laporan kasus psoriasis shannaz

28
PRESENTASI KASUS KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA Topik : Psoriasis Dokter Pembimbing : Dr. Rompu Roger Aruan, Sp.KK Penyaji : Shannaz (11.2013.184) 2. KASUS Identitas Pasien Nama : Ny. SN Jenis Kelamin : perempuan Umur : 39 tahun Pekerjaan : ibu rumah tangga Alamat : Jln. Swasembada barat XV no.19 RT/RW 05/04 Status Pernikahan : Menikah Suku Bangsa : Jawa Tanggal Berobat : 20 Juli 2015 Autoanamnesis (Tanggal 20 juli 2017)

Upload: shannaz-yudono

Post on 11-Dec-2015

43 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kulit dan kelamin

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

PRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KULIT DAN KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOJA

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

Topik : Psoriasis

Dokter Pembimbing : Dr. Rompu Roger Aruan, Sp.KK

Penyaji : Shannaz (11.2013.184)

2. KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. SN

Jenis Kelamin : perempuan

Umur : 39 tahun

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Alamat : Jln. Swasembada barat XV no.19 RT/RW 05/04

Status Pernikahan : Menikah

Suku Bangsa : Jawa

Tanggal Berobat : 20 Juli 2015

Autoanamnesis (Tanggal 20 juli 2017)

Keluhan Utama : Bercak Kemerahan yang meninggi pada kulit yang

disertai rasa gatal dan bersisik tebal, berlapis- lapis

berwarna putih pada punggung, kedua lengan, siku,

kedua tungkai sejak ± 3 bulan yang lalu.

Page 2: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Keluhan Tambahan : -

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Sejak ± 3 bulan yang lalu pasien mengeluhkan timbulnya bercak – bercak

kemerahan pada kulit yang disertai rasa gatal di punggung, kedua lengan, siku dan

kedua tungkai. Awalnya pertama kali pasien mengeluhkan bercak kemerahan sebesar

uang koin 100 rupiah yang terdapat pada kedua lengan nya lama kelamaan bercak

tersebut semakin gatal, lama kelamaan bercak – bercak tersebut membesar sehingga

membentuk bercak – bercak kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal dan berlapis

berwarna putih dan tidak berminyak. Jika bercak – bercak kemerahan terasa gatal pasien

mengaruk nya dan mengakibatkan jadi mengelupas. Bila keringatan dan pada malam

hari terasa lebih gatal sehingga pasien menggaruknya, kemudian pasien berobat ke poli

kulit Rumah Sakit Umum Daerah Koja dan diberikan obat dan salep.

± 2 bulan yang lalu pasien merasa keluhan tersebut berkurang sehingga pasien

tidak pernah berobat lagi dan tidak mengambil obat lagi, kemudian lama kelamaan

muncul kembali bercak – bercak kemerahan disertai dengan gatal dan bersisik tebal dan

berlapis berwarna putih sepertih serpihan ketombe jika di garuk, dan makin meluas ke

bagian punggung bercak – bercak kemerahan yang sedikit meninggi yang terasa gatal

dan mulai terdapat di kedua tungkai pasien, Pasien tidak demam sebelumnya. Akhir-

akhir ini pasien mengeluh sedang banyak pikiran. Pasien tidak mrokok dan tidak

mengkonsumsi minuman beralkohol dan akhirnya pasien memutuskan kembali untuk

berobat ke poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Koja kembali.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya ± 3 bulan yang lalu.

Tidak ada riwayat diabetes.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti Pasien.

Pemeriksan Fisik (Tanggal 20 juli 2015)

Status Generalis

Page 3: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Kompos Mentis

Tanda Vital :

Tekanan Darah : 130/70 mmHg

Nadi : 78x/i

Pernafasan : 20x/i

Suhu : Afebris

Kepala :

Bentuk : Normochepali

Mata : Konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-).

Pupil isokor kiri kanan

Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-)

Mulut : Bibir kering (-),

dinding faring hiperemis (-)

Telinga : Normal, tanda radang (-)

Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks :

Inspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua dada Simetris, lesi

kulit (-)

Palpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris

Perkusi : Sonor dikedua paru

Auskultasi :

- Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

- Paru : SN vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Abdomen :

Inspeksi : Datar, tampak lesi kulit

Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba membesar

Perkusi : Timpani

Page 4: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Auskultasi : Bising usus (+) normal

Ekstremitas Superior : akral hangat, oedem (-), sianosis (-)

Ekstermitas Inferior : akral hangat, oedem (-), sianosis (-)

Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan secara langsung

Status Dermatologi

1. Regio lumbal

Gambar 1. Regio lumbal

Tampak papul eritematosa,diskret, ukuran lentikuler-numular, tidak

terartur ,sirkumskrip, multiple, disertai dengan skuama

2. Regio antebrachii dextra dan sinistra

Plak eritematosa

skuama

Papul eritematos

Erosi dan krusta

Page 5: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Gambar 2. Regio antebrachii dextra

Tampak papul eritematosa, diskret dan beberapa konfluens, ukuran lentikuler-

numular, tidak teratur, sirkumskrip , multiple, disertai dengan skuama.

Tampak krusta

Tampak erosi

3. Regio genu - cruris dextra dan sinistra

Gambar 3.

Regio genu - cruris dextra dan sinistra

Regio genu

Tampak plakat eritematosa sirkumskrip disertai dengan likenifikasi dan skuama

diatasnya

Regio cruris

Tampak plak eritematosa sirkumskrip tidak teratur disertai dengan skuama

diatasnya

Tampak erosi

Tampak krusta

Plakat eritematous dengan skuama diatasnya

Erosi dan krusta

Plakat eritematous dengan skuama diatasnya

Likenifikasi

Page 6: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Anjuran yang disarankan:

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium disini tujuannya untu menyingkirkan diagnosa

banding. Misalnya KOH 10% untuk menyikirkan diagnosis dermatofitosis. Caranya

diambil kerokan di bagian yang terkena kemudian diteteskan KOH 10% dan dilihat

diatas miskoskop pembesaran mulai dari 10x kemudian 40x dan dilihat akan terlihat

hifa dan spora terlihat gambaran hifa sebagai dua garis sejajar terbagi oleh sekat dan

bercabang maupun spora berderet (artrospora) pada Tinea (Dermatofitosis) dan

terlihat campuran hifa pendek dan spora spora bulat yang dapat berkelompok

( gambaran Meat ball and spagheti) pada Pitiriasis Versikolor (panu), pada psoriasis

tidak terlihat gambaran hifa.

2. Pemeriksan tetes lilin

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi putih pada

goresan, seperti lilin yang digores, disebabkan oleh berubahnya indeks bias. Cara

menggores dapat dengan pinggir gelas alas.

3. Pemeriksan Auspitz

Pada fenomena Auspitz tampak serum atau darah berbintik-bintik yang

disebabkanoleh papilomatous. Cara mengerjakannya demukian : skuama yang

berlapis-lapis dikerok, misalnya dengan pinggir gelas alas. Setelah skuamanya

habis, maka pengerokan harus dilakukan perlahan-lahan, jika terlalu dalam tidak

akan tampak perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata.

4. Pemeriksan kobner

Fenomena Kobner trauma pada kulit penderita psoriasis misalnya oleh

garukansehingga menimbulkan kelainan yang sama dengan kelainan psoriasis.

Timbulkira-kira setelah 3 minggu.1,2,4,5

2. Pemeriksaan Histopatologi1,2,3,4

Pemeriksaan histopatologi, yaitu dengan cara mengambil potongan jaringan

yang akan diperiksa. Jaringan yang sudah dipotong difiksasi dengan larutan fiksasi

seperti formalin 10% supaya sel menjadi keras dan sel-selnya mati. Pewarnaan

dilakukan dengan Hematosilin Eosin (HE) atau dengan orselin dan giemsa Psoriasis

Page 7: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

memberikan gambaran histopatologi, yaitu perpanjangan (akantosis) reteridges

dengan bentuk clubike, perpanjangan papila dermis, lapisan sel granuler

menghilang, parakeratosis, mikro abses munro (kumpulan netrofil leukosit

polimorfonuklear yang menyerupai pustul spongiform kecil) dalam stratum

korneum, penebalan suprapapiler epidermis (menyebabkan tanda Auspitz), dilatasi

kapiler papila dermis dan pembuluh darah berkelok-kelok, infiltrat inflamasi

limfohistiositik ringan sampai sedang dalam papila dermis atas.1,2,5,6

Resume

Ny. SN permpuan berumur 39 tahun, mengeluh timbulnya bercak – bercak kemerahan

pada kulit yang disertai rasa gatal di punggung, kedua lengan, siku dan kedua tungkai.

Awalnya pertama kali pasien mengeluhkan bercak kemerahan sebesar uang koin yang

terdapat pada kedua tangan nya lama kelamaan bercak tersebut semakin gatal, lama

kelamaan bercak – bercak tersebut membesar sehingga membentuk bercak – bercak

kemerahan yang meninggi dan bersisik tebal dan berlapis berwarna putih dan tidak

berminyak. Jika bercak – bercak kemerahan terasa gatal pasien mengaruk nya dan

mengakibatkan jadi mengelupas. Bila keringatan dan pada malam hari terasa lebih gatal

sehingga pasien menggaruknya, kemudian pasien berobat ke poli kulit Rumah Sakit

Umum Daerah Koja dan diberikan obat dan salep.

± 2 bulan yang lalu pasien merasa keluhan tersebut berkurang sehingga pasien

tidak pernah berobat lagi dan tidak mengambil obat lagi, kemudian lama kelamaan

muncul kembali bercak – bercak kemerahan disertai dengan gatal dan bersisik tebal dan

berlapis berwarna putih sepertih serpihan ketombe jika di garuk, dan makin meluas ke

bagian punggung bercak – bercak kemerahan yang sedikit meninggi yang terasa gatal

dan mulai terdapat di kedua tungkai pasien, Pasien tidak demam sebelumnya. Akhir-

akhir ini pasien mengeluh sedang banyak pikiran. Pasin perokok aktif dan tidak

mengkonsumsi minuman beralkohol dan akhirnya pasien memutuskan kembali untuk

berobat ke poliklinik Rumah Sakit Umum Daerah Koja kembali. Pernah mengalamin

penyakit yang sama, tidak ada riwayat DM, keluarga tidak ada penyakit seperti pasien.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pada pasien ini meliputi pemeriksaan secara umum

dan pemeriksaan dermatologis. Pada pasien ini, secara umum tidak ada kelainan. Pada

status dermatologis, efloresensi terdapat pada Regio lumbal :Tampak papul

eritematosa,diskret, ukuran lentikuler-numular, tidak terartursirkumskrip, multiple,

Page 8: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

disertai dengan skuama. Regio antebrachii dextra: Tampak papul eritematosa, diskret

dan beberapa konfluens, ukuran lentikuler-numular, tidak teratur, sirkumskrip ,

multiple, disertai dengan skuama. Tampak krusta. Tampak erosi. Regio genu : Tampak

plakat eritematosa sirkumskrip disertai dengan likenifikasi dan skuama diatasnya. Regio

cruris: Tampak plak eritematosa sirkumskrip tidak teratur disertai dengan skuama

diatasnya. Tampak erosi. Tampak krusta.

Diagnosis Banding

1. Psoariasis vulgaris

2. Tinea coporis

3. Ptiriasis rosea

4. Liken simplek kronik

5. Parapsoriasis

Diagnosis Kerja

Psoriasis vulgaris

Penatalaksanaan

Umum

Penatalaksanaan umum yaitu dengan memberikan edukasi kepada pasien,

seperti:1,2,5,7

- menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

- Membersihkan serta memotong kuku.

- mencegah garukan dan gosokan

- cukup istirahat

- menghindari faktor pencetus.

- minum obat dan kontrol ke dokter secara teratur

Khusus

Penatalaksanaan khusus yaitu dengan memberikasn farmakologi, berupa:

- Sistemik:

metilprednisolon 3 x 4 mg per hari 7 hari

cetirizine 1 x10 mg tablet per hari selama 7 hari jika gatal

Page 9: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Topikal:

Betamethason dipropionat 0.05% salep yang di oleh tipis – tipis pada lesi

yang diberikan 2 kali sehari terutama pada pagi dan malam hari.

Prognosis

Quo Ad vitam : Bonam

Quo Ad functionam : Bonam

Quo Ad sanationam : Bonam

3. TINJAUAN PUSTAKA

Psoriasis

Definisi

Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit kronik yang umum dijumpai, bersifat

rekuren dan melibatkan beberapa faktor misalnya; genetik, sistem imunitas, lingkungan

serta hormonal. Psoriasis ditandai dengan plak eritematosa yang berbatas tegas dengan

skuama berlapis berwarna keputihan. Penyakit ini umumnya mengenai daerah ekstensor

ekstremitas terutama siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.1

Epidemiologi

Walaupun psoriasis terjadi secara universal, namun prevalensinya pada tiap

populasi bervariasi di berbagai belahan dunia. Studi epidemiologi dari seluruh dunia

memperkirakan prevalensi psoriasis berkisar antara 0,6 sampai 4,8%. Prevalensi

psoriasis bervariasi berdasarkan wilayah geografis serta etnis. Di Amerika Serikat,

psoriasis terjadi pada kurang lebih 2% populasi dengan ditemukannya jumlah kasus

baru sekitar 150,000 per tahun. Pada sebuah studi, insidensi tertinggi ditemukan di

pulau Faeroe yaitu sebesar 2,8%. Insidensi yang rendah ditemukan di Asia (0,4%)

misalnya Jepang dan pada ras Amerika-Afrika (1,3%). Sementara itu psoriasis tidak

ditemukan pada suku Aborigin Australia dan Indian yang berasal dari Amerika

Page 10: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Selatan. Terdapatnya variasi prevalensi psoriasis berdasarkan wilayah geografis dan

etnis menunjukkan adanya peranan lingkungan fisik ( psoriasis lebih sering ditemukan

pada daerah beriklim dingin), faktor genetik, dan pola tingkah laku atau paparan

lainnya terhadap perkembangan psoriasis.

Pria dan wanita memiliki kemungkinan terkena yang sama besar. Beberapa

pengamatan terakhir menunjukkan bahwa psoriasis sedikit lebih sering terjadi pada

pria dibanding wanita. Sementara pada sebuah studi yang meneliti pengaruh jenis

kelamin dan usia pada prevalensi psoriasis, ditemukan bahwa pada pasien yang berusia

lebih muda (<20 tahun) prevalensi psoriasis ditemukan lebih tinggi pada wanita

dibandingkan pria.

Psoriasis dapat mengenai semua usia dan telah dilaporkan terjadi saat lahir dan

pada orang yang berusia lanjut. Penelitian mengenai onset usia psoriasis mengalami

banyak kesulitan dalam hal keakuratan data karena biasanya ditentukan berdasarkan

ingatan pasien tentang onset terjadinya dan rekam medis yang dibuat dokter saat

kunjungan awal. Beberapa penelitian berskala besar telah menunjukkan bahwa usia

rata-rata penderita psoriasis episode pertama yaitu berkisar sekitar 15-20 tahun, dengan

usia tertinggi kedua pada 55-60 tahun. Sementara penelitian lainnya misalnya studi

prevalensi psoriasis di Spanyol, Inggris dan Norwegia menunjukkan bahwa terdapat

penurunan prevalensi psoriasis dengan meningkatnya usia.1,2

Etiologi dan patogenesis

Secara fisiologis, waktu yang diperlukan untuk suatu pertukaran normal sel

epidermis adalah sekitar 28-30 hari.Pada psoriasis, epidermis di bagian yang terkena

diganti setiap 3-4 hari. Sebelumnya psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit primer

akibat gangguan keratinosit, namun saat ini psoriasis dikenal sebagai suatu penyakit

yang diperantarai oleh sistem imun. Psoriasis melibatkan interaksi kompleks diantara

berbagai sel pada sistem imun dan kulit, termasuk sel dendritik dermal, sel T, neutrofil

dan keratinosit. Pada psoriasis, sel T CD8+ terdapat di epidermis sedangkan makrofag,

sel T CD4+ dan sel-sel dendritik dermal dapat ditemukan di dermis superfisial.

Sejumlah sitokin dan reseptor permukaan sel terlibat dalam jalur molekuler yang

menyebabkan manifestasi klinis penyakit. Psoriasis dianggap sebagai suatu penyakit

yang diperantarai oleh sistem imun yang ditandai dengan adanya sel T helper (Th)1

Page 11: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

yang predominan pada lesi kulit dengan peningkatan kadar IFN-γ, tumor necrosing

factor-α (TNF-α), IL-2 dan IL-18. Baru-baru ini jalur Th17 telah dibuktikan memiliki

peranan penting dalam mengatur proses inflamasi kronik. Sebagai pusat jalur ini

terdapat sel T CD4+, yang pengaturannya diatur oleh IL-23 yang disekresikan oleh sel

penyaji antigen (sel dendritik dermal). Sel Th17 CD4+ mensekresikan IL-17 dan IL-22

yang berperan pada peningkatan dan pengaturan proses inflamasi dan proliferasi

epidermal.1

Psoriasis pada dasarnya adalah kondisi inflamasi kulit dengan proses diferensiasi yang

reaktif terhadap epidermis secara abnormal dan hiperproliferasi. Kondisi ini

memberikan manifestasi pertukaran sel epidermis menjadi sangat cepat.Pertukaran sel

cepat ini menyebabkan peningkatan derajat metabolisme dan peningkatan aliran darah

ke sel untuk menunjang metabolisme tersebut. Peningkatan aliran pembuluh darah

menimbulkan eritema. Pertukaran dan proliferasi yang cepat tersebut menyebabkan

terbentuknya sel-sel yang kurang matang. Trauma ringan pada kulit dapat menimbulkan

peradangan berlebihan sehingga epidermis menebal dan terbentuklah plak.

Psoriasis biasanya muncul pada usia akhir dekade kedua. Perjalanan alamiah

penyakit ini sangat berfluktuasi. Misalnya, sinar matahari, istirahat dan musim panas

biasanya baik untuk penderita psoriasis.Infeksi saluran napas bagian atas dapat memacu

kekambuhan psoriasis akut dengan manifestasi erupsi pustula kecil mutipel tubuh

generalisata yang ditandai oleh pustula multipel disertai plak radang dikenal sebagai

psoriasis pustularis.

Pada tahap lanjut, kondisi penyakit ini akan memberikan komplikasi pada

terjadinya sepsis atau suatu artritis deformans yang mirip dengan artritis rematoid,

disebut artritis psoriatika, timbul pada sekitar 5% pasien psoriasis. 

Gambaran klinis

Psoriasis merupakan penyakit papuloskuamosa dengan gambaran morfologi,

distribusi, serta derajat keparahan penyakit yang bervariasi. Lesi klasik psoriasis

biasanya berupa plak berwarna kemerahan yang berbatas tegas dengan skuama tebal

berlapis yang berwarna keputihan pada permukaan lesi. Ukurannya bervariasi mulai

Page 12: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

dari papul yang berukuran kecil sampai dengan plak yang menutupi area tubuh yang

luas. Lesi pada psoriasis umumnya terjadi secara simetris, walaupun dapat terjadi

secara unilateral. Dibawah skuama akan tampak kulit berwarna kemerahan mengkilat

dan tampak bintik-bintik perdarahan pada saat skuama diangkat. Hal ini disebut

dengan tanda Auspitz. Psoriasis juga dapat timbul pada tempat terjadinya trauma, hal

ini disebut dengan fenomena Koebner. Penggoresan skuama utuh dengan

mengggunakan pinggir gelas objek akan menyebabkan terjadinya perubahan warna

lebih putih seperti tetesan lilin.

Selain dari presentasi klasik yang disebutkan diatas terdapat beberapa tipe klinis

psoriasis. Psoriasis vulgaris yang merupakan tipe psoriasis yang paling sering terjadi,

berupa plak kemerahan berbentuk oval atau bulat, berbatas tegas, dengan skuama

berwarna keputihan. Lesi biasanya terdistribusi secara simetris pada ekstensor

ekstremitas, terutama di siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genital.

Bentuk lainnya yaitu psoriasis inversa (fleksural), psoriasis gutata, psoriasis pustular,

psoriasis linier, dan psoriasis eritroderma.2

Gambar 1. Eritem tertutup skuama kasar bertumpuk batas tegas1

Pengukuran derajat keparahan psoriasis

Mengukur derajat keparahan atau perbaikan klinis pada psoriasis tampaknya

merupakan hal yang mudah, tetapi pada kenyataannya hal ini menimbulkan banyak

kesulitan. Diperlukan pengukuran objektif yang terpercaya, valid, dan konsisten.

Untungnya lesi pada psoriasis biasanya cukup jelas secara klinis dan oleh sebab itu

relatif mudah untuk melakukan kuantifikasi tetapi sayangnya kuantifikasi sederhana

pada lesi bukan merupakan suatu penilaian yang lengkap pada derajat keparahan,

Page 13: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

sebab dampak lesi psoriasis berbeda pada penderita yang satu dengan lainnya.

Konsensus oleh American Academy of Dermatology menyatakan bahwa setiap

penentuan keparahan psoriasis membutuhkan perhatian khusus pada pengaruhnya

terhadap kualitas hidup penderita. Salah satu tehnik yang digunakan untuk mengukur

derajat keparahan psoriasis yaitu dengan menggunakan Psoriasis Area and Severity

Index (PASI). PASI merupakan kriteria pengukuran derajat keparahan yang paling

sering digunakan. Berupa suatu rumus kompleks yang diperkenalkan pertama kali

dalam studi penggunaan retinoid pada tahun 1978. PASI menggabungkan elemen pada

presentasi klinis yang tampak pada kulit berupa eritema, indurasi dan skuama. Setiap

elemen tersebut dinilai secara terpisah menggunakan skala 0-4 untuk setiap bagian

tubuh: kepala dan leher, batang tubuh, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.

Penilaian dari masing-masing tiga elemen kemudian dijumlahkan, selanjutnya hasil

penjumlahan masing-masing area tubuh dikalikan dengan skor yang didapat dari skala

1-6 yang merepresentasikan luasnya area permukaan yang terlibat pada bagian tubuh

tersebut. Skor ini kemudian dikalikan dengan faktor koreksi yang terdapat pada tiap

area tubuh (0.1 untuk kepala dan leher, 0.2 untuk ekstremitas atas, 0.3 untuk batang

tubuh, dan 0.4 untuk ekstremitas bawah). Akhirnya skor dari keempat area tubuh

ditambahkan sehingga menghasilkan skor PASI. Kemungkinan nilai tertinggi PASI

adalah 72 tetapi nilai ini secara umum dianggap hampir tidak mungkin untuk dicapai.

Berdasarkan nilai skor PASI, psoriasis dapat dibagi menjadi psoriasis ringan (skor

PASI <11), sedang (skor PASI 12-16), dan berat (skor PASI >16). Oleh karena

kompleksitas skor PASI tersebut, maka bukan merupakan suatu hal yang mengejutkan

jika skor ini jarang digunakan pada praktek klinis. Skor PASI merupakan suatu sistem

penilaian yang digunakan untuk tujuan penelitian. Pada uji klinis, persentase

perubahan pada PASI dapat digunakan sebagai titik akhir penilaian terapi psoriasis.

The United States Food and Drug Administration (FDA) menggunakan 75% perbaikan

pada skor PASI sebagai penilaian respon terapi pada pasien psoriasis. Beberapa variasi

dari PASI telah dikembangkan untuk memperbaiki kelemahan ini serta untuk

mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan dalam melakukan penilaian. Salah satu

variasi yang menarik adalah meminta pasien melakukan PASI modifikasi terhadap

dirinya sendiri. Penilaian ini disebut Self Administered PASI (SAPASI). SAPASI

memiliki korelasi yang baik dengan PASI serta responsif terhadap terapi. SAPASI

Page 14: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

khususnya memberikan manfaat pada studi epidemiologi berskala besar dimana

penilaian oleh dokter terhadap semua pasien dianggap tidak praktis.3

Bentuk klinis

1. Psoriasis Gutata: ukuran 0,2-1 cm bentuk bulat atau sedikit lonjong simetris

Predileksi proksimal anggota tubuh di muka dan kulit kepala jarang terdapat.

Sering terdapat pada anak dan dewasa muda atau setelah infeksi akut

streptokokus misal pada saluran nafas bagian atas. Bila lesi terdapat di muka

akan cepat hilang.

2. Psoriasis Plakat: bentuk yang paling sering ditemukan berupa lesi merah tertutup

sisik yang terus berganti dan dapat bertahan berbulan–bulan atau tahun. Lesi

kecil yang bergabung dengan lainnya akan membentuk plakat yang pinggirnya

menyerupai gambar peta disebut: Psoriasis Geografika. Bila membentuk

lingkaran dan bergabung satu dengan yang lain menyerupai Gyrus disebut:

Psoriasis Gyrata. Bila penyembuhan terdapat di tengah lesi akan berbentuk

linier. Predileksi: siku lutut skalp retroaurikular lumbal.

3. Psoriasis Pustulosa: ditandai dengan eritema skuama pustul miliar berwarna

putih atau kekuningan. Ada dua pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama

dianggap sebagai penyakit tersendiri, kedua dianggap sebagai varian

psoriasis.Terdapat dua bentuk Psoriasis Pustulosa yaitu tipe Barber yang

setempat (lokalisata) atau generalisata dan tipe Zumbusch. Pada psoriasis

pustulosa tipePada psoriasis pustulosa tipe Barber terdapat pustul-pustul miliar

yang steril pada telapak tangan dan telapak kaki. Pada psoriasis pustulosa tipe

Zumbusch terdapat pustul pada lesi psoriasis dan kulit yang normal. Pustul

bergerombol sirsinar yang disertai demam, leukositosis dan dengan keadaan

umum pasien tampak sakit yang kemudian akan menjadi eritroderma. Penyakit

ini terjadi karena penghentian obat kortikosteroid sistemik dan perluasan

psoriasis itu sendiri. Pada penderita Psoriasis pada dasar kukunya terjadi

penebalan dan kehilangan kecerahan, di sebut Pitting Nail.

4. Psoriasis inversus (psoriasis fleksural): psoriasis tersebut mempunyai tempat

predileksi pada daerah fleksor sesuai dengan namanya.

5. Psoriasis eksudativa: bentuk tersebut sangat jarang, biasanya kelainan psoriasis

kering, tetapi padabentuk ini kelainannya membasah seperti dermatitis akut.

Page 15: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

6. Eritrodermapsoriatik: eritroderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan

topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya

lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan

skuama tebal menyeluruh. Ada kalanya lesi psoriasis masih tampak samar-

samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.3,4

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan psoriasis yaitu:

1) Trauma kulit: garukan atau gesekan dan tekanan atau tahanan yang berulang-

ulang pada saat gatal digaruk terlalu berat atau penekanan anggota tubuh terlalu

sering pada saat beraktifitas. Bila psoriasis sudah muncul dan kemudian digaruk

dikorek maka akan menyebabkan kulit bertambah tebal.

2) Stres yang tidak terkendali

3) Infeksi fokal

4) Obat anti hipertensi dan antibiotik

5) Mengoleskan obat terlalu keras pada kulit

6) Endokrin: cahaya, gangguan metabolik, alkohol, merokok.4

Diagnosis

Diagnosis psoriasis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan

histopatologi. Apabila ditemukan fenomena bercak lilin, fenomena Auzpitz dan

fenomena Koebner dapat memberikan diagnosis yang tepat.1

Diagnosis banding

1. Dermatitis seboroik: skuama berminyak kekuning-kuningan predileksi pada

tempat yang seboroik.

2. Tinea kapitis: keluhannya gatal sekali pada sediaan langsung di temukan jamur.

3. Candidosis: gatal akut atau subakut eritem ada lesi satelit berupa vesikel-vesikel

atau papul-papul kecil basah (madidan).

4. Pitirisis rosea: tidak ada gejala konstitusi biasanya gatal ringan skuama halus lesi

inisial (Herald Patch) soliter bentuk oval atau anuler diameter 3 cm mirip pohon

cemara terbalik predileksi di badan lengan atas bagian proksimal dan paha atas

seperti pakaian renang zaman dahulu.4

Histopatologi

Page 16: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

Hiperkeratosis (penebalan stratum korneum), parakeratosis (inti-inti masih

terlihat jelas pada penebalan stratum korneum), Akantosis (penebalan stratum

spinosum), Abses Munro(pada stratum spinosum terdapat kelompok sel leukosit),

Papilomatosis dan Vasodilatasi di Subepidermis. Penipisan epidermis lempeng

suprapapilar dengan kadang-kadang terdapat pustul spongioformis kecil. Berkurangnya

atau hilangnya stratum granulosum. Pada dermis ditemukan infiltrasi sel-sel

polinuklear, limfosit, dan monosit serta pelebaran dan berkelok-kelok ujung-ujung

pembuluh darah.2

Penatalaksanaan

1) Pengobatan Psoriasis

Sampai saat ini penyakit psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti

sehingga belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total

penyakit psoriasis tetapi dapat membantu untuk mengontrol gejala dari penyakit

tersebut.

2) Pengobatan promotif

Menenangkan pasien dan memberikan dukungan emosional adalah hal yang

sangat tidak terhingga nilainya. Menekankan bahwa psoriasis tidak menular

serta suatu saat akan mengalami psoriasis akan remisi spontan dan tersedianya

pengobatan yang bervariasi untuk setiap bentuk dari psoriasis.

3) Pengobatan preventif

Menghindari atau mengurangi faktor pencetus, yaitu stres psikis, infeksi fokal,

endokrin, seta pola hidup lain yang dapat meningkatkan resiko penurunan sistem

imun seperti seks bebas sehingga bisa tertular penyakit AIDS.

4) Pengobatan kuratif:

o Topikal: Preparat ter mempunyai efek anti radang. Ada tiga jenis:

(a) Fosil Iktiol atau kurang efektif untuk psoriasis

(b) Kayu (Oleum kadini dan oleum ruski) sedikit memberikan efek iritasi

(c) Batu Bara (Liantar dan Likuor karbonis detergen); Pada Psoriasis

yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal dari batu bara

Page 17: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

dengan konsentrasi 2-5% dimulai dengan konsentrasi rendah, jika tidak

ada perbaikan konsentrasi dinaikkan. Supaya lebih efektif, maka daya

penetrasinya harus dipertinggi dengan cara menambahkan asam salisilat

dengan konsentrasi 3% atau lebih. Untuk mengurangi daya iritasinya,

dapat dibubuhi seng oksida 10% sebagai vehikulum dalam bentuk salap.

1) Kortikosteroid; Harus dipilih golongan kortikosteroid yang potensi dan

vehikulumnya baik pada lokasinya misalnya senyawa flour. Jika lesinya

hanya beberapa dapat pula disuntikkan triamsinolon asetonid intralesi.

Pada setiap muka didaerah lipatan digunakan krem. Di tempat lain

digunakan salap. Pada daerah muka lipatan dan genitalia eksterna dipilih

potensi sedang. Bila digunakan potensi kuat pada muka dapat

memberikan efek samping, diantarnya teleangiektasi, sedangkan di

lipatan berupa striae atrofikans. Pada bagian tubuh dan ekstremitas

digunakan salap dengan potensi kuat atau sangat kuat bergantung pada

lama penyakit. Jika telah terjadi perbaikan potensi dan frekuensinya

dikurangi.

2) Ditranol (Antralin); Konsentrasi yang digunakan biasanya 0,2%-0,8%

dalam pasta atau salap. Penyembuhan biasanya terjai dalam waktu 3

minggu.

3) Etetrinat (Tegison,Tigason); digunakan bagi psoriasis yang sukar

disembuhkan dengan obat -obat lain. Dosis bervariasi. Pada bulan

pertama diberikan 1 mg/kg berat badan. Jika belum terjadi perbaikan

dosis dapat dinaikkan menjadi 0,5 mg/kg berat badan.

4) Pengobatan dengan penyinaran; Digunakan sinar ultraviolet artifisial, di

antaranya sinar A sebagai yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut

dapat digunakan tersendiri atau kombinasi dengan psoralen (8-

metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA atau bersama-sama

dengan preparat Ter yang dikenal sebagai pengobatan cara Goeckeman.

5) Pengobatan Sistemik

o Kortikosteroid hanya dapat digunakan pada psoriasis eritrodermik,

psoriasis pustulosa generalisata dan psoriasis artrits. Dosis permulaan 40-

60 mg prednison sehari. Jika telah sembuh dosis di turunkan perlahan-

Page 18: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

lahan, kemudian diberi dosis pemeliharaan. Penghentian obat secara

mendadak akan menyebabkan kekambuhan dan dapat terjadi psoriasis

pustulosa generalisata.

o Obat Sitostatik biasanya digunakan Metotreksat pemberian per os 2 hari

berturut-turut dalam seminggu dengan dosis sehari peroral 7,5-12,5 mg.

Dapat pula di berikan secara intramuskuler dengan dosis 15-25

mg/minggu. Efek samping pada hati ginjal dan sumsum tulang belakang.

o Levodova

Dosis 2 x 250 mg sampai 3 x 500 mg, efek samping berupa mual muntah,

anoreksia, hipotensi, gangguan psikis dan pada jantung. DDS (Diamino

Difenil Sulfan) dipakai sebagai pengobatan psoriasis pustulosa tipe

barber dengan dosis 2 x 100 mg sehari. Efek samping anemia hemolitik,

methemoglobin dan agranulositosis.

6) Pengobatan psikologis

Psikoterapi digunakan untuk membenahi pikiran dan dari pikiran inilah mampu

untuk mengontrol kondisi tubuh. Terapi relaksasi seperti meditasi juga mampu

untuk mengendalikan emosi yang memicu stres dan menekan kemunculan dan

tingkat keparahan psoriasis. Selain itu cognitive behavior therapy CBT) juga

efektif digunakan untuk merubah pola pikir negatif penderita dengan

menghadirkan pandangan dan pemikiran baru bahwa penderita tidak mengalami

sakit lebih parah dibanding dirinya.5

Prognosis

Psoriasis tidak menyebabkan kematian tetapi bersifat kronik dan residif.

Penyakit psoriasi tidak sembuh sama sekali sehingga seolah-olah penyakit ini dapat

timbul kembali sepanjang hidup. Memperhatikan tanda dan gejala biasanya

membutuhkan terapi seumur hidup. Penyakit psoriasis biasanya menjadi lebih berat dari

waktu ke waktu tetapi tidak mungkin untuk muncul dan menghilang.4

Daftar pustaka

1. Djuanda A, Buku ajar ilmu penyakit kulit dan kelamin. Jakarta: Balai penerbit

FKUI; 2010.

Page 19: Laporan Kasus PSORIASIS Shannaz

2. Java, Harper, Arnold. Text book of pediatric: dermatology. Volume 2. Second

Edition.2006.

3. Graham-Brown R, Burns T. Lecture notes: dermatologi. Ed. 8. Jakarta:

Erlangga; 2005.

4. Siregar, R S. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Ed. 2. Jakarta: EGC; 2005.

5. Sularsito, Sri Adi. Dermatologi praktis. Ed. 1. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia; 1986.