laporan kasus kulit

11
Laporan Kasus skrofuloderma Oleh: Pitriani 07060026 Pembimbing: dr. Yunita Hapsari Sp. KK DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

Upload: fitri-bolu

Post on 26-Jul-2015

304 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus kulit

Laporan Kasus

skrofuloderma

Oleh:

Pitriani

07060026

Pembimbing:

dr. Yunita Hapsari Sp. KK

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT KELAMIN

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM

APRIL 2012

Page 2: Laporan Kasus kulit

Laporan Kasus

TINEA KAPITIS TIPE KERION

Sindi Antika

Bagian/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

FK UNRAM/RSUP NTB

PENDAHULUAN

Tinea kapitis adalah kelainan pada kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh

spesies dermatofita. Infeksi ini biasanya terjadi pada anak-anak. Tine kapitis tipe kerion

sering terjadi pada anak-anak jarang pada orang dewasa.1

Prevalensi tinggi terjadi di Afrika, Asia dan Eropa Tenggara. Di Amerika Serikat

dan Eropa Barat insidennya rendah. Di Medan pasien tinea kapitis didapatkan sekitar 0,4%

(tahun 1996-1998)

dari kasus dermatofitosis dan biasanya musiman. Di FKUI/RSCM tinea kapitis (tahun 1989-

1992) hanya 0,61-0,87% dari kasus jamur kulit. Di Manado (tahun 1990-1991) insiden tinea

kapitis mencapai 1,2-6,0% dari kasus dermatofitosis, sedangkan di Semarang 0,2%.4

Penelitian tentang tinea kapitis pada dewasa di India didapatkan bahwa hanya 4,9% kasus

tinea kapitis pada dewasa.1

Di dalam klinik tinea kapitis dapat dilihat sebagai 3 bentuk yang jelas yaitu: grey

patch ringworm, tipe kerion, black dot ringworm. Diagnosa tinea kapitis ditegakkan

berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan histopatologi. Pemeriksaan histopatologi

penting untuk membedakannya dengan diagnosis bandingnya yaitu: psoriasis vulgaris,

dermatitis seboroik.4

Variasi epidemiologi tinea capitis dipengaruhi oleh standar kebersihan, iklim,

tingkat pendidikan, dan kebiasaan seseorang (kontak dengan binatang peliharaan). Kerion

celsi dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung terjadi

melalui kontak langsung dengan penderita atau benda-benda yang sudah terkontaminasi oleh

jamur seperti sisir, bantal dan sofa.2

Page 3: Laporan Kasus kulit

Prinsip pengobatan tinea kapitis adalah membunuh jamur penyebab. Penyebab

dari tinea kapitis tepi kerion Microsporum canis, Microsporum Gypseum, Tricophyton

tonsurans, dan Tricophyton violaceum. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian

obat oral antifungal (Griseofulvin, ketokonazol, terbinafin, itrakonazol), pemberian

kortikosteroid oral (prednisone dan prednisolon), dan pengobatan topical (asam salisilat

2-4%, asam benzoate 6-12%, sulfur 4-6%, vioform 3%, dan asam undesilenat 2-5%). 4

Berikut ini dilaporkan satu kasus tinea kapitis tipe kerion pada seorang anak laki-

laki. Pembahasan menekankan pada penangan tinea kapitis yang tepat serta follow up

yang sesuai standar penanganan tinea kapitis

KASUS

Anak laki-laki berusia 11 tahun alamat karang baru datang ke Poli Kulit RSUP

NTB dengan keluhan gatal pada kepala sejak 3 bulan yang lalu, awalnya kepala gatal,

nyeri dan tumbuh bintik-bintik kemerahan yang banyak yang membentuk bulatan

sebesar ± 1cm x 1cm, kemudian makin lama bulatan tersebut membesar dan bintik-

bintik tersebut yang awalnya kemerahan berisi cairan jernih dan ada sebagian yang

berisi cairan warna keputihan, kemudian bintik-bintik tersebut pecah. Ibu pasien

mengatakan bahwa pasien jarang menggunakan shampoo, suka bermain di bawah terik

matahari dan suka bermain dengan hewan seperti kucing, ayam dan kambing. Pasien

tidak mempunyai riwayat alergi, riwayat atopi keluarga juga tidak terdapat, ibu pasien

mengaku sebelumnya pasien sempat dibawa ke Puskesmas dan diberikan salep (seperti

pasta gigi) namun ibu pasien lupa nama salep tersebut dan ibu pasien mengaku

mempunyai riwayat berobat ke dukun. Hal ini baru pertama kali terjadi.

Pada pemeriksaan ditemukan pustula, skuama, vesikel, erosi yang tertutup krusta

pada kepala bagian parietal. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan KOH dan

didapatkan spora dan hifa.

Gambar 1. Terdapat pustule,

skuama, vesikel, erosi ditutupi

krusta

Page 4: Laporan Kasus kulit

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis tinea kapitis tipe kerion. Diagnosis banding dermatitis seboroik dan psoriasis vulgaris.

Pada pasien ini terapi yang diberikan ketokonazol 200 mg (1/2 tablet perhari selama 7 hari) dan shampoo selsun. Pasien dijadwalkan kontrol 1 minggu kemudian.

Prognosis penyakit ini baik, jika ditangani dengan tepat. Untuk menghindari kekambuhan sebaiknya pasien menghindari kontak yang terlalu intensif dengan

PEMBAHASAN

Pada kasus ini diagnosis tinea kapitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, dimana

pasien mengaku bahwa pasien jarang memakai shampoo dan sering kontak dengan

binatang seperti ayam, kucing dan kambing. Menurut teori yang ada kebersihan yang

kurang dan kontak dengan binatang merupakan faktor resiko untuk terkena tinea

kapitis.2

Diagnosis tinea kapitis tipe kerion dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik,

ditemukan adanya pustule multiple, vesikel, erosi, dan krusta. Menurut teori yang ada

penampakan tinea kapitis tipe kerion yaitu: terdapat pembenkakan lunak berwarna

kemerahan, rambut mudah putus, pustula, krusta, erosi dan nyeri pada perabaan.3 Tanda

klinis yang didapatkan pada pasien tersebut sama dengan yang ada di teori.

Diagnosis banding dari tinea kapitis ini adalah psoriasis vulgaris dan dermatitis

seboroik, kedua diagnosis banding tersebut dapat disingkirkan melalui pemeriksaan fisik

Page 5: Laporan Kasus kulit

dan pemeriksaan histopatologis. Menurut teori pada psoriasis vulgaris didapatkan

bentukan bercak-bercak eritema yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya,

skuamanya berlapis-lapis dan kasar berwarna putih serta transparan, terdapat fenomena

tetesan lilin, auspitz. 3 Sedangkan pada pasien tersebut pada pemeriksaan fisik tidak

ditemukan fenomena tetesan lilin dan auspitz. Diagnosa banding dermatitis seboroik

dapat disingkirkan karena menurut teori dermatitis seboroik memiliki penampakan

berupa makula atau plakat, papul, skuama, krusta tipis sampai tebal, bersifat kronis dan

suka kambuh-kambuhan, sering berkaitan dengan papran sinar matahari. Menurut

pemeriksaan histopatologis ditemukan dermatitis kronis dan spongiosa yang lebih jelas,

pemeriksaan KOH 10-20% tampak spora tanpa adanya hifa.3 Sedangkan pada kasus

tersebut dari hasil pemeriksaan KOH didapatkan adanya spora dan hifa dan dari

anamnesis hal ini baru pertama kali terjadi pada pasien tersebut.

Pada pasien ini terapi yang diberikan ketokonazol 200 mg (1/2 tablet perhari

selama 7 hari) dan shampoo selsun. Hal tersebut telah sesuai dengan teori, dimana telah

terdapat antifungal baik yang sistemik maupun pengobatan topikal. Menurut teori

pengobatan sistemik dapat diberikan ketokonazol dengan dosis 3-6 mg/KgBB/Hari,

Berat badan anak tersebut adalah 22 kg, jika diberikan ½ tablet maka obat yang

terkandung sebesar 100mg dan dosis 100mg tersebut telah masuk dalam rentang dosis

yang seharusnya diberikan. Pengobatan topikal berupa shampoo selsun yang terdiri dari

selenium sulfide 1-1,8% dimana pengobatan tersebut juga sudah sesuai dengan teori.

Pasien tersebut dianjurkan unutuk datang memeriksakan kembali penyakitnya

yaitu 1 minggu kemudian namun pasien tersebut belum pernah lagi datang ke Poli Kulit

untuk memeriksakan kembali penyakitnya.

Page 6: Laporan Kasus kulit

Prognosis pada pasien ini adalah baik, meskipun menurut teori keluhan kosmetik

yang paling banyak dikeluhkan yaitu dimana pada pasien dengan tinea kapitis tipe

kerion dapat menyebabkan terjadinya alopesia akibat sikatrik yang timbul setelah

penyembuhan lesi.

Page 7: Laporan Kasus kulit

RINGKASAN

Telah dilaporkan kasus tinea kapitis tipe kerion pada anak laki-laki usia 11 tahun.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang. Terapi yang diberikan berupa antifungal sistemik (oral) yaitu ketokonazol

dan obat topical berupa selsun shampoo. Follow up belum dapat dilakukan karena

pasien belum pernah datang ke Poli kulit lagi setelah pengobatan dilakukan.

Page 8: Laporan Kasus kulit

Daftar Pustaka

1. Kumarh L, Dugra d, Banerjee U, Khanna N. Kerion in n elderly woman 2003;

http://www.emedicine.com (diakses 3 februari 2012)

2. Kerion Aparent’s Guide to Condition and Treatment.

http://www.Visualdxhealthcom. (diakses 3 Februari 2012)

3. Barakbah, Jusuf. 2007. Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya:Airlangga

University Press.

4. Djuanda, Adi et al, 2008. Ilmu Penyakit kulit dan kelamin Edisi Kelima Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.