laporan kasus diabetes mellitus dengan pendekatan kedokteran keluarga

35
Laporan Kasus Diabetes Mellitus Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAMILY FOLDER

Upload: zoe-rina

Post on 22-Nov-2015

381 views

Category:

Documents


97 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

Laporan Kasus Diabetes Mellitus Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

Laporan Kasus Diabetes Mellitus Dengan Pendekatan Kedokteran KeluargaILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAMILY FOLDER

Nama : andrew e pNIM

: 10 2007 - 035

DAFTAR ISI

JUDUL LAPORAN

DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Permasalahan

1.3. Tujuan

2. METODOLOGI PENELITIAN

3. MATERI PASIEN 4. PEMBAHASAN5. KESIMPULAN DAN SARANBAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit non infeksi yang masih banyak diderita oleh masyarakat luas. Baik dari social ekonomi tinggi maupun yang rendah. Diabetes juga merupakan penyakit keturunan sehingga sulit pula membasminya walaupun telah diketemukan berbagai obat untuk mengontrol kadar gula darah penderita. Selain itu, banyak komplikasi yang dihasilkan dari suatu keadaan diabetes mellitus, antara lain nefropati diabetikum, retinopati dan lainnya. Sehingga diabetes masih memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

Berangkat dari latar belakang berbahaya dan banyaknya angka kejadian diabetes mellitus di Indonesia ini,maka diperlukan pembahasan lebih lanjut mengenai diabetes mellitus dilihat dari sisi kesehatan masyarakat.

1.2 Permasalahan

Diabetes mellitus memiliki banyak komplikasi apabila tidak tertangani dengan baik. Komplikasinya antara lain, neuropati, nefropati, dan bahkan bisa jatuh ke dalam status koma seperti diabetic ketoasidosis. Yang menjadi permasalahan ialah adakah hubungan dari pola hidup keluarga dengan kesehatan pasien diabetes mellitus dipantau dari sisi kedokteran keluarga.

1.3 Tujuan

Dengan melakukan kegiatan kunjungan langsung kepada pasien puskesmas, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai diabetes yang ada pada kasus di lapangan. Kasus di lapangan dapat saja memiliki variasi dan sedikit berbeda dengan teori yang ada, namun dengan sedikit dasar, penanganan terhadap diabetes ini tidak lagi asing dan diharapkan dapat menurunkan prevalensi hipertensi yang semakin meningkat. Dengan mengetahui kejadian diabetes di lapangan, diharapkan menambah pengetahuan yang lebih baik mengenai diabetes ditinjau dari sisi kemasyarakatannya.

BAB 2METODOLOGI PENELITIAN

Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengambil data dari pasien yang biasa berkunjung ke Puskesmas Grogol III. Dengan data rekam medis yang ada di Puskesmas tersebut, dilakukan kunjungan langsung kepada pasien untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan secukupnya. Di samping itu, juga dilakukan penilaian atau survey terhadap kebersihan dan sanitasi lingkungan pasien yang dikunjungi. Keadaan keluarga seperti anggota keluarga lain, pola kehidupan juga menjadi hal yang diperhatikan karena turut mempengaruhi terhadap keadaan pasien. Berikut ini hal-hal yang dicatat pada saat kunjungan.I. Identitas Pasien

a. Nama

b. Umur

c. Jenis Kelamin

d. Pekerjaan

e. Pendidikan

f. Alamat

II. Riwayat Biologis Keluarga

a. Keadaan Kesehatan Sekarang

b. Penyakit yang Sering Diderita

c. Penyakit Keturunan

d. Penyakit Kronis/menular

e. Kecacatan Anggota Keluarga

f. Pola Makan

g. Pola Istirahat

h. Jumlah Anggota Keluarga

III. Psikologis Keluarga

a. Kebiasaan Buruk

b. Pengambilan Keputusan

c. Ketergantungan Obat

d. Tempat Mencari Pelayanan Kesehatan

e. Pola Rekreasi

IV. Keadaan Rumah/Lingkungan

a. Jenis Bangunan

b. Lantai Rumah

c. Luas Rumah

d. Penerangan

e. Kebersihan

f. Ventilasi

g. Dapur

h. Jamban Keluarga

i. Sumber Air Minum

j. Sumber Pencemaran Air

k. Pemanfaatan Pekarangan

l. Sistem Pembuangan Air Limbah

m. Tempat Pembuangan Sampah

n. Sanitasi Lingkungan

V. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan Beribadah

b. Keyakinan Tentang Kesehatan

VI. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat Pendidikan

b. Hubungan Antar Anggota Keluarga

c. Hubungan dengan Orang Lain

d. Kegiatan Organisasi Sosial

e. Keadaan Ekonomi

VII. Kultural Keluarga

a. Adat yang Berpengaruh

b. Lain-lain

Pada saat kunjungan tidak menutup kemungkinan untuk menambahkan pertanyaan atau melakukan pemeriksaan langsung terhadap keadaan lingkungan untuk mendapatkan data tambahan sebagai masukan untuk pembahasan kasus. Dilampirkan pula beberapa hasil foto mengenai keadaan tempat tinggal pasien yang dipandang cukup berpengaruh terhadap kesehatan pasien. BAB 3MATERI PASIEN

3.1 Identitas Pasien

Nama

: Tn. Ibrahim

Jenis Kelamin: PriaUsia

: 72 tahun

Agama

: Islam

Status Perkawinan: Menikah

Pekerjaan: Pensiunan

Pendidikan

: SHD ( tamat)

Alamat

: Jl. Kramat rt 10/ rw 09 no 14

3.2 Diagnosis

3.2.1 Diagnosis Kerja : diabetes mellitus tipe 2, disertai penyakit jantung dan hipertensi

3.3 Anamnesis

Diambil dari autoanamnesis tanggal 20 juli 2010 pada pukul 09.00. Dilakukan pada kediaman pasien. Pasien memberikan respon dan penerimaan yang baik terhadap pertanyaan yang diberikan.

Keluhan Utama:

Pasien merasa lemas, pusing dan sesak. Pasien merasakan sesuai dengan peningkatan usia yang terjadi.

Keluhan Tambahan:

Kaki terasa lemas dan sakit, visus mata berkurang.

Riwayat Penyakit Sekarang:

OS sekarang berada di rumah karena telah tidak bekerja. OS merasakan lemas dan sering pusing. Sudah tidak dapat berjalan terlalu jauh karena mudah sekali merasa lelah. Kadar gula darah mencapai 295 mmol/L. Selain itu juga tekanan darah 150/100. Terakadang pasien merasa sesak. Obat-obatan yang dikonsumsi sekarang ialah metformin, nifedipin, isosorbid dinitrat dan captopril.

Riwayat Penyakit DahuluDikatakan OS bahwa kesehatan beliau relative sehat, tetapi seiiring dengan pertambahan usia, maka mulai timbul beberapa kelainan dari tubuh. Pada tahun 1994 ( sejak pensiun dari kegiatan pegawai negeri sipil), timbul keluhan sesak di dada dan dilarikan ke rumah sakit, didiagnosa oleh dokter adanya penyempitan arteri jantung sehingga harus dilakukan operasi. Akan tetapi OS tidak mau untuk dioperasi, maka diberikan tata laksana berupa obat-obatan yang masih dikonsumsi sampai sekarang yaitu isosorbid dinitrat. Diberikan dalam 2 bentuk yaitu oral dan sublingual. Oral merupakan obat rutin yang dikonsumsi setiap hari dan sublingual apabila terjadi serangan.

Penyakit umum lain yang pernah diderita ialah diare, influenza. Hipertensi meningkat sesuai pertambahan usia dan masih terjadi hingga kini.

Riwayat Keluarga

NamaHubungan dengan KKJenis KelaminKeadaan KesehatanKeadaan GiziPenyebab Kematian

Bp. IbrahimKKLaki-lakiDM, HT,PJKBaik-

Ny. RamilahIstri PerempuanBaikBaik-

Ny. FitrianiAnak Perempuan BaikBaik-

Tn. BudimanAnakLaki-lakiBaikBaik-

Moh. HamdaniAnak Laki-lakiDMBaik-

Fenny CucuPerempuanBaikBaik-

FauzanCucuLaki-lakiBaikBaik-

Andika Cucu Laki-lakiBaik Baik-

Nabila CucuPerempuanBaikBaik-

3.4 Pemeriksaan fisik3.4.1. Status kesehatan umum

Meliputi tinggi badan, berat badan, kesadaran, suara bicara dan tanda-tanda vital. Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi :

Suhu

Nadi

Pernapasan

Tekanan darah

Status kesehatan umum

3.4.2. Kepala dan leher

Kepala : bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher

Telinga : berdenging, gangguan pendengaran, keluar cairan

Mulut : lidah kebal, komposisi ludah, gigi goyah, gusi bengkak dan berdarah

Mata : diplopia, penglihatan kabur, lensa keruh

3.4.3. System integument

Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka

Kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren,

Kemerahan pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.

3.4.4. System pernapasan

Adakah sesak napas, batuk, sputum, nyeri dada

3.4.5. System kardiovaskuler

Perfusi jaringan menurun, nadi perifer

Takikardi / bradikardi, hipotensi/ hipertensi, aritmia

3.4.6. System gastrointestinal

Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrasi, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.

3.4.7. System urinarius

Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.

3.4.8. System musculoskeletal

Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

3.4.9. System neurologis

Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi.3.5. Terapia. Metformin

Indikasi:- Pengobatan penderita diabetes yang baru terdiagnosis setelah dewasa, dengan atau tanpa kelebihan berat badan dan bila diet tidak berhasil. - Sebagai kombinasi terapi pada penderita yang tidak responsif terhadap terapi tunggal sulfonilurea baik primer ataupun sekunder. - Sebagai obat pembantu untuk mengurangi dosis insulin apabila dibutuhkan.Farmakologi: Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk penderita diabetes militus tanpa ketergantungan terhadap insulin. Mekanisme kerja metformin yang tepat tidak jelas, walaupun demikian metformin dapat memperbaiki sensitivitas hepatik dan periferal terhadap insulin tanpa menstimulasi sekresi insulin serta menurunkan absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus. Metformin hanya mengurangi kadar glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia serta tidak menyebabkan hipoglikemia bila diberikan sebagai obat tunggal. Metformin tidak menyebabkan pertambahan berat badan bahkan cendrung dapat menyebabkan kehilangan berat badan.

Dosis: Metformin harus diberikan bersama dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis yang terbagi. Tablet 500 mg :

Dosis: 3 x sehari 1 tablet Tablet 850 mg :

Dosis awal: 1 x sehari 1 tablet (pagi) Dosis pemeliharaan: 2 x sehari 1 tablet (pagi dan malam)b. Adalat ( Nifedipin )

Indikasi:Dipergunakan untuk pengobatan dan prophylaxis dari kelainan jantung koroner (dalam kondisi angina pektoris tertentu setelah infark jantung) dan sebagai tambahan antihypertensive.Dosis: Pada umumnya terapi dimulai dengan 5-10 mg tiga kali sehari. Tablet biasanya diminum sebelum makan. Ditelan utuh dengan bantuan air/cairan lain. Peringatan Khusus dan Perhatian:

Akibat sampingan yang terjadi sebagian besar ada di awal pengobatan dan umumnya bersifat sementara. Sakit kepala, kemerahan dan sensasi panas mungkin terjadi. Mual, pening, kelelahan, reaksi kulit, paraesthesia, turunnya tekanan darah ke di bawah normal (hypotensive reaksi), palpitations dan percepatan laju detak jantung sudah dipatuhi, khususnya setelah dosis tinggi.

c. Captopril

Indikasi:Untuk hipertensi berat hingga sedang, kombinasi dengan tiazida memberikan efek aditif, sedangkan kombinasi dengan beta bloker memberikan efek yang kurang aditif. Untuk gagal jantung yang tidak cukup responsif atau tidak dapat dikontrol dengan diuretik dan digitalis, dalam hal ini pemberian kaptopril diberikan bersama diuretik dan digitalis.

Dosis: Kaptopril harus diberikan 1 jam sebelum makan, dosisnya sangat tergantung dari kebutuhan penderita (individual). Dewasa: Hipertensi, dosis awal: 12,5 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu, penurunan tekanan darah masih belum memuaskan maka dosis dapat ditingkatkan menjadi 25 mg tiga kali sehari. Bila setelah 2 minggu lagi, tekanan darah masih belum terkontrol sebaiknya ditambahkan obat diuretik golongan tiazida misal hidroklorotiazida 25 mg setiap hari.d. Isosorbid dinitrat

Indikasi :

Profilaksis dan pengobatan angina; gagal jantung kiriDosis : Sublingual : 5-10 mg

Oral : sehari dalam dosis terbagi, angina 30-120 mg

Infus Intravena : 2-10 mg/jam; dosis lebih tinggi sampai 20 mg/jam mungkin diperlukan.

Efek sampingSakit kepala berdenyut, muka merah, pusing, hipotensi postural, takikardi (dapat terjadi bradikardi paradoksikal). Efek samping yang khas setelah injeksi meliputi hipotensi berat, mual dan muntah, diaforesis, kuatir, gelisah, kedutan otot, palpitasi, nyeri perut, sinkop, pemberian jangka panjang disertai dengan methemoglobinemia

3. 6. PrognosisPrognosis yang diharapkan terjadi pada pasien ini tergantung dari dukungan keluarga dan keadaan sekitar. Kesembuhan dari penyakit tidak hanya dilihat dari penyakit sebagai hal yang biologis, tetapi menempatkan manusia juga ke dalam aspek psikologis dan social. Oleh karena itu, pola kehidupan biologis, psikologis dan social yang seimbang akan sangat membantu menentukan prognosis yang baik pada pasien ini.

3.7 Keadaan Biologis Keluarga

Yang dinilai ialah :

a. Keadaan Kesehatan Sekarang : baikKeadaan kesehatan keluarga saat ini dinilai cukup baik. Selain Tn Ibrahim yang menderita beberapa penyakit dikarenakan usia dan faktor keturunan, hanya anak bungsunya yang mewarisi diabetes dari pasien. Istri pasien juga memiliki kesehatan yang cukup baik. Secara keseluruhan keadaan kesehetan keluarga dinilai baik.

b. Kebersihan peroranganKebersihan merupakan faktor penting dalam kesehatan seseorang. Kebersihan perorangan akan membawa kepada kebersihan satu anggota keluarga. Kebersihan perorangan dinilai baik. Dlihat dari cara berpakaian, kebersihan yang tampak dari penampilan keluarga.c. Penyakit yang Sering DideritaPenyakit yang sering diderita hanyalah penyakit ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya (self limited). Biasanya gejala dapat hilang dengan beristirahat ataupun obat yang dibeli di warung setempat. Penyakit yang biasa diderita ialah pusing dan diare.d. Penyakit KeturunanTidak ada penyakit lain yang diturunkan hanya diabetes mellitus. e. Penyakit Kronis/menularTidak didapatkan riwayat adanya penyakit menular ataupun kronis yang didapatkan pada anamnesis yang dilakukan.f. Kecacatan Anggota KeluargaTidak terdapat adanya kecacatan pada setiap anggota keluarga.g. Pola MakanPola makan pada keluarga sedang. Terdapat pengaturan pola makan yang diberikan oleh dokter kepada pasien. Akan tetapi hal ini tidak dapat dituruti oleh pasien. Hal ini tentu kurang baik untuk kondisi kesehatan pasien. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan keluarga karena merasa repot dengan pengaturan pola makan. h. Pola IstirahatPola istirahat dirasakan cukup baik. Terutama bagi pasien, karena sudah pension dan tidak bekerja maka banyak waktu luang bagi pasien untuk beristirahat. Anggota keluarga lainnya juga memiliki pola istirahat yang cukup.i. Jumlah Anggota KeluargaTerdapat sebelas orang yang tinggal pada rumah itu. Apabila perkiraan ruang gerak seseorang yang ideal minimal 3x3, maka dengan luas rumah 110 m2, dikatakan layak huni.

3.8 Psikologis keluarga

a. Kebiasaan BurukKebiasaan buruk pernah dilakukan oleh pasien semasa mudanya yaitu merokok dan konsumsi alcohol. Akan tetapi tidak menurun atau menjangkit pada anggota keluarga lainnya. Dan kebiasaan tersebut telah ditinggalkan pasien sejak mengidap penyakit.b. Pengambilan KeputusanPengambilan keputusan dilakukan dengann diskusi atau demokratis. Tidak adanya pemaksaan kehendak dari orang tua kepada anak dan sebaliknya.c. Ketergantungan ObatTidak terdapat ketergantungan obat baik yang terlarang maupun obat yang dijual bebas di pasaran. d. Tempat Mencari Pelayanan KesehatanSebagai pensiunan pegawai negri sipil, pasien memiliki askes untuk berobat di rumah sakit. Akan tetapi bila sakit ringan, pasien mencari pertolongna pertama pada puskesmas ataupun klinik 24 jam dekat dengan hunian pasien.e. Pola RekreasiPola rekreasi keluarga baik. Akan tetapi dengan mengingat usia pasien yang telah senja, maka hal tersebut mengakibatkan pasien tidak dapat turut serta.

3.9. Keadaan rumah

a. Jenis Bangunan : permanenb. Lantai Rumah : keramikc. Luas Rumah : 110 m2d. Penerangan : sedang.Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya upaya penghematan listrik yang dilakukan. Kurangnya jendela yang membiarkan cahaya matahari masuk secara langsung ke dalam rumah.e. Kebersihan : sedangKebersihan rumah dinilai sedang, dipandang pula dari sisi kerapihan rumah tersebut. Banyak barang yang tidak terpakai terdapat dan dibiarkan dalam rumah tersebut. Barang terseut dapat menjadi sarang bagi vector nyamuk untuk menyebarkan penyakit sepreti demam berdarah.f. Ventilasi

Ventilasi cukup baikg. Dapur : adaNamun yang dipandang kurang baik ialah peralatan yang digunakan saat memasak. Kebersihan kurang terjaga. Tempat mencuci dan memasak juga kurang dijaga kebersihannya. Hal ini yang harus ditingkatkan.h. Jamban Keluarga : ada dan baiki. Sumber Air Minum : air ledengj. Sumber Pencemaran Air : tidak adak. Pemanfaatan Pekarangan : adaDi depan rumah dengan lahan yang sempit, namun terdapat penanaman pohon yang membuat suasana rumah menjadi lebih asri dan hijau.l. Sistem Pembuangan Air Limbah : adam. Tempat Pembuangan Sampah : ada n. Sanitasi Lingkungan : sedangKebersihan lingkungan sekitar dirasa kurang baik.

3.10. Spiritual Keluarga

a. Ketaatan Beribadah : baikb. Keyakinan Tentang Kesehatan : baik3.11. Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat Pendidikan : sedangAnak dari pasien memiliki pendidikan rata-rata SMA dan ada pula yang sarjana.b. Hubungan Antar Anggota Keluarga : baikc. Hubungan dengan Orang Lain : baikPasien cukup dikenal di masyarakat dan disegani oleh penduduk sekitar. Membuktikan bahwa hubungan pasien dengan orang lain baik dann terjalin ramah.d. Kegiatan Organisasi Sosial : baikPasien merupakan ketua RT periode 1973-1983. Hal ini membuat pasien mengenal banyak orang.

e. Keadaan Ekonomi : sedangBAB 4PEMBAHASAN

Strategi penyelesaian masalah pasien ini

4.1. Peranan keluarga dalam mengobati penyakit pasien: Peran keluarga sudah cukup baik terutama pasien yang sering diingatkan agar tidak mengkonsumsi obat seperti paramex, oskadon berlebih, istirahat teratur, makan dikontrol, dan tidak lupa untuk minum obat.

Peran lainnya ialah dengan mengontrol pola makan pasien yang terkadang sulit mengikuti anjuran diet dari dokter. Akan tetapi terkadang sulit untuk menyesuaikan jenis makanan pasien dengan keluarga lainnya. Hal inilah yang menjadi kendala. Kondisi lingkungan perumahan: menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Terdapat semua syarat rumah sehat seperti jamban keluarga, pembuangan limbah, sarana air minum yang bersih dan baik, system pembuangan air yang baik, ventilasi yang cukup. Persyaratan minimal seorang tinggal dalam rumah juga terpenuhi yaitu dalam luas 110 m2 tinggal 11 orang, dengan estimasi seorang layak menghuni bangunan 3 x 3 m. rumah tempat tinggal pasien memiliki dapur, akan tetapi kurang terjaga kebersihan tempat dan alat-alat memasak yang digunakan. Hal inilah yang dapat menjadi salah satu indicator penyebaran penyakit dalam keluarga. Sumber air minum telah baik berasal dari air ledeng. Akan tetapi ditinjau dari lingkungan sekitar hunian pasien, masyarakat kurang menjaga sanitasi lingkungan. Keadaan sosial-ekonomi pasien dalam penyembuhan penyakit, sudah baik karena ada usaha untuk kondisi pasien yang baik pernah berobat ke rumah sakit. Pasien memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah karena pernah bekerja sebagai pegawai negeri sipil. Pasien dan keluarga memiliki kesadaran untuk memeriksakan diri secara tepat dan tidak menunda penyakit sampai parah. Keadaan sosialisasi pasien dengan kerabat masyarakat sekitar cukup baik. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor positif bagi kesehatan pasien. Pasien memiliki kegiatan organisasi sebagai ketua RT sehingga membuatnya cukup dikenal di masyarakat.4.2. Penjelasan kepada pasien dan keluarga:

4.2.1. Tentang penyakitnya

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat diturunkan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui dan mencegahnya. Meski kadang dilihat sebelah mata oleh pasien, diabetes memiliki berbagai komplikasi yang cukup mengganggu. Diabetes meliputi multi system yaitu saraf, gastrointestinal dan lainnya. Maka dari itu, sedikit keluhan yang dirasakan oleh pasien harus diwaspadai sedini mungkin dengan memeriksakan diri ke puskesmas atau pelayanan kesehatan lainnya. Yang terpenting dalam pengobatan diabetes adalah membuat kadar gula darah terkontrol, tidak melebihi batas normal. Semakin tinggi angka, maka lebih banyak komplikasinya.

4.2.1.1. Tentang upaya pengendaliannya

Yang terpenting dalam pengendalian yang dilakukan ialah mengkonsumsi oabt-obatan yang diberi oleh dokter. Pengendalian terpenting dalam diabetes mellitus ialah pengendalian pola makan. Mengurangi karbohidrat, makanan yang asin, berlemak dan manis. Upaya pengendalian dari dalam diri pasien sendiri sudah cukup baik yaitu dengan menghentikan kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol sejak sakit. Diperlukan juga olahraga ringan demi menjaga kebugaran. Tetapi perlu diperhatikan keamanannya karena pernah mengalami riwayat jatuh.

4.2.1.2. Peran keluarga

Peran keluarga sangat besar khususnya istri, karena setiap saat bersama dibandingkan anak-anak yang telah bekerja. Peran keluarga sudah baik, terlihat saat melakukan kunjungan sang anak memperhatikan pasien dengan mengunjungi dokter untuk berkonsultasi. Selain itu, pengawasann terhadap konsumsi obat telah dilakukan dengan baik.

4.2.1.3. Cara Makan Obat

Dikarenakan banyaknya obat yang diberikan, maka perlu diatur jadwal konsumsi oabt sehingga menjadi teratur. Obat yang diberikan ada 8 buah. Akan tetapi yang rutin diminum hanya beberapa yaitu metformin, isosorbid dinitrat, nifedipin dan captopril. Obat juga disarankan jangan sampai lupa dimakan. Terdapat obat yang dikonsumsi setiap hari dan pada saat serangan. Oleh karena itu diperlukan pengawasan ekstra dari anggota keluarga sehingga tidak terjadi kesalahan dalam konsumsi obat.

4.2.1.4. Diet yang Harus Dilakukan

Diet merupakan hal penting dalam management diabetes mellitus tipe 2 yaitu ABC ( A1c, blood pressure dan kolesterol). Yang harus dipantau ialah AiC karena untuk mengetahui keseimbangan masukan makanan, aktivitas fisik dan obat yang diberikan. Diet yang baik diperlukan agar diabetes menjadi terkontrol. Akan tetapi perlu didukung oleh faktor lainnya seperti aktivitas fisik dan dosis obat yang tepat. Hal ini diperlukan untuk mengontrol kadar gula darah dan mengurangi resiko komplikasi dari diabetes. Selain itu diperlukan pula untuk memantau berat badan.

Diet yang tepat ialah makan dengan konsisten, sedikit namun sering. Pasien yang mengkonsumsi obat diabetes oral lebih fleksibel dalam mengatur waktu makan. Banyak pasien DM tipe 2 memiliki berat berlebih, sehingga mengurangi sebagian kecil dari ebrat badan akan menyebabkan insulin lebih efektif. Dilakukan dengan makan rendah kalori. Biasanya pengurangan berat yang aman dilakukan ialah setengah sampai 1 kg per miggu yaitu dengan mengurangi 500-1000 kalori dari total kalori. Selain itu, makan buah dan sayur sehingga banyak terkandung vitamin. 4.2.1.5. Olahraga yang dilakukan dan caranya

Aktivitas fisik dapat membantu untuk menurunkan berat badan dan menjaganya. Aktivitas yang dilakukan juga harus ringan sehingga mengurangi resiko hipoglikemia. Apabila dirasakan mulai lemas sebagai tanda penurunan kadar gula darah, maka konsumsi sedikit makanan untuk menjaga. Olahraga yang dapat dilakukan ialah senam kesegaran, jalan pagi santai. Olahraga tidak harus berat dan lama tetapi rutin dilakukan. Disamping itu juga diperlukan menjaga keamanan saat berolahraga. Berolahraga teratur dapat menyerap dan menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olah raga yang dimaksud adalah gerak jalan, berenang, naik sepeda dan tidak dianjurkan melakukan olah raga yang menegangkan seperti tinju, gulat atau angkat besi (sesuai kemampuan dan ekonomi pasien) karena latihan yang berat dapat menimbulkan hipertensi.

Merangkai hidup yang positif. Hal ini dimaksudkan agar seseorang mengurangi tekanan atau beban stres dengan cara mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah yang mengganjal dalam hati. Komunikasi dengan orang dapat membuat hati menjadi lega dan dari sini dapat timbul ide untuk menyelesaikan masalah.

Latihan relaksasi atau meditasi berguna untuk mengurangi stres atau ketegangan jiwa. Kendorkan otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai dan menyenangkan, mendengarkan musik dan bernyanyi sehingga mengurangi respons susunan saraf pusat melalui penurunan aktivitas simpatetik sehingga tekanan darah dapat diturunkan.

4.3. Menjelaskan keadaan pasien untuk dirujuk

Tanda keluhan-keluhan: dehidrasi ( penurunan turgor kulit, rasa haus yang nyata, dll), kesadaran yang berkabut ( koma, bingung), luka yang tidak kunjung sembuh dan memborok. Tanda-tanda kelainan fisik: kelainan neurology (bibir bengkok), lumpuh sebagian/total bagian tubuh, dll

4.4 Menjelaskan pada pasien dan atau keluarga tentang masalahnyaMenjelaskan bahwa penyakitnya dapat/tidak dapat dikendalikan terutama oleh pasien sendiri: menjelaskan kepada pasien bahwa diabetes merupakan penyakit yang dapat dikendalikan. Jika dilakukan pencegahan, penatalaksanaan, pengontrolan, pola hidup sehat, dan managemen yang baik terhadap hipertensi ini maka segala resiko komplikasi dapat dicegah dengan terkontrolnya tekanan darah.Menjelaskan pada pasien upaya selain obat-obatan yang harus diminum, seperti olahraga, PHBS: selain obat hipertensi juga diperlukan meminum air putih yang cukup, minum susu, jus (utama buah), olahraga secara teratur; minimal gerak jalan, bersepeda, PHBS.Komplikasi yang dapat dialami meliputi :

Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf. Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes.

Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.

Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi

4.5 Menjelaskan upaya pencegahan penyakit ini

4.5.1. Dari aspek Pribadi (pasien): Pola hidup sehat

Memeriksa diri secara rutin, terutama tekanan darah, kadar gula darah Mengkonsumsi obat secara rutin,

Berolah raga sesuai anjuran, Melakukan diet sesuai anjuran, Mengurangi dan menghindari hal yang dapat meningkatkan resiko seperti: merokok, alkohol, kopi,obat-obatan dan menjaga kondisi tubuh.

4.5.2. Dari aspek keluarga:

Memantau pasien dalam meminum obat

Mengingatkan pasien atas resiko dan bahaya komplikasi yang dapat timbul

Mengawasi pasien atas gaya hidupnya

Selalu dengan sabar dan kontinu memantau kesehatan pasien

Menjadi tempat komunikasi jika pasien merasakan sesuatu yang tidak nyaman pada dirinya, sehingga hal yang tidak diinginkan dapat terhindar dan segera cepat mendapat penanganan secara cepat

Mengingatkan agar selalu kontrol kesehatan ke tempat pelayanan kesehatan, dll

4.5.3. Dari aspek masyarakat:

Adanya sosialisasi/penyuluhan dari petugas kesehatan tentang hipertensi pada masyarakat setempat.

Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan, dengan lingkungan yang asri maka risiko stress turun dan akan menurunkan terjadinya hipertensi karena stress.

Hubungan yang baik sesama masyarakat sehingga bila terjadi hal yang tidak diinginkan masyarakat dapat membantu.

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN

Kunjungan ke rumah penduduk yang dilakukan pada hari Selasa, 20 July 2010, dengan pasien Tn. Ibrahim. Diagnosis kerja ialah diabetes mellitus yang berkomplikasi penyakit jantung koroner dan disertai hipertensi. Pasien telah mendapatkan pengobatan yang teratur dari upaya kesehatan Rumah Sakit maupun Puskesmas dengan memadai. Karena itu, perlu juga peninjauan pasien dari sisi keluarga dan lingkungan sekitar dalam menentukan prognosis pasien ini.

Ditinjau dari sisi keluarga, keluarga sudah dipandang semaksimal mungkin menciptkan suasana yang kondusif bagi kesehatan pasien. Hal tersebut tercermin dari kebersihan anggota keluarga dan kondisi rumah. Yang dipandang kurang hanyalah dari pola makan keluarga. Pola makan kurang dapat dijaga yaitu dengan menghindari karbohidrat dan makanan yang manis. Hal inilah yang dapat disarankan untuk lebih ditingkatkan. Keadaan fisik rumah dipandang telah memenuhi sebagian besar syarat rumah sehat. Pasien tinggal dalam suasana yang damai dan asri, juga meningkatkan kesehatan pasien secara tidak langsung. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang dapat diturunkan, oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan sedina mungkin agar resiko dapat dieprkecil. Peran keluarga dirasakan sangat bermanfaat, baik dalam upaya pengendalian yaitu pengawasan menelan obat, pemberian dukungan moril dan pencegahan terhadap penyakit dan komplikasi.

Saran yang dapat diberikan ialah :

1. Meningkatkan kebersihan pribadi, rumah dan lingkungan sekitar

2. Mengatur pola makan dengan teratur

3. Berolahraga ringan

4. Menciptakan kehidupanbiologis, psikologis dan social yang seimbang

Lampiran

Gbr. 1

Gbr 2.

Gbr 3.

Gbr 4.

Gbr 5.

Gbr 6.

Gbr 7.

Keterangan :

1. Tuan Ibrahim

2. Keadaan dapur dan alat dapur

3. Tempat mencuci piring dan beberapa tumpukan piring

4. Keadaan kamar mandi. Tidak terdapat jentik nyamuk

5. Pemanfaatan pekarangan.

6. Saluran air dan tempat pembuangan sampah

7. Ruang makan yang memadai