laporan kasus kedokteran k=
DESCRIPTION
laporanTRANSCRIPT
1
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB I
STATUS PENDERITA
PENDAHULUAN
Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien yang menderita penyakit
Rhinitis dan Tonsilofaringitis berjenis kelamin laki-laki dan berusia 10 tahun dimana pasien
tinggal di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang Dengan
berbagai permasalahan yang dihadapi tidak hanya dari segi biomedis melainkan faktor
psikologis sosial ekonomi dan pekerjaan dari orang tua penderita dan keluarga Mengingat
kasus ini banyak ditemukan di masyarakat maka penting bagi kita untuk memperhatikan dan
mencermatinya untuk kemudian bisa dijadikan sebagai pengalaman di lapangan
A Identitas Pasien
Nama An A
Umur 10 tahun
Jenis kelamin Laki-laki
Pekerjaan Pelajar
Pendidikan SD
Agama Islam
Alamat Jalan Gondorejo Singosari Malang
Status Perkawinan Belum Menikah
Suku Jawa
Orang Tua
Ayah Tn W (43 tahun) (Buruh pabrik)
Ibu Ny S (43 tahun) (Buruh pabrik)
Tanggal periksa 20 April 2013
2
B Anamnesis
1 Keluhan utama demam dan muntah sejak tadi malam
Harapan ingin cepat sembuh
Kekhawatiran khawatir sakitnya lama
2 Riwayat penyakit sekarang
Pasien seorang anak berusia 10 tahun Datang ke klinik bersama ayah dan ibunya
dengan keluhan demam sejak tadi malam Keluhan disertai dengan mual dan muntah
sebanyak 3 x sejak tadi malam diare (-) pilek (+) dan pasien juga mengeluh pusing
yang dirasakan diatas mata
3 Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit serupa (+)
- Riwayat sakit gula disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat sakit kejang disangkal
- Riwayat alergi obat disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
4 Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal
- Riwayat hipertensi Ayah dan ibu hipertensi (+)
- Riwayat sakit gula disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
5 Riwayat kebiasaan
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat minum alcohol disangkal
- Riwayat olah raga rutin 1x seminggu
- Riwayat pengisian waktu luang belajar bermain dengan teman-teman
dan tetangga rumah tempat tinggal pasien
3
6 Riwayat Sosial Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang
bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko
roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan
kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi
7 Riwayat gizi
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu
tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari
8 Riwayat pengobatan
Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun
demam tidak juga menurun
C Anamnesis Sistem
1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )
2 Kepala rambut hitam pusing ( + )
3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman
penglihatan ( - ) dalam batas normal
4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )
5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )
6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )
7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )
8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )
9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )
10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )
11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak
12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )
13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )
14 Ekstremitas
- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
4
D Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS
E4V5M6) status gizi kesan normal
2 Tanda Vital
a Tensi tidak diperiksa
b Nadi tidak diperiksa
c RR tidak diperiksa
d Suhu 365oC
e BB 28 kg
f TB tidak dilakukan pengukuran
g BMI -
3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan
4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan
5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)
7 Mulut
tidak dilakukan pemeriksaan
8 Telinga
tidak dilakukan pemeriksaan
9 Tenggorokan
Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)
10 Leher
tidak dilakukan pemeriksaan
11 Toraks
- Cor
A BJ I-II intensitas normal
- Pulmo
A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)
12 Abdomen
A peristaltic (+) normal
5
P nyeri tekan (-)
13 Sistem Collumna Vertebralis
tidak dilakukan pemeriksaan
14 Ekstremitas
akral hangat
+ +
+ +
15 Sistem genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
16 Pemeriksaan Neurologik
tidak dilakukan pemeriksaan
17 Pemeriksaan Psikiatrik
tidak dilakukan pemeriksaan
(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)
E Pemeriksaan Penunjang
Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu
Darah lengkap
F Diagnosa Holistik
An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan
kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien
masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar
layaknya anak pada usianya
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik
pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien
memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
2
B Anamnesis
1 Keluhan utama demam dan muntah sejak tadi malam
Harapan ingin cepat sembuh
Kekhawatiran khawatir sakitnya lama
2 Riwayat penyakit sekarang
Pasien seorang anak berusia 10 tahun Datang ke klinik bersama ayah dan ibunya
dengan keluhan demam sejak tadi malam Keluhan disertai dengan mual dan muntah
sebanyak 3 x sejak tadi malam diare (-) pilek (+) dan pasien juga mengeluh pusing
yang dirasakan diatas mata
3 Riwayat penyakit dahulu
- Riwayat penyakit serupa (+)
- Riwayat sakit gula disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat sakit kejang disangkal
- Riwayat alergi obat disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
4 Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal
- Riwayat hipertensi Ayah dan ibu hipertensi (+)
- Riwayat sakit gula disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
5 Riwayat kebiasaan
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat minum alcohol disangkal
- Riwayat olah raga rutin 1x seminggu
- Riwayat pengisian waktu luang belajar bermain dengan teman-teman
dan tetangga rumah tempat tinggal pasien
3
6 Riwayat Sosial Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang
bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko
roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan
kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi
7 Riwayat gizi
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu
tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari
8 Riwayat pengobatan
Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun
demam tidak juga menurun
C Anamnesis Sistem
1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )
2 Kepala rambut hitam pusing ( + )
3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman
penglihatan ( - ) dalam batas normal
4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )
5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )
6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )
7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )
8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )
9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )
10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )
11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak
12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )
13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )
14 Ekstremitas
- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
4
D Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS
E4V5M6) status gizi kesan normal
2 Tanda Vital
a Tensi tidak diperiksa
b Nadi tidak diperiksa
c RR tidak diperiksa
d Suhu 365oC
e BB 28 kg
f TB tidak dilakukan pengukuran
g BMI -
3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan
4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan
5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)
7 Mulut
tidak dilakukan pemeriksaan
8 Telinga
tidak dilakukan pemeriksaan
9 Tenggorokan
Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)
10 Leher
tidak dilakukan pemeriksaan
11 Toraks
- Cor
A BJ I-II intensitas normal
- Pulmo
A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)
12 Abdomen
A peristaltic (+) normal
5
P nyeri tekan (-)
13 Sistem Collumna Vertebralis
tidak dilakukan pemeriksaan
14 Ekstremitas
akral hangat
+ +
+ +
15 Sistem genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
16 Pemeriksaan Neurologik
tidak dilakukan pemeriksaan
17 Pemeriksaan Psikiatrik
tidak dilakukan pemeriksaan
(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)
E Pemeriksaan Penunjang
Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu
Darah lengkap
F Diagnosa Holistik
An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan
kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien
masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar
layaknya anak pada usianya
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik
pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien
memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
3
6 Riwayat Sosial Ekonomi
Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang
bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko
roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan
kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi
7 Riwayat gizi
Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu
tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari
8 Riwayat pengobatan
Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun
demam tidak juga menurun
C Anamnesis Sistem
1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )
2 Kepala rambut hitam pusing ( + )
3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman
penglihatan ( - ) dalam batas normal
4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )
5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )
6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )
7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )
8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )
9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )
10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )
11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak
12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )
13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )
14 Ekstremitas
- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )
4
D Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS
E4V5M6) status gizi kesan normal
2 Tanda Vital
a Tensi tidak diperiksa
b Nadi tidak diperiksa
c RR tidak diperiksa
d Suhu 365oC
e BB 28 kg
f TB tidak dilakukan pengukuran
g BMI -
3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan
4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan
5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)
7 Mulut
tidak dilakukan pemeriksaan
8 Telinga
tidak dilakukan pemeriksaan
9 Tenggorokan
Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)
10 Leher
tidak dilakukan pemeriksaan
11 Toraks
- Cor
A BJ I-II intensitas normal
- Pulmo
A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)
12 Abdomen
A peristaltic (+) normal
5
P nyeri tekan (-)
13 Sistem Collumna Vertebralis
tidak dilakukan pemeriksaan
14 Ekstremitas
akral hangat
+ +
+ +
15 Sistem genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
16 Pemeriksaan Neurologik
tidak dilakukan pemeriksaan
17 Pemeriksaan Psikiatrik
tidak dilakukan pemeriksaan
(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)
E Pemeriksaan Penunjang
Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu
Darah lengkap
F Diagnosa Holistik
An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan
kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien
masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar
layaknya anak pada usianya
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik
pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien
memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
4
D Pemeriksaan Fisik
1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS
E4V5M6) status gizi kesan normal
2 Tanda Vital
a Tensi tidak diperiksa
b Nadi tidak diperiksa
c RR tidak diperiksa
d Suhu 365oC
e BB 28 kg
f TB tidak dilakukan pengukuran
g BMI -
3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan
4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan
5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan
6 Hidung
Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)
7 Mulut
tidak dilakukan pemeriksaan
8 Telinga
tidak dilakukan pemeriksaan
9 Tenggorokan
Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)
10 Leher
tidak dilakukan pemeriksaan
11 Toraks
- Cor
A BJ I-II intensitas normal
- Pulmo
A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)
12 Abdomen
A peristaltic (+) normal
5
P nyeri tekan (-)
13 Sistem Collumna Vertebralis
tidak dilakukan pemeriksaan
14 Ekstremitas
akral hangat
+ +
+ +
15 Sistem genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
16 Pemeriksaan Neurologik
tidak dilakukan pemeriksaan
17 Pemeriksaan Psikiatrik
tidak dilakukan pemeriksaan
(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)
E Pemeriksaan Penunjang
Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu
Darah lengkap
F Diagnosa Holistik
An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan
kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien
masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar
layaknya anak pada usianya
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik
pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien
memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
5
P nyeri tekan (-)
13 Sistem Collumna Vertebralis
tidak dilakukan pemeriksaan
14 Ekstremitas
akral hangat
+ +
+ +
15 Sistem genitalia
tidak dilakukan pemeriksaan
16 Pemeriksaan Neurologik
tidak dilakukan pemeriksaan
17 Pemeriksaan Psikiatrik
tidak dilakukan pemeriksaan
(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)
E Pemeriksaan Penunjang
Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh
karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu
Darah lengkap
F Diagnosa Holistik
An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan
kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien
masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar
layaknya anak pada usianya
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik
pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien
memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
6
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan
orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam
Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak
pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore
mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Difteria
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
7
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
G Penatalaksanaan Holistik
1 Aspek Personal
Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit
untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan
membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang
tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak
jajan sembarangan
2 Aspek Klinis
CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih
infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah
diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase
(ISO 2009131) Paracetamol
Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan
menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati
TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg
pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan
kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung
Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
8
Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah
termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu
Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal
3 Aspek Resiko Internal
o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien
o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi
o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah
o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur
4 Aspek Resiko Eksternal
o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah
5 Aspek Fungsional
Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
9
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB II
IDENTIFIKASI KELUARGA
Tanggal kunjungan 20 April 2013
PROFIL KELUARGA
A Karakteristik Demografi Keluarga
1 Nama Pasien An A
2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab
Malang
3 Bentuk Keluarga nuclear family
4 Struktur Komposisi Keluarga
Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah
No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket
1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh
pabrik
- -
2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh
pabrik
- -
3 Nn D Anak
Kandung
1
P 21 th SMK Swasta - -
4 An A Anak
kandung
2
L 10 tn SD Pelajar Pasien -
Sumber data primer 22 April 2013
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
10
Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal
dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat
di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar
kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut
dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal
dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya
B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a Lingkungan tempat tinggal
Tabel Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri
Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di
rumah milik
sendiri sumber
cahaya cukup baik
ventilasi baik
sumber air dan
MCK cukup baik
Pasien tinggal
bersama dalam satu
rumah dengan
kedua orang tua
dan kakak
perempuannya
Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang
Jarak antar rumah 05 m
Lantai rumah dari keramik
Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat
Jamban keluarga WC jongkok
Tempat bermain di halaman depan
Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)
Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu
rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur
ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu
besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan
Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di
belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu
berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat
kandang ayam
Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah
kering segera dibakar
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
11
b Denah rumah keluarga An A
Keterangan
Pintu
C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)
Tabel Pelayanan kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat
pelayanan kesehatan
Jalan kaki
Angkot
Kendaraan pribadi
Jarak cukup jauh pasien
merasa puas dengan
pelayanan KRIMS
Tarif pelayanan
kesehatan
Sangat mahal
Mahal
Terjangkau
Murah
Gratis
Pasien merasa senang
berobat di KRIMS
karena pelayanannya
yang baik dan terjangkau
Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan
Memuaskan
Cukup Memuaskan
Tidak memuaskan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KM
D
Toilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
12
D Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a Kebiasaan makan
Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan
pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang
Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu
pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah
maupun di sekolah
b Penerapan pola gizi seimbang
Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang
tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak
dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan
pasien
E Pola Dukungan Keluarga
a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada
anggota keluarga yang sakit
b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan
yang cukup jauh
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
13
IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A FUNGSI HOLISTIK
1 Fungsi biologis
Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2
dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein
mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya
untuk mendapatkan pengobatan
2 Fungsi Psikologis
Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling
berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang
tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah
ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang
mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun
3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah
mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A
akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE
Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang
lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain
Partnership
Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota
keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut
Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan
anggota keluarga tersebut
Affection
Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga
Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
14
1 Ayah (Tn W)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
15
2 Ibu (Ny S)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
16
3 Kakak Pasien (Nn D)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
17
4 Pasien (An A)
Fungsi Fisiologis
APGAR Terhadap Keluarga Sering
selalu
Kadang-
kadang
Jarang
Tidak
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke
keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic
Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan
perhatian dll
radic
Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-samaradic
Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3
Keterangan
0 jarangtidak sama sekali
1 kadang-kadang
2 seringselalu
Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W
Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
18
C Fungsi Patologis
Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM
sebagai berikut
Tabel SCREEM keluarga An A
Sumber Patologis
Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya
(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua
selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)
+
Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa
secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan
orang lain dikehidupan sehari-hari
_
Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di
Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu
ngaji setelah ashar
_
Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan
tingkat ekonomi menengah
-
Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan
terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien
atau An A masih bersekolah di SD
+
Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A
selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)
_
Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan
educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam
kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif
dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai
lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus
SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
19
D Genogram
Bentuk Keluarga nuclear family
Keterangan
Laki-Laki Tinggal satu rumah
Perempuan
Pasien
Meninggal Dunia
X X
TnW
X
NyS
An ANnD
X
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
20
E Informasi pola interaksi keluarga
Pola interaksi keluarga
Keterangan
Hubungan anggota keluarga baik
Pasien
Kesimpulan
Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah
masing-masing keanggota keluarga masih kurang
Tn W Ny S
An ANnD
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
21
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB III
IDENTIFIKASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA
1 Faktor Perilaku Keluarga
a Pengetahuan
Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat
pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan
kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat
b Sikap
Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada
keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan
terdekat
c Tindakan
Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS
untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3
hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat
2 Faktor Non Perilaku
Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar
kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari
diperoleh dari PDAM
a Lingkungan
Lingkungan luar rumah
Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang
ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
22
depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera
dibakar
Lingkungan dalam rumah
Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan
telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu
ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet
tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk
yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK
yang baik dan ventilasi yang baik
Denah Rumah
Keterangan
Pintu
Indoor
o Luas rumah 9 x 12 Meter2
o Lantai keramik
o Pencahayaan dan ventilasi Baik
Outdoor
o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)
o Sumber air bersih dari PDAM
o Saluran pembuangan air selokan
Halaman Depan
Ruang Tamu
Kamar 2 Kamar 1
Ruang keluarga
Dapur 1
Kamar 3KMToilet
T cuci piring
Ruang makan
Dapur 2 + kandang ayam
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
23
o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank
b Pelayanan kesehatan
Jarak ke KRIMS cukup jauh
DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
Kesimpulan
Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda
motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien
SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien
Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien
Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik
Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)
KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien
Keluarga An A
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
24
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB IV
DAFTAR MASALAH
A MASALAH MEDIS
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
B MASALAH NON MEDIS
1 Suka jajan sembarangan
2 Susah untuk disuruh makan
DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA
Rhinitis akut dan
tonsilofaringitis
1 Suka jajan
sembarangan
2 Susah untuk disuruh
makan
- An A 10 Tahun
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
25
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
C Rinitis Akut (common cold)
DEFINISI
Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering
diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala
dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan
gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu
ETIOLOGI
1048707 Rhinovirus
1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder
DIAGNOSIS
Gejala khas dari rhinitis akut
Stadium prodromal ischemic
1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari
1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring
1048707 bersin-bersin
Stadium hiperemiacatharal
1048707 hidung tersumbat
1048707 profuse rinorrhoea
1048707 demam amp nyeri kepala
Stadium sekunder infeksi
1048707 sekret menjadi kuning dan kental
1048707 sumbatan pada hidung memberat
Stadium resolusiconvalescence
1048707 sembuh sesudah 5-10 hari
pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)
1048707 pemeriksaan darah (DLdll)
1048707 kultur sekret swab mukosa
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
26
PENATALAKSANAAN
Lokal
1048707 uap hangat (nebulizer)
1048707 tetes hidung (decongestant)
Umum
1048707 Istirahat
1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik
1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada
bayi karena mudah terjadi komplikasi)
KOMPLIKASI
1048707 sinusitis paranasales
1048707 occlusio tubae sampai otitis media
1048707 faringitis bronkhitis pneumonia
B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut
No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak
dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi
Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang
6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang
Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah
Laringitis
Difteria
Mums Parotitis Epidemika
C Anatomi
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
27
D Faringitis akut
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
28
1 Definisi
Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga
tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut
orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)
2 Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri
Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr
virus herpes virus)
Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia
Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae
Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu
mereka dengan HIV dan AIDS)
Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang
memperberat
3 Gambaran Klinis
Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya
serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5
hari
Faringitis yang disebabkan bakteri
- Demam atau menggigil
- Nyeri menela
- Faring posterior merah dan bengkak
- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring
- Mungkin batuk
- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior
- Tidak mau makan menelan
- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan
- Malaise
- Anoreksia
Faringitis yang disebabkan virus
- Onset radang tenggorokannya lambat progresif
- Demam
- Nyeri menelan
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
29
- Faring posterior merah dan bengkak
- Malaise ringan
- Batuk
- Kongesti nasal
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik
5 Penatalaksanaan
- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza
- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus
- Untuk demam dan nyeri
Dewasa
Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan
atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan
Anak
Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam
di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)
1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)
3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)
6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)
- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi
Dewasa
o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari
Anak
o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari
o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari
o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari
E Tonsilitis Akut
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
30
1 Definisi
Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak
tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme
lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu
peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur
Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut
sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai
maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut
ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok
makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene
rongga mulut yang kurang baik
Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk
atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar
submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media
2 Penyebab
Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)
3 Gambaran klinik
Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi
dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX
Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak
Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran
Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis
difteri
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis
Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak
rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada
bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris
Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah
4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil
membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan
selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
31
mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan
di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya
5 Penatalaksanaan
Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari
Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan
- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari
- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3
x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40
mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari
Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan
komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit
Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko
demam rematik
Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk
banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri
menelan
Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif
daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat
diterapi dengan spray lidokain
Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik
Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti
difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah
sakit
Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi
rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok
minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau
penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan
Segera rujuk jika terjadi
- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya
- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari
tonsil
- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper
saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
32
- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik
F Difteria
1 Definisi
Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh
Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada
kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis
intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini
merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik
Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet
Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria
kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara
epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun
secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian
pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-
ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan
merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini
2 Etiologi
Corynebacterium diphtheriae
3 Tanda dan Gejala
a) Nyeri tenggorokan
b) Nausea
c) Muntah
d) Disfagia
e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat
perdarahan apabila membran diangkat
2 Diagnosa
Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody
technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan
pada media Loeffler
3 Pemeriksaan penunjang
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
33
Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media
Loeffler Mac Conkey
4 Penatalaksanaan
Penanganan penyakit terdiri dari dua fase
a) Penggunaan antitoksin spesifik
Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria
Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria
b) Eliminasi organisme dari orofaring
Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik
(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan
bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa
bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat
untuk mencegah miokarditis
G Mumps Parotitis Epidemika
1 Epidemiologi
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur
lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan
vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat
seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun
Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta
menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia
tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di
Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus
tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum
tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya
didapatkan satu kasus parotitis epidemika
2 Definisi
Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu
pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
34
3 Etiologi
Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada
dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu
anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus
itu sangat menular
4 Tanda dan Gejala
a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima
sampai 15 tahun
b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan
asam seperti air jeruk
c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar
kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak
d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC
e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti
persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika
penderita bersin atau batuk
5 Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis
6 Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap (limfositosis relatif)
5 Penatalaksanaan
a) Antibiotik
b) Koreksi bila ada dehidrasi
c) Kompres hangat dan analgetik
d) Higyne per orang
e) Operasi drainase bila diperlukan
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
35
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
BAB VI
PENUTUP
A Kesimpulan holistik
1 Diagnosa dari segi biologis
Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
2 Diagnosa dari segi psikologis
Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga
baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya
pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggalnya
3 Diagnosa dari segi sosial
Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul
dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore
bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah
sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia
10 tahun setiap sore mengaji
Aspek Personal
o Pasien mengeluh demam dan muntah
o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh
o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu
diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi
kesembuhan pasien
o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan
o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah
Aspek Klinis
o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis
o Diagnosa banding
Laringitis
Difteria
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
36
Mumps Parotitis Epidemika
Aspek Resiko Internal
o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis
akut dan tonsilofaringitis
o Pasien suka makan ciki2 di rumah
o Pasien suka jajan di sekolah
o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)
Aspek Resiko Ekternal
o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah
o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga
yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama
Aspek Fungsional
o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas
hanya duduk dan berbaring (derajat 4)
B Saran komprehensif
An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di
sekolah dan makan secara teratur
2 Promotif
Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan
sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur
3 Preventif
Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat
Mengontrol pola makan pasien
6 Kuratif
Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang
diberikan dokter secara rutin dan teratur
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
37
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
38
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
DAFTAR PUSTAKA
1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku
Kedokteran EGC Jakarta
2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta
3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI
Jakarta
4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-
39
LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Klinik Dokter Keluarga No Berkas
Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507
Nama KK Tn I
Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)
HariTanggal
Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan
- A Identitas Pasien
- B Anamnesis
- D Pemeriksaan Fisik
- E Pemeriksaan Penunjang
- F Diagnosa Holistik
- G Penatalaksanaan Holistik
-