laporan kasus panjang ayu

46
LAPORAN KASUS Sri Rahayu Rajikan 07 0111 144

Upload: rumahorbo-hinsa-julian

Post on 06-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSSri Rahayu Rajikan

07 0111 144

PENDAHULUAN

Infeksi dengue merupakan suatu infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang paling sering terjadi pada manusia dalam beberapa tahun terakhir.

Infeksi virus dengue pada manusia mengakibatkan spectrum manifestasi klinis yang bervariasi terbagi atas asimptomatik dan simptomatik

Demam dengue (DD) ditandai dengan demam tinggi mendadak dan biasanya disertai dengan sakit kepala, nyeri retroorbital, mialgia, atralgia, rash, leukopenia dan trombositopenia

Hal yang membedakan antara demam dengue dan demam berdarah dengue adalah adanya kebocoran plasma yang ditandai dengan adanya hemokonsentrasi, efusi pleura, dan asites.

LAPORAN KASUS

Nama : SK Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir/umur : 10 Januari 2004/

8 tahun 5 bulan Lahir di : puskesmas bahu Berat waktu lahir : 3250 gram Partus/oleh : Spontan LBK/Bidan Kebangsaan : Indonesia Suku bangsa : Minahasa

Nama ibu/umur : Ny. AT/ 30 tahun Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan ibu : SMA Nama ayah/umur : Tn. SK/ 34 tahun Pekerjaan ayah : Polisi Pendidikan ayah : STM Alamat : Winangun Ling.V Tanggal MRS : 25/06/2012 Jam

16.30 WITA

Anamnesis diberikan oleh Ibu penderita Anak ke-2 dari 2 bersaudara Anak umur keterangan 1. ♀ 16 tahun sehat 2. ♂ 8 tahun penderita

Keluhan Utama: Panas sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit,

terus meninggi. muntah ± 4 – 5 kali sehari sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit

Panas dialami penderita sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Panas awalnya sumer-sumer, kemudian naik pada perabaan. Panas turun dengan obat panas tapi tidak turun sampai normal. Panas tidak disertai dengan perdarahan gusi dan hidung, panas tidak disertai menggigil.

Penderita juga mengalami muntah-muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, muntah-muntah dengan frekwensi ± 4 – 5 kali sehari, muntah dialami pertama saat penderita selesai makan dan minum, berisi cairan dan sisa makanan banyaknya ± ½ gelas aqua, darah tidak ada

Keluhan kejang tidak dialami penderita. Keluhan batuk beringus tidak dialami penderita. Buang air besar cair tidak dialami penderita. Keluhan nyeri menelan tidak ada. Timbul merah-merah dikulit tidak dialami penderita. Buang air kecil lancar

Anamnesis antenatal : Pemeriksaan antenatal teratur 8 kali di

puskesmas Suntikan TT 2 kali. Selama hamil ibu penderita dalam keadaan

sehat.

Penyakit yang pernah dialami : Morbili : - Varicella : - Pertussis : - Diarrhea : + Cacing : - Batuk/Pilek : +

Kepandaian/kemajuan bayi: Pertama kali membalik : 3 bulan tengkurap : 4 bulan duduk : 6 bulan merangkak : 6 bulan berdiri : 8 bulan berjalan : 9 bulan tertawa : 3 bulan berceloteh : 4 bulan memanggil mama : 10 bulan memanggil papa : 10 bulan

Anamnesis makanan terperinci sejak bayi sampai sekarang:

ASI : lahir – 1 bulan PASI : lahir – 2 tahun Bubur susu : 6 bulan – 8 bulan Bubur saring : - Bubur lunak : 8 bulan – 12 bulan Nasi : 12 bulan – sekarang

Riwayat imunisasi: BCG : 1 kali Polio : 4 kali DPT : 3 kali Campak : 1 kali Hepatitis : 3 kali

Anamnesis Keluarga: Riwayat keluarga Dalam keluarga hanya penderita yang sakit

seperti ini.Keadaan sosial, ekonomi, kebiasaan, dan lingkunganPenderita tinggal di rumah beratap seng, dinding beton, lantai semen, jumlah kamar 2 buah, dihuni oleh 2 orang dewasa dan 2 orang anak. WC/KM terdapat di dalam rumah. Sumber air minum dari PAM. Sumber listrik dari PLN. Penanganan sampah dengan cara dibuang di tempat pembuangan sampah

Pemeriksaan fisik: Umur : 8 tahun, 5 bulan Berat Badan : 35 kg Tinggi Badan : 133 cm Keadaan umum : tampak sakit Gizi : Overweight Sianosis : (-) Anemia : (-) Ikterus : (-) Kejang : (-) Keadaan mental : Compos mentisTD : 100/70 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 24 x/menitSB: 37,8°C

Kulit : Warna : sawo matang Efloresensi : (-) Pigmenntasi : (-) Jaringan parut : (-) Lapisan lemak : cukup Turgor : kembali cepat Tonus : eotonus Oedema : (-)

Kepala : Bentuk : mesocephal Rambut : hitam, tidak mudah dicabut Ubun-ubun besar : datar Mata : Exophtalmus / Enophtalmus : -/- Tekanan bola mata : normal pada perabaan Konjungtiva : anemis (-) Sklera : ikterik (-) Refleks kornea : normal Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya +/+,

diameter 3 mm/3mm Lensa : jernih Fundus : tidak dievaluasi Visus : tidak dievaluasi

Telinga : sekret -/- Hidung : sekret -/-, PCH (-) Mulut : Bibir : sianosis

(-) Lidah : beslag (-) Gigi : karies (-) Mukosa mulut : basah Gusi : perdarahan (-) Bau pernapasan : normal

Tenggorokan : Tonsil : T1 - T1 hiperemis (-)

Faring : hiperemis (-) Leher : Trakea : letak ditengah Kelenjar : Pembesaran KGB (-) Kaku kuduk : (-) Thorax : Bentuk : normal

Rachitic Rosary (-), Xiphosternum (-)Ruang intercostal : normal, Harrison’s groove (-)Precordial bulging (-), Pernapasan paradoksal (-)

Paru-paru : Inspeksi : simetris, retraksi (-)Palpasi : stem fremitus kanan =

kiriPerkusi : sonor kanan = kiriAuskultasi : SP Bronkovesikuler

Rhonki -/-, Wheezing -/-

Jantung : Detak jantung : 88 x/menit

Iktus kordis : tidak tampakBatas kiri : Linea midklavikularis sinistraBatas kanan : Linea parasternalis dextraBatas atas : ICS II-IIIBunyi jantung apex M1 < M2Bunyi jantung aorta A1 < A2Bunyi jantung pulmo P1 > P2Bising : (-)

Abdomen : Bentuk : datar, lemasbising usus (+) normalLien : tidak teraba Hepar : 2 -2 cm bac

Genitalia : laki – laki normal Kelenjar : Pembesaran (-) Anggota gerak : akral hangat, CRT ≤ 2”,

rumple leed tes (+) Tulang : deformitas (-) Otot : eutrofi Refleks : Refleks fisiologis +/+, Refleks

patologi -/-

RESUME MASUK

Anak laki-laki umur 8 5/12 tahun, BB : 35 kg, TB : 133 cm, BB rata-rata = 32,7 kg

MRS 25 juni 2012, jam 16.30 WITA. Keluhan : Panas naik turun sejak 4 hari SMRS

+ muntah – muntah 4-5 x/hari sejak 4 hari SMRS

Keadaan umum : tampak sakit , kesadaran : compos mentis

TD : 100/70 mmHg, N : 88 x/m, R: 24 x/m, Sb : 37,8ºc

Kepala : conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-), PCH (-)

Thorax : simetris, retraksi (-)Cor : bising (-)Pulmo : sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, turgor kulit kembali cepatHepar : 2 – 2 cm BACLien : tidak teraba

Extremitas : akral hangat, CRT ≤ 2 “ Rumple leed tes (+)

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM TANGGAL 25 JUNI 2012

DDR : negatif Leukosit : 8430/ul Eritrosit : 5,9

juta/ul Hemoglobin : 15,8

g/dl Hematokrit : 44,6 % Trombosit :

88.000/ul

Hitung jenis lekosit : Eosinofil : 3,0 % Basofil : 0,4 % Netrofil : 20,2 % Limfosit : 68,9 % Monosit : 7,5 %

Diagnosis : Demam berdarah dengue grade I + overweigth

Terapi : IVFD RL 3 cc/kgBB/ jam = 98 cc/jam = 32-33 gtt/m Paracetamol 3x ¾ tab k/p Domperidon 3x2 cth Oralit ad Libitum PCV rutin Observasi vital sign

Anjuran pemeriksaan : IgG,IgM antidengue

FOLLOW UPHari perawatan pertama (26/06/2012)S : demam (-), nyeri perut (+)O : keadaan umum : tampak sakit, kesadaran :

compos mentis, PCV : 40% T : 100/70 mmHg, N : 92x/m, R : 24x/m, sb : 37,5ºc Kepala : conjungtiva anemis (-), sclera ikterik

(-) Thoraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU(+)N H : 2 – 2 cm BAC, L : tidak teraba Extremitas : akral hangat, CRT ≤ 2”, rumple leed

tes (+)

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 26/6/2012 Leukosit : 7300/ul Eritrosit : 5,57 juta/ul Hemoglobin : 14,8 g/dl Hematokrit : 44,7 % MCV : 75,1 IL MCH : 26,6 pg Trombosit : 91.000/ul IgG antidengue : (+) IgM antidengue : (+)

A : Demam berdarah dengue grade IP : IVFD RL 3 cc/kgBB/ jam = 98 cc/jam = 32-33

gtt/m Paracetamol 3x ¾ tab k/p Domperidon 3x2 cth Oralit ad Libitum PCV rutin Observasi vital sign

Hari perawatan kedua (27/06/2012)S : Anak kurang minum, demam (-), nyeri perut (+)O : keadaan umum : tampak sakit, kesadaran : compos mentis, PCV : 42% T : 110/70 mmHg, N : 100x/m, R : 24x/m, Sb : 37,2ºc Kepala : conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-) Thoraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU(+)N H : 2 – 2 cm BAC, L : tidak teraba Extremitas : akral hangat, CRT ≤ 2”, rumple leed (+)A : Demam berdarah dengue grade IP : IVFD RL 3 cc/kgBB/ jam = 98 cc/jam = 32-33 gtt/m Paracetamol 3x ¾ tab k/p Domperidon 3x2 cth Oralit ad Libitum PCV rutin Observasi vital signPro : DL

Hari perawatan ketiga (28/06/2012)S : Demam (-), muntah (+), nafsu makan berkurangO : keadaan umum : tampak sakit, kesadaran :

compos mentis, PCV : 42% T : 120/80 mmHg, N : 88x/m, R : 24x/m, Sb : 37,0ºc Kepala : conjungtiva anemis (-), sclera ikterik

(-) Thoraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU(+)N H : 2 – 2 cm BAC, L : tidak teraba Extremitas : akral hangat, CRT ≤ 2”, rumple leed

(+)

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 28/6/2012

Leukosit : 7000/ul Eritrosit : 5,9 juta/ul Hemoglobin : 14,5 g/dl Hematokrit : 42,9 % Trombosit : 203.000/ul Na : 140 mEq/L K : 4,5 mEq/L Cl : 108 mEq/L

A : Demam berdarah dengue grade IP : IVFD RL 3 cc/kgBB/ jam = 98 cc/jam = 32-33

gtt/m Paracetamol 3x ¾ tab k/p Domperidon 3x2 cth Oralit ad Libitum PCV rutin Observasi vital sign

Hari perawatan ketiga (29/06/2012)S : keluhan (-)O : keadaan umum : tampak sakit, kesadaran : compos mentis T : 110/70 mmHg, N : 80x/m, R : 24x/m, Sb : 36,2ºc Kepala : conjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-) Thoraks : simetris, retraksi (-), C/P dbn Abdomen : datar, lemas, BU(+)N H : 2 – 2 cm BAC, L : tidak teraba Extremitas : akral hangat, CRT ≤ 2”, rumple leed (+)A : Demam berdarah dengue grade IP : Paracetamol 3x ¾ tab k/p Domperidon 3x2 cth Oralit ad Libitum Rawat jalan

PEMBAHASAN Penderita ini didiagnosis dengan Dengue Haemoragik Fever

(DBD) grade I. Hal ini didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris7:

Kriteria klinis1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,

berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, biasanya bifasik.2. Terdapat manifestasi perdarahan, ditandai dengan: Sekurang-kurangnya uji Tourniquet positif Petekie, ekimosis atau purpura Perdarahan mukosa, epitaksis, perdarahan gusi Hematemesis atau melena3. Pembesaran hepar4. Syok,ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan

tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampak gelisah

Kriteria laboratoris1. Trombositopenia (jumlah trombosit

<100.000/ ul).2. Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma

sbb: Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan

standar sesuai umur dan jenis kelamin Penurunan hematokrit >20% setelah

mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya

Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia.

Dua kriteria pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD.Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997), yaitu7:

Derajat 1 : Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet.

Derajat 2 : Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.

Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin dan lembab, tampak gelisah.

Derajat 4: Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur

Penderita didiagnosis dengan demam berdarah dengue grade I berdasarkan dari anamnesis didapatkan penderita mengalami panas sejak ± 4 hari sebelum masuk rumah sakit, sudah diberi obat penurun panas, lalu panas turun namun tidak mencapai normal. Kemudian panas naik lagi. Selain itu penderita juga mengalami mual muntah sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 4 – 5 kali perhari.

Dari pemeriksaan fisik ditemukan pembesaran hepar 2-2 cm dibawah arcus costa dan rumple leed tes dengan hasil positif. Dari pemeriksaan laboratorium diperoleh hasil trombosit 88.000/ul dan hematokrit 44,6 %. Hal ini sesuai dengan kriteria dari WHO diatas.

Sebagai konfirmasi adanya infeksi dari virus dengue maka dilakukan uji serologis. Dikenal beberapa jenis uji serologis yang biasa dipakai untuk menentukan adanya infeksi virus dengue antara lain dengue antigen NS-1 dan Uji Elisa anti dengue IgM dan IgG.

Sensitivitas pemeriksaan NS1 optimal hari ke 0-4 demam

IgM akan timbul pada hari ke 4-5 infeksi virus dengue yang kemudian diikuti dengan timbulnya IgG

Pada penderita dilakukan uji IgM dan IgG sebab penderita sudah mengalami demam selama 4 hari, hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan IgM dan IgG antidengue dapat diperiksa pada hari 4-5 infeksi virus dengue. Diperoleh hasil IgM positif dan IgG positif yang menunjukan adanya infeksi dari virus dengue.

Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis. Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris.

Penatalaksanaan penderita DHF grade I9 :Pemberian cairan Minum banyak, 1,5-2 liter/hari atau 1 sendok

makan tiap 3-5 menit Minuman berupa teh, sirup, susu, sari buah, soft

drink atau oralitObat-obatan lain atas indikasi : Bila terdapat panas : berikan obat antipiretik Obat antikejang diberikan bila kejang Perhatikan tanda klinis bila demam menetap

setelah hari ketiga sakit periksa Hematokrit, Hemoglobin, trombosit berkala minimal tiap 24 jam selama masih demam

Penderita diberikan terapi cairan yaitu oralit ad libitum dan IFVD RL 3cc/kgBB/jam. Untuk terapi medikamentosa diberikan simptomatik yaitu paracetamol sebagai antipiretik dan domperidon sebagai anti muntah.

TERIMA KASIH