laporan kasus infeksi kulit pada anak dengan pendekatan dokter keluarga

21
LAPORAN KASUS INFEKSI KULIT PADA ANAK DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – FAMILY FOLDER Franky Abryanto / 10.2010.305 Pembimbing : dr. E. Irwandy T Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email: [email protected] BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar. Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan mengeluarkan kotoran- kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-organ tubuh di dalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit 1

Upload: kristali-jenius

Post on 28-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

IKK

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

LAPORAN KASUS INFEKSI KULIT PADA ANAK

DENGAN PENDEKATAN DOKTER KELUARGA

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – FAMILY FOLDER

Franky Abryanto / 10.2010.305

Pembimbing : dr. E. Irwandy T

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email: [email protected]

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Kulit merupakan organ terluas penyusun tubuh manusia yang terletak paling luar dan

menutupi seluruh permukaan tubuh. Karena letaknya paling luar, maka kulit yang pertama kali

menerima rangsangan seperti rangsangan sentuhan, rasa sakit, maupun pengaruh buruk dari luar.

Fungsi kulit antara lain : melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh, dan

mengeluarkan kotoran-kotoran tertentu. Kulit juga penting bagi produksi vitamin D oleh tubuh

yang berasal dari sinar ultraviolet. Mengingat pentingnya kulit sebagai pelindung organ-organ

tubuh di dalamnya, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. Selain sebagai pelindung tubuh, kulit

juga memiliki nilai estetika. Kulit yang bersih dan terawat akan tampak indah dilihat. Gangguan

pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab, antara lain yaitu iklim, lingkungan

tempat tinggal, kebiasaan hidup yang kurang sehat, alergi, dan lain-lain.  Pengetahuan tentang

penyakit kulit sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah penyakit kulit tersebut secara cepat

dan tepat. Meski kadang orang menganggapnya sepele, gangguan kulit ternyata bisa sangat

berbahaya bila salah dalam perawatannya. Untuk itu pengobatannya tidak boleh dilakukan secara

sembarangan.

1

Page 2: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Tujuan

Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui adakah terdapat

hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pola psikososial pasien

dengan penyakit pada pasien yaitu infeksi kulit.

Metode

Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dengan

pasien serta melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien.

2

Page 3: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

LAPORAN KASUS

Puskesmas : Kelurahan Jelambar 1

Jl. Satria I RW 004

Nomor register : 641/13

Data riwayat keluarga :

I. Identitas pasien :

Nama : An .A

Umur : 6 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pelajar

Pendidikan : Tk

Alamat : Jln. Satria X no 21 RT 011/RW 004

Telepon : -

II.Riwayat biologis keluarga :

a. Keadaan kesehatan sekarang : Sedang

b. Kebersihan perorangan : Kurang

c. Penyakit yang sering diderita : Demam, batuk, pilek.

d. Penyakit keturunan : Disangkal

e. Penyakit kronis/ menular : Disangkal

f. Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada

g. Pola makan : Sedang

h. Pola istirahat : Sedang

i. Jumlah anggota keluarga : 4 orang

III.Psikologis keluarga

a. Kebiasaan buruk : Ada

b. Pengambilan keputusan : Bapak

c. Ketergantungan obat : Tidak ada

3

Page 4: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan: Puskesmas Jelambar 1

e. Pola rekreasi : Sedang

IV. Keadaan rumah/ lingkungan

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Lantai rumah : Lantai keramik

c. Luas rumah : 8 x 6 m2

d. Penerangan : Kurang

e. Kebersihan : Sedang

f. Ventilasi : Kurang

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Ada

i. Sumber air minum : Ledeng

j. Sumber pencemaran air : Ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak

l. Sistem pembuangan air limbah : Ada

m. Tempat pembuangan sampah : Ada

n. Sanitasi lingkungan : Sedang

V. Spiritual keluarga

a. Ketaatan beribadah : Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : Sedang

VI. Keadaan sosial keluarga

a. Tingkat pendidikan : Sedang

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

d. Kegiatan organisasi sosial : Baik

e. Keadaan ekonomi : Sedang

VII.Kultural keluarga

4

Page 5: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Betawi

b. Lain-lain : Tidak ada

VIII.Anggota keluarga :

N

o

Nama Hub

dgn

KK

Umur Pendidikan

terakhir

Pekerjaan Aga

ma

Keadaan

kesehatan

Keadaan

gizi

Imu

nisas

i

K

B

Ke

t

1 Tn Z Kakek 57 th SMP Satpam Islam Sehat Cukup - - -

2 Ny. D Nenek 54 th SD Ibu rumah

tangga

Islam Sakit Cukup - - -

3 Tn. F Ayah 27 STM Dept

collector

Islam Sehat Cukup - - -

4 An. A Cucu 6 Tk Pelajar Islam Sakit Cukup + - -

IX. Keluhan utama :

Gatal-gatal di sela jari dan lutut kanan.

X. Keluhan tambahan :

-

XI. Riwayat penyakit sekarang :

Seorang anak usia 6 tahun dengan keluhan gatal pada sela-sela jari dan lutut kanan yang

disertai pustula dan krusta kuning kecolklatan sejak 5 hari lalu.

XII.Riwayat penyakit dahulu

Pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya pada 3 bulan yang lalu

XIII.Pemeriksaan fisik

- Keadaan umum : Baik

- Kesadaran : Compos mentis

- Nadi : 95x/menit

- Suhu : 36,5 oC

- Pernapasan : 21x/menit

XIV. Diagnosis penyakit

Impetigo krusta

5

Page 6: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

XV. Diagnosis keluarga

Pada anggota keluarga pasien, selain pasien ada juga yang sakit, yaitu nenek pasien. Dimana

nenek pasien suka merasa nyeri lutut terutama pada pagi hari sehabis bangun tidur.

XVI. Anjuran penatalaksanaan penyakit

a. Promotif :

Penyuluhan atau memberitahukan kepada pasien mengenai:

- Perilaku hidup bersih dan sehat

- Upaya pencegahan terhadap penyakit

b. Preventif :

- Mengkonsumsi obat secara teratur

- Menjaga kebersihan tubuh

- Mengkonsumsi makanan yang bergizi

- Menutup luka dan mengganti kassa sesuai dengan waktunya (sesering mungkin luka

dibersihkan)

- Jangan menggaruk luka yang gatal

c. Kuratif :

Terapi medika mentosa :

Kalmicetin salep

Revanol cair

Terapi non medika mentosa

Cukupi gizinya

Memperbaiki hygiene dan kebersihan diri dan tempat tinggal serta lingkungan sekitar.

d. Rehabilitatif :

e. Pencegahan tingkat ini merupakan pencegahan terjadinya kecacatan dan

kematian akibat komplikasi dari impetigo krustasae. Pencegahan ini dilakukan

untuk mengembalikan keadaan kondisi fisik dan psikologis penderita

seoptimal mungkin. Sehingga untuk menghindari komplikasi dari penyakit ini

sebaiknya pasien mengkonsumsi obat secara teratur dan menjaga kebersihan

tubuh serta tidak menganggap remeh penyakit tersebut.

6

Page 7: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anamnesis

Anamnesis yang akurat sangat vital dalam menegakkan diagnosis yang tepat pada kondisi-kondisi yang mengenai kulit. Keluhan utama yang tersering diantaranya adalah ruam, gatal, bengkak, ulkus, perubahan warna kulit, dan pengamatan tak sengaja saat pasien datang dengan keluhan utama kondisi medis lain.

Kapan pertama kali pasien memperhatikan adanya ruam? Dimana letaknya? Apakah terasa gatal? Adakah pemicu (misalnya pengobatan, makanan, sinar matahari, dan allergen potensial)?

Dimana letak benjolan ? apakah terasa gatal? Apakah berdarah? Apakah bentuk/ukuran/warnanya berubah? Adakah benjolan di tempat lain?

Bagaimana perubahan arna yang terjadi (misalnya pigmentasi meningkat,ikterus,pucat)? Sudah berapa lama?

Adakah gejala penyerta yang menunjukkan adanya kondisi medis sistemik (misalnya penurunan berat badan, artralgia, dan lain-lain?. Pertimbangkan akibat yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi kulit yang serius, seperti kehilangan cairan, infeksi sekunder, penyebaran metastatic ke kelenjar lain atau organ lain.

Apakah pasien memiliki alergi obat ? jika ya, seperti apa reaksi alergi yang timbul? Apakah pasien mengetahui kemungkinan alergen yang lain? Pernahkah pasien menjalani

patch test atau pemeriksaan respon IgE

Riwayat penyakit dahulu :

Pernahkah pasien mengalami gangguan kulit, ruam, dan lain-lain? Apakah pasien memiliki masalah dengan kulit di masa kecil?

Riwayat keluarga

Adakah riwayat penyakit kulit atau atopi dalam keluarga ? adakah orang lain di keluarga yang mengalami kelainan serupa?

Riwayat social

Bagaimana keseharian pasien; apakah terpapar matahari, alergen potensial, atau parasit kulit? Apakah menggunakan produk pembersih baru, atau kontak dengan hewan ? apakah pasien baru-baru ini berpergian ke luar kota?

Pemeriksaan fisik

7

Page 8: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Apakah pasien sakir ringan atau berat? Apakah pasien tampak pucat, syok, berpigmen, atau demam? (kondisi kulit serius yang mengenaidaerah yang luas pada kulit biasa menyebabkan kehilangan cairan yang membahayakjan jiwa dan infeksi sekunder.

Inspeksi

Lokalisasi : daerah yang terpajan, terutama wajah (sekitar hidung dan mulut), tangan, leher dan ektremitas.

Efloresensi/sifat-sifatnya : macula eritematosa miliar sampai lentikule, difus, anular: vesikel dan bula lentikuler difus; pustule miliar sampai lentikuler; krusta kuning kecoklatan, berlapis-lapis, mudah diangkat.

Pemeriksaan penunjang/laboratorium

Pemeriksaan darah rutin, feses, dan kemih. Biakan bakteriologis eksudat lesi

o Biakan secret dalam media agar

o Tes resistensi obat

Pemeriksaan terhadap alergi : uji gores, tetes, temple, tusuk, dan uji suntik Pemeriksaan histopatologi

Diagnosis kerja

Impetigo krustosa

Impetigo adalah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis). Dimana impetigo krustosa adalah bentuk pioderma yang paling sederhana. Menyerang epidermis, gambaran yang dominan ialah krusta yang khas, berwarna kuning kecoklatan seperti madu yang berlapis-lapis.

Penyebab dan epidemiologi

Penyebab : staphylococcus aureus koagulase positif dan streptococcus betahemolyticuus Umur : terutama mengenai anak-anak Jenis kelamin: frekuensinya sama pada pria dan wanita

Factor predisposisi

Bangsa : semua bangsa Daerah : lebih sering didaerah tropis Musim : musim panas atau cuaca panas dan lembap Kebersihan/hygiene : kebersihan yang kurang dan hygiene yang buruk

8

Page 9: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Gejala klinis

Tidak disertai gejala umum, sering terdapat pada anak-anak. Keluhan utama yang sering adalah rasa gatal. Dimana lesi awal berupa macula eritematosa berukuran 1-2mm, segera berubah menjadi vesikel atau bula. Karena dinding vesikel tipis, mudah pecah dan mengeluarkan secret seroperulen kuning kecoklatan. Selanjutnya mongering membentuk krusta yang berlapis-lapis. Krusta mudah dilepaskan, dibawah krusta terdapat daerah erosive yang mengeluarkan secret sehingga krusta kembali menebal. Jika dilepaskan tampak erosi di bawahnya. Sering krusta menyebar ke perifer dan sembuh dibagian tengah.

Diagnosis banding

Ektima

Ektima adalah pioderma yang menyerang epidermis dan dermis, membentuk ulkus dangkal yang ditutupi oleh krusta berlapis. Pada penyakit ini sering disebabkan oleh kuman Streptokokus Beta Hemolyticus.

Factor predisposisi Daerah tropis Musim/iklim : panas dan lembap Kebersihan/hygiene : kebersihan yang kurang dan hygiene yang buruk, serta

malnutrisi Lingkungan : kotor

Gejala klinis

Terdapat gejala konstitusi: demam, malese. Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis. Penyyakit ini didahului trauma, karena itu biasanya tempat predileksinya di tungkai bawah. Kelainan kulit yang utama ialah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut.

Penatalaksanaan Umum : memperbaiki hygiene dan kebersihan. Khusus : jika lesi hanya sedikit berikan salep kloramfenikol 2%, jika luas berikan

juga antibiotic sistemik. Terapi topical dengan kompres terbuka untuk melunakkan krusta dan memberishkan debris.

Dermatitis atopic

Dermatitis atopic adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residitif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar igE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan

9

Page 10: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

kulit berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi, distribusinya di lipatan.

Penyebab dan epidemiologi Penyebab : yang pasti belum diketahui, tetapi factor turunan merupakan dasar

pertama untuk timbulnya penyakit. Umur :

Bayi : 2bulan-2 tahunAnak-anak : 3-10 tahunDewasa : 13-30 tahun

Gejala klinis

Dasar penyakit adalah factor herediter yang oleh factor luar menimbulkan kelainan kulit dimulai dengan eritema , papula-papula, vesikel sampai erosi dan likenifikasi. Penderita biasanya tampak gelisah, gatal dan sakit berat. Dimana pada gatalnya dapat hilang timbul sepanjang hari, tetapi umumnya lebih hebat pada malam hari. Sehingga tidak jarang penderita akan sering menggaruk dan timbul bermacam-macam kelainan di kulit berupa papul, likenifikasi, eritema, erosi, eksoriasi, eksudasi dan krusta.

Penatalaksanaan

Kulit penderita cenderung lebih rentan terhadap bahan iritan, oleh karena itu penting untuk mengidentifikasi kemudian menyingkirkan factor yang memperberat dan memicu factor yang memicu siklus “garuk-garuk”.

Pengobatan topical

Pada bayi diberi kortikosteroid ringan dengan efek samping sedikit, misalnya krim hidrokortison 1-1,5%

Pada anak dan dewasa dengan likenifikasi dapat diberi kortikosteroid kuat seperti betametason dipropionat 0,05% atau desoksimetason 0,25%. Untuk efek yang lebih kuat, dapat dikombinasi dengan asam salisilitat 1-3% dalam salep.

Pengobatan sistemik

Antihistamin golongan H1 untuk mengurangi gatal dan sebagai penenang Kortikosteroid jika gejala klinis berat dan sering mengalami kekambuhan. Jika ada infeksi sekunder diberi antibiotic seperti eritromisin, tetrasiklin.

Penatalaksanaan

Menjaga kebersihan kulit dengan mandi pakai sabun 2 kali sehari. Jika krusta banyak dilepaskan dengan mencuci dengan H2O2 dalam air, lalu diberi salep antibiotic seperti

10

Page 11: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

kloramfenikol 2% dan tetramisisn 3%. Jika lesi banyak dan disertai gejala konstitusi (demam,dll), berikan antibiotic sistemik, misalnya penisilin, kloksasilin, atau sefalosporin.

Pencegahan

Menjaga kebersihan kulit Imunisasi

Gambar 1 : Jadwal Imunisasi 2011-2012 diunduh dari http://meetdoctor.com/article/jadwal-imunisasi-anak.

Jenis-jenis imunisasi yang wajib diberikan pada bayi dan anak menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah :

Imunisasi BCG, cukup diberikan 1 kali sebelum umur 3 bulan. Apabila vaksin BCG diberikan pada umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin terlebih dahulu. Vaksin BCG diberikan apabila uji tuberculin negatif. Vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi Tuberkulosis, namun dapat mencegah komplikasinya.

11

Page 12: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Imunisasi Hepatitis B, diberikan sebanyak 3 kali yaitu segera saat bayi lahir, memasuki bulan pertama, dan diantara bulan ke 3 sampai 6. Apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah memperoleh imunisasi Hepatitis B, maka secepatnya diberikan imunisasi Hepatitis B dengan jadwal 3 kali pemberian ( catch-up vaccination ).

Imunisasi Polio, diberikan pada bulan ke 0, 2, 4, 6, 18, dan tahun ke 5. Imunisasi DTP, diberikan pada bulan ke 2, 4, 6, 18, tahun ke 5, dan 12. Imunisasi ini untuk

mencegah difteri, tetanus, dan pertusis. Imunisasi Campak, diberikan pada bayi usia 9 bulan dan di tahun ke 6 .

Sedangkan beberapa imunisasi yang dianjurkan menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah :

Imunisasi Hib, atau Hemophilus Influenzae type B, imunisasi ini jarang disarankan karena penyakit tersebut lebih sering terjadi pada anak yang tinggal di negara yang dingin seperti Amerika dan Eropa.

Imunisasi Pneumokokus (PCV). Imunisasi Influenza, sebaiknya lakukan imunisasi influenza setiap tahun, mengingat

banyaknya jenis flu yang belakangan berkembang dan semakin berbahaya. Vaksin influenza diberikan pada anak umur 6-23 bulan, baik anak sehat maupun dengan risiko ( asma, penyakit jantung, penyakit sel sickle, HIV, dan diabetes ).

Imunisasi MMR singkatan dari Mumps, measles, rubella. Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan antara imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.

Imunisasi Tifoid, untuk mencegah demam tifoid atau yang lebih dikenal dengan penyakit tipus.

Imunisasi Hepatitis A, diberikan pada umur lebih dari 2 tahun. Imunisasi Varisela, untuk mencegah cacar air. Vaksin ini diberikan pada saat anak masuk

sekolah Taman Kanak-kanak umur 5 tahun. Imunisasi HPV, untuk mencegah kanker leher rahim. Vaksin ini diberikan pada perempuan

berumur 10 tahun atau lebih sebanyak 3 kali.

Prognosis

Baik. Namun jika tidak ditangani dengan benar dapat mengakibatkan komplikasi sistemik seperti glomerulonefritis.

12

Page 13: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan yang meliputi tindakan promotif,

preventif,protektif, kuratif dan rehabilitative yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga,

komunitas atau masyarakat terhadap perseorangan, keluarga, komunitas atau masyarakat.

Dimana pada prakteknya pelayanan kedokteran keluarga adalah pelayanan dokter praktek umum

yang menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga : komprehensif, koordinatif, kolaboratif,

kontinu, yang mengutamakan pencegahan, memperlakukan pasien secara holistik, pasien adalah

perseorangan yang dilihat sebagai bagian integral dari keluarganya, sehingga dalam menangani

pasien sebagai seorang dokter harus memberi pelayanan secara utuh kepada pasiennya dan

memberi pemahaman secara keseluruhan agar pasien dapat memahami mengenai penyakitnya

secara baik sehingga pasien dapat menghindari segala faktor resiko yang dapat mengkibatkan

komplikasi yang dapat berkibat fatal bagi kelangsungan hidupnya. Seperti pada kasus ini dimana

seorang anak menderita impetigo krusta sehingga diharapkan sebagai dokter keluarga kita tidak

hanya terbatas pada penyembuhan penyakitnya saja, tetapi juga bagaimana cara mencegah agar

penyakit tersebut tidak kembali muncul lagi dan tidak menyebar pada orang lain khususnya

anggota keluarganya. Tentunya dengan melakukan program-program yang ada seperti

mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat. Sehingga diharapkan dengan adanya program ini

tidak saja penyakit tersebut sembuh tetapi atau tidak menular tetapi kesehatan

perorangan,keluarga, masyarakat dapat ditingkatkan.

13

Page 14: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Daftar Pustaka

1. Gleadle Jonathan. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Safitri A,

editor. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama: 2005. 42-3.

2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi 6. Djuanda Adhi, editor. Jakarta: Pusat Penerbit Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: 2011. 57-60.

3. Siregar RS. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC: 2005. 45-7,61-2.

4. Fahmi Umar A. Imunisasi mengapa perlu. Jakarta : PT Kompas Media Nusantara:

2006. 35-7.

5. Graham Brown, Robin. Lecture notes on Dermatology. Safitri Amalia. Jakarta :

Penerbit Erlangga. 2005. 6.

14

Page 15: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

Lampiran

15

Page 16: Laporan Kasus Infeksi Kulit Pada Anak Dengan Pendekatan Dokter Keluarga

16