laporan kasus mata

14
1 BAB I STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. N Umur : 69 tahun Agama : Islam Suku/Bangsa : Bugis Pekerjaan : Pensiunan guru Alamat : Jl. Mekar lrg. Drama No.8 No.Reg : 19 43 24 Jenis Kelamin : laki-laki Tgl Pemeriksaan : 11 Februari 2014 II. ANAMNESIS 1. Keluhan Utama : Pandangan kedua mata kabur 2. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke poliklinik mata untuk memeriksakan penglihatannya. Pasien merasa penglihatannya semakin kabur sejak ± 3 tahun yang lalu, sama buramnya di kedua mata. Awalnya Pasien merasa pusing berputar dan pandangannya gelap. Pasien tidak merasa silau dan sakit. Pasien tidak merasa gatal pada kedua mata. Riwayat mata merah disangkal. Nyeri mata tidak ada. 3. Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengaku pernah melakukan operasi katarak sebelumnya 10 tahun yang lalu pada mata kanan. Riwayat DM tidak ada. Riwayat penggunaan kacamata tidak ada. 4. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien

Upload: ridha-nur-rahma-ariani

Post on 30-Sep-2015

40 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

saya

TRANSCRIPT

  • 1BAB ISTATUS PASIEN

    I. IDENTITAS PASIENNama : Tn. NUmur : 69 tahunAgama : IslamSuku/Bangsa : BugisPekerjaan : Pensiunan guruAlamat : Jl. Mekar lrg. Drama No.8No.Reg : 19 43 24Jenis Kelamin : laki-lakiTgl Pemeriksaan : 11 Februari 2014

    II.ANAMNESIS1. Keluhan Utama : Pandangan kedua mata kabur2. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang ke poliklinik mata untuk memeriksakan penglihatannya.Pasien merasa penglihatannya semakin kabur sejak 3 tahun yang lalu,sama buramnya di kedua mata. Awalnya Pasien merasa pusing berputardan pandangannya gelap. Pasien tidak merasa silau dan sakit. Pasien tidakmerasa gatal pada kedua mata. Riwayat mata merah disangkal. Nyeri matatidak ada.

    3. Riwayat Penyakit DahuluPasien mengaku pernah melakukan operasi katarak sebelumnya 10 tahunyang lalu pada mata kanan. Riwayat DM tidak ada. Riwayat penggunaankacamata tidak ada.

    4. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dengan pasien

  • 25. Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : Tampak sakit sedangTanda vital :Tekanan darah : 130/80 mmHgNadi : 92x/menitPernapasan : 20x/menit

    III. PEMERIKSAAN1. Inspeksi OD OS

    a. Palpebra : Edema (-), hiperemi (-) Edema (-), hiperemi (-Ptosis (-) ), Ptosis (-)

    b. Aparatus Lakrimalis : Normal Normalc. Silia : Trichiasis (-) Trichiasis (-)

    Madarosis (-) Madarosis (-)d. Konjungtiva : Injeksi konjungtiva (-) Inj. Konjungtiva (-)

    Inj. Siliar (-) Inj. Siliar (-)Hiperemis (-) Hiperemis (-)

    e. Bola mata : Menonjol (-) Menonjol (-)f. Sklera : Putih (+) Putih (+)g. Mekanisme muskular : Normal Normalh. Kornea : OD=OS; Normal

    Tes sensitivitas : (+) (+)Tes placido : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    i. Bilik mata depan : Normal Normalj. Iris : Coklat Coklatk. Pupil : Bulat, 3mm, RC (+) Bulat, 3mm, RC (+)l. Lensa : Keruh Keruh

    2. Palpasia. Tensi okuler : Normal Normalb. Nyeri tekan : (-) (-)c. Massa tumor : (-) (-)d. Gland. Pre aurikuler : (-) (-)

  • 33. Tonometri : Tidak dilakukan4. Visus : VOD 2/60 VOS 3/60

    Tidak terkoreksi Tidak terkoreksi5. Color sense : Tidak dilakukan6. Light sense : Tidak dilakukan7. Penyinaran oblik : Normal Normal8. Oftalmoskop : Tidak dilakukan9. Slit Lamp : Tidak dilakukan Tidak dilakukan

    IV. RESUMELaki-laki umur 69 tahun datang ke poliklinik mata dengan keluhan utamapandangan kabur pada kedua mata sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya, pasienmerasa pusing berputar dan pandangannya gelap. Sebelumnya pasien pernahmenjalani operasi katarak 10 tahun yang lalu.Riwayat menderita keluhan yang sama dalam keluarga (-)Pada pemeriksaan Opthalmologi didapatkan :- OD : Injeksi siliar (-), hiperemis (-), tampak kekeruhan pada lensa- OS : Injeksi siliar (-), hiperemis (-), tidak tampak kekeruhan pada

    lensa- VOD : 2/60 (# terkoreksi)- VOS : 3/60 (# terkoreksi)- Tekanan darah : 130/80 mmHg

    V. DIAGNOSIS/ DIAGNOSIS BANDINGDiagnosa : OD Katarak Senile Immatur

    OS Katarak Senile ImmaturVI. TERAPI

    - Hasil Pemeriksaan GDS (Nilai GDS = 140 gr/dl)- Rencana Operasi extraksi katarak extra kapsular (EKEK) dan insersi intra

    ocular lensa (IOL) pada kedua mata.

  • 4VII. DISKUSIPada kasus ini diagnosis OD dan OS pasien adalah katarak senile yang

    Immatur ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada mata.Dari anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan pandangan kabur padakedua ata sejak 3 tahun yang lalu. Awalnya, pasien merasa pusing berputar danpandangannya gelap. Sebelumnya pasien pernah menjalani operasi katarak 10tahun yang lalu. Riwayat menderita keluhan yang sama dalam keluarga (-)

    Pada pemeriksaan Opthalmologi didapatkan :- OD : Injeksi siliar (-), hiperemis (-), tampak kekeruhan pada lensa- OS : Injeksi siliar (-), hiperemis (-), tidak tampak kekeruhan pada

    lensa- VOD : 2/60 (# terkoreksi)- VOS : 3/60 (# terkoreksi)- Tekanan darah : 130/80 mmHg

    Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena prosesdegeneratif dan umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun,lebih dari 90% individu mengalami katarak senilis. Umumnya mengenai keduamata dengan salah satu mata terkena lebih dulu.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi katarak senilisantara lain :

    1. Herediter2. Radiasi sinar UV3. Faktor makanan4. Krisis dehidrasional5. MerokokTatalaksana yang seharusnya kontrol faktor resiko, di dalam kasus ini

    adalah jika pasien memiliki gula darah yang tinggi. Jika gula darah tinggi makapasien harus diberikan edukasi, dan juga terapi untuk mengontrol gula darah yagtinggi. kontrol gula darah dilakukan untuk mencegah terjadinya retinopatidiabetes, dimana kondisis ini dapat memperburuk penglihatan pasien.

  • 5Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaranisi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massalensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan ini dilakukanpada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, implantasi lensa intraocular posterior, perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular,kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, mata dengan prediposisi untukterjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya telah mengalami prolap badankaca, ada riwayat mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid macular edema,pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahankatarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahanini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.

  • 6BAB IITINJAUAN PUSTAKA

    Katarak1. Definisi

    Katarak merupakan abnormalitas pada lensa mata berupa kekeruhan lensayang menyebabkan tajam penglihatan penderita berkurang. Katarak lebihsering dijumpai pada orang tua, dan merupakan penyebab kebutaan nomor 1 diseluruh dunia. Kata katarak berasal dari Yunani katarraktes yang berarti airterjun. Katarak sendiri sebenarnya merupakan kekeruhan pada lensa akibathidrasi atau denaturasi protein sehingga memberikan gambaran area berawanatau putih.

    2. EpidimiologiLebih dari 90% kejadian katarak merupakan katarak senilis. 20-40% orang

    usia 60 tahun ke atas mengalami penurunan ketajaman penglihatan akibatkekeruhan lensa. Sedangkan pada usia 80 tahun ketas insidensinya mencapai60-80%. Prevalensi katarak congenital pada negara maju berkisar 2-4 setiap10000 kelahiran. Frekuensi katarak laki-laki dan perempuan sama besar. Diseluruh dunia, 20 juta orang mengalami kebutaan akibat katarak.

    3. Etiologi dan Faktor RisikoPenyebab tersering dari katarak adalah proses degenerasi, yang

    menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh. Pengeruhan lensa dapatdipercepat oleh faktor risiko seperti merokok, paparan sinar UV yang tinggi,alkohol, defisiensi vit E, radang menahun dalam bola mata, dan polusi asapmotor/pabrik yang mengandung timbal.

    Cedera pada mata seperti pukulan keras, tusukan benda, panas yang tinggi,dan trauma kimia dapat merusak lensa sehingga menimbulkan gejala sepertikatarak.

  • 7Katarak juga dapat terjadi pada bayi dan anak-anak, disebut sebagai katarakcongenital. Katarak congenital terjadi akibat adanya peradangan/infeksi ketikahamil, atau penyebab lainnya. Katarak juga dapat terjadi sebagai komplikasipenyakit infeksi dan metabolic lainnya seperti diabetes mellitus.

    4. Patofisiologifisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

    transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yangmemaenjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimiadalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkanpandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teorimenyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalamlensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggutransmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai perandalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun denganbertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderitakatarak.

    5. Klasifikasi

    Morfologi Maturitas OnsetKapsular Insipien Kongenital

    Subkapsular Intumesen InfantileKortikal Immatur Juvenile

    Supranuklear Matur PresenileNuklear Hipermatur SenilePolar Morgagni

  • 8Katarak Senilis1. Definisi dan Epidimiologi

    Katarak senilis merupakan tipe katarak didapat yang timbul karena prosesdegeneratif dan umum terjadi pada pasien di atas 50 tahun. Pada usia 70 tahun,lebih dair 90% individu mengalami katarak senilis. Umumnya mengenai keduamata dengan salah satu mata terkena lebih dulu.Faktor-faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi katarak senilisantara lain:1. Herediter2. Radiasi sinar UV3. Faktor makanan4. Krisis dehidrasional5. Merokok

    2. PatofisiologiKomposisi lensa sebagian besar berupa air dan protein yaitu kristalin. Kristalin dan adalah chaperon, yang merupakan heat shock protein. Heat shockprotein berguna untuk menjaga keadaan normal dan mempertahankan molekulprotein agar tetap inaktif sehingga lensa tetap jernih. Lensa orang dewasa tidakdapat lagi mensintesis kristalin untuk menggantikan kristalin yang rusak,sehingga dapat menyebabkanterjadinya kekeruhan lensa.

    Mekanisme terjadi kekeruhan lensapada katarak senilis yaitu:1. Katarak senilis kortikal

    Terjadi proses dimana jumlahprotein total berkurang, diikutidengan penurunan asam aminodan kalium, yang mengakibatkan

  • 9kadar natrium meningkat. Hal ini menyebabkan lensa memasuki keadaanhidrasi yang diikuti oleh koagulasi protein.Pada katarak senilis kortikal terjadi derajat maturasi sebagai berikut:- Derajat separasi lamelar

    Terjadi demarkasi dari serat kortikal akibat hidrasi. Tahap ini hanyadapat diperhatikan menggunakan slitlamp dan masih bersifat reversibel.

    - Katarak insipienMerupakan tahap dimana kekeruhan lensa dapat terdeteksi denganadanya area yang jernih diantaranya. Kekeruhan dapat dimulai dariekuator ke arah sentral (kuneiform) atau dapat dimulai dari sentral(kupuliform).

    - Katarak imaturKekeruhan pada katarak imatur belum mengenai seluruh bagian lensa.Volume lensa dapat bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik,bahan lensa yang degeneratif, dan dapat terjadi glaukoma sekunder.

    - Katarak maturKekeruhan pada katarak matur sudah mengenai seluruh bagian lensa.Deposisi ion Ca dapat menyebabkan kekeruhan menyeluruh pada derajatmaturasi ini. Bila terus berlanjut, dapat menyebabkan kalsifikasi lensa.

    - Katarak hipermaturPada stadium ini protein-protein di bagian korteks lensa sudah mencair.Cairan keluar dari kapsul dan menyebabkan lensa menjadi mengerut.

    - Katarak MorgagniMerupakan kelanjutan dari katarak hipermatur, di mana nukleus lensamenggenang bebas di dalam kantung kapsul. Pengeretuan dapat berjalanterus dan menyebabkan hubungan dengan zonula Zinii menjadi longgar.

    2. Katarak senilis nuklearTerjadi proses sklerotik dari nukleus lensa. hal ini menyebabkan lensamenjadi keras dan kehilangan daya akomodasi.

  • 10

    Maturasi pada katarak senilis nuklear terjadi melalui proses sklerotik,dimana lensa kehilangan daya elastisitas dan keras, yang mengakibatkanmenurunnya kemampuan akomodasi lensa, dan terjadi obtruksi sinar cahayayang melewati lensa mata. Maturasi dimulai dari sentral menuju perifer.Perubahan warna terjadi akibat adanya deposit pigmen. Sering terlihatgambaran nukleus berwarna coklat (katarak brunesens) atau hitam (kataraknigra) akibat deposit pigmen dan jarang berwarna merah (katarak rubra).

    3. Manifestasi KlinisManifestasi dari gejala yang dirasakan oleh pasien penderita katarak terjadisecara progresif dan merupakan proses yang kronis. Gangguan penglihatanbervariasi, tergantung pada jenis dari katarak yang diderita pasien.Gejala pada penderita katarak adalah sebagai berikut:1. Penurunan visus2. Silau3. Perubahan miopik4. Diplopia monocular5. Halo bewarna6. Bintik hitam di depan mataTanda pada penderita katarak adalah sebagai berikut:1. Pemeriksaan visus berkisar antara 6/9 sampai hanya persepsi cahaya2. Pemeriksaan iluminasi oblik3. Shadow test

  • 11

    4. Oftalmoskopi direk5. Pemeriksaan sit lampDerajat kekerasan nukleus dapat dilihat pada slit lamp sebagai berikut.

    4. Diagnosa

    Diagnosa katarak senilis dapat dibuat dari hasil anamnesis danpemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium preoperasi dilakukan untukmendeteksi adanya penyakit-penyakit yang menyertai, seperti DM, hipertensi,dan kelainan jantung.

    Pada pasien katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan visus untukmengetahui kemampuan melihat pasien. Visus pasien dengan kataraksubcapsuler posterior dapat membaik dengan dilatasi pupil. Pemeriksaanadneksa okuler dan struktur intraokuler dapat memberikan petunjuk terhadappenyakit pasien dan prognosis penglihatannya.

    Pemeriksaan slit lamp tidak hanya difokuskan untuk evaluasi opasitaslensa tetapi dapat juga struktur okuler lain, misalnya konjungtiva, kornea, iris,bilik mata depan. Ketebalan kornea harus diperiksa dengan hati-hati, gambaranlensa harus dicatat dengan teliti sebelum dan sesudah pemberian dilator pupil,posisi lensa dan intergritas dari serat zonular juga dapat diperiksa sebabsubluksasi lensa dapat mengidentifikasi adanya trauma mata sebelumnya,kelainan metabolik, atau katarak hipermatur. Pemeriksaan shadow testdilakukan untuk menentukan stadium pada katarak senilis. Selain itu,pemeriksaan ofthalmoskopi direk dan indirek dalam evaluasi dari intergritasbagian belakang harus dinilai.

  • 12

    5. Tatalaksana

    Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.Bergantung pada integritas kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaituintra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra capsuler cataract ekstraksi(ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara umum tentang tiga proseduroperasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, danphacoemulsifikasi.

    1. Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)

    Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersamakapsul. Seluruh lensa dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dandepindahkan dari mata melalui incisi korneal superior yang lebar. Sekarangmetode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dandislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakantindakan pembedahan yang sangat lama populer.ICCE tidak boleh dilakukanatau kontraindikasi pada pasien berusia kurang dari 40 tahun yang masihmempunyai ligamen hialoidea kapsular. Penyulit yang dapat terjadi padapembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, danperdarahan.

    2. Extra Capsular Cataract Extraction ( ECCE )

    Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaranisi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehinggamassa lensa dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan. Pembedahan inidilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,implantasi lensa intra ocular posterior, perencanaan implantasi sekunderlensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah glukoma, matadengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnyatelah mengalami prolap badan kaca, ada riwayat mengalami ablasi retina,mata dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah

  • 13

    penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badankaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapatterjadinya katarak sekunder.

    3. Phacoemulsification

    Phakoemulsifikasi (phaco) adalah teknikuntuk membongkar dan memindahkankristal lensa. Pada teknik ini diperlukanirisan yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) dikornea. Getaran ultrasonic akan digunakanuntuk menghancurkan katarak, selanjutnyamesin PHACO akan menyedot massakatarak yang telah hancur sampai bersih.Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipatdimasukkan melalui irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidakdiperlukan jahitan, akan pulih dengan sendirinya, yang memungkinkanpasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas sehari-hari.Tehnikini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan kataraksenilis.

  • 14

    DAFTAR PUSTAKA1. Pascolini D, Mariotti SP. Global estimates of visual impairment:2010. BR J

    Ophthalmol. 2011.2. Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology. 17th ed. USA :

    Mc Graw-Hill; 2007.3. Scanlon VC, Sanders T. Indra. In. : Komalasari R, Subekti NB, Hani A, editors. Buku

    Ajar Anatomi dan Fisiologi. 3rd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology : A Systemic Approach. 7th ed. China:

    Elsevier : 2011. (e-book)5. Guyton AC, Hall EH. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelphia : W.B.

    Saunders Company ; 2006.6. Illyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010.7. Ocampo VVD. Cataract, Senile : Differential Diagnosis and Workup. 2009. Diakses

    dari http://emedicine.medscape.com/article/1210914-overview, tanggal 23 MaretJanuari 2013.