laporan kasus kedokteran k=

56
1 LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA BAB I STATUS PENDERITA PENDAHULUAN Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien yang menderita penyakit Rhinitis dan Tonsilofaringitis, berjenis kelamin laki-laki dan berusia 10 tahun, dimana pasien tinggal di Jalan Gondorejo No.131 RW.04 RT.04, Singosari, Kabupaten Malang. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi, tidak hanya dari segi biomedis melainkan faktor psikologis, sosial, ekonomi, dan pekerjaan dari orang tua penderita dan keluarga. Mengingat kasus ini banyak ditemukan di masyarakat, maka penting bagi kita untuk memperhatikan dan mencermatinya, untuk kemudian bisa dijadikan sebagai pengalaman di lapangan. A. Identitas Pasien Nama : An. A Umur : 10 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Pelajar Pendidikan : SD Agama : Islam Alamat : Jalan Gondorejo, Singosari, Malang Status Perkawinan : Belum Menikah

Upload: fiddien-indra

Post on 01-Dec-2015

102 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kasus Kedokteran K=

1

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB I

STATUS PENDERITA

PENDAHULUAN

Laporan ini berdasarkan kasus yang diambil dari seorang pasien yang menderita penyakit

Rhinitis dan Tonsilofaringitis berjenis kelamin laki-laki dan berusia 10 tahun dimana pasien

tinggal di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang Dengan

berbagai permasalahan yang dihadapi tidak hanya dari segi biomedis melainkan faktor

psikologis sosial ekonomi dan pekerjaan dari orang tua penderita dan keluarga Mengingat

kasus ini banyak ditemukan di masyarakat maka penting bagi kita untuk memperhatikan dan

mencermatinya untuk kemudian bisa dijadikan sebagai pengalaman di lapangan

A Identitas Pasien

Nama An A

Umur 10 tahun

Jenis kelamin Laki-laki

Pekerjaan Pelajar

Pendidikan SD

Agama Islam

Alamat Jalan Gondorejo Singosari Malang

Status Perkawinan Belum Menikah

Suku Jawa

Orang Tua

Ayah Tn W (43 tahun) (Buruh pabrik)

Ibu Ny S (43 tahun) (Buruh pabrik)

Tanggal periksa 20 April 2013

2

B Anamnesis

1 Keluhan utama demam dan muntah sejak tadi malam

Harapan ingin cepat sembuh

Kekhawatiran khawatir sakitnya lama

2 Riwayat penyakit sekarang

Pasien seorang anak berusia 10 tahun Datang ke klinik bersama ayah dan ibunya

dengan keluhan demam sejak tadi malam Keluhan disertai dengan mual dan muntah

sebanyak 3 x sejak tadi malam diare (-) pilek (+) dan pasien juga mengeluh pusing

yang dirasakan diatas mata

3 Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat penyakit serupa (+)

- Riwayat sakit gula disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat sakit kejang disangkal

- Riwayat alergi obat disangkal

- Riwayat alergi makanan disangkal

4 Riwayat penyakit keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal

- Riwayat hipertensi Ayah dan ibu hipertensi (+)

- Riwayat sakit gula disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

5 Riwayat kebiasaan

- Riwayat merokok disangkal

- Riwayat minum alcohol disangkal

- Riwayat olah raga rutin 1x seminggu

- Riwayat pengisian waktu luang belajar bermain dengan teman-teman

dan tetangga rumah tempat tinggal pasien

3

6 Riwayat Sosial Ekonomi

Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang

bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko

roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan

kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi

7 Riwayat gizi

Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu

tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari

8 Riwayat pengobatan

Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun

demam tidak juga menurun

C Anamnesis Sistem

1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )

2 Kepala rambut hitam pusing ( + )

3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman

penglihatan ( - ) dalam batas normal

4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )

5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )

6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )

7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )

8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )

9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )

10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )

11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak

12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )

13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )

14 Ekstremitas

- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

4

D Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS

E4V5M6) status gizi kesan normal

2 Tanda Vital

a Tensi tidak diperiksa

b Nadi tidak diperiksa

c RR tidak diperiksa

d Suhu 365oC

e BB 28 kg

f TB tidak dilakukan pengukuran

g BMI -

3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan

4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan

5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)

7 Mulut

tidak dilakukan pemeriksaan

8 Telinga

tidak dilakukan pemeriksaan

9 Tenggorokan

Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)

10 Leher

tidak dilakukan pemeriksaan

11 Toraks

- Cor

A BJ I-II intensitas normal

- Pulmo

A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)

12 Abdomen

A peristaltic (+) normal

5

P nyeri tekan (-)

13 Sistem Collumna Vertebralis

tidak dilakukan pemeriksaan

14 Ekstremitas

akral hangat

+ +

+ +

15 Sistem genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

16 Pemeriksaan Neurologik

tidak dilakukan pemeriksaan

17 Pemeriksaan Psikiatrik

tidak dilakukan pemeriksaan

(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)

E Pemeriksaan Penunjang

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh

karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu

Darah lengkap

F Diagnosa Holistik

An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan

kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien

masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar

layaknya anak pada usianya

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik

pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien

memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 2: Laporan Kasus Kedokteran K=

2

B Anamnesis

1 Keluhan utama demam dan muntah sejak tadi malam

Harapan ingin cepat sembuh

Kekhawatiran khawatir sakitnya lama

2 Riwayat penyakit sekarang

Pasien seorang anak berusia 10 tahun Datang ke klinik bersama ayah dan ibunya

dengan keluhan demam sejak tadi malam Keluhan disertai dengan mual dan muntah

sebanyak 3 x sejak tadi malam diare (-) pilek (+) dan pasien juga mengeluh pusing

yang dirasakan diatas mata

3 Riwayat penyakit dahulu

- Riwayat penyakit serupa (+)

- Riwayat sakit gula disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat sakit kejang disangkal

- Riwayat alergi obat disangkal

- Riwayat alergi makanan disangkal

4 Riwayat penyakit keluarga

- Riwayat keluarga dengan penyakit serupa disangkal

- Riwayat hipertensi Ayah dan ibu hipertensi (+)

- Riwayat sakit gula disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

5 Riwayat kebiasaan

- Riwayat merokok disangkal

- Riwayat minum alcohol disangkal

- Riwayat olah raga rutin 1x seminggu

- Riwayat pengisian waktu luang belajar bermain dengan teman-teman

dan tetangga rumah tempat tinggal pasien

3

6 Riwayat Sosial Ekonomi

Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang

bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko

roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan

kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi

7 Riwayat gizi

Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu

tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari

8 Riwayat pengobatan

Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun

demam tidak juga menurun

C Anamnesis Sistem

1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )

2 Kepala rambut hitam pusing ( + )

3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman

penglihatan ( - ) dalam batas normal

4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )

5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )

6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )

7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )

8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )

9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )

10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )

11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak

12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )

13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )

14 Ekstremitas

- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

4

D Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS

E4V5M6) status gizi kesan normal

2 Tanda Vital

a Tensi tidak diperiksa

b Nadi tidak diperiksa

c RR tidak diperiksa

d Suhu 365oC

e BB 28 kg

f TB tidak dilakukan pengukuran

g BMI -

3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan

4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan

5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)

7 Mulut

tidak dilakukan pemeriksaan

8 Telinga

tidak dilakukan pemeriksaan

9 Tenggorokan

Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)

10 Leher

tidak dilakukan pemeriksaan

11 Toraks

- Cor

A BJ I-II intensitas normal

- Pulmo

A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)

12 Abdomen

A peristaltic (+) normal

5

P nyeri tekan (-)

13 Sistem Collumna Vertebralis

tidak dilakukan pemeriksaan

14 Ekstremitas

akral hangat

+ +

+ +

15 Sistem genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

16 Pemeriksaan Neurologik

tidak dilakukan pemeriksaan

17 Pemeriksaan Psikiatrik

tidak dilakukan pemeriksaan

(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)

E Pemeriksaan Penunjang

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh

karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu

Darah lengkap

F Diagnosa Holistik

An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan

kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien

masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar

layaknya anak pada usianya

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik

pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien

memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 3: Laporan Kasus Kedokteran K=

3

6 Riwayat Sosial Ekonomi

Sumber penghasilan pada keluarga ini adalah dari ayah dan ibu pasien yang

bekerja sebagai buruh pabrik serta kakak pasien yang bekerja sebagai penjaga toko

roti Untuk biaya kesehatan dan kebutuhan sehari-hari berasal dari ayah ibu dan

kakak pasien Pemenuhan kebutuhan sehari-hari pasien cukup terpenuhi

7 Riwayat gizi

Pasien makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sayur lauk pauk tahu

tempe telur dan kadang daging Pasien minum susu sebanyak 3 kali dalam sehari

8 Riwayat pengobatan

Sebelum ke klinik ibu pasien memberikan obat penurun demam namun

demam tidak juga menurun

C Anamnesis Sistem

1 Kulit warna kulit sawo matang pucat (-) gatal ( - ) kulit kering ( - )

2 Kepala rambut hitam pusing ( + )

3 Mata pandangan mata berkunag-kunang ( - ) penglihatan kabur ( - ) ketajaman

penglihatan ( - ) dalam batas normal

4 Hidung tersumbat ( + ) mimisan ( - )

5 Telinga pendengaran berkurang ( - ) berdengung ( - ) keluar cairan ( - )

6 Mulut sariawan ( - ) mulut kering ( - )

7 Tenggorokan sakit menelan ( - ) serak ( - )

8 Pernafasan sesak nafas ( - ) batuk ( - )

9 Kadiovaskuler nyeri dada ( - ) berdebar-debar ( - )

10 Gastrointestinal mual ( + ) muntah ( + ) diare ( - ) nyeri perut ( - )

11 Genitourinaria BAK lancartidak warna dan jumlah dalam batas normaltidak

12 Neurologik kejang ( - ) lumpuh ( - ) kesemutan dan rasa tebal ( - )

13 Muskuloskeletal kaku sendi ( - ) nyeri otot ( - )

14 Ekstremitas

- Atas kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Atas kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kanan bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

- Bawah kiri bengkak ( - ) sakit ( - ) luka ( - )

4

D Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS

E4V5M6) status gizi kesan normal

2 Tanda Vital

a Tensi tidak diperiksa

b Nadi tidak diperiksa

c RR tidak diperiksa

d Suhu 365oC

e BB 28 kg

f TB tidak dilakukan pengukuran

g BMI -

3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan

4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan

5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)

7 Mulut

tidak dilakukan pemeriksaan

8 Telinga

tidak dilakukan pemeriksaan

9 Tenggorokan

Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)

10 Leher

tidak dilakukan pemeriksaan

11 Toraks

- Cor

A BJ I-II intensitas normal

- Pulmo

A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)

12 Abdomen

A peristaltic (+) normal

5

P nyeri tekan (-)

13 Sistem Collumna Vertebralis

tidak dilakukan pemeriksaan

14 Ekstremitas

akral hangat

+ +

+ +

15 Sistem genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

16 Pemeriksaan Neurologik

tidak dilakukan pemeriksaan

17 Pemeriksaan Psikiatrik

tidak dilakukan pemeriksaan

(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)

E Pemeriksaan Penunjang

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh

karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu

Darah lengkap

F Diagnosa Holistik

An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan

kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien

masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar

layaknya anak pada usianya

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik

pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien

memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 4: Laporan Kasus Kedokteran K=

4

D Pemeriksaan Fisik

1 Keadaan Umum tampak sakit sedang kesadaran compos mentis ( GCS

E4V5M6) status gizi kesan normal

2 Tanda Vital

a Tensi tidak diperiksa

b Nadi tidak diperiksa

c RR tidak diperiksa

d Suhu 365oC

e BB 28 kg

f TB tidak dilakukan pengukuran

g BMI -

3 Kulit tidak dilakukan pemeriksaan

4 Kepala tidak dilakukan pemeriksaan

5 Mata tidak dilakukan pemeriksaan

6 Hidung

Nafas cuping hidung (-) secret ( + ) epistaksis (-) deformitas (-) hiperpigmentasi (-)

7 Mulut

tidak dilakukan pemeriksaan

8 Telinga

tidak dilakukan pemeriksaan

9 Tenggorokan

Sakit menelan ( - ) faring hiperemi ( + ) tonsil membesar (T2T2)

10 Leher

tidak dilakukan pemeriksaan

11 Toraks

- Cor

A BJ I-II intensitas normal

- Pulmo

A suara dasar vesikuler (++) suara tambahan (--)

12 Abdomen

A peristaltic (+) normal

5

P nyeri tekan (-)

13 Sistem Collumna Vertebralis

tidak dilakukan pemeriksaan

14 Ekstremitas

akral hangat

+ +

+ +

15 Sistem genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

16 Pemeriksaan Neurologik

tidak dilakukan pemeriksaan

17 Pemeriksaan Psikiatrik

tidak dilakukan pemeriksaan

(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)

E Pemeriksaan Penunjang

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh

karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu

Darah lengkap

F Diagnosa Holistik

An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan

kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien

masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar

layaknya anak pada usianya

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik

pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien

memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 5: Laporan Kasus Kedokteran K=

5

P nyeri tekan (-)

13 Sistem Collumna Vertebralis

tidak dilakukan pemeriksaan

14 Ekstremitas

akral hangat

+ +

+ +

15 Sistem genitalia

tidak dilakukan pemeriksaan

16 Pemeriksaan Neurologik

tidak dilakukan pemeriksaan

17 Pemeriksaan Psikiatrik

tidak dilakukan pemeriksaan

(Sumber data rekam medis An A di KRIMS pada tanggal 20 April 2013)

E Pemeriksaan Penunjang

Sampai saat ini penderita belum pernah melakukan pemeriksaan penunjang apapun oleh

karena itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan penunjang yaitu

Darah lengkap

F Diagnosa Holistik

An A (10 tahun) adalah seorang penderita rhinitis akut dan tonsilofaringitis dengan

kondisi keluarga yang cukup harmonis dan dengan kondisi ekonomi menengah pasien

masih bersekolah di sekolah dasar pasien belum bekerja dan masih bermain dan belajar

layaknya anak pada usianya

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga baik

pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya pasien

memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 6: Laporan Kasus Kedokteran K=

6

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul dengan

orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam

Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah sangat baik tidak

pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia 10 tahun setiap sore

mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Difteria

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 7: Laporan Kasus Kedokteran K=

7

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

G Penatalaksanaan Holistik

1 Aspek Personal

Keluarga disarankan untuk lebih memperhatikan makan pasien karena pasien sulit

untuk disuruh makan selain itu perlu dibatasi juga saat jajan di sekolah Disarankan

membawa bekal makanan dan minuman dari rumah saat ke sekolah sehingga orang

tua bisa mengontrol makan pasien Memberikan nasihat kepada pasien untuk tidak

jajan sembarangan

2 Aspek Klinis

CefadroxilKandungan Cefadroxil 250 mg 500 mgkapsulDosis 25 ndash 50 mgkg BB sehari dalam dua dosis terbagiIndikasi Faringitis tonsilitis impetigo infeksi saluran kemih

infeksi kulit dan jaringan lunakEfek samping Gangguan saluran pencernaan seperti mual muntah

diare dan gejala kolitis pseudomembran Reaksi hipersensitif seperti ruam kulit gatal-gatal dan reaksi anafilaksis Efek samping lain seperti vaginitis neutropenia dan peningkatan transaminase

(ISO 2009131) Paracetamol

Kandungan Parasetamol 500 mgDosis frac12 tablet setiap 4-6 jamIndikasi mengurangi rasa sakit kepala sakit gigi dan

menurunkan panasEfek samping reaksi hipersensitif dosis tinggi merusak hati

TrifedrinKandungan per tablet mengandung tripolidine HCL 25 mg

pseudosphedrine HCL 60 mgDosis 3 kali sehari frac12 tabletIndikasi gejala yang berhubungand engan flu sinusitis dan

kondisi alergi serta membantu menghentikan keluarnya lender berlebihab dari hidung

Efek samping mengantuk gangguan GI sakit kepala insomnia mulut kering palpitasi retensi urin

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 8: Laporan Kasus Kedokteran K=

8

Domperidone Kandungan domperidone 10 mgtabletDosis 02-04 mgkgBBhari setiap 4-8 jamIndikasi dispesia fungsional mual akut dan muntah-muntah

termasuk yang disebabkan karena levodopa dan bromokriptin yang lama terapinya lebih dari 12 minggu

Efek samping Jarang dilaporkan sedasi reaksi ekstraperimidal distonik parkinson tardive dyskinesia (pada pasien dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorea dan ginekomastia Mulut kering sakit kepala diare ruam kulit rasa haus cemas dan gatal

3 Aspek Resiko Internal

o Memberikan pemahaman tentang makan makanan bergizi kepada pasien

o Kebiasaan jajan di sekolah atau di rumah dikurangi

o Pasien dibawakan bekal dari rumah saat sekolah

o Mengajarkan dan membiasakan makan secara teratur

4 Aspek Resiko Eksternal

o Pasien dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Tidak membiarkan pasien jajan sembarangan saat di sekolah di rumah

5 Aspek Fungsional

Pasien dianjurkan untuk istirahat sementara sampai kesehatan membaik kemudian diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 9: Laporan Kasus Kedokteran K=

9

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB II

IDENTIFIKASI KELUARGA

Tanggal kunjungan 20 April 2013

PROFIL KELUARGA

A Karakteristik Demografi Keluarga

1 Nama Pasien An A

2 Alamat Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kab

Malang

3 Bentuk Keluarga nuclear family

4 Struktur Komposisi Keluarga

Daftar Anggota Keluarga yang Tinggal dalam Satu Rumah

No Nama Status LP Umur Pendidikan Pekerjaan Pasien Klinik Ket

1 Tn W Ayah L 43 th SLTP Buruh

pabrik

- -

2 Ny S Ibu P 43 th SD Buruh

pabrik

- -

3 Nn D Anak

Kandung

1

P 21 th SMK Swasta - -

4 An A Anak

kandung

2

L 10 tn SD Pelajar Pasien -

Sumber data primer 22 April 2013

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 10: Laporan Kasus Kedokteran K=

10

Kesimpulan Keluarga An A adalah nuclear family yang terdiri atas 4 orang dan tinggal

dalam satu rumah Terdapat satu orang yang sakit yaitu An A usia 10 tahun yang beralamat

di Jalan Gondorejo No131 RW04 RT04 Singosari Kabupaten Malang An A diantar

kedua orang tuanya memeriksakan kesehatannya di KRIMS dengan diagnosa rhinitis akut

dan tonsilofaringitis An A masih bersekolah di sekolah dasar di rumah An F tinggal

dengan kedua orang tuanya dan kakak perempuannya

B Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a Lingkungan tempat tinggal

Tabel Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah menumpangkontrakhibahmilik sendiri

Daerah perumahan kumuhpadat bersihberjauhanmewah

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah dan halaman rumah 9 x 12 Meter2 Pasien tinggal di

rumah milik

sendiri sumber

cahaya cukup baik

ventilasi baik

sumber air dan

MCK cukup baik

Pasien tinggal

bersama dalam satu

rumah dengan

kedua orang tua

dan kakak

perempuannya

Jumlah penghuni dalam satu rumah 4 orang

Jarak antar rumah 05 m

Lantai rumah dari keramik

Dinding rumah dari tembok bata sudah di lapis semen dan dicat

Jamban keluarga WC jongkok

Tempat bermain di halaman depan

Ketersediaan air bersih baik (dari PDAM)

Kondisi rumah keadaan halaman depan bersih keadaan ruang tamu

rapi dengan cat tembok warna kuningsaat malam menjelang tidur

ruang tamu dijadikan parkir Keadaan ruang keluarga tidak terlalu

besar tidak terdapat jendela terdapat TV keluarga dan ruang makan

Terdapat ruang shalat keluarga Dapur cukup baik septitank ada di

belakang rumahdisamping terdapat bangunan yang terbuat dari kayu

berlantai tanah ruangan ini difungsikan sebagai dapur dan terdapat

kandang ayam

Tempat pembuangan sampah dibuang dibelakang rumah setelah

kering segera dibakar

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 11: Laporan Kasus Kedokteran K=

11

b Denah rumah keluarga An A

Keterangan

Pintu

C Sarana Pelayanan Kesehatan (KRIMS)

Tabel Pelayanan kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Jalan kaki

Angkot

Kendaraan pribadi

Jarak cukup jauh pasien

merasa puas dengan

pelayanan KRIMS

Tarif pelayanan

kesehatan

Sangat mahal

Mahal

Terjangkau

Murah

Gratis

Pasien merasa senang

berobat di KRIMS

karena pelayanannya

yang baik dan terjangkau

Kualitas pelayanan kesehatan Sangat Memuaskan

Memuaskan

Cukup Memuaskan

Tidak memuaskan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KM

D

Toilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 12: Laporan Kasus Kedokteran K=

12

D Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a Kebiasaan makan

Keluarga An A biasa makan tiga kali sehari dengan porsi sedang Menu makan

pasien dan keluarga sering dengan nasi sayur tahu tempe telur daging jarang

Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sulit untuk disuruh makan sehingga ibu

pasien selalu membuatkan susu untuk pasien Pasien suka jajan saat di rumah

maupun di sekolah

b Penerapan pola gizi seimbang

Keluarga An A mengaku sedikit mengerti dengan pola makan gizi seimbang

tetapi tidak bisa menerapkannya di lingkungan keluarga keluarga pasien masak

dan makan sesuai dengan kebiasaan dan keinginan keluarga ataupun keinginan

pasien

E Pola Dukungan Keluarga

a Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Orang tua pasien selalu siap untuk mengantarkan ke pelayanan kesehatan bila ada

anggota keluarga yang sakit

b Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kurangnya keterbukaan antar anggota keluarga dan jarak pelayanan kesehatan

yang cukup jauh

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 13: Laporan Kasus Kedokteran K=

13

IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

A FUNGSI HOLISTIK

1 Fungsi biologis

Keluarga ini terdiri dari 4 orang anggota keluarga dan pasien merupakan anak ke-2

dari keluarga ini pasien tinggal dengan orang tua dan kakak perempuannya pasein

mengeluh badan panas dan muntah sehingga diantar ke KRIMS oleh orang tuanya

untuk mendapatkan pengobatan

2 Fungsi Psikologis

Hubungan An A dengan anggota keluarga baik dimana satu sama lain saling

berkomunikasi namun pasien jarang berkumpul dengan orang tuanya karena orang

tua pasien bekerja dari pagi hingga sore bahkan malam hari Hubungan dengan ayah

ibu kakak tetangga dan keluarga yang lain berjalan baik tetapi pasien jarang

mengikuti perkumpulan lingkungan tempat tinggalnya karena usianya masih 10 tahun

3 Fungsi Sosial

Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial di masyarakat An A tidak pernah

mengikuti perkumpulan tetapi hubungan dengan tetangganya berjalan baik An A

akrab dengan teman-temannya baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

B FUNGSI FISIOLOGIS DENGAN APGAR SCORE

Adaptation

Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang

lain serta penerimaan dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain

Partnership

Menggambarkan komunikasi saling membagi saling mengisi antara anggota

keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut

Growth

Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan

anggota keluarga tersebut

Affection

Menggambarkan hubungan ksih saying dan interaksi antar anggota keluarga

Resolve

Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang

dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 14: Laporan Kasus Kedokteran K=

14

1 Ayah (Tn W)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ayah 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 15: Laporan Kasus Kedokteran K=

15

2 Ibu (Ny S)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Ibu 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 16: Laporan Kasus Kedokteran K=

16

3 Kakak Pasien (Nn D)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Kakak Pasien 4

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 17: Laporan Kasus Kedokteran K=

17

4 Pasien (An A)

Fungsi Fisiologis

APGAR Terhadap Keluarga Sering

selalu

Kadang-

kadang

Jarang

Tidak

Saya puas bahwa saya dapat kembali ke

keluarga saya bila saya menghadapi masalahradic

Saya puas dengan cara keluarga saya

membahas dan membagi masalah dengan

saya

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

menerima dan mendukung keinginan saya

untuk melakukan kegiatan baru atau arah

hidup yang baru

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya

mengekspresikan kasih sayangnya dan

merespon emosi saya seperti kemarahan

perhatian dll

radic

Saya puas dengan cara keluarga saya dan

saya membagi waktu bersama-samaradic

Total Skor Fungsi Fisiologis Pasien 3

Keterangan

0 jarangtidak sama sekali

1 kadang-kadang

2 seringselalu

Total Fungsi Fisiologis Keluarga Tn W

Ayah + Ibu + Pasien +Kakak Pasien + Nenek Pasien = 134 = 325 ( Kurang )

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 18: Laporan Kasus Kedokteran K=

18

C Fungsi Patologis

Fungsi patologis dari keluarga NyS dinilai dengan menggunakan alat SCREEM

sebagai berikut

Tabel SCREEM keluarga An A

Sumber Patologis

Social Jarang berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungannya

(karena usia pasien yang masih kecil tetapi orang tua

selalu ikut bila ada acara di lingkungannya)

+

Culture Menggunakan adat-istiadat Jawa dan bahasa Jawa

secara sopan dengan sesama anggota keluarga dan

orang lain dikehidupan sehari-hari

_

Religious Anggota keluarga menjalankan sholat 5 waktu di

Mushola samping rumah tahlilan dan pasien selalu

ngaji setelah ashar

_

Economic Penghasilan keluarga yang relatif stabil dan dengan

tingkat ekonomi menengah

-

Educational Tingkat pendidikan keluarga yang kurang pendidikan

terakhir Tn W SLTP Ny S SD NnD SMK pasien

atau An A masih bersekolah di SD

+

Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga An A

selalu membawanya ke pelayanan kesehatan (KRIMS)

_

Kesimpulan Keluarga An A mempunyai fungsi patologis di bidang social dan

educational Dari segi social pasien jarang berkumpul dan berpartisipasi dalam

kegiatan lingkungan karena usia pasien masih 10 tahun namun orang tua selalu aktif

dalam kegiatan lingkungan Dari segi educational TnW hanya berpendidikan sampai

lulus SLTP NyS berpendidikan sampai lulus SD NnD berpendidikan sampai lulus

SMK dan pasien An A masih bersekolah di SD

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 19: Laporan Kasus Kedokteran K=

19

D Genogram

Bentuk Keluarga nuclear family

Keterangan

Laki-Laki Tinggal satu rumah

Perempuan

Pasien

Meninggal Dunia

X X

TnW

X

NyS

An ANnD

X

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 20: Laporan Kasus Kedokteran K=

20

E Informasi pola interaksi keluarga

Pola interaksi keluarga

Keterangan

Hubungan anggota keluarga baik

Pasien

Kesimpulan

Semua keluarga saling berkomunikasi dengan baik namun untuk menceritakan masalah

masing-masing keanggota keluarga masih kurang

Tn W Ny S

An ANnD

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 21: Laporan Kasus Kedokteran K=

21

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB III

IDENTIFIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU KELUARGA

1 Faktor Perilaku Keluarga

a Pengetahuan

Keluarga ini memiliki pengetahuan yang kurang tentang kesehatan karena tingkat

pendidikan yang kurang pada keluarga pasien namun demikian kesadaran akan

kesehatan cukup baik pada keluarga An A ketika ada keluarga yang sakit langsung

dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat

b Sikap

Keluarga pasien sangat perduli dengan kesehatan anggota keluarganya saat ada

keluhan tentang kesehatan keluarga langsung di bawa ke pelayanan kesehatan

terdekat

c Tindakan

Satu hari setelah keluhan An A orang tua pasien segera membawa An A ke KRIMS

untuk mendapatkan perawatan kesehatan Dan disarankan untuk kontrol kembali 3

hari kemudian tetapi pasien tidak melakukannya karena sudah merasa sehat

2 Faktor Non Perilaku

Keluarga AnA biasanya menggunakan KRIMS sebagai sarana untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan Rumah yang dihuni keluarga ini cukup memenuhi standar

kesehatan pencahayaan dan ventilasi rumah cukup Untuk kebutuhan air sehari-hari

diperoleh dari PDAM

a Lingkungan

Lingkungan luar rumah

Keluarga pasien tinggal dalam sebuah rumah ukuran 9x12 meter2 memanjang

ke belakang saling berdekatan dengan tetangga memiliki pekarangan di

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 22: Laporan Kasus Kedokteran K=

22

depan rumah sampah dibuang di belakang rumah apabila sudah kering segera

dibakar

Lingkungan dalam rumah

Dinding rumah sudah terbuat dari batu bata yang sudah diplester semen dan

telah di cat lantai rumah sudah dikeramik rumah terdiri dari ruang tamu

ruang keluarga kamar utama 2 kamar anak 2 dapur kamar mandi toilet

tempat shalat Rumah memiliki 2 pintu utama sebagai pintu keluar masuk

yang terletak di depan dan belakang rumah Keluarga memiliki fasilitas MCK

yang baik dan ventilasi yang baik

Denah Rumah

Keterangan

Pintu

Indoor

o Luas rumah 9 x 12 Meter2

o Lantai keramik

o Pencahayaan dan ventilasi Baik

Outdoor

o Halaman rumah 1 halaman rumah (depan)

o Sumber air bersih dari PDAM

o Saluran pembuangan air selokan

Halaman Depan

Ruang Tamu

Kamar 2 Kamar 1

Ruang keluarga

Dapur 1

Kamar 3KMToilet

T cuci piring

Ruang makan

Dapur 2 + kandang ayam

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 23: Laporan Kasus Kedokteran K=

23

o Saluran jamban wc jongkok yang dibuang ke septitank

b Pelayanan kesehatan

Jarak ke KRIMS cukup jauh

DIAGRAM FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU

Kesimpulan

Perilaku dan non perilaku pasien cukup baik karena jarak yang cukup jauh untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan namun dapat dijangkau dengan menggunakan sepeda

motor milik orang tua pasien dan tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

Pengetahuan kurang karena tingkat pendidikan yang kurang dalam keluarga pasien

SikapKeluarga pasien sangat peduli dengan kesehatan anggota keluarga termasuk dengan keadaan pasien

Tindakan Keluarga An A membawa ke KRIMS 1 hari setelah keluhan pasien

Lingkungan Fisik cukup sehatEkonomi menengah Sosial hubungan dengan lingkungan cukup baik

Pelayanan kesehatanCukup jauh dengan pelayanan kesehatan (KRIMS)

KeturunanTidak ada keturunan yang sakit seperti pasien

Keluarga An A

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 24: Laporan Kasus Kedokteran K=

24

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB IV

DAFTAR MASALAH

A MASALAH MEDIS

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

B MASALAH NON MEDIS

1 Suka jajan sembarangan

2 Susah untuk disuruh makan

DIAGRAM PERMASALAHAN KELUARGA

Rhinitis akut dan

tonsilofaringitis

1 Suka jajan

sembarangan

2 Susah untuk disuruh

makan

- An A 10 Tahun

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 25: Laporan Kasus Kedokteran K=

25

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB V

TINJAUAN PUSTAKA

C Rinitis Akut (common cold)

DEFINISI

Radang akut mukosa kavum nasi oleh infeksi (self limiting disease) yang sering

diikuti infeksi sekunder oleh bakteri yang bermanifestasi sebagai kumpulan gejala

dimana gejala lokal utama ditemukan pada saluran pernafasan atas dengan predominan

gejalagejala hidung yang berlangsung selama kurang dari 2 minggu

ETIOLOGI

1048707 Rhinovirus

1048707 Sangat jarang disebabkan oleh bakteri kecuali sebagai infeksi sekunder

DIAGNOSIS

Gejala khas dari rhinitis akut

Stadium prodromal ischemic

1048707 berlangsung beberapa jam sesudah masa inkubasi 1-3 hari

1048707 terasa panas kering amp gatal dalam hidung amp nasofaring

1048707 bersin-bersin

Stadium hiperemiacatharal

1048707 hidung tersumbat

1048707 profuse rinorrhoea

1048707 demam amp nyeri kepala

Stadium sekunder infeksi

1048707 sekret menjadi kuning dan kental

1048707 sumbatan pada hidung memberat

Stadium resolusiconvalescence

1048707 sembuh sesudah 5-10 hari

pemeriksaan penunjang (jarang dilakukan)

1048707 pemeriksaan darah (DLdll)

1048707 kultur sekret swab mukosa

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 26: Laporan Kasus Kedokteran K=

26

PENATALAKSANAAN

Lokal

1048707 uap hangat (nebulizer)

1048707 tetes hidung (decongestant)

Umum

1048707 Istirahat

1048707 terapi simptomatik antipiretikanalgetika antihistamin dekongestan mukolitik

1048707 antibiotik (hanya diberikan bila terdapat infeksi sekunder-stadium invasi atau pada

bayi karena mudah terjadi komplikasi)

KOMPLIKASI

1048707 sinusitis paranasales

1048707 occlusio tubae sampai otitis media

1048707 faringitis bronkhitis pneumonia

B Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

Penyakit yang Berhubungan Dengan Sakit Tenggorokan Akut

No Penyakit Frekuensi1 Faringitis akut tanpa pembentukan membran Sangat sering pada anak-anak

dan semua usia2 Tonsilitis akut Sangat sering pada anak-anak3 Tonsilitis lingualis Sedang pada dewasa4 Abses peritonsilar Paling sering pada usia 13-205 Faringitis akut dengan pem Membranulserasi

Angina vincentplaut Dewasa mudaDifteri Jarang

6 Faringitis dikaitkan dengan gang hematologiMononukleosis infeksiosa SeringLeukemia akut Jarang

Selain itu kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien adalah

Laringitis

Difteria

Mums Parotitis Epidemika

C Anatomi

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 27: Laporan Kasus Kedokteran K=

27

D Faringitis akut

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 28: Laporan Kasus Kedokteran K=

28

1 Definisi

Faringitis adalah Inflamasi atau infeksi dari membran mukosa faring (dapat juga

tonsilo palatina) Faringitis akut biasanya merupakan bagian dari infeksi akut

orofaring yaitu tonsilofaringitis akut atau bagian dari influenza (rinofaringitis)

2 Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri

Virus (yaitu rhinovirus adenovirus parainfluenza coxsackievirus Epstein ndash Barr

virus herpes virus)

Bakteria (yaitu grup A szlig-hemolytic Streptococcus [paling sering]) Chlamydia

Corynebacterium diphtheriae Hemophilus influenzae Neisseria gonorrhoeae

Jamur (yaitu Candida) jarang kecuali pada penderita imunokompromis (yaitu

mereka dengan HIV dan AIDS)

Iritasi makanan yang merangsang sering merupakan faktor pencetus atau yang

memperberat

3 Gambaran Klinis

Perjalanan penyakit bergantung pada adanya infeksi sekunder dan virulensi kumannya

serta daya tahan tubuh penderita tetapi biasanya faringitis sembuh sendiri dalam 3 ndash 5

hari

Faringitis yang disebabkan bakteri

- Demam atau menggigil

- Nyeri menela

- Faring posterior merah dan bengkak

- Terdapat folikel bereksudat dan purulen di dinding faring

- Mungkin batuk

- Pembesaran kelenjar getah bening leher bagian anterior

- Tidak mau makan menelan

- Onset mendadak dari nyeri tenggorokan

- Malaise

- Anoreksia

Faringitis yang disebabkan virus

- Onset radang tenggorokannya lambat progresif

- Demam

- Nyeri menelan

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 29: Laporan Kasus Kedokteran K=

29

- Faring posterior merah dan bengkak

- Malaise ringan

- Batuk

- Kongesti nasal

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik

5 Penatalaksanaan

- Perawatan dan pengobatan tidak berbeda dengan influenza

- Untuk anak tidak ada anjuran obat khusus

- Untuk demam dan nyeri

Dewasa

Parasetamol 250 atau 500 mg 1 ndash 2 tablet per oral 4 x sehari jika diperlukan

atau Ibuprofen 200 mg 1 ndash 2 tablet 4 x sehari jika diperlukan

Anak

Parasetamol diberikan 3 kali sehari jika demam

di bawah 1 tahun 60 mgkali (18 tablet)

1 - 3 tahun 60 - 120 mgkali (14 tablet)

3 - 6 tahun 120 - 170 mgkali (13 tablet)

6 - 12 tahun 170 - 300 mgkali (12 tablet)

- Obati dengan antibiotik jika diduga ada infeksi

Dewasa

o Kotrimoksazol 2 tablet dewasa 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

o Eritromisin 500 mg 3 x sehari selama 5 hari

Anak

o Kotrimoksazol 2 tablet anak 2 x sehari selama 5 hari

o Amoksisilin 30 - 50mgkgBB perhari selama 5 hari

o Eritromisin 20 ndash 40 mgkgBB perhari selama 5 hari

E Tonsilitis Akut

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 30: Laporan Kasus Kedokteran K=

30

1 Definisi

Tonsil adalah kelenjar getah bening di mulut bagian belakang (di puncak

tenggorokan) yang berfungsi membantu menyaring bakteri dan mikroorganisme

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi Tonsilitis adalah suatu

peradangan pada tonsil (amandel) yang dapat menyerang semua golongan umur

Pada anak tonsilitis akut sering menimbulkan komplikasi Bila tonsilitis akut

sering kambuh walaupun penderita telah mendapatkan pengobatan yang memadai

maka perlu diingat kemungkinan terjadinya tonsilitis kronik Faktor-faktor berikut

ini mempengaruhi berulangnya tonsilitis rangsangan menahun (misalnya rokok

makanan tertentu) cuaca pengobatan tonsilitis yang tidak memadai dan higiene

rongga mulut yang kurang baik

Tonsilitis kronik dapat tampil dalam bentuk hipertrofi hiperplasia atau bentuk

atrofi Pada anak tonsilitas kronik sering disertai pembengkakan kelenjar

submandibularis adenoiditis rinitis dan otitis media

2 Penyebab

Penyebabnya adalah infeksi bakteri streptokokus atau infeksi virus (lebih jarang)

3 Gambaran klinik

Penderita biasanya mengeluh sakit menelan lesu seluruh tubuh nyeri sendi

dan kadang atalgia sebagai nyeri alih dari N IX

Suhu tubuh sering mencapai 40C terutama pada anak

Tonsil tampak bengkak merah dengan detritus berupa folikel atau membran

Pada anak membran pad tonsil mungkin juga disebabkan oleh tonsilitis

difteri

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan leukositosis

Pada tonsilitis kronik hipertrofi tonsil membesar dengan permukaan tidak

rata kripta lebar berisi detritus Tonsil melekat ke jaringan sekitarnya Pada

bentuk atrofi tonsil kecil seperti terpendam dalam fosa tonsilaris

Gejala lainnya adalah demam tidak enak badan sakit kepala dan muntah

4 Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik Tonsil

membengkak dan tampak bercak-bercak perdarahan Ditemukan nanah dan

selaput putih tipis yang menempel di tonsil Membran ini bisa diangkat dengan

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 31: Laporan Kasus Kedokteran K=

31

mudah tanpa menyebabkan perdarahan Dilakukan pembiakan apus tenggorokan

di laboratorium untuk mengetahui bakteri penyebabnya

5 Penatalaksanaan

Jika penyebabnya adalah bakteri diberikan antibiotik per oral selama 10 hari

Jika anak mengalami kesulitan menelan bisa diberikan dalam bentuk suntikan

- Penisilin V 15 juta IU 2 x sehari selama 5 hari atau 500 mg 3 x sehari

- Pilihan lain adalah eritromisin 500 mg 3 x sehari atau amoksisilin 500 mg 3

x sehari yang diberikan selama 5 hari Dosis pada anak eritromisin 40

mgkgBB hari amoksisilin 30 ndash 50 mgkgBBhari

Tak perlu memulai antibiotik segera penundaan 1 ndash 3 hari tidak meningkatkan

komplikasi atau menunda penyembuhan penyakit

Antibiotik hanya sedikit memperpendek durasi gejala dan mengurangi risiko

demam rematik

Bila suhu badan tinggi penderita harus tirah baring dan dianjurkan untuk

banyak minum Makanan lunak diberikan selama penderita masih nyeri

menelan

Analgetik (parasetamol dan ibuprofen adalah yang paling aman) lebih efektif

daripada antibiotik dalam menghilangkan gejala Nyeri faring bahkan dapat

diterapi dengan spray lidokain

Pasien tidak lagi menularkan penyakit sesudah pemberian 1 hari antibiotik

Bila dicurigai adanya tonsilitis difteri penderita harus segera diberi serum anti

difteri (ADS) tetapi bila ada gejala sumbatan nafas segera rujuk ke rumah

sakit

Pada tonsilitis kronik penting untuk memberikan nasihat agar menjauhi

rangsangan yang dapat menimbulkan serangan tonsilitis akut misalnya rokok

minumanmakanan yang merangsang higiene mulut yang buruk atau

penggunaan obat kumur yang mengandung desinfektan

Segera rujuk jika terjadi

- Tonsilitis bakteri rekuren (gt 4xtahun) tak peduli apa pun tipe bakterinya

- Komplikasi tonsilitis akut abses peritonsiler septikemia yang berasal dari

tonsil

- Obstruksi saluran nafas yang disebabkan oleh tonsil (yang dapat hamper

saling bersentuhan satu sama lain) apneu saat tidur gangguan oklusi gigi

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 32: Laporan Kasus Kedokteran K=

32

- Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

F Difteria

1 Definisi

Difteria merupakan penyakit infeksi akut yang sangat menular disebabkan oleh

Corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudo-membran pada

kulit danatau mukosa Dikenal 3 tipe utama C diphtheriae yaitu tipe gravis

intermedius dan mitis namun dipandang dari sudut antigenisitas sebenarnya basil ini

merupakan spesies yang bersifat heterogen dan mempunyai banyak tipe serologik

Difteria ditularkan melalui kontak dengan pasien atau karier dengan cara droplet

Muntahandebu bisa merupakan wahana penularan (vehicles of transmission) Difteria

kulit meskipun jarang dibahasmemegang peran yang cukup penting secara

epidemiologik Difteria tersebar luas di seluruh dunia Angka kejadian menurun

secara nyata setelah Perang Dunia II setelah penggunaan toksoid difteria Demikian

pula terdapat penurunan mortalitas yang berkisar antara 5-10 Faktor sosial-

ekonomi overcrowding nutrisi yang buruk terbatasnya fasilitas kesehatan

merupakan faktor penting terjadinya penyakit ini

2 Etiologi

Corynebacterium diphtheriae

3 Tanda dan Gejala

a) Nyeri tenggorokan

b) Nausea

c) Muntah

d) Disfagia

e) Membran di atas daerah tonsila kotor dan dapat berwarna hijau tua dan dapat

perdarahan apabila membran diangkat

2 Diagnosa

Diagnosis difteria ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Cara yang lebih akurat adalah dengan identifikasi dengan flourescent antibody

technique Diagnosis pasti adalah dengan isolasi C diphtheriae dengan pembiakan

pada media Loeffler

3 Pemeriksaan penunjang

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 33: Laporan Kasus Kedokteran K=

33

Biakan apusan untuk identifikasi C diphtheriae dengan pembiakan pada media

Loeffler Mac Conkey

4 Penatalaksanaan

Penanganan penyakit terdiri dari dua fase

a) Penggunaan antitoksin spesifik

Penatalaksanaan Spesifik pasien diberikan antitoksin Anti Diphtheria

Serum (ADS) yang diberikan segera setelah dibuat diagnosis difteria

b) Eliminasi organisme dari orofaring

Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin Antibiotik

(penisislin prokain) diberikan untuk eradikasi kuman Steroid diberikan

bila terdapat gejala obstruksi saluran napas bagian atas (dengan atau tanpa

bullneck) atau bila terdapat miokarditis Kortikosteroid tidak bermanfaat

untuk mencegah miokarditis

G Mumps Parotitis Epidemika

1 Epidemiologi

Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967 parotitis epidemika

merupakan penyakit yang sangat sering ditemukan pada anak Insidens pada umur

lt15 tahun 85 dengan puncak insidens kelompok umur 5-9 tahun Setelah ditemukan

vaksin parotitis kejadian parotitis epidemika menjadi sangat jarang Di negara barat

seperti Amerika dan Inggris rata-rata didapat kurang dari 1000 kasus per tahun

Demikian pula insidens parotitis bergeser pada anak besar dan dewasa muda serta

menyebabkan kejadian luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja Di Indonesia

tidak didapatkan adanya data mengenai insidens terjadinya parotitis epidemika Di

Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus parotitis epidemika Jumlah kasus

tersebut semakin berkurang tiap tahunnya dengan jumlah 11-15 kasustahun sebelum

tahun 2000 dan 1-5 kasustahun setelah tahun 2000 Selama tahun 2008 hanya

didapatkan satu kasus parotitis epidemika

2 Definisi

Parotitis epidemika adalah infeksi akut menular dengan gejala khas yaitu

pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 34: Laporan Kasus Kedokteran K=

34

3 Etiologi

Disebabkan oleh virus ldquomumpsrdquo yaitu paramyxovirus Virus itu sudah berada

dalam air ludah 1-6 hari sebelum pipi anak membengkak Biasanya bila salah satu

anak terkena gondongan maka anak-anak lain di daerah itu terkena juga karena virus

itu sangat menular

4 Tanda dan Gejala

a) Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak dan orang muda berusia lima

sampai 15 tahun

b) Nyeri sewaktu mengunyah dan menelan Lebih terasa lagi bila menelan cairan

asam seperti air jeruk

c) Pembengkakan yang nyeri terjadi pada sisi muka dan di bawah telinga Kelenjar

kelenjar di bawah dagu juga akan lebih besar dan membengkak

d) Penderita juga merasa demam Suhu tubuh dapat meningkat hingga 395oC

e) Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan penderita seperti

persentuhan dengan cairan muntah dan air seni penderita atau melalui udara ketika

penderita bersin atau batuk

5 Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa pemeriksaan fisik dan gambaran klinis

6 Pemeriksaan penunjang

Darah lengkap (limfositosis relatif)

5 Penatalaksanaan

a) Antibiotik

b) Koreksi bila ada dehidrasi

c) Kompres hangat dan analgetik

d) Higyne per orang

e) Operasi drainase bila diperlukan

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 35: Laporan Kasus Kedokteran K=

35

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

BAB VI

PENUTUP

A Kesimpulan holistik

1 Diagnosa dari segi biologis

Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

2 Diagnosa dari segi psikologis

Pasien masih bersekolah di sekolah dasar hubungan pasien dengan keluarga

baik pasien tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak perempuannya

pasien memiliki teman banyak baik di sekolah maupun di lingkungan tempat

tinggalnya

3 Diagnosa dari segi sosial

Hubungan pasien dengan orang tua baik namun pasien jarang berkumpul

dengan orang tuanya karena orang tua pasien bekerja dari pagi hingga sore

bahkan malam Hubungan dengan tetangga dan teman-temannya di dekat rumah

sangat baik tidak pernah mengikuti kegiatan lingkungan karena masih berusia

10 tahun setiap sore mengaji

Aspek Personal

o Pasien mengeluh demam dan muntah

o Harapan berobat adalah agar keluhan cepat sembuh

o Perhatian dari keluarga sangat dibutuhkan guna kesembuhan penyakit pasien untuk itu

diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik antar anggota keluarga demi

kesembuhan pasien

o Yang diharapkan pasien adalah kesembuhan

o Pasien merasa khawatir terhadap penyakitnya karena takut semakin bertambah parah

Aspek Klinis

o Rhinitis akut dan tonsilofaringitis

o Diagnosa banding

Laringitis

Difteria

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 36: Laporan Kasus Kedokteran K=

36

Mumps Parotitis Epidemika

Aspek Resiko Internal

o Pasien usia 10 tahun yang secara epidemiologi merupakan usia rawan terjadinya Rhinitis

akut dan tonsilofaringitis

o Pasien suka makan ciki2 di rumah

o Pasien suka jajan di sekolah

o Pola makan pasien tidak terkontrol (sulit disuruh makan)

Aspek Resiko Ekternal

o Pasien tidak dibuatkan bekal makanan sendiri saat berangkat ke sekolah

o Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan tetangga walaupun keluarga

yang tinggal satu rumah jarang dapat berkumpul bersama

Aspek Fungsional

o Pasien dalam keadaan tertentu masih mampu merawat diri tapi sebagian besar aktivitas

hanya duduk dan berbaring (derajat 4)

B Saran komprehensif

An A disarankan untuk mengurangi bahkan mengkonsumsi jajan yang biasa dibeli di

sekolah dan makan secara teratur

2 Promotif

Memberikan pemahaman kepada orang tua dan pasien tentang bahaya jajan

sembarangan menyarankan untuk membiasakan AnA untuk makan secara teratur

3 Preventif

Membuatkan bekal makanan dari rumah saat sekolah Memberikan nasihat

Mengontrol pola makan pasien

6 Kuratif

Pasien menggunakan obat antibiotik antipiretik antiemetik dan ekspektoran yang

diberikan dokter secara rutin dan teratur

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 37: Laporan Kasus Kedokteran K=

37

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 38: Laporan Kasus Kedokteran K=

38

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

DAFTAR PUSTAKA

1 Adams Boies Higler 1997 Boies Buku Ajar Penyakit THT Edisi 6 Buku

Kedokteran EGC Jakarta

2 ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia Volume 43 2008 ISFI Jakarta

3 Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007 2008 Departemen Kesehatan RI

Jakarta

4 Prasetyawati Arsita Eka Buku Kedokteran KeluargaFK Universitas Sebelas Maret

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik
Page 39: Laporan Kasus Kedokteran K=

39

LAPORAN KASUS KEDOKTERAN KELUARGA

Klinik Dokter Keluarga No Berkas

Berkas Pembinaan Keluarga No RM 010507

Nama KK Tn I

Catatan Konsultasi Pembimbing (diisi setiap kali selesai satu periode pembinaan)

HariTanggal

Uraian Kegiatan Pembimbing Paraf Keterangan

  • A Identitas Pasien
  • B Anamnesis
  • D Pemeriksaan Fisik
  • E Pemeriksaan Penunjang
  • F Diagnosa Holistik
  • G Penatalaksanaan Holistik