materi pajak kup
DESCRIPTION
Materi Pajak KUPTRANSCRIPT
Materi Ketentuan Umum Perpajakan
Kelompok 5 :Eko BudiImran Hadya RahmanGilang KusumabangsaRihard HutabaratYudi Setiawan
WAJIB PAJAK
Wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
KEWAJIBAN OBJEKTIFKEWAJIBAN SUBJEKTIF
UU No 16 Tahun 2009 Tentang KUP Pasal 2 ayat 1
SUBJEK PAJAK DALAM NEGERI
a. orang pribadi yang : - bertempat tinggal di Indonesia,- berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12
bulan, atau - dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia;
b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia;c. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan
yang berhak.
UU No 36 Tahun 2008 Tentang PPh Pasal 2
orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,
badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, yang :
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui BUT di Indonesia atau
dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tanpa melalui BUT di Indonesia.
SUBJEK PAJAK LUAR NEGERI
UU No 36 Tahun 2008 Tentang PPh Pasal 2
OBJEK PAJAKUU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Penghasilan : setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia atau dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk komsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun.
FUNGSI NPWPPenjelasan Pasal 2 UU No. 16 Tahun 2009 Tentang KUP
• sebagai identitas WP
• menjaga ketertiban dan pengawasan administrasi
• untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
• memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan
NPWP & NPPKPPer-62 th 2010 dan Per – 51 th 2008
Sebagai sarana dalam administrasi perpajakan
Sebagai tanda pengenal/identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan
15 digit
01 . 234 . 456 . 7 . 890 . 123
Kode Cabang
Kode KPP
Kode Wajib Pajak
Siapa yang wajib NPWP?
WPOPTidak menjalankan usaha/
pek bebas tapi penghasilan pd suatu bulan > PTKP
Wanita Kawin Pisah Harta
Menjalankan usaha/pekerjaan bebas
WP Badan
WP Pemungut/Pemotong pajak
Wanita kawin Tertentu dapat mendaftar atas
namanya sendiri (PP 74 Thn 2011)
Kapan mendaftar (NPWP)
1 bulan setelahSaat usaha
Mulai dijalankan
WPOP yg tdk menjalankan usaha/pek bebas tapi peng
sd suatu bulan > PTKP
WP Badan
WPOP yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas
Paling lambat Pada akhir bln
Berikutnya penghTelah melebihi
PTKP
WP Pemungut/Pemotong pajak
Sebelum saatTerutang PPh
Persyaratan Pendaftaran NPWPPeraturan Dirjen Pajak Nomor PER-20/PJ/2013
NB:WANITA KAWIN YG INGIN MELAKSANAKAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SENDIRI DAPATMEMILIKI NPWP ATAS NAMANYA
WP OP yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
KTP BAGI WNI, PASPOR dan KITAS/KITAP BAGI WNA
WP OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
Badan
KTP BAGI WNI, PASPOR dan KITAS/KITAP BAGI WNA, Izin Kegiatan Usaha
KTP Pengurus, Akte Pendirian, NPWP Pengurus, SK Domisili
Tempat Pendaftaran NPWP
• KPP YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT KEDUDUKAN WP YBS.
• DALAM HAL KEGIATAN USAHA DI BEBERAPA TEMPAT, JUGA WAJIB MENDAFTARKAN DIRI KE KPP YANG WILAYAH KERJANYA MELIPUTI TEMPAT-TEMPAT KEGIATAN USAHA WP;
• DALAM HAL TEMPAT TINGGAL ATAU TEMPAT KEDUDUKAN WP BERADA DALAM DUA ATAU LEBIH WILAYAH KERJA KPP, DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MENETAPKAN KPP TEMPAT WP TERDAFTAR.
Siapa yang wajib dikukuhkan sebagai PKP ???
WPOP
WP Badan
Yang memenuhi ketentuan sebagai Pengusaha yang
dikenakan PPN sesuai UU PPN Wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai
PKP
Untuk mengetahui identitas PKP
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN
Kapan melaporkan usaha (NPPKP)
Sblm melakukanpenyerahan
BKP/JKP
Pengusaha Kecil
WP Badan
WPOP yang menjalankan usaha/pekerjaan bebas
Paling lambat Pada akhir masaPajak berikutnya
Setelah omzet> 600 juta
Dimana mendaftar NPWP/NPPKP?
Wajib Pajak Tempat Pendaftaran di KPP yang meliputi :
Kewajiban Pajak
Orang Pribadi Tempat Tinggal WP PPh Pasal 25 OPPPh Psl 21/22/23/26/4(2)PPN & PPnBMPBB & BPHTB
Badan Tempat Kedudukan WP PPh Pasal 25 BadanPPh Psl 29 21/22/23/26/4(2)/15PPN & PPnBMPBB & BPHTB
Cabang, perwakilan
Tempat Kegiatan Usaha PPN & PPnBMPPh Psl 21/22/23/26/4(2)PBB & BPHTB
WP OP tertentu(Penj Psl 2(3))
Tempat Tinggal WPTempat Kegiatan Usaha
PPN & PPnBM
Syarat NPWP dapat dihapus- Psl 2(6)
WPOP
WP Badan
BUT
Dilikuidasi karena penghentian atau penggabungan usaha
Menghentikan kegiatan usahanyadi Indonesia
Diajukan permohonan oleh WP/Ahli Waris apabila WP tdk lagi memenuhi persyaratan Objektif dan/subjektif
Atau ….Dianggap perlu oleh Dirjen
Pajak Krn tdk memenuhi syarat
Objektif dan subjektif
Pencabutan NPWP/NPPKP – Pasal 2(7); 2(8)
Permohonan Pencabutan
NPWP
Permohonan Pencabutan
NPPKP
Pemeriksaan oleh DJP
P.L 6 bulan untuk WP OP
P.L 12 bulan untuk WP Badan
Paling lambat6 bulan
Atau
Pencabutan NPWP/NPPKPDapat dilakukan secara jabatan
SANKSI PIDANA
ALPAPs. 38 UU KUP
SENGAJAPs. 39 UU KUP
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
• MENYAMPAIKAN SPT:
ISINYA TIDAK BENAR
TIDAK LENGKAP
MELAMPIRKAN KETERANGAN YANG ISINYA TIDAK BENAR
• tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak;
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
• MENYAMPAIKAN SPT :
ISINYA TIDAK BENAR
TIDAK LENGKAP
• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU
• TIDAK MENYELENGG. PEMBUKUAN/PENCATATAN
• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG
• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK;
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DANPALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALINGBANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
MENIMBULKAN KERUGIANPADA PENDAPATAN NEGARA
CARA PEMBAYARAN PAJAKPMK-242/PJ.03/2014
1. Layanan pada loket/teller (over the counter);
2. Layanan dengan menggunakan Sistem Elektronik lainnya,
1. Menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) secara manual
2. Menggunakan Billing System dengan menerbitkan Kode Billing
pada Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing.
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Jenis SPT1. SPT Masa yaitu surat pemberitahuan
untuk suatu Masa Pajak (jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 bulan takwim)
2. SPT Tahunan yaitu surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak (jangka waktu 1 tahun takwim) atau Bagian Tahun Pajak (bagian dari jangka waktu 1 tahun pajak)
Batas Waktu Pembayaran dan Penyampaian SPT Masa
No JENIS PAJAK BATAS WAKTU PENYETORAN (Pasal 2 PMK-242/PMK.03/2014)
BATAS WAKTU PELAPORAN (Pasal 10
dan 11 PMK-243/PMK.03/2014)
1. PPh pasal 4(2) setor sendiri Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
2. PPh pasal 4(2) pemotongan tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
3. PPh Pasal 4 ayat (2) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang dipotong/dipungut atau yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
sebelum akta, keputusan, perjanjian, kesepakatan atau risalah lelang atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
4. PPh pasal 15 setor sendiri Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
5. PPh pasal 15 pemotongan tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
Batas Waktu Pembayaran dan Penyampaian SPT Masa
6. PPh Pasal 21/26 tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
7. PPh pasal 23/26 tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
8. PPh pasal 25 Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
9. PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor
harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor.
10. PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak.
hari kerja terakhir minggu berikutnya
11. PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh kuasa pengguna anggaran atau pejabat penanda tangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPh Pasal 22
disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada PKP rekanan pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.
Batas Waktu Pembayaran dan Penyampaian SPT Masa
12. PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani oleh bendahara.
paling lama 14 (empat belas) hari setelah Masa Pajak berakhir.
13. PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib Pajak badan tertentu
Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir
14. PPN & PPnBM akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir & sebelum SPT masa PPN disampaikan
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
15. PPN atas kegiatan membangun sendiri tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
16. PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Luar Daerah Pabean
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
paling lama akhir bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.
17. PPN & PPnBM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran sebagai Pemungut PPN
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui KPPN.
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Batas Waktu Pembayaran dan Penyampaian SPT Masa
18. PPN dan/ atau PPnBM pemungutan oleh Pejabat Penandatanganan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN
harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui KPPN
-
19. PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pemungut PPN yang ditunjuk selain Bendahara Pemerintah
tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
paling lama akhir bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
20. Ph 25 bagi WP dengan kriteria tertentu yang dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU KUP)
harus dibayar paling lama pada akhir Masa Pajak terakhir.
20 hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir.
20 Pembayaran masa selain PPh 25 WP kriteria tertentu yang dapat melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satu SPT Masa. (Pasal 3 ayat (3B) UU KUP)
harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak.
20 hari setelah berakhirnya Masa Pajak terakhir.
1. Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya. (Pasal 9 ayat (1) PMK-242/PMK.03/2014)
2. Dalam hal batas akhir pelaporan bertepatan dengan hari libur, pelaporan dapat dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya. (Pasal 12 ayat (1) PMK-243/PMK.03/2014)
3. Hari libur yaitu hari Sabtu, hari Minggu, hari libur nasional, hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum, atau cuti bersama secara nasional. (Pasal 12 ayat (2) PMK-243/PMK.03/2014)
Batas Waktu Pembayaran dan Penyampaian SPT Masa
Sanksi Terlambat / Tidak Menyampaikan SPT(UU no 28 Tahun 2007)
No Jenis SPT
Denda
UU 28 /2007 UU 16/2000 UU 9 /1994 UU 6 /1983
1 SPT Masa PPN 500.000
50.000 25.000
10.000
2SPT Masa Lainnya
100.000
3SPT PPh WP Badan
1.000.000
100.000 50.000
4 SPT PPh WP OP 100.000
Pembukuan dan Pencatatan (UU 28 TAHUN 2007)
Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan
menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel kas
12
3
Pembukuan dan Pencatatan (UU 28 TAHUN 2007)
Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang
Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh Wajib Pajak setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
56
4
Pembukuan dan Pencatatan (UU 28 TAHUN 2007)
Buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik atau secara program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal Wajib Pajak orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan
7
Yang Wajib Menyelenggarakan Pembukuan
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
2. Wajib Pajak badan di Indonesia.
Yang Wajib Menyelenggarakan Pecatatan
WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam 1 tahun kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah) boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, dengan syarat memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.
Dasar Hukum
KUP Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan .. (Ps 29 KUP)
KUP Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau berdasarkan PMK .. (Ps 31 KUP)
PMK Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan, harus dilaksanakan sesuai dengan standar Pemeriksaan ..(Ps 6 PMK-17 tahun 2013)
Pemerik- saan
Tata CaraPMK-17/2013
Standar
PetunjukPelaksa-naan
PetunjukTeknis
Pedoman
UmumPelaksanaanPelaporan
Audit PlanAudit
ProgramMetode Teknik
KKP LHP
Menguji KepatuhanTujuan LainTransfer PricingPPN LB
KebijakanModul
IndustriPenegasa
n
Kewajiban
Kewenangan
Pemeriksaan
serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau
bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu
standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
per-UU-an Pajak
RUANG LINGKUP PEMERIKSAAN
• Merupakan cakupan dari jenis pajak dan periode dari pencatatan atau pembukuan yang menjadi objek untuk dilakukan pemeriksaan
• Meliputi pemeriksaan atas satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak baik untuk satu atau beberapa Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, baik tahun-tahun lalu maupun tahun berjalan
JENIS PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan Lapangan : pemeriksaan yang dilakukan ditempat kedudukan,tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, tempat tinggal Wajib Pajak, atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Pajak; atau
• Pemeriksaan Kantor : pemeriksaan yang dilakukan di kantor Direktorat Jenderal Pajak
KRITERIA PEMERIKSAAN (1)
KRITERIA PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN RUTIN
KHUSUS (RISK BASED AUDIT)
BOTOM UP (Dari KPP ke Kanwil)
TOP DOWN (Dari KPDJP/Kanwil
ke KPP)
KRITERIA PEMERIKSAAN (2)• Pemeriksaan Rutin, merupakan pemeriksaan yang
dilakukan sehubungan dengan pemenuhan hak dan/atau pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak atau karena diwajibkan oleh Undang-undang
• Pemeriksaan Khusus atau pemeriksaan berdasarkan analisis (risk based audit),merupakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berdasarkan hasil analisis risiko secara manual atau secara komputerisasi menunjukkan adanyaindikasi ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
TAHAP PEMERIKSAAN PAJAK
Pelaporan
Persiapan pemeriksaan
Pelaksanaan
Teknik & Metode is here, here
and here!
Menghasilkan AUDIT
PROGRAMMempengaruhi tingkat
keberhasilan (efisien dan efektif)
IDENTIFIKASI WP (Tax Payer Profile)
Kegiatan :• Membuat profile WP, (sesuai data AR)• Pengenalan lokasi WP• Pengenalan keadaan terkini bisnis WPDirangkum dalam KKP
Tujuan : Mendapatakan gambaran umum kondisi terkini WP
Alur Pelaksanaan Kegiatan PemeriksaanPemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan
Penugasan/ Persetujuan/Instruksi
Pemeriksan
Penerbitan SP2 dan
Pemberitahuan ke WP
Perencanaan Pemeriksaan dan
Audit ProgramPeminjaman
Dokumen
Pelaksanaan Pengujian (Metode &
Teknik Pemeriksaan)
Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan (SPHP)
Pembahasan Akhir dengan WP
(Closing conference)Berita Acara Hasil
Pembahasan Akhir
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)
Nota HitungSurat Ketetapan
Pajak (SKPKB, SKPN,
SKPLB)
Pembahasan dengan Tim QA
Perpanjangan
Jangka Waktu PemeriksaanMenguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Pemeriksaan Lapangan
Jangka waktu
6 Bulan 2 Bulan6 Bulan Max 3x perpanjangan
Perpanjangan
Alasan tertentu
indikasi terjadinya transaksi yang terkait
dengan transfer pricing dan/atau
transaksi khusus lain rekayasa transaksi
keuangan
sejak tanggal Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan disampaikan sampai dengan tanggal LHP
ALASAN TERTENTU:• diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak
lainnya• ruang lingkup Pemeriksaan Lapangan meliputi seluruh jenis pajak• terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan
kepada pihak ketiga• berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala Unit Pelaksana
Pemeriksaan• terdapat indikasi transaksi transfer pricing dan/atau transaksi
khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan• terkait K3S Migas• terdapat dalam satu grup
Apabila perpanjangan jangka waktu berakhir, Pemeriksaan harus
diselesaikan.
Pemeriksaan dlm rangka restitusi harus memperhatikan jangka
waktu penyelesaian permohonan
Jika dilakukan perpanjangan jangka waktu, harus disampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak
ALASAN TERTENTU:• ruang lingkup Pemeriksaan meliputi seluruh jenis pajak• diperluas ke Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak lainnya• terdapat konfirmasi atau permintaan data dan/atau keterangan kepada pihak ketiga• berdasarkan pertimbangan tertentu dari Kepala UP2
Pemeriksaan Kantor
Jangka waktu
4 Bulan 2 Bulan
Perpanjangan
Alasan tertentu
sejak tanggal WP datang memenuhi
surat panggilan sampai dengan
tanggal LHP
Apabila perpanjangan jangka waktu berakhir, Pemeriksaan
harus diselesaikan.Pemeriksaan dlm rangka restitusi harus
memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan
Jika dilakukan perpanjangan jangka waktu, harus disampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada Wajib Pajak
Jangka Waktu PemeriksaanMenguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
Apabila dalam pemeriksaan kantor ditemukan indikasi transaksi yang terkait transfer pricing
dan/atau transaksi khusus lain yang berindikasi adanya rekayasa transaksi keuangan,
Pemeriksaan Kantor diubah menjadi pemeriksaan lapangan
Jangka Waktu PemeriksaanPemeriksaan Untuk Tujuan Lain
PemeriksaanKantor
Pemeriksaan Lapangan
paling lama 14 hari
sejak tanggal Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, datang memenuhi surat panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor sampai dengan tanggal LHP
paling lama 4 bulan
sejak tanggal surat pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak atau wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak, sampai dengan tanggal LHP
Dalam hal jangka waktu terlampaui, Pemeriksaan harus
diselesaikan.
Pemeriksaan dalam rangka permohonan penghapusan NPWP, jangka waktu Pemeriksaan harus memperhatikan
jangka waktu penyelesaian permohonan penghapusan NPWP
Pemeriksaan dalam rangka permohonan pencabutan pengukuhan PKP, jangka waktu Pemeriksaan harus
memperhatikan jangka waktu penyelesaian permohonan pencabutan pengukuhan PKP
Pelaksanaan Pemeriksaan di Tempat WP
Pemeriksa
PelaksanaanNormal
Surat PernyataanPenolakan
Pemeriksaan
Pegawai WP
WP/Wakil/kuasa ada di
tempat?
Surat PernyataanPenolakan Mem-bantu Kelancaran
Pemeriksaan
Menolakdiperiksa?
Berita AcaraPenolakan
Pemeriksaan
Y
Y
T
T
DI TEMPAT WP
Menolakmembantu?
T
Menolakmenanda-tangani?
Y
Menolakmenanda-tangani?
Berita AcaraPenolakan Mem-bantu Kelancaran
Pemeriksaan
Penyegelan (kondisional)
T
Y
Y
T
Penetapan Jabatan
Atau PemeriksaanBukti Permulaan
Penyegelan (kondisional)
Wakil Wajib PajakPasal 32 (1) KUP, Dalam menjalankan hak dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal :
a. badan oleh pengurus;
b. badan yang dinyatakan pailit oleh kurator;
c. badan dalam pembubaran oleh orang atau badan yang ditugasi untuk melakukan pemberesan;
d. badan dalam likuidasi oleh likuidator;
e. suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya, pelaksana wasiatnya atau yang mengurus harta peninggalannya; atau
f. anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan oleh wali atau pengampunya.
• Termasuk dalam pengertian pengurus :– orang yang nyata-nyata mempunyai wewenang ikut
menentukan kebijaksanaan dan/atau mengambil keputusan dalam menjalankan perusahaan.
– berwenang menandatangani kontrak dengan pihak ketiga, menandatangani cek, dan sebagainya walaupun orang tersebut tidak tercantum namanya dalam susunan pengurus yang tertera dalam akte pendirian maupun akte perubahan
– komisaris dan pernegang saham mayoritas atau pengendali.• Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa diatur
dengan atau berdasarkan PMK 229/PMK.03/2014
Wakil Wajib Pajak
Kuasa WP(PMK-229/KMK.03/2014)
• Penerima Kuasa tidak dapat melimpahkan kuasa yang diterima dari Wajib Pajak kepada orang lain.
• Dapat menunjuk orang lain atau karyawannya terbatas untuk menyampaikan dokumen dokumen dan/atau menerima dokumen-dokumen perpajakan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu yang dikuasakan.
• Mempunyai hak dan/atau kewajiban yang sama dengan Wajib Pajak;
• Hak dan/atau kewajiban terbatas sebagaimana tercantum dalam surat kuasa khusus;
• Surat kuasa mengikuti tata cara PMK
• Wajib memberi bantuan, penjelasan, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban perpajakan tertentu.
• Dalam hal pembahasan hasil pemeriksaan, WP didampingi/diwakili oleh Kuasa WP beserta Tim dari Kantor/Staf Kuasa WP tersebut, bagaimana tanggapan Saudara ?
Kuasa WP(PMK-229/KMK.03/2014)
Pertemuan dengan Wajib Pajak
• Kapan dilakukan ?
• Apa saja yang dilakukan ?
• Bagaimana kalau ada penolakan ?
• Bagaimana jika buku, catatan dan dokumen tidak dapat diperoleh ?
Tim Pemeriksa wajib melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak/ Wakil atau Kuasa WP; atau pihak yang mewakili untuk menjelaskan:• alasan dan tujuan Pemeriksaan; • hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah
pelaksanaan Pemeriksaan;• hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk
dilakukan pembahasan dengan Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan.
Pertemuan Dengan Wajib Pajak Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak
ditandatangani oleh tim Pemeriksa dan Wajib Pajak
WP Menolak ttd
Membuat catatan mengenai penolakan pada BA
Pertemuan dianggap telah dilaksanakan
Hak Wajib Pajak
Hak W
PH
ak W
P
1. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan;
2. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan surat pemberitahuan pemeriksaan sehubungan dengan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;
3. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan tujuan Pemeriksaan;
4. meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan surat tugas apabila susunan tim Pemeriksa Pajak mengalami perubahan;
5. menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
6. menghadiri Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan;
7. mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan oleh Tim Quality Assurance Pemeriksaan, sehubungan dengan masih terdapat hasil Pemeriksaan yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;
8. memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa Pajak melalui pengisian Kuesioner Pemeriksaan.
NEW
Pem
erik
saan
Kan
tor
Pemeriksaan
Lapangan
1. Memperlihatkan/meminjamkan catatan/pembukuan.
2. Memberi kesempatan pemeriksa untuk mengakses/mengunduh data elektronik
3. Memberi kesempatan pemeriksa untuk memasuki tempat/ruang yang patut diduga digunakan sebagai tempat menyimpan buku/catatan.
4. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
6. Memberikan keterangan lain yang diperlukan
Kewajiban Wajib Pajak
1. Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan
2. Memperlihatkan/meminjamkan catatan/pembukuan.
2. Memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
3. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPHP
4. Meminjamkan kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik
5. Memberikan keterangan lain yang diperlukan
Pem
erik
saan
Kan
tor
Pemeriksaan
lapangan
1. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen
2. mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara elektronik;
3. memasuki dan memeriksa tempat atau ruang, yang diduga digunakan untuk menyimpan buku atau catatan
4. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
5. melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak;
6. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak;
7. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2
1. Memanggil WP untuk datang ke kantor DJP
2. Melihat/ meminjam buku atau catatan, dokumen
3. meminta kepada Wajib Pajak untuk memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
4. meminta keterangan lisan dan/atau tertulis dari Wajib Pajak
5. Meminjam kertas kerja pemeriksaan yang dibuat oleh Akuntan Publik melalui Wajib Pajak
6. meminta keterangan dan/atau bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui kepala UP2
Wewenang Pemeriksa
Permintaan keterangan kepada WP
a)Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2 dapat memanggil WP dengan menggunakan Surat Panggilan Untuk Memberikan Keterangan
b)Dapat dituangkan dalam Berita Acara Pemberian Keterangan Wajib Pajak
PERMINTAAN KETERANGAN DAN/ATAU PENJELASAN
Pemeriksaan Fisik(Physical examination)
Inspeksi atau penghitungan aktiva berwujud oleh auditor; Digunakan sebagai alat yang langsung digunakan untuk
memverifikasi apakah suatu aktiva secara aktual ada; Dianggap sebagai salah satu bahan bukti yang paling handal dan
berguna; Contoh phisical examination : verivikasi kas, persediaan, efek,
aktiva tetap, dokumen dll.
PEMINJAMAN DOKUMENPEMERIKSAAN LAPANGAN:Dokumen yang diperlukan dan ditemukan pada saat pelaksanaan pemeriksaan dipinjam saat itu juga. Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Buku, Catatan dan Dokumen
Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, & Dokumen
Dilampiri daftar dokumen yg wajib dipinjamkan
Data WP dikelola secara elektronik
Minta Bantuan WP
Minta Bantuan Tenaga Ahli Surat Permintaan Bantuan Tenaga Ahli
Dokumen WP berupa Fotokopi/Elektronik
Surat Pernyataan bahwa Fotokopi/Elektronik sesuai aslinya
Harus dipenuhi WP dlm jangka waktu 1 bulan
PEMERIKSAAN KANTOR:Dokumen yang dibawa saat wajib pajak datang memenuhi panggilan
Atas Biaya WP
KELENGKAPAN DOKUMEN
Jangka WaktuPemenuhan
Pinjaman
WP wajib menyerahkan buku, cat & dokumen yang dipinjam pemeriksa maks 1 bulan sejak Surat Permintaan Peminjaman disampaikan
Surat Permintaan Peminjaman Buku,
Cat, Dokumen disampaikan ke WP
Surat Peringatan I Surat Peringatan II
BA Tidak Dipenuhinya Permintaan Peminjaman
Buku, Cat, Dokumen
Dilampiri dengan Daftar buku, cat, & dokumen yg belum dipinjamkan
2 minggu 3 minggu1 bulan
Berita Acara Pemenuhan Seluruh Peminjaman Buku,
Catatan dan Dokumen
Tidak atau hanya sebagian saja yg
diserahkan
Diserahkan seluruhnya
Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya melakukan pengujian
berdasar bukti yang kompeten dan standar pemeriksaan
Dilampiri dengan Daftar buku, cat, & dokumen yg belum dipinjamkan
WP tidak atau hanya menyerahkan sebagian dari buku, catatan, dan dokumen yang wajib
dipinjamkan
tidak dapat melakukan pengujian?
menguraikan alasan dan pertimbangan dalam KKP
Tindak Lanjut
WP OP yg melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas WP Badan
Penghasilan Kena Pajak dihitung secara
jabatan
Usul Pemeriksaan
Bukti Permulaan
Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya melakukan pengujian untuk menghitung penghasilan kena pajak
KELENGKAPAN DOKUMEN (2)
PENYEGELAN
a. WP/Wakil/Kuasa tidak memberi kesempatan memasuki tempat atau ruang serta barang bergerak dan/atau tidak bergerak, yang diduga atau patut diduga digunakan untuk menyimpan buku, catatan, dan/atau dokumen
b. WP/Wakil/Kuasa menolak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan
c. WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan tidak ada pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak, sehingga diperlukan upaya pengamanan Pemeriksaan sebelum Pemeriksaan ditunda
d. WP/Wakil/Kuasa tidak berada di tempat dan pihak yang mempunyai kewenangan untuk bertindak selaku yang mewakili Wajib Pajak menolak memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan
Memberitahukan Hasil Pemeriksaan
Memberitahukan secara tertulis Memberitahukan secara terinci dan jelas Sesuai dengan bukti kompeten yang
cukup Sesuai dasar hukumnya
TEMUAN DAN BUKTI
Temuan pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten yang cukup dan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Bukti kompeten ?
Bukti yang cukup ?
adalah bukti yang valid dan relevan
adalah bukti yang memadai untuk mendukung LHP (berdasarkan pertimbangan Pemeriksa)
Validitas bukti dipengaruhi oleh tiga hal:
Indepedensi dan kualifikasi sumber diperolehnya bukti
Kondisi di mana bukti diperoleh
Cara bukti diperoleh
Relevan berarti bahwa bukti pemeriksaan harus berkaitan dengan pos-pos yang akan diperiksa sebagaimana tercantum dalam Program Pemeriksaan
Bukti Yg Valid dan Relevan
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
Pembatalan Hasil Pemeriksaan
PembatalanSKP
Pembatalan dilakukan thd LHP dan/atau nothitDilakukan sebelum SKP diterbitkanDilakukan scr jabatan
Pembatalan dilakukan thd LHP, nothit dan/atau SKPDilakukan setelah SKP diterbitkanDilakukan scr jabatan atau permintaan WP
Pemeriksaan dilakukan tanpa SPHP
WP tidak diberi hak hadir dalam
pembahasan akhir
Proses pemeriksaan harus dilanjutkan dengan prosedur penyampaian SPHP dan/atau pemberian hak hadir untuk melakukan pembahasan akhir hasil pemeriksaan
Perpanjangan
SPHP DAN TANGGAPAN TERTULIS DARI WAJIB PAJAK
SPHP
Daftar Temuan
Secara langsung/kurir,
pos, jasa pengiriman
WPTanggapan
tertulis
7 HARI KERJA
3 HARI KERJA
Surat Pemberitahuan Perpanjangan
Setuju
Tidak Setuju Sebagian/ Seluruhnya
Lembar Pernyataan Persetujuan
Hasil Pemeriksaan
Surat Sanggahan
Menolak Menerima SPHP
WP ttd Surat Pernyataan Penolakan
Menerima SPHP
Menolak lagi
BA Pernyataan Penolakan
Menerima SPHP
TANGGAPAN TERTULIS DARI WAJIB PAJAK
Tanggapan disampaikan
setelah jangka waktu 7 hari kerja
Mengajukan Perpanjangan dan
Tanggapan disampaikan setelah jangka waktu 10
hari kerja
Menyampaikan surat pemberitahuan
perpanjangan setelah jangka waktu 7 hari
kerja
Berita Acara Tidak Disampaikannya Tanggapan Tertulis Atas Hasil Pemeriksaan
dianggap tidak menyampaikan tanggapan tertulis
WP tidak menyampaikan
tanggapan tertulis
Risalah Tim QA
SPHP sd Berita Acara (Menguji Kepatuhan) cfm PMK-17/PM.03/2011
I H P A
Lamp
SPHPDiterima WP
UndanganPembahasan
Setuju ?PernyataanPersetujuan Hadir ?
Risalah
RisalahBerita AcaraPembahasanAkhirHasilPemeriksaan
Risalah TimQA
Tim Quality Assurance
7 Hari 3 Hari
3 Hari
Y Y
Y
T
T
TT
T
3 minggu
Jika Menolak Diberikan Catatan
Tang-gapan?
Y
BA Tdk Disampaikannya
Tanggapan
Tanggapan Perpanjangan
Hadir ?BA Ketidak-
hadiran
PanggilanTanda Tangan
Y
Penugasan-Persetujuan-
Instruksi-Pemeriksaan
PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN
&PEMBAHASAN DENGAN TIM
QUALITY ASSURANCE
Undangan Pembahasan Akhir
Dalam rangka melaksanakan
Pembahasan Akhir , kepada Wajib
Pajak harus diberikan undangan
secara tertulis yang
mencantumkan hari dan tanggal
dilaksanakannya pembahasan
akhir
• diterimanya tanggapan tertulis dari Wajib Pajak
• berakhirnya jangka waktu penyampaian tanggapan tertulis dalam hal Wajib Pajak tidak menyampaikan tanggapan tertulis
• Berakhirnya jangka waktu penyampaian tanggapan tertulis atau perpanjangannya dalam hal Wajib Pajak dianggap tidak menyampaikan tanggapan tertulis
• berakhirnya jangka waktu penyampaian tanggapan tertulis dalam hal WP menolak menerima SPHP
Undangan Pembahasan Hasil Akhir Pemeriksaan
harus disampaikan kepada WP dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja
terhitung sejak:
Secara langsung/kurir,
pos, jasa pengiriman
WP Menolak Menerima Undangan
WP ttd Surat Pernyataan Penolakan Menerima Undangan
Menolak lagi
BA Pernyataan Penolakan Menerima
Undangan
BAGAN PEMBAHASAN AKHIR HASIL PEMERIKSAAN
Hadir Tidak hadir
Risalah pembahasan
Risalah Pembahasan
SetujuTidak Setuju
Sebagian/ Seluruhnya
TANGGAPAN TERTULIS
Tidak MenyampaikanTanggapan/ Dianggap tidak menyampaikan
tanggapan
BA ketidakhadiran Wajib Pajak
dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
Hadir Tidak hadir
Risalah pembahasan
Risalah Pembahasan
BA ketidakhadiran Wajib Pajak
dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
Hadir Tidak hadir
Risalah Pembahasan
BA Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
BA Ketidakhadiran
WP Dalam Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan
Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Undangan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Tim Quality Assurance
Beda Pendapat
Tim Quality Assurance
Beda Pendapat
Pembahasan Akhir dianggap telah
dilakukan
Pembahasan Akhir dianggap telah
dilakukan
Pembahasan Akhir dianggap telah
dilakukan
3 Hari Kerja
3 Hari Kerja
3 Hari Kerja
PENOLAKAN PEMERIKSAAN
WP menolak untuk dilakukan pemeriksaan dalam hal:
WP harus menandatangani Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan
WP tidak mau?
Pemeriksa membuat BA Penolakan Pemeriksaan
Dapat dijadikan dasar untuk penetapan pajak secara jabatan atau diusulkan
pemeriksaan bukti permulaan
Pemeriksaan lapangan
WP tidak memenuhi kewajiban pasal 29 ayat (3) huruf a, b, dan c
UU KUP
Pemeriksaan kantor
WP memenuhi panggilan namun menolak dilakukan pemeriksaan
PENOLAKAN PEMERIKSAAN (PEMERIKSAAN LAPANGAN)
WP TIDAK ADA DITEMPAT
Ada pihak yang dapat mewakili?
Pemeriksaan tetap dapat dilakukan
Pemeriksaan ditunda
PenyegelanSebatas
kewenangan dari pihak yg
mewakili Pemeriksaan dilanjutkan
Wajib Pajak
Wakil/Kuasa
Pegawai/ Anggota keluarga yg telah
dewasa
Pemeriksaan dilanjutkan
WP dianggap menolak dilakukan pemeriksaan
BA Wajib Pajak Tidak Berada di Tempat
Menolak membantu
Surat Pernyataan Penolakan Membantu Kelancaran
Pemeriksaan
Menolak lagi?
BA Penolakan membantu Kelancaran Pemeriksaan
ADA TIDAK
ADA TIDAK
Dapat dijadikan dasar untuk
penetapan pajak secara jabatan atau usul pemeriksaan bukti permulaan
1 bulan sejak Surat Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan diterima, WP sama sekali tidak
memenuhi panggilan dan surat tidak kempos
BA Tidak Dipenuhinya Panggilan Oleh WP
WP dianggap menolak dilakukan pemeriksaan
PENOLAKAN PEMERIKSAAN (PEMERIKSAAN KANTOR)
Dapat dijadikan dasar untuk penetapan pajak secara jabatan
atau usul pemeriksaan bukti permulaan
RUANG LINGKUP PENGAJUAN KEBERATAN87
Pasal 2
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAKSurat Keberatan
SKPKB (Kec SKPKB 13A)
SKPKBT
SKPLB SKPN
Pengajuan Keberatanatas suatu
Pot/put oleh pihak ketiga
Terdapat alasan keberatan selain
materi atau isi skp/pot/put
hanya terbatasmateri atau isi skp/pot/put
DIPERTIMBANGKANDALAM PENYELESAIAN
KEBERATAN
TIDAK DIPERTIMBANGKANDALAM PENYELESAIAN
KEBERATAN
Surat Keberatan1. surat ketetapan pajak; atau 2. pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga
surat yang diajukan oleh Wajib Pajak kepada Dirjen Pajak
mengenai keberatan terhadap suatu:
SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2007 DAN SEBELUMNYA)Pasal 3 (1)
PENGAJUAN KEBERATAN
WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 KUP.
secara tertulis dalam bahasa Indonesia
mengemukakan jumlah pajak yang terutang/dipot/put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
dalam jangka waktu 3 bln sejak tanggal:a. skp diterbitkan; ataub. potput pajak oleh pihak ke-3
kecuali keadaan di luar kekuasaan WP
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
Tidak menunda kewajiban membayar pajak, tidak menunda pelaksanaan penagihan pajak
89
PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2007 DAN SEBELUMNYA)
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAKSurat Keberatan
tanggal terima
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI SYARAT
Perbaikan Surat Keberatan”
Tanda bukti penerimaan
Tanda bukti penerimaan
tanggal terima perbaikan
3 bulan sejak skp diterbitkan/ potput pajak oleh pihak ke-3
secara tertulis dalam bahasa Indonesia
mengemukakan jumlah pajak yang terutang/dipot/put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
90
Pasal 3
SYARAT PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2008 DAN SESUDAHNYA)
PENGAJUAN KEBERATAN
WP tidak mengajukan permohonan Pasal 36 KUP.
secara tertulis dalam bahasa Indonesia
mengemukakan jumlah pajak yang terutang/dipot/put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP
dalam jangka waktu 3 bln sejak tanggal:a. skp dikirimkan; ataub. potput pajak oleh pihak ke-3
kecuali keadaan di luar kekuasaan WP
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
jangka waktu pelunasan pajak tertangguh sampai dengan 1 bln sejak tanggal penerbitan SK Keberatan
91
Pasal 4
PENGAJUAN KEBERATAN (TAHUN 2008 DAN SESUDAHNYA)
WAJIB PAJAK DIRJEN PAJAKSurat Keberatan
tanggal terima
3 bulan sejak skp dikirimkan/ potput pajak oleh pihak ke-3
MEMENUHI SYARAT
TIDAK MEMENUHI SYARAT
Perbaikan Surat Keberatan”
Tanda bukti penerimaan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia
mengemukakan jumlah pajak yang terutang/dipot/put atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai alasan
1 keberatan untuk 1 skp, untuk 1 pot/put pajak
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
Tanda bukti penerimaan
tanggal terima perbaikan
telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui WP
92
Pasal 4
KEADAAN DI LUAR KEKUASAAN WAJIB PAJAK
Sejak1. skp dikirim; atau2. Potput pajak
Kecuali terdapat keadaan diluar kekuasaan:1. bencana alam2. kebakaran3. huru-hara/kerusuhan massal4. diterbitkan SK Pembetulan secara jabatan yang
mengakibatkan jumlah pajak yang masih harus dibayar yang tertera dalam skp berubah, kecuali SK Pembetulan yang diterbitkan akibat hasil Persetujuan Bersama
5. keadaan lain berdasarkan pertimbangan Dirjen PajakWP Keberatan
Dalam jangka waktu 3 bulan
sejak tanggal dikirim SK
Pembetulan
Syarat:belum mengajukan keberatan atas surat ketetapan pajak
setelah WP mengajukan keberatan terdapat penerbitan SK Pembetulan oleh Dirjen Pajak secara jabatan yang mengakibatkan jumlah pajak bertambah, proses penyelesaian keberatan tetap dilanjutkan oleh Dirjen Pajak.
Dalam jangka waktu 3 bulan
93
Pasal 5 & 6
DIRJEN PAJAK
PEMBERITAHUAN TERTULIS (SURAT KEBERATAN TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN)
SURAT KEBERAT
ANWAJIB PAJAK
PEMBERITAHUAN TERTULIS
Memenuhi Persyaratan
Tidak Memenuhi Persyaratan dan
Tidak Ada Perbaikan dalam
3 Bulan
Proses Penyelesaian Keberatan
• Tidak Dipertimbangkan
• Tidak Diterbitkan SK Keberatan
TIDAK DAPAT DIAJUKAN BANDING
Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak 2008 dan sesudahnya
SKPKB/SKPKBT yg tidak disetujui menjadi UTANG PAJAK
94
Pasal 7 & 8
CARA PENYAMPAIAN DAN TANDA BUKTI PENERIMAAN SURAT KEBERATAN
DIRJEN PAJAK(KPP TERDAFTAR/PKP DIKUKUHKAN)
WAJIB PAJAK
SECARA LANGSUNGPOS CARA LAIN
jasa ekspedisi atau jasa kurir
e-Filing
Bukti Pengiriman Surat
Bukti Penerimaan Elektronik
Bukti Pengiriman Surat
Bukti Penerimaan Surat
Surat Keberatan
95
Pasal 9
PERMINTAAN KETERANGAN OLEH WAJIB PAJAK
WAJIB PAJAK
Surat Keberatan
Sebelum Menyampaikan
DIRJEN PAJAK
Meminta Keterangan Secara tertulis
dapat hal-hal yang menjadi dasar :1. pengenaan pajak, 2. penghitungan rugi, 3. pot/put pajak
Wajib Memberikan Keterangan Yang
Diminta
tidak menambah jangka waktu pengajuan keberatan
96
Pasal 10
DIRJEN PAJAK
PENCABUTAN PENGAJUAN KEBERATAN
WAJIB PAJAK
SURAT KEBERATAN
SPUH
Dapat mencabut pengajuan keberatan
diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia beserta alasan
ditandatangani oleh WP, dan dalam hal ditandatangani oleh bukan WP, dilampiri surat kuasa khusus
disampaikan ke KPP terdaftar dengan tembusan Dirjen Pajak dan Kepala Kanwil DJP atasan Kepala KPP
SURAT PERMOHONAN PENCABUTAN
surat penolakan
• Tidak dapat mengajukan permohonan Pasal 36 ayat (1) huruf b UU KUP
• Masa/Bagian Tahun/Tahun Pajak 2008 dan sesudahnyaSKPKB/SKPKBT yg tidak disetujui menjadi UTANG PAJAK
surat persetujuan/
SK KEBERATAN
12 bulan
98Pasal 11 & 12
Kewenangan Direktur Jenderal Pajak
meminjam buku/catatan/data/informasi baik hardcopy /softcopy kepada WP melalui surat permintaan peminjaman buku/catatan/data/informasi
meminta WP memberikan keterangan melalui surat permintaan keterangan
meminta keterangan/bukti kepada pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan WP melalui surat permintaan data /keterangan
meninjau tempat WP, termasuk tempat lain yang diperlukan
melakukan pembahasan dan klarifikasi dengan memanggil WP melalui surat panggilan (dikirimkan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sebelum tanggal pembahasan dan klarifikasi)
melakukan pemeriksaan untuk tujuan lain dalam rangka keberatan untuk mendapatkan data dan/atau informasi yang objektif yang dapat dijadikan dasar dalam mempertimbangkan keputusan keberatan
100
Pasal 13
PERMINTAAN PEMINJAMAN DAN KETERANGAN SERTA PENYAMPAIAN ALASAN TAMBAHAN
WAJIB PAJAKDIRJEN PAJAK
surat permintaan peminjaman buku/catatan/data/informasi
surat permintaan keterangan
PERTAMA
Meminjamkan/memberi keterangan
Wajib diberikan dalam15 hari kerja
surat permintaan peminjaman buku/catatan/data/informasi
surat permintaan keterangan
KEDU
A
Wajib diberikan dalam10 hari kerja
Tidak meminjamkan/Tidak memberi keterangan
Dalam hal WP tidak memenuhi sebagian/seluruh permintaan peminjaman permintaan keterangan dan/atau tidak menyerahkan asli bukti pemotongan atau pemungutan pajak, keberatan tetap diproses sesuai dengan
data yang ada atau yang diterima dan dibuat berita acara
surat permintaan peminjaman tambahan
surat permintaan keterangan tambahan
Wajib diberikan sesuai dengan surat permintaan
atas kehendak sendiri/permintaan, dapat memberikan alasan tambahan/penjelasan tertulis untuk melengkapi dan/atau memperjelas Surat Keberatan sebelum SPUH
101
Pasal 13
PERLAKUAN ATAS DOKUMEN DALAM PROSES PENYELESAIANKEBERATAN
buku, catatan, data, informasi, atau keterangan
lain yang diterima/diperoleh
pada proses penyelesaian
keberatan
DIPERTIMBANGKAN
TIDAKDIPERTIMBANGKAN
yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh Wajib Pajak
yang diminta pada saat pemeriksaan tetapi tidak diberikan oleh WP karena berada di pihak ketiga dan belum diperoleh Wajib Pajak pada saat pemeriksaan
yang tidak diminta pada saat pemeriksaan tetapi diperlukan dan diminta oleh Dirjen Pajak serta diberikan oleh WP
yang tidak diminta pada saat pemeriksaan dan keberatan tetapi diberikan oleh Wajib Pajak
skp yang Ph Kena Pajaknya dihitung secara jabatan terbatas pada: 1. dokumen yang terkait dengan penghitungan peredaran usaha atau
penghasilan bruto dalam rangka penghitungan penghasilan neto secara jabatan; dan
2. dokumen kredit pajak sebagai pengurang PPh.
DAPAT DIPERTIMBANGKAN
102
Pasal 14
SURAT PEMBERITAHUAN UNTUK HADIR
WAJIB PAJAK
DIRJEN PAJAK
SPUH
pemberitahuan daftar hasil penelitian keberatan (tidak bersifat final dan bukan merupakan keputusan)
formulir surat tanggapan hasil penelitian keberatan
HADIR
TIDAK HADIR
berita acara kehadiran
berita acara ketidakhadiran
proses keberatan tetap diselesaikan
Surat Pemberitahuan Untuk Hadir
(SPUH)
surat yang disampaikan kepada Wajib Pajak yang berisi
mengenai pemberian kesempatan kepada Wajib Pajak untuk hadir dalam waktu yang telah ditetapkan guna:
1. memberikan keterangan atau 2. memperoleh penjelasan mengenai hasil penelitian keberatan dari tim peneliti keberatan.
103
Pasal 15
berdasarkan Laporan Penelitian Keberatan
KEPUTUSAN ATAS KEBERATAN DAN CARA PENYAMPAIAN
WAJIB PAJAK
Tanggal terima Surat Keberatan
12 bulantanggal
diterbitkanSK
Keberatan
PROSES PENYELESAIAN KEBERATAN
mengabulkan seluruhnya mengabulkan sebagian menolak menambah besarnya jumlah
pajak yang masih harus dibayar
keberatan yang diajukan oleh WP dianggap dikabulkan apabila Dirjen Pajak tidak memberi keputusan dlm 12 bln
secara langsungPOS
Bukti Pengiriman Surat
Bukti Tanda Terima
jasa ekspedisi atau jasa kurir
Bukti Pengiriman Surat
104
Pasal 17
PENGAJUAN MAP DAN PENERBITAN SK KEBERATAN
surat ketetapan
pajak
Diajukan MAP
Diajukan Keberatan
SK KEBERATAN
Persetujuan Bersama sudah
ada?
YA
TIDAK
Terbit dengan memperhitungkan Persetujuan Bersama
Terbit dengan mempertahankan temuan pemeriksaan dalam skp
105
Pasal 16
WAJIB PAJAK
SANKSI ADMINISTRASI
Sanksi denda 50%Dihitung dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi
dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan
dalam hal pengajuan keberatan
ditolak dikabulkan sebagian menambah jumlah pajak yang masih harus dibayar
Sanksi tidak dikenakan dalam hal:a.Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1);b.pengajuan keberatan Wajib Pajak tidak dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan
pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1); atauc. Wajib Pajak mengajukan permohonan banding atas Surat Keputusan Keberatan.
Sanksi tidak dikenakan dalam hal:a.Wajib Pajak mencabut pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1);b.pengajuan keberatan Wajib Pajak tidak dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan
pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1); atauc. Wajib Pajak mengajukan permohonan banding atas Surat Keputusan Keberatan.
107
Pasal 18
Pengajuan BandingPasal 27
Apabila permohonan ditolak atau diterima sebagian, WP dikenai sanksi denda 100% dari selisih pajak terutang menurut Putusan
Banding dan pajak yang telah dibayar.
Sebagai implikasi banding:
Jangka waktu pelunasan pajak terkait ditangguhkan hingga 1 bulan setelah
penerbitan Putusan Banding.
Jumlah pajak terutang bukan merupakan utang pajak.
WP hanya dapat mengajukan banding atas Keputusan Keberatan kepada badan peradilan pajak di lingkungan PTUN, dengan syarat:
Permohonan ditulis dalam
Bahasa Indonesia.
Disertai alasan yang jelas.
Diajukan maksimal 3 bulan sejak penerimaan Surat Keputusan
Keberatan.
Dilampiri salinan Surat Keputusan
Keberatan.
108
Peninjauan KembaliNo Peninjauan Kembali hanya dapat diajukan
berdasarkan alasan:Jangka Waktu untuk pengajuan Peninjauan
Kembali:
1 Bila putusan pengadilan pajak didasarkan pada kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim pidana dinyatakan berlaku.(Pasal 91 huruf a UU 14 Tahun 2002)
diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan atau tipu muslihat atau sejak Putusan Hakim pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap. (Pasal 92 ayat 1 UU 14 Tahun 2002)
2 Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada tahap persidangan di pengadilan pajak akan menghasilkan putusan yang berbeda;(Pasal 91 huruf b UU 14 Tahun 2002)
diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditemukan surat-surat bukti yang hari dan tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang. (Pasal 92 ayat 2 UU 14 Tahun 2002)
Peninjauan KembaliApabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang diputus berdasarkan Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c; (Pasal 91 huruf c UU 14 Tahun 2002)Isi dari Pasal 80 ayat (1) huruf b dan c: •Putusan Pengadilan Pajak dapat berupa:
• mengabulkan sebagian atau seluruhnya;
• menambah Pajak yang harus dibayar;
diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim. (Pasal 92 ayat 3 UU 14 Tahun 2002)
4 Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa mempertimbangkan sebab-sebabnya; atau(Pasal 91 huruf d UU 14 Tahun 2002)
diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim. (Pasal 92 ayat 3 UU 14 Tahun 2002)
5 Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 91 huruf e UU 14 Tahun 2002)
diajukan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim. (Pasal 92 ayat 3 UU 14 Tahun 2002)
PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA
• Penagihan Pajak adalah serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus, memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan penyitaan, melaksanakan penyanderaan, menjual barang yang telah disita (UU PPSP Pasal 1 butir 9)
• Jurusita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan pajak yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus, pemberitahuan Surat Paksa, penyitaan dan penyanderaan (UU PPSP Pasal 1 butir 6)
Penagihan Pajak
Serangkaian tindakan penagihan mempunyai tahapan-tahapan :
Wajib pajak diberi surat tegoran, diberitahukan surat paksa, diterbitkan surat perintah
melaksanakan penyitaan, Jadwal eksekusi Eksekusi
UTANG PAJAK• Utang Pajak adalah pajak yang masih harus dibayar
termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan (UU PPSP Pasal 1 butir 8)
• Berasal dari tagihan/penetapan oleh aparat pajak• Biaya Penagihan Pajak adalah biaya pelaksanaan
Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatalan Lelang, Jasa Penilai dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak (UU PPSP Pasal 1 butir 13)
PENANGGUNG PAJAK
Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. (UU PPSP Pasal 1 butir 3)
Orang Pribadi Badan:
- Pengurus - Orang yang nyata-nyata memiliki wewenang dalam badan.- Likuidator
Ahli Waris (Warisan belum terbagi) Wali/Pengampu ( anak belum dewasa/dalam pengampuan) Kuasa Khusus
OBJEK/DASAR PENAGIHAN PAJAK
• STP, SKPKB/T, dan • SK Pembetulan, SK Keberatan, • Putusan Banding,• Putusan Peninjauan Kembali, yang
menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah,
SURAT PAKSA
Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak
1. mempunyai kekuatan hukum yg sama dgn Grosse atau salinan putusan hakim dalam perkara perdata yg tidak dapat dimintakan banding kepada hakim atasan.
2. Mempunyai kekuatan hukum yg pasti,3. Mempunyai fungsi ganda:
Menagih utang pajak termasuk pokok pajak, bunga, denda dan kenaikan,
Menagih bukan pajak biaya2 penagihan,
4. Surat paksa dapat dilanjutkan dengan penyitaan dan penyanderaan
Unsur Penagihan Pajak seketika dan sekaligus
UU PPSP Pasal 6
1. Penanggung pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu.
2. Penanggung pajak menghentikan atau secara nyata mengecilkan kegiatan perusahaan atau memindahtangankan barang yg dimiliki atau dikuasai,
3. Terdapat tanda-tanda penanggung pajak akan membubarkan badan usahanya,
4. Badan usaha akan dibubarkan oleh negara,5. Terjadi penyitaan atas barang2 penanggung pajak
oleh pihak ke tiga atau terdapat tanda-tanda pailit.
Penyitaan UU PPSP pasal 12
• Penyitaan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan penagihan dgn surat paksa , apabila pajak yg masih harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan dgn pernyataan dan penyerahan surat paksa kepada wajib pajak.
• Penyitaan dilakukan oleh juru sita dan didampingi oleh 2 orang saksi yg dikenal oleh juru sita dan dapat dipercaya.
• Tujuan Penyitaan adalah Untuk memperoleh jaminan pelunasan utang pajak dari penanggung pajak. Oleh karena itu penyitaan dapat dilaksanakan terhadap semua barang penanggung pajak, baik yg berada ditempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan penanggung pajak atau tempat lain.
PENYITAAN UU PPSP PASAL 12
Barang bergerak :1. semua barang bergerak yg ada di rumah penanggung pajak,2. semua barang bergerak yg ada ditoko penanggung pajak3. semua barang bergerak yang ada di tempat usaha penanggung
pajak,4. semua barang bergerak yg ada dikantor penanggung pajak
Barang tidak bergerak :1. Rumah tinggal, bangunan kantor, bangunan perusahaan, gudang
dan sebagainya.2. Kebun, sawah, bungalow dan sebagainya,3. Kapal dgn isi kotor tertentu.
Penyitaan UU PPSP pasal 12
Barang-barang yg dikecualikan dari penyitaan :1. Pakaian dan tempat tidur,2. Persediaan makanan dan minuman untuk satu
bulan,3. Perlengkapan wajib pajak/penanggung pajak yg
bersifat dinas,4. Buku2 yg berkaitan dgn jabatan atau pekerjaan,5. Peralatan dalam keadaan jalan dgn jumlah tidak
lebih dari Rp.2.000.000,-6. Peralatan penyandang cacat
LELANG BARANG SITAANPASAL 25 UU NO. 19 TAHUN 2000
• Adalah penjualan yg dilakukan dgn cara penawaran atau tertulis melalui usaha mengumpulkan orang dan harus dilakukan di depan juru lelang/pejabat lelang dari Kantor Lelang Negara.
• Yaitu apabila utang pajak dan atau biaya penagihan pajak tidak dilunasi setelah dilaksanakan penyitaan, pejabat berwenang melaksanakan penjualan lelang terhadap barang yang disita melalui Kantor Lelang Negara.
Lelang Barang SitaanPasal 25 UU No. 19 tahun 2000
1. Lelang dilakukan dimuka umum2. Berdasarkan hukum3. Dilakukan dihadapan Pejabat lelang negara,4. Dilakukan dengan penawaran,5. Dilakukan dengan usaha pengumpulan
peminat,6. Ditutup dengan Berita Acara Lelang
Risalah Lelang.
PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN
• Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (UU PPSP pasal 1 butir 20)
• Penyanderaan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan Penanggung Pajak dengan menempatkannya di tempat tertentu:1. Tertutup, terasing dari masyarakat2. Fasilitas terbatas3. Pengamanan dan pengawasan
• (UU PPSP pasal 1 butir 21)
PENCEGAHAN DAN PENYANDERAAN
1.Pemaksaan tidak langsung terhadap Penanggung pajak yang diragukan iktikad baiknya
2.Bukan sebagai pelunasan/ pengganti utang pajak. Pembayaran pajak harus tetap dilakukan
3.Terhadap utang pajak minimal Rp. 100.000.000,-
PENYIDIKAN PAJAK
• Penyidikan pajak adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi, serta menemukan tersangkanya.
PENYIDIKAN PAJAK
• Penyidikan pajak dilakukan oleh pejabat pegawai negeri di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan.[2]
• Penyidikan pajak dilakukan sebagai akibat tindak lanjut dari pemeriksaan bukti permulaan.
• Penyidikan merupakan proses kelanjutan dari hasil pemeriksaan yang mengindikasikan adanya bukti permulaan tindak pidana perpajakan.[3]
• Tindak pidana di bidang perpajakan meliputi perbuatan; yang dilakukan oleh seseorang atau oleh badan yang diwakili orang tertentu (pengurus), memenuhi rumusan undang-undang, diancam dengan sanksi pidana, melawan hukum, dilakukan di bidang perpajakan, dan dapat menimbulkan kerugian bagi pendapatan negara.
PENYIDIKAN PAJAK
• Wewenang Penyidik Pajak– menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
– meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
– meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang perpajakan;
– memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
– melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
PENYIDIKAN PAJAK
Wewenang Penyidik Pajak– meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan;– menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempatpada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,dan/atau dokumen yang dibawa;
– memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan;
– memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
– menghentikan penyidikan;dan/atau– melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYIDIKAN PAJAK
• Wewenang Penyidik Pajak– Penyidik memeberitahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-Undang Hukum Acara Pidana. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan, penyidik dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lain.
PENYIDIKAN PAJAK
• Agar suatu perbuatan dapat digolongkan ke dalam perbuatan tindak pidana di bidang perpajakan, perbuatan tersebut harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut– Unsur Subyek– Unsur Perbuatan– Unsur Akibat– Unsur Kesalahan
Struktur organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Melaksanakan koordinasi, bimbingan, pengendalian, analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas KPP, serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat.
Struktur organisasi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus):
Melaksanakan koordinasi, bimbingan, pengendalian, analisis, dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Kantor Pelayanan Pajak (KPP), serta penjabaran kebijakan dari kantor pusat untuk Wajib Pajak Badan dengan tingkat omset tertentu dan kriteria tertentu: BUMN, Penanaman Modal Asing, Perusahaan Masuk Bursa, dan sebagainya.
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (Wajib Pajak Besar, Khusus. dan Madya):
Melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan kepada wajib pajak, berdasarkan segmentasi wajib pajak yang diadministrasikannya: Wajib Pajak Badan dengan tingkat omset tertentu dan kriteria tertentu seperti: BUMN, Penanaman Modal Asing, Perusahaan Masuk Bursa, dan sebagainya. .
Struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan kepada wajib pajak, berdasarkan segmentasi wajib pajak yang diadministrasikannya: Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dengan tingkat omset tertentu di luar yang diadministrasikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar, Khusus, dan Madya.. .
Struktur organisasi Struktur organisasi Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan:
Melaksanaan pelayanan, penyuluhan, dan konsultasi perpajakan kepada masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh kantor-kantor pelayanan pajak.