laporan kegiatan dinkes kota medan 17-18 november

69
LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN TANGGAL 17 NOVEMBER 2014 s.d. 18 NOVEMBER 2014 Disusun oleh: DAPHNE : 091001052 GUNTUR MU’AMMAR : 091001113 M ADLI DZIL IKROM : 091001051 RAHMA MAULIDA : 091001231 RANDI PERMANA RIDWAN : 091001136 RIEZKY FIEZRI LUBIS : 091001243 SAPTO HADI D.U : 091001266 FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: riezkyfiezrilbs

Post on 24-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS)

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU

KEDOKTERAN PENCEGAHAN/ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

DI DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

TANGGAL 17 NOVEMBER 2014 s.d. 18 NOVEMBER 2014

Disusun oleh:

DAPHNE : 091001052

GUNTUR MU’AMMAR : 091001113

M ADLI DZIL IKROM : 091001051

RAHMA MAULIDA : 091001231

RANDI PERMANA RIDWAN : 091001136

RIEZKY FIEZRI LUBIS : 091001243

SAPTO HADI D.U : 091001266

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

Page 2: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas

berkat dan hidayah-Nya sehingga laporan kegiatan ini dapat kami selesaikan tepat

pada waktunya. Pada laporan kegiatan ini, kami menyajikan mengenai rangkaian

kegiatan selama menjalani KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan. Adapun tujuan

penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik di

Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu

Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan pula terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan beserta para staff

atas kesediaan beliau-beliau membimbing kami selama menjalani kegiatan

kepaniteraan klinik senior di Dinas Kesehatan Kota Medan. Demikian pula

kepada koordinator koasisten yang telah membimbing kami dalam penulisan

laporan kegiatan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih belum

sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan laporan kegiatan ini. Atas bantuan dan segala

dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual, penulis

ucapkan terima kasih. Semoga laporan kegiatan ini dapat memberikan sumbangan

bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan.

Medan, Desember 2014

Penulis

Page 3: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1

1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1

1.2. Tujuan................................................................................................... 3

1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................. 3

1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................. 3

1.3. Manfaat ................................................................................................ 3

BAB 2 SITUASI KEADAAN UMUM DAN LINGKUNGAN ............... 4

2.1. Keadaan Geografis................................................................................ 4

2.2. Keadaan Demografis............................................................................. 4

2.2.1.Kepadatan Penduduk .................................................................. 4

2.2.2. Rasio Jenis Kelamin ................................................................... 5

2.2.3. Umur .......................................................................................... 5

2.2.4. Jumlah Anggota Keluarga .......................................................... 5

2.3. Sosial Ekonomi...................................................................................... 5

2.3.1. Pendidikan .................................................................................. 5

2.3.2. Ketenagakerjaan ......................................................................... 5

2.3.3.Pendapatan................................................................................... 6

2.4. Lingkungan Fisik dan Biologi............................................................... 7

2.4.1. Rumah Sehat .............................................................................. 7

2.4.2. Sumber Air Minum .................................................................... 8

2.4.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar ............................................. 8

2.4.4. Fasilitas Umum .......................................................................... 8

2.4.5.Pembuangan Sampah................................................................... 9

Page 4: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

2.5. Pelayanan Kesehatan............................................................................. 9

2.5.1.Sarana Kesehatan ........................................................................ 9

2.5.2.Tenaga Kesehatan ....................................................................... 10

2.5.3.Daftar Puskesmas......................................................................... 10

BAB 3 PROGRAM KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN.. 11

3.1. Visi dan Misi......................................................................................... 11

3.2. Tujuan…................................................................................................ 12

3.3. Pembangunan Kesehatan....................................................................... 12

3.4. Organisasi.............................................................................................. 18

3.5. Struktur Organisasi................................................................................ 22

BAB 4 LAPORAN KEGIATAN .............................................................. 23

4.1. Pelaporan............................................................................................... 23

4.2. Kegiatan…............................................................................................ 22

4.3. Materi Pembekalan Puskesmas............................................................. 22

4.3.1.Visi dan Misi kegiatan KKS ....................................................... 23

4.3.2.Puskesmas ................................................................................... 24

4.3.3.Pelayanan Kesehatan................................................................... 30

4.3.4.Pengendalian Masalah Kesehatan................................................ 35

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... ...37

5.1. Kesimpulan ............................................................................................ ...37

5.2. Saran ....................................................................................................... .37

Page 5: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Daya saing suatu negara ditentukan oleh dua belas pilar, diantaranya

adalah kesehatan. Baik berdiri sendiri, kesehatan dapat mempengaruhi pilar-pilar

lainnya. Gambaran kesehaan yang ingin dicapai adalah sesuai dengan rumusan

Indonesia Sehat 2015. Oleh karena itu, pemerintah telah berupaya

menyelenggarkan pembangunan kesehatan sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992

dalam meningkatkan kesadaran, kemauandan kemampuan masyarakat untuk

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku

hidup sehat secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya

promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi

masyarakat, utamanya penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan

keluarga miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan

penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan

lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini. Pembangunan kesehatan

dilaksanakan dengan peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan,

sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi,alat kesehatan dan makanan,

manajemen dan informasi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat. Upaya

tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi

penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat

kemitraan dan kerjasama lintas sektoral.

Strategi utama sebagai upaya pembangunan kesehatan dalam menuju

Indonesia Sehat 2015 adalah dengan pemberdayaan masyarakat dan

desentralisasi.Di Dinas Kesehatan Kota Medan, dicanangkan suatu visi

”Masyarakat Medan Sejahtera” dengan misi Menggerakkan pembangunan kota

Page 6: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

berwawasan kesehatan,mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,

dan memelihara dan meningkatkan profesionalisme layanan kesehatan. Tujuan

yang ingin dicapai adalah terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan

perdagangan yang sehat, terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana

umum yang sehat, terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya

kesehatan yang paripurna, meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya

manusia kesehatan, tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan,

meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh

masyarakat, dan terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan.

Dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah serta berbagai

kecenderungan pembangunan kesehatan ke depan serta dalam mencapai sasaran

pembangunan kesehatan, disepakati suatu Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 dalam tahapan ke-2 (2010-2014).

Diharapkan kondisi pembangunan kesehatan diharapkan telah mampu

mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang ditunjukkan dengan membaiknya

berbagai indikator pembangunan sumber daya manusia, seperti meningkatnya

derajat kesehatan dan status gizi masyarakat, meningkatnya kesetaraan gender,

meningkatnya tumbuh kembang optimal, kesejahteraan dan perlindungan anak,

terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, serta menurunnya

kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakat dan antar daerah sesuai

dengan target minimal dalam Millenium Development Goals.

Salah satu ujung tombak suksesnya pelayanan kesehatan adalah sarana

pelayanan kesehaan strata pertama yaitu puskesmas yang ditanggungjawabkan

oleh Dinas Kesehatan Kota Medan. Puskesmas berperan dalam upaya baik

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu, dalam rangka

membentuk petugas kesehatan yang tidak hanya piawai dalam bidang kuratif dan

rehabilitatif, tetapi juga dalam bidang preventif dan promotif, Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara menyelenggarkan kegiatan kepaniteraan

senior klinik (KKS) di Dinas Kesehatan Kota Medan yang kemudian memberi

pembekalan bagi peserta KKS untuk melakukan kegiatan KKS di puskesmas dan

desa binaan yang ditentukan kemudian.

Page 7: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui program kegiatan Dinas Kesehatan Kota Medan dan

untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti kegiatan Kepaniteraan Klinik

Senior (KKS) di Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/Ilmu Kedokteran

Komunitas/Ilmu Kedokteran Pencegahan Universitas Islam Sumatera Utara.

1.2.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui kerorganisasian Dinas Kesehatan Kota Medan.

2. Untuk mengetahui kegiatan yang ditindaklanjuti Dinas Kesehatan Kota

Medan.

3. Untuk mengetahui program dan target puskesmas sebagai pembekalan

kegiatan KKS di puskesmas.

4. Untuk mengetahui program kegiatan pelayanan kesehatan di Kota Medan.

5. Untuk mengetahui program kegiatan pengendalian wabah dan bencana di

Kota Medan.

1.3. Manfaat

Laporan kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis

dan pembaca khususnya pengetahuan mengenai program dan situasi kesehatan

masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dalam peningkatan partisipasi mendukung

strategi pemberdayaan masyarakat yang dicanangkan dalam program

pembangunan kesehatan.

Page 8: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

BAB 2

SITUASI UMUM DAN KEADAAN LINGKUNGAN

2.1. Keadaan Geografis

Provinsi Sumatera Utara secara geografis terletak pada 10-40 Lintang Utara

dan 98°-100° Bujur Timur. Sebelah Utara perbatasan dengan Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, sebelah Timur berbatasan dengan Negara Malaysia di selat

Malaka, di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Riau dan Provinsi

Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

Provinsi Sumatera Utara tergolong ke dalam daerah beriklim tropis,

kisaran suhu antara 13,4°C-34,2°C, mempunyai musim kemarau ( Juni s.d.

September ) dan musim hujan (November s.d. Maret). Secara administratif

Sumatera Utara pada tahun 2012 memiliki 8 kota dan 25 kabupaten. Luas daratan

Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2. Berdasarkan luas daerah menurut

kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas daerah terbesar adalah Kabupaten

Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 dan luas daerah terkecil adalah Kota

Sibolga dengan luas 10,77 km2. Kota Medan memiliki luas daerah 265,1 km2

dengan ketinggian 2,5-37,5 m dari permukaan laut.

2.2. Kependudukan

Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya terbesar

keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa

Tengah.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, jumlah

penduduk Sumatera Utara pada tahun 2012 tercatat sebesar 13.254.682 penduduk.

Kota Medan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi

dengan kepadatan 2.141.637 penduduk.

2.2.1. Estimasi Jumlah Penduduk

Estimasi jumlah penduduk pada tahun 2012 per Kabupaten/Kota

mEnggunakan proporsi dari jumlah penduduk Kabuapten/Kota tahun 2010.

Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kota Medan

danterendah di Kabupaten Pakpak Bharat. Proporsi penduduk di Kota Medan

sebesar 16,1% dan di Kabupaten Pakpak Bharat 0,31%.

Page 9: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

2.2.2. Rasio Jenis Kelamin

Di Sumatera Utara, jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan

sebanyak 6.556.369 dan laki-laki 6.490.800 jiwa. Rasio seksnya adalah 98,9% di

mana setiap terdapat 100 perempuan, maka terdapat 98,9 laki-laki. Pada tahun

2008, angka seks rasio adalah 99,93% yang menunjukkan jumlah penduduk

berjenis kelamin perempuan meningkat.

2.2.3. Umur

Komposisi penduduk Sumatera Utara menurut kelompok umur,

menunjukkan bahwa penduduk yang berusia muda (0-14 tahun) sebesar 31,79%,

yang berusia produktif (25-29 tahun) sebesar 64,29% dan yang berusia tua (>65

tahun) sebesar3,90%. Jadi, penduduk Sumatera Utara sampai saat ini masih

didominasi oleh penduduk muda walaupun angka ini sudah menuruan dibanding

dekade yang lalu. Dengan demikian, angka beban tanggungan penduduk

Sumatera Utara tahun 2008 sebesar 55,53%. Angka ini mengalamipenurunan

dibandingkan tahun 2007 sebesar 56,37%.

2.2.4. Jumlah Anggota Keluarga

Rata-rata anggota keluarga di Sumatera Utara pada tahun 2008 adalah

sebesar 4,38yang berarti rata-rata pada setiap keluarga terdiri dari 4-5 anggota

keluarga. Kabupaten yang rata-rata jumlah anggota keluarganya paling banyak

adalah Kabupaten Nias yaitu 5,41 orang danyang paling sedikit adalah Kabupaten

Karo yaitu 3,81 orang.

2.3. Sosial Ekonomi

2.3.1. Pendidikan

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang sering ditelaah

dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu negara, salah satunya

berperan dalam mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.

Sensus Penduduk tahun 2000, ditunjukkan bahwa 60% penduduk 5 tahun keatas

mempunyai pendidikan tertinggi sekolah dasar, 18,19% tamat, 18,40%

tamatSMA, dan hanya 2,63% yang mencapai tingkat pendidikan perguruan tinggi.

Dari hasil Survei Angkatan Keija Nasional bulan Agustus 2007, ditunjukkan

Page 10: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

bahwa pada penduduk berumur 15 tahun keatas l,42%, tidak pernah sekolah

9,04% tidak tamat SD 31%, tamat SD 23,42%, tamat SMP 28,93%, tamat SMA,

dan hanya sekitar 6,16% mencapai perguruan tinggi. Dari data diatas

menggambarkan bahwa tingkat pendidikan di Sumatera Utara sampai tahun 2008

masihrendah walaupun telah menunjukkan peningkatan. Akan tetapi, angka buta

huruf di Sumatera Utara mulai menurun yaitu tinggal sekitar 3% di kota dan 5%

di desa.

2.3.2. Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Keija (TPAK) Sumatera Utara setiap

tahunnya tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK sebesar 57,34%,

tahun2005 naik menjadi 71,94%, tahun 2006 menjadi 66,90% dan tahun 2007

naikmenjadi 67,49%.Angkatan Kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih

berpendidikan SDkebawah (41,47%), setingkat SMTP (23,42%), setingkat SMTA

(28,94%), sedangkansisanya 6,17% berpendidikan diatas SMTA. Berdasarkan

lapangan pekeijaan utama, penduduk Sumatera Utara yangterbanyak adalah di

sektor pertanian (47,6%), kemudian diikuti di sektor perdagangan, hotel, dan

restoran (18,8%), jasa (12,9%),sedangkan penduduk yang bekeija di sektor

industri hanya sekitar 7,60%.

2.3.3. Pendapatan dan Kemiskinan

Kemampuan ekonomi masyarakat yang diukur dengan angka pendapatan

per kapita atas dasar harga yang berlaku tahun 1993, bila diukur atas dasar harga

konstan mengalami kenaikan. Perkembangan PDRB Sumatera Utara per kapita

tahun 1993-1997 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar Harga Konstanta

1993 18.215,436 18.215,46

1994 21.678,6 19.941,33

1995 24.686,43 21.802,51

1996 28.173,73 21.753,81

1997 32.414,60 24.842,86

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Utara mengalami turun

naikdari tahun 1993-2007. Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta

Page 11: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

orangatau sebesar 12,31% dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun

1996jumlah penduduk Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta

jiwa(10,92%). Namun, karena krisis moneter, penduduk miskin di Sumatera Utara

tahun 1999 meningkat menjadi 16,74% dari total pendudukSumatera Utara yaitu

sebanyak 1,97 jutajiwa. Pada tahun 2003 teijadi penurunan penduduk miskin baik

secara absolut maupun secara persentase, yaitu menjadi l,89juta jiwa atau sekitar

15,89%, sedangkan tahun 2004 turun lagi menjadi 1,80 jutajiwa (14,93%)

kemudian tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76 juta jiwa (14,28%),

namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan oktober 2005,penduduk

miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 jutajiwa (15,66%). Padatahun 2007

turun sedikit menjadi 1,77 juta jiwa atau 13,90% (SUDA 2008).

2.4. Lingkungan Fisik dan Biologi

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat

perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat dengan indikator-

indikator yaitu persentase rumah sehat, persentase rumah tangga memiliki akses

terhadap air minum, persentase rumah tangga menurut sumber air minum,

persentase rumah tangga yang memiliki sarana penampungan akhir

kotoran/tinja/BAB.

2.4.1. Rumah Sehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan

sampah, sarana pembuangan limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan

hunianrumah yang sesuai (>8m2/kapita), dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2008,dari

seluruh rumah yang ada yaitu 2.683.062 unit, yang diperiksa sebanyak 197.322

unit (44,63%), dari jumlah yang diperiksa diketahui bahwa 761.699rumah yang

memenuhi syarat kesehatan (63,62%).

2.4.2. Sumber Air Minum

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil riset kesehatan dasar

(Riskesdas)tahun 2007, diperoleh bahwa persentase rumah tangga di Provinsi

Page 12: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Sumatera Utara yang memiliki sumber air minum terlindung sebesar 76,8%,

sedangkan persentaserumah tangga yang memiliki sumber air minum tak

terlindung sebesar 23,2%. Dari hasil pengawasan air bersih, yang memenuhi

syarat fisik 84,37%, kimiawi 75,82%, dan bakteriologis 76,15%. Risiko

pencemaran amat tinggi 2,45%, tinggi 33,13%, sedang 36,48%, dan rendah

27,49%. Parameter ini menunjukkan angkat yang cukup baik dan perlu untuk

terus ditingkatkan.

2.4.3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, di Provinsi Sumatera

Utara, persentase rumah tangga yang memiliki sendiri fasilitas tempatbuang air

besar sebesar 71,8%, rumah tangga yang memiliki bersama 6,8%, umumsebesar

4% dan tidak ada/tidak memiliki sebesar 17,4%. Dari hasil survei, jamban yang

memenuhi syarat kesehatan hanya 42,83%. Selain itu, ketersediaan jamban di desa

dan beberapa kabupaten masih minim dan terbatas.

2.4.4. Tempat Umum

Tempat umum yang sehat adalah tempat umum dan pengelolaan makanan

yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat

pembuangan sampah,sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas

lantai yang sesuai denganbanyaknya pengunjung dan memiliki pencahayaan ruang

yang sesuai.Pada tahun 2008, dari 18.436 tempat umum yang diperiksa, sekitar

66,15%memenuhi syarat kesehatan. Angka ini masih dibawah target Indonesia

Sehat 2015 yaitu 80%. Angka pembinaan kesehatan tempat umum oleh

pemerintah masih rendah yaitu hanya 54,66% sehingga perlu upaya dariprogram

terkait dalam peningkatan cakupannya.

2.4.5. Pembuangan Sampah

Persampahan di Kota Medan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan

Pertamanan Kota Medan.Selain itu, pengelolaan persampahan di Kota Medan juga

Page 13: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

dilaksanakan oleh pihak swasta, khususnya pada kawasan pusat pemerintahan dan

jalan-jalan protokol.Sesuai dengan standar kota Metropolitan, yaitu tingkat

timbulan sampah sebanyak 3,5 liter/orang/hari, Kota Medan dengan jumlah

penduduk 1.963.855 jiwa, menghasilkan 6.873,49 m3 timbunan sampah. Namun

Kota Medan baru dapat mengelola sebanyak 5.710 m3 sehingga banyaknya

sampah yang belum terlayani adalah 1.163,49 m3.

2.5. Pelayanan Kesehatan

2.5.1. Sarana Kesehatan

1. Rumah Sakit Umum :54 unit

2. Rumah Sakit Jiwa : 5 unit

3. Rumah Sakit Ibu&Anak : 8 unit

4. Rumah Sakit Khusus Lainnya : 4 unit

5. Rumah Bersalin : 298 unit

6. Puskesmas : 39 unit

7. Puskesmas Rawat Inap : 13 unit

8. Puskesmas Non Rawat Inap : 26 unit

9. Puskesmas Pembantu : 41 unit

10. Puskesmas Keliling : 27 unit

11. Posyandu : 1.405 unit

12. Balai Pengobatan/Klinik : 409 unit

13. Apotik : 624 unit

14. Praktek Bersama : 8 unit

15. Praktek Dokter Umum : 1.378 unit

16. Praktek Dokter Spesialis : 791 unit

17. Praktek Dokter Gigi : 531 unit

18. Laboratorium Kesehatan Pemerintah : 1 unit

19. Laboratorium Kesehatan Swasta : 6 unit

2.5.2. Tenaga Kesehatan

1. Dokter Spesialis : 9 orang

2. Dokter Umum : 139 orang

Page 14: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

3. Dokter Gigi : 107 orang

4. S2 : 17 orang

5. Tenaga Kesehatan Masyarakat : 39 orang

6. Tenaga Sanitasi : 62 orang

7. Apoteker : 17 orang

8. Asisten Apoteker : 131orang

9. Bidan : 305 orang

10. Perawat : 485 orang

11. Perawat Gigi : 75 orang

12. Tenaga Gizi : 44 orang

13. APRO : 3 orang

14. AKFIS : 2 orang

15. Analis : 60 orang

16. Tenaga Non Medis : 85 orang

2.5.3. Daftar Puskesmas

1. Puskesmas Teladan

2. Puskesmas Simpang Limun

3. Puskesmas Glugur Darat

4. Puskesmas Pasar Merah

5. Puskesmas Tuntungan

6. Puskesmas Kota Matsum

7. Puskesmas Sering

8. Puskesmas Sukaramai

9. Puskesmas Medan Area

10. Puskesmas Sentosa Baru

11. Puskesmas Bromo

12. Puskesmas Glugur Kota

13. Puskesmas Pekan Labuhan

14. Puskesmas Pulo Brayan

15. Puskesmas Desa Terjun

16. Puskesmas Sei Agul

17. Puskesmas Kedai Durian

18. Puskesmas Petisah

19. Puskesmas Belawan

20. Puskesmas Darussalam

21. Puskesmas Medan Deli

22. Puskesmas Rantang

23. Puskesmas Helvetia

24. Puskesmas Polonia

25. Puskesmas Padang Bulan

26. Puskesmas Kampung Baru

27. Puskesmas Desa Binjai

28. Puskesmas Medan Denai

29. Puskesmas Mandala

30. Puskesmas Tegal Sari

31. Puskesmas Medan Labuhan

32. Puskesmas Simalingkar

Page 15: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

33. Puskesmas Martubung

34. Puskesmas Medan Johor

35. Puskesmas Medan Sunggal

36. Puskesmas Amplas

37. Puskesmas Desa Lalang

38. Puskesmas Titi Papan

BAB 3

PROGRAM KERJA DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN

Page 16: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

3.1. Visi dan Misi

Visi Dinas Kesehatan Kota Medan adalah “Masyarakat Medan

Sejahtera”. Masyarakat Medan mengandung arti bahwa sasaran kerja dari

Dinas Kesehatan Kota Medan adalah seluruh masyarakat yang berada di

wilayah kerja pemerintah kota Medan.Sehat diartikan sebagai cara

berpikir masyarakat kota Medan yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai

kesehatan yang pada akhirnya mewujudkan lingkungan yang sehat serta

perilaku hidup bersih dan sehat.Sejahtera mengandung arti bahwa

masyarakat kota Medan dengan cara berpikir yang selalu dilandasi oleh

nilai-nilai kesehatan, akan memperoleh kesejahteraan, terutama dibidang

kesehatan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pencapaian derajat

kesejahteraan secara umum. Sedangkan misi Dinas Kesehatan Kota Medan

yaitu:

1. Menggerakkan Pembangunan Kota Berwawasan Kesehatan

Para penanggungjawab program pembangunan di Pemerintahan Kota Medan

harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam semua kebijaksanaan

pembangunannya. Untuk itu, maka seluruh elemen darisistem pemerintahan

kota harus berperan sebagai pengerak utama pembangunan Kota Medan

menuju Kota Metropolitan yang Modern, Madani, dan Relijius berwawasan

kesehatan.

2. Mendorong Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

Sehat merupakan hak asasi sehingga setiap individu berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan. Disamping itu sehat juga merupakan investasi, yaitu

bahwa derajat kesehatan yang optimal akan dapat dicapai melalui investasi

baik pemerintah maupun individu. Dengan demikian diharapkan terciptanya

suatu kondisi dimana masyarakat menyadari, mau dan mampu untuk

mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahankesehatan yang dihadapi,

sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena

penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan

dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan Meningkatkan Profesionalisme Layanan Kesehatan

Page 17: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Sesuai dengan paradigma sehat, Dinas kesehatan harus mengutamakan pada

upaya kesehatan masyarakat yang dipadukan secara serasi dan seimbang

dengan upaya kesehatan perorangan. Dinas Kesehatan melakukan revitalisasi

sistem kesehatan dasar dan rujukannya dengan memperluas jaringan yang

efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang

ditetapkan.Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan,

harus dilakukan pula peningkatan jumlah dan kualitas sumberdaya manusia

kesehatan, yang terdistribusi sesuai kebutuhan pelayanan kesehatan.Perlu juga

ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan

yang memadai, serta pengembangan kesehatan.

3.2. Tujuan

Tujuanyang ingin dicapai Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu:

1. Terwujudnya lingkungan pemukiman, industri dan perdagangan yang sehat

2. Terciptanya sarana pendidikan, pariwisata dan sarana umum yang sehat

3. Terwujudnya masyarakat yang mampu melakukan upaya kesehatan yang

paripurna

4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia kesehatan

5. Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan

6. Meningkatnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan mudah diakses oleh

masyarakat

7. Terpenuhinya pembiayaan operasional dinas kesehatan

3.3. Pembangunan Kesehatan

Page 18: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Medan dalam pembangunan

kesehatan tahun 2010- 2014, yaitu:

1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan:

a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun.

b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 228 menjadi 118 per

100.000 kelahiran hidup.

c. Menurunnya angka kematian bayi dari 34 menjadi 24 per 1.000

kelahiran hidup.

d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 per 1.000

kelahiran hidup.

e. Menurunnya prevalensi anak balita yang pendek (stunting) dari

36,8persen menjadi kurang dari 32 persen.

f. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan

PN) sebesar 90%.

g. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%.

h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%.

i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%.

2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:

a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000

penduduk

b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi

1 per 1.000 penduduk

c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi

dibawah 0,5%

d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan

dari80% menjadi 90%

e. Persentase Kelurahan yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100%

f. Angka kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk

3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antarwilayah dan

antartingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas

separuh dari tahun 2009.

Page 19: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

4. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka

mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh

penduduk, terutama penduduk miskin.

5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah

tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.

6. Seluruh Puskesmas melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Tema Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2010-2014

adalah “Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan” melalui :

1. Program Kesehatan Masyarakat

Pelaksanaan Program Kesehatan Preventif Terpadu yang meliputi pemberian

imunisasi dasar kepada 90% balita pada 2015, penyediaan akses sumber air

bersih yang menjangkau 67% penduduk, dan akses terhadap sanitasi dasar

berkualitas yang menjangkau 75% penduduk sebelum 2015, penurunan

tingkat kematian ibu saat melahirkan dari 228 per 100.000 kelahiran pada

2007 menjadi 118 pada 2014, serta tingkat kematian bayi dari 34 per 1.000

kelahiran pada 2007 menjadi 24 pada 2015.

2. Program Keluarga Berencana (KB) yang meliputi peningkatan kualitas dan

jangkauan layanan KB melalui klinik pemerintah dan swasta selama 2011-

2015.

3. Sarana Kesehatan yang meliputiketersediaandan peningkatan kualitas

layanan Puskesmas ISO minimal 5 puskesmas pada 2013 dan 10 puskesmas

pada 2015.

4. Asuransi Kesehatanuntuk seluruh keluarga miskin dengan cakupan 100%

pada 2012 dan diperluas secara bertahap untuk warga Medan lainnya antara

2013-2015.

Prioritas Pembangunan Kesehatan pada tahun 2011-2015

difokuskan pada delapan fokus prioritas, yaitu:

1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita, dan Keluarga Berencana (KB)

Page 20: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

2. Perbaikan status gizi masyarakat

3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti

penyehatan lingkungan

4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan

5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu,

dan penggunaan obat

6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)

7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis

kesehatan

8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier

Dalam upaya mencapai target MDGs di bidang kesehatan

penyelenggaraan upaya kesehatan ditingkatkan intensitasnya dengan tetap

memberikan perhatian khusus pada penyelenggaraan:

1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak

2. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

3. Penanggulangan penyakit dan gizi buruk

4. Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana

5. Revitalisasi puskesmas dilaksanakan agar dapat melaksanakan pelayanan

kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan secara serasi dan

sinergis sesuai dengan perkembangan IPTEK dan kesehatan.

6. Kualitas pelayanan di rumah sakit dan sistem rujukan terus ditingkatkan.

7. Penanggulangan penyakit menular terus ditingkatkan, terutama ditujukan

pada penyakit-penyakit terutama target penurunan angka kesakitan yang

disepakati dalam MDGs.

8. Upaya penanggulangan penyakit tidak menular telah lebih berkembang

sejalan dengan meningkatnya penduduk usia lanjut dan perubahan pola

hidup masyarakat.

9. Upaya pembangunan dan perbaikan gizi masyarakat dilaksanakan dengan

lebih optimal.

Page 21: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

10. Upaya penanggulangan pencemaran lingkungan lebih ditingkatkan dan

dikembangkan lagi.

11. Pelayanan kesehatan geriatri mulai dikembangkan.

12. Penyediaan air minum dan sarana sanitasi dasar sudah makin meningkat.

13. Pembangunan berwawasan kesehatan sudah mulai dilaksanakan secara

konsisten oleh semua bidang-bidang.

14. Penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendasar telah berkembang

mendukung upaya pembangunan kesehatan.

15. Teknologi kesehatan lebih meningkat.

16. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah lebih meningkat lagi

dengan sustainabilitas pemenuhan pembiayaan untuk pelayanan kesehatan

perorangan bagi seluruh masyarakat rentan dan keluarga miskin .

17. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat dan swasta telah

semakin meningkat serta telah ada upaya kemitraan pemerintah dan swasta.

18. Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah telah fokus pada pencapaian

prioritas pembangunan kesehatan dengan sebagian besar pembiayaan

pemerintah untuk pelayanan kesehatan masyarakat.

19. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan penduduk miskin mulai

dilakukan secara pra-upaya dengan prinsip asuransi kesehatan sosial yang

telah melembaga.

20. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan secara kelompok

formal/penerima upah telah dilakukan dengan cara jaminan kesehatan sosial

dan mulai melembaga. Pembiayaan untuk pelayanan kesehatan perorangan

kelompok informal mulai melembaga dan menganut prinsip asuransi

kesehatan sosial.

21. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan perorangan

bersumber dari pembiayaan pemerintah yang dilakukan melalui jaminan

kesehatan sosial telah dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan

akuntabel dengan pelayanan terkendali secara berkesinambungan.

Page 22: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

22. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan bersumber dari

pembiayaan swasta dan masyarakat semakin efektif, efisien, transparan dan

akuntabel dengan pelayanan terkendali.

23. Pembelanjaan dana kesehatan untuk pelayanan kesehatan masyarakat telah

semakin mengarah kepada upaya peningkatan dan pencegahan untuk

mengatasi masalah kesehatan.

24. Pemenuhan kebutuhan SDM Kesehatan.

25. Kemampuan daya saing SDM Kesehatan meningkat.

26. Pendidikan dan pelatihan SDM Kesehatan dapat berkembang sesuai

kebutuhan pembangunan kesehatan .

27. Standar pelayanan kesehatan dan standar kompetensi SDM Kesehatan

sebagai acuan dalam penerapan standar pendidikan dan pelaksanaan

pendidikan tersebut.

28. Program distribusi dan rencana penguatan manajemen karier SDM

Kesehatan, dilaksanakan sesuai rencana yang ditetapkan.

29. Organisasi profesi, komponen masyarakat dan sektor lain terkait makin

berperan dalam pembangunan kesehatan.

30. Pembinaan, pengawasan, monitoring dan penilaian terhadap SDM

Kesehatan telah berjalan dengan efektif.

31. Sinergisme antara pembinaan, pengawasan perencanaan, pendayagunaan

dan pengadaan SDM Kesehatan makin meningkat. Dukungan sumber daya

untuk pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan telah semakin

meningkat.

32. Dukungan peraturan perundang-undangan untuk pengembangan dan

pemberdayaan SDM Kesehatan dapat semakin ditingkatkan.

33. Pendistribusian, pelayanan, dan pemanfaatan sediaan farmasi dan alat

kesehatan telah memenuhi kebutuhan, yang menjamin ketersediaan sediaan

farmasi, terutama obat generik di masyarakat.

34. Pengawasan sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan lebih berkembang

lagi.

Page 23: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

35. Kebijakan dan administrasi kesehatan dapat lebih mendukung terwujudnya

sinergisme antar berbagai upaya pokok pembangunan kesehatan telah mulai

berkembang. Sistem informasi kesehatan telah dapat dibangun dengan baik.

36. Sistem pencatatan dan pelaporan sudah makin berkembang.

37. Hukum dan perundang-undangan di bidang kesehatan telah mulai tertata

dengan baik.

38. Pemberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan kesehatan

telah lebih meningkat, sehingga peran dan kontribusi masyarakat dalam

pembangunan kesehatan terus berkembang.

39. Pelibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan kesehatan makin

berkembang.

40. Edukasi kesehatan terus ditingkatkan dengan berbagai inovasi, dalam upaya

mewujudkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan bagi individu,

kelompok dan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

41. Perilaku individu, kelompok dan masyarakat yang mendukung kesehatan

telah lebih berkembang dan dilaksanakan secara konsisten.

42. Berbagai upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang ada telah

kembali mampu melakukan kegiatan dan fungsinya.

43. Penggerakkan kelompok-kelompok masyarakat yang tergabung dalam

organisasi kemasyarakatan terus ditingkatkan.

44. Peran aktif dan kontribusi organisasi kemasyarakatan dalam pembangunan

kesehatan telah lebih nyata.

45. Kemampuan masyarakat desa dalam mengidentifikasi dan mengatasi

masalah kesehatan, termasuk masalah kesehatan akibat bencana secara dini

telah lebih berkembang.

Page 24: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

3.4. Organisasi

Organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan menurut Perwal No. 43

tahun 2010 adalah:

1. Kepala Dinas Kesehatan

2. Sekretariat

a. Sub Bagian Umum

b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan

c. Sub Bagian Penyusunan Program

Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas

lingkup kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan,

dan penyusunan program. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretariat

menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan

kesekretariatan; pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;

pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan

Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan

kerumahtanggaan Dinas; pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya

manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan; pelaksanaan

koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas; penyiapan bahan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian; pelaksanaan monitoring, evaluasi dan

pelaporan kesekretariatan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

a. Seksi Kesehatan Dasar

b. Seksi Kesehatan Rujukan

c. Seksi Khusus

Bidang Bina Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan

sebagian tugas Dinas lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan,

dan kesehatan khusus.Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Bina

Pelayanan Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana,

program, dan kegiatan Bidang Bina Pelayanan Kesehatan;penyusunan

petunjuk teknis lingkup pelayanan kesehatan dasar, kesehatan rujukan, dan

Page 25: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

kesehatan khusus; pembinaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan

dasar;penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan meliputi kesehatan rujukan/

spesialistik, dan sistem rujukan;penyelenggaraan upaya kesehatan khusus

meliputi kesehatan jiwa,kesehatan mata, kesehatan kerja, kesehatan haji,

kesehatan gigi dan mulut; penyelenggaraan upaya kesehatan perkotaan,

kesehatan indera, dan usia lanjut;penyelenggaraan upaya kesehatan pada

daerah perbatasan;pelaksanaan proses perizinan dan pelayanan lainnya

lingkup pelayanan kesehatan;pelaksanaan registrasi, akreditasi, dan sertifikasi

sarana pelayanan kesehatan;pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan

pengendalian lingkup pelayanan kesehatan;pelaksanaan monitoring, evaluasi

dan pelaporan lingkup bidang bina pelayanan kesehatan;pelaksanaan tugas

lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan

a. Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

b. Seksi Wabah dan Bencana

c. Seksi Kesehatan Lingkungan

Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkuppengendalian dan pemberantasan

penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan. Dalam melaksanakan

tugas pokok, Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan menyelenggarakan

fungsi penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengendalian

Masalah Kesehatan;penyusunan petunjuk teknis lingkup pengendalian dan

pemberantasan, penyakit, wabah, bencana, dan kesehatan lingkungan;

pengendalian dan pemberantasan penyakit meliputi surveilans epidemiologi,

pengendalian penyakit menular langsung, pengendalianpenyakit bersumber

binatang, pengendalian penyakit tidak menular, immunisasi, kesehatan mata,

dan penyelidikan kejadian luar biasa (KLB); pengendalian wabah dan bencana

meliputi kesiapsiagaan, mitigasi dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan

pemulihan;penyelenggaraan penyehatan lingkungan meliputi penyehatan air,

pengawasan kualitas lingkungan, penyehatan kawasan dan sanitasi darurat,

sanitasi makanan, dan bahan pangan serta pengamanan limbah; pelaksanaan

Page 26: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengendalian masalah

kesehatan;pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

5. Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan

a. Seksi Perencanaan dan Pendayagunaan

b. Seksi Pendidikan dan Pelatihan

c. Seksi Registrasi dan Akreditasi

Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan mempunyai tugas

pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup perencanaan,

pendayagunaan, pendidikan, pelatihan, registrasi, dan akreditasi.Dalam

melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan rencana, program, dan

kegiatan Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kesehatan;penyusunan petunjuk teknis lingkup perencanaan, pendayagunaan,

pendidikan dan pelatihan, registrasi dan akreditasi sumber daya manusia

kesehatan;pendayagunaan tenaga kesehatan dan tenaga kesehatan strategis

pelaksanaan pelatihan teknis pelaksanaan proses perijinan dan pelayanan

lainnya lingkup tenaga medis, tenaga para medis dan tenaga non-

medis/tradisional terlatih sesuai urusan pemerintahan kota;pelaksanaan

monitoring, evaluasi dan pelaporan lingkup bidang pengembangan sumber

daya manusia kesehatan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan

a. Seksi Kefarmasian

b. Seksi Jaminan Kesehatan

c. Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan

Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana Kesehatan mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup kefarmasian, jaminan, sarana, dan

peralatan kesehatan.Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Kefarmasian

Jaminan dan Sarana Kesehatan menyelenggarakan fungsi penyusunan

rencana, program, dan kegiatan Bidang Kefarmasian Jaminan dan Sarana

Page 27: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Kesehatan penyusunan petunjuk teknis lingkup kefarmasian, jaminan, sarana,

dan peralatan kesehatan penyelenggaraan kefarmasian penyelenggaraan

jaminan kesehatan pelayanan sarana dan peralatan kesehatan pelaksanaan

proses pelayanan perizinan dan pelayanan lainnya lingkup kefarmasian,

jaminan,sarana, dan peralatan kesehatan sesuai urusan pemerintahan kota;

pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang kefarmasian

jaminan dan sarana kesehatan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Unit Pelaksana Teknis (UPT).

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 28: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November
Page 29: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

BAB 4

LAPORAN KEGIATAN

4.1. Pelaporan

Sebelum memulai KKS di Dinas Kesehatan Kota Medan, para peserta

KKS melapor terlebih dahulu pada tanggal 7 April 2014 ke bagian penerima

tamu, bidang pengembangan SDM kesehatan, dan seksi pendidikan dan pelatihan.

4.2. Kegiatan

Kegiatan dimulai pada pukul 08.00 WIB di Dinas Kesehatan Kota Medan.

Adapun 4 materi yang diberikan dari tanggal 7 April 2014 sampai tanggal 9 April

2014 yaitu materi pembekalan KKS puskesmas, keorganisasian Dinas Kesehatan

Kota Medan, pelayanan kesehatan, dan pengendalian masalah kesehatan.

4.3. Materi Pembekalan Puskesmas

4.3.1. Visi dan Misi Kegiatan KKS

Visi kegiatan KKS yaitu:

1. Jangka pendek

Sgar mahasiswa dalam melaksanakan KKS di puskesmas yang merupakan

UPT dari Dinas Kesehatan Kota Medan mendapat gambaran tentang segala

sesuatu yangakan mereka laksanakan selama KKS di puskesmas.

2. Jangka panjang

Sebagai seorang mahasiswa kedokteran yang akanmenjadi pemikir di bidang

kesehatan nantinya memiliki kepedulian terhadap kesehatan masyarakat dalam

rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Misi kegiatan KKS yaitu untuk mencapai visi di atas maka dilakukan

pembekalan kepada mahasiswa KKS kedokteran dan kedokteran gigi di Ladikkes

Dinas Kesehatan Kota Medan.Adapun sasaran materi yang diberikan yaitu

perkenalan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Medan, pembekalan upaya

kegiatan puskesmas, dan standar pelayanan mimal menuju Indonesia Sehat 2015.

Page 30: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

4.3.2. Puskesmas

Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat

disamping memberikan pelayanan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat dalam suatu wilayah kerja dalam bentuk usaha-usaha

kegiatan pokok.Visi puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat dengan

indikator lingkungan sehat, perilaku sehat, pelayanan kesehatan yang bermutu,

dan derajat kesehatan yang optimal.

Upaya kesehatan puskesmas dikelompokkan menjadi upaya kesehatan

wajib dan upaya pengembangan kesehatan. Upaya kesehatan wajib terdiri dari:

1. Promosi kesehatan

Tujuannya adalah agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan

melaksanakan perilaku hidup sehat dan agar individu dan kelompok

masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya kesehatan, serta ikut aktif

dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu. Kegiatannya meliputi:

1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan

lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya.

2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan

brosur.

3. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain

berupa gotong royong dan olahraga.

2. Kesehatan Lingkungan

Program dan target sasaran kesehatan lingkungan yaitu:

1. Sarana air bersih : 90%

2. Sarana pembuangan kotoran : 90%

3. Penyehatan lingkungan : 90%

4. Pemeriksaan TPS/TPA : 65%

5. Pemeriksaan sanitasi rumah sakit : 100%

6. Pembinaan DPLS : 100%

7. Pembinaan sekolah sehat : 100%

Page 31: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

3. Kesehatan Ibu dan Anak Beserta KB

KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan

ibu hamil, ibu bersalin, bayi, dan balita serta anak usia pra-sekolah yang

menjadi tanggung jawab puskesmas, dalam rangka meningkatkan kesehatan

serta kesejahteraan bangsa pada umumnya. program dan target sasaran KIA

yaitu:

1. K1 : 95%

2. K4 : 95%

3. Resti : 20%

4. Kunjungan Neonatus : 90%

5. Persalinan Nakes : 90%

6. KPKIA : 100%

7. Deteksi dini tumbuh kembang anak balita : 90%

8. Pembinaan GSI : 100%

4. Perbaikan Gizi

Di Indonesia, masalah ini merupakan masalah yang cukup berat dan komplit,

karena keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya pengetahuan tentang

nilai gizi. Permasalahan gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori,

defisiensi vitamin A dan defisiensi iodium, dan anemia. Program dan target

sasaran peningkatan gizi yaitu:

1. Pemberian Vit A

Bayi 90%

Balita 90%

Bufas 80%

2. Pemberian Tablet Fe: bumil 90%

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang

atau hewan yang sakit, dari reservoir ataupun benda-benda yang mengandung

bibit penyakit lainnya ke manusia sehat.

Page 32: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

1. Imunisasi

BCG 95%

Polio 1 91%

Polio 4 85%

Campak 90%

Hepatitis > 7 hari 75%

Hepatitis < 7 hari 75%

DPT Hb 1 95%

DPT Hb 2 90%

DPT Hb 3 85%

2. TB paru

TB Paru BTA (+) sembuh > 85%

Cakupan penderita TB Paru 70%

Konversi 80%

Error rate < 5%

3. Demam berdarah

4. Polio

5. ISPA

6. Diare

7. HIV/AIDS

8. Malaria

9. Filariasis

10. Sistomiasis

11. Penyakit menular seksual

12. Kusta

6. Pengobatan

7. Pencatatan dan Pelaporan

Upaya kesehatan pengembangan terdiri dari:

Page 33: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

1. Upaya kesehatan sekolah

Dalam Pasal 45 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan disebutkan, kesehatan sekolah diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan

hidup sehat, sehinggapeserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang

secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas. Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas

sektoral dalam rangka meningkatkanderajat kesehatan serta membentuk

perilaku hidup bersih dan sehat anak usiasekolah.

Tujuan umum kegiatan UKS adalah meningkatkan kemampuan perilaku

hidup bersih dan sehat, dan derajat kesehatan siswa serta menciptakan

lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan

perkembangan yang harmonis dan optimal. Tujuan khusus adalah

memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan

derajat kesehatan siswa, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta

berpartisipasi aktif dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di

rumah tangga, maupun lingkungan masyarakat; sehat fisik, mental,

maupun sosial; daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk

penyalahgunaan NAPZA.

2. Upaya kesehatan olahraga

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan

aktivitas fisik dan atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Dalam pasal 46 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang

Kesehatan disebutkan kesehatan olahraga diselenggarakan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan melalui kegiatan olahraga.

3. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

Page 34: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 128/ Menkes/ SK/

II/ Tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas, upaya keperawatan

kesehatan masyarakat merupakan upaya kesehatan penunjang yang

kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehatan wajib maupun upaya

kesehatan pengembangan.Sasaran perawatan kesehatan masyarakat

adalah individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mempunyai

masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun

ketidakmampuan dalam menyelesaikan maslaah kesehatannya. Prioritas

sasaran adalah yang mempunyai masalah terkait dengan masalah

kesehatan prioritas daerah yaitu belum kontak dengan sarana pelayanan

kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut.

4. Upaya kesehatan kerja

Menurut kebijakan teknis Program Kesehatan Kerja (Depkes RI 2002)

kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

memungkinkan setiap pekerja dapat bekerja secara sehat dengan

produktivitas yang optimal tanpa membahayakan diri, keluarga,

masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.

5. Upaya kesehatan gigi dan mulut

Upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, merupakan salah satu

kegiatan dari puskesmas dalam rangka melaksanakan salah satu program

pokok puskesmas.Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditujukan kepada

keluarga serta masyarakat di wilayah kerjanya, secara menyeluruh baik

pelayanan promotif (peningkatan kesehatan/penyuluhan), kegiatan

pencegahan (preventif), kegiatan pengobatan (kuratif), dan kegiatan

pemulihan kesehatan gigi dan mulut (rehabilitatif).Selain itu, puskesmas

melaksanakan kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dan

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).

6. Upaya kesehatan jiwa

Page 35: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Upaya kesehatan jiwa di puskesmas telah mulai dikembangkan sejak

lama baik secara khusus maupun terintegrasi dengan kegiatan pokok

puskesmas lainnya, dengan kegiatan sesuai Pedoman Kerja Puskesmas

adalah pengenalan dini kasus gangguan jiwa (early detection), meliputi:

gangguan psikosis, gangguan kecemasan, gangguan depresi, retardasi

mental, gangguan psikosomatik atau psikofisiologik, gangguan

penggunaaan zat, gangguan pada anak dan remaja (gangguan tingkah

laku, gangguan pemusatan perhatian/sindrom hiperkinetik, gangguan

perkembangan spesifik) dan epilepsi; memberikan upaya pertolongan

pertama pada kasus-kasus gangguan jiwa (primary treatment);kegiatan

rujukan yang memadai (adequate referral); dan melaksanakan terapi

lanjutan (follow up) terhadap kasus jiwa yang sudah selesai perawatan di

RSJ untuk meringankan beban pasien.

7. Upaya kesehatan mata

Tujuan pelayanan kesehatan mata secara umum adalah untuk

meningkatkan derajat kesehatan mata dalam rangka meningkatkan

kualitas sumber daya masyarakat. Secara khusus tujuannya adalah

menurunkan angkakebutaan dari 1,5% pada tahun 2000 menjadi 1,0%

pada tahun 2010 dan 0,5% pada tahun 2020; meningkatkan kesadaran,

sikap dan prilaku masyarakat terhadap kesehatan indera penglihatan;

meningkatkan jangkauan pelayanan mulai pemerataan pelayanan

termasuk pemenuhan sarana prasarana dan peningkatan kualitas

pelayanan mata; dan meningkatkan kerja sama lintas sektor dan peran

swasta termasuk LSM dalam Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan

Kebutaan dan Upaya Penanggulangan Kebutaan dan low vision.

8. Upaya kesehatan usia lanjut

Page 36: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Tujuan umumnya adalah meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna

dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya

dalam strata kemasyarakatan. Tujuan khususnya adalah meningkatkan

kesadaran pada usialanjut untuk membina sendiri kesehatannya;

meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat termasuk

keluarganya dalam menghayati dan mengatasi kesehatan usia lanjut; dan

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

Sasaran pembinaan secara langsung upaya kesehatan usia lanjut adalah

kelompok usia menjelang usia lanjut (45-54 tahun) atau dalam virilitas

dalam keluarga maupun masyarakat luas; kelompok usia lanjut dalam

masa prasenium (55-64 tahun) dalam keluarga, organisasi masyarakat usia

lanjut dan masyarakat umumnya; kelompok usia lanjut dalam masa

senescens (>65 tahun) dan usia lanjut dengan resiko tinggi (lebih dari 70

tahun) hidup sendiri, terpencil, hidup dalam panti, penderita penyakit

berat, cacat, dan lain-lain. Sasaran pembinaan tidak langsung adalah

keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak di

dalam pembinaan kesehatan usia lanjut, dan masyarakat luas.

9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional

Dalam Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 47

memuat pengobatan tradisional, setiap upaya pengobatan atau perawatan

cara lain di luar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan. Pengobatan

tradisional yang dimaksud perlu dibina dan diawasi untuk diarahkan agar

menjadi pengobatan dan atau perawatan cara lain yang dapat

dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.

4.3.3. Pelayanan Kesehatan

Page 37: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

1. Pelayanan Kesehatan Dasar Ibu dan Bayi

Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai

standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan

minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan

dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan kunjungan ibuhamil

K-4 adalah cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4

kali sesuai dengan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

2. Pelayanan Kesehatan Dasar Ibu dan Bayi

Pertolongan persalinan adalah pertolongan ibu bersalin di suatu wilayah dalam

kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang kompeten.Kompetensi kebidanan adalah

ketrampilan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan dalam bidang pelayanan

kebidanan (dokter dan bidan).Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau

tenaga kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya

tiga kali pada 6 jam pasca persalinan sampai dengan 3 hari pada minggu kedua

dan pada minggu ke 6 termasuk pemberian vitamin A dua kali serta persiapan

dan atau pemasangan KB pasca persalinan. Cakupan pelayanan nifas adalah

pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam s.d 42 hari pasca

persalinan sesuai standar.

Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara

langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti

kebidanan meliputi: Hb < 8 gr% , Tekanan darah tinggi (sistol>140 mmHg,

Diastole > 90 mm HG) , edema nyata, eklamsia, perdarahan pervaginam,

ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,letak

sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur. Bumil

Page 38: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Risti/ komplikasi yang dirujuk adalah bumil risti /komplikasi yang ditemukan

untuk mendapat pertolongan pertama dan rujukan tenaga kesehatan.

Cakupan kunjungan neonatus (KN) adalah pelayanan kesehatan kepada bayi

umur 0-28 hari di sarana pelayanan kesehatan maupun pelayanan

melaluikunjungan rumah. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan

neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI

eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan

pemberian immunisasi); pemberian vitamin K, manajemen terpadu bayi muda

dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA.

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12 bulan di

saran pelayanan kesehatan maupun dirumah, posyandu, tempat penitipan anak,

panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas.Pelayanan kesehatan

tersebut meliputi deteksi dini kelainan tumbuh kembang bayi (DDTK).

Bayi berat lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram

yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.

Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan

resusitasi pencegahan hipotermia, pemberiaan ASI dini dan eksklusif,

pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit dan imunisasi)

pemberian vitamin K, manajemen terpadu bayi muda (MTBM), penanganan

penyulit/komplikasi/masalah BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di

rumah menggunakan Buku KIA. Cakupan bayi berat badan lahir

rendah/BBLR yang ditangani adalah cakupan BBLR yang ditangani sesuai

standar oleh Dokter, Bidan dan Perawat yang memiliki kompetensi klinis

kesehatan neonatal dan penanganan BBLR, di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

3. Pelayanan Kesehatan Balita

Page 39: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Pelayanan DDTK balita dan Prasekolah meliputi kegiatan deteksi dini

masalah kesehatan anak menggunakan MTBS, monitoring pertumbuhan

menggunakan Buku KIA/KMS dan pemantauan perkembangan (motorik

kasar,motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian); penanganan

penyakit sesuai MTBS, penanganan masalah pertumbuhan, simulasi

perkembangan anak balita dan prasekolah; pelayanan rujukan ke tingkat yang

lebih mampu.Setiap anak umur 0 sampai dengan 5 tahun memperoleh

pelayanan DDTK minimal 2 kali per tahun (setiap 6 bulan sekali). Pelayanan

DDTKdiberikan di dalam di dalam gedung maupun diluar gedung (Posyandu,

Taman Kanak kanak, Tempat penitipan anak, Panti asuhan) oleh Dokter Bidan

dan Perwat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan anak, DDTK, MTBM

dan MTBS. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra-

sekolah adalah cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan

tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan dan Perawat,

paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

4. Pelayanan Kesehatan Klinik

Rawat Jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang

meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di

ruang rawat inap pada sarana kesehatan.Cakupan rawat jalan adalah jumlah

kunjungan kasus baru rawat jalan di sarana kesehatan dalam kurun waktu 1

(satu) tahun.Rawat Inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi

observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang

rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta pada

puskesmas perawatan dan bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita

harus menginap.Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap

baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu.

5. Pelayanan Gizi

Page 40: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Bayi Bawah Garis Merah (BGM) keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan

yang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada

KMS. Keluarga miskin (Gakin) adalah keluarga yang ditetapkan oleh

Pemerintah Daerah Kab/Kota melalui Tim Koordinasi Kab/Kota (TKK)

dengan melibatkan Tim Kelurahan dalam mengindentifikasi nama dan alamat

Gakinsecara tepat sesuai dengan Gakin yang disepakati. Cakupan Pemberian

makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin adalah

pemberian MP-ASI dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari.

Balita adalah anak usia di bawah lima tahun (0-49 bulan) yang ada di

Kab/Kota. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi

badan (TB) dengan Z score < -3 dan atau dengan tanda klinis (marasmus,

kwashiorkor dan marasmus kwashiorkor). Balita gizi buruk mendapat

perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan

kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

Balita yang dimaksud dalam program distribusi kapsul vitamin A adalah bayi

yang berumur mulai umur 6 bulan s/d 11 bulan dan anak umur 12- 59 bulan

yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A dosis tinggi

terdiri dari kapsul vitamin A berwarna biru dengan dosis 100.000 SI yang

diberikan kepada bayi umur 6-11 bulan dan kapsul vitamin A berwarna merah

dengan dosis 200.000 SI yang diberikan kepada anak umur 12-59 bulan.

Cakupan balita mendapat kapsul Vitamin A adalah cakupan bayi 6 -11 bulan

mendapat kapsul Vitamin A satu kali dan anak umur 12 – 59 bulan mendapat

kapsul Vitamin A dosis tinggi dua kali per tahun di satu wilayah kerja pada

kurun waktu tertentu.

Ibu hamil adalah ibu yang mengandung mulai trisemester I s/d trisemester III.

Tablet Fe adalah tablet tambah darah untuk menanggulangi Anemia Gizi Besi

yang diberikan pada Bumil. Cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe adalah

cakupan Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya

di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

6. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi

Page 41: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Ibu hamil Risti/ komplikasi yang tertangani adalah keadaan penyimpangan

dari normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu

maupun bayi. Risti/ komplikasi kebidanan meliputi anemia ( Hb< 8 g%),

Tekanan darah tinggi (sistol >140 mmHg, diastol >90 mmHg), edema nyata,

eklamsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia

kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi

berat/sepsis, persalinan prematu. Ibu hamil resiko tinggi/kompliksasi yang

tertangani adalah Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga

kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit

pemerintah/swasta dengan fasilitasPONED dan PONEK (Pelayanan Obstetrik

dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif).

Neonatus adalah bayi baru lahir sampaiusia 28 hari.Neonatus Risti/

komplikasi adalah neonatus dengan penyimpangan dan normal yang dapat

menyebabkan kesakitan dan kematian. Neonatus meliputi: Asfiksia, Tetanus

Neonatorum, Sepsis, trauma Lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2500 gram),

Sindroma Gangguan pernafasan dan kelainan kongenital. Cakupan Neonatus

risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang

ditanganisesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas

Perawatan dan Rumah Sakit Pemerintah/Swasta.

7. Pelayanan Gawat Darurat

Kemampuan pelayanan gawat darurat adalah upaya cepat dan tepat untuk

segeramengatasi puncak kegawatan yaitu henti jantung dengan Resusitasi

Jantung Paru Otak (Cardio – Pulmonary – Crebral – Resusitation) agar

kerusakan organ yang terjadi dapat dihindarkan atau ditekankan sampai

minimal dengan menggunakan bantuan hidup dasar (Basic Life Support) dan

bantuan hidup lanjut (ALS). Cakupan sarana kesehatan yang telah mempunyai

kemampuan untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan

dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu.

4.3.4. Pengendalian Masalah Kesehatan

Page 42: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

1. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue

dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Program penanggulangan yang

dilaksanakan adala promotif dengan penyediaan media promosi, preventif

dengen pelatihan kader DBD, pemberdayaan patroli kesehatan, dan

pemeriksaan jentik berkala, kuratif dengan pengadaan alat fogging,

insektisida, peningkaan kapasitas petugasfogging, fogging fokus, dan

surveilans epidemiologi DBD. Kegiatan yang paling digencarkan adalah

upaya promotif yaitu gerakan PSNdengan metode 3M plus.

2. AIDS

AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang ditularkan

melalui cairan tubuh seperti darah dan semen. Tujuan dari program

pengendalian dan penanggulangan HIV/AIDS adalah penurunan kerentanan

penularan HIV/AIDS, pencegahan melalui transmisi seksual, peningkatan

penyediaan darah yg aman untuk transfusi, penurunan prevalensi IMS,

pencegahan penularan dari ibu ke anak, pencegahan penularan pada

pemulasaran jenazah, penerapan kewaspadaan universal, pengurangan

penularan pada penasun, peningkatan kwalitas hidup ODHA, penghapusan

stigma dan diskriminasi pd ODHA, dan penguranganperilaku berisiko tinggi.

Pengurangan dampak buruk dapat dilakukan dengan pendidikan sebaya,

pelayanan kesehatan dasar, perawatan dan pengobaan HIV/AIDS, substitusi

oral terapi NAPZA, komunikasi informasi edukasi, penjangkauan, konseling

testing HIV, pencegahan ineksi pertukaran jarum suntik, dan pemusnahan

jarum suntik bekas pakai.

3. Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan olehMycobacterium complex.

Lima komponen strategi DOTS untuk penanggulangantuberkulosis adalah

komitmen politis, diagnosis dengan mikroskop, pengobatan jangka pendek

dengan pengawasan langsung, jaminan OAT yang bermutu, dan pencatatan

baku. Standar pelayanan TB sesuai dengan ISTC.

4. Imunisasi

Page 43: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

Pedoman dan jadwal imunisasi mengikuti pedoman IDAI.

5. Pencegahan merokok

BAB 5

Page 44: Laporan Kegiatan Dinkes Kota Medan 17-18 November

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Program kerja di Dinas Kesehatan Kota Medan ditanggungjawabi oleh

masing-masing bidang dan sub bidang.Bidang yang selalu menjadi sorotan adalah

dalam bidang pelayanan kesehatan berkaitan dengan hasil yang dapat dinilai oleh

masyarakat.Setiap 5 tahun, diadakan Rakerkesda untuk menentukan visi, misi,

tujuan dalam penyusunan program kerja.Adapun tanggung jawab Dinas

Kesehatan Kota Medan yang paling penting yaitu dalam pengaturan

puskesmas.Dalam hal ini, telah dibuat program dan sasaran kegiatan yang harus

dilaporkan puskesmas setiap tahunnya sebagai evaluasi.

5.2. Saran

Penyuluhan serta promosi kesehatan masyarakat harus terus dilakukan

secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

berperilaku hidup sehat baik ditempat tinggal maupun diluar tempat

tinggal.

Peningkatan SDM baik tenaga kesehatan ataupun pihak lain yang ada

dalam Dinas Kesehatan Pemerintahan Kota Medan.

Perlunya pendataan ulang hasil dari program yang telah dilaksanakan,

khususnya pada program-program yang berhubungan dengan sarana

kesehatan strata pertama lainnya.