laporan koloni mikrobio

Upload: dhedhew-dewinta-febriyanti-4612

Post on 30-Oct-2015

293 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGIISOLASI DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERIOlehEvantyAndriani Agnes ( 103112620150041 )Nur Hani (103112620150025)

Aji Akbar Bishari (103112620150028)

DewintaFebriyanti (103112620150033)

T. Abdul Hafizt (1031126201500)

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2013ISOLASI DAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

I. TUJUAN PRAKTIKUM Isolasi Bakteri

Mempelajari teknik memindahkan kultur murni, membuat pemisahan bakteri untuk mendapatkan koloni tunggal bakteri dan isolasi bakteri dari berbagai sumber untuk mendapatkan kultur tunggal bakteri.

Morfologi Koloni

Mengenal berbagai macam bentuk koloni bakteri dan mendeterminasi karakteristik morfologi bakteri.

II. TEORI SINGKAT

A. TEKNIK PENGENCERAN SUSPENSI BAKTERI

Pengenceran suspense bakteri dari sampel/ sumber isolate dari lingkungan dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat terhitung. Seperti yang telah diketahui bahwa dalam sampel lingkungan komunitas bakteri berada dalam kuantitas yang sangat melimpah. Selain mendapatkan kuantitas yang dapat terhitung, pengenceran suspense bakteri dari sampel/ sumber isolate dari alam juga diperlukan dalam rangka memudahkan dalam pengamatan koloni, terutama dalam kegiatan bertahap pemurnian isolat (sub-kultur). Koloni yang tumbuh terpisah dalam kuantitas yang dapat dihitung memudahkan peneliti untuk memilih koloni yang akan dipisahkan (disub-kultur). Pengenceran suspense bakteri dari sampel/ sumber isolate dari lingkungan pada umumnya dilakukan dengan teknik pengenceran berseri (series of dilution).

B. ISOLASI BAKTERI DARI SUATU CAMPURAN Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikroba dijumpai sebagai satu spesies tunggal di alam. Untuk mencirikan dan mengidentifikasikan suatus spesies mikroorganisme tertentu, pertama-tama spesies tersebut harus dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni ialah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal. Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya (sutedjo, 1996).Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikroorganisme antara lain: cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator (Pleczar, 1986).Tetapi, yang paling sering digunakan adalah metode cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya.Metodecawan gores atau streak platemenggunakanloopose dan menggoreskannya kepermukaan medium agar dengan polar tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempelkan medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.

Gambar 2.1 Metode Cawan GoresMetode cawan tuang atau pour platedilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspense bakteri dengan medium agar padasuhu 50C kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspense pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.

Gambar 2.2 Metode Cawan TuangMetode sebar atauspread platedilakukan dengan menyemprotkan suspense keatas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal.Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni.

Metode Micromanipulator dilakukan dengan mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikromanupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011).Menurut Admin (2008), terdapat berbagai cara untuk mengisolasi mikroba yakni :

1)Isolasi pada cawan

Prinsip pada metode isolasi pada cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organism lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada cawan, yaitu :metode gores kuadran dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran , bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari setiap sel. Metode agar tuang berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tunag menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan, pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan.

2)Isolasi pada medium cair

Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar .

3)Isolasi sel tunggal

Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besaryang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair, sel microorganism dilihat dengan menggunakan pembesaran sekitar 100 X, kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus atau pun micromanipulator yang dilakukan secara aseptik.A. MORFOLOGI BAKTERIBakteri dapat ditumbuhkan dalam suatu medium agar dan akan membentuk penampakan berupa koloni. Koloni sel bakteri merupakan sekelompok masa sel yang dapat dilihat dengan mata langsung. Semua sel dalam koloni itu sama dan dianggap semua sel itu merupakan keturunan (progeny) satu mikroorganisme dan karena itu mewakili sebagai biakan murni. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Koloni bakteri dapat berbentuk bulat, tak beraturan dengan permukaan cembung, cekung atau datar serta tepi koloni rata atau bergelombang dsb. Pada medium agar miring penampakan koloni bakteri ada yang serupa benang (filamen), menyebar, serupa akar dan sebagainya.

Gambar 2.3 Penampakan koloni bakteri pada cawan agar (Sumber :Cappucino, 1987)

Berdasarkan bentuknya, maka bakteri itu dapat dibagi atas tiga golongan (Ratna, 1985):

a. Basil (dari bacillus) berbentuk serupa tongkat pendek, silindris. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil, bergandengan dua-dua disebut diplobasil atau terlepas satu sama lain.

b. Kokus (dari coccus) adalah bakteri yang bentuknya serupa dengan bola-bola kecil. Bentuk kokus ini ada yang bergandengan panjang yang serupa dengan tali leher disebut streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua disebut diplokokus, ada yang mengelompok empat disebut tetrakokus, yang bentuknya mengelompok merupakan untaian disebut stafilakokus, sedangkan kokus yang mengelompok serupa kubus disebut sarsina.Spiril (dari spirillum) adalah baktrei yang bengkok atau berbengko-bengkok serupa spiral. Golongan ini paling sedikit ditemukan dibandingkan dengan golongan kokus maupun golongan basil.Menurut Dwidjoseputro (2003) faktor lingkungan yang mempengaruhi morfologi koloni bakteri diantaranya temperatur, pH, dan oksigen bebas. Benson (2002) menjelaskan lebih jauh bahwa temperatur mempengaruhi aktifitas enzim suatu bakteri. Reaksi enzimatis akan maksimum pada temperatur optimum. Di bawah temperatur minimum dan di atas maksimum enzim menjadi tidak aktif. Seperti halnya dengan temperatur, pH akan bekerja lebih baik pada nilai optimum. Nilai ini berlaku jika faktor lingkungan lainnya relatif konstan seperti komposisi medium, temperatur inkubasi dan tekanan osmotik. Konsentrasi ion hidrogen akan membatasi aktifitas enzim pada organisme untuk mampu mensintesis protoplasma baru (Benson, 2002).Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.2. Sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar.3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis.Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan setelah diinkubasikan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990).III. METODOLOGI

ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada praktikum isolasi dan morfologi koloni bakteri antara lain: Gelas Beaker 25 mL, Jarum inokulasi berujung bulat, Label nama, Lampu spirtus, Tabung reaksi steril dengan kapas. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain: NA miring steril atau NB steril, Kultur murni bakteri Pseudomonas S.aereus, Medium PDA agar, sampel dari tanah dan air, Sumber bakteri di udara, Larutan fisiologis steril.CARA KERJA

A. Teknik pemindahan biakan

1. Nama mikroba dan tanggal inokulasi ditulis pada label dan ditempel pada tabung.

2. Kedua tabung dipegang dengan posisi seperti V.

3. Jarum inokulasi dibakar hingga membara.

4. Jarum inokulasi dipegang sambil tutup tabung dibuka.

5. Mulut tabung dipanaskan dengan melewatkan di atas nyala api.

6. Biakan dipindahkan dari biakan padat ke biakan cair atau sebaliknya. Biakan yang diambil adalah cuplikan.

7. Mulut tabung dipanaskan kembali.

8. Kemudian tabung ditutup dengan kapas.

9. Jarum inokulasi disterilkan kembali.B. Teknik memperoleh koloni tunggal bakteri (dengan Steek plate / penipisan koch )

1. Cuplikan biakan diambil dengan jarum inokulasi, lalu digoreskan pada area satu sebanyak empat kali.

2. Jarum inokulasi disterilkan dengan pembakaran dan dibiarkan dingin sejenak. Lalu posisi cawan digeser 90.3. Jarum inokulasi sebanyak empat kali pada area satu digoreskan menuju area dua dan posisi cawan petri digeser 90.4. Jarum inokulasi disterilkan kembali. Setelah dingin, jarum inokulasi pada area dua digoreskan menuju area tiga.5. Jarum inokulasi disterilkan kembali dan posisi cawan petri digeser 90.6. Hal ini dilakukan sebanyak empat kali sehingga kelak didapat koloni-koloni bakteri yang terpisah satu dengan lainnya.7. Hasil streak diinkubasi selama 24 jam, lalu diamati hasilnya, catat morfologi koloni yang terbentuk.C. Isolasi bakteri dari berbagai sumber

Media Tanah

1. Sampel tanah dicari disekitar laboratorium, lalu dipanaskan sendok dengan api membara lalu ambil tanah. Sebelumnya pinggiran tabung reaksi dipanaskan yang telah disumbat kapas agar steril.

2. Tanah dimasukkan kedalam tabung reaksi yang pinggirannya sudah dipanasi lalu tutup kembali dengan kapas.

3. Tanah dipindahkan/diambil sedikit, kemudian dimasukkan kedalam NB dan diamkan selama 1 jam, steril dengan memanaskan pinggirannya.

4. Tanah yang telah dimasukkan ke NB, kemudian dihomogenkan dengan Vortex mixer agar tidak ada yang menggumpal, diamkan 1 jam lalu diinokulasi dengan memasukkan kedalam medium dengan cara penipisan koch.

5. Inkubasi selama 24 jam lalu diamati pertumbuhan koloni yang terbentuk.

Air

1. Ambil sampel air, misalnya air got kemudian ditempatkan di tabung reaksi kecil dengan dipanasi pinggirannya terlebih dahulu. 2. Pipet 1 mL, masukkan kedalam tabung reaksi yang sudah dipanaskan pinggirannya.

3. Diinokulasikan kedalam medium PDA dan NA dengan cara penipisan koch.

4. Inkubasi selama 24 jam lalu diamati morfologi koloni yang terbentuk. Udara

1. Agar cawan steril dibuka dan diletakan di udara bebas selama 30 menit.

2. Setelah 30 menit, agar cawan ditutup.

3. Lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar dan diamati morfologi koloni yang terbentuk.

D. Morfologi bakteri

1. Kultur bakteri yang tersedia dan kultur murni bakteri yang telah diisolasi dideterminasi dengan menentukan karakteristik dibawah ini:

a. Pigmentasi (Warna koloni)

Putih

Kuning

Merah

Ungu

Dan lain-lain

b. Form (Bentuk koloni)

Circular

: Bulat, bertepi

Irregular

: Tidak beraturan, bertepi

Rhizoid

: Bentuk seperti akar, pertumbuhan menyebar

c. Margins (Bentuk tepian luar)

Entire

: Tepian rata

Lobate

: Tepian berlekuk

Undulate

: Tepian bergelombang

Serrate

: Tepian bergerigi

Filamentous: Tepian seperti benang-benang

d. Elevation (Ketinggian pertumbuhan koloni bakteri)

Flat

: Ketinggian tak terukur, nyaris rata dengan medium

Raised

: Ketinggian nyata terlihat, namun rata pada seluruh permukaan

Convex

: Bentuk cembung seperti tetesan air

Umbonate: Bentuk cembung, dibagian tengah lebih menonjol

e. Kostitensi

Berlendir

Tidak berlendir

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PRAKTIKUMA. Hasil

Hasil dari determinasi dimasukkan ke dalam tabel pengamatan.

Gambar 4.1 NA Biakan

Gambar 4.2 NA Air

Gambar 4.3 NA Tanah

Gambar 4.4 NA Udara

Gambar 4.5 PDA Air

Gambar 4.6 PDA UdaraB. Pembahasan

Isolasi mikroba dilakukan untuk mendapatkan kultur murni atau biakan murni dari lingkungan. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan tunggal. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologisnya yang digunakan untuk mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaah ciri-ciri kultur, morfologis, fisiologis maupun seralogis memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroba saja. Dari percoban yang kami lakukan dengan mengunakan sample air kolam ikan,ternyata terdapat berbagai macam bakteri dan yang paling dominan adalah ukuran kecil, berbentuk cirkuler,tepiannya undulate, elevansiya tidak terlihat, warna putih, dan kejernihan translucent.NoUkuranWarnaBentuk KoloniMarginElevasiKejernihan

1SedangPutihcirculerentireconvexopaque

2SedangPutihcirculerserrateflatopaque

3KecilPutihirregulerlobateflatopaque

Pada sampel udara medium di cawan dibuka selama 30 menit dan ditutup lalu diinkubasi 1 hari diamati dimikroskop. Untuk diisolasi lebih lanjut diambil tiga isolat yang berbeda dari beberapa koloni yang muncul. Setelah dilakukan pengamatan secara morfologi, ketiga isolat menampakkan morfologi koloni yang berbeda-bedea. Pada isolat 1 tampak berwarna putih, ukuran sedang, bentuk lingkaran atau bulat dan bertepi (sirkuler) dengan elevasi konveks dan margin tipe Entire (tepi rata) . Pada isolat 2 koloni berbentuk lingkaran (circular) dengan elevasi yang rata dengan ukuran sedang dan berwarna putih dengan margin tipe lobate (bergerigi). Sedangkan pada isolat 3 koloni berbentuk tidak beraturan, berwarna putih, berukuran kecil dengan margin tipe lobate. Ketiga morfologi koloni tersebut memeiliki kejernihan yang tidak ada cahaya yang menembus (Opaque). Perbedaan ciri-ciri morfologi koloni ini mengindikasikan jenis isolat dari udara beragam dan berbeda-beda. KESIMPULANEvanty Andriani Agnes (1093112620150041) :

Aji Akbar Bishari Pada praktikum kemarin kita dapat mengerti teknik pemindahan koloni dan kultur murni, Setiap koloni memiliki morfologi yang berbeda-beda, koloni dipisahkan dan dipindahkan ke NA miring untuk diidentifikasi.Nur Hani (103112620150025)

Bakteri merupakan organisme prokariotik yang hidup diberbagai tempat dan paling banyak jumlahnya. bakteri-bakteri yang sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu koloni-koloni yang disebut koloni bakteri. Dalam praktikum ini isolat yang diuji berasal dari udara terbuka yang diambil selama 30 menit dan diinkubasikan lalu diamati morfologinya dengan isolat yang berbeda. Dari hasil yang dilihat terbukti bahwa udara juga mengandung bakteri dengan morfologi yang berbeda-beda. Metode yang digunakan dalam pengamatan ini adalah metode straek plate atau penipisan koch yang mana diperoleh koloni bakteri dengan menggores medium dari arah berlawanan dari area 1 menuju area 2 lalu menuju area 3. Morfologi bakteri juga dipengaruhi oleh lingkungan faktor lingkungan diantaranya temperatur, pH, dan oksigen bebas.J.Pelczar Michael.2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-PressDwidjoseputro, 1980,Dasar-DasarMikrobiologi, Djambatan : Jakarta.Ratna, Sri, 1990,Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.Trianda. 2011.InokulasiMikrobaMkrobiologi.www.Trianda.herisonsurbakti.com.Diaksespadatanggal 15 Januari 2012.Campalagian

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. 2003.

Noverita, R. Widowati, Yulneriwarni dan Darnely. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Fakultas Biologi Universitas Nasional. Jakarta. 2009.

Volk , W.A dan M.F. Wheeler. Mikrobiologi DasarJilid 1 Edisi ke 5. Erlangga. Jakarta. 1993