laporan kunjungan industri 2003
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRIPLTU PAITON
Kelompok 2
1. Eva Rosalinda 130301940262. Feryn Chris Santi 130301940313. Wahyuni Rohaniyah 130301940324. Ike Ferina N.R 130301940355. Carissa Firdausi C. 130301940436. Ilfa Hidayatun N. 130301940677. Diah Ayu Wulandari 13030194085
Pendidikan Kimia B 2013
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA PROGAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
2015A. Proses
Diagram Alur Proses PLTU PAITO
Prinsip kerja PLTU Paiton unit 7 dan 8 secara umum adalah pembakaran
batubara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi uap
yang sangat panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator. Sistem Pengaturan yang
digunakan pada power plant ini menggunakan sistem pengaturan Loop tertutup, dimana
air yang digunakan untuk beberapa proses merupakan putaran air yang sama, hanya
perlu ditambahkan jika memang level yang ada kurang dari set pointnya. Bentuknya
saja yang berubah, pada level tertentu berwujud air, tetapi pada level yang lain
berwujud uap.
Proses berawal dari air yang dipompa ke kondenser, kemudian dari kondenser
dipompa ke Polisher untuk diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah itu
dipompa ke Feed Water Heater 1, 2, 3 dan 4 untuk dipanaskan dan kemudian dialirkan
ke Daerator untuk menghilangkan gas – gas O2 dan CO2 kemudian dipompa lagi menuju
ke Feed Water Heater 6, 7, 8 yang selanjutnya akan diteruskan di Economizer untuk
dinaikan temperaturnya dan selanjutnya menuju ke Steam Drum untuk dipisahkan
antara uap dan air , setelah itu SuperHeated Steam yang ada akan melalui First Super
Heater, Secondary Super Heater dan membentuk Super Heated Steam yang akan
digunakan untuk memutar HP turbine sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun
sehingga SH steamnya perlu pemanasan ulang yang terjadi di Re Heater, dari Re Heater
ini SH Steam akan dikembalikan untuk Memutar IP dan LP Turbin. Didalam turbin ini
akan terjadi konversi energi thermal dari Steam menjadi energi mekanis berotasi yang
menyebabkan rotor turbin berputar. Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan
Generator dan akhirnya oleh generator energi mekanis akan diubah menjadi energi
listrik.
1. COAL HANDLING
Batubara merupakan bahan bakar utama PLTU Paiton Unit 7 dan 8.
Batubara yang digunakan berupa batubara adaro, arutmin, kideco dengan
kandungan ash sebesar 1,5%, batubara itu diambil dari tambang batubara di
Kalimantan selatan dan akan terus disuply selama pengoperasian. Pengiriman
batubara ke plant dilakukan dengan menggunakan dua buah kapal laut yang
berkapasitas sekitar 43.000 ton, yang kemudian akan ditampung di Coal Pile
dengan kapasitas 670.000 ton untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar.
Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui beberapa proses
yaitu Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal Handling hanya akan
melaksanakan proses stacking dan Reclaming, sedangkan untuk Processing
termasuk didalam pengoperasian boiler dan akan dijelaskan pada pembahasan
selanjutnya. Stacking merupakan proses penumpukana batubara dari kapal laut.
Sedangkan Processing merupakan sistem penanganan batubara dari Silo hingga
siap digunakan di Boiler.
a. Stacking
Stacking adalah proses pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile.
Beberapa istilah dalam Stacking antara lain.
b. Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut
batubara di PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Kedalaman dermaga ini adalah 18 m
dari dasar laut, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar merapat. Pada Unit
7 dan ini ada dua Jetty yaitu jetty A dan Jetty B . Tiap Jetty mempunyai empat
buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari
kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya
sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading
Control building (CUCB).
c. Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet
yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi
untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi
sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta
bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head
Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt
Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak
peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head
Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya
yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau
masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu denagn yang
lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor
ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan
fleksibilitasnya, antara lain:
Pengambil Sampel: Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya
metal pada batubara pengambil sampel langsung berhenti.
Metal Detector: Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam
didalam batu bara yang tercampur pada proses pengiriman.
Magnetic Separator: Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung
dalam batubara pada proses pengiriman.
Belt Scale: Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang
diangkut oleh Belt Conveyor.
Dust Supasion:
Berfungsi untuk:
- Air Polution controller
- Menyemprot ait pada batubara
- Menghemat batubara agar tidak menjadi debu
- Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara.
d. Reclaiming
Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan
menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain:
e. Coal Pile
Terdapat empat daerah Coal Pile, berturut-turut dari utara ke selatan
yaitu:
Inactive
- Area : 57562 m2
- Height : 17 m
- Perimeter Length : 1176 m
- Length of the toe : 21 m
- Usable Volume : 768638 m3
- Bedding Coal volume : 28781 m3
- Total capacty in tonnage adalah (768638 + 28781) x 0.83 = 66185t
tonnesMaximum working capacity in tonnage adalah 768638 x 0.83
= 637969t
2. Aktif ‘A’
- Area : 10260 m2
- Height : 9m
- Perimeter Length : 616 m
- Length of the toe : 12 m
- Usable Volume : 59076 m3
- Bedding Coal volume : 5130 m3
- Total capacty in tonnage adalah
(59076 + 5130) x 0.83 = 53290t tonnes- Maximum working capacity in tonnage adalah
59076 x 0.83 = 49033 t
3. Aktif ‘B’
- Area : 10184 m2
- Height : 9 m
- Perimeter Length : 612 m
- Length of the toe : 12 m
- Usable Volume : 58608 m3
- Bedding Coal volume : 5092 m3
- Total capacty in tonnage adalah
( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons- Maximum working capacity in tonnage adalah
58608 x 0.83 = 48644t
4. Aktif ‘C’
- Area : 10184 m2
- Height : 9 m
- Perimeter Length : 612 m
- Length of the toe : 12 m
- Usable Volume : 58608 m3
- Bedding Coal volume : 5092 m3
- Total capacty in tonnage adalah
( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons- Maximum working capacity in tonnage adalah
58608 x 0.83 = 48644t
5. Aktif ‘D’
- Area : 6992m2
- Height : 9 m
- Perimeter Length : 480 m
- Length of the toe : 12 m
- Usable Volume : 37008 m3
- Bedding Coal volume : 3496 m3
- Total capacty in tonnage adalah
(37008 + 5092 ) x 0.83 = 40504 t tons
- Maximum working capacity in tonnage adalah
37008 x 0.83 = 30716t
6. Summary:
- Total tonnage of bedding coal : 39395 tonnes
- Total Volume of all 4 aktif stockpiles : 177037 tonnes
- Total Volume of inaktif stockpiles : 637969 tonnes
- Theoreticaal maximum total : 854401 tonnes
Di Coal Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan
alat yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah konveyor yang
kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Didalam proses
penimbunan, stacker menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur
agar selalu diam ditempat, sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan
membentuk timbunan yang tinggi , apabila lengan bergerak maju mundur maka
timbunan yang akan dihasilkan menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat
pengambilan, Reclaiming Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara
yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti halnya
proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur aagar tetap diam ditempat
atau maju mundur untuk mengeruk batubara.
e. Coal Silo
Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo
dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan Tripper,
pengopersiannya dilakukan oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB).
Silo merupakan bunker tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian
digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian
ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30 – 40%. Dari silo batubara
dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara dari Pulverizer
ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler.
2. BOILER
Dalam power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang mengawali perubahan dan
pengaliran energi disebut boiler. Definisi boiler sendiri sebagai suatu komponen pada
power plant adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien mampu mengubah air
menjadi steam dengan bantuan panas dari proses pembakaran batubara. Jika
dioperasikan dengan benar, boiler secara efisien dapat mengubah air dalam volume
yang besar menjadi steam yang sangat panas dalam volume yang lebih besar lagi.
Jenis boiler yang digunakan pada unit 7 dan 8 adalah Drum Type Boiler, yang
memungkinkan terjadinya sirkulasi sebagian air dalam boiler secara terus menerus.
Pengoperasian Drum Type Boiler yang efisien dan aman sangat tergantung pada
sirkulasi air yang konstan di beberapa komponen steam circuit, diantaranya
Economizer, Steam Drum dan Boiler Water Circulaating Pump.
a. Economizer
Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal)
sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam drum, komponen ini
berada dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air
dari inlet.
Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam
boiler. Air mengalir dalam pipa–pipa, sementara diluar mengalir gas panas yang berasal
dari hasil pembakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk
memanaskan air sehingga temperaturnya meningkat.
Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena:
1. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan, karena panas yang
ada pada steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan usaha.
2. Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler, berarti
mempermudah kerja Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu ditambahkan.
3. Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler.
b. Steam Drum
Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk
memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara
umunm, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum,
yaitu:
Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang panjangnya sama
persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi mengalirkan air dari Economizer
secara merata keseluruh bagian Steam Drum.
atau Pipa turun
Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara
yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju
Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump (BWCP) digunakan untuk
memompa air dari Downcomer dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang
kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke
Steam Drum.
Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal
dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang
kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall
bertugas menerima dan mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian
dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum
Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk
memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju Superheater.
Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk
pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam
drum dan dialirkan ke Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi.
Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipa yang letaknya dibagian
bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah menjadi uap,
kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi
kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan
terpengaruh dan akan terbawa ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan
menghilangkan sebagian kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan
mengalirkannya sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan
pada akhirnya dapat menjaga Super Heater dan Turbin tetap bersih.
3. HEATER
a. Superheater
Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas
panas hasil pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada
dalam pipa Superheater, sehingga berubah menjadi Super Heated Steam.
Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary
Superheater. Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh
Saturate Steam setelah keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary
Superheater dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar
High Presure Turbin, dan kemudian tekanan dan temperaturnya akan turun.
b. Re-Heater
Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan
dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di
bagian Boiler yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang
diberi panas dari gas pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk
menaikkan temperatur SH Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re
Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk memutar Intermediate Presure Turbine(IP)
dan Low Presure Turbine (LP).
Air Pre-Heater
Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran
rendah dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace.
Pemanas Udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari
Furnace yang dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney.
4. FEED WATER HEATER
Terdapat 8 Feed Water Heater, yaitu:
a. Feed Water heater 1
Terletak dibagian bawah Condensor, fungsinya untuk memanaskan air yang keluar dari
Condensor. Panas yang digunakan berasal dari extration LP Turbine.
b. Feed Water Heater 2, 3, dan 4
Fungsinya untuk memanaskan air sebelum air memasuki Daerator. Panas yang
digunakan berasal dari extration LP Turbine.
c. Feed Water Heater 5
Terletak diatas Daerator. Panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine.
d. Feed Wter Heater 6 A-B, 7 A-B dan 8 A-B
Fungsinya untuk memanaskan air yang akan masuk ke Economizer, untuk FW Heater 6
A-B dan 7 A-B panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine sedangkan
untuk FW Heater 8 A-B panas yang digunakan berasal dari extration HP Turbine.
5. FURNACE
Ada empat syarat pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen, panas dan reaksi
kimia. Akan tetapi untuk pembakan di Boiler perlu adanya syarat tambahan agar
pembakaran di dalam Boiler bekerja dengan efisien yaitu turbulensi dan waktu. Waktu
yang cukup harus diupayakan agar campuran yang mudah terbakar dapat terbakar
seluruhnya. Aliran bahan bakar dalam Boiler harus cukup lambat untuk memberikan
cukup waktu untuk pembakaran sempurna, kalau tidak bahan yang mudah terbakar akan
terkumpul dalam ketel atau cerobong dan menimbulkan bahaya ledakan. Bahaya
ledakan dicegah dengan perancangan Boiler yang tepat, Boiler harus cukup besar untuk
memperlambat aliran udara, sehingga sebelum meninggalkan Boiler bahan bakar dapat
terbakar dengan sempurna.
a. ID Fan, FD Fan dan PA Fan
Udara pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer) dan
Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh Primary Air Fan (PA Fan)
yang dihembuskan menuju ke alat penggiling batubara (Pulverizer) kemudian bersama-
sama dengan serbuk batubara dialirkan ke Furnace untuk dibakar (reaksi kimia).
Bercampurnya batubara dan udara dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk
udara sehingga menimbulkan turbulensi yang memungkinkan terjadinya pembakaran
yang efisien. Turbulensi mengacu pada gerakan udara didalam Furnace, gerakan ini
perlu karena dapat menyempurnakan pencampuran udara dan bahan bakar.
Udara primer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan turbulensi untuk
melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi kebutuhan akan
oksigen untuk pembakaran sempurna. Untuk itulah diperlukan pasokan dari udara
sekunder yang dihasilkan oleh FD Fan bersama ID Fan. Boiler yang bekerja dengan
tekanan yang negatif atau dibawah tekanan atmosfir selalu dilengkapi dengan Force
Draft Fan (FD Fan) dan Induced Draft Fan (ID Fan). Boiler ini disebut dengan
Balanced-Draft yaitu Furnace dengan kipas tarikan seimbang.
b. Pulverizer
Bongkahan – bongkahan batubara yang seperti batu harus dihancurkan menjadi
butiran-butiran halus agar batubara mudah tercampur dengan udara. Pulverizer adalah
alat untuk menggiling batubara sehingga menjadi halus dan kemudian bersama dengan
udara primer akan dialirkan ke Furnace. Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk
mengeringkan batubara sehingga mudah dihaluskan dan dibakar, dan untuk
mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk memastikan bahwa batubara yang
masuk ke dalam Boiler benar-benar halus. Batubara yang tidak tergiling akan keluar
melalui sebuah lubang dan ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang.
Dalam penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah temperatur dari
udara primer, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan batubara dari dalam
Pulverizer dan menyebabkan ledakan. Jika temperatur terlalu rendah, batubara tidak
bisa kering benar dan sulit dihaluskan. Temperatur idealnya kira-kira 650C.
Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi batubara) yang letaknya diatas
Pulverizer, berfungsi untuk menyuplai sejumlah batubara sesuai dengan kebutuhaan.
Feeder ini mendapat suplai batubar dari penampung batubara yang disebut Silo (Coal
Bunker).
c. Ignitor
Panas yang diperlukan untuk pembakaran disediakan oleh Ignitor. Begitu
pembakaran dimulai, bahan bakar yang terbakar akan memasok panas yang cukup untuk
menyalakan bahan bakar baru yang memasuki Boiler dan Ignitor dapat dimatikan.
6. TURBINE
Konversi energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai susunan Blade
bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan masuk ke Turbin dan
dialirkan langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak dan bekerja untuk mengubah
energi thermal dalam Steam menjadi energi mekanis berotasi, yang menyebabakan rotor
Turbin berputar, perputaran rotor ini akan menggerakkkan Generator dan akhirnya
energi mekanik menjadi energi listrik.
Hubungan peralatan serta prinsip kerja dari Turbin ditunjukkan pada gambar. Bagian –
bagian dari Turbin:
a. Nozel
Berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi kinetik dari
steam.
b. Blades
Berfungsi untuk merubah tenaga kecepatn menjadi tenaga putar.
c. Disck (roda turbin)
Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang digerakkan.
Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga makanis steam.
Gambar 2.6. Prinsip Kerja dari Turbin
Jadi prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial steam diubah menjadi tanaga kinetis
pada Nozel dan tenaga kinetis ini diubah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan
melalui Disck tenaga putar diubah menjadi tenaga mekanis pada poros.
7. CONDENSER
Setelah LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju
Condenser untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser ada dua A dan B
yang letaknya dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang terjadi steam bersentuhan
langsung dengan pipa yang didalamnya dialiri pendingin berupa air laut . Kondensasi
ini mengubah steam menjadi air yang kemudian ditampung di Condensaate Hot Well.
Air laut selain berfungsi sebagai media heat transfer juga berfungsi untuk mendinginkan
kondenser juga mendinginkan Closed Cooling System (air pendingin). Closed Cooling
System ini mendinginkan berbagai peralatan yang membutuhkan pendinginan seperti
Air Compressor, Pump dan Generator Stator Cooling dan juga penting untuk
mendinginkan oli untuk pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close
Cooling dengan air laut terjadi pada alat yang disebut Heat Exchanger.
Karena adanya Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan
volume air ke volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk
menambah volume air. Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing RO.
Condenser bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi yang
terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya volume. Untuk
menjaga agar kondensor dalam keadaan vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam
(ketika steam berubah menjadi air) dipompa keluar oleh vakum pump. Alasan lain
keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang diambil dari turbin adalah Enthalpi Steam
(selisih steam masuk dan keluar) sehingga tekanan diminimalkan agar energi yang
dimanfaatkan semakin besar karena Enthalpinya juga besar.
8. POLISHER
Dari Condensate Hot Well, condensate water akan dipompa oleh condensate
pump menuju Polisher. Condesate pumpnya ada tiga, dua aktif dan satu stand by dengan
kapasitas tiap pompa sebesar 50%. Di polisher terdapat reksin kation dan anion, resin
ini berfungsi sebagai:
1. Resin kation : mengikat ion negatif penyebab korosi .
2. Resin anion : mengikat ion positif penyebab kerak atau scale.
Ion- ion tersebuit diikat oleh resin dalam Polisher untuk memurnikan air yang masuk ke
Boiler. Parameter ion-ion itu dapat diukur dengan melihat nilai conductyvity-nya
(normalnya 0.2 ). Jika nilai conductivity tinggi, bisa berarti dua hal:
1. Terdapat kebocoran air laut di dalam Polisher , terdeteksi dengan Leak Detector.
2. Resin telah jenuh dan harus diregenerasi. Regenerasi resin dapat menggunakan :
- Resin Kation : menggunakan asam kuat ( H2SO4)
- Resin anion : menggunakan basa (NaOH)
Dari Polisher, air dipanaskan di Feed water Heater 2,3 dan 4 dengan sebelumnya
diinjeksi ammonia untuk meningkatkan pH (pH ideal = 9 - 9.5) agar sodium dari air
hilang karena sodium akan mengakibatkan kerusakan pada material Boiler . Setelah itu
baru ke Feed Water Heater 5 di Daerator.
9. DAERATOR
Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas – gas yang terkandung pada
air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi. Gas – gas
lain yang cukup berbahya adalah karbon dioksida (CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi
dengan meterial Boiler dan menimbulkan korosi yang sangat merugikan.
Prinsip kerjanya air yang masih mengandung O2 dan CO2 disemprotkan ke
Steam Daerator, sehingga gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan
melalui valve pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan temperatur
air pengisi Boiler (sampai 162 0C). Penempatan posisi Daerator yang tinggi
memungkinkan pemberian suction heat yang cukup untuk Feed Water Pump. Dari
Daerator air akan dipompa dengan tiga feed water pump, dua pompa yang tenaganya
dari extraction IP Turbin disebut Turbine Driven Pump dan satu pompa yang
digerakkan oleh motor disebut Motor Driven Pump, dimana kapasitas tiap pompa 100%
menuju Feed Water Heater 6, 7 ,8 A-B dan akan menuju ke Economizer terus ke Steam
Drum.
10. GENERATOR
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri terdiri dari
stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar bersam-
sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus hubungan output
pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung
bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga akan
timbul medan magnet (flux). Jika rotor berputar , medan magnet tersebut memotong
kumparan di stator sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul tegangan listrik.
Untuk penyediaan arus listrik Generator diambilkan arus DC dari luar . Setelah sesaat
generator timbul tegangan, sehingga melalui exitasi transformer arus AC akan
disearahkan oleh rectifier dan arus DC akan kembali ke Generator, proses ini disebut
dengan Self Excitation. Dalam sistem tenaga, disamping Generator menyuplai listrik ke
jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian sendiri dimana tegangan
output Generator diturunkan melalui transformer sesuai dengan kebutuhan. Untuk
kebutuhan saat start diambilkan dari 150 KV line. Untuk sistem tegangan ekstra tinggi
tenaga listrik yang dihasilkan oleh Power Plant disuply ke jaringan sebesar 500 KV dan
selanjutnya oleh beberapa transformer tegangannya diturunkan sesuai dengan
kebutuhan.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri dari beberapa system utama, yaitu :
1. Turbine & Generator
2. Boiler (Steam Generator)
3. Coal Handling System
4. Ash Handling System
5. Flue Gas System
6. Balance of Plant
Turbine & generator bisa dibilang sebagai the heart of the plant, karena dari bagian
inilah energi listrik dihasilkan. Generator yang berputar dengan kecepatan tetap,
menghasilkan energi listrik yang disalurkan ke jaringan interkoneksi dan selanjutnya
didistribusikan ke konsumen.
Steam turbine (turbin uap) yang berfungsi untuk memutar generator, terdiri dari HP
(high-pressure) turbine, IP (intermediate-pressure) turbine dan LP (low-pressure)
turbine.
Turbine & generator memiliki beberapa peralatan pendukung, yaitu lubricating oil
system dan generator cooling system.
Boiler (steam generator) berfungsi untuk mengubah air menjadi uap. Uap bertekanan
sangat tinggi yang dihasilkan boiler dipergunakan untuk memutar turbine. Boiler terbagi
menjadi beberapa sub system, yaitu :
– Boiler house steel structure
– Pressure parts
– Coal system
– Air system
– Boiler cleaning system
Boiler (Steam Generator)
Sesuai dengan namanya, boiler house steel structure adalah bangunan struktur rangka
baja, di mana di dalamnya terpasang semua peralatan steam generator. Bangunan
rangka baja ini tingginya antara 50 m (PLTU kapasitas 65 MW) hingga 100 m (PLTU
kapasitas 600 MW).
Pressure part system adalah bagian utama dari steam generator. Bagian inilah yang
berfungsi untuk mengubah air menjadi uap bertekanan tinggi (superheated steam)
dengan temperatur antara 500 – 600 derajat C.
Air yang disuplai ke boiler, pertama kali masuk ke economizer inlet header, terus
didistribusikan ke economizer elements, berkumpul kembali di eco outlet header lalu
disalurkan ke steam drum. Economizer terletak di dalam backpass area (di bagian
belakang boiler house), sementara steam drum ada di bagian depan roof area.
Dinamakan economizer karena bagian ini berfungsi untuk menaikkan temperatur air
yang baru masuk boiler dengan cara memanfaatkan gas buang dari pembakaran batu
bara di furnace area (combustion chamber). Dengan pemanasan awal di economizer ini
effisiensi ketel uap dapat ditingkatkan.
Akibat pemanasan secara konveksi di daerah furnace dan karena gaya gravitasi, air di
dalam steam drum air mengalami sirkulasi turun ke water wall lower header melalui
pipa downcomers. Dari waterwall lower header air kembali mengalami sirkulasi karena
panas, naik menuju water wall upper header melalui tube-tube water wall panel.
Kemudian dari waterwall upper header air dikembalikan ke steam drum melalui riser
pipes.
Jadi akibat panas pembakaran batu bara air mengalami sirkulasi terus menerus. Sirkulasi
ini menyebabkan air di water wall panel & steam drum sebagian berubah menjadi uap.
Pada PLTU berkapasitas besar, sirkulasi tersebut dibantu oleh Boiler water Circulating
Pump yang terpasang pada pipa downcomers bagian bawah. Sirkulasi yang lebih cepat
akan menyebabkan kecepatan perubahan air menjadi uap juga lebih besar.
Di dalam steam drum terdapat separator yang berfungsi untuk memisahkan uap dari air.
Uap yang sudah dipisahkan tersebut, dari steam drum disalurkan ke roof steam inlet
header yang terhubung ke boiler roof panel. Boiler roof panel ini yang membawa uap ke
belakang menuju backpass panel.
dari backpass panel, uap disalurkan ke Low Temperature Superheater (LTS) yang ada di
dalam backpass area, di atas economizer elements. dari LTS uap disalurkan ke
Intermediate Temperature Superheaters (ITS). Selanjutnya melalui pipa superheater-
desuperheater, uap dibawa ke High Temperature Superheater (HTS) elements untuk
menjalani proses pemanasan terakhir menjadi superheated steam.
ITS dan HTS elements lokasinya berada di dalam furnace (ruang pembakaran batu bara)
bagian atas. Beberapa boiler manufacturers memberikan nama yang berbeda kepada LT,
IT dan HT superheater.
Dari High Temperature Superheater outlet header, superheated steam dengan
temperature 500-600 derajat C dan tekanan sangat tinggi disalurkan ke steam turbine
melalui pipa main steam.
Pada PLTU berkapasitas kecil, uap tersebut masuk ke High Pressure Turbine, terus ke
Low Pressure Turbine dan keluar menuju condenser. Sedangkan pada PLTU
berkapasitas besar, setelah memutar HP turbine uap tersebut dibawa kembali ke boiler
melalui pipa cold reheat.
Di dalam boiler uap tersebut mengalami pemanasan kembali di dalam Reheater
elements. Reheater elements ini biasanya terletak di antara furnace area dan backpass
area.
Setelah mengalami pemanasan kembali, reheated steam disalurkan ke Intermediate
Pressure Turbine melalui pipa Hot Reheat. Setelah memutar Intermediate dan Low
Pressure Turbine, baru uap keluar ke condenser.