laporan khusus pentingnya penggunaan …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya...

92
LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP POTENSI BAHAYA PADA PROSES PRODUKSI DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU Oleh : Endrasti Kiswandari NIM.R0007122 PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: buimien

Post on 06-Feb-2018

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

LAPORAN KHUSUS

PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI SEBAGAI

UPAYA DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

TERHADAP POTENSI BAHAYA PADA PROSES

PRODUKSI DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Oleh :

Endrasti Kiswandari

NIM.R0007122

PROGRAM D.III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

ii

Page 3: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

iii

Page 4: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

iv

ABSTRAK

Endrasti Kiswandari, 2010. PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA DALAM PENCEGAHAN

KECELAKAAN KERJA TERHADAP POTENSI BAHAYA PADA

PROSES PRODUKSI DI PUSDIKLAT MIGAS, CEPU. Program

Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perusahaan

melindungi tenaga kerja dari potensi bahaya yang ada di perusahaan dan

mencegah kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan rasa tidak aman bekerja bagi

tenaga kerja, dengan upaya yang dilakukan adalah penyediaan Alat Pelindung

Diri (APD) serta pemakaian APD dengan potensi bahaya yang ada dan

pengawasan yang mewajibkan tenaga kerja untuk memakai APD.

Kerangka pemikiran ini adalah di dalam lingkungan kerja terdapat faktor

dan potensi bahaya yang dapat timbul dari cara kerja bahan, peralatan atau mesin,

manusia dan lingkungan itu sendiri. Sehingga perlu dilakukan pengamatan dan

kesesuian APD terhadap faktor dan potensi bahaya yang terdapat pada masing-

masing proses produksi agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja. Kebijakan

Pusdiklat Migas, Cepu menyediaan APD yang sesuai pada masing-masing proses

produksi. Pemakaian APD oleh tenaga kerja didukung oleh peraturan dari

perusahaan mengenai kewajiban memakai APD sehingga pada masing-masing

proses keselamatan kerja dapat tercapai.

Jenis penelitian ini diaksanakan dengan metode deskriptif, yaitu dengan

memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya terhadap obyek penelitian yaitu

tenaga kerja selaku pemakai APD ditempat kerja yang terpapar bahaya-bahaya

potensial. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dibandingkan dengan

standar serta peraturan yang ada.

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa penyediaan APD

di Pusdiklat Migas, Cepu cukup dan memenuhi standart tetapi ada sebagian

tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya APD yang disediakan

sehingga masih didapati tenaga kerja yang tidak memakai APD yang diwajibkan

oleh perusahaan. Hal ini bisa diatasi dengan diadakan training kepada tenaga kerja

untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemakaian APD dalam bekerja.

Kata kunci : Alat Pelindung Diri, Pencegahan Kecelakaan Kerja

Kepustakaan :07, 1989 - 2010

Page 5: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah yang Maha Esa atas

segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

khusus pada program Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pusdiklat Migas Cepu

dengan lancar tanpa ada suatu halangan apapun.

Program PKL ini dilakukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

kelulusan pendidikan yang penulis tempuh di jurusan D.III Hiperkes dan

Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sesuai dengan pendidikan yang penulis tempuh maka penulis mengambil judul

“Pentingnya Penggunaan Alat Pelindung Diri Sebagai Upaya Dalam Pencegahan

Kecelakaan Kerja Terhadap Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat

Migas, Cepu ”.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari

semua pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr. MS. Selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Putu Suriyasa, dr, MS. SKK. SpOk, selaku ketua program D.III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

3. Bapak Hardjanto, dr., MS, Sp.Ok. Selaku Pembimbing pertama yang banyak

membantu.

Page 6: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

vi

4. Bapak Agus Widiyatmo, SE. Selaku Pembimbing kedua yang banyak

memberikan pengarahan.

5. Bapak Putut Prasetyo, selaku kepala LK3 dan sebagai pembimbing lapangan.

6. Bapak Wahyudi sebagai pembimbing praktek lapangan.

7. Bapak Kastur, selaku kepala HRD Pusdiklat migas Cepu.

8. Bapak Adi, Bapak Joko, Bapak Saiful dan semua pihak dari Pusdiklat Migas

Cepu yang banyak membantu.

9. Bapak, Ibu, keponakan serta keluarga besar tercinta yang selalu memberikan

motivasi, dukungan dan doanya kepada ananda.

10. Teman-teman satu angkatan D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja yang

saling memberi semangat.

11. Sahabat-Sahabat (Asepti, Nindy, Sari) yang selalu memberi motivasi dan

bersemangat bersama.

12. Semua teman-teman dan orang-orang yang memberikan doa dan masukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Besar harapan

penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, April 2010

Penulis

Page 7: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .................................. iii

ABSTRAK ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ...................................................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................... 6

A. Tinjauan Pustaka ............................................................. 6

B. Kerangka Pemikiran ........................................................ 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 44

A. Jenis Penelitian ................................................................ 44

B. Lokasi Penelitian ............................................................. 44

C. Obyek Penelitian ............................................................. 44

Page 8: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

viii

D. Cara Pengambilan Data ................................................... 44

E. Analisa Data .................................................................... 45

BAB IV. HASIL PENELITIAN ....................................................... 48

A. Potensi Bahaya dan Faktor Bahaya ................................. 48

B. Pengendalian Potensi Bahaya ......................................... 60

C. Penyediaan Alat Pelindung Diri ...................................... 61

D. Pemakaian Alat Pelindung Diri ....................................... 65

E. Pemeliharaan Alat Pelindung Diri .................................. 65

BAB V. PEMBAHASAN ................................................................. 66

A. Potensi Bahaya dan Faktor Bahaya ................................. 66

B. Pengendalian Potensi Bahaya ......................................... 70

C. Penyediaan Alat Pelindung Diri ...................................... 71

D. Pemakaian Alat Pelindung Diri ....................................... 76

E. Pemeliharaan Alat Pelindung Diri .................................. 77

BAB VI. PENUTUP ......................................................................... 79

A. Kesimpulan ..................................................................... 79

B. Saran ................................................................................ 80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ............................................. 43

Page 10: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Fungsi Tugas dan Tanggung Jawab LK3

Lampiran 2. Laporan Kegiatan Operasi Keselamatan Kerja LK3

Lampiran 3. Check List Pengelasan Diarea Kilang

Lampiran 4. Surat Keterangan Penyisihan

Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Kerja

Lampiran 6. Formulir Kecelakaan Kerja

Lampiran 7. Laporan Kecelakaan Kerja

Lampiran 8. Form Ijin Kerja Masuk

Lampiran 9. Form Ijin Kerja Radiasi

Lampiran 10. Form Ijin Kerja Dingin

Lampiran 11. Form Ijin Kerja Panas

Lampiran 12. Form Ijin Kerja Listrik

Lampiran 13. Form Ijin Kerja Galian

Lampiran 14. Flow Diagram Wax Plant

Lampiran 15. Layout Bak Sludge Kilang

Lampiran 16. Struktur Organisasi Pusdiklat Migas Cepu

Lampiran 17. Struktur Organisasi LK3 Pusdiklat Migas Cepu

Lampiran 18. Struktur Organisasi Wax Plant Pusdiklat Migas Cepu

Lampiran 19. Peta Pusdiklat Migas Cepu.

Lampiran 20. Memo Intern Magang

Lampiran 21. Surat Keterangan Magang

Page 11: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman globalisasi sekarang pertumbuhan industrialisasi semakin pesat

dan terus menerus berkembang setiap tahunnya karena persaingan industi yang

semakin ketat. Sehingga, pemakaian bermacam-macam peralatan kerja dan

penggunaan mesin-mesin dengan teknologi tinggi dilakukan pada proses produksi

untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi hasil produksi. Hal tersebut di samping

memberikan kemudahan bagi suatu proses produksi, tentunya efek samping yang

tidak dapat dielakkan adalah bertambahnya jumlah dan ragam sumber bahaya bagi

pengguna teknologi itu sendiri. Di samping itu, faktor lingkungan kerja yang tidak

memenuhi syarat keselamatan dan kesehatan kerja, proses kerja tidak aman, dan

sistem kerja yang semakin komplek dan modern dapat menjadi ancaman tersendiri

bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. (Tarwaka, 2008)

Suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi yang

berakibat dapat memberikan beban tambahan pada jasmani atau rohani tenaga

kerja.faktor-faktor penyebab bebab tambahan yang dimaksud diantaranya faktor-

faktor seperti kontruksi mesin, sikap kerja, dan cara kerja. (Suma’mur, 1989)

Setiap jenis-jenis pekerjaan yang merupakan suatu aktifitas pasti melibatkan

faktor manusia, peralatan, lingkungan dan proses produksi dalam setiap tahapan

kerja, sehingga harus diupayakan prosedur kerja yang aman. Pekerjaan yang

Page 12: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

2

bermacam-macam juga memiliki tingkat resiko bahaya yang berbeda-beda dan

memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan. Kecelakaan kerja merupakan suatu

kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga semula yang dapat

menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda atau properti maupun korban jiwa

yang terjadi di dalam suatu proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.

Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin,

pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. Dengan demikian

jelas bahwa, keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya

kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka atau cidera,

cacat atau kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan atau mesin dan

lingkungan secara luas.

Kesehatan Kerja merupakan kegiatan dan upaya kesehatan dalam

masyarakat pekerja guna mewujudkan kondisi pekerja yang sehat, efektif, efisien dan

produktif sesuai dengan jenis pekerjannya.

(Tarwaka, 2008)

Bahaya-bahaya lingkungan kerja perlu dikendalikan sedemikian rupa

sehingga tercipta suatu lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman. Berbagai cara

pengendalian dapat dilakukan untuk menanggulangi bahaya-bahaya lingkungan kerja.

Sarana pengaman diri adalah pilihan terakhir yang dapat di lakukan untuk mencegah

bahaya dengan pekerja. Akan tetapi, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

bukanlah pengendali dari sumber-sumber bahaya. Penggunaan Alat Pelindung Diri

Page 13: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

3

disarankan hanya digunakan bersamaan dengan penerapan pengendalian risiko di

tempat kerja. Dengan demikian perlindungan keamanan dan kesehatan personel akan

lebih efektif.

(Rudi Suwardi, 2005)

Dari berbagai faktor dan potensi bahaya yang ada di Pusdiklat Migas Cepu.

Maka penulis mencoba memberikan gambaran mengenai Alat Pelindung Diri di

Pusdiklat Migas Cepu dalam usaha menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) dengan mengambil judul ”PENTINGNYA PENGGUNAAN ALAT

PELINDUNG DIRI SEBAGAI UPAYA DALAM PENCEGAHAN

KECELAKAAN KERJA TERHADAP POTENSI BAHAYA PADA PROSES

PRODUKSI DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti yang diuraikan penulis diatas maka dapat

disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah faktor potensi bahaya dilakukan pengendalian dengan pemakaian alat

pelindung diri?

2. Apakah penyediaan alat pelindung diri yang digunakan oleh tenaga kerja sudah

sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja?

3. Apakah tenaga kerja sudah memakai alat pelindung diri sesuai dengan tempat

kerja masing-masing?

4. Apakah pemeliharaan alat pelindung diri dilakukan dengan baik dan benar?

Page 14: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis berkaitan dengan penelitian yang dilakukan

di Pusdiklat Migas Cepu, adalah :

1. Untuk mengetahui kesesuaian alat pelindung diri dengan potensi bahaya yang ada

di proses produksi Pusdiklat Migas Cepu.

2. Untuk mengetahui penyediaan dan perawatan terhadap alat pelindung diri serta

mengetahui apakah tenaga kerja memiliki kesadaran dalam pemakaian alat

pelindung diri.

3. Untuk mengetahui potensi bahaya yang terpapar di bagian proses produksi

Pusdiklat Migas Cepu.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat, bagi :

1. Perusahaan

a. Membantu mengetahui kesesuaian alat pelindung diri yang digunakan dengan

potensi bahaya yang ada di tempat kerja.

b. Membantu tenaga kerja dalam memakai alat pelindung diri sesuai dengan tempat

kerja masing-masing.

c. Dapat menjadi evaluasi penerapan keselamatan kerja melalui penggunaan alat

pelindung diri, sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Page 15: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

5

2. Pembaca

Dapat menambah referensi dan pengetahuan tentang pemakaian alat

pelindung diri serta kegunaannya sebagai upaya dalam pencegahan kecelakaan kerja

pada segala industri.

3. Penulis

Sebagai sarana untuk menambah dan memperdalam pengetahuan tentang

alat pelindung diri, serta dapat menerapkan ilmu yang telah didapat mengenai

program penyelenggaraan alat pelindung diri sesuai dengan potensi bahaya tersebut.

Page 16: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin

pesawat, alat kerja dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan.

Kesehatan Kerja adalah spesialisasi dari ilmu kesehatan atau kedokteran

beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental, sosial dengan usaha

preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang

diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit

umum.

Dalam Undang-Undang nomor 1 tahun 1970 mengenai keselamatan kerja

dijelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak medapat perlindungan atas

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan dan setiap orang lain yang berada di

tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya serta setiap sumber produsi perlu

dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien sehingga proses produkai berjalan

lancar.

Tenaga kerja yang bekerja dalam suatu perusahaan perlu mendapat suatu

perlindungan. Perlindungan tenaga kerja meliputi aspek yang cukup luas yaitu

6

Page 17: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

7

perlindungan keselamatan, kesehatan dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan

yang sesuai dengan martabat manusia dan norma agama. Perlindungan tersebut

bertujuan agar tenaga kerja aman melakukan pekerja sehari-hari dan meningkatkan

produksi.

(Suma'mur, 1996)

a. Keselamatan kerja di perusahaan

Keselamatan kerja merupakan sarana utama pencegahan kecelakaan, cacat

dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah

pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan kerja selain berakibat

langsung bagi tenaga kerja juga menimbulkan kerugian-kerugian secara tidak

langsung yaitu kerusakan pada lingkugan kerja.

(Suma’mur, 1996)

b. Keselamatan Kerja di Tempat Kerja

Akan tidak ada artinya usaha-usaha pencegahan kecelakaan kerja seperti

perundang-undangan, peraturan, pengawasan, nasehat ditambah konferensi, seminar.

Apabila, di tempat kerja tidak ada usaha untuk meningkatkan keselamatan.

Pimpinan atau pengurus sebagai orang-orang penting perusahaan harus

proaktif terhadap usaha-usaha meningkatkan keselamatan dan selalu mengutamakan

mutu dan kuantitas hasil produksi, pemeliharaan mesin dan peralatan secara baik.

Kemudian dari pimpinan atau pengurus ini masih perlu melimpahkan tanggung jawab

kepada orang-orang atau staf-staf yang berkompeten seperti pendegelasian wewenang

kepada staf pengawas, panitia keselamatan, ahli keselamatan, dan lain-lain.

Page 18: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

8

Adapun materi peningkatan keselamatan di tempat kerja bisa berwujud

perencanaan yang baik oleh pimpinan perusahaan, penerapan-penerapna cara kerja

yang aman oleh tenaga kerja, ketentuan dan ketata rumah tangga yang baik, dan

pemasangan pagar pengaman atau pelindung terhadap mesin-mesin bahaya.

Kebiasaan-kebiasaan bekerja secara benar harus ditimbulkan dalam praktek di tempat

kerja. Keteraturan dan ketata rumah tanggaan sebagaimana juga alat pengaman

penting bagi produksi dan keselamatan.

(Suma'mur, 1996)

c. Pedoman Keselamatan Kerja

Suatu tindakan lain dalam keselamatan di perusahaan adalah dikeluarkannya

pedoman dan petunjuk tentang keselamatan yang bertalian dengan pengolahan dan

petunjuk tentang keselamatan yang bertalian dengan pengolahan material,

menjalankan mesin atau pekerjaan-pekerjaan lain.

Mempersiapkan suatu pedoman atau petunjuk itu mudah, yang sulit adalah

penerapannya. Cara terbaik agar pedoman atau petunjuk ditaati adalah pengikut

sertaan para pelaku dalam perumusan pedoman atau petunjuk.

(Suma’mur, 1996)

d. Disiplin

Baik perusahaan maupun pekerja memiliki fungsi dan tanggung jawab

keselamatan kerja. Pengusaha lebih memikul tanggung jawab mengenai lingkungan,

cara dan pengadaan mesin serta peralatan yang selamat. Pekerja harus mematuhi

ketentuan yang telah digariskan dalam keselamatan.

Page 19: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

9

Jika pekerja tidak memakai alat pelindung diri, oleh karena ia pikir hal itu

tidak perlu, kenyataan ini suatu petunjuk bahwa kepatuhan kurang. Kalau sikap

pekerja dapat membahayakan dirinya sendiri dan kawan sekerjanya, perlu tindakan

untuk penegakan disiplin.

(Suma’mur, 1996)

e. Tenaga Kerja Baru

Perlu adanya pendekatan khusus bagi tenaga kerja baru. Ia harus

diperkenalkan terhadap lingkungan kerja baru dan diberitahu yang diharapkan dari

padanya. Kepadanya harus dijelaskan pula tentang bahaya-bahaya yang dihadapinya

dan cara-cara untuk menghindari dengan melakukan pekerjaan secara baik dan

dengan mematuhi ketentuan keselamatan kerja.

Cara memperkenalkan tenaga kerja baru kepada pekerjaan dan lingkungan

berbeda-beda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya. Perkenalan mungkin

dilakukan ke bagian personil atau di tempat kerja.

Tenaga kerja baru harus merasa bahwa dengan adanya pengenalan

lingkungan kerja ia tahu kepada siapa bertanya jika menemukan kesulitan. Dengan

pengenalan, ia harus merasa ada kawan, merasa aman dan mendapat ketenangan

pikiran yang penting untuk menghindari kecelakaan.

(Suma’mur, 1996)

Page 20: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

10

2. Kecelakaan Kerja

a. Definisi

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga, datangnya tiba-tiba dan

kedatangannya tidak diharapkan serta dapat menyebabkan kerugian pada manusia,

perusahaan dan lingkungan.

Disebut tak terduga karena dalam suatu kecelakaan tidak ada unsur

kesegajaan atau direncanakan. Kejadian ini juga dikatakan tidak diharapkan karena

sebagian besar kecelakaan mempunyai akibat yang bertingkat-tingkat dari ringan

sampai berat, baik kepada individu yang mengalami kecelakaan tersebut atau kepada

orang lain ataupun sistem yang melingkupi individu tersebut. Kecelakaan dapat

dipandang sebagai sebuah keluaran yang tidak diinginkan.

Kecelakaan kerja atau kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan

berhubungan dengan hubugan kerja pada perusahaan, atau kecelakaan yang terjadi

dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

(Suma’mur,1996)

Resiko cukup besar dari kecelakaan yang terjadi adalah dalam bentuk

korban manusia dan pemborosan ekonomi. Oleh sebab itu, pencegahan kecelakan di

tempat kerja adalah merupakan tugas yang penting dan merupakan kebutuhan yang

sangat vital.

b. Teori Penyebab Kecelakaan

Kecelakaan tidak datang dengan sendirinya. Ada rangkaian peristiwa

sebelumnya yang mendahului terjadinya kecelakaan tersebut. Ada beberapa teori

Page 21: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

11

yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya kecelakaan yang dikemukakan oleh

para ahli, yaitu menurut H.W Heinrich (1972) kejadian sebuah cidera disebabkan oleh

bermacam-macam faktor yang terangkai dan pada akhir rangkaian itu dalah cidera.

Kecelakaan yang menimbulkan cidera disebabkan secara langsung oleh perilaku

seseorang yang tidak aman dan atau potensi bahaya mekanik atau fisik. Prinsip dasar

ini kemudian dikenal dengan ”Teori Domino”, dalam hal ini Heinrich

menggambarkan seri rangkaian tersebut menjadi 5 domino, masing-masing berlabel:

1. Kebiasaan

2. Kesalahan seseorang

3. Kondisi dan tindakan tidak aman

4. Kecelakaan

5. Cidera

Penggunaan teori domino ini dijelaskan sebagai petunjuk pertama, satu

domino dapat menghancurkan empat domino yang lain. Kecuali, pada titik tertentu

domino diangkat untuk menghentikan rangkaian. Domino yang paling mudah dan

paling efektif untuk dihilangkan adalah domino yang tengah, berlabel ”Kondisi dan

tindakan tidak aman”. Teori ini cukup jelas, praktis dan pragmatis sebagai pendekatan

kontrol terhadap kerugian, pindahkan kondisi dan tindakan tidak aman tersebut. Salah

satu kesulitan dari penggunaan teori Heinrich adalah model ini masih terlalu luas dan

dapat diartikan dalam banyak cara. Model ini tidak menyediakan gambaran umum

atau klasifikasi yang dapat dijadikan dasar penelitian ilmiah. Model ini juga

Page 22: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

12

melibatkan faktor perilaku manusia dan faktor mekanik atau fisik dalam klasifikasi

yang sama.

(Tarwaka, 2008)

c. Klasifikasi Kecelakaan

Penggolongan atau klasifikasi kecelakaan akibat kerja menurut Organisasi

Perburuhan Internsional tahun 1962 adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi kecelakaan dalam industri berdasarkan jenis kecelakaannya:

a. Terjatuh,

b. Tertimpa benda jatuh,

c. Tertumpuk atau terkena benda-benda,

d. Terjepit oleh benda,

e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan,

f. Pengaruh suhu tinggi,

g. Terkena arus listrik,

h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi,

i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau

kecelakaan lain yang belum masuk kriteria tersebut.

Sehubungan dengan penggunaan alat pelindung diri, klasifikasi kecelakaan

menurut jenis kecelakaanya berguna untuk menentukan alat pelindung diri apa yang

dapat digunakan untuk mengurangi akibat kecelakaan berdasarkan jenis

kecelakaannya.

Page 23: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

13

2. Klasifikasi kecelakaan dalam industri berdasarkan penyebab kecelakaan:

a. Mesin

1) Pembangkit tenaga, terkecuali motor-motor listrik,

2) Mesin penyalur,

3) Mesin-mesin untuk mengerjakan logam,

4) Mesin-mesin pengolah kayu,

5) Mesin-mesin pertanian,

6) Mesin-mesin pertimbangan,

7) Mesin-mesin lain yang tidak termasuk klasifkasi diatas.

b. Alat angkat-angkut

1) Mesin alat angkat dan peralatannya,

2) Alat angkutan diatas rel,

3) Alat angkutan lain yang beroda, terkecuali kereta api,

4) Alat angkutan udara,

5) Alat angkutan air,

6) Alat-alat angkutan lainnya.

c. Peralatan lain

1) Bejana bertekanan,

2) Dapur pembakaran dan Pemanas,

3) Istalasi Pendingin,

4) Instalasi listrik, termasuk motor listrik, tetapi dikecualikan alat-alat

listrik,

Page 24: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

14

5) Alat-alat listrik,

6) Alat-alat kerja dan perlengkapannya, kecuali alat-alat listrik,

7) Tangga,

8) Perancah,

9) Peralatan lain yang belum termasuk klasifkasi tersebut.

d. Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi

1) Bahan peledak,

2) Debu, gas, cairan dan zat-zat kimia, terkecuali bahan peledak,

3) Benda-benda melayang,

4) Radiasi,

5) Bahan-bahan dan zat-zat lain yang belum termasuk golongan tersebut.

e. Lingkungan Kerja

1) Di luar bangunan,

2) Di dalam bangunan,

3) Di bawah tanah.

f. Penyebab lain yang belum termasuk golongan-golongan tersebut

1) Hewan,

2) Penyebab lain.

g. Peyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongan diatas dan belum

memadai.

(Suma’mur, 1996)

Page 25: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

15

Berkaitan dengan penggunaan alat pelindung diri, klasifikasi menurut

penyebab ini berguna untuk menentukan desain, kekuatan dan bahan yang diperlukan

untuk membuat alat pelindung diri tersebut. Klasifikasi ini juga dapat digunakan

untuk melakukan standarisasi, misalnya:konstruksi yang memenuh berbagai syarat

keselamatan, jenis peralatan industri tertentu, praktek kesehatan dan hygiene umum

dan alat pelindung diri.

3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan

Klasifikasi kecelakaan menurut penyebab ini digunakan untuk

menggolongkan penyebab kecelakaan menurut kelainan atau letak luka-luka akibat

kecelakaan. Penggolongan menurut sifat dan letak luka di tubuh berguna bagi

penelaahan tentang kecelakaan kerja lebih lanjut dan terperinci.

a. Patah tulang,

b. Dikolasi atau keseleo,

c. Regangan otot,

d. Memar dan luka dalam yang lain,

e. Amputasi,

f. Luka-luka lain,

g. Luka di permukaan,

h. Gegar dan remuk,

i. Luka bakar,

j. Keracunan-keracunan yang mendadak,

k. Akibat cuaca,

Page 26: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

16

l. Mati lemas,

m. Pengaruh arus listrik,

n. Pengaruh radiasi,

o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya,

p. Lain-lain.

4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka ditubuh

a. Kepala,

b. Leher,

c. Badan,

d. Anggota atas,

e. Anggota bawah,

f. Banyak tempat,

g. Kelainan umum,

h. Letak lain yang tidak dimasukkan dalam klasifikasi diatas.

Penggolongan lainnya juga didasarkan pada jenis kelamin dan pengalaman

kerja dari korban, waktu terjadinya kecelakaan atau bagian dari badan yang mendapat

kecelakaan.

Semua penggolongan tersebut diatas dapat untuk menerangkan sebab-sebab

yang sesungguhnya dalam kecelakaan-kecelakaan dalam industri dan tempat-tempat

kerja lainnya, tetapi masih belum dapat menggambarkan keadaan atau peristiwa

terjadinya kecelakaan kerja yang mungkin disebabkan karena kehamilan, sedih,

murung, kurang sehat, kekecewaan, kejenuhan dan masalah mental fisik. Hal ini

Page 27: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

17

mungkin dipengaruhi oleh keadaan diluar pabrik. Sering juga suatu kecelakaan terjadi

disebabkan oleh gabungan dari gangguan yang bersifat teknik, fisik dan psikis.

( Suma’mur,1996)

d. Sebab-sebab kecelakaan

Dari penyelidikan ternyata faktor manusia dalam pemyebab timbulnya

kecelakaan menduduki prosentase sampai 80-85%. Hal ini disebabkan karena

kelalaian dan kesalahan manusia atau tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi

keselamatan. Bahkan ada suatu pendapat bahwa akhirnya langsung atau tidak

langsung semua kecelakaan adalah dikarenakan faktor manusia. Kesalahan tersebut

mungkin saja dibuat oleh perencanaan pabrik dari kontraktor yang membangunnya,

pembuat mesin-mesin, pengusaha, insinyur, ahli kimia, ahli listrik, pimpinan

kelompok, pelaksana atau petugas yang melakukan pemeliharaan mesin dan

peralatan.

Tindakan manusia yang tidak memenuhi keselamatan yaitu tingkah laku

atau perbuatan yang menyebabkan terjadinya kontak sehingga terjadi kecelakaan,

misalnya:

1. Menjalankan peralatan diluar wewenang,

2. Tidak berhasil atau sama sekali tidak memberi tanda bahaya,

3. Menjalankan peralatan pada kecepatan yang tidak wajar,

4. berbuat hingga alat pengaman tidak berfungsi,

5. Melepaskan alat pengaman,

6. Menempatkan sesuatu kurang tepat,

Page 28: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

18

7. Memberi muatan tidak wajar,

8. Cara mengangkat-angkut salah,

9. Bersenda gurau,

10. Melakukan kerja pada posisi yang tidak tepat,

11. Merawat peralatan dalam keadaan bergerak,

12. Berpengaruh alkohol atau mabuk dalam bekerja,

13. Tidak menggunakan atau salah dalam menggunakan alat pelindung diri.

Sedang kondisi berbahaya atau keadaan yang tidak selamat adalah suatu

keadaan yang dapat menimbulkan kecelakaan, misalnya:

1. Kekurangan pada alat penutup atau pemagar,

2. Alat pelindung diri tidak sesuai,

3. Kerusakan pada perkakas, pealatan atau bahan,

4. berdekatan dengan sumber bahaya kebakaran atau ledakan,

5. Tempat kerja yang kotor atau semrawut,

6. Tingkat radiasi yang membahayakan,

7. Temperatur yang sangat panas

8. Kurang terang atau terlalu silau,

9. Kurang sirkulai udara atau pengap.

Selain sebab-sebab langsung diatas, ada juga sebab-sebab dasar yang

menyebabkan munculnya tindakan bahaya dan kondisi berbahaya, seperti faktor

manusia dan faktor kerja.

(Suma’mur, 1996)

Page 29: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

19

e. Usaha-usaha pengendalian

Usaha-usaha pengendalian ini meliputi bagaimana cara menanggapi setiap

kecelakaan dan sebab-sebab serta akibat yang ditimbulkannya dari sebelum kejadian

sampai setelah terjadinya kecelakaan.

Ketiga tingkat pengendalian tersebut adalah:

1. Sebelum kejadian (Pre-contact control)

Menyangkut segala usaha yang diterapkan melalui suatu program agar

resiko kecelakaan dapat dihilangkan, mencegah kerugian atau korban dan

merencanakan tindakan untuk mengurangi kerugian atau korban bila suatu

kecelakaan terjadi.

2. Saat kejadian (Contact control)

Adalah usaha pengendalian yang dilakukan saat ini untuk menghadapi

suatu kecelakaan bila suatu saat nanti terjadi, sehingga mengurangi kerugian

atau korban yang lebih besar, misalnya:

a. Substansi jenis energi atau bahan yang lebih kecil daya rusaknya,

b. Memperkecil jumlah energi yang disimpan atau digunakan,

c. Membuat pelindung, pagar pembatas atau isolasi yang memisahkan

sumber energi dengan orang atau benda-benda yang berharga,

d. Melakukan perubahan atau modifikasi agar memperkecil kemungkinan

kontak dengan energi,

e. Memperkokoh bangunan atau konstruksi.

3. Setelah kejadian (Post contact control)

Page 30: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

20

Adalah segala upaya yang dilakukan untuk mengendalikan atau

mengurangi jumlah kerugian atau korban yang lebih besar atau parah

apabila kecelakaan telah terjadi, misalnya:

a. Melakukan prosedur darurat yang terncana, misalnya: SAR dan P3K,

b. Penanggulangan segera pada kebakaran dan peledakan ,

c. Penggantian peralatan yang hancur atau rusak dalam waktu yang

sesingkat-singkatnya,

d. Melaksanakan pembersihan pembocoran zat kimia yang cepat dan

efektif,

e. Pengawasan dalam melakukan pembayaran dan penagihan suatu claim

dalam peristiwa kebakaran,

f. Mengendalikan pelaksanaan pembuangan limbah,

g. Melaksakan rehabilitasi yang cepat dan efektif dalam menangani korban

manusia.

Selain ketiga tingkat pengendalian tersebut di atas, pengendalian

kecelakaan kerja pokok ada 5 usaha yaitu :

1) Eliminasi

Yaitu suatu upaya atau usaha yang bertujuan untuk menghilangkan

bahaya secara keseluruhan.

Page 31: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

21

2) Substitusi

Yaitu mengganti bahan, material atau proses yang beresiko tinggi

terhadap bahan, material atau proses kerja yang berpotensi resiko

rendah.

3) Pengendalian rekayasa

Yaitu mengubah struktural terhadap lingkungan kerja atau proses

kerja untuk menghambat atau menutup jalannya transisi antara

pekerja dan bahaya.

4) Pengendalian administrasi

Yaitu mengurangi atau menghilangkan kandungan bahaya dengan

memenuhi prosedur atau instruksi. Pengendalian tersebut tergantung

pada perilaku manusia untuk mencapai keberhasilan.

5) Alat pelindung diri

Pemakaian alat pelindung diri adalah sebagai upaya pengendalian

terakhir yang berfungsi untuk mengurangi keparahan akibat dari

bahaya yang ditimbulkan.

(Tarwaka, 2008)

f. Usaha-usaha pencegahan

Pencegahan kecelakaan adalah suatu program terintegrasi berupa rangkaian

aktivitas yang dikoordinasikan guna mengendalikan atau mengontrol tindakan tidak

aman yang berdasarkan pada pengetahuan, perilaku atau sikap dan keahlian.

Page 32: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

22

Dibawah ini bermacam-macam usaha yang dilakukan untuk meningkatkan

keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan atau tempat kerja yaitu dengan membuat

dan mengadakan:

1. Peraturan perundang-undangan,

2. Standarisasi,

3. Pengawasan,

4. Penelitian bersifat teknik,

5. Risert medis,

6. Penelitian psikologis,

7. Penelitian secara statistik,

8. Pendidikan,

9. Latihan-latihan,

10. Penggairahan,

11. Asuransi,

12. Usaha keselamatan ditingkat perusahaan.

(Suma’mur, 1996)

3. Alat Pelindung Diri (APD)

a. Definisi

Alat pelindung diri adalah seperangkat peralatan yang digunakan oleh

tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya terhadap kemungkinan

adanya potensi bahaya dan kecelakaan kerja. Secara teknis Alat Pelindung Diri

tidaklah secara sempurna dapat melindungi tubuh, akan tetapi dapat mengurangi

Page 33: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

23

tingkat keparahan yang terjadi. Dengan kata lain meskipun telah menggunakan Alat

Pelindung Diri, upaya pencegahan dan pengendalian potensi bahaya adalah yang

paling utama melalui pengendalian secara teknis dan atau administratif.

Adapun syarat-syarat Alat Pelindung Diri agar dapat dipakai dan efektif

dalam penggunaan dan penyediaannya haruslah memenuhi beberapa kriteria

diantaranya sebagai berikut :

1. Enak dipakai pada kondisi pekerjaan yang sesuai dengan desain alat tersebut.

2. Tidak mengganggu kerja, dalam arti alat pelindung diri tersebut harus pas sempit

dengan besar tubuh pemakainya dan tidak menyulitkan gerakan pengguna.

3. Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya yang khusus

sebagaimana alat pelindungan diri tersebut didesain.

4. Alat pelindung diri tersebut harus tahan lama.

5. Alat pelindung diri tersebut mudah untuk dibersihkan dan dirawat oleh pekerja.

6. Harus ada desain, konstruksi, pengujian dan penggunaan alat pelindug diri dengan

standar.

Menunjukkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian alat

pelindung diri, yaitu:

1) Pengujian mutu

Alat pelindung diri harus memenuhi standar yang telah di tentukan untuk

menjamin bahwa alat pelindung diri akan memberikan perlindugan sesuai dengan

yang diharapkan. Semua alat pelindung diri sebelum dipasarkan harus diuji lebih

dahulu mutunya.

Page 34: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

24

2) Pemeliharaan alat pelindung diri

Alat pelindung diri yang akan digunakan harus benar-benar sesuai dengan kondisi

tempat kerja, bahaya kerja dan pekerja sendiri agar benar-benar dapat memberikan

perlindungan semaksimal mungkin pada tenaga kerja.

3) Ukuran harus tepat

Untuk dapat memberikan perlindungan yang maksimum pada tenaga kerja serta

ukuran alat pelindung diri harus tepat. Ukuran yang tidak tepat akan mnimbulkan

gangguan pada pemakaiannya.

4) Cara pemakaian yang benar

Sekalipun alat pelindung diri di sediakan oleh perusahaan, alat-alat ini tidak akan

memberikan manfaat yang maksimal bila cara memakainya tidak benar. Untuk para

tenaga kerja harus diberikan penerangan tentang :

a. Manfaat dari alat pelindung diri yang disediakan dengan potensi bahaya yang

ada.

b. Menjelaskan bahaya potensial yang ada dan akibat yang akan diterima oleh

pekerja jika tidak memakai alat pelindung diri yang diwajibkan.

c. Cara memakai dan merawat alat pelindung diri secara benar harus dijelaskan

pada tenaga kerja.

d. Perlu pengawasan dan sanksi pada tenaga kerja menggunakan alat pelidung

diri.

e. Pemeliharaan yang tepat

Page 35: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

25

Alat pelindung diri harus dipelihara dengan baik agar tidak menimbulkan

kerusakan ataupun penurunan mutu.

f. Penyimpaan

Alat pelindung diri harus selalu disimpan dalam keadaan bersih ditempat yang

telah tersedia, bebas dari pengaruh kontaminasi.

b. Kelemahan Penggunaan Alat Pelindung Diri

1. Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna karena :

a) Memakai alat pelindung diri yang tidak tepat.

b) Cara pemakaian alat pelindung diri yang salah.

c) Alat pelindung diri yang tidak memenuhi persyaratan yang tidak

diperlukan.

d) Sering alat pelindung diri tidak dipakai karena tidak enak atau

kurang nyaman.

2. Agar alat pelindung diri berfungsi dengan baik maka penting

pemeliharaan dan kontrol terhadap alat pelindung diri, seperti:

a) Alat pelindung diri yang sangat sensitif terhadap perubahan

tertentu.

b) Alat pelindung diri yang mempunyai masa kerja tertentu seperti :

kanister, filter dan penyerap (cartridge)

c) Alat pelindung diri yang dapat menularkan penyakit, bila dipakai

berganti-ganti.

Page 36: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

26

c. Aspek keamanan dan aspek ergnomis dari alat pelindung diri

1. Aspek keamanan (safety)

a) Alat pelindung diri harus dapat memberikan perlindungan yang

adekuat terhadap bahaya yang spesifik atau bahaya-bahaya yang

dihadapi oleh tenaga kerja.

b) Alat pelindung diri tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan

bagi pemakainya, yang dikenakan bentuk dan bahayanya yang

tidak tepat karena salah dalam penggunaannya.

c) Alat pelindung diri tidak membatasi gerakan dan persepsi

sensoris pemakainya.

d) Alat pelindung diri harus dapat dipakai secara fleksibel.

e) Alat pelindung diri tahan untuk pemakaian yang lama.

f) Suku cadangnya harus mudah didapat.

g) Alat pelindung diri harus memenuhi standart yang telah ada.

2. Aspek ergonomis

a) Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak

menyebabkan rasa ketidaknyamanan yang berlebihan.

b) Bentuknya harus cukup menarik.

d. Petunjuk pemakaian

Memastikan bahwa semua karyawan mendapat petunjuk lengkap

mengenai pemakaian yang benar dari peralatan pelindung diri, terutama peralatan

Page 37: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

27

darurat. Program-program pelatihan perlu dilakukan secara berkala dengan

membahas semua aspek secara rutin dan memperbaiki hal-hal yang diperlukan.

e. Lokasi dan penyimpanan

Memastikan bahwa semua peralatan pelindung diri ditempatkan sedekat-

dekatnya dengan tempat kerja dimana alat-alat itu mungkin diperlukan. Peralatan

darurat atau penyelamatan harus ditempatkan dilokasi dimana alat-alat itu

kemungkinan besar akan dipakai dan disimpan baik-baik agar tidak memburuk atau

rusak.

f. Perawatan

Semua alat pelindung diri harus dirawat dan disimpan dalam keadaan

bersih serta bebas dari pengaruh kontaminasi. Semua peralatan pernafasan harus

diservis secara berkala dan dirawat oleh teknisi-teknisi ahli.

g. Macam-macam alat pelindung diri

1. Alat pelindung kepala

Tujuan penggunaan alat pelindung kepala adalah untuk pencegahan :

a) Rambut pekerja terjerat oleh mesin yang berputar

b) Bahaya terbentur oleh benda tajam atau benda keras yang dapat

menyebabkan luka gores, potong atau tertusuk

c) Bahaya kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh benda-benda yang

melayang atau melucur dari udara

d) Bahaya panas radiasi, api dan percikan bahan-bahan kimia korosif

e) Melidungi kepala terhadap debu.

Page 38: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

28

Pelindung kepala juga dapat melindungi kepala dan rambut terpilin

dalam mesin atau tempat-tempat yang tidak terlindungi. Berdasarkan fungsinya alat

pelindung kepala dapat dibagi menjadi tiga jenis:

1. Topi pengaman ( Safety Helmet )

Untuk melindungi kepala dari benturan atau pukulan benda-benda keras.

2. Topi atau tudung

Untuk melindungi kepala dari zat-zat kimia, iklim yang berubah-ubah, api dan

lain-lain sehingga harus terbuat dari bahan yang tidak mempunyai celah dan lubang,

biasanya terbuat dari asbes, kulit, wool, katun yang dicampur aluminium dan lain-

lain.

3. Penutup rambut

Penutup rambut ini biasanya terbuat dari katun atau bahan lain yang mudah

dicuci.

(Suma'mur, 1996)

2. Alat pelindung mata dan muka

Penggunaan Alat pelindung mata atau kacamata ini memberikan

perlindungan diri dari bahaya-bahaya seperti:

a) Bagian-bagian atau benda-benda yang melayang

b) Benda-benda cair seperti logam cair atau zat-zat asam dan bahan-bahan kimia

c) Benda-benda panas pada pemotongan atau pengelasan dan radiasi

d) Debu

Page 39: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

29

e) Partikel-parikel tenaga tinggi

f) Gas dan uap

Terdapat tiga bentuk alat pelindung mata :

1) Spectacles (Kacamata)

Kacamata keselamatan untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil

yang melayang diudara serta radiasi gelombang elektromagnetik. Terdapat 2 bentuk

kacamata yaitu kacamata dengan alat pelindung samping dan tanpa pelindung

samping.

2) Goggles

Kacamata yang bentuk framennya dalam, digunakan untuk melindungi mata

dari bahaya gas, uap, larutan kimia dan debu. Goggles umumnya kurang diminati

oleh pemakainya, karena selain tidak nyaman juga alat ini menutupi mata terlalu rapat

sehingga tidak terjadi ventilasi didalamnya dengan akibat lensa mata sudah

mengembun. Untuk mengatasi hal ini lensa dilapisi dengan bahan hidrofil atau

goggles dilengkapi dengan lubang-lubang ventilasi.

3) Tameng muka

Tameng muka ini melindungi muka secara keseluruhan dari bahaya-bahaya

percikan logam dan radiasi. Dilihat dari segi keselamatannya, penggunaan tameng

muka ini lebih menjamin keselamatan tenaga kerja dari pada dengan spectacles

maupun goggles.

Page 40: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

30

Dari ketiga alat pelidung mata tersebut, kacamata adalah yang paling nyaman

untuk dipakai dan digunakan untuk melindungi mata dari partikel-partikel kecil yag

melayang di udara, serta radiasi gelombang elektromagnetik.

(Suma'mur, 1996)

3. Alat pelindung telinga

Alat ini bekerja sebagian penghalang antara bising dengan telinga

bagian dalam, disamping itu juga melindungi telinga dari ketulian akibat kebisingan.

Pada umumnya alat ini dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Sumbat telinga (Ear plug)

Digunakan di tempat kerja yang mempunyai intensitas kebisingan antara 85

dB A sampai 95 dB A. Ukuran, bentuk dan posisi saluran telingan untuk tiap-tiap

individu berbeda-beda bahkan antara kedua telinga dari individu yang sama berlainan

pula. Oleh karena itu, sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk dan

posisi saluran telinga pemiliknya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm,

tetapi paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga lonjong, tetapi

berbeda diantaranya berbentuk bulat. Saluran telinga manusia umumnya tidak lurus,

walaupun sebagian kecil dapat diketemukan dalam bentuk lurus. Penyebaran saluran

telinga laki-laki dalam hubungannya dengan alat sumbat telinga (ear plug) kurang

lebih adalah sebagai berikut : 5% sangat kecil, 15% kecil, 30% sedang, 30% besar,

15% sangat besar dari sumbat telinga yang diupali oleh pabik-pabrik pembuatannya.

Sumbat telinga dapat terbuat dari : karet, plastik yang lunak, lilin dan kapas.

Page 41: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

31

Sumbat telinga dari lilin bisa lilin murni dan lilin yang dilapisi kertas atau

kapas, tetapi sumbat telinga dari lilin ini mempunyai kelemahan karena sangat

terganggu dan lekas kotor.

Sumbat telinga dari kapas mempunyai daya atenuasi paling kecil antara 2-12

dB. Yang paling disenangi adalah jenis karet dan plastik lunak karena alat dengan

jenis tersebut bisa menyesuaikan bentuk dengan lubang telinga. Kemampuan atenuasi

(daya lindung) adalah 20-25 dB. Bila ada kebocoran sedikit saja, dapat mengurangi

atenuasi 15 dB.

b. Tutup telinga (Ear muff)

Tutup telinga terdiri dari dua buah tudung yang dapat berupa cairan atau

busa yang berfungsi untuk menyerap suara frekuensi tinggi. Pada pemakaian yang

lama, sering ditemukan efektivitas telinga menurun yang disebabkan karena bantalan

mengeras dan mengerut akibat radiasi bahan bantalan dengan minyak kulit dan

keringat. Reaksi ini juga dapat terjadi pada sumbat telinga, sehingga pada pemilihan

tutup telinga disarankan agar memilih jenis yang berukuran agak besar.

Tutup telinga dipakai untuk tempat kerja yang mempunyai intensitas

kebisingan 95 dB. Tutup telinga yang baik dapat mengurangi kebisingan 25-30 dB

dan membuatnya efektif terhadap tingkat suara dari 130-135 dB.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas alat pelindung telinga

adalah :

1) Kebocoran udara

2) Perambatan gelombang suara melalui alat pelindung telinga

Page 42: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

32

3) Vibrasi alat itu sendiri

4) Kondisi suara melalui tulang dan jaringan

(Suma'mur, 1996)

4. Alat pelindung pernafasan

Alat pelindung pernafasan merupakan suatu peralatan khusus yang

dirancang untuk pengamanan pernafasan di tempat kerja dari kontaminan pengotoran

udara yang dapat merusak dan membahayakan pernafasan.

Kegunaan alat pelindung pernafasan ini menghindarkan tenaga kerja

yang bekerja di tempat kerja atau lingkungan kerja yang memiliki kapasitas debu

yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan penyakit paru-paru yaitu pneumoconiosis.

Zat-zat berbahaya dapat pula berupa racun atau korosi, juga zat yang bersifat

merangsang dapat juga menyebabkan kelainan pada kondisi paru-paru yang dikenal

dengan pneumoconiosis.

Pada dasarnya alat pelindung pernafasan dibedakan menjadi 2, yaitu:

1 Masker

Masker pada umumnya terbuat dari kain kasa atau busa yang

didesinfeksikan terlebih dahulu. Penggunaan masker umumnya digunakan untuk

mengurangi kualitas debu yang masuk ke dalam paru-paru.

2 Respirator

Respirator digunakan untuk melindungi pernafasan dari paparan

debu, kabut, uap logam, asap dan gas-gas berbahaya (Tarwaka, 2008).

Page 43: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

33

Secara umum respirator dibedakan menjadi:

1) Air Purifyng Respirator

Alat pelindung ini digunakan untuk melindungi seseorang tenaga kerja dari

bahaya pernafasan oleh debu, kabut, uap logam asap dan gas.

Menurut cara kerjanya dan bentuk kontaminan Air Purifyng Respirator dapat

diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a) Chemical Respiration yaitu Curtidge Respiration dan Canister Respirator

yang digunakan untuk kontaminan bentuk gas dan uap.

b) Mechanical Filter Respiration digunakna untuk partikel zat padat, misalnya

debu-debu, kabut, uap logam dan asap.

Tergantung dari kadar atau ukuran partikel zat padat, yang dihadapi

Mechanical Filter Respiration dapat dibedakan lagi menjadi:

(1) Respirator yang dilengkapi dengan filter biasa digunakan untuk debu-

debu dan kabut, yang kadar kontaminan dalam udara tempat kerja tidak

terlalu tinggi dan ukuran partikelnya tidak terlalu kecil (1 mikron). Filter

dari bahan Fiberglass Wool atau serat-serat sintetis yang dilapisi oleh

resin dengan tujuan memberi muatan partikel-partikel.

(2) Respirator untuk uap logam filternya memiliki diameter pori-pori 1

mikron. Filter jenis ini harus 99% efisien terhadap uang logam dari timah

hitam.

Page 44: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

34

(3) Respirator untuk partikel-partikel radiaktif atau partikel yang sangat

toksis, dilengkapi dengan filter yang efisiensinya tinggi, yaitu filter

dengan diameter pori-pori 0,3 mikron dan efisiensinya adalah 99,97%.

(4) Terhadap erosol dioktilftalat.

Khusus untuk gas karbon monoksida (CO) Kanister tidak diisi oleh adsorben

melainkan suatu campuran mangan oksida dan oksida dari tembaga yang secara

katalis dapat merubah gas CO menjadi CO2 yang reaksinya tidak terjadi bila

kelembaban udara tinggi. Terhadap gas-gas dan uap-uap berbahaya dapat pula

dipakai topeng gas dihubungkan dengan kanister yang berisi adsorben. Kanister

digunakan untuk mengadsorsi gas klor, tetapi juga terhadap segolongan gas-gas atau

uap-uap misalnya uap-uap organik dan kombinasi gas-gas dan uap-uap. Bilamana

kontaminan dalam udara merupakan campuran dari gas, uap dan partikel zat padat,

maka dapat digunakan Universal Canister.

c) Untuk campuran gas atau uap dengan partikel-partikel zat padat, digunakan

Cartidge atau Canister Respirator yang dilengkapi filter.

Cartidge Respirator, dipakai ditempat-tempat kerja dimana toksisitas dan

kontaminan yang terpapar oleh pekerja adalah rendah sampai sedang (NAB

zat kimia > 100 ppm) dan kadarnya dalam udara tidak lebih dari 0,1% atau

1000 ppm.

Canister Respirator, tidak boleh digunakan ditempat-tempat kerja yang

terdapat gas-gas atau uap-uap yang sangat toksik dan kadar gas atau uap

tersebut di dalam udara tempat kerja cukup tinggi.

Page 45: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

35

2) Breathing Apparatus atau Air Supply Respirator

Respirator ini tidak dilengkapi dengan filter maupun Cartridge melainkan alat ini

mensuplai pemakaiannya dengan udara kompresi atau udara bebas atau dari

tabung oksigen. Perlu diperhatikan yaitu tentang udara yang disuplai minimum

harus memenuhi standar di bawah ini:

% O2 : 19,5 – 23,5

% Hidrokarbon (Mg/M3) : 5

% CO : 20

% CO2 (ppm) : 1.000

Macam-macam alat pernafasan adalah sebagai berikut:

a) Self Contaired Breathing Apparatus (SCBA),

Dapat digolongkan menjadi :

(1) Open Circuit SCBA, terdiri dari tabung udara bertekanan, saluran udara

yang berdiameter dengan ukuran kecil (air line), alat pengatur tekanan

dan penutup muka (face piece). Alat ini dapat mensuplai udara

kepemakaianya selama 5-30 menit tergantung dari ukuran tabung yang

dipakai.

SCBA yang dipakai untuk meloloskan diri dari bahaya mensuplai udara

kepemakaianya selama 5-15 menit. Bila pemakainya melakukan aktivitas

fisik yang berat akan mengurangi waktu pemakaian yang sebenarnya.

(2) Closed Circuit SCBA yang udara ekhalasinya tidak dikeluarkan

melainkan digunakan kembali setelah CO2 diabsorbsi oleh adsorben yang

Page 46: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

36

terdapat pada respirator oleh adsorben yang terdapat dalam respirator ini

Closed Circuit SCBA dipakai maksimum selama 1 jam. Pada respirator

ini oksigen dilepaskan karena reaksi atau jenis peroksida yang terdapat

pada alat ini dengan uap air dari udara pernafasan dan CO2 bereaksi

dengan peroksida tersebut menghasilkan suatu garam.

b) Airline Respirator mensuplai udara dari silinder atau kompresor udara yang

bertekanan dan pemakaiannya setelah tekanannya terlebih dahulu diatur oleh

suatu alat pengatur tekanan yang dipakai oleh pemakainya dan pada respirator

ini oksigen tidak boleh digunakan. Bila udara yang disuplai berasal dari

kompresor udara, maka udara tersebut sebelumnya harus disaring dan bila

kompresor udara diberi pelumas (Lubrikasi), perlu diperhatikan agar tidak

terjadi pemanasan berlebih karena hal ini dapat menyebabkan terjadinya gas

CO. Airline Respirator umumnya kurang disenangi karena berat dan saluran

udara penghubungnya (air line) mudah kotor, terjepit, terpotong dan tertekuk

sehingga aliran udara di dalamnya terganggu. Selain itu respirator dapat

mengurangi kebebasan gerak pemakaiannya karena ia juga harus memakai tali

dan sabuk pengaman. Respirator ini tidak boleh dipakai dalam hal adanya

bahan-bahan kimia yang seketika dapat mengancam jiwa pemakainya karena

alat ini tidak dapat memberikan perlindungan apabila saluran udara

penghubungnya mengalami gangguan fungsi. Oleh karena itu SCBA tanbahan

selalu dianjurkan bila pemakainya akan memasuki tempat-tempat dengan

Page 47: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

37

bahan-bahan kimia yang toksis atau bila kadar kontaminan dalam udara

atmosfir sangat tinggi.

c) Hose Mask Respirator mensuplai udara kepada pemakainya melalui saluran

udara penghubung (Hose) yang berdiameter lebih besar dari air line alat ini

dapat dilengkapi dengan Blower dengan tujuan untuk menambah kecepatan

aliran udara dalam Hose berkecepatan maksimum alirnya dapat mencapai 150

L/menit. Berbeda dengan Air Respirator respirator ini dapat digunakan dalam

udara yang mengandung kontaminan-kontaminan yang dapat seketika

membahayakan jiwa pemakainya oleh karena pemakainya masih dapat

meloloskan diri dari bahaya tersebut apabila blower tersebut berfungsi. Oleh

karena itu demi keselamatan pemakaiannya. Disarankan agar selalu memakai

SCBA tambahan untuk digunakan dalam keadaan darurat.

(Suma’mur, 1996)

5. Alat Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan mungkin yang paling banyak digunakan. Hal

ini tidak mengherankan karena jumlah kecelakaan pada tangan adalah yang banyak

dari seluruh kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Faktor bentuk sarung tangan

pengaman tampaknya tidak memegang peranan penting.

Macam-macam sarung tangan menurut bahaya yang harus di cegah:

a) Bahaya Listrik : Sarung tangan karet.

Page 48: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

38

b) Bahaya radiasi mengion : Sarung tangan karet atau kulit yang dilapisi

Pb.

c) Benda-benda tajam/kasar : Sarung tangan kulit atau sarung tangan yang

dilapisi dengan Krom atau sarung tangan dari

PVC.

d) Asam dan Basa korosif : Sarung tangan karet (alami).

e) Benda-benda panas : Sarung tangan kulit, asbes, PVC atau Gaunlet

Gloves.

Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan

sarung tangan yang tepat antara lain, adalah:

a) Bahaya yang terpapar, berbentuk bahan-bahan kimia, kofosif, benda-benda

panas, dingin, tajam atau kasar.

b) Daya tahannya terhadap bahan-bahan kimia misalnya sarung tangan dari

karet alami adalah tidak tepat bila digunakan pada pemaparan pelarut-

pelarut organic (solvents) karena karet alami larut dalam solvents.

c) Kepekaan yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk

pekerjaan harus dimana pemakainya harus membedakan benda-benda yang

halus, pemakaian sarung tangan yang tipis akan memberikan kepekaan

yang lebih besar dari sarung tangan yang berukuran tebal.

Bagian tangan yang harus dilindungi, bagian tangan saja atau

tangan dan lengan bawah. Menurut bentuknya sarung tangan dapat dibedakan

menjadi:

Page 49: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

39

a) Sarung tangan biasa (Gloves).

b) Gaunlette yaitu sarung tangan yang dilapisi plat logam.

c) Mitts yaitu sarung tangan yang keempat jari pemakainya terbungkus

menjadi satu kecuali ibu jari yang mempunyai pembungkus sendiri.

(Suma'mur, 1996)

6. Alat Pelindung Kaki

Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya

kejatuhan benda-benda berat, kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau

cairan yang panas, menginjak benda-benda tajam.

Adapun sepatu pengaman dapat dibedakan menurut jenis pekerjaan

yang dilakukan, yaitu:

a. Sepatu yang digunakan pada pekerjaan pengecoran baja (Foundry

Leggings) dibuat dari bahan kulit yang dilapisi krom atau asbes dan tinggi

sepatu kurang lebih 35 cm. Pada sepatu ini, tepi sampingnya terbuka untuk

memudahkan pipa celana dimasukkan ke dalam sepatu kemudian ditutup

dengan gesper atau tali pengikat.

b. Sepatu khusus untuk keselamatan kerja di tempat-tempat kerja yang

mengandung bahaya peledakan. Sepatu ini tidak boleh memakai paku-paku

yang dapat menimbulkan percikan bunga api.

Page 50: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

40

c. Sepatu karet anti elektrostatik digunakan untuk melindungi pekerja-pekerja

dari bahaya listrik hubungan pendek sepatu ini harus tahan terhadap arus

listrik 10.000 volt selama 3 menit.

d. Sepatu bagi pekerja bangunan dengan resiko terinjak benda-benda tajam,

kejatuhan benda-benda berat atau terbentur benda-benda keras, dibuat dari

kulit yang dilengkapi dengan baja pada ujungnya untuk melindungi jari-jari

kaki.

(Suma'mur, 1996)

7. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung dapat berbentuk Appron yang menutupi sebagian

dari tubuh yaitu dari dada sampai lutut dan Overall yang menutupi seluruh badan.

Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya dari percikan api, cairan,

larutan bahan-bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja (panas, dingin dan

kelembaban). Appron dapat dibuat dari kain (drill), kulit, plastik (PVC, polietilen),

karet, asbes atau kain yang dilapisi alumunium. Perlu diingat bahwa Appron tidak

boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang terdapat pada mesin berputar.

Menurut jenis pakaian pelindung dapat dibedakan menjadi :

a. Pakaian pelindung biasa

1) Pakaian pelindung ringan

Banyak digunakan dalam perusahaan perlistrikan, telepon dan gas.

Syarat utama pakaian ini harus nyaman dipakai.

Page 51: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

41

2) Pakaian pelindung medium

Banyak digunakan dalam pekerjaan angkat-angkut, konstruksi, auto

mobil dan pabrik baja. Syarat utama pakaian ini adalah kuat dan tahan

ke-ausan.

3) Pakaian pelindung berat

Banyak digunakan dalam perumusan kimia, oli, refineri dan baja. Syarat

utama pakaian ini adalah dapat memberikan perlindungan terhadap

minyak, pelumas, asam, solvent dan bahan-bahan kimia.

b. Pakaian pelindung bersifat khusus

Digunakan untuk bahaya-bahaya yang spesifik dan dapat dibedakan

menjadi tiga, yaitu:

1) Pakaian dari kulit

Memberikan perlindungan terhadap percikan logam panas, sinar yang

timbul pada pengelasan dan radiasi panas.

2) Pakaian asbestos

Memberi perlindungan terhadap percikan logam sampai 3000˚F.

3) Pakaian aluminium

Memberi perlindungan terhadap panas yang tinggi sekali dan dapat

menahan percikan logam sampai 2000˚F.

(Suma'mur, 1996)

Page 52: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

42

8. Sabuk Pengaman

Sabuk pengaman merupakan Alat pelindung Diri yang digunakan

untuk melindungi tubuh dari kemungkinan terjatuh dari ketinggian, seperti pada

pekerjaan mendaki, memanjat, dan pada pekerjaan konstruksi bangunan. (Tarwaka,

2008)

Page 53: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

43

B. Kerangka Pemikiran

Potensi Bahaya dan Faktor

Bahaya

Penyediaan Alat Pelindung

Diri

Syarat-syarat Alat Pelindung Diri :

1. Jumlah Tenaga Kerja

2. Kualitas alat pelindung diri

3. Kesesuaian dengan bahaya

potensial yang ada

4. Kesuaian dengan tenaga kerja

Pemakaian Alat Pelindung

Diri

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Sehat dan Selamat

Kecelakaan

Kerja Akibat

Potensi Bahaya

Perawatan Alat

Pelindung Diri

Page 54: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian

yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. (Sugiyono, 2010).

Jenis penelitian ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran yang sejelas-

jelasnya mengenai penyediaan dan pemakaian alat pelindung diri sebagai sarana

untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Perusahaan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pusdiklat Migas, di Jl. Sorogo No.1 Cepu.

C. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah tenaga kerja sebagai pemakai Alat Pelindung

Diri dan tempat kerja yang berhubungan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri

serta potensi-potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

D. Cara Pengambilan Data

Data penelitian dikumpulkan melalui cara antara lain:

44

Page 55: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

45

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan, di dapat

melalui beberapa cara, yaitu:

a. Observasi

Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek yang di teliti.

b. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara kepada narasumber yang di tunjuk oleh

perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumentasi tentang

penyediaan dan pemakaian Alat Pelindung Diri di perusahaan.

E. Analisa Data

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan membandingkan data tersebut

dengan peraturan perundang-undangan dan literature yang relevan, kemudian

disimpulkan. Adapun peraturan perundang-undangan tersebuut adalah:

1. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja:

Kewajiban pengurus dan tenaga kerja yang berkaitan dengan Alat

Perlindung Diri diatur berturut-turut oleh pasal 3, 9, 11, 12, 13 dan 14.

Pasal 3 ayat 1 sub f menyebutkan bahwa dengan peraturan perundangan

ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk memberi alat-alat pelindung diri

pada para pekerja.

Page 56: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

46

Pasal 9 ayat 1 sub c menyebutkan bahwa pengurus diwajibkan menunjukkan

dan menjelaskan pada setiap tenaga kerja baru tentang alat-alat pelindung diri bagi

tenaga kerja yang bersangkutan.

Pasal 11 ayat 1 menyebutkan bahwa pengurus diwajibkan melaporkan tiap

kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang

ditunjukkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

Pasal 12 sub b menyebutkan bahwa dengan peraturan perundang-undangan

diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat pelindung diri

yang diwajibkan.

Pasal 12 sub c menyebutkan bahwa dengan peraturan perundang diatur

kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk menyatakan kebersihan kerja pada

pekerjaan dimana syarat kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat perlindungan

diri yang diwajibkan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh

pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung jawabkan.

Pasal 13 menyebutkan bahwa barang siapa akan memasuki sesuatu tempat

kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat

perlindungan diri yang diwajibkan.

Pasal 14 sub c menyebutkan bahwa pengurus diwajibkan menyediakan

secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja

berada dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki

tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut

petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.

Page 57: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

47

2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 01/MEN/1981

Tentang kewajiban melapor penyakit akibat kerja pada pasal 4 ayat 3 yang

menyebutkan bahwa pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma semua alat

pelindung diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja yang berada di

bawah pimpinannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.

(Depnakertrans RI, 2007)

Page 58: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Potensi Bahaya dan Faktor Bahaya

1. Potensi Bahaya Pada Bagian Produksi Kilang

Bagian produksi kilang di Pusdiklat Migas Cepu mengolah minyak mentah

(Crude Oil) menjadi sebuah produksi. Minyak mentah (Crude Oil) adalah merupakan

campuran yang sangat kompleks dari senyawa-senyawa hidrocarbon sebagai

penyusun utamanya dan sedikit unsur Belerang, Nitrogen, Oksigen, Logam-logam

dan garam-garam mineral. Sebelum diproses di Kilang, material ikatan tersebut harus

dipisahkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu proses dan mengurangi mutu

produk yang akan dihasilakan.

Minyak mentah (Crude Oil) sendiri dikelompokkan menjadi beberapa jenis,

antara lain :

a. Crude Oil Paraffinis

Adalah Cruid Oil yang susunan hidro-carbonnya sebagian besar terdiri dari

senyawa hidrocarbon dengan stuktur yang sederhana, ditandai dengan rantai

atom-atom carbon yang tersusun dalam rantai jenuh dan terbuka. Sifat phisik

Crude Oil ini antara lain : Fraksi beratnya banyak mengandung lilin, sedikit

mengandung aspal, dan mutu gasolinenya rendah, mutu kerosin dan solarnya

baik.

48

Page 59: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

49

b. Crude Oil Asphaltis

Adalah Crude Oil yang susunan hidro-carbonnya sebagian besar terdiri dari

senyawa hidro-carbon tertutup/cyclis (nafthenis maupun aromatis) ditandai

dengan sifat-sifat phisik antara lain : mutu gasolinenya lebih tinggi mutu

kerosine titik asap rendah dan residunya bersifat asphaltis, cocok untuk dibuat

aspal, dan tidak mengandung lilin.

c. Crude Oil Campuran (Mixed)

Crude Oil ini adalah merupakan campuran dari crude oil paraffinis dan

asphaltis, dan juga mengandung aromatis.

Jenis Crude Oil yang diolah di unit kilang Pusdiklat Migas Cepu adalah berupa

Crude Oil campuran (Mixed). Potensi bahaya yang terdapat di proses produksi bagian

unit kilang adalah sebagai berikut :

1) Terjatuh

Potensi bahaya terjatuh dari ketinggian di bagian proses kilang

dikarenakan memeriksa tangki minyak yang letaknya diatas, hal ini jarang

sekali terjadi. Karena, pada setiap tangga yang menuju atas tempat kilang

sudah diberi pegangan pengaman. Tetapi, tangga atau tempat pijakan kaki

kadang terdapat ceceran minyak atau cairan yang dapat membahayakan

para tenaga kerja. Alat pelindung diri yang disediakan dan diterapkan

oleh perusahaan adalah helmet, sarung tangan dan safety shoes.

Page 60: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

50

2) Terpeleset

Pada produksi kilang, diketahui bahwa banyak tempat yang terdapat

ceceran minyak. Maka, bahaya terpeleset bisa saja dialami oleh tenaga

kerja akibat jalan licin. Alat pelindung diri yang disediakan dan

diterapkan oleh perusahaan adalah safety shoes.

3) Iritasi

Minyak yang diproduksi bisa saja mengenai tubuh manusia atau

tenaga kerja. Kontak langsung ini dapat mengakibatkan iritasi, yang

berdampak panas, gatal-gatal dan luka bakar. Alat pelindung diri yang

disediakan oleh perusahaan sudah sesuai yaitu pakaian kerja, sarung

tangan, masker, kacamata dan safety shoes.

4) Gangguan Pernafasan

Kebocoran pada pipa-pipa pada bagian produksi kilang dapat

menimbulkan bau yang menyengat dan dapat mengakibatkan gangguan

pernafasan pada tenaga kerja. Perusahaan sudah menerapkan kepada

tenaga kerja mereka, khususnya tenaga kerja yang bekerja pada bagian

produksi kilang pada pipa-pipa proses dan penyalur untuk menggunakan

alat pelindung diri berupa masker.

5) Gangguan Pendengaran

Mesin-mesin pada bagian produksi kilang menimbulkan suara bising

yang cukup tinggi. Pemaparan bising yang dialami tenaga kerja di kilang

Page 61: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

51

setiap hari dapat mengganggu pendengaran. Alat pelindung diri yang

disediakan oleh perusahaan juga sudah sesuai yaitu Ear Plug.

6) Terbentur

Potensi bahaya terbentur bisa saja terjadi karena tempat mesin-mesin

atau peralatan yang ada sangat sempit dan berdekatan. Perusahaan

menerapkan memakai helmet kepada para tenaga kerja.

7) Tersandung

Potensi bahaya tersandung dapat terjadi karena lantai di proses

produksi kilang tidak rata. Perusahaan sudah menyediakan APD berupa

safety shoes dan helmet.

8) Tergores atau Terluka

Pada saat tenaga kerja memeriksa mesin-mesin yang beroperasi, dan

membetulkan jika ada sesuatu yang tidak sesuai operasional terkadang

tangan tenaga kerja tergores ataupun terluka karena mesin yang sedang

berjalan. Dari perusahaan menerapkan pemakai alat pelindung diri berupa

sarung tangan kulit.

9) Sengatan Listrik atau Kesetrum

Terkena sengatan arus listrik pada saat menghidupkan panel

operasional. Alat pelindung diri yang diterapkan adalah sarung tangan

dan safety shoes.

Page 62: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

52

10) Ledakan

Ledakan terjadi karena tekanan tinggi dan penuh. Hal ini yang paling

dihindari dan dicegah oleh perusahaan. Oleh sebab itu, yakinkan bahwa

safety valve bekerja dengan baik dan normal. Tidak melebihi tekanan

yang diperbolehkan serta pengawasan dan pengecekan harus selalu

dilakukan dan penyediaan APAR serta hydrant harus selalu sesuai dengan

penempatannya. Alat pelindung diri yang sebaiknya digunakan adalah

pakaian kerja tahan api atau panas, helmet, kacamata, masker, sarung

tangan, dan safety shoes. Meskipun alat pelindung diri belum seluruhnya

digunakan, tetapi tenaga kerja telah memakai alat pelindung diri yang

sesuai dengan tiap pekerjaannya masing-masing.

2. Potensi Bahaya Pada Bagian Produksi Wax Plant

Bagian produksi Wax Plant di Pusdiklat Migas Cepu ini berfungsi untuk

megolah PH solar sehingga menjadi batik Wax yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan para konsumen dan pengusaha batik. PH solar adalah salah satu produk

yang dihasilkan oleh proses pengolahan Crude Oil yang digunakan sebagai bahan

baku pembuatan Wax Plant. Untuk tercapainya pengolahan PH solar menjadi batik

Wax ini dilaksanakan dengan 4 (empat) tahapan proses yaitu Dewaxing (Proses

pengambilan Wax) , Sweating (Proses pengeringatan), Treating (Proses pemurnian),

dan Moulding (Proses pencetakan). Potensi bahaya yang terdapat di proses produksi

bagian Wax Plant, adalah:

Page 63: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

53

a. Dewaxing

1) Gangguan pernafasan

Kebocoran pada chiller dapat menimbulkan bau yang tidak sedap dan

menyengat. Jika terus menrus tenaga kerja menghirup udara yang

terkontaminasi akibat bocornya chiller dapat mengakibatkan keracunan

dan gangguan pernafasan. Menggunakan alat pelindung diri masker, dan

oleh perusahaan telah disediakan masker.

2) Terjepit

Tenaga kerja dapat terjepit pada filter press. Untuk mencegah

terjadinya kecelakaan kerja, mesin filter press sudah diberi klep

pengaman. Oleh perusahaan, menerapkan mengenakan alat pelindung diri

berupa sarung tangan.

3) Terpeleset

Potensi bahaya terpeleset dapat terjadi akibat lantai yang licin karena

tumpahan proses knife conveyor. Penggunaan alat pelindung diri berupa

alat pelindung diri safety shoes diterapkan oleh perusahaan.

4) Tertimpa atau Kejatuhan

Pada bagian proses Dewaxing, terdapat banyak pipa-pipa dan pompa-

pompa yang berisi cairan Wax. Potensi bahaya yang ada adalah tertimpa

atau kejatuhan pompa chiller. Untuk mencegah kecelakaan kerja,

pemeriksaan pada semua bagian pompa chiller dilakukan setiap hari

Page 64: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

54

sebelum mulai dioperasikan. Alat pelindung diri yang diterapkan oleh

perusahaan adalah helmet dan safety shoes.

5) Iritasi

Iritasi terjadi karena percikan atau tetesan minyak atau cairan Wax

yang panas mengenai tubuh tenaga kerja. Selain terkena cairan Wax,

tenaga kerja juga dapat terkena air yang panas dari knife conveyor.

Kontak langsung dengan tubuh manusia dapat mengakibatkan iritasi kulit,

gatal-gatal, luka bakar dan melepuh. Perusahaan menerapkan penggunaan

alat pelindung diri berupa pakaian kerja, helmet, sarung tangan, masker,

dan safety shoes.

6) Terkena sengatan arus listrik

Potensi bahaya tersengat arus listrik dapat terjadi pada saat

menghidupkan panel operasional. Alat pelindung diri yang dipakai adalah

safety shoes dan sarung tangan kulit. Tetapi, belum semua tenaga kerja

memakai alat pelindung tangan berupa sarung tangan kulit.

7) Gangguan pendengaran

Tenaga kerja tidak memakai alat pelindung pendengaran. Karena, di

bagian proses Dewaxing suara cukup kecil dan tidak terlalu bising.

Tetapi, jika terus menerus berada ditempat proses tersebut telinga bisa

berdengung. Maka, tenaga kerja yang berada ditempat proses tersebut

kadang-kadang keluar tempat proses agar telinga mereka tidak

berdengung.

Page 65: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

55

8) Terjatuh

Terjatuh dari tangki penampung Wax. Hal ini dapat terjadi karena

tangga yang licin dan tidak ada pegangan tangan. Meskipun belum pernah

ada tenaga kerja yang terjatuh pada tangki ini, pencegahan harus di

lakukan sedini mungkin. Perusahaan menerapkan alat pelindung diri

berupa helmet, dan safety shoes agar tercegah dari licinnya lantai tangga.

9) Tergores

Potensi bahaya tangan tergores pada mesin filter press dapat terjadi

karena kurangnya pengamanan pada mesin. Yang harus dilakukan adalah

pemberian pengaman pada mesin filter press. Dan tenaga kerja selalu

memakai alat pelindung tangan berupa sarung tangan. Oleh perusahaan

sudah disediakan alat pelindung tangan berupa sarung tangan.

10) Terbentur

Terbentur karena mesin satu dengan mesin yang lainnya saling

berdekatan, dan tempat peralatan cukup sempit. Alat pelindung diri yang

di gunakan adalah pakaian kerja dan helmet.

11) Ledakan

Potensi bahaya ini dapat terjadi karena tekanan tinggi dan bahan baku

yang terlalu penuh. Untuk mencegah ledakan, fungsi Safety valve harus

baik dan normal. Tidak lupa, dilakukan pengawasan dan pengecekan

Safety Valve yang dilakukan oleh operator bersertifikat. Perusahaan

Page 66: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

56

menyediakan alat pelindung diri berupa pakaian kerja, helmet, pelindung

mata (kacamata), masker, sarung tangan dan safety shoes.

b. Sweating

1) Terpapar panas

Kontak langsung mesin dengan tubuh tenaga kerja pada saat

memrikasa atau mengecek AMS, karena pemeriksaan dilakukan pada

lubang yang sempit. Sehingga, tenaga kerja dapat terpapar panas. Alat

pelindung diri yang disediakan adalah pakaian kerja, safety shoes, masker

dan sarung tangan.

2) Gangguan pernafasan

Gangguan pernafasan terjadi akibat saat tenaga kerja masuk

memeriksa AMS yang udaranya sangat panas, terdapat uap panas dan

sumpek. Alat pelindung diri berupa masker, diterapkan oleh perusahaan.

3) Terjatuh

Tangki AMS dilakukan pengecekan setiap hari. Tenaga kerja harus

menaiki tangga yang tinggi untuk mencapai tangki AMS. Potensi bahaya

yang ada, terjatuh dari ketinggian. Alat pelindung diri yang disediakan

adalah helmet, sarung tangan dan safety shoes.

4) Ledakan

Ledakan mengakibatkan pecahan tangki yang melukai anggota tubuh

tenaga kerja secara langsung. Potensi bahaya ini harus dicegah dengan

pengawasan dan pengecekaan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang

Page 67: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

57

seharusnya. Alat pelindung diri yang disediakan adalah pakaian kerja,

helmet, pelindung mata atau kacamata, masker, sarung tangan, dan safety

shoes.

5) Terpeleset

Tenaga kerja dapat terpeleset karena lantai atau pijakan kaki licin.

Pemakaian alat pelindung kaki yaitu safety shoes berfungsi untuk

mencegah tenaga kerja terpeleset. Alat pelindung diri yang disediakan

oleh perusahaan sudah sesuai.

6) Tergores

Tangan tergores, tersangkut karena didekat AMS nomor 4 dan nomor

6 terdapat besi tajam yang digunakan untuk menghindari Slurry yang

tercecer atau yang terletak pada tempat untuk lewatnya Slurry yang

dialirka pada pipa-pipa. Penyediaan alat pelindung tangan dari

perusahaan berupa sarung tangan kulit.

7) Iritasi

Iritasi pada mata terjadi karena percikan minyak Wax yang selalu

mengeluarkan percikan panas. Perusahaan menerapkan alat pelindung

mata berupa kacamata.

8) Kebocoran tabung

Potensi bahaya kebocoran tabung AMS dapat menyebabkan keracunan

dan gangguan pernafasan. Oleh perusahaan alat pelindung diri yang

disediakan berupa pakaian kerja, masker dan mengenakan sarung tangan.

Page 68: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

58

c. Treating

1) Kebocoran

Potensi bahaya berupa kebocoran mesin flushing dapat menyebabkan

iritasi pada mata dan gatal-gatal pada kulit. Penggunaan alat pelindung

diri berupa pakaian kerja, helmet, kacamata dan safety shoes harus

dikenakan.

2) Terpeleset

Terjadinya terpeleset akibat tangki Agigator penuh. Sehingga Wax

yang diolah tumpah kebawah. Alat pelindung diri yang diterapkan adalah

safety shoes.

3) Gangguan pernafasan

Gangguan pernafasan akibat terpapar bau olahan Wax setiap hari. Bau

wax cukup menyengat, sehingga tenaga kerja dapat mengalami gangguan

pernafasan jika terpapar bau setiap hari. Dari perusahaan sudah

disediakan alat pelindung diri, yaitu masker.

4) Terjatuh

Pada tempat proses treating cukup tinggi dan tangga yang ada cukup

licin sehingga dapat menyebabkan tenaga kerja jatuh dari atas.

Perusahaan menerapkan alat pelindung diri berupa helmet.

Page 69: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

59

5) Terjepit

Potensi bahaya terjepit pada filter press yang memisahkan wax dengan

claynya. Alat pelindung diri yang disediakan adalah sarung tangan. Pada

bagian filter press tenaga kerja sudah memakai sarung tangan.

6) Tergores dan terluka

Tangan tenaga kerja dapat tergores dan terluka pada mesin filter press.

Tenaga kerja harus bekerja dengan hati-hati dan tidak boleh ceroboh.

Pemakaian sarung tangan sudah diterapkan oleh perusahaan.

d. Moulding

1) Terpapar uap panas

Terpapar uap panas saat menghidupkan steam pada proses Moulding.

Perusahaan sudah menggunakan alat pelindung diri berupa pakaian kerja,

helmet, sarung tangan dan safety shoes yang sesuai.

2) Terjatuh

Potensi bahaya terjatuh dapat terjadi karena tenaga kerja menggunakan

tangga yang berdiri atau tangga yang tidak memiliki sudut kemiringan.

Perusahaan menerapkan pemakaian alat pelindung diri berupa helmet,

sarung tangan dan safety shoes.

3) Terpeleset

Terpeleset karena tumpahan parafin yang masih cair sehingga lantai

pada bagian proses Moulding sangat licin. Pemakaian alat pelindung diri

berupa safety shoes.

Page 70: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

60

4) Gangguan pernafasan

Pada proses Moulding menimbulkan bau yang tidka sedap sehingga

dapat menimbulkan rasa mual, sakit perut dan pusing. Alat pelindung diri

yang digunakan berupa masker.

5) Terkena percikan

Potensi bahaya terkena percikan pada proses Moulding sangat sering

terjadi karena wax dicetak dengan sistem dialirkan dari pipa-pipa yang

terdapat pada atas wadah. Sehingga, percikan wax yang masih cair dapat

mengenai tenaga kerja dan menyebabkan gatal-gatal dan rasa panas pada

kulit. Alat pelindung diri yang digunakan berupa pakaian kerja, helmet,

dan safety shoes.

B. Pengendalian potensi bahaya

Perusahaan menyadari bahwa potensi bahaya yang terpapar di tempat kerja,

khususnya di area proses produksi kilang dan proses produksi Wax Plant dapat

menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang dapat mengurangi dan menurunkan

produksi maupun ketidaknyamanan kerja akibat adanya potensi bahaya. Maka,

perusahaan melakukan langkah pencegahan kecelakaan kerja salah satunya dengan

menyediakan Alat Pelindung Diri.

Page 71: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

61

C. Penyediaan Alat Pelindung Diri

Lingkungan kerja di Pusdiklat Migas Cepu terdapat potensi-poteesi bahaya

dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh

berbagai potensi-potensi bahaya tersebut. Pencegahan kecelakaan kerja dapat

dilakukan dengan penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dengan masing-masing

pekerjaan dan potensi bahayanya. Untuk tujuan ini sangat penting untuk memilih

peralatan pelindung diri yang tidak hanya sesuai dengan potensi bahaya tetapi juga

harus nyaman digunakan dan mudah dipakai bergerak serta mudah pemeliharaannya.

Alat pelindung diri yang kurang pas dipakai, tidak akan memberikan rasa aman bagi

tenaga kerja. Hal terserbut sangat berbahaya dan harus dihindari. Selain itu, para tamu

yang berkunjung juga diwajibkan mengenakan alat pelindung diri di proses produksi

yang telah disediakan oleh perusahaan.

Jenis-jenis alat pelindung diri yang tersedia di Pusdiklat Migas Cepu, adalah:

1. Alat Pelindung Kepala

Klasifikasi helm pengaman yang dipakai di proses produksi Pusdiklat Migas

Cepu, adalah sebagai berikut:

a) Helmet berwarna putih, dipakai oleh semua pekerja di bagian proses produksi.

b) Helmet berwarna merah, dipakai oleh pengawas lapangan di area Pusdiklat

Migas Cepu. Helmet berwarna merah juga dikenakan oleh petugas pemadam

kebakaran.

Di Pusdiklat migas Cepu menyediakan atau memberikan alat pelindung

kepala ini pada saat tenaga kerja baru yang masuk, dan apabila ada

Page 72: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

62

permintaan dari pihak tenaga kerja untuk mengganti dengan yang baru. Setiap

ada permintaan dari pihak pemakai atau tenaga kerja, perusahaan akan

memesankan kepada pihak distributor atau penyedia alat pelindung diri.

Dalam pemakaian alat pelindung kepala di Pusdiklat Migas Cepu sudah cukup

baik karena pekerja diwajibkan untuk memakai alat pelindung kepala.

2. Alat Pelindung Pernafasan

Jenis alat pelindung pernafasan yang digunakan di Pusdiklat Migas cepu

adalah masker jenis kain kasa yang di desinfeksikan. Alat pelindung diri ini dipakai

oleh tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi kilang dan wax plant. Agar tenaga

kerja terlindung dari bau dan gas yang mungkin timbul dari proses produksi. Juga

menghindari terhirupnya debu yang ada disekitar proses produksi. Agar tenaga kerja

terhindar dari potensi bahaya yang ada di area mereka bekerja, tenaga kerja barus

memakai alat pelindung pernafasan yaitu masker pada saat masuk ke tempat proses

produksi.

Alat pelindung pernafasan berupa masker disediakan oleh perusahaan untuk

semua tenaga kerja khususnya yang bekerja di proses produksi. Pada bagian ini,

tenaga kerja selalu memakai masker setiap memasuki area proses produksi.

3. Alat Pelindung Telinga

Jenis alat pelindung telinga yang digunakan di Pusdiklat Migas Cepu adalah

ear plug (sumbat telinga) dan ear muff ( tutup telinga). Penyediaannya cukup baik

karena pihak perusahaan selalu menyediakan alat pelindung telinga bagi tenaga

kerjanya.

Page 73: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

63

Pemakaian alat pelindung telinga ini digunakan di lokasi yang memiliki

kebisingan melebihi 85 dB. Lokasi-lokasi yang memiliki kebisingan lebih dari 85 dB

yaitu proses produksi bagian kilang. Pemakaian dari ear plug (sumbat telinga) dirasa

sudah cukup karena tenaga kerja merasa nyaman memakai ear plug (sumbat telinga)

oleh karena ukurannya yang sangat kecil dan tidak mengganggu gerakan kepala

meski kadang ada tenaga kerja yang tidak mau memakai alat ini karena terasa seperti

memakai sesuatu yang asing.

4. Alat Pelindung Mata

Alat pelindung mata yang tersedia di Pusdiklat Migas Cepu berupa safety

glass/spectacles, kacamata ini digunakan oleh tenaga kerja di bagian proses produksi

kilang dan wax plant untuk melindungi mata dari percikan minyak dan wax. Safety

glass/spectacles merupakan kacamata keselamatan untuk melindungi mata dari

partikel-partikel kecil yang melayang diudara serta radiasi gelombang

elektromagnetik. Perusahaan memberikan alat pelindung mata berupa safety

glass/spectacles karena kacamata ini yang paling nyaman untuk dipakai. Penyediaan

alat pelindung mata terbatas, hanya disediakan di tempat proses produksi saja dan

digunakan bergantian. Pemakaian safety glass/spectacles hanya dikenakan pada

pekerja yang berkerja di area yang berpotensi terkena percikan.

5. Alat Pelindung Tangan

Pusdiklat Migas Cepu menyediakan 2 jenis sarung tangan, yaitu:

a) Sarung tangan karet, digunakan untuk tenaga kerja pada bagian pengoperasian

mesin-mesin yang beroperasi di proses produksi kilang dan wax plant.

Page 74: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

64

Pemakaian sarung tangan ini agar tenaga kerja terhindar dari potensi bahaya

tergores, terjepit, dan terkena arus listrik atau kesetrum.

b) Sarung tangan kain, digunakan untuk semua tenaga kerja pada proses

produksi kilang dan wax plant. Pemakaian sarung tangan ini menghindarkan

tenaga kerja dari potensi bahaya iritasi dan percikan dari minyak, oli, wax.

Penyediaannya sudah sesuai dengan jumlah pekerja yang berada di tempat

bekerja yang mempunyai potensi bahaya tersebut dan penyediannya ada

beberapa macam jenis yang disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada.

6. Alat Pelindung Kaki

Sepatu pengaman ini diberikan kepada tenaga kerja sejak masuk menjadi

karyawan baru. Pemberian sepatu ini disesuaikan dengan potensi bahaya yang ada

dilingkungan kerja seperti tersandung, terpeleset, terkena percikan, dan tertimpa

benda atau kejatuhan benda. Sehingga perusahaan sudah mengantisipasi sebelumnya

dengan persediaan safety shoes apabila tenaga kerja meminta ganti safety shoes yang

mengalami kerusakan, perusahaan selalu dapat menyediakan.

Pemakaiannya sudah baik karena sejak awal masuk kerja menjadi karyawan

baru, safety shoes ini sudah diberikan sehingga dalam bekerja semua karyawan selalu

memakai safety shoes.

7. Alat Pelindung Badan atau Pakaian Kerja

Pusdiklat Migas Cepu, menyediakan pakaian kerja berupa wearpack yang

dipakai oleh tenaga kerja khususnya pada bagian proses produksi kilang dan wax

plant. Pemakaian baju kerja ini, mencegah potensi bahaya yang ada di lingkungan

Page 75: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

65

proses produksi. Persediaan pakaian kerja dan pemakainnya cukup baik, karena baju

kerja dikenakan oleh semua tenaga kerja yang memasuki wilayah proses produksi.

D. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Di Pusdiklat Migas Cepu para tenaga kerja sebagian besar telah menyadari

akan pentingnya Alat Pelindung Diri sebagai upaya untuk melindungi diri dari

potensi bahaya di tempat kerja. Dalam pelaksanaannya di lapangan sebagian besar

tenaga kerja memakai alat pelindung diri yang telah ditentukan dan disediakan oleh

perusahaan. Walaupun masih ditemukan tenaga kerja yang tidak mematuhi peraturan

untuk memakai alat pelindung diri. Di Pusdiklat Migas Cepu dilakukan kegiatan

sweeping. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengawasan dalam pemakaian Alat

Pelindung Diri. Inspeksi dari pusat (jakarta) juga mengadakan inspeksi di Pusdiklat

Migas Cepu. Hal ini diharapakan bahwa dengan memakai APD benar-benar

memberikan perlindungan yang efektif, dan dapat memberikan rasa aman dalam

melakukan pekerjaan terhadap tenaga kerja. Sehingga tercipta lingkungan kerja yang

sehat dan selamat.

E. Pemeliharaan Alat Pelindung Diri

Pemeliharaan Alat pelindung diri di Pusdiklat Migas Cepu yang dilakukan

oleh para tenaga kerja sudah cukup baik karena perusahaan telah menyediakan locker

untuk menyimpan alat pelindung diri sehingga terbebas dari debu atau kotoran. Dan

terdapat tempat cucian untuk mencuci baju atau pakaian kerja setelah dipakai bekerja.

Page 76: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

66

BAB V

PEMBAHASAN

A. Potensi Bahaya dan Faktor Bahaya

Penggunaan bahan baku dan bahan penolong dengan berbagai karakteristik

dan sifat-sifat tiap zat, serta jenis peralatan atau mesin-mesin dengan berbagai

dampak yang dapat menimbulkan potensi bahaya pada proses produksi di Pusdiklat

Migas Cepu. Tindakan yang dilakukan oleh perusahaan adalah penerapan pemakaian

alat pelindung diri yang sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja

khususnya di proses produksi. Potensi-potensi bahaya yang ada di proses produksi

Pusdiklat Migas cepu, adalah:

1. Terjatuh

Potensi bahaya terjatuh ditemukan di area proses produksi kilang dan wax

plant. Potensi terjatuh ditemukan di area-area pemrosesan bahan baku pada

bangunan tinggi dan tangki-tangki. Tenaga harus naik keatas dengan

menggunakan tangga yang terbuat dari besi. Untuk mencegah kecelakaan

kerja perlu diberikan APD berupa helmet, sarung tangan dan safety shoes.

Dan, sebaiknya diberi pengaman pegangan pada tangga dan pijakan kaki atau

lantai tangga dibersihkan agar minyak atau Wax tidak menumpuk di tangga.

2. Terpeleset

Pada bagian proses produksi kilang dan wax plant ditemukan potensi bahaya

terpeleset pada semua area yang memproses bahan baku di dalam tempat

66

Page 77: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

67

kerja. Sebabnya dari tumpahan atau percikan minyak dan wax. Untuk

mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa safety shoes.

3. Iritasi

Potensi bahaya iritasi ditemukan pada proses produksi kilang dan wax plant.

Iritasi dapat terjadi karena percikan minyak dan wax yang mengenai tubuh

tenaga kerja. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa

pakaian kerja, kacamata, masker, sarung tangan dan safety shoes. Dan,

pakaian kerja dicuci setelah dipakai agar pakaian kerja bersih kembali.

4. Gangguan pernafasan

Gangguan pernafasan dapat terjadi karena setiap hari terpapar bau olahan

minyak dan wax pada proses produksi kilang dan wax plant. Untuk mencegah

kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa masker.

5. Gangguan pendengaran

Potensi bahaya gangguan pendengaran ditemukan pada proses produksi

bagian kilang. Peralatan dan mesin-mesin untuk mengolah minyak

menimbulkan suara bising yang melebihi 85 dB. Untuk mencegah kecelakaan

kerja perlu diberikan APD Berupa ear plug (Sumbat telinga).

6. Terbentur

Pada proses produksi bagian kilang dan wax plant ditemukan potensi

terbentur karena posisi mesin-mesin atau peralatan yang berdekatan. Pipa-pipa

penyalur minyak dan wax juga dapat menyebabakan tenaga kerja terbentur.

Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa helmet.

Page 78: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

68

7. Tersandung

Potensi bahaya tersandung banyak ditemukan pada proses produksi bagian

kilang. Hal ini terjadi karena adanya pipa-pipa yang terdapat dibawah atau

dilantai. Sehingga, jika tenaga kerja tidak memperhatikan dapat tersandung

dan dapat mengciderai kaki mereka. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu

diberikan APD berupa safety shoes.

8. Tergores

Potensi bahaya tergores ditemukan pada proses produksi kilang dan wax

plant. Potensi ini dapat terjadi karena ada mesin-mesin yang sedang beputar

atau beroperasi. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD

berupa sarung tangan.

9. Terkena arus listrik

Pada proses produksi bagian kilang dan wax plant ditemukan ada potensi

bahaya tersengat arus listrik. Bahaya ini dapat terjadi pada tenaga kerja saat

menghidupkan panel operasional. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu

diberikan APD berupa sarung tangan dan safety shoes.

10. Terjepit

Potensi bahaya ini ditemukan pada proses produksi bagian wax plant dapat

terjepit pada filter press. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan

APD berupa sarung tangan.

Page 79: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

69

11. Tertimpa atau kejatuhan benda

Pada proses produksi bagian wax plant ditemukan potensi tertimpa benda

yaitu pipa-pipa chiller yang berisi cairan wax. Karena penempatan pipa diatas

dan berderet-deret banyak. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan

APD berupa helmet.

12. Terpapar panas

Potensi bahaya ini ditemukan pada proses produksi bagian wax plant pada

saat memeriksa tangki AMS yang berlubang sempit, pengap dan bau. Untuk

mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa sarung tangan,

pakaian kerja, masker dan safety shoes.

13. Terkena percikan

Pada proses produksi wax plant bagian Moulding terdapat potensi bahaya

terkena percikan wax cair yang dapat mengakibatkan kulit melepuh. Hal ini

dapat terjadi karena proses pencetakan wax dilakukan dari pipa yang terdapat

diatas dan dibawahnya disusun loyang yang jika sudah satu loyang penuh,

akan turun ke loyang dibawahnya. Untuk mencegah kecelakaan kerja perlu

diberikan APD berupa helmet, pakaian kerja dan safety shoes.

14. Kebocoran tabung

Potensi kebocoran tabung ditemukan pada proses produksi wax plant. Hal ini

dapat meracuni tenaga kerja dan dapat mengganggu pernafasan. Untuk

mencegah kecelakaan kerja perlu diberikan APD berupa pakaian kerja,

masker dan sarung tangan.

Page 80: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

70

15. Ledakan

Potensi bahaya yang paling besar adalah ledakan. Potensi bahaya ini dapat

terjadi pada proses produksi kilang dan wax plant. Ledakan dapat terjadi

akibat tekanan dalam tabung tinggi dan bahan baku yang telalu penuh. Hal ini

dapat membahayakan jiwa tenaga kerja. Untuk mencegah kecelakaan kerja

perlu diberikan APD berupa pakaian kerja tahan api atau panas, helmet,

kacamata, masker, sarung tangan, dan safety shoes.

Di Pusdiklat Migas Cepu telah melaksanakan pencegahan kecelakaan kerja

dari potensi-potensi bahaya yang ada di tempat kerja dengan penerapan pemakaian

alat pelindung diri. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang

keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja.

B. Pengendalian Potensi Bahaya

Dalam suatu proses produksi di suatu industri, diperlukan keseimbangan

yang meliputi interaksi antara manusia (tenaga kerja), peralatan dan bahan (material)

tidak dapat dipisahkan dengan yang lain. Semuanya saling kait-mengait dalam

meningkatkan produksi dan produktivitas perusahaan. Jika terjadi kerusakan pada

salah satu komponen, maka akan terjadi kekacauan pada keseimbangan tersebut.

Sehingga ketika potensi bahaya terpapar di tempat kerja, dimana potensi bahaya

tersebut dapat menyebabkan kecelakaan kerja, maka usaha preventif atau pencegahan

perlu dilakukan untuk mengendalikan potensi bahaya tersebut.

Page 81: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

71

Pengendalian potensi bahaya yang telah dilakukan oleh Pusdiklat Migas

Cepu salah satunya yaitu dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD).

Alat Pelindung Diri menjadi alternatif terakhir apabila potensi bahaya yang

ada tidak dapat direduksi dengan pengendalian yang ada. Alat Pelindung Diri akan

memberikan perlindungan tambahan kepada tenaga kerja ketika potensi bahaya

terpapar di tempat kerja. Pada bagian proses produksi Pusdiklat Migas Cepu semua

tenaga kerja yang akan melakukan pekerjaan maupun pengawasan harus memakai

alat pelindung diri yang sudah ditentukan. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi

tenaga kerja dari kecelakaan maupun penyakit kerja yang mungkin timbul karena

paparan potensi bahaya tersebut. Selain itu, Alat Pelindung Diri juga dipakai apabila

situasi dalam keadaan darurat.

C. Penyediaan Alat Pelindung Diri

Pada dasarnya manager Pusdiklat Migas, Cepu ingin tenaga kerjanya dapat

bekerja dengan aman, sehat dan selamat karena hal ini dapat meningkatkan

produktivitas. Salah satu wujud dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja

terhadap potensi bahaya maupun resiko bahaya yang ada di tempat kerja. Managemen

Pusdiklat Migas, Cepu menyediakan Alat Pelindung Diri kepada semua tenaga kerja

secara cuma-cuma begitu juga kepada tamu yang berkunjung ke area proses produksi.

Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

pasal 14 sub c yang menyebutkan tentang kewajiban pengurus untuk menyediakan

Page 82: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

72

secara cuma-cuma alat pelindung diri bagi karyawan dan setiap orang lain yang akan

memasuki tempat kerja. (Suma’mur, 1996).

Pada saat penerimaan tenaga kerja baru, tim safety pengurus keselamatan

kerja di perusahaan memberikan pengarahan tentang potensi-potensi bahaya yang

akan dihadapi dalam lingkungan kerja serta alat-alat pelindung diri yang disediakan

oleh perusahaan serta yang wajib dipakai tenaga kerja. Pemberian pengarahan dan

penjelasan oleh perusahaan telah sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja pasal 9 ayat 1 sub c yang menyebutkan tentang kewajiban

pengurus untuk memberikan penjelasan pada tenaga kerja tentang alat pelindung diri

yang diwajibkan.

Adapun jenis-jenis Alat Pelindung Diri yang tersedia khususnya pada bagian

proses produksi di Pusdiklat Migas, Cepu adalah sebagai berikut:

1. Alat Pelindung Kepala

Alat pelindung kepala yang disediakan oleh Pusdiklat Migas, Cepu berupa

helmet karena melihat potensi bahaya kepala terbentur dan tertimpa benda-benda

yang ada disekitar tempat kerja. Helmet yang disediakan telah memenuhi standar

keselamatan kerja karena pada bagian luar dari helmet sangat kuat dan tahan terhadap

benturan dan tertimpa benda-benda di tempat kerja, sehingga mereka merasa aman

dan selamat. Helmet ini juga memepunyai sertifikat uji keselamatan yang ditempel

pada bagian dalamnya. Helmet ini terbuat dari plastik atau bakelite yang enak dipakai

karena ringan dan helm ini mempunyai daya tahan terhadap benturan atau pukulan

Page 83: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

73

benda-benda keras yang sangat tinggi serta tidak menyalurkan listrik (non konduktif).

Pemakaian helmet ini telah sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat kerja.

2. Alat Pelindung Pernafasan

Alat pelindung perbafasan yang disediakan oleh Pusdiklat Migas, Cepu

berupa masker. Penyediaan masker cukup sehingga tiap tenaga kerja di bagian proses

produksi kilang dan wax plant, tiap tenaga kerja mendapat satu masker saat masuk

dalam tempat kerja. Penyediaan ini juga untuk mengantisipasi adanya permintaan dari

karyawan yang meminta ganti masker yang tak layak pakai. Alat pelindung

pernafasan yang disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu telah memenuhi standar

keselamatan karena mampu mengurangi kadar bau dari minyak dan wax. Sesuai

dengan standar keselamatan, bahan yang digunakan untuk masker ini berupa kain

kasa yang di desinfeksikan.

Pemakaian alat pelindung pernafasan ini sesuai dengan dengan potensi bahaya

yang ada ditempat kerja. Semua tenaga kerja di Pusdiklat Migas Cepu telah mendapat

pengarahann cara pemakaian alat pelindung diri yang benar disertai dengan potensi

bahaya yang akan dihadapi sehingga semua tenaaga kerja telah memakai alat

perlindungan pernafasan ini dengan benar.

3. Alat Pelindung Telinga

Alat pelindung telinga yang disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu berupa

sumbat telinga (Ear plug) dan tutup telinga (Ear muff) tetapi yang banyak digunakan

adalah sumbat telinga (Ear Plug). Bahan yang digunakan sesuai dengan standar

keselamatan dan disediakan oleh perusahaan adalah sumbat telinga dari jenis karet

Page 84: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

74

dan plastik lunak karena jenis ini dapat menyesuaiakan dengan bentuk telinga

sehingga tenaga kerja merasa nyaman dalam bekerja. Penyediaan ini juga telah sesuai

dengan jumlah tenaga kerja yaitu perusahaan meemberikan sumbat telinga kepada

masing-masing tenaga kerja, khususnya pada proses produksi bagian kilang yang

kebisingannya melebihi 85 dB.

Pemakaian sumbat telinga (ear plug) ini sudah sesuai dengan adanya potensi

bahaya kebisingan yang ada di tempat kerja. Kebisingan yang ada di Pusdiklat Migas

Cepu pada proses produksi bagian kilang berkisar 85-106 dB dimana kebisingan ini

melebihi NAB, sehingga Pusdiklat Migas Cepu mengambil langkah melindungi

tenaga kerja dari kebisingan ini dengan pemakaian sumbat telinga yang mampu

mengurangi kebisingan antara 20-25 dB. Dimana area yang memiliki tingkat

kebisingan yang melebihi 85 dB terdapat pada bagian pengkilangan minyak.

Sehingga dengan pemakaian sumbat telinga ini, fungsi alat pendfengaran tenaga kerja

dapat terlindungi. Karena cara pemakaiannya yang mudah dan sangat sederhana

didukung adanya pengarahan tim safety tentang pemakaiaan alat pelindung diri yang

benar maka sebagian besar tenaga kerja dapat memakai sumbat telinga ini dengan

benar. Tetapi ada sebagian tenaga kerja yang tidak mau mengenakan sumbat telinga

karena mereka merasa kurang nyaman untuk memakainya.

4. Alat Pelindung Mata

Alat pelindung mata yang disediakan poleh Pusdiklat Migas Cepu berupa

safety glass/spectacles. Jenis kacamata ini merupakan alat pelindung mata yang

paling nyaman dipakai. Kacamata ini digunakan oleh tenaga kerja di bagian proses

Page 85: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

75

produksi kilang dan wax plant untuk melindungi mata dari percikan minyak dan wax.

Safety glass/spectacles merupakan kacamata keselamatan untuk melindungi mata dari

partikel-partikel kecil yang melayang diudara serta radiasi gelombang

elektromagnetik. Penyediaan kacamata ini terbatas hanya disediakan di tempat proses

produksi saja dan digunakan bergantian. Pemakaian safety glass/spectacles hanya

dikenakan pada pekerja yang berkerja di area yang berpotensi terkena percikan

minyak dan wax.

Pemakaian kacamata ini sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada di

proses produksi Pusdiklat Migas Cepu yaitu terkena percikan minyak dan wax.

5. Alat Pelindung Tangan

Alat pelindung tangan yang disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu berupa

sarung tangan biasa (gloves). Sesuai dengan standar keselamatan, Pusdiklat Migas

Cepu menyediakan sarung tangan kulit dan sarung tangan kain yang mampu

melindungi tangan dari potensi bahaya yang mereka hadapi. Pemakaian sarung

tangan sudah sesuai dengan potensi bahaya yang ada di tempat mereka bekerja. Bagi

tenaga kerja Sarung tangan karet, digunakan untuk tenaga kerja pada bagian

pengoperasian mesin-mesin yang beroperasi di proses produksi kilang dan wax plant.

Sarung tangan kain, digunakan untuk semua tenaga kerja pada proses produksi kilang

dan wax plant. Pemakaian sarung tangan ini menghindarkan tenaga kerja dari potensi

bahaya. Semua tenaga kerja telah mendapatkan pengarahan dari tim safety tentang

pemakaian alat pelindung diri dengan benar dan tenaga kerja di Pusdiklat Migas Cepu

telah memakai sarung tangan yang diberikan dengan benar dan sesuai.

Page 86: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

76

6. Alat Pelindung Kaki

Penyediaan safety shoes di Pusdiklat Migas Cepu sudah sesuai dengan jumlah

tenaga kerja karena sejak awal masuk kerja semua tenaga kerja telah diberi safety

shoes. Safety shoes yang disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu adalah sepatu kulit

dengan baja diujungnya yang mempunyai lapisan atas dari kulit, lapisan besi yang

melengkung tinggi di hidung sepatu, lapisan sol bagian dalam yang kuat dan sol anti

selip. Safety shoes ini telah sesuai dengan standar keselamatan. Penyediaan safety

shoes ini dimaksudkan untuk melindungi kaki dari tertimpa atau kejatuhan benda,

percikan minyak dan wax dan cairan panas serta menginjak benda tajam.

7. Alat Pelindung Badan atau Pakaian Kerja

Alat pelindung badan yang disediakan oleh Pusdiklat Migas Cepu berupa

wearpack. Dalam bekerja, semua tenaga kerja di proses produksi menggunakan

pakaian kerja yang disediakan oleh perusahaan untuk mencegah kecelakaan kerja.

Pemakaian alat pelindung badan sudah sesuai dengan peraturan perusahaan.

Penyediaan alat pelindung badan sudah cukup untuk tenaga kerja yang bekerja di

proses produksi. Pakaian kerja dicuci setiap hari setelah berkerja di tempat kerja.

D. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Tenaga kerja pada bagian proses produksi kilang dan wax plant di Pusdiklat

Migas Cepu sebagian besar sudah memiliki kesadaran tinggi dalam menggunakan

alat pelindung diri. Hal ini dapat diketahui pada saat dilakukan sweeping mengenai

kedisiplinan dalam penggunaan alat pelindung diri. Dari banyaknya tenaga kerja,

Page 87: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

77

hanya sedikit tenga kerja yang ditemukan tidak memakai alat pelindung diri.

Sweeping itu tersendiri dilakukan untuk meningkatkan pengawasan dalam

penggunaan alat pelindung diri oleh tenaga kerja. Bila dalam kegiatan sweeping

ditemukan tenaga kerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri maka tenaga

kerja tersebut akan diberikan sanksi berupa Surat Peringatan (SP). Hal ini sesuai

dengan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Keja pasal 12 sub c yang

menyebutkan bahwa dengan peraturan perundang-undangan diatur kewajiban dan

atau hak tenaga kerja untuk memakai alat-alat pelindung diri yang diwajibkan.

Di area proses produksi kilang dan wax plant Pusdiklat Migas Cepu setiap

lokasi yang memiliki potensi bahaya dan di area tersebut diwajibkan memakai alat

pelindung diri sesuai potensi bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja. Maka, lokasi

masuk di area tersebut diberi rambu-rambu wajib menggunakan alat pelindung diri.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan dan kesadaran tenaga kerja akan

pentingnya alat pelindung diri dalam menciptkan keselamatan kerja.

E. Pemeliharaan Alat Pelindung Diri

Pemeliharaan alat pelindung diri yang dilakukan oleh masing-masing tenaga

kerja sudah cukup baik. Walaupun hanya sebatas dalam menyimpan alat pelindung

diri di locker yang telah disediakan oleh perusahaan. Sebaiknya, alat pelindunjg diri

dirawat sesuai dengan prosedur perawatan masing-masing alat pelindung diri dari

perusahaan pembuatnya. Kemudian prosedur perawatan ini disosialisasikan kepada

semua tenaga kerja. Dengan adanya prosedur perawatan yang sesuai ini akan menjaga

Page 88: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

78

kondisi alat pelindung diri dalam keadaan baik dan tidak cepat rusak, sehingga

kerusakan alat pelindung diri karena perawatan yang tidak benar dapat dikurangi.

Page 89: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

79

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat menyimpulkan

bahwa :

1. Dari analisis bahaya lingkungan kerja di Pusdiklat Migas Cepu pada bagian

proses produksi kilang dan wax plant ditemukan potensi bahaya yang dapat

mengakibatkan kecelakaan kerja. Potensi tersebut adalah: Terjatuh, terpeleset,

iritasi, gangguan pernafasan, gangguan pendengaran, terbentur, tersandung,

tergores, terkena arus listrik/kesetrum, terjepit, terpapar panas,

tertimpa/kejatuhan benda, terkena percikan, kebocoran tabung dan ledakan.

2. Potensi Bahaya yang ada di Pusdiklat Migas Cepu pada bagian proses produksi

kilang dan wax plant dilakukan pencegahan kecelakaan kerja, salah satunya

dengan penerapan penggunaan alat pelindung diri kepada semua tenaga kerja.

3. Penyediaan alat pelindung diri di Pusdiklat migas Cepu sudah sesuai dengan

potensi bahaya yang ada dan penyediannya sudah optimal.

4. Pemberian alat pelindung diri bagi tenaga kerja di Pusdiklat Migas Cepu

diberikan secara Cuma-Cuma hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal

14 sub c.

5. Di Pusdiklat Migas Cepu setiap karyawan baru diberikan pengarahan dan

penjelasan mengenai penggunaan dan fungsi alat pelindung diri sebagai usaha

79

Page 90: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

80

dalam pengendalian kecelakaan kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun

1970 pasal 14 sub c.

6. Penggunaan alat pelindung diri oleh tenaga kerja di bagian proses produksi

Pusdiklat Migas Cepu sudah cukup baik karena sebagian besar karyawan

memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya alat pelindung diri dalam

mencegah kecelakaan kerja. Sehingga tenaga kerja dapat merasa aman dalam

bekerja setiap hari. Meskipun, masih ada tenaga kerja yang tidak mengenakan

alat pelindung diri.

7. Di Pusdiklat Migas Cepu telah dilakukan pengawasan (sweeping) terhadap

pemakaian alat pelindung diri. Sweeping ini bertujuan untuk meningkatkan

kedisiplinan tenaga kerja dalam pemakaian alat pelindung diri.

B. Saran

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama melaksanakan praktek

kerja lapangan, penulis memeberikan saran sebagai berikut :

1. Training untuk pemakaian alat pelindung diri sebaiknya diadakan untuk

meningkatkan kesadaran tenaga kerja akan pentingnya menggunakan alat

pelindung diri yang dapat mencegah kecelakaan kerja.

2. Sebaiknya ada stock yang cukup untuk masing-masing alat pelindung diri yang

ada di gudang, agar setiap ada tenga kerja yang meminta ganti alat pelindung diri

karena rusak dapat cepat tersedia.

Page 91: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

81

3. Setelah mendapatkan pengarahan tentang pemakaian alat pelindung diri, tenaga

kerja sebaiknya diberikan juga pengarahan tentang cara perawatan alat pelindung

diri yang benar.

4. Sebaiknya untuk lantai kilang dan wax plant yang berceceran minyak, setiap saat

untuk bisa dibersihkan. Agar tenaga kerja di dalam bekerja aman dan nyaman.

Page 92: LAPORAN KHUSUS PENTINGNYA PENGGUNAAN …... · tenaga kerja kurang memahami tentang arti pentingnya ... Potensi Bahaya pada Proses Produksi di Pusdiklat Migas, ... pembimbing praktek

82

DAFTAR PUSTAKA

Depnakertrans RI, 2007. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Keselamatan

dan Kesehatan Kerja. Jakarta.

Suardi Rudi, 2005. Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta :

PPM.

Siswanto, 1991. Alat Pelindung Diri. Jawa Timur. Departemen Tenaga Kerja.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Suma’mur, 1989. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta : CV Haji

Masagung.

, 1996. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT Gunung

Agung.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Surakarta. Harapan Press.