gambaran Mikroskopis

Page 19: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Gambaran histopatologi anatomis dari tumor ini cenderung menunjukkan adanya sarang-sarang sel epitel dengan sitoplasma eosinopilik yang jelas. Sarang-sarang tersebut dipisahkan oleh lapisan tipis jaringan ikat berhialin. Sel-sel perifer menunjukkan susunan pallisade. Pada beberapa kasus juga ada yang menunjukkan pola yang mengandung pulau-pulau kecil dengan sel-sel epitel basaloid yang hiperkromatik di dalam stroma jaringan ikat.Perawatan dan PrognosisTumor yang sangat besar secara klinis menunjukkan sifat yang agresif, dengan invasi yang langsung ke struktur sekitar dan cenderung kambuh. Sebagian besar penderita dirawat secara bedah radikal. Metastasis ke sistem limfatik dan paru-paru mungkin dapat terjadi. Tumor ini seharusnya dipertimbangkan sebagai tumor yang berpotensi menjadi ganas.

ii. Tumor Yang Berasal Dari Jaringan Epitel dan Melibatkan Ektomesenkim- Ameloblastic Fibroma Merupakan tumor campuran jaringan epitel dan jaringan mesenkim. Tumor ini tidak umum dan data yang ada sulit dievaluasi sebab beberapa lesi didiagnosis sebagai fibroma ameloblastik yang kemungkinan hanya tahap awal dari perkembangan odontoma.Gambaran KlinisFibroma ameloblastik cenderung terjadi pada penderita muda dekade kedua, tetapi kadang-kadang pada penderita usia setengah baya; dapat melibatkan laki-laki sedikit lebih umum dibandingan dengan perempuan; lesi yang kecil asimptomatik sedangkan pada lesi yang besar menyebabkan pembesaran rahang; sisi posterior mandibula merupakan lokasi yang paling umum, yaitu sekitar 70% dari seluruh kasus terjadi pada sisi tersebut.Gambaran RadiografisLesi secara radiografi menunjukkan gambaran radiolusen unilokuler atau multilokuler dengan tepi yang jelas dan mungkin menunjukkan sklerotik; sekitar 50% berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi; pada lesi yang besar dapat melibatkan ramus asenden mandibula. Gambaran MikroskopisGambaran fibroma ameloblastik menunjukkan masa jaringan lunak yang keras dengan permukaan luar yang halus. Kapsul mungkin ada atau mungkin juga tidak ada. Secara mikroskopik mengandung jaringan mesenkim yang sangat banyak mirip dengan dental papil yang primitif yang bercampur dengan epitel odontogen. Sel epitel berbentuk panjang dan kecil dengan susunan yang beranastomose satu dengan yang lainnya, tetapi hanya mengandung sekitar dua sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar.Perawatan dan PrognosisPerawatan lesi ini biasanya dengan eksis lokal atau kuretase. Sekitar 20% kasus menunjukkan kekambuhan setelah dilakukan perawatan konservatif dan beberapa ahli bedah merekomendasikan untuk dilakukan eksisi yang lebih luas. Sekitar 50% kasus tidak ada perkembangan menjadi ganas.

Page 20: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

- Ameloblastic Fibro-OdontomaTumor ini didefinisikan sebagai sebuah tumor yang gambaran umumnya adalah suatu fibroma ameloblastik, tetapi juga mengandung enamel dan dentin. Beberapa peneliti percaya bahwa ameloblastic fibro-odontoma hanya suatu tahap dalam perkembangan suatu odontoma. Dalam beberapa kasus tumor dapat tumbuh progresif menyebabkan perubahan bentuk dan kehancuran tulang.Gambaran KlinisTumor ini biasanya ditemukan pada anak-anak dengan rata-rata usia 10 tahun; dapat melibatkan kedua rahang; tidak ada predileksi jenis kelamin; lesi umumnya asimptomatik. Gambaran RadiografisSecara radiografi tumor menunjukkan radiolusen unilokuler, mempunyai batas yang jelas dan jarang radiolusen multilokuler. Lesi mengandung sejumlah bahan berkalsifikasi dengan radiodensiti dari struktur gigi. Bahan kalsifikasi di dalam lesi menunjukkan gambaran multipel, radiopak yang kecil atau massa yang bergabung menjadi keras. Gambaran MikroskopisSecara mikroskopis menunjukkan gambaran yang identik dengan fibroma ameloblastik dan mempunyai lapisan jaringan (narrow cord) yang sempit serta pulau-pulau epitel kecil dari epitel odontogen dalam jaringan ikat primitif longgar mirip dental papilla.Perawatan dan PrognosisTumor ini dirawat dengan kuretase konservatif dan biasanya lesi mudah dipisahkan dari tulang. Prognosis tumor ini baik dan jarang menunjukkan kekambuhan.

- Adenomatoid Odontogenik tumor

Menurut WHO, AOT didefinisikan sebagai tumor dari odontogenic epithelium dengan struktur menyerupai duktus disertai berbagai tingkat perubahan jaringan ikat sekitarnya.

Munculnya tumor adenomatoid dapat menyebabkan ekspansi dari tulang yang mengelilinginya serta kesalahan letak gigi, proses perkembangan tumor yang cenderung lambat dan tanpa rasa sakit membuat penderita dapat mentoleransi pembengkakan selama bertahun-tahun hingga menghasilkan perubahan bentuk wajah yang dapat mengganggu penampilan.Tumor ini biasanya berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi, sebagian besar merupakan gigi kaninus atau insisif ke dua.

Etiopatogenesis

Tumor adenomatoid odontogenik berasal dari  epitel enamel organ.AOT biasanya padat , tapi kadang-kadang fibrosis. Karena neoplastik danlesi hamartomatous dapat terjadi pada setiap tahap odontogenesis, tumorodontogenik dengan gabungan fitur epitel dan mesenchymal komponen mungkin timbul dalam kista odontogenik. Pembentukan AOT terjadi sebelum perubahan cystic, maka AOT akan mengisi ruang folikel dan hadir

Page 21: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

sebagai tumor padat. Kadang-kadang AOT mengembangkan sebagai pertumbuhan mural dikista dentigerous. Terjadi dalam area rahang dan sering ditemukan di dekat dengan gigi yang dalam proses erupsi, memiliki fitur sitologi yang mirip dengan berbagai komponen enamel organ, lamina gigi, dan sisa-sisanya. AOT menjadi hamartoma menunjukkan ukuran yang terbatas pada sebagian besar kasus dan kurang kambuh. AOT yang telah terdeteksi dan diobati selama bertahun-tahun, mengakibatkan asimetri wajah dan distorsi. Secara histologis, jaringan lesi menunjukkan lebih besar dari penataan normal odontogenic daripada yang diharapkan pada anomaly perkembangan.

 Gambaran Klinisa.       Ekstraoral

         Terdapat pembengkakan pada maxila sampai ke hidung di bawah batas infraorbital

         Asimetri wajah.

         Bentuk ireguler dan ukuran kira-kira 2x3 cm memanjang superior sampai batas infraorbital, lateral ke tulang zigomatikus, dan inferior ke nasolabial fold.

         palpasi, pembengkakan memiliki konsistensi padat kenyal dan tidak bisa digerakkan.

         Permukaan halus dan batas jelas

b.      Intra Oral

         Pembengkakan tampak pada verstibulum bukal

         Pembengkakan kecil yang halus dengan tepi yang jelas pada wilayah rahang

         Pembengkakan berbentuk oval dengan ukuran kira-kira 2x1,5 cm

         Disertai dengan kondisi gigi caninus kanan atas yang impaksi

         Nyeri ringan bila ditekan

Radiografi

     Terdapat gambaran radiolusen dengan fokus radiopak berlokasi superior dekat dengan margin bawah dari orbit berhubungan dengan gigi impaksi memanjang melebihi CEJ

         Menyebabkan resorpsi akar

Diagnosis banding1. kista dentigerous

Page 22: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

2. Pengapuran kista odontogenik

3. Pengapuran tumor odontogenik

4. Uni ameloblastoma kistik

5. Kista kerato odontogenik

PrognosisPrognosis baik, tingkat kambuhnya tumor adenomatoit sangat rendah (0,2%).PenatalaksanaanTumor odontogenik adenomatoid dilakukan setelah FNAC atau Fine needle aspiration cytologi yang dilakukan dengan pasien dibawah anastesi general. Perlu untuk melaksanakan operasi agresifdan luas. AOT jinak, lesi dikemas, dan enukleasi bedah konservatifatau kuretase adalah pengobatan pilihan. Diagnosis histologis akurat adalah wajib untuk menghindari operasi mutilasi yang tidak perlu.Enukleasi lesi dilakukan dengan anastesi lokal untuk benar-benar membasmi lesi kistik dengan terlibat berdampak kaninus kiri atas. Enukleasi bedah konservatif adalah modalitas pengobatan pilihan. Untuk cacat intrabony periodontal disebabkan oleh AOT dipandu regenerasi jaringan dengan teknik membrane yang disarankan setelah penghapusan lengkap tumor. Enukleasi kista dilakukan dengan anestesi lokal bersama dengan penghapusancaninus yang terimpaksi, supernumerary, dan gigi premolar pertama. Isinya berupa cairan kekuningan coklat. Setelah 4 minggu, perawatan saluran akar dilakukan pada premolar kedua kiri dan molar pertama. Sebuah prostesis tetap diberikan dan tidak kambuh diamati selama 6 bulan ke depan.Di bawah anastesi endotrakeal, pada bibir di lakukan mukoperiosteal flap, membentang dari kanan ke kiri  daerah premolar, diperbesar. Pada bukal plate dibagian anterior mandibula terlihat menjadi sangat tipis dan dibeberapa daerah telah terkikis. Massa tumor ditemukan menempati  daerah seluruh dagu (fig 4) dan enukleat bersama dengan tidak tumbuhnya kaninus kiri bawah (fig 5), lingual plate ditemukan perforasi menjadi satu.Tidak ada gigi anterior yang melekat pada tumor dan oleh karena itu di biarkan tetap pada posisi klinis semula hingga paska oprasi.Specimen, termasuk gigi kaninus diteliti secara histology.Hasil cacat tulang dibiarkan agar diisi dengan darah pasien sendiri. Red-vac dibersihkan sebelum bukal flap dijahit kembali ke posisi semula. Pemulihan paska oprasi lancer dan penyembuhan dari operasi kembali normal.

- Odontoma

Merupakan jenis yang paling umum dari tumor-tumor odontogenik. Tumor ini dipertimbangkan sebagai anomaly perkembangan (hamartomas) agak jarng disebut sebagai neoplasama. Pada perkembangan awal dari lesi ini menunjukkan proliferasi epitel

Page 23: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

odontogen dan jaringan mesenkim, kemudian pada perkembangna selanjutnya diikuti pembentukan enamel, dentin, dan variasi dari pulpa dan sementum.

Odontoma memiliki dua tipe yaitu compound dan complex.Compound odontoma mengandung struktur seperti gigi yang kecil dan banyak. Sedangkan complex odontoma mengandung massa yang besar dari enamel dan dentin dan tidak menyerupai gigi .

Gambaran Klinis :

Asimtomatik Lebih banyak di maksila

Gambaran Radiografi

Compound odontoma menunjukkan kumpulan struktur yang mirip gigi dengan ukuran dan bentuk variatif dikelilingi daerah radiolusen yang tipis. Complex odontoma menunjukkan gambaran radiopak pada struktur gigi yang dikelilingi garis radiolusen tipis

HPA

Complex Odontoma, menunjukkan sebuah massa gigi tidak berbentuk (amorf) yang merupakan bentukan material gigi. Compound Odontoma yang terdiri dari struktur sementum (1), dentin (2), dan struktur seperti pulpa (3)

• Compound odontoma mengandung struktur yang multiple menyerupai gigi berakar satu di dalam matriks jaringan longgar. Jaringan pulpa mungkin terlihat di korona atau akar dari struktur yang menyerupai gigi tersebut.

• Complex odontoma mengandung tubular dentin yang matang. Pada celah dari masa lesi dapat dijumpai sejumlah matriks enamel atau enamel yang belum matang. Pulau pulau kecil dari sel ghost epitel pewarnaan eosinopilik dapat dijumpai pada sekitar 20% kasus complex odontoma. Kadankala kista dentigerous mungkin m uncul pada epithelial lining dari complex odontoma.

iii. Tumor yang Berasal dari Ektomesenkim Odontogen dengan atau Tanpa Melibatkan Epitel Odontogen

A. Fibroma Odontogen

Gambaran Klinis : Melibatkan usia 9 – 80 tahun (rata-rata 40 tahun) Lesi kecil asymptom

Page 24: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Lesi besar ekspansi rahang & gigi goyang 60% terjadi di maksilla (regio Premolar – Molar pertama) Gambaran Radiografi : Lesi kecil terdapat radioliusen unilokuler dengan batas jelas & sering berhubungan dengan apikal gigi yang erupsi Lesi besar radiolusen multilokuler dan sering terjadi resorbsi akar gigi

HPA Fibroma odontogen terbagi menjadi 2, yakni : Sederhana : mengandung fibroblas-fibroblas stellate yang sering kali tersusun dalm sebuah pola yang bergelung degan fibril-fibril kolagen yang jelas. Kompleks : pola lebih kompleks yang mengandung jaringan ikat fibrous seluler yang jelas dengan serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam jalinan budel

B. Odontogenic mysoma / myofibroma

• Gambaran Klinis:

Jarang dijumpai, merupakan neoplasia yang pertumbuhannya lambat Terlokalisir, tapi mempunyai sifat invasif dan agresif Berasal dari jaringan ikat dental papilla Umumnya pada faktor predileksi usia, melibatkan kedua rahang pada mandibula bisa korpus maupun ramus Asymptomatis, menyebabkan gigi goyang, ekspansi menipis.

• Gambaran Radiografi :

Lesi tampak radiolusen yang dipisahkan oleh gambaran tulang trabekular. Batas lesi dengan tulang tidak berbatas jelas.

• HPA:

Lesi menunjukkan adanya jaringan proliferasi myxoid dan di beberapa tempat tampak jaringan fibrosa. Secara radiografis tak berbatas jelas, tetapi pada gambran histologis masih tampak kapsul fibrous. Vaskularisasi sedikit, hampir tidak ada.

C. Cementoblastoma

Gambaran Klinis Asymptom Lesi besar ekspansi tulang pembengkakkan rahang Gambaran Radiografi : Masa radiopaque yang melekat di apeks gigi & batas lesi dengan jaringan sekitar hanya dipisahkan oleh suatu gambar radiolusen yang tipis HPA

Page 25: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Terlihat pembentukan lesi pada apek gigi (1) pulpa pada apek gigi penyebab, masa dari lesi yang merupakan proliferasi dari sel – sel cementoblast (selullar) dan mengandung sum-sum tulang (2) dengan dipisahkan oleh suatu kapsul jaringan ikat dari tepi tulang normal (3). Gambaran mikroskopik

Cementoblastoma, terlihat pembentukan lesi pada apek gigi. (1) pulpapada apek gigi penyebab, masa dari lesi merupakan proliferasi dari sel-sel cementoblast (sellular) dan mengandung sum-sum tulang (2) dengan dipisahkan oleh suatu kapsul jaringan ikat dari tepi tulang normal (3).Lesi merupakan jaringan kalsifiksai yang mirip tulang, seluler, lesi melekat ke apeks gigi penyebab. Batas lesi dengan tulang sekitrnya dipisahkan oleh kapsul fibrous.

TUMOR JINAK NON ODONTOGEN

Tumor jinak non odontogen yang berasal dari jaringan epitel mulut:

A. Papiloma Squamos

• Etiologi : Infeksi virus papiloma manusia (HPV)

• Gambaran Klinis :

Lokasi bisa di palatum, lidah, mukosa bukal, labial dan gingiva, paling sering terjadi pada palatum mole. Papiloma dapat berwarna putih atau merah jambu, lunak, fleksibel

pada palpasi, diameter <2cm dan asymptomatis.

• HPA

Adanya proliferasi sel epitel skuamos yg tumbuh exopytic membentuk papillary projection , dengan didukung fibrous stroma yang tipis/sedikit dan terdapat vaskularisasi pada stroma

• perawatan dan prognosis

Perawatan terhadap papiloma terdiri dari eksisi lokal dengan mengikutseertakan dasar lesi atau tangkai penghubung. Eksisi yang yang meninggalkan sebagian dari tangkai akan memungkinkan terjadinya kekambuhan. Diagnosa klinis pasti tergantung pada pemerikasaan mikroskopis dari jaringan yang dieksisi. Papiloma rongga mulut tidak berpotensi berubah menjadi ganas (kanker)

B. Veruka Vulgaris

• Etiologi

Page 26: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Lesi ini adalah neoplasia epitel jinak yang dihasilkan oleh infeksi dengan tipe – tipe tertentu dari HPV (Human Papiloma Virus)

• Gambaran Klinis

Predileksi terjadinya pada anak – anak dan orang dewasa. Veruka vulgaris ini dikenal secara luas sebagai kutil

• HPA

Gambaran histologi dari Veruka vulgaris ini sama dengan papiloma dengan rete peg processus membentuk jari serta `tertutup keratinisasi yang tebal (hiperkeratinisasi).

• Perawatan dan Prognosis

Perawatan terhadap lesi terdiri dari eksisi lokal dengan mengikutsertakan dasar lesi atau tangkai penghubung. Eksisi yang meninggalkan sebagian dari tangkai akan memungkinkan terjadinya kekambuhan. Prognosis pada umumnya baik.

C. Keratoakantoma

Keratoakantoma adalah suatu kekhususan dan merupakan neoplasia jinak yang tidak umum, berasal dari epitel squamous berlapis. Meskipun relative jarang, tetapi penting dipelajari pada

penyakit mulut, didasarkan atas klinisnya lesi ini menyerupai kanker kulit, predileksi kejadiannya pada kulit yang terkena sinar matahari, umumnya pada wajah dan bibir, dan mikroskopiknya menyerupai karsinoma epidermoid. Penyebab spesifik keratoakantoma tidak diketahui, bagaimanapun predileksi untuk terjadi pada kulit yang terkena matahari diduga kuat hubungannya dengan aktinik (radiasi sinar ultra violet) yang merusak jaringan.

Lesi ini umumnya tunggal, terjadi di atas kulit pertengahan wajah termasuk pipi dan hidung, walaupun kadangkala juga melibatkan telinga.

Hal ini patut diperhatikan bahwa 8% dari keratoakantoma terjadi pada daerah bibir yang terkena matahari. Lesi-lesi pada kulit sering sekali menimbulkan rasa agak sakit.

• Gambaran Klinis

Gambaran klinis keratoakantoma mempunyai bentuk khusus yaitu berbentuk pusar, artinya mempunyai cekungan pada tengahnya dan tepinya menonjol. Tepi ini berbatas sangat jelas.

Page 27: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Bagian tengah lesi ini agak menyerupai cangkir, kemungkinan berisi, permukaan kasar, keras, putih, dengan diwarnai keratin. Dalam banyak hal gambaran ini mirip dengan kanker kulit. Bagaimanapun keratoakantoma spesifik, yang mana biasanya tumbuh dengan ukuran terbesarnya (diameter antara 1 dan 2 cm) dalam waktu 6 bulan. Keratoakantoma pada pemeriksaan palpasi kenyal walaupun lesi seringkali mempunyai sumbat keratin ditengah, keratoakantoma bebas dari ulserasi sehingga secara klinis seperti meneteskan air dan pembentukan kerak dan keropeng.

• Gambaran Mikroskopis

Keratoakantoma, menunjukkan proliferasi dan diferensiasi sel epitel skuamous, tumbuh exophytic membentuk kubah/vulkano dengan keratinisasi membnetuk core (pusar) di

tengah epithelium, infiltrasi sel-sel limfosit yang padat di lamina propria dan terdapat mikroorganisme pada permukaan yang hiperkeratin. Lesi mirip gambaran histologis karsinoma epidermoid, tetapi dapat dibedakan dari karsinoma epidermoid, proliferasi sel-sel tumor menunjukkan adanya diferensiasi dan atipikal sel tidak terlihat.

Lesi ini tumbuh eksopitik dengan hiperparakeratinisasi (keratinisasi core) dan dijumpai adanya mikroorganisme pada permukaan. Di lamina propria terdapat infiltrasi sel-sel limfosit

yang padat.

• perawatan dan prognosis

Hal yang harus diketahui bahwa keratoakantoma dan kanker kulit mempunyai faktor penyebab yang sama (radiasi cahaya matahari) dan terjadi populasi yang hampir sama. Tentunya diindikasikan pemantauan yang teliti terhadap penderita. Keratoakantoma tidak mungkin kambuh jika dieksisi dengan sempurna dan beberapa kasus telah dilaporkan sembuh spontan setelah eksisi sebagian

Tumor jinak non odontogen yang berasal dari jaringan ikat mulut:

A. Jaringan Pembuluh Saraf1. NeurofibromaGambaran klinis

Neurofibroma adalah suatu neoplasia jinak yang relatif tidak umum. Secara histologis mengandung campuran dari sel-sel schwan neoplastik dan akson-akson yang tersebar. Neoplasia ini berkembang dari berkas saraf dan batang saraf yang besar, menghasilkan pembesaran tumor. Neurofibroma lebih lunak pada pemeriksaan palpasi dibandingkan mukosa normal sekitarnya dan sering digambarkan sebagai suatu konsistensi kistik atau menyerupai tekstur jaringan adiposa. Neurofibroma dapat menunjukkan variasi warna,

Page 28: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

antara warna pucat hingga agak kekuningan, dengan dilindungi warna yang bervariasi cokelat. Kuliat atau mukosa di atasnya kelihatan normal.

Neurofibroma kulit dapat mempunyai variasi bentuk, antara lain tumor-tumor bertangkai nodular, terlokalisir, bersegmen, linier, ekspansi batang saraf lobular. Jika lesi besar, maka akan menimbulkan deformasi, mempunyai masa tumor.

Perawatan dan prognosis

Penyingkiran neurofibroma mempunyai sedikit masalah bagi pasien-pasien dalam keadaan yang seperti di atas. Eksisi untuk memperkuat diagnosis dan khususnya untuk melihat hasil suatu perawatan. Prognosis keseluruhan pada pasien neurofibroma kurang baik. Pasien-pasien dengan kelainan ini dapat menderita tumor yang terus tumbuh dan berkembang sepanjang hidup mereka. Dalam beberapa kasus dampaknya dapat merusak estetik dan fungsional. Juga berpotensi untuk berkembang menjadi sarcoma neurogenik. Neoplasia ini bisa berkembang dalam neurofibroma awal dan lazimnya menimbulkan tumor-tumor besar dan melibatkan banyak regio. Seperti neoplasia ganas, lesi ini sangat agresif dan memungkinkan bermetastasis dan menyebabkan prognosis buruk.

2. Neurilemoma/SchwannomaGambaran klinis

Neurilemoma (Schwannoma) adalah neoplasia jinak jaringan saraf perifer yang relative tidak umum, perbedaan dengan neurofibroma adalah pada lesi ini mengandung suatu proliferasi dari sel-sel schwan tanpa akson. Karakteristik lesi adalah lesi tidak berkapsul, palpasi kenyal, dan warnanya antara kekuningan hingga putih.

Perawatan dan prognosis

Neurilemoma menunjukkan sedikit tendensi degenerasi ganas dan perawatannya adalah eksisi lokal.

3. Tumor Sel GranularGambaran klinis

Tumor sel granular adalah tumor rongga mulut jinak yang relatif umum yang mempunyai suatu pola gambaran klinis yang khusus. Lesi ini biasanya tumbuh lambat, diameternya jarang melebihi 1-2cm dan biasanya soliter. Jika lokasinya superficial tumor menunjukkan warna kekuningan yang khas, sebaliknya lesi-lesi yang lokasinya lebih dalam tidak menunjukkan perubahan warna. Apabila tumor berlokasi pada lidah, mukosa lingual di atasnya mungkin normal, tetapi seringkali ada perubahan pada papilla lingual walaupun tidak begitu jelas, termasuk penurunan jumlah papilla dan lidah menjadi rata. Kekhasan tumor ini adalah lesi yang sangat kenyal pada pemeriksaan palpasi dan tidak ada keluhan.

Page 29: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Gambaran mikroskopis

Tumor sel granular menunjukkan suatu proliferasi sel-sel schwan yang menunjukkan suatu sitoplasma bergranul. Selain sel-sel granular, tumor ini seringkali dihubungkan dengan suatu proliferasi hiperplastik pada epitel mukosa di atasnya.

Perawatan dan prognosis

Perawatan untuk tumor sel granular terdiri dari eksisi konservatif. Walaupun eksisi tidak sempurna, regresi spontan telah pernah dilaporkan. Kekambuhan setelah perawatan tidak umum terjadi.

4. Neuroma TraumatikGambaran klinis

Neuroma traumatic muncul sebagai suatu pertumbuhan yang berlebihan bersifat bukan neoplasma dari akson dan merupakan jaringan parut fibrous. Lesi ini muncul sebagai akibat terputusnya saraf perifer, kemudian terbentuk jaringan parut, jaringan parut ini mengganggu pertumbuhan akson reparatif. Masa yang dihasilkan berupa jaringan fibros dan akson-akson menghasilkan sebuah nodul klinis yang biasanya berbatas jelas, kenyal, dan seringkali menimbulkan rasa sakit bila dipalpasi.

Neuroma traumatic sering terjadi pada sisi yang mudah mengalami trauma fisik, seperti bibir, lidah dan mukosa bukal.

Perawatan dan prognosis

Perawatan terhadap lesi ini adalah eksisi konservatif dan kekambuhan setelah perawatan jarang terjadi.

B. Jaringan Adiposa1. LipomaGambaran klinis

Lipoma adalah neoplasia jinak yang berasal dari jaringan adiposa. Lipoma paling sering ditemukan pada orang dewasa dan biasanya terjadi berupa tumor tunggal, terkadang dijumpai sebagai lesi jamak. Lipoma rongga mulut biasanya tunggal, berbatas jelas, dan lunak bila dipalpasi.

Gambaran mikroskopis

Lipoma secara histopatologi anatomi menunjukkan suatu proliferasi sel-sel adiposa dalam suatu connective fibrous tissue, dengan inti yang terletak di perifer, dan tidak menunjukkan adanya stroma, tetapi pembuluh darah bisa ditemukan di antara proliferasi sel-sel adiposa tersebut.

Page 30: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Perawatan dan prognosis

Perawatan lipoma terdiri dari eksisi konservatif, dan jarang terjadi kekambuhan setelah eksisi sempurna.

C. Jaringan Ikat Fibrous 1. Fibroma

Fibroma merupakan suatu neoplasia  jinak yang berasal dari jaringan ikat fibrous. Sebenarnya nama yang lebih tepat untuk gangguan ini adalah hyperplasia fibros. Karena fibroma merupakan istilah yang umum digunakan yang berkaitan dengan lesi jaringan lunak yang sering dijumpai pada mukosa mulut- secara garis besar tidak dipikirkan sebagai suatu neoplasis, tapi cukup jaringan fibros hiperplastik.

• Gambaran Klinis

Menunjukan suatu benjolan yang kenyal dan dapat digerakan. Terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut, terutama pada daerah yang sering mengalami trauma atau injuri seperti tergigit, atau karena gesekan plat protesa dari gigi palsu Tidak menimbulkan rasa sakit

• HPA

Menunjukan suatu proliferasi dari sel – sel fibrous yang mature dan padat, dengan pembentukan pembuluh darah yang kurang dan lesi dibatasi oleh kapsul fibrous.

• Perawatan dan prognosis Terapi yang tepat untuk lesi fibroma adalah eksisi, dan secara klinis menunjukkan prognosis yang baik karena tidak menunjukkan suatu kekambuhan.

Tumor Jinak Non Odontogen yang Berasal dari Nevus / Pigmen  A. Nevus Pigmentasi

• Gambaran KlinisDua dari nevus yang paling umum tedadi di kulit dan mukosa mulut, yaitu nevus intradermal (jika di dalam mulut lebih spesifik sebagai intramucosal nevus) dan nevus penghubung junctional nevus). Nevus intramukosal pada palatum, berwarna biru kehitamandengan permukaan yang rata

• HPA

Page 31: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Melanosis pada mukosa membran terlihat adanya peningkatan jumlah sel-sel melanin pada basaloid layer.

• perawatan dan prognosisPenatalaksaan yang layak pada lesi pigmentasi mulut yang diduga nevus jinak terdiri dari eksisi konservatif lokal. Ada bebrapa pertimbangan mengapa lesi-lesi nevus pigmentasi di mulut diperlukan perawatan eksisi yaitu nevus di mulut adalah sebagai berikut. Pertama, nei mulut mulut sejauh inijarang dibandingkan di kulit, sulit untuk mengatakn nevi mulut adalah suatu hal yang normal sehingga diindikasikan pemeriksaan mikroskopisnya untuk mendapatkan diagnosis pasti. Dasar pertimbangan yang kedua adalah adanya sejumlah lesi-lesi mulut dan kulit kenyataannya ada yang menunjukkan melanoma ganas. Lesi pigmentasi jinak ronggan mulut adalah umum dibandingkan melanoma mulut, tetapi perbandingan antara lesi jinak dan ganas didalam rongga mulut belum jelas. Kemampuan lesi ini untuk berubah menjadi ganas tidak pernah diketahui dengan jelas. Walaupun demikian para ahli menyetujui bahwa nevus pigmentasi, meski jarang, nevus dapat berubah menjadi ganas. Persentase jumnlah kejadiannya sangat kecil untuk seluruh melanoma mulut.

Tumor jinak non odontogen yang berasal dari kelenjar ludah

1. Pleomorphic AdenomaGambaran klinis

Pleomorphic adenoma/mixed tumor merupakan tumor jinak yang berasal dari kelenjar ludah yang dapat tumbuh dari kelenjar ludah minor maupun mayor. Tumor ini tumbuh lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, dapat digerakkan, dan konsistensi kenyal dengan permukaan yang halus. Tumor dapat membesar mendesak jaringan sekitarnya.

Gambaran mikroskopis

Secara mikroskopik pleomorphic adenoma menunjukkan campuran proliferasi jaringan epitel dalam daerah jaringan myxoid, mucoid, atau chondroid. Campuran sel-sel epitel dengan beberapa matriks mesenkim inilah yang disebut tumor campur (mixed tumor).

Perawatan dan prognosis

Perawatan tumor adalah dengan pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor terangkat. Jika pengambilan jaringan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula, maka dapat terjadi kekambuhan. Jika tumor ini tumbuh di dalam jaringan parotis kadangkala nervus fasialis diikutsertakan diambil bersama jaringan tumor. Prognosis setelah perawatan baik, karena umumnya jika terjadi kekambuhan lokal tidak menunjukkan tanda-tanda keganasan.

Page 32: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

2. Wartin’s TumorGambaran klinis

Whartin’s tumor adalah tumor jinak kelenjar ludah yang paling umum dijumpai diantara tumor-tumor monomorfik lainnya dan paling umum terjadi pada kelenjar ludah parotis. Tumor ini jinak, tetapi dapat terjadi bilateral sekitar 15% dari total kasus atau berupa multifokus di dalam kelenjar yang sama. Tumor ini lebih sering melibatkan laki-laki dibandingkan wanita. Lesi umunya terjadi setelah usia 30 tahun dan palinh sering adalah usian diatas 50 tahun.

Gambaran mikroskopis

Tumor ini berbentuk glandula yang dipisahkan celah-celah yang cenderung membentuk kistik dan membentuk proyeksi papilla-papilla yang tertanam di dalam jaringan limfoid yang padat. Rongga kistik dilapisi oleh sel epitel yang eosinopilik (onkosit) 2 lapis (bilayer).

Perawatan dan prognosis

Perawatan lesi ini adalah pembedahan dengan seluruh jaringan tumor dengan mengupayakan kapsul terangkat utuh tanpa meninggalkan sel tumor tersisa di dalam jaringan kelenjar ludah parotis. Pengangkatan sempurna dapat mencegah kekambuhan. Prognosis setelag perawatan adalah baik.

C. Macam-macam Tumor Ganas Rongga Mulut

Tumor ganas rongga mulut yang berasal dari epitel mukosa

1. Karsinoma Sel SkuamosaGambaran klinis

Squamos Cell Carcinoma merupakan kanker yang sering terjadi pada rongga mulut biasanya secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi, tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan dimana squamos cell carcinoma dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut.

Gambaran mikroskopis

Squamos Cell Carcinoma secara histologis menunjukkan proliferasi sel-sel epitel skuamos. Terlihat sel-sel yang atipia disertai perubahan bentuk rete peg processus, pembentukan keratin yang abnormal, pertambahan proliferasi basaliod sel, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk tumor nest (anak tumor) yang berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya.

WHO mengklasifikasikan Squamos Cell Carcinoma secara histologist menjadi:

Page 33: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

- Well differentiated (Grade I): yaitu proliferasi sel-sel tumor dimana sel-sel basaloid tersebut masih berdiferensiasi dengan baik membentuk keratin.- Moderate differentiated (Grade II): yaitu proliferasi sel-sel tumor dimana sebagian sel-sel basaloid tersebut masih menunjukkan diferensiasi, membentuk keratin.- Poorly differentiated (Grade III): yaitu proliferasi sel-sel tumor dimana seluruh sel-sel basaloid tidak berdiferensiasi membentuk keratin, sehingga sel sulit dikenali lagi.Perawatan dan prognosis

Perawatan umunya melibatkan eksisi, electrosurgery, radiasi, atau kemoterapi jika tumor telah bermanifestasi luas. Jika dilakukan eksisi dengan sempurna, menunjukkan prognosis yang baik.

Karsinoma sel basal (Basal Cell Carsinoma/BCC)

Gambaran Klinis;

Karsinoma sel basal umumnya terjadi pada kulit terpapar akibat sinar matahari yang berlebihan. Secara klinis biasanya lesi terlihat menonjol dengan bagian tengah lesi mengalami ulserasi.

Gambaran Mikroskopis

Secara histapatologi tumor berkembang dari poliferasi sel-sel basal epitel atau dermis membentuk basophilic atypical basaloid sel yang melekat ke epidermis atau protrusi ke permukaan.

Perawata dan prognosis

Perawatan umumnya melibatkan eksisi dengan berbagai variasi atau radiasi dan kemoterapi.

Karsinoma mukoepidermoid (Muciepidermoid carsinoma)

Gambaran Klinis

Umumnya melibatkan kelenjar ludah mayor, yaitu kelenjar ludah parotis. Tumor ini sering terjadi pada orang dewasa dan penderita wanita mempunyai resiko lebih tinggi daripada laki-laki.

Gambaran mikroskopis

Gambaran ini menunjukkan campuran sel skuamos, sel kelenjar penghasil mucus, dan sel epitel tipe intermediate.

Perawatan dan prognosis

Page 34: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Perawatan adalah eksisi seluruh jaringan tumor. Prognosis baik tetapi dapat bermetastasis.

Karsinoma adenoid kistik (Adenoid cystic carsinoma)

Gambaran klinis

Merupakan tumor ganas yang berasal dari kelenjar ludah yang tumbuhnya lambat, cenderung lokal invasif, dan kambuh setelah operasi. Tumor ini tidak hanya timbul pada kelenjar ludah atau rongga mulut, tetapi dapat pula timbul pada kelenjar lakrimalis, bagian dari bawah jalur pernafasan, rongga hidung, dan sinus paranasalis.

Gambaran mikroskopis

Secara histopatologis anatomis adenoid cystic carcinoma mempunyai gambaran/pola yang bervariasi.

Perawatan dan prognosis

Tumor ganas ini sulit diterapi secara sempurna.

Karsinoma sel asinar (Acinic cell carsinoma)

Gambaran klinis

Merupakan suatu tumor ganas kelenjar ludah parotis yang jarang terjadi. Tumor ini berkapsul, merupakan suatu poliferasi sel yang membentuk massa bulat, dengan diameter kurang dari 3cm.

Gambaran mikroskopis

Tumor berisi sel asinar yang seragam dengan nucleus kecil berada di sentral dengan sitoplasma yang basofilik dan padat mirip sel sekretorius dari kelenjar ludah normal.

Perawatan dan prognosis

Perawatan yang tepat adalah eksisi seluruh jaringan tumor.

BAB III

PENUTUP

Page 35: Laporan Modul 4 Blok 11 Tumor Rongga Mulut

Kesimpulan

Tumor di rongga mulut meupkan pertumbuhan dari berbagai jaringan didalam dan sekitar mulut termasuk tulang, otot dan syaraf. Pertumbuhan ini dapat bersifat jinak (benigna) dan dapat bersifat ganas (maligna). Meskipun jarangterjadi kanker yang ditemukan dalam mulut bisa berasal dari bagian tubuh lainnyaterutama paru-paru dan payudara.Tumor dibagi dalam dua golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas.Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Sel tumor padatumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel kanker mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak mudah dikeluarkan dengan cara operasi.

Tumor ganas rongga mulut berbeda dengan yang jinak, karena tumor ganas bersifat menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai daerah endotel dan dapat bermetastase kebagian tubuh lain. Tumor ganas rongga mulut tumbuh sangat cepat, sehingga deteksi dini serta tindakan pencegahan sangat pentinguntuk mengatasi tumor ganas ini.Tumor ganas rongga mulut dapat berasal dari jaringan epitel dan jaringanikat. Tumor ganas yang berasal dari jaringan epitel adalah: Carsinoma sel squamosa dan Carsinoma sel basal, sedangkan yang berasal dari jaringan ikatadalah Fibrosarkoma.Pada umumnya, untuk mendeteksi dini proses keganasan dalam mulutdapat dilakukan dengan melalui anamnese, pemeriksaan klinis dan diperkuat oleh pemeriksaan tambahan secara laboratorium.

Saran

a. Sumber dari pembuatan makalah harus diperluas.

b. Penjelasan lebih runtut untuk makalah yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syafriadi M., 2008. Patologi rongga mulut. Penerbit Andi, hal.39-85.