laporan kinerja dinas kelautan dan perikanan provinsi...

101
TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Provinsi Sulawesi Utara terletak di wilayah paling utara pulau Sulawesi, dan dikenal sebagai Provinsi Kepulauan. Memiliki tiga Kabupaten kepulauan yang letaknya berbatasan langsung dengan wilayah Negara Republik Filipina yaitu Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro. Luas wilayah Sulawesi Utara tercatat 63.326,17 km2, panjang garis pantai adalah 2.395,99 km dengan luas daratannya 13.851,64 km2 dan wilayah laut 49.474,53 km2. Wilayah Provinsi Sulawesi Utara memiliki 287 pulau (59 pulau berpenghuni dan 228 pulau tidak berpenghuni). Memiliki 15 (lima belas) daerah otonom terdiri dari 11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, dimana 13 (tiga belas) wilayah Kabupaten/Kota memiliki wilayah pesisir dan laut. Sulawesi Utara memiliki posisi strategis, karena berhadapan langsung dengan Kawasan Asia Timur (Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, ASEAN) dan Pasifik yang menjadi pusat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi regional. Posisi semenanjung wilayah Sulawesi Utara yang terletak di tepian Samudera Pasifik diapit oleh 2 (dua) Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang melewati Selat Makasar antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang

Upload: others

Post on 15-Jan-2020

63 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Provinsi Sulawesi Utara terletak di wilayah paling utara pulau Sulawesi, dan

dikenal sebagai Provinsi Kepulauan. Memiliki tiga Kabupaten kepulauan yang

letaknya berbatasan langsung

dengan wilayah Negara Republik

Filipina yaitu Kabupaten Kepulauan

Talaud, Kabupaten Kepulauan

Sangihe dan Kabupaten Kepulauan

Siau, Tagulandang, Biaro. Luas

wilayah Sulawesi Utara tercatat

63.326,17 km2, panjang garis pantai

adalah 2.395,99 km dengan luas

daratannya 13.851,64 km2 dan

wilayah laut 49.474,53 km2. Wilayah

Provinsi Sulawesi Utara memiliki 287

pulau (59 pulau berpenghuni dan

228 pulau tidak berpenghuni). Memiliki 15 (lima belas) daerah otonom terdiri dari

11 (sebelas) Kabupaten dan 4 (empat) Kota, dimana 13 (tiga belas) wilayah

Kabupaten/Kota memiliki wilayah pesisir dan laut.

Sulawesi Utara memiliki posisi strategis, karena berhadapan langsung

dengan Kawasan Asia Timur (Cina, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, ASEAN) dan

Pasifik yang menjadi pusat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi regional.

Posisi semenanjung wilayah Sulawesi Utara yang terletak di tepian Samudera

Pasifik diapit oleh 2 (dua) Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II) yang melewati

Selat Makasar antara Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi, dan ALKI III yang

Page 2: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

2

melewati Laut Maluku antara Pulau Sulawesi dan Kepulauan Maluku Utara dan

Maluku. Posisi strategis ini menciptakan keunikan dan keunggulan khusus bagi

Sulawesi Utara karena sangat dekat dengan pasar Asia Timur dan Pasifik.

Sulawesi Utara berada di sentrum peredaran perdagangan dunia dan pertumbuhan

ekonomi dunia. Peluang ini membuktikan bahwa Sulawesi Utara sebagai pintu

gerbang Indonesia ke bagian Ke Asia Timur dan Pasifik merupakan sebuah solusi

bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat berperan aktif dalam perdagangan

dunia melalui kerjasama regional yang terintegrasi dan terpadu seperti BIMP-

EAGA, ASEAN, EAST ASIA, dan APEC, terlebih pada tahun 2015 era Masyarakat

Ekonomi Asean (MEA) sudah dimulai.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-

2019 merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melaui UU

no 17 tahun 2007, yakni memantapkan pembangunan secara menyeluruh

di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif

perekonomian berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. RPJMN

dijalankan Pemerintah dengan dasar Pancasila dan Trisakti yang menjadi

landasan dalam pembangunan nasional 5 (tahun). Penjabaran Trisakti

diwujudkan dalam bentuk: Kedaulatan dalam politik, berdikari dalam

ekonomi, kepribadian dalam kebudayaan.

Ideologi TRISAKTI menggambarkan bahwa pembangunan dicapai

melalui perwujudan bangsa yang (1) berdaulat, yaitu bangsa yang mampu

hidup sejajar dan sederajat dengan bangsa lain; (2) Mandiri, yaitu

berkurangnya kergantungan dari sumberdaya luar negeri melalui

ketersediaan manusia yang berkualitas dan prinsip pembangunan

berkelanjutan; (3) Berkepribadian dan berkebudayaan yaitu menyadari jati

diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan bangsa maritim

Page 3: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

3

sehingga reorientasi paradigma pembangunan dari pembangunan berbasis

daratan menjadi pembangunan berbasis kelautan dan kepulauan.

Presiden telah menyatakan bahwa Laut adalah masa depan peradaban

bangsa dan sudah saatnya bangsa Indonesia melihat laut sebagai sumber

kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pembangunan kelautan dan perikanan harus

dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah suatu keadaan

menjadi keadaan yang lebih baik dengan memanfaatkan sumberdaya kelautan dan

perikanan secara optimal, efisien, efektif dan akuntabel dengan tujuan akhir untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Pembangunan kelautan dan perikanan Sulawesi Utara merupakan sub

sistem pembangunan Daerah yang meliputi kehidupanan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara yang ditujukan untuk meningkatkan harkat, martabat

dan memperkuat jati diri melalui potensi sumberdaya alam yang tersedia dan

dapat dimanfaatkan secara ekonomis, terutama pangan dan mineral yang

sekaligus dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai usaha dengan

memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang sangat kaya dan beragam

yang difokuskan melalui pertumbuhan ekonomi (Pro-Growth), pengentasan

kemiskinan (Pro-Poor), perlindungan usaha dan penciptaan lapangan kerja bagi

para nelayan, pembudidaya, pengolah, pemasar ikan dan masyarakat pesisir

lainnya (Pro-Job) serta perlindungan terhadap sumberdaya dalam rangka

keberlanjutan sumberdaya tersebut (Pro-Sustainability) adalah untuk mendukung

pembangunan yang berkelanjutan, dengan diikuti oleh penyelenggaraan

pemerintah yang akuntabel (Good Govermance).

Pemerintahan yang akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu

dilaksanakan dalam mewujudkan visi misi dan program pemerintah Sulawesi Utara

khususnya pembangunan kelautan dan perikanan dan cita-cita masyarakat dalam

mencapai kesejahteraan. Berkaitan dengan hal itu, diperlukan pengembangan dan

penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur, sehingga

penyelenggaraann pemerintahan dan pembangunan sektor kelautan dan

perikanan berlangsung berdayaguna, berhasil guna serta berdaya saing.

Page 4: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

4

Salah satu tuntutan publik saat ini adalah adanya transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Tuntutan ini pada intinya adalah

terselenggaranya tata kepemerintahan yang baik (Good Governance), sehingga

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara ber-

tanggungjawab.

Sejalan dengan pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan yang

dilaksanakan dalam waktu lima tahunan yang merupakan acuan dokumen Peren-

canaan Strategis (RENSTRA), diantaranya memuat indikator sasaran dan targetnya

yang diurai per tahun serta rencana alokasi pembiayaannya sebagai penjabaran

dari target RPJMD, maka Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai unit kerja dituntut

untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang

menuntut azas akuntabilitas, dimana setiap penyelenggaraan Negara dituntut

untuk dapat mempertanggungjawabkan kinerja atau hasil-hasilnya dari seluruh

program/kegiatannya kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan

yang diberikan.

Tahun 2017 merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMD 2016-2021,

dimana pembangunan kelautan dan perikanan terkait dengan pelaksanaan

Nawacita ke-1, ke-4, ke-6 dan ke-7 dalam RPJMN 2015-2019. Presiden

menyatakan bahwa Laut Masa Depan Bangsa dan Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan mandat untuk melaksanakannya dalam

kebijakan dan program untuk mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan

Sulawesi Utara.

Untuk memastikan keseluruhan program dan kegiatan pembangunan

Kelautan dan Perikanan tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana target

waktu, kuantitas, kualitas dan sasarannya, telah disepakati perjanjian yang

tertuangdalam Perjanjian Kinerja yang diturunkan secara berjenjang sampai

tingkat individu pegawai. Capaian kinerja tersebut dilaporkan secara berkala

sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas).

Page 5: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

5

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara tahun 2017 adalah sebagai bentuk media informasi dan

pertanggungjawaban atas pelaksanaan Visi dan Misi dari Rencana Strategis Dinas

kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara. Adapun tujuan penyusunan

Laporan Kinerja adalah:

1. Memberi informasi kinerja yg teruk ur kepada pemberi mandat atas kinerja

yang telah dan seharusnya dicapai.

2. Menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Utara selama 1 (satu) tahun

3. Sebagai upaya perbaikan kesinambungan bagi Dinas Kelautan dan Perikanan

Provinsi Sulawesi Utara untuk meningkatkan kinerja, berdasarkan evaluasi,

dapat ditetapkan kebijakan dan strategi ke depan guna lebih meningkatkan

pembangunan kelautan dan perikanan.

1.3 TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANPROVINSI SULAWESI UTARA

Struktur organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan tahun 2017 mengacu

pada Perda No.72 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Tipe A Provinsi

Sulawesi Utara, Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 97 Tahun 2016

tentang Pembentukan Unit Pelaksanan Teknis pada Dinas Kelautan dan Perikanan

Daerah Provinsi Tipe A Provinsi Sulawesi Utara.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi

Utara No 72 tahun 2016 mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan

Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan

yang ditugaskan kepada Daerah Provinsi. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

tersebut di atas, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah mempunyai fungsi :

Page 6: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

6

(a) Penyelenggaraan perumusan serta penetapan, pengaturan dan koordinasi

pelaksanaan kebijakan teknis perikanan budidaya, perikanan tangkap,

pengembangan daya saing produk kelautan dan perikanan, pengelolaan

ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengawasan sumberdaya

kelautan dan perikanan.

(b) Perumusan kebijakan pengelolaan, penerbitan ijin, dan pemanfaatan ruang

laut diluar minyak dan gas bumi, pengelolaan dan penangkapan ikan di

wilayah laut, dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan sampai

dengan 12 mil, pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil,

penetapan lokasi pembangunan serta pengelolaaan pelabuhan perikanan

provinsi, penerbitan izin usaha perikanan tangkap, izin pengadaan kapal

penangkapan ikan dan kapal pengangkutan ikan, dan pendaftaran kepal

perikanan untuk kapal di atas 10 GT sampai dengan 30 GT, penerbitan

surat izin usaha perikanan (SIUP) di bidang pembudidaya ikan dan

penerbitan izin usaha pemasaran dan pengolahan hasil perikanan yang

usahanya lintas daerah Kabupaten/Kota dalam 1(satu) Daerah Provinsi.

(c) Penyelenggaraan dan pengendalian fasilitas pengutan perikanan tangkap,

pengembangan daya saing produk kelautan dan perikanan, pengelolaan

ruang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengawasan sumberdaya

kelautan dan perikanan.

(d) Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dengan semua pemangku

kepentingan dalam rangka keterpaduan pembangunan kelautan dan

perikanan

(e) Penyelenggaraan pembinaan unit pelaksana teknis dinas lingkup Dinas

Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara serta koordinasi

dengan unit pelaksana teknis kementerian kelautan dan perikanan di

Provinsi Sulawesi Utara

(f) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikanan oleh pimpinan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dinas Kelautan dan

Perikanan Daerah dilengkapi dengan Eselon III sebagai berikut:

Page 7: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

7

a. Sekretaris Dinas, membawahkan:

- Sub Bagian Hukum dan Kepegawaian

- Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan

- Sub Bagian Umum

b. Kepala Bidang Pemanfaatan Ruang Laut, Pengawasan Sumberdaya Kelautan

dan Perikanan, membawahkan

- Seksi Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

- Seksi Pemanfaatan Ruang laut dan

- Seksi Konservasi dan Perlindungan Jenis Ikan

c. Kepala Bidang Perikanan Tangkap membawahkan :

- Seksi Sarana Prasarana Perikanan Tangkap

- Seksi Kenelayanan dan Kelembagaan; dan

- Seksi Pengelolaan Sumberdaya Ikan (SDI) dan Pengendalian Penangkapan

Ikan

d. Kepala Bidang Perikanan Budidaya membawahkan :

- Seksi Kawasan Budidaya

- Seksi Produksi Budidaya

- Seksi Benih dan Pakan

e. Bidang Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, membawahkan:

- Seksi Logistik, Akses Pasar dan Promosi

- Seksi Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Kelautan dan Perikanan

- Seksi Sarana Prasarana dan Peningkatan Investasi

Untuk melaksanakan kegiatan teknis operasional yang secara langsung

berhubungan dengan pelayanan masyarakat dan teknis penunjang untuk

melaksanakan kegiatan dalam rangka mendukung pelaksana tugas dinas, maka

dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPTD) sesuai Pergub no 97 tahun 2016

i Unit Pelaksana Teknis Dinas terdiri dari :

- Balai Pembenihan dan Pengendalian Hama Penyakit Ikan

- Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan

- Balai Pengolahan Hasil Kelautan dan Perikanan

- Balai Pengujian dan Serifikasi Mutu Hasil Perikanan

Page 8: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

8

Struktur organisasi Dinas kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utaradapat dilihat pada gambar 1.1.

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN UMUM

KEPALA DINASKELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

PROVINSI SULAWESI UTARA

SUB BAGIAN PERENCANAANDAN KEUANGAN

SUB BAGIAN KEPEGAWAIANDAN HUKUM

BIDANG PERIKANAN BUDIDAYABIDANG PEMANFAATAN RUANG

LAUT, PENGAWASAN SUMBERDAYAKELAUTAN DAN PERIKANAN

BIDANG PENGUATAN DAYA SAING PRODUKKELAUTAN DAN PERIKANAN BIDANG PERIKANAN TANGKAP

SEKSI KAWASAN BUDIDAYA

SEKSI PRODUKSI BUDIDAYA

SEKSI BENIH DAN PAKAN

BALAI PERBENIHAN DANPENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

IKAN

BALAI PENGOLAHAN HASILKELAUTAN DAN PERIKANAN

BALAI PENGELOLAPELABUHAN PERIKANAN

BALAI PENGUJIAN DANSERTIFIKASI MUTU HASIL

PERIKANAN

SEKSI PENGAWASAN SUMBERDAYAKELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKSI PEMANFAATAN RUANG LAUT

SEKSI KONSERVASI DANPERLINDUNGAN JENIS IKAN

SEKSI LOGISTIK, AKSES PASARDAN PROMOSI

SEKSI BINA MUTU DANDIVERIFIKASI PRODUK

KELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKSI SARANA PRASARANA DANPENINGKATAN INVESTASI

SEKSI SARANA PRASARANAPERIKANAN TANGKAP

SEKSI KENELAYANAN DANKELEMBAGAAN

SEKSI PENGELOLAANSUMBERDAYA IKAN DAN

PENGENDALIAN PENANGKAPANIKAN

Jumlah pegawai di Dinas kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara (Induk dan UPTD) sampai dengan tanggal 31 Desember 2017 didukung 130

orang, dengan rincian sebagai berikut:

1) Jumlah pegawai menurut jenis dan tempat tugas

NO URAIAN PRIA WANITA JUMLAH1 Dinas 30 39 692 Balai Pembenihan dan Pengendalian

Hama Penyakit Ikan Tateli11 5 16

3 Balai Pengelola Pelabuhan PerikananTumumpa

13 4 17

4 Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu HasilPerikanan Bitung

6 9 15

5 Balai Pengolahan Hasil Kelautan danPerikanan Tumumpa

4 9 13

Jumlah 64 66 130

Page 9: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

9

2) Jumlah Pegawai menurut Golongan :

Golongan IV : 16 orang (12,31%) terdiri dari

Gol IVa : 6 orang; IVb : 9 orang; IVc : 1 orang

Golongan III : 88 orang (67,69%)

Gol IIIa: 3 orang; IIIb: 39 orang;

Gol IIIc: 22 orang; IIId:24 orang;

Golongan II : 24 orang (18,46%)

Gol IIa 1 orang; IIb:10 orang;

IIc : 12 orang; IId: 1 orang

Golongan I: 1 orang (0,76%)

Gol Ia : 0 orang; Ib: 1; Ic: 0 orang

Jumlah : 130 orang

3) Berdasarkan Jenis Pendidikan

Doktor : 2 orang (1,54%)

Pascasarjana (Magister) : 15 orang (11,54%)

Sarjana/Diploma IV : 54 orang (41,54%)

Sarjana Muda/Akademi/Diploma III : 2 orang (1,54%)

SLTA : 55 orang (42,31%)

SLTP : 1 orang (0,77%)

SD : 1 orang (0,77%)

Jumlah 130 orang

Jumlah PNS menurut Formasi di Dinas Kelautan danPerikanan Provinsi Sulawesi Utara sampai Tahun 2017

1 org(0,76%)

24 org(18,46%)

88 org(67,69%)

16 org(12,31%)

Page 10: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

10

4) Berdasarkan Eselon :

Eselon II:1 orang; Eselon III: 9 orang; Eselon IV: 27 orang; Pegawai non

struktural: 93 orang

5) Berdasarkan status kepegawaian, PNS sebanyak 130 orang dan CPNS tidak

ada.

6) Pegawai yang sudah mengikuti diklat penjejangan: PIM II : 2 orang;

PIM III: 13 orang dan PIM IV: 16 orang

7) Pegawai yang mendapat tanda kehormatan: 30 Tahun: 3 orang Gol III;

20 tahun: 1 orang Gol III; dan 10 tahun: 3 orang Gol III; 7 orang Gol IV

1.4. ISUE-ISUE STRATEGIS

Provinsi Sulawesi Utara dengan ibukota Manado terletak antara 0o5’ - 5o34’

LU dan antara 123o07’ – 127o10’ BT, yang berbatasan dengan Laut Sulawesi,

Filipina dan Laut Pasifik di sebelah Utara serta Laut Maluku di sebelah Timur.

Batas sebelah Selatan dan Barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi

Gorontalo. Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah kepulauan di Indonesia

dengan jumlah pulau 287 pulau (59 pulau berpenghuni dan 228 pulau tidak

berpenghuni) yang terdiri dari 3 (tiga) gugusan Kabupaten Kepulauan: (1)

Gugusan kepulauan Talaud, terletak paling

Utara yang secara administratif masuk di

Kabupaten Kepulauan Talau; (2) Gugusan

Kepulauan Sangihe, secara administratif

masuk di Kabupaten Kepulauan Sangihe; (3)

Gugusan kepulauan Siau, Tagulandang dan

Biaro (disingkat SITARO) secara administratif

masuk di Kabupaten Kepulauan Siau

Tagulandang Biaro.

Luas wilayah Sulawesi Utara tercatat

63.326,17 km2 (wilayah darat dan laut sampai 12 mil) yang meliputi Sebelas

Page 11: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

11

Kabupaten dan Empat Kota. Panjang garis pantai adalah 2.395,99 km dengan luas

daratannya 13.851,64 km dan wilayah laut 49.474,53 km. Perairan Sulawesi

Utara memiiki kekayaan alam yang dapat menjadi modal dasar yang harus dikelola

dengan optimal untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Potensi lestari berdasarkan Keputusan MenKP No 47/Kepmen-KP/2016

diperkirakan 1.110.468 ton/tahun dan jumlah tangkap yang diperbolehkan (JTB)

888.374 ton/tahun. Keaneka-ragaman hayati laut memiliki potensi besar untuk

dimanfaatkan bagi kepentingan konservasi maupun ekonomi produktif.

Tabel 1. Sulawesi Utara Dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP 715 dan 716)

KEPMENKP no 47/KEPMEN-KP/2016

Ket :WPP 715 meliputi : Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram dan Teluk

Berau (meliputi Provinsi Sulut, Gorontalo, Sulteng, Maluku,Maluku Utara dan Papua Barat)

WPP 716 meliputi : Laut Sulawesi dan Sebelah Utara Pulau Halmahera ( meliputiProvinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulut,Sulteng dan Maluku Utara)

Page 12: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

12

Pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan adalah pengelolaan yang

mengarah pada bagaimana sumberdaya ikan yang ada saat ini mampu memenuhi

kebutuhan sekarang dan kebutuhan generasi yang akan datang, dimana aspek

berkelanjutan harus meliputi aspek ekologi, sosial ekonomi, masyarakat dan

institusi. Pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan tidak melarang aktivitas

penangkapan yang bersifat ekonomi/komersial tetapi menganjurkan dengan

persyaratan bahwa pemanfaatan tidak melampaui daya dukung (carryng capacity)

lingkungan perairan atau kemampuan pulih sumberdaya ikan, sehingga generasi

mendatang tetap memiliki asset sumberdaya alam yang sama atau bahkan lebih

banyak dari generasi saat ini.

Dalam UU no 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan

bahwa penyelenggaraan urusan Pemerintahan bidang kehutanan, kelautan serta

energy dan sumberdaya mineral dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah

Provinsi. Disamping itu dijelaskan pula bahwa penentuan Daerah Kepulauan/Kota

penghasil untuk perhitungan bagi hasil kelautan adalah hasil kelautan yang berada

dalam batas wilayah 4 (empat) mil diukur dari garis pantai kearah laut lepas

dan/atau kearah perairan kepulauan. Dalam hal batas wilayah Kabupaten/Kota

kurang dari 4 (empat) mil, batas wilayahnya dibagi sama jarak atau diukur sesuai

dengan prinsip garis tengah dari daerah yang berbatasan. Hal ini berarti Daerah

Provinsi diberi kewenangan untuk mengelola sumberdaya alam di laut yang ada

di wilayahnya. Kewenangan Daerah Provinsi untuk mengelola sumberdaya alam

di laut paling jauh 12 mil laut diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan/atau

kearah perairan kepulauan. Apabila wilayah laut antar dua Daerah Provinsi kurang

dari 24 mil, kewenangan mengelola

sumberdaya alam di laut dibagi

sama jarak atau diukur sesuai

dengan prinsip garis tengah dari

wilayah antar dua Daerah Provinsi

tersebut.

Potensi kelautan dan

perikanan di Sulawesi Utara sangat

Page 13: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

13

strategis, dimana Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu dari 7 (tujuh)

Provinsi kepulauan di Indonesia yang memiliki 287 buah pulau dan 11 diantaranya

merupakan pulau terluar. Potensi sumberdaya alam relative besar namun

pengelolaannya belum sepenuhnya memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan

sumberdaya alam yang berkelanjutan.

Seiring dengan kegiatan penangkapan ikan, kegiatan budidaya ikan juga

meningkat terus. Potensi luas areal budidaya (tawar, laut dan payau) belum

dimanfaatkan secara optimal antara lain akibat tumpang tindih pemanfaatan

potensi lahan budidaya air tawar serta belum terbukanya akses menuju kawasan

potensial, prasarana penunjang, kekurangan modal usaha dan minat masyarakat

untuk usaha budidaya laut, kualitas bibit rumput laut, penyakit, akses pasar dan

tata niaga produk.

Perairan laut Indonesia juga menyimpan potensi sumberdaya non hayati

yang melimpah. Masih banyak wilayah perairan Indonesia yang memiliki potensi

ekonomi namun belum terkelola secara memadai. Selain itu, potensi energy

terbarukan dari laut, seperti air laut dalam (deep sea water) masih menjadi

tantangan untuk dikembangkan dan dimanfaatkan dimasa yang akan datang.

Industri maritime, jasa kelautan, biofarmakologi laut, pemanfaatan air laut selain

energy, pemasangan pipa dan kabel bawah laut dan atau pengangkatan benda

dan muatan kapal tenggelam, merupakan sektor kelautan yang belum tergarap

secara optimal.

Sumberdaya alam di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara sangat

mendukung untuk pengembangan pakan ikan mandiri guna mengurangi

ketergantungan akan pakan pabrikan yang bergantung pada bahan baku impor

dalam hal ini tepung ikan. Dengan semakin berkembangnya usaha budidaya,

kebutuhan pakan ikan semakin tinggi sehingga perlu upaya untuk menggerakkan

setiap daerah memanfaatkan sumberdaya alam yang potensial untuk pembuatan

pakan mandiri.

Pembangunan kelautan dan perikanan memiliki permasalahan yang

kompleks karena keterkaitan dengan banyak sektor dan juga sensitif terhadap

aspek lingkungan. Terdapat berbagai issue pengelolaan laut yang berpotensi

Page 14: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

14

mengancam kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan, keberlanjutan mata

pencaharian masyarakat perikanan, ketahanan pangan, dan pertumbuhan

ekonomi yang bersumber dari pemanfaatan sumberdaya perikanan. Wilayah laut

sudah hampir mendekati over fishing, dan adanya praktik-praktik IUU Fishing

yang merupakan global crime tidak saja tindak pidana perikanan tetapi

menyangkut perbudakan, perdagangan manusia, penyeludupan, dan lain

sebagainya. Luasnya wilayah territorial dan ZEEI Sulut serta banyaknya pulau-

pulau dan berbatasan Negara tetangga merupakan lahan subur untuk

penangkapan ikan secara ilegal dan pengrusakan ekosistim pesisir. Masalah

perbatasan laut merupakan salah satu kendala dalam pengawasan sumberdaya

perikanan dan kelautan di wilayah perairan Indonesia. Pengawasan menjadi

kurang optimal karena sarana pengawasan terbatas, kurang optimalnya peran

serta masyarakat dalam pengawasan, kurangnya koordinasi lintas sektor.

Pelanggaran lintas batas oleh nelayan tradisional karena berbatasan dengan

Negara tetangga Filipina dan kejelasan perbatasan wilayah dengan Negara

tetangga yang belum terselesaikan serta ABK nelayan yang status

kewarganegaraan tidak jelas.

Dalam pengembangan perikanan budidaya, masih diperhadapkan pada

implementasi RZWP3K Sulawesi Utara. Walaupun RZWP3K sudah di Perdakan

dengan Perda no.1 tahun 2017, namun pelaksanaan di lapangan masih belum

optimal. Sampai saat ini, masih dalam pembahasan untuk diterbitkan Pergub

terkait dengan lanjutan RZWP3K Kab/kota pesisir lainnya. Di samping itu,

permasalahan dalam pengembangan budidaya antara lain terbatasnya saluran

irigasi, terbatasnya ketersediaan dan distribusi benih dan induk unggul, kesiapan

dalam menanggulangi hama dan penyakit ikan, adanya pencemaran perairan, dan

tingginya harga pakan. Selain itu struktur pelaku usaha budidaya/tangkap adalah

skala kecil/tradisional dengan keterbatasan aspek permodalan, jaringan teknologi

dan pasar. Globalisasi dalam kerangka perdagangan Internasional mendorong

kegiatan perdagangan antar negara maupun antar wilayah dalam NKRI. Lintas

hasil perikanan ini membawa konsekuensi meningkatnya resiko tersebarnya hama

dan penyakit ikan yang membahayakan kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu

Page 15: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

15

diiringi dengan sistim jaminan kesehatan ikan, mutu dan keamanan yang

diselaraskan dengan ketentuan Internasional sehingga mampu meningkatkan daya

saing hasil perikanan dalam perdagangan global.

Terkait dengan masih rendahnya produktivitas dan daya saing usaha

perikanan, disebabkan oleh struktur armada penangkapan ikan yang masih

didominasi oleh kapal berukuran kecil, integrasi sistim produksi di hulu dan hilir

belum optimal serta kualitas SDM dan kelembagaannya belum memadai dari sisi

pengetahuan, ketrampilan, penguasaan teknologi dan aksesibilitas terhadap

infrastruktur dan informasi. Dalam rangka pengembangan usaha, adanya

keterbatasan dalam hal dukungan permodalan oleh pihak perbankan dan lembaga

keuangan lainnya karena terkendala pada usaha yang belum bankable dan

pemenuhan persyaratan dari perbankan.

Dampak perubahan iklim masih sangat diperlukan mitigasi bencana dan

adaptasi dampak perubahan iklim melalui upaya rehabilitasi ekosistim,

pengendalian pencemaran dan upaya revitalisasi melalui reklamasi yang

terkendali.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah yang memiliki mandat untuk

melaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan di Sulawesi Utara perlu

mengelola faktor lingkungan organisasi baik yang bersifat internal maupun

eksternal sebagai modal dasar untuk merumuskan strategi pembangunan kelautan

dan perikanan sehingga diperlukan sinegitas Pusat, Provinsi/Kabupaten/Kota.

1.5. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara tahun 2017 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan

fungsi yang dipercayakan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

Page 16: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

16

Sulawesi Utara atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja telah

mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Republik Indonesia nomor 53 tahun 2014, Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah. Laporan Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja

selama tahun 2017 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun

Sistimatika Penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut:

(1) BAB I Pendahuluan, berisi penjelasan umum tentang Dinas Kelautan dan

Perikanan Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari latar belakang, maksud dan

tujuan penyusunan LAKIP, serta uraian singkat tentang tugas dan fungsi

Dinas, aspek strategis organisasi, permasalahan utama (strategic issued)

yang dihadapi.

(2) BAB II Perencanaan Kinerja, berisi ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2017

(3) BAB III Akuntabilitas Kinerja,

A. Capaian Kinerja

Berisi capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran

strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran organisasi,

Membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun ini,

membandingkan antara realisasi kinerja dengan tahun ini dengan tahun

lalu dan beberapa tahun sebelumnya, evaluasi dan analisis akuntabilitas

kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan serta perma-

salahan yang dihadapi dan upaya tindak lanjut penyelesaian masalah.

B. Realisasi anggaran,

Bab ini juga memuat realisasi anggaran yang digunakan dan realisasi

anggaran untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan rencana

kerja termasuk langkah dimasa mendatang yang dilakukan organisasi

dalam meningkatkan kinerjanya.

Page 17: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

17

(4) BAB IV Penutup, disajikan kesimpulan umum atas capaian kinerja

organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan dilakukan organisasi

untuk meningkatkan kinerjanya.

(5) Lampiran

Perjanjian Kinerja

Page 18: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

18

BAB IIPERENCANAAN KINERJA

Tujuan pembangunan baik Nasional dan Daerah telah digariskan dalam

Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan

kehidupan bangsa; dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Upaya mencapai cita-cita

mulia tadi, maka suatu perencanaan pembangunan memerlukan penetapan

tahapan-tahapan berikut prioritas pada setiap tahapan yang bertolak dari sejarah,

karakter sumberdaya yang kita miliki dan tantangan yang sedang dihadapi.

Upaya mewujudkan tujuan Negara dilaksanakan melalui proses yang bertahap,

terencana, terpadu dan berkesinambungan. UU No 17 tahun 2007 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025

menetapkan bahwa visi pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan

Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. RPJPN dilaksanakan dalam

empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM). Sejalan dengan

RPJPN 2005-2025, RPJPD Provinsi Sulawesi Utara 2005-2025 yang sudah

ditetapkan melalui Perda Sulawesi Utara No. 3 tahun 2011 juga memuat tahapan

perencanaan pembangunan daerah dengan Visi Sulawesi Utara yang

berbudaya, berdaya saing, aman dan sejahtera sebagai pintu gerbang

Indonesia ke kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Page 19: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

19

Dalam Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019,

visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah terwujudnya

Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan

gotong royong. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019 merupakan tahapan ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui UU no 17

tahun 2007, yakni memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai

bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian

berlandaskan keunggulan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas

serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. RPJMN dijalankan Pemerintah

dengan dasar Pancasila dan Trisakti yang menjadi landasan dalam pembangunan

nasional 5 (tahun). Penjabaran Trisakti diwujudkan dalam bentuk: Kedaulatan

dalam politik, berdikari dalam ekonomi, kepribadian dalam kebudayaan.

Ideologi TRISAKTI menggambarkan bahwa pembangunan dicapai melalui

perwujudan bangsa yang (1) berdaulat, yaitu bangsa yang mampu hidup sejajar

dan sederajat dengan bangsa lain; (2) Mandiri, yaitu berkurangnya kergantungan

dari sumberdaya luar negeri melalui ketersediaan manusia yang berkualitas dan

prinsip pembangunan berkelanjutan; (3) Berkepribadian dan berkebudayaan yaitu

menyadari jati diri bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk dan bangsa

maritime sehingga reorientasi paradigma pembangunan dari pembangunan

berbasis daratan menjadi pembangunan berbasis kelautan dan kepulauan.

Kerangka pencapaian tujuan RPJMN 2015-2019 dirumuskan dalam

9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan Nasional (NAWACITA) yaitu:

1) Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan

memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara

2) Membuat Pemerintah selalui hadir dengan membangun tata kelolah

pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.

3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah

dan desa dalam kerangka Negara kesatuan

4) Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan

penegakkan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

Page 20: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

20

5) Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

6) Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa

Asia lainnya.

7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

strategis ekonomi domestik

8) Melakukan revolusi karakter bangsa

9) Memperteguh ke Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Visi dan Misi pembangunan jangka panjang daerah Provinsi Sulawesi Utara

2005-2025 menjadi pedoman dalam perumusan agenda pembangunan Provinsi

Sulawesi Utara. Perumusan visi dan misi jangka panjang daerah Provinsi Sulawesi

Utara dijadikan dasar perumusan visi dan misi pembangunan jangka menengah

(RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara 2016-2021 yang diselaraskan dengan

perkembangan situasi dan kondisi pembangunan, perkembangan peraturan

perundang-undangan yang mengubah struktur kebijakan terutama dengan

ditetapkannya UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU No

6 tahun 2014 tentang Desa, UU Aparatur Sipil Negara dan UU tentang

Perindustrian.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun RPJMD 2016-2021

dengan visi Terwujudnya Sulawesi Utara Berdikari Dalam Ekonomi,

Berdaulat Dalam Politik, dan Berkepribadian Dalam Budaya. Yang

Page 21: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

21

ditetapkan dengan Perda No 3 tahun 2016 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD). RPJMD yang merupakan penjabaran Visi, Misi dan Program Pemerintah

Daerah menjadi pedoman bagi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi

Utara untuk menyusun Rencana Strategis (RENSTRA).

Pembangunan kelautan dan perikanan dilaksanakan melalui proses yang

bertahap, terencana, terpadu dan berkesinambungan. Undang-Undang no. 17

tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

telah menetapkan untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang

mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional dengan menumbuhkan

wawasan bahari bagi masyarakat dan pemerintah, meningkatkan kapasitas

sumberdaya manusia yang berwawasan kelautan, mengelola wilayah laut nasional

untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan kemakmuran, serta

membangun ekonomi kelautan secara terpadu dengan mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya kekayaan laut secara berkelanjutan. Kerangka

pembangunan sektor kelautan dan perikanan adalah untuk mensejahterakan

masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan kesempatan

berusaha dengan menumbuhkan industri kelautan dan perikanan yang tangguh

yaitu semua upaya pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang

dilaksanakan sejalan dengan memperhatikan aspek pelestarian dan daya dukung

lingkungannya.

Pengembangan di sektor kelautan dan perikanan tidak terlepas dari sektor-

sektor lainnya atau bersifat multisektoral, sehingga koordinasi menjadi kunci

dalam kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan.

2.1 RENCANA STRATEGIS

Laporan Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2017 didalam sistem Akuntabilitas kinerja merupakan tahun pertama dari

Rencana Strategis Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Utara Tahun

2016 – 2021 yang mengacu pada RPJMD Sulawesi Utara sesuai Perda No 1 tahun

2016 yang disusun sebagai dasar dan tolok ukur pada penyelenggaraan urusan

pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Provinsi Sulawesi Utara.

Page 22: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

22

Rencana Strategi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara meliputi :

2.1.1. Visi dan Misi

Salah satu misi pembangunan daerah yang terkait dengan kelautan dan

perikanan adalah misi (1) mewujudkan kemandirian ekonomi dengan memperkuat

sector pertanian dan sumberdaya kemaritiman serta mendorong sektor industri

dan jasa; (4) mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang adil,

mandiri dan maju dan (5) memantapkan pembangunan infrastruktur berlandaskan

prinsip pembangunan berkelanjutan. Sebagai organisasi yang membantu Gubernur

dan Wakil Gubernur, maka Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

Sulawesi Utara ditetapkan selaras dengan Visi Pemerintah Daerah Provinsi

Sulawesi Utara yang bertujuan untuk mendukung terwujudnya SULUT HEBAT.

Visi Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

sejalan dengan Visi Sulawesi Utara yaitu : “Terwujudnya Sulawesi Utara

Berdikari Dalam Ekonomi, Berdaulat dalam Politik, serta Berkepribadian

Dalam Budaya melalui Pengelolaan Kelautan dan Perikanan yang

berkelanjutan dan lestari”

Sedangkan mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang dimandatkan oleh

Peraturan Daerah kepada Dinas Kelautan dan Perikanan dan penjabaran dari Misi

Pemerintah Daerah dan Pembangunan Nasional bidang kelautan dan perikanan,

maka Misi Dinas yakni:

1) Mewujudkan pembangunan ekonomi Kelautan dan Perikanan yang mandiri

dengan mengelola sumberdaya alam yang berdaulat

2) Mewujudkan Pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang

berkelanjutan dan lestari

3) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan yang

sejahtera, maju, mandiri serta berkepribadian dalam kebudayaan.

Page 23: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

23

2.1.2. Tujuan dan Sasaran

Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan jangka menengah adalah:

Kemandirian yakni:

1) Meningkatkan produksi, produktifitas dan nilai tambah serta daya saing

produk kelautan dan perikanan

Berkelanjutan yakni:

1) Mengoptimalkan pengelolaan ruang laut, konservasi dan

keanekaragaman hayati

2) Meningkatkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan untuk

mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan

perikanan yang berkelanjutan

Kesejahteraan yakni:

1) Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di pesisir dan di daerah

kepulauan dengan memantapkan kelembagaan perikanan dan dunia

usaha

2) Mengembangkan kapasitas SDM dan dan IPTEK kelautan dan perikanan

Sejalan dengan itu, maka tujuan pembangunan kelautan dan perikanan

Sulawesi Utara dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Meningkatkan produksi, produktifitas dan nilai tambah serta daya

saing produk kelautan dan perikanan

2) Meningkatkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya

kelautan dan perikanan yang berkelanjutan

3) Mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di pesisir dan di daerah

4) kepulauan dengan memantapkan kelembagaan perikanan dan dunia

usaha

5) Mengembangkan kapasitas SDM dan dan IPTEK kelautan dan

perikanan

Page 24: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

24

Sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan merupakan

kondisi yang ingin dicapai oleh Dinas yaitu:

Tujuan Meningkatkan produksi, produktifitas dan nilai tambah serta daya

saing produk kelautan dan perikanan akan dicapai dengan sasaran

terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dengan

indikator sebagai berikut:

1) Tercapainya produksi perikanan pada tahun 2017 sebesar 875.136 ton

terdiri dari produksi perikanan tangkap 353.353 ton dan perikanan

budidaya 521.783 ton menjadi 1.039.651 ton pada tahun 2021 terdiri

dari produksi perikanan tangkap 405.422 dan perikanan budidaya

634.229 ton.

2) Tercapainya konsumsi perikanan pada tahun 2017 sebesar

60,5 kg/kapita/tahun menjadi 62 kg/kapita/thn.

3) Tercapainya nilai ekspor produk perikanan tahun 2017 sebesar 160.000

US$ menjadi 275.000.000 US$ pada tahun 2021

4) Prosentase peningkatan PAD dari sektor kelautan dan perikanan tahun

2017 sebesar Rp 836.589.880 menjadi Rp 2.200.000 tahun 2021

5) Meningkatnya kontribusi PDRB sektor kelautan dan perikanan tahun

2016 sebesar 7,1% menjadi 8,0% pada tahun 2021

Tujuan Meningkatkan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan

untuk mewujudkan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan

dan perikanan yang berkelanjutan dengan sasaran terwujudnya kedaulatan

dalam pengelolaan SDKP yang berkelanjutan dengan indikator berikut :

6) Terkelolanya potensi ekonomi pulau-pulau kecil dari 3 pulau tahun

2016 menjadi 7 pulau tahun 2021

7) Meningkatnya luasan kawasan konservasi tahun 2017 seluas 75.000

ha menjadi 130.000 ha tahun 2021

8) Menurunnya tingkat kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove

dari 65% menjadi 22% tahun 2021

9) Meningkatnya pengelolaan keanekaragaman hayati perairan dari 3

jenis tahun 2017 menjadi 7 jenis tahun 2021

Page 25: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

25

10) Prosentase penyelesaian tindak pidana kelautan dan perikanan secara

akuntabel dan tepat waktu dari 75% tahun 2017 menjadi 95% tahun

2021

11) Prosentase kepatuhan pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap

ketentuan yang belaku dari 85% menjadi 100% tahun 2021

Tujuan mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat di pesisir dan di

daerah kepulauan dengan memantapkan kelembagaan perikanan dan

dunia usaha serta tujuan mengembangkan kapasitas SDM dan dan

IPTEK kelautan dan perikanan akan dicapai dengan sasaran 1)

Terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan 2) terwujudnya SDM dan

kelembagaannya serta IPTEK kelautan dan perikanan yang handal

dengan indikator

12) Jumlah kelompok masyarakat (nelayan, pembudidaya, pengolah,

masyarakat pesisir) yang diberi bantuan yaitu Jumlah KUB nelayan

dari 100 klpk menjadi 300 klpk tahun 2021; jumlah POKDAKAN yang

menerima paket tahun 2017 sebanyak 20 klpk menjadi 200 klpk

tahun 2021; Jumlah POKLASAR yang menerima bantuan dari 50 klpk

menjadi 100 klpk tahun 2021; Jumlah POKMASWAS yang menerima

bantuan dari 5 klpk menjadi 30 klpk tahun 2021

13) Meningkatnya rata-rata NTN dan NTPi masyarakat kelautan dan

perikanan Nelayan 104% menjadi 108% dan Pembudidaya (NTPi)

94% menjadi 100%

Page 26: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

26

14) Meningkatnya SDM aparatur dan meningkatnya kualitas kelompok

Nelayan, Pembudidaya, Pengolah dan masyarakat pesisir

15) Terjalinnya kerjasama dalam memanfaatkan sumberdaya kelautan dan

perikanan

2.1.3. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

Sulawesi Utara sebagai ukuran keberhasilannya adalah sebagai berikut: Kontribusi PDRB

perikanan terhadap PDRB Sulut ; Produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya;

Ekspor Hasil Perikanan; Konsumsi ikan; Nilai Tukar Nelayan (NTN, NTPi) yang dapat

digambarkan secara lengkap sebagai berikut:

NOSASARAN

STRATEGISINDIKATOR KINERJA 2016 2017 2018 2019 2020 2021

1

Terwujudnya

pengelolaan

sumberdaya

kelautan dan

perikanan

Total Volume Produksi Perikanan (ton)

-Jumlah Produksi Tangkap

-Jumlah produksi budidaya

833.464 875.136 918.892 957.415 997.642 1.039.651

336.527353.353 371.020 382.150 393.614 405.422

496.937 521.783 547.872 575.265 604.028 634.229

Nilai ekspor perikanan (US$1000) 145.549,3 160.000 205.000 230.000 260.000 275.000

Konsumsi ikan (kg/kap/thn) 60 60,5 60,8 61,2 61,5 62,00

Jumlah penerimaan PAD(Rp) 1.253.800 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000 2.200.000

Jumlah kontribusi PDRB 7,0 7,1 7,2 7,5 7,8 8,0

2

Terwujudnya

kedaulatan dalam

pengelolaan

SDKP yang

berkelanjutan

Jumlah PPK yang dikelola potensi

ekonominya (pulau)2 3 4 5 6 7

Luas kawasan konservasi (ha) 67.864 75.000 80.000 110.000 130.000 150.000

Prosentase penurunan tingkat kerusakan

terumbu karang da mangrove (%)72 65 55 40 30 22

Jumlah jenis keanekaragaman hayati yang

dikelola (jenis)2 3 4 5 6 7

Prosentase penyelesaian tindak pidana

perikanan (%)70 75 80 85 90 95

Prosentasi kepatuhan pelaku usaha KP

terhadap ketentuan yang berlaku85 89 93 95 98 100

Jumlah kerjasama pengelolaan SDKP (MOu) 1 3 5 7 8 10

Indeks NTN per ik anan (%)

NTN (ne layan) 104 104 105 106 107 108

NTP i (Pembud idaya) 94 94 95 96 97 100

4

terwujudnya SDM

dan

kelembagaannya

serta IPTEK

kelautan dan

perikanan yang

handal

Jumlah Aparatur KP yang memiliki sertifikasi

teknis4 5 8 10 12 15

-Jmlah kelompok perikanan yang disertifikasi

dan berbadan hukum

-Nelayan 10 20 30 50 60 70

-Pembudidaya 5 10 15 20 30 400

-Pengolah dan pemasar 2 4 6 8 10 12

-POKMASWAS 0 1 2 3 4 5

Page 27: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

27

2.2. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Dalam rangka

mencapai tujuan dan misi

yang telah ditetapkan dalam

Rencana strategi periode

2016-2021, Dinas Kelautan

dan perikanan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara telah

menetapkan Rencana

Kinerja Tahunan 2017.

Penjabaran dari sasaran

yang hendak dicapai dalam pembangunan kelautan dan perikanan Sulawesi Utara

pada tahun 2017 telah ditetapkan didalam Perjanjian Kinerja tahun 2017 yang

telah disepakati yaitu:

(1) Produksi Perikanan mencapai 875.136 ton terdiri dari produksi perikanan

tangkap 353.353 ton dan perikanan budidaya 521.783 ton

(2) Nilai ekspor perikanan mencapai US $160.000

(3) Konsumsi ikan sebesar 60,5 kg/kapita/tahun

(4) Jumlah penerimaan PAD Rp 836.589.880

(5) Kontribusi PDRB perikanan terhadap PDRB Sulut 7,1%

(6) Pulau-pulau kecil yang dikelola potensi ekonominya 3 pulau

(7) Luas kawasan konservasi mencapai 75.000 ha

(8) Prosentase penurunan tingkat kerusakan terumbu karang dan mangrove

65%

(9) Jenis keanekaragan hayati yang dikelola 3 jenis

(10) Prosentase penyelesaian tindak pidana perikanan 75%

(11) Prosentase kepatuhan pelaku usaha KKP terhadap ketentuan yang

berlaku 89%

(12) Jumlah kerjasama pengelolaan SDKP 1 MOU

(13) Indeks NTN Perikanan; nelayan 104% dan pembudidaya 94%

Page 28: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

28

(14) Jumlah aparatur perikanan yang memiliki sertifikasi teknis 4 orang

(15) Jumlah kelompok perikanan yang disertifikasi dan berbadan hukum :

nelayan 20 kelompok, pembudidaya 10 kelompok, pengolah dan pemasar

4 kelompok

Perjanjian Kinerja Tahun 2017 diimplementasikan kedalam program dan

kegiatannya sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan:

- Penyediaan kebutuhan administrasi keuangan

- Penyediaan kebutuhan administrasi barang dan jasa

- Penyediaan kebutuhan administrasi kepegawaian

- Penataan kearsipan

- Pelaksanaan rapat koordinasi dan konsultasi

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Kegiatan:

- Pembangunan gedung kantor

- Pengadaan kendaraan dinas/operasional

- Pengadaan peralatan/perlengkapan rumah jabatan/dinas

- Pengadaan peralatan/perlengkapan gedung kantor

- Pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas

- Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

- Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional

- Pemeliharaan rutin/berkala peralatan/perlengkapan gedung kantor

- Rehabilitasi sedang/berat rumah dinas

- Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

- Rehabilitasi sedang/berat gedung pameran

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

Kegiatan:

- Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

Page 29: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

29

Kegiatan:

- Sosialisasi peraturan perundang-undangan

- Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan

5. Program Peningkatan Sistim Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Kegiatan:

- Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

- Penyusunan pelaporan keuangan semesteran

- Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

- Penyusunan laporan bulanan SKPD

6. Program Penyelenggaraan Hari-Hari Besar Kenegaraan/Kedaerahan

Kegiatan:

- Kegiatan pelaksanaan pameran dan promosi

7. Program Perencanaan SKPD

Kegiatan:

- Penyusunan Rencana Kerja SKPD

- Penyusunan Rencana Kerja anggaran

8. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Kegiatan:

- Pemberdayaan perempuan pesisir

- Rehabilitasi dan restorasi terumbu karang

- Peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, nelayan dan di daerah

kepulauan

9. Program pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan

Kegiatan:

- Kerjasama operasi pengawasan terpadu di laut

- Peningkatan peran serta masyarakat pesisir dalam pengawasan

pemanfaatan sumberdaya laut

- Pengawasan bahan aditif pada ikan dan produk perikanan

- Penanganan tindak pidana perikanan

- Pengadaan sarana dan prasarana pengawasan

Page 30: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

30

10. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Kegiatan:

- Pengembang biakan bibit ikan unggul yang tersebar di beberapa

lokasi kabupaten

- Intensifikasi Budidaya Ikan (INBUDKAN) di beberapa lokasi kabupaten

- Pembangunan dan pengembangan prasarana budidaya perikanan

- Pengembangan statistik perikanan budidaya

- Peningkatan kapasitas petugas teknis kesling

- Pemantauan dan monitoring kelompok budidaya perikanan

- Pembinaan dan pelatihan

- Sosialisasi dan pembinaan sertifikasi CPIB dan CBIB di UPR dan BBI

Lokal

- Audit sertifikasi CPIB dan CBIB

- Pembinaan wanita pembudidaya ikan

- Pelatihan CPIB dan CBIB

- Monev ke BBI Lokal dan UPR

11. Program Pengembangan perikanan tangkap

Kegiatan:

- Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil

- Pengembangan statistik perikanan tangkap

- Pembangunan pelabuhan perikanan dan TPI di lokasi yang

berdampingan

- Sosialisasi pengaturan alat penangkapan ikan

- Restocking benih ikan di laut dan perairan umum daratan

- Pengelolaan kenelayanan

- Pendampingan pada kelompok nelayan perikanan tangkap

- Pelatihan BST ABK

12. Program Peningkatan Daya Saing Produk Hasil Perikanan

- Lomba menu serba ikan

- Penerapan sistim rantai dingin untuk penanganan hasil tangkapan dari

ditangkap sampai konsumen/industri pengolahan

Page 31: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

31

- Pembinaan UKM pengolahan hasil perikanan

- Sosialisasi/desiminasi pengembangan usaha peningkatan mutu dan

nilai tambah

- Pelatihan teknis masyarakat pengembangan usaha

- Gemar makan ikan

- Peluang dan investasi kelautan dan perikanan

13. Program Optimalisasi Pemanfaatan Ruang Laut dan Pesisir

- Rehabilitasi wilayah pesisir dan lingkungan laut

- Pengawasan kawasan konservasi perairan

- Penyusunan RZWP3K Provinisi Sulawesi Utara

- Bersih-bersih pantai

- Pengembangan pulau-pulau kecil dan terluar

14. Program Pengembangan sistim penyuluhan perikanan

Kegiatan:

- Kajian sistim penyuluhan perikanan

- Sosialisasi statistik perikanan

- Konsolidasi dan validasi data statistik perikanan kabupaten/kota

- Sosialisasi pembangunan KP

- JAKEXPO

- Promosi pembangunan KP

- Penunjang kegiatan nasional di daerah

- Operasional database sistim informasi manajemen penyuluhan

perikanan (Simluhdaya KP)

- Pengukuhan dan peningkatan kapasitas penyuluh perikanan swadaya

- Penilaian kelompok mandiri teladan dan kelompok perikanan teladan

provinsi

- Penilaian penyuluh perikanan telada provinsi

- Pertemuan kelompok mendukung peningkatan produksi perikanan

15. Program Pengembangan sumberdaya kelautan dan perikanan

Page 32: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

32

Kegiatan:

- Koordinasi pembangunan KP

- Inventarisasi potensi kelautan dan perikanan/Indeks teknis KP

- Monitoring dan evaluasi program/kegiatan di Kab/kota

- Pelaksanaan Hari Nusantara

16. Program Peningkatan Koordinasi Perencanaan Bidang KP

Kegiatan:

-Temu Koordinasi Kelautan dan Perikanan

Page 33: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

33

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Capaian kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi

Utara Tahun 2017 berdasarkan hasil pengukuran, evaluasi dan analisis

akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja merupakan tingkat pencapaian target

dari masing-masing indikator kinerja yang ditetapkan sebagaimana dituangkan

dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan. Evaluasi dan analisis akuntabilitas

dilaksanakan dengan cara melakukan analisis-analisis berkaitan dengan

pencapaian kinerja dalam rangka menilai keberhasilan pelaksanaan tugas secara

keseluruhan dan pemberian peringkat (rating) terhadap Dinas Kelautan dan

Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Dari hasil pengumpulan data

selanjutnya dilakukan kategori kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat

capaian kinerja yaitu:

No Kategori Rentang Nilai Kode

1 Sangat baik >100 Biru

2 Baik 80 – 100 Hijau

3 Cukup 50 – 79 Kuning

4 Kurang < 49 Merah

Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2017 dalam

mencapai Visi yang telah ditetapkan telah memberikan manfaat dan dampak

terhadap kinerja pembangunan kelautan dan perikanan. Capaian kinerja dari

setiap misi sesuai indikator sasaran strategis pembangunan yang telah ditetapkan

sebagai berikut:

Page 34: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

34

3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Capaian kinerja yang diukur pada tahun 2017 terdiri dari 3 sasaran

strategis, dengan 21 indikator sasaran dan 19 program sebagaimana terlampir

dalam Formulir Pengukuran Kinerja. Secara ringkas dapat disampaikan sebagai

berikut:

NOSASARAN

STRATEGISINDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI % KATEGORI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Terwujudnya

pengelolaan

sumberdaya

kelautan dan perika

Nan

Total Volume Produksi Perikanan(ton)

-Jumlah Produksi Tangkap

-Jumlah produksi budidaya

875.136 Ton 818.192,3 Ton 93,49 Baik

353.353Ton 358.678 Ton

101,5Baik

521.783 Ton 459.514,3 Ton 88,06 Baik

Nilai ekspor perikanan

(US$1000)150.000 US$ 127.669,3 US$ 85,11 Baik

Konsumsi ikan (kg/kap/thn)60,5

(kg/kap/thn

)58,88

(kg/kap/thn

)92,36 Baik

Jumlah penerimaan PAD(Rp) 836.589.880 Rp 913.094.685 Rp 109,14 Baik

Jumlah kontribusi PDRB 7,1 % 7,2 % 101,41 Baik

2 Terwujudnya

kedaulatan dalam

pengelolaan SDKP

yang berkelanjutan

Jumlah PPK yang dikelola potensi

ekonominya (pulau)3 Pulau 3 Pulau 100 Baik

Luas kawasan konservasi (ha) 75.000 Ha 143.727 Ha 191,63 Baik

Prosentase penurunan tingkat

kerusakan terumbu karang da

mangrove (%)

65 % 62 % 95,4 Baik

Jumlah jenis keanekaragaman

hayati yang dikelola (jenis)3 Jenis 3 Jenis 100 Baik

Prosentase penyelesaian tindak

pidana perikanan (%)75 % 75 % 100 Baik

Prosentasi kepatuhan pelaku

usaha KP terhadap ketentuan

yang berlaku

89 % 80 % 89,88 Baik

Jumlah kerjasama pengelolaan

SDKP (MOu)3 MoU 2 MoU 66,67 Baik

3 Terwujudnya

Kesejahteraan

Masyarakat

Perikanan

Indeks NTN per ik anan(%)

NTN (ne layan) 104 % 113,36 % 109 Baik

NTP i (Pembud idaya) 94 % 92,68 % 98,59 Baik

terwujudnya SDM

dan

kelembagaannya

serta IPTEK

kelautan dan

perikanan yang

handal

Jumlah Aparatur KP yang

memiliki sertifikasi teknis5 0rang 4 Orang 80

-Jmlah kelompok perikanan yang

disertifikasiidan berbadan hukum

-Nelayan 20 Klpk 20 Klpk 100 Baik

-Pembudidaya 10 Klpk 10 Klpk 100 Baik

-Pengolah dan pemasar 4 Klpk 4 Klpk 100 Baik

-POKMASWAS 1 Klpk 1 Klpk 100 Baik

Page 35: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

35

Berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun 2017 dalam

mencapai Visi yang telah ditetapkan memberikan manfaat dan dampak

terhadap kinerja pembangunan kelautan dan perikanan. Capaian kinerja dari

setiap misi sesuai indikator sasaran strategis pembangunan yang telah

ditetapkan sebagai berikut:

3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

(1) Sasaran Strategi (SS-1):

Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Sasaran strategis terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan

perikanan memiliki 5 Indikator Kinerja Utama yakni:

IKU-I: Produksi Perikanan

Produksi perikanan Sulawesi Utara merupakan kontribusi dari produksi

perikanan tangkap dan produksi perikanan budidaya yang dihasilkan oleh

seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara. Produksi perikanan tangkap

merupakan jumlah produksi yang berasal dari Penangkapan di laut dan

perairan umum. Sedangkan produksi perikanan budidaya bersumber dari

usaha budidaya air tawar (kolam, sawah, perairan umum), budidaya air payau

dan budidaya laut (ikan, rumput laut).

Produksi perikanan tahun 2017 yang berasal dari kegiatan penangkapan

dan budidaya mencapai 818.192,3 ton. Dari total produksi tersebut, perikanan

tangkap menyumbang 358.678 ton (43,84%) dan budidaya menyumbang

459.514,3 ton (56,16%). Produksi Perikanan tahun 2017 dibandingkan dengan

Page 36: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

36

Tahun 2016 yang tercatat sebesar 771.880,28 ton, mengalami kenaikan

sebesar 5,99%. Kenaikan produksi ini disumbangkan dari naiknya produksi

penangkapan ikan baik dari produksi di laut maupun perairan umum daratan

masing-masing sebesar 3,88% dan 23,56%. Pada tahun 2017, produksi dari

usaha budidaya mengalami kenaikan dari 421.480,41 ton pada tahun 2016

menjadi 459.514,32 ton tahun 2017 atau naik sebesar 9,02%.

Dilihat dari tingkat pertumbuhannya sejak tahun 2014 – 2017, produksi

perikanan mengalami pertumbuhan rata-rata 4,08%. Produksi menurut cabang

usaha sejak tahun 2014-2017 sebagaimana tabel berikut ini

Tabel 2. Produksi Perikanan Tahun 2014-2017Satuan: Ton

Dilihat dari target yang ditetapkan tahun 2017 sebesar 875.136 ton,

maka capaian produksi perikanan tahun 2017 sebesar 818.192 ton atau

93,49% dengan hasil capaian kinerja perikanan tangkap 101,5 % dan

perikanan budidaya 88,07%. Komoditi yang dikembangkan bernilai ekonomi

tinggi untuk perikanan tangkap yaitu ikan Tuna, Cakalang, Tongkol dan layang.

Sedangkan komoditas budidaya yaitu Rumput laut, ikan Kerapu/Kuwe, Ikan

Nila, Ikan Mas dan Sidat.

No. Usaha Perikanan 2014 2015 2016 2017%2016 ke

2017

1 Perikanan

Tangkap:

-Penangkapan di PU

-Penangkapan di

Laut

296.362,00

1.163,50

295.203,40

285.270,5

905,5

284.365

290.399,87

1.371,93

289.027,94

358.678

1.562,37

357.115,63

23,51

13,88

23,56

2 Perikanan

Budidaya:

-Budidaya Laut

-Budidaya Tambak

-Budidaya Tawar

*Kolam

*sawah

*Karamba

*Jaring apung

429.292,45

301.866,52

688,90

126.737,03

72.379,26

17.304,75

344,99

36.708,03

473.646,91

339.573,00

703,00

133.370,91

89.284,07

9.361,15

409,89

34.315,80

421.480,41

210.386,34

611,49

210.482,58

122.019,71

30.968,74

269,19

57.224,94

459.514,32

106.288,83

672,64

352.552,85

244.039,42

34.065,61

323,03

74.124,79

2,29

-4,29

10,00

67,49

100,00

9,99

20,00

29,53

Jumlah 725.634,45 758.917,41 711.880,28 818.192 8,85

Page 37: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

37

Sasaran strategis Indikator kinerja Target Realisasi %

meningkatnya volume

produksi perikanan

Produksi perikanan:

-Tangkap

-Budidaya

875.136

353.353

521.783

818.192,32

358.678

458.678

93,49

101,50

87,90

Secara agregat, produksi perikanan Sulawesi Utara cenderung naik dengan

prosentase produksi perikanan budidaya memberikan kontribusi lebih besar dari

tangkap terhadap total produksi. Pada tahun 2017, kontribusi produksi perikanan

tangkap tercatat 358.678 ton (43,84%) dan perikanan budidaya 459.514,32 ton

(56,16%).

Laju pertumbuhan rata-rata, produksi perikanan sejak tahun 2014-2017

mencapai 4,08% pertahun, dimana pertumbuhan perikanan budidaya sebesar

2,29% per tahun, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan perikanan

tangkap sebesar 6,56% per tahun. Produksi perikanan tangkap menunjukkan

kecenderungan mulai terjadi kenaikan walaupun belum signifikan karena belum

kondusifnya kebijakan yang telah diberlakukan sejak tahun 2014 dan belum

dicabut sampai saat ini. Dalam rangka menjaga ketersediaan sumberdaya ikan,

maka usaha perikanan tangkap diarahkan pada pengendalian dan pemanfaatan

yang berkelanjutan serta pemulihan sumberdaya ikan. Hal ini juga ditunjang

dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI NO.56/PERMEN-KP/2014, tentang Penghentian Sementara (Moratorium)

358.678

290.399,87

285.270,5

296.362

459.514,32

421.480,41

473.646,91

429.292,45

Page 38: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

38

Perizinan Usaha Perikanan tangkap di wilayah pengelolaan perikanan negara

Republik Indonesia, No. 57/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.30/Men/2012 tentang Usaha

Perikanan Tangkap di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara RI, No. 58/PERMEN-

KP/2014 tentang Disiplin Pegawai Aparatur Sipil Negara di Lingkungan

Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Pelaksanaan Kebijakan Penghentian

Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan Tangkap, Alih Muatan

(Transhipment) di Laut, dan Penggunaan Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK)

Asing yang sampai dengan 2017, Permen tersebut belum dicabut dan masih

diberlakukan. Tetapi dampak dari Peraturan Menteri yang ada ini, dalam jangka

pendek sangat memukul usaha perikanan yang ada di Sulawesi Utara yang

mengakibatkan permasalahan pada peningkatan kinerja produksi perikanan

tangkap dan unit pengolahan ikan. Namun, dengan adanya Instruksi Presiden RI

No.7 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional

diharapkan akan memberikan peluang pembangunan yang dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat baik nelayan, pembudidaya, pengolah maupun pemasar

dengan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan dan devisa Negara melalui

peningkatan produksi perikanan, perbaikan distribusi dan logistik serta penguatan

daya saing, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan kompetensi SDM dan

lain sebagainya.

a) Produksi Perikanan Tangkap

Produksi perikanan tangkap tahun 2017 dapat memenuhi target yang

telah ditetapkan dengan capaian sebesar 101,5%. Produksi perikanan tangkap

tahun 2017 tercatat sebesar 358.678 ton yang terdiri dari penangkapan di laut

357.115,63 ton dan penangkapan perairan umum 1.562,37 ton, Dibanding

dengan tahun 2016 tercatat sebesar 290.399,87 ton yang terdiri dari

penangkapan di laut 289.027,94 ton dan penangkapan perairan umum 1.371,93

ton, maka produksi perikanan tangkap mengalami kenaikan sebesar 23,51%,

Walaupun mengalami kenaikan, namun pertumbuhan produksi perikanan tidak

Page 39: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

39

signifikan. Masih perlu upaya untuk menaikan produksi perikanan tangkap

terutama juga untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ikan di Unit Pengolahan

Ikan yang sampai saat ini masih kekurangan bahan baku. Dilihat dari potensi

perikanan tangkap yang ada di wilayah WPP 715 dan 716 sebagai wilayah

penangkapan Sulawesi Utara, masih memungkinkan usaha perikanan tangkap

ditingkatkan untuk meningkatkan capaian kinerja produksi perikanan.

Produksi perikanan tangkap harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung

jawab karena potensi sumber daya alam yang semakin menurun sehingga perlu

kehati-hatian dalam pengelolaannya, masih terjadinya IUU fishing dan dampak

diberlakukan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI NO.56/PERMEN-

KP/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium) Perizinan Usaha Perikanan

tangkap di wilayah pengelolaan perikanan negara Republik Indonesia, serta No.

57/PERMEN-KP/2014 menyangkut pelarangan alih muatan di tengah laut sangat

mempengaruhi pada produksi perikanan yang sejak tahun 2015 mengalami

penurunan sampai dengan tahun 2016 dan mulai beranjak naik pada tahun 2017

walaupun ada kenaikan produksi tapi belum signifikan terhadap ketersediaan

bahan baku bagi Unit Pengoalahan Ikan (UPI) yang ada di Sulawesi Utara.

Berkurangnya produksi hasil perikanan dari kapal-kapal penangkap ikan

berdampak positif juga pada meningkatnya ketersediaan sumberdaya ikan di laut

karena kapal penangkap ikan sudah berkurang akibat tidak diijinkan lagi kapal

asing dan eks asing beroperasi di wilayah perairan Indonesia. Namun,

sumberdaya ikan yang tersedia belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh

kapal-kapal ikan nasional karena ukuran kapal yang kecil dan tradisional yang

dimiliki nelayan lokal sangat membatasi usaha perikanan tangkap yang

menjangkau fishing ground yang ada.

Page 40: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

40

Sejak Program Revitalisasi perikanan diluncurkan, dengan komoditi ikan

tuna (termasuk cakalang tongkol dan layang) sebagai komoditi unggulan

perikanan tangkap yang dilanjutkan dengan Minapolitan sebagai pengembangan

kawasan pertumbuhan ekonomi, serta Industrialisasi perikanan, telah memacu

pengembangan produksi tangkap di Sulawesi Utara, tetapi dengan adanya

penurunan produksi perikanan tangkap ditahun 2014 dan berlanjut pada tahun

2015, perlu adanya evaluasi program dan kegiatan secara luas dimana potensi

yang sangat besar belum diimbangi dengan produksi. Kebijakan yang dikeluarkan

oleh Pemerintah belum diimbangi dengan solusi yang lebih cepat untuk mengganti

kapal-kapal yang tidak beroperasi akibat pelarangan ijin menangkap ikan dengan

kapal asing, eks asing dan alat penangkapan ikan (sejenis trawl) sehingga sangat

meresahkan pelaku usaha

yang berdampak pada

nelayan yang menjadi

tenaga kerja ABK dan

nelayan pemilik.

Di samping itu,

model usaha penangkapan

di laut oleh kapal-kapal di

Sulawesi Utara berupa

satu kesatuan group penangkapan ikan dimana ada kapal penangkap, kapal

pengangkut dan kapal lampu yang akibat dikeluarkan kebijakan PERMEN KP no.

57 tahun 2014 yang meliputi pelarangan alih muatan di tengah laut berakibat pada

seluruh kapal angkut (800) unit dilarang beroperasi. Solusi dari Pemerintah

Page 41: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

41

ditempuh dengan dikeluarkan Perdirjen Perikanan Tangkap No. 1 tahun 2016

tanggal 29 April 2016 tentang Penangkapan Ikan Dalam Satu Kesatuan Operasi

yang antara lain mempersyaratkan observer di atas kapal, CCTV online 2 unit,

pakta integritas melibatkan TNI AL dan POLAIR, dibatasi kapal buatan dalam

negeri dan maksimal ukuran kapal 150 GT, 1 kapal penyangga untuk 5 kapal

penangkap, semuanya belum dapat membantu untuk optimalisasi kapal yang akan

beroperasi kembali, karena spesifikasi alat CCTV terlalu mahal, petugas observer

terbatas, pembatasan ukuran kapal tidak lebih 150 GT menghambat percepatan

industrialisasi perikanan tangkap.

Dalam pengembangan usaha ini juga, masih terdapat kendala antara lain

lingkungan strategis yang tidak menguntungkan yaitu dampak dari kenaikan dan

kelangkaan BBM sehingga cost dari nelayan untuk berusaha semakin besar

namun disatu sisi harga ikan tetap. Demikian pula dengan kebijakan pemerintah

untuk mengganti penggunaan minyak tanah dengan gas LPG yang sulit juga

didapatkan. Disamping itu keterbatasan sarana perikanan dimana fishing ground

(daerah penangkapan) semakin jauh, namun keterbatasan sarana tangkap yang

dimiliki nelayan belum mampu untuk melakukan usaha ke daerah fishing ground

tersebut. Usaha perikanan tangkap membutuhkan kapal lebih besar namun

nelayan belum mampu karena biaya yang sangat mahal dan membutuhkan

investasi besar. Usaha sektor perikanan sebagian besar adalah usaha secara

tradisional dan masih mengandalkan penangkapan ikan secara tunggal. Bantuan

Pemerintah berupa pengadaan kapal tahun 2017 yang didistribusikan ke setiap

daerah di Indonesia masih dalam proses penyelesaian dan penyerahan ke

kelompok. Sulawesi Utara mendapat alokasi kapal sebanyak 132 unit dari ukuran

pumpboat 3 GT sampai 30 GT pada 7 (tujuh) kabupaten/Kota di yaitu Kabupaten

Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang

Mongondow Timur, Kepulauan Sangihe, Kepulauan Talaud dan Kota Manado.

Pada tahun 2017 mendapat alokasi 74 unit kapal.

Page 42: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

42

Pada tahun 2017, untuk

akselerasi kinerja perikanan tangkap

telah dialokasikan bantuan kepada

nelayan berupa kapal pumpboat, alat

tangkap, motor tempel, motor

ketintinting, rumpon dan bagan. Di

samping itu masih dilanjutkan sampai

dengan tahun 2017 kegiatan pembinaan

Kelompok Usaha Bersama (KUB),

pembinaan SDM nelayan, fasilitasi pelabuhan perikanan.

Selain itu, pelatihan nelayan untuk meningkatkan SDM ketrampilan

nelayan juga telah dilaksanakan.

SeHat Nelayan (sertifikat atas tanah nelayan) telah diluncurkan sebagai

kerjasama dengan BPN Provinsi Sulawesi Utara yang bertujuan untuk memberikan

kekuatan hukum atas kepemilikan hak atas tanah, menfasilitasi penyediaan aset

yang dapat digunakan sebagai jaminan untuk memperoleh modal usaha serta

meningkatkan kepastian dan keberlangsungan usaha. Sejak tahun 2011-2015

telah direalisasikan sertifikat hak atas tanah nelayan di masing-masing

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara yakni: Manado 250 sertifikat, Bitung

350 sertifikat, Minahasa Utara 400 sertifikat, Bolaang Mongondow 100 sertifikat,

Minahasa 400 sertifikat, dan

Minahasa Selatan 350 sertifikat.

Pada tahun 2016 penerbitan

sertifikat bagi nelayan terus

dilanjutkan dan target sejumlah

300 sertifikat yang diterbitkan.

Paska penerbitan sertifikat ini

akan dilakukan pembinaan dan

fasilitasi akses permodalan

kepada penerima sertifikat.

Page 43: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

43

Hasil produksi perikanan tangkap merupakan pensuplai bahan baku untuk

sebagian besar produk olahan. Produksi perikanan tangkap belum mampu untuk

mensuplai bahan baku pada industri pengolahan ikan di Sulawesi Utara sesuai

kapasitas terpasang. Terpantau sejak bulan November 2014 sampai 2016 sekitar

15,7% yang beroperasi dari kapasitas terpasang atau 220 ton per hari, sehingga

perlu memacu peningkatan produksi perikanan tangkap karena produksi ikan

berkurang, pasokan bahan baku terhadap Unit Pengolahan Ikan berkurang. Hal

ini akan berdampak pada tidak optimalnya kinerja UPI dan akan mempengaruhi

pemenuhan terhadap negara impor yang akan berakhir pada pemutusan

kerjasama oleh buyer luar negeri karena tidak terpenuhinya kuota sesuai

perjanjian.

Usaha perikanan tangkap ikan di laut mengalami pertumbuhan dengan

tingkat pertumbuhan rata-rata tahun 2014-2017 sebesar 6,57% yang

menunjukkan bahwa usaha perikanan harus dilakukan secara hati-hati serta diikuti

dengan regulasi yang berpihak pada perikanan tangkap yang sustainability. Saat

ini upaya pengelolaan penangkapan ikan di laut lebih diarahkan pada

pengendalian dan penataan faktor produksi untuk menghasilkan pemanfaatan

yang berkesinambungan. Peningkatan produksi perikanan tangkap masih dapat

dilakukan di perairan umum daratan melalui pengembangan perikanan tangkap

berbasis budidaya. Produksi yang berasal dari perairan umum sangat berfluktuasi,

dari capaian produksinya. Pengelolaan harus lebih intensif dan berkesinambungan

dengan memperhatikan daya dukungnya. Dalam rangka pemulihan sumberdaya

ikan pada perikanan tangkap, maka telah dilaksanakan kegiatan restocking ikan di

perairan umum dan di laut, perlindungan kawasan konservasi, pemberantasan IUU

fishing serta menjaga sarana apartemen ikan yang telah diberikan melalui

monitoring dan adanya pemberlakuan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

RI NO.56/PERMEN-KP/2014, NO 57/PERMEN-KP/2014, NO.58/PERMEN-KP/2014.

Page 44: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

44

b) Produksi Perikanan Budidaya

Produksi dari usaha

budidaya tahun 2017

sebesar 459.514,32 ton

dan mengalami kenaikan

dibanding dengan tahun

2016 sebesar 421.480,41

ton atau naik 9,02%.

Capaian produksi tahun

2017 belum mencapai

target yang ditetapkan sebesar 521.783 ton dengan capaian 88,07%. Konsentrasi

untuk memenuhi target produksi, dilakukan melalui pengembangan budidaya yang

memiliki prospek yang cerah ke depan karena tersedia lahan potensial untuk

dikembangkan terutama untuk usaha budidaya laut terdiri dari potensi budidaya

ikan laut 14.858 ha dan potensi rumput laut 9.600 ha. Tingkat pertumbuhan rata-

rata produksi budidaya 2014 - 2017 mencapai 2,29%. Produksi budidaya yang

dicapai tahun 2017, tercatat 23,13% disumbangkan dari produksi budidaya laut

(ikan dan rumput laut) dan 0,14% disumbangkan dari budidaya tambak serta

76,72% disumbangkan dari budidaya air tawar. Pada tahun 2017, usaha budidaya

laut mengalami penurunan produksi sebesar -4,19%. Hal ini disebabkan karena

usaha budidaya rumput laut kurang kondusif saat ini akibat dari tidak ada

pengusaha yang menampung usahanya dalam bentuk kering dan bila ada,

produksi rumput laut dihargai sangat rendah dimana biaya produksi tidak

seimbang dengan biaya yang dikeluarkan sehingga menurunkan semangat

pembudidaya untuk berusaha. Lahan-lahan budidaya rumput laut sudah banyak

dibiarkan terutama di pulau Naen Kabupaten Minahasa Utara yang merupakan

sentra budidaya rumput laut tanpa ada keinginan untuk melanjutkan usahanya.

Produksi budidaya sejak tahun 2012 telah mengalami peningkatan yang

signifikan. Dari sisi volume produksi, penyumbang terbesar produksi perikanan

budidaya adalah rumput laut diikuti oleh komoditi ikan mas dan Nila. Namun sejak

Page 45: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

45

tahun 2017, budidaya ikan air tawar sudah mendominasi produksi budidaya di

Sulawesi Utara.

Usaha budidaya air tawar yang berkembang adalah dari kolam, sawah,

karamba dan jaring apung. Kenaikan rata-rata produksi didorong oleh

meningkatnya pemenuhan benih untuk produksi, pemenuhan kebutuhan lahan

produktif yang didukung prasarana dan sarana memadai, meningkatnya kawasan

perikanan budidaya yang sehat serta produk perikanan yang aman dikonsumsi,

pemenuhan modal kerja dan investasi usaha perikanan budidaya serta

meningkatnya pengawalan dan pendampingan teknologi dalam rangka

pengembangan kawasan perikanan budidaya. Pencapaian ini juga antara lain

distimulus oleh adanya program PUMP perikanan budidaya, bantuan sarana dan

prasarana, bantuan calon induk, program pengendalian kesehatan ikan dan

lingkungan.

Usaha budidaya yang terus dikembangkan dan ditingkatkan adalah

budidaya laut, payau dan air tawar (kolam, sawah, karamba/jaring apung, dan

minapadi). Areal untuk usaha budidaya laut sangat besar,panjang garis pantai

2.395,99 km dan perairan teluk memberikan peluang usaha pengembangannya.

Dilihat dari potensi lahan yang tersedia untuk budidaya laut, (ikan: 14.858 ha dan

rumput laut 8.250 ha) pemanfaatannya masih dikategorikan belum optimal dan

sangat berpeluang untuk dikembangkan. Kendala yang dihadapi adalah masalah

benih untuk budidaya ikan laut dan teknologi budidaya yang belum optimal

dikuasai. Benih masih diperoleh dari luar daerah karena Balai Benih Ikan di

Likupang tidak bisa operasional, terkendala dengan masalah tanah yang belum

selesai dan terhentinya pembangunan sarana dan prasarana yang ada.

Sedangkan Balai Benih Ikan Laut yang dibangun oleh swasta di Minahasa

Tenggara, hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan disekitar daerah

tersebut, bahkan saat ini sudah tidak optimal beroperasi. Disamping itu komoditas

budidaya lainnya seperti teripang, dll belum dikembangkan secara komersil

padahal sangat potensial dikembangkan di Sulawesi Utara. Sampai tahun 2017

telah diberikan bantuan kepada masyarakat pembudidaya teripang yang ada

di Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Page 46: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

46

Komoditi perikanan budidaya yang dikembangkan adalah rumput laut, ikan

kerapu, kuwe dan teripang, udang windu, udang vaname dan bandeng, ikan mas,

nila, lele, gurame, sidat, lobster air tawar. Dalam rangka meningkatkan produksi

perikanan budidaya yang aman untuk dikonsumsi sesuai persyaratan pasar, telah

diterapkan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Penerapan CBIB merupakan

bagian dari sistem pengendalian jaminan mutu dan keamanan pangan. Unit usaha

yang telah disertifikasi sampai dengan tahun 2017 sebanyak 300 unit (80%) dari

target 375 unit. Sesuai hasil pengawasan di lapangan, sekitar 121 unit (40,33%)

yang masih berlaku, sisanya sudah harus dievaluasi kembali untuk diperpanjang.

Di samping itu 17 unit sudah masuk usulan untuk disertifikasi.

Kenaikan produksi budidaya belum juga dapat mencapai target yang

ditetapkan, karena masih banyak masalah seperti ketersediaan induk unggul,

benih yang berkualitas, namun upaya-upaya telah dilaksanakan seperti penyediaan

Calon induk dan benih. Sampai dengan tahun 2017 telah diadakan Calin ikan mas,

Nila GPS dan Nila PS, gurame, lele sangkuriang, dan ikan hias yang diserahkan di

Balai Pengembangan dan Pembinaan Pembudidaya Ikan Tateli dan masyarakat

pembudidaya.

Budidaya rumput laut sebagai salah satu usaha yang diharapkan dapat

memacu produksi perikanan di Sulut serta untuk mengatasi lingkungan strategis

yang kurang menguntungkan seperti kenaikan dan kelangkaan BBM mengalami

Page 47: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

47

hambatan dalam usaha budidayanya karena masalah penyakit ”ice-ice,” yang

belum dapat terselesaikan untuk kasus penyakit tersebut, kualitas dan kuantitas

benih yang belum memenuhi standar serta kurangnya pendampingan petugas

lapangan dan usaha budidaya rumput laut belum merupakan usaha utama dari

masyarakat mengakibatkan pemanfaatan lahan belum optimal untuk lebih

memacu peningkatan produksi budidaya. Pemerintah Daerah telah berupaya

mengembangkan budidaya rumput laut lewat kegiatan Crash Program yang

dilanjutkan dengan Revitalisasi Perikanan serta melalui pengembangan kawasan

minapolitan dan industrialisasi perikanan, dimana Sulawesi Utara merupakan salah

satu daerah pilot projek industrialisasi perikanan budidaya rumput laut dengan

lokasi Kab. Minahasa Utara, Minahasa dan Bolaang Mongondow Utara untuk

mengembangkan komoditi rumput laut disamping komoditi lainnya. Di samping itu

telah dilakukan penelitian untuk pengembangan rumput laut jenis lain.

Penyerapan tenaga kerja di bidang budidaya sampai dengan tahun 2017

berjumlah 56.639 orang. Dibandingkan dengan tahun 2016 berjumlah 54.142,

terjadi kenaikan 4,61%.

Hambatan dalam pengembangan perikanan budidaya secara keseluruhan

adalah terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih bermutu, harga pakan

yang masih cukup tinggi, penurunan kualitas dan kuantitas air media budidaya

serta lingkungan yang berpotensi menimbulkan penyakit, adanya isue jaminan

kualitas dan keamanan pangan, terbatasnya modal dan lemahnya akses

permodalan, kurangnya jaminan pemasaran dan harga, kurangnya perluasan

pasar serta diversifikasi olahan, serta lemahnya sumberdaya manusia perikanan

budidaya.

Pengembangan usaha tidak lepas dari induk dan benih unggul yang

tersedia. Keadaan induk ikan mas dan nila produktif yang ada di Balai

Pembenihan dan Pengendalian Hama penyakit ikan Tateli selang tahun 2017

sebagai berikut:

Page 48: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

48

Tabel 02. Jumlah Induk dan Calin Ikan Mas dan Nila s/d Tahun 2017

No KomoditasInduk Calin

Jumlah KetBetina Jantan Betina Jantan

1 Ikan Mas Majalaya 36 120 150 148 156 Baik

2 Ikan Nila Nirwana 2.278 928 7.137 2.470 2.206 Baik

3 Ikan Nila Merah - - 20 13 33 Baik

Kegiatan produksi benih pada tahun 2017 mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2016. Keseluruhan produksi benih tahun 2017 adalah ikan

Mas 841.500 ekor dan ikan Nila 2.688.200 ekor serta ikan lele 24.500 ekor. Total

produksi 3.554.200 ekor. Dibandingkan dengan tahun 2016 tercatat produksi

benih 2.571.000 ekor mengalami peningkatan produksi. Dilihat dari target yang

ditetapkan untuk ikan Nila sebesar 2.000.000.000 ekor dan ikan Mas 1.000.000

ekor, maka produksi benih ikan Nila bisa melampaui target sedangkan ikan mas

belum bisa mencapai target.

Dalam rangka pengelolaan pakan ikan, maka pada tahun 2017 Pemerintah

telah memprogramkan kegiatan Gerakan Pakan Mandiri di Kabupaten Kepulauan

Sangihe, Bolaang Mongondow, Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan, Kota

Manado dengan banyaknya pakan 15.660 kg. Kriteria penerima bantuan GERPARI

ini harus kelompok yang berbadan hukum.

Dalam rangka pengendalian

kawasan perikanan budidaya telah

dilakukan pemantauan lokasi

penyebaran penyakit ikan agar

produk perikanan aman dikonsumsi,

bebas dari penyakit ikan. Penyakit

ikan berpotensi merugikan usaha

budidaya perikanan. Penyakit yang

paling serius pada usaha budidaya

Page 49: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

49

air tawar saat ini yaitu Koi Herpes Virus (KHV), disamping itu penyakit yang

disebabkan oleh golongan bakterial juga masih sering terjadi baik pada segmen

pembenihan maupun pembesaran.

Dalam rangka mengoptimalkan pemantauan kawasan yang berpotensi

tercemar dan terserang penyakit ikan, maka telah tersedia 1 (satu) laboratorium

Kualitas air dan penyakit ikan yang telah dilengkapi dengan peralatan pengujian,

walaupun masih dibutuhkan peralatan-peralatan dan SDM pengoperaian

laboratorium tersebut.

Langkah-langkah yang ditempuh ke depan untuk mencapai peningkatan

produksi perikanan adalah sebagai berikut :

(1) Perikanan Tangkap

- Adanya kebijakan Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan

yang dikeluarkan yaitu Permen KP No 56/2016 dan 57/2016 dan Perdirjen

Tangkap No.1/2016 yang berdampak pada banyak kapal ikan tidak

beroperasi, produksi hasil tangkapan menurun, suplai bahan baku menurun

drastis, pengangguran meningkat, tunggakan kredit perbankan; maka

dalam rangka menunjang pengembangan poros maritim, solusi yang

diusulkan yakni pemberian izin kembali kepada kapal yang tidak melakukan

pidana perikanan dan pidana lainnya sesuai UU No.31/2004 pasal 35;

kewenangan penerbitan izin (SIUP,SIPI,SIKPI) diserahkan ke daerah untuk

kapal ukuran sampai dengan 100 GT; alih muatan ikan (transhipmen)

ditengah laut dalam satu kesatuan grup penangkapan dan kapal

penyanggah/angkut tidak dibatasi ukuran kapal hanya sampai 150 GT;

penangkapan ikan dalam satu kesatuan operasi harus menggunakan

formasi 1 kapal penangkap ikan bermitra dengan 2-3 kapal

pengangkut/penyangga serta 2 kapal lampu; penyederhanaan perizinan,

perketat pengawasan lewat VMS dan observer

- Menyediakan sarana perikanan tangkap untuk masyarakat nelayan dengan

penggunaan teknologi produktif untuk meningkatkan produksi dan

produktivitas serta kualitas perikanan tangkap untuk komoditas unggulan

Page 50: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

50

- Menyiapkan armada perikanan yang menggunakan motor dalam dan

armada kapal di atas 30 GT

- Menyiapkan armada semut dalam kegiatan usaha penangkapan untuk

nelayan tradisional

- Pemulihan sumberdaya perikanan tangkap melalui restocking ikan,

apartemen ikan dan konservasi perairan

- Menerapkan sistim rantai dingin (CCS) sejak ikan di tangkap sampai kepada

konsumen

- Menjalin pola kemitraan

- Menfasilitasi dengan lembaga keuangan/perbankan dalam menyediakan

modal usaha/skim kredit, asuransi nelayan

- Penataan sistim pembangunan infrastruktur, fasilitas dan pemeliharaan

pelabuhan perikanan

- Peningkatan kualitas manajemen pelabuhan perikanan dan pelayanan

publik

- Penyediaan BBM memadai untuk nelayan dan sistim distribusi dengan

insentif

- Mengefektifkan logbook dalam sistim pencatatan pendaratan ikan

- Memperkuat kelembagaan kelompok KUB nelayan untuk berbadan

hukum/koperasi atau menjadi anggota koperasi.

- Deregulasi bidang perikanan tangkap disertai Juknis yang terinci dan jelas

Page 51: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

51

(2) Perikanan Budidaya

- Pengembangan industrialisasi perikanan budidaya laut, tawar dan payau

- Produksi induk dan benih unggul berkualitas, murah dan distribusi merata

- Pengembangan benih unggulan berkualitas: cepat tumbuh, tahan penyakit

dan andalan pasar

- Sertifikasi benih dan usaha pembenihan rakyat

- Kerjasama dengan lembaga-lembaga penelitian untuk penanggulanagan

penyakit ”ice-ice” rumput laut

- Pembinaan/Pendampingan petugas lapangan

- Penyediaan benih dalam jumlah yang besar bagi kelompok-kelompok

masyarakat pembudidaya

- Pengembangan pakan ikan berkualitas dan murah untuk produksi berbasis

masyarakat

- Subsidi benih dan pakan

- Percepatan pembangunan BBI, fasilitasi dan operasionalisasi

- Pengembangan Balai Benih Ikan dan pembentukan lembaga dan sertifikasi

sistem mutu benih

- Akselerasi sertifikasi Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) dan cara

pembenihan ikan yang baik (CPIB) dalam rangka memenuhi ketentuan

keamanan pangan

- Pembenahan fasilitas prasarana Balai Benih Ikan/Hatchery, normalisasi

saluran BBI dan kolam-kolam untuk peningkatan produksi benih.

- Pengembangan sistim pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan

- Penerapan sistim vaksinasi terprogram dan sistim penanggulangan penyakit

ikan

- Penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas SDM dan penerapan IPTEK

- Menjadikan usaha budidaya rumput laut sebagai usaha utama yang

profesional

- Menfasilitasi program kredit bersama perbankan

Page 52: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

52

Indikator Kinerja Utama

IKU-2 : Nilai Ekspor Perikanan

Nilai ekspor hasil perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan

baik hidup, segar, dingin, maupun olahan yang dijual ke luar negeri yang

dikonversi dalam bentuk uang (US$). Capaian ekspor komoditi perikanan

berdasarkan Health Sertificate (HC) yang dikeluarkan Balai Karantina Ikan

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan selaku UPT KKP-RI tahun

2017 mencapai 22.161.387,81 Kg dalam volume dan US$ 127.669.313,31

dalam nilai. Dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 20.734.344,37 kg

dalam volume dan US$ 107.034.865,42 dalam nilai maka terjadi kenaikan

ekspor baik volume maupun nilainya masing-masing sebesar 6,88% dalam

volume dan 19,28% dalam nilai. Dilihat dari target yang ditetapkan tahun

2017 untuk nilai ekspor sebesar US$ 150.000.000, maka capaian kinerja

ekspor tercatat 85,11 %.

No IndikatorKinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%)TercapainyaEksporperikanan :

Nilai US$ 150.000.000 127.669.313,31 85,11

Berdasarkan data yang ada, ekspor hasil perikanan tahun 2017

walaupun mengalami kenaikan tetapi belum mencapai sasaran nilai ekspor

mencapai 85,11%. Tidak tercapainya target ekspor adalah antara lain

dampak diberlakukan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI

NO.56/PERMEN-KP/2014 tentang Penghentian Sementara (Moratorium)

Perizinan Usaha Perikanan tangkap di wilayah pengelolaan perikanan negara

Republik Indonesia, N0. 57/PERMEN-KP/2014 tentang Perubahan kedua atas

peraturan MenKP No. 30/Men-KP/2012 tentang usaha perikanan tangkap di

WPP-RI, tentang alih muatan (Transhipment) dan PERMEN-RI NO.

58/PERMEN-KP/2014 yang diberlakukan sejak bulan November 2014 sampai

Page 53: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

53

sekarang. Kebijakan Pemerintah ini, memberikan dampak banyak kapal ikan

tidak beroperasi sehingga produksi tangkapan menurun drastis mempengaruhi

ketersediaan bahan baku bagi Unit Pengolahan Ikan terutama UPI di Bitung.

UPI di Sulawesi Utara berjumlah : 80 Unit terdiri dari:

Pengalengan Ikan : 7 Unit

Katsubushi (Ikan Kayu) : 7 Unit

Tuna Processing : 23 Unit

Frozen Fish : 39 Unit

Lainnya : 4 Unit

Lokasi UPI tersebar di Bitung 62 Unit, Minahasa Utara 6 Unit,

Manado 3 Unit, dan Minahasa Selatan 3 unit, Tomohon 1 unit, Minahasa 2

unit, Bolaang Mongondow 1 unit, Sangihe 1 unit dan Talaud 1 unit.

Berdasarkan data tahun 2017, UPI yang memiliki sertifikat kelayakan

pengolahan (SKP) adalah 47 UPI dengan 18 jenis olahan yaitu: Tuna

kaleng, Tuna segar, Tuna beku, Tuna loin segar, Tuna loin beku, Ikan

pelagis segar, Ikan pelagis beku, Chepalopod beku, Tuna loin rebus beku,

Tepung ikan, minyak ikan, Fish juice/petis, ikan asap kering/kayu, sirip hiu

kering, cumi beku, demersal hidup, lobster hidup dan demersal beku.

Dengan jumlah UPI sebanyak 80 unit, dimana UPI yang aktif 64

unit dan yang tidak aktif atau musiman sebanyak 16 unit, maka produksi

perikanan tangkap yang dihasilkan belum mampu untuk memenuhi

kebutuhan bahan baku sesuai kapasitas terpasang industri pengolahan ikan

di Sulawesi Utara yang membutuhkan sekitar 300.000 ton per tahun.

Apalagi sejak dikeluarkannya Kebijakan Pusat yakni Permen KP no. 56, 57,

dan 58 tahun 2014 sangat memukul dunia usaha karena dampak multiplier

efek terhadap kebijakan itu.

Page 54: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

54

DATA EKSPOR HASIL PERIKANAN

EKSPOR VOLUME (KG) NILAI (US $)

2014 33,414,144.00 137,194,175.06

2015 19,128,657.26 104,067,638.65

2016 20,734,344.37 107,034,865.42

2017 22.161.387,81 127.669.313,31

Negara Tujuan Ekspor Hasil Perikanan Sulawesi Utara untuk produk

konsumsi yaitu : Jepang, Jerman, USA, Mesir, Yaman, Saudi Arabia, Thailand,

Belgia, Ukraina, Jordania, Taiwan, USA, Singapore, Spanyol, Israel, Italia, Belanda,

Rusia, Korea, Cina, Austria, Pakistan, Timor Leste, Syria, Philipines, Iran, South

Africa, Vietnam, Austria, Mexico, Kenya, Kuwait, Malaysia, Qatar, Lebanon,

Perancis, Australia

Dilihat dari pangsa pasar, bahwa komoditi perikanan Sulawesi Utara

memiliki nilai comparative dan competitive advantage, maka perlu upaya antara

lain menaikkan produksi perikanan terutama produksi yang didaratkan di

pelabuhan perikanan pangkalan Bitung serta UPI yang melakukan pengiriman

antar pulau perlu diarahkan agar menjual ikan ke UPI di Sulawesi Utara, agar

33.414.144

137.194.175,06

104.067.638,65 107.034.865,42

127.669.313,31

19.128.657,26 20.734.344,37 22.161.387,81

Page 55: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

55

pemenuhan bahan baku dapat dipenuhi, dan perlu melakukan pembinaan kepada

UPI lainnya agar mendapat Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP). Sampai dengan

tahun 2017, tercatat 57 Unit Pengolahan Ikan dan yang terdaftar di negara mitra

(UE = 9 UPI; USA = 7 UPI; China = 10 UPI; Vietnam = 2 UPI; Rusia = 8 UPI;

Canada= 3 UPI dan Korea 20 UPI) tetapi sebagian UPI yang terdaftar di negara

China dan Korea tidak memanfaatkan ekspor dinegara mitra tersebut karena tidak

mendaftar lagi dan tidak melakukan ekspor.

Perkembangan ekspor perikanan dari tahun 2014-2017 terjadi fluktuasi,

karena beberapa faktor antara lain regulasi dalam negeri yaitu pembatasan ekspor

untuk ikan gelondongan di negara-negara tertentu yaitu harus melalui

pengolahan, dan regulasi negara mitra serta kebijakan moratorium untuk kapal

penangkap dan pengangkut ikan (Permen KP 56,57,58 tahun 2014)

Peluang untuk mengembangkan usaha perikanan sangat besar, dimana

pasar dalam dan luar negeri sangat terbuka. Secara global kondisi pasar terus

mengalami peningkatan dan sabagian besar merupakan bahan baku bagi industri

perikanan di luar negeri. Oleh karenanya kedepan akan difokuskan pada

peningkatan mutu dan diversifikasi produk olahan, karena trend masyarakat

konsumen telah menemukan bentuk produk-produk olahan selain tuna kalengan

yakni sushi, sasimi, steak loin, cutles yang semakin meningkat permintaanya.

Jumlah Unit Pengolahan

Ikan (UPI) sebanyak 80 unit di

Sulawesi Utara, dan dari data

yang ada menunjukkan bahwa

tingkat kemampuan (utilitas)

skala menengah dan besar

sekitar 40-50%, karena

pasokan bahan baku yang

kurang. Saat ini industri pengolahan terutam Pengalengan tidak maksimal

menjalankan pabrik karena kurangnya bahan baku untuk diolah. Apalagi dengan

adanya kebijakan Pemerintah melalui Permen KP No. 56,57 tahun 2014 membuat

Page 56: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

56

UPI yang ada di Bitung sangat terpuruk. Keluarnya PerDirjen Perikanan Tangkap

no 1 tahun 2016 tentang penangkapan ikan dalam satu kesatuan operasi dan

Surat Edaran Dirjen Perikanan Tangkap No.1234/DJPT/PT.410.D4/31/12/2015

tanggal 31 Desember 2015 tentang pembatasan GT Kapal perikanan pada

SIUP/SIPI/SIKPI, belum optimal membuka jalan untuk meningkatan produksi

perikanan. Adanya pembatasan ukuran kapal penangkap tidak lebih dari 150 GT

akan menghambat percepatan industrialisasi perikanan tangkap karena tidak

relevan juga dengan INPRES No.7 tahun 2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang

Percepatan Pembangunan Industri Nasional.

Langkah-langkah yang akan ditempuh ke depan untuk mencapai sasaran

tersebut adalah melalui :

- Peningkatan mutu mulai dari ikan di tangkap dan diversifikasi produk olahan

- Pengembangan cool chain system (ketersediaan pabrik es, cold storage,

freezer, ice flake machine, coolbox)

- Meningkatkan volume dan nilai produk perikanan di pasar dalam negeri untuk

menangkal produk impor

- Melakukan penguatan UKM/IKM untuk meningkatkan peran dalam jaringan

perdagangan produk-produk perikanan internasional

- Standarisasi kualitas produk-produk perikanan

- Pengembangan koperasi usaha sebagai simpul-simpul perdagangan perikanan

internasional

- Pengembangan sarana prasarana distribusi pemasaran hasil perikanan

- Pengembangan Sistim Logistik Ikan Nasional dan sarana pemasaran ikan

bergerak

- Pengawasan mutu dan keamanan produk perikanan

- Peningkatan kompetensi laboratorium sertifikasi

- Penerapan PMMT sesuai HACC

- Market intellegence

- Pengembangan kelembagaan pemasaran

- Peningkatan akses pasar

Page 57: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

57

- Menyiapkan Balai Pengujian dan Sertifikasi Hasil Perikanan di Sulawesi Utara

sebagai LS-PRO dengan beragam produk.

- Promosi hasil perikanan, promosi investasi dalam rangka meningkatkan daya

saing produk perikanan di pasar global.

Indikator Kinerja Utama

IKU-3: Konsumsi Ikan

Dalam pemenuhan kebutuhan pangan secara nasional, ikan dan produk

olahannya merupakan salah satu penyedia protein hewani yang sangat penting

bagi kehidupan masyarakat. Melalui berbagai upaya, ikan semakin mewarnai

menu utama dalam pola konsumsi masyarakat. Tingkat konsumsi ikan masih

harus ditingkatkan dalam rangka peningkatan asupan gizi masyarakat dan

peningkatan pemasaran hasil perikanan. Konsumsi ikan Sulawesi Utara tahun 2014

mencapai 54.50 kg/kapita/thn dan tahun 2015 naik menjadi 58,41

kg/kapita/tahun, dan tahun 2016 menjadi 58,64 kg/kapita/tahun. Pada tahun

2017, konsumsi sudah mencapai 58,88 kg/kapita/tahun. Sasaran ini telah dicapai

yang diukur dari capaian kinerja 97,32% yang digambarkan dalam tabel berikut.

Dibanding dengan tahun 2016 tercatat konsumsi ikan 58,64 kg/kapita/

tahun mengalami kenaikan 0,41%. Masyarakat umumnya semakin menyadari

untuk mengkonsumsi makanan sehat, bergizi dan siap saji. Konsumsi Sulawesi

Utara terhadap bahan pangan komoditi perikanan cukup tinggi dan jauh di atas

kebutuhan minimum yang dianjurkan 30 kg/kapita/thn (Susenas) dan ditargetkan

Dirjen Pengolahan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu 48,2

kg/kapita/Tahun untuk tahun 2017. Namun demikian pada setiap waktu,

kesempatan dan tempat harus dilakukan kampanye makan ikan, sosialisasi makan

ikan melalui GEMARIKAN dan pengawasan produk-produk perikanan yang

menggunakan bahan pengawet berbahaya seperti Borax, formalin, Rhodamin, dll

untuk keamanan produk perikanan. Pada tanggal 8 Oktober tahun 2016 telah

No IndikatorKinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%)1 Tercapainya

konsumsiKg/kapita/thn 60,5 58,88 97,32

Page 58: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

58

dibentuk dan dilantik Forum Peningkatan Konsumsi Ikan Nasional (FORIKAN)

Tingkat Provinsi yakni sebagai Gerakan Memasyarakatkan Gemar Makan Ikan

tingkat Provinsi Sulawesi Utara dengan Ketua Ir. Ritta Dondokambey-Tamuntuan

selaku Ibu Gubernur Sulawesi Utara. Forum ini bekerjasama dengan PKK Provinsi,

dengan lingkup kerja koordinasi dan sinergitas lintas sektor antara lain pendidikan,

kebudayaan, kesehatan, pariwisata dan lainnya dalam rangka meningkatkan

konsumsi ikan mulai anak usia sekolah. Sangat diharapkan disetiap

Kabupaten/Kota difasilitasi juga untuk membentuk Forikan tingkat Kabupaten/Kota

dan pada tahun 2017 telah dilaksanakan pelantikan Forikan tingkat

Kabupaten/Kota

Sifat produk perikanan yang cepat rusak dan busuk, mendorong oknum

tertentu menggunakan bahan aditif berbahaya untuk kepentingan mengambil

untung tanpa memperdulikan keselamatan orang lain. Dalam rangka

pengembangan mutu hasil perikanan untuk konsumsi masyarakat, maka telah

beroperasi Pasar Ikan Higienes berlokasi di Bahu Kota Manado untuk melayani

masyarakat yang membutuhkan ikan segar dan ikan olahan dengan standar

ekspor. Demikian juga dengan pasar-pasar ikan telah dibenahi untuk menjual

produk ikan dengan kualitas yang baik. Pemanfaatan PIH telah dikerjasamakan

pengelolaannya dengan PT Sembilan Big Fish, dimana PIH tersebut akan

dikembangkan untuk menyediakan ikan dengan mutu ekspor yang dapat

dirasakan masyarakat umum. Di samping itu, tercapainya indikator kinerja

kegiatan yang mendukung peningkatan konsumsi ikan adalah melalui pembinaan

pasar ikan dalam negeri, pengembangan promosi, pengembangan sarana dan

prasarana pemasaran hasil perikanan. Pencapaian tingkat konsumsi ikan

bukannya tanpa kendala, namun demikian upaya peningkatan dilakukan secara

berkesinambungan dan sinergitas oleh seluruh stakeholders.

Page 59: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

59

Pencapaian rata-rata konsumsi ikan menggambarkan bahwa indeks

konsumsi ikan mengalami pertumbuhan cukup baik, rata-rata tingkat pertumbuhan

sejak 2014-2017 mencapai 2,61%.

Indikator Kinerja Utama

IKU-4: Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pengembangan ekspor perikanan tidak lepas dari keberadaan Balai

Pengujian dan Sertifikasi Hasil Perikanan

(BPSHP) sebagai Laboratorium Akreditasi

yang mengeluarkan Health Certificate (HC)

untuk produk hasil perikanan yang di ekspor

ke negara-negara seperti Amerika Serikat,

Uni Eropa, Jepang, australia, Kanada, Timur

Tengah serta negara-negara Asia lainnya.

Namun sejak diberlakukannya SK BKIPM

No.110/KEP-BKIPM/2015 tanggal 30

November 2015 tentang pencabutan atas

Keputusan Kepala Badan Karantina Ikan,

Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Perikanan No.115/KEP-BKIPM/2013 tentang

Page 60: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

60

pendelegasian kewenangan lembaga inspeksi dan sertifikasi dalam penerbitan

sertifikat kesehatan, sehingga sejak tanggal 2 Januari 2016 kewenangan

penerbitan HC telah diserahkan ke Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan

Keamanan Hasil Perikanan sebagai UPT KKP-RI di Sulawesi Utara. Sebagai

catatan, Jumlah Health Certificate (HC) yang dikeluarkan oleh BPSHP sampai

tahun 2015 sebanyak 2.508 dan mengalami penurunan 2,48% dibanding dengan

tahun 2014 sebanyak 3.420 HC. Penurunan ini disebabkan antara lain Ekspor yang

sudah sangat berkurang terkait dengan ketersediaan pasokan bahan baku untuk

Unit Pengolahan Ikan (UPI). Pada tahun 2016, kewenangan mengeluarkan HC

sudah diserahkan kewenangannya ke KKP-RI yakni Balai Karantina Ikan dan

Pengendalian Mutu Hasil Perikanan selaku UPT KKP-RI di Sulawesi Utara. Jumlah

HC yang telah diterbitkan sebanyak 2.773 atau naik 10,56 % dibanding tahun

2015.

Untuk memacu setiap eksportir mengambil HC, maka perlu koordinasi dan

sinergitas bersama antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara,

Balai Karantina ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan sebagai

Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di daerah.

Kewenangan HC yang sudah ditarik kembali oleh KKP-RI sangat mempengaruhi

pada kinerja serta penerimaan daerah, dimana Balai Pengujian dan Sertifikasi Hasil

Perikanan yang kontribusi PAD terbesar sebelum kewenangan diserahkan, pada

tahun 2016 hanya memberikan kontribusi Rp 58.826.020 atau 11,20% dari target

sebesar 525.000.000 (pemakaian kekayaan daerah) dan pada tahun 2017 sebagai

tindal lanjut kebijakan yang ada, maka target PAD disesuaikan kembali dan

dilakukan revisi dimana target yang ditetapkan 26.589.880 dan dicapai 79.110.560

atau 297,53%. Hal ini adanya upaya-upaya terobosan antara lain UPI yang

melakukan pemasaran lokal (antar pulau) perlu menggunakan/pengambilan HC di

BPSHP, agar ada pemasukan restribusi di daerah yang didukung dengan Perda

yang akan ditetapkan kembali. Fungsi BPSHP sebagai laboratorium penguji

(17025) akan dibenahi untuk Reakreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)

karena masa aktifnya sudah selesai dan setiap 4 (empat) tahun harus akreditasi

kembali. Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menetapkan Balai Pengujian

Page 61: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

61

dan Sertifikasi di daerah sebagai Lembaga sertifikasi produk hasil perikanan (LS-

PRO) dan sementara proses pengajuan untuk Akreditasi. Saat ini telah dilakukan

sosialisasi ke perusahaan-perusahaan dan UKM yang ada di Sulawesi Utara.

Kewenangan saat ini yang diberikan adalah produk ikan kaleng yang dipasarkan

lokal dan antar pulau mendapatkan label SNI dari BPSHP Provinsi Sulawesi Utara.

Disadari kemampuan penetrasi pasar dan market intellegence di daerah

masih rendah. Produk umumnya dipasarkan pada pasar-pasar tradisional,

sementara penetrasi pasar ke supermarket, hypermarket masih sangat lemah.

Untuk itu dengan kehadiran Pasar Ikan Higienis diharapkan dapat menjamin

ketersediaan ikan segar dan berkualitas.

Mutu hasil perikanan merupakan syarat untuk menjaga agar produk

perikanan dihargai dan memiliki daya jual tinggi di pasaran. Oleh karena itu dalam

rangka meningkatkan mutu hasil perikanan telah dikembangkan ”Cool Chain

System” (sistem rantai dingin). Tahun 2014 telah dibangun pabrik es di Tumumpa,

sarana penunjang pabrik es, pengadaan rumah kemasan dan pengadaan sarana

sistim rantai dingin serta pembangunan cold storage di tahun 2015. Pada tahun

2016 telah dibangun Miniplant Tuna di lokasi PP Tumumpa, chest freezer dan cool

box yang diserahkan ke masyarakat. Sedangkan tahun 2007 telah diadakan cool

box, freezer dan cool room untuk diserahkan ke masyarakat.

Di samping itu, sumber PAD juga dihasilkan dari retribusi pemberian izin

usaha perikanan kepada orang pribadi (Perda no.2 thn 2016). Pada tahun 2017

target ditetapkan sebesar Rp 500.000.000 dan realisasi capaian Rp 505.796.125

(103,27 %). Capaian ini bersumber dari pengurusan ijin usaha perikanan

(SIUP/SIPI/SIKPI). Retribusi penjualan produksi usaha daerah (Perda no.2 tahun

2016) juga diberlakukan pada Balai Pembenihan dan Pengendalian Hama Penyakit

ikan. Target tahun 2017 sebesar Rp 140.000.000 dan realisasi dicapai

Rp 140.500.000 (100,35%). Sedangkan Retribusi tambat labuh kapal di

pelabuhan (Perda no.2 tahun 2004) di Balai Pengelola Pelabuhan Perikanan

Tumumpa tercapai Rp 176.867.750 (104,03%) dari target yang ditetapkan sebesar

Rp 170.000.000.

Page 62: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

62

PAD sektor Kelautan dan Perikanan merupakan seluruh penerimaan

Pemerintah Daerah sektor Kelautan dan Perikanan yang bukan berasal dari

penerimaan perpajakan. Realisasi PAD tahun 2017 terjadi peningkatan. Target

yang ditetapkan pada tahun 2017 sebesar Rp 836.589.880 dapat direalisasikan

Rp 913.094.685 atau 109,14%. Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendorong

pencapaian PAD antara lain adalah penataan perizinan usaha perikanan tangkap,

serta peningkatan sarana dan prasarana di UPTD dan di Dinas dalam rangka

pelayanan publik.

Indikator Kinerja Utama

IKU-5 : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan

adalah pertumbuhan PDRB perikanan. Pertumbuhan PDRB perikanan dari tahun

ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan kemampuan sumberdaya

perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional. Kekuatan ekonomi

perikanan dari industri primer yakni penangkapan dan budidaya ikan yang

dicerminkan dari PDRB sektor perikanan berdasarkan harga berlaku hingga kini

berperan strategis dalam memberikan sumbangan terhadap PDRB Sulawesi Utara.

Sumbangan PDRB perikanan dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini menjadi

pertimbangan untuk diperhitungkan pada masa depan.

Berdasarkan data, Kontribusi perikanan terhadap PDRB Sulawesi Utara dari

target yang ditetapkan tahun 2017 sebesar 7,1%, tercapai 7,58% atau 106,76 %

pada tahun 2017 (data sementara BPS).

NoIndikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian

(%)1 Kontribusi PDRB % 7,1 7,58 106,76

Page 63: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

63

Perkembangan prosentase PDRB sektor perikanan terhadap PDRB SulawesiUtara sebagai berikut:

Tahun 2014 2015 2016 20178,21 7,78 7,54 7,58

Beberapa upaya yang akan dilakukan dalam rangka meningkatkan

pertumbuhan PDRB antara lain: (1) Meningkatkan produksi perikanan tangkap dan

budidaya terutama budidaya laut seperti rumput laut; (2) Meningkatkan investasi

di bidang kelautan dan perikanan termasuk melakukan kerjasama dengan Badan

Koordinasi Penanaman Modal Pusat dan Daerah serta melakukan bisnis forum

dengan stakeholders kelautan dan perikanan; (3) Meningkatkan peyaluran Kredit

perikanan; (4) Mendorong sinergitas kebijakan dan Program dengan Pemerintah

Pusat dan Kabupaten/Kota untuk peningkatan usaha kelautan dan perikanan baik

skala kecil, besar dan menengah.

(2) Sasaran Strategis (SS-2)

Terwujudnya Kedaulatan Dalam Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan (SDKP) Yang Berkelanjutan

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-6): Pulau-Pulau Kecil Yang Dikelola Potensi Ekonominya

Potensi pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan di Indonesia dapat

didayagunakan menjadi salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

Page 64: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

64

Salah satu program Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah melakukan

implementasi program pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu

berbasis pulau-pulau kecil dan atau kawasan perbatasan secara terintegrasi dan

menyeluruh.

Pulau-pulau kecil yang mandiri adalah pulau-pulau kecil yang diupayakan

untuk mampu memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan yang ada melalui

pengembangan sentra bisnis kelautan dan perikanan berbasis pulau-pulau kecil

sehingga diharapkan dapat menciptakan peluang investasi, meningkatkan produksi

perikanan tangkap, meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah khususnya

di pulau-pulau kecil, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Berdasarkan Permen KP No.48/PERMEN-KP/2015 tentang Pedoman Umum

Pembangunan SKPT, telah diatur focus pembangunan kawasan kelautan dan

perikanan terintegrasi di pulau-pulau kecil dan atau kawasan perbatasan yang

diarahkan pada aspek peningkatan nilai tambah, peningkatan daya saing,

modernisasi dan korporatisasi usaha, dan penguatan produksi dan produktivitas

pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.

Program SKPT mengarah pada optimalisasi usaha penangkapan ikan,

pembudidaya ikan serta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Program ini

mengintegrasikan kegiatan di hulu dan hilir serta kelembagaan dalam suatu proses

pembangunan kelautan dan perikanan. Sasaran SKPT adalah untuk memenuhi

kebutuhan gizi masyarakat lokal, mendukung ketahanan pangan nasional dan

menghasilkan devisa Negara melalui kegiatan ekspor sekaligus mempercepat

pertumbuhan ekonomi lokal. Program SKPT di Sulawesi Utara sudah dimulai sejak

tahun 2015, di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Infrasruktur yang dibangun

adalah Pelabuhan Perikanan Dagho, rehabilitasi pabrik es dan cold storage serta

mengoptimalkan SPDN yang diharapkan dapat memacu produksi perikanan.

Melalui keputusan MenKP NO. 51/KEPMEN-KP/2016, maka lokasi lokasi SKPT

di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Kegiatan

yang dialokasikan untuk Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud berupa

pembangunan gudang beku (ICS) terintegrasi serta sarana pengolahan dan sarana

penunjang, pengadaan kapal penangkap ikan berukuran 3 GT sampai 10 GT,

Page 65: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

65

pembangunan IPAL, pengadaan pembangkit listrik tenaga diesel, kebun bibit

rumput laut, KJA, bantuan sarana budidaya ikan dan sarana budidaya rumput laut,

pengadaan speedboat pengawasan. Sedangkan untuk Kabupaten Kepulauan

Talaud telah dibangun gudang beku terintegrasi 30 ton (ICS) di lokasi PPI

Salibabu, dermaga apung, Ice flake mesin 1,5 ton dan 10 ton, cool box, gudang

rumput laut, revitalisasi BBI, Biofoc, escavator, kapal 3 GT sampai 20 GT, alat

tangkap, dermaga, SPDN. Dampak dari kegiatan ini adalah adanya ekspor ikan

secara langsung dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan tahun 2016 ekspor

perdana ke Negara Jepang. Namun hal ini belum berjalan mulus, karena

beberapa permasalahan dengan adanya pasokan listrik yang kurang dan bahkan

sering mati menyebabkan cold storage tidak berfungsi dengan baik yang akan

menyebabkan kualitas ikan akan menurun. PT PERINDO sebagai pengelola cold

storage dan melakukan pembelian ikan dari masyarakat nelayan serta melakukan

ekspor. Di samping itu belum adanya komitmen yang kuat antara PT PERINDO

dengan nelayan untuk penjualan ikan nelayan menyebabkan pasokan ikan ke

PERINDO belum memenuhi syarat untuk kuota ekspor.

Pelabuhan Perikanan Dagho yang telah dibangun kembali dengan anggaran

KKP RI, belum mampu untuk mendorong masyarakat nelayan agar menambatkan

kapal-kapal ikan dan mendaratkan hasil produksinya. Aktivitas di PP Dagho belum

ramai padahal fasilitas di pelabuhan Dagho sudah mendukung. Oleh karenanya

dukungan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten Kepulauan Sangihe) sangat

dibutuhkan melalui pembentukan POKJA SKPT di tingkat Provinsi dan Kabupaten.

Pada tahun 2017, KKP telah menetapkan lokasi Kabupaten Kepulauan

Talaud di desa Dalum Kec. Salibabu sebagai lokasi SKPT prioritas bersama dengan

11 lokasi lainnya di Indonesia. Di samping itu keluar Peraturan Presiden Nomor 58

tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden No 3 Tahun 2016 tentang

Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional pada lampiran 12 Proyek

Kelautan dan Perikanan no 245 tentang pembangunan sentra kelautan dan

perikanan terpadu Talaud Provinsi Sulawesi Utara. Pemerintah Pusat dalam hal

ini melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan telah mengalokasikan untuk

pembangunan jalan lingkar dalam di Desa Dalum Kecamatan Salibabu,

Page 66: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

66

Pembangunan Tempat Pendaratan Ikan (Beaching Plate), pembangunan tempat

pemasaran ikan, pembangunan kios nelayan, pembangunan sumur bor, kapal 3

GT sebanyak 60 unit, ice flake mechine 1,5 ton sebanyak 2 unit, pengadaan mobil

berpendingin roda 6, VIAR (kendaraan roda 3) 2 unit, genset dan mobil

operasional. Sedangkan APBD telah mengalokasikan mesin ketinting 27 unit dan

motor temple 15 PK. Program SKPT ini diharapkan dapat mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil dan

kawasan perbatasan secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan

mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.

Di samping itu, walaupun Kabupaten Kepulauan Sitaro belum masuk

program SKPT, namun oleh Pemerintah Daerah telah dialokasikan kegiatan

pembangunan Pelabuhan Perikanan Ulu Siau di Kabupaten Kepulauan SITARO.

Diharapkan 3 daerah kepulauan ini akan menjadi maju dan dapat meningkatkan

taraf hidup masyarakat tersebut.

Pada tahun 2017, dengan tersedianya Perda no. 1 tahun 2017 maka

Sulawesi Utara telah memiliki Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil Tahun 2017-2037.

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-7): Kawasan Konservasi konservasi

Kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil adalah kawasan

perairan, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang dilakukan upaya perlindungan,

pelestarian dan pemanfaatan secara berkelanjutan untuk mewujudkan

pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan dengan

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya (UU

27/2007, PP 60/2009).

Pada tahun 2017, target indikator kinerja adalah 75.000 ha dan realisasi

yang dicapai 330.390 ha atau capaian 440,52 ha. Jumlah luas kawasan konservasi

adalah jumlah kumulatif dari capaian kawasan konservasi yang telah dicadangkan

Page 67: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

67

melalui SK Kepala Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) dan SK Menteri

Kehutanan. Data luasan kawasan konservasi sebgai berikut:

Tabel 3. Jumlah Kawasan Konservasi Sulawesi Utara s.d Tahun 2017

NO KATEGORI DAERAH KAB/KOTA LUASKAWASANKONSERVASI(HA)

KEBIJAKAN

1 Taman NasionalBunaken

MinahasaUtara,Manado,Minahasa,MinahasaSelatan

89.065 SK MenHUT No.734/Menhut-II/2014

2 Pencadangan KawasanKonservasi WilayahPesisir dan Pulau-PulauKecil

MinahasaSelatan

26.933 SK Bupati no.130 tahun 2007

3 Kawasan Taman Pesisir Bitung 9.647 SK Walikota BitungNo.188.45/HKM/SK/121/2014

4 Kawasan Taman wisataPerairan

Minahasa Utara 26.794 SK Bupati No. 180 tahun2014

5 Kawasan KonservasiPerairan Daerah

Minahasa 10.553 SK Bupati No. 762 Tahun2013

6 Kawasan KonservasiTaman Pulau Kecil(Tatoareng )

KepulauanSangihe

167.398 SK Gub No.170 Tahun 2017

Total 330.390

Sampai dengan tahun 2017 sejumlah upaya berupa koordinasi, membentuk

Tim Penetapan Kawasan Konservasi dan evaluasi dibantu LSM dan Perguruan

Tinggi dengan pelibatan Pemerintah disejumlah lokasi potensial sehingga kawasan

konservasi di Sulawesi Utara mengalami perluasan. Tahun 2016 tercatat seluas

162.398 ha meningkat tahun 2017 seluas 330.390 ha atau naik 2%.

Koreksi terhadap luas kawasan konservasi dilaksanakan karena adanya

tindak lanjut dari UU no. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sehingga

Pemerintah Provinsi mulai melaksanakan identifikasi, verifikasi untuk pengalihan

Personil, Prasarana/sarana, Pembiayaan serta Dokumen (P3D) terkait kewenangan

konservasi yang diserahkan ke Pemerintah Provinsi oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Page 68: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

68

Terdapat sejumlah kawasan konservasi di Sulawesi Utara yang sudah

ditetapkan melalui Surat Keputusan maupun yang masih dalam proses penetapan,

antara lain: (1) Kawasan Konservasi Perairan: Kawasan Suaka Perikanan Sidat

dalam proses Penetapan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kab. Minahasa

Selatan; Kawasan Konservasi Perairan sangihe dalam proses penetapan; kawasan

Konservasi Perikanan Jenis ikan di dusun Tuloun Kec Kombi Kab. Minahasa

(pelestarian penyu); (2) Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) yaitu: KKLD

Minahasa Selatan (Kec. Sininsayang s.d Kec. Tatapaan) sesuai Surat Keputusan

Bupati Minahasa Selatan No. 130 tahun 2007 tanggal 25 Mei 2007 dengan luas

26.000 ha; KKLD Bentenan Kab. Minahasa Tenggara (dalam proses); KKLD Selat

Lembeh Kota Bitung (dalam proses); (3) Taman Nasional Laut Bunaken SK Menhut

(SK/730/Kpts-II/91) pada tanggal 15 Oktober 1991 meliputi Kabupaten Minahasa

Selatan, Kota Manado, kab. Minahasa Utara, kab. Minahasa dengan luas 89.065

ha.

Dalam rangka pengembangan Kawasan Konservasi Laut, sekaligus dalam

rangka implementasi program Coral Triangle Initiative (CTI-CFF) telah

direncanakan pembentukan Marine Protected Area (MPA) pada beberapa lokasi di

Kabupaten Kota, kajian mitigasi bencana dan pengembangan DPL dan DPM yaitu

Kab Kepulauan Sitaro (DPL Pulau Pasige dan Mahoro; DPM di pulau Buhias); Kab.

Kepulauan Sangihe (DPL Kec Tatoareng/jenis ikan seke; DPL Kec Nusa Tabukan;

Kab Kepulauan talaud (DPL pulau Sara; DPL Pulau Intata/Manee). Sampai

dengan tahun 2012, sudah diusulkan calon KKLD dan KKP yaitu di Sangihe (Pulau

Bukide, P. Mahumu, P. Kahakitang) dan Kota Bitung (Selat Lembeh). Penetapan

dengan SK Bupati/Walikota belum ada. Selain itu telah dilaksanakan fasilitasi

kelembagaan kawasan konservasi perairan di Minahasa Tenggara. Sosialisasi terus

dilakukan untuk mencapai sasaran pemanfaatan yang berkelanjutan terutama

sumberdaya ikan dan ekosistimnya serta jasa lingkungannya dengan tetap

menjaga kearifan lokal yang ada sehingga menjamin ketersediaan sumberdaya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. Dalam rangka

menunjang kelembagaan KKLD/KKP perlu dimantapkan kelompok kawasan

konservasi yang ada dipesisir.

Page 69: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

69

Konservasi juga telah dilaksanakan dengan melindungi hewan langkah

seperti Penyu. Dalam rangka melindungi hewan langka, salah satunya telah

dilaksanakan perlindungan/ konservasi penyu di desa Lalumpe Kec Kombi kab.

Minahasa. Di samping itu, ikan langkah keberadaannya banyak ditemukan di

perairan Sulawesi Utara seperti ikan Coelacanth. Oleh karena itu, telah

dilaksanakan sosialisasi perlindungan terhadap ikan langka.

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-8): Prosentase Penurunan Tingkat Kerusakan terumbu Karang dan

Mangrove

Ekosistim pesisir

merupakan ekosistim yang

dinamis dan mem-punyai

kekayaan habitat yang

beragam serta saling

berinteraksi antara habitat

tersebut. Ekosistim ini

merupakan ekosistim alamiah

yang produktif, unik dan

mempunyai nilai ekologis dan ekonomis tinggi. Luas ekosistim wilayah pesisir di

Provinsi Sulawesi Utara 40.975,09 ha meliputi ekosistim terumbu karang 28.938,80

ha dan mangrove 12.036,29 ha. Di samping itu terdapat padang lamun yang juga

merupakan sumberdaya wilayah pesisir yang penting. Lamun adalah salah satu

sumberdaya hayati, memberikan fungsi yang sangat penting baik ekologi, ekonomi

maupun fisik bagi ekosistem sekitarnya

Kawasan Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungannya

merupakan upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya ikan

dan lingkungannya yang berkelanjutan, yang dilakukan dengan cara menetapkan

dan mengelola kawasan perairan yang memiliki ciri khas kelangkaan, keunikan

potensi keanekaragaman jenis biota perairan, ekosistim, gejala alam dan budaya

Page 70: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

70

masyarakat lokal. Pengelolaan konservasi sumberdaya ikan dan lingkungan juga

meliputi upaya perlindungan keanekaragaman jenis dan genetik biota perairan

langka. Pengelolaan kawasan konservasi laut dan perairan menjadi salah satu

indikator kinerja pembangunan kelautan dan perikanan, serta menjadi prioritas

dalam Milenium Development Goals (MDGs) yang tertuang dalam Inpres no.3

tahun 2010.

Target Nasional kawasan konservasi dan jenis ikan, dimana Sulawesi Utara

110.935 ha dan jenis keanekaragaman hayati yang dikelola 2 jenis yakni Terumbu

karang dan mangrove. Pada tahun 2017, telah dialokasikan rehab padang lamun

sebagai ekosistim dugong dan penangkaran dugong. Realisasi belum bisa tercapai

karena adanya cuaca ekstrim di bulan November dan Desember sehingga tidak

dilaksanakan.

Dilihat dari potensi dan kerusakan di Sulawesi Utara dimana Terumbu

karang 28.938,80 ha dan yang rusak 8.325,51 ha (29,06%), kawasan mangrove

12.036,29 ha dan yang rusak 319 ha (2,65%) dan padang lamun 2.348,55 ha

yang rusak 537 ha (22,86%) maka perlu ditingkatkan kawasan konservasinya

seperti pembentukan Marine Protected Area (MPA)..

Terumbu karang juga sangat penting dalam ekosistim laut. Dalam rangka

menjaga kelestariannya, telah dilaksanakan konservasi rehabilitasi terumbu

karang di P. Siladen, P. Bunaken, Desa Basaan Kab. Minahasa Tenggara, Kel

Malalayang Kota Manado dan perairan di Minahasa Utara.

Selama ini pengelolaan dan praktek perikanan di Indonesia masih terfokus

pada jumlah tangkapan, belum memperhatikan keseimbangan ekosistim. Oleh

sebab itu, pendekatan ekosistim untuk pengelolaan perikanan ini sangat penting

diimplementasikan sebagai salah satu acuan penting pengelolaan menuju

perikanan Indonesia lestari untuk kesejahteraan masyarakat.

Di samping terumbu karang, telah dilaksanakan juga penanaman

mangrove di daerah pesisir pantai Kumu Kab. Minahasa dan Malalayang Kota

Manado serta Pulau Manado Tua. Pada tahun 2016, kegiatan konservasi terus

dilanjutkan dan telah dilaksanakan penanaman terumbu karang di Bunaken dan

desa Poopo (Kab. Minahasa) serta penanaman mangrove di desa Mokupa,

Page 71: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

71

Tanawangko Kab Minahasa, Bahoi Kab. Minahasa Utara, P. Salibabu Kab.

Kepulauan Talaud dan di Tahuna Kab. Kepulauan Sangihe. Kegiatan ini

dilanjutkan sampai dengan tahun 2017 di Kab. Minahasa Selatanyang dilanjutkan

dengan penanaman mangrove di kelurahan Ranoyapo dan di Kab. Minahasa

Tenggara oktober 2017, Kab Kepulauan Sitaro dan Sangihe pada bulan

September 2017. Hal ini memberi dampak terehabilitasinya wilayah pesisir serta

meningkatkan tempat hidup biota laut.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

melaksanakan pengawasan kawasan konservasi perairan di desa Mantehage II

Kabupaten Minahasa Utara yang merupakan zona penyangga untuk kawasan

taman nasional bunaken

Sebagai bentuk perhatian dunia atas pentingnya ekosistem terumbu

karang, maka telah dilaksanakan World Coral Reef Conference (WCRC), tanggal

14 s/d 17 Mei 2014 di Manado Sulawesi Utara dengan tujuan yaitu: melakukan

inventarisasi dan kompilasi data, sinkronisasi dan penetapan kebijakan serta

tindakan nyata dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya terumbu karang,

Page 72: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

72

dengan menghimpun dan merumuskan serta pemeliharaan ekosistem terumbu

karang untuk generasi yang akan datang. Konferensi WCRC membahas kerjasama

pengelolaan terumbu karang berkelanjutan serta mendorong kemitraaan untuk

bersaing dengan tantangan terumbu karang dan ekosistem terkait disediakan

terumbu dan seklanjutnya akan bermanfaat bagi kesejahteraan dan lingkungan

masyarakat dengan menghasilkan suatu kesepakan dalam kerjasama pengelolaan

terumbu karang yang tertuang dalam Manado Reef Conference Communique

(Komunike Konferensi Terumbu Karang Manado).

Untuk mengembangkan, menjaga kelestarian eko-sistim pesisir khususnya

terumbu karang, maka di Sulawesi Utara sejak ta-hun 2013 telah dibangun

gedung CTI-CFF, yang di-peruntukkan bagi negara-negara yang tergabung dalam

CTI. Sulawesi Utara terletak di pusat kawasan segitiga terumbu karang serta

merupakan kota yang paling dekat dengan negara-negara anggota CTI-CFF yakni

Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini dan kepulauan Salomon sehingga

sangat menguntungkan bagi hubungan kerjasama regional terutama di bidang

kelautan.

Kerusakan lingkungan ekosistim pesisir dan pulau-pulau kecil berdampak

langsung terhadap penurunan kualitas habitat ikan dan mengurangi produktifitas

perikanan untuk berkembang serta mengurangi fungsi estetika lingkungan pesisir

dan pulau-pulau kecil. Penurunan kualitas lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil

antara lain diakibatkan oleh faktor alam seperti gempa bumi, tsunami, perubahan

iklim (global warming), banjir, gang-guan atmosfer (El Nino) dan bencana biologis

seperti munculnya satwa asing. Penurunan kualitas ekositim pesisir yang lebih

cepat terjadi karena kegiatan manusia yang bersifat destruktif seperti

pemanfaatan berlebihan, praktek penangkapan ikan yang destruktif,

penambangan terumbu karang, perluasan daratan reklamasi pantai, penebangan

hutan bakau, pencemaran perairan oleh lumpur, sampah-sampah, penambatan

jangkar perahu, pencemaran limbah, tumpahan minyak, dll.

Page 73: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

73

Gerakan bersih pantai

dan laut adalah salah

satu program mitigasi

lingkungan yang

dilaksanakan dalam

upaya pengendalian

pencemaran laut.

Kegiatan ini mampu

melaksanakan aktivitas

yang dapat menggerakkan seluruh komponen

masyarakat sekitar, guna menanggulangi

bahaya pencemaran laut dalam rangka

mendukung pembangunan kelautan dan

perikanan dan untuk mewujudkan ”Laut Biru

dan Pantai Bersih Lestari” menuju ”Gerakan

Bersih Pantai dan Laut”.

Wilayah Teluk Manado, ada sekitar

7 (tujuh) sungai yang bermuara. Masuknya

material sampah dan limbah dari sungai-

sungai yang berasal dari daratan serta

adanya pola arus mengakibatkan material

tersebut tertumpuk di Bunaken. Penanganan sampah dan limbah yang

menumpuk di Pulau Bunaken dan pantai Teluk Manado, membutuhkan

penanganan yang komprehensif untuk dapat ditanggulangi oleh semua

masyarakat. Sejak tahun 2011, kegiatan bersih-bersih pantai sudah dilaksanakan

di Teluk Manado (Daerah sekitar Tugu Boboca, Pasar Bersehati/TPI Kalijengki, TNL

Bunaken dengan program ”Save Bunaken”. Sampai tahun 2014 semakin

diintensifkan penanggulangan masalah sampah di Teluk Manado dan TNB dengan

Page 74: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

74

mengoptimalkan Tim Tindak yang didalamnya terdiri dari Tim Pakar, Tim

Sosialisasi, Tim Cegah dan Tim Tindak yang meliputi Sungai Sario, Sungai Bahu,

Sungai Malalayang, Sungai Tondano, Sungai sawangan, Sungai Molas/Bailang,

Sungai Singkil. Tim bekerja secara rutin untuk berinteraksi dengan masyarakat

dalam mengatasi

sampah-sampah yang

dibuang lewat sungai dan

bermuara ke laut serta

melakukan sosialisasi

secara intensif ke

masyarakat dan yang

harus kita lakukan

bersama adalah: jangan

buang sampah

sembarangan, buanglah

sampah pada tempatnya, penyuluhan kepada masyarakat, sekolah-sekolah,

perguruan tinggi, kantor-kantor, kerja bakti bersama di lingkungan masing-

masing, gerakan bersih pantai dan sungai, menyiapkan tempat sampah di rumah

dan di perahu/kapal motor, menagih sampah pada saat perahu/kapal motor

sandar di dermaga/pelabuhan, belilah barang yang berlogo

recycle, jangan membakar sampah dan melakukan kerjabakti dibantaran sungai di

Sario saat paska banjir bandang di Manado Sulawesi Utara. Pada tahun 2015,

telah dilaksanakan kegiatan Save Bunaken dengan melibatkan masyarakat,

Pemerintah dan Swasta. Sampai dengan tahun 2017, kegiatan bersih-bersih

pantai semakin diintensifkan dan sudah bersifat kegiatan reguler. Targetnya

adalah Pulau Bunaken dan 7 (tujuh) muara sungai yang ada di Teluk Manado

yakni Muara sungai terminal malalayang, muara sungai bahu, muara sungai sario,

muara sungai Tondano (kali jengki), muara sungai tumumpa. Sosialisasi terus

dilaksanakan, terutama untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat yang tinggal

dibantaran sungai untuk menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah di

sungai-sungai lingkungan tempat tinggal.

Page 75: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

75

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-9): Prosentase Penyelesaian Tindak Pidana Perikanan

Capaian IKU ini pada tahun 2017 adalah 75% atau 100% dari target yang

ditetapkan. Nilai kinerja tersebut diperoleh dari perbandingan jumlah kasus yang

telah diselesaikan dari hasil pemeriksaan kapal. Berdasarkan pengawasan

sumberdaya kelautan dan perikanan untuk mencegah illegal fishing dan destruktif

fishing dilaksanakan di wilayah kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten

Minahasa, Minahasa Utara, Minahasa Selata, Kota Bitung dan Kota Manado.

Kapal yang telah diperiksa sebanyak 13 kapal. Hasilnya sebagai berikut:

No. Nama kapal yang diperiksa Dugaan

Pelanggaran

Tindak Lanjut

1 KM Surya Prima 29 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

2 KM Nurhayati 6 GT SIPI Masa berlaku

telah lewat

Membuat surat

pernyataan dan

mengurusi

perpanjangan SIPI

3 KM Cahaya Putri, 5 Gt Tidak memiliki

bukti pencatatan

kapal, kapten

kapal tidak

memiliki SKK

Membuat surat

pernyataan dan

kapten kapal

diwajibkan

mengikuti Diklat

4 KM Bitung Raya 03, 89 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

5 KM Aliya,17 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

6 KM Bukit Indah, 14 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

7 KM Al Annur, 15 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

8 KM Zivilla, 15 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

9 KM Mitra Cendrawasih 01, 25 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

Page 76: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

76

10 KM Cahaya Danulisa, 25 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

11 KM Dewi Bahari, 4 GT Dokumen lengkap Lanjut kegiatan

Di samping pemeriksaan kapal, juga berdasarkan pengawasan di lapangan

terdapat pelanggaran di wilayah pesisir yaitu lokasi Resort Lamery dengan dugaan

pelanggaran penangkapan Penyu Sisik 7 ekor. Tindak lanjut yang dilakukan penyu

sisik dilepas dan membuat surat pernyataan untuk tidak melakukan penangkapan

penyu.

Sampai dengan tahun 2017, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi

Sulawesi Utara hanya bersifat pemeriksaan dan rata-rata kapal yang diperiksa

memiliki dokumen lengkap. Proses sampai dengan penyelesaian tindak pidana

perikanan belum ada. Namun demikian, kinerja ini dilaksanakan oleh UPT KKP RI

yang ada di Sulawesi Utara yakni UPT Pangkalan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan di Bitung. Sudah ada kasus tindak pidana sampai dengan P21, namun

sepanjang tahun 2017 belum ada laporan masuk dari Pangkalan PSDKP tersebut.

Pencapaian target IKU dilakukan melalui kegiatan pembentukan forum

koordinasi, pembinaan PPNS perikanan dan Polsus perikanan. Beberapa

permasalahan yang ada yakni:

No. Masalah Upaya Pemecahan/solusi1 Penataan dan penegakkan hukum

Peningkatan terhadappelaku destruktif fishingmasih kurang

Aparatur yang kurangpaham aturan perikanan

Pelaku usaha perikanantidak paham aturanpenangkapan ikan

Pelibatan masyarakat dalammemberikan informasi parapelaku destruktif fishing

Penindakan bagi aparatur yangmelakukan tugas tidak sesuaiSOP

Peningkatan peran ForumKoordinasi Penanganan TindakPidana Kelautan dan Perikanan

Sosialisasi aturan kelautan danperikanan bagi para pelakuusaha penangkapan

2 Perlindungan jenis ikan yangdilindungi

Kurangnya pemantauanresort di lokasi

Pemantauan secara berkalabagi resort yang sudah ada

Pengadaan public campaignawareness tentang jenis ikanyang dilindungi

3 Sarana dan prasarana pengawasan Pengadaan sarana

Page 77: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

77

Sarana prasarana yangdimiliki masih minim

pengawasan Operasional pendukung sarana

pengawasan ditingkatkan4 Pelibatan masyarakat dalam

membantu pengawasan SDKP Banyaknya Pokmaswas

yang belum mendapatpembinaan

Sarana pengawasankelompok belum sesuaikebutuhan

Meningkatan anggaranpembinaan POKMASWAS

Prioritan pemberian bantuanbagi kelompok yang aktifmelakukan pengawasan

5 Penerapan PERDA No 1 tahun2017 tentang RZWP3K ProvinsiSulut

Aturan turunan dari Perdatersebut belum ada

Belum semuaKabupaten/Kota masukdalam Perda RZWP3K ProvSulut

Penganggaran untukpenyusunan aturan turunandari Perda sangat kurang

Menyusun Pergub denganmembentuk Tim Penyusunanyang melibatkan instansiterkait

Menganggarkan dalam APBDpenyusunan lanjutan RZWP3Kdan aturan turunannya.

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-10): Prosentase Kepatuhan Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan

Terhadap Ketentuan Yang Berlaku

IKU ini merupakan kepatuhan para pelaku usaha kelautan dan perikanan

dalam memanfaatkan sumbedaya kelautan dan perikanan sesuai dengan perijinan

dan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan. Capaian kinerja kepatuhan

pelaku usaha pada tahun 2017 dicapai 89,88%. Indikator Kinerja pembentuk dari

IKU ini adalah:

a. Kapal perikanan yang taat terhadap ketentuan sistim pemantauan kapal

perikanan

b. Ketaatan unit usaha penangkapan ikan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Page 78: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

78

c. Ketaatan kapal perikanan yang mampu diperiksa dilaut terhadap peraturan

perundang-undangan

d. Ketaatan unit pengolahan ikan hasil perikanan (UPI) berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

e. Ketaatan unit usaha budidaya perikanan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

f. Ketaatan pemanfaatan wilayah perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil

terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

g. Ketaatan pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Berdasarkan capaian IKU belum tercapai target karena hal-hal sebagai

berikut:

1) Berdasarkan hasil pemantauan diperoleh adanya kapal yang belum taat

menggunakan VMS, transmiiter, observer, CCTV untuk kapal pengangkut di

atas 30 GT. Kapal-kapal tersebut adalah kapal baru termasuk kapal

bantuan pemerintah; Beberapa kapal sedang melaksanakan pengurusan

perpanjangan dokumen kapal dikarenakan adanya pengukuran ulang kapal.

2) Beberapa kapal tidak laik operasi karena masa berlaku SIPI/SIKPI telah

habis, kapal perikanan tidak memiliki dokumen atau belum terdaftar yang

didominasi oleh kapal-kapal izin daerah, kapal tidak memiliki surat

keterangan Andon pada pelabuhan pangkalan yujuan atau masih dalam

proses permohonan SIPI Andon, nomor mesin kapal yang tercantum dalam

dokumen tidak sesuai fisik, alat penangkapan ikan yang tercantum dalam

tidak sesuai dengan fisik, transmitter VMS tidak aktif.

3) Telah dilakukan pengawasan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang

umumnya sudah sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Kegiatan yang dilaksanakan tahun 2017 adalah melaksanakan supervise

dan pengawasan terhadap UPI.

Page 79: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

79

4) Untuk Unit usaha budidaya perikanan telah dilaksanakan supervise

pengawasan usaha budidaya ikan, verifikasi usaha budidaya ikan, obat dan

pakan.

5) Dalam pemanfaatan wilayah perairan, pesisir dan PPK setelah dilakukan

pemantauan masih terdapat pembangunan reklamasi yang ijinnya belum

sesuai ketentuan aturan yang berlaku, pendataan reklamasi yang belum

optimal dilakukan, pembuangan sampah di perairan dan laut.

B

e

besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan merupakan aset

nasional yang harus dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan rakyat.

Pada kenyataannya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan optimal

karena beberapa permasalahan utama diantaranya pencemaran laut dan

pembuangan limbah secara illegal, pencurian ikan khususnya oleh kapal ikan

asing, gejala penangkapan berlebih, degradasi habitat pesisir (mangrove,

terumbu karang, padang lamun, estuari, dll) konflik penggunaan ruang dan

sumberdaya, terbatasnya sumber permodalan yang dapat digunakan untuk

investasi, dan kemiskinan sebagian besar penduduk di wilayah pesisir

khususnya pembudidaya ikan dan nelayan skala kecil.

Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan dilakukan dalam

rangka menjamin pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara

optimal bagi kesejahteraan masyarakat. Kerugian akibat IUU fishing serta

Page 80: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

80

over fishing sangat besar dilihat dari nilai ekonomi maupun kelestarian

sumberdaya dan telah menjadi isu global yang menjadi perhatian dunia

internasional.

Secara spesifik, ada beberapa jenis illegal fishing antara lain:

(1) penangkapan ikan tanpa izin, (2) penangkapan ikan dengan izin palsu,

(3) penangkapan ikan tidak dilaporkan di pelabuhan pangkalan, (4) penang-

kapan ikan dengan alat tangkap terlarang, (5) penangkapan ikan di area yang

tidak sesuai izin, (6) penangkapan ikan dengan jenis alat tangkap yang tidak

sesuai izin. Faktor pendorong terjadinya kegiatan illegal fishing adalah:

kebutuhan ikan dunia yang terus meningkat namun disisi lain pasokannya

menurun, perbedaan harga ikan, fishing ground negara-negara lain yang mulai

habis namun harus tetap mempertahankan pasokan ikan dan produksi

pengolahannya, luasnya laut dan lemahnya pengawasan. Begitu banyak

kasus-kasus pelanggaran yang telah dibuat oleh pelaku usaha, dan telah

ditangani oleh pihak yang berkompeten.

Kegiatan intensif lainnya yang dilaksanakan adalah pengisian LBP/LLO,

kegiatan pengawasan dan pengendalian bersama Tim Pusat, koordinasi lintas

sektor. Sampai dengan tahun 2016 telah dilaksanakan kegiatan SISWASMAS

dengan mengoptimalkan peran POKMASWAS melalui pembinaan kelompok.

Page 81: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

81

Page 82: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

82

Jumlah POKMASWAS di Sulawesi Utara saat ini berjumlah 157

kelompok, naik 24,6% dibanding tahun 2015 sebanyak 126 kelompok, yang

terdiri dari POKMASWAS di bidang pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan

dan pengawasan ekosistem laut. Disamping itu, telah diintensifkan

pengawasan terhadap peredaran bahan-bahan berbahaya yang digunakan

pada produk perikanan seperti borax, formalin dan rhodamin terutama di

pasar tradisional, rumah makan, supermarket dan pada penampung-

penampung ikan.

Sejalan dengan makin maraknya usaha perikanan di daerah, ternyata

telah menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan seperti terjadinya

kerusakan sumberdaya misalnya pencemaran oleh kapal-kapal ikan melalui

buangan limbah (BBM, oli) ke perairan, limbah rumah tangga ke sungai-

sungai, adanya IUU Fishing dan over fishing, penggunaan alat tangkap tidak

sesuai dengan ketentuan, penangkapan ikan tidak ramah lingkungan,

penggunaan bahan berbahaya dan beracun dalam penanganan dan

pengolahan ikan, serta degradasi fisik habitat yang mengancam kelestarian

Page 83: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

83

sumberdaya itu sendiri. Sehubungan dengan adanya dampak negatif dari

usaha perikanan itu sendiri maka aktifitas pengawasan harus lebih

ditingkatkan dan dibangun dengan optimal guna mewujudkan ketertiban dan

ketaatan dalam menjalankan peraturan oleh pelaku-pelaku usaha perikanan

sehingga pada gilirannya kelestarian pemanfaatan dapat terjamin. Pelibatan

masyarakat dalam menjaga akan kelestarian sumberdaya yang ada menjadi

sangat penting. Apalagi dihubungkan dengan jumlah sarana dan prasarana

serta aparat yang ada tidak sebanding dengan luas wilayah yang harus

diawasi. Untuk itu perlu kerjasama operasi pengawasan dengan instansi

terkait.

Operasi pengawasan sumberdaya perikanan meliputi operasi ketaatan

kapal di pelabuhan, operasi pengawasan budidaya perikanan, operasi

pengawasan pengolahan, pengangkutan dan pemasaran hasil perikanan telah

dilakukan. Dalam melakukan kegiatan usaha bidang kelautan dan perikana,

kesadaran para pelaku terkait dengan pengurusan ijin belum sepenuhnya

karena ketidak taatan pelaku usaha perikanan terhadap aturan yang berlaku

baik di bidang budidaya, pengolahan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Pada

tahun 2017, prosentase kepatuhan pelaku usaha kelautan dan perikanan

hanya dicapai 80% dari target 89%. Hal ini terjadi antara lain karena UKM dan

perusahaan di Sulut belum seluruhnya di SKP (sertifikat kelayakan

pengolahan) dan kesesuain SIUP; maraknya reklamasi pantai tanpa ijin dan

belum terdatanya reklamasi yang sudah memiliki ijin yang telah dikeluarkan

oleh Pemerintah Kabupaten/Kota; dan SIUP budidaya.

Untuk pengawasan sumberdaya kelautan telah dilakukan terhadap

pengawasan terumbu karang, ekosistim mangrove, pengendalian pulau-pulau

kecil, penanganan pencemaran, penambangan pasir laut.

Sinergitas antar instansi yang berhubungan dengan kegiatan kelautan

dan perikanan menjadi suatu yang sangat penting dalam upaya menyamakan

persepsi berbagai aturan pelaksanaan peraturan bagi pelaku usaha di bidang

perikanan. Untuk penanganan pelanggaran berupa tindak pidana perikanan

Page 84: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

84

telah dilaksanakan kerjasama dengan instansi yang berwenang untuk di proses

sesuai ketentuan yang berlaku.

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-11): Jumlah kerjasama pengelolaan Kelautan dan Perikanan

Sasaran ini umumnya telah dicapai dengan kategori baik. Sangat

diharapkan kerjasama ini akan mensinergikan dan mengharmonisasikan program

kegiatan, baik didalam sektor kelautan dan perikanan maupun sektor lainnya yang

menunjang sektor kelautan dan perikanan. Sampai dengan tahun 2017 kerjasama

sudah dilaksanakan baik dengan swasta seperti pengelolaan Pasar Ikan Higienis

dengan PT. Sembilan Big Fish, sewa lahan di PP Tumumpa; kerjasama dengan

pemerintah setempat dalam bidang kesehatan, Pertanahan, Pendidikan,

pengawasan dalam rangka memberantas illegal fishing dengan Bakorkamla;

Kerjasama dengan pemerintah daerah lainnya seperti kerjasama provinsi

kepulauan di bidang kelautan dan perikanan dimana dapat dimanfaatkan untuk

jejaring penyediaan/supply komoditi perikanan dan pengembangan komoditi

terutama rumput laut, kerjasama pengelolaan Teluk Tomini, kerjasama wilayah

pengelolaan perikanan 715 dan 716 melalui Forum Kerjasama FKPPS; BKPRS dan

kerjasama Luar negeri yaitu dengan Fakultas Perikanan di Jepang terkait

rehabilitasi/restorasi terumbu karang. Pada tahun 2016 telah ditandatangani

kerjasama Mou/Nota Kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan

Universitas Sam Ratulangi Manado tentang peningkatan akses kerjasama

kelembagaan dan kemitraan dalam pengembangan percepatan pembangunan

di Provinsi Sulawesi Utara Nomor:180/2225/Sekr-

Ro.Hukum/Nomor:10058/UN12/KS/2016 yang ditindak lanjuti dengan kerjasama

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara dengan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT Manado. Target kerjasama dalam

pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dalam bentuk MOU terealisasi

100%.

Page 85: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

85

Dengan adanya kerjasama tersebut, Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah

Provinsi terus berkooordinasi terus dalam rangka mengoptimalkan, agar kerjasama

dapat terus berlanjut dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan

kedepan.

3. Sasaran Strategis (SS-3)

Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

Sasaran strategis terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kelautan dan

perikanan memiliki Indikator Kinerja Utama yakni Indeks Kesejakteraan

masyarakat yang diukur dengan menggunakan 2 (dua) variabel yakni ekonomi dan

sosial dimana Indikator pembentuk yang diukur antara lain Nilai Tukar Nelayan

(NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya (NTPi) dan Kelompok yang tersertifikasi yaitu

kelompok nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar, kelompok masyarakat

pesisir serta kelompok pengawas masyarakat.

Indikatator Kinerja Utama

(IKU-12): Nilai Tukar Perikanan (NTN)

Salah satu tujuan pembangunan di semua negara pada hakekatnya adalah

meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Nelayan merupakan salah satu komunitas

masyarakat yang selama ini berada dalam lingkaran kemiskinan dan tingkat

kesejahteraan rendah. Upaya meningkatkan kesejahteraan nelayan yang

dilakukan dengan berbagai skema program pemberdayaan belum sepenuhnya

berhasil mengentaskan kemiskinan nelayan secara merata. Oleh karena itu, maka

program peningkatan kesejahteraan nelayan harus merupakan salah satu isu

pokok yang perlu penanganan segera.

Salah satu indikator pembangunan yang dijadikan ukuran untuk menilai

tingkat kesejahteraan nelayan adalah melalui pengukuran Indeks Nilai Tukar

Nelayan (NTN). Masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil yang terdiri dari

nelayan, pembudidaya, pengolah/pemasar serta masyarakat pesisir lainnya yang

Page 86: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

86

kehidupannya bersumber dari sumberdaya kelautan dan perikanan, sebagian

masih tergolong belum sejahtera. Sementara itu, kawasan pesisir dan pulau-pulau

merupakan kawasan yang secara hayati sangat produktif. Keadaan paradoks ini

terutama disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM, terbatasnya akses

permodalan, teknologi, informasi dan pasar serta rendahnya partisipasi

masyarakat dalam pengambilan keputusan alokasi sumberdaya pesisir dan pulau-

pulau kecil.

Masyarakat nelayan Sulawesi Utara umumnya adalah masyarakat yang

usahanya tradisional, dimana 67% pelaku usahanya masih tradisional yang

menggunakan perahu tanpa motor, perahu motor tempel dan kapal dibawah

5 GT. Kondisi internal lainnya adalah nelayan di Sulawesi Utara terbatas akses

permodalan, belum memiliki lembaga usaha premier yang kapabel, efisien dan

efektivitas usaha masih rendah, ”bergaining position” pasar sangat rendah serta

kemampuan menangkap ikan sangat rendah dan usaha nelayan sangat

dipengaruhi faktor alam serta pola hidup nelayan yang konsumtif dan boros.

Semuanya itu merupakan tantangan usaha nelayan skala kecil. Kondisi itu dapat

dilihat juga dari indeks NTN yang sangat berfluktuasi pergerakannya. NTN

dijadikan sebagai indikator keberhasilan pada sasaran ini yang dihitung rata-rata

dalam satu tahun. Nilai tukar ini digunakan untuk mempertimbangkan seluruh

penerimaan dan seluruh pengeluaran. Selain itu juga digunakan untuk mengukur

tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan secara relatif dan merupakan ukuran

kemampuan keluarga nelayan atau pembudidaya ikan untuk memenuhi

kebutuhannya.

Sampai dengan tahun 2017, NTP Perikanan bergerak pada kisaran 100,73

(terendah bulan Januari) sampai dengan 105,9 (teringgi bulan Desember),

dibandingkan dengan tahun 2016 dimana pergerakan NTP Perikanan bergerak

98,74 (terendah bulan Februari) sampai dengan 102,07 (tertinggi bulan

Desember) menunjukkan bahwa pada tahun 2017 terjadi peningkatan indeks

kesejahteraan masyarakat yang diukur dari kinerja meningkatnya NTP Perikanan.

Berdasarkan data NTN tercatat bahwa sampai dengan bulan Desember

2017, rata-rata NTN mengalami pergerakan. Sejak Januari sampai Desember nilai

Page 87: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

87

NTN bergerak pada kisaran terendah 105,24 di bulan Januari dan tertinggi 113,36

di bulan Desember. Pergerakan. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,

terdapat pola yang hampir sama sejak tahun 2010 s/d 2013 dimana NTN masih

berkisar di angka 95 -97 artinya nelayan masih belum bisa menutupi

pengeluarannya untuk memenuhi kebutuhan operasional dan hidup sehari hari,

tetapi sejak tahun 2014 terjadi perubahan dimana NTN setiap tahun menunjukkan

kenaikan dan bahkan bisa mencapai indeks NTN di atas 100.

NTN perikanan tangkap pada bulan Desember tercatat indexnya 113,36, dan

NTN perikanan (NTPi) budidaya pada indeks 93,28% (tertinggi bulan Oktober.

Dilihat dari data ini, menunjukkan bahwa indeks perikanan budidaya belum mampu

mencapai angka 100 sejak tahun 2012 sampai saat ini. Hal ini karena dinamika

perkembangan factor-faktor pembentuk nilai tukar mempunyai karakteristik yang

berbeda. Laju perkembangan nilai indeks NTN lebih tinggi dibanding dengan laju

indeks nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi). Koefisien laju indeks bulanan harga

yang diterima nelayan 0,6138 lebih tinggi dari koefisien budidaya 0,5044.

Sebaliknya koefisien laju bulanan indeks bayar pembudidaya ikan 0,4251 lebih

tinggi dari nelayan 0,3519. Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan

tahun 2017 sebesar 104 untuk Indeks Nilai Tukar nelayan dan 94 untuk Indeks

Nilai tukar pembudidaya, maka capaian indeks NTN terealisasi 109% dan NTPi

teralisasi 99,23% dari yang ditargetkan.

Besarnya dinamika NTN sepanjang tahun mencerminkan tidak stabilnya

usaha perikanan. Hal ini berarti bahwa dinamika kondisi iklim, perubahan harga

faktor produksi, nilai komoditas dan akses pasar cukup berpengaruh terhadap

kegiatan usaha perikanan. Untuk itu, perlu kegiatan yang dapat mengurangi

fluktuasi perubahan sepanjang tahun serta dapat meningkatkan efisiensi usaha.

Page 88: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

88

Data Nilai Tukar Nelayan Tahun 2010 - 2017

Masyarakat pembudidaya ikan juga umumnya memiliki usaha dengan

skala kecil dan tradisional. Kondisi internal yang ada, sama dengan kondisi

nelayan yaitu terbatas akses permodalan, Namun demikian pengembangan

usaha budidaya air tawar di Sulawesi Utara cukup berhasil menaikan taraf

hidup pembudidaya. Pakan merupakan faktor produksi yang sangat berperan

dalam usaha budidaya ikan. Indeks NTPi pembudidaya masih di bawah 100

dan belum mencapai target tahun 2017 antara lain disebabkan harga pakan

yang merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%) masih

cukup tinggi. Permasalahan yang dihadapi oleh pembudidaya saat ini adalah

tingginya harga pakan yang mengakibatkan ongkos produksi meningkat

sehingga menurunkan keuntungan atau pendapatan pembudidaya ikan. Pakan

ikan merupakan salah satu komponen pembiayaan terbesar (60-70%) dalam

Nilai/Bulan Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

2010 96.84 96.81 96.88 97.22 96.83 97.23 95.27 96.41 95.78 96.74 97.89 96.972011 97.18 96.63 96.08 97.24 96.53 96.64 96.51 96.90 96.44 96.51 97.38 97.372012 96.43 95.70 95.68 95.00 95.30 94.38 93.96 94.25 94.96 94.24 94.66 94.742013 95.59 95.37 95.88 96.35 96.93 96.78 97.88 95.94 94.76 95.92 96.46 104.552014 105.17 104.24 105.22 104.3 104.71 104.71 106.42 107.23 107.43 107.64 105.48 103.242015 105.42 106.75 107.28 105.99 105.47 105.77 106.56 106.04 105.34 105.21 105.07 103.272016 107,05 104,03 102,43 102,29 101,49 101,12 99,38 103,66 105,84 106,71 105,56 106,862017 100,73 100,85 101,09 102,11 101,48 102,37 102,03 103,65 105,49 106,6 105,87 105,98

Page 89: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

89

usaha budidaya ikan intensif terutama jenis ikan konsumsi rumah tangga.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi biaya pakan

tersebut adalah dengan menyediakan pakan secara mandiri dengan kualitas

yang baik disertai harga pakan yang lebih terjangkau.

Pembudidaya rumput laut, sangat berpotensi dalam meningkatkan

pendapatannya, karena usaha budidaya ini hanya memerlukan waktu yang

singkat serta lahan yang tersedia umumnya dapat berusaha sepanjang tahun

bila dilakukan secara profesional dan ketekunan. Di samping itu, pasar

tersedia sehingga tidak menyulitkan para pembudidaya memasarkan

produknya. Walaupun usaha budidaya sangat beresiko, karena faktor-faktor

pemicunya antara lain hama dan penyakit, kualitas air, namun usaha ini

memiliki prospek yang sangat cerah dan bernilai ekonomi sehingga perlu terus

dikembangkan.

Memberdayakan masyarakat nelayan, pembudidaya, pengolah/pemasar

dan masyarakat pesisir telah dilakukan melalui program dan kegiatan

pemberdayaan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

melalui penguatan lembaga keuangan mikro, penggalangan partisipasi

masyarakat dan usaha ekonomi produktif yang berbasis sumberdaya lokal.

Sampai dengan tahun 2017 telah dilaksanakan program dan kegiatan pe-

ngembangan usaha melalui penguatan identitas nelayan yaitu kartu ne-

layan/pembudidaya; penguatan kelembagaan usaha melalui penumbuhan dan

pengembangan KUB/Pokdakan/Poklasar, pembentukan forum, fasilitasi

kemitraan usaha, pengembangan kewirausahaan dan bimbingan pengelolaan

usaha; dan penguatan permodalan usaha melalui SeHAT

Nelayan/pembudidaya, implementasi PUMP, fasilitasi pembiayaan,

pendampingan permodalan, fasilitasi penyediaan agunan.

Skim kredit bagi nelayan, pembudidaya, pengolah/pemasar ikan telah

diatur dengan kebijakan Pemerintah, namun prinsip kehati-hatian perbankan

masih menyulitkan masyarakat perikanan mengakses kredit. Kredit yang

disalurkan Bank umumnya diserap oleh pelaku usaha menengah ke atas.

Usaha fasilitasi akses permodalan capaian kinerjanya perlu perbaikan. Masih

Page 90: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

90

banyak usaha masyarakat pesisir yang tradisional belum terfasilitasi oleh

lembaga keuangan.

Dalam rangka peningkatan kehidupan nelayan, maka telah diluncurkan

program seHat nelayan (Sertifikat atas hak tanah nelayan) dan SeHat

Pembudidaya kerjasama dengan Badan Pertanahan Provinsi. Sampai dengan

tahun 2015, realisasi sertifikat Hak atas tanah nelayan di masing-masing

kabupaten/kota di sulawesi utara yaitu: Manado 250 bidang, Bitung 350

bidang, Minahasa Utara 400 bidang, Bolaang Mongondow 100 bidang,

Minahasa 400 bidang, dan Minahasa Selatan 350 bidang. Pada tahun 2016,

ditargetkan 300 bidang dan tahun 2017 telah terealisasi. Penerbitan sertifikat

tanah sebagai kerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional Sulut. Program

ini untuk membantu nelayan mendapat-kan sertifikat yang dapat dijadikan

agunan untuk penjaminan kredit. Di samping itu, pemberdayaan perempuan

pesisir merupakan salah satu juga terobosan dalam menambah pendapatan

keluarga nelayan

Di samping SeHat Nelayan dan SeHat Pembudidaya, kegiatan dalam

rangka mensejahterakan masyarakat perikanan dilaksanakan melalui

Pengadaan Asuransi Nelayan. Usaha perikanan tangkap merupakan usaha

yang beresiko tinggi, karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan

secara penuh seperti cuaca dan iklim, yang dapat mengakibatkan kerusakan

armada dan alat tangkap serta kecatatan bahkan kehilangan jiwa. Oleh karena

itu asuransi nelayan merupakan salah satu faktor penting yang dapat

memutus mata rantai penyebab kemiskinan tersebut. Sampai dengan tahun

2017 jumlah nelayan yang terdaftar pada aplikasi PUPI sebanyak 33.908,

sedangkan data jumlah asuransi nelayan di Sulawesi Utara berdasarkan data

dari PT. Jasa Asuransi Indonesia Persero sebanyak 6.152 orang. Target

asuransi berupa kuota Sulut yang ditetapkan pada tahun 2017 sebanyak

26.000 orang sehingga baru dicapai 23,66%. Realisasi jumlah asuransi di

Sulut yakni Manado 381 orang, Bitung 1.584 orang, Minahasa Selatan 56

orang, Minahasa Tenggara 560 orang, Minahasa 55 orang, Bolaang

Mongondow Utara 103 orang, Bolaang Mongondow Timur 603 orang, Bolaang

Page 91: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

91

Mongondow Selatan 225 orang, Talaud 608 orang, Sangihe 983 orang, Sitaro

495 orang. Sedangkan Minahasa Utara dan Bolaang Mongondow belum

teralokasi nelayan yang diasuransikan. Program yang ditawarkan Pemerintah

telah terbukti dengan diterbitkannya Sertifikat Asuransi Nelayan pertama kali

di Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten kepulauan Sangihe peserta asuransi atas

nama Aneser Berhandus dengan Nomor kartu nelayan

A2B1C71.03.2016.000624 dan Nomor Kartu Asuransi

00005/509/793/2016/000-395 terdaftar sejak 1 Desember 2016 yang

meninggal dunia pada tanggal 22 Desember 2016 dikarenakan sakit, dan

keluarga mendapat santunan Rp 160.000.000. Di samping Kabupaten Kota

lainnya sudah direalisasikan Asuransi nelayan di Kota Bitung, Kab. Bolaang

Mongondow Timur.

Keterbatasan dan masih sulitnya akses permodalan bagi nelayan,

pembudidaya, pengolah dan

masyarakat pesisir menjadikan

masyarakat tersebut tidak leluasa

untuk meningkatkan skala usaha

dan atau mengaplikasikan

teknologi untuk efisiensi usaha. Di

samping itu, adanya persyaratan

penerima paket bantuan harus

berbadan hukum sangat

menyulitkan nelayan kecil. Untuk itu, telah dilakukan pendekatan terhadap

kelompok melalui pendampingan baik oleh Dinas maupun penyuluh perikanan.

Indikator lainnya sebagai pendukung tingkat kesejahteraan masyarakat

adalah

Page 92: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

92

IKU-13 : Peningkatan SDM dan IPTEK Bidang Kelautan dan

Perikanan

Mengembangkan

sektor kelautan dan

perikanan harus didukung

dengan tersedianya

sumberdaya kelautan dan

perikanan yang handal,

berkualitas serta

berkemampuan manajerial

sehingga mampu

membawa sektor kelautan

dan perikanan menjadi

berdaya saing dan berkelanjutan. Sebagian besar usaha penangkapan ikan,

budidaya dan pengolahan ikan berskala kecil dengan kemampuan SDM yang

terbatas dan belum dilengkapi dengan teknologi peralatan yang mutakhir

seperti fish finder, palkah dengan mesin pendingin yang dapat menjadikan

usaha penangkapan menjadi lebih efisien dengan hasil tangkapan yang

berkualitas. Tanpa pengetahuan dan teknologi yang memadai, usaha yang

dilakukan menjadi usaha yang tanpa kepastian, tidak efisien dan dengan mutu

perikanan yang rendah. Pada tahun 2016 tetap dilaksanakan pembinaan dan

pelatihan terhadap nelayan, pembudidaya, pengolah dan masyarakat pesisir.

Di samping masyarakat perikanan, aparatur perikanan juga harus

memiliki kapabilitas, profesionalisme dan integritas dalam melaksanakan fungsi

pelayanan kepada masyarakat. Pada tahun 2016 telah diikutkan pelatihan

teknis Polisi Khusus (Polsus) sebanyak 2 orang di Kementerian Kelautan dan

Perikanan. Sedangkan untuk pendidikan formal, terdapat 2 (dua) lulusan

Doktor (S3)

Dalam rangka mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, tidak

terlepas dari peran serta masyarakat yang sesuai tuntutan UU No 16 tahun

Page 93: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

93

2006 tentang sistim penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

menekankan bahwa kelembagaan pelaku utama (antara lain nelayan,

pembudidaya ikan, pengolah ikan) ditumbuh kembangkan dari, oleh dan untuk

pelaku utama yang dapat dibentuk formal maupun non formal berupa

kelompok, gabungan kelompok, asosiasi atau korporasi. Menurut Kepmen KP

No. 14 tahun 2012 tentang Pedoman umum penumbuhan dan pengembangan

kelembagaan pelaku utama perikanan, maka Kelembagaan kelompok

perikanan meliputi kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN), Kelompok

Usaha Bersama (KUB) Nelayan, Kelompok Pengolahan dan Pemasaran ikan

(POKLASAR), Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) dan Gabungan

kelompok perikanan (GAPOKKAN). Jumlah kelembagaan kelompok perikanan

di Sulawesi Utara secara keseluruhan 1.272 kelompok (sumber: Bakorluh Sulut

2014). Kelompok-kelompok tersebut ada yang belum dikukuhkan dan sudah

dikukuhkan yang terdiri dari kelas pemula, madya dan utama.

Kondisi saat ini adalah bahwa pendekatan pemberian hibah paket

bantuan atau bantuan sosial diberikan pada masyarakat yang sudah

bergabung membentuk kelompok dari usaha-usaha yang sama. Bahkan juga

dengan keluarnya Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 14 tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No.32 tahun 2011

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari

APBD, maka kelompok harus berbadan hukum. Oleh karena ini, Dinas

Kelautan dan Perikanan dalam rangka memberikan bantuan ke masyarakat,

Page 94: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

94

maka diperkuat kelembagaan kelompok dan telah diupayakan bersertifikat

serta berbadan hukum. Hal ini dilaksanakan bersama Penyuluh perikanan

sebagai pembina dan pendamping di lapangan. Tahun 2017 jumlah kelompok

yang dibina terealisasi 100%.

3.3. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Anggaran yang digunakan dalam melaksanakan perjanjian kinerja dalam

tahun 2016 bersumber dari APBD sebesar Rp 43.963.693.180 (Dinas dan UPTD)

terdiri dari Belanja tidak langsung Rp 11.978.979.195 dan Belanja Langsung

Rp 29.061.767.900. Capaian realisasi Keuangan 93,94% dan Fisik 96,84% Pada

tahun 2017, alokasi anggaran APBD tercatat sebesar Rp 66.025.684.668 terdiri

dari Belanja Tidak Langsung Rp 13.143.872.919 dan Belanja Langsung Rp

48.342.043.925 (Dinas) dan Rp 4.539.767.824 (UPTD). Realisasi keuangan yang

dicapai 85,83% (Total Dinas dan Balai). Dibanding dengan tahun sebelumnya

alokasi anggaran Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

naik 50,18%. Di samping itu, dalam rangka pencapaian target kinerja, maka

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara juga ditunjang dengan

mengelola dana APBN (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan). Anggaran APBN

tahun 2016 sebesar Rp 16.492.909.000 dimana pada bulan Oktober 2016 ada self

blocking dari KKP-RI sehingga dana yang dikelola sebesar Rp 13.511.939.000.

Pada tahun 2017 alokasi dana APBN(Dekonsentrasi/TP) Rp 3.741.485.000, terjadi

penurunan anggaran sangat signifikan 94,37%.

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara pernahmenerima penghargaan dari Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan LelangManado sebagai bentuk Apresiasi kepada Satuan Kerja atas peningkatan kualitas

kinerja pengelolaan BMN sebagai Juara III kategori Penatausahaan dan

Sertifikasi Barang Milik Negara tahun 2015.

Alokasi anggaran Dinas Kelautan dan perikanan tahun 2016-2017

digunakan untuk membiayai program/kegiatan dengan realisasi capaian

sebagaimana table dibawah ini.

Page 95: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

95

Tabel: Alokasi Anggaran dan Realisasi APBD dan APBN tahun 2016

Dask/Proyek/bagian Proyek Anggaran

Realisasi

Fisik (%)

Realisasi

Keuangan %

APBD/DASK

1. Belanja tidak langsung

2. Belanja langsung

UPTD

JUMLAH APBD DINAS/UPTD

APBN

1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan

Tugas Teknis lainnya KKP (DK)

2. Pengelolaan Perikanan Tangkap (DK)

3. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Budidaya (DK)

(TP)

4. Pengawasan Sumberdaya KP (DK)

5. Penguatan daya saing Produk Kelautan dan

Perikanan (DK)

(TP)

6. Pengelolaan Ruang Lautl (DK)

41.040.747.095

11.978.979.195

29.061.767.900

2.922.946.085

43.963.693.180

13.511.939.000

984.000.000

1.530.703.000

1.662.214.000

574.792.000

668.326.000

1.966.640.000

4.483.664.000

1.641.600.000

94,82

97,64

92,00

98,86

96,84

98,11

99,69

100

97,23

100

91,43

100

100

98,13

38.410.267.643

11.696.703.374

26.713.564.269

2.888.523.130

41.298.790.773

13.256.336.956

980.983.000

1.467.628.000

1.616.216.000

573.832.000

611.022.000

1.941.319.556

4.454.474.200

1.610.862.200

93,63

97,64

91,98

98,92

93,94

98,11

99,69

95,58

97,23

99,83

91,43

98,71

99,35

98,13

Tabel: Alokasi Anggaran dan Realisasi APBD dan APBN tahun 2017

Dask/Proyek/bagian Proyek AnggaranRealisasi

Fisik (%)Realisasi

Keuangan %APBD/DASK

1. Belanja tidak langsung2. Belanja langsung

UPTDJUMLAH APBD DINAS/UPTDAPBN

1. Pengembangan Perencanaan & AdminKeuangan (DK)

2. Pembinaan & PengembanganPerikanan Tangkap (DK)

3. Pembinaan & PengembanganPerikanan Budidaya (DK)

(TP)

4. Pengawasan & Pengendalian SDKP(DK)

5. Penguatan Daya Saing Produk KP(DK)

6. Pengelolaan Ruang Lautl (DK)

61.485.916.84413.143.872.91948.342.043.925

4.539.767.82466.025.684.668

3.741.485.000877.688.000

501.096.000

497.475.000500.000.000

498.021.000

469.843.000

397.362.000

85,394,2382,9392,3

85,8398,1999,84

97,60

97,5699,30

92,48

99,82

99,93

52.478.355.77412.386.068.80340.092.286.971

4.190.430.80456.668.786.578

3.673.778.705876.253.500

489.066.000

485.347.694496.479.000

460.584.000

468.974.000

397.362.000

85,3594,2382,93

92,3085,8398,1999,84

97,60

97,5699.30

92,48

99,82

99,93

Page 96: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

96

Tingkat penyerapan anggaran pada tahun 2017 mencapai 85,83% untuk

APBD dan 98,19% untuk APBN. Belum tercapainya realisasi untuk APBD

disebabkan :

- Dana APBN/DAK untuk Pembangunan TPI dan Shelter serta pembuatan jalan

desa di Talaud tidak terealisasi 100% keuangannya, walaupun pembangunan

fisik sudah 100% karena dana transfer tidak mencukupi akibat laporan realisasi

100% terlambat disampaikan ke Pusat. Jumlah dana yang belum terealisasi

untuk TPI dan Shelter di PPP Tumumpa Rp 266.250.000; jalan desa di Talaud

Rp 74.300.000. Sudah diusulkan ke Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah untuk mendapat prioritas pencairan pada bulan Februari 2017.

- Pengadaan motor temple Rp 700.000.000 dan derrmaga Rp 298.306.780

belum dicairkan pada tahun 2016, karena pekerjaan ini diperpanjang sampai

50 hari (bulan Februari 2017)

- Paket bantuan lainnya yang didak dapat diselesaikan sehingga tidak dibayarkan

adalah paket pengolahan hasil perikanan Rp 200.000.000, rumah kemasan

Rp 50.000.000

- Lainnya berupa efisiensi pada kegiatan perjalanan dinas, makan minum, sewa

kendaraan, serta SHT.

Page 97: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

97

BAB IVPENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah

Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2017 adalah untuk mewujudkan akuntabilitas

pemerintah kepada pihak-pihak yang memberi mandat. Dengan demikian,

pelaporan kinerja ini merupakan sarana bagi instansi Dinas Kelautan dan

Perikanan Propinsi Sulawesi Utara untuk mengkomunikasikan dan menjawab

tentang apa yang sudah dicapai dan bagaimana proses pencapaiannya berkaitan

dengan mandat yang diterima.

Pencapaian terhadap target sasaran kinerja pembangunan kelautan dan

perikanan yang telah diraih selama tahun 2017 serta permasalahan yang dihadapi,

diharapkan dapat menjadi salah satu acuan yang strategis untuk merumuskan

kebijakan dan program yang tepat di masa yang akan datang.

Dilain pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara,

sebagaimana amanah selain sebagai media pertanggungjawaban atas amanah

yang diterima, laporan kinerja ini dapat digunakan sebagai umpan balik untuk

mengetahui seberapa jauh prestasi berhasil diraih, sehingga dapat membantu

dalam mengambil keputusan serta untuk keperluan lain dalam peningkatan kinerja

di masa yang akan datang.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang dilakukan terhadap indikator

sasaran strategis menunjukkan bahwa pencapaian indikator kinerja terhadap

3 sasaran strategis, yang dicapai dengan 15 indikator kinerja sasaran yang

dilaksanakan dalam tahun 2017, menunjukan kinerja yang dilaksanakan Dinas

Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara sudah lebih baik dari tahun

sebelumnya, dan perlu lebih ditingkatkan lagi. Dari beberapa capaian sasaran

pada tahun 2017, adalah sebagai berikut:

1) Kontribusi PDRB perikanan terhadap PDRB Sulut mencapai 7,2%

2) Produksi perikanan mencapai 818.192,3 ton terdiri dari perikanan tangkap

358.678 ton dan budidaya 459.514,3 ton.

Page 98: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

98

3) Indeks Nilai Tukar Nelayan 113,36 dan Pembudidaya 92,68 (Indeks

Desember 2017)

4) Volume ekspor mencapai 22.161.387,81kg dengan nilaiUS $127.669.313,31

5) Konsumsi ikan sebesar 58,88 kg/kapita/tahun

6) Luas Kawasan Konservasi 330.390 ha

7) Jumlah pulau-pulau kecil yang dikelola potensi ekonominya sebanyak 3

pulau (Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talauddan Kepulauan Sitaro)

8) Prosentase penurunan tingkat kerusakan terumbu karang dan mangrove

62%

9) Prosentase penyelesaian tindak pidana perikanan 75%

10)Prosentase kepatuhan pelaku usaha terhadap ketentuan yang berlaku 80%

11)Jumlah kerjasama pengelolaan SDKP 2 MOU

12)Jumlah aparatur Kelautan dan Perikanan yang memiliki sertifikasi teknis

4 orang

Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Utara telah

mewujudkan visinya yaitu ”Penggerak utama penghasil produk kelautan

dan perikanan yang berkelanjutan, berdaya saing dan berbudaya untuk

kesejahteraan masyarakat”.

Dalam rangka percepatan pembangunan kelautan dan perikanan, masih

dijumpai permasalahan/kendala baik eksternal maupun internal yang harus

dicarikan solusinya. Beberapa permasalahan strategis tersebut antara lain terkait

dengan manajemen perencanaan kinerja yang masih ditemui sepanjang tahun

2017 yaitu: (1) Dokumen Renstra belum memenuhi standar, sehingga dokumen

kinerja yang disusun belum sepenuhnya menggunakan standar dan tidak

konsisten; (2) Penganggaran tidak konsisten dengan rencana kerja yang telah

ditetapkan/ditarget sesuai Renstra 2010 - 2015 ;(3) Masih terdapat inkonsistensi

dalam dokumen Perjanjian Kinerja, baik pada angka pencapaian target kinerja dari

indikator kinerja yang ditetapkan. Di samping permasalahan tersebut, maka

permasalahan menyangkut kondisi pembangunan kelautan dan perikanan dalam

pencapaian kinerja adalah sbb :

Page 99: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

99

1) Fishing ground semakin jauh membutuhkan kapal lebih besar, sementara

kondisi nelayan kita yang didominasi nelayan perahu tanpa motor dan

nelayan perahu motor tempel dan kapal motor < 5GT (65 %), kurang

mampu untuk memiliki kapal besar, karena biaya pengadaan kapal

penangkap ikan ukuran besar cukup mahal dan membutuhkan investasi yang

besar.

(Perlu bantuan pemerintah kepada pelaku usaha perikanan dan nelayan

untuk pengadaan kapal bagi nelayan, serta mendorong investasi swasta

untuk pengadaan kapal)

2) Usaha sektor perikanan sebagian besar adalah usaha secara tradisional dan

hanya melakukan penangkapan ikan satu trip per hari (one day fishing).

Selain itu mereka masih mengandalkan pola penangkapan ikan secara

tunggal, sementara biaya operasional melaut sebuah kapal cukup tinggi dan

tidak efisien apabila hasil tangkapan hanya sedikit untuk kembali ke

pelabuhan pangkalan, dengan harga BBM yang cukup mahal dan semakin

sulit diperoleh.

(perlu dikembangkan sistem armada semut dengan pola kemitraan antara

pengusaha dengan nelayan kecil)

3) Sistem rantai dingin yakni penyediaan es guna menjaga mutu ikan sulit

diperoleh pada daerah-daerah kepulauan.

(Keterbatasan ketersediaan es dan operasional cold storage sangat

tergantung pada supply listrik dan air bersih).

4) Inflasi tertinggi dipengaruhi oleh harga ikan yang mahal namun margin

keuntungan dari harga ikan diterima oleh pedagang bukan oleh nelayan,

sehingga kondisi nelayan masih tetap di bawah garis kemiskinan.

(Perlu sinergitas pemerintah dengan pelaku usaha penangkapan ikan,

dengan meningkatkan kemitraan terintegrasi antara hulu dan hilir, serta

sistem penyangga pasar dengan fasilitas cold storage dan kelembagaannya

yaitu koperasi dan asosiasi nelayan).

5) Skim kredit bagi nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan telah diatur

dengan kebijakan pemerintah, namun prinsip kehati-hatian perbankan masih

Page 100: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

100

menyulitkan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan mengakses kredit.

Data kredit yang disalurkan bank untuk kebutuhan budidaya laut, budidaya

air tawar, dan budidaya biota lainnya umumnya diserap oleh pelaku usaha

menengah ke atas.

(Meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar semua pihak terkait secara

terpadu).

6) Pelanggaran terhadap ketentuan pendaratan ikan masih sering dilakukan

oleh penangkap ikan.

(Perlu kebijakan pemerintah daerah untuk pengaturan pendaratan ikan agar

terkonsentrasi di sentra-sentra perikanan di daerah).

7) Konsumsi ikan per kapita per tahun masyarakat Sulawesi Utara masih urutan

ke 11 sesuai penilaian Susenas (2010).

(Perlu promosi untuk gemar makan ikan karena ikan telah masuk dalam

komoditi strategis pangan nasional)

8) Beberapa regulasi pusat yang menghambat pengembangan kelautan dan

perikanan di daerah seperti perizinan 30–60 GT yang diserahkan

kewenangannya ke daerah tidak sepenuhnya karena proses penerbitan SIUP

masih dilakukan oleh pusat. Kondisi ini sangat mempengaruhi suplai bahan

baku ikan dari kapal penangkap ikan ke Unit Pengolahan Ikan (UPI) di

Sulawesi Utara.

(Mendesak ke pemerintah pusat untuk penyerahan kewenangan perizinan

30-60 GT ke provinsi dalam rangka efektifitas pelayanan usaha, efisiensi bagi

pelaku usaha, dan dapat meningkatkan suplai pemenuhan kebutuhan bahan

baku karena penetapan pelabuhan cek point dapat ditetapkan pemerintah

provinsi, sehingga ikan hasil tangkapan 30-60 GT pasti akan didaratkan

di pelabuhan-pelabuhan perikanan Sulawesi Utara).

10 Kewenangan penerbitan Health Certificate (HC) sudah ditarik oleh pusat

dilaksanakan oleh Balai Karantina ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan

Hasil Perikanan Kelas II Manado. (Perlu terobosam dan langkah untuk

mengefektifkan laboratorium sebagai lembaga sertifikasi di daerah untuk

komoditi yang keluar daerah)

Page 101: lAPORAN kINERJA dINAS kELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI ...dkpd.sulutprov.go.id/wp-content/uploads/2018/03/LKIP-2017.pdf · TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH

TAHUN 2017LAPORAN KINERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

101

11. Kebutuhan BBM untuk operasional kegiatan usaha perikanan belum berpihak

pada nelayan kecil yang mengandalkan motor katinting dengan bahan bakar

premium. (Memfasilitasi pembangunan SPBU dan SPDN di setiap sentra

perikanan)

9) Kebutuhan benih ikan belum terpenuhi baik jumlahnya maupun jenis ikan

termasuk jenis ikan laut karena keterbatasan prasarana perbenihan dan

tingginya biaya pakan, 60-70 % dari biaya produksi. (Perlu dibangun

prasarana dan sarana perbenihan (balai benih, mesin pembuat pakan) di

daerah potensial, fasilitasi pemerintah subsidi pakan, dan melanjutkan

pembangunan Hachery Likupang)

10) Mekanisme penyuluhan belum berjalan dengan baik dan belum didukung

dengan tenaga penyuluh yang memadai. (Koordinasi dalam penyelenggaraan

penyuluhan baik rekruitment, fasilitasi penyuluh, kelembagaan hingga

kecamatan dan kelurahan yang permanen)

11) Infrastruktur utama penunjang produksi masih kurang memadai (Perlu

keterpaduan dengan instansi terkait dalam rangka memperlacar arus

produksi seperti penyediaan prasarana jalan produksi, listrik, dan air bersih)

12) Pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya perikanan tangkap ter-

indikasi pada kelebihan tangkap - tingkat pertumbuhan tangkap 16,2… % per

tahun, fishing ground semakin jauh mengakibatkan penurunan hasil tang-

kapan. (Perlunya tindakan konservasi sumberdaya ikan melalui restoking

sumber-daya ikan, dan pemulihan kerusakan terumbu karang dan hutan

bakau)

LAKIP Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah ProVinsi Sulawesi Utara tahun

2017 ini diharapkan dapat menjadikan komitmen bagi Dinas Kelautan dan

Perikanan Propinsi Sulawesi Utara sebagai pemegang amanah dan stakeholder

sebagai pemberi amanah untuk bersama-sama menciptakan good governance.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun

2017 ini dapat bermanfaat untuk lebih meningkatkan kinerja kita dimasa yang

akan datang.