laporan kerangka karangan mkdu bahasa

22
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan) Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut : 2.1.1 Pengertian Outline Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis- garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. 2.1.2 Pengertian Karangan Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. 2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan

Upload: anabella-khairunnisa

Post on 16-Feb-2016

28 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai

berikut :

2.1.1 Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah : kerangka, regangan, gari

besar, atau guratan. Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat

garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian

ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2.1.2 Pengertian Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk

mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada

pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam

keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan

penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline

sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap

disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-

garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan

sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan

menjadi pokok tulisan.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-

garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,

susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang

Page 2: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

akan menjadi pokok tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode

dalam pembuatan karangan yang mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik

dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub topik yang lebih terperinci.

2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)

a.  Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

b.  Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu

penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga

dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-

gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan

baik, harmonis dalam perimbangannya.

c.   Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan

dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai

klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-

beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga

mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat

terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan

bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks

yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

d.   Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu

bagian perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian

dari karangan itu. Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih

tidak perlu, karena hal itu hanya akan membawa efek yang tidak

menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak sadar betul maka pendapatnya

mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu berbeda dengan yang

diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan satu sama lain.

Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap suatu

topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau

memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian

mana topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan

menunjuk kepada bagian tadi.

Page 3: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

e.  Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan

rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari

data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya.

Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian

mana dalam karangannya itu.

Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat

menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama

dengan apa yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca

akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu.

Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan.

Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan

dipertimbangkan secara menyelurih, bukan secara terlepas-lepas.

2.3 Bentuk Kerangka Karangan

a. Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kata : kerangka karangan

topik.

b. Kerangka karangan diungkapkan dalam bentuk kalimat : kerangka kalimat.

c. Dalam beberapa kalimat : kerangka alinea.

d. Dalam beberapa paragraf : proposal (harus dilengkapi dana dan waktu

yang diperlukan.

2.3.1 Berdasarkan bentuk karangan :

Karangan Deskripsi

Bentuk karangan seperti ini banyak di jumpai dalam berbagai betuk

karangan, misalnya novel, cerpen , laporan atau berita. Deskripsi adalah

Tulisan yang menggambarkan bentuk objek pengamatan, rupa, sifat, rasa atau

corak yang melukiskan perasaan.

Sebuah deskripsi di buat untuk membantu pembaca membayangkan

suasana mengenal ciri orang, dan untuk memahami suat sensasi atau perasaan

melalui ungkapan bahasa. Oleh karenanya dalam membuat deskripsi harus

berdasar pada pengamatan yang cermat dan penyusunan kalimat yang tepat

Page 4: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

yang harus diawali dengan sebuah gambaran yang umum, yang berupa

kalimat atau frasa.

Ada berbagai jenis deskripsi yang berupa deskripsi penampilan, kesopanan

perilaku, sifat, suara, cara bicara, dan sikap dan ada pula deskripsi melalui

pencerapan salah satu pancaindera kita yang harus disusun secara kronologis

dan logis.

Karangan Narasi

Secara sederhana di kenal sebagai cerita, peristiwa atau kejadian dalam satu

urutan waktu yang ada pula tokoh yang menghadapi suat konflik yang berisi

fakta atau fiksi.

Karangan Eksposisi

Tulisan yang memberikan informasi, penjelasan, keterangan atau

pemahaman kepada pembaca yang dapat di temui pada tulisan edotorial, esai,

petunjuk penggunaan atau ulasan yang didasarkan pada perincian yang

khusus dan cermat, penalaran, dan penggunaan contoh.

Karangan Argumentasi

Karangan yang bertjuan untuk meyakinkan orang, membuktikan pendapat

atau pendirian pribadi atau membujuk pihak lain agar sebuah pendapat

pribadi di terima yang dibuat dengan menyusun alasan atau pembuktian untuk

menunjang kalimat topik dengan memberikan penjelasan dan fakta yang

tepat.

Karangan Persuasi

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.

2.4 Syarat-syarat Kerangka Karangan yang Baik

a. Pengungkapan maksudnya harus jelas.

b. Tiap unit dalam kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.

d. Harus menggunakan pasangan simbol yang konsisten.

2.5 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)

Page 5: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu

pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola

susunan kerangka karangan.

2.5.1 Pola Alamiah

Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan

keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai

pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah

mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.

Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Kronologis (waktu)

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap

kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)

·         asal usul penulis

·         pendidikan si penulis

·         kondisi kehidupan penulis

·         keinginan penulis

·         karir penulis

b. Spasial (ruang)

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan

mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini

biasanya di gunakan dalam tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .

Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)

·         Di daerah Kalimantan

·         Di daerah Sulawesi

·         Di daerah Sumatra

c. Topik yang ada

Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah

adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal

Page 6: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

dengan bagian–bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara

lengkap, mau tidak mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut

dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari

lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2.5.2 Pola Logis

Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan

landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau

urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri

yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.

Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan

pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan

logika. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

a.      Klimaks dan Antiklimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi

tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi

kedudukannya atau yang paling menonjol.

Contoh : Topik (turunnya Suharto)

·         Keresahan masyarakat

·         Merajalela nya praktek KKN

·         Keresahan masyarakat

·         Kerusuhan social

·         Tuntutan reformasi menggema

b. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke

sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang

kemudian di lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–

akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan

sejarah atau dalam membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat

manusia pada umumnya.

Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)

Page 7: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

·         Tingginya harga bahan pangan

·         Penyebab krisis moneter

·         Dampak terjadi krisis moneter

·         Solusi pemecahan masalah krisis moneter

c. Pemecahan Masalah

Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju

kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-

kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau

persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–alternatif untuk jalan keluar dari

masalah yang di hadapi tersebut.

Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)

·         Apa itu virusH1N1

·         Bahaya virus H1N1

·         Cara penanggulangannya

d. Umum khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti

dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

Contoh : Topik (pengaruh internet)

·         Para pangguna internet

Anak–anak

Remaja

Dewasa

Manfaat internet

Media informasi

Bisnis

Jaringan social

Dan lain–lain

e. Familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di

kenal, kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di

Page 8: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini

misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f. Akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan

familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau

tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah

suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu

pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca

2.6 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)

2.6.1 Berdasar Sifat Rinciannya:

a.   Kerangka Karangan Sementara / Non-formal

Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

Topiknya tidak kompleks

Akan segera digarap

b. Kerangka Karangan Formal:

Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

Topiknya sangat kompleks

Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya:

Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-

ordinasi yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-

ordinasi dapat dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat

sudah dapat disebut Kerangka Karangan Formal.

Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :

Topik    : Penggunaan kompor briket batubara

Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan

Page 9: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

Penanggulangannya

Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan

kompor briket batubara dengan meningkatnya

pencemaran

Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan bahan bakar tanpa menimbulkan

masalah baru.

Aspek yang diteliti :

kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia

sumber bahan bakar di Indonesia

cadangan bahan bakar di Indonesia

kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini

berkaitan dengan kebutuhan dan penggunaan

bahan bakar batubara sebagai bahan bakar

alternatif

efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif

jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket

batubara

Metode Penelitian :studi pustaka survey melalui wawancara dan

penyebaran angket

Literatur :

           Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a

global concern.

Fifth edition. Mc Graw, Boston

           Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental

Science: Living in the

environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.

           Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second

Edition.

Saunders College Publishing, Forthworth, FL.

           Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2

           www.wikipedia.com

Page 10: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

2.6.2 Berdasar Perumusan Teksnya

Kerangka Kalimat

Kerangka Topik

Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

2.7 Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan

yang Jelas. Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.

c. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

d. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus

dirinci.

e. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,

sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

f. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

g. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah

awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang

memudahkan kita dalam mengembangkan karangan.

2.8 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu:

2.8.1 Menentukan tema dan judul

Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok

pembicaraan yang mendasari suatu karangan.

Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan

menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada

penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

2.8.2 Mengumpulkan bahan

Page 11: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan,

banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara

masing - masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

2.8.3 Menyeleksi bahan

Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang

sesuai dengan tema pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi

bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.

Berikut ini petunjuk –  petunjuknya :

Catat hal penting semampunya.

Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

2.8.4 Membuat kerangka

Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa

bahasan yang lebih fokus dan terukur.

Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab.

kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah

dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

Berikut fungsi kerangka karangan :

Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis

Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan

Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :

Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran

(diagram yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).

Mengatur urutan gagasan.

Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.

Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Page 12: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis

karena bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses

pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

2.8.5 Mengembangkan kerangka karangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan

terhadap materi yang hendak ditulis. jika benar-benar memahami materi

dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan

nyata.

Page 13: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang memuat

garis-garis besar dan suatu karangan yang akan dikerjakan. Agar dalam

pembuatan tidak terjadi penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih

sehingga kita perlu mengevaluasi setiap topik yang akan kita kerjakan.

Diperlukan kerangka karangan untuk membuat suatu topik. Kerangka

karangan harus dibuat secara teratur, logis, dan sistematis. Pembuatan

kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-langkah agar rencana

pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga memudahkan penulis untuk

membuat kerangka karangan tersebut.

1.2 Saran

Banyak orang beranggapan bahwa topik = judul. Topik merupakan

pokok yang akan diperikan atau masalah yang akan dikemukakan.

Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan

biasanya lebih abstrak; tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik.

Dari topik dapat muncul judul-judul.

Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi maksudnya berlainan,

maka tema yang dihasilkan juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-

materi yang dipilih pun berbeda. Setelah topik ditetapkan, maksud topik

diuraikan,dan langkah selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang

masalah dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah

tema karangan. Tema karangan itu berbentuk satu kalimat, satu alinea.

Pembuatan suatu penulisan ilmiah, agar sesuai dengan tema

karangan yang akan dibuat,disarankan, harus didahului dengan membuat

Kerangka karangan dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah

dan sesuai dengan yang diharapkan, karena kerangka karangan merupakan

Page 14: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan

atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan sistematis dari pikiran-

pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok

tulisan.

Page 15: Laporan Kerangka Karangan Mkdu Bahasa

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. http://carideny.blogspot.co.id/2013/11/kerangka-karangan-

berdasarkan-urutan.html

Anonim. http://www.dosenpendidikan.com/pola-susunan-kerangka-

karangan-menurut-para-ahli-bahasa/ (diakses 16 november 2015)

Departemen Pendidikan Nasional.2011.Bahasa Indonesia

NonKependidikan.Serang:Universitas Sultan AgengTirtayasa

Anonim. http://punyachipau.blogspot.com/2011/11/makalah-kerangka-

karangan-outline.html (diakses 16 November 2015)

Anonim. http://mettamustika.wordpress.com/2011/04/07/kerangka-

karangan/ (diakses 16 November 2015)

Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan (diakses 16 November

2015)

Farchan. http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-

kerangka-karangan.html (diakses 16 November 2015)

Gustian, Ade. http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/membuat-

kerangka-karangan/ 9diakses 16 November 2015)

Khunaifi, Aan. http://imstuff-it.blogspot.co.id/2014/12/membuat-

outline.html (diakses 16 November 2015)

Kitting, Fitri. https://id.scribd.com/doc/52576400/Kerangka-karangan

(diakses 16 november 2015)