bab i pendahuluan 1.1 latar belakang - dinas kelautan dan perikanan...

62
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah kejayaan bahari di Indonesia pernah terukir melalui kejayaan kerajaan- kerajaan yang ada. Laut sebagai penggerak perekonomian sehingga menjadikan nusantara berada pada posisi terhormat dalam percaturan perdagangan, ekonomi, geopolitik dan pertahanan keamanan bahkan sampai saat ini kearifan- kearifan tradisional dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan tetap bertahan. Berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya semua pihak merasa optimis bahwa sektor Perikanan dan Kelautan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Jawa Timur, mengingat sumberdaya Perikanan dan Kelautannya sangat berpotensi. Meski demikian kekayaan sumberdaya perikanan dan kelautan belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga ketertinggalan serta kemiskinan sebagian nelayan dan pembudidaya ikan masih cukup tinggi. Guna mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang diantaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin serta mengurangi pengangguran, maka dalam proses pembuatan kebijakan, pemerintah daerah senantiasa secara konsisten menyelaraskan berbagi program dan kegiatannya terutama terkait dengan alokasi belanja yang mendukung kegiatan perekonomian yang mampu memacu pertumbuhan (pro-growth), menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan pro- job). dan mengurangi kemiskinan (pro-poor). Ketiga strategi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengeksekusi kebijakan dalam rangka mempercepat prioritas pembangunan di bidang peningkatan investasi, ekspor, kesempatan kerja, revitalisasi pertanian, perkebunan, perikanan, serta peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan yang telah diimplementasikan untuk menindaklanjuti visi “Jawa Timur Lebih sejahtera, berakhlak, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing”.

Upload: ngokhanh

Post on 02-Mar-2019

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah kejayaan bahari di Indonesia pernah terukir melalui kejayaan kerajaan-

kerajaan yang ada. Laut sebagai penggerak perekonomian sehingga menjadikan

nusantara berada pada posisi terhormat dalam percaturan perdagangan, ekonomi,

geopolitik dan pertahanan keamanan bahkan sampai saat ini kearifan- kearifan

tradisional dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan tetap

bertahan.

Berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya semua pihak merasa optimis

bahwa sektor Perikanan dan Kelautan dapat berperan dalam meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Jawa Timur,

mengingat sumberdaya Perikanan dan Kelautannya sangat berpotensi. Meski

demikian kekayaan sumberdaya perikanan dan kelautan belum dapat dimanfaatkan

secara optimal, sehingga ketertinggalan serta kemiskinan sebagian nelayan dan

pembudidaya ikan masih cukup tinggi.

Guna mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang diantaranya untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin serta mengurangi pengangguran,

maka dalam proses pembuatan kebijakan, pemerintah daerah senantiasa secara

konsisten menyelaraskan berbagi program dan kegiatannya terutama terkait dengan

alokasi belanja yang mendukung kegiatan perekonomian yang mampu memacu

pertumbuhan (pro-growth), menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan pro-

job). dan mengurangi kemiskinan (pro-poor). Ketiga strategi tersebut menjadi acuan

bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengeksekusi kebijakan dalam rangka

mempercepat prioritas pembangunan di bidang peningkatan investasi, ekspor,

kesempatan kerja, revitalisasi pertanian, perkebunan, perikanan, serta peningkatan

aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan yang telah diimplementasikan

untuk menindaklanjuti visi “Jawa Timur Lebih sejahtera, berakhlak, berkeadilan,

mandiri dan berdaya saing”.

2

Pilihan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprioritaskan pembangunan

dibidang perikanan dan kelautan sangat beralasan mengingat kondisi sumberdaya

alam di Jawa timur, khususnya daya dukung usaha perikanan dan kelautan masih

potensial untuk dimanfaatkan. Upaya pengembangan usaha perikanan secara garis

besar adalah usaha penangkapan ikan di laut dan di perairan umum, usaha

budidaya perikanan di laut, air tawar dan payau serta produksi garam. Sedangkan

pada pasca panen berupa pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Untuk

menjaga ketersedian sumberdaya ikan dilakukan konservasi berupa rehabilitasi

hutan mangrove serta terumbu karang dan restocking di perairan umum daratan

dan laut.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum dari penyusunan RENSTRA Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Timur adalah :

1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagaimana

telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan

atas Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 32);

2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Negara;

4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3

5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004

Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Repubublik Indonesia Nomor 4421);

6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan

Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang

Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor

59, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI

Nomor 4438);

8 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,

dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada

Masyarakat;

9 Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4700);

10 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

12 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,

4

Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4815);

13 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

14 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

16 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2009-2014;

17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

18 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan

Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 517);

19 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

20 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;

21 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Struktur

dan Organisasi Tata Kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

5

22 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-

2025;

23 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Ruang

Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031;

24 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 –

2019;

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis tahun 2015 – 2019 adalah

meningkatnya pelayanan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dalam

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas Otonomi Daerah dan

Tugas Pembantuan di bidang perikanan dan kelautan selama kurun waktu 5 (lima)

tahun.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis tahun 2015 – 2019 adalah :

1. Tersusunnya visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun.

2. Teridentifikasinya program dan indikator kinerja dalam penyelenggaraan

tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun.

3. Tersusunya acuan dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja untuk

waktu 5 (lima) tahun ke depan.

4. Mewujudkan sinkronisasi, sinergitas dan keberlanjutan antara Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur

Tersusunnya dokumen perencanaan yang merupakan dasar dalam

pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Timur baik tahunan maupun 5 (lima) tahunan.

6

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Timur Tahun 2015-2019 terdiri dari 6 (enam) bab, sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan Renstra terdiri dari

Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika

Penulisan.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Bab ini menjelaskan dan menyajikan Gambaran Umum SKPD selama

beberapa tahun terakhir, yang meliputi Tugas, Fungsi dan Struktur

Organisasi SKPD; Sumber Daya SKPD; Kinerja Pelayanan SKPD,

Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

Bab III Isu – isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini menyajikan permasalahan pembangunan sesuai sektor dan isu

strategis yang memperhatikan isu/kebijakan internasional, regional,

nasional, daerah sekitar dan kebijakan Jawa Timur, yang meliputi

Identifikasi Permasalahan Bedasarkan Tugas dan Fungsi; Telaah Visi, Misi

dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; Telaahan

Renstra K/L; Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

Lingkungan Hidup Strategis; Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan Kebijakan

Bab ini berisi penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi serta

Kebijakan.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran

dan Pendanaan Indikatif

Pada bab ini disajikan program yang menjadi tanggungjawab SKPD,

pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang

7

dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode

perencanaan.

Bab VI Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran

RPJMD

Bab ini menguraikan indikator kinerja SKPD yang bertujuan untuk

memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi

SKPD pada akhir periode Renstra.

Bab VII Penutup

Bab ini menguraikan tentang kaidah-kaidah pelaksanaan renstra.

8

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

a. Tugas

Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan di bidang perikanan dan kelautan.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Perikanan dan Kelautan

menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perikanan dan kelautan

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

perikanan dan kelautan

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur

c. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Timur, maka susunan organisasi berdasarkan Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 94 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Perikanan dan kelautan

Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan dan

pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang perikanan dan

kelautan.

2. Sekretaris

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan

mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian,

9

perlengkapan, penyusunan program dan keuangan, hubungan

masyarakat (humas) dan protokol. Untuk melaksanakan tugas tersebut,

maka sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian

c. Pengelolaan administrasi keuangan

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan

e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan

perundang-undangan

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang

h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan dinas

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tata laksana

j. Pelaksanaan proses administrasi rekomendasi jaminan mutu dan

keamanan pangan

k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Sekretariat terdiri atas :

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Sub Bagian Penyusunan Program

c. Sub Bagian Keuangan

d. Sub Bagian Perlengkapan

3. Bidang Perikanan Budidaya

Mempunyai tugas melaksanakan peningkatan dan pengembangan

perikanan budidaya, dan mempunyai fungsi :

a. Pengembangan budidaya dan perbenihan

b. Pengembangan prasarana dan sarana budidaya dan perbenihan

c. Pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan

d. Pengendalian jaminan mutu dan keamanan pangan dibidang

perikanan budidaya

10

e. Pelaksanaan tugas-tugas lain diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Perikanan Budidaya terdiri dari :

a. Seksi Produksi

b. Seksi Prasarana dan Sarana Perikanan Budidaya

c. Seksi Kesehatan Ikan Budidaya dan Lingkungan

4. Bidang Perikanan Tangkap

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan

peningkatan dan pengembangan perikanan tangkap dan mempunyai

fungsi :

a. Penyusunan rencana pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap

b. Pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan tangkap

c. Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan dan

rehabilitasi prasarana perikanan tangkap

d. Penerapan teknoogi dan penyediaan sarana perikanan tangkap

e. Pembinaan dan pengembangan organisasi nelayan

f. Pengendalian jaminan mutu dan keamanan pangan di bidang

perikanan tangkap

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Perikanan Tangkap adalah sebagai berikut :

a. Seksi Eksploitasi dan Teknologi

b. Seksi Prasarana dan Sarana Perikanan Tangkap

c. Seksi Operasional Pelabuhan

5. Bidang Kelautan, Pesisir dan Pengawasan

Mempunyai tugas melaksanakan merencanakan, melaksanakan dan

mengkoordinasikan kegiatan peningkatan dan pengembangan kelautan

pesisir, pulau-pulau kecil dan pengawasan, serta mempunyai fungsi

sebagai berikut :

11

a. Penyusunan rencana pemanfaatan sumberdaya kelautan, pesisir dan

pulau-pulau kecil

b. Pengembangan pemanfaatan potensi sumberdaya kelautan, pesisir dan

pulau-pulau kecil

c. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil

d. Pelaksanaan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya kelautan

e. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya

perikanan dan kelautan

f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Kelautan, Pesisir dan Pengawasan terdiri atas :

a. Seksi Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian

6. Bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan

kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan serta mempunyai

fungsi :

a. Pelaksanaan kebijakan pengembangan usaha, pemasaran, permodalan,

kelembagaan usaha dan promosi hasil perikanan dan kelautan

b. Penyebarluasan teknologi pengolahan dan pengendalian mutu hasil

perikanan

c. Pelaksanaan penilaian teknis perijinan usaha perikanan dan kelautan

d. Pengendalian jaminan mutu dan keamanan pangan dibidang

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

terdiri atas :

a. Seksi Pengembangan Usaha dan Pemasaran

b. Seksi Bina Mutu

12

c. Seksi Pelayanan Usaha

7. Sedangkan untuk Unit pelaksanan Teknis (UPT) berdasarkan Peraturan

Gubernur Jawa Timur Nomor 131 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008

tentang Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Perikanan

dan Kelautan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

a. UPT Laboratorium Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan

(UPT LPPMHP)

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perikanan

dan kelautan di bidang teknis pengelolaan, pelaksanaan pengujian

mutu hasil perikanan serta penyebaran teknologi perikanan. UPT

LPPMHP mempunyai fungsi :

1) Penyusunan rencana sarana dan prasarana kegiatan pengujian mutu

hasil perikanan

2) Pengelolaan dan pemeliharaan sarana untuk pengujian mutu hasil

perikanan

3) Pelaksanaan pengujian dan pengawasan mutu hasil perikanan

4) Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan dan sertifikasi mutu hasil

perikanan

5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas

Susunan organisasi UPT LPPMHP terdiri atas :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Pengujian

- Seksi Pengendalian Mutu

b. UPT Pengembangan Penangkapan Ikan (UPT PPI)

Mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan pelatihan dalam

rangka usaha meningkatkan, pengetahuan nelayan, keterampilan,

13

pemeliharaan dan perawatan sarana pelatihan penangkapan ikan.

UPT PPI mempunyai fungi antara lain :

a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan pelatihan di

bidang penangkapan ikan

b) Pelaksanaan kaji terap teknologi di bidang penangkapan

ikan

c) Pelaksanaan pembinaan keterampilan teknis pemanfaatan

dan pemeliharaan sarana penangkapan ikan kepada nelayan

dan petugas teknis lapangan

d) Penyelenggaraan dan pemeliharaan prasarana dan sarana

pelatihan penangkapan ikan

e) Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga

f) Pelaksanaan pelayanan masyarakat

g) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas

Susunan organisasi UPT Pengembangan Penangkapan Ikan terdiri atas:

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Sarana dan Pengembangan Teknologi

- Seksi Pelayanan Jasa

c. UPT Pengembangan Budidaya Air Payau (UPT PBAP) Bangil

Mempunyai tugas dinas di bidang kegiatan produksi, kajian dan

penyebaran teknologi perbenihan dan budidaya perikanan air payau,

pelayanan pengujian secara laboratoris kesehatan ikan dan lingkungan

serta peningkatan SDM pembudidaya dan tugas teknis lapangan

melalui kegiatan pelatihan dan keterampilan. UPT PBAP Bangil

mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan budidaya /

perbenihan serta kaji terap teknologi budidaya air payau

14

b) Pelaksanaan distribusi perbenihan dan budidaya perikanan air

payau

c) Pelaksanaan pelayanan pengujian penyakit ikan dan lingkungan

secara laboratoris

d) Pelaksanaan dan failitas standarisasi mutu benih dan hasil

budidaya air payau

e) Pelaksanaan pembinaan, pelatihan dan penyebaran teknologi

perbenihan dan budidaya perikanan air payau kepada

pembudidaya dan petugas teknis lapangan

f) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga

g) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi UPT PBAP Bangil adalah sebagai berikut :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Produksi dan Pengembangan Teknologi

- Seksi Pelayanan Jasa Benih Perikanan Air Payau

d. UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar (UPT PBAT) Umbulan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas di bidang

kegiatan produksi dan penyebaran teknologi perbenihan dan budidaya

perikanan air tawar, pelayanan pengujian secara laboratoris kesehatan

ikan dan lingkungan serta pelatihan dan keterampilan. UPT PBAT

Umbulan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan budidaya atau

perbenihan serta penyebaran teknologi budidaya air tawar

b) Pelaksanaan distribusi perbenihan dan budidaya perikanan air

tawar

c) Pelaksanaan pembinaan, pelatihan dan kaji terap teknologi

perbenihan dan budidaya perikanan air tawar kepada

pembudidaya dan petugas teknis lapangan

15

d) Pelaksanaan pelayanan pengujian secara laboratoris kesehatan ikan

dan lingkungan

e) Pelaksanaan dan fasilitasi standarisasi mutu benih dan hasil

budidaya air tawar

f) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas

Susunan organisasi UPT PBAT Umbulan adalah sebagai berikut :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Produksi dan Pengembangan Teknologi

- Seksi Pelayanan Jasa Benih Perikanan Air Tawar

e. UPT Pengelola Pelabuhan Perikanan Pantai (UPT PPPP) Bawean

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perikanan dan

Kelautan di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan pantai,

pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan

serta pelayanan masyarakat. UPT PPPP Bawean mempunyai fungsi :

a) Penyusunan rencana operasional dan pemeliharaan prasarana dan

sarana pelabuhan

b) pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran

c) Pengawasan dan pengaturan kegiatan penangkapan ikan,

penanganan, pengolahan, mutu serta kegiatan distribusi hasil

perikanan di wilayah pelabuhan perikanan pantai

d) Pelaksanaan koordinasi urusan keamanan dan keberhasilan

kawasan pelabuhan perikanan

e) Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data serta pelaporan

f) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga

g) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

16

Susunan organisasi UPT PPPP Bawean Gresik terdiri atas :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Prasarana dan Sarana

- Seksi Tata pelayanan

2.2 Sumber Daya SKPD

a. Anggaran

Dukungan anggaran pembangunan perikanan dan kelautan pada Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang bersumber dari APBD

mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 2009 – 2014, yaitu pada

tahun 2009 total anggaran dari APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp.

190.793.823.333,- dan meningkat sampai pada tahun 2014 sebesar Rp.

232.113.192.000,-. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk belanja gaji dan

pegawai serta belanja daerah.

b. Ketenagaan

Dukungan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, professional,

berpengetahuan serta memiliki pengalaman dalam mengelola suatu organisasi

atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal merupakan hal yang sangat

diperlukan. Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi akan sangat ditentukan

oleh kinerja sumberdaya manusia yang ada dalam menjalankan tugas dan

fungsinya masing-masing.

Sebagai salah satu perangkat kerja Provinsi Jawa Timur, Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Timur didukung oleh sejumlah personil atau pegawai

yang berdasarkan masing – masing komposisi tergambarkan sebagai berikut :

1. Jabatan

Dari komposisi PNS Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

yang keseluruhan berjumlah 477 orang, terdiri dari :

17

a) 41 orang pejabat struktural

b) 7 orang fungsional

c) 429 orang staf

2. Pangkat dan Golongan

Pangkat dan Golongan PNS Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa

Timur adalah sebagai berikut :

Pangkat Golongan Jumlah

Pembina IV 37

Penata III 235

Pengatur II 168

Juru I 37

Jumlah 477 orang

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan PNS Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

adalah sebagai berikut :

Tingkat

Pendidikan

Jumlah

S 3 1

S 2 56

S 1 174

D 3 11

D 2 -

D 1 -

SLTA 196

SMP 19

SD 20

Jumlah 477orang

18

c. Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lingkup Dinas Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan

prasarana perkantoran yang menunjang terhadap upaya pencapaian sasaran.

Sarana dan prasarana Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur adalah

sebagai berikut :

No Kode

Bidang Pembidangan Barang Luas (M2)

Juml

ah Satuan

1 2 3 4 5 6

1 01 Golongan Tanah 1.594.623,00 53 Bidang

2 0101 Tanah 1.594.623,00 53 Bidang

3 02 Golongan Peralatan dan

Mesin 0,00

12.13

7 Buah / Set

4 0202 Alat-alat Besar 0,00 280 Buah / Set

5 0203 Alat-alat Angkutan 0,00 193 Buah

6 0204 Alat Bengkel dan Alat Ukur 0,00 256 Buah

7 0205 Alat Pertanian 0,00 1.651 Buah / Set

8 0206 Alat Kantor dan Rumah

Tangga

0,00 6.828 Buah

9 0207 Alat Studio dan Alat

Komunikasi

0,00 634 Buah

10 0208 Alat-alat Kedokteran 0,00 4 Buah

11 0206 Alat Laboratorium 0,00 2.290 Buah

12 0207 Alat-alat Persenjataan /

Keamanan

0,00 1 Buah

13 03 Golongan Gedung dan

Bangunan

33.360,00 379 Buah

14 0311 Bangunan Gedung 33.358,00 377 Buah

15 0312 Monumen 2,00 2 Buah

16 04 Golongan Jalan, Irigasi dan

Jaringan

13.523,00 226 Buah

19

No Kode

Bidang Pembidangan Barang Luas (M2)

Juml

ah Satuan

1 2 3 4 5 6

17 0413 Jalan dan Jembatan 0,00 18 Buah

18 0414 Bangunan Air Irigasi 13.412,00 186 Buah

19 0415 Instalasi 7,00 10 Buah

20 0416 Jaringan 104,00 12 Buah

21 05 Golongan Asset Tetap

Lainnya

0,00 1.641 Buah/Set/

Ekor

22 0517 Buku dan Perpustakaan 0,00 1.119 Buah / Set

23 0518 Barang Becorak

Kebudayaan

0,00 39 Buah

24 0519 Hewan Ternak Serta

Tanaman

0,00 483 Ekor /

Buah

25 06 Golongan Konstruksi

Dalam Pengerjaan

0,00 0 Buah

Dalam rangka mendukung pengembangan peran dan fungsi Dinas Perikanan

dan Kelautan Provinsi Jawa Timur maka peningkatan sarana dan prasarana

menjadi sebuah kebutuhan yang cukup besar. Aspek-aspek peningkatan sarana

dan prasarana adalah menyangkut modernisasi sarana dan prasarana yang ada,

serta pembangunan sarana dan prasarana baru yang dibutuhkan.

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Pengembangan produksi perikanan dan kelautan di Provinsi Jawa Timur dikelola

berdasarkan jenis usaha yang terdiri dari usaha penangkapan ikan di laut dan

perairan umum, usaha budidaya ikan di laut, air tawar dan payau serta usaha

garam rakyat. Adapun potensi perikanan dan kelautan yang menunjang

pengembangan usaha tersebut adalah sebagai berikut :

20

1. Potensi Perikanan dan Kelautan

Tabel Potensi Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur

URAIAN POTENSI

Jumlah Pulau

Panjang Pantai

Perikanan Tangkap

Laut Utara Jawa

Laut Selatan Jawa +

ZEEI

Perairan Umum

Sungai

Rawa

Waduk

Danau

Perikanan Budidaya

Tambak

Kolam

Karamba

Mina Padi

Sawah Tambak

Budidaya laut

446 buah

1.900 km

65.537 km²

142.560 km2

6.012 km

2.389 ha

7.397 ha

681 ha

64.837,8 ha

8.645,2 ha

68 ha

1.064 ha

35.558 ha

324.854 ha

Potensi Sumberdaya perikanan tangkap khususnya di wilayah perairan utara

Provinsi Jawa Timur saat ini sudah dikategorikan dalam kondisi padat tangkap,

sehingga pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap diarahkan pada wilayah

perairan selatan Provinsi Jawa Timur termasuk ZEEI yang masih belum dikelola

secara optimal.

Sedangkan sumberdaya perikanan budidaya diarahkan untuk pengembangan

diversifikasi usaha budidaya ikan di kolam, budidaya ikan di laut termasuk di

dalamnya budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan di air payau khususnya

budidaya udang yang selalu menjadi primadona dan merupakan andalan atau

unggulan produk ekspor perikanan Provinsi Jawa Timur. Disamping itu

pengembangan usaha garam rakyat akan menjadi salah satu prioritas sejalan dengan

usaha untuk memenuhi kebutuhan garam nasional.

21

2. Kelautan, Pesisir dan Pengawasan

Perairan laut Provinsi Jawa Timur yang luas beserta kekayaan alamnya memiliki

berbagai fungsi penting sebagai penyangga kehidupan dan untuk dimanfaatkan oleh

masyarakat Provinsi Jawa Timur guna mewujudkan kesejahteraan hidupnya, baik

pada masa kini maupun masa yang akan datang. Sumberdaya laut wilayah pesisir

dan pulau pulau kecil di Provinsi Jawa Timur menyimpan potensi untuk tumpuan

masa depan. Baik sumberdaya alam hayati termasuk ikan, rumput laut, mutiara,

terumbu karang, mangrove, padang lamun dan biota laut lainnya serta sumberdaya

non hayati seperti minyak bumi, mineral, pasir laut, maupun energi laut lainnya

serta jasa lingkungan dan kelautan dapat dimanfaatkan untuk industri berbasis

kelautan seperti perikanan, pelayaran, wisata bahari, budidaya laut, indutri mineral

dan bioteknologi.

Adapun Potensi sumberdaya kelautan, pesisir dan pengawasan adalah sebagai

berikut :

a. Mangrove

Hutan mangrove di Provinsi Jawa Timur seluas 85.000 ha atau 6,24%

dari luas hutannya. Habitat mangrove dimanfaatkan sebagai kawasan

perikanan utamanya budidaya tambak.

Mangrove yang tumbuh di kawasan pesisir sangat rentan terhadap

gangguan atau kerusakan. Hingga saat ini hutan mangrove yang

mengalami kerusakan sebanyak 13.000 ha akibat tekanan kepentingan di

wilayah pesisir yang menimbulkan penebangan/pengrusakan sehingga

perlu dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi Hutan Mangrove di Jawa

Timur telah dilaksanakan di kabupaten/kota dengan luas areal

rehabilitasi mencapai 400,00 ha.

22

b. Terumbu karang

Ekosistem terumbu karang yang terdiri dari karang penghalang dan

karang tepi. Penyebarannya meliputi Perairan Situbondo, Banyuwangi,

dan bebeberapa lokasi di pantai utara Jawa Timur. Terumbu karang

adalah ekosistem yang produktif karena merupakan fishing ground ikan

karang, yang potensinya diperkirakan sebesar 80.082 ton/tahun.

Akibat cara penangkapan ikan yang destruktif, terumbu karang di

Provinsi Jawa Timur banyak yang mengalami kerusakan. Untuk itu

pemerintah provinsi telah mulai melakukan rehabilitasi sejak Tahun

1990 dengan menanam keranjang-keranjang beton sebagai tempat

tumbuh atau perlindungan terumbu karang.

c. Pulau-pulau Kecil dan Wisata bahari

Provinsi Jawa Timur diketahui memiliki kurang lebih 446 pulau-pulau

kecil, berada di Pacitan (31), Tulungagung (19), Blitar (28), Malang (100),

Situbondo (5), Sumenep (121), Gresik (13), Sampang (1), Trenggalek (57),

Sidoarjo (4), Banyuwangi (15), Jember (50), Probolinggo (1), Bangkalan

(1) dan Sebanyak 3 pulau berada pada daerah perbatasan dengan

Australia yaitu pulau Nusa barong (kab Jember), Pulau Paneken dan

Pulau Sekel (Kab Trenggalek). Dari 446 pulau tersebut yang berpenghuni

sebanyak 20% pulau dan sisanya tidak berpenghuni. Besarnya jumlah

pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni mengindikasikan tersedianya

potensi wisata taman laut yang masih perawan akan tetapi potensi ini

belum digali dan dipromosikan secara optimal. Contohnya wisata bahari

di Pulau Bawean, Kepulauan Sumenep (Pulau Sepanjang), Pulau Sempu,

Pulau Nusa Barong, dll.

Selain potensi wisata taman laut kepulauan, wilayah pesisir dan pulau-

pulau kecil di mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam

bentuk ekosistem, jenis biota, struktur adat dan budayanya. Jumlah

23

lokasi wisata bahari di Provinsi Jawa Timur yang sudah dikembangkan

adalah sebanyak 52 lokasi dan menunjukkan perkembangan yang tidak

kalah menarik dibandingkan dengan sektor lain.

d. Pengawasan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

Kawasan pesisir di Provinsi Jawa Timur rawan terjadi konflik nelayan

serta tindak pidana perikanan, seperti penggunaan alat tangkap

terlarang (trawl), pelanggaran jalur penangkapan ikan, penggunaan

bahan peledak, potas, pengambilan terumbu karang dan penebangan

mangrove dll. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut Dinas

Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur telah membangun Pos

Kemanan Perikanan dan kelautan Terpadu (POSKAMLADU) yang

tersebar di 13 Kabupaten / Kota di wilayah rawan konflik, dengan

didukung personil dari Polair Polda Jatim dan TNI AL. Dasar hukum

operasional Poskamladu tersebut adalah Surat Keputusan Gubernur

Jawa Timur : No. 188/136/KPTS/013/2003 yang telah direvisi dengan

Surat Keputusan Gubernur jawa Timur No. 188/339/KPTS/013/2010

tentang Tim Pembina dan Pengawas terhadap Pengelolaan Sumberdaya

Perikanan dan Kelautan Wilayah Kewenangan pemerintah Provinsi Jawa

Timur.

Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Jawa Timur saat ini memiliki 8

(delapan) PPNS yang didukung oleh pengawas Perikanan. Dengan

melihat luasan wilayah perairan Provinsi Jawa Timur maka jumlah

PPNS dan Pengawas Perikanan perlu ditingkatkan secara kuantitas

melalui pelatihan-pelatihan, terutama pelatihan untuk menjadi PPNS.

Disamping itu di Provinsi Jawa Timur sudah terbentuk 215 kelompok

Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) aktif yang tersebar di Kabupaten

/Kota. Pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan dan

pengendalian pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan di

24

lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, agama, adat, LSM

dan masyarakat maritim lainnya. Pokmaswas ini merupakan

perwujudan dari Sistem Pengawasan yang Berbasis Masyarakat

(SISWASMAS).

Dari potensi perikanan dan kelautan yang terdapat di Jawa Timur, telah

dilaksanakan pembangunan perikanan dan kelautan selama 5 (lima) tahun

terakhir (tahun 2009 – 2014) sehingga dicapai kinerja pembangunan perikanan

dan kelautan sebagai berikut :

1. Kontribusi Perikanan dan Kelautan pada Pertumbuhan Ekonomi

Menurut data BPS Jawa Timur, kinerja perekonomian Jawa Timur dari

tahun ke tahun mengalami pertumbuhan. Hal ini terbukti dalam 5 (lima)

tahun terakhir, perekonomian Jawa Timur terus meningkat yaitu pada

tahun 2009 mengalami pertumbuhan 5,01 % ; tahun 2010 sebesar 6,89 % ;

tahun 2011 sebesar 7,22 % ; tahun 2012 sebesar 7,27 % dan pada tahun 2013

sebesar 6,55 %.

Pembangunan Perikanan dan Kelautan di Jawa Timur memberi kontribusi

pada pertumbuhan ekonomi sub sektor Pertanian berdasarkan PDRB

(ADHB) sektor perikanan tahun 2009 sebesar 4,45 % atau sama dengan Rp

11,8 T dan setara terhadap PDRB Jawa Timur memberi kontribusi sebesar

1,91 %. Target pertumbuhan tahun 2014 optimis mencapai 4,32 % dengan

asumsi apabila mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

2. Produksi Perikanan

Produksi Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang berasal

dari kegiatan penangkapan dan budidaya secara keseluruhan pada tahun

2009-2013 adalah sebagai berikut :

25

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013*

Total Ton

914.088,40

1.113.393,50 1.218.897,80 1.310.976,60 1.365.416,3

1. Penangkapan : Ton 407.575,90 352.776,20 375.823,80 381.802,70 386.107,0

- Laut Ton

395.511,00

338.915,20

362.621,60

367.921,10 372.266,4

- Perairan Umum Ton

12.064,90

13.861,00

13.202,20

13.881,60 13.840,6

2. Budidaya : Ton 506.512,50 760.617,30 843.074,00 929.173,90 979.309,3

- Laut Ton

339.487,50

516.586,30

549.310,80

563.087,40 120.920,4

- Tambak Ton

73.124,70

118.651,30

132.401,70

170.433,80 173.632,6

- Kolam Ton

42.716,10

65.125,00

90.842,50

110.269,20 82.886,5

- Sawah Tambak Ton

48.721,60

57.377,80

60.058,80

66.101,70 1.378,0

- Mina Padi Ton

112,60

130,50

437,40

7.153,30 12.706,7

- Karamba Ton

135,20 189,10

676,50

428,00 7.957,8

- Jaring Apung Ton

2.214,80

2.557,30

9.346,30

11.700,50 579.827,3

3 Ikan Hias Ribu

Ekor

297.678,13

334.823,92

703.326,42

454.351,60 695.072,0

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

*) Keterangan : Asem

3. Konsumsi Ikan

Nilai konsumsi ikan Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan pada

tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 *

1. Konsumsi ikan per

kapita Kg/Kapita/Th 17,31 19,20 20,20 23,10 24,07

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. Jatim

Ket : *) Asem

26

4. Ekspor Hasil Perikanan

Nilai dan volume ekspor hasil perikanan Provinsi Jawa Timur secara

kesuluruhan pada tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut :

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013*

I. Volume Ton 226.284,85 258.394,67 272.172,21 306.890,70 182.717,68

II. Nilai Ribu US

$ 621.687,81 730.110,17 827.196,81 1.027.747,51 692.211,90

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. Jatim

Ket : *) Asem

5. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Perikanan (NTP-Pi) dan Nilai Tukar

Nelayan (NTN)

a. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Perikanan (NTP-Pi)

- Penghitungan NTP-PI selama ini (sampai dengan bulan Nopember

2013) masih menggunakan tahun dasar 2007, namun seiring

dengan : (i) Perkembangan teknologi, (ii) perubahan iklim/cuaca,

(iii) perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan

komoditas serta (iv) perubahan sikap masyarakat atas komoditas

yang dihasilkan, dapat mengubah pola produksi dan konsumsi

petani. Oleh karena itu , penghitungan NTP-Pi dengan tahun dasar

2007 dirasa sudah tidak sesuai lagi, sehingga mulai bulan Desember

2013 digunakan tahun dasar 2012.

- Berdasar penghitungan dengan tahun dasar 2012, NTP-PI bulan

Desember 2013 turun 1,24. Dari 105,78 pada bulan Nopember (hasil

estimasi setelah menggunakan tahun dasar 2012) menjadi 105,67

pada bulan Desember. Penurunan disebabkan kenaikan indeks harga

yang dibayar (0,63 %) lebih besar dari indeks harga yang diterima

(0,53 %).

27

- Capaian bulan Desember 2013 tidak bisa diperbandingkan dengan

bulan Januari s/d Oktober 2013 karena penghitungannya

menggunakan tahun dasar yang berbeda.

- BPS Prov Jatim berencana akan melakukan estimasi penghitungan

terhadap capaian NTP-PI bulan Januari s/d Oktober dengan

menggunakan tahun dasar 2012.

- Perkembangan NTP-Pi Jawa Timur Tahun 2013 dengan

menggunakan perhitungan tahun dasar 2007 dan tahun dasar 2012

sebagai berikut :

No Periode Tahun Dasar 2007 Tahun dasar 2012

NTP-Pi Perkemb NTP-Pi Perkemb

1 Januari 100,05 - - -

2 Pebruari 99,73 -0,32 - -

3 Maret 99,56 -0,17 - -

4 April 99,38 -0,18 - -

5 Mei 100,10 0,72 - -

6 Juni 100,60 0,50 - -

7 Juli 100,64 0,04 - -

8 Agustus 100,50 -0,14 - -

9 September 99,65 -0,85 - -

10 Oktober 98,72 -0,93 - -

11 Nopember 98,79 0,07 105,78 -

12 Desember - - 105,67 -1,24

Rata-2 s/d bln Nop

2013

99,79

Rata-2 Tahun 2012 99,53

b. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

a) NTN Jawa Timur pada bulan Desember 2013 naik sebesar 0,8 persen,

dari 101,68 pada bulan Nopember menjadi 102,5 pada bulan

Desember. Kenaikan disebabkan indeks harga yang diterima

mengalami peningkatan (1,34 %) lebih besar dari indeks harga yang

28

dibayar (0,54). Sama halnya dengan NTP-Pi, penghitungan NTN

bulan Desember sudah menggunakan tahun dasar 2012.

b) Sebagai bahan informasi, perkembangan NTN Jawa Timur Tahun

2013 dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2007 dan tahun

dasar 2012 :

No Periode Tahun Dasar 2007 Tahun dasar 2012

NTN Perkemb NTN Perkemb

1 Januari 156,38 - - -

2 Pebruari 155,91 -0,30 - -

3 Maret 156,15 0,15 - -

4 April 155,58 -0,37 - -

5 Mei 157,01 0,92 - -

6 Juni 158,07 0,68 - -

7 Juli 158,85 0,49 - -

8 Agustus 158,79 -0,04 - -

9 September 155,28 -2,21 - -

10 Oktober 153,65 -1,05 - -

11 Nopember 154,02 0,24 101,68 -

12 Desember - - 102,50 0,80

Rata-2 s/d bln Nop

2013

156,34

Rata-2 Tahun 2012 151,15

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dari uraian pada bab – bab sebelumnya maka dapat dilakukan identifikasi terhadap

potensi tantangan dan peluang dalam Pembangunan Perikanan dan Kelautan di

Jawa Timur guna menghasilkan strategi, dengan uraian sebagai berikut :

a. Tantangan meliputi :

1. Terjadinya penurunan stok Sumberdaya Ikan, khususnya di WPP 723

(Laut Jawa);

2. Peningkatan kualitas SDM perikanan dan kelautan yang belum merata.

3. Keterbatasan bahan baku perikanan untuk bahan baku industri

4. Tuntutan Penyediaan produk berdaya saing dan berkelanjutan

b. Peluang meliputi :

29

1. Dukungan Pemerintah pada sub sektor perikanan dan kelautan

semaikn besar;

2. Teknologi dan inovasi perikanan dan keluatan yang semakin

berkembang;

3. Tingkat kebutuhan masyarakat akan konsumsi produk hasil perikanan

dan kelautan semakin tinggi;

4. Makin bertambahnya pelaku usaha di bidang perikanan dan kelautan.

30

BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pelaksanaan pembangunan perikanan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu

tahun 2009 – 2014 dapat memberikan manfaat maupun dampak positif yang bisa

dirasakan namun tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan ataupun

kendala yang dihadapi .

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan perikanan dan

kelautan Provinsi Jawa Timur antara lain yaitu :

1. Menurunnya stok sumberdaya ikan;

2. Belum optimalnya sarana dan prasarana perikanan dan kelautan;

3. Masih belum optimalnya daya saing produk hasil perikanan;

4. Terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih bermutu;

5. Rendahnya mutu garam rakyat;

6. Kurangnya kapasitas kelembagaan usaha perikanan dan kelautan;

7. Masih maraknya kegiatan Illegal Unreported dan Unregulated Fishing;

8. Belum meratanya kualitas SDM pelaku usaha di bidang perikanan dan

kelautan

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah

Terpilih

a. Visi

Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan yang dihadapi Provinsi

Jawa Timur 2014 - 2019, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk

mengatasinya selama lima tahun mendatang. Untuk itu, pembangunan Jawa

Timur 2014 - 2019 mempunyai landasan visi : “Jawa Timur Lebih Sejahtera

Berakhlak Berkeadilan Mandiri dan Berdaya saing“

31

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur 2014 - 2019 tersebut,

maka misi pembangunan Jawa Timur 2014 - 2019 adalah : “Makin Mandiri dan

Sejahtera Bersama Wong Cilik“

c. Strategi, Kebijakan Umum, Misi dan Prioritas Program Pembangunan

Guna mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa

Timur 2014 - 2019 tersebut dilakukan melalui 3 (tiga) strategi; 3 (tiga) kebijakan

umum; 5 (lima) misi dan prioritas program pembangunan sebagai berikut :

A. 3 (tiga) Strategi yaitu :

1. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered

development) yang inklusif, dan mengedepankan partisipasi rakyat

(participatory based development).

2. Pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat miskin

(pro-poor growth), yang di dalamnya secara implisit termasuk strategi

pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment.

3. Pengarusutamaan gender (pro-gender).

B. 3 (Tiga) Kebijakan Umum adalah :

1. Kebijakan Kewilayahan

2. Pengembangan Wilayah Jawa Timur yang Berorientasi pada

Pertumbuhan Inklusif

3. Penetapan Cluster Kewilayahan

C. 5 (lima) Misi adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan

2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan

berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi

3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan

ruang

4. Meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik

32

5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

D. Prioritas Program Pembangunan

Misi 1: Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Memperluas skala pelatihan ketrampilan tenaga kerja melalui

pengembangan balai latihan kerja berstandar internasional.

2. Memperluas akses pencari kerja (angkatan kerja) terhadap lapangan

kerja melalui job fair, magang, antar kerja antar daerah (AKAD) dan

Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

3. Meningkatkan pelatihan ketrampilan kerja para santri pondok

pesantren, termasuk bantuan sarana, agar dapat melakukan usaha

produktif.

4. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar

Pendidikan Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program

Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui

progam Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru

Swasta yang lebih dikenal dengan BOSDA Madin

6. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

dibanding Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan

70%:30%, untuk menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan

menengah. Pengembangan bidang keahlian SMK disesuaikan

kebutuhan lapangan kerja, didukung kerjasama dengan dunia usaha

dan industri.

7. Meningkatkan kemampuan vokasional dan profesional para lulusan

SMK menjadi tenaga terampil yang siap memasuki pasar kerja di

sektor industri melalui Bantuan Sarana Prasarana SMK;

8. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi

sekolah umum, sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah

khusus.

33

9. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas

dan program antara (bridging program) bagi lulusan sekolah

kejuruan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi.

10. Meningkatkan perluasan pelayanan kesehatan pondok bersalin desa

(polindes) menjadi pondok kesehatan desa (ponkesdes) untuk lebih

mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa.

11. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Semesta bagi seluruh

penduduk Jawa Timur.

12. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun

melalui penguatan dan pengembangan "Taman Posyandu" disetiap

desa/kelurahan yang mengintegrasikan Posyandu, Pos Pendidikan

Anak Usia Dini (PAUD), dan Bina Keluarga Balita (BKB).

13. Melanjutkan upaya meminimalkan hambatan keuangan bagi

penduduk miskin dan rentan dalam mengakses memanfaatkan

pelayanan kesehatan.

14. Melanjutkan dan memperkuat revitalisasi program keluarga

berencana untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga.

15. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program

penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk memangkas

beban pengeluaran rumah tangga miskin.

16. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program

penanggulangan kemiskinan dalam bentuk bantuan sosial dan

pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan

pendapatan penduduk miskin.

17. Meningkatkan perluasan akses penduduk miskin terhadap kredit

mikro dengan suku bunga rendah.

18. Meningkatkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan yang

menghubungkan tempat produksi pertanian dan tujuan pasar untuk

menekan biaya angkut, yang dapat meningkatkan pendapatan

penduduk miskin.

34

19. Pengurangan jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di

perdesaan melalui Renovasi RTLH sebanyak 10.000 unit per tahun.

20. Melanjutkan dan menyempurnakan pengarusutamaan

penanggulangan kemiskinan di semua program yang ada di satuan

kerja pemerintah daerah (SKPD), sekaligus memperbaiki efektivitas

program.

21. Mengembangkan dan melindungi keberlangsungan usaha mikro

dan kecil sektor informal di perkotaan maupun pedesaan untuk

mencegah terjadinya pemiskinan lebih parah akibat kehilangan

sumber nafkah.

22. Meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin sebagai aktor

perubahan sosial yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber

daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya

dalam menanggulangi kemiskinan mereka sendiri melalui konsep

dan metode belajar sosial.

23. Pengembangan PAUD secara holistik dan terpadu;

24. Peningkatan pemerataan dan akses PAUD, khususnya di daerah

tertinggal;

25. Peningkatan mutu dan sebaran tenaga kependidikan secara merata;

26. Peningkatan pendidikan non-formal berbasis komunitas;

27. Peningkatan layanan pendidikan berbasis manajamen pendidikan

secara komprehensif dan terintegrasi;

28. Peningkatan kuantitas sarana dan prasana perpustakaan, serta

kapasitas kelembagaan secara terpadu;

29. Peningkatan kelembagaan karang taruna dan/atau organisasi lain

yang berafiliasi dengan kepemudaan;

30. Peningkatan perlindungan generasi muda dari bahaya

penyalahgunaan Napza, minuman keras, dan penyebaran

HIV/AIDS;

31. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga;

35

32. TNI Manunggal Ketahanan Pangan untuk swasembada kedelai,

swasembada berkelanjutan padi, jagung, gula dan daging sapi;

33. Peningkatan kualitas dan peran perempuan dalam pembangunan,

serta perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tindak

kekerasan melalui upaya-upaya pencegahan, pelayanan dan

pemberdayaan.

Misi 2: Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri,

dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan

industrialisasi

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Mendorong pengembangan dan pemberdayaan agroindustri

berbasis industri kerakyatan yang memanfaatkan hasil pertanian

setempat.

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas dalam rangka

peningkatan surplus bahan pangan, khususnya padi, jagung,

kedelai, gula, daging, telur, susu dan ikan untuk memenuhi

konsumsi dan bahan baku industri pengolahan (agroindustri).

3. Mengoptimalkan dan memberdayakan kelembagaan petani/nelayan

untuk meningkatkan akses petani/nelayan thd faktor produksi,

teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan.

4. Meningkatkan nilai tambah (value Added) sektor pertanian melalui

perluasan penciptaan kawasan agropolitan dan agroindustri yg

memiliki keterkaitan kebelakan (Backward linkage) dan kedepan

(forward linkage) pada sebaran lokasi potensial yang merata.

5. Meningkatkan daya saing produk pertanian, dengan tetap

melakukan perlindungan produk lokal, melalui peningkatan kualitas

menuju standar mutu yang dipersyaratkan pada berbagai kawasan

perdagangan.

6. Pengembangan kawasan agroindustri dan kawasan agropolitan

dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah, menekan cost dan

36

mendekatkan industri pengolah dengan kawasan industri serta

konsepnya dibangun dalam bentuk kawasan agropolitan;

7. Pengembangan karang kitri, dimaksudkan untuk memperkuat

ketahanan pangan Rumah Tangga petani di pedesaan dan perkotaan

dengan target 75 desa setiap tahun;

8. Pengembangan sarana prasarana dan kapasitas nelayan, serta usaha

ekonomi produktif masyarakat kawasan pesisir, dan kepulauan

9. Perluasan areal hutan rakyat, dan pemanfaatan lahan bawah

tegakan, sekitar hutan, serta pengembangan usaha non-kayu di

kawasan hutan

10. Peningkatan dan perluasan jaringan usaha, dan akses permodalan

(kredit usaha) bagi perempuan melalui pengembangan Koperasi

Wanita.

11. Mengoptimalkan peran perempuan dalam pengembangan usaha

ekonomi produktif, melalui berbagai pelatihan keterampilan, dan

pendampingan untuk meningkatkan kapasitas usaha ekonomi

perempuan.

12. Penguatan manajemen kelembagaan ekonomi perempuan untuk

meningkatkan efisiensi skala usaha ekonomi kaum perempuan.

13. Fasilitasi sarana dan prasarana dalam rangka penguatan dan

pengembangan ekonomi kaum perempuan.

14. Mendorong dan fasilitasi upaya penghapusan kesenjangan gender

yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan dan pemiskinan

perempuan lebih parah daripada laki-laki, serta menjamin

penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar

perempuan sama dengan laki-laki.

15. Memperluas jaringan akses permodalan UMKM melalui peran

stimulasi pemerintah sebagai stimulan, lembaga keuangan bank dan

non bank, dengan mengutamakan pendapingan kepada UMK untuk

kelancaran pembiayaan usaha.

37

16. Mendorong BI maupun bank pelaksana untuk memperbesar pangsa

kredit kepada UMKM melalui pemanfaatan iddle money.

17. Memperluas cakupan target group, substansi pendidikan dan

pelatihan UMKM untuk efisiensi dan efektivitas proses usaha,

termasuk manajemen pemasaran.

18. Penyediaan dan perluasan akses pasar bagi UMKM dengan

mengutamakan tujuan pasar dalam negeri, selanjutnya didorong

untuk mampu bersaing ke pasar internasional.

19. Meningkatkan dan memperluas pengembangan LKM pedesaan

untuk mendukung pengembangan koperasi dan UMKM

20. Mengembangkan perluasan jaringan Bank UMKM di wilayah-

wilayah strategis untuk mendukung kemudahan akses permodalan

bagi UMKM

21. Mendorong tumbuhnya wirausaha kelas menengah baru yang

bergerak di sektor UMKM melalui pelatihan budaya usaha dan

kewirausahaan, dan bimbingan teknis manajemen usaha serta akses

permodalan

22. Mengoptimalkan peran UMKM terhadap pembentukan PDRB,

penciptaan lapangan kerja melalui fasilitasi skema pembiayaan,

peningkatan daya saing, perluasan dan penguatan kelembagaan

serta peningkatan ussaha koperasi

23. Meningkatkan kualitas SDM pengelola koperasi melalui pelatihan

untuk mendukung pengembangan koperasi termasuk Kopwan dan

Koppontren.

24. Meningkatkan dukungan pengembangan usaha mikro tradisional

dan pengrajin melalui pembinaan sentra-sentra produksi/klaster

disertai dukungan penyediaan infrastruktur yang makin memadai.

25. Perkuatan ekonomi perempuan melalui pemberdayaan Koperasi

Wanita (Kopwan) berbasis fungsional dimaksudkan untuk

meningkatkan aktivitas perempuan dalam usaha ekonomi dengan

target 1500 kopwan setiap tahun, serta pemberdayaan ekonomi

38

mikro lainnya (Koppontren, Kopkar dan LMDH) dengan target 500

setiap tahun .

26. Meningkatkan akses dan penetrasi ke pasar domestik melalui

perluasan dan penguatan fungsi Kantor Perwakilan Dagang.

27. Mengoptimalkan akses dan penetrasi pasar ekspor konvensional dan

perluasan pasar ekspor non konvensional

28. Memperluas dan meningkatkan substansi pameran dagang produk

UMKM di Pasar domestik maupun internasional

29. Fasilitasi pengembangan IKM non agro yang memiliki daya

penyebaran, dan daya kepekaan tinggi atau yang mamiliki backward

dan forward linkage yang tinggi

30. Fasilitasi kerangka regulasi usaha skala menengah dan besar dan

mendorong kemitraan usaha dengan pelaku mikro dan kecil

31. Meningkatkan pengembangan destinasi pariwisata melalui

perluasan pengembangan obyek wisata alam dan buatan

32. Memperluas cakupan substansi pameran produk pariwisata di pasar

domestik dan internasional

33. Fasilitasi sarana dan prasarana penunjang destinasi pariwisata

34. Memperkuat kemitraan pemangku kepentingan kepariwisataan,

perhotelan, restoran dan transportasi (maskapai, pelaku penyedia

jasa pelayaran, penyedia jasa transportasi darat) untuk

meningkatkan jumlah kunjungan dan lama hari berkunjung

wisatawan nusantara serta wisatawan asing

35. Memperluas penyelenggaraan festival budaya lokal di event

nasional dan internasional

36. Mengembangkan pembangunan pariwisata yang terintegrasi dengan

penanggulangan kemiskinan yang memberikan sumber penghasilan

kolektif bagi komunitas masyarakat di sekitar daerah tujuan wisata

melalui kemitraan usaha dnegan swasta

37. Fasilitasi kemitraan UMKM dan koperasi lokal dengan usaha

pariwisata berskala besar

39

38. Meningkatkan pengembangan kualitas seni dan budaya serta

melestarikan warisan kebudayaan lokal.

39. Meningkatkan investasi melalui perbaikan iklim investasi, sehingga

tercipta kesempatan kerja baru.

40. Meningkatkan investasi dalam negeri (PMDN) dan PMA dengan

mendorong kemitraan PMA dan PMDN serta kebijakan

pemanfaatan bahan baku lokal bagi PMA

41. Meningkatkan kapasitas pelayanan perizinan melalui peningkatan

infrastruktur pelayanan perizinan, kepastian prosedur dan jenis

layanan serta kapasitas SDM pelayanan

42. Memperluas dan meningkatkan cakupan substansi pameran

investasi berskala domestik nasional dan internasional

43. Mendorong pengembangan hilirisasi industri untuk meningkatkan

nilai tambah komoditas yang diperdagangkan

44. Mengembangkan transportasi untuk mendukung sentra produksi

agropolitan, dan sumber daya alam lainnya dalam kawasan strategis

ekonomi, serta kawasan andalan untuk mendukung sentra produksi

pada 38 simpul kabupaten/Kota

45. Mengembangkan pembangunan dermaga/transportasi antar pulau

untuk mendukung penanganan kawasan tertinggal, terutama

diwilayah kepulauan Madura dan pulau-pulau lainnya

46. Mengembangkan jalur komuter perkeretaapian dan pengembangan

rel perkeretaapian ganda (double track)

47. Meningkatkan kuantitas dan kualitas prasarana transportasi jalan

48. Mengembangkan perluasan sistem angkutan umum, termasuk

busway/monorail

49. Mengembangkan terminal kelas A, B dan C serta optimalisasi

terminal kargo dan peti kemas

50. Meningkatkan pembangunan dan mengembangkan pelabuhan

umum

51. Mengembangkan pelabuhan khusus

40

52. Meningkatkan pembangunan dan mengembangkan Bandar Udara

Juanda dan Abdurahman Saleh Malang

53. Meningkatkan pembangunan dan mengembangkan Bandar Udara

Perintis untuk penerbangan antar kota (Citylink)

54. Meniningkatkan panjang Jalan Provinsi dengan Kondisi

Baik/Mantap

55. Menambah Panjang Jalan Provinsi Serta Peningkatan Panjang Jalan

Provinsi Dalam Kondisi Baik/Mantap

56. Meningkatkan Percepatan Pembangunan Jalan Lintas Selatan

57. Meningkatnya Jembatan & Gorong-gorong Provinsi Dengan Lebar

Minimum 9 m

58. Mengembangkan Bandara Internasional Sipil/Komersiil melalui

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) melalui Optimalisasi

Pemanfaatan Barang Milik Daerah

59. Meningkatkan pembangunan dan rehabilitasi waduk, dam dan

embung berteknologi geomembran

60. Meningkatkan volume pekerjaan rehabilitasi infrastruktur

sumberdaya air untuk mengoptimalkan fungsi daerah tangkapan air

(catcment area) dan sumber air

61. Mempertahankan volume sumber air untuk menjaga ketersediaan

air sepanjang tahun

62. Meningkatkan percepatan pembangunan, pemeliharaan dan

perbaikan infrastruktur yang menunjang pembangunan sektor

pertanian dan wilayah pedesaan

63. Meningkatkan pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT)

64. Meningkatkan pembangunan embung berteknologi geo-membran di

lokasi rawan kekeringan, jauh dari sumber air dan kondisi tanah

porus, sebagai solusi jangka pendek mengantisipasi bencana

kekeringan

41

65. Mendorong peningkatan aksesibilitas pelayanan air bersih dengan

harga terjangkau bagi seluruh masyarakat, khususnya masyarakat

berpenghasilan rendah

66. Meningkatkan pendayagunaan sumber daya air untuk pemenuhan

kebutuhan air irigasi, difokuskan pada peningkatan fungsi jaringan

irigasi yang sudah dibangun tapi belum berfungsi dan peningkatan

kinerja operasi dan pemeliharaan

67. Peningkatan akses masyarakat di daerah perdesaan dan rawan air

terhadap pelayanan air minum dan air limbah melalui

pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Sistem

Pengelolaan Air Limbah (SPAL) secara komunal.

68. Penurunan angka backlog perumahan melalui pembangunan Rumah

Susun Sewa dan Rumah Sederhana Tapak (RST) serta pembangunan

Prasaran Sarana Utilitas (PSU) Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

69. Meningkatkan koordinasi dan pengembangan Energi Baru

Terbarukan (EBT) sebagai sumber energi dan ketenagalistrikan

70. Meningkatkan koordinasi kegiatan pertambangan/SD Mineral dan

Migas

71. Meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan air tanah

72. Meningkatkan nilai tambah/manfaat potensi geologi lingkungan

dan Early Warning System (EWS) bencana geologi.

Misi 3: Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan

penataan ruang

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Meningkatkan rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan hidup,

khususnya kawasan hutan, dengan memilih tanaman pohon

bermasa tumbuh relatif pendek.

2. Meningkatkan upaya konservasi sumber daya air untuk

mewujudkan keberlanjutan kapasitas pasok sumber daya air,

42

disamping untuk pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari, juga

untuk pemenuhan kebutuha air irigasi pertanian rakyat.

3. Mengembangkan penyediaan air irigasi melalui peningkatan fungsi

jaringan irigasi, rehabilitasi dan peningkatan kinerja operasi dan

pemeliharan dengan mempertimbangkan ketersediaan air dan

kesiapan petani.

4. Mengembangkan kelembagaan pengelolaan sumber daya air melalui

peningkatan peran dan keterlibatan semua pemangku kepentingan

(stake-holders), serta menggali dan mengembangkan modal sosial,

merevitalisasi peran-peran lokal tradisional dalam pengelolaan dan

pemeliharaan sumber daya air untuk irigasi pertanian.

5. Memberdayakan komunitas masyarakat yang bertempat tinggal di

sepanjang daerah aliran sungai untuk mengawasi pencemaran air

sungai, dan memelihara lingkungan hidup.

6. Meningkatkan upaya konservasi pesisir dan laut, serta merehabilitasi

ekosistem yang rusak, dan menggiatkan kemitraan untuk

meningkatkan peran aktif masyarakat dan swasta dalam

pengelolaan sumber daya pesisir dan laut.

7. Meningkatkan koordinasi lintas sektor yang berpotensi

menghasilkan emisi GRK, terutama sektor energi, transportasi,

industri, pertanian, kehutanan dan pengelolaan limbah.

8. Menetapkan Rencana Kawasan Strategis Provinsi dalam mendorong

pengembangan wilayah.

9. Memfasilitasi upaya Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang

Kabupaten/Kota untuk dievaluasi oleh Gubernur

10. Menyusunan Petunjuk Pelaksanaan pemanfaatan ruang

11. Memfasilitasi Upaya ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang.

43

Misi 4: Meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Mengembangkan konsep reformasi birokrasi sebagai reformasi

administrasi yang terdiri dari elemen regulasi, sumber daya

manusia, teknologi informasi dan kontrol masyarakat, untuk

menghasilkan pelayanan publik yang lebih jelas tolak ukurnya.

2. Penguatan aksi anti-korupsi, dan pemberantasan korupsi, serta

memperluas secara bertahap zona integritas Wilayah Bebas dari

Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani

(WBBM).

3. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas ketatalaksanaan dan prosedur

pada semua tingkat pelayanan publik.

4. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas melalui pelaksanaan

standar pelayanan minimal serta optimalisasi peran pengawasan

internal oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan

pengawasan masyarakat.

5. Peningkatan pengelolaan arsip pemerintah daerah secara profesional

yang didukung sistem kearsipan yang komprehensif;

6. Mengembangkan konsep reformasi birokrasi sebagai reformasi

administrasi yang terdiri dari elemen regulasi, sumber daya

manusia, teknologi informasi dan kontrol masyarakat, untuk

menghasilkan pelayanan publik yang lebih jelas tolak ukurnya.

7. Peningkatan efesiensi dan efektivitas ketatalaksanaan dan prosedur

pada semua tingkat pelayanan publik.

8. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas layanan pemerintahan

dengan perumusan pelayanan standar minimal yang diketahui

masyarakat, beserta pemantauan pelaksanaannya oleh masyarakat.

9. Peningkatan akses informasi publik secara akurat dan up to date

melalui pengembangan e-Government.

44

10. Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi, serta sinergi

perencanaan pembangunan antar dan lintas SKPD.

11. Peningkatan kapasitas anggota legislatif beserta kelembagaannya

secara berkelanjutan.

12. Optimalisasi pengelolaan keuangan dan aset daerah secara terpadu.

13. Peningkatan ketersediaan dokumen statistik daerah yang akurat dan

up to date.

Misi 5: Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada

semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

2. Meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan bagi seluruh lapisan

masyaraklat untuk memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk

agama, serta beribadah sesuai agama dan kepercayaan masing-

masing.

3. Meningkatkan dan memperkuat kerukunan internal, dan antar umat

beragama untuk menciptakan harmoni sosial berlandaskan sikap

toleran dan saling menghormati.

4. Mendorong aktifitas pendidikan untuk menumbuhkan rasa

kebanggaan kebangsaan, aklak mulia, serta kemampuan peserta

didik untuk hidup bersama dalam masyarakat yang multi kultur.

5. Meningkatkan jalinan kerjasama lintas umat beragama, dan forum

silaturahmi lintas pemuka agama, serta mendorong berkembangnya

kerjasama internal dan/atau antar umat beragama di bidang sosial

ekonomi.

6. Meningkatkan revitalisasi keamanan berbasisi komunitas untuk

mewujudkan keamanan lingkungan termasuk mencegah tumbuhnya

permasalahan yang berkaitan penggunaan dan penyebaran narkoba.

7. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam penciptaan keamanan

dan ketertiban melalui mekanisme community Policing.

45

8. Mengembangakan sosialisasi kepada masyarakat mengenai

keseimbangan antara hak asasi manusia dan kewajiban asasi

manusia di dalam berdemokrasi yang menjunjung tinggi supremasi

hukum.

9. Mendorong pembentukan dan pengembangan Forum Kewaspadaan

Dini Masyarakat (FKDM) di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan.

10. Meningkatkan keberdayaan organisasi kemasyarakatan/ LSM dalam

mencegah, dan mengevaluasi ketidakadilan, diskriminasi, serta

pelanggaran HAM lainnya, sebagai bagian penguatan Civil Society.

11. Peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan pada semua

jalur, jenis, dan jenjang pendidikan;

12. Peningkatan kualitas pelayanan keagamaan bagi seluruh lapisan

masyarakat untuk memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk

agama, serta beribadat sesuai agama dan kepercayaan masing-

masing;

13. Peningkatan dan memperkuat kerukunan internal, dan antar-umat

beragama untuk menciptakan harmoni sosial berlandaskan sikap

toleran dan saling menghormati;

14. Peningkatan stimulasi aktivitas pendidikan untuk menumbuhkan

rasa nasionalisme, akhlak mulia, serta kemampuan peserta didik

untuk hidup bersama dalam masyarakat multikultur.

3.3 Telaahan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan

a. Visi

Visi pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2015 - 2019 adalah

“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian

Berlandaskan Gotong Royong”.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan kelautan dan perikanan tersebut,

maka misi yang diemban adalah :

46

1. Mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang mampu

menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi

dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Memperkuat jati diri sebagai negara maritim/kepulauan.

3. Mewujudkan kualitas hidup masyarakat kelautan dan perikanan yang

tinggi, maju dan sejahtera.

4. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

5. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim/kepulauan yang

mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

c. Arah Kebijakan

Arah kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2014 - 2019

adalah :

1. Mengelola sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

2. Meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha kelautan dan

perikanan.

3. Mengembangkan kompetensi SDM dan iptek inovatif.

4. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan dan

akuntabel.

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis

a. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)

Dari sisi penataan ruang dan KLHS, Jawa Timur dalam 20 tahun kedepan sesuai

Rencana Tata Ruang dan Wilayah Jawa Timur Tahun 2011 - 2031 perlu

diperhatikan dinamika internal dan eksternal spatial daerah yang

menjadi perhatian dalam pengembangan aktivitas ekonomi terutama sektor

perikanan dan kelautan, antara lain:

A. Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur mencakup

perencanaan seluruh wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur, yang

meliputi daratan seluas kurang lebih 4.779.975 Ha terdiri dari 38

47

Kabupaten/Kota, wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari garis pantai,

ruang di dalam bumi serta wilayah udara, dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa - Pulau Kalimantan

(Provinsi Kalimantan Selatan)

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali - Pulau Bali

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah

B. Kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

meliputi Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Jember; Kabupaten Malang;

Kabupaten Pacitan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Situbondo; dan

Kabupaten Sumenep.

C. Kawasan peruntukan perikanan merupakan kawasan minapolitan

meliputi:

a. peruntukan perikanan tangkap;

b. peruntukan perikanan budi daya; dan

c. pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

D. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi:

a. Pengembangan komoditi utama perikanan meliputi Tamperan di

Kabupaten Pacitan, Prigi di Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru di

Kabupaten Malang, Puger di Kabupaten Jember, Ujungpangkah di

Kabupaten Gresik, Brondong di Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo

di Kabupaten Situbondo, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan

di Kabupaten Sumenep;

b. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di

Kabupaten Trenggalek dan Brondong di Kabupaten Lamongan;

c. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) meliputi Muncar di

Kabupaten Banyuwangi, Puger di Kabupaten Jember, Pondokdadap di

Kabupaten Malang, Mayangan di Kota Probolinggo, Paiton di

48

Kabupaten Probolinggo, Lekok di Kabupaten Pasuruan, Tamperan di

Kabupaten Pacitan, dan Bawean di Kabupaten Gresik; dan

d. Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) meliputi Pancer di

Kabupaten Banyuwangi, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan

di Kabupaten Sumenep.

E. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya meliputi:

a. Perikanan budi daya air payau;

b. Perikanan budi daya air tawar; dan

c. Perikanan budi daya air laut.

F. Pengembangan kawasan perikanan budidaya air payau yaitu:

a. Komoditas perikanan air payau, meliputi Kabupaten Bangkalan;

Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Gresik;

Kabupaten Jember; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Lumajang;

Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pamekasan;

Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang;

Kabupaten Sidoarjo; Kabupaten Situbondo; Kabupaten Sumenep;

Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban; Kabupaten Tulungagung;

Kota Pasuruan; Kota Probolinggo dan Kota Surabaya.

b. Komoditas garam, meliputi Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Gresik;

Kabupaten Lamongan; Kabupaten Pamekasan; Kabupaten Pasuruan;

Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang; Kabupaten Sumenep;

Kabupaten Tuban; Kota Pasuruan dan Kota Surabaya.

G. Pengembangan kawasan perikanan budidaya air tawar dibagi

berdasarkan:

a. komoditas ikan konsumsi; dan

b. komoditas ikan hias.

H. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar untuk budidaya

komoditas ikan konsumsi dikembangkan di seluruh kabupaten/kota.

49

I. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar untuk budi daya

komoditas ikan hias dikembangkan di wilayah Kabupaten Blitar;

Kabupaten Kediri; Kabupaten Tulungagung; dan Kota Kediri.

J. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air laut meliputi

Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar;

Kabupaten Gresik; Kabupaten Jember; Kabupaten Lamongan; Kabupaten

Lumajang; Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten

Pamekasan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten

Sampang; Kabupaten Situbondo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten

Trenggalek; Kabupaten Tuban; dan Kabupaten Tulungagung.

K. Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan meliputi Kabupaten

Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Gresik; Kabupaten Lamongan;

Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten

Sidoarjo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban

dan Kota Probolinggo.

L. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan meliputi :

a. Pemertahanan, perehabilitasian, dan perevitalisasian tanaman

bakau/mangrove dan terumbu karang;

b. Pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budi daya;

c. Penjagaan kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah

industri;

d. Pengendalian pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir melalui

penetapan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

e. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung perikanan;

f. Peningkatan nilai ekonomi perikanan dengan meningkatkan

pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

50

g. Pengembangan kelembagaan kelompok nelayan ke arah kelembagaan

ekonomi/koperasi;

h. Pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam agar tidak

berubah fungsi;

i. Pembukaan peluang pengembangan tambak garam baru dalam rangka

meningkatkan produksi garam dan membuka peluang investasi;

j. Pengembangan teknologi dalam rangka meningkatkan kuantitas dan

kualitas produksi garam; dan

k. Pengembangan kawasan tambak garam dengan mempertimbangkan

aspek lingkungan hidup yang keberlanjutan.

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pembangunan kelautan dan perikanan juga turut memperhatikan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH). SDA-LH sangat penting dalam

pembangunan nasional, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan

ekonomi maupun sebagai pendukung system kehidupan. Sesuai dengan

fungsinya tersebut, SDA-LH perlu dikelola dengan bijaksana agar pembangunan

serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari saat ini dan

di masa yang akan datang. Selain itu, sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH

juga menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar tenaga kerja, terutama di

perdesaan dan pesisir.

Isu – isu stretegis KLHS yang terkait dengan sektor perikanan dan kelautan

adalah alih fungsi lahan (hutan dan pertanian); perubahan iklim; penurunan

kualitas dan kuantitas sumberdaya alam; belum optimalnya pengelolaan

laut,pesisir dan pulau-pulau kecil; kesejahteraan rakyat; pertanian dan

ketahanan pangan. Dalam proses penyusunan KLHS, implementasi program

prioritas Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dinilai telah

berkontribusi untuk menjawab isu – isu strategis KLHS.

51

3.5 Penentuan Isu – isu Strategis

A. Isu Lingkungan

Isu yang muncul pada isu lingkungan merupakan indikasi dibutuhkannya

tindakan rehabilitasi atau konservasi dalam menjaga sumberdaya perikanan

dan kelautan di Provinsi Jawa Timur. Isu-isu yang teridentifikasi adalah :

a. degradasi kondisi ekosistem lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil,

b. overfishing akibat dari kegiatan penangkapan ikan yang terkonsentrasi

pada suatu tempat,

c. pemanfaatan yang kurang bertanggungjawab seperti penggunaan bahan

peledak dan kimia dalam kegiatan penangkapan,

d. masih maraknya pencurian terumbu karang dan penebangan mangrove.

B. Isu Kebijakan

Isu kebijakan ini muncul dikarenakan beberapa hal antara lain:

a. lemahnya implementasi suatu peraturan terkait perlunya pembatasan

perijinan baru kapal ikan di atas 6 GT di Pantura;

b. tumpang tindih pelaksanaan peraturan dari beberapa instansi terkait. Isu

ini muncul terkait dengan perijinan kapal perikanan yang harus

mendapatkan ijin berlayar dari syahbandar perikanan dan syahbandar

umum.

c. belum adanya kebijakan dari pemerintah daerah yang mendukung

solusi permasalahan di tingkat masyarakat. Beberapa kebijakan yang

diperlukan terkait zonasi tata ruang pesisir atau pengembangan

wilayah pesisir, distribusi pasokan ikan di lokasi tertentu yang masih

sangat minim, dan kompensasi kenaikan BBM untuk nelayan yang

harus tepat sasaran.

C. Isu Kelembagaan

Isu yang teridentifikasi adalah :

a. Penguatan kelembagaan masyarakat/Pemberdayaan kelompok

masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan

dan kelautan.

52

b. Konflik antar nelayan (nelayan skala besar dengan nelayan skala

kecil/tradisional)

c. Rendahnya pemahaman hukum sektor kelautan dan perikanan serta

penegakannya.

d. Perlunya penguatan kapasitas UPT pusat, UPT Provinsi/Kab/Kota,

serta Balai Riset.

e. Perlunya Penguatan kapasitas kelompok usaha bidang perikanan dan

kelautan

D. Isu Infrastruktur

Pada isu kelompok infrastruktur teridentifikasi isu terkait minimnya sarana

dan prasarana untuk mendukung kegiatan produksi, sistem informasi, dan

distribusi hasil tangkapan, tidak efisiennya proses produksi dan distribusi

hasil tangkapan. Secara detail, isu yang teridentifikasi mencakup :

a. Minimnya sarana dan prasarana di wilayah kepulauan

b. Restrukturisasi armada tangkap

c. Menurunnya kualitas air tambak dikarenakan tidak adanya normalisasi

saluran air

d. Belum optimalnya fungsi dan peran TPI

B. Isu Ketahanan Pangan

Isu ini muncul di bidang budidaya perikanan dikarenakan untuk mewujudkan

ketahanan pangan, diperlukan adanya peningkatan produksi dari budidaya

perikanan sebagai tumpuan utama. Sedangkan dari perikanan tangkap pemenuhan

kebutuhan produksi tidak dapat terpenuhi semuanya dikarenakan adanya isu

penangkapan berlebih (overfishing). Isu-isu yang teridentifikasi adalah :

1) Harga komoditas fluktuatif, cenderung turun, nelayan/pembudidaya

ikan/petambak garam merugi

2) Tingginya harga pakan yang berimbas terhadap tingginya ongkos produksi

budidaya

53

3) Masalah kawasan pesisir sudah rusak dan disebabkan penggalian pasir

yang bersifat masif untuk itu sulit dikembangkan usaha kegiatan budidaya

perikanan

4) Perlunya pengembangan budidaya ikan skala kecil/rumah dan penataan

pemasaran

5) Menurunnya kualitas mutu benih dan induk ikan yang beredar di

masyarakat (khususnya yang terjadi di wilayah kab.Kediri)

6) Masih rendahnya minat pelaku usaha budidaya/Pokdakan untuk

sertifikasi unit usahanya bagi keperluan food safety dan jaminan mutu

7) Kurangnya Kepatuhan/Ketaatan penerapan HACCP di UPI

8) Ketersediaan hasil produksi perikanan tidak stabil

9) Angka kemiskinan di Jatim masih relatif tinggi, terutama dari kalangan

nelayan di wilayah pesisir

10) Sempitnya lahan perairan dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk

melakukan usaha perikanan budidaya

11) Terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih bermutu

E. Isu Pendanaan

Isu kelompok pendanaan didominasi oleh sumber dana dalam mengatasi

permasalahan dalam perikanan budidaya. Isu-isu tersebut adalah :

1) Identifikasi sumber-sumber dana yang berasal dari perusahaan (Corporate

Social Responsibility)

2) Identifikasi potensi sumber dana dari pemerintah pusat (APBN/DAK) untuk

mendukung pelaksanaan isu strategis pembangunan KP

3) Sumber pendanaan dari APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

4) Identifikasi jenis-jenis pendanaan dari pemerintah pusat yang berasal dari

kebijakan subsidi

5) Identifikasi dan pemanfaatan sumber daya dari swadaya masyarakat.

54

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 Visi dan Misi SKPD

a. Visi

Bertitik tolak dari berbagai kondisi potensi pembangunan Perikanan dan

Kelautan Provinsi Jawa Timur dan tantangan yang dihadapi, maka dibutuhkan

solusi strategis untuk mengatasinya selama 5 (lima) tahun mendatang, untuk itu

“VISI“ Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang akan diemban

adalah ”Jawa Timur penghasil produk perikanan dan kelautan yang berdaya

saing dan berkelanjutan”.

Makna Visi :

- Jawa Timur penghasil produk perikanan dan kelautan yang berdaya saing

mempunyai makna bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kemampuan

untuk bersaing dengan produk sejenis dari luar daerah baik di dalam wilayah

Provinsi Jawa Timur maupun dalam pasar nasional dan internasional.Untuk

menuju penghasil produk Perikanan dan Kelautan yang berdaya saing, dari

sisi kuantitas melalui peningkatan teknologi produksi dan fasilitasi prasarana

dan sarana produksi. Dari sisi kualitas, dikaitkan dengan keamanan pangan

melalui penanganan pra panen dan pasca panen yang sesuai standar.

- Jawa Timur penghasil produk perikanan dan kelautan yang berkelanjutan

mempunyai makna mampu menghasilkan produk perikanan dan kelautan

dengan kualitas (mutu) dan kuantitas (jumlah) yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dan aman dikonsumsi serta tersedia sepanjang tahun.

Berkelanjutan dikaitkan bahwa dalam pemanfaatan dan pengelolaan

sumberdaya perikanan dan kelautan di Jawa Timur akan tetap

memperhatikan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang serta

menghindari rusaknya sumberdaya perikanan dan kelautan melalui

rehabilitasi mangrove dan terumbu karang di mana mangrove dan terumbu

55

karang mempunyai peranan penting pada ekosistem pesisir yaitu sebagai

penahan ombak sehingga dapat mencegah abrasi; sebagai nursery ground,

feeding ground dan spawning ground sehingga dapat menjaga keberlangsungan

populasi ikan dan masih banyak peranan lainnya termasuk peranannya bagi

kehidupan masyarakat. Sehingga diharapkan Jawa Timur sebagai penghasil

produk perikanan dan kelautan yang aman, dilihat dari sisi kuantitas dan

kualitas, khususnya kemanan pangan sekaligus melaksanakan pelestarian

sumberdaya perikanan dan kelautan

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan perikanan dan kelautan Jawa

Timur 2014 - 2019 tersebut, maka misi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi

Jawa Timur 2014 - 2019 adalah :

1. Meningkatkan produksi perikanan dan kelautan

2. Meningkatkan mutu dan pemasaran hasil perikanan

3. Meningkatkan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

4. Reformasi birokrasi dan pelayanan publik

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

a. Tujuan

Tujuan pembangunan perikanan dan kelautan Jawa Timur tahun 2015 - 2019

adalah :

1. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas produksi sektor perikanan

dan kelautan

2. Meningkatnya mutu dan daya saing hasil perikanan

3. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan yang

berkelanjutan

4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih serta

profesionalisme pelayanan publik

56

b. Sasaran strategis

Sasaran strategis pembangunan perikanan dan kelautan berdasarkan tujuan

yang akan dicapai adalah :

a. Meningkatnya kuantitas dan kualitas produksi perikanan dan kelautan

b. Meningkatnya produksi garam rakyat

c. Meningkatnya akses kelompok perikanan dan kelautan terhadap

faktor produksi, teknologi dan informasi

d. Meningkatnya mutu dan nilai tambah hasil perikanan

e. Terciptanya sumberdaya perikanan dan kelautan yang lestari

f. Terselenggaranya administrasi perkantoran sesuai standar

g. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur

h. Meningkatnya kapasitas kelembagaan

i. Meningkatnya kualitas perencanaan, statistik dan evaluasi program

atau kegiatan pembangunan perikanan dan kelautan

4.3 Strategi dan Kebijakan

Sesuai arah kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam RPJMD Tahun

2014 – 2019 dari 5 (lima) misi yang telah ditetapkan, Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Timur menindaklanjuti misi ke - 2 (dua) yaitu Meningkatkan

pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis

agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi dan misi ke – 3 yaitu Meningkatkan

pembangunan yang berkelanjutan dan penataan ruang, maka dari itu strategi dan

arah kebijakan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

diimplementasikan sebagai berikut :

A. Strategi

a. Peningkatan SDM Perikanan dan Kelautan

b. Penerapan teknologi perikanan dan kelautan

57

c. Fasilitasi sarana prasarana budidaya, penangkapan serta pengolahan

dan pemasaran hasil perikanan

B. Kebijakan

a. Peningkatan kapasitas masyarakat perikanan dan kelautan

b. Pengembangan Perikanan Budidaya

c. Pengembangan Perikanan Tangkap

d. Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

e. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

f. Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pengawasan

g. Reformasi birokrasi dan pelayanan publik

Dengan strategi dan arah kebijakan seperti tersebut diatas, maka dampak yang

menjadi harapan adalah percepatan pertumbuhan ekonomi (berkualitas dan

berkelanjutan) pada sektor perikanan dan kelautan. Dampak yang lain adalah

perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat perikanan dan

kelautan.

58

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Arah kebijakan dan strategi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur

tahun 2015 – 2019 yang telah diuraikan tersebut akan dimplementasikan kedalam

program dan kegiatan sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

a. Peningkatan Kualitas Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

a. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

3. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

a. Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data dan Informasi

Provinsi Jawa Timur

4. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan

b. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintah

5. Program Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Perikanan

a. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan

Kelautan, Pesisir, Pulau - Pulau Kecil dan Pengawasan Sumberdaya Perikanan

dan Kelautan

b. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Pengembangan

Budidaya Perikanan

c. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif bagi Nelayan dan Taruna Nelayan

59

d. Pendidikan Kemasyarakatan Produktif dalam rangka Optimalisasi

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan.

6. Program Pengembangan Perikanan Budidaya

a. Optimalisasi UPTD Bidang Perikanan Budidaya

b. Pengelolaan Produksi Perikanan Budidaya

c. Pengelolaan dan Pengembangan Sarana dan Prasana Perikanan Budidaya

d. Pengelolaan Kesehatan Ikan Budidaya dan Lingkungan

e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Budidaya Air Payau

f. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Budidaya Air Tawar

g. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Budidaya Air Laut

h. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan di Bidang Perikanan Budidaya

i. Pembentukan dan Pengembangan Klaster Komoditas Perikanan unggulan

Berpotensi Ekspor

j. Fasilitasi Program Anti Kemiskinan (APP) Bidang Perikanan

7. Program Pengembangan Perikanan Tangkap

a. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Penangkapan Ikan

b. Fasilitasi Eksploitasi dan Aplikasi Teknologi Perikanan Tangkap

c. Pengelolaan Operasional Pelabuhan Perikanan dan PPI

d. Pengembangan Sarana dan Prasarana Perikanan Tangkap

e. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Mayangan

f. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Muncar

g. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Tamperan

h. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan Bulu

8. Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

a. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

9. Program Pengembangan Kelautan, Pesisir,Pulau–Pulau Kecil dan Pengawasan

a. Pengelolaan Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Perikanan dan

Kelautan

60

b. Pengelolaan Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

10. Program Peningkatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan

a. Pengembangan Pengolahan dan Jaminan Mutu Hasil Perikanan

b. Pengembangan Usaha Perikanan dan Kelautan

c. Penguatan dan Pengembangan Pemasaran Produk Perikanan Dalam dan Luar

Negeri

d. Penguatan Kompetensi Pengendalian, Pengujian dan Sertifikasi Mutu Hasil

Perikanan serta Pengembangan Teknologi

61

BAB VI

INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan Indikator Kinerja

Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Dinas Perikanan dan Kelautan

Provinsi Jawa Timur menetapkan Indikator Kinerja Utama yang ingin dicapai selama

kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sebagai berikut :

1. Jumlah produksi perikanan tangkap (Ton)

2. Jumlah produksi perikanan budidaya (Ton)

3. Jumlah produksi garam rakyat (Ribu Ton)

4. Jumlah kelompok yang terakses (Kelompok)

5. Nilai Tambah produk hasil perikanan (%)

6. Rehabilitasi mangrove (Ha)

7. Rehabilitasi terumbu karang (Ha)

62