laporan kinerja instansi pemerintah (lkip...
TRANSCRIPT
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
(LKIP) TAHUN 2017
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Jl. Soekarno-Hatta No. 576 Bandung
2016
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI .................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... Iv
DAFTAR TABEL ............................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ I-1
1.1 Latar Belakang ........................................................... I-1
1.2 Tujuan ........................................................................ I-1
1.3 Dasar Hukum ............................................................. I-1
1.4 Tugas Pokok dan Fungsi ............................................ I-2
1.5 Isu Strategis ................................................................ I-3
1.6 Sistematika Penyajian ................................................ I-4
BAB II PERENCANAAN KINERJA ................................................ II-1
2.1 Rencana Stratejik ......................................................... II-1
2.2 Perjanjian Kinerja ......................................................... II-8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................. III-1
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja ..................................... III-1
3.2 Analisis dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Sasaran
Stratejik........................................................................
III-3
3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Akses
Masyarakat Terhadap Infrastruktur Listrik.........
III-4
3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Pemanfaatan
Sumber Energi Baru Dan Terbarukan Berbasis
Potensi Lokal.....................................................
III-10
3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya Penghematan
Energi................................................................
III-14
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 iii
Halaman
3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengelolaan
Pengusahaan Sumber Daya Mineral.................
III-19
3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Konservasi
Air Tanah............................................................
III-23
3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Ketersediaan
Air Baku..............................................................
III-28
3.2.7 Sasaran Strategis Optimalisasi Pendapatan Di
Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral..........
III-33
3.3 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi .................... III-39
BAB IV PENUTUP ............................................................................ IV-1
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Sistem Lakip & Pola Penetapan Indikator Kinerja......... III-2
Gambar 3.2 Grafik Capaian Indikator Rasio Elektrifikasi.................. III-6
Gambar 3.3 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Di Jawa
Barat.............................................................................
III-9
Gambar 3.4 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pemanfaatan EBT Di
Jawa Barat....................................................................
III-11
Gambar 3.5 Kegiatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan.......... III-13
Gambar 3.6 Grafik Capaian Indikator Jumlah Gedung Kantor Di
Lingkup OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan
Penghematan Energi....................................................
III-16
Gambar 3.7 Kegiatan Peningkatan Penghematan Energi................ III-18
Gambar 3.8 Grafik Capaian Indikator Persentase luas Usaha
Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining
Practice.........................................................................
III-20
Gambar 3.9 Kegiatan Pengawasan Pertambangan......................... III-22
Gambar 3.10 Grafik Capaian Indikator Persentase Luas Zona
Aman Pada Cekungan Air Tanah.................................
III-25
Gambar 3.11 Kegiatan Peningkatan Zona Aman CAT...................... III-27
Gambar 3.12 Grafik Capaian Indikator Tersedianya Prasarana Air
Bersih Bagi Masyarakat Bersumber Dari Air Tanah Di
Wilayah Rawan Air......................................................
III-29
Gambar 3.13 Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku
Bersumber dari Air Tanah Tahun 2017.......................
III-32
Gambar 3.14 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pendapatan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral...............................
III-34
Gambar 3.15 Kegiatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Bidang ESDM..............................................................
III-37
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan................... II-4
Tabel 2.2 Tabel 2.2 Anggaran Kegiatan Tahun 2017......................... II-8
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2017 ..................... II-9
Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran .......................... III-3
Tabel 3.2 Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per
Kabupaten/Kota Tahun 2016...............................................
III-4
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Indikator Rasio Elektrifikasi...................... III-6
Tabel 3.4 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru
dan Terbarukan 2017...........................................................
III-10
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pemanfaatan Sumber
Energi Baru dan Terbarukan................................................
III-11
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Gedung Kantor Di
Lingkup OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan
Penghematan Energi............................................................
III-16
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Indikator Persentase luas Usaha
Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining Practice.
III-20
Tabel 3.8 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat Tahun
2017.....................................................................................
III-23
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Persentase Luas Zona Aman
Pada Cekungan Air Tanah...................................................
III-24
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Indikator Tersedianya prasarana air
bersih bagi masyarakat bersumber dari air tanah di
wilayah rawan air.................................................................
III-29
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral Tahun 2017......................................
III-33
Tabel 3.12 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pendapatan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral.......................................
III-33
Tabel 3.13 Rekapitulasi Capaian Indikator Dinas ESDM Tahun 2017.. III-38
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis.......... III-39
DAFTAR ISI
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 vi
Halaman
Tabel 3.15 Analisis Efesiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap
Pencapaian Sasaran Strategis............................................
III-40
Tabel 4.1 Rekapitulasi Capaian Strategis Dinas ESDM Tahun 2017....
IV-1
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) merupakan salah satu upaya
untuk menciptakan Good Governance, dimana sistem pengelolaan
pemerintahan harus didasarkan pada prinsip transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
sebagai Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi
berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja untuk disampaikan
kepada Gubernur Jawa Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.2. Tujuan
Tujuan penyusunan LKIP adalah:
Bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan;
Penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan datang;
Penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang;
Penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.
1.3. Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pemerintah Pusat dan Daerah;
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang LPPD, LKPJ dan
LPPD;
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 I-2
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 12 Tahun
2015 tentang Pedoman Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah;
Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Jawa Barat Tahun 2013-2018;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2016 tentang
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Dengan Kebijakan Nasional;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2016 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat;
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2016 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat;
Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
1.4. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat, berdasarkan
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 72 Tahun 2016, mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang energi dan
sumber daya mineral berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan. Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat
mempunyai Unit Pelaksana Teknis Dinas sebagaimana diatur dalam
Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2016 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, Rincian Tugas Unit dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Dinas di lingkungan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 I-3
Barat. Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral mempunyai fungsi :
Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang energi dan
sumber daya mineral;
Penyelenggaraan koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan
pelaksanaan kebijakan teknis di bidang energi dan sumber daya
mineral, yang menjadi kewenangan Provinsi;
Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan
Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
1.5 Isu Strategis
Isu strategis merupakan isu paling pokok yang tidak hanya berupa
permasalahan namun juga bersifat aktual dan mendesak. Isu Strategis ini
akan menjadi perhatian dalam pembangunan sektor energi dan sumber
daya mineral di Jawa Barat untuk lima tahun ke depandan tentunya
mendukung penanganan isu strategis Provinsi Jawa Barat sebagaimana
dirumuskan dalam RPJMD 2013-2018 dimana yang terkait dengan bidang
energi dan sumberdaya mineral adalah sebagai berikut :
a. Pengangguran dan ketenagakerjaan. Sektor ESDM memiliki potensi
penyerapan tenaga kerja yang besar untuk mengatasi permasalahan
pengangguran dan ketenagakerjaan.
b. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur. Rendahnya pelayanan
infrastruktur wilayah yang meliputi aspek transportasi, aspek sumber
daya air, listrik perdesaan, dan persampahan harus segera diatasi.
Sedangkan aspek listrik perdesaan memiliki tingkat pelayanan/rasio
elektrifikasi rumah tangga yang belum optimal, karena akses listrik
masyarakat di daerah perdesaan masih rendah.
c. Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green
Province. Tingginya pertumbuhan penduduk dan kegiatan investasi
(industri dan jasa) mendorong meningkatnya alih fungsi lahan di Jawa
Barat untuk permukiman dan pembangunan infrastruktur ekonomi.
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 I-4
Perkembangan yang terjadi mendorong dilakukannya eksploitasi air
tanah.
d. Ketersediaan energi dan pengembangan energi baru terbarukan,
ketergantungan terhadap sumber energi masih besar baik dari sektor
industri, rumah tangga dan komersial. Namun kondisi kenaikan harga
BBM berimplikasi terhadap jaminan kelangsungan pasokan energi di
Jawa Barat.
e. Adaptasi dan mitigasi terhadap bencana dan perubahan iklim, meliputi
gerakan tanah, banjir dan gempa serta pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang terjadi masih belum dapat ditangani secara
berkelanjutan.
Dengan memperhatikan permasalahan pelayanan Dinas ESDM terkait visi
dan misi gubernur terpilih, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Barat, Renstra Kementrian ESDM, dan Rancangan RPJMD Provinsi Jawa
Barat, maka dapat ditentukan isu strategis sebagai berikut:
1. Diversifikasi Energi (Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan)
2. Konservasi dan Penghematan Energi
3. Cakupan dan akses masyarakat terhadap infrastruktur ketenagalistrikan
4. Fasilitasi Perizinan dan Sertifikasi Ketenagalistrikan
5. Konservasi Air Tanah
6. Akses Masyarakat terhadap Air Bersih di Daerah Rawan Air
7. Penerapan Good Mining Practices oleh Usaha Pertambangan
1.6 Sistematika Penyajian
Substansi yang tercakup di dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat ini disusun
berdasarkan lampiran II Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 sebagai
berikut :
PENDAHULUAN
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 I-5
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan
penekanan kepada aspek strategis organisasi serta
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi
organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
tahun 2017.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran
organisasi Dinas ESDM, dengan pengungkapan dan
penyajian dari hasil pengukuran kinerja serta realisasi
anggaran yang digunakan.
BAB IV Penutup
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan umum atas
capaian kinerja Dinas ESDM serta langkah di masa
mendatang untuk yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kinerja.
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-1
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis
a. Visi dan Misi
Dalam mendukung visi Jawa Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral Provinsi Jawa Barat sebagai perangkat daerah menetapkan visi
yang berkaitan dengan pengelolaan energi dan sumberdaya mineral,
sebagai berikut:
“Energi dan Sumber Daya Mineral Untuk Kemajuan dan
Kesejahteraan Masyarakat”
Penjelasan Visi tersebut :
1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja yang dapat
berupa panas cahaya, mekanika, kimia dan elektromagnetika.
2. Sumber Daya Mineral adalah sejumlah tertentu bahan yang dijumpai
di permukaan dan bawah permukaan bumi yang memenuhi kriteria
layak tambang dalam bentuk unsur kimia atau senyawanya,
termasuk di dalamnya mineral logam, mineral non logam, batuan,
dan air tanah.
3. Kemajuan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana masyarakat
Jawa Barat secara optimal, dinamis, dan berkesinambungan melalui
kontribusi bidang energi dan sumber daya mineral mampu
meningkatkan produktivitas, daya saing, kemandirian, ketrampilan
dan inovasi.
4. Kesejahteraan Masyarakat adalah suatu kondisi dimana seluruh
masyarakat Jawa Barat dapat merasakan nilai tambah atas potensi
energi dan sumberdaya mineral yang terdapat di wilayah Jawa Barat
baik secara langsung maupun tidak langsung.
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-2
Untuk dapat mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Barat yang merupakan rumusan
umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan sesuai tugas dan
fungsi Dinas. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak
lain yang berkepentingan dapat mengenal organisasi, mengetahui peran
dan program-program pembangunan serta hasil yang ingin diperoleh di
masa yang akan datang. Misi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat tahun 2013–2018 adalah:
1. Mewujudkan ketahanan energi;
2. Meningkatkan pendayagunaan dan konservasi sumber daya
mineral;
3. Mengoptimalkan dukungan investasi dan pendapatan bidang energi
dan sumber daya mineral;
4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama bidang energi
dan sumber daya mineral.
Adapun beberapa definisi dari misi diatas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Ketahanan Energi adalah kondisi terpenuhinya energi bagi
kebutuhan seluruh masyarakat Jawa Barat yang cukup dan merata
secara berkelanjutan dan tepat waktu dengan harga yang wajar.
Pendayagunaan Sumber Daya Mineral adalah upaya penataan,
penyediaan, penggunaan, pengembangan, dan pengusahaan
sumber daya mineral secara optimal agar berhasil guna dan berdaya
guna.
Konservasi Sumber Daya Mineral adalah upaya pelestarian dan
perlindungan sumber daya mineral melalui pemanfaatan secara
bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan
keanekaragamannya.
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-3
b. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi.
Tujuan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral sebagai hasil akhir yang
ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai dengan 5
tahun kedepan (Tahun 2013 - 2018) adalah sebagai berikut:
1) Terwujudnya pemenuhan kebutuhan energi listrik bagi masyarakat dan
peningkatan konservasi energi; dengan sasaran:
Meningkatnya akses masyarakat terhadap infrastruktur listrik
Meningkatnya keamanan instalasi tenaga listrik di Jawa Barat
Meningkatnya pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan
2) Terwujudnya konservasi energi:
Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru
dan terbarukan berbasis potensi lokal
Meningkatnya penghematan energi
3) Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi potensi
sumber daya pertambangan; dengan sasaran: Meningkatnya
pengelolaan pengusahaan sumber daya pertambangan
4) Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi air
tanah; dengan sasaran :
Meningkatnya konservasi air tanah
Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah rawan air
5) Terwujudnya optimalisasi investasi, pendapatan dan kesempatan
kerja di bidang energi dan sumber daya mineral; dengan sasaran:
Optimalisasi pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya jumah wirausahawan baru sektor ESDM
6) Meningkatnya kapasitas kelembagaan Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral; dengan sasaran:
Meningkatnya infrastruktur untuk kelancaran pelaksanaan tugas
aparatur di bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya keahlian dan kompetensi aparatur bidang energi dan
sumber daya mineral
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-4
Meningkatnya jumlah produk hukum daerah bidang energi dan
sumber daya mineral
c. Strategi dan Kebijakan
Dalam suatu konstruksi perencanaan yang baik, harus dapat dilihat
keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan saran, hingga strategi serta
kebijakan yang ditetapkan oleh suatu organisasi. Dalam tabel 2.1
berikut ini dapat dilihat hubungan antara setiap level perencanaan di
Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat dari setiap misi yang pada intinya
keseluruhan dari uraian-uraian tersebut merupakan suatu elemen yang
saling mendukung dalam upaya mewujudkan visi “Energi dan Sumber
Daya Mineral untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Masyarakat”.
Tabel 2.1 Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Misi 1 Mewujudkan ketahanan energi
Terwujudnya pemenuhan kebutuhan
energi listrik bagi masyarakat
Meningkatnya akses masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap
ketenagalistrikan
1. Pembangunan Sambungan Listrik Bersumber dari PLN untuk Masyarakat Tidak
Mampu
2. Fasilitasi dan Kajian Pengembangan Ketenagalistrikan
3. Pengembangan Sistem Informasi Ketenagalistrikan Berbasis Web.
Meningkatnya keamanan instalasi tenaga listrik di
Jawa Barat
Meningkatkan keamanan instalasi tenaga listrik yang
menjadi kewenangan provinsi
1. Penerbitan Sertifikat Laik Operasi dan Registrasi,
2. Pengawasan dan
Pengendalian Penerbitan Sertifikat Laik Operasi,
3. Pemutakhiran dan pemeliharaan aplikasi
penerbitan SLO dan registrasi di Jawa Barat,
4. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
ketenagalistrikan, 5. Sertifikasi kompetensi
tenaga teknik ketenagalistrikan aparatur
Dinas ESDM, 6. Peningkatan kompetensi
tenaga teknis ketenagalistrikan
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-5
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
7. Sosialisasi keselamatan ketenagalistrikan bagi
operator instalasi ketenagalistrikan
Meningkatnya pelayanan pengusahaan ketenagalistrikan
Meningkatkan Pelayanan Pengusahaan Ketenagalistrikan
yang menjadi Urusan Provinsi
1. Penerbitan pertimbangan teknis ketenagalistrikan,
2. Pembinaan Pengusahaan Bidang Ketenagalistrikan,
3. Pengembangan sistem informasi untuk menunjang perizinan bidang ketenagalistrikan,
4. Pembuatan bahan media tayang penerbitan pertimbangan teknis perizinan bidang
ketenagalistrikan
Terwujudnya
konservasi energi
Meningkatnya
ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal
Meningkatkan
pengembangan dan pemanfaatan energi terbarukan
1. Instalasi Sistem Konversi
Energi Surya, 2. Pembangunan Instalasi
Biogas, 3. Kajian Pengembangan
Energi Terbarukan, 4. Survei potensi energi pada
wilayah DAS (Daerah Aliran Sungai),
5. Fasilitasi dan sosialisasi pengembangan energi baru dan terbarukan,
6. Pembuatan database
aplikasi dan sistem informasi bidang energi,
7. Penguatan kapasitas pengelolaan energi di Jawa
Barat
Meningkatnya penghematan energi
Meningkatkan upaya penghematan energi
1. Kajian konservasi energi, 2. Audit energi bangunan, 3. Promosi dan edukasi
program konservasi dan penghematan energi,
4. Aplikasi bangunan hemat energi,
5. Pembuatan media promosi dan tayang pada bidang energi
Misi 2 Meningkatkan pendayagunaan dan konservasi sumber daya mineral
Terwujudnya peningkatan pendayagunaan dan konservasi
sumber daya pertambangan
Meningkatnya pengelolaan pengusahaan sumber daya
mineral
Meningkatkan pengelolaan pengusahaan sumber daya pertambangan
1. Fasilitasi Perizinan Pertambangan di Jawa Barat,
2. Pembinaan Kepala Teknik Tambang,
3. Kajian Pengelolaan Pertambangan,
4. Pengawasan usaha pertambangan,
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-6
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
5. Penyusunan Sistem Online Pelayanan Pengusahaan
Pertambangan, 6. Pembinaan dan Pengendalian
Pertambangan di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I
s/d VII, 7. Pembinaan dan Pengendalian
Pengusahaan Pertambangan
Terwujudnya peningkatan pendayagunaan
dan konservasi air tanah
Meningkatnya ketersediaan air baku di wilayah
rawan air
Meningkatkan ketersediaan air baku di wilayah rawan air
1. Melakukan survei geolistrik 2. Pembangunan sumur bor
untuk masyarakat di wilayah
rawan air
Meningkatnya
konservasi air tanah
Meningkatkan upaya
konservasi air tanah
1. Pendataan Nilai Perolehan
Air Tanah di Wilayah Kerja UPTD ESDM Wilayah I s/d VII,
2. Pelayanan Rekomendasi Teknis Penerbitan Izin Air
Tanah, 3. Pembuatan/Pemutakhiran
Sistem/Aplikasi Informasi Air Tanah,
4. Sosialisasi Pengusahaan Air Tanah,
5. Kajian Pengelolaan Air Tanah,
6. Kajian potensi dan kuota cekungan air tanah,
7. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian pengusahaan
air tanah, 8. Pemantauan Fluktuasi Muka
Air Tanah
Misi 3 Mengoptimalkan dukungan investasi dan pendapatan bidang energi dan sumber daya mineral
Terwujudnya optimalisasi investasi, pendapatan dan
kesempatan kerja di bidang energi dan sumber daya
mineral
Optimalisasi pendapatan di bidang energi dan sumber daya
mineral
Mengoptimalkan dukungan terhadap penerimaan pendapatan di bidang
energi dan sumber daya mineral
1. Optimalisasi dukungan terhadap investasi di bidang ESDM
2. Optimalisasi dukungan
terhadap target penerimaan sektor ESDM (PAD dan DBH)
Meningkatnya jumlah wirausahawan baru
sektor ESDM
Meningkatkan jumah wirausahawan baru sektor ESDM
Pendampingan dalam rangka penciptaan wirausahawan baru sektor ESDM
Misi 4 Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan kerjasama bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatnya kapasitas
kelembagaan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Meningkatnya keahlian dan
kompetensi aparatur bidang energi dan sumber daya mineral
Meningkatkan keahlian dan
kompetensi aparatur bidang energi dan sumber daya mineral
1. Penyertaan aparatur dalam diklat struktural
2. Penyertaan aparatur dalam pelatihan teknis
Meningkatnya infrastruktur untuk
kelancaran
Mewujudkan peningkatan
infrastruktur untuk
1. Diseminasi data dan informasi bidang energi dan sumber
daya mineral
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-7
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
pelaksanaan tugas aparatur di bidang
energi dan sumber daya mineral
membantu pelaksanaan tugas
aparatur
2. Fasilitasi dan koordinasi perencanaan dan pelaporan
bidang ESDM 3. Melaksanakan penatausahaan
keuangan Dinas yang tepat waktu dan akurat
4. Meningkatkan tata kelola bidang energi dan sumber daya mineral
5. Meningkatkan sarana dan
prasarana aparatur
Meningkatnya jumlah produk hukum daerah bidang energi dan
sumber daya mineral
Meningkatkan jumlah produk hukum daerah bidang energi dan sumber daya mineral
Menyusun kajian akademis dan draft produk hukum daerah bidang energi dan sumber daya mineral
d. Program
Program kerja operasional merupakan proses penentuan jumlah dan
jenis sumberdaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu
rencana. Program Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral mengacu
kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Jawa Barat 2013 – 2018 antara lain adalah :
1. Pembinaan Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan
Energi;
2. Pembinaan dan pengembangan sumber Daya Mineral, Geologi dan
Air Tanah;
3. Pengembangan Kewirausahawan dan Keunggulan Kompetitif Usaha
Kecil Menengah;
4. Pengembangan Kompetensi Aparatur;
5. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan;
6. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
7. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Umum;
8. Pelayanan Administrasi Perkantoran;
9. Pembinaan Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur;
10. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-8
11. Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah;
12. Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan
HAM;
13. Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi.
e. Anggaran Kegiatan
Berikut ini merupakan rekapitulasi anggaran berdasarkan Program
kegiatan yang ada di Dinas Energi dan Sumber daya Mineral Provinsi
Jawa Barat Tahun 2017.
Tabel 2.2 Anggaran Kegiatan Tahun 2017
2.2 Perjanjian Kinerja
Indikator kinerja yang hendak diukur dalam dokumen ini didasarkan atas
dokumen perjanjian kinerja yang telah disepakati oleh Gubernur Jawa Barat
dengan Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-9
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Dinas ESDM Tahun 2017
11 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Rasio Elektrifikasi
rumah
98 % Program Pembinaan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
2 Meningkatnya
pemanfaatan sumber
energi baru dan
terbarukan berbasis
potensi lokal
Jumlah pemanfaatan
sumber energi baru
dan terbarukan
175.000 SBM (setara
barel minyak)
Program Pembinaan
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
3 Meningkatnya
penghematan energi
Persentase jumlah
gedung kantor di
lingkup OPD
Pemprov Jabar yang
melakukan
penghematan energy
78 % Program Pembinaan,
Pengembangan
Ketenagalistrikan
dan Pemanfaatan
Energi
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan sumber
daya mineral
Persentase usaha
pertambangan yang
melaksanakan Good
Mining Practise
65 % Program Pembinaan,
Pengembangan
Sumber Daya
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
5 Meningkatnya
konservasi air tanah
Persentase luas zona
aman pada cekungan
air tanah
65,60 % Program Pembinaan,
pengembangan
sumber Daya
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
6 Meningkatnya
ketersediaan air baku
di wilayah rawan air
Tersedianya
prasarana air bersih
bagi masyarakat
bersumber dari air
tanah dalam di
wilayah rawan air
16 Titik Program Pembinaan,
pengembangan
sumber Daya
Mineral, Geologi dan
Air Tanah
PERENCANAAN KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 II-10
11 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program APBD
(1) (2) (3) (4) (5)
7 Optimalisasi
pendapatan di bidang
energi dan sumber
daya mineral
Jumlah pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya mineral
Rp.
2.376..201.891.494,-
Program
Pengelolaan
Keuangan dan
Kekayaan Daerah
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-1
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan
hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau
kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang
berwenang menerima pelaporan akuntabilitas/pemberi amanah. Pemerintah
Provinsi Jawa Barat selaku pengemban amanah masyarakat Jawa Barat
melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKIP) Provinsi Jawa Barat yang dibuat sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Negara PAN dan Reformasi Birokasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan tersebut memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian kinerja
sasaran sebagaimana ditetapkan dalam Perda Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
serta dokumen Rencana Strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Jawa Barat 2013-2018.
3.1 Kerangka Pengukuran Kinerja
Kinerja Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral diukur berdasarkan tingkat
pencapaian kinerja sasaran yang dilakukan melalui media perjanjian kinerja
yang kemudian dibandingkan dengan realisasinya. Pencapaian kinerja
sasaran diperoleh dengan cara membandingkan target dengan realisasi
indikator sasaran. Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi
dan analisis kinerja untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
pencapaian sasaran strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan
sebab-sebab tercapai dan tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
Indikator kinerja merupakan unsur utama akuntabilitas kinerja. Indikator
kinerja juga adalah ukuran keberhasilan pencapaian suatu sasaran, dan
tujuan stratejik atau bahkan visi organisasi. Indikator ini bersifat kuantitatif
atau kualitatif apabila tidak memungkinkan bersifat kuantitatif.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-2
VISI
MISI
(MISSION)
TUJUAN
(GOAL)
SASARAN
(OBJECTIVES)
STRATEGY
SISTEM INFORMASI
(PENGUMPULAN
DATA)
INDIKATOR
KINERJA
HASIL
AKTIVITAS
Gambar 3.1 Sistem Lakip dan Pola Penetapan Indikator Kinerja
Pencapaian kinerja dalam prosentase dihitung berdasarkan rumus sebagai
berikut :
A. Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang
semakin baik, maka digunakan rumus :
B. Semakin tinggi realisasi menunjukan semakin rendah pencapaian
kinerja, maka digunakan rumus :
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis kinerja
untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran
strategis Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dan sebab-sebab tercapai
dan tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Selanjutnya untuk
Presentase Pencapaian
Rencana tingkat capaian = %100xrencana
realisasi
Presentase Pencapaian
Rencana tingkat capaian = %100)(
xrencana
rencanarealisasirencana
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-3
mempermudah interpretasi atas pencapaian sasaran diberlakukan
penggunaan makna dari nilai yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Penilaian Capaian Kinerja Sasaran
Prosentase Kategori Keterangan
> 90% AA Sangat Memuaskan
80% <= 90% A Memuaskan
70% <= 80% BB Sangat Baik
60% <= 70% B Baik
50% <= 60% CC Cukup
30% <= 50% C Kurang
0% <= 30% D Sangat Kurang
Sumber: Permenpan RB No. 12 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Evaluasi Atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah
3.2 Analisis dan Evaluasi Pencapaian Kinerja Sasaran Stratejik
Di dalam Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2017 antara Kepala Dinas
ESDM dengan Gubernur Jawa Barat terdapat 7 sasaran strategis dengan 7
indikator kinerja yang didukung oleh 69 (enam puluh sembilan) kegiatan
pembangunan. Dalam sub-bab ini akan dibahas capaian dari setiap sasaran
strategis tersebut, perbandingan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya
(Tahun 2016) dan target jangka menengah (Tahun 2018) yang merupakan
akhir dari periode RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 berdasarkan
Peratura Gubernur No. 16 Tahun 2016 tentang Penyelarasan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 Dengan Kebijakan Nasional. Selanjutnya dilakukan pembahasan
terkait kendala yang dihadapi serta alternatif solusi yang telah diupayakan
untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-4
3.2.1 Sasaran Strategis Meningkatnya Akses Masyarakat Terhadap
Infrastruktur Listrik
Indikator Sasaran: Rasio elektrifikasi rumah (98%)
Rasio Elektrifikasi adalah ukuran tingkat ketersediaan listrik di suatu
daerah. Sampai saat ini angka rasio elektrifikasi dihitung berdasarkan
jumlah rumah tangga yang telah menikmati listrik (baik PLN ataupun non
PLN) dibandingkan dengan jumlah rumah tangga total di Jawa Barat.
Menurut data Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral per bulan September 2017 bahwa rasio
elektrifikasi di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 99,87%, dengan
perincian sebagaimana Tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Rasio Elektrifikasi Jawa Barat per Kabupaten/Kota
Tahun 2017
NO KABUPATEN / KOTA
Jumlah Rumah Tangga
pelanggan listrik PLN
Jumlah Rumah Tangga Berlistrik Non PLN
Jumlah Rumah Tangga berlistrik
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Rumah Tangga Belum
Berlistrik
Rasio Elektrifikasi
(%)
1 BOGOR 1.369.183 11.863 1.381.046 1.382.911 1.865 99,87
2 SUKABUMI 659.430 2.806 662.236 662.236 0 100,00
3 CIANJUR 600.529 10.892 611.420 615.281 3.861 99,37
4 BANDUNG 917.589 6.614 924.203 924.532 329 99,96
5 GARUT 635.406 8.313 643.719 643.719 0 100,00
6 TASIKMALAYA 482.473 3.856 486.329 488.116 1.787 99,63
7 CIAMIS 345.481 6.689 352.170 352.170 0 100,00
8 KUNINGAN 271.679 240 271.919 272.433 514 99,81
9 CIREBON 556.097 9.021 565.118 566.521 1.403 99,75
10 MAJALENGKA 346.904 2.843 349.748 350.652 904 99,74
11 SUMEDANG 336.877 2.962 339.839 340.352 513 99,85
12 INDRAMAYU 487.148 9.193 496.341 496.341 0 100,00
13 SUBANG 436.840 4.953 441.794 442.444 650 99,85
14 PURWAKARTA 244.400 408 244.808 244.808 0 100,00
15 KARAWANG 604.378 8.103 612.480 615.291 2.811 99,54
16 BEKASI 890.232 9.957 900.189 903.117 2.928 99,68
17 BANDUNG BARAT
430.941 3.080 434.021 434.590 569 99,87
18 PANGANDARAN 116.322 1.374 117.696 117.696 0 100,00
19 BOGOR 261.141 1.016 262.157 262.157 0 100,00
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-5
NO KABUPATEN / KOTA
Jumlah Rumah Tangga
pelanggan listrik PLN
Jumlah Rumah Tangga Berlistrik Non PLN
Jumlah Rumah Tangga berlistrik
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Rumah Tangga Belum
Berlistrik
Rasio Elektrifikasi
(%)
20 SUKABUMI 80.993 711 81.704 81.704 0 100,00
21 BANDUNG 660.254 4.704 664.958 664.958 0 100,00
22 CIREBON 79.041 385 79.426 79.426 0 100,00
23 BEKASI 714.483 634 715.117 715.117 0 100,00
24 DEPOK 551.879 0 551.879 551.879 0 100,00
25 CIMAHI 158.323 813 159.136 159.794 658 99,59
26 TASIKMALAYA 170.222 575 170.798 171.035 237 99,86
27 BANJAR 50.342 168 50.510 50.510 0 100,00
JAWA BARAT 12.458.457 112.385 12.570.842 12.589.790 19.030 99,87
Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, 2018
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat 13 kabupaten/kota yang
telah mencapai angka rasio elektrifikasi 100% yaitu Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Indramayu,
Kabupaten Pangandaran, Kota Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung,
Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kota Bekasi dan Kota
Banjar. Sedangkan untuk 14 kabupaten/kota lainnya memiliki angka rasio
elektrifikasi dibawah 100%, namun demikian dapat dikatakan masih
berada pada angka rasio elektrifikasi relatif tinggi yakni dengan rata-rata
angka rasio elektrifikasi sebesar 99%.
Perhitungan Capaian Kinerja = (99,87%) x 100% = 101,9 %
98%
Dengan tercapainya angka rasio elektrifikasi sebesar 99,87% ini maka
Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mampu melampaui target yang
ditetapkan pada tahun 2017 berdasarkan Perjanjian Kinerja Kepala OPD
dan target pada Renstra Dinas ESDM berdasarkan 16 Tahun 2016
tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 Dengan Kebijakan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-6
Nasional yakni sebesar 98%. Namun demikian, capaian tersebut belum
melampaui target jangka menengah Renstra berdasarkan RPJMD
Penyelarasan pada tahun 2018 sebesar 100%.
Tabel 3.3 Capaian Kinerja Indikator Rasio Elektrifikasi
Tahun 2013 (kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target Renstra
80,05 % 83 % 85 % 87% 98% 100 %
Target Perjanjian
Kinerja
80,05 % 83 % 85 % 95% 98% -
Realisasi 80,05 % 83,77 % 93,71 % 97,87% 99,87% -
Capaian Kinerja
100% 100,92% 110,24% 103,02% 101,90 -
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.2 Grafik Capaian Rasio Elektrifikasi Di Jawa Barat
Gambar 3.2 Grafik Capaian Indikator Rasio Elektrifikasi
Analisis
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari tahun 2016 ke 2017 terjadi
kenaikan angka rasio elektrifikasi sebesar 2%. Angka tersebut lebih kecil
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-7
dari kenaikan angka rasio elektrifikasi pada tahun 2015 dan 2016.
sebesar 4,16% Hal ini tidak terlepas dari berbagai hal sebagai berikut:
1. Terbitnya UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dimana dalam pasal 298 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah
kepada masyarakat hanya dapat diberikan kepada badan, lembaga,
dan organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia,
sehingga mekanisme pemberian bantuan listrik kepada masyarakat
miskin di Jawa Barat yang selama ini dilaksanakan melalui prosedur
hibah, pada tahun 2017 dilaksanakan melalui prosedur bantuan sosial.
Pada tahun 2017 telah dilaksanakan pemasangan sambungan listrik
terhadap 24.880 rumah tangga miskin berdasarkan Basis Data
Terpadu (BDT) Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K).
2. Komitmen PLN Distribusi Jawa Barat melalui program perluasan
jaringan sangat berpengaruh terhadap capaian peningkatan Rasio
Elektrifikasi Jawa Barat sehingga target rasio elektrifikasi sebesar
100% pada tahun 2018 semakin mudah tercapai.
Permasalahan
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mencapai
rasio elektrifikasi 99,87% di Jawa Barat antara lain ialah:
1. Terdapat rumah tangga di Jawa Barat yang sudah berlistrik namun
belum memiliki KWh meter secara mandiri, sehingga penggunaan
listrik mereka tidak dibenarkan berdasarkan peraturan dan perundang-
undangan di sektor ketenagalistrikan yang berlaku.
2. Terdapat rumah tangga miskin dengan kondisi yang layak untuk diberi
bantuan program listrik perdesaan yang tidak termasuk ke dalam BDT
TNP2K.
3. Ketidakcocokan data TNP2K dengan hasil verifikasi menyebabkan
perlu dilakukan perubahan Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL)
dengan berkoordinasi dengan Perangkat Desa dan Rayon PT.PLN
dimana perubahan CPCL tersebut harus disahkan terlebih dahulu
melalui Keputusan Gubernur.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-8
Solusi
Adapun solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain ialah:
1. Dalam menyusun CPCL program bantuan perlu dilakukan verifikasi
terlebih dahulu bersama dengan perangkat desa setempat terkait
dengan data TNP2K dengan kondisi yang ada saat ini agar target
penerima bantuan tepat sasaran.
2. Dalam melakukan proses verifikasi dengan perangkat desa perlu
dilakukan pengecekan terhadap KTP setiap KK yang terdaftar dalam
TNP2K agar tidak terjadi kesalahan data penerima bantuan.
3. Dalam menyusun CPCL program bantuan selain melakukan
verifikasi dengan perangkat desa juga dilakukan verifikasi dengan
PT. PLN dalam hal ini Rayon PT. PLN yang menangani wilayah
tersebut sehingga terdapat kesamaan data TNP2K yang digunakan
4. Program Listrik Perdesaan harus semakin ditingkatkan agar
masyarakat miskin dan tidak mampu di Jawa Barat (berdasarkan
data TNP2K) terfasilitasi untk memiliki akses listrik secara legal
sesuai regulasi di sektor ketenagalistrikan (ber KWh meter).
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-9
Gambar 3.3 Kegiatan Peningkatan Rasio Elektrifikasi Di Jawa Barat
Kegiatan Pembangunan Sambungan Listrik yang Bersumber
dari PLN di Wilayah Kerja Dinas ESDM
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-10
3.2.2 Sasaran Strategis Meningkatnya Pemanfaatan Sumber Energi Baru
Dan Terbarukan Berbasis Potensi Lokal
• Indikator Sasaran : Jumlah pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan (175.000 SBM)
Perhitungan pencapaian indikator target sasaran ini adalah dengan
mengkonversikan satuan energi dari produksi 4 (Empat) jenis energi baru
terbarukan di tahun 2017 ke dalam satuan SBM (Setara Barel Minyak)
yang terdiri dari: (1). Pembangkit Listrik Tenaga Mini-MikroHidro; (2).
Pengembangan Biogas; (3). Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(Biomass); dan (4). Sistem Konversi Tenaga Surya. Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.4 Perhitungan Jumlah Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan
Terbarukan 2017
No Jenis Energi Terbarukan Kapasitas Terpasang
Satuan Energi Setara Barrel Minyak (SBM)
1 Pembangkit Listrik Tenaga Mini- MikroHidro
67,25 MegaWatt (MW) 219.080
2 Biogas 2.266 Unit 5.527
3 Pembangkit Listrik Biomassa
6 MW 25.828
4 Tenaga Surya 1017,12 kW 1140
JUMLAH TOTAL (SBM) 251.586
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa sampai dengan
tahun 2017 kontribusi terbesar jenis energi terbarukan di Jawa Barat
adalah Pembangkit Lisrtik Tenaga Mini-Minihidro. Hal tersebut didukung
oleh besarnya potensi sumber daya air di Jawa Barat khususnya di wilayah
Jawa Barat bagian Selatan dan beroperasinya PLTM Cibalapulang oleh
PT. Medco Power Indonesia dengan kapasitas 9 MW di tahun 2017. Untuk
biogas pada tahun 2017 terdapat penambahan pembangunan dengan total
kapasitas 146 m3, dimana sebesar 44 m3 dibangun oleh APBD Jawa Barat.
Untuk pembangunan PLTS pada tahun 2017 terdapat tambahan
pembangunan PLTS Cirata oleh PT. PLN sebesar 1000 kW dan PLTS on-
grid Dinas ESDM Jawa Barat sebesar 14,4 kW. Berdasarkan target jumlah
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-11
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan di tahun 2017 yang
tercantum pada Renstra yakni 175.000 SBM, diperoleh hasil capaian
kinerja sebagai berikut:
Perhitungan Capaian Kinerja = (251.586 SBM) x 100% = 143,76 % 175.000 SBM
Tabel 3.5 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pemanfaatan Sumber
Energi Baru dan Terbarukan
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target 15.425 65.000 120.000 170.000 175.000 200.000
Realisasi 15.425 64.154,31 87.339 169.748 251.586 -
Capaian Kinerja
100% 98,69% 72,78% 99,85% 143.76% -
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.4 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pemanfaatan EBT Di Jawa
Barat
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-12
Analisis
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa pencapaian kinerja
pada tahun 2017 adalah sebesar 143,76% dimana menunjukkan
pemanfaatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Provinsi Jawa
Barat sudah berjalan optimal. Dibandingkan dengan tahun 2016 terdapat
kenaikan signifikan pada kapasitas EBT jenis Pembangkit Listrik Tenaga
Mini- MikroHidro dimana terjadi kenaikan dari 52,31 MW pada tahun 2016
menjadi 67,25 MW pada tahun 2017 atau naik sebesar 28,56%. Selain
hal tersebut adanya kenaikan pemanfaatan EBT dari biogas sebesar
7,8% dan terbesar dari tenaga surya yakni sebesar 1000 kW. Hal
tersebut menunjukkan adanya akselerasi pengembangan/pembangunan
energi terbarukan jenis PLTM, biogas, dan PLTM oleh pihak swasta,
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan PT. PLN.
Permasalahan
Adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam mencapai
pemanfaatan EBT sebesar 251.586 SBM di Jawa Barat antara lain ialah:
1. Supply data pembangunan energi baru terbarukan terbatas.
2. Ruang dan institusi pengelola energi baru terbarukan ditingkat
kabupaten/kota sudah tidak ada pasca berlakunya UU No. 23 Tahun
2014 sehingga menjadi kendala dalam koordinasi pengembangan
potensi-potensi energi baru terbarukan di daerah.
Solusi
Adapun solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan tersebut antara lain ialah:
1. Diperlukan adanya Inovasi mekanisme dan metode pengumpulan data
pembangunan energi baru terbarukan.
2. Perubahan metode dan institusi/lembaga tujuan koordinasi
pengelolaan energi baru terbarukan.
3. Percepatan pembangunan energi terbarukan dengan melibatkan
berbagai stakeholder terkait.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-13
Gambar 3.5 Kegiatan Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan
Kegiatan Pembangunan Instalasi Biogas Citarum Bestari
Kegiatan Aplikasi Konversi Energi Baru Terbarukan untuk
Auxiliary Power di Dinas ESDM
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-14
3.2.3 Sasaran Strategis Meningkatnya Penghematan Energi
• Indikator Sasaran : Jumlah gedung kantor di lingkup OPD Pemprov
Jabar yang melakukan penghematan energi (78%)
Perhitungan penghematan energi di gedung kantor lingkup OPD
Pemprov Jabar ini dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:
%𝑬 =%𝜮𝑶𝑷𝑫 + %𝜮𝑩𝑳 + %𝜮𝑩𝑬
𝟑
Dimana:
%E = Persentase jumlah gedung kantor di lingkungan OPD
Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang melakukan
penghematan energi
%ΣOPD = Persentase jumlah OPD yang melakukan pelaporan atau
ada datanya
%ΣBL = Persentase jumlah bangunan yang dilaporkan atau ada
datanya
%ΣBE = Persentasi jumlah bangunan yang melakukan
penghematan energi dari yang dilaporkan;
Keterangan
1) Termasuk kedalamnya Biro, Dinas, Lembaga, Badan, BUMD, DPRD
dan lainnya;
2) Data terkini didapatkan, perlu diverifikasi didapatkan, termasuk
kedalamnya seluruh bangunan dikelola oleh 1);
3) Input data baru masuk selama 3 bulan terakhir, belum bisa
mendapatkan data efisiensi pada bangunan yang dinyatakan dalam
IKE (Intensitas Konsumsi Energi) yang dihitung dalam kurun waktu 1
tahun atau 12 bulan.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-15
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut:
%𝑬 =(
𝟐𝟕𝟒𝟖 ∗ 𝟏𝟎𝟎%) + (
𝟓𝟓𝟏. 𝟖𝟎𝟏 ∗ 𝟏𝟎𝟎%) + (
𝟑𝟓𝟓𝟓
∗ 𝟏𝟎𝟎%)
𝟑
%𝑬 =𝟓𝟔, 𝟐𝟓% + 𝟑, 𝟎𝟓% + 𝟔𝟑, 𝟔𝟒%
𝟑
%𝑬 = 𝟒𝟎, 𝟗𝟖%
Penjelasan Perhitungan atau perincian:
1) Terdapat 27 dari 48 OPD dan BUMD yang melaporkan, sehingga nilai
%ΣOPD adalah 56,25 %;
Nilai 27 diambil dari Aplikasi Energy Utilization Information System
(EUIS) milik Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi
Jawa Barat;
Nilai 48 adalah jumlah OPD dan Badan berdasarkan Peraturan
Daerah Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat dan Jumlah
Badan Usaha Milik Daerah dibawah Pemerintah Provinsi Jawa
Barat;
2) Terdapat 55 dari 1.801 bangunan, sehingga nilai %ΣBL adalah 3,05
%;
Nilai 55 adalah jumlah bangunan yang terlaporkan penggunaan
energinya dari Aplikasi EUIS;
Nilai 2.158 adalah jumlah bangunan yang dimiliki/ dikelola oleh
OPD dan BUMD pemerintah Provinsi Jawa Barat berdasarkan
pengolahan data Kartu Inventaris Barang (KIB) dari bangunan dari
Biro Aset;
3) Terdapat 35 dari 55 Bangunan yang tercatat mengalami efisiensi
energi sehingga nilai %ΣBE sebesar 63,64%;
Nilai 35 adalah jumlah bangunan yang tercatat mengalami
pengurangan pemakaian energi pada bulan Desember 2017
berdasarkan aplikasi EUIS;
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-16
Nilai 55 adalah jumlah bangunan yang terlaporkan penggunaan
energinya dari aplikasi EUIS;
4) Dengan demikian berdasarkan cara perhitungan diatas maka nilai
%E adalah sebesar 40,98 %
Perhitungan Capaian Kinerja = (40,98% x 100% = 52,53 % 78%
Tabel 3.6 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Gedung Kantor Di Lingkup
OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan Penghematan Energi
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Target 8,6 % 26 % 43 % 60 % 78% 100 %
Realisasi 8,6 % 23,13 % 15,48 % 36,57 % 40,98% -
Capaian
Kinerja 100% 88,96% 36% 60,95%
52,53% -
Gambar 3.6 Grafik Capaian Indikator Jumlah Gedung Kantor Di Lingkup
OPD Pemprov Jabar Yang Melakukan Penghematan Energi
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-17
Analisis
Proses pelaporan bangunan di lingkup OPD Pemprov Jabar yang
melakukan penghematan Listrik, secara umum belum efektif.
Meskipun telah terdapat instruksi untuk membentuk Gugus Tugas
Penghematan Listrik dan Air yang dibentuk oleh Gubernur, namun
masih terdapat OPD yang belum melaksanakan hal tersebut. Selain
itu terdapat restrukrisasi OPD berdasarkan Peraturan Daerah Jawa
Barat Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan susunan
Perangkat Daerah Provinsi Jawa Barat, sehingga pelaksanaan
gugus tugas tidak berjalan dengan semestinya.
Data Jumlah Bangunan berdasarkan Kartu Inventaris Barang (KIB)
memasukan pula renovasi, pemeliharaan, pengawasan dan seluruh
biaya sarana prasarana pada bangunan pemerintah provinsi jawa
barat, sehingga kemungkinan menjadi terlalu besar dan perlu
diidentifikasi lebih lanjut.
Permasalahan
Restrukturisasi OPD berpengaruh pada data dasar perhitungan
penggunaan energi pada bangunan aplikasi pelaporan penggunaan
energi yang ada. Akun dasar dan jumlah OPD yang berubah merubah
pula kewenangan pelaporan atas bangunan yang sebelumnya ada.
Besar kemungkinannya terdapat kesulitan atau kesalahan input data
dan ketidaktahuan dalam hal penggunaan aplikasi pelaporan
penggunaan energi yang telah disediakan;
kurangnya komitmen para pejabat pengelola
gedung/kantor/bangunan/rumah dinas, akan pentingnya melakukan
penghematan energi yang mungkin pula disebabkan tidak adanya
sistim reward and punishment dari peraturan yang ada.
Solusi
Perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan pejabat secara berkala dalam
penggunaan aplikasi penggunaan energi, hingga pencapaian data
pelaporan OPD dan gedung dapat mencapai 100%. Setelah pencapaian
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-18
pelaporan mencapai angka tersebut, perlu evaluasi pada gedung/ kantor/
bangunan/ rumah dinas yang belum mencapai angka efisensi tertentu.
Untuk itu perlu kiranya diadakan pengkondisian dalam bentuk peraturan-
peaturan tertentu, dengan penerapan sistem reward and punishment
yang jelas bagi OPD pemerintah provinsi Jawa Barat yang melakukan
efisiensi pada bangunan yang dikelolanya.
Gambar 3.7 Kegiatan Peningkatan Penghematan Energi
Sosialisasi Peningkatan upaya Konservasi
dan Penghematan Energi Kegiatan Audit Energi
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-19
3.2.4 Sasaran Strategis Meningkatnya Pengelolaan Pengusahaan Sumber
Daya Mineral
• Indikator Sasaran : Persentase luas Usaha Pertambangan yang
Melaksanakan Good Mining Practice (65%)
Tingkat pengelolaan sumber daya mineral ini dihitung berdasarkan
Jumlah IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang melaksanakan kaidah
Good Mining Practice (a) dibandingkan dengan Total IUP yang dikunjungi
(∑ b) dikalikan 100%. Sehingga didapat melalui perhitungan sebagai
berikut:
Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral (%) = 𝑎
∑𝑏x 100%
Parameter yang dinilai untuk menentukan bahwa pemegang izin telah
memenuhi kriteria good mining practice meliputi:
1) Keberadaan dan kompetensi Kepala Teknik Tambang,
2) Keberadaan dan Kelayakan fungsi kantor tambang,
3) Teknik penambangan,
4) Pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ,
5) Pelaksanaan program pengelolaan lingkungan.
Dari total jumlah IUP Eksplorasi dan Produksi yang aktif di Jawa Barat
sebanyak 476 perusahaan telah dilakukan peninjauan lapangan
sebanyak 95 perusahaan dengan hasil evaluasi diperoleh data 62
perusahaan yang telah sesuai dengan penerapan kaidah Good Mining
Practice (GMP). Untuk itu, maka didapatkan persentase tingkat
pengelolaan sumber daya mineral di Jawa Barat dengan perhitungan
sebagai berikut:
Tingkat Pengelolaan Sumber Daya Mineral = 62 x 100% = 65,26%
95
Perhitungan Capaian Kinerja = (65,26%) x 100% = 100,40 %
65%
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-20
Tabel 3.7 Capaian Kinerja Indikator Persentase luas Usaha Pertambangan
yang Melaksanakan Good Mining Practice
Tahun 2013 2014 2015 2016 2017* 2018*
Target Renstra 20 % 30 % 40 % 50 % 60% 70 %
Target Perjanjian
Kinerja 20% 30% 50% 60% 65% -
Realisasi 20% 42,23 56 % 64,29 % 65,26% -
Capaian Kinerja 100% 140,77% 112% 107,15% 100,40% -
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
Gambar 3.8 Grafik Capaian Indikator Persentase luas Usaha
Pertambangan yang Melaksanakan Good Mining Practice
Analisis
Target yang digunakan untuk mengukur indikator sasaran ini adalah
berdasarkan Perjanjian Kerja Kepala OPD Tahun 2017 sebesar 65%. Hal
ini dikarenakan target berdasarkan Renstra untuk tahun 2017 adalah 60%
sehingga jika menggunakan target Renstra secara otomatis target jangka
menengah sudah tercapai. Dalam pencapaian target tersebut didukung
oleh hal-hal sebagai berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-21
1. Koordinasi yang baik antara unsur Bidang Pertambangan Dinas
ESDM, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan tenaga pengawas (Inspektur
Tambang);
2. Terdapatnya peningkatan pengelolaan kegiatan usaha pertambangan
yang sebelumnya tidak masuk kategori GMP menjadi kategori GMP
pada tahun 2017;
3. Pendampingan dan pembinaan kegiatan usaha pertambangan secara
berkelanjutan melalui pembinaan teknis dan koordinasi;
Permasalahan
Meskipun demikian dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 ini
terdapat beberapa kendala yang dihadapi yakni:
- Jumlah tenaga pengawas (Inspektur Tambang) yang belum
proporsional dengan jumlah perusahaan pemegang IUP;
- Keterbatasan anggaran yang belum memadai untuk melakukan
kegiatan pengawasan terhadap seluruh perusahaan pemegang IUP;
- Masa transisi peralihan kewenangan dengan terbitnya UU No. 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
- Aksesibilitas dalam menjangkau lokasi IUP di berbagai
kota/kabupaten dikarenakan telah tidak adanya Dinas teknis
pengelola sektor pertambangan di masing-masing Kabupaten/kota;
Solusi
Adapun alternatif solusi yang diusulkan dalam mengatasi permasalahan
tersebut antara lain adalah:
- Perlunya peningkatan koordinasi yang lebih baik antara Bidang
Pertambangan Dinas ESDM, Unit Pelaksana Teknis Dinas, dan
tenaga pengawas (Inspektur Tambang);
- Peningkatan anggaran pengawasan dan pembinaan untuk
menambah jumlah IUP yang dapat diawasi secara langsung;
- Diperlukan regulasi untuk menerjemahkan UU No. 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah ke dalam tataran yang lebih teknis dan
aplikatif untuk mendorong pemegang IUP dalam meningkatkan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-22
pelaksanaan praktek-praktek pelaksanan kegiatan usaha
pertambangan yang baik dan benar;
- Mengoptimalkan peran UPT Dinas dalam kegiatan pembinaan dan
pengawasan (sesuai kewenangannya), karena UPT Dinas adalah
struktur terdekat ke lokus pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan;
- Mengoptimalkan keberadaan Inspektur Tambang dan Analis
Pertambangan dalam kegiatan pengawasan (sesuai
kewenangannya);
- Mengoptimalkan sumber daya yang ada dengan menyusun tahapan-
tahapan penataan kegiatan usaha pertambangan berdasarkan skala
prioritas.
Gambar 3.9 Kegiatan Pengawasan Pertambangan
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-23
3.2.5 Sasaran Strategis Meningkatnya Konservasi Air Tanah
• Indikator Sasaran : Persentase luas zona aman pada cekungan air
tanah (65,60%)
Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan luas zona aman untuk masing-
masing CAT yang terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Tabel 3.8 Luas Zona Aman pada CAT di Jawa Barat Tahun 2017
No Nama Cekungan Air Tanah Luas (km2) Luas Zona Aman (km2)
1 Bogor 1.311 1.071,62
2 Sukabumi 868 751,77
3 Bekasi - Karawang 3.641 2.993,92
4 Subang 1.514 819,38
5 Ciater 566 312,38
6 Lembang 169 54,00
7 Bandung - Soreang 1.716 808,46
8 Cibuni 621 18,00
9 Banjarsari 605 114,00
10 Tasikmalaya 1.219 812,77
11 Malangbong 514 343,00
12 Ciamis 581 534,00
13 Kuningan 507 354,00
14 Majalengka 686 488,00
15 Indramayu 1.282 731,00
16 Sumber - Cirebon 1.659 1.261,15
Jumlah 17.459 11.467,47
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa persentase zona aman pada CAT di
Jawa Barat dapat dihitung sebagai berikut:
Indikator Kinerja (%) = (Jumlah Luasan Zona Aman) x 100%
Luas Total Cekungan Air Tanah
= 11.467,47 Km2 x 100%
17.459 Km2
= 65,682%
Sedangkan untuk menghitung tingkat capaian kinerja adalah sebagai
berikut:
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-24
Perhitungan Capaian Kinerja = (65,682 %) x 100% = 100,125 %
65,60%
Analisis
a. Target kinerja tercapai dengan penambahan luas zona aman pada
cekungan air tanah di Jawa Barat sebesar 38,465 km2 atau 0,222 %
dari tahun sebelumnya (Tahun 2016).
b. Pencapaian target kinerja ini merupakan upaya sungguh – sungguh
Dinas dalam pelaksanaan pengelolaan air tanah di Jawa Barat,
menjaga kondisi air tanah secara kesinambungan (sustainable) dan
kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
c. Dalam rangka upaya konservasi dan pemantauan air tanah di Jawa
Barat, Dinas telah berhasil meningkatkan jumlah sumur imbuhan
/resapan dan sumur pantau air tanah dari tahun sebelumnya, sebagai
berikut :
- Sumur Imbuhan dari 123 unit pada Tahun 2016, menjadi 204 unit
pada Tahun 2017.
- Sumur Resapan menjadi 69 unit pada Tahun 2017.
- Sumur Pantau dari 18 unit pada Tahun 2016, menjadi 132 unit
pada Tahun 2017.
Tabel 3.9 Capaian Kinerja Indikator Persentase Luas Zona Aman Pada
Cekungan Air Tanah
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2017* 2018*
Target 65% 65,15% 65,30% 65,45% 65,60% 65,75%
Realisasi 65% 65,14% 65,34% 65,46% 65,68% -
Capaian Kinerja 100% 99,98% 100,06% 100,01% 100,12% -
* Target berdasarkan Pergub No. 16 Tahun 2016
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-25
Gambar 3.10 Grafik Capaian Indikator Persentase Luas Zona Aman Pada
Cekungan Air Tanah
Permasalahan
Pada kenyataanya masih banyak kendala yang harus dihadapi dalam
upaya meningkatkan konservasi air tanah di Provinsi Jawa Barat ini,
diantaranya:
a. Air permukaan belum berperan sebagai sumber utama kebutuhan
air, sehingga permohonan pengambilan air tanah terus meningkat;
b. Masih rendah kesadaran pengguna air tanah dalam konservasi air
tanah;
c. Terjadinya perubahan fungsi lahan di daerah hulu ( fungsi resapan
/imbuhan air tanah);
d. Belum seimbang antara pengambilan dan imbuhan /resapan air
tanah, dengan pengambilan air tanah terus meningkat yang
terkonsentrasi pada kawasan industri, sehingga berdampak :
- Turunnya muka air tanah;
- Turunnya kualitas air tanah;
- Turunnya muka tanah setempat; dan
- Intrusi air laut di wilayah pantai.
e. Masih banyak pengambilan air tanah yang dilakukan tanpa izin;
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-26
f. Tidak semua pelaku usaha/pengguna air tanah melaksanakan
kewajibannya, seperti :
- Melaporkan menyampaikan laporan debit pengusahaan Air Tanah
dan muka air tanah setiap bulan.
- Membangun sumur resapan /imbuhan di lokasi yang ditetapkan.
membangun sumur pantau Air Tanah.
Solusi
Beberapa alternatif solusi yang telah diambil untuk menanggulangi hal ini
diantaranya adalah:
a. Melaksanakan sosialisasi kepada para pengguna air tanah, dalam
hal :
- Kewajiban pengguna air tanah
- Konservasi air tanah
b. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap para
pengguna air tanah.
c. Melaksanakan penerbitan rekomendasi teknis air tanah dengan ketat
dan selektif.
d. Melaksanakan evaluasi terhadap penggunaan air tanah.
e. Mengutamakan penggunaan air permukaan.
f. Melaksanakan koordinasi dengan PDAM kab/kota se-Jawa Barat dan
pengelola wilayah sungai di Jawa Barat (BBWS), dalam pemenuhan
kebutuhan pengguna air.
g. Melaksanakan penertiban terhadap penggunaan air tanah yang
belum berizin.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-27
Gambar 3.11 Kegiatan Peningkatan Zona Aman CAT
Sosialiasi Peraturan Gubernur Bidang Air Tanah
Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Air Tanah
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-28
3.2.6 Sasaran Strategis Meningkatnya Ketersediaan Air Baku
• Indikator Sasaran : Tersedianya prasarana air bersih bagi
masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air (16 titik
sumur/lokasi)
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
dimana dalam pasal 298 ayat (5) disebutkan bahwa belanja hibah kepada
masyarakat hanya dapat diberikan kepada badan, lembaga, dan
organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia, sehingga
pelaksanaan kegiatan penyediaan prasarana air bersih yang pada tahun-
tahun sebelumnya dilaksanakan dengan mekanisme hibah ke kelompok
masyarakat, pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 harus
diserahkan kepada oraganisasi masyarakat yang berbadan hukum.
Pada Tahun Anggaran 2017 dari target pembangunan prasarana air baku
bersumber dari air tanah pada 5 titik lokasi sumur bor, tercapai 4 titik
lokasi sumur bor yang meliputi:
1. Desa Balingbing Kecamatan Pagaden Barat Kabupaten Subang..
2. Desa Girimekar Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.
3. Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya.
4. Desa Sindang Jawa Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.
Seluruh prasarana air baku bersumber dari air tanah pada lokasi di atas
dihibahkan kepada Lembaga Permberdayaan Masyarakat Desa untuk
kemudian dikelola dan dipelihara. Berikut ini tabel dan grafik yang
menggambarkan capaian indikator Tersedianya prasarana air bersih bagi
masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air dibandingkan
dengan target pada Perjanjian Kinerja dan Renstra Dinas ESDM 2013-
2018.
Perhitungan Capaian Kinerja = (15 titik) x 100% = 93,75 %
16 titik
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-29
Tabel 3.10 Capaian Kinerja Indikator Tersedianya prasarana air bersih bagi
masyarakat bersumber dari air tanah di wilayah rawan air
Tahun 2013
(kondisi
awal)
2014 2015 2016 2018
Target
Renstra
5 titik 10 15 20 25 30
Target PK 5 titik 10 15 20 16 -
Realisasi 5 titik 10 11 11 15 -
Capaian
Kinerja
100% 100% 73,33% 55% 93,75% -
Gambar 3.12 Grafik Capaian Indikator Tersedianya Prasarana Air Bersih Bagi
Masyarakat Bersumber Dari Air Tanah Di Wilayah Rawan Air
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-30
Analisis
a. Terjadi kenaikan capaian kinerja dari tahun 2016 ke tahun 2017 hal
tersebut dikarenakan pada tahun 2016 kegiatan pembangunan
prasarana air baku bersumber dari air tanah tidak dapat dilaksanakan
dikarenakan penyesuaian terhadap mekanisme hibah pasca
terbitnya UU 23 Tahun 2014 dan Permendagri No. 14 Tahun 2016
tentang Perubahan Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011,
memudahkan kegiatan prasarana air bersih bagi masyarakat
bersumber dari air tanah di wilayah rawan air di Jawa Barat untuk
dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017 dengan
menggunakan mekanisme hibah.
b. Pencapaian pada tahun 2017 belum mencapai target dikarenakan
pembangunan prasarana air baku bersumber dari air tanah di
Kawasan Geopark Ciletuh Kabupaten Sukabumi tidak dapat
dilaksanakan. Hal tersebut terkendala mekanisme pembangunan
prasarana air baku yang dimasukkan kedalam belanja modal
sehingga lokasi pembangunan harus berstatus milik Pemerintah
Provinsi Jawa Barat.
Permasalahan
Pada praktiknya masih terdapat kendala pada pelaksanaan penyediaan
prasarana air baku bersumber dari air tanah, diantaranya adalah :
a. Akses jalan menuju lokasi pembangunan prasarana air baku di Desa
Girimekar Kabupaten Bandung sulit dijangkau dengan kendaraan
roda empat sehingga mobilisasi dan demobilisasi peralatan instalasi
membutuhkan waktu;
b. Distribusi air bersih ke rumah-rumah masyarakat masih
menggunakan jerigen dan gerobak dorong sehingga mempersulit
masyarakat untuk menjangkau lokasi air baku jika terjadi hujan;
c. Terjadi permasalahan teknis di Desa Balingbing Kabupaten Subang
yakni genset sebagai penghasil listrik untuk menggerakan alat bor
terjadi kerusakan yang berakibat terjadinya pengunduran jadwal
yang sudah ditetapkan.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-31
d. Di Desa Sindang Jawa Kabupaten Cirebon debit air yg keluar pasca
pembangunan instalasi masih kecil belum sesuai dengan harapan
warga masyarakat penerima bantuan.
Solusi
Beberapa alternatif solusi yang telah diambil untuk menanggulangi hal ini
diantaranya adalah:
a. Perencanaan akses untuk mobilisasi alat berat sebelum melakukan
pembangunan instalasi..
b. Melakukan pam jetting untuk mengetahui debit maksimal yang dapat
diperoleh pada instalasi air baku yang akan dibangun.
c. Pengecekan terhadap seluruh peralatan sebelum melakukan
pembangunan..
d. Pembangunan instalasi air baku juga menyediakan jaringan pipa ke
rumah-rumah warga atau moda yang memudahkan warga untuk
mengambil air ke intalasi air baku.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-32
Gambar 3.13 Kegiatan Pembangunan Prasarana Air Baku Bersumber
dari Air Tanah Tahun 2017
Desa Sukaraja Kab. Tasikmalaya Desa Girimekar Kab. Bandung
Desa Balingbing Kab. Subang
Desa Sindang Jawa Kab. Cirebon
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-33
3.2.7 Sasaran Strategis Optimalisasi Pendapatan Di Bidang Energi dan
Sumber Daya Mineral
• Indikator Sasaran : Jumlah Pendapatan Pendapatan Di Bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral (Rp. 2.376.201.891.494)
Di dalam dokumen Rencana Strategis Dinas ESDM Tahun 2013-2018
ditetapkan bahwa target jumlah pendapatan bidang energi dan sumber
daya mineral pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. 2.881.040.000.000,-
angka ini terkoreksi dalam perjanjian kinerja menjadi Rp.
2.376.201.891.494,- berdasarkan target APBD TA 2017 pada Badan
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat. Untuk kepentingan
pengukuran capaian kinerja ini digunakan perbandingan dengan target
sebagaimana ditetapkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja.
Selengkapnya mengenai target dan realisasi pendapatan bidang energi
dan sumber daya mineral tahun 2017 dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Pendapatan Bidang Energi dan Sumber
Daya Mineral Tahun 2017
No Uraian Target APBD 2017
Perubahan (Rp) Realisasi (Rp) % Ket
PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
1 RETRIBUSI JASA LAB. 430.000.000 540.574.368 125,71 Sd. Des
2 PBBKB 2.191.395.488.000 2.314.028.808.428 105,59 Sd. Des
DANA PERIMBANGAN
3 MIGAS
A. MINYAK BUMI 46.064.264.606 73.926.688.017 160,49 Sd. Des
B. GAS ALAM 89.387.352.903 92.729.955.336 103,74 Sd. Des
4 PERTAMBANGAN
UMUM
A. LANDRENT 861.220.646 1.174.894.646 136,42 Sd. Des
B. ROYALTY 4.131.556.053 4.407.822.065 106,69 Sd. Des
PANAS BUMI 117.285.451.163 173.867.739.094 148,24 Sd. Des
LANDRENT 381.423.514 568.926.273 149,16
Sd.
Des
Jumlah 2.449.936.756.885 2.661.245.408.227 108,62
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-34
Perhitungan Capaian Kinerja = (Rp.2.661.245.408.227,-) x 100 = 111,99% Rp. 2.376.201.891.494,-
Tabel 3.12 Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pendapatan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral
Tahun 2013 (kondisi
awal) 2014 2015 2016 2017 2018
Target PK 1.807.881.696.157 2.224.570.000.000 2.423.460.000.000 2.641.640.000.000 2.376.201.891.494 3.143.770.000.000
Target
APBD-P 1.807.881.696.157 2.045.778.068.339 2.591.107.165.443 2.481.407.362.268 2.402.647.554.386 -
Realisasi 1.807.881.696.157 2.180.652.833.322 2.652.685.269.341 2.467.211.328.499 2.661.245.408.227 -
Capaian
Kinerja 100% 98,02% 109,46% 93,39% 111,99% -
Gambar 3.14 Grafik Capaian Indikator Jumlah Pendapatan Dinas Energi
dan Sumber Daya Mineral
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-35
Analisis
Melalui perhitungan didapatkan capaian sasaran kinerja Dinas ESDM
dalam hal pendapatan di sektor ESDM adalah sebesar 111,99%. Jika
dilihat dari perkembangan pendapatan daerah sektor ESDM, maka dapat
dicermati bahwa di tahun 2017 ini terjadi kenaikan dalam hal pendapatan
yaitu sebesar 7,86% atau Rp. 194.034.079.728 jika dibandingkan dengan
tahun 2016. Kenaikan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun 2016
dari segi target dan realisasi terdapat pada Dana Perimbangan Minyak
Bumi, Dana Perimbangan Panas Bumi dan Landrent, Restribusi Jasa Lab
Dinas ESDM serta Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
Penurunan dari segi target dan realisasi terdapat pada Dana
Perimbangan untuk Gas Alam dan Pertambangan Umum (Landrent,
Royalty).
Permasalahan
Adapun kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Masih terdapat Wajib Pungut (WAPU) yang belum mengetahui
Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 20012 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 13 Tahun
2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis Pungutan Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB) sehingga penerimaan menjadi tidak
optimal.
2. Perusahaan pemegang IUP belum seluruhnya memahami tata cara
pembayaran dan penyampaian bukti setor landrent dan royalty ke Kas
Negara sehingga pada saat rekonsiliasi tidak dapat diidentifikasi dan
menyebabkan Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum belum dapat
disalurkan ke daerah penghasil.
3. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten penghasil masih kesulitan dalam
melaksanakan simulasi perhitungan besaran dana bagi hasil. Hal ini
disebabkan masih belum transparannya parameter yang menjadi
perhitungan dana bagi hasil migas.
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-36
4. Menurunnya potensi migas secara alami yang berdampak kepada
penurunan besaran penerimaan daerah sektor migas dan belum
adanya eksplorasi pengembangan sumur baru (lapangan off shore).
5. Kesadaran wajib pungut/lembaga penyalur dalam pelaporan bulanan
Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) ke Pemerintah Provinsi
serta ketaatan penggunaan BBM non subsidi oleh aparat pemerintah,
BUMN, dan BUMD belum maksimal.
6. Terbatasnya sarana pengeolah data Surat Pemberitahuan Volume
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (SPVBBKB) yang berbasis sistem
informasi dan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
pengawasan (PPNS Migas Hilir).
Solusi
Adapun solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut antara lain ialah:
1. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam
hal data para pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP
(landrent dan royalty)
2. Peningkatan koordinasi Dirjen Migas Kementerian ESDM mengenai
penerimaan migas, faktor-faktor yang mempengaruhi penermaan
migas, lifting migas, cost recovery, Harga Minyak Mentah Indonesia
(ICP), nilai tukar rupiah terhadap US Dollar serta faktor pengurang
penermaan migas.
3. Koordinasi dan fasilitasi perhitungan produksi dan bagi hasil dengan
Pemerintah Kabupaten penghasil migas.
4. Koordinasi dengan narasumber (BPH Migas dan Dispenda) untuk
melaksanakan sosialisasi kebijakan pengelolaan BBBKB/SPVBBKB
kepada Wajib pungut khususnya Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun
20012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa
Barat Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah Untuk Jenis
Pungutan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB).
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-37
5. Pembuatan sistem informasi dan sarana pengolahan data penerimaan
pendapatan terpadu antara pemerintah pusat, provinsi, dan
kabupaten/kota.
Gambar 3.15 Kegiatan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bidang ESDM
Kegiatan Pendataan Wajib Pungut PBBKB
Kegiatan Penerimaan Retribusi Jasa Laboratorium
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-38
Tabel 3.13 Rekapitulasi Capaian Indikator Dinas ESDM Tahun 2017
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (7)
1 Meningkatnya
akses masyarakat
terhadap
infrastruktur listrik
Rasio
Elektrifikasi
rumah
98 % 99,87% 101,90%
2 Meningkatnya
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
berbasis potensi
lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
175.000 SBM
(setara barel
minyak)
251.586
SBM
143,76%
3 Meningkatnya
penghematan
energi
Persentase
jumlah gedung
kantor di lingkup
OPD Pemprov
Jabar yang
melakukan
penghematan
energy
78 % 40,98% 52,53%
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan
sumber daya
mineral
Persentase
usaha
pertambangan
yang
melaksanakan
Good Mining
Practise
65 % 65,26% 100,40%
5 Meningkatnya
konservasi air
tanah
Persentase luas
zona aman
pada cekungan
air tanah
65,60 % 65,68% 100,12%
6 Meningkatnya
ketersediaan air
baku di wilayah
rawan air
Tersedianya
prasarana air
bersih bagi
masyarakat
16 Titik 15 Titik 93,75%
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-39
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
(1) (2) (3) (4) (5) (7)
bersumber dari
air tanah dalam
di wilayah rawan
air
7 Optimalisasi
pendapatan di
bidang energi dan
sumber daya
mineral
Jumlah
pendapatan di
bidang energi
dan sumber
daya mineral
Rp.
2.376.201.891
.494,-
Rp.
2.467.226.9
94.215
111,99%
3.3 Realisasi Anggaran dan Analisis Efisiensi
Pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2017 didukung oleh 69 (enam puluh
sembilan) kegiatan pembangunan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
yang seluruhnya dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran
2017 sebesar Rp. 38.685.509.062,00,-. Adapun rencana dan realisasi
anggaran untuk setiap sasaran kinerja dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 3.14 Rencana dan Realisasi Anggaran Sasaran Strategis
No Sasaran Rencana
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Sisa Anggaran
(Rp) %
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
28.753.203.422,00 26.254.956.368,00 2.498.247.054,00 91,31
2 Meningkatnya pemanfaatan
sumber energi baru dan
terbarukan berbasis potensi
lokal
1.930.116.800,00 1.852.259.300,00 77.857.500,00 95,96
3 Meningkatnya
penghematan energi 1.194.789.000,00 1.162.829.495,00 31.959.505,00 97,32
6 Meningkatnya pengelolaan
pengusahaan sumber daya
mineral
2.360.900.000,00 2.103.367.752,00 257.532.248,00 89,09
7 Meningkatnya konservasi
air tanah 2.855.977.500,00 2.689.250.589,00 166.726.911,00 94,16
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-40
No Sasaran Rencana
Anggaran (Rp) Realisasi
Anggaran (Rp) Sisa Anggaran
(Rp) %
8 Meningkatnya ketersediaan
air baku di wilayah rawan
air
1.440.522.340,00 1.339.980.290,00 100.542.050,00 93,02
9 Meningkatnya pendapatan
di bidang energi dan
sumber daya mineral
150.000.000,00 118.385.200,00 31.614.800,00 78,92
TOTAL 38.685.509.062,00 35.521.028.994,00 3.164.480.068,00 91,82
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari total rencana Rp.
38.685.509.062,00 realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 35.521.028.994,00
atau 91,82% dari rencana awal. Realisasi anggaran tertinggi secara agregat
adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran meningkatnya
penghematan energi dengan 97,32%, sementara persentase terendah adalah
pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran Meningkatnya
pendapatan di bidang energi dan sumber daya mineral yang hanya mencapai
78,92%.
Analisis efisiensi menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi
dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan ole suatu input
tertentu. Analisis ini dilakukan untuk sasaran-sasaran dengan pencapaian
kinerja di atas 100%. Hasil analisis efisiensi untuk sasaran-sasaran strategis
dengan tingkat pencapaian di atas 100% pada Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral dapat dilihat pada tabel 3.7 sebagai berikut:
Tabel 3.15 Analisis Efesiensi Penggunaan Sumber Daya terhadap
Pencapaian Sasaran Strategis
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA
% CAPAIAN
KINERJA
% PENYERAPAN
ANGGARAN
%
TINGKAT
EFISIENSI
1 2 3 4 5 6
1 Meningkatnya akses
masyarakat terhadap
infrastruktur listrik
Rasio Elektrifikasi
Rumah (95%)
101,90% 91,31% 10,59%
AKUNTABILITAS KINERJA
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 III-41
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA
% CAPAIAN
KINERJA
% PENYERAPAN
ANGGARAN
%
TINGKAT
EFISIENSI
1 2 3 4 5 6
2 Meningkatnya
pemanfaatan sumber
energi baru dan
terbarukan berbasis
potensi lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi baru
dan terbarukan
(175.000 SBM)
143, 76% 95,96% 47,8%
3 Meningkatnya
pengelolaan pengusahaan
sumber daya mineral
Persentase usaha
pertambangan yang
melaksanakan
Good Mining
Practice (65%)
100,40% 89,09% 11,31%
4 Meningkatnya konservasi
air tanah
Persentase luas
zona aman pada
cekungan air tanah
(65,60%)
100,12% 94,16% 5,96%
5 Optimalisasi
pendapatan di bidang
energi dan sumber
daya mineral
Jumlah
pendapatan di
bidang energi
dan sumber
daya mineral
(Rp.2,376
milyar)
111,99% 78,92% 33,07%
Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘Meningkatnya
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal’ dengan
angka efesiensi sebesar 47,8%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat
penyerapan 95,96% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 77.857.500,00.
Sedangkan untuk sasaran ‘Meningkatnya konservasi air tanah’ memiliki tingkat
efisiensi sebesar 5,96% dengan tingkat penyerapan anggaran 94,16% dan sisa
anggaran sebesar Rp. 166.726.911,00.
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 IV-1
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan pengukuran kinerja dan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa dari sepuluh indikator yang telah
disepakati untuk mendukung sasaran strategis Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat,
sebanyak enam indikator menunjukan tingkat capaian diatas 90% sehingga dapat
dikategorikan SANGAT MEMUASKAN, dengan capaian tertinggi 143,76% untuk
indikator sasaran strategis ‘Meningkatnya pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan berbasis potensi lokal. Sedangkan satu indikator yaitu ‘Meningkatnya
penghematan energi, mendapat predikat CUKUP dengan capaian indikator
52,53%. indikator sasaran yang perlu mendapat perhatian adalah ‘Jumlah
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan’ dimana pada akhir tahun 2017
ini telah mencapai angka 251.586 SBM melebihi target jangka menengah tahun
2018 (200.000 SBM) sehingga tentunya untuk ke depan perlu dilakukan koreksi
atau penghitungan ulang terhadap target yang ingin dicapai dari mulai tahun 2017
sampai dengan 2018. Untuk selengkapnya mengenai capaian target sasaran
strategis Dinas ESDM tahun 2017 dapat dicermati pada tabel 4 berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Capaian Strategis Dinas ESDM Tahun 2017
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Meningkatnya
akses
masyarakat
terhadap
infrastruktur
listrik
Rasio
Elektrifikasi
rumah
98 % 99,87% 101,90% AA
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 IV-2
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
2 Meningkatnya
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
berbasis
potensi lokal
Jumlah
pemanfaatan
sumber energi
baru dan
terbarukan
175.000
SBM (setara
barel
minyak)
251.586
SBM
143,76% AA
3 Meningkatnya
penghematan
energi
Persentase
jumlah
gedung kantor
di lingkup
OPD Pemprov
Jabar yang
melakukan
penghematan
energy
78 % 40,98% 52,53% CC
4 Meningkatnya
pengelolaan
pengusahaan
sumber daya
mineral
Persentase
usaha
pertambangan
yang
melaksanakan
Good Mining
Practise
65 % 65,26% 100,40% AA
5 Meningkatnya
konservasi air
tanah
Persentase
luas zona
aman pada
cekungan air
tanah
65,60 % 65,68% 100,12% AA
6 Meningkatnya
ketersediaan air
baku di wilayah
rawan air
Tersedianya
prasarana air
bersih bagi
masyarakat
bersumber
dari air tanah
dalam di
wilayah rawan
air
16 Titik 15 Titik 93,75% AA
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 IV-3
No Sasaran
Strategis
Indikator
Kinerja
Target Realisasi Capaian
Kinerja
Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
7 Optimalisasi
pendapatan di
bidang energi
dan sumber
daya mineral
Jumlah
pendapatan di
bidang energi
dan sumber
daya mineral
Rp.
2.376.201.8
91.494,-
Rp.
2.467.226.
994.215
111,99% AA
Untuk akuntabilitas keuangan, realisasi belanja untuk mendukung sasaran
strategis yang dilaksanakan melalui 69 kegiatan dari total rencana Rp.
38.685.509.062,00 realisasi serapan anggaran sebesar Rp. 35.521.028.994,00
atau 91,82% dari rencana awal. Realisasi anggaran tertinggi secara agregat
adalah pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran meningkatnya
penghematan energi dengan 97,32%, sementara persentase terendah adalah
pada kegiatan-kegiatan dengan pencapaian sasaran Meningkatnya pendapatan di
bidang energi dan sumber daya mineral yang hanya mencapai 78,92%.
Berdasarkan hasil analisis efisiensi diperoleh hasil bahwa sasaran dengan tingkat
efisiensi penggunaan sumber daya terbesar adalah sasaran ‘Meningkatnya
pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan berbasis potensi lokal’ dengan
angka efesiensi sebesar 47,8%. Hal ini disebabkan sasaran ini memiliki tingkat
penyerapan 95,96% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 77.857.500,00.
Sedangkan untuk sasaran ‘Meningkatnya konservasi air tanah’ memiliki tingkat
efisiensi sebesar 5,96% dengan tingkat penyerapan anggaran 94,16% dan sisa
anggaran sebesar Rp. 166.726.911,00.
Berikut ini adalah langkah-langkah Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja OPD di tahun mendatang yakni:
1. Koordinasi intensif dengan PT. PLN (Persero) sebagai pihak yang memiliki
hak penyaluran tenaga listrik di wilayah Jawa Barat untuk memastikan
jumlah rumah tangga yang belum berlistrik dalam rangka mencapai Rasio
Elektrifikasi 100% di tahun 2018;
PENUTUP
LKIP DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2017 IV-4
2. Menjalankan kegiatan-kegiatan yang terkendala karena adanya transisi
implementasi regulasi hibah pasca terbitnya Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 dan setelah terbitnya Permendagri No. 14 Tahun 2016 tentang
Perubahan Pertama Atas Permendagri No. 32 Tahun 2011, memudahkan
kegiatan-kegiatan dengan mekanisme hibah dan bantuan sosial untuk
dilaksanakan kembali pada Tahun Anggaran 2017;
3. Melakukan sosialisasi dan pelatihan pengelola secara berkala dalam
penggunaan aplikasi penggunaan energi, hingga pencapaian data
pelaporan OPD dan gedung dapat mencapai 100%;
4. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan Kab/Kota dan
Pemerintah Pusat dalam upaya penataan pengelolaan usaha
pertambangan di Jawa Barat;
5. Peningkatan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal
data para pemegang IUP dan penyampaian bukti setor PNBP (landrent dan
royalty);
6. Melakukan pembinaan dan pengawasan bagi para pemegang Izin
Pemakaian Air Tanah (IPAT) guna meningkatkan Luas Zona Aman pada
CAT di Jawa Barat pada tahun mendatang.
KTT Kantor TambangTeknik
PenambanganProgram K3
Pengelolaan
Lingkungan
1 PT. Lotus SG Lestari Bogor 90 90 80 70 90 84 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
2 PT. Batu Sampurna Makmur Bogor 100 90 70 70 70 80 GMP 2015 1 EVALUASI KE-3 PENGAWASAN
3 PT. Atlasindo Utama Karawang 90 90 70 70 70 78 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
4 PT. Tiantinauli Karawang 90 90 90 60 60 78 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
5 PT. Arto Bangun Cemerlang Sukabumi 0 90 50 50 50 48 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
6 PT. Hasta Pasir Sukabumi 0 50 50 50 50 40 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
7 PT. Java Pro Tam Sukabumi 90 50 70 60 60 66 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
8 PT. Tambang Semen Sukabumi Sukabumi 100 100 90 90 90 94 GMP 2015 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
9 PT. Garia Mandiri Pasir Lestari Sukabumi 0 90 50 50 50 48 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
10 H. Asep CK Sukabumi 0 0 50 50 50 30 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
11 Jeffry Tando Sukabumi 0 90 50 50 50 48 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
12 PT. Juishin Bekasi 0 90 60 60 60 54 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
13 CV. Trikarya Alam Abadi Garut 90 75 70 50 45 66 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
14 CV. Bangkit Bersama Rahmi Garut 90 50 70 60 70 68 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
15 CV. Banyu Artha Garut 0 50 50 40 50 38 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
16 PT. Mandala Eksplorasi Sagara Garut 0 70 60 60 60 50 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
17 CV. Mulya Pasir Nusantara Garut 90 50 65 50 50 61 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
18 Hj. Turiah Kuningan 90 50 50 50 50 58 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
19 Rusadi Kuningan 90 50 70 50 70 66 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
20 Al-Azhariah Cirebon 90 90 50 50 60 68 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
21 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Cirebon 90 90 90 90 90 90 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
22 KUD Bumi Karya Cirebon 90 90 40 50 60 66 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
23 PT. Mandiri Sejahtera Sentra Purwakarta 100 100 90 80 80 90 GMP 2015 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
24 PT. Nusantara Swadesi Mining Purwakarta 100 100 70 70 70 82 GMP 2015 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
25 PT. Surya Prima Artha Kab. Bandung Barat 100 100 80 65 65 82 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
26 CV. Gunung Batu Jajar Kab. Bandung Barat 100 100 80 80 70 86 GMP 2015 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
27 PT. Bailey Rekatama Cianjur 90 90 70 60 60 74 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
28 PT. Taurian Indonesia Resources Cianjur 90 80 65 45 45 65 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
29 PT. Mitra Multi Sejahtera Cianjur 90 90 70 60 60 74 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
30 CV. Panghegar Kab. Bandung 90 100 90 80 80 88 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
31 PT. Gunung Puncak Salam Kab. Bandung 100 100 90 80 80 90 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
32 PT. Selo Bumi Quarry Sumedang 90 90 60 50 50 68 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
33 CV. Tunas Sandaan Pangandaran 90 90 60 50 50 68 GMP 2015 1 BARU PENGAWASAN
34 CV. Trijaya Pangandaran 0 60 60 50 50 44 NON-GMP 2015 0 BARU PENGAWASAN
35 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Bogor 100 100 90 90 90 94 GMP 2016 1 EVELUASI KE-2 PENGAWASAN
36 PT. Holcim Indonesia Bogor 100 100 90 90 90 94 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
37 PT. Karya Wangi Sagara Cirebon 100 60 80 70 60 74 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
38 Kopontren Al-Ishlah Cirebon 100 100 60 70 70 80 GMP 2016 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
39 PT. Rimba Djaya Raya Sumedang 0 80 60 50 60 50 NON-GMP 2016 0 BARU PENGAWASAN
40 PT. Jaya Listrikindo Mandri Subang 100 100 60 60 60 76 GMP 2016 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
41 H. Idris Sukabumi 80 100 60 70 50 72 GMP 2016 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
42 H. Elis Sukabumi 80 100 60 80 60 76 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
43 PT. Sudamanik Bogor 100 100 90 80 80 90 GMP 2016 1 EVALUASI KE-3 PENGAWASAN
44 PT. Batu Gunung Makmur Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
45 PT. Karya Citra Quarrindo Bogor 100 100 80 80 70 86 GMP 2016 1 EVALUASI KE-3 PENGAWASAN
46 Agus Suma Sukabumi 0 60 60 60 60 48 NON-GMP 2016 0 BARU PENGAWASAN
47 Edi Supriadi Sukabumi 80 0 60 60 60 52 NON-GMP 2016 0 BARU PENGAWASAN
48 PT. Indocement P - Cicantayan Sukabumi 90 0 70 70 70 60 NON-GMP 2016 0 BARU PENGAWASAN
49 CV. Galunggung Mandiri Tasikmalaya 80 100 70 70 70 78 GMP 2016 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
50 PT. Mineral Industri Sukabumi Cianjur 70 70 70 70 70 70 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
51 PD. Alam Jaya Bandung 100 100 80 70 80 86 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
52 CV. Hari Rukun Bandung Barat 100 80 80 60 70 78 GMP 2016 1 BARU PENGAWASAN
53 H. Engkar Karnawi Indramayu 80 70 80 60 60 70 GMP 2016 1 EVALUASI KE-2 PENGAWASAN
54 Wilut Indramayu 0 80 80 60 60 56 NON-GMP 2016 0 BARU PENGAWASAN
INSTRUMEN
LAMPIRAN DATA PENDUKUNG PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS MENINGKATNYA PENGELOLAAN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA MINERAL
No Nama Perusahaan Kabupaten
Aspek Penilaian yang Dinilai
Score Total Keterangan TAHUN KODE KETERANGAN
KTT Kantor TambangTeknik
PenambanganProgram K3
Pengelolaan
Lingkungan
INSTRUMENNo Nama Perusahaan Kabupaten
Aspek Penilaian yang Dinilai
Score Total Keterangan TAHUN KODE KETERANGAN
55 PT. Gunung Tua Mandiri Bogor 100 100 90 80 80 90 GMP 2016 1 BARU RKAB
56 PT. Meganta Batu Sampurna Bogor 80 100 90 80 80 86 GMP 2016 1 BARU RKAB
57 PT. Gunung Sampurna Makmur Bogor 100 100 90 80 80 90 GMP 2016 1 BARU RKAB
58 PT. Tarabatuh Manunggal Bogor 100 70 70 60 60 72 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
59 PT. Bojong Buana Mineralindo Sukabumi 90 90 70 60 60 74 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
60 PT. Batumas WS Sukabumi 90 100 70 70 60 78 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
61 Ade Rahmat Subang 100 90 70 60 60 76 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
62 Asep Hendra Sukabumi 90 90 70 70 60 76 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
63 Upan Suparman Sukabumi 90 90 60 60 60 72 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
64 Ahmad Yamin Kuningan 0 0 60 60 80 40 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
65 PD. ATE (Andesit - Nyalindung) Sukabumi 0 60 - 0 0 12 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
66 Yogi Ardiansyah Sukabumi 100 80 60 60 50 70 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
67 PD. ATE (Pasir Kuarsa) Sukabumi 60 70 60 70 60 64 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
68 PD. ATE (Batu Gamping) Sukabumi 60 70 60 70 60 64 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
69 CV. Munawar Putra Sukabumi 60 60 70 70 60 64 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
70 PT. Berlian Java Sumedang 100 100 80 70 60 82 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
71 PT. Gunung Padakasih Bandung Barat 100 100 80 80 70 86 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
72 CV. Panghegar Purwakarta 100 80 90 75 80 85 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
73 PT. Golden Tess Jilt Sukabumi 100 80 - 70 70 64 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
74 Ujang Sutisna Sukabumi 0 0 70 70 60 40 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
75 PT. Java Pro Tam Sukabumi 100 60 50 60 60 66 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
76 PT. Wilton Indonesia Sukabumi 100 90 80 80 80 86 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
77 PT. Like Tu Cha Sukabumi 100 90 80 60 80 82 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
78 PT. Roda Sampurna Makmur Bogor 0 70 0 0 0 14 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
79 PT. Bumi Pertiwi Makmur Sejahtera Sukabumi 100 60 80 70 60 74 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
80 PT. Karya Sakti Purnama Sukabumi 0 60 80 60 60 52 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
81 PT. Sumber Surya Daya Prima Sukabumi 100 100 90 90 80 92 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
82 H. Saim Kuningan 100 70 50 50 50 64 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
83 M. Andy Surya Sukabumi 100 60 50 50 50 62 NON-GMP 2017 0 BARU PENGAWASAN
84 PT. Mari Maju Mapan Cianjur 100 90 70 70 70 80 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
85 PT. Gunung Mas Jaya Indah Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
86 H. Permadi Kuningan 100 50 60 60 70 68 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
87 Hanusentra Agro Selo Purwakarta 100 100 70 60 60 78 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
88 PT. Desira Guna Utama Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
89 PT. Dewi Mayang Manik Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
90 PT. Batu Sarana Persada Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
91 PT. Sinar Mandiri Bogor 100 100 70 70 70 82 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
92 PT. Windoe Andesit Utama Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
93 PT. Holcim Beton Bogor 100 100 90 90 90 94 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
94 PT. Batu Jaya Makmur Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
95 PT. Lola Lauttimur Bogor 100 100 80 80 80 88 GMP 2017 1 BARU PENGAWASAN
62
Keterangan : Target Kinerja 65,26%GMP Jika Score >=67
NON-GMP Jika Score <=67
No Nama Cekungan Air Tanah Luas (km2) Luas Zona Aman (km2)
1 Bogor 1.311 1.071,62
2 Sukabumi 868 751,77
3 Bekasi - Karawang 3.641 2.993,92
4 Subang 1.514 819,38
5 Ciater 566 312,38
6 Lembang 169 54,00
7 Bandung - Soreang 1.716 808,46
8 Cibuni 621 18,00
9 Banjarsari 605 114,00
10 Tasikmalaya 1.219 812,77
11 Malangbong 514 343,00
12 Ciamis 581 534,00
13 Kuningan 507 354,00
14 Majalengka 686 488,00
15 Indramayu 1.282 731,00
16 Sumber - Cirebon 1.659 1.261,15
17.459 11.467,47
65,682%
Luas Zona Aman pada Cekungan Air Tanah di Jawa Barat Tahun 2017
Jumlah
1 2 3 4 5 6
1
(a). PLT Mini Hidro
2. PLTM-Cisanggiri (PT. Cisanggiri Hydro,
Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten
Garut);3
3. PLTM-Cirompang (PT. Tirta Gemah
Ripah , Kecamatan Cikajang, Kabupaten
Garut);8
4. PLTM-Cilaki (PT. Inti Cipta Energi;
Pameungpeuk, Kabupaten Garut); 7,4
5. PLTM-Cikopo II; (PT. Arkora Hydro;
Desa. Cikopo; Kec. Pamulihan; Kab.
Garut);7,4
6. PLTM-Cikaso; (PT.Bumiloka Cikaso
Energi; Ds Curugluhur , Kec Sagaranten ;
Kab.Sukabumi );
5,3
7. PLTM-Cijampang 2A (PT.Bumiloka
Bunijaya Energi; Kec Pagelaran ;
Kab.Cianjur ;
1,1
8. PLTM-CIJEDIL; ( PT PLN (Persero)
PUSHARLIS (Milik PLN)
Sukanagara - Cianjur0,54
9. PLTM-CIBALAPULANG; ( PT, Medco
Power Indonesia; Ds. Waringinsari; Kec.
Takokak; Kab. Cianjur)9
10. PLTM-CIANTEN 1; Leuwiliang -
Bogor2
11. PLTM-CIANTEN 2; Leuwiliang -
Bogor5
12. PLTM-CIANTEN 1B; Leuwiliang -
Bogor6,2
13. PLTM-CIPAYUNG; (PT PLN
(Persero) PUSLITBANG); Cipayung -
Bogor
0,25
14. PLTM-CIANTEN 3; (Leuwiliang -
Bogor)5,8
15. PLTM-SINDANG CAI (Sindang Cai -
Subang)0,8
15. PLTM-JAMBELAER (Jambelaer -
Subang)0,1
0,12
MEGAWATT
8. PLTM- Melong (Desa Jambelaer, Kec.
Dawuan, Subang) 0,24
9. PLTM-Cintamekar (Desa Cintamekar,
Kec.Sagalaherang, Kab. Subang)
NO SATUAN ENERGI
SBM (SETARA BAREL
MINYAK)
251.586 SBM
JENIS ENERGI TERBARUKANKAPASITAS
TERPASANG
PENCAPAIAN TAHUN 2017
KETERANGAN
TOTAL TARGET 4 JENIS ENERGI
TERBARUKAN
LAMPIRAN DATA PENCAPAIAN TARGET KINERJA BIDANG ENERGI TAHUN ANGGARAN 2017
LINGKUP SEKSI PENGEMBANGAN ENERGI
OPDBIDANG
: DINAS ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL PROVINSI JAWA BARAT: ENERGI
Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala
Kecil (s.d. 10 Megawatt)
1. PLTM-Cibatarua (PT. Bahtera Energi;
Desa Garumukti , Kecamatan Pamulihan,
Kabupaten Garut);
5
1 2 3 4 5 6
NO SATUAN ENERGI
SBM (SETARA BAREL
MINYAK)
251.586 SBM
JENIS ENERGI TERBARUKANKAPASITAS
TERPASANG
PENCAPAIAN TAHUN 2017
KETERANGAN
TOTAL TARGET 4 JENIS ENERGI
TERBARUKAN
1 2 3 4 5 6
TOTAL MINI HIDRO 67,25 MEGAWATT 217116,71 *Sumber: Data PLN -2017
-Faktor konversi Mwh (365 x24)
-Faktor Konversi Operasi (0,6)
- Faktor Konversi Satuan (1/1628)
-Faktor konversi Mwh (365 x24)
-Faktor Konversi Operasi (0,5)
- Asumsi Operasi = 50% (0,5)
Jumlah Setara = 791 (Spec. 4 M3)
Faktor Produksi = 1 M3 per hari
Faktor konversi Operasi = 365 (hari)
Faktor Kesetaraan Satuan Energi =
0,85/0,80 ( ̊API BBM/ ̊API Kerosin)
Faktor Volume : 1 Barel = 159 Liter
3 Pembangkit Listrik Biomassa
*Sumber: Data PLN - 2017
Faktor Effisiensi Sistem = 0,8
Faktor Produksi = 365 x 24 jam
- Faktor Konversi Satuan (1/1628)
1 2 3 4 5 6
4 Sistem Konversi Surya
PLTS On-grid + PJUTS (2014) = 2,8 kWatt
PLTS - Cirata ;(2017) = 1000 kWatt
PLTS On-grid; DESDM - Jabar (2017) =
14,4 kWatt
Faktor Produksi Listrik = 365x 5 jam
Faktor Konversi = 1/1628
1964,00
Pengembangan Biogas
(a). Pembangunan Biogas Fixed-Dome ,
Pemerintah ( APBD Kabupaten , APBD
Jabar, APBN); 2011-2017
(b). PLT Mikro Hidro Total (s.d. 100kW) 1,46 MEGAWATT
M3 1929,31
2
791
* Data resmi YRE (Yayasan
Rumah Energy)-January 2017
*Sumber: Profil Data ESDM -
2015 (Sub Biogas 2011-2015)
*Sumber : Data Survey EBT -
DESDM Jabar 2016
CAPAIAN TARGET KINERJA 4 JENIS ENERGI TERBARUKAN, BIDANG ENERGI TAHUN ANGGARAN
2017251585,95
- PLT-Sa Bantargebang; Kapasitas 26 MW
; Produksi Listrik 2014= 6 MW6 MW 25828,01
1017,2 kW 1140,29
(a). Pembangunan Biogas Rumah Non-
Pemerintah (Biogas rumah; YRE; dll) 1475 M3 3597,63
3201 BOGOR 1.369.183 11.863 1.381.046 1.382.911 1.865 99,87 434 434 100
3202 SUKABUMI 659.430 2.806 662.236 662.236 0 100,00 386 386 100
3203 CIANJUR 600.529 10.892 611.420 615.281 3.861 99,37 360 360 100
3204 BANDUNG 917.589 6.614 924.203 924.532 329 99,96 280 280 100
3205 GARUT 635.406 8.313 643.719 643.719 0 100,00 442 442 100
3206 TASIKMALAYA 482.473 3.856 486.329 488.116 1.787 99,63 351 351 100
3207 CIAMIS 345.481 6.689 352.170 352.170 0 100,00 265 265 100
3208 KUNINGAN 271.679 240 271.919 272.433 514 99,81 376 376 100
3209 CIREBON 556.097 9.021 565.118 566.521 1.403 99,75 424 424 100
3210 MAJALENGKA 346.904 2.843 349.748 350.652 904 99,74 343 343 100
3211 SUMEDANG 336.877 2.962 339.839 340.352 513 99,85 283 283 100
3212 INDRAMAYU 487.148 9.193 496.341 496.341 0 100,00 317 317 100
3213 SUBANG 436.840 4.953 441.794 442.444 650 99,85 253 253 100
3214 PURWAKARTA 244.400 408 244.808 244.808 0 100,00 192 192 100
3215 KARAWANG 604.378 8.103 612.480 615.291 2.811 99,54 309 309 100
3216 BEKASI 890.232 9.957 900.189 903.117 2.928 99,68 187 187 100
3217 BANDUNG BARAT 430.941 3.080 434.021 434.590 569 99,87 165 165 100
3218 PANGANDARAN 116.322 1.374 117.696 117.696 0 100,00 93 93 100
3271 BOGOR 261.141 1.016 262.157 262.157 0 100,00 68 68 100
3272 SUKABUMI 80.993 711 81.704 81.704 0 100,00 33 33 100
3273 BANDUNG 660.254 4.704 664.958 664.958 0 100,00 151 151 100
3274 CIREBON 79.041 385 79.426 79.426 0 100,00 22 22 100
3275 BEKASI 714.483 634 715.117 715.117 0 100,00 56 56 100
3276 DEPOK 551.879 0 551.879 551.879 0 100,00 63 63 100
3277 CIMAHI 158.323 813 159.136 159.794 658 99,59 15 15 100
3278 TASIKMALAYA 170.222 575 170.798 171.035 237 99,86 69 69 100
3279 BANJAR 50.342 168 50.510 50.510 0 100,00 25 25 100
3200 JAWA BARAT 12.458.457 112.385 12.570.842 12.589.790 19.030 99,85 5.962 5.962 100
RE PLN Terbaru 0,963439581
Jumlah Rumah
Tangga Belum
Berlistrik
Rasio Elektrifikasi
(%)
Jumlah
Desa/Kelurahan
Jumlah Desa
Berlistrik
Rasio Desa
Berlistrik (%)
JUMLAH RUMAH
TANGGA
BERLISTRIK
Jumlah Rumah
Tangga *
Catatan *) : Sumber BPS Provinsi Jawa Barat 2016
KODE KABUPATEN / KOTA Listrik PLN * Listrik non PLN *