laporan kasus mobilisasi revisi
DESCRIPTION
LAPORAN KASUS MOBILISASITRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN GANGGUAN MOBILIASI FISIK
PADA PASIEN TIRAH BARING
DI RUANG ETHA RS. PANTI WILASA “DR. CIPTO”
DISUSUN OLEH :
DIAN AJI WIBOWO
P. 17420110007
PRODI DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KEMESKES SEMARANG
KEMENKES SEMARANG
2011
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN GANGGUAN MOBILIASI FISIK
PADA PASIEN TIRAH BARING
DI RUANG ETHA RS. PANTI WILASA “DR. CIPTO”
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 27 Mei 2011 Praktikan : Dian Aji Wibowo
Jam : 07.00 WIB NIM : P.17420110007
Ruang : Etha
No. Reg. : 331231
I. Identitas
Nama pasien : Ny. K
Umur : 81 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jln. Tirtoyoso 9, No. 1, Semarang
kerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SD
Tgl pengkajian : 04 Mei 2011, Pukul 20.30 WIB
Diagnosa masuk Rs : Hambatan Mobilisasi Fisik
Penanggung jawab
Nama : Ny. M
Umur : 51 tahun
Hubungan dg pasien : Anak pasien
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
II. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama :
Pasien mengatakan badan lemes semua.
A. Riwayat Perawatan Sekarang
Pasien datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas, panas, pusing. Setelah dirawat di
ruang Etha 2 hari dan di beri perawatan, pasien mengeluh anggota tubuh sulit untuk di gerakkan
terutama dibagian kaki kanan dan kiri, serta nyeri dibagian punggung, karena pasien pernah
terperosok kedalam lubang yang berisikan air dan menyebabkan patah tulang di punggung
sehingga pasien mengalami hambatan mobilisai fisik.
B. Riwayat keperawatan yang lalu
Sebelum masuk ke rumah sakit, pasien 7 tahun yang lalu pernah dirawat di rumah sakit
jakarta karena patah tulang sehingga pasien harus dioperasi. Hal itu disebabkan pasien pernah
terperosok kedalam lubang yang berisikan air dan menyebabkan patah tulang di punggung
sehingga pasien mengalami hambatan mobilisai fisik.
C. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang pernah menderita penyakit yang dialami oleh pasien
sekarang ini.
III. Pola Fungsi Gordon
1. Pola manajemen kesehatan
Pasien mengatakan kesehatan adalah segalanya dan sangat berharga, sehingga berhati-
hati dalam menjaga kesehatannya, dalam memandang kesehatan pasien maupun keluarganya
juga disiplin. Serta jika ada keluarga yang sakit maka segera dibawa ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat baik itu poliklinik, apotek, dan dokter. Saat pasien sakit, dia berusaha untuk
berobat di tempat pelayanan kesehatan guna memperoleh hidup yang nyaman dan menunjang
kelangsungan hidupnya.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum pasien masuk ke rumah sakit, pola makan pasien teratur yaitu 3 sehari, makanan
kesukaan pasien adalah sayur lodeh, dan minum yang cukup. Namun setelah masuk rumah sakit,
pasien tetap diberikan asupan nutrisi sesuai jadwal di rumah sakit yaitu 3 kali sehari, namun
porsi makan pasien sekitar ¼-½ porsi.
Dietary history :
Pasien mengluh tidak nafsu makan karena mual. Selama pasien di rumah sakit pasien
hanya mendapatkan diit bubur dengan santan dan tidak pernah menghabiskan porsi makannya.
3. Pola eliminasi
Sebelum dirawat di rumah sakit, pasien BAB 1-2 kali sehari dengan konsistensi lunak,
dan BAK normal 3-4 kali sehari. Namun setelah masuk rumah sakit dan dirawat di rumah sakit
pasien mengeluh belum bisa BAB selama 6 hari, dan BAK yang tidak teratur.
4. Pola aktivitas latihan
Sebelum sakit pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Serta aktivitas sehari-hari waktu
di rumah hanya tidur di tempat tidur, dan jalan - keluar. Selama di rawat di rumah sakit pasien
hanya beraktivitas tirah baring/tidur di tempat tidur. Bila memerlukan sesuatu pasien di bantu
dengan keluarganya maupun dengan perawat.
5. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pasien selalu melihat orang yang mengajak berbicara, pasien keadaannya tenang, diajak
berkomunikasi/berinteraksi dengan sanak saudara dan kelauarganya karena pasien sedang
mengalami gangguan pendengaran di kedua telinganya. Serta persepsi sensori pasien baik
terbukti mampu merasakan rasa sakit / nyeri di daerah punggung karena patah tulang.
6. Pola tidur dan istirahat
Pada hari pertama masuk rumah sakit pasien mengeluh susah tidur dan gelisah. Tidur
pasien hanya 6 jam saja, pasien hanya terlelap dengan posisi miring ke kanan, bila miring ke kiri
pasien merintih kesakitan dan gelisah karena akibat dari penyakit yang dideritanya saat ini.
7. Pola konsep dan persepsi diri
Pasien sangat percaya diri dan yakin bahwa keadaannya akan segera membaik seperti
sebelumnya, dan pasien tidak merasa kesepian karena banyak keluarga yang mendukung atas
kesembuhan pasien.
8. Pola hubungan sosial
Hubungan pasien dengan keluarga, kerabat dekat, tetangga dan dimasyarakat baik, terbukti
banyak tetangga, atau keluarga yang menengoknya saat dirawat di rumah sakit.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Pasien adalah seorang perempuan yang mempunyai 3 orang anak, terdiri dari 1 laki-laki
dan 2 perempuan, dan sudah menikah tetapi suami pasien meninggal dunia. Serta terakhir pasien
menopouse umur 45 tahun.
10. Pola mekanisme koping
Sebelum sakit pasien untuk mengatasi masalah kesehatannya dengan berobat ke rumah
sakit atau pukesmas, dan bila ada masalah dikeluarganya pasien bisa menyelesaikan masalahnya
dengan cara kekeluargaan atau musyawarah. Selama di rumah sakit mengatasi masalah
penyakitnya dengan cara tidur dan serta pasien bercerita dengan anak dan keluarganya.
11. Pola nilai dan kepercayaan/ agama
Pasien beragama kristen, sebelum dan selama di rumah sakit pasien merasa terhambat
ibadahnya karena pekerjaaannya dan penyakit yang dideritanya saat ini. Namun jika libur
bekerja pasien melakukan ibadahnya.
IV. Pemeriksaan Fisik
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 35,6 ° C
Kesadaran : Composmentis,
Kulit :
▪ Warna kulit sawo matang, kering, dam berkeriput
Kepala :
▪ Rambut : warna hitam dan beruban, kering, dan bergelombang.
▪ Bentuk kepala : mesosophal
▪ Kulit kepala : ada lesi
Mata :
▪ Konjungtiva : tidak anemis
▪ Sclera : tidak ikteric
▪ Pupil : normal berbentuk bulat
▪ Palpebra : tidak ada odema
Hidung :
▪ Simetris, dan tidak ada kotoran/ sumbatan di cuping hidung.
Telinga :
Daun telinga : simetris antara kanan dan kiri
Fungsi pendengaran :
tidak ada masalah gangguan pendengaran pada telinga pasien, dan
mampu mendengar dengan jelas apa yang dikatakan perawat dan
keluarganya.
Leher :
Tidak ada pembesaran tiroid, tetapi leher terlihat tegang.
Mulut :
▪ Bibir : kering, tidak sariawan, dan pecah-pecah.
▪ Gigi : kotor.
▪ Mulut pasien bau karena pasien tidak bisa melakukan perawatan diri dengan gosok gigi.
Abdomen :
Inspeksi : Perut pasien simetris, tidak buncit, tidak ada benjolan, dan tidak tegang.
Palpasi : Ada masa, tidak nyeri saat dipalpasi, dan tidak ada pembesaran hepar.
Perkusi : Terdengar suara timphani.
Aukskultasi : Suara peristaltik usus sedang.
Ekstremitas :
Atas : Tangan kanan terpasang infus, tangan kiri diikat ke pengaman tempat tidur.
Bawah : kaki kanan dan kiri tidak ada kelainan, udem, maupun fraktur.
V. Data Psychology
1. Status emosi
Pasien memiliki emosi yang stabil dan tidak mudah marah ketika dilakukan pengkajian.
2. Gaya komunikasi
Komunikasi yang dilakukan pasien dengan cara komunikasi verbal dan non verbal, yaitu
dengan gerakan bibir, tangan, dan anggota tubuh lainnya.
3. Interaksi sosial
Interaksi pasien dengan keluarga sangat baik, dengan tetangga serta kerabat yang lain pun
baik, terbukti pada waktu pasien sakit di rawat di rumah sakit selalu ditunggu oleh anaknya.
VI. Pemeriksaan Diagnostik
A. Laboratorium
Tanggal : 24 Mei 2011
Jam : 20:57 WIB
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13.9 11.7-15.5
Leukosit H 12.3 3.6-11.0
DIFT COUNT
Eosonofil L 0.20 2.00-4.00
Basofil 0.20 0-1
Netrofil H 82.00 50-70
Limfosit L 10.70 25-40
Monosit 6.90 2-8
Hematokrit 43 35-47
Eritrosit 4.6 3.80-5.20
Trombosit 242 150-400
MCV 93 80-100
MCH 30 26-34
MCHC H 33 32-36
LED 1 jam H 55 0-20
LED 2 jam H 94 0-20
KIMIA KLINIK
Golongan darah B
Gula darah sewaktu 107 70-150
VII. Program Teraphi
Infus RL 20 tetes per menit
Ratinidin 2x1
Sohobion 2x1
A1 tranecament 500 (2x1)
Citocalin 2x250
Zolof levovid 500 mg.
VIII. Daftar Masalah
No
.
Tgl / Jam DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH TTD
1. 04-Mei-2011
Jam 20.30
Ds : Pasien mengatakan
ekstremitas bawah
sulit digerakkan, bila
digerakkan tremor.
Do : Pasien tampak lemah
dan mengantuk.
Intoleransi
aktivitas
Gangguan
mobilisasi b/d
ektremitas
bawah sulit
digerakkan
2. 05-Mei-2011
Jam 09.00
Ds : Pasien mengatakan
sulit tidur dan sering
terbangun.
Do : Cm, lemah, dan
sering gelisah, tidur
hanya 4 jam.
Nyeri didaerah
punggung
Gelisah dan
sulit tidur b/d
gangguan pola
tidur
3. 06-Mei-2011
Jam 13.45
Ds : Pasien mengatakan
nyeri di daerah
punggung.
Do : Pasien merintih
kesakitan
Fraktur
karena
terperosok ke
dalam lubang
Nyeri di
punggung b/d
gangguan rasa
nyaman
X. Rencana Keperawatan
No. TGL/JAM DP TUJUAN INTERVENSI TTD
1. 04-Mei-2011
Jam 20.30
Gangguan
mobilisasi b/d
ektremitas
bawah sulit
digerakkan
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, pasien diharapkan dapat: Pasien mampu
menggerakkan ekstremitas bawah
Pasien mampu melakukan latihan gerak sendiri
Pasien bisa menggerakkan ekstremitas bawah secara mandiri.
Ajarkan pasien untuk latihan gerak
Beri penguatan positif untuk berlatih mandiri dam batasan yang aman.
2. 05-Mei-2011
Jam 09.00
Gelisah dan sulit
tidur b/d
gangguan pola
tidur
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, pasien diharapkan mampu: Porsi tidur pasien
tercukupi sekitar 6 jam Pasien bisa tidur pulas dan
tiak mudah terbangun Pasien terlihat cerah dan
segar saat bangun tidur.
Kaji pola tidur pasien Ajurkan pasien untuk
berdoa sesuai keyakinan sebelum tidur
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Identifikasi penyebab gangguan pola tidur pasien.
3. 06-Mei-2011
Jam 13.45
Nyeri di
punggung b/d
gangguan rasa
nyaman
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, pasien diharapkan mampu: Rasa nyeri pasien bisa
berkurang Memberi rasa nyaman
pada pasien Pasien bisa melakukan
teknik ambulasi
Ajarkan pada pasien agar dapat mengatur posisi yang benar.
Kolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
Ajarkan pada pasien utuk melakukan teknik ambulasi.
XI. Catatan Keperawatan
DP TGL/JAM TINDAKAN RESPON TTD
Gangguan
mobilisasi b/d
ektremitas
bawah sulit
digerakkan
04-Mei-2011
Jam 20.30
Mengajarkan pasien untuk latihan gerak
Memberi penguatan positif pada pasien untuk berlatih mandiri dam batasan yang aman.
Pasien mengatakan ekstremitas bawah sudah bsa digerakkan.
Infus lancar 20 tetes per menit Keadaan pasien Cm, dan
dalam kondisi lemah T:130/80, S/N:36,8/72
Gelisah dan
sulit tidur b/d
gangguan pola
tidur
05-Mei-2011
Jam 09.00
Mengkaji pola tidur pasien
Menganjurkan pasien untuk berdoa sesuai keyakinan sebelum tidur
Menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Mengidentifikasi penyebab gangguan pola tidur pasien.
Pasien terlihat tertidur dengan pulas.
T:120/90, S/N:35.5/80 Tetesan infus RL pasien lancar
30 tpm
Nyeri di
punggung b/d
gangguan rasa
nyaman
06-Mei-2011
Jam 13.45
Mengajarkan pada pasien agar dapat mengatur posisi yang benar.
Berkolaborasi ke ahli terapi fisik untuk program latihan
Mengajarkan pada pasien utuk melakukan teknik ambulasi.
Pasien mengatakan punggungnya masih nyeri
Keadaan pasien Cm, dan mengantuk
T:140/70, S/N:37.6/88 Keadaan umum; lemah Tetesan infus RL lancar 20
tetes per menit.
XII. Catatan Perkembangan
No. TGL/ JAM DP CATATAN PERKEMBANGAN TTD
1. 04-Mei-2011
Jam 20.30
Gangguan
mobilisasi b/d
ektremitas bawah
sulit digerakkan
S : Pasien ekstremitas mengatakan bisa
digerakkan
O : Ku; Cm, dan lemah
T:120/80, S/N:35.7/80
A : Masalah sudah teratasi
P : pertahankan intervensi keperawatan
dengan memberikan latihan
gerak/ROM
2. 05-Mei-2011
Jam 09.00
Gelisah dan sulit
tidur b/d
gangguan pola
tidur
S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan/
merasa membaik
O : Ku; tenang, tampak mengantuk
T:110/90, S/N:36/88
A : Masalah sudah teratasi
P : Hentikan intervensi keperawatan
3. 06-Mei-2011
Jam 13.45
Nyeri di
punggung b/d
gangguan rasa
nyaman
S : Pasien mengeluh punggung masih
merasa nyeri.
O : Ku; gelisah, dan keringat dingin
T:130/100, S/N:37/80
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi keperawatan
dengan memberikan teknik ambulasi.