laporan keuangan dana pensiun lembaga keuangan aia...
TRANSCRIPT
Senin, 30 April 20184
�KUASA WAJIB PAJAK
Pemerintah Diminta Susun Standardisasi
JAKARTA — Pemerintah diminta segera menyusun standardisasi bagi seseorang untuk menjadi kuasa
wajib pajak pascakeputusan Mahkamah Konstitusi yang memperluas defi nisi kuasa wajib pajak.
Edi Suwiknyo & M. [email protected]
Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo berharap pemerintah dapat segera mengatur standardisasi untuk dapat menjadi kuasa wajib pajak. “Hebat juga pemohonnya, dia mengajukan itu seolah-olah itu risalah Mahkamah Konstitusi, padahal itu permo-honan dia yang mengajukan,” katanya, di Jakarta, pekan lalu.
Dia mengatakan, Pasal 32 ayat 3a UU KUP sebenarnya tidak memiliki masalah, dan tujuan yang sebenarnya bukan untuk membatasi, tetapi untuk mengatur. “Kalau tidak diatur tax payer akan dirugikan dalam hal ini, dia bisa saja mendapatkan kon-sultan yang salah, atau tidak kompeten, dan pemerintah yang berhak mengatakan hal demikian,” jelas Yustinus.
Namun, katanya, PMK memang tidak diperbolehkan untuk mempersempit hak seseorang memberi kuasa, yakni hanya kepada konsultan dan karyawan pajak.
Menurutnya, akademisi, ekonom, penga-mat pajak, atau pengacara pun seharusnya juga mempunyai hak untuk menjadi kuasa. “Jadi dia tinggal mengikuti sertifi kasi dia bisa, memang jalan seperti ini yang tidak ada di Indonesia,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) juga mendesak peme-rintah untuk cepat membuat aturan baru mengenai siapa yang berhak menjadi kuasa wajib pajak.
Ketua I Hubungan Internasional dan Globalisasi Ikatan Konsultan Pajak Indone-sia (IKPI) Ruston Tambunan mengatakan, seharusnya tidak ada kebebasan untuk menjadi kuasa dari wajib pajak, dan dirinya
mendesak pemerintah membuat aturan baru.“Pemerintah bisa memasukkannya ke
dalam rancangan UU KUP, atau UU Konsul-tan Pajak, yang saat ini masih dibahas,” katanya.
Di pihak lain, Direktorat Jenderal Pa-jak akan segera menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi tersebut.
Dalam amar putusannya, Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi mengatakan bahwa pasal 32 ayat 3a UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan bertentangan dengan UUD 1945 secara bersyarat dan tidak mempunyai kekuatan hukum tetap sepanjang dimaknai hanya berkenaan dengan hal-hal yang bersifat teknis administratif dan bukan pembatasan atau perluasan hak dan kewajiban warga negara.
Pokok gugatan sesuai dengan amar ter-sebut adalah mengenai dalil dalam Pasal 32 ayat 3a UU KUP yang berbunyi bahwa persyaratan serta pelaksanaan hak dan ke-wajiban kuasa sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 diatur dengan atau berdasarkan peraturan menteri keuangan. Aturan ini oleh pemohon dianggap inkonstitusional karena melanggar hak-hak warga negara dan cenderung diskriminatif.
Namun demikian, dengan putusan ter-sebut, ketentuan yang telah diterjemahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.229/PMK.03/2014 tentang Persyaratan Serta Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Seorang Kuasa secara praktis masuk kategori konsti-
tusional bersyarat dan perlu ada perluasan makna mengenai pihak yang ditunjuk sebagai kuasa WP.
Majelis hakim konstitusi yang diketuai oleh Anwar Usman dalam pertimbang-annya menjelaskan alasan soal putusan tersebut. Bagi majelis hakim pendelegasian kewenangan yang mengatur hal-hal yang bersifat teknis administratif bukan dimak-sudkan untuk memberikan kewenangan yang lebih (over capacity of power) kepada Menteri Keuangan.
Selain masalah kompetensi, putusan MK itu dianggap membuka peluang lahirnya regulasi baru yang mengatur baik mengenai kuasa wajib pajak maupun konsultan pajak.
PERSYARATANDirektur Penyuluhan Pelayanan dan Hu-
bungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama mengatakan bahwa Ditjen Pajak menghormati putusan Mahkamah Konstitusi yang memperluas makna kuasa wajib pajak.
“Kami juga akan mengambil langkah-langkah untuk mengefektifkan putusan tersebut,” kata Yoga, Minggu (29/4).
Tentunya, kata dia, otoritas pajak tetap concern dengan perlindungan bagi WP, agar dalam melaksanakan kewajiban perpajakan dalam hal diwakili kuasa, tetap dilaksana-kan oleh kuasa yang memahami ketentuan perpajakan dengan baik. “Terutama meme-nuhi persyaratan teknis dan administratif terkait hal tersebut,” ungkapnya.
Di DPR sendiri tengah bergulir pembahas-an mengenai UU Konsultan Pajak. Anggota DPR yang juga pengusung RUU tersebut M. Misbakhun mengatakan terkait dengan putusan MK pihaknya akan memperhati-kan detail putusan MK untuk selanjutnya disesuaikan dengan RUU Konsultan Pajak.
“Kami akan membuat konsep pasal demi pasal di RUU Konsultan Pajak ti-dak bertentangan dengan konstitusi dasar dan apapun yang terkait dengan putusan judicial review di MK,” kata Misbakhun, Minggu (29/4).
Adapun dirinya menyatakan sudah mem-baca ringkasan permohonan perkara.
Mantan Wakil PM Malaysia Tun Musa Hitam, Presiden Myanmar Win Myint, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc, PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Thailand Prayuth Chan-Ocha, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, PM Kamboja Hun Sen, Presiden Joko Widodo dan PM Laos Thongloun Sisoulith mengikuti sesi foto Asean Summit di Singapura, Sabtu (28/4). Para pemimpin Asia Tenggara bekerja sama mencapai kesepakatan menjelang akhir tahun ini untuk membentuk blok perdagangan bebas terbesar di dunia.
�STABILISASI GEJOLAK RUPIAH
BI Berpeluang 2 Kali Naikkan 7-DRR
JAKARTA — Bank sentral dalam negeri diperkirakan akan menaikkan suku bunganya minimal dua kali pada tahun ini untuk menghalau tekanan terhadap rupiah seiring dengan kenaikan suku bunga US Treasury dan proyeksi kenaikan Fed Fund Rate.
Kenaikan 7 Days Reverse Repo berpotensi lebih banyak dari perki-raan awal di mana penaikan paling cepat terjadi pada Mei 2018.
Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Pieter Abdullah Redjalam mengungkapkan, sepanjang tahun ini ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) melakukan penyesu-aian suku bunga.
“Fed menaikkan suku bunga 3-4 kali selama 2018, Bank Indonesia dapat dipastikan akan menaikkan suku bunga acuan BI 7-DRR minimal dua kali,” ungkap Pieter, Minggu (29/4).
Menurutnya, penyesuaian suku bunga acuan bisa dilakukan oleh BI pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2018, apabila tekanan nilai tukar tidak cukup terkendali hanya dengan intervensi. Bank sentral tentu akan mempertimbangkan stabilitas makro khususnya nilai tukar ketika Fed mulai melakukan perubahan suku bunga acuan di AS.
Kenaikan ini, tambah Pieter, akan diikuti oleh kenaikan suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Hal ini akan bertentangan dengan niat awal mendukung pertumbuhan ekonomi melalui penyerapan kredit yang lebih baik.
Namun, Pieter mengemukakan hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Data empirik selama 2016-2017 mem-buktikan laju pertumbuhan kredit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh suku bunga acuan. “Apabila stabilitas makro terjaga dan minat investasi meningkat, pertumbuhan kredit masih dimungkinkan tumbuh lebih tinggi. Walaupun suku bunga acuan BI tahun ini meningkat,” tegas Pieter.
Pengamat Ekonomi Universitas Gad-jah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menilai BI sebaiknya segera mela-kukan penyesuaian suku bunganya. Saat ini, BI hanya mengandalkan intervensi melalui cadangan devi-sa. Posisi cadangan devisa terakhir berada pada kisaran US$126 miliar, padahal posisinya sempat menca-tat nilai tertinggi sepanjang sejarah yakni US$132 miliar pada Februari 2018. Menurut Tony, intervensi pasar saja tidak cukup untuk menghadapi tekanan terhadap nilai tukar dari sisi global.
“Jadi kenaikan suku bunga sudah mendesak untuk mengurangi bleeding cadangan devisa,” kata Tony.
Dia memperkirakan BI akan mena-ikkan suku bunga sebesar 25 basis poin [bps] dalam waktu dekat, yakni RDG Mei 2018.
Dia memandang hal ini sebagai kebijakan yang normal dalam meng-hadapi kondisi volatilitas rupiah saat ini. BI masih dapat menurunkan suku bunganya kembali ketika rupiah mulai stabil pada level yang mencerminkan fundamentalnya. (Hadijah Alaydrus)
�KTT ASEAN
Kesepakatan RCEP Dikejar
JAKARTA — Para pemimpin Asia Tenggara sepakat untuk berupaya mempercepat kesepakatan perda-gangan bebas bernama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership) sebelum akhir tahun ini.
Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean yang digelar di Singa-pura pada Sabtu (28/4), penguatan kerja sama di bidang ekonomi men-jadi salah satu topik yang diangkat. Adanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China menjadi pengingat bagi Asean untuk tetap inklusif.
“Kami sangat berharap dapat men-capai kesepakatan tahun ini karena jika tidak, kedepannya bisa lebih sulit,” ujar PM Singapura Lee Hsien Loong mengacu kepada maraknya kegiatan politik seperti Pemilu di kawasan Asean pada tahun ini, seperti dikutip Bloomberg, Minggu (29/4).
Jika nantinya kesepakatan itu ter-capai, sebanyak 10 negara anggota Asean serta China, India, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Se-landia Baru akan menjadi anggota kemitraan tersebut.
Adapun seluruh anggota kemitraan ini akan mewakili sepertiga dari ekonomi dunia dan hampir setengah dari populasi di dunia.
Sementara itu, para pemimpin di Asean juga prihatin terhadap sikap
proteksionisme yang meningkat. Ada-pun Lee menegaskan bahwa sistem perdagangan yang terbuka justru menjadi kunci yang mendukung pertumbuhan Asean.
“Kami prihatin atas meningkat-nya gelombang proteksionisme dan sentimen antiglobalisasi,” tuturnya, seperti dikutip Reuters.
Hal senada juga disampaikan Presiden Joko Widodo yang meng-harapkan sistem ekonomi terbuka dan adil untuk tetap dijaga dalam mengembangkan kerja sama di wi-layah Indo-Pasifi k.
Adapun dalam KTT Asean Ke-32 itu Indonesia mengajukan tiga usulan. Pertama, Asean harus mampu men-jadi motor bagi penciptaan enabling environment. Asean diharapkan dapat mengedepankan penyelesaian seng-keta secara damai dan menghindari penggunaan kekerasan.
Kedua, Asean harus dapat men-dayagunakan berbagai modalitas untuk menanggulangi tantangan keamanan, termasuk transnational crimes. Ketiga, Asean harus pro-aktif dalam menciptakan pusat pertum-buhan ekonomi baru, khususnya di Samudera Hindia. “Oleh karena itu, interaksi pelaku bisnis di kawasan Samudera Hindia dan Pasifi k perlu ditingkatkan,” tegas Jokowi dalam sambutannya. (Bloomberg/Reuters/Dwi
Nicken Tari/David Eka Issetiabudi)
�Akademisi, ekonom, penga-mat pajak, atau pengacara seharusnya mempunyai hak menjadi kuasa.
Bloomberg/Paul Miller
�ASEAN SUMMIT
LAPORAN ARUS KAS
a). Informasi keuangan di atas pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 disusun berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota firma jaringan global PwC) yang laporannya tertanggal 27 April 2018 menyatakan pendapat opini “Wajar Tanpa Modifikasian”.
b). Informasi keuangan di atas pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 disusun berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (anggota firma jaringan global PwC) yang laporannya tertanggal 10 Mei 2017 menyatakan pendapat opini “Wajar Tanpa Modifikasian”.
c). Laporan posisi keuangan, Laporan perhitungan hasil usaha dan Laporan arus kas di atas disajikan untuk memenuhi Peraturan BAPPEPAM-LK No. PER-05/BL/2012, tanggal 17 Oktober 2012.
d). Informasi tertentu seperti Catatan atas laporan keuangan tahun 2017 dan 2016 tidak termasuk dalam informasi yang disajikan di atas.
e). Kurs pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah Rp 13.548/US$ dan Rp 13.436/US$.
DEWAN PENGAWAS DAN PENGURUS
Dewan Pengawas:
Ketua : Mitchell David New
Anggota : Bambang Lukito
Anggota : Himawan Edhy Subiantoro
Anggota : Chan Whin Shing 1
Pengurus:
Ketua : Ng Kee Heng
Anggota : Rista Qatrini Manurung
Anggota : Woon Dar Vei
Anggota : Naresh Krishnan2
Anggota : Ang Tiam Kit
1) Efektif sejak 27 November 20172) Efektif sejak 31 Juli 2017
Jakarta. 30 April 2018Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial
Ng Kee Heng
Ketua Pengurus
DPLK AIA Financial | AIA Central, Jl. Jend. Sudirman Kav. 48A, Jakarta Selatan 12930, Indonesia | AIA Customer Care Line: 1500 980 | Email: [email protected] | Fax: 62-21 5421 8632 | aia-financial.co.id
No. URAIAN 2017 2016
I. INVESTASI (Nilai Wajar)
1. Surat Berharga Negara 3.427.424.766 2.494.481.031
2. Deposito Berjangka 1.975.925.809 1.459.384.533
3. Saham 273.394.962 203.679.923
4. Obligasi Perusahaan 77.698.459 37.799.248
5. Obligasi Syariah (Sukuk) 104.927.137 23.097.250
6. Unit Penyertaan Reksa Dana 550.821.275 418.679.704
7. Medium Term Notes (MTN) 50.061.310 28.000.000
8. Jumlah Investasi 6.460.253.718 4.665.121.689
II. ASET LANCAR DI LUAR INVESTASI
9. Kas di Bank 15.527.602 31.538.251
10. Piutang Investasi 4.590.223 2.394.485
11. Piutang Hasil Investasi 79.790.104 63.410.114
12. Piutang Lain-lain 9.729.267 2.585.236
13. Jumlah Aset Lancar di Luar Investasi 109.637.196 99.928.086
14. ASET TERSEDIA 6.569.890.914 4.765.049.775
LIABILITAS
III. LIABILITAS DI LUAR LIABILITAS MANFAAT
PENSIUN
15. Utang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo 4.088.665 4.432.289
16. Utang Investasi 5.487.554 1.334.012
17. Liabilitas di Luar Liabilitas Manfaat Pensiun Lain
15.803.491 16.106.900
18.Jumlah Liabilitas di Luar Liabilitas Manfaat
Pensiun 25.379.710 21.873.201
19. ASET NETO 6.544.511.204 4.743.176.574
LAPORAN ASET NETO
(dalam ribuan Rupiah)
4. Jumlah Liabilitas Manfaat Pensiun 6.176.845.340 4.671.978.714
II.LIABILITAS DI LUAR LIABILITAS MANFAAT
PENSIUN
5. Utang Manfaat Pensiun Jatuh Tempo 4.088.665 4.432.289
6. Utang Investasi 5.487.554 1.334.012
7. Liabilitas di Luar Liabilitas Manfaat Pensiun Lain
15.803.491 16.106.900
8.Jumlah Liabilitas di Luar Liabilitas Manfaat Pensiun
25.379.710 21.873.201
9. PENDAPATAN YANG BELUM DIREALISASI 367.665.864 71.197.860
10. JUMLAH LIABILITAS 6.569.890.914 4.765.049.775
No. ASET 2017 2016
I. INVESTASI (Harga perolehan)
1. Surat Berharga Negara 3.189.330.820 2.485.144.836
2. Deposito Berjangka 1.975.925.809 1.459.384.533
3. Saham 205.986.755 164.050.927
4. Obligasi Perusahaan 76.998.000 37.926.573
5. Obligasi Syariah (Sukuk) 103.060.864 23.039.423
6. Unit Penyertaan Reksa Dana 491.251.406 396.377.537
7. Medium Term Notes (MTN) 50.034.200 28.000.000
8. Jumlah Investasi 6.092.587.854 4.593.923.829
9. SELISIH PENILAIAN INVESTASI 367.665.864 71.197.860
II. ASET LANCAR DI LUAR INVESTASI
10. Kas di Bank 15.527.602 31.538.251
11. Piutang Investasi 4.590.223 2.394.485
12. Piutang Hasil Investasi 79.790.104 63.410.114
13. Piutang Lain-lain 9.729.267 2.585.236
14. Jumlah Aset Lancar di Luar Investasi 109.637.196 99.928.086
15. JUMLAH ASET 6.569.890.914 4.765.049.775
No. LIABILITAS
I. LIABILITAS MANFAAT PENSIUN
1. Akumulasi Iuran 4.837.963.697 3.454.967.081
2. Akumulasi Hasil Usaha 1.314.116.390 1.068.000.348
3. Pengalihan Dana dari Dana Pensiun Lain 24.765.253 149.011.285
LAPORAN POSISI KEUANGAN
(dalam ribuan Rupiah)
14. Pengalihan Dana ke Dana Pensiun Lain (23.568.448) (1.431.738.725)
15. Penarikan Iuran (89.875.172) (118.347.312)
16. Jumlah Pengurangan (666.477.536) (2.077.067.279)
17. KENAIKAN ASET NETO 1.801.334.630 693.809.761
18. ASET NETO AWAL TAHUN 4.743.176.574 4.049.366.813
19. ASET NETO AKHIR TAHUN 6.544.511.204 4.743.176.574
No. URAIAN 2017 2016
I. PENAMBAHAN
Pendapatan Investasi
1. Bunga 346.499.792 344.728.130
2. Dividen 4.961.290 4.657.155
3. Laba Pelepasan Investasi 66.997.393 252.496.385
4. Jumlah Pendapatan Investasi 418.458.475 601.881.670
5. Peningkatan Nilai Investasi 296.468.004 49.387.792
6. Penerimaan Iuran 1.724.348.869 2.031.429.555
7. Pendapatan Lain di Luar Investasi 1.625.139 13.676.759
8. Pengalihan Dana dari Dana Pensiun Lain 26.911.679 74.501.264
9. Jumlah Penambahan 2.467.812.166 2.770.877.040
II. PENGURANGAN
10. Beban Investasi (7.153.853) (8.454.701)
11. Beban Operasional (40.119.764) (36.437.536)
12. Beban di Luar Investasi dan Operasional (781.484) (9.275.707)
13. Manfaat Pensiun Jatuh Tempo (504.978.815) (472.813.298)
(dalam ribuan Rupiah)
LAPORAN PERUBAHAN ASET NETO
DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN AIA FINANCIALLaporan Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial per 31 Desember 2017 dan 2016
No. URAIAN 2017 2016
I. PENDAPATAN INVESTASI
1. Bunga 346.499.792 344.728.130
2. Dividen 4.961.290 4.657.155
3. Laba Pelepasan Investasi 66.997.393 252.496.385
4. Jumlah Pendapatan Investasi 418.458.475 601.881.670
II. BEBAN INVESTASI
5. Beban Transaksi (398.089) (847.785)
6. Beban Manajer Investasi dan Kustodian (6.775.764) (7.606.916)
7. Jumlah Beban Investasi (7.153.853) (8.454.701)
8. Hasil Usaha Investasi 411.304.622 593.426.969
III. BEBAN OPERASIONAL
9. Beban kepada Pendiri (40.119.764) (36.437.536)
IV. PENDAPATAN/(BEBAN) LAIN-LAIN
10. Pendapatan Lain di Luar Investasi 1.625.139 13.676.759
11. Beban di Luar Investasi dan Operasional (781.484) (9.275.707)
12. HASIL USAHA SEBELUM PAJAK 372.028.513 561.390.485
13. PAJAK PENGHASILAN - -
14. HASIL USAHA SETELAH PAJAK 372.028.513 561.390.485
PERHITUNGAN HASIL USAHA
(dalam ribuan Rupiah)
11. Penerimaan Iuran 1.722.307.931 2.029.940.004
12.Penerimaan Pengalihan Dana dari Dana Pensiun Lain
26.911.679 74.501.264
13. Pembayaran Pengalihan Dana ke Dana Pensiun Lain (23.568.448) (1.431.738.725)
14. Pembayaran Manfaat Pensiun (505.322.439) (471.190.276)
15. Penarikan Iuran (89.875.172) (118.347.312)
16. Arus Kas Bersih Diperoleh dari Kegiatan Pendanaan 1.130.453.551 83.164.955
17. (PENURUNAN)/KENAIKAN BERSIH KAS DI BANK (16.010.649) 1.642.238
18. KAS DI BANK AWAL TAHUN 31.538.251 29.896.013
19. KAS DI BANK AKHIR TAHUN 15.527.602 31.538.251
No. URAIAN 2017 2016
I. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
1. Penerimaan Bunga 329.973.988 347.974.821
2. Penerimaan Dividen 4.902.653 4.649.203
3. Pendapatan Investasi Lain 204.452 535.618
4. Pelepasan Investasi 9.783.395.869 8.678.993.582
5. Penanaman Investasi (11.213.104.699) (9.071.166.361)
6. Pembayaran Beban Investasi (7.047.188) (8.603.458)
7. Arus Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (1.101.674.925) (47.616.595)
II. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
8. Pembayaran Beban Operasional (38.488.901) (36.996.970)9. (Beban)/Pendapatan di Luar Investasi - Bersih (6.300.374) 3.090.848
10. Arus Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Operasional (44.789.275) (33.906.122)
III. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
(dalam ribuan Rupiah)
Catatan:
M A K R O E K O N O M I M A K R O E K O N O M I