laporan kunjungan kerja komisi vi dpr ri ke provinsi …€¦ · mewujudkan ketahanan industri...

24
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI JAWA TENGAH PADA MASA RESES PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2019 2020 21 24 JULI 2020

Upload: others

Post on 18-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI

KE PROVINSI JAWA TENGAH

PADA MASA RESES PERSIDANGAN IV TAHUN SIDANG 2019 – 2020

21 – 24 JULI 2020

Page 2: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

2020

I. PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (MD3), yang telah dilakukan perubahan

terakhir melalui Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2019, dalam melaksanakan

tugas di bidang legislasi, anggaran, dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), DPR RI dapat mengadakan kunjungan kerja sesuai

bidangnya.

Komisi VI DPR RI yang membidangi Perdagangan, Perindustrian, Koperasi

dan UKM, BUMN, dan Investasi bermaksud akan melakukan kunjungan kerja ke

daerah, guna mendapatkan gambaran dan penjelasan yang berhubungan dengan

perkembangan kinerja Pemerintah Daerah, BUMN serta perkembangan sektor

industri tertentu termasuk permasalahan dan kendala yang dihadapi beserta upaya

penyelesaiannya.

B. Susunan Anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI

NO. ANGG. N A M A KETERANGAN

A-189 ARIA BIMA Pimpinan Komisi VI / F. PDIP

A-196 ADISATRYA SURYO SULISTO F.PDIP

A-179 GILANG DHIELAFARAREZ, SH, LL.M F.PDIP

A-208 dr. H. MUFTI A.N. ANAM F.PDIP

A-274 Ir. H.M. IDRIS LAENA F.PG

A-302 NUSRON WAHID F.PG

A-305 H. SINGGIH JANURATMOKO, SKH, MM F.PG

A-115 KHILMI F. GERINDRA

A-128 SUPRATMAN ANDI AGTAS, SH, MH F.GERINDRA

A-21 Drs. H. MOHAMMAD TOHA, S.Sos, M.Si F.PKB

A-25 SITI MUKAROMAH, S.Ag, MAP F.PKB

A-447 AMIN, AK, MM F.PKS

A-472 H. ACH. BAIDOWI, S.Sos, M.Si F.PPP

Page 3: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

2

C. Objek Kunjungan Kerja

Beberapa pihak yang akan terlibat dalam kunjungan reses ini antara lain :

1. PT Phapros (Tbk) yang merupakan anak perusahaan BUMN dalam rangka

mendalami kesiapan industri farmasi dalam menghadapi pandemi Covid-19

dan mewujudkan ketahanan industri farmasi nasional.

2. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) beserta Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah dalam pembahasan dukungan

Pemerintah terhadap sektor UMKM dan Koperasi yang terdampak pandemi

Covid-19 termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat.

3. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) beserta Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Tengah

dalam pembahasan strategi optimalisasi investasi khususnya di masa pandemi

Covid-19.

4. PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero), PT Perkebunan Nusantara

(PTPN) IX, Perum Bulog beserta beberapa Pabrilk Gula (PG) lokal (PG Industri

Gula Nusantara, PG Gendhis Multi Manis, PG Trangkil) serta Asosiasi Petani

Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dalam rangka pembahasan revitalisasi industri

gula nasional.

5. Pemerintah Kabupaten Batang, Badan Koordinasi Penanaman Modal, PT

Kawasan Industri Wijaya Kusuma (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT

Perkebunan Nusantara III Holding (Persero), dan PT Perkebunan Nusantara IX

(Persero) dalam pembahasan pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT)

Batang.

D. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja

Dalam menjalankan fungsi pengawasan, pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang

2019-2020, Komisi VI DPR RI melakukan Kunjungan Reses ke Provinsi Jawa

Tengah pada tanggal 21 Juli 2020 sampai dengan 24 Juli 2020 dengan fokus tujuan

untuk mengetahui kondisi aktual, realisasi, pelaksanaan termasuk permasalahan

dan hambatan beberapa sektor industri tertentu khususnya terkait dengan pandemi

Covid-19 yang memberikan tekanan berat pada beberapa sektor industri dan

BUMN. Beberapa hal yang akan didalami pada saat kunjungan reses antara lain :

1. Kondisi serta kesiapan industri farmasi dalam menghadapi dampak pandemi

Covid-19 serta dalam rangka mewujudkan ketahanan industri farmasi nasional.

2. Revitalisasi industri gula nasional.

3. Program dukungan pelaku sektor UMKM dan Koperasi yang terdampak

pandemi Covid-19 termasuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) selama

masa pandemi Covid-19.

Page 4: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

3

4. Strategi optimalisasi investasi di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.

5. Progres pembangunan kawasan industri strategis (KIT) Batang.

II. INFORMASI KUNJUNGAN KERJA

A. Kesiapan Industri Farmasi Dalam Menangani Pandemi Covid-19 Serta Dalam

Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk)

Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk.

Turut hadir PT Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai

holding PT Phapros Tbk.

Hari, Tanggal Pertemuan Rabu, 22 Juli 2020

Lokasi Pertemuan Kantor dan Pabrik PT Phapros Tbk

Jalan Simongan No.131, Bongsari, Semarang

Jawa Tengah – 50148

Pihak yang Hadir 1. Aria Bima – Pimpinan Komisi VI DPR RI.

2. 12 Anggota Komisi VI DPR RI.

3. Komisaris Utama PT Kimia Farma (Persero)

Tbk., Untung Suseno Sutardjo.

4. Direktur Utama PT Kimia Farma (Persero) Tbk.,

Verdi Budidarmo.

5. Komisaris Independen PT Phapros Tbk., Zainal

Abidin.

6. Direktur Utama PT Phapros Tbk., Hadi Kardoko,

beserta jajaran.

Pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh sektor di Indonesia terutama

pada sektor kesehatan dan farmasi. Dengan kondisi bahwa jumlah penduduk

Indonesia yang terinfeksi dan meninggal dunia semakin meningkat dari hari ke hari,

kebutuhan akan alat penunjang kesehatan seperti rapid tes, vaksin, APD (Alat

Pelindung Diri), masker, vitamin, desinfektan, hand sanitizer menjadi sangat

mendesak dalam upaya pencegahan dan penanganan pandemi Covid-19.

Peran perusahaan di bidang farmasi menjadi sangat penting dalam upaya

penanganan Pandemi Covid-19, terutama dalam memastikan ketersediaan supply

kebutuhan farmasi dan medis lainya. Di sisi lain, anggaran tambahan belanja

kesehatan pemerintah terkait penanganan Covid-19 ini juga menjadi suatu peluang

bagi perusahaan Farmasi dalam rangka meningkatkan kinerja perusahaan.

PT Phapros Tbk merupakan perusahaan farmasi yang bergerak di bidang

pengadaan obat-obatan, bahan baku, alat kesehatan dan pelayanan kesehatan.

Saat ini PT Phapros Tbk merupakan anak perusahaan PT Kimia Farma (Persero)

Tbk. yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan komposisi

Page 5: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

4

kepemilikan saham sebesar 56,77% dimiliki oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk

sementara sisanya dimiliki oleh publik (termasuk karyawan). Grafik berikut

menggambarkan hubungan kepemilikan antara PT Phapros Tbk, PT Kimia Farma

(Persero) Tbk sebagai holding dan beberapa anak perusahaan.

PT Phapros Tbk didirikan tahun 1954 dan memproduksi Antimo (merk

unggulan PT Phapros Tbk) pada tahun 1971. Pada tahun 2019, PT Phapros Tbk

menjadi bagian dari Kimia Farma Group dan pada tahun 2000, Phapros menjadi

perusahaan terbuka.

PT Phapros Tbk memproduksi lebih dari 350 macam obat yang dibagi

menjadi beberapa group yaitu Ethical (obat dengan resep dokter), Generic dan

Over the Counter (obat-obatan yang dijual bebas melalui toko/supermarket). Selain

itu PT Phapros Tbk juga memproduksi alat kesehatan serta dipercaya oleh

perusahaan farmasi lainnya untuk memproduksi obat melalui mekanisme makloon.

Beberapa produk yang terkenal antara lain Antimo, Dextamine, Livron.

Dalam mewujudkan visi perusahaan menjadi perusahaan farmasi terkemuka

yang menghasilkan produk kesehatan terbaiuk yang didukung oleh manajemen

profesional serta kemitraan strategis guna meningkatkan kualitas hidup

masyarakat, PT Phapros Tbk dilengkapi dengan fasilitas berupa 30,000 m2 area

pabrik dengan 48 kantor cabang marketing di seluruh Indonesia. Beberapa

pencapaian PT Phapros Tbk terinci dalam tabel sebagai berikut :

Page 6: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

5

Indikator Pencapaian 2019 Keterangan

Implementasi Kriteria

Penilaian Kinerja

Unggulan (KPKU)

523,25 Good Performance

Skor Perolehan GCG 90,09 Sangat Baik

Tingkat Kesehatan

Perusahaan

80,90 Sehat-AA

Pencapaian SMK3 88,50% Gold

Kinerja PT Phapros Tbk tergambar pada grafik sebagai berikut :

Berdasarkan grafik tersebut di atas, secara umum baik di sisi penjualan

bersih, laba kotor maupun aset, kinerja PT Phapros Tbk mengalami trend

peningkatan dari tahun ke tahun. Namun demikian untuk laba bersih tahun berjalan,

PT Phapros Tbk mengalami penurunan. Sesuai informasi direksi PT Phapros Tbk,

hal tersebut disebabkan peningkatan beban bunga dan investasi atas proyek-

proyek khusus PT Phapros Tbk.

Pada masa pandemi Covid-19, PT Phapros Tbk memiliki peranan dalam

berbagai kegiatan baik preventif, kuratif maupun promotif yang terinci sebagai

berikut :

1. Preventif, yaitu PT Phapros Tbk terlibat dalam tim penanggulangan Covid-19

bersama dengan Kimia Farma Group sejak 16 Maret 2020, memiliki dashboard

supply chain untuk monitoring distribusi obat, vitamin dan alat kesehatan serta

Page 7: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

6

terlibat dalam pemberian edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup

normal baru khususnya untuk kalangan menengah ke bawah.

2. Kuratif, yaitu produksi dan pendistribusian vitamin C, Primaquine dan

Azythromycin.

3. Promotif, yaitu pendistribusian hand sanitizer, desinfektan, Vitamin A & C serta

Becefort (Multivitamin Plus Vit E)

4. Sinergi, yaitu kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Kota

Semarang untuk memberikan bantuan kepada masyarakat (pemberian

sembako, multivitamin, masker dan hand sanitizer), pemberian bantuan

kemitraan bersama dinas sosial Provinsi Jawa Tengah bagi UMKM terdampak

Covid-19, bersama Rumah Sakit serta PMI memberikan bantuan bagi tenaga

medis.

Beberapa strategi kompetitif PT Phapros Tbk di era pandemi Covid-19

sebagai berikut :

1. Fokus pada pareto A produk dan pareto bermarjin tinggi.

2. Pengendalian biaya umum dan administrasi serta biaya pemasaran.

3. Pengendalian BPP (Biaya Pokok Produksi).

4. Pengendalian inventori produk dan bahan.

5. Pengendalian piutang.

6. Penurunan hutang berbunga.

7. Pemanfaatan sinergi dengan KAEF.

Program kerja PT Phapros Tbk yang meliputi program kerja di aspek

produksi, product launching dan pengembangan bisnis sebagai berikut :

Produksi, meliputi program-program sebagai berikut :

1. Automatisasi Line Process Tahap1.

2. Lean Manufacturing Tahap 2.

3. Sinergi Fasilitas Produksi dengan Anak Perusahaan PT Lucas Group dan

Kimia Farma Group.

4. Pengembangan Produk dengan Bahan Baku Aktif buatan Dalam Negeri (Kimia

Farma Sungwun).

5. Penambahan Sertifikasi Jaminan Halal untuk produk Phapros Group.

6. Penerapan TKDN.

Product Launching, meliputi program-program sebagai berikut :

1. Target Launching 12 produk / tahun.

2. Antibiotik Cephalosporin Group.

3. Penetrasi pasar produk Bonefill.

Page 8: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

7

4. Produk Pendukung COVID baik multivitamin ataupun hand sanitizer Phapros

Group.

5. Secret Stem Cell sebagai anti aging.

Pengembangan Bisnis, meliputi program-program sebagai berikut :

1. Peningkatan Ketersediaan Produk di Kimia Farma Apotek seluruh Indonesia

2. Kerjasama supply chain di Kimia Farma Group

3. Pengembangan kit deteksi Kanker Servix

4. Pengembangan produk anestesi gigi

B. Revitalisasi Industri Gula Nasional

Obyek Kunjungan Kerja 1. PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero)

2. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

3. Perum Bulog

4. PG Industri Gula Nusantara

5. PG Gendhis Multi Manis

6. PG Trangkil

7. Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI)

Hari, Tanggal Pertemuan Rabu, 22 Juli 2020

Lokasi Pertemuan Kantor PT Perkebunan Nusantara IX

Jalan Mugas, Kota Semarang

Jawa Tengah, 50243

Pihak yang Hadir 1. Aria Bima – Pimpinan Komisi VI DPR RI.12

Anggota Komisi VI DPR RI.

2. Direktur Produksi (Mahmudi) dan Direktur

Pemasaran (Dwi Sutoro) PT Perkebunan

Nusantara III Holding (Persero).

3. Direktur PT Perkebunan Nusantara III (Persero),

Tio Handoko, beserta jajaran.

4. Direktur PBI Perum Bulog, Bahtiar.

5. Direksi PG Industri Gula Nusantara.

6. Direksi PG Gendhis Multi Manis.

7. Direksi PG Trangkil.

8. Perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat

Indonesia (APTRI)

Di tengah masa pandemi Covid-19, masyarakat Indonesia dihadapkan pada

permasalahan kelangkaan gula serta kenaikan harga gula konsumsi secara drastis.

Page 9: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

8

Hal tersebut seiring dengan penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala

Besar (PSBB) di beberapa daerah di Indonesia.

Naiknya harga gula secara tajam di masa pandemi Covid-19 disebabkan oleh

langkanya pasokan gula rafinasi dan raw sugar sebagai bahan baku pembuat gula

konsumsi. Hal tersebut merupakan dampak dari penyebaran Covid-19 yang

membuat sejumlah negara menutup akses perdagangannya termasuk akses

perdagangan kepada negara mitra pemasok gula rafinasi dan rawsugar ke

Indonesia.

Permasalahan kelangkaan dan mahalnya gula konsumsi nasional

menunjukkan bahwa industri gula nasional belum memiliki ketahanan (masih

tergantung dari bahan baku impor). Lebih lanjut, permasalahan tersebut muncul

akibat persoalan yang lebih krusial yaitu kurang berkembangnya industri hulu gula

nasional yang disebabkan lambatnya proses revitasilasi Pabrik Gula. Hal tersebut

menyebabkan ketidakmampuan industri gula nasional untuk memproduksi

rawsugar dan gula rafinasi sebagai bahan baku gula konsumsi sehingga Indonesia

masih tergantung oleh impor gula.

Secara teknis, permasalahan industri gula nasional dapat dilihat dari sisi on

farm maupun off farm. Di sisi on farm, produktivitas perkebunan tebu ditentukan

oleh kesuburan tanah, ketersediaan tenaga kerja, sistem irigasi dan penerapan

teknologi. Berdasarkan data dari United States Department of Agriculture (USDA)

2018, produktivitas perkebunan tebu di Indonesia hanya mencapai 68,29 ton per

hektar di tahun 2017. Jumlah tersebut lebih rendah daripada negara penghasil gula

lainnya seperti Brazil yang sebesar 68,94 ton per hektar dan India yang sebesar

70,02 ton per hektar dalam periode.

Di sisi off farm, fasilitas produksi pabrik gula (PG) di Indonesia dinilai tidak

memadai. Banyak PG di Indonesia yang berusia sangat tua (lebih dari 100 tahun)

dengan fasilitas/mesin produksi buruk. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat

produktivitas gula yang menyebabkan rendahnya produksi gula nasional. Kondisi ini

menuntut revitalisasi PG beserta sarana produksi segera dilakukan untuk

mendorong peningkatan produksi gula nasional.

Untuk mendalami permasalahan tersebut, pada kunjungan kerja reses komisi

VI DPR RI, dilakukan pertemuan dengan PTPN IX (Persero) untuk mendapatkan

masukan atas permasalahan yang dihadapi industri gula nasional.

PTPN IX (Persero) merupakan BUMN yang dididirikan pada tanggal 11 Maret

1996 yang merupakan peleburan dari PTPN XV – XVI dan PTPN XVIII. Pada tahun

2014, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2014, 905 saham

Pemerintah pada PTPN IX dialihkan ke PTPN III (Persero).

Page 10: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

9

Komoditas utama yang dikelola oleh PTPN IX yaitu Karet, Tebu, Teh dan

Kopi dengan unit kerja sebanyak 15 kebun, 8 pabrik gula, 3 aset pabrik gula

dikerjasamakan, dan 1 unit wisata Agro dan 1 unit produksi serta pemasaran

produk hilir. Seluruh unit tersebar di wilayah provinsi Jawa Tengah.

Khusus untuk unit pabrik gula (PG), dari 8 unit PG, 4 unit beroperasi normal,

2 unit beku operasi sementara serta 2 unit beku operasi permanen. Selain itu ada

3 unit pabrik gula yang dikerjasamakan. Total kapasitas seluruh PG adalah 14.000

TCD dengan rincian sebagai berikut (untuk 4 PG yang beroperasi normal).

Pabrik Gula Kapasitas Keterangan

PG Sragi 3.000 TCD Peralatan pabrik gabungan antara teknologi Belanda dan Jepang. Banyak peralatan proses yang memerlukan pembaharuan dan direncanakan pada tahun 2021 akan dilakukan revitalisasi fasilitas produksi.

PG Rendeng 4.000 TCD Memerlukan proses revitalisasi, penggantian peralatan baru, dan penambahan kapasitas. Saat ini masih dalam penyelesaian konstruksi dan persiapan commissioning. Kontraktor pelaksana adalah konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan PT Barata Indonesia (Persero) dengan progress sbb: Progress fisik sd saat ini sebesar 99,03%. Progress pembayaran sd saat ini sebesar

Rp 202,30 Miliar (sebesar 90% dari anggaran PG Rendeng).

PG Mojo 4.000 TCD Memerlukan proses revitalisasi, penggantian peralatan baru, dan penambahan kapasitas. Saat ini masih dalam penyelesaian konstruksi dan persiapan commissioning. Kontraktor pelaksana adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan progress sbb : Progress fisik sd saat ini sebesar 97,75%. Progress pembayaran sd saat ini sebesar

Rp 202,41 Miliar (sebesar 90% dari anggaran PG Mojo).

PG Tasikmadu 3.000 TCD Pabrik melaksanakan proyek terakhir di tahun 2007-2008 dengan mengubah sistem pemurnian karbonasi menjadi proses sulfitasi.

Berdasarkan tabel tersebut di atas, PTPN IX menyampaikan bahwa kunci

untuk meningkatkan produktivitas PG adalah dengan melakukan revitalisasi (yang

saat ini sudah dilaksanakan oleh PTPN IX) melalui penerapan teknologi mekanisasi

secara berkelanjutan (semi menuju full mekanisasi).

Selain itu, PTPN IX juga menyampaikan permasalahan di sisi on farm (tingkat

perkebunan) khususnya dalam hal pemenuhan bahan baku sebagai berikut :

1. Penurunan luas areal TS dan TR.

Page 11: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

10

2. Biaya tenaga kerja, sewa lahan semakin meningkat yang tidak diimbangi

dengan peningkatan harga gula.

3. Rendahnya capaian rendemen.

4. Persaingan perolehan bahan baku tebu karena jumlah bahan baku tebu yang

tersedia tidak sebanding dengan kapasitas giling PG yang ada.

5. Rendahnya produktivitas tebu per hektar.

Dukungan yang diharapkan dari pemerintah terkait dengan revitalisasi

industri gula nasional antara lain :

1. Perbaikan pabrik gula secara komprehensif (peningkatan efisiensi pabrik gula).

2. Dukungan untuk pembangunan on farm dengan menyediakan lahan agar

dapat ditanami tebu baik (HGU/Lahan Bengkok) dengan skema kemitraan

ataupun KSO.

3. Adanya zonasi wilayah binaan pabrik gula sehingga tidak terjadi persaingan

bahan baku tebu yang tidak sehat.

4. Bantuan pemerintah dalam penyediaan bibit unggul, saprodi dan alsintan serta

sarana irigasi.

5. Adanya proteksi harga gula dari Pemerintah.

Selain menerima masukan dari PTPN IX, Komisi VI DPR RI juga menerima

masukan dari perwakilan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dimana

masukan-masukan yang disampaikan sebagai berikut :

1. Petani tebu mengalami kerugian karena pada saat panen harga gula jatuh. Hal

tersebut disebabkan oleh kebijakan penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)

dari Pemerintah yang dirasa terlalu rendah. Selain itu HET tersebut sudah lama

tidak dilakukan peninjauan ulang sehingga diperlukan review untuk mengikuti

perkembangan saat ini. Diharapkan harga jual gula mampu menutup ongkos

produksi sehingga membantu kesejahteraan Petani tebu.

2. Perum Bulog diharapkan mampu berperan menjaga stabilitas harga gula

nasional misal dengan tidak melepas stok gula ke pasaran dengan harga yang

murah/rendah.

3. Sehubungan dengan pembubaran Dewan Gula Indonesia, saat ini petani tebu

tidak memiliki forum untuk berdiskusi dan menyampaikan permasalahan

seputar pertanian tebu dan industri gula nasional.

4. Pabrik-pabrik milik PTPN kalah bersaing dengan pabrik swasta sehingga

diharapkan pemerintah mampu mendukung pembangunan/revitalisasi pabrik

gula milik PTPN.

Sementara itu perwakilan PG Swasta (PG Gendhis Multi Manis, PG Trangkil,

PG Industri Gula Nusantara) menyampaikan masukan sebagai berikut :

Page 12: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

11

1. Proses revitalisasi pabrik gula harus diimbangi dengan kontinuitas supply

bahan baku tebu. Perhatian harus seimbang antara sisi on farm dan off farm

sehingga para petani lebih termotivasi menanam tebu dan pasokan tebu untuk

industri gula dapat terjamin.

2. Ada keterbatasan petani tebu dalam mengakses pendanaan bank seperti KUR

yaitu dalam hal limit serta frekuensi kredit yang terbatas. Diharapkan ada

dukungan kepada petani untuk kemudahan mengakses KUR.

C. Dukungan Pemerintah Terhadap Sektor UMKM dan Optimalisasi Investasi di

Tengah Pandemi Covid-19

Obyek Kunjungan Kerja 1. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah (UKM)

2. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah

3. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

4. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa

Tengah

Hari, Tanggal Pertemuan Rabu, 22 Juli 2020

Lokasi Pertemuan Kantor PT Perkebunan Nusantara IX

Jalan Mugas, Kota Semarang

Jawa Tengah, 50243

Pihak yang Hadir 1. Aria Bima – Pimpinan Komisi VI DPR RI.

2. 12 Anggota Komisi VI DPR RI.

3. Perwakilan Kementerian Koperasi dan Usaha

Kecil Menengah, Deputi Restrukturisasi Usaha,

Eddy Satriya beserta jajaran.

4. Perwakilan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi

Jawa Tengah

5. Perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal

(Direktur Wilayah I, Agus Joko Saptono dan

Direktur Wilayah III, Aries Indanarto).

6. Perwakilan Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Provinsi Jawa Tengah.

Page 13: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

12

Dukungan Terhadap Sektor UMKM dan Koperasi Terdampak Pandemi Covid-

19

Selain dampak di bidang kesehatan, pandemi virus Covid-19 juga berdampak

pada seluruh sektor ekonomi di Indonesia. Pandemi Covid-19 memberikan tekanan

yang cukup besar pada perekonomian nasional yang berdampak pada perlambatan

ekonomi. Salah satu sektor yang terdampak paling berat oleh pandemi Covid-19

adalah industri-industri berskala kecil atau lebih dikenal dengan istilah Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM).

UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terdampak atas kondisi pandemi

Covid-19 mengingat nature usaha UMKM yang lebih bersifat harian dan sangat

dipengaruhi oleh permintaan pembeli. Saat ini, secara umum masyarakat Indonesia

sebagai pembeli/konsumen sektor UMKM mengalami penurunan daya beli yang

secara langsung berdampak pada penurunan permintaan produk UMKM.

Atas dasar permasalahan yang dihadapi oleh sektor UMKM tersebut,

Pemerintah perlu melakukan langkah strategis dalam rangka meminimalisasi

dampak pandemi Covid-19 melalui berbagai macam program stimulus terhadap

sektor UMKM termasuk mendorong lembaga keuangan perbankan dan non bank

untuk memberikan relaksasi terhadap pelaku UMKM yang mengalami kesulitan

pembayaran kewajiban kredit selama masa pandemi Covid-19.

Kementerian Koperasi dan UKM menyampaikan bahwa selama masa Pandemi

Covid-19 telah dilakukan pendataan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh

sektor UMKM di Indonesia. Total sampel sampai dengan 10 Juni 2020 adalah

sebanyak 195.099 UMKM. Permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM antara

lain penurunan permintaan/penjualan (23,10%), distribusi yang terhambat

(19,50%), dan permodalan (19,45%). Sementara itu sektor usaha paling terdampak

antara lain penyedia akomodasi, dan makan minum (35,88%), pedagang besar dan

eceran (23,33%) serta industri pengolahan (17,83%).

Dukungan pemerintah terhadap sektor UMKM yang terdampak meliputi

kebijakan-kebijakan sebagai berikut :

1. Penundaan dan Subsidi Bunga bagi UMKM yang mendapat kredit dari

Lembaga keuangan;

2. Penjaminan Kredit Modal Kerja Baru;

3. Penempatan dana di Lembaga keuangan yang melakukan restrukturisasi

kredit UMKM;

4. PPh final sebesar 0,5 % ditanggung pemerintah bagi UMKM yang memiliki

peredaran bruto (omzet) sampai dengan Rp 4,8 Miliar dalam satu tahun pajak

Page 14: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

13

(PMK Nomor 44/PMK.03/2020 Tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak

Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019)

5. Arahan kepada Kementerian/Lembaga, Daerah dan BUMN untuk menjadi off

taker produkUMKM.

Kendala yang dihadapi dalam rangka pemberian dukungan kepada UMKM

terdampak pandemi Covid-19 antara lain :

1. Terdapat banyak debitur yang terdampak dan mengajukan permohonan

restrukturisasi dalam waktu yang bersamaan sehingga tidak proporsional

dengan jumlah pengawai yang menangani.

2. Proses administrasi restrukturisasi yang terhambat sehubungan dengan

kebijakan PSBB yang telah ditetapkan, khususnya terhadap debitur yang

berstatus ODP, PDP, dan positif COVID-19.

Sementara itu, saat ini, banyak permasalahan yang dihadapi oleh Koperasi di

Indonesia khususnya Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Oleh karena itu, Kementerian

Koperasi dan UKM perlu melakukan pengawas yang ketat terhadap sektor koperasi

di Indonesia melalui langkah kebijakan sebagai berikut :

1. Konsolidasi sumber daya, aparat dan instrumen pendukung. Hal ini dimaksud

dengan sumber daya yang terbatas, dapat dioptimalkan pelaksanaan

pengawasan.

2. Review peraturan yang mengatur tugas dan fungsi Pengawasan Koperasi.

3. Peningkatan kerjasama dan koordinasi dengan OJK, PPATK, dan aparat

penegak hukum.

4. Mendukung langkah Kepolisian untuk mengusut tuntas praktik Koperasi yang

sedang bermasalah dengan kasus hukum.

Optimalisasi Investasi di Tengah Pandemi Covid-19

Dampak wabah virus Corona (Covid-19) tidak hanya merugikan sisi

kesehatan namun turut mempengaruhi perekonomian negara-negara di seluruh

dunia, tidak terkecuali Indonesia. Ekonomi global dipastikan melambat dan hal

tersebut akan berdampak pada sektor-sektor ekonomi yang lain.

Salah satu bidang yang terdampak oleh Pandemi Covid-19 di Indonesia

adalah investasi. Dampak tersebut dapat terlihat terutama dari penurunan investasi

asing atau Foreign Direct Investment (FDI) mengingat Covid-19 juga

mempengaruhi perekonomian negara-negara di dunia dimana beberapa

diantaranya adalah negara-negara investor utama di Indonesia.

Selain di sisi investasi asing, investasi dari perusahaan dalam negeri juga

menghadapi masalah emngingat banyak perusahaan yang terdampak berat oleh

Page 15: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

14

pandemi Covid-19. Lebih lanjut, kondisi pandemi Covid-19 memicu adanya

pergeseran pemetaan industri nasional dimana banyak perusahaan yang

mengalihfungsikan fasilitas yang dimiliki untuk memproduksi barang-barang yang

dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 antara lain masker, Alat Pelindung Diri

dll. Hal tersebut perlu menjadi perhatian Pemerintah agar proses perizinan

perusahaan baru di bidang farmasi dan kesehatan maupun perusahaan eksisting

yang mengkonversi kegiatan produksinya ke alat-alat di bidang kesehatan dan

farmasi menjadi lebih mudah.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai lembaga yang

memiliki tanggung jawab utama terhadap investasi di Indonesia perlu melakukan

langkah-langkah strategis dalam rangka meminimalisasi dampak pandemi Covid-19

terhadap iklim maupun kegiatan berinvestasi di Indonesia.

Sesuai hasil pertemuan dengan BKPM pada tempat dan waktu sesuai

disebutkan di atas, disampaikan bahwa berdasarkan data capaian realisasi

investasi per tanggal 20 Juli 2020, realisasi investasi triwulan II mencapai sebesar

Rp 191,9 Triliun dengan pertumbuhan YoY sebesar -4,3% dan QoQ sebesar -8,9%.

Data tersebut terdiri dari PMA sebesar Rp. 97,6 Triliun (presentase 50,9%) dengan

pertumbuhan YoY sebesar -6,9% dan QoQ sebesar -0.4%, sedangkan capaian

untuk PMDN sebesar Rp 94,3 T (presentase 49,1%) dengan pertumbuhan YoY

sebesar -1,4% dan QoQ sebesar -16,3%.

Berdasarkan data tersebut di atas, capaian realisasi investasi pada Semester

I 2020 jika dibandingkan dengan target 2020 (sesuai dengan surat Kepala

BKPM/A.1/2020 tanggal 16 April 2020 dan surat Bappenas ke BKPM No

B.265/M.PPN/D1/PP.03.02/04/2020 tanggal 24 April 2020) adalah sebesar Rp402,6

Triliun atau sebesar 49,3% dari total target tahun 2020 sebesar Rp 817,2 Triliun.

BKPM saat ini juga sedang menangani penyelesaian permasalahan

perusahaan-perusahaan dengan nilai investasi besar yang mangkrak dengan total

potensi realisasi sebesar Rp 708 Triliun yang saat ini progressnya sudah

terselesaikan sebesar ± Rp 410 Trilun. Untuk mewujudkan hal tersebut BKPM juga

menginisiasi beberapa strategi kongkrit guna mendukung percepatan penyelesaian

permasalahan tersebut diantaranya adalah dengan memberikan Layanan Fasilitasi

Realisasi Investasi selama masa pandemic Covid-19 yang terdiri dari:

1) Operasional perusahaan, melalui optimalisasi fasilitas bagi perusahaan yang

melakukan percepatan pembangunan dan operasional kegiatan usaha melalui

penerbitan surat dukungan kepada perusahaan dengan tetap memperhatikan

protokol Covid-19;

Page 16: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

15

2) Rekomendasi Visa untuk Pimpinan Perusahaan, melalui pemberian

rekomendasi bagi kunjungan pimpinan perusahaan PMA dalam rangka

penjajakan/relokasi industri dan operasional perusahaan untuk mendapatkan

izin masuk/visa kunjungan selama pemberlakuan PSBB;

3) Rekomendasi Visa untuk TKA Ahli, melalui pemberian rekomendasi bagi TKA

ahli yang akan masuk dalam rangka realisasi/pelaksanaan penanaman modal;

4) Pengawalan realisasi investasi eksisting, melalui kunjungan ke perusahaan

dan industri (misalnya mengunjungi Hyundai dan Kawasan Berikat) untuk

memacu investasi eksisting tetap berjalan dan juga investasi yang akan

ekspansi bisa terfasilitasi insentif fiskalnya;

5) Optimalisasi pelayanan perizinan berusaha, melalui pemberian pelayanan

perizinan berusaha di tengah Pandemi Covid-19. Rata-rata perizinan berusaha

yang diterbitkan selama Pandemi Covid-19 baik online maupun offline

sebanyak 4000-5000 izin per hari.

Dalam rangka memastikan investasi yang sudah dilaksanakan dapat terus

berjalan baik untuk investor asing dan dalam negeri, BKPM melakukan langkah

langkah sebagai berikut:

1) Eksekusi realisasi investasi proyek besar berupa pengawalan investasi mulai

dari tahap perizinan hingga penyelesaian permasalahan di lapangan.

2) Berkoordinasi dengan Kementerian/Lembaga dalam rangka memfasilitasi

hambatan-hambatan yang dialami perusahaan khususnya di tengah pandemi

Covid-19.

3) Melakukan kerjasama melalui MoU dengan Kementerian/Lembaga, BUMN,

Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung dalam upaya menjaga iklim investasi

tetap kondusif.

4) Koordinasi antar lembaga dan para stakeholder.

D. Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang

Obyek Kunjungan Kerja Pemerintah Kabupaten Batang

PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero)

PT PP (Persero) Tbk.

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Hari, Tanggal Pertemuan Kamis, 23 Juli 2020

Page 17: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

16

Lokasi Pertemuan Pendopo Kabupaten Batang

Jawa Tengah

Pihak yang Hadir 1. Aria Bima – Pimpinan Komisi VI DPR RI.

2. 12 Anggota Komisi VI DPR RI.

3. Bupati Batang, Wihaji S.Ag., M.Pd. beserta

jajaran.

4. Direktur Utama PT Kawasan Industri

Wijayakusuma, Rachmadi Nugroho beserta

jajaran.

5. Direktur Strategi Korporasi & HCM PT PP

(Persero) Tbk, Yul Ari Pramuharjo, beserta

jajaran.

6. Direktur Produksi (Mahmudi) dan Direktur

Pemasaran (Dwi Sutoro) PT Perkebunan

Nusantara III Holding (Persero).

7. Direktur PT Perkebunan Nusantara III (Persero),

Tio Handoko, beserta jajaran.

8. Perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal

(Direktur Wilayah I, Agus Joko Saptono dan

Direktur Wilayah III, Aries Indanarto).

9. Kepala Dinas Instansi Terkait Provinsi Jawa

Tengah.

Dalam rangka pengembangan ekonomi nasional melalui kegiatan investasi,

Pemerintah RI melakukan pengembangan kawasan industri baru yaitu Kawasan

Industri Terpadu (KIT) batang yang berlokasi di kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Lokasi KIT di Kabupaten Batang dinilai cukup strategis mengingat secara geografis,

Kabupaten Batang berdekatan dengan Semarang yang memiliki akses Bandara

Internasional dan Pelabuhan Kapal. Rencana pengembangan KIT Batang

tergambar sebagai berikut :

Page 18: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

17

KIT Batang dibangun di area milik PTPN IX dengan luas sekitar 4300 hektar.

Pembangunan akan dibagi menjadi dua tahap yaitu :

1. Tahap I sebesar 450 Hektar

2. Tahap II dan selanjutnya sampai dengan seluruh luas wilayah yaitu 4300

Hektar.

Direncanakan akan ada beberapa perusahaan multinasional yang akan

menempati KIT Batang. Hal tersebut sebagai dampak kebijakan beberapa negara

seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat yang akan merelokasi

fasilitas pabriknya dari Tiongkok ke negara lain, salah satunya Indonesia.

Skema kerjasama KIT Batang berupa Joint Venture (JV) yang melibatkan

beberapa BUMN dan Pemerintah Daerah sebagai berikut :

Peserta Joint Venture Prosentase Kepemilikan

Keterangan

PT PP (Persero) Tbk 35% Konstruksi dan Investasi

PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero)

30% Pengelolaan dan Investasi

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero)

25% Pemegang Hak Atas Tanah

Pemerintah Kabupaten Batang 10% Menunggu Konfirmasi

Kelebihan KIT Batang sebagai berikut :

1. Terletak di sisi utara Tol Trans Jawa, mempermudah akses ke Kawasan

Industri.

2. Dilalui jalur kereta api dan berpotensi menjadi Dry Port.

3. Berbatasan langsung dengan pantai utara Jawa.

4. Berpotensi dilengkapi dengan PLTU Batang 2 x 1000 MW (selesai 2020) dan

PLTS 50 MW di area kabupaten Batang.

Page 19: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

18

5. Dilengkapi dengan perencanaan Transit Oriented Development (TOD) oleh

Pemkab Batang.

III. CATATAN DAN REKOMENDASI

Dari pertemuan yang dilakukan kepada seluruh mitra pada saat pelaksanaan

kunjungan kerja reses ini, ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian mitra

atau BUMN yang diundang dalam pertemuan. Catatan tersebut antara lain adalah

sebagai berikut:

A. Terkait Kesiapan Industri Farmasi Dalam Menangani Pandemi Covid-19 Serta

Dalam Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional

1. Dari total kebutuhan sektor farmasi nasional, baru sekitar 8% yang dipenuhi

oleh industri nasional (sisanya masih impor). Hal ini harus menjadi perhatian

perusahaan farmasi nasional (khususnya BUMN dan anak perusahaan) untuk

mampu mewujudkan ketahanan industri farmasi nasional dengan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia di Indonesia.

2. BKPM diharapkan mampu mendorong investasi di bidang farmasi mengingat

industri farmasi sangat vital khususnya di masa pandemi Covid-19.

3. Industri farmasi memerlukan kegiatan riset dengan alokasi biaya yang sangat

besar mengingat riset sangat penting di industri ini. BUMN Farmasi dan anak

perusahaan (PT Phapros Tbk) perlu memperhatikan hal ini dalam rangka

pelaksanaan riset beserta alokasi biayanya.

4. BUMN Farmasi dan anak perusahaan (PT Phapros Tbk) harus mampu

meningkatkan daya saing dengan perusahaan farmasi swasta dengan

melakukan langkah inovasi.

5. BUMN Farmasi dan anak perusahaan (PT Phapros Tbk) diharapkan

memperhatikan kebijakan harga (pricing) di tengah masa pandemi Covid-19

mengingat masyarakat mengalami penurunan daya beli sehingga diharapkan

harga obat dapat terjangkau oleh masyarakat secara umum.

6. BUMN Farmasi dan anak perusahaan (PT Phapros Tbk) diharapkan menjadi

pelopor atas standarisasi harga obat nasional dan memastikan keterbukaan

atas harga obat kepada masyarakat.

B. Terkait Revitalisasi Industri Gula Nasional

1. Terkait dengan kontinuitas bahan baku gula, petani tebu harus diberikan

motivasi untuk terus menanam tebu (tidak dialihkan ke komoditas lainnya)

sehingga pasokan bahan baku industri gula nasional dapat terjamin.

Page 20: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

19

2. PTPN harus melakukan revitalisasi pabrik gula dalam rangka meningkatkan

produktivitasnya. Dana revitalisasi tersebut salah satunya dapat bersumber

dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

3. PTPN didorong untuk melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah

khususnya untuk penggunaan lahan milik Pemda dalam rangka pengusahaan

perkebunan tebu dan sektor pendukung industri gula.

4. Produsen gula harus memperhatikan kualitas gula yang sesuai dengan SNI.

5. Untuk importir gula (PTPN, Perum Bulog dan PG Swasta) harus mendapatkan

kepastian kuota impor gula sejak awal tahun.

C. Terkait Dukungan Terhadap Sektor UMKM dan Koperasi Terdampak Pandemi

Covid-19

1. Kementerian Koperasi dan UKM (berkoordinasi dengan lembaga keuangan

bank dan non bank) harus mengupayakan simplifikasi proses restrukturisasi

kredit pelaku UMKM yang saat ini masih dirasa sangat rumit dalam rangka

mendukung sektor UMKM yang terdampak pandemi Covid-19.

2. Kementerian Koperasi dan UKM harus benar-benar memikirkan solusi dan

strategi untuk menyelesaikan permasalahan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

dimana saat ini, banyak KSP di Indonesia yang bermasalah.

D. Terkait Optimalisasi Investasi di Tengah Pandemi Covid-19

1. BKPM harus mendukung investor yang sudah masuk ke Indonesia dengan

memastikan ketersediaan bahan baku.

2. BKPM dan DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah (berkoordinasi dengan

Pemerintah Daerah setempat dan lembaga/instansi terkait) harus memastikan

secara keseluruhan perencanaan pembangunan Kawasan Industri Terpadu

Batang (keamanan, perlindungan, perizinan, aspek hukum, operasional,

pengelolaan limbah dll).

E. Terkait Pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang

1. Pembangunan KIT Batang harus memperhatikan aspek buruh (hunian,

pendidikan dll) sehingga KIT Batang nantinya tidak menjadi kawasan industri

yang kumuh karena tidak memperhatikan kesejahteraan buruh.

2. Pembangunan KIT Batang diharapkan tidak menyebabkan adanya

kesenjangan dengan penduduk setempat. Hal tersebut dapat diatasi dengan

penyediaan sarana pendidikan vokasi kepada masyarakat setempat.

3. Pembangunan KIT Batang harus memperhatikan rancangan cluster industri

yang terintergrasi (bahan baku – bahan setengah jadi – bahan jadi) sehingga

Page 21: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

20

ongkos produksi dapat ditekan yang berdampak pada daya saing harga

produk.

4. BKPM harus menyusun strategi dalam memasarkan KIT Batang dan

menyusun langkah strategi serta mitigasi apabila KIT Batang tidak mampu

mendatangkan investor.

5. Pembangunan KIT Batang harus tetap memperhatikan aspek lingkungan

sehingga diharapkan akan ada kawasan industri yang berlokasi ditengah lahan

hijau (tidak kumuh dan panas).

Dari berbagai data dan informasi, serta catatan yang diperoleh pada saat

pelaksanaan kunjungan, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Komisi VI DPR

RI, antara lain:

1. Komisi VI DPR RI mendorong BUMN Farmasi dan anak perusahaannya, salah

satunya PT Phapros Tbk, untuk berperan secara aktif dalam mewujudkan

ketahanan industri farmasi nasional dengan semakin mengembangkan industri

farmasi dalam negeri serta meningkatkan penggunaan bahan baku lokal.

2. Komisi VI DPR RI mendorong PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero) dan

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) untuk melakukan revitalisasi pabrik gula

yang dimiliki dalam rangka mendorong produktivitas pabrik gula.

3. Komisi VI DPR RI menerima masukan dari Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia

(APTRI) terkait langkah-langkah peningkatan industri gula nasional khususnya

terkait penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET) gula serta akan menyampaikan

masukan tersebut kepada Kementerian Perdagangan serta Kementerian/Lembaga

terkait pada rapat-rapat Komisi VI DPR RI selanjutnya.

4. Komisi VI DPR RI mendorong Kementerian Koperasi dan UKM beserta Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah untuk meningkatkan pengawasan

terhadap Koperasi Simpan Pinjam yang saat ini mengalami banyak permasalahan

di masyarakat.

5. Komisi VI DPR RI mendorong Kementerian Koperasi dan UKM beserta Dinas

Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah untuk memperluas dan mendukung

proses restrukturisasi nasabah kredit dari sektor UMKM yang terdampak pandemi

Covid-19.

6. Komisi VI DPR RI mendorong Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

beserta Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)

Provinsi Jawa Tengah untuk melakukan penyederhanaan dan peningkatan

kemudahan proses perizinan investasi dalam rangka meningkatkan iklim

berinvestasi di Indonesia pada umumnya dan Provinsi Jawa tengah pada

khususnya.

Page 22: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

21

7. Komisi VI DPR RI mendukung pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT)

Batang dengan memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :

a. Cluster industri yang terintegrasi dalam rangka menekan biaya produksi.

b. Pembangunan yang memperhatikan seluruh stakeholder khususnya

perencanaan untuk buruh.

c. Pembangunan yang berwawasan lingkungan.

d. Pembangunan yang meminimalisasi kesenjangan dengan masyarakat lokal

dengan penyediaan fasilitas pendidikan vokasi yang memadai.

8. Komisi VI DPR RI perlu menyampaikan berbagai catatan yang telah diperoleh

selama kunjungan untuk disampaikan kepada Kementerian/Lembaga terkait agar

dilaksanakan sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya menurut aturan

perundang-undangan yang berlaku.

IV. PENUTUP

Demikian laporan kunjungan kerja Komisi VI DPR RI ke Provinsi Jawa Tengah

pada masa Reses Persidangan IV Tahun Sidang 2019-2020. Kami mengharapkan

berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam laporan ini dapat menjadi bahan

pertimbangan serta ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VI DPR RI.

Jakarta, 27 Juli 2020

Ketua Tim Kunker Komisi VI DPR RI

Ke Provinsi Jawa Tengah

TTD.

Aria Bima A-189

Page 23: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

22

V. LAMPIRAN

Komisi VI DPR RI bersama PT Kimia Farma (Persero) Tbk dan PT Phapros Tbk

dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI M.S. IV ke Provinsi Jawa Tengah

Rapat Komisi VI DPR RI bersama PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero),

PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), Perum BULOG, PG Industri Gula

Nusantara, PG Gendhis Multi Manis, PG Trangkil, dan Perwakilan Asosiasi Petani

Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI

M.S. IV ke Provinsi Jawa Tengah

Page 24: LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VI DPR RI KE PROVINSI …€¦ · Mewujudkan Ketahanan Industri Farmasi Nasional (PT Phapros Tbk) Obyek Kunjungan Kerja PT Phapros Tbk. Turut hadir

23

Komisi VI DPR RI bersama Bupati Batang beserta Jajaran, PT Kawasan Industri

Wijayakusuma (Persero), PT PP (Persero) Tbk, PT Perkebunan Nusantara IX

(Persero), PT Perkebunan Nusantara III Holding (Persero), Badan Koordinasi

Penanaman Modal dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DP RI M.S. IV ke

Provinsi Jawa Tengah

Rapat Komisi VI DPR RI bersama Kementerian Koperasi dan UKM, Dinas Koperasi

dan UKM Provinsi Jawa tengah, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM),

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi

Jawa Tengah dalam Kunjungan Kerja Reses Komisi VI DPR RI M.S. IV ke Provinsi

Jawa Tengah