laporan magang kerja strategi pemasaran ekowisata

Upload: nova-pratama

Post on 03-Mar-2016

125 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Pemasaran Ekowisata

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIndonesia adalah negara mega biodiversity dunia yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi setelah Brasil dengan keunikan, keaslian, dan keindahan alamnya (Indrawan et al., 2007). Keanekaragaman flora, fauna, dan ekosistemnya merupakan potensi yang dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pembangunan berkelanjutan dengan cara memanfaatkan jasa lingkungan menjadi usaha di bidang pertanian dan dikembangkan menjadi objek ekowisata.Pemanfaatan potensi alam untuk ekowisata sejalan dengan pergeseran minat wisatawan dari old tourism menjadi new tourism yaitu mengelola dan mencari daerah tujuan wisata yang spesifik, alami, dan memiliki keanekaragaman hayati.Melihat potensi pariwisata sebagai media untuk mendukung konservasi lingkungan maka konsep-konsep pariwisata terus dikembangkan sehingga timbul inovasi-inovasi baru dalam kepariwisataan. Salah satu inovasi konsep pariwisata yang sedang marak adalah ekowisata dengan berbagai teknik pengelolaan. Pengelolaan ekowisata memiliki tujuan utama yaitu terlaksanannya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.Sabila Farm merupakan perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman buah-buahan berkhasiat. Sabila Farm memiliki prinsip untuk membudidayakan tanaman buah-buahan pada lahan-lahan marjinal dengan tujuan melakukan konservasi lingkungan dan menekan terjadinya alih guna lahan. Perusahaan yang memiliki luas lahan 11 hektar ini telah mengembangkan usaha budidaya tanaman buah-buahan sejak tahun 2005 dan kini telah berkembang menjadi objek ekowisata.Di dalam ekowisata, implikasi dari pelayanan jasa yang ditawarkan adalah sebuah pengalaman. Pengalaman wisata itu sendiri merupakan faktor psikologis wisatawan yang kemudian akan berpengaruh pada kepuasan atau ketidakpuasaan dari pengalaman wisata yang didapat. Tingkat pelayanan ekowisata berkaitan erat dengan strategi pemasaran yang dimiliki suatu perusahaan. Persaingan yang semakin ketat diantara perusahaan-perusahaan di bidang sejenis juga menuntut perusahaan untuk mengelola strategi pemasarannya secara lebih efektif.Pengelolaan strategi pemasaran secara lebih efektif perlu dilakukan agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan menjaga loyalitas konsumen, sehingga perusahaan dapat mencapai laba yang optimal melalui kegiatan pelayanan wisata dan penjualan produknya. Melihat pentingnya strategi pemasaran pada pelayanan jasa wisata maka penting bagi penulis untuk melakukan magang kerja di Sabila Farm dengan harapan dapat memberi kontribusi positif untuk berjalannya roda perusahaan.

1.2. Tujuan Magang KerjaMagang kerja ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:1. Mengetahui dan meningkatkan keahlian dalam pengelolaan ekowisata di Sabila Farm.2. Memahami dan meningkatkan keahlian dalam pengelolaan strategi pemasaran ekowisata di Sabila Farm.

1.3. Sasaran Kompetensi yang DitargetkanKompetensi yang diharapkan dari kegiatan magang kerja ini, antara lain:1. Mahasiswa memperoleh pembelajaran untuk berpikir analitis dalam mengidentifikasi masalah dan mencari solusi berbasis ilmiah dalam bidang pertanian.2. Mahasiswa memperoleh perbandingan dan pemahaman teori yang didapat dalam perkuliahan serta pelatihan aplikasi lapangan dengan menyesuaikan kondisi di Sabila Farm.3. Mahasiswa memperoleh pengalaman kerja mandiri yang berguna sebagai bekal untuk menjalani dunia kerja di masa depan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan tentang PariwisataSpillane (2003), mendefinisikan pariwisata sebagai perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan seni. Mengacu pada definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa pariwisata merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan objek dan daya tarik wisata.Indikator pariwisata diantaranya adalah pasar wisata, kelembagaan pariwisata, dan masyarakat sebagai wisatawan. Di dalam buku perencanaan ekowisata karangan Janianton Damanik dan Weber (2006), disebutkan bahwa kelembagaan diartikan baik sebagai kebijakan maupun kegiatan-kegiatan yang mendukung perkembangan pariwisata. Kebijakan mencakup politik pariwisata yang digagas oleh pemerintah, seperti kebijakan pemasaran, jaminan keamanan, dukungan terhadap acara-acara budaya, standarisasi produk dan jasa wisata, sumber daya manusia pada destinasi wisata, dan masyarakat juga menjadi bagian dari kelembagaan pariwisata.Pada sisi penawaran wisata terdapat banyak ragam produk dan jasa wisata yang ditawarkan yaitu semua produk yang diperuntukkan bagi atau dikonsumsi oleh seseorang selama melakukan kegiatan wisata (Freyer, 1993 dalam Damanik dan Weber, 2006). Damanik dan Weber (2006), menjelaskan bahwa elemen penawaran wisata sering disebut triple As yang terdiri dari atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Secara singkat atraksi dapat diartikan sebagai objek wisata yang bersifat tangible maupun intangible yang memberikan kenikmatan kepada wisatawan.Atraksi dapat dibagi menjadi tiga, yakni alam, budaya, dan buatan. Atraksi alam meliputi pemandangan alam, seperti Kepulauan Seribu yang menawarkan laut dengan udara yang sejuk dan bersih. Atraksi budaya meliputi peninggalan sejarah seperti Candi Prambanan, adat istiadat masyarakat seperti Pasar Terapung di Kalimantan. Adapun atribut buatan dapat dimisalkan seperti Jawa Timur Park. Unsur lain yang melekat dalam atraksi ini adalah hospitality, yakni jasa akomodasi atau penginapan restoran , biro perjalanan, dan sebagainya.Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dari, ke, dan selama di daerah tujuan wisata mulai dari darat, laut, dan udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas tetapi juga inklusif mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan (Inskeep, 1991).Amenitas adalah infrastruktur yang sebenarnya tidak secara langsung terkait dengan pariwisata tetapi sering menjadi bagian dari kebutuhan wisatawan, seperti: penukaran uang, telekomunikasi, usaha persewaan (rental), penerbit dan penjual buku panduan wisata, dan lainnya.Semakin lengkap dan terintegrasinya ketiga unsur tersebut didalam produkwisata maka semakin kuat posisi penawaran dalam sistem kepariwisataan. Untukmemperkuat posisi tersebut maka kualitas produk yang ditawarkan kepada wisatawan mutlak harus diperhatikan karena pihak yang menilai mutu produk wisata itu adalah wisatawan itu sendiri, sebab merekalah user atau konsumennya (Robby, 2001).Pasar wisata sangat dinamis dan mempunyai karakter yang mudah berubah. Perbedaan dan perubahan kebutuhan wisatawan di daerah tujuan wisata bukan lagi infrastruktur yang serba modern dan atraksi yang bersifat buatan, tetapi menikmati kebudayaan lokal dan menjalin kontak yang lebih dekat dengan masyarakat setempat. Di dalam pasar wisata banyak pelaku yang terlibat, meskipun peran mereka berbeda-beda tetapi mutlak harus diperhitungkan dalam perencanaan pariwisata (Prebensen, 2007).Kotler dan Armstrong (2008), mendefinisikan perilaku berkunjung wisatawan mengacu pada perilaku pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Faktor yang menjadi sangat penting didalam sektor pariwisata adalah wisatawan, karena wisatawan merupakan konsumen atau pengguna produk dan layanan yang menginginkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka dan berdampak langsung pada kebutuhan wisata. Wisatawan memiliki beragam motif, minat, ekspektasi, karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya, dengan motif dan latar belakang yang berbeda-beda itu mereka menjadi pihak yang menciptakan permintaan produk dan jasa wisata (Heher, 2003 dalam Damanik dan Weber, 2006).2.1.1. EkowisataMenurut Damanik dan Weber (2006), ekowisata merupakan salah satu bentuk kegiatan wisata khusus. Bentuknya yang khusus itu menjadikan ekowisata sering diposisikan sebagai lawan dari wisata massal. Sebenarnya yang lebih membedakannya dari wisata massal adalah karakteristik produk dan pasar. Perbedaan ini tentu berimplikasi pada kebutuhan perencanaan dan pengelolaan yang tipikal. Ekowisata merupakan kegiatan wisata yang menaruh perhatian besar terhadap kelestarian sumberdaya pariwisata.Pada perkembangan ekowisata dibutuhkan partisipasi masyarakat yang ikut turut serta dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi ekowisata. Ecotourist adalah individu yang melakukan perjalanan ke kawasan alam yang relatif tidak terganggu atau tidak tercemar dengan tujuan khusus belajar, mengagumi, dan menikmati pemandangan, tanaman liar, hewan, serta setiap manifestasi budaya yang ada (Ceballos-Lascurain, 1996).Menurut Damanik dan Weber (2006), ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang mengadopsi prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan yang membedakannya dengan bentuk wisata lain. Ekowisata memiliki karakteristik sebagai berikut:1. Secara aktif menyumbang kegiatan konservasi alam dan budaya.2. Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata serta memberikan sumbangan positif terhadap kesejahteraan mereka.3. Dilakukan dalam bentuk wisata independen atau diorganisasi dalam bentuk kelompok kecil.Dengan kata lain, ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan bagi masyarakat sekitar serta membantu kegiatan konservasi alam.Merujuk pada Wood dalam Hendarto (2008), sebuah destinasi wisata dapat dikategorikan sebagai ekowisata bila melibatkan komponen-komponen, antara lain:1. Memberi sumbangan pada konservasi biodiversitas.2. Menopang kesejahteraan masyarakat lokal.3. Menginterpretasikan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan keseharian wisatawan.4. Melibatkan tanggung jawab wisatawan dan industri pariwisata.Drumm (2002), menyatakan bahwa ada enam keuntungan dalam implementasi kegiatan ekowisata, yaitu:1. Memberikan nilai ekonomi di lingkungan sekitar yang dijadikan sebagai obyek wisata.2. Menghasilkan keuntungan secara langsung untuk pelestarian lingkungan.3. Memberikan keuntungan secara langsung dan tidak langsung bagi para stakeholders.4. Membangun konstituensi untuk konservasi secara lokal, nasional dan internasional.5. Mempromosikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan.6. Mengurangi ancaman terhadap kenekaragaman hayati yang ada di obyek wisata tersebut.Ekowisata berkembang dengan pesat karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan ingin berkunjung ke area alami yang dapat menciptakan kegiatan bisnis. Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area alami dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata (Eplerwood, 1999 dalam Chafid Fandeli, 2002).

2.2. Pemasaran

PASARPEMASARANPRODUK

Gambar 1. Hakikat Pemasaran (Sumber: Gitosudarmo, 2012)Menurut Stanton (2001), pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Sedangkan Kotler (2001), mengemukakan bahwa pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Dari dua definisi diatas dapat diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas keinginan dan kebutuhan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen. Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan harus diarahkan untuk memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba perusahaan. 2.2.1. Konsep PemasaranDi dalam suatu perusahaan setidaknya terdapat lima konsep yang menjadi dasar pelaksanaan pemasaran, antara lain:1. Konsep ProdukOrientasi yang menjadi tujuan konsep produk adalah membuat produk yang berkualitas baik, karena dalam konsep produk diasumsikan bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan mutu, performance, dan ciri-ciri yang terbaik.2. Konsep ProduksiDalam konsep produksi di asumsikan bahwa konsumen menyukai produk yang memiliki harga yang murah dan terjangkau serta memiliki ketersediaan luas sehingga mudah di dapat. Orientasi tujuan dari konsep produksi adalah mencapai efisiensi produk yang tinggi dan memiliki jaringan distribusi yang luas. Dari orientasi tersebut diharapkan produksi yang dihasilkan perusahaan berjumlah besar untuk mencukupi kebutuhan pasar karena diasumsikan konsumen akan membeli semua produk yang terdistribusi secara meluas dengan daya beli mereka.3. Konsep PenjualanDalam konsep penjualan dinyatakan bahwa konsumen tidak bisa dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus. Perusahaan harus melakukan upaya penjualan dan promosi yang agresif untuk meningkatkan volume penjualan produk.4. Konsep PemasaranDalam konsep pemasaran dinyatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan perusahaan terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan sesuai sasaran di pasar, serta memberikan kepuasan yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan pelayanan yang diberikan pesaing.5. Konsep Pemasaran SosialDalam konsep pemasaran sosial dinyatakan bahwa tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan sasaran di pasar serta memberikan kepuasan yang diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan pelayanan yang diberikan pesaing dengan tetap memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.2.2.2. Sistem PemasaranSistem pemasaran adalah semua rangkaian kegiatan dalam menyalurkan barang atau jasa, mulai dari produsen sampai konsumen atau pemakai (Fisk, 1969 dalam Virginia, 2005). Sedangkan menurut Nugroho (2002), sistem pemasaran adalah seluruh rangkaian kegiatan yang saling bekerjasama dan berhubungan dalam menyalurkan barang dan jasa dari produsen sampai konsumen.Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pemasaran harus dapat mengintegrasikan keseluruhan dari lembaga, saluran, dan fungsi pemasaran yang terlibat dalam proses penyaluran produk dari produsen ke konsumen.Sistem pemasaran dibedakan menjadi tiga macam, antara lain:1. Sistem Pemasaran TunggalSistem pemasaran tunggal merupakan cara memasarkan produk hanya pada satu sistem saja. Dengan kata lain produsen hanya menjual produk pada satu lembaga pemasaran saja. Kelemahan dari sistem ini adalah ketergantungan pada satu sistem. Ketika sistem tersebut terganggu maka produsen diperkirakan akan menanggung beban atau kerugian. Kelemahan lain dari sistem ini adalah produsen akan tunduk kepada keputusan lembaga pemasaran karena lembaga pemasaran tersebut yang menentukan harga.2. Sistem Pemasaran BergandaSistem pemasaran berganda memakai lebih dari satu cara dalam memasarkan produk. Salah satu contoh, seorang produsen tidak hanya memasarkan produknya kepada pedagang pengumpul, namun juga dipasarkan kepada distributor, pedagang besar, pabrik makanan, atau langsung ke konsumen akhir. Kelebihan dari sistem pemasaran berganda yaitu apabila salah satu sistem lumpuh atau terhambat, maka masih ada cara lain untuk memasarkan produk. Sedangkan kelemahannya adalah produsen memerlukan tenaga, pikiran, dan sumberdaya tambahan.3. Sistem Pemasaran BertahapSistem pemasaran bertahap merupakan cara pemasaran produk yang pada saat tertentu produsen akan menggunakan sistem pemasaran tunggal dan pada saat tertentu lainnya produsen akan menggunakan sistem pemasaran berganda.2.2.3. Strategi PemasaranMc Carthy dalam Kotler (2002), mengemukakan bahwa strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran atau marketing mix yang merupakan kumpulan variabel produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion). Bauran pemasaran merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran disamping tahapan STP (segmentation, targeting, and positioning) produk.Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah (Assauri, 1998).2.2.4. Kinerja PemasaranKinerja pemasaran merupakan kemampuan organisasi untuk mentransformasikan diri dalam menghadapi tantangan dari lingkungan dengan perspektif jangka panjang. Penilaian kinerja menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk melihat kesesuaian strategi yang diterapkan dalam menghadapi perubahan-perubahan lingkungan. Lingkungan telah menjadi bagian penting dari perusahaan dan merupakan hal yang sulit untuk dirubah oleh perusahaan. Perusahaan hanya dapat mengidentifikasinya untuk kemudian mengelola dengan baik sehingga dapat memberi manfaat bagi perusahaan. Identifikasi lingkungan yang baik akan memberi dampak pada kualitas strategi yang dihasilkan perusahaan yang selanjutnya akan berdampak pada kinerja pemasarannya.Kinerja pemasaran merupakan elemen penting dari kinerja perusahaan secara umum. Kinerja pemasaran adalah suatu konstruk yang digunakan untuk mengukur prestasi pemasaran suatu perusahaan dalam periode waktu tertentu. Setiap perusahaan membutuhkan evaluasi dari kinerja pemasaran sebagai cermin dari keberhasilan usahanya dalam persaingan pasar. Hasil dari penerapan strategi perusahaan adalah berupa kepuasan konsumen, kesuksesan produk baru, peningkatan penjualan, dan profitabilitas perusahaan.

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang KerjaKegiatan magang kerja ini dilaksanakan di Sabila Farm yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 18.5, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 2. Peta Lokasi Magang Kerja (Sumber: www.mapsgoogle.com)Pemilihan lokasi magang kerja dilakukan secara sengaja (purposive), dimana Sabila Farm merupakan suatu perusahaan berskala nasional yang memiliki bidang usaha budidaya tanaman buah-buahan dan ekowisata. Berkaitan dengan hal tersebut maka Sabila Farm dipilih sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan magang kerja.Kegiatan magang kerja ini dilaksanakan dari tanggal 29 Juni 2015 hingga tanggal 23 September 2015 dengan waktu kerja 8 jam/hari. Kegiatan pencarian informasi guna menunjang penyusunan laporan akhir magang kerja dilakukan di saat jam kerja dan di luar jam kerja.

3.2. Metode Pelaksanaan Magang KerjaMetode pelaksanaan magang kerja di Sabila Farm dilakukan dengan metode observasi partisipasi (participation observation), yaitu mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan kerja perusahaan dan mengikuti aktivitas sesuai dengan kondisi di lapang. Mahasiswa melakukan magang kerja dengan total waktu 512 jam di bawah bimbingan pembimbing lapang dari tempat magang kerja. Mahasiswa mendapatkan supervisi dari tim supervisi magang kerja untuk evaluasi proses, kinerja, dan hasil magang kerja. Selama berada di tempat magang kerja mahasiswa melakukan tugas-tugas dari perusahaan dan melakukan eksplorasi untuk selanjutnya melakukan penyusunan laporan magang kerja.Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan magang kerja di Sabila Farm adalah sebagai berikut:3.2.1. Praktik Kerja LangsungPraktik kerja langsung dilakukan dengan cara melaksanakan seluruh agenda tugas yang telah disusun bersama pihak perusahaan. Praktik lerja langsung bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pengalaman kerja untuk menunjang tujuan magang kerja.3.2.2. WawancaraWawancara dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada Direktur dan beberapa jajaran Staf Sabila Farm menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan untuk mencari informasi guna mendukung tujuan magang kerja.3.2.3. DiskusiDiskusi dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang termasuk dalam struktur organisasi Sabila Farm. Dari diskusi tersebut didapatkan informasi yang akurat tentang seluruh kegiatan yang berkaitan dengan tujuan magang kerja.3.2.4. DokumentasiDokumentasi adalah alat kelengkapan data yang berguna untuk menunjang informasi yang didapat saat pelaksanaan magang kerja, sehingga dapat menguatkan deskripsi dan argumentasi yang dimunculkan dalam laporan magang kerja. Dokumentasi ini dapat berupa pengumpulan dokumen-dokumen, foto, dan video terkait aktivitas yang dilakukan pada saat magang kerja.

3.3. Kegiatan Magang KerjaAda beberapa kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan magang kerja di Sabila Farm yang berlangsung dengan total waktu 512 jam (12 minggu). Berikut tabel penjelasan tentang kegiatan magang kerja (Tabel 1), sedangkan penjelasan detail tentang kegiatan magang kerja tercantum pada logbook (Lampiran 2).Tabel 1. Kegiatan Magang KerjaNo.Minggu KeKegiatan

1.1-2Melakukan pengenalan kebun Sabila Farm, pengenalan intern perusahaan, presentasi proposal magang kerja, pembahasan rancangan kegiatan selama magang kerja, dan melakukan adaptasi dengan kegiatan kerja di Sabila Farm (Lampiran 2).

2.3-4Membuat tiang panjatan, mempersiapkan lahan, dan melakukan penanaman tanaman buah naga (Lampiran 2).

3.5-6Melakukan sanitasi lahan, pemupukan, pengairan, pemangkasan sulur, dan pembuatan bibit (stek) tanaman buah naga. Sebagian besar kegiatan pada periode minggu 5-6 terfokus pada kegiatan perawatan tanaman dan kebun (Lampiran 2).

4.7-8Melakukan panen, sortasi, washing, cleaning, grading, labeling, dan packaging buah naga. Pada periode minggu 7-8 penulis juga melakukan penjualan buah secara online (Lampiran 2).

5.9-10Membuat media pemasaran baru untuk Sabila Farm berupa buku bertema Sabila Farm, mengembangkan strategi pemasaran Sabila Farm, melakukan praktek menjadi pemandu wisata, dan melakukan wawancara kepada direktur serta beberapa jajaran Staf Sabila Farm (Lampiran 2).

6.11-12Melakukan diskusi dengan internal Sabila Farm untuk melengkapi data sebagai penunjang laporan akhir magang kerja, presentasi hasil magang kerja, dan pelaksanaan supervisi serta penilaian oleh pembimbing lapangan dan panitia magang kerja (Lampiran 2).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil Perusahaan4.1.1. Sejarah Sabila FarmIr. Muhammad Gunung Soetopo atau yang biasa dikenal Pakde Gun merupakan pemilik dari UD. Sabila Farm. Beliau pernah bekerja selama 3 tahun sebagai pegawai negeri dan selama 26 tahun bekerja di perusahaan perbenihan hortikutura. Pengalaman kerja sebagai penasihat perusahaan benih hortikultura berteknologi tinggi memberikanya banyak ilmu dalam berusahatani. Dengan pengalaman kerja tersebut, akhirnya beliau memilih menjadi seorang petani hortikultura di Depok dengan berusahatani melon, semangka, bunga potong, dan memproduksi media tanam.Pada awal tahun 2005, Pakde Gun memutuskan pindah ke Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mendirikan pekebunan buah naga yang diberi nama Sabila Farm. Sabila Farm didirikan pada tanggal 10 Januari 2005 dengan menyewa lahan kas desa seluas 5 hektar. Kini Sabila Farm telah berkembang dengan luas lahan menjadi 11 hektar. Dengan pengalaman kerja yang banyak dan latar belakang pendidikan di Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Pakde Gun bertekad untuk menjadikan kebun Sabila Farm sebagai pelabuhan terakhir bagi kariernya.Komoditas utama dari kebun Sabila Farm adalah buah naga. Jenis buah naga yang ditanam Sabila Farm adalah varietas Buah Naga Sabila Putih dan Buah Naga Sabila Merah yang telah disahkan oleh SK Menteri Pertanian pada tanggal 26 Mei 2010. Buah Naga Sabila Putih memiliki No. SK 2103/Kpts/SR.120/5/2010 dan Buah Naga Sabila Merah memiliki No. SK 2103/Kpts/SR.120/5/2010.Nama Sabila Farm diambil dari nama anak bungsu Pakde Gun, yakni Sabila Ayu Bestari. Selain itu, nama Sabila memiliki kepanjangan yaitu sarana belajar ilmu Allah. Pada awal pembangunanya, kebun Sabila Farm hanya berfungsi sebagai kebun produksi buah. Namun seiring dengan berjalanya waktu kebun Sabila Farm mengalami penambahan fungsi, yakni sebagai kebun wisata. Selain untuk kebun wisata, banyak juga mahasiswa yang menjadikan Sabila Farm sebagai tempat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan Penelitian. Kini Sabila Farm terus melakukan kreasi dan inovasi untuk berkembang untuk menjadi objek ekowisata yang unggul di tingkat nasional maupun internasional.4.1.2. Gambaran Umum Sabila Farm4.1.2.1. Visi dan MisiVisi Perusahaan: Meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas buah naga dan buah lainnya. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pertanian.Misi Perusahaan: Memperluas lahan penanaman buah naga dan buah lainnya. Menerapkan teknologi budidaya dan pascapanen buah naga dan buah lainnya. Menyelenggarakan pelatihan dan penelitian bagi masyarakat dan mahasiswa.4.1.2.2. LogoBerikut ini adalah logo Sabila Farm yang sudah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HaKI):

Gambar 3. Logo Perusahaan (Sumber: Sabila Farm)Logo tersebut menggambarkan bahwa Sabila Farm merupakan perusahaan yang begerak dengan mengelola hasil-hasil alam dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan Sabila Farm bertujuan untuk menyeimbangkan ekosistem. Warna merah magenta menunjukkan identitas warna komoditas utama Sabila Farm yaitu buah naga.4.1.2.3. Kondisi GeografisSabila Farm terletak di Jalan Kaliurang Km. 18,5, Desa Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara geografis Sabila Farm terletak di lereng Gunung Merapi pada ketinggian 500 mdpl, dengan perbatasan-perbatasan sebagai berikut:Sebelah Utara: Persawahan dan pemukiman warga Dusun PurwodadiSebelah Timur: Pemukiman warga Dusun SambiSebelah Selatan: Makam dan pemukiman warga Dusun KertodadiSebelah Barat: Persawahan dan Pemukiman warga Dusun Wonogiri4.1.3. Struktur OrganisasiStruktur organisasi diperlukan perusahaan untuk memberikan kejelasan tanggung jawab, kejelasan kedudukan, kejelasan jalur hubungan, dan kejelasan tugas bagi para Sumber Daya Manusianya. Oleh karena itu, Sabila Farm memiliki struktur organisasi yang disajikan pada gambar 6.Pemilik Perusahaan

Direktur

Staf Produksi dan PemasaranStaf EdukasiKoordinator LapangStaf Keuangan dan Olahan

Pekerja LapanganFreelancerFreelancer

Gambar 4. Struktur Organisasi Sabila Farm (Sumber: Sabila Farm)Sabila Farm dipimpin oleh seorang direktur yang memiliki garis koordinatif di bawah pemilik perusahaan. Direktur dibantu oleh koordinator lapang dan para staf dalam menjalankan roda perusahaan, diantaranya adalah staf pemasaran, staf keuangan dan olahan, dan staf edukasi. Staf edukasi dan staf keuangan dan olahan membawahi para freelancer. Koordinator lapang membawahi langsung pekerja kebun di lapangan.

Berikut ini merupakan daftar nama tenaga kerja disertai dengan jabatan dan tingkat pendidikan terakhir:Tabel 2. Daftar Nama Tenaga Kerja Sabila FarmNo.NamaJabatanPendidikan

1.Muh. Gunung SoetopoPemilik PerusahaanS1

2.Elly MulyatiDirekturS1

3.Chairul UmamStaf Produksi dan PemasaranS1

4.JuwitaStaf Keuangan dan OlahanS1

5.Rezha Ramdhan P.Staf EdukasiS1

6.MulyonoKoordinator LapangSD

7.Hasnah FadilaFreelancerMahasiswa

8.Fajar NurhudayaFreelancerMahasiswa

9.Tatag Agung S.W.FreelancerMahasiswa

10.MardiyatiPekerjaSD

11.DilahPekerjaSD

12.BudiPekerjaSMA

13.KardiPekerjaSD

14.SofyanPekerjaTK

15.SardjuPekerjaSD

Sabila Farm memiliki tenaga kerja dengan tingkat pendidikan terakhir yang beragam, mulai dari TK, SD, SMA, dan S1. Sedangkan untuk tenaga kerja yang masih berstatus mahasiswa merupakan karyawan paruh waktu (freelancer) yang jam kerjanya disesuaikan dengan jadwal kuliah. Saat musim panen raya dan ada banyak kunjungan rombongan dalam satu waktu, pihak Sabila Farm akan merekrut pekerja harian tidak tetap untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan memperhatikan situasi dan kondisi.Adapun tugas dari masing-masing jabatan dalam perusahaan, antara lain:a. DirekturBertugas sebagai pengendali utama dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan usaha.

b. Staf Produksi dan PemasaranBertanggungjawab atas keberlangsungan produksi, melakukan pemasaran dan pelayanan terhadap konsumen serta menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna memperluas perkembangan usaha.c. Staf Keuangan dan OlahanBertugas mengatur arus keuangan baik pemasukan maupun pengeluaran dan kegiatan administrasi yang ada di perusahaan serta membuat produk olahan.d. Staf EdukasiBertanggung jawab atas kegiatan kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan atau kegiatan mahasiswa seperti penelitian, magang kerja, dan praktik kerja lapang.e. Koordinator LapangBertugas untuk mengoordinir kegiatan pekerja di lapangan sehingga kegiatan perawatan dan pemeliharaan kebun dapat berjalan sesuai rencana.

4.2. Hasil dan Pembahasan4.2.1. Pengelolaan EkowisataDamanik dan Weber (2006), menyatakan bahwa ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam itu sendiri. Demikian pula dengan Sabila Farm, sebagai objek ekowisata Sabila Farm sudah memperhatikan prinsip-prinsip ekowisata, diantaranya adalah sebagai berikut:1. KonservasiSabila Farm merupakan objek wisata perkebunan buah yang sangat memperhatikan kelestarian lingkungan dan budaya sekitar. Budidaya tanaman yang dilakukan Sabila Farm dilakukan menggunakan metode organik. Budidaya tanaman menggunakan metode organik dapat membuat kualitas tanah menjadi normal kembali. Sabila farm juga memanfaatkan limbah dari tanaman menjadi pupuk kompos. Sabila Farm menanam tanaman hingga 35 komoditas sehingga sangat menunjang keanekaragaman hayati ekosistem. Penggunaan air pun digunakan secara efisien, setiap keran-keran air yang ada di Sabila Farm memiliki saluran air ke lahan sehingga tidak ada air yang terbuang sia-sia. Jenis tanaman yang ditanam oleh Sabila Farm juga merupakan jenis tanaman yang tidak membutuhkan banyak air sehingga sangat menghemat air dalam pengelolaannya. Namun, Sabila Farm masih memiliki kekurangan dalam upaya konservasi lingkungan karena masih melakukan kegiatan pembakaran sampah walaupun dengan jumlah sedikit.Selain memperhatikan kelestarian lingkungan, Sabila Farm juga memperhatikan kelestarian budaya sekitar. Hal ini terlihat dari adanya pelatihan membatik bagi pengunjung yang mengambil paket membatik dan seringkali tamu rombongan melakukan makan siang di Sabila Farm dengan menu makanan yang khas dari daerah sekitar.2. Pemberdayaan Masyarakat SekitarSejauh ini Sabila Farm sudah memberdayakan masyarakat sekitar dalam bentuk menjadi pekerja kebun. Hal ini tentunya dapat membantu meningkatkan penghasilan masyarakat sekitar. Tidak hanya bekerja, para pekerja kebun juga diberi pengetahuan-pengetahuan tentang cara budidaya tanaman dengan cara yang baik. Dalam aspek pemberdayaan masyarakat sekitar, Sabila Farm masih kurang dalam pelaksanaannya. Hal ini dikarenakan Sabila Farm belum melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan wisata untuk menjadikan masyarakat sebagai bagian dan bertanggung jawab pada kelangsungan ekowisata Sabila Farm.3. IndependenSabila Farm merupakan objek wisata yang dibentuk dari family based bussiness yang pada awalnya dimulai dari kebun produksi kemudian berkembang menjadi ekowisata. Tidak ada perusahaan lain yang membawahi dan tidak ada intervensi dari pihak lain kepada Sabila Farm.Kegiatan pengelolaan ekowisata yang dilakukan selama magang kerja di Sabila Farm antara lain:

4.2.1.1. Persiapan Tanam dan Lahan1. Pembibitan Tanaman Buah NagaKeberhasilan budidaya buah naga diawali dengan penyiapan bibit buah naga yang baik. Perbanyakan vegetatif yang digunakan dan terbukti berhasil pada tanaman buah naga adalah dengan menggunakan stek yang berasal dari sulur tanaman buah naga. Sulur yang dipilih untuk stek adalah sulur yang sudah tua dan/atau sulur yang sudah pernah berbuah.

Gambar 5. Pembuatan Bibit Buah Naga Gambar 6. Pengangkutan Bibit (Dok. Pribadi) (Dok. Pribadi)Pembibitan dilakukan dengan cara memotong sulur yang sudah dipilih dengan ukuran 30 cm. Salah satu ujung bibit ditandai dengan cara diruncingkan untuk menunjukkan bahwa bagian tersebut adalah bagian bawah bibit. Bibit tanaman buah naga diletakkan dalam kotak kayu secara vertikal dan diangin-anginkan, jumlah bibit dalam satu kotak adalah 100 biji. Selanjutnya bibit diletakkan di rumah stek untuk proses aklimatisasi. Selain untuk membuat bibit tanaman buah naga, pembibitan juga bertujuan untuk mengurangi jumlah sulur pada tanaman buah naga karena kemampuan tiang panjatan hanya mampu menahan 40-60 sulur. Jika sulur tanaman buah naga tidak disesuaikan dengan kapasitas tersebut maka dapat menyebabkan roboh.2. Pembuatan Tiang Panjatan (Beton)Tiang panjatan tanaman buah naga di Sabila Farm ada 2 jenis, yaitu tiang kayu hidup dan tiang beton. Untuk tiang kayu hidup dapat menggunakan pohon jaranan. Harga pohon jaranan adalah sekitar Rp 14.000-Rp 30.000 per batang. Sedangkan untuk tiang beton dapat diproduksi sendiri.

Gambar 7. Pembuatan Tiang Beton (Dok. Pribadi)Pembuatan tiang beton dapat dilakukan dengan bahan dari adukan semen, koral (split), dan pasir dengan perbandingan 1:3:5 atau 1:2:3. Ketiga bahan tersebut dicetak menggunakan cetakan kayu hingga berbentuk balok dengan ukuran tinggi 2 meter, diameter tiang 12x12 cm, dan rangka tiang 8 mm.

Gambar 8. Desain Rangka Tiang Beton (Sumber: Sabila Farm)3. Persiapan LahanKegiatan persiapan lahan tanaman buah naga meliputi 2 tahapan, antara lain:

a. Pembuatan Drainase AirPada prinsipnya, tanaman buah naga tidak menghendaki genangan air sehingga topografi lahan harus diatur agar air tidak menggenang pada lahan. Pembuatan drainase dilakukan dengan cara membuat lubang air, membuat terasering pada lahan, dan selokan untuk aliran air. Lahan penanaman dibuat berundak dan dibagi dalam beberapa blok. Gambar 9. Drainase Lahan (Dok. Pribadi)b. Pencangkulan dan Pembersihan LahanPencangkulan dilakukan dengan cara membalikkan tanah (bioturbasi). Hal ini bertujuan untuk menggemburkan tanah dan membersihkan lahan dari rumput atau gulma.

Gambar 10. Pembersihan Lahan (Dok. Pribadi)4.2.1.2. Penanaman dan Perawatan Tanaman1. Penanaman Tanaman Buah NagaPenanaman tanaman buah naga dilakukan dengan cara membuat lubang tanam berukuran 20x20 cm. Pada tengah areal lubang tanam dilubangi sedalam 30 cm untuk menempatkan tiang panjatan sehingga kedalaman tiang panjatan adalah 50 cm di dalam tanah.

Gambar 11. Pembuatan Media Tanam (Dok. Pribadi)Komposisi media tanam untuk tanaman buah naga yang digunakan Sabila Farm, yaitu: Pupuk Kandang 20 kg Kapur Pertanian 1 kg Sekam Bakar 1 kg Pupuk NPK 50 g (bila diperlukan)Fungsi bahan media tanam diatas antara lain: pupuk kandang sebagai unsur hara dan sumber mikroorganisme tanah, kapur pertanian untuk meningkatkan pH tanah, sekam bakar sebagai pengatur porositas tanah, dan pupuk NPK sebagai starter pertumbuhan tunas tanaman buah naga.

Gambar 12. Penanaman Tanaman Buah Naga (Dok. Pribadi)Setelah media tanam siap, kemudian bibit buah naga ditanam dengan titik keempat sisi tiang panjatan dengan dimasukkan 5 cm kedalam tanah lalu diikat pada tiang panjatan.2. PemupukanPemupukan tanaman buah naga dilakukan empat bulan sekali dengan memberikan pupuk kandang sebanyak 10/kg per tiang dan seringkali diberikan kompos dari sulur tanaman buah naga yang ditabur merata menutupi kanopi tanaman.

Gambar 13. Pemupukan menggunakan Kompos Sulur (Dok. Pribadi)3. Sanitasi Lahan (Penyiangan)Kegiatan sanitasi lahan dilakukan jika gulma di sekitar tanaman sudah lebat. Penyiangan dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul dan mesin pemotong rumput. Gulma yang tumbuh disekitar tanaman dicangkul hingga bagian akar kemudian dibuang ke TPA.

4. Pengikatan sulurPengikatan sulur dilakukan saat sulur tanaman sudah cukup panjang. Pengikatan sulur dengan menggunakan tali rafia dan/atau tali bagasi. Pengikatan sulur bertujuan untuk pembentukan sulur agar tumbuh keatas dan menjuntai dengan rapi. Pengikatan sulur dilakukan pada tanaman buah naga muda yang masih belum menjuntai ke tanah (berumur 1-8 bulan) sedangkan pada tanaman buah naga yang sudah dewasa tidak perlu dilakukan pengikatan sulur karena sudah terbentuk.5. Pemangkasan SulurPemangkasan tunas-tunas baru bertujuan agar pertumbuhan sulur utama berjalan dengan maksimal. Hal tersebut dikarenakan jika tunas-tunas baru dibiakan tumbuh maka asupan nutrisi akan terpecah dan pertumbuhan sulur utama akan terhambat. Pemangkasan dilakukan pada tunas air dan sulur yang berpenyakit dengan menggunakan gunting pangkas.6. Penyerbukan Bunga Buah Naga Merah SuperBunga buah naga yang perlu diserbukan dengan bantuan manusia adalah jenis bunga buah naga merah super karena jarak benangsari dan kepala putik jenis bunga buah naga tersebut relatif berjauhan jika dibandingkan dengan jenis bunga buah naga lainnya.

Gambar 14. Bunga Buah Naga Merah Super (Dok. Pribadi)Bunga buah naga mekar pada malam hari mulai pukul 21.00-2.00 dan penyerbukan optimal dilakukan pada pukul 22.00-1.00. Penyerbukan dilakukan dengan cara mengambil serbuksari dari benang sari kemudian dioleskan menggunakan kuas pada kepala putik.4.2.1.3. Panen1. Panen Buah NagaKriteria buah naga yang sudah siap panen adalah sebagai berikut: Berusia 33 hari setelah bunga mekar. Sulur tanaman pada bagian pangkal buah sudah membelah. Kulit buah sudah berwarna merah pangkal hingga ujung buah. Sirip buah sudah tidak kaku (layu).

Gambar 15. Panen Buah Naga (Dok. Pribadi)Kegiatan panen buah naga dilakukan menggunakan gunting pangkas. Dalam memanen buah naga, ada 2 teknik yang digunakan dengan dasar posisi buah naga terhadap sulur, antara lain:a. Buah Naga yang terletak di sisi tengah sulur, sulur dipotong membentuk huruf V.b. Buah Naga yang terletak di ujung sulur, sulur dapat langsung dipotong secara tegak lurus terhadap buah.Buah naga yang telah dipanen kemudian diletakkan pada keranjang buah untuk selanjutnya dilakukan pencucian, sortasi, grading, labelling dan packaging.

4.2.1.4. Pelayanan Wisatawan1. Kegiatan Memandu Wisatawan

Gambar 16. Memandu Wisatawan(Dok. Pribadi)Dalam beberapa paket wisata yang ditawarkan Sabila Farm, para pengunjung mendapatkan fasilitas didampingi pemandu wisata. Pemandu wisata bertujuan untuk menjelaskan tentang tanaman buah naga dan cara budidaya kepada pengunjung. Pemandu wisata merupakan unsur produk dalam suatu tempat wisata, sehingga kualitas pemandu wisata dalam memandu wisatawan sangat perlu diperhatikan.4.2.1.5. Kompetensi yang DidapatkanDalam kegiatan pengelolaan ekowisata tersebut, mahasiswa mendapatkan beberapa kompetensi dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif mencakup penilaian pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan evaluasi. Berdasarkan penilaian pengetahuan, mahasiswa mendapatkan pemahaman mendalam tentang ekowisata, budidaya tanaman buah naga, dan pemberian layanan kepada wisatawan. Pada nilai penerapan, mahasiswa menjadi mampu untuk mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dari perkuliahan dan bahan bacaan. Ilmu tersebut diaplikasikan dengan mengombinasikan arahan dari pembimbing lapangan dan kemampuan individu mahasiswa. Pada aspek analisis dan evaluasi, mahasiswa mampu memberikan bahan diskusi dan saran kepada perusahaan dalam pengelolaan ekowisatanya agar menjadi lebih baik.Aspek afektif terdiri dari penilaian penerimaan, partisipasi, organisasi, dan pembentukan pola. Dalam penilaian partisipasi, pada awal kegiatan magang kerja mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan kerja dengan kemampuan seadanya. Seiring dengan berjalannnya waktu mahasiswa menyadari bahwa bekerja yang baik adalah dengan dorongan hati, sehingga mahasiswa mengubah cara kerjanya dengan konsep bekerja dengan hati. Melalui konsep bekerja dengan hati, mahasiswa mengalami pembentukan pola sehingga menjadi banyak mengambil inisiatif dalam kegiatan kerja. Pada penilaian organisasi, mahasiswa mampu berkoordinasi dengan peserta magang kerja yang lain dalam pembagian tugas dan bekerjasama untuk kegiatan pengelolaan ekowisata.Aspek psikomotorik terdiri dari penilaian persepsi, kegiatan terbimbing, kegiatan terbiasa, dan kegiatan kompleks. Pada penilaian persepsi, di awal kegiatan magang kerja mahasiswa menilai bahwa pariwisata adalah hanya tentang kesenangan. Namun seiring dengan berjalannya waktu mahasiswa memiliki pemahaman baru bahwa konsep pariwisata yang baru adalah berbasis edukasi, konservasi, dan berkelanjutan sehingga mahasiswa mengaplikasikan pemahaman tersebut dalam bentuk pengelolaan wisata secara berkelanjutan dengan mengutamakan aspek konservasi lingkungan (ekowisata). Pada penilaian gerakan terbimbing mahasiswa dapat melakukan seluruh tugas untuk pengelolaan ekowisata dengan baik sesuai instruksi dari pembimbing lapangan. Perbandingan kemampuan mahasiswa saat sebelum pelaksanaan magang kerja dan kompetensi yang didapatkan setelah pelaksanaan magang kerja tercantum dalam tabel pada lampiran 1. 4.2.2. Strategi Pemasaran Ekowisata4.2.2.1. Segmenting, Targeting, Positioning1. SegmentingEkowisata Sabila Farm memiliki segmen pasar orang yang memiliki ketertarikan pada bidang pertanian. Yang berasal dari berbagai wilayah, tingkat usia, dan profesi. Tabel 3. Data Jumlah Pengunjung Sabila Farm (Diolah)TahunJumlah PengunjungPerubahan (%)

2007192-

2008588206.25

2009422-28.2

201054930.1

20111179114.8

20122393102.97

20134978108.02

20144199-15.65

2015*2924-30.4

Sejak awal pembukaan ekowisata Sabila Farm sudah mengalami peningkatan jumlah pengunjung pada tahun kedua. Pada tahun ketiga terjadi penurunan sebesar 28.2% dari tahun sebelumnya dan mengalami peningkatan kembali pada tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2014, terjadi penurunan jumlah pengunjung kembali sebesar 15.65% dari tahun sebelumnya. Namun jika dibandingkan jumlah pengunjung rombongan pada tahun 2014 hingga bulan Agustus dan tahun 2015 hingga bulan Agustus jumlah pengunjung rombongan pada tahun 2015 hingga bulan Agustus jumlahnya lebih banyak yaitu 2276 pengunjung, sedangkan pada tahun 2014 hingga bulan Agustus hanya sebanyak 1884 pengunjung. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengunjung rombongan dari tahun 2014 ke 2015 apabila dibandingkan hingga bulan Agustus.2. Targeting

Gambar 17. Pengunjung Sabila Farm (Dok. Pribadi)Target pasar dari ekowisata Sabila Farm, antara lain:a. Siswa PAUD, TK, SD, dan SMP yang ingin studi wisata pertanian atau aktivitas outdoor.b. Siswa SMA dan Mahasiswa yang ingin melakukan kunjungan lapang ke perusahaan agribisnis.c. Institusi yang ingin mengadakan kunjungan wisata berbasis edukasi pertanian untuk karyawannya.d. Keluarga yang ingin berwisata dengan suasana alam yang asri dan perkebunan buah dengan daya tarik buah yang masak pohon.e. Pengunjung individu yang menginginkan wisata alam dan pelatihan budidaya buah naga.3. PositioningSabila Farm memposisikan diri sebagai ekowisata berbasis edukasi di bidang pertanian yang bergerak dalam budidaya komoditas buah-buahan berkhasiat dengan memanfaatkan lahan-lahan marjinal sebagai salah bentuk upaya konservasi lingkungan. Sabila Farm juga menawarkan pengalaman sekilas tentang pertanian dan motivasi kewirausahaan bagi para pengunjungnya.4.2.2.2. Bauran Pemasaran (4P)Mc Carthy dalam Kotler (2002), menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang bekerja secara berkesinambungan dalam proses pencapaian strategi dan positioning yang ditetapkan. Bauran pemasaran produk jasa terdiri dari 4P, yaitu: Product, Price, Place, dan Promotion. Berikut ini merupakan bauran pemasaran ekowisata Sabila Farm:1. Produk (Product)Menurut Fandy Tjiptono (1996), Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keingian pasar yang bersangkutan. Selain itu produk juga dapat diartikan pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Berikut ini merupakan bauran produk yang dimiliki Sabila Farm: a. Kunjungan KebunFasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 30 menit Pemandu wisata Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Berkeliling kebun bersama pemandu wisata Melihat koleksi tanaman buah di Sabila Farmb. Edukasi KelasFasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 1 jam Pemandu wisata Aula rumah joglo Buah potong (kondisional) Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Pemutaran video dan pemaparan mengenai budidaya buah nagac. Edukasi Lapang Budidaya Buah NagaFasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 1 jam Pemandu wisata Buah potong (kondisional) Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Edukasi keliling kebun bersama pemandu wisata Praktek panen (kondisional)d. Edukasi Lapangan/Kelas dan Praktik tanamFasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 90 menit Lapangan Pemandu wisata Buah potong (kondisional) Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Edukasi keliling kebun bersama pemandu wisata Praktek penanaman Praktek panen (kondisional)e. Edukasi Mari BerkebunFasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 45 menit Buah potong (kondisional) Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Menanam sayuran/tanaman hias/buah di polybag/cupf. Motivasi Kewirausahaan Fasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Aula rumah joglo Motivator Durasi waktu 1 jam-1,5 jam Makanan ringan (kondisional) Air mineral gelasKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Motivasi kewirausahaang. Pelatihan Budidaya Buah Naga (Harian) Fasilitas yang ditawarkan dari paket ini, antara lain: Durasi waktu 7 jam Kelas dan Lapangan Pelatih Makanan ringan 1x Air mineralKegiatan yang ditawarkan, antara lain: Pemaparan budidaya buah naga Edukasi keliling kebun bersama pelatih Persiapan penanaman Pemeliharaan Panen dan pasca panen (kondisional)Kegiatan yang dilakukan selama magang kerja dalam mengembangkan bauran pemasaran produk, antara lain: Pembuatan Papan Informasi WisataPapan informasi wisata merupakan hal yang penting diadakan untuk memberikan informasi kepada pengunjung. Informasi tersebut meliputi denah kebun dan informasi tentang tanaman buah naga. Sabila Farm merupakan ekowisata yang berbasis budidaya dan edukasi pertanian sehingga papan informasi wisata merupakan salah satu media yang digunakan untuk memberikan edukasi kepada pengunjung.

Gambar 18. Papan Informasi tentang Tanaman Buah Naga (Dok. Pribadi)

Gambar 19. Papan Informasi Denah Kebun (Dok. Pribadi) Pembuatan Video MotivasiPembuatan video motivasi ini bertujuan untuk menambah bauran produk Sabila Farm. Dalam video ini dipaparkan tentang prospek budidaya buah-buahan di Indonesia dan kiat-kiat untuk menjadi Agropreneur. Video ini dapat dijadikan pengantar untuk pelayanan paket wisata motivasi kewirausahaan.

Gambar 20. Video Motivasi Kewirausahaan (Dok. Pribadi) Pembuatan Album Foto KompilasiAlbum foto kompilasi ini berisi foto-foto tentang kegiatan pengelolaan kebun buah naga di Sabila Farm, mulai dari kegiatan persiapan lahan, penanaman, perawatan, panen, dan pascapanen buah naga. Tujuan dari pembuatan album foto kompilasi ini adalah untuk memberikan gambaran tentang kegiatan pengelolaan kebun buah naga Sabila Farm kepada pengunjung. Gambar 21. Desain Album Foto Kompilasi (Dok. Pribadi)2. Harga (Price)Menurut Fandy Tjiptono (1996), harga adalah unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah secara cepat. Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yan memberikan pemasukan dari perusahan atau pendapatan bagi perusahaan. Berikut ini merupakan bauran harga yang dimiliki Sabila Farm:

Tabel 4. Harga Paket WisataNo.Paket WisataHarga

1.Kunjungan KebunRp 5.000 - Rp. 10.000/orang**

2.Edukasi KelasRp 5000 - Rp. 15.000/orang*Minimal 20 orang

3.Edukasi Lapang Budidaya Buah NagaRp 5000 - Rp 15.000/orang*Minimal 10 orang

4.Edukasi Lapangan / kelas dan Praktik TanamRp 12.500 - Rp 17.500/orang ***Minimal 10 orang

5.Edukasi Mari Berkebun Rp 10.000/orang

6.Motivasi KewirausahaanRp 500.000 - Rp 1.000.000/rombongan****Min. 25 orang

7.Pelatihan Budidaya Buah Naga Rp 1.000.000/hari/5 orangMaksimal 3 hari pelatihan

Keterangan:Rumah Joglo berkapasitas 50 orang (Menggunakan kursi) dan 100 orang (Lesehan)*) 1. Paud dan Tk : Rp. 5000,- / orang 2. SD dan SMP : Rp. 7500,- / orang 3. SMA dan Mahasiswa : Rp. 10.000,- / orang 4. Umum: Rp. 15.000,- / orang**) 1. Anak Anak : Rp. 5000,- / orang 2. Dewasa: Rp. 10.000,- / orang***) 1. SMA dan Mahasiswa: Rp. 12.500,- / orang 2. Umum: Rp. 17.500,- / orang****) 1. Pelajar: Rp. 500.000,- / orang 2. Umum: Rp. 1000.000,- / orang 3. Maksimal 25 orang jika lebih pesertanya ditambah Rp. 15.000,-/orang3. Tempat (Place)Sabila Farm memiliki lokasi yang dekat dengan gunung merapi, hotel dan penginapan, terminal pakem, dan tempat wisata lain yang tidak sejenis. Akses jalan dari pusat kota Yogyakarta menuju lokasi baik, hanya berjarak 18.5 km dengan lama tempuh 30 menit. Ada angkutan umum dari pusat kota Yogyakarta menuju lokasi. Memiliki pemandangan alam yang asri, hamparan kebun buah naga, dan udara yang sejuk.

Gambar 22. Lansekap Kebun Sabila Farm (Dok. Pribadi)Namun, kondisi jalan masuk dari gang menuju lokasi Sabila Farm sempit dan berlubang sehingga bus tidak bisa masuk. Lahan parkir untuk kendaraan roda empat pun masih terbatas.4. Promosi (Promotion)Strategi promosi berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan promosi personal dan iklan. Media promosi yang digunakan Sabila Farm, antara lain:a. Situs WebSabila Farm memiliki situs web, yaitu www.sabilafarm.com. Situs web tersebut memiliki beberapa konten tentang Sabila Farm, antara lain: halaman utama, wisata, belanja, pelatihan, kontak, dan lowongan. Situs Web sangat berguna bagi wisatawan yang ingin mengetahui Sabila Farm sebelum melakukan kunjungan. Namun, situs web Sabila Farm terlihat kurang pemeliharaan karena unggahan terakhir yang ada di situs web Sabila Farm adalah pada bulan Maret 2013. b. Media SosialSabila Farm juga menggunakan media sosial sebagai pemasaran secara digital dengan memanfaatkan media sosial berupa facebook dan twitter. Dalam media sosial facebook, Sabila Farm membuat fans page dan telah memiliki jumlah likes sebanyak 1.080 pengguna hingga 30 September 2015. Untuk twitter, Sabila Farm memakai nama pengguna @SabilaFarm dan telah memiliki pengikut sebanyak 316 pengguna hingga 30 September 2015.c. Hubungan MasyarakatSabila Farm menggunakan metode pemasaran hubungan masyarakat dalam promosinya dengan menjadi pengisi pameran-pameran produk pertanian dan hortikultura. Dengan menjadi pengisi pameran Sabila farm juga mempromosikan ekowisata Sabila Farm. Beberapa pameran yang pernah diikuti oleh Sabila Farm, antara lain: pameran buah dan bunga nusantara-IPB, Agrinexpo mewakili Asosiasi Buah Naga Indonesia, pameran produk pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta, dan lainya. d. Mulut ke Mulut (Word of Mouth)Metode informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan metode promosi yang paling efektif pada ekowisata Sabila Farm. Sabila Farm dalam operasionalnya selalu berusaha untuk menjalankan operasi wisata sebaik mungkin, memberi pelayanan wisata prima, dan meminimalisasi kekecewaan pengunjung. Hal tersebut bertujuan agar pengunjung yang mendapatkan pelayanan, citra baik, dan kepuasan dari operasi wisata dapat menginformasikan apa yang didapatkanya tadi kepada keluarga, kerabat, tetangga, teman bahkan rekan kerjanya mengenai kesan positif berwisata ke Sabila Farm dan membujuk untuk ikut berkunjung. Secara tidak langsung hal ini menjadi sebuah jaringan pemasaran yang saling beruntun. Dengan demikian Sabila Farm sangat menjaga hubunganya dengan pelanggan secara personal.e. PeriklananSabila Farm telah menggunakan metode pemasaran melalui periklanan dalam mempromosikan ekowisatanya kepada khalayak ramai dengan membuat iklan di beberapa media cetak seperti Koran Kedaulatan Rakyat dan Buletin KOPMA (Koperasi Mahasiswa) UGM. Tujuan periklanan tersebut adalah untuk menginformasikan ekowisata Sabila Farm kepada pembaca media cetak tersebut sehingga tertarik untuk berkunjung ke Sabila Farm.Kegiatan yang dilakukan selama magang kerja dalam mengembangkan bauran pemasaran promosi, antara lain:

Pembuatan Buku CatatanBuku catatan bertema Sabila Farm merupakan salah satu media promosi baru yang dapat digunakan Sabila Farm. Karena dengan buku catatan tersebut, pengunjung dapat memiliki cinderamata dari Sabila Farm sehingga berpotensi untuk ditunjukkan dan disebarluaskan kepada orang lain. Selain itu, buku catatan ini juga dapat menambah pemasukan untuk perusahaan.

Gambar 23. Buku Catatan Bertema Sabila Farm (Dok. Pribadi)4.2.2.3. Kompetensi yang DidapatkanPemilik Sabila Farm merupakan pengusaha sukses di bidang pertanian sehingga sangat sesuai dengan tujuan magang kerja mahasiswa yang mengarah ke strategi pemasaran ekowisata. Dalam aspek strategi pemasaran ekowisata mahasiswa melakukan diskusi dengan pemilik, direktur, dan staf-staf Sabila Farm untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran yang dimiliki perusahaan. Sehingga mahasiswa memiliki kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan masalah strategi pemasaran pada ekowisata Sabila Farm khususnya terkait segmenting, targeting, positioning, dan bauran pemasaran (4P). Hal tersebut termasuk ke dalam pemahaman mahasiswa pada aspek kognitif.Untuk aspek afektif yang didapatkan mahasiswa adalah kemampuan untuk mengambil solusi secara terintegrasi. Mahasiswa yang sebelumnya hanya mencari pemecahan masalah dari satu sisi menjadi mampu untuk membuat solusi dari masalah dengan pertimbangan beberapa sisi sehingga menjadi lebih terintegrasi. Mahasiswa juga banyak memberikan usulan-usulan untuk perusahaan terkait strategi pemasarannya.Pada aspek psikomotorik, mahasiswa mendapatkan kemampuan khusus untuk memberikan jasa pelayanan wisata kepada para pengunjung. Mahasiswa juga mendapatkan pengembangan kemampuan dalam membuat desain visual maupun audio-visual. Perbandingan kemampuan mahasiswa saat sebelum pelaksanaan magang kerja dan kompetensi yang didapatkan setelah pelaksanaan magang kerja tercantum dalam tabel pada lampiran 1.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan1. Pengelolaan ekowisata di Sabila Farm bertujuan untuk menerapkan pariwisata berkelanjutan. Sabila Farm memiliki tekad untuk melakukan konservasi lingkungan terhadap lahan-lahan marjinal. Seluruh kegiatan yang dilakukan Sabila Farm dalam pengelolaan kebun memiliki dasar ilmu sehingga tidak merusak keseimbangan lingkungan. Sabila farm mengelola kebun wisatanya menggunakan metode organik. Pemanfaatan limbah tanaman pun dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk kompos. Sabila Farm juga mengutamakan pelayanan kepada pengunjung dalam pengelolaan ekowisatanya sehingga pengunjung benar-benar menemukan keunggulan sapta pesona di Sabila Farm. Dalam pengelolaan ekowisata, Sabila Farm mengutamakan prinsip konservasi lingkungan dan pelayanan wisatawan.Keterampilan yang diperoleh dalam kegiatan pengelolaan ekowisata yakni mahasiswa dapat melakukan teknis budidaya tanaman buah naga mulai dari kegiatan pembuatan bibit, persiapan lahan, perawatan tanaman hingga panen. Mahasiswa juga mampu melayani wisatawan domestik maupun mancanegara yang melakukan kunjungan wisata dengan baik.2. Segmentasi pasar dalam strategi pemasaran Sabila Farm adalah orang yang memiliki ketertarikan pada bidang pertanian yang berasal dari berbagai wilayah, tingkat usia, dan profesi. Sabila Farm memposisikan diri sebagai ekowisata berbasis edukasi di bidang pertanian yang bergerak dalam budidaya komoditas buah-buahan berkhasiat dengan memanfaatkan lahan-lahan marjinal sebagai salah bentuk upaya konservasi lingkungan. Sabila Farm menawarkan pengalaman sekilas tentang pertanian dan motivasi kewirausahaan bagi para pengunjungnya. Dalam strategi pemasarannya, Sabila Farm juga menerapkan strategi bauran pemasaran (4P) yang terdiri dari bauran tempat, harga, produk, dan promosi. Sabila Farm mengelola strategi pemasarannya secara dinamis karena kebutuhan wisatawan yang cenderung berubah dari waktu ke waktu. Seringkali Sabila Farm melakukan evaluasi dan revisi terhadap strategi pemasarannya.Dalam kegiatan magang kerja yang berhubungan dengan strategi pemasaran, mahasiswa menjadi mampu untuk mengembangkan strategi dalam kegiatan pemasaran ekowisata. Mahasiswa mampu membuat atribut pemasaran dan memprediksi kebutuhan pengunjung dalam berwisata. Selain itu, mahasiswa juga mendapatkan ilmu dalam penentuan harga paket wisata.

5.2. Saran1. Untuk PerusahaanSabila Farm memiliki permasalahan dalam pengelolaan ekowisatanya yakni dalam pemberdayaan masyarakat sekitar untuk ikut andil dalam kegiatan pengelolaan sesuai prinsip ekowisata. Sejauh ini masyarakat hanya terlibat sebagai tenaga kerja kebun pada ekowisata Sabila Farm. Untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya Sabila Farm melakukan mediasi secara berlanjut kepada masyarakat sekitar dan mengikutsertakan dalam kegiatan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi ekowisata sehingga dapat menunjang keberlangsungan berjalannya roda perusahaan.2. Untuk MahasiswaMahasiswa diharapkan dapat menerapkan dan mengembangkan secara berlanjut kemampuan yang diperoleh selama pelaksanaan magang kerja sehingga dapat menjadi bekal berharga untuk menunjang kesiapan memasuki dunia kerja. Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan magang kerja sebaiknya lebih memperhatikan lokasi, topik, dan ketrampilan yang ingin diperoleh dalam magang kerja. Hal tersebut penting agar pengalaman magang kerja yang didapatkan benar-benar dapat menunjang kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofyan. 1998. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Kedua. Lembaga Penerbit FE UI. Jakarta.

Ceballos-Lascurain, Hector. 1996. Tourism, Ecotourism, and Protected Areas. The World Conservation Union. Gland-Switzerland.

Damanik, Janianton dan Weber, Helmut. 2006. Perencanaan Ekowisata dari Teori ke Aplikasi. PUSPAR UGM dan Andi. Yogyakarta.

Drumm, A and Moore, A. 2002. Ecotourism Development A Manual for Conservation Planners and Managers Volume I: An Introduction to Ecotourism Planning, Second Edition. The Nature Conservancy. Virginia-U.S.A.

Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Hendarto A. Kresno. 2008. Ekowisata: Sebuah Diferensiasi Produk Pariwisata di Indonesia Pasca Tragedi Bali.

Indrawan, M Richard B Primack dan Jatna Supriatna. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

Inskeep, Edward. 1991. Tourism Planning: An Integrated and Sustainable Approach. Van Nostrand Reinhold. New York.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium Jilid II. PT. Prenhalindo. Jakarta.

Kotler, Philip dan Armstrong, G. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke Delapan. Erlangga. Jakarta.

Nugroho, S. A. 2002. Analisis Strategi dan Sistem Pemasaran Kecap (studi kasus pada Perusahaan Kecap Sumber Rasa, Jombang, Jawa Timur). Skripsi Universitas Brawijaya. Malang.

Prebensen, N.K. 2007. A Grammar of Motives for Understanding Individual Tourist Behavior. Doctor Dissertations.

Robby K.T. 2001. Objek Wisata Alam (Pedoman Identifikasi, Pengembangan, Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Pemasarannya). Penerbit Yayasan Buena Vista. Bogor.Stanton, William J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga. Jakarta.

Spillane, James J. 2003. Pariwisata dan Wisata Budaya. CV. Rajawali. Jakarta.

Tjiptono, Fandi. Pemasaran Jasa. Banyumedia Publishing. Malang.

Virginia, G. 2005. Analisis Sistem Pemasaran Susu Pasteurisasi KSB di KUD Batu, Kota Batu. Skripsi Universitas Brawijaya. Malang.