laporan kasus mira - striktur uretra

18
 Laporan Kasus STRIKTUR URETRA  oleh: Mira Wulan Sari, S. Ked 04104705189 Pembimbing: dr. Didit Pramudhito, SpU DEPARTEMEN ILMU BEDAH RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2011

Upload: ikek-stanza

Post on 06-Jul-2015

1.040 views

Category:

Documents


50 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 1/18

 

 Laporan Kasus

STRIKTUR URETRA

 

oleh:

Mira Wulan Sari, S. Ked

04104705189

Pembimbing:

dr. Didit Pramudhito, SpU

DEPARTEMEN ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT MOEHAMMAD HOESIN PALEMBANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011

Page 2: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 2/18

 

HALAMAN PENGESAHAN

Presentasi Kasus yang Berjudul:

Striktur Uretra

oleh:

Mira Wulan Sari, S. Ked

04104705189

Telah dilaksanakan pada Juli 2011 sebagai salah satu syarat guna mengikuti ujian

Kepaniteraan Klinik Senior (KKS) di Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya/ RSMH Palembang

Periode 4 Juli - 29 Agustus 2011

Palembang, Juli 2011

Pembimbing

dr. Didit Pramudhito, SpU

Page 3: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 3/18

 

BAB I

STATUS PENDERITA

I.1 Identitas

 Nama : Tn. K  

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status : Menikah

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Bengkulu

Pekerjaan : Petani

MRS : 15 Juni 2011

I.2 Anamnesis

Keluhan Utama:

Tidak bisa buang air kecil (BAK)

Riwayat Perjalanan Penyakit:± 13 hari SMRS penderita mengeluh tidak bisa BAK, dilakukan sistostomi suprapubik 

untuk mengeluarkan air seni.

± 17 hari SMRS penderita mengeluh tidak bisa BAK, riwayat BAK keluar batu (-), riwayat

BAK berdarah (-), riwayat BAK mengedan (+), riwayat BAK pada malam hari (+),

dipasang kateter dari kemaluan namun gagal, kateter tidak bisa masuk.

Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat sakit kencing manis (-)

- Riwayat hipertensi (-)

- Riwayat trauma tidak ada

Riwayat Penyakit dalam Keluarga:

Page 4: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 4/18

 

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal

I.3 Pemeriksaan Fisik 

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik  

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Pernafasan : 20x/ menit

 Nadi : 82x/menit

Suhu : 36,8 0C

Kepala : konjungtiva pucat (-), sclera ikterik (-/-)

Leher : Tidak ada kelainan

Pupil : Isokor/ Reflek Cahaya +/+

KGB : Tidak ada kelainan

Thorax : Tidak ada kelainan

Abdomen : Lihat status urologikus

Genitalia Eksterna : Lihat status urologikus

Ektremitas atas dan bawah : Tidak ada kelainan

B. Status Urologikus

Regio Costo Vertebrae Angle (CVA) dextra et sinistra:

Inspeksi : Bulging (-)

Palpasi : Ballotement (-)

Palpasi : Nyeri ketok -/-

Regio Suprapubi k:

Inspeksi : Bulging (-), terpasang kateter cystostomi, urine lancar dan jernih

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Regio Genitalia Ekster na :

Page 5: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 5/18

 

Inspeksi : bloody discharge (-)

Rectal Toucher (RT):

TSA baik, BCR (+), mukosa recti licn, teraba prostat tidak membesar,

konsistensi kenyal.

I.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Darah Rutin (5 Juli 2011)

Hb : 12,2 g/dl (L: 14-18 g/dl)

Ht : 36 vol% (L: 40-48 vol%)

Leukosit : 10.900/mm3 (L: 5000-10.000/mm3)

Trombosit : 308.000/mm3 (200.000-500.000/mm3)

Hitung Jenis : 0/8/0/68/20/4

Kimia Klinik (5 Juli 2011)

BSS : 97 mg/dl

Ureum : 35 mg/dl (15-39 mg/dl)

Creatinin : 1,2 mg/dl (L: 0,9-1,3 mg/dl P: 0,6-1,0 mg/dl)

 Natrium : 136 mmol/l (135-155)

Kalium : 3,6 mmol/l (3,5-5,5)

Urinalisa (5 Juli 2011):

Sel epitil : Positif (+)

Leukosit : 4-6/ LPB

Eritrosit : 8-10/ LPB

Silinder bakteri : ++

Radiologi

1. Bipolar Urethocystogram (8 Juli 2011)

- Foto polos AP pelvis dan uretra: normal

Page 6: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 6/18

 

- Buli-buli : chronic cystitis (+)

- Uretrogram: tampak striktur multipel di uretra pars posterior 

2. USG TUG (18 Juni 2011)

- Kesan: Cystitis

I.5 Diagnosis Banding

Hiperplasia prostat

I.6 Diagnosis Kerja

Retensio urin et causa striktur uretra

I.7 Penatalaksanaan

Uretrotomi interna (Sachse)

I.8 Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Page 7: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 7/18

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pendahuluan

Uretra merupakan bagian terpenting dari saluran kemih. Pada pria dan wanita,

uretra mempunyai fungsi utama untuk mengalirkan urin keluar dari tubuh. Saluran uretra

  juga penting dalam proses ejakulasi semen dari saluran reproduksi pria. Uretra pria

 berbentuk pipa yang menyerupai alat penyiram bunga.

Pada striktur uretra terjadi penyempitan dari lumen uretra akibat terbentuknya

  jaringan fibrotik pada dinding uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan dalam

  berkemih, mulai dari aliran berkemih yang mengecil sampai sama sekali tidak dapatmengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak dapat keluar dari tubuh dapat

menyebabkan banyak komplikasi, dengan komplikasi terberat adalah gagal ginjal.

Striktur uretra masih merupakan masalah yang sering ditemukan pada bagian dunia

tertentu. Striktur uretra lebih sering terjadi pada pria dari pada wanita, karena uretra pada

wanita lebih pendek dan jarang terkena infeksi. Segala sesuatu yang melukai uretra dapat

menyebabkan striktur. Orang dapat terlahir dengan striktur uretra, meskipun hal itu

 jarang terjadi.

II.2 Anatomi Uretra

Gambar 1. Anatomi Uretra

1

Page 8: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 8/18

 

Uretra adalah saluran yang dimulai dari orifisium uretra interna dibagian buli-buli

sampai orifisium uretra eksterna glands penis, dengan panjang yang bervariasi. Uretra

  pria dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian anterior dan bagian posterior. Uretra

  posterior dibagi menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranasea. Uretra

anterior dibagi menjadi meatus uretra, pendulare uretra dan bulbus uretra. Dalam keadaan

normal lumen uretra laki-laki 24 ch, dan wanita 30 ch. Kalau 1 ch = 0,3 mm maka lumen

uretra laki-laki 7,2 mm dan wanita 9 mm.

1. Uretra bagian anterior

Uretra anterior memiliki panjang 18-25 cm (9-10 inchi). Saluran ini

dimulai dari meatus uretra, pendulans uretra dan bulbus uretra. Uretra anterior ini

 berupa tabung yang lurus, terletak bebas diluar tubuh, sehingga kalau memerlukan

operasi atau reparasi relatif mudah.

2. Uretra bagian posterior

Uretra posterior memiliki panjang 3-6 cm (1-2 inchi). Uretra yang

dikelilingi kelenjar prostat dinamakan uretra prostatika. Bagian selanjutnya adalah

uretra membranasea, yang memiliki panjang terpendek dari semua bagian uretra,

sukar untuk dilatasi dan pada bagian ini terdapat otot yang membentuk sfingter.

Sfingter ini bersifat volunter sehingga kita dapat menahan kemih dan berhenti

  pada waku berkemih. Uretra membranacea terdapat dibawah dan dibelakangsimpisis pubis, sehingga trauma pada simpisis pubis dapat mencederai uretra

membranasea.

II.3 Etiologi

Striktur uretra dapat terjadi pada:

1. Kelainan Kongenital, misalnya kongenital meatus stenosis, klep uretra posterior 

2. Operasi rekonstruksi dari kelainan kongenital seperti hipospadia, epispadia

3. Trauma, misalnya fraktur tulang pelvis yang mengenai uretra pars

membranasea; trauma tumpul pada selangkangan (  straddle injuries) yang

mengenai uretra pars bulbosa, dapat terjadi pada anak yang naik sepeda dan

kakinya terpeleset dari pedal sepeda sehingga jatuh dengan uretra pada bingkai

sepeda pria; trauma langsung pada penis; instrumentasi transuretra yang kurang

2

Page 9: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 9/18

 

hati-hati (iatrogenik) seperti pemasangan kateter yang kasar, fiksasi kateter 

yang salah.

4. Post operasi, beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan striktur 

uretra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi.

5. Infeksi, merupakan faktor yang paling sering menimbulkan striktur uretra,

seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan uretritis gonorrhoika

atau non gonorrhoika telah menginfeksi uretra beberapa tahun sebelumnya

namun sekarang sudah jarang akibat pemakaian antibiotik, kebanyakan striktur 

ini terletak di pars membranasea, walaupun juga terdapat pada tempat lain;

infeksi chlamidia sekarang merupakan penyebab utama tapi dapat dicegah

dengan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi atau

menggunakan kondom.

II.4 Patofisiologi

Struktur uretra terdiri dari lapisan mukosa dan lapisan submukosa. Lapisan

mukosa pada uretra merupakan lanjutan dari mukosa buli-buli, ureter dan ginjal.

Mukosanya terdiri dari epitel kolumnar, kecuali pada daerah dekat orifisium eksterna

epitelnya skuamosa dan berlapis. Submukosanya terdiri dari lapisan erektil vaskular.

Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis,artinya jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama

dengan semula. Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil

lumen uretra, sehinggaterjadi striktur uretra.

3

Page 10: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 10/18

 

Gambar 2. Patofisiologi Striktur Uretra

II.5 Derajat Penyempitan

Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktur uretra dibagi menjadi tiga

tingkatan, yaitu derajat:

1. Ringan : jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra

2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan ½ diameter lumen uretra

3. Berat : jika terdapat oklusi lebih besar dari ½ diameter lumen uretra

Pada penyempitan derajat berat kadang kala teraba jaringan keras di korpus spongiosum

yang dikenal dengan spongiofibrosis.

II.6 Gambaran Klinis

Gejala dari striktur uretra yang khas adalah pancaran buang air seni kecil dan

 bercabang. Gejala yang lain adalah iritasi dan infeksi seperti frekuensi, urgensi, disuria,

4

Page 11: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 11/18

 

inkontinensia, urin yang menetes, kadang-kadang dengan penis yang membengkak,

infiltrat, abses dan fistel. Gejala lebih lanjutnya adalah retensi urin.

1. Pemeriksaan Fisik 

Anamnesa:

Untuk mencari gejala dan tanda adanya striktur uretra dan juga mencari penyebab

striktur uretra.

Pemeriksaan fisik dan lokal:

Untuk mengetahui keadaan penderita dan juga untuk meraba fibrosis di uretra,

infiltrat, abses atau fistula.

2. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya infeksi

Ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

Uroflowmetri

Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan pancaran urin.

Volume urin yang dikeluarkan pada waktu miksi dibagi dengan lamanya proses

miksi. Kecepatan pancaran urin normal pada pria adalah 20 ml/detik dan pada

wanita 25 ml/detik. Bila kecepatan pancaran kurang dari harga normal

menandakan ada obstruksi.Radiologi

Diagnosa pasti dibuat dengan uretrografi, untuk melihat letak penyempitan dan

 besarnya penyempitan uretra. Untuk mengetahui lebih lengkap mengenai panjang

striktur adalah dengan membuat foto bipolar sistouretrografi dengan cara

memasukkan bahan kontras secara antegrad dari buli-buli dan secara retrograd

dari uretra. Dengan pemeriksaan ini panjang striktur dapat diketahui sehingga

 penting untuk perencanaan terapi atau operasi.

Instrumentasi

Pada pasien dengan striktur uretra dilakukan percobaan dengan memasukkan

kateter Foley ukuran 24 ch, apabila ada hambatan dicoba dengan kateter dengan

5

Page 12: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 12/18

 

ukuran yang lebih kecil sampai dapat masuk ke buli-buli. Apabila dengan kateter 

ukuran kecil dapat masuk menandakan adanya penyempitan lumen uretra.

Uretroskopi

Untuk melihat secara langsung adanya striktur di uretra. Jika diketemukan adanya

striktur langsung diikuti dengan uretrotomi interna ( sachse) yaitu memotong

 jaringan fibrotik dengan memakai pisau sachse.

II.7 Diagnosis

Diagnosis striktur uretra dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosis

  pasti striktur uretra didapat dari pemeriksaan radiologi, tentukan lokasi dan panjang

striktur serta derajat penyempitan dari lumen uretra.

II.8 Penatalaksanaan

Striktur uretra tidak dapat dihilangkan dengan jenis obat-obatan apapun.  Pasien

yang datang dengan retensi urin, secepatnya dilakukan sistostomi suprapubik untuk 

mengeluarkan urin, jika dijumpai abses periuretra dilakukan insisi dan pemberian

antibiotika. Pengobatan striktur uretra banyak pilihan dan bervariasi tergantung panjang

dan lokasi dari striktur, serta derajat penyempitan lumen uretra.

Tindakan khusus yang dilakukan terhadap striktur uretra adalah:

1. Bougie (Dilatasi)

Sebelum melakukan dilatasi, periksalah kadar hemoglobin pasien dan periksa adanya

glukosa dan protein dalam urin. Tersedia beberapa jenis bougie. Bougie bengkok 

merupakan satu batang logam yang ditekuk sesuai dengan kelengkungan uretra pria;

 bougie lurus, yang juga terbuat dari logam, mempunyai ujung yang tumpul dan umumnya

hanya sedikit melengkung; bougie filiformis mempunyai diameter yang lebih kecil dan

terbuat dari bahan yang lebih lunak. Berikan sedatif ringan sebelum memulai prosedur 

dan mulailah pengobatan dengan antibiotik, yang diteruskan selama 3 hari. Bersihkan

glans penis dan meatus uretra dengan cermat dan persiapkan kulit dengan antiseptik yang

lembut. Masukkan gel lidokain ke dalam uretra dan dipertahankan selama 5 menit. Tutupi

 pasien dengan sebuah duk lubang untuk mengisolasi penis. Apabila striktur sangat tidak 

teratur, mulailah dengan memasukkan sebuah bougie filiformis; biarkan bougie di dalam

6

Page 13: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 13/18

 

uretra dan teruskan memasukkan bougie filiformis lain sampai bougie dapat melewati

striktur tersebut. Kemudian lanjutkan dengan dilatasi menggunakan bougie lurus.

Apabila striktur sedikit tidak teratur, mulailah dengan bougie bengkok atau lurus ukuran

sedang dan secara bertahap dinaikkan ukurannya.

Dilatasi dengan bougie logam yang dilakukan secara hati-hati. Tindakan yang

kasar tambah akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya

menimbulkan striktur lagi yang lebih berat. Karena itu, setiap dokter yang bertugas di

  pusat kesehatan yang terpencil harus dilatih dengan baik untuk memasukkan bougie.

Penyulit dapat mencakup trauma dengan perdarahan dan bahkan dengan pembentukan

 jalan yang salah (  false passage). Perkecil kemungkinan terjadinya bakteremi, septikemi,

dan syok septic dengan tindakan asepsis dan dengan penggunaan antibiotik.

2. Uretrotomi interna

Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan alat endoskopi yang memotong

  jaringan sikatriks uretra dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse, laser atau

elektrokoter. Otis uretrotomi dikerjakan pada striktur uretra anterior terutama bagian

distal dari pendulans uretra dan fossa navicularis, otis uretrotomi juga dilakukan pada

wanita dengan striktur uretra. Indikasi untuk melakukan bedah endoskopi dengan alat

Sachse adalah striktur uretra anterior atau posterior masih ada lumen walaupun kecil dan

 panjang tidak lebih dari 2 cm serta tidak ada fistel, kateter dipasang selama 2-3 hari pascatindakan. Setelah pasien dipulangkan, pasien harus kontrol tiap minggu selama 1 bulan

kemudian 2 minggu sekali selama 6 bulan dan tiap 6 bulan sekali seumur hidup. Pada

waktu kontrol dilakukan pemeriksaan uroflowmetri, bila pancaran urinnya < 10 ml/det

dilakukan bouginasi.

3. Uretrotomi eksterna

Tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis kemudian

dilakukan anastomosis end-to-end  di antara jaringan uretra yang masih sehat, cara ini

tidak dapat dilakukan bila daerah strikur lebih dari 1 cm. Cara Johansson; dilakukan bila

daerah striktur panjang dan banyak jaringan fibrotik. Stadium I, daerah striktur disayat

longitudinal dengan menyertakan sedikit jaringan sehat di proksimal dan distalnya, lalu

 jaringan fibrotik dieksisi. Mukosa uretra dijahit ke penis pendulans dan dipasang kateter 

7

Page 14: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 14/18

 

selama 5-7 hari. Stadium II, beberapa bulan kemudian bila daerah striktur telah melunak,

dilakukan pembuatan uretra baru.

4. Uretroplasti

Dilakukan pada penderita dengan panjang striktur uretra lebih dari 2 cm atau

dengan fistel uretro-kutan atau penderita residif striktur pasca Uretrotomi Sachse. Operasi

uretroplasty ini bermacam-macam, pada umumnya setelah daerah striktur di eksisi, uretra

diganti dengan kulit preputium atau kulit penis dan dengan   free graft atau  pedikel graf t

yaitu dibuat tabung uretra baru dari kulit preputium/kulit penis dengan menyertakan

 pembuluh darahnya.

II.9 Komplikasi

1. Trabekulasi, sakulasi dan divertikelPada striktur uretra kandung kencing harus berkontraksi lebih kuat, maka otot

kalau diberi beban akan berkontraksi lebih kuat sampai pada suatu saat kemudian

akan melemah. Jadi pada striktur uretra otot buli-buli mula-mula akan menebal

terjadi trabekulasi pada fase kompensasi, setelah itu pada fase dekompensasi

timbul sakulasi dan divertikel. Perbedaan antara sakulasi dan divertikel adalah

  penonjolan mukosa buli pada sakulasi masih di dalam otot buli sedangkan

divertikel menonjol di luar buli-buli, jadi divertikel buli-buli adalah tonjolan

mukosa keluar bulibuli tanpa dinding otot.

2. Residu urin

Pada fase kompensasi dimana otot buli-buli berkontraksi makin kuat tidak timbul

residu. Pada fase dekompensasi maka akan timbul residu. Residu adalah keadaan

dimana setelah kencing masih ada urine dalam kandung kencing. Dalam keadaan

normal residu ini tidak ada.

3. Refluks vesiko ureteral

Dalam keadaan normal pada waktu buang air kecil urine dikeluarkan buli-buli

melalui uretra. Pada striktur uretra dimana terdapat tekanan intravesika yang

meninggi maka akan terjadi refluks, yaitu keadaan dimana urine dari buli-buli

akan masuk kembali ke ureter bahkan sampai ginjal.

4. Infeksi saluran kemih dan gagal ginjal

8

Page 15: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 15/18

 

Dalam keadaan normal, buli-buli dalam keadaan steril. Salah satu cara tubuh

mempertahankan buli-buli dalam keadaan steril adalah dengan jalan setiap saat

mengosongkan buli-buli waktu buang air kecil. Dalam keadaan dekompensasi

maka akan timbul residu, akibatnya maka bulibuli mudah terkena infeksi. Adanya

kuman yang berkembang biak di buli-buli dan timbul refluks, maka akan timbul

 pyelonefritis akut maupun kronik yang akhirnya timbul gagal ginjal dengan segala

akibatnya.

5. Infiltrat urine, abses dan fistulasi

Adanya sumbatan pada uretra, tekanan intravesika yang meninggi maka bisa

timbul inhibisi urine keluar buli-buli atau uretra proksimal dari striktur. Urine

yang terinfeksi keluar dari buli buli atau uretra menyebabkan timbulnya infiltrat

urine, kalau tidak diobati infiltrat urine akan timbul abses, abses pecah timbul

fistula di supra pubis atau uretra proksimal dari striktur.

II.13 Prognosis

Striktur uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani

  pemeriksaan yang teratur oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah

dilakukan observasi selama satu tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.

9

Page 16: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 16/18

 

BAB III

ANALISIS KASUS

Dari kasus di atas, Tn. K usia 54 tahun tinggal di Bengkulu datang dengan

keluhan tidak bisa buang air kecil (miksi) sejak 13 hari yang lalu. Keadaan ini disebut

sebagai retensio urin yaitu suatu keadaan dimana penderita tidak dapat kencing padahal

kandung kemih penuh. Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan mekanis pada uretra atau

gangguan fungsional kandung kemih dan sfingternya.

Dari anamnesa didapatkan keluhan berupa sulit BAK, BAK mengejan, setelah

BAK penderita merasa tidak puas dan diikuti oleh pancaran urine yang lemah,

dipertengahan miksi seringkali miksi berhenti kemudian memancar lagi (intermitensi).

Keluhan ini merupakan gejala obstruktif saluran kemih. Jadi kesimpulan yang diambil

 bahwa penderita mengalami suatu gejala obstruktif saluran kemih. Dan juga ditemukan

adanya keluhan sering berkemih ( frequency) terutama pada malam hari (nocturia),

sehingga pasien ini disimpulkan mengalami gejala iritatif dari saluran kemih.

Berdasarkan kondisi faktual diatas pasien ini mengalami gejala obstruktif dan gejala

iritatif saluran kemih yang dikenal dengan LUTS ( Lower Urinary Tract Symptoms).

LUTS merupakan suatu gejala yang menunjukkan adanya gangguan pada

saluran kemih bagian bawah yang meliputi gejala obstruktif dan iritatif pada salurankemih. Gejala obstruktif pada saluran kemih yaitu mengedan ketika miksi ( straining ),

menunggu pada awal miksi (hesitancy), pancaran melemah (weakness), miksi terputus

(intermitten), dan tidak lampias setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif meliputi rasa

ingin miksi yang tidak bisa ditahan (urgency), sering miksi ( frequency), sering miksi pada

malam hari (nocturia), dan nyeri ketika miksi (dysuria). Dari keluhan utama dan

anamnesis pada pasien ini terjadi suatu retentio urine yang disebabkan adanya sumbatan

 pada saluran kemih bagian bawah yang bisa disebabkan oleh gangguan pada vesika

urinaria atau infravesika. Gangguan pada vesika urinaria bisa berupa batu vesika atau

gangguan neurogenic pada vesika. Sedangkan gangguan infravesika berupa pembesaran

 prostat dan striktur uretra.

Kemudian pada riwayat penyakit dahulu, riwayat kencing manis dan riwayat

 pernah trauma disangkal.

10

Page 17: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 17/18

 

Berdasarkan pemeriksaan fisik pada status generalis didapatkan vital sign dalam

 batas normal, konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik. Pada inspeksi regio CVA

dan regio supra pubik didapatkan dalam keadaan normal, regio genitalia externa tidak 

ditemukan bloody discharge. Pada pemeriksaan   Digital Rectal Examination (Rectal

Toucher) didapatkan tonus spingter ani dalam keadaan baik sehingga hal ini dapat

menyingkirkan diagnosis bahwa retensio urine yang terjadi diakibatkan oleh neurogenic

 bladder. Selain itu juga prostat dalam keadaan normal, sehingga diagnosis retensio urine

akibat hiperplasia prostat dapat disingkirkan.

Pada pemeriksaan darah rutin yang dilakukan didapatkan kadar Hb menurun

dan leukosit sedikit meningkat. Pemeriksaan kimia klinik dalam batas normal.

Dari pemeriksaan penunjang bipolar urethocystogram didapatkan chronic

cystitis dan striktur multiple pada uretra pars posterior. Sedangkan dari hasil USG TUG

didapatkan kesan cystitis.

Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini

didiagnosa dengan Striktur Uretra.

Pada pasien ini memiliki akan ditatalaksana dengan pemberian antibiotik dan

analgetik untuk pengobatan secara simtomatik, kemudian rencana untuk dilakukan

uretrotomi interna dengan pisau sachse.

Prognosis pada pasien ini secara vitam dan fungsionam dubia ad bonam.

11

Page 18: Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra

5/7/2018 Laporan Kasus Mira - Striktur Uretra - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-mira-striktur-uretra 18/18

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Syamsuhidayat, R. Wim de Jong. Buku ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta : 1997

2. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar urologi Edisi kedua. CV. Sagung Seto. Jakarta : 2003

3. Urethral Stricture Disease. http://www.urologyhealth.org/, diakses tanggal 13 Juli

2011.

4. Gousse, Angelo. Urethral Stricture, Male Workup.

http://www.emedicine.medscape.com , diakses tanggal 13 juli 2011.

12