laporan kinerja triwulan iiisakip.pertanian.go.id/admin/jasa/lakin direktorat...direktorat...

68
LAPORAN KINERJA TRIWULAN III DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN 2018

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KINERJA TRIWULAN IIIDIREKTORAT

    PERLINDUNGAN TANAMAN PANGANTAHUN 2018

    KEMENTERIAN PERTANIANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

    DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

    2018

  • DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGANDIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGANTelp : 021 – 7805652, 7806213Fax : 021 – 7805652Email : [email protected] : http://ditjentan.deptan.go.id/ditlintp

    mailto:[email protected]

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan

    untuk mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema

    "Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan

    Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 dituangkan dalam program

    percepatan pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan produksi

    kedelai dan komoditas tanaman pangan lainnya. Untuk mendukung kebijakan

    tersebut ditetapkan sasaran produksi Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta

    Ton, dan Kedelai 2,2 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam Indikator

    Kinerja Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya yang

    dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain dengan

    mengoptimalkan semua sumber daya yang dimiliki khususnya sumber daya

    lahan melalui pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada

    pelaku usaha (petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil

    produksi melalui pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme

    Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).

    Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah

    mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

    strategis ekonomi domestik, melalui dua program aksi strategis yang

    dicanangkan yaitu membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis

    kerakyatan serta membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan

    produktif. Strategi pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain

    meningkatkan produksi dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan

    dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi

    pangan dan gizi masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan

    terutama mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta

    serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan

    serta peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan

    (petani).

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    2

    Upaya pengamanan areal pertanaman dari gangguan OPT

    dilaksanakan dengan menerapkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu

    (PHT), sedangkan penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) diupayakan

    melalui antisipasi dan mitigasi terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam

    lainnya. Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya

    manusia, inovasi dan diseminasi teknologi, serta penguatan kelembagaan

    pengendalian OPT.

    Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI

    (banjir dan kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan

    produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Sesuai amanat

    Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

    yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1995 tentang

    Perlindungan Tanaman serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :

    887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, ditetapkan

    bahwa Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem

    Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya menjadi

    tanggungjawab masyarakat bersama pemerintah.

    Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan

    sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT dan DPI

    sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Dengan semakin

    berkembangnya kesadaran manusia terhadap bahaya penggunaan pestisida,

    terutama bagi lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia, maka

    pengendalian OPT mengedepankan pengendalian secara pre-emptif dengan

    menerapkan prinsip-prinsip PHT yang mengutamakan penerapan budidaya

    tanaman sehat, pengamatan rutin, pemanfaatan musuh alami dan petani

    sebagai ahli PHT. Apabila dalam pelaksanaan pengamanan pertanaman terjadi

    peningkatan populasi yang tidak dapat diatasi dengan cara pre-emptif maka

    dilakukan pengamanan dengan cara responsif menggunakan bahan pengendali

    kimia secara bijaksana sesuai dengan kaidah 6 (enam) tepat yaitu tepat sasaran,

    jenis, dosis, cara, waktu dan mutu.

    Kebijakan pengendalian OPT dan Penanggulangan DPI di atas

    diimplementasikan melalui berbagai kegiatan antara lain Penerapan

    Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan Dampak

    Perubahan Iklim (PPDPI), Dem Area Budidaya Tanaman Sehat, Gerakan

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    3

    Pengendalian OPT, Penguatan Agroekosistem, serta fasilitasi sarana

    pengendalian OPT.

    Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang

    bertanggungjawab mengamankan pertanaman tanaman pangan dari

    gangguan OPT/DPI, menetapkan target pengamanan pertanaman dari

    serangan OPT dan terkena DPI masing-masing sebesar OPT 97% dan 98%

    dari luas tanam. Untuk mendukung target sasaran pengamanan pertanaman

    dimaksud, diperlukan sinergi dari berbagai instansi terkait baik di tingkat pusat

    maupun daerah.

    B. Tugas dan Fungsi

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

    43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

    perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama

    penyakit dan perlindungan tanaman pangan.

    Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan

    Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

    1) Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;

    2) Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu

    tumbuhan;

    3) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme

    pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

    penanggulangan dampak perubahan iklim;

    4) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu

    tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan

    dampak perubahan iklim;

    5) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian

    organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

    penanggulangan dampak perubahan iklim;

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    4

    6) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian

    organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

    penanggulangan dampak perubahan iklim;

    7) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian

    organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta

    penanggulangan dampak perubahan iklim; dan

    8) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

    C. Struktur Organisasi

    Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :

    43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kementerian Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat

    Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat, yaitu:

    1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme

    Pengganggu Tumbuhan.

    2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia.

    3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka

    Kacang dan Umbi.

    4. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim.

    Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,

    Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh Subbagian

    Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    5

    II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

    A. Perencanaan Kinerja

    Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode 5 (lima) tahun

    terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam Strategi

    Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 - 2045, maka sasaran strategis

    Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2015-2019 adalah : 1) Pencapaian

    Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta peningkatan produksi gula dan

    daging, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) Peningkatan komoditas

    bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan

    substitusi impor, (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5)

    Peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) Akuntabilitas kinerja

    aparatur pemerintah yang baik.

    Mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 sasaran

    produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

    Tanaman Pangan pada Tahun 2018 yaitu 1) padi sebesar 82,5 juta ton, b)

    jagung sebesar 30 juta ton, dan c) kedelai sebesar 2,2 juta ton. Untuk

    mencapai sasaran produksi dimaksud, pengamanan areal pertanaman dari

    gangguan OPT dan DPI perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan

    kelestarian lingkungan.

    Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan upaya diatas, telah

    disusun Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Tanaman

    Pangan Tahun 2015 - 2019. Renstra tersebut merupakan dokumen

    perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang

    ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, dan program yang akan

    dilaksanakan dalam kurun lima tahun serta memberikan arah pembangunan

    organisasi jangka menengah. Keselarasan Rencana Strategis Direktorat

    Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 dengan Rencana Strategis

    Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, diharapkan dapat mendorong

    percepatan pencapaian sasaran produksi.

    Pada tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan

    Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    6

    Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran

    yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi

    Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). Alokasi kegiatan utama

    Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan

    DPI pada Tahun 2018 sebagaimana tabel berikut.

    Tabel 1. Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018

    B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

    Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan

    Iklim (DPI) merupakan resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam

    setiap usaha pembudidayaan tanaman pangan. Pengendalian yang kurang

    baik terhadap OPT dapat berakibat pada penurunan/pengurangan produksi

    dan produktivitas tanaman.

    Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari dari gangguan-

    gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT

    dan DPI sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar.

    Perlindungan tanaman merupakan suatu cara pendekatan atau cara berfikir

    pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengamanan produksi tanaman

    pangan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Pelaksanaan

    FisikKeuangan

    Rp.000,-)

    1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756

    2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825

    3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500

    4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500

    5Pengujian Mutu Produk Tanaman

    (LHP/sertifikat)2.385 7.000.000

    6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat & DPI (Ha) 24.000 41.100.000

    7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500

    8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800

    Kegiatan Utama

    Target

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    7

    perlindungan tanaman pangan ditujukan guna mencegah terjadinya

    pengurangan hasil produksi tanaman pangan.

    Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi

    tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan

    Tanaman Pangan menetapkan indikator kinerja, sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 2. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun

    2018

    Target

    1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman

    Pangan3%

    2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam Tanaman

    Pangan2%

    Indikator Kinerja

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    8

    III. AKUNTABILITAS KINERJA

    A. Pengukuran Kinerja

    Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan

    Tanaman Pangan diperoleh dengan membandingkan luas aman dari

    serangan OPT dan DPI dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data

    luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali

    Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) tingkat kecamatan yang

    dilaporkan ke Koordinator POPT di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu

    sekali, kemudian Koordinator POPT melaporkan ke Laboratorium

    Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) dan selanjutnya disampaikan ke

    Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi.

    Rekap data serangan OPT, banjir dan kekeringan per kabupaten selanjutnya

    dilaporkan oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.

    Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, telah ditetapkan target

    indikator kinerja dengan capaian sebagaimana tabel berikut :

    Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    Tahun 2018

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Berdasarkan indikator kinerja diatas maka target luas aman dari

    serangan OPT dan DPI masing-masing adalah 97% dan 98%. Sedangkan

    realisasinya masing-masing adalah 98,33% dan 98,07% sehingga capaian

    kinerjanya masing-masing adalah 101,37% dan 100,07%. Persen luas

    serangan OPT sebesar 1,67% berasal dari total luas serangan OPT utama

    Target RealisasiTarget Areal

    Aman

    Realisasi

    Areal

    Aman

    Capaian

    Kinerja

    1

    Rasio Luas Serangan OPT

    terhadap Luas Tanam Tanaman

    Pangan

    3% 1,67% 97,00% 98,33% 101,37%

    2Rasio Luas Terkena DPI terhadap

    Luas Tanam Tanaman Pangan2% 1,93% 98,00% 98,07% 100,07%

    Indikator Kinerja

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    9

    padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar

    sebesar 270.376 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung,

    kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar

    16.179.695 ha. Sedangkan persen luas terkena DPI (banjir dan kekeringan)

    sebesar 1,93% berasal dari total luas terkena DPI pada tanaman padi,

    jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar

    312.581 ha dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung, kedelai,

    kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar sebesar 16.179.695 ha.

    Penilaian terhadap capaian target indikator kinerja dilakukan dengan

    metode scoring yang dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :

    1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%

    2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%

    3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%

    4. Kurang Berhasil = capaian realisasi 100%).

    Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    Tahun 2018 per Komoditas

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Komoditas Target RealisasiTarget Areal

    Aman

    Realisasi

    Areal Aman

    Capaian

    Kinerja

    1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas

    Tanam Tanaman Pangana. Padi 3% 2,19% 97,00% 97,81% 100,84%

    b. Jagung 3% 0,44% 97,00% 99,56% 102,64%

    c. Kedelai 3% 0,50% 97,00% 99,50% 102,58%

    d. Kacang Tanah 3% 0,43% 97,00% 99,57% 102,65%

    e. Kacang Hijau 3% 0,19% 97,00% 99,81% 102,89%

    f. Ubi Kayu 3% 0,41% 97,00% 99,59% 102,67%

    g. Ubi Jalar 3% 0,52% 97,00% 99,48% 102,56%

    3% 1,67% 97,00% 98,33% 101,37%

    2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas

    Tanam Tanaman Pangana. Padi 2% 2,44% 98,00% 97,56% 99,55%

    b. Jagung 2% 0,90% 98,00% 99,10% 101,12%

    c. Kedelai 2% 0,44% 98,00% 99,56% 101,59%

    d. Kacang Tanah 2% 0,03% 98,00% 99,97% 102,01%

    e. Kacang Hijau 2% 0,01% 98,00% 99,99% 102,03%

    f. Ubi Kayu 2% 0,16% 98,00% 99,84% 101,88%

    g. Ubi Jalar 2% 0,001% 98,00% 100,00% 102,04%

    2% 1,93% 98,00% 98,07% 100,07%

    Indikator Kinerja

    Total Serangan OPT terhadap Luas Tanam

    Total Terkena DPI terhadap Luas Tanam

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    10

    B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

    Secara rinci, capaian pelaksanaan kegiatan pengamanan tanaman dari

    serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) adalah

    sebagai berikut :

    Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    Tahun 2018 per Komoditas

    Ket : T= Terkena, P = Puso, Update tanggal 12 Oktober 2018

    1. Pengamanan Tanaman Padi

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman padi yang terkena serangan OPT utama seluas 249.665 ha atau

    2,19% dari luas tanam 11.421.556 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut

    seluas 2.571 ha diantaranya mengalami puso (0,02% dari luas tanam).

    Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat

    diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas

    11.171.891 ha atau mencapai 97,81% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman padi yang terkena DPI seluas

    278.769 ha atau 2,44% dari luas tanam 11.421.556 ha. Dari total luas terkena

    DPI tersebut seluas 73.940 ha diantaranya mengalami puso (0,65% dari luas

    tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat

    diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 11.142.787

    ha atau mencapai 97,56% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan

    target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 100,84%

    sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 99,55% dari target sebesar 98%.

    Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel

    berikut.

    T P T P (Ha) T P T P

    1 Padi 249.665 2.571 278.769 73.940 11.421.556 2,19 0,02 2,44 0,65

    2 Jagung 14.998 180 30.742 3.727 3.416.082 0,44 0,01 0,90 0,11

    3 Kedelai 2.830 87 2.528 386 568.493 0,50 0,02 0,44 0,07

    4 Kacang Tanah 1.013 - 75 22 237.748 0,43 - 0,03 0,01

    5 Kacang Hijau 355 - 12 - 183.224 0,19 - 0,01 -

    6 Ubi Kayu 1.206 - 455 35 293.233 0,41 - 0,16 0,01

    7 Ubi Jalar 309 - 1 - 59.360 0,52 - 0,001 -

    270.376 2.838 312.581 78.111 16.179.695 1,67 0,02 1,93 0,48

    % SERANGAN OPT/DPI

    % OPT % DPI

    JUMLAH

    NO KOMODITAS

    SERANGAN OPT/DPI (Ha)

    OPT DPILUAS TANAM

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    11

    Tabel 6. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Padi Triwulan III (Januari – September) Tahun 2018, 2017 dan

    Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah seluas

    119.235 ha (32,32%) dan DPI lebih tinggi seluas 49.146 ha (21,40%). Apabila

    dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan

    OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 133.308 ha (34,81%) dan DPI lebih

    rendah seluas 146.664 ha (34,47%).

    2. Pengamanan Tanaman Jagung

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman jagung yang terkena serangan OPT utama seluas 14.998 ha atau

    0,44% dari luas tanam 3.416.082 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut

    seluas 180 ha diantaranya mengalami puso (0,005% dari luas tanam).

    Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat

    diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas

    3.401.084 ha atau mencapai 99,56% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman jagung yang terkena DPI seluas

    30.742 ha atau 0,90% dari luas tanam 3.416.082 ha. Dari total luas terkena

    DPI tersebut seluas 3.727 ha diantaranya mengalami puso (0,11% dari luas

    tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 382.974 3.844 368.900 8.822 249.665 2.571

    BANJIR (ha) 194.521 54.594 158.390 49.169 106.091 38.020

    KEKERINGAN (ha) 230.912 59.291 71.232 21.166 172.678 35.921

    OPT 382.974 3.844 368.900 8.822 249.665 2.571

    Banjir & Kekeringan (DPI) 425.433 113.885 229.623 70.336 278.769 73.940

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 3,99 0,04 3,47 0,08 2,19 0,02

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 4,43 1,19 2,16 0,66 2,44 0,65

    Areal Aman (%) OPT 96,01 96,53 97,81

    Areal Aman (%) DPI 95,57 97,84 97,56

    TARGET (%) OPT 93 97

    TARGET (%) DPI 93 98

    Capaian (%) OPT 103,80 100,84

    Capaian (%) DPI 105,20 99,55

    9.605.765 10.633.650

    OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN

    11.421.556

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    12

    diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 3.385.340

    ha atau mencapai 99,10% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan

    target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,64%

    sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 101,12% dari target sebesar

    98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel

    berikut.

    Tabel 7. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Jagung Triwulan III (Januari - September) Tahun 2018, 2017 dan

    Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 605 ha

    (3,88%) dan DPI lebih rendah 9.259 ha (23,15%). Apabila dibandingkan

    dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan

    III Tahun 2018 lebih rendah 4.352 ha (22,49%) dan DPI lebih rendah 17.342

    ha (36,07%).

    3. Pengamanan Tanaman Kedelai

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman kedelai yang terkena serangan OPT utama seluas 2.830 ha atau

    0,50% dari luas tanam 568.493 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 19.350 52 15.602 45 14.998 180

    BANJIR (ha) 10.182 3.499 11.636 3.389 3.961 1.814

    KEKERINGAN (ha) 37.902 9.271 28.365 4.121 26.781 1.913

    OPT 19.350 52 15.602 45 14.998 180

    Banjir & Kekeringan (DPI) 48.084 12.770 40.001 7.510 30.742 3.727

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 0,83 0,002 0,43 0,001 0,44 0,005

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 2,06 0,55 1,11 0,21 0,90 0,11

    Areal Aman (%) OPT 99,17 99,57 99,56

    Areal Aman (%) DPI 97,94 98,89 99,10

    TARGET (%) OPT 98 97

    TARGET (%) DPI 98 98

    Capaian (%) OPT 101,60 102,64

    Capaian (%) DPI 100,91 101,12

    OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018Rerata 5 Tahun

    3.416.0822.329.481 3.612.289

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    13

    seluas 87 ha diantaranya mengalami puso (0,02% dari luas tanam). Dengan

    demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat diamankan dari

    serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 565.663 ha atau

    mencapai 99,50% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman kedelai yang terkena DPI seluas

    2.528 ha atau 0,44% dari luas tanam 568.493 ha. Dari total luas terkena DPI

    tersebut seluas 386 ha diantaranya mengalami puso (0,07% dari luas tanam).

    Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat

    diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 565.965 ha

    atau mencapai 99,56% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target

    sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,58% sedangkan

    untuk DPI realisasinya mencapai 101,59%dari target sebesar 98%.

    Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel

    berikut.

    Tabel 8. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Kedelai Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan

    Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 1.398 ha

    (97,63%) dan DPI lebih tinggi 1.561 ha (161,36%). Apabila dibandingkan

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 5.763 11 1.432 1 2.830 87

    BANJIR (ha) 4.315 2.192 853 252 465 121

    KEKERINGAN (ha) 4.411 1.054 114 24 2.064 265

    OPT 5.763 11 1.432 1 2.830 87

    Banjir & Kekeringan (DPI) 8.726 3.246 967 276 2.528 386

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 1,24 0,002 0,50 - 0,50 0,02

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,87 0,70 0,34 0,10 0,44 0,07

    Areal Aman (%) OPT 98,76 99,50 99,50

    Areal Aman (%) DPI 98,13 99,66 99,56

    TARGET (%) OPT 97 97

    TARGET (%) DPI 97 98

    Capaian (%) OPT 102,57 102,58

    Capaian (%) DPI 102,74 101,59

    OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN

    568.493284.258466.152

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    14

    dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan

    III Tahun 2018 lebih rendah 2.933 ha (50,90%) dan DPI lebih rendah seluas

    6.198 ha (71,03%).

    4. Pengamanan Tanaman Kacang Tanah

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman kacang tanah yang terkena serangan OPT utama seluas 1.013

    ha atau 0,43% dari luas tanam 237.748 ha. Dari total luas terkena OPT

    tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman

    kacang tanah yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III

    Tahun 2018 seluas 236.734 ha atau mencapai 99,57% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman kacang tanah yang terkena DPI

    seluas 75 ha atau 0,03% dari luas tanam 237.748 ha. Dari total luas terkena

    DPI tersebut seluas 22 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas

    tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kacang tanah yang

    dapat diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas

    237.673 ha atau mencapai 99,97% dari total luas tanam. Bila dibandingkan

    dengan target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,65%

    sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,01%dari target sebesar

    98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel

    berikut.

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    15

    Tabel 9. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Kacang Tanah Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017

    dan Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 75 ha

    (7,94%) dan DPI lebih rendah 53 ha (41,68%). Apabila dibandingkan dengan

    Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan III

    Tahun 2018 lebih rendah 1.798 ha (63,96%) dan DPI lebih rendah 955 ha

    (92,76%).

    5. Pengamanan Tanaman Kacang Hijau

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman kacang hijau yang terkena serangan OPT utama seluas 355 ha

    atau 0,19% dari luas tanam 183.224 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut

    tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kacang

    hijau yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018

    seluas 182.869 ha atau mencapai 99,81% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman kacang hijau yang terkena DPI

    seluas 12 ha atau 0,01% dari luas tanam 183.224 ha. Dari total luas terkena

    DPI tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 2.812 3 939 0 1.013 0

    BANJIR (ha) 718 308 59 37 58 10

    KEKERINGAN (ha) 311 31 69 0 17 12

    OPT 2.812 3 939 0 1.013 0

    Banjir & Kekeringan (DPI) 1.029 339 128 37 75 22

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 0,85 0,001 0,37 - 0,43 -

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,31 0,10 0,05 0,01 0,03 0,01

    Areal Aman (%) OPT 99,15 99,63 99,57

    Areal Aman (%) DPI 99,69 99,95 99,97

    TARGET (%) OPT 98 97

    TARGET (%) DPI 98 98

    Capaian (%) OPT 101,66 102,65

    Capaian (%) DPI 101,99 102,01

    237.748

    TAHUN 2018OPT & DPI

    RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017

    253.538328.878

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    16

    pertanaman kacang hijau yang dapat diamankan dari terkena DPI pada

    Triwulan III Tahun 2018 seluas 183.212 ha atau mencapai 99,99% dari total

    luas tanam. Bila dibandingkan dengan target sebesar 97% untuk OPT,

    realisasi tersebut mencapai 102,89% sedangkan untuk DPI realisasinya

    mencapai 102,03%dari target sebesar 98%. Perbandingan capaian dengan

    tahun sebelumnya disajikan pada tabel berikut.

    Tabel 10.Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Kacang Hijau Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017

    dan Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 64 ha

    (15,24%) dan DPI lebih rendah 297 ha (96,11%). Apabila dibandingkan

    dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan

    III Tahun 2018 lebih rendah 466 ha (56,78%) dan DPI lebih rendah 2.026 ha

    (99,41%).

    6. Pengamanan Tanaman Ubi Kayu

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman ubi kayu yang terkena serangan OPT utama seluas 1.206 ha

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 822 3 419 3 355 0

    BANJIR (ha) 1.982 177 309 2 9 0

    KEKERINGAN (ha) 56 15 0 0 3 0

    OPT 822 3 419 3 355 0

    Banjir & Kekeringan (DPI) 2.038 192 309 2 12 0

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 0,36 0,0015 0,213 0 0,19 -

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,89 0,08 0,16 0,0010 0,01 -

    Areal Aman (%) OPT 99,64 99,79 99,81

    Areal Aman (%) DPI 99,11 99,84 99,99

    TARGET (%) OPT 98 97

    TARGET (%) DPI 98 98

    Capaian (%) OPT 101,82 102,89

    Capaian (%) DPI 101,88 102,03

    183.224

    TAHUN 2018OPT & DPI

    RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017

    197.094227.731

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    17

    atau 0,41% dari luas tanam 293.233 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut

    tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi kayu

    yang dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018

    seluas 292.027 ha atau mencapai 99,59% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman ubi kayu yang terkena DPI seluas

    455 ha atau 0,16% dari luas tanam 293.233 ha. Dari total luas terkena DPI

    tersebut seluas 35 ha diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas tanam).

    Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi kayu yang dapat

    diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun 2018 seluas 292.778 ha

    atau mencapai 99,84% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target

    sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,67% sedangkan

    untuk DPI realisasinya mencapai 101,88%dari target sebesar 98%.

    Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel

    berikut.

    Tabel 11. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Ubi Kayu Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan

    Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih rendah 131 ha

    (9,82%) dan DPI lebih rendah seluas 133 ha (22,57%). Apabila dibandingkan

    dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 2.693 41 1.338 21 1.206 0

    BANJIR (ha) 270 89 577 214 434 35

    KEKERINGAN (ha) 113 0 11 0 21 0

    OPT 2.693 41 1.338 21 1.206 0

    Banjir & Kekeringan (DPI) 383 89 588 214 455 35

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 0,64 0,0097 0,42 0 0,41 -

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,09 0,021 0,18 0 0,16 0,01

    Areal Aman (%) OPT 99,36 99,58 99,59

    Areal Aman (%) DPI 99,91 99,82 99,84

    TARGET (%) OPT 98 97

    TARGET (%) DPI 98 98

    Capaian (%) OPT 101,61 102,67

    Capaian (%) DPI 101,85 101,88

    293.233319.465422.842

    TAHUN 2018OPT & DPI

    RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    18

    III Tahun 2018 lebih rendah 1.487 ha (55,21%) dan DPI lebih tinggi 72 ha

    (18,80%).

    7. Pengamanan Tanaman Ubi Jalar

    Pada Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, luas areal

    pertanaman ubi jalar yang terkena serangan OPT utama seluas 309 ha atau

    0,52% dari luas tanam 59.360 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut tidak

    ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman ubi jalar yang

    dapat diamankan dari serangan OPT pada Triwulan III Tahun 2018 seluas

    59.051 ha atau mencapai 99,48% dari total luas tanam.

    Sedangkan luas areal pertanaman ubi jalar yang terkena DPI seluas 1

    ha atau 0,001% dari luas tanam 59.360 ha. Dari total luas terkena DPI

    tersebut tidak ada puso. Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman

    ubi jalar yang dapat diamankan dari terkena DPI pada Triwulan III Tahun

    2018 seluas 59.359 ha atau mencapai 100% dari total luas tanam. Bila

    dibandingkan dengan target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut

    mencapai 102,56% sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 102,04%dari

    target sebesar 98%. Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya

    disajikan pada tabel berikut.

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    19

    Tabel 12. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman

    Ubi Jalar Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018, 2017 dan

    Rerata 5 Tahun

    Data periode laporan 12 Oktober 2018

    Apabila dibandingkan dengan Triwulan III Tahun 2017, areal tanaman

    yang terkena serangan OPT Triwulan III Tahun 2018 lebih tinggi 162 ha

    (110,68%) dan DPI lebih tinggi 1 ha (100,00%). Apabila dibandingkan dengan

    Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan III

    Tahun 2018 lebih rendah 73 ha (19,07%) dan DPI lebih rendah 45 ha

    (98,37%).

    C. Pelaksanaan Kegiatan Utama

    a) Realisasi Kegiatan Utama

    Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    merupakan hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama perlindungan

    tanaman pangan sebagaimana tabel berikut :

    TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO

    OPT (ha) 382 0 147 0 309 0

    BANJIR (ha) 25 0 0 0 1 0

    KEKERINGAN (ha) 21 0 0 0 0 0

    OPT 382 0 147 0 309 0

    Banjir & Kekeringan (DPI) 46 0 0 0 1 0

    Luas Tanam (ha)

    % OPT thd Luas Tanam 0,36 - 0,20 0 0,52 -

    % Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 0,04 - - - 0,001 -

    Areal Aman (%) OPT 99,64 99,80 99,48

    Areal Aman (%) DPI 99,96 100,00 100,00

    TARGET (%) OPT 98 97

    TARGET (%) DPI 98 98

    Capaian (%) OPT 101,83 102,56

    Capaian (%) DPI 102,04 102,04

    59.360

    TAHUN 2018OPT & DPI

    RERATA 5 TAHUN TAHUN 2017

    72.201107.111

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    20

    Tabel 13. Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Perlindungan Tanaman

    Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018

    Realisasi pelaksanaan kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka

    pencapian target indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    adalah sebagai berikut :

    a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

    Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan

    pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan

    antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati,

    penanaman tanaman refugia (tanaman perdu berbunga) sebagai mikro

    habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya.

    Tujuan dari PPHT adalah memberdayakan petani alumni Sekolah

    Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), PPHT dan petani yang

    memahami PHT untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada

    petani yang belum pernah dilatih, menumbuhkan prakarsa, motivasi dan

    kemampuan petani/kelompok tani dalam mengelola agroekosistem dan

    melaksanakan gerakan pengendalian OPT sesuai prinsip PHT secara

    bersama-sama antar petani/kelompok tani satu hamparan,

    mengimplementasikan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya

    FisikKeuangan

    Rp.000,-)Fisik

    Keuangan

    Rp.000,-)Fisik Keuangan

    1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756 9.965 13.800.261 91,89 73,03

    2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825 390 1.063.157 97,50 57,35

    3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500 543 3.520.025 62,92 62,75

    4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500 1.675 626.450 62,15 46,98

    5Pengujian Mutu Produk Tanaman

    (LHP/sertifikat)2.385 7.000.000 1.511 3.752.067 63,35 53,60

    6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Ha) 24.000 41.100.000 23.007 39.429.400 95,86 95,94

    7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500 1 4.995.515 100,00 46,86

    8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800 3.923 8.062.500 100,00 57,09

    Realisasi Capaian (%)Program/Kegiatan

    PrioritasKegiatan Utama

    Kegiatan

    Penguatan

    Perlindungan

    Tanaman Pangan

    dari Gangguan

    OPT/DPI

    Target

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    21

    pengamanan pertanaman dari serangan OPT untuk mendukung peningkatan

    produksi tanaman pangan.

    Sasaran utama kegiatan pemasyarakatan penerapan PHT pada Skala

    Luas diharapkan untuk mempertahankan produksi pertanian pada taraf tinggi,

    baik secara kuantitas maupun kualitasnya, menurunkan intensitas serangan

    Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi

    pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh

    alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Realisasi kegiatan

    Penerapan PHT sebagaimana tabel berikut.

    Tabel 14. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama

    Terpadu (PPHT) Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018

    Realisasi kegiatan PPHT padi, jagung dan kedelai Triwulan III Tahun

    2018 yaitu 91,89%. Capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun sebelumnya

    pada periode yang sama yaitu 80,69%.

    b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

    Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim

    merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kehilangan hasil

    akibat dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) yang dilaporkan setiap

    tahun. Dengan kegiatan ini diharapkan petani mampu mengatasi

    permasalahan akibat iklim yang tidak kondusif ketika usahatani tengah

    berlangsung. Petani dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani

    melalui pengelolaan budidaya sesuai iklim setempat/spesifik lokasi yang

    optimal sehingga dapat meningkatkan produksi.

    Kegiatan PPDPI bertujuan memberdayakan petani untuk menerapkan

    upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim (banjir

    Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

    PPHT 10.845 9.965 91,89 18.895.756 13.800.261 73,03

    1 Padi 8.525 8.000 93,84 13.714.656 10.555.506 76,97

    2 Jagung 1.560 1.305 83,65 3.354.600 2.025.155 60,37

    3 Kedelai 760 660 86,84 1.826.500 1.219.600 66,77

    Fisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)No Kegiatan

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    22

    dan kekeringan) di lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat

    terutama pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, memberdayakan

    petani untuk melakukan mitigasi sederhana akibat DPI pada lahan

    usahataninya, mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan

    iklim (banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi tanaman

    padi dari dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan).

    Alokasi kegiatan PPDPI pada Tahun 2018 sebanyak 40 unit (400 ha) di

    18 Provinsi. Realisasi kegiatan PPDPI Triwulan III (Januari-September) Tahun

    2018 yaitu 390 ha (97,50%). Capaian ini lebih tinggi dari capaian tahun

    sebelumnya pada periode yang sama (91,67%).

    c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

    Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik

    lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilaksanakan secara

    bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas. Kepedulian petani

    terhadap keberadaan OPT di areal usahataninya merupakan salah satu kunci

    keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang dilakukan selama

    ini masih terbatas pada lahan usahatani masih dengan wilayah yang terbatas,

    namun jika dilakukan secara serentak bersama-sama dalam suatu wilayah

    yang luas akan memberikan hasil yang lebih baik.

    Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan OPT

    perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-

    sama. Untuk memberikan motivasi dan kepedulian kepada masyarakat petani

    akan pentingnya pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama

    dan berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal pengendalian

    OPT.

    Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah

    meminimalkan kerusakan, memberdayakan dan meningkatkan kepedulian

    masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT serta meningkatkan

    kerjasama antar kelompok tani dan memudahkan monitoring dan evaluasi

    sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, efektif, efisien dan

    akuntabel. Realisasi Gerakan Pengendalian OPT Tahun 2018 disajikan dalam

    tabel berikut :

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    23

    Tabel 15. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian Triwulan

    III (Januari-September) Tahun 2018

    Capaian kinerja gerakan pengendalian OPT pada Triwulan III (Januari-

    September) tahun 2018 yaitu 62,92%. Capaian ini lebih tinggi apabila

    dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama

    (50,00%).

    d. Penguatan Agroekosistem

    Penguatan agroekosistem merupakan faktor utama yang

    mempengaruhi keberhasilan pertanaman mulai dari pra tanam sampai panen.

    Kondisi agroekosistem sangat berpengaruh terhadap perlindungan tanaman.

    Perencanaan agroekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan

    dalam upaya pengendalian OPT. Agroekosistem yang direncanakan harus

    dapat meningkatkan peran layanan ekologi antara lain melalui

    pengembangan refugia sebagai tempat berlindung dan penyedia nectar

    tanaman untuk sumber makanan musuh alami sehingga ekosistem yang

    tercipta mampu memberikan kesempatan bagi APH (agens pengendali

    hayati) dapat bekerja optimal dan perkembangan OPT dapat terkendali.

    Pendekatan perencanaan agroekosistem pertanian dilakukan dengan

    menyederhanakan model perencanaan sehingga petani mampu memahami

    dan melaksanakannya. Pengelolaan agroekosistem pertanian secara

    menyeluruh bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara

    berbagai komponen dalam agroekosistem pertanian pada berbagai stadia

    tumbuh tanaman agar tidak terjadi lonjakan populasi OPT. Kegiatan

    penguatan agroekosistem belum direalisasikan pada Triwulan I tahun 2018

    karena pelaksanaan kegiatan harus menunggu proses revisi DIPA Refocusing

    selesai.

    Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

    Gerakan Pengendalian OPT 863 543 62,92 5.609.500 3.520.025 62,75

    1 Padi 686 459 66,91 4.459.000 2.919.817 65,48

    2 Jagung 112 46 41,07 728.000 355.050 48,77

    3 Kedelai 65 38 58,46 422.500 245.158 58,03

    No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    24

    Tujuan dilaksanakannya Penguatan Agroekosistem adalah

    meningkatkan pemahaman petani akan pentingnya menjaga keseimbangan

    populasi hama dan musuh alami dan meningkatkan kerjasama antar petugas

    lapang, kelompok tani dan instansi terkait dalam memperkuat agroekosistem

    kedelai. Realisasi Penguatan Agroekosistem Tahun 2018 disajikan dalam

    tabel berikut :

    Tabel 16. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penguatan Agroekosistem

    Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018

    Capaian kinerja kegiatan penguatan agroekosistem pada Triwulan III

    (Januari-September) tahun 2018 yaitu 62,15%. Capaian ini lebih tinggi apabila

    dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama

    (49,59%).

    e. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dan Dampak Perubahan Iklim

    Budidaya padi intensif berpotensi meningkatkan serangan OPT,

    diantaranya Wereng Batang Coklat (WBC) serta penyakit yang ditularkannya

    yaitu Kerdil Rumput/Hampa. Untuk mengatasi serangan OPT tersebut

    dilakukan upaya-upaya pengelolaan sesuai prinsip Pengendalian Hama

    Terpadu, antara lain budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami.

    Dalam melakukan budidaya tanaman sehat, perlu dilakukan

    pengolahan tanah secara baik dan benar untuk mengembalikan kesuburan

    tanah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pupuk

    organik dan mengembalikan pH tanah menjadi netral. Untuk mengembalikan

    pH tanah asam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi, dapat

    dilakukan dengan pemberian dolomit/kapur pertanian (kaptan). Disamping itu,

    pemberian dolomit/kaptan dan pupuk organik juga mampu memperbaiki sifat

    fisik, biologi dan kimia tanah sehingga dapat menginduksi ketahanan tanaman

    terhadap serangan OPT, termasuk WBC dan penyakit kerdil rumput/hampa.

    Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %

    Penguatan Agroekosistem 2.695 1.675 62,15 1.333.500 626.450 46,98

    1 Padi 2.175 1.450 66,67 913.500 494.750 54,16

    2 Jagung 360 135 37,50 252.000 77.625 30,80

    3 Kedelai 160 90 56,25 168.000 54.075 32,19

    No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    25

    Teknologi budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami dapat

    diadopsi petani dalam skala yang luas, oleh karena itu perlu dilakukan

    percontohan teknologi terapan dalam bentuk Demontrasi Area (Dem Area).

    Dem area dialokasikan seluas 23.000 ha untuk dem area padi dan 1.000 ha

    untuk dem area PDPI, dengan total anggaran Rp. 41,1 M. Capaian kinerja

    kegiatan dem area Triwulan III (Januari – September) Tahun 2018 yaitu

    23.007 ha (95,86%).

    f. Pemberdayaan Petani Pengamat

    Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dilakukan

    melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan

    penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme

    Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat terutama

    petani.

    Pada tahun 2018, jumlah POPT di Indonesia baik Aparatur Sipil

    Negara (ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.731 orang

    akan terus dan berkurang karena sebagian petugas akan memasuki masa

    pensiun. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas semakin berat dengan

    wilayah kerja yang cukup luas.

    Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan

    perekrutan petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam melakukan

    pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau yang disepakati

    bersama antara POPT dengan Petani Pengamat.

    Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui

    Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 3.923 orang Petani

    Pengamat di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat diharapkan mampu

    melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya kepada

    petugas POPT di wilayahnya. Realisasi kegiatan pemberdayaan petani

    pengamat hingga Triwulan III telah ditetapkan petani pengamat oleh Dinas

    Pertanian Provinsi sebanyak 3.923 orang (100,00% dari target) dengan

    realisasi honor untuk petani pengamat sebesar Rp. 8.062.500.000,- (57,09%).

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    26

    g. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)

    Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan

    dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida dan

    pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan dengan tepat

    sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman

    dikonsumsi.

    Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,

    laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting dalam

    melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil Pengujian.

    Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui tingkat

    keamanan produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat,

    sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk

    mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan informasi

    yang tercantum dalam kemasannya.

    Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,

    pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta produk tanaman.

    Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu pestisida, mutu pupuk

    dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Selain itu

    juga dilakukan pemantauan mutu pestisida. Tujuan dari pemantauan mutu

    pestisida adalah untuk mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk

    yang beredar dan meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan

    pupuk sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani

    dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar,

    sedangkan pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran

    logam berat dalam rangka melindungi dari cemaran yang melebihi Batas

    Maksimum Residu Pestisida.

    Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan

    terealisasi sebesar Rp 3.752.067.204,- dengan capaian 53,60%. Sedangkan

    output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Triwulan III (Januari-

    September) Tahun 2018 sebanyak 1.511 dengan capaian 63,35 % dari target

    2.385 LHP. Capaian ini lebih rendah dengan capaian tahun sebelumnya pada

    periode yang sama (78,34%).

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    27

    h. Pestisida

    Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme

    Pengganggu Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

    menyalurkan bantuan Pestisida melalui BPTPH dan LPHP di daerah. Pada

    Tahun 2018, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan

    bantuan pestisida sebesar Rp. 10.661.500.000,- yang pelaksanaannya

    terbagi dalam duan (2) tahap kegiatan. Realisasi kegiatan hingga Triwulan III

    tahun 2018 mencapai 59.993 kg/ltr dengan anggaran Rp. 4.995.515.100,-

    (46,86% dari target).

    i. Realisasi Keuangan

    Pada Tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan

    Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam

    Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat

    Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran

    yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi

    Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).

    Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan

    Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2018 adalah Rp.

    247.153.654.000,-. Sampai dengan Triwulan III (Januari-September) Tahun

    2018, realisasi anggaran mencapai Rp. 144.657.523.464,- atau 58,53% dari

    pagu anggaran.

    Realisasi anggaran dari DIPA dekonsentrasi yang dilaksanakan oleh

    Satker Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp. 69.347.339.497,- atau

    64,32% dari pagu anggaran Rp. 107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada

    satker pusat Tahun 2018 sebesar Rp. 75.310.183.967,- atau 54,05% dari

    pagu anggaran Rp. 139.339.254.000,-. Capaian realisasi keuangan kegiatan

    Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III disajikan dalam tabel

    berikut.

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    28

    Tabel 17. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman

    Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018

    Tabel 18. Realisasi Keuangan Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman

    Pangan Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018

    b) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya

    Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan

    menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output kegiatan,

    dengan rumus sebagai berikut:

    Gambar 1. Rumus Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

    n

    ikeTVKikePAK

    ikeRVKikeRAK

    E

    n

    i

    %100_/_

    _/_1

    1

    Program/Kegiatan Prioritas Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi Anggaran %

    1 Pemantapan Penerapan PHT 18.895.756.000 13.800.261.000 73,03

    2 Penerapan Penanganan DPI 1.853.825.000 1.063.157.000 57,35

    3 Gerakan Pengendalian OPT 5.609.500.000 3.520.025.000 62,75

    4 Penguatan Agroekosistem 1.333.500.000 626.450.000 46,98

    5 Pengujian Mutu Produk Tanaman 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60

    6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat 41.100.000.000 39.429.400.000 95,94

    7 Pengadaan Pestisida 10.661.500.000 4.995.515.100 46,86

    8 Petani Pengamat 14.122.800.000 8.062.500.000 57,09

    Kegiatan Utama

    Kegiatan Penguatan

    Perlindungan Tanaman

    Pangan dari Gangguan

    OPT/DPI

    Rasio Luas Serangan

    OPT yang Dapat

    Dikendalikan

    Dibanding Luas Tanam

    Tanaman Pangan

    Rasio Luas Serangan

    DPI yang Dapat

    Dikendalikan

    Dibanding Luas Tanam

    Tanaman Pangan

    1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 247.153.654.000 144.657.523.464 58,53

    I PUSAT 139.339.254.000 75.310.183.967 54,05

    642DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT

    DAN DPI32.166.972.000 4.017.181.174 12,49

    643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60

    645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 100.172.282.000 67.540.935.589 67,42

    II DEKONSENTRASI 107.814.400.000 69.347.339.497 64,32

    641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT 105.960.575.000 68.259.128.497 64,42

    644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 1.088.211.000 58,70

    NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN/INDIKATOR OUTPUT PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    29

    Keterangan :

    • E : Efisiensi

    • RVK : Realisasi volume keluaran

    • RAK : Realisasi anggaran per keluaran

    • TVK : Target volume keluaran

    • PAK : Pagu anggaran per keluaran

    • n : Jumlah jenis keluaran

    Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator

    kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi atau dalam definisi

    lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih rendah dari rasio pagu anggaran

    untuk menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan maka menunjukkan

    penggunaan anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi

    penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan ditunjukkan

    pada tabel berikut.

    Tabel 19. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Utama Direktorat

    Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III Tahun 2018

    Item keluaranSatuan

    keluaran

    Target

    Volume

    Keluaran

    (TVK)

    Realisasi

    Volume

    Keluaran

    (RVK)

    Pagu Anggaran

    per Keluaran

    (PAK)

    Realisasi

    Anggaran per

    Keluaran

    (RAK)

    1 PPHT Padi Ha 8.525 8.000 13.714.656 10.555.506 1.319 1.609 17,98%

    2 PPHT Jagung Ha 1.560 1.305 3.354.600 2.025.155 1.552 2.150 27,83%

    3 PPHT Kedelai Ha 760 660 1.826.500 1.219.600 1.848 2.403 23,11%

    4 PPDPI Ha 400 390 1.853.825 1.063.157 2.726 4.635 41,18%

    5 Gerdal Padi Kali 686 459 4.459.000 2.919.817 6.361 6.500 2,13%

    6 Gerdal Jagung Kali 112 46 728.000 355.050 7.718 6.500 -18,75%

    7 Gerdal Kedelai Kali 65 38 422.500 245.158 6.452 6.500 0,75%

    8Penguatan

    Agroekosistem PadiHa 2.175 1.450 913.500 494.750 341 420 18,76%

    9Penguatan

    Agroekosistem JagungHa 360 135 252.000 77.625 575 700 17,86%

    10Penguatan

    Agroekosistem KedelaiHa 160 90 168.000 54.075 601 1.050 42,78%

    11Pengujian Mutu

    Produk TanamanLHP/Sertifikat 2.385 1.511 7.000.000 3.752.067 2.483 2.935 15,39%

    12Dem Area Budidaya

    Tanaman Sehat Ha 24.000 23.007 41.100.000 39.429.400 1.714 1.713 -0,08%

    13 Pengadaan Pestisida Paket 1 1 10.661.500 4.995.515 4.995.515 10.661.500 53,14%

    14 Petani Pengamat Orang 3.923 3.923 14.122.800 8.062.500 2.055 3.600 42,91%

    Efisiensi 20,36%

    1-

    (RAK/RVK)/

    (PAK/TVK)

    Rata - Rata Efisiensi

    No

    Keluaran (output ) Volume keluaran Anggaran (000 Rp)

    RAK/RVK PAK/TVK

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    30

    Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan sumberdaya

    kegiatan utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan III Tahun

    2018 terjadi inefisiensi pada kegiatan gerakan pengendalian yaitu gerakan

    pengendalian jagung dengan nilai inefisiensi 18,75%. Hal ini disebabkan

    karena pengadaan sarana pendukung kegiatan gerakan pengendalian OPT

    dilakukan sebelum pelaksanaan gerdal sehingga realisasi keuangan lebih

    tinggi daripada fisik kegiatan yang dihitung per unit.

    c) Permasalahan Dan Upaya Tindak Lanjut

    a. Permasalahan

    Beberapa permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan

    Triwulan III antara lain :

    1. Pelaksanaan kegiatan terhambat karena pergeseran waktu tanam yang

    disebabkan oleh ketersediaan air saat ini diperkirakan tidak mencukupi

    untuk memenuhi kebutuhan tanaman selama satu musim tanam.

    2. Dalam pengujian, pelanggan yang tidak mempunyai dana talangan

    berkeberatan dengan adanya penerapan kebijakan pembayaran biaya

    pengujian di awal pada saat menyampaikan sampel pengujian. Hal ini

    berdampak pada perolehan PNBP tidak mencapai target yang

    direncanakan.

    3. Dalam rangka meningkatkan kinerja BPMPT dan memperluas ruang

    lingkup pengujian dalam rangka mendukung keamanan pangan,

    diperlukan penambahan personel yang kompeten dan sarana yang

    memadai.

    b. Upaya Tindak Lanjut

    Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan pelaksanaan

    kegiatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan di atas antara lain :

    1. Mendorong petugas lapangan segera melakukan percepatan pelaksanaan

    kegiatan dan mendorong petani segera melakukan tanam.

    2. Mempercepat penyelesaian petunjuk teknis/pelaksanaan kegiatan dan

    mensosialisasikannya secara intensif kepada petugas dan petani di

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    31

    daerah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan efektifitas

    pelaksanaan kegiatan.

    3. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman memberikan opsi kedua yaitu

    dengan membuat Surat Perjanjian Kerjasama yang mengikat bagi

    perusahaan/ pemerintah yang tidak mempunyai dana talangan.

    4. BPMPT sudah mengajukan usulan penambahan pegawai, PNS

    (teknis dan non teknis) maupun THL ( analis dan laboran).

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    32

    IV. PENUTUP

    Berdasarkan pengukuran capaian kinerja kegiatan perlindungan tanaman

    pangan yang dilakukan pada periode Triwulan III (Januari-September) Tahun 2018,

    disimpulkan bahwa kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam

    pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI selama triwulan III termasuk

    dalam kategori Sangat Berhasil. Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari

    kegiatan pengamatan, pencegahan dan pengendalian serangan OPT/DPI yang

    beberapa diantaranya telah direalisasikan pada triwulan III antara lain : PPHT padi,

    jagung dan kedelai dengan realisasi sebesar 91,89%, PPDPI telah direalisasikan

    sebesar 97,50%, gerakan pengendalian padi, jagung dan kedelai direalisasikan

    sebesar 62,92%, penguatan agroekosistem padi, jagung dan kedelai direalisasikan

    sebesar 62,15%, pengujian mutu produk tanaman sebesar 63,35%, dem area

    budidaya tanaman sehat sebesar 95,86%, petani pengamat sebesar 100% dan

    pestisida sebesar 100%.

    Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan

    pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada triwulan III tahun 2018

    juga tak lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun daerah dalam

    melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para petani untuk senantiasa

    mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, pengelolaan hama terpadu dan

    respon cepat terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dengan tetap

    memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian mutu produk

    juga berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang tersedia selalu

    terjamin mutu dan efektifitasnya. Realisasi pelaksanaan kegiatan dan capaian

    kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp. 144.657.523.464,- atau

    58,53% dari pagu anggaran Rp. 247.153.654.000,-.

    Dalam rangka mempertahankan capaian kinerja pada triwulan III maka

    permasalahan-permasalahan yang dihadapi harus segera diselesaikan untuk

    meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan di bulan-bulan

    berikutnya.

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    33

    LAMPIRAN

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    34

    Lampiran 1.

    REALISASI ANGGARAN

    DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

    KEWENANGAN NO PROPINSI OUTPUT PAGU DIPA

    1764.642 Fasilitas Dukungan Teknis

    Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan

    dari Gangguan OPT

    32.166.972.000 4.017.181.174 12,49%

    1764.643 Hasil Pengujian Mutu Produk

    Tanaman 7.000.000.000 3.752.067.204 53,60%

    1764.645 Sarana dan Bahan Pengendalian

    OPT 100.172.282.000 67.540.935.589 67,42%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 8.349.084.000 6.404.548.950 76,71%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 142.605.000 107.985.000 75,72%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 10.028.804.000 6.251.731.800 62,34%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 8.200.000 8,63%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.865.831.000 1.337.596.725 71,69%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 47.283.000 99,47%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 11.015.584.000 8.083.714.600 73,38%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 190.140.000 189.990.000 99,92%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.786.692.000 2.948.226.500 61,59%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 81.512.000 85,74%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 6.394.088.000 3.458.632.848 54,09%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 10.600.000 11,15%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.368.692.000 2.234.989.300 66,35%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 151.200.000 140.204.000 92,73%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.086.348.000 1.123.238.200 53,84%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 85.335.000 42.350.000 49,63%

    10 JAMBI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.905.980.000 1.229.881.215 64,53%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.450.338.000 2.408.903.025 54,13%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 142.605.000 22.335.000 15,66%

    12 LAMPUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 4.788.688.000 3.417.071.400 71,36%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.030.892.000 1.191.955.450 39,33%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 5.300.000 11,15%

    14 KALIMANTAN TENGAH1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.975.796.000 1.075.263.500 54,42%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.477.374.000 2.378.725.700 68,41%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 12.497.000 26,29%

    16 KALIMANTAN TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.071.214.000 1.328.566.100 64,14%

    17 SULAWESI UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.089.744.000 2.012.189.000 65,12%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.678.178.000 1.685.129.400 62,92%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 38.385.000 80,75%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 6.418.122.000 4.866.362.150 75,82%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 190.140.000 173.640.000 91,32%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.824.430.000 1.159.928.350 41,07%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 237.675.000 8.250.000 3,47%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.597.664.000 1.108.019.000 69,35%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 58.370.000 51.620.000 88,44%

    22 BALI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.362.348.000 808.020.636 59,31%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 3.553.186.000 2.545.759.500 71,65%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 37.800.000 35.725.000 94,51%

    24 NUSA TENGGARA TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.818.846.000 1.682.728.600 59,70%

    25 PAPUA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.342.616.000 777.000.000 57,87%

    26 BENGKULU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.135.064.000 710.689.000 62,61%

    28 MALUKU UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.390.316.000 1.020.325.000 73,39%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 2.792.894.000 2.111.364.000 75,60%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 95.070.000 94.500.000 99,40%

    30 BANGKA BELITUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 603.116.000 225.505.700 37,39%

    1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.853.598.000 1.126.835.148 60,79%

    1764.644 Penerapan Penanganan DPI 47.535.000 17.835.000 37,52%

    32 KEPULAUAN RIAU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 31.000.000 9.300.000 30,00%

    33 PAPUA BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.522.816.000 895.166.000 58,78%

    34 SULAWESI BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan

    Tanaman Pangan dari Gangguan OPT 1.351.232.000 641.761.700 47,49%

    247.153.654.000 144.657.523.464 58,53%JUMLAH

    1. KANTOR PUSAT

    2. DEKONSENTRASI

    29 BANTEN

    31 GORONTALO

    21 MALUKU

    23 NUSA TENGGARA BARAT

    19 SULAWESI SELATAN

    20 SULAWESI TENGGARA

    15 KALIMANTAN SELATAN

    18 SULAWESI TENGAH

    11 SUMATERA SELATAN

    13 KALIMANTAN BARAT

    8 SUMATERA BARAT

    9 RIAU

    6 ACEH

    7 SUMATERA UTARA

    4 DI YOGYAKARTA

    5 JAWA TIMUR

    2 JAWA BARAT

    3 JAWA TENGAH

    PAGU DIPA

    1 DKI JAKARTA

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    35

    Lampiran 2.

    LUAS SERANGAN OPT UTAMA TANAMAN PANGAN

    TAHUN 2012 – 2018 dan RERATA 5 TAHUN

    ha

    ha

    Ket : periode laporan 12 Oktober 2018

    Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

    1 2012 8.612.179 397.836 2.162 4,62 0,03 2.245.665 21.900 52 0,98 0,24 454.693 5.254 15 1,16 0,003 370.318 4.566 7 1,23 0,002

    2 2013 8.994.674 435.128 4.197 4,84 0,05 2.204.351 18.601 10 0,84 0,0004 421.240 6.099 1 1,45 0,0002 342.827 2.918 2 0,85 0,0005

    3 2014 9.111.107 399.272 2.172 4,38 0,02 2.228.671 19.131 - 0,86 - 482.561 7.899 29 1,64 0,006 335.151 2.232 3 0,67 0,001

    4 2015 9.906.009 331.984 6.765 3,35 0,07 2.182.169 18.458 67 0,85 0,003 519.115 6.355 6 1,22 0,001 294.764 2.299 1 0,78 0,0003

    5 2016 11.404.856 350.647 3.924 3,07 0,03 2.786.551 18.659 130 0,67 0,005 453.153 3.207 5 0,71 0,001 301.331 2.044 5 0,68 0,002

    9.605.765 382.974 3.844 3,99 0,04 2.329.481 19.350 52 0,83 0,002 466.152 5.763 11 1,24 0,002 328.878 2.812 3 0,85 0,001

    5 2017 10.633.650 368.900 8.822 3,47 0,08 3.612.289 15.602 45 0,43 0,001 284.258 1.432 1 0,50 0,0004 253.538 939 - 0,37 -

    6 2018 11.421.556 249.665 2.571 2,19 0,02 3.416.082 14.998 180 0,44 0,005 568.493 2.830 87 0,50 0,01531 237.748 1.013 - 0,43 -

    TahunPadi

    Rasio LS thd LT

    Komoditas

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS)

    Rerata (2012-2016)

    Kacang Tanah

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTLuas Serangan (LS)

    Kedelai

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT

    Jagung

    Luas Tanam

    (LT)

    Rasio LS thd LTNo

    Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso

    1 2012 370.632 1.003 - 0,27 - 370.632 2.380 16 0,64 0,004 128.959 451 0 0,35 -

    2 2013 158.041 654 - 0,41 - 517.208 2.630 7 0,51 0,001 116.682 444 0 0,38 -

    3 2014 188.991 779 - 0,41 - 447.310 3.974 9 0,89 0,002 109.827 497 - 0,45 -

    4 2015 210.594 821 17 0,39 0,008 355.373 1.748 9 0,49 0,003 94.917 210 - 0,22 -

    5 2016 210.399 851 - 0,40 - 423.688 2.733 165 0,65 0,039 85.171 308 - 0,36 -

    227.731 822 3 0,36 0,001 422.842 2.693 41 0,64 0,010 107.111 382 0 0,36 -

    5 2017 197.094 419 3 0,21 0,002 319.465 1.338 21 0,42 0,007 72.201 147 0 0,20 0,0003

    6 2018 183.224 355 - 0,19 - 293.233 1.206 - 0,41 - 59.360 309 0 0,52 -

    Ubi Jalar

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT

    Komoditas

    Kacang Hijau

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT

    Ubi Kayu

    Luas Tanam

    (LT)

    Luas Serangan (LS)Tahun

    Rasio LS thd LT

    Rerata (2012-2016)

    No

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    36

    Lampiran 3.

    LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI

    TAHUN 2018

    ha

    Ket : periode laporan 12 Oktober 2018

    Terkena Puso Terkena Puso

    1 Aceh 297.286 10.448 95 3,51 0,03

    2 Sumatera Utara 962.623 7.027 24 0,73 0,002

    3 Sumatera Barat 445.385 1.866 92 0,42 0,02

    4 R i a u 67.493 1.369 1 2,03 0,00

    5 J a m b i 136.806 842 38 0,62 0,03

    6 Sumatera Selatan 734.931 14.346 605 1,95 0,08

    7 Bengkulu 133.429 2.117 10 1,59 0,007

    8 Lampung 657.986 16.628 171 2,53 0,026

    9 Kep. Bangka Belitung 22.903 303 27 1,32 0,12

    10 Kep. Riau 155 - - - -

    11 DKI Jakarta 630 141 - 22,37 -

    12 Jawa Barat 1.434.879 46.567 92 3,25 0,01

    13 Jawa Tengah 1.241.246 44.956 249 3,62 0,02

    14 DI Yogyakarta 73.270 5.641 19 7,70 0,03

    15 Jawa Timur 1.372.892 24.826 424 1,81 0,03

    16 Banten 320.620 11.280 63 3,52 0,02

    17 B a l i 114.722 2.760 41 2,41 0,04

    18 Nusa Tenggara Barat 317.575 3.159 - 0,99 -

    19 Nusa Tenggara Timur 227.986 3.611 13 1,58 0,006

    20 Kalimantan Barat 393.570 2.072 11 0,53 0,00

    21 Kalimantan Tengah 174.397 1.132 1 0,65 0,00

    22 Kalimantan Selatan 489.536 1.655 7 0,34 0,0014

    23 Kalimantan Timur 57.656 4.457 10 7,73 0,018

    24 Kalimantan Utara 6.741 7 - 0,11 -

    25 Sulawesi Utara 148.068 2.287 5 1,54 0,003

    26 Sulawesi Tengah 218.325 5.241 91 2,40 0,04

    27 Sulawesi Selatan 877.290 7.594 25 0,87 0,003

    28 Sulawesi Tenggara 162.564 12.102 285 7,44 0,18

    29 Gorontalo 76.643 2.886 89 3,77 0,12

    30 Sulawesi Barat 147.309 8.547 45 5,80 0,03

    31 M a l u k u 22.613 1.047 - 4,63 -

    32 Maluku Utara 35.686 650 - 1,82 -

    33 Papua Barat 3.032 1.150 1 37,92 0,02

    34 Papua 45.310 952 37 2,10 0,08

    11.421.556 249.665 2.571 2,19 0,02 Jumlah

    Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi

    2018

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    37

    Lampiran 4.

    LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG

    TAHUN 2018

    ha

    Ket : periode laporan 12 Oktober 2018

    Terkena Puso Terkena Puso

    1 Aceh 44.232 881 - 1,99 -

    2 Sumatera Utara 236.868 425 - 0,18 -

    3 Sumatera Barat 100.903 27 - 0,03 -

    4 R i a u 11.973 190 - 1,59 -

    5 J a m b i 10.535 61 0 0,58 0,001

    6 Sumatera Selatan 112.845 777 - 0,69 -

    7 Bengkulu 13.482 102 - 0,76 -

    8 Lampung 277.612 504 - 0,18 -

    9 Kep. Bangka Belitung 1.497 3 - 0,18 -

    10 Kep. Riau 416 - - - -

    11 DKI Jakarta - - - - -

    12 Jawa Barat 83.874 517 - 0,62 -

    13 Jawa Tengah 334.832 1.801 - 0,54 -

    14 DI Yogyakarta 14.650 51 - 0,35 -

    15 Jawa Timur 704.982 1.280 124 0,18 0,018

    16 Banten 53.854 10 - 0,02 -

    17 B a l i 4.344 1 - 0,02 -

    18 Nusa Tenggara Barat 154.340 318 - 0,21 -

    19 Nusa Tenggara Timur 62.232 1.003 - 1,61 -

    20 Kalimantan Barat 35.901 36 - 0,10 -

    21 Kalimantan Tengah 17.945 - - - -

    22 Kalimantan Selatan 75.638 5 - 0,01 -

    23 Kalimantan Timur 11.604 163 - 1,41 -

    24 Kalimantan Utara 373 - - - -

    25 Sulawesi Utara 213.097 588 - 0,28 -

    26 Sulawesi Tengah 68.972 513 - 0,74 -

    27 Sulawesi Selatan 221.517 1.032 1 0,47 0,0005

    28 Sulawesi Tenggara 31.552 716 - 2,27 -

    29 Gorontalo 240.027 2.066 47 0,86 0,02

    30 Sulawesi Barat 87.016 1.570 1 1,80 0,001

    31 M a l u k u 11.497 23 - 0,20 -

    32 Maluku Utara 171.233 77 - 0,04 -

    33 Papua Barat 741 114 8 15,31 1,01

    34 Papua 5.500 146 - 2,66 -

    3.416.082 14.998 180 0,44 0,005 Jumlah

    Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT

    2018

    No Provinsi

  • Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2018

    38

    Lampiran 5.

    LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI

    TAHUN 2018

    ha

    Ket : periode laporan 12 Oktober 2018

    Terkena Puso Terkena Puso

    1 Aceh 5.532 312 - 5,64 -

    2 Sumatera Utara 25.545 106 - 0,42 -

    3 Sumatera Barat 2.516 3 - 0,11 -

    4 R i a u 5.761 110 - 1,91 -

    5 J a m b i 6.778 34 0 0,51 0,001

    6 Sumatera Selatan 6.977 109 - 1,57 -

    7 Bengkulu 1.722 36 - 2,11 -

    8 Lampung 31.125 218 - 0,70 -

    9 Kep. Bangka Belitung - - - - -

    10 Kep. Riau 17 -