laporan kinerja instansi pemerintah (lkip)...

86
PEMERINTAH KOTA BANDUNG RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK Jl.Astanaanyar Nomor 224 Telp. 022-5201139 Fax 022-5221531 Email : [email protected] BANDUNG 40242 rskia kota bandung LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2016

Upload: donhi

Post on 02-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

PEMERINTAH KOTA BANDUNG

RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK

Jl.Astanaanyar Nomor 224 Telp. 022-5201139 Fax 022-5221531Email : [email protected] BANDUNG 40242

rskiakota bandung

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH(LKIP)TAHUN 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

RSKIA Kota Bandung merupakan lembaga teknis daerah yang mempunyai tugas, pokok dan fungsi serta kewenangan dalam bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak di Kota Bandung. Sebagai SKPD yang berada di bawah pemerintahan daerah wajib menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) yang merupakan wujud pertanggungjawaban akuntabilitas kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. SKPD harus mempertanggung jawabkan tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan secara periodik.

RSKIA Kota Bandung menyusun Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Renstra RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 – 2018 hasil reviu yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, strategi, arah kebijakan dan program/kegiatan serta penganggarannya. RSKIA Kota Bandung juga telah menyusun perjanjian kinerja yang berisikan janji dari kepala SKPD kepada Walikota Bandung sebagai Kepala Daerah mengenai capaian kinerja yang akan dicapai dalam satu periode beserta penganggarannya, pada tahun 2016 RSKIA Kota Bandung telah menetapkan 4 (empat) sasaran dan 12 (dua belas) indikator kinerja. Dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka dilakukan penyelarasan yang menetapkan 2 (dua) sasaran strategis dan 12 (dua belas) indikator kinerja sasaran.

Setelah menetapkan IKU dan perjanjian kinerja, maka hal selanjutnya yaitu menilai capaian kinerja beserta analisis dari capaian tersebut. Penilaian capaian kinerja harus transparan dan akuntabel untuk mewujudkan instansi pemerintah yang berdayaguna dan berhasilguna. Pada tahun 2016 capaian indikator kinerja hasil penyelarasan adalah dari 12 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (25.00%) mencapai atau melebihi target, sebanyak 5 indikator (41.67%) mencapai sesuai target dan 4 indikator (33.33%) kurang mencapai target. Berikut diagram pencapaian Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 :

25.00%

41.67%

33.33%

Pencapaian Keberhasilan Indikator Sasaran RSKIA Kota Bandung

Tercapai MelebihiTarget

Tercapai Sesuai Target

Tercapai Kurang/TidakMencapai Target

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

ii

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Namun demikian kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan LKIP RSKIA Kota Bandung tahun 2016 ini dan sangat membutuhkan saran serta dukungan yang nyata dari seluruh stakeholders yang ada di lingkungan RSKIA Kota Bandung untuk menuju ke arah yang lebih baik dalam upaya peningkatan kinerja rumah sakit yang dapat dipertanggung jawabkan. Demikian LKIP RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 ini di susun sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan, penataan dan peningkatan kinerja pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas.

Bandung, Desember 2016 DIREKTUR RS KHUSUS IBU DAN ANAK

KOTA BANDUNG

dr. TAAT TAGORE DIAH R, M. KKK Pembina Tk 1

NIP : 19621010 199011 1 003

penyusunan LKIP RSKIdukungan yang nyata dantuk menuju ke arah yanertanggung jawabkan.

Dengan mengucapkan puji serta syukur ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) RSKIA Kota Bandung akhirnyaTahun 2016 dapat tersusun sebagai mana mestinya. Secara substantive LKIP merupakan laporan kinerja yang transparan dan akuntabel terhadap pelaksanaan visi, misi, sasaran, program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra RSKIA Kota Bandung Tahun 2013-2018, sehingga diharapkan dapat mencerminkan pemerintah yang Clean Governance untuk mencapai Good

Governance.

S KHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHUSSSSSSUSUUSSSSSUSUUSUUUUSUSSUSSSUSSUUUSUSUSUSUSUSSSSSSSSUUUUSUUUUSSSUSSUSUSSSSSUUSUUSUSUUSSSSUSUSSSSUSUUUSSSUSUSSSSUUSUUUSUUUSUUUSSSUUUUUUUUUSSSUSUUUUUUUSSSSSUUUUUSSUSSUUUSSUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU US IBU DAOTAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA BBBBBBBBBBBANDUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUNGNNNNNNGGGGGGNGNNNNNGNGNGNGNGGGGGNNNNNGNGNGNNGNGNGNGNGGGNGGNGNNNNNGNGGNGNGNNNNGNGGGGGGNNNNNNNNNNGGGGGGGNGGGGGNNNGNNNNGGGGGGGNGGGGGGNNNNGGGNNNGGNNNNGGGGGGG

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

iii

DAFTAR ISI

URAIAN HAL

RINGKASAN EKSEKUTIF i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GRAFIK vi

DAFTAR DIAGRAM vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

1.3 Landasan Hukum

1.4 Issue Strategis

1.5 Sistematika

1

1

2

3

4

5

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1 Perencanaan Strategis Sebelum dan Setelah Reviu

6

6

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

3.3 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah

Sakit Sejenis Lainya

3.4 Akuntabilitas Keuangan

3.5 Prestasi / Penghargaan

15

15

19

57

61

65

BAB VII PENUTUP 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

66

66

66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Hal

Tabel 2.1 Target SPM RSKIA Kota Bandung 9

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) RSKIA Kota Bandung

Sebelum dan Setelah Reviu 9

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Setelah

Tahun 2016 13

Tabel 2.4 Anggaran Program dan Kegiatan Dalam Perjanjian

Kinerja Per Sasaran Tahun 2016 14

Tabel 3.1

Capaian lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung

Tahun 2016 16

Tabel 3.2

Analisis Pencapaian Sasaran 1

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan

anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju

rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

20

Tabel 3.3 Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung 22

Tabel 3.4 Nilai Per Unsur Pelayanan Pada IKM RSKIA Kota Bandung 24

Tabel 3.5 Nilai Per Unsur Pelayanan Pada IKM RSKIA Kota Bandung 24

Tabel 3.6 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Perdarahan 29

Tabel 3.7 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi 31

Tabel 3.8 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Sepsis 33

Tabel 3.9 Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria ≥

10 % yang direncanakan 34

Tabel 3.10 Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500

gram 36

Tabel 3.11 Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap 39

Tabel 3.12 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin 41

Tabel 3.13 Cakupan Pelayanan Pasien Peserta JKN 43

Tabel 3.14 Jumlah Kepesertaan JKN di Rawat Inap RSKIA Kota

Bandung Tahun 2016 43

Tabel 3.15 Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi

Ombudsman RI di RSKIA Kota Bandung 45

Tabel 3.16 Pencapaian Nilai Kepatuhan Berdasarkan Komponen

Indikator Versi Ombudsman di RSKIA Kota Bandung 46

Tabel 3.17 Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang

ditindaklanjuti 50

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

v

Tabel 3.18 Pencapaian Indikator Sasaran 1 dibandingkan Target

Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung 51

Tabel 3.19 Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit 52

Tabel 3.20 Nilai LKIP RSKIA Kota Bandung 53

Tabel 3.21 Pencapaian Indikator Sasaran 2 Dibandingkan Target

Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung 56

Tabel 3.22 Pencapaian Indikator Pelayanan RSKIA Kota Bandung

Tahun 2014-206 57

Tabel 3.23 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan

Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya 58

Tabel 3.24 Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung

Tahun 2014-2016 59

Tabel 3.25 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal RS RSKIA Kota

Bandung 60

Tabel 3.26 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung Tahun

2016 61

Tabel 3.27 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan

RSKIA Kota Bandung selaku SKPD Tahun 2016 62

Tabel 3.28 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan

RSKIA Kota Bandung selaku BLUD Tahun 2016 64

Tabel 3.29 Pagu dan Realisasi Belanja Langsung RSKIA Kota

Bandung Berdasarkan Sasaran Tahun 2016 65

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

vi

DAFTAR GRAFIK

Grafik Uraian Hal

Grafik 3.1 Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 22

Grafik 3.2

Cakupan keberhasilan dalam menurunkan Kejadian

kematian ibu bersalin karena perdarahan ≤

0.1%(dalam persen )

30

Grafik 3.3

Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan

Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi

≤ 0.3% (dalam persen)

31

Grafik 3.4 Perbandingan Jumlah Kasus Infeksi di RSKIA Kota

Bandung 33

Grafik 3.5 Cakupan Keberhasilan dalam Pertolongan Persalinan

Sectio Yang di Rencanakan ≤ 10% (dalam persen) 34

Grafik 3.6 Perbandingan Jumlah Persalinan dan Sectio Cecaria

RSKIA Kota Bandung 35

Grafik 3.7 Cakupan Keberhasilan dalam Menangani BBLR 1000

gr - 2500 gr (dalam persen) 36

Grafik 3.8 Perbandingan Jumlah Total BBLR dengan BBLR

Yang Tidak Tertangani di RSKIA Kota Bandung 37

Grafik 3.9 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian

Kematian Pasien > 48 Jam ≤ 2.5% (dalam persen) 39

Grafik 3.10 Perbandingan Jumlah Pelayanan Masyarakat Miskin

yang Dilayani di RSKIA Kota Bandung 41

Grafik 3.11 Perbandingan Jumlah Pelayanan JKN dan Umum di

Rawat Inap RSKIA Kota Bandung 44

Grafik 3.12 Pencapaian Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik

di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung 48

Grafik 3.13 Pencapaian Nilai LKIP di 3 Rumah Sakit Pemerintah

Kota Bandung 55

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

vii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Uraian Hal

Diagram3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota

Bandung Tahun 2016 18

Diagram3.2 Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung 21

Diagram 3.3

Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung

dibandingkan dengan Akhir Renstra Tahun 2018 52

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

viii

DDAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Uraian

Lampiran 1 Rencana Kinerja Tahunan RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 Lampiran 2 Surat Keputusan Tentang LKIP Tahun 2016 Lampiran 3 Surat Keputusan Tim Penyusun LKIP Tahun 2016

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

1

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenaan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur dan “legitimate” sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, maka di terbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan diperbaharuidengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam Bab 3 pasal 3 (tiga) undang-undang tersebut menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas.

Azas akuntabilitas adalah kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara yang harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah dalam mempertanggung jawabkan tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. RSKIA Kota Bandung selaku SKPD berbentuk lembaga teknis daerah, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja untuk meningkatkan peran serta dan fungsi sebagai sub-sistem dari sistem Pemerintah Daerah dalam memenuhi aspirasi masyarakat.Dalam perencanaan pembangunan kesehatan daerah Kota Bandung, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan harus diselaraskan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup Pemerintah Provinsi, Nasional dan Global. Sehubungan dengan hal tersebut RSKIA Kota Bandung diwajibkan untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Penyusunan LKIP RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian visi, misi,indikator kinerja utama, sasaran dan target yang telah ditetapkan.

1.1 Gambaran Umum

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

2

STRUKTUR ORGANISASI RSKIA KOTA BANDUNG

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor : 14 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, disebutkan bahwa RSKIA Kota Bandung mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam melaksanakan upaya kesehatan di bidang kesehatan ibu dan anak, upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan,pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya

peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban tersebut RSKIA Kota Bandung mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak

2. Pelaksanaan tugas teknis operasional bidang pelayanan kesehatan ibu dan anak yang meliputi pelayanan dan penunjang medik, keperawatan serta sarana dan prasarana

3. Pelaksanaan teknis administrasi rumah sakit

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban RSKIA Kota Bandung dipimpin oleh seorang Direktur, yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi yang masing-masing mengkoordinasikan instalasi sesuai tupoksinya. Adapun struktur organisasi RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

3

LKIP RSKIA Kota Bandung ini disusun berdasarkan beberapa landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2006 tentang Kesehatan. 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. 5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah. 6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi Rumah Sakit Khusus Ibu Dan Anak Kota Bandung.

8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 3 Tahun 2014 tentang RPJMD Kota Bandung. 9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 493 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan

Daerah (RKPD) Kota Bandung Tahun 2014 10. Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor: 050/374-RSKIA Tahun 2014 tentang Rencana

Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 – 2018.

1.3 Landasan Hukum

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

4

.

RSKIA Kota Bandungdapat mengidentifikasi issue-issue strategis yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pengembangan RSKIA Kota Bandung dalam lima tahun kedepan yang bernuansakan terwujudnya Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak yang memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, profesional dan terjangkau. Adapun issue-issue tersebut adalah meliputi :

1. Pembangunan Rumah Sakit Berstandar Internasional Dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 rumah sakit kelas dunia merupakan salah satu janji kampanye dan dijadikan arah kebijakan dari Walikota Bandung terpilih, yang tercantum dalam Misi ke-3 untuk peningkatan taraf kesehatan yang berkelanjutan. Pada saat ini bagaimana upaya Kota Bandung dapat mewujudkan RS kelas dunia yang berstandar internasional, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat baik secara kualitas dan kuantitas dapat terjamin.

2. Sumber Daya Manusia Pemenuhan dan peningkatan kompetensisumber dayamanusia agar dapat memenuhikualitas dan kuantitas serta memiliki kompetensi yang direfleksikan melalui sikap, perilaku, pola pikir serta tindakan yang didasari intelektualitas dan spiritualitas sehingga terbentuk integritas yang didukung oleh pola disiplin yang baik dan amanah sehingga memenuhi persyaratan rumah sakit kelas dunia. Pola rekruitmen sumber daya manusia sehingga memenuhi kualitas dan kuantitas serta kualifikasi dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang paripurna untuk masyarakat luas

3. Implementasi Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Berdasarkan Undang-Undang Nomor : 40 Tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Kesehatan (SJSN) yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yag bersifat wajib (mandatory), dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar premi atau premi yang dibayarkan pemerintah. RSKIA Kota Bandung telah memberikan pelayanan kesehatan telah melakukan implementasi SJSN sejak tertanggal 1 Januari 2014.

1.4 Issue Starategis

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

5

4. Penutup

Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran

3. Akuntabilitas Kinerja

Pada bab ini membahas capaian kinerja yang terdiri dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU), pengukuran, evaluasi, analisis capaiankinerja, akuntabilitas keuangan dan prestasi atau penghargaan RSKIA Kota Bandung Tahun 2016

2. Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

Pada bab ini membahas Indikator Kinerja Utama (IKU), Renstra RSKIA Kota Bandung yang meliputi visi, misi, tujuan, sasaran strategis, strategi arah kebijakan rencana kinerja tahunan dan perjanjian kinerja sebelum reviu dan setelah reviu yang merupakan penyelerasan di lingkungan RSKIA Kota Bandung Tahun 2016

1. Pendahuluan

Dalam bab ini membahas gambaran umum, tugas dan fungsi RSKIA Kota Bandung, issue strategis, landasan hukum dan sistematika penyusunan

1.5 Sitematika Penulisan

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

6

Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung adalah merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah terpilih dan terintegrasi. Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor : 050/374-RSKIA Tahun 2014 tentang Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 – 2018, yang kemudian mengalami perubahan sebagaimana hasil reviu dengan pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung merupakan dokumen yang disusun melalui proses sistematis dan berkelanjutan serta merupakan penjabaran dari pada Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih dan terintegrasi dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki oleh Daerah yang bersangkutan, dalam hal ini RSKIA Kota Bndung.

Penyusunan Renstra RSKIA Kota Bandung telah melalui tahapan-tahapan yang sistematis dengan proses penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018 dengan melibatkan stakeholders pada saat dilaksanakannya Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, Forum SKPD, sehingga Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama RSKIA Kota Bandung dan stakeholders.

Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staff RSKIA Kota Bandung, visi juga berarti suatu pernyataan tentang gambaran keadaan dan karakteristik yang ingin dicapai pada suatu lembaga dimasa yang akan datang, pernyataan visi tersebut harus selalu berlaku pada setiap kemungkinan perubahan yang mungkin terjadi sehingga suatu visi harus bersifat fleksible. Adapun visi RSKIA Bandung Tahun 2013-2018 adalah sebagai berikut :

2.1 Perencanaan Strategis Sebelum Reviu dan Setelah Reviu

2.1.1 Visi dan Misi RSKIA Kota Bandung

Visi RSKIA Kota Bandung

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

7

Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan visi. Dalam upaya tersebut maka RSKIA Kota Bandung menetapkan misi tahun 2013-2018sebagai berikut :

• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang lengkap, terpadu, unggul dan bermutu kelas dunia

• Membangun kolaborasi dan jejaring dengan berbagai pihak

• Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional, berakhlak mulia dan berdaya saing tinggi

M I S I

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1(satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis.

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan.

Sebagaimana Visi dan Misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilan tersebut perlu ditetapkan tujuan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandungsebagai berikut:

VISI RSKIA KOTA BANDUNG Menjadi Rumah Sakit Rujukan Pelayanan Kesehatan Ibu

dan Anak Yang Unggul, Mudah dan Nyaman

Misi RSKIA Kota Bandung

2.1.2 Tujuan dan Sasaran Strategis

TUJUAN Terselenggaranya Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Paripurna Dalam Rangka

Meningkatkan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

8

SASARAN

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit

Indikator Kinerja Utama (IKU) merupakan ukuran keberhasilan yang menggambarkan kinerja utama instansi pemerintah sesuai dengan tugas fungsi serta mandat (core business) yang diemban. IKU RSKIA Kota Bandung telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur RSKIA Kota Bandung Nomor : 050/138-RSKIA tentang lndikator Kinerja Utama Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit yang terdiri darI 161 indikator.Dari 161 indikator tersebut dipilih 7 indikator yang paling penting untuk ditetapkan sebagai bagian dari IKU RSKIA Kota Bandung. Indikator tersebut adalah sebagai berikut :

2.1.3 Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

9

No Nama Indikator Target SPM Kemenkes

Target RSKIA Bandung Juara

1 Kejadian Kematian Ibu Karena Perdarahan (Definisi Perdarah anadalah perdarahan yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas)

≤ 1% ≤ 0.1%

2

Kejadian Kematian Ibu Karena Pre eklampsi (Definisi Kematian karena Pree klampsi adalah kematian yang disebabkan pre eklampsi dan eklampsi yang terjadi pada saat kehamilan semua skala persalinan dan nifas)

≤ 30 % ≤ 0.3 %

3

Kejadian Kematian Ibu Karena Sepsis (Definisi kematian karena sepsis adalah kematian yang ditandai dengan adanya gejala dan tanda sepsis yang terjadi akibat penanganan aborsi, persalinan dan nifas yang tidak ditangani dengan tepat oleh pasien dan penolong

≤ 0.2 % ≤ 0.2 %

4 Cakupan pertolongan persalinan melalui Sectio Cesarea yang direncanakan ≤ 20 % ≤ 10 %

5 Cakupan Kemampuan Menangani BBLR 1500 gr - 2500 gr 1000 gr - 2500 gr

6 Kematian Pasien> 48 jam di Rawat Inap ≤ 2.5/1000 ≤ 2.5/1000

7 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin 100% 100%

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

1. Indeks kepuasan masyarakat 2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1% 3. Kejadian kematian ibu karena preeklamsi ≤ 0.3% 4. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2% 5. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio cesaria yang direncanakan ≤ 10% 6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram – 2500 gram 7. Kematian pasien > 48 jam di rawat Inap ≤ 2.5/1000 8. Cakupan Pelayanan Pasien keluarga miskin 9. Cakupan Pelayanan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Tabel 2.1 Target SPM RSKIA Kota Bandung

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama (IKU) RSKIAKota Bandung

Berikut adalah tabel lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung tahun 2016 sebagai berikut:

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

10

Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat, agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi RSKIA Kota Bandung mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Strategi jangka menengah RSKIA Kota Bandung merupakan perumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana rumah sakit dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Strategi RSKIA Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Pemenuhan akreditasi rumah sakit dengan versi terbaru secara berkesinambungan 2. Penambahan pelayanan yang bersertifikat ISO 3. Pengembangan SIMRS 4. Peningkatan sarana prasarana untuk mencapai SPM RS 5. Pengembangan program preventif dan promotif kesehatan rumah sakit 6. Mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak 7. Pengembangan kompetensi SDM, baik internal maupun eksternal

2.1.4 Stategi RSKIA Kota Bandung

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

11

Kebijakan merupakan arahan dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan strategi yang dipilih agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran, adapun kebijakan tersebut adalah:

1. Melaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit versi 2012

2. Melaksanakan kegiatan sertifikasi ISO 3. Mengembangkan Sistem Informasi dan

Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) 4. Relokasi rumah sakit dengan pemindahan lahan

ke lokasi yang lebih memadai dan pemenuhan SPM rumah sakit

5. Melaksanakan promosi kesehatan rumah sakit 6. Melaksanakan kemitraan dengan berbagai pihak,

baik bidang pelayanan dan bidang pendidikan kesehatan

7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai

Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran. Adapun penjelasan lebih rinci kebijakan dan program untuk pencapaian sasaran adalah sebagai berikut:

1. Strategi meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakitterstandarisasi kelas dunia, dilaksanakan dengan 10 program. Kebijakan :

a) Relokasi rumah sakit dengan pemindahan lahan ke lokasi yang lebih memadai

b) Melaksanakan kegiatan akreditasi rumah sakit dengan versi 2012

c) Melaksanakan kegiatan sertifikasi ISO d) Melaksanakan kegiatan promosi rumah sakit e) Melaksanakan kemitraan dengan berbagai

pihak, baik dalam bidang pelayanan dan bidang pendidikan kesehatan

2. Strategi meningkatnya akuntabilitas kinerja

rumah sakit, dilaksanakan dengan 2 program. Kebijakan :

a) Mengembangkan SIMRS yang terintegrasi

2

2.1.5 Kebijakan RSKIA Kota Bandung

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

12

Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dikembangkan cara pencapaian tujuan dan sasaran secara optimal. Cara pencapaian tujuan dan sasaran dalam aktivitas Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung masing-masing dikembangkan kedalam kebijakan dan program. Program dan kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan dituangkan kedalam perencanaan dan rencana kinerja tahunan untuk tahun 2016 (terlampir).

Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.

Berikut adalah tabel perjanjian kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 :

2.1.6 Rencana Kinerja ahunan RSKIA Kota Bandung

2.1.7 Perjanjian Kinerja ahunan RSKIA Kota Bandung

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

13

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2016

SATUAN TARGET

1. Nilai 80

2. % 100

3. % 100

4. % 100

5. % 100

6. % 98

7. % 98

8. % 100

9. % 62

10. Nilai 980

11. % 100

2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit

12. Nilai 80

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

Indeks Kepuasan Masyarakat

Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1%

Kejadian kematian ibu karena Preeklamsi ≤ 0.3%

Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2%

Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio Cesaria yang direncanakan ≤ 10%

Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram - 2500 gramKematian pasien > 48 jam di rawat inap ≤ 2.5/1000

Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminana Kesehatan Nasional (JKN)

Nilai standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman RI

Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti

Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

14

Berikut adalah tabel penganggaran berdasarkan sasaran pada Perjanjian Kinerja RSKIA Kota Bandung Tahun 2016 :

Tabel 2.4 Anggaran Program dan Kegiatan Dalam Perjanjian Kinerja Per Sasaran Tahun 2016

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

15

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik. Akuntabilitas kinerja tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018, IKU dan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi pemerintah.

Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, RSKIA Kota Bandung melakukan reviu terhadap lndikator Kinerja Utama dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan organisasi. Hasil pengukuran atas indikator kinerjau tama RSKIA Kota Bandung tahun 2016 adalah sebagai berikut :

3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

16

Tabel 3.1 Capaian lndikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung

Tahun 2016

2016 %1. Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai 80 80.12 100.15

2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1% % 100 170.00 170.00

3. Kejadian kematian ibu karena Preeklamsi ≤ 0.3% % 100 100.00 100.00

4. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2% % 100 100.00 100.00

5. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio Cesaria yang direncanakan ≤ 10%

% 100 118.00 118.00

6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram - 2500 gram

% 98 92.04 93.92

7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap ≤ 2.5/1000 % 98 75.03 76.56

8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin % 100 100 100.00

9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminana Kesehatan Nasional (JKN)

% 62 58.25 93.95

REALISASI

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATTARGET TAHUN 2016

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

17

Dari tabel tersebut terlihat bahwa tingkat pencapaian IKU RSKIA Kota Bandung adalah sebagai

berikut :

1. Indeks Kepuasan Masyarakat

RSKIA Kota Bandung melaksanakan penilaian IKM secara mandiri dengan menggunakan beberapa metode, yaitu metode sampling rutin setiap bulan dan metode semesteran berdasarkan Kepmenpan Nomor: 25 Tahun 2004 tentang Indeks Kepuasan Masyarakat. Secara umum hasil IKM pada tahun 2016 di RSKIA Kota Bandung ada dalam kategori B dengan rata-rata hasil 80.30% dari target 80% atau pencapaian 100.38%.

2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤0.1%

RSKIA Kota Bandung merupakan salah satu rumah sakit rujukan tingkat 2, banyak kasus perdarahan yang datang sudah pada fase terminal sehingga tidak dapat diselamatkan. Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan sampai dengan bulan november padatahun 2016 dari 2.931 kasus perdarahan pada ibu melahirkan terdapat 1 (satu) kejadian kematian karena perdarahan, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah sebesar 170.00%.

3. Kejadian kematian ibu karena pre eklamsi ≤ 0.3%

Selama tahun 2016 sampai dengan bulan november terdapat kasus pre eklamsi sebanyak 1.126 kasus dan TIDAK TERDAPAT KEJADIAN KEMATIAN karena kasus ini, sehingga pencapaian kinerja sebesar 100.00%.

4. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤0.2%

Tidak terdapat kejadian kematian pada ibu karena sepsis pada tahun 2016 sampai dengan bulan November dari 7.896 kasus yang ditangani sehingga pencapaiannya sebesar 100.00%. 5. Cakupan pertolongan persalinan melalui

seksio cesaria yang direncanakan ≤ 10%

Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan sampai dengan bulan November pada tahun 2016 adalah sebanyak 296 kasus dari jumlah total persalinan sebanyak 3.613, sehingga pencapaian 118%. 6. Cakupan kemampuan menangani

BBLR 1000 gram - 2500 gram Selama tahun sampai dengan bulan November 2016terdapat kelahiran dengan kasus Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 704 bayi, dari jumlah tersebut

BBLR yang tidak berhasil ditangani sebanyak 5 bayi. Sehingga cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500 gram adalah sebesar 92.90% dari target 98% atau 94.80%.

7. Kematian pasien >48 jam di rawat inap ≤2.5/1000

Pada tahun 2016 sampai dengan bulan November jumlah pasien rawat inap sebanyak 9.304 pasien, dari jumlah tersebut pasien yang meninggal setelah dirawat selama >48 jamsebanyak 31orang. Hasil formulasi dari indikator ini adalah sebesar 75.03% dari target 98%, sehingga pencapaianya sebesar 76.56%.

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

18

33.33%

33.33%

33.33%

Diagram 3.1Pencapaian Indikator Kinerja Utama RSKIA Kota Bandung

Tahun 2016

Mencapai Melebihi Target

Mencapai Sesuai Target

Kurang/Tidak Mencapai Target

8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

Dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin maka RSKIA Kota Bandung berkomitmen untuk melayani pasien dari keluarga miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Pada tahun 2016 Sampai dengan bulan November semua pasien miskin yang datang ke RSKIA Kota Bandung sebesar 7.908 pasien (Jamkesmas dan Jamkesda) mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhannya, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah 100%.

9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Tahun 2016 merupakan tahun pertama

pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk seluruh masyarakat indonesia, dengan banyaknya sosialisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan rumah sakit tentang manfaat kepesertaan JKN. Padatahun 2016 sampai dengan bulan November peserta JKN yang mendapatkan pelayanan rawat inap sebanyak 5.462 orang dari jumlah total pasien 9.308 pasien rawat inap, sehingga cakupan pelayanan peserta JKN yang dilayani adalah sebesar 58.68% dari target 62% atau 94.65%.

18

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

19

Dari 9 (sembilan) indikator yang dijadikan IKU, kinerja yang dicapai menunjukan bahwa 3 (tiga) indikator atau 33.33% telah mencapai melebihi target, 3 (tiga) indikator atau 33.33% mencapai sesuai target dan 3 (tiga) indikator atau 33.33% tidak/kurang mencapai target. Secara keseluruhan, RSKIA Kota Bandung belum berhasil dalam pencapaian IKU pada tahun 2016.

Untuk 3 (tiga) IKU yang mencapai melebihi target adalah sebagai berikut : 1. Indeks Kepuasan Masyarakat 2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤0.1% 3. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio cesaria

yang direncanakan ≤ 10%

Sedangkan untuk 3 (tiga) IKU yang mencapai sesuai target adalah sebagai berikut :

1. Kejadian kematian ibu karena pre eklamsi ≤ 0.3%

2. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2% Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

Sedangkan untuk 3 (tiga) IKU yang tidak mencapai i target adalah sebagai berikut :

1. Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap ≤ 2.5/1000 2 . Cakupan pelayanan pasien peserta JKN 3. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500

gram

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemampuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output perunit yang dihasi lkan oleh suatu input tertentu.

Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya kesenjangan maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.

Pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator sasaran dengan membandingkan dengan tahun sebelumnya. Analisis pencapaian kinerja per sasaran dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

3.2 Pengukuran, Evaluasi dan capaian Kinerja

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

20

Tabel 3.2 Analisis Pencapaian Sasaran 1

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

TARGET REALISASI %

1. Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai 76.01 80.80 80 80.12 100.15

2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1%

% 146.00 103.60 100 170.00 170.00

3. Kejadian kematian ibu karena Preeklamsi ≤ 0.3%

% 167.40 100.00 100 100.00 100.00

4. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2%

% 100.00 100.00 100 100.00 100.00

5. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio Cesaria yang direncanakan ≤ 10%

% 130.17 85.23 100 118.00 118.00

6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram - 2500 gram

% 95.77 93.56 98 92.04 93.92

7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap ≤ 2.5/1000

% 84.65 96.14 98 75.03 76.56

8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

% 100.00 100.00 100 100 100.00

9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminana Kesehatan Nasional (JKN)

% 57.32 61.67 62 58.25 93.95

10. Nilai standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman RI

Nilai 980 980 980 980 100.00

11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti

% 100 100.00 100 100 100.00

INDIKATOR KINERJA SATTAHUN 2016TAHUN

2015TAHUN 2014

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

21

:

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian Sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yang terstandarisasi kelas dunia. Terdiridari 11 (sebelas) indikator sasaran, 3 (tiga) indikator sasaran telah tercapai melebihi target (27.27%),5 (lima) indikator sasaran tercapai sesuai target (45.45%) dan 3 (tiga) indikator sasaran tidak

mencapai target (27.27%). Adapun analisis dari capaian indikator kinerja sasaran tersebut

adalah sebagai berikut :

27.27%

45.45%

27.27%

Diagram 3.2Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung

Tercapai Melebihi Target

Tercapai sesuai Target

Tercapai Kurang/Tidak Sesuai Target

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

22

Tabel 3.3 Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung

Adapun pencapaian IKM yang dilaksanakan pada tshun 2014 sampai dengan tahun 2016 dapat dilihat grafik sebagai berikut :

76.0180.80 80.30

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.1Pencapaian IKM RSKIA Kota Bandung Tahun

2016

Terlihat pada grafik diatas fluktuatif hasil IKM RSKIA Kota Bandung pada setiap tahunnya, pada tahun 2014 dan 2015 terdapat kenaikan nilai IKM sebanyak 4.79 point. Tetapi pada tahun 2016 terdapat penurunan sebesar 0.50 point, dengan penurunan tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat karena dengan nilai tersebut masih pada kondisi BAIK.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah memuat 9 unsur layanan yang menjadi pertanyaan mencakup tentang :

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Indeks Kepuasan Masyarakat

Nilai 76.01 80.80 80 80.30 100.38 80 100.38

INDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018NO TAHUN 2014

1. Indeks Kepuasan Masyarakat Berdasarkan Kepmenpan Nomor : 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei

Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik, merupakan salah satu kegiatan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik adalah dengan menyusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolak ukur terhadap optimalisasi kinerja aparatur pelayanan publik terhadap masyarakat. Berikut tabel pencapaian IKM di RSKIA Kota Bandung pada tahun 2016 :

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

23

1. Persyaratan Persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.

2. Prosedur Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan, termasuk pengaduan.

3. Waktu pelayanan Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.

4. Biaya/Tarif Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.

5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.

6. Kompetensi Pelaksana Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman.

7. Perilaku Pelaksana Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.

8. Maklumat Pelayanan Maklumat Pelayanan adalah merupakan pernyataan kesanggupan dan kewajiban penyelenggara untuk melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan.

9. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.

Hasil perhitungan nilai persepsi total dari 150 responden yang terjaring dalam Survei Kepuasan Pelanggan/IKM di lingkungan RSKIA Kota Bandung tahun 2016 menghasilkan nilai IKM 80.12. Dengan demikian berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan mutu pelayanan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak kota Bandung mendapat kategori B dan kinerja unit pelayanan BAIK. Berikut tabel nilai per unsur pada IKM:

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

24

Tabel 3.4

Nilai Per Unsur Pelayanan pada IKM RSKIA Kota Bandung

Tabel 3.5

Nilai Per Unsur Pelayanan pada IKM RSKIA Kota Bandung

U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9

1-150 473 478 476 504 485 493 487 485 499

Jumlah nilai perunsur

473 478 476 504 485 493 487 485 499

NRR perunsur 3.15 3.19 3.17 3.36 3.23 3.25 3.25 3.23 3.33

NRR tertimbang 0.35 0.35 0.35 0.37 0.36 0.36 0.36 0.36 0.37 3.21

80.80

NOMOR URUT RESPONDEN

NILAI PER UNSUR PELAYANAN

IKM Unit pelayanan

No.NILAI UNSUR PELAYANAN

(NRR)KATEGORI

1 Persyaratan Pelayanan ( U1 ) 3,15 BAIK

2 Prosedur Pelayanan ( U2 ) 3,19 BAIK

3 Waktu pelayanan ( U3 ) 3,17 BAIK

4 Biaya Tarif ( U4 ) 3,36 SANGAT BAIK

5 Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan

( U5 ) 3,23 BAIK

6 Kompetensi Pelaksana ( U6 ) 3,29 SANGAT BAIK

7 Perilaku Pelaksana ( U7 ) 3,25 BAIK

8 Maklumat Pelayanan ( U8 ) 3,23 BAIK

9 Penanganan Pengaduan, saran dan masukan

( U9 ) 3,33 SANGAT BAIK

UNSUR PELAYANAN

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil penilaian IKM per-unsur dari 9 (sembilan) unsur penilaian Kepuasan Masyarakat terdapat 1 (satu) unsur yang mendapatkan kategori mutu pelayanan sangat baik yaitu pada unsur Biaya/tarif. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan pelayanan RSKIA Kota Bandung bahwa hampir semua unsur pelayanan mendapatkan kategori B dengan mutu pelayanan BAIK

Hasil Penilaian IKM Masing-Masing Unsur Pelayanan Jika dilakukan analisis lebih rinci atas masing-masing unsur Triwulan 3 tahun 2016, maka diperoleh nilai yang beragam. Untuk memperoleh informasi rinci, data nilai rata-rata atau NRR masing-masing unsur U1 sampai dengan U9 dinilai secara mandiri untuk mengukur mutu pelayanan sebagaimana disajikan pada tabel berikut :

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

25

Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yg mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan, berikut kesimpulan awal dari hasil penilaian IKM pada triwulan 3 tahun 2016 :

a. Nilai dalam kelompok paling rendah yang harus ditingkatkan yaitu pada unsur pelayanan sebagai berikut : Persyaratan Pelayanan

b. Nilai dalam kelompok paling tinggi yang harus tetap dipertahankan yaitu unsur pelayanan sebagai berikut : Biaya tariff Berikut penjelasan dari per unsur tersebut :

a) Unsur Persyaratan Pelayanan Nilai Unsur Persyaratan pelayanan mengalami Kenaikan sebesar 0,04 pada Triwulan Empat (Periode Oktober-desember) tahun 2016, nilai rata-rata untuk unsur persyaratan pelayanan sebesar 3,15 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 nilai rata-rata unsur persyaratan

pelayanan sebesar 3,11 meskipun unsur persyaratan Pelayanan pada Triwulan Tiga (Periode Juli-September) tahun 2016 mengalami Kenaikan, akan tetapi bila dibandingkan dengan delapan unsur lainnya, unsur Persyaratan pelayanan memiliki nilai unsur palayanan paling rendah, ini menunjukan ada nya usaha perubahan perbaikan menuju peningkatan, namun mutu pelayanan untuk unsur persyaratan pelayanan masih dikategorikan Baik. Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan adalah berkoordinasi dengan bagian pendaftaran, JKN (Instalasi rekam medik), Promkes, dan Customer service untuk lebih meningkatkan sosialisasi persyaratan-persyaratan dalam melengkapi administrasi rawat inap dan rawat jalan terutama untuk persyaratan JKN/BPJS, karena sebagian besar pasien di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota bandung adalah pasien peserta JKN/BPJS, sosialisai yang bisa dilakukan melalui pembaruan Banner persyaratan sesuai infomasi terbaru dari pihak JKN/BPJS, sosialisai melalui website www.rskiakotabandung.com, dan rutin menyampaikan secara langsung di ruang tunggu pendaftaran dan rawat jalan serta menyediakan Leaflet yang berisi persyaratan pelayanan.

b) Unsur Prosedur Pelayanan Nilai Unsur Prosedur pelayanan memiliki nilai yang sama dengan Triwulan Tiga ( Periode Juli-September ) tahun 2016, yaitu nilai rata-rata untuk unsur prosedur pelayanan sebesar 3,19 pada Triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016 dan dikategorikan Baik. Akan tetapi masih ada responden yang mengatakan bahwa alur pelayanan administrasi masih tidak tertata baik karena harus bolak-balik, seperti saat pembelian ke farmasi dan laboratorium. Walaupun demikian untuk lebih meningkatkan unsur prosedur pelayanan harus tetap selalu di evaluasi secara rutin kepatuhan karyawan Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan SPO yang berlaku.

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

26

Rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan nilai unsur prosedur pelayanan adalah dengan berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik, komite keperawatan, dan komite umum untuk selalu mengevaluasi dan merivew kesesuaian SPO/ Standar Prosedur Operasional dengan perkembangan terbaru dan mengevaluasi kepatuhan karyawan terhadap SPO/ Standar Prosedur Operasional. c) Waktu pelayanan Nilai Unsur kesesuaian waktu pelayanan mengalami Penurunan sebesar 0,01 pada triwulan Empat (Periode Oktober-Desember) tahun 2016, nilai rata-rata untuk unsur kesesuaian waktu pelayanan sebesar 3,17 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 nilai rata-rata unsur kesesuaian waktu pelayanan sebesar 3,18. Unsur kesesuaian waktu pelayanan mengalami Penurunan dan masih dikategorikan baik, walaupun unsur waktu pelayanan mengalami penurunan namun diharapkan koordinasi perawat bidan jaga yang selalu meng update waktu kedatangan dokter ke pasien bila pasien bertanya terutama rawat jalan tetap dilaksanakan dan mengalami peningkatan. Namun demikian masih ada beberapa responden yang mengatakan bahwa kesesuaian waktu pelayanan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, dirasa pelayanan nya tidak tepat waktu karena saat melakukan proses daftar memakan waktu lama dan ada beberapa responden yang mengatakan bahwa dokter nya saat melakukan pemeriksaan kesan nya terburu-buru sehingga ketika mau melakukan konsultasi tidak ada waktu, walaupun demikian banyak responden yang mengatakan tepat waktu. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah dengan berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik dan komite keperawatan terutama dalam hal kepatuhan jam kerja, perawat bidan selalu meng update keberadaan dokter terutama untuk kedatangan rawat jalan dan DPJP untuk visite, serta berkoordinasi dengan Rekam medik untuk proses alur pengambilan status pasien yang lebih jelas dan terkoordinasi sehingga tidak menghambat pelaksanaan waktu pelayanan. d) Biaya/Tarif Nilai Unsur Kesesuaian biaya pelayanan mengalami Penurunan sebesar 0,08 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016, Nilai rata-rata untuk unsur kesesuaian biaya pelayanan sebesar 3,36 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 nilai rata-rata unsur kesesuaian biaya pelayanan sebesar 3,44. Namun demikian unsur biaya/tarif tetap merupakan unsur yang memiliki nilai tertinggi diantara delapan unsur lainnya dalam kategori pelayanan Sangat Baik, Hal ini kemungkinan dikarenakan dalam sistem pembayaran pelayanan hampir 90 persen menggunakan JKN/BPJS dan sama sekali tidak dikenakan biaya lain terkecuali penggunaan BHP yang di luar tanggungan BPJS seperti underpath dan lain-lain. Rencana Tindak lanjut untuk unsur Biaya tarif adalah dengan berkoordinasi dengan tim JKN/BPJS dan kasir/keuangan untuk lebih memudahkan pasien dalam melengkapi persyaratan pengklaiman penyelesaian administrasi JKN/BPJS sehingga tidak mempersulit pasien dalam pembayaran, berkoordinasi dengan tim tarif untuk mengetahui perubahan tarif sehingga bisa di informasikan kepada pasien terutama peserta umum non JKN/BPJS.

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

27

e) Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan Nilai unsur Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan mengalami penurunan sebesar 0,01 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016, nilai rata-rata untuk produk spesifikasi jenis pelayanan sebesar 3,23 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 unsur produk spesifikasi jenis pelayanan sebesar 3,24, dan dikategorikan memberikan pelayanan dengan kategori Baik. Rencana tindak lanjut yang bisa dilakukan adalah dengan berkoordinasi dengan instalasi PKRS dan seksi pelayanan untuk menginventarisir jenis-jenis pelayanan yang dapat dilakukan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung serta dibuatkan banner, poster, leaflet dan di muat di web www.rskiakotabandung.com sehingga masyarakat luas bisa mengetahui pelayanan yg bisa dilakukan di Rumah sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung, berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik, komite keperawatan dan komite umum untuk selalu meng update kemampuan RSKIA Kota Bandung dalam memberikan jenis pelayanan RSKIA Kota Bandung. f) Kompetensi Pelaksana Nilai Unsur kompetensi pelaksana pelayanan mengalami kenaikan sebesar 0,02 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016, Nilai rata-rata unsur kompetensi pelaksana pelayanan sebesar 3,29 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 nilai rata-rata unsurnya sebesar 3,27 dengan demikian unsur kempetensi pelaksana pelayanan pada triwulan Empat (Periode Oktober-Desemeber) tahun 2016 mengalami kenaikan dan masih dikategorikan Sangat Baik. Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik, komite keperawatan dan komite umum untuk selalu mengevaluasi dan melakukan kridensial kemampuan kompetensi pelaksana pegawai Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak

Kota Bandung terutama pelaksana pemberi asuhan. Berkoordinasi dengan instalasi DikLat untuk menginventarisir pelatihan dan melakukan koordinasi pelatihan kemampuan kompetensi pelaksana.

g) Perilaku Pelaksana Nilai Unsur perilaku pelaksana pelayanan mengalami kenaikan sebesar 0,01 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016, Nilai rata-rata unsur perilaku pelaksana pelayanan sebesar 3,25 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 nilai rata-rata unsurnya sebesar 3,24 dengan demikian unsur Perilaku pelaksana pelayanan pada triwulan tiga (Periode Juli-September) tahun 2016 masih memiliki kualitas pelayanan kategori Baik, akan tetapi masih ada beberapa responden yang mengatakan bahwa petugas pelayanan di Rumah

Sakit Khusus Ibu dan Anak Kota Bandung di rasa berperilaku kurang baik.

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

28

Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik, komite keperawatan dan komite umum untuk mengevaluasi perilaku setiap pegawai RSKIA Kota Bandung termasuk security dan cleaning service. Berkoordinasi dengan diklat untuk melakukan pelatihan komunikasi efektif dan service exelent. h) Maklumat Pelayanan Nilai unsur Maklumat Pelayanan mengalami kenaikan sebesar 0,10 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016, nilai rata-rata untuk Maklumat Pelayanan sebesar 3,23 sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 unsur produk spesifikasi jenis pelayanan sebesar 3,13, dan dikategorikan memberikan pelayanan dengan kategori Baik, maklumat pelayanan RSKIA kota bandung adalah “ dengan ini kami pegawai rumah sakit khusus ibu dan anak kota bandung menyatakan akan memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan mengutamakan kenyamanan secara Ikhlas, empati dengan 5s (senyum, salam, sapa, sentuh, sayang) dan memberikan pelayanan yang efektif dan efisien serta disiplin melalui peningkatan kinerja”, dan sudah di tempel di ruang tunggu rawat jalan. Dan setiap kegiatan pelayanan sudah di sahkan dalam bentuk pedoman, panduan, dan spo yang di tandatangani direktur (dimaklumatkan). Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan adalah berkoordinasi dengan kasubag TU dan PKRS untuk memperbanyak poster maklumat pelayanan dan di simpan di tempat yang banyak dilihat oleh pengunjung rumah sakit, berkoordinasi dengan komite mutu, komite medik, komite keperawatan dan komite umum untuk mensosialisasi kan secara langsung kepada seluruh pegawai RSKIA Kota bandung, serta menerapkan maklumat pelayanan tersebut menjadi perilaku dalam memberikan pelayanan. i) Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan

Nilai unsur Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan mengalami penurunan walaupun hanya 0,01 pada triwulan Empat (periode Oktober-Desember) tahun 2016 dengan nilai rata-rata 3,33, sedangkan pada triwulan Tiga tahun 2016 unsur penanganan pengaduan, saran dan masukan sebesar 3,34. Dan kualitas pelayanan masih dikategorikan Sangat Baik. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan seksi pelayanan, seksi sarana dan prasarana serta kasubag TU, untuk meminta ruangan khusus untuk komplain pasien, karena selama ini tempat pengaduan pelanggan berada di ruang terbuka berada di ruang tunggu pendaftaran sehingga apabila ada yang melakukan pengaduan terkadang menjadi konsumsi publik. Berkoordinasi dengan petugas pengaduan untuk selalu melakukan update SPO sesuai dengan standar terbaru, dan meng evalusi alur pengaduan secara berkala. Berkoordinasi dengan PKRS untuk meminta laporan pengaduan yang melewati kotak saran, karena selama ini pengaduan yang melewati kotak saran dikelola oleh PKRS.

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

29

Tabel 3.6

Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Perdarahan

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1%

% 146.00 103.60 100 170.00 170.00 100 170.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2015 terdapat 3 (tiga) kasus kejadian

kematian karena perdarahan dari 3.108 kasus perdarahan pada ibu melahirkan. Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 1 (satu) kematian ibu dari 2.931 kasus perdarahan, terlihat penurunan jumlah kematian dari tahun 2015 dan 2016.

Terlihat dengan jelas kenaikan keberhasilan penanganan pada kematian ibu dengan kasus perdarahan, dengan kenaikan jumlah kematian dari 3 (tiga) orang menjadi 1 (satu) orang, tetapi apabila melihat perbandingan jumlah kasus perdarahan yang terjadi dibandingkan dengan jumlah kematian selama tahun 2014 dan 2016 masih mencapai keberhasilan dalam penanganannya.

Kejadian kematian pada ibu karena perdarahan pada tahun 2016 mengalami penurunan jumlah jika dibandingkan dengan tahun 2015, tetapi apabila melihat perbandingan jumlah kematian dengan jumlah kasus perdarahan yang ditangani masih mencapai keberhasilan. Hal ini dikarenakan sudah berjalannya pelayanan ICU, berhasilnya proses pengadaan alat – alat kesehatan yang dibutuhkan untuk mendeteksi dan menangani kegawatdaruratan serta peningkatan kinerja SDM setelah mendapatkan berbagai pelatihan ataupun inhouse training. Selain itu didukung pula oleh kebijakan manajemen dalam bekerja sama dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan untuk mengevaluasi dan menetapkan alur pelayanan, SPO, Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway. Perbandingan jumlah kasus yang terjadi pada kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan pada tahun 2014, 2015 dan tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

2. Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan ≤0.1% Kematian ibu karena perdarahan menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan di

Jawa Barat, maka dari itu upaya untuk menurunkan angka kejadian kematian ibu karena perdarahan menjadi prioritas. RSKIA Kota Bandung menetapkan indikator tersebut karena merupakan prioritas dalam upaya mendukung penurunan angka kejadian kematian ibu karena perdarahan.

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

30

146.00103.60

170.00

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.2 Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian

Kematian Ibu Bersalin Karena Perdarahan ≤ 0.1% (dalam persen)

Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam

keberhasilan menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor

yang menentukan

Permasalahan : 1) Kasus perdarahan pada ibu melahirkan merupakan permasalahan yang selalu

terjadi di rumah sakit rujukan ibu dan anak, sehingga ketersediaan sarana dan sumber daya manusia yang kompeten sangat prioritas dalam menangani kasus tersebut.

2) Banyaknya kasus perdarahan yang terjadi akibat persalinan dilakukan oleh tenaga lain seperti paraji.

Solusi 1) Penyuluhan kepada ibu hamil (antenatal) tentang bahaya perdarahan pada ibu

melahirkan dapat menyebabkan kematian. 2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi solusi dalam upaya

menurunkan kejadian kematian ibu karena perdarahan. 3) Pertemuan dengan jejaring pelayanan kesehatan lainnya dalam

mengimplementasikan system rujukan yang benar dan diterapkan oleh semua pihak terkait.

4) Implementasi system rujukan di PPK 1 dan PPK II.

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

31

Tabel 3.7Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi

Selama tahun 2016 TIDAK TERJADI KEMATIAN ibu bersalin karena pre eklampsia dari 1.396 kasus,demikian juga pada tahun 2016 dari 1.126 kasus pre eklamsi sehingga pencapaiannya 100.00%.

3. Kejadian kematian ibu bersalin karena karena pre eklamsi ≤ 0.3% Pre eklampsi merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang sulit dicegah karena

etiologi dari pre eklampsi itu sendiri tidak bisa dicegah. Kasus kejadian kematian ibu karena preeklamsi menjadi indikator yang ditetapkan RSKIA Kota Bandung, hal ini dikarenakan hasil reviu dengan catatan RSKIA Kota Bandung harus mengangkat ciri atau ke khasan untuk dijadikan indikator kinerja utama.

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Kejadian kematian ibu karena pre eklamsi ≤ 0.3%

% 167.40 100.00 100 100.00 100.00 100 100.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

167.4

100.00 100.00

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.3Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan

Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Pre Eklamsi ≤ 0.3% (dalam persen)

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

32

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

558

13961126

1 0 0

Grafik 3.5Perbandingan Jumlah Kasus Pre Eklamsi dengan Jumlah

Kematian Karena Pre Eklamsi di RSKIA Kota Bandung

Pencapaian kinerja untuk indikator ini sudah melebihi target, walaupun sepintas terlihat adanya penurunan penapaian kinerja pada tahun 2015 dan 2016 dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini disebabkan karena adanya 1 kasus kematian di tahun 2014, dan tidak terjadi kematian pada tahun 2016 sebagai dampak dari formulasi penghitungan pada indikator ini. Tetapi secara keseluruhan RSKIA Kota Bandung masih berhasil dalam menangani kejadian kematian dengan kasus pre eklamsi pada ibu bersalin.

Kematian pada preeklampsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya karena keterlambatan mendiagnosa, merujuk dan menangani kasus preeklampsi sehingga pasien jatuh ke dalam kondisi eklampsi (kejang). RSKIA Kota Bandung telah menyediakan berbagai sarana dan SDM yang handal untuk menangani kasus tersebut.Tetapi kasus kematian dapat saja terjadi karena pasien terlambat dirujuk ke RSKIA atau karena tidak adanya respon fisik pasien preeklampsi terhadap obat – obatan yang telah diberikan, dimana respon fisik ini bersifat individual.Adapun perbandingan jumlah kasus pre eklamsi pada ibu melahirkan tahun 2014, 2015 dan 2016 sebagai berikut :

558

13961126

Grafik 3.5Perbandingan Jumlah Kasus Pre Eklamsi dengan Jumlah

Kematian Karena Pre Eklamsi di RSKIA Kota Bandung

Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam

keberhasilan menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan. 2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor

yang menentukan.

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1 0 0Permasalahan : 1) Kasus pre eklamsi biasanya dipengaruhi oleh keterlambatan mendiagnosa dan

merujuk sehingga ketika datang ke rumah sakit, kondisi pasien sudah dalam keadaan kejang yang dapat mengakibatkan kematian ibu.

2) Kasus pre eklamsi juga bisa terjadi karena obat-obatan yang dapat menimbulkan reaksi kejang terhadap ibu yang akan melahirkan dimana respon akan timbul secara perorangan.

Solusi 1) Penyuluhan kepada ibu hamil (antenatal) tentang tanda-tanda pre eklamsi dan

bahaya kejang pada ibu melahirkan dapat menyebabkan kematian. 2) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi solusi dalam upaya

menurunkan kejadian kematian ibu karena pre eklamsi. 3) Penerapan system rujukan yang tepat di pelayanan kesehatan untuk

mempercepat diagnosa pasien dan penanganan yang diperlukan

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

33

Tabel 3.8 Kejadian Kematian Ibu Bersalin Karena Sepsis

4. Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis ≤0.2% Kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis menjadi hal yang harus menjadi perhatian

utama dalam upaya menurunkan kematian ibu melahirkan, berikut adalah tabel cakupan keberhasilan dalam menurunkan kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis di RSKIA Kota Bandung :

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2%

% 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100 100.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

Padatahun 2014, 2015 dan 2016 tidakada kejadiankematianibukarenasepsisdari2.026 kasus, 15.535 kasus dan 7.896 kasus infeksi yang ditangani, sehinggapencapaian pada indikator ini adalah 100%.

Pada tahun 2016 terdapat penurunan jumlah kasus infeksi di RSKIA Kota Bandung Perbandingan kasus infeksi yang ditangani RSKIA Kota Bandung dalam kurun waktu tahun 2014sampai dengan2016 adalah sebagai berikut :

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

1536

15535

7896

Grafik 3.4Perbandingan Jumlah Kasus Infeksi di RSKIA Kota Bandung

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

34

Tabel 3.9 Cakupan pertolonganpersalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan ≤ 10%

Adapun perbandingan jumlah kasus pasien dengan tindakan sectio cecaria yang direncanakan di RSKIA Kota Bandung tahun 2014, 2015 dan 2016 adalah sebagai berikut :

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Cakupan pertolongan persalinan melalui sectio cesaria yang direncanakan ≤ 10%

% 130.17 85.99 100 118.00 118.00 100 118.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

5. Cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan ≤ 10%

RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan persalinan melalui seksio cesaria menjadi indikator kinerja utama yang ditetapkan sebagai ciri khas pelayanan yang ada di rumah sakit..

Berikut tabel target dan realisasi cakupan pertolongan persalinan melalui seksio cesaria yang direncanakan :

Cakupan pertolongan persalinan melalui Seksio Cesaria yang direncanakan pada tahun 2015 terdapat 520 kasus section dari jumlah total persalinan sebesar 4.432 persalinan atau 85.99% dari target 100%. Sedangkan pada tahun 2016 terdapat 296 kasus sc dari total persalinan 3.613, sehingga pencapaiannya adalah sebesar 118%. Hal ini terjadi karena pasien yang mengalami tindakan section secaria yang direncanakan sesuai dengan indikasi dan standar.

130.17

85.99118.00

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.5Cakupan Keberhasilan dalam Pertolongan Persalinan Sectio

Yang di Rencanakan ≤ 10% (dalam persen)

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

35

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

4621 44323613

355 520 296

Grafik 3.6Perbandingan Jumlah Persalinan dan Sectio

Cecaria RSKIA Kota Bandung

Faktor Pendukung : 1) Pengelolaan pemeriksaan antenatal pada ibu hamil yang lebih baik bisa

menjadi faktor pendukung agar ibu hamil bisa melahirkan secara normal tergantung dari diagnose akhir yang ditetapkan oleh dokter.

2) Pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dilakukan oleh tenaga dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Permasalahan : 1) Masih banyak kasus sectio cecaria pada ibu melahirkan dilakukan karena

faktor estetik. 2) Masih banyak ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilannya ke

fasilitas dengan tenaga dokter spesialis. 3) Banyaknya pasien yang datang ke Poliklinik adalah sebagai pasien rujukan

dari fasilitas pelayanan lainnya

Solusi 1) Pemeriksaan antenatal rutin di fasilitas kesehatan dengan tenaga dokter spesialis

kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan diagnosa kehamilan yang tepat.

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

36

Tabel 3.10 Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram-2500 gram

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000-2500 gram

% 95.77 93.24 98 92.90 94.80 98 94.80

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

100.81

95.1492.90

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.7 Cakupan Keberhasilan dalam Menangani BBLR 1000 gr - 2500 gr

(dalam persen)

6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram - 2500 gram Kemampuan sumber daya manusia yang berkompeten dan profesional menjadi hal

penting dalam peningkatan kemampuan menangani bayi baru lahir dengan berat badan rendah, sehingga indikator tersebut ditetapkan menjadi indikator kinerja utama RSKIA Kota Bandung.

Dan pada tahun 2015 terdapat BBLR 683 bayi dengan 44 bayi yang dapat ditangani atau 95.14% dari target 98 yang telah ditetapkan. Pada tahun 2016 terdapat 654 BBLR yang berhasil ditangani dari jumlah total 704 BBLR atau 92.90% dari target 98% pada tahun 2016. Penurunan keberhasilan penanganan untuk BBLR ini adalah meningkatnya kasus BBLR di RSKIA Kota Bandung disebabkan oleh tidak sesuainya perbandingan jumlah ketersediaan peralatan kesehatan/kedokteran berupa incubator dan alat penunjang di ruangan perinatology dengan jumlah pasien BBLR yang perlu

penanganan dengan berat badan 1000 gr dan adanya berbagai komplikasi yang menyertai sehingga mengurangi keberhasilan penanganan pada BBLR. Berikut adalah grafik perbandingan cakupan keberhasilan dalam menangani BBLR tahun 2014 sampai dengan2016 :

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

37

Grafik 3.8 Perbandingan Jumlah Total BBLR dengan BBLR Yang Tidak Tertangani di RSKIA Kota Bandung

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

685 683 704

29 44 50

Jumlah Total BBLR

Jumlah BBLR Yang Tidak Tertangani

Pencapaian kinerja untuk indikator Kemampuan Menangani BBLR 1000 gr – 2500 gr pada tahun 2015 dan 2016 tidak memenuhi target.Sedangkan pada tahun 2014 melebihi target. Hal ini dikarenakan adanya ketidaksesuaian jumlah peralatan yang ada dengan kenaikan jumlah BBLR dari tahun sebelumnya, penambahan sarana kesehatan yang dibutuhkan untuk penanganan BBLR tidak

sebanding dengan banyaknya BBLR yang harus ditangani pada tahun 2016, peningkatan kinerja SDM setelah mendapatkan berbagai pelatihan ataupun inhouse training mengenai penanganan BBLR tetap menjadi prioritas dalam kegiatan RSKIA Kota Bandung, serta dukungan pihak manajemen dalam bekerja sama dengan Komite Medik dan Komite Keperawatan untuk mengevaluasi dan menetapkan alur pelayanan, SPO, Panduan Praktik Klinis dan Clinical Pathway mengenai penangan BBLRadalah hal-hal yang harus dipertahankan dalam meningkatkan keberhasilan dalam penanganan BBLR di RSKIA Kota Bandung.

Adapun perbandingan jumlah total BBLR dengan jumlah BBLR yang tidak tertangani pada tahun 2014sampai dengan2016 di RSKIA Kota Bandung dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

38

Faktor Pendukung : 1. Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam

keberhasilan menangani BBLR. 2. Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran untuk perinatologi yang

mumpuni menjadi faktor yang menentukan. 3. Pendidikan dan pelatihan serta inhouse training merupakan hal yang dapat

meningkatkan kompetensi pegawai dalam penananganan BBLR di RSKIA Kota Bandung.

Permasalahan : 1) Tidak tertanganinya kasus bayi dengan BBLR menjadi permasalahan untuk

RSKIA Kota Bandung, hal tersebut terjadi dikarenakan banyak faktor seperti usia kehamilan ibu yang belum cukup bulan sehingga bayi belum siap untuk dilahirkan, faktor gizi ibu hamil dan pola hidup tidak sehat.

2) Banyaknya BBLR dengan komplikasi dapat mempersulit penanganan.

3) Peralatan kesehatan dan kedokteran masih tidak sebanding dengan jumlah BBLR yang harus ditangani.

Solusi : 1) Pemeriksaan antenatal rutin di fasilitas kesehatan dengan tenaga dokter

spesialis kebidanan dan kandungan untuk mendapatkan diagnosa kehamilan yang tepat.

2) Melengkapi ketersediaan fasilitas ruangan, SDM, peralatan kesehatan dan kedokteran yang dapat mendukung keberlangsungan penanganan bayi dengan BBLR.

3) Pelayanan konsultasi gizi pada ibu hamil dalam upaya menurunkan jumlah kelahiran BBLR.

4) Perlu adanya kajian dalam tingkat social ekonomi ibu hamil yand dapat mempengaruhi peningkatan kelahiran BBLR.

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

39

Tabel 3.11 Kematian pasien > 48 jam di Rawat Inap

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap ≤ 2.5/1000

% 84.65 96.14 98 75.03 76.56 98 76.56

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

7. Kematian pasien >48 jam di rawat inap ≤2.5/1000 Kejadian kematian pasien di rawat inap menjadi indikator yang ditetapkan RSKIA

Kota Bandung, hal ini dikarenakan merupakan indikator dari SPM rumah sakit yang harus dicapai seluruh rumah sakit karena menggambarkan kemampuan sumber daya manusia dalam penanganan pasien yang membutuhkan life saving dan merupakan pencapaian kinerja pelayanan rumah sakit. Berikut tabel target dan realisasi kematian pasien kematian pasien > 48 jam di rawat inap :

Padatahun 2015 capaian kinerja sebesar 96.14% dan mengalami penurunan pada tahun 2016, hal tersebut terjadi karena ada peningkatan jumlah kematian pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 31 orang dari total jumlah rawat inap 9.304 pasien atau sebesar 75.03%. Berikut grafik cakupan keberhasilan dalam menurunkan kejadian kematian pasien > 48 jam :

84.6596.14

75.03

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.9Cakupan Keberhasilan dalam Menurunkan Kejadian Kematian

Pasien > 48 Jam ≤ 2.5% (dalam persen)

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

40

Dari pasien yang meninggal sebanyak 26 orang adalah pasien ibu dan sisanya adalah pasien bayi dengan mayoritas BBLR. Banyaknya kasus kematian ini dikarenakan semakin kompleknya jenis penyakit yang ada dan beberapa pasien menolak untuk dirujuk pada kasus – kasus yang tidak dapat ditangani di RSKIA Kota Bandung.

Dengan pengelolaan dan penanganan pasien yang baik melalui profesionalisme pegawai dan didukung fasilitas peralatan lesehatan/kedokteran yang cukup dapat membantu upaya penurunan

jumlah kematian pasien di rawat inap

Faktor Pendukung : 1) Kemampuan SDM yang berkompetensi tinggi menjadi faktor pendukung dalam

keberhasilan menangani kasus ibu dan anak yang membutuhkan penanganan pasien life saving.

2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan dalam mendukung penurunan kejadian kematian ibu dan bayi.

3) Pengelolaan pada pasien rawat inap tidak lepas dari komitmen pegawai yang tulus dan profesional dalam memberikan pelayanan sehingga tidak terjadi lost

observation.

Permasalahan : 1) Kejadian kematian ibu dan bayi di rawat inap > dari 48 jam dikarenakan

semakin kompleknya jenis penyakit yang ada dan beberapa pasien menolak untuk dirujuk pada kasus – kasus yang tidak dapat ditangani di RSKIA Kota Bandung.

2) Kejadian kematian lebih banyak terjadi pada bayi dengan kasus berat badan bayi lahir sangat rendah.

Solusi : 1) Melengkapi ketersediaan fasilitas ruangan, SDM profesional dengan

mengembangkan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan ter update sesuai keprofesian, peralatan kesehatan dan kedokteran yang dapat mendukung penurunan kejadian kematian ibu dan bayi.

2) Kerjasama dengan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang menjadi jejaring RSKIA Kota Bandung.

3) Implementasi system rujukan yang tepat dapat menurunkan terjadinya resiko kematian pasien >48 jam.

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

41

Tabel 3.12 Cakupan Pelayanan Pasien Keluarga Miskin

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

% 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100 100.00

NOINDIKATOR KINERJASASARAN

SAT TAHTAHUNUN 2015

TAHUN 2012 6RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHTAHUNUN 2014

62827964 8490

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016

Grafik 3.10Perbandingan Jumlah Pelayanan Masyarakat Miskin yang

Dilayani di RSKIA Kota Bandung

Dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin maka RSKIA Kota Bandung berkomitmen untuk melayani pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak. RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit pemerintah harus siap melayani pasien dari keluarga miskin, sehingga pencapaian untuk indikator ini adalah 100%.

Berikut grafik perbandingan jumlah pasien dari keluarga miskin tahun 2014sampai dengan2016 dapat dilihat pada gambar berikut ini :

8. Cakupan Pasien Keluarga Miskin Pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin merupakan salah satu indikator

pelayanan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang harus dilaksanakan oleh seluruh rumah sakit dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat dan ketersediaan akses pelayanan kesehatan yang terjangkau yang pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah melalui program Jamkesmas, Jamkesda dan SKM melalui sebuah Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Berikut tabel target dan realisasi cakupan pelayanan pasien keluarga miskin yang dilayani dan menjadi komitmen RSKIA Kota Bandung :

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

42

Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2015 menjadi 7.964pasien, pada tahun 2016 sebesar 7.908 pasien masyarakat miskin yang dilayani di RSKIA Kota Bandung. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini :

a. Pada tahun 2014 merupakan tahun pertama pemberlakuan JKN yang dikelola oleh sebuah badan yang disebut BPJS, sehingga seluruh pembiayaan yang termasuk pada jaminan masyarakat miskin dan bukan masyarakat miskin yang menjadi peserta JKN, dikelola oleh badan tersebut.

b. Kebijakan yang berlaku pada tahun 2013 seperti Jaminan Persalinan (Jampersal) yang berlaku nasional, pada tahun 2014 sudah tidak berlaku lagi.

Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota

Bandung berkewajiban untuk melayani masayarakat miskin dan memberikan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak.

2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran, sumber daya manusia yang profesional menjadi pendukung dalam melayani masyarakat.

3) Komitmen dalam melayani masyarakat tanpa diskriminasi dan membedakan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

Permasalahan : 1) Banyaknya masayarakat miskin belum mempunyai jaminan pelayanan kesehatan

sehingga belum masuk dalam data based. 2) Masih adanya masyarakat yang mendadak miskin untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara gratis padahal termasuk dalam kategori keluarga mampu. 3) Banyaknya FKTP yang belum memahami system rujukan untuk masyarakat

miskin sehingga terkesan asal rujuk ke PPK II.

Solusi : 1) Pelaksanaan sosialisasi secara meluas kepada masyarakat melalui media elektonik

dan cetak. 2) Koordinasi dengan pihak terkait lainnya seperti kelurahan dan kecamatan. 3) Melakukan kerjasama dengan BPJS dalam mensosialisasikan prosedur pelayanan

untuk msyarakat miskin di rumah sakit. 4) Melakukan pertemuan rutin dengan jejaring atau FKTP dalam pelaksanaan system

rujukan yang tepat.

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

43

:

Tabel 3.14 Jumlah Kepesertaan JKN Rawat Inap RSKIA Kota Bandung

Tahun 2016

Tabel 3.13Cakupan pelayanan pasien peserta JKN

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Cakupanpepelalayayananann pasien peserta JaminanKesehatanNasional ((JKN))

% 61.40 62 58.25 93.95 64 91.02

NONOINDIKATOR KINKINERJERJAA SASARAN

SATSAT TAHUN2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIRRENSTRA TAHUN

20120188

No Uraian Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust' Sept' Okt' Nov' Des' Total

1 JumlahPeserta JKN

573 592 549 511 536 453 407 481 418 493 449 423 5885

Walaupun pelaksanaan JKN di Indonesia baru dilaksanakan pada tahun 2014 dan tahun 2016 merupakan tahun ke-3 pelaksanaan yang diselenggarakan oleh suatu badan yang disebut BPJS atau Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, sehingga pada tahun tersebut seluruh perserta yang memperoleh jaminan kesehatan dengan berbagai asuransi kesehatan menjadi peserta BPJS tetapi pada tahun 2016 terdapat penurunan dari tahun sebelumnya.

Pencapaian hasil 58.68% pada tahun 2016 adalah hasil pemanfaatan dengan menggunakan JKN pada rawat inap di RSKIA Kota Bandung. Berikut tabel jumlah peserta JKN pada rawat inap tahun 2016 di RSKIA Kota Bandung :

9. Cakupan pelayanan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tahun 2016 adalah tahun kedua pelaksanaan BPJS secara nasional yang ditujukan

untuk seluruh masyarakat indonesia, dengan dijadikannya IKU maka RSKIA Kota Bandung dapat mengetahui keberhasilan dari program tersebut. Kepesertaan pada tahun 2016 terhadap jaminan kesehatan melalui BPJS meningkat,hal tersebut tidak lepas dari upaya RSKIA Kota Bandung dalam mensosialisasikan program nasional tersebut kepada masyarakat. Berikut tabel target dan realisasi cakupan pelayanan pasien peserta JKN di RSKIA Kota Bandung :

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

44

Berikut ini grafik pelayanan JKN dan Umum di rawat inap RSKIA Kota Bandung pada tahun 2016:

4147

1713 20281222 831

91

UMUM JKN MANDIRI

JAMKESDA JAMKESMAS JAMSOSTEK ASKES

Grafik 3.11Perbandingan Jumlah Pelayanan JKN dan Umum di

Rawat Inap RSKIA Kota Bandung

Pada tabel diatas tampak bahwa pemanfaatan kepesertaan antara pengguna jaminan kesehatan dengan yang membayar secara umum sangat signifikan, apabila melihat tabel tersebut keberhasilan dalam melakukan sosialisasi tentang kepesertaan JKN belum berhasil.Hal tersebut menjadi perhatian pihak RSKIA Kota Bandung dan BPJS bahwa masih banyaknya masyarakat yang belum mau menjadi perserta JKN

Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung sebagai rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota

Bandung berkewajiban untuk melaksanakan kebijakan nasional dalam mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

2) Ketersediaan peralatan kesehatan dan kedokteran, sumber daya manusia yang profesional menjadi pendukung dalam pelaksanaan JKN di Kota Bandung.

Permasalahan : 1) Kurangnya sosialisasi dalam keikutsertaan menjadi peserta JKN dari BPJS yang

ada di Kota Bandung, sehingga banyak masyarakat yang merasa kesulitan menjadi peserta JKN.

2) Metode pendaftaran JKN masih terbatas. 3) Masih banyaknya keluhan masyarakat dalam prosedur pelayanan kepesertaan

JKN dan pemanfaatannya di rumah sakit, sehingga masyarakat yang mampu masih memilih cara bayar dengan umum.

Solusi : 1) Pelaksanaan sosialisasi kepesertaan menjadi anggota JKN secara meluas

kepada masyarakat melalui media elektonik dan cetak. 2) Pendaftaran melalui online atau membuat booth di RSKIA Kota Bandung. 3) Sosialisasi prosedur pemanfaatan menjadi peserta JKN di rumah sakit atau

FKTP.

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

45

Tabel 3.15 Nilai Standar Kepatuhan Pelayanan Publik Versi Ombudsman RI di RSKIA Kota Bandung

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman RI

Nilai 980 980 980 980 100.00 980 100.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

10. Nilai kepatuhan pelayanan publik versi Ombudsman RI Ombudsman Republik Indonesia melaksanakan penilaian kepatuhan terhadap

Undang-Undang Nomor : 25 Tahun 2009 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik serta untuk memberikan perlindungan bagi setiap warga negara dari penyalahgunaan wewenang dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Hasil penilaian pada tahun 2014 adalah sebesar 980 dari target 900 atau ada dalam zona hijau, sedangkan untuk tahun 2016 belum ada hasil tersebut sehingga pencapaian masih menggunakan tahun sebelumnya. Berikut tabel target dan realisasi pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman di lingkungan RSKIA Kota Bandung :

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

46

Berikut tabel detail pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan

publik versi ombudsman RI berdasarkan komponen indikator di RSKIA Kota

Bandung :

Tabel 3.16 Pencapaian Nilai Kepatuhan Berdasarkan Komponen Indikator Versi Ombudsman di RSKIA

Kota Bandung

KODE_INPUT NILAI

Q1 PELAYANAN TERAPDU SATU ATAP

1 60

Q2 STANDAR LAYANAN

a. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan dasar hukum?

1 50

b. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan persyaratan layanan?

1 50

c. Apakah tersedia SOP layanan? 1 50

d. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan bagan alur layanan?

1 50

e. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan produk layanan?

1 50

f. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan jangka waktu penyelesaian layanan?

1 100

g. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan biaya/tarif layanan?

1 100

NO KOMPONEN INDIKATORKOLOM 1

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

47

KODE_INPUT NILAIQ3 SARANA, PRASARANA ATAU FASILITAS

a. Apakah terdapat ruang tunggu di unit layanan?

1 20

b. Apakah terdapat pendingin ruangan/AC di unit layanan?

1 10

c. Apakah terdapat tempat duduk di unit layanan?

1 20

d. Apakah terdapat sarana antrian (tiket) di unit layanan?

1 10

e. Apakah terdapat toilet ditempat unit layanan?

1 10

f. Apakah terdapat televisi di unit layanan? 1 10

g. Apakah terdapat loket/meja pelayanan di unit layanan?

1 10

h. Apakah terdapat tempat parkir yang memadai?

1 10

i. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan profile petugas /person in charge /jumlah pelaksana layanan?

0

j. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan tata tertib layanan?

1 10

k. Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan kode etik petugas pelayanan?

1 10

Q4 Apakah di unit layanan memasang/mempublikasikan maklumat pelayanan?

1 50

Q5 Apakah ada sistem informasi pelayanan publik layanan baik berupa cetak maupun elektronik? (Booklet, plamfet, website, monitor televisi dll)

1 100

Q6 SARANA KHUSUS BAGI PENGGUNA LAYANAN BERKEBUTUHAN KHUSUS

a. Apakah terdapat ram di unit layanan? 1 5

b. Apakah terdapat jalur pemandu di unit layanan?

1 5

c. Apakah terdapat pegangan rambatan di unit layanan?

1 5

d. Apakah terdapat tombol lift timbul dan suara di unit layanan?

0 0

e. Apakah terdapat toilet khusus di unit layanan?

1 5

f. Apakah terdapat ruang khusus ibu menyusui dan anak?

1 5

g. Apakah terdapat loket khusus di unit layanan?

1 5

Q7 PENGELOLAAN PENGADUAN

a. Apakah unit layanan mempunyai unit/fungsi pengaduan?

1 10

b. Apakah unit layanan mempunyai pejabat pengelola pengaduan?

1 20

c. Apakah unit layanan mempunyai loket pengaduan/ruangan pengaduan?

1 10

d. Apakah unit layanan mempunyai sarana pengaduan (SMS/Telepon/Fax/Email dll)

1 20

e. Apakah unit layanan mempunyai informasi prosedur/tata cara pengaduan?

1 10

f. Apakah unit layanan memasang/mempublikasikan informasi pengelolaan pengaduan dan atau di ruang pelayanan?

1 10

NO KOMPONEN INDIKATORKOLOM 1

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

48

KODE_INPUT NILAI

Q8 Apakah unit layanan mempunyai sarana pengukuran kepuasan pelanggan?

1 20

Q9 Apakah terdapat Visi + Misi di unit layanan? 1 20

Q10 Apakah terdapat Motto di unit layanan? 1 10

Q11 Apakah terdapat sertifikat ISO di unit layanan?

1 20

Q12 ATRIBUT

a. Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan seragam?

1 10

b. Apakah petugas penyelenggara layanan menggunakan ID Card?

1 10

980

HIJAU

KOMPONEN INDIKATORKOLOM 1

TOTAL NILAI

ZONA KEPATUHAN

NO

Seluruh SKPD yang memberikan pelayanan publik dinilai oleh lembaga tersebut, tidak terkecuali 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung. Berikut pencapaian nilai standar kepatuhan pelayanan publik versi ombudsman di 3 rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung :

700800900

1000

RSKIA Kota BandungRSUD Kota Bandung

RSKGM Kota Bandung

980

895

835

Grafik 3.12Pencapaian Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota Bandung

Berdasarkan gambar diatas pencapaian nilai kepatuhan terhadap pelayanan publik pada tahun 2014 di RSKIA Kota Bandung berada diurutan paling atas dibandingkan dengan rumah sakit lain yang berada dibawah Pemerintah Kota Bandung yaitu RSUD Kota Bandung dan RSKGM Kota Bandung. Dengan pencapaian nilai 980 poin merupakan pencapaian yang sangat luar biasa dan harus dapat dipertahankan atau ditingkatkan kembali untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat..

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

49

Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung berupaya dalam mendukung Bandung Juara dengan

menyediakan fasilitas pelayanan publik yang terstandar untuk masyarakat. 2) Komitmen dan loyalitas seluruh stakeholder RSKIA Kota Bandung.

Permasalahan : 1. Masih ada fasilitas pelayanan publik yang belum sesuai dan harus ditingkatkan

kembali pemanfaatannya oleh masyarakat sebagai pelanggan. 2. Keterbatasan anggaran dalam mengganti atau memperbaiki fasilitas pelayanan

publik yang telah rusak.

Solusi : 1) Perencanaan dalam memenuhi fasilitas pelayanan publik yang harus standar. 2) Ketersediaan anggaran untuk pemeliharaan fasilitas pelayanan publik.

11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti Salah satu prinsip utama pelayanan dalam paradigma pelayanan publik harus

diwujudkan agar pemerintah mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, salah satunya adalah dengan membentuk unit layanan pengaduan masyarakat di lembaga-lembaga pemerintah yang memberikan pelayanan publik.

Dengan adanya unit layanan pengaduan pelanggan yang berada di bawah kewenangan Kepala Seksie Pelayanan dan Penunjang Medik, diharapkan menjadi suatu terobosan dalam pelayanan publik.Dengan harapan agar pasien ataupun masyarakat yang mendapat kesulitan ataupun keluhan dapat menyampaikan keluhannya secara terbuka dan dapat ditindaklanjuti segera.

Dari evaluasi tahun sebelumnya kebanyakan keluhan yang disampaikan adalah mengenai permohonan keringan biaya pelayanan pada pasien rawat inap, keluhan akan pelayanan dan lainnya sangat sedikit. Dengan banyaknya keluhan mengenai keringan biaya menjadi bahan evaluasi oleh RSKIA Kota Bandung untuk mengadakan sosialisasi tentang manfaat kepesertaan JKN.

Berikut tabel target dan realisasi dari peresentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti :

Page 59: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

50

Tabel 3.17 Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti

TARGET REALISASI % TARGET %

1. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti

Nilai 100.00 100.00 100 100.00 100.00 100 100.00

NOINDIKATOR KINERJA SASARAN

SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018TAHUN 2014

Setiap keluhan yang disampaikan ke unit pengaduan pelayanan harus segera ditindak lanjuti, sehingga pencapaian pada indikator ini adalah 100%.Pada tahun 2016 keluhan meningkat, tetapi kebanyakan adalah mengenai hal yang sama denga tahun sebelumnya yaitu masalah permohonan untuk keringan biaya perawatan rawat inap.

Faktor Pendukung : 1) Adanya unit pelayanan pengaduan pelanggan di RSKIA Kota Bandung. 2) Kemudahan menyampaikan keluhan kepada pegawai dan unit layanan

pengaduan pelanggan.

Permasalahan : 1) Tindaklanjut dalam penyelesaian pengaduan terbentur dengan kebijakan yang

ada. 2) Masih kurangnya pencatatan dan pelaporan pada tahu sebelumnya sehingga

banyak keluhan yang tidak tercatat.

Solusi : 1) Penempatan tenaga di unit layanan pengaduan pelanggan harus memahami

seluruh kebijakan yang akan dijadikan tindak lanjut dari aduan pelanggan. 2) Pencatatan dan pelaporan pengaduan dan tindak lanjut di unit layanan

pengaduan pelanggan.

Page 60: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

51

Tabel 3.18 Pencapaian Indikator Sasaran 1

dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung

Setelah pembahasan pencapaian satu persatu indikator kinerja RSKIA Kota Bandung pada tahun 2016 tersebut diatas, maka dibawah ini adalah pembahasan mengenai perbandingan pencapaian tahun 2016 dengan rencana pada target akhir renstra RSKIA Kota Bandung tahun 2018. Target – target yang telah ditetapkan pada akhir renstra harus dibandingkan dengan pencapaian pada tahun yang di evaluasi, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui indikator mana saja yang telah mencapai target atau bahkan kurang dari target. Dengan demikian RSKIA Kota Bandung bisa mengevaluasi hasil pencapaian tersebut dan dijadikan dasar dalam menetapkan langkah atau kebijakan dalam mencapai dan meningkatkan keberhasilan kinerja pada tahun yang akan datang.

Berikut tabel pencapaian indikator sasaran 1 dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2018 RSKIA Kota Bandung :

SATREALISASI TAHUN

2016

RENCANA AKHIRRENSTRA TAHUN

2018

PERSENTASEPENCAPAIAN KINERJA (%)

1. Indeks Kepuasan Masyarakat Nilai 80.12 80 100.15

2. Kejadian kematian ibu karena perdarahan ≤ 0.1%

% 170.00 100 170.00

3. Kejadian kematian ibu karena Preeklamsi ≤ 0.3%

% 100.00 100 100.00

4. Kejadian kematian ibu karena sepsis ≤ 0.2%

% 100.00 100 100.00

5. Cakupan pertolonganpersalinan melalui sectio Cesaria yang direncanakan ≤

% 118.00 100 118.00

6. Cakupan kemampuan menangani BBLR 1000 gram -2500 gram

% 92.90 98 94.80

7. Kematian pasien > 48 jam di rawat inap ≤ 2.5/1000

% 75.76 100 75.76

8. Cakupan pelayanan pasien keluarga miskin

% 100 100 100.00

9. Cakupan pelayanan pasien peserta Jaminana KesehatanNasional (JKN)

% 58.68 64 91.69

10. Nilai standar Kepatuhan Pelayanan Publik versi Ombudsman RI

Nilai 980 980 100.00

11. Persentase keluhan pelayanan terhadap rumah sakit yang ditindaklanjuti

% 100 100 100.00

INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

Page 61: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

52

:

Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun 2016 dibandingkan dengan rencana Renstra Tahun 2018 yang merupakan tahun ke-3 capaian kinerja untuk sasaran 1 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia terdapat 3 (tiga) indikator yang mencapai melebihi target, 5 (lima) indikator yang mencapai sesuai targetdan terdapat 3 (tiga) indikator belum mencapai target.

Berikut diagram pencapaian kinerja pada sasaran 1 dibandingkan dengan target akhir renstra RSKIA Kota Bandung Tahun 2018 :

27.27%

45.45%

27.27%

Diagram 3.3Pencapaian Sasaran 1 RSKIA Kota Bandung dibandingkan dengan

Target Akhir Renstra Tahun 2018

Tercapai Melebihi Target

Tercapai sesuai Target

Tercapai Kurang/Tidak Sesuai Target

Tabel 3.19 Analisis Pencapaian Sasaran 2

Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Rumah Sakit

TARGET REALISASI %

1. Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

Nilai 72.28 72.31 80 74.70 93.38

INDIKATOR KINERJA SAT TAHUN 2015

TAHUN 2016TAHUN 2014

Pencapaian sasaran ke-2 yang telah ditetapkan RSKIA Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 62: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

53

Adapun analisis capaian indikator kinerja sasaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) Berikut tabel hasil penilaian LKIP RSKIA Kota Bandung pada tahun 2016untuk

dokumen LKIP Tahun 2015 :

Tabel 3.20 Nilai LKIP RSKIA Kota Bandung

NILAI STANDAR

(%)HASIL (%) PENCAPAIA

N (%)

1. Perencanaan Kinerja 35 24.62 70.34

2. Pengukuran Kinerja 20 18.44 92.20

3. Pelaporan Kinerja 15 10.15 67.67

4. Evaluasi Internal 10 5.12 51.20

5. Pencapaian Sasaran /Kinerja Organisasi

20 16.37 81.85

100 74.70 74.70

KOMPONEN PENILAIAN

JUMLAH

Penilaian dari Inspektorat untuk dokumen LKIP tahun 2016 pada dokumen LKIP Tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan kinerja memperoleh nilai 24.62 atau 82.07%. Pada komponen ini terdiri dari beberapa

komponen di bawahnya yaitu sebagai berikut : a. Perencanaan strategis memperoleh nilai 7.22 atau 72.22%.

Bahwa RSKIA Kota Bandung dalam pemenuhan dokumen renstra memperoleh 1.72 atau 86.11% dengan penjelasan bahwa pada dokumen renstra tersebut telah ditetapkan oleh kepala SKPD berupa surat keputusan dan sudah dibentuk pula surat keputusan mengenai pembentukan tim penyusunan yang ditetapkan pula oleh kepala SKPD. Dokumen tersebut telah memuat visi, misi, tujuan, sasaran, program, indikator sasaran, IKU dan target tahunan. Untuk kualitas dokumen renstra memperoleh nilai 3.75 atau 75.00% dengan penjelasan bahwa dalam dokumen tersebut memuat 13 indikator dengan indikator hasil (outcome), program/kegiatan yang terdapat dalam dokumen renstra dipandang telah cukup untuk menjadi penyebab terwujudnya tujuan/sasaran yang telah selaras dan dengan dimuatnya indikator kinerja tujuan dan sasaran yang telah memenuhi indikator kinerja yang dipandang baik. Dalam hal implementasi dari dokumen renstra tersebut memperoleh nilai 1.75 atau 58.33%, dengan penjelasan bahwa dokumen tersebut telah digunakan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan tahunan RSKIA Kota Bandung, dokumen RKA, target-target kinerja yang terdapat pada dokumen renstra belum diturunkan menjadi target kinerja tahunan di dokumen RKT RSKIA Kota Bandung.

Page 63: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

54

b. Perencanaan kinerja tahunanmemperoleh nilai 17.40 atau 87.00% dengan penjelasan bahwa dalam pemenuhan perencanaan kinerja tahunan memperoleh nilai 3.50 atau 87.50% bahwa dalam dokumen tersebut telah memuat sasaran, program dan indikator kinerja sasaran dokumen PK telah ada dan telah disusun setelah anggaran disetujui, telah memuat sasaran, program, indikator kinerja dan target jangka pendek serta dokumen PK telah menyajikan IKU. Dalam hal kualitas perencanaan kinerja tahunan memperoleh nilai 10.00 atau 100.00% dengan penjelasan bahwa sasaran telah berorientasi hasil telah memuat indikator kinerja sasaran dan telah memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik, telah memuat kegiatan yang merupakan cara untuk mencapai sasaran, telah dimuatnya indikator kinerja tujuan dan sasaran yang memenuhi kriteria indikator kinerja yang baik. Dalam hal implementasi perencanaan kinerja tahunan memperoleh nilai 3.90 atau 65.00% dengan penjelasan bahwa dokumen PK RSKIA Kota Bandung pada target kinerja belum sepenuhnya dijadikan dasar untuk mengukur kinerja, capaian target kinerja dalam dokumen PK belum dilakukan monitoring secara periodic, belum dilakukan analisis dan pemantauan dari kemajuan dari rencana kinerja dan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya serta tidak adanya reviu pencapaian sasaran secara berkala.

2. Pengukuran kinerja memperoleh nilai 18.44 atau 73.75%. Pemenuhan pengukuran memperoleh nilai 5.00 atau 100.00% bahwa telah memuat IKU dan terdapat mekanisme pengumpulan data kinerja yang memadai. Dalam kualitas pengukuran memperoleh nilai 6.73 atau 67.00% dapat dijelaskan bahwa IKU dapat diukur secara objektif, menggambarkan telah relevan dengan kondisi yang akan diukur, telah cukup untuk mengukur kinerja sasaran, menggambarkan hasil dan telah diukur realisasinya dan kinerja sasaran dipandang telah selaras dengan indikator kinerja sasaran kota. Secara implementasi pengukuran memperoleh nilai 3.75 atau 63.00% dapat dijelaskan bahwa IKU telah dimanfaatkan dalam dokumen-dokumen perencanaan dan pengannggaran serta telah dimanfaatkan penilaian kinerja, tetapi IKU belum direviu secara berkala dan pengukuran kinerja belum digunakan sepenuhnya untuk pengendalian dan pemantauan kinerja secara

berkala. 3. Pelaporan kinerja memperoleh nilai 11.17 atau 74.49%

Dalam penilaian komponen ini dapat dijelaskan bahwa pelaporan memperoleh nilai 2.75 atau 92.00% bahwa LKIP RSKIA Kota Bandung telah disusun dan telah menyajikan informasi mengenai pencapaian IKU serta disampaikan tepat waktu. Penyajian informasi kinerja memperoleh 5.89 atau 79.00% dapat dijelaskan bahwa LKIP RSKIA Kota Bandung telah menyajikan informasi pencapaian sasaran yang berorientasi outcometetapi masih ada sasaran pada LKIP yang belum dibuat informasi pencapaian sasaran, telah menyajikan informasi mengenai kinerja yang diperjanjikan, cukup menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja tetapi masih kurang dari penyediaan perbandingan dengan data tahun lalu, telah menyajikan informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja serta informasi kinerja LKIP RSKIA Kota Bandung dipandang dapat diandalkan. Dalam hal pemanfaatan informasi kinerja memperoleh 2.53 atau 56.00% dapat dijelaskan bahwa informasi yang disajikan telah digunakan dalam perbaikan perencanaan, informasi yang disajikan telah digunakan untuk menilai dan memperbaiki pelaksanaan program dan kegiatan organisasi, informasi yang disajikan telah digunakan untuk peningkatan kinerja serta informasi yang disajikan telah digunakan untuk penilaian kinerja.

Page 64: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

55

4. Evaluasi internal memperoleh nilai 5.12 atau 51.20% Penjelasan dari berbagai sub komponen dapat dijelaskan bahwa pemenuhan evaluasi memperoleh nilai 1.42 atau 71.00% dapat dijelaskan bahwa evaluasi pada dokumen LKIP RSKIA Kota Bandung telah dilakukan pemantauan mengenai kemajuannya namun belum dimuat mengenai hambatan yang didapatkan ketika melakukan pencapaian sasaran, evaluasi program telah dilakukan dan hasil evaluasi disampaikan dn dikomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan. Dalam hal kualitas evaluasi memperoleh nilai 2.58 atau 51.50% dapat dijelaskan evaluasi program dilaksanakan oleh SDM yang berkompetensi, pelaksanaan evaluasi program belum dilakukan dengan pembahasan-pembahasan yang bertahap tetapi telah dilakukan evaluasi mengenai pencapaian target dan pembanding tahun lalu, evaluasi program juga telah dilaksanakan dalam rangka menilai keberhasilan program telah adanya rekomendasi perbaikan perencanaan kinerja dan peningkatan kinerja. Dalam hal pemanfaatan evaluasi 1.30 atau 37.50% dapat dijelaskan bahwa hasil dari evaluasi program/akuntabilitas kinerja telah ditindaklanjuti untuk perbaikan perencanaan dibuktikan dengan adanya rekomendasi untuk perbaikan kinerja.

5. Pencapaian sasaran/kinerja organisasi memperoleh nilai 16.37 atau 81.84% Nilai komponen tersebut di bagi menjadi kinerja yang dilaporkan memperoleh nilai 5.00 atau 66.67% terdiri darai target dapat dicapai, capaian kinerja lebih baik dari tahun sebelumnya dan informasi mengenai kinerja dapat diandalkan.

Sebagai bahan perbandingan pencapaian nilai LKIP pada tahun 2016antara rumah sakit milik Pemerintah Kota Bandung adalah sebagai berikut :

Dapat disimpulkan bahwa RSKIA Kota Bandung dengan perolehan nilai LKIP 74.70 paling tinggi diantara ke-3 rumah sakit tersebut, diikuti oleh RSUD Kota Bandung dengan nilai 73.79 dan terakhir RSKGM Kota Bandung 72.19.

70.0072.0074.0076.00

RSKIA Kota Bandung RSUD Kota

Bandung RSKGM Kota Bandung

74.7073.79

72.19

Grafik 3.13Pencapaian Nilai LKIP di 3 Rumah Sakit Pemerintah Kota

Bandung

Page 65: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

56

Berikut tabel pencapaian indikator sasaran 2 dibandingkan dengan target akhir renstra tahun 2018 RSKIA Kota Bandung :

Tabel 3.21 Pencapaian Indikator Sasaran 2

Dibandingkan Target Akhir Renstra RSKIA Kota Bandung

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pencapaian Sasaran 2 Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakitdengan 1 (satu) indikator sasaran, 1 (satu) indikator sasaran tercapai belum mencapai target.

Faktor Pendukung : 1) RSKIA Kota Bandung mendukung upaya dalam mewujudkan SAKIP Juara di

Kota Bandung .Dalam mewujudkan hal tersebut upaya lain yang dilakukan adalah koordinasi dengan pihak lainnya (ORPAD, Bappeda dan Inspektorat).

Permasalahan : 1) Seluruh SKPD di Kota Bandung termasuk RSKIA Kota Bandung sedang dalam

masa transisi berupaya mewujudkan SAKIP Juara. 2) Masih kurangnya pemahaman pembuatan dokumen LKIP yang berkualitas.

Solusi : 1) Koordinasi dengan pihak lainnya seperti ORPAD, Bappeda, Inspektorat dan

Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi dalam melaksanakan reviu, pra evaluasi sampai dengan evaluasi terhadap Renstra, IKU dan Perjanjian Kinerja serta dokumen LKIP SKPD.

2) Salah satu metode dalam mewujudkan SAKIP Juara dibuat suatu sistem yang bernama SILAKIP.

3) Mereviu secara berkala indikator kinerja sasaran, IKU dan perjanjian kinerja.

SATREALISASI TAHUN

2016

RENCANA AKHIR RENSTRA TAHUN

2018

PERSENTASE PENCAPAIAN KINERJA (%)

12. Nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

Nilai 74.70 80 93.38

INDIKATOR KINERJA

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit

Page 66: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

57

:Tabel 3.22 Pencapaian Indikator Pelayanan

RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 – 2016

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator tersebut antara lain :

1. BOR (Bed Occupancy Ratio) adalah angka penggunaan tempat tidur. 2. AVLOS (Average Length of Stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. 3. TOI (Turn Over Interval) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati

dari telah diisi sampai ke saat terisi berikutnya. 4. GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000

penderita keluar. 5. NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk 1000

penderita keluar.

Berikut tabel pencapaian indikator pelayanan selama 3 (tiga) tahun terakhir di RSKIA Kota Bandung :

NO URAIAN STANDAR 2014 2015 2016

1 BOR (Bed Occupancy Ratio) 60-85% 96.76 104 83.5

22 Av LOS (Av( arage g Lengthg Off Stay)

6-9 hari 22 22 22

3 TOI (Turn Over Interval) 1-3 hari 0.07 -0.09 0.4

44 GDRGDR (G(Gross DDe thath RRat )te) 25‰25‰ 1010 1010 33

55 NDRNDR (Ne(Net Dt Deateath Rh Rateate)) 45‰45‰ 33 33 1111

Terlihat pada tabel diatas peningkatan secara terus menerus pada indikator pelayanan, hal tersebut tidak bagus dalam pencapaian.Semakin melebihi atau semakin kecil dari standar yang telah ditetapkan, maka pihak rumah sakit harus memperhatikan hal tersebut dan menjadikan bahan evaluasi tersebut untuk pemecahan masalah yang timbul diakibatkan dari tingginya atau rendahnya indikator tersebut.

Berikut tabel perbandingan pencapaian indikator pelayanan antara RSKIA Kota Bandung dengan rumah sakit sejenis lainnya :

3.3 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya

Page 67: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

58

Tabel 3.23 Perbandingan Pencapaian Indikator Pelayanan Dengan Rumah Sakit Sejenis Lainnya

Sumber data : RS Online, BUK Depkes RI

URAURAIANIAN STASTANDANDARR RSKRSKIAIARS SAYANG

IBUIBU BALIKPAPAN

RSIAPERPERTIWTIWII

MAKASARBORBOR (Be(Bed Od Occuccupanpancycy RatRatio)io) 6060-85%85% 8383.55 6565.2828 8181.2727

Av LOS (Avarage Length Of Stay)y)

6-9 hari 2 2.57 3.37

TOI (Turn Over Interval) 1-3 hari 0.4 2 0.75

GDRGDR (Gr(Grossoss DeDeathath RaRate)te) 25‰25‰ 33 44 3 83.866

NDR (Net Death Rate) 45‰ 11 0 1.05

BED OCCUPANCY RATE (BOR) adalah tingkat pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit atau ratio rata-rata pemanfaatan tempat tidur yang terisi dalam 1 (satu) tahun adalah sebesar 83.5%, angka ini sesuai dari standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI sebesar 60-85%. Bila ratio sudah melebihi 85% maka harus ada pengembangan dan penambahan sarana untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan maka akan berdampak pada banyaknya pasien yang harus dipulangkan dalam waktu singkat.

LENGTH OF STAY (LOS) atau angka rata-rata lamanya pasien dirawat adalah sebesar 2 hari , angka ini jauh lebih rendah dari standar Departemen Kesehatan RI sebesar 6-9 hari, rendahnya angka LOS dapat mengurangi masa pemantauan pasien oleh rumah sakit dan hal ini berisiko meningkatkan kematian ibu pasca melahirkan.

LENGTH OF STAY (LOS) atau angka rata-rata lamanya pasien dirawat adalah sebesar 2 hari , angka ini jauh lebih rendah dari standar Departemen Kesehatan RI sebesar 6-9 hari, rendahnya angka LOS dapat mengurangi masa pemantauan pasien oleh rumah sakit dan hal ini berisiko meningkatkan kematian ibu pasca melahirkan.

Dari tabel diatas tampak bahwa RSKIA Kota Bandung dengan indikator pelayanan rumah sakit yang tinggi bisa mengakibatkan pemberian pelayanan yang tidak maksimal kepada masyarakat. Dapat dijelaskan bahwa :

Page 68: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

59

TURN OVER INTERVAL (TOI) atau angka rata-rata tempat tidur tidak terisi adalah sebesar 0.4, angka ini juga jauh lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan sebesar 1-3 hari. Rendahnya angka TOI akan menyebabkan peningkatan resiko infeksi yang ditularkan di rumah sakit (infeksi nosokomial).

GROSS DATE RATE (GDR) adalah angka kematian yang terjadi setiap 1000 penderita keluar sebesar 11%

NET DATE RATE (NDR) adalah angka kematian setelah dirawat 48 jam yang terjadi setiap 1000 penderita keluar. Indikator ini menggambarkan mutu pelayanan rumah

Tabel 3.24 Perbandingan Pencapaian SPM

RSKIA Kota Bandung Tahun 2014 - 2016

Tahun ∑∑ InIndikdikatoator Yr Yangang Memenuhi SPM

∑∑ ReRealialisassasiiIndikator

PePencncapapaiaianan (%)

20201414 8585 6161 7171 1.100

2015 148 110 74.40

2016 149 122 82.00

Page 69: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

60

Berikut tabel pencapaian SPM tahun 2016 secara rinci :

Tabel 3.25 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal RS

RSKIA Kota Bandung Tahun 2016

∑ Indikator Yang Memenuhi SPM

∑ Realisasi Indikator

Pencapaian (%)

1. Gawat Darurat 8 6 75.00

2. Rawat Jalan 7 6 85.71

3. Rawat Inap 12 11 91.67

4. Bedah 11 11 100.00

5. VK- Perinatologi 10 7 70.00

6. Intensif 7 5 71.43

7. Radiologi 7 5 71.43

8. Laboratorium 9 8 88.89

9. Farmasi 7 5 71.43

10 Gizi 6 3 50.00

11. Pelayanan Gakin 6 5 83.33

12. Rekam Medis 6 4 66.67

13. Limbah 5 5 100.00

14. Administrasi Manajemn 16 16 100.00

15. Ambulance 7 5 71.43

16. Laundry 7 4 57.14

17. IPSRS 6 6 100.00

18. PPI 6 4 66.67

19 Keamanan 6 6 100.00

149 122 82.00

Jenis Pelayanan

JUMLAH

Pada tabel perbandingan pencapaian SPM tahun 2015 dan 2016 terdapat kenaikan pencapaian SPM.Pada tahun 2016 pencapaian SPM Rumah Sakit adalah sebesar 82.00%, ada kenaikan sebesar 8.40% dari tahun sebelumnya pada tahun 2015 yaitu sebesar 74.40%.

Page 70: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

61

Tabel 3.26 Pagu dan Realisasi Anggaran RSKIA Kota Bandung

Tahun 2016

Selama tahun 2016 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang ingin dicapai RSKIA Kota Bandung dianggarkan melalui Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung DPA RSKIA Kota Bandung dengan total sebesar Rp. 73.223.319.247,00 yang terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 12.325.624.311,00 belanja langsung selaku SKPD sebesar Rp. 30.897.694.936,00 dan belanja langsung yang bersumber dari pendapatan fungsional BLUD sebesar Rp. 30.000.000.000,00. Dari belanja APBD terserap anggaran sebesar 90.88% dan dari sumber dana BLUD sebesar 110.57%, sehingga total penyerapan anggaran RSKIA Kota Bandung adalah sebesar 100.08%. Berikut tabel realisasi anggaran RSKIA Kota Bandung tahun 2016:

Faktor Pendukung : 1) Ketersediaan fasilitas ruang dan peralatan kesehatan rawat inap ibu, bayi dan rawat

anak di RSKIA Kota Bandung . 2) Pegawai dengan kompetensi sesuai dengan profesinya.

Permasalahan : 1) Tingginya angka BOR, AvLos, TOI, GDR dan NDR di RSKIA Kota Bandung dapat

menimbulkan berbagai masalah pelayanan kesehatan. 2) Pengembangan fasilitas pelayanan yang sudah tidak dapat dilakukan lagi karena

keterbatasan lahan saat ini.

Solusi : 1) Pengembangan fasilitas pelayanan di rumah sakit baru.

3.4 Akuntabilitas Keuangan

NO URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

1. PENDAPATAN 25,000,000,000.00 26,798,207,300.00 107.19

2. BELANJA 73,223,319,247.00 73,280,405,128.00 100.08

a. Belanja Tidak Langsung 12,325,624,311.00 12,028,827,208.00 97.59

b. Belanja Langsung Selaku SKPD 30,897,694,936.00 28,080,331,358.00 90.88

c. Belanja Langsung Selaku BLUD 30,000,000,000.00 33,171,246,562.00 110.57

Page 71: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

62

Tabel 3.27 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan

RSKIA Kota Bandung selaku SKPD Tahun 2016

Secara rinci pagu dan realisasi program dan kegiatan RSKIA KotaBandung tahun 2016 selaku SKPD dapat dilihat pada tabel berikut :

62

NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

30,897,694,936.00 28,080,331,358.00 90.88

I Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

6,399,682,000 5,524,179,607 86.32

1 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik

696,000,000 666,677,670 95.79

2 Penyediaan jasa kebersihan kantor 1,746,050,000 1,547,896,250 88.65

3 Penyediaan alat tulis kantor 432,000,000 425,313,815 98.45

4 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

488,791,000 446,791,913 91.41

5 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor

1,825,100,000 1,484,213,397 81.32

6 Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor

1,211,741,000 953,286,562 78.67

BELANJA

Page 72: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

63

NO PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) %

II Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

372,000,000 359,567,664 96.66

1 Pengadaan kendaraan dinas / operasional

252,000,000 249,153,664 98.87

2 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

120,000,000 110,414,000 92.01

III Program Peningkatan Disiplin Aparatur

473,000,000 412,539,888 87.22

1 Pengadaan pakaian dinas beserta kelengkapannya

473,000,000 412,539,888 87.22

IV Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur

1,828,800,000 1,666,269,851 91.11

1 Pembinaan kinerja aparatur 828,800,000 722,790,848 87.21

2 Seminar dan Lokakarya 1,000,000,000 943,479,003 94.35

V Program Obat dan Perbekalan Kesehatan

2,140,900,000 1,860,801,712 86.92

1 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan

2,140,900,000 1,860,801,712 86.92

VI Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

185,600,000 184,954,594 99.65

1 Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

185,600,000 184,954,594 99.65

VII Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan

770,000,000 753,825,774 97.90

1 Akreditasi rumah sakit 770,000,000 753,825,774 97.90

VIII Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata

16,073,062,936 15,137,219,005 94.18

1 Pembangunan rumah sakit 6,312,400,000 5,648,338,556 89.48

2 Pengadaan alat-alat kesehatan rumah sakit

8,483,652,936 8,358,831,684 98.53

3 Pengadaan alat-alat kesehatan (DAK)

1,277,010,000 1,130,048,765 88.49

IX Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

2,654,650,000 2,190,033,263 82.50

1 Pertolongan persalinan bagi ibu dari keluarga kurang mampu

2,654,650,000 2,190,033,263 82.50

Page 73: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

64

Tabel 3.28 Pagu dan Realisasi Program dan Kegiatan

RSKIA Kota Bandung selaku BLUD Tahun 2016

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pencapaian/realisasi program dan kegiatan RSKIA Kota Bandung selaku SKPD pada tahun 2016 mencapai 90.91%, ada beberapa kegiatan yang mengalami efisiensi anggaran.

Secara rinci pagu dan realisasi program dan kegiatan RSKIA Kota Bandung tahun 2016 selaku BLUD dapat dilihat pada tabel berikut :

Dengan menggunakan ambang batas sebesar 20%, maka realisasi pada BLUD RSKIA Kota Bandung melebihi target pagu anggaran yang telah ditetapkan. Besaran peresentase ambang batas merupakan besaran persentase perubahan anggaran bersumber pendapatan operasional yang diperkenankan dan ditentukan dengan mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.

Dalam mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran unit organisasi, tidak luput dari program kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi tersebutyang harus mendukungnya.Tetapi adapula program atau kegiatan yang tidak/kurang mendukung pencapaian tersebut dan hanya sebatas penunjang karena tidak berpenagruh langsung

terhadap pencapaian indikator kinerja unit organisasi.

NONO PRPROGOGRARAM/M/KEKEGIGIATATANAN ANANGGGGARARANAN (((RpRpp))) REREALALISISASASII (R(R( p)p)p) %%

x Program peningkatan pelayanankesehatan badan layanan umum daerah

30,000,000,000 33,171,246,562 110.57

11 PePelalayayananann 3030 0,00000 0,00000 0,00000 3333 1,17171 2,24646 5,56262 111100.5757

Page 74: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

65

Tabel 3.29 Pagu dan Realisasi Anggaran Belanja Langsung RSKIA Kota Bandung

Berdasarkan Sasaran Tahun 2016

RSKIA Kota Bandung tidak meraih prestasi atau penghargaan dari tingkat Pemerintah Kota/Propinsi/Pusat, tetapi ada beberapa hal yang bisa dijadikan kebanggaan di lingkungan RSKIA Kota Bandung pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Membuat berbagai aplikasi sistem informasi manajemen rumah sakit dalam upaya mendukung program Bapak Walikota Bandung, yaitu : Sistem ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, Radiologi, E-Disposisi, Clinical Pathway, E-Paper untuk Akreditasi.

2. Akreditasi rumah sakit dengan hasil yang sangat memuaskan PARIPURNA.

3.4. Prestasi/Penghargaan

NO SASARAN STRATEGISJUMLAH

PROGRAM /KEGIATAN

ANGGARAN REALISASI %

1. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berhasil guna dan berdaya guna menuju rumah sakit terstandarisasi kelas dunia

10 Program dan 16 Kegiatan

59,976,903,936.00 60,379,472,192.00 100.67

2. Meningkatnya akuntabilitas kinerja rumah sakit

1 Program dan 2 Kegiatan

920,791,000.00 872,105,728.00 94.71

Page 75: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

66

4.1 KESIMPULAN Tahun 2016 merupakan tahun kedua penilaian kinerja dalam Renstra RSKIA

Kota Bandung Tahun 2013-2018, penilaian kinerja tersebut dijabarkan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) RSKIA Kota Bandung. Dalam penyelerasan hasil reviu Rencana Strategis RSKIA Kota Bandung Tahun 2013 - 2018 dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi telah ditetapkan 2 (dua) sasaran dengan 12 (duabelas) indikator yang dijadikan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) RSKIA Kota Bandung Tahun 2016. Dari 12 indikator yang diukur, sebanyak 3 indikator (25.00%) mencapai atau melebihi target, sebanyak 5 indikator (41.67%) mencapai sesuai target dan 4 indikator (33.33%) kurang mencapai target. Adapun permasalahanyang masihdihadapi RSKIA Kota Bandung di tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Keterbatasan lahan 2. Keterbatasan sarana dan prasarana 3. Masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki jaminan pembiayaan kesehatan

Untuk mengatasi permasalahan diatas, maka RSKIA Kota Bandung melakukan upaya-upaya yang dijadikan solusi sebagai berikut : 1. Pembebasan lahan telah rampung, proses DED selesai pada tahun 2016. 2. Relokasi RSKIA Kota Bandung ke lahan yang memadai. 3. Kerjasama dengan BPJS dan menerima pendaftaran kepersertaan BPJS di rumah

sakit.

4.2 SARAN Dalam rangka menunjang pencapaian kinerja SKPD yang optimal dalam penetapan IKU dan Perjanjian Kinerja harus disesuaikan dengan tugas, pokok, fungsi dan kewenangan SKPD, sehingga proses pencapaian IKU sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Page 76: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

66

Page 77: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

i

Page 78: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

ii

Page 79: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

iii

Page 80: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel

iv

Page 81: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel
Page 82: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel
Page 83: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel
Page 84: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel
Page 85: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel
Page 86: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) …rskiakotabandung.com/wp-content/uploads/2017/06/LKIP-2016.pdf · Perbandingan Pencapaian SPM RSKIA Kota Bandung Tahun 2014-2016 59 Tabel