laporan kunjungan industri di pt

Upload: fatimmah-nur-hasanah

Post on 13-Jul-2015

844 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

LAPORANKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Kunjungan Industri di CV. Karya Hidup Sentosa

Disusun Oleh : Adi Putranto Feri Kurniawati (09506134007) (09506134013)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) pada waktu melakukan kunjungan industri di CV.Karya Hidup Sentosa. Laporan ini akan membahas mengenai keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) serta suasana yang ada di CV. Karya Hidup Sentosa. CV. Karya Hidup Sentosa adalah salah satu pabrik atau industri yang bergerak didalam pertanian dengan menyediakan beberapa mesin pertanian seperti traktor tangan, traktor roda empat, mesin perontok otomatis, alat tanam, alat pengolah pupuk, pompa air, generator serta spare part. CV. Karya Hidup Sentosa sendiri memiliki 5 cabang dan 1 depo yang ada di Indonesia, cabang-cabang tersebut berada di Yogyakarta, Tanjung Karan, Jakarta, Surabaya, Makasar dan medan. Di Yogyakarta adalah sebagai peruahaan pusat dari Quick.

BAB II PEMBAHASAN

CV. Karya Hidup Sentosa yang ada di Yogyakarta adalah sebagai distributor dan produsen dari produk Quick, sehingga di pabrik ini memiliki beberapa bagian atau ruangan yang memiliki fungsi masing masing. Jenis jenis ruangan di CV. Karya Hidup Sentosa : 1. Ruangan peleburan bahan 2. Ruangan pemotongan bahan-bahan 3. Ruangan pengelasan, pengeboran, penghalusan bahan 4. Ruangan Pengecatan 5. Ruangan penempelan stiker dan ruangan perakitan 1. Kondisi tempat kerja: CV. Karya Hidup Sentosa adalah pabrik yang menghasilkan alat-alat pertanian yang memiliki Kondisi ruangan yang menurut kelompok kami sangat kurang memenuhi kriteria K3, karena disebabkan pada taman banyak kran air yang tidak tertutup dengan rapat. Dengan tidak tertutupnya ini menyebabkan banyak air terbuang begitu saja dan membuat taman menjadi becek. Di dalam gedung ruangan pengelasan, pengeboran, penghalusan bahan pada lantai terdapat air yang menggenang dan mengakibatkan becek selain itu tata ruang penempatan juga tidak terlalu bagus sehingga terkesan berantakan dan tempat menjadi sempit. Penempatan instalasi listrik pun tidak terlalu bagus karena terdapat kabel-kabel yang berantakan dan bergantungan, ventilasi udara pun juga kurang sehingga ruangan menjadi pengap, panas dan agak gelap. Penempatan antar gedung juga kurang teratur sehingga terlihat pendistribusian maupun urutan pembuatan traktor menjadi kurang efisien.

2. K3 yang ada : Pekerja tidak menggunakan helm dan ada yang menggunkan topi sebagai pengganti helm di tempat yang semestinya menggunakan helm sebagai pelindung kepala. Selain itu ada pegawai yang tidak menggunakan sarung tangan, masker dan kaca mata saat sedang dalam proses pemotongan bahan bahan dasar dan saat pengeboran, penutup telinga juga tidak dipakai di ruangan yang bising meski ada yang memakai juga tetapi penutup telinga yang dipakai cuma berupa kapas biasa yang tidak memenuhi standar, sepatu yang digunakan pegawai juga tidak sesuai standar K3 karena ada yang hanya menggunakan sepatu biasa dan ada juga yang hanya memakai sandal di saat bekerja, serta penempatan makanan buat pegawai yang diletakan diruangan terbuka bersama dengan alat-alat yang kondisi ruangan berbau.

3. Jenis bahaya : a. Fisis : berupa debu, panas, bau dan kebisingan yang terjadi didalam ruangan. b. Mekanis : berupa gesekan, putaran, hantaman dari alat yang digunakan. c. Ergonomis : berupa tata letak antar ruangan dan tata letak penempatan alat. d. Kimis : berupa zat-zat kimia yang ada di dalam gedung misal bau cat

4. PAK dan KAK: a. Pendengaran menjadi berkurang karena tidak memakai pelindung telinga. b. Iritasi pada kulit, dan mata. c. Gangguan pernafasan. d. Terjatuh karena tersandung peralatan. e. Terpotong jarinya dan tertindih tangannya karena terkena peralatan. f. Peralatan rusak karena kurang tertata dan terawat.

g. Terjadinya konsleting listrik, yang dapat mengganggu proses produksi bahkan kebakaran. h. Gangguan pencernaan karena terkandungnya bahan-bahan kimia dalam makanan.

5. Cara mengatasi : a. Reorganisasi Reorganisasi adalah mengadakan manajemen didalam perusahaan yang bisa berupa diadakannya peraturan-peraturan dalam bekerja dan diberlakukannya sanksi jika tidak menggunakan K3 sesuai dengan peraturan si saat bekerja.

b. Reparasi/perawatan Perawatan dari alat-alat yang digunakan dalam produksi dan perawatan dalam segi instalasi listriknya perlu dilakukan secara berkala sehingga kecelakaan akibat tidak adanya perawatan secara berkala ini dapat dihindari.

c. Proteksi Proteksi dari segi alat yaitu alat-alat yang dilengkapi dengan pengaman sehingga tidak membahayakan bagi operatornya. Pengaman ini dapat berupa desain fisik yang dapat mendukung keamanan bagi alat dan operator atau desain program yang ada dalam alat tersebut sehingga mendukung tingkat keamanan alat. Proteksi dari segi pekerja yaitu perlunya pengggunaan APD (helm, kaca mata, penutup telingga, masker, sarung tangan, baju kerja, sepatu sesuai standar k3) pada saat bekerja. Penggunaan APD pada saat bekerja ini selain dapat untuk menghindari terjadinya KAK dan PAK juga dapat meningkatkan produktivitas dari pekerja sendiri.

d. Iluminasi Pada tempat-tempat yang dirasa masih gelap, sehingga dapat mengganggu produktivitas para pekerja dapat ditambahkan dengan lampulampu atau dengan pencahayaan alami. Pencahayaan alami ini dapat dengan memperbanyak ventilasi-ventilasi atau bukaan-bukaan sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan tersebut.

e. Antisipasi Antisipasi diberlakukan dengan cara seperti disediakannya peralatan pengobatan, memberikan training dan penambahan wawasan sebelum karyawan bekerja.

f.

Ventilasi Sirkulasi udara yang baik dapat mencegah menurunnya konsentrasi para pekerja karena ketika ventilasi udara di dalam ruangan tersebut mencukupi maka oksigen yang dapat dihirup oleh para pekerja pun akan lebih banyak sehingga dapat meningkatkan konsentrasi para pekerja tersebut. Selain itu ventilasi ini juga dapat digunakan sebagai sumber cahaya alami pada ruangan tersebut.

g. Reposisi lokasi ruang Ruangan-ruangan yang kurang teratur tata letaknya dapat diatur kembali sehingga mobilitas ringkas. pada pengerjaan suatu produk dapat lebih

BAB III KESIMPULAN

Pada sebuah perusahaan yang paling sulit untuk diterapkan adalah faktor-faktor dari K3. Ini terjadi karena beberapa faktor yang menyebabkannya, salah satunya yaitu ketidakpahaman dari perusahaan atau pekerjanya akan pentingnya mematuhi K3 waktu bekerja. Selain itu juga karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memenuhi standar K3 ini. Untuk itu, maka diperlukan kesadaran antara kedua belah pihak yaitu dari pihak pekerja maupun dari pihak perusahaan untuk dapat menerapkan K3 dalam proses bekrja. Dengna terpenuhinya K3 ini, maka produktivitas dari pekrja akan menngkat dengan sendirinya yang berarti juga meningkatkan produktivitas dan prestasi perusahaan.