laporan individual program latihan profesi
DESCRIPTION
pplTRANSCRIPT
BAB I
MASALAH – MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN
PPL
A. PENDAHULUAN
Definisi masalah secara umum dapat diartikan sebagai adanya suatu
kesenjangan antara harapan yang dinginkan dengan fakta yang terjadi dilapangan.
Manusia sebagai mahluk tuhan hanya dapat berencana, dan terkadang hasil yang
didapat oleh manusia tidak selalu sesuai dengan apa yang direncanakan. Masalah
timbul karena banyak faktor yang memicunya. Bisa dari eksternal maupun
internal individu itu sendiri. Sebagai mahluk tuhan yang beriman, timbulnya
masalah bukanlah menjadi suatu hambatan yang menggangu, alangkah baiknya
masalah dijadikan sebagai suatu sarana belajar untuk menjadi pribadi yang lebih
baik lagi di masa depan.
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan suatu lembaga
pendidikan yang mencetak calon tenaga pendidik dan kependidikan. Dalam
tahapan pendidikannya, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) membekali
mahasiswanya dengan pemberian pengalaman nyata menjadi guru melalui
Program Latihan Profesi (PLP). Seluruh mahasiswa jurusan kependidikan di
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) wajib menyelesaikan Program Latihan
Lapangan (PLP) sebagai salah satu prasyarat menyelesaikan studi jenjang sarjana.
Mata kuliah ini memiliki bobot sebesar 4 SKS yang biasanya teknis pelaksanaan
kegiatan ini berlangsung selama durasi satu semester.
PLP Kependidikan ini, bertujuan agar para mahasiswa (praktikan)
mendapatkan pengalaman kependidikan secara faktual di lapangan, sebagai
wahana terbentuknya tenaga kependidikan yang profesional. Pengalaman meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam profesi sebagai pendidik serta mampu
menerapkannya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran baik yang
dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan penuh rasa tanggung
jawab.
Selain tujuan umum tersebut, secara khusus PLP Kependidikan ini
bertujuan agar para mahasiswa:
1. Mengenal karakteristik peserta didik dari segi perkembangan dan
perbedaan individual.
2. Mengamati lingkungan fisik, geografis dan lingkungan sekolah.
3. Mengamati proses pembelajaran siswa.
4. Mengkaji materi, metode, media dan sumber belajar yang dipergunakan.
5. Mengenali struktur organisasi dan manajemen operatif sekolah
6. Mengkaji proses dan hasil penilaian belajar siswa oleh guru.
7. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP)
8. Mengimplementasikan RPP yang telah dibuat didalam proses
pembelajaran.
9. Melaksanakan diagnostik kesulitan belajar dan pengajaran remedial.
10. Mengidentifikasi masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran di
sekolah yang dapat dijadikan bahan awal penelitian skripsi.
Sebagai salah satu unit kerja dibawah naungan Universitas Pendidikan
Indonesia, Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (JPTM) FPTK UPI melaksanakan
kerjasama dengan sekolah mitra yang memiliki bidang yang relevan dengan
kajian ilmiah JPTM. Sekolah mitra ini tersebar lokasinya di beberapa kota
kabupaten di Jawa Barat. Praktikan sendiri melaksanakan kegiatan PLP di salah
satu Sekolah Menengah Kejuruan Kota Bandung tepatnya di SMKN 12 Kota
Bandung yang beralamat di Jalan Pajajaran no. 92 Kota Bandung. Sekolah ini
merupakan salah satu sekolah yang kajian ilmunya di bidang Manufaktur khusus
pesawat udara. Adapun waktu pelaksanaan kegiatan PLP yang praktikan lakukan
berawal di akhir bulan Januari sampai dengan pertengahan Juni.
Selama berlangsungnya kegiatan PLP di SMKN 12 Bandung, praktikan
ditugaskan untuk membantu kegiatan pembelajaran di Jurusan Konstruksi Rangka
Pesawat Udara (KRPU). Adapun mata pelajaran yang praktikan dapatkan adalah:
1. Aerodynamic and Flight Control (AFC).
Mata pelajaran ini merupakan pengetahuan dasar mengenai aerodinamis
pesawat dan pengetahuan dasar mengenai kontrol pesawat udara.
Praktikan mendapatkan tugas untuk mengajar 2 kelas untuk tingkat X yaitu
kelas XE dan XF. Lama waktu jam pelajaran setiap pertemuannya adalah 2
x 45 menit. Jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada hari selasa
pukul 07. 00 - 08.–30 untuk kelas XF dan pukul 08. 30 – 10. 00 untuk
kelas XE.
2. Basic skill KRPU.
Mata pelajaran ini merupakan pengenalan mengenai skill dasar di program
studi Konstruksi Rangka Pesawat Udara. Mata pelajaran ini terdiri dari
teori dan praktikum. Adapun materi keahlian yang dipelajari pada mata
pelajaran ini antara lain mengenai kerja bangku dan proses penyambungan
menggunakan metode riveting. Lama waktu berlangsungnya pelajaran
adalah 8 x 45 menit mulai dari pukul 07. 00 – 14. 30. Jadwal waktu
pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada hari jumat dan sabtu. Teknis
pelaksanaan kegiatan pembelajaran sendiri menggunakan sistem rolling.
Setiap kelas mempunyai kesempatan melakukan praktikum selama satu
hari dalam kurun waktu 6 pekan. Setelah 6 minggu, kelas tersebut
bergantian dengan kelas lainnya dan kemudian berganti lagi ke kelas lain
dalam kurun waktu yang sama selama 6 pekan. Jadi masing-masing kelas
memiliki waktu 6 kali pertemuan untuk menyelesaikan job yag telah
ditugaskan diawal pertemuan. Praktikan mendapatkan tugas untuk
membantu pembelajaran di kelas X G, X H, X I, H J, X K dan X L.
Berbagai pengalaman berharga praktikan dapatkan selama melaksanakan
kegiatan PLP di SMKN 12 Bandung. Pengalaman tersebut praktikan dapatkan
melalui berbagai tantangan dan rintangan yang praktikan hadapi baik itu ketika
dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas maupun kegiatan diluar
pembelajaran. Pada bab ini, praktikan akan mencoba merumuskan berbagai
kendala yang bersifat teknis maupun non teknis yang praktikan hadapi dalam
pelaksanaan kegiatan PLP.
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) adalah suatu
kegiatan perencanaan bagi seorang pendidik baik itu seorang guru maupun
mahasiswa praktikan yang dibuat sebelum melaksanakan KBM (Proses belajar
mengajar). RPP ini memiliki peranan sangat penting dalam menentukan kualitas
pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh pendidik, menjadikan panduan dlam
melaksanakan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai evaluasi pengembangan
kualitas proses pembelajaran kedepannya. Oleh sebab itu, sebelum melakukan
KBM, praktikan juga harus menyusun RPP secara sistematis dan terumuskan
dengan jelas, sehingga dalam penyampaian materi lebih terarah dan proses KBM
bisa berjalan dengan efektif dan lancar.
Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajran (RPP), guru merujuk
kepada permendiknas no. 81 A tahun 2013 mengenai implementasi kurikulum dan
pedoman untuk pelaksanaan Kurikulum 2013. Dalam peraturan tersebut
disebutkan RPP kurikulum 2013 sekurang-kurangnya memuat komponen RPP
diantaranya:
1. Tujuan pembelajaran 2. Materi Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran 4. Sumber Belajar
5. Penilaian
Dalam pengembangannya, format praktikanan RPP menjadi lebih kompleks.
Komponen yang disebutkan diatas dilengkapi lagi dengan komponen tambahan
yang semakin memperjelas fungsi dari RPP itu sendiri. Format RPP yang
digunakan kurang lebih memuat komponen sebagai berikut:
1. Nama sekolah 2. Mata pelajaran
3. Kelas/ semester 4. Materi pokok
5. Alokasi waktu 6. Kompetensi inti
7. Kompetensi dasar dan indikator 8. Tujuan pembelajaran
9. Materi pembelajaran 10. Metode pembelajaran
11. Media, alat dan sumber belajar 12. Langkah-langkah pembelajaran
13. Penilaian
Kendala umum yang praktikan hadapi dalam upaya penyususan RPP adalah
perubahan kurikulum yang diterapkan di sekolah mengubah sedikit format dan
konten dari RPP yang digunakan. Adapun kendala khusus dari praktikanan RPP
dari pertama sampai akhir antara lain di deskripsikan sebagai berikut:
1. Penyusunan RPP pertama, kendala yang dihadapi :
a) Kesulitan merumuskan rumusan tujuan pembelajaran.
b) Kesulitan merumuskan penjabaran Indikator.
c) Kesulitan mendapatkan dan menyusun materi pembelajaran.
d) Kesulitan menyusun langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
e) Kesulitan menyesuaikan media pembelajaran.
f) Kesulitan membuat alat evaluasi.
2. Penyusunan RPP kedua, kendala yang dihadapi :
a) Kesulitan merumuskan penjabaran Indikator.
b) Kesulitan mendapatkan dan menyusun materi pembelajaran.
c) Kesulitan menyusun langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
d) Kesulitan menyesuaikan media pembelajaran.
e) Kesulitan membuat alat evaluasi.
3. Penyusunan RPP ketiga, kendala yang dihadapi :
a) Kesulitan menyusun materi pembelajaran.
b) Kesulitan menyusun langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
c) Kesulitan menyesuaikan media pembelajaran.
d) Kesulitan membuat alat evaluasi.
4. Penyusunan RPP ke empat, kendala yang dihadapi :
a) Kesulitan menyusun langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
b) Kesulitan menyesuaikan media pembelajaran.
c) Kesulitan membuat alat evaluasi.
5. Penyusunan RPP ke lima sampai dengan RPP kedelapan, kendala yang
dihadapi:
Pada penyusunan RPP ke lima sampai dengan RPP terakhir, praktikan
tidak menemui kesulitan khusus dalam hal penyusunan RPP, dikarenakan
seringnya melaksanakan bimbingan RPP di sekolah dengan dosen luar
biasa.
A. Proses Penampilan
Proses penampilan mengajar dikelas merupakan aplikasi dari penerapan RPP
yang telah diremcanakan. Dalam kegiatan ini, praktikan mengimplementasikan
ilmu kependidikan yang praktikan dapatkan di kampus serta menambah khasanah
pengetahuan praktikan tentang dinamika nyata yang praktikan rasakan melalui
pengalaman nyata mengajar dihadapan siswa. Melalui penampilan ini pula,
kualitas penampilan praktikan dalam mengajar dapat tercermin dan dinilai baik
oleh pihak dosen luar bisa maupun siswa.
Kendala atau masalah yang dihadapi praktikan dalam proses penampilan
di kelas, antara lain :
1. Penampilan mengajar pertama, masalah yang dialami :
a) Kemampuan membuka pelajaran.
b) Sikap praktikan dalam proses pembelajaran.
c) Penguasaaan materi pembelajaran.
d) Implementasi langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
e) Penggunaan media Pembelajaran.
f) Evaluasi.
g) Kemampuan menutup pelajaran.
h) Manajemen waktu.
2. Penampilan mengajar kedua, masalah yang dialami :
a) Kemampuan membuka pelajaran.
b) Sikap praktikan dalam proses pembelajaran.
c) Penguasaaan materi pembelajaran.
d) Implementasi langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
e) Penggunaan media Pembelajaran.
f) Evaluasi.
g) Kemampuan menutup pelajaran.
h) Manajemen waktu.
3. Penampilan mengajar ketiga, masalah yang dihadapi :
a) Sikap praktikan dalam proses pembelajaran.
b) Penguasaaan materi pembelajaran.
c) Implementasi langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
d) Penggunaan media Pembelajaran.
e) Evaluasi.
f) Kemampuan menutup pelajaran.
g) Manajemen waktu.
4. Penampilan mengajar ke empat, masalah yang dihadapi :
a) Sikap praktikan dalam proses pembelajaran.
b) Implementasi langkah-langkah pembelajaran (Skenario).
c) Penggunaan media Pembelajaran.
d) Evaluasi.
e) Kemampuan menutup pelajaran.
f) Manajemen waktu.
5. Penampilan mengajar kelima s/d keenam belas
Praktikan tidak begitu banyak masalah yang dihadapi pada saat
melaksanakan KBM berada di dalam kelas dikarenakan praktikan sudah
mulai dapat beradaptasi dengan karakter siswa, atmosfir dan dinamika
yang terjadi dalam kelas. Kendala yang masih praktikan temukan bersifat
teknis seperti fasilitas pembelajaran seperti alat bantu pembelajaran yaitu
Infocus yang tidak tersedia di ruangan sehingga perlu waktu untuk
meminjam yang akhirnya cukup memakan waktu kegiatan pembelajaran.
Selain kekurangan jumlah lokal gedung menjadikan kelas tersebut harus
berpindah ruangan mencari ruangan untuk jadwal mata pelajaran
selanjutnya sehingga ketika hendak berpindah dari satu mata pelajaran ke
pelajaran selanjutnya cukup memakan waktu. Kendala terakhir adalah
banyaknya hari libur sehingga beberapa penyampaian materi sedikit
terganggu dan perlu dilakukan pemadatan materi.
B. Bimbingan belajar / Ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan diluar jam pelajaran yang
tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ini ditunjukan untuk
pengembangan bakat dan minat serta untuk memantapkan pembentukan
softskill peserta didik. Dari data Kegiatan ekstrakurikuler yang praktikan
dapatkan dari pembina ekskul SMKN 12 Bandung terdapat banyak sekali jenis
ekskul, diantaranya:
1. Badminton 2. Ekskul Bidang Pemesinan
3. Futsal 4. Ekskul Bidang KBPU
5. Basket Bal 6. Ekskul Bidang KRPU
7. Volley Ball, Atletik 8. Ekskul Bidang KPU
9. Angklung dan Paduan
Suara
10. Ekskul Bidang EPU
11. Theatre 12. Sains Fisika
13. PMR 14. Sains Kimia
15. Pramuka Putra 16. Sains Matematika
17. Pramuka Putri 18. Klub Konservasi Sekolah
19. Paskibra 20. Kewirausahaan
21. Polisi Taruna 22. Bahasa Sunda
23. Nasyid 24. English Club
25. DKM ( Remaja Masjid
Al-Iqro
26. Silat (Perisai Diri)
27. Keputrian 28. Taekwondo
29. Aeromodeling,
Kompetensi Keahlian
30. Fotografi
Dari beberapa kegiatan ekstra kurikuler tersebut, praktikan diwajibkan ikut
serta minimal satu jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada, praktikan memilih
ekstrakurikuler Klub Konservasi Sekolah (KKS). Praktikan merasa tertarik
untuk mengikuti ekskul ini karena dapat menambah pengetahuan baru
mengenai upaya pemberdayaan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan
ekskul KKS ini dilakukan setiap hari jum’at setiap pukul 15.00 – 17.00.
Selama mengikuti kegiatan ekstrakulikuler ini, kendala yang praktikan
temui adalah terkadang kegiatan ekskul KKS tidak rutin dilaksanakan setiap
minggu, kegiatan tersebut biasanya dilaksanakan apabila ada pekerjaan khusus
yang hendak dikerjakan.
C. Partisipasi Dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Latihan.
Selain kegiatan KBM, selama PPL praktikan juga diharuskan untuk ikut
berpartisipasi dalam kehidupan sekolah. Hal ini dilakukan praktikan agar tidak
hanya mendapat pengalaman mengajar dikelas saja ataupun mengajar di
bengkel, namun juga bisa benar-benar merasakan atmosfir kehidupan sekolah
yang sebenarnya. Beberapa kegiatan yang dilakukan di sekolah mitra selain
kegiatan pokok pembelajaran di kelas diantaranya ; Mengikuti upacara
bendera, petugas guru piket harian, piket pelayanan BK (Bimbingan
Konseling), piket perpustakaan, partisipasi dalam pelaksanaan pengujian
laporan Prakerin program studi KRPU.
1. Mengikuti Upacara Bendera
Di tempat praktikan, yakni SMKN 12 Bandung, pelaksanaan Upacara
bendera dilaksanakan dua minggu sekali pada hari senin pagi. Pelaksanaan
upacara bendera dimulai dari pukul 07.00 s/d 07.45 yang diikuti oleh semua
siswa beserta guru yang ada di lingkungan sekolah. Dalam mengikuti upacara
bendera ini, praktikan tidak banyak menghadapi banyak kendala, karena
upacara bendera merupakan kegiatan yang dulu juga sering praktikan lakukan
sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah.
2. Petugas Guru Piket Harian
Setiap mahasiswa PPL mendapat tugas untuk melaksanakan piket harian
sekali dalam satu minggu. Dalam melaksanakan tugas ini, praktikan mendapat
kesempatan piket pada setiap hari Kamis, bersamaan dengan dengan guru PPL
lainnya. Tugas yang harus dilaksanakan dalam piket harian adalah sebagai
berikut :
a) Mencatat nama siswa-siswi yang terlambat datang kesekolah.
b) Memberikan pembinaan kepada siswa.
c) Menyampaikan surat pemberitahuan sakit atau surat izin ke kelas.
d) Apabila ada guru yang tidak hadir dan memberikan tugas, maka
praktikan akan menyampaikan tugas tersebut ke kelas yang dimaksud.
Lebih jauhnya lagi praktikan diberi kesempatan untuk mengisi kelas
apabila mata pelajaran tersebut relevan dengan bidang keahlian yang
dimiliki oleh masing-masing praktikan.
e) Memberikan surat izin meninggalkan kelas jika ada siswa yang
membutuhkan untuk alasan tertentu.
a. Memberikan bantuan mengawas kelas yang melaksanakan ulangan jika
ada guru yang membutuhkan.
b. Merekapitulasi data siswa yang terlambat, sakit, izin, alpa, dispensasi
dan meninggalkan kelas.
Masalah-masalah yang dialami ketika melaksanakan piket harian, antara lain :
a) Terkadang praktikan kewalahan dalam mencatat siswa yang terlambat
karena jumlahnya yang banyak.
b) Terkadang praktikan merasa kebingungan ketika harus memberikan
sanksi untuk pembinaan siswa.
c) Banyak siswa yang berusaha menyalahgunakan surat izin untuk keluar
masuk lingkungan sekolah.
3. Piket Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Dilaksanakan oleh praktikan sekali dalam seminggu pada hari kamis.
Tugas yang dilaksanakan pada piket bimbingan dan konseling antara lain
membantu operasional BK yang bersifat administratif seperti:
Memanggil siswa yang bermasalah untuk menghadap ke ruangan
BK.
Menerima tamu atau orang tua murid dan mempersilahkan
menunggu di ruangan konseling.
Mengumpulkan form angket sosiometri dan angket peminatan
jurusan ke kelas X
Membantu administrasi penyaluran pendaftaran melanjutkan study
untuk kelas XII
Tidak terdapat permasalahan umum yang praktikan hadapi ketika
melaksanakan piket di ruangan BK. Selain guru BK bersikap ramah dan
baik, tugas-tugas yang diberikan pun menambah pengetahuan baru
mengenai tertib administrasi di sekolah. Kendala khusus yang mungkin
sempat praktikan rasakan adalah ketika mendata kelas XII yang hendak
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, guru BK dan
praktikan sempat kewalahan menghadapi banyaknya siswa yang berminat
untuk melanjutkan pendidikan.
a. Piket Perpustakaan
Sama halnya dengan piket di ruang BK piket di perpustakaan
dilaksanakan sekali dalam seminggu pada hari Kamis. tugas yang
dilaksanakan antara lain ;
1. Menjaga ruang piket.
2. Melayani siswa-siswi yang akan meminjam buku.
3. Melayani siswa-siswi yang akan mengembalikan buku.
4. Menata buku-buku di perpustakaan.
Masalah yang dihadapi :
1) Ruang piket terkadang di pakai untuk proses belajar mengajar oleh
guru lain, sehingga mengganggu pengunjung perpustakaan.
2) Siswa-siswi yang datang terkadang tidak mengisi daftar hadir.
3) Sembarangan menaruh buku yang telah dibaca, sehingga harus di
tata ulang kembali.
5. Berpartisipasi Dalam Pelaksanaan Pengujian Laporan Prakerin
Jurusan KRPU
Praktikan termasuk yang merasa beruntung dapat dilibatkan oleh
guru KRPU dalam kegiatan pengujian laporan prakerin di jurusan KRPU,
sedangkan praktikan di jurusan lain tidak ikut dilibatkan dalam pengujian
laporan prakerin. Dari kegiatan tersebut praktikan mempunyai pengalaman
baru dalam hal pengujian laporan prakerin. Dalam kegiatan tersebut tugas
praktikan antara lain adalah:
1) Mengecek kelengkapan administrasi ujian prakerin (kartu kendali,
kartu bimbingan, draft laporan dan lembaran penilaian dari
industri)
2) Menguji penguasaan materi yang siswa tulis di laporan prakerin.
3) Memberikan penilaian presentasi laporan prakerin.
4) Mengolah nilai prakerin dari skor mentah menjadi nilai raport.
Kendala yang praktikan hadapi hanya bersifat teknis saja, antara lain:
1) Jadwal pengujian mundur satu hari dari hari yang telah dijadwalkan
2) Banyaknya peserta cukup membuat praktikan menjadi kewalahan
3) Pengetahuan praktikan yang kurang dalam bidang penerbangan
menjadikan praktikan perlu menggali pengetahuan yang lebih
dalam lagi dari peserta.
D. Proses Bimbingan
Proses bimbingan memiliki peran yang sangat penting dan bermanfaat
bagi praktikan ketika melaksanakan PPL ini. Sebagaimana diketahui bahwa
praktikan adalah sebagai seseorang yang masih awam baik segi pengalaman
yang minim dalam dunia pendidikan, tentu banyak hal yang belum dimengerti
atau belum dikuasai oleh praktikan, maka dari itu perlu dilaksanakan proses
bimbingan. Proses bimbingan dilaksanakan pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), penampilan mengajar ataupun berkonsultasi
mengenai materi apa yang akan disampaikan pada siswa. Adapun proses
bimbingan dilakukan dengan berbagai pihak, diantaranya :
1. Bimbingan Dengan Dosen Luar Biasa PPL (DLB)
Dosen luar bisaa (DLB)/guru pamong merupakan guru mata
pelajaran Aerodynamic and Fight Control (AFC). Sedangkan untuk tugas
tambahan mengajar Basic Skill, praktikan meminta bimbingan materi
kepada guru bersangkutan. Kegiatan bimbingan dengan dosen LB,
diantaranya seperti ;
a) Bimbingan RPP dilaksanakan setiap akan mengajar.
b) Bimbingan Penampilan mengajar dilaksanakan setiap akan
mengajar.
Dalam kegiatan bimbingan dengan dosen LB praktikan tidak
menemui kendala pada saat bimbingan penyusunan RPP, konsultasi materi
dan konsultasi mengenai proses penampilan mengajar. Bimbingan yang
dilakukan secara rutin menjadikan permasalahan yang dihadapi menjadi
cepat terselesaikan.
2. Bimbingan Dengan Dosen Tetap PPL.
Dosen tetap yakni dosen yang diutus oleh jurusan masing-masing
untuk memantau kegiatan mahasiswa PPL di sekolah mitra . Proses
bimbingan dengan dosen tetap ini rutin dilakukan dalm tenggang waktu 2
minggu sekali. Bimbingan yang dilakukan adalah terkait dengan
permasalahan teknis pembuatan RPP harian, kendala teknis maupun non
teknis diluar kegiatan pembelajaran, bimbingan pembuatan RPP Ujian dan
laporan PPL. Dengan rutinnya pelaksanaan bimbingan tadi, permasalahan
yang praktikan hadapi bisa dengan cepat terselesaikan dengan baik.
3. Bimbingan dengan supervisor.
Supervisor, yakni dosen yang diutus oleh Universitas Pendidikan
Indonesia untuk memantau kegiatan PPL di sekolah tertentu. kelancaran
komunikasi serta penyampaian informasi antara pihak Unit Pelaksana
Teknis Program Pengalaman Lapangan Universitas Pendidikan Indonesia
(UPT PPL UPI) dengan pihak SMKN 12 Bandung merupakan salah satu
tugas dari supervisor. Dalam bimbingan dengan supervisor tidak ada
bimbingan khusus mengenai keterkaitan dengan KBM, supervisor hanya
membimbing pada saat serah terima mahasiswa praktikan dengan pihak
sekolah
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A. Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya masalah dalam penyusunan
RPP antara lain adalah :
1. RPP pertama, faktor penyebab masalah
a) Praktikan mengalami kesulitan dalam menjabarkan indikator
pencapaian kompetensi dalam satu KD.
b) Praktikan mengalami kebingungan membagi bahasan per
pertemuan.
c) Praktikan kesulitan menyusun materi ajar yang sesuai dengan
pencapaian kompetensi. Materi ajar yang ada berbahasa inggris, hal
ini menjadi kendala yang cukup menghambat baik penyusunan
materi maupun penguasaan materi.
d) Praktikan kesulitan menyusun skenario pembelajaran yang sesuai
dengan amanat kurikulum 2013.
e) Praktikan kesulitan dalam menyiapkan media pembelajaran yang
berisi konten pendukung pelaksanaan pembelajaran.
f) Praktikan kesulitan dalam membuat berbagai jenis evaluasi dan
rubrik penilaian.
g) Praktikan kesulitan menghitung durasi waktu pada masing-masing
skenario pembelajaran.
2. RPP kedua, faktor penyebab masalah
a) Praktikan mengalami kesulitan dalam menjabarkan indikator
pencapaian kompetensi dalam satu bahasan materi.
b) Praktikan kesulitan menyusun materi ajar yang sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi. Materi ajar yang ada berbahasa
inggris, hal ini menjadi kendala yang cukup menghambat baik
penyusunan materi maupun penguasaan materi.
c) Praktikan mengalami kesulitan menyusun perubahan skenario
pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan amanat kurikulum
2013.
d) Praktikan kesulitan dalam menyiapkan media pembelajaran yang
berisi konten pendukung pelaksanaan pembelajaran.
e) Praktikan kesulitan dalam membuat berbagai jenis evaluasi dan
rubrik penilaian.
f) Praktikan kesulitan menghitung durasi waktu pada masing-masing
skenario pembelajaran.
3. RPP ketiga, faktor penyebab masalah
a) Praktikan kesulitan menyusun materi ajar yang sesuai dengan
pencapaian kompetensi. Materi ajar yang ada berbahasa inggris, hal
ini menjadi kendala yang cukup menghambat baik penyusunan
materi maupun penguasaan materi.
b) Praktikan kesulitan menyusun variasi skenario pembelajaran yang
menarik dan sesuai dengan amanat kurikulum 2013.
c) Praktikan kesulitan dalam menyusun media pembelajaran yang
berisi konten pendukung pelaksanaan pembelajaran.
d) Praktikan kesulitan dalam membuat berbagai jenis evaluasi dan
rubrik penilaian.
e) Praktikan kesulitan menghitung durasi waktu pada masing-masing
skenario pembelajaran.
4. RPP ke empat, faktor penyebab masalah
a) Praktikan kesulitan menyusun materi ajar yang sesuai dengan
pencapaian kompetensi. Materi ajar yang ada berbahasa inggris, hal
ini menjadi kendala yang cukup menghambat baik penyusunan
materi maupun penguasaan materi.
b) Praktikan kesulitan dalam menyiapkan media pembelajaran yang
berisi konten pendukung pelaksanaan pembelajaran.
c) Praktikan kesulitan menghitung durasi waktu pada masing-masing
skenario pembelajaran.
5. RPP 5 sampai dengan RPP 8
Pada penyusunan RPP ke lima sampai dengan RPP terakhir, praktikan
tidak terlalu menemui kesulitan, seiring dengan intensifnya bimbingan
RPP di sekolah dengan dosen luar biasa.
B. Proses Penampilan.
Proses penampilan yang praktikan rasa masih kurang maksimal, hal ini
dikarenakan oleh faktor-faktor seperti berikut:
1. Penampilan 1
a) Perasaan gugup dalam menghadapi siswa yang baru praktikan
kenal.
b) Praktikan kesulitan dalam menarik perhatian siswa.
c) Praktikan kesulitan dalam hal menjelaskan maksud dalam
berkomunikasi dengan siswa.
d) Praktikan kesulitan dalam hal kejelasan memposisikan materi ajar
yang disampaikan dengan materi yang disampaikan sebelumnya.
e) Penguasaan materi yang kurang menjadikan praktikan tidak terlalu
lancar dalam memberikan pengarahan dalam hal menjawab
pertanyaan dari siswa
f) Praktikan kesulitan dalam penyajian materi ajar yang relevan, buku
sumber yang kurang dan bahasa pengantar dari buku sumber dalam
bahasa inggris cukup menyulitkan praktikan.
g) Praktikan kurang memperhatikan prinsip penggunaan media
pembelajaran.
h) Praktikan kesulitan dalam melakukan evaluasi berdasarkan
tuntutan aspek penilaian pada kurikulum 2013.
i) Praktikan kesulitan dalam membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut.
j) Praktikan kesulitan memanage waktu pembelajaran yang tepat
2. Penampilan 2
a) Praktikan kesulitan dalam memotivasi siswa berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan.
b) Praktikan kesulitan dalam hal menerangkan materi pembelajaran
yang berkaitan dengan tema bahasan pertemuan hari itu.
c) Praktikan kesulitan dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan
kontek implementasi kurikulum 2013.
d) Praktikan kesulitan menggunakan media yang tepat agar
pembelajaran menjadi lebih menarik.
e) Praktikan kesulitan melakukan penilaian dengan menggunakan
rubrik dan evaluasi.
f) Praktikan kesulitan ketika menjawab pertanyaan siswa pada sesi
tanya jawab.
g) Praktikan kesulitan memanage waktu pembelajaran yang tepat
3. Penampilan 3
a) Praktikan kesulitan dalam memotivasi siswa di awal proses
pembelajaran.
b) Praktikan kesulitan dalam hal kejelasan dalam memberikan
contoh/ilustrasi yang relevan dengan kasus pada materi yang
sedang dijelaskan siswa.
c) Praktikan kesulitan dalam melakukan evaluasi sesuai dengan
alokasi waktu yang direncanakan.
d) Praktikan kesulitan memanage waktu pembelajaran yang tepat
4. Penampilan 4
a) Praktikan kurang cermat dalam memanfatkan waktu, sesuai dengan
alokasi yang direncanakan.
b) Media yang praktikan pilih kurang membantu kelancaran proses
pembelajaran.
c) Praktikan kesulitan menginformasikan materi ajar berikutnya.
5. Pada penampilan ke lima s/d enam belas
Pada penampilan ke lima sampai dengan terakhir praktikan tidak terlalu
menemui kesulitan, seiring dengan intensifnya bimbingan RPP di sekolah
dengan dosen luar biasa.
C. Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler.
Di SMK Negeri 12 Bandung tidak hanya mengadakan kegiatan
pembelajaran akan tetapi menyediakan banyak sekali program bimbingan
belajar/ekstrakurikuler diluar jam mata pelajaran yang dapat mengembangkan
minat siswa untuk menyalurkan bakat yang dimiliki oleh siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler yang praktikan ikuti tidak dapat dilaksanakan dengan
maksimal karena keterbatasan waktu praktikan. Kurang rapih nya
kepengurusan dan administrasi ekstrakulikuler KKS juga turut menghambat
pelaksanaan kegiatan rutin mingguan.
D. Partisipasi dalam Lingkungan Sekolah/Tempat Latihan
Berikut ini ada beberapa faktor penyebab dari masalah yang dihadapi praktikan
dalam berpartisipasi di lingkungan kehidupan sekolah/tempat latihan,
diantaranya:
1. Mengikuti Upacara Bendera
Dalam mengikuti kegiatan ini praktikan tidak memiliki faktor penyebab
timbulnya masalah yang berarti, hanya saja ada sebagian dari mahasiswa
PPL lainnya yang tidak mengikuti kegiatan upacara. Padahal sudah jelas
tertulis dalam aturan mengenai kegiatan wajib yang harus diikuti oleh
mahasiswa praktikan salah satunya adalah kegiatan upacara.
2. Petugas Guru Piket Harian
Dalam melaksanakan piket guru, para mahasiswa praktikan juga tidak
terlepas dari permasalahan. Adapun faktor penyebab masalah yang
dihadapi adalah :
1) Jumlah mahasiswa PPL yang membantu mencatat keterlambatan
siswa, sehingga praktikan selalu kewalahan dalam mencatat siswa
yang terlambat.
2) Terkadang praktikan tidak dapat mengetahui mana siswa yang
boleh/diizinkan untuk meninggalkan sekolah dan mana yang tidak
diizinkan untuk meninggalkan sekolah.
3. Piket Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK)
Secara umum praktikan tidak menemukan masalah pada pelaksanaan
piket BK khusus untuk piket di hari praktikan melaksanakan piket. Tim
piket di hari praktikan piket sangat solid dan sangat toleran sehingga saling
bantu apabila terdapat kendala yang terjadi selama piket BK.
4. Piket Perpustakaan
Adapun faktor-faktor dari masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
piket perpustakaan diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Terkadang guru di sekolah menggunakan ruang perpustakaan untuk
KBM bertujuan agar suasana lebih nyaman, sehingga membuat piket
di perpustakaan menjadi terganggu.
2) Kurang disiplinnya siswa-siswi terhadap aturan perpustakaan.
3) Kurangnya pemahaman tentang adminisrtasi sekolah sehingga
menyulitkan praktikan untuk melakukan pemasukan atau pemindahan
data peminjaman dan pemulangan buku di perpustakaan.
5. Berpartisipasi Dalam Pelaksanaan ujian Ptakerin Jurusan KRPU
Faktor penyebab timbulnya masalah yang terjadi pada saat
Pelaksanaan pengujian laporan prakerin jurusan KRPU adalah kurangnya
pemahaman praktikan dalam hal teori penerbangan. Mengingat program
keahlian yang praktikan miliki tidak relevan dengan materi yang diujikan.
E. Proses Bimbingan
1) Proses Bimbingan dengan Dosen LB
Secara umum tidak terdapat keluhan ataupun permasalahan yang
praktikan hadapi. Peranan Dosen Luar Biasa sudah praktikan rasakan
berperan maksimal.
2) Proses Bimbingan dengan Dosen Tetap
Secara umum tidak terdapat keluhan ataupun permasalahan yang
praktikan hadapi. Peranan Dosen Luar Biasa sudah praktikan rasakan
berperan maksimal. Rutinnya kegiatan bimbingan yang dilaksanakan 2
minggu sekali menjadikan permasalahan yang dihadapi praktikan cepat
terselesaikan.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Sebagai mahasiswa yang dilatih untuk menjadi problem solver, ketika
mengalami kesulitan praktikan diharapkan segera aktif untuk mencari solusinya.
Sebelumnya praktikan telah melakukan tela’ah dan pengidentifikasian faktor-
faktor penyabab permasalahan yang timbul selama pelaksanaan Program Latihan
Prfofesi (PPL) praktikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di SMK
Negeri 12 Bandung. Selanjutnya tinggal memulai untuk menentukan solusi atau
pemecahannya secara tepat. Adapun solusi atau pemecahan yang coba
diselesaikan oleh praktikan, yaitu :
A. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Upaya yang ditempuh praktikan untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam penyusunan Rencana Program Pembelajaran antara lain :
1. RPP pertama, penanggulangan masalahnya :
a) Sebelum menyusun indikator, sebaiknya pahami terlebih dahulu cakupan
materi yang terdapat pada KD tersebut kemudian disesuaikan dengan
lever berfikir siswa SMK dan level karir siswa SMK di industri.
b) Pemilihan bahasan materi harus disesuaikan dengan alokasi waktu yang
terdapat pada silabus.
c) Menyusun materi ajar harus mengacu kepada indicator dan disusun
secara sistematis, sehingga penyusunan materi ajar akan sesuai dengan
pencapaian kompetensi. Terkait dengan kendala bahasa pengantar
sumber belajar, praktikan mencoba menterjemahkan buku secara
mandiri.
d) Scenario pembelajaran disusun berdasarkan tiap penjabaran indicator
yang ingin dicapai, pelajari terlebih dahulu mengenai metode
pembelajaran yang disarankan digunakan pada implementasi kurikulum
2013.
e) Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan
indikator yang ditentukan. Variasi bentuk media juga mutlak diperlukan
untuk menghindari dampak negatif penampilan monoton dengan satu
media.
f) Membaca kembali panduan penilaian yang digunakan pada kurikulum
2013. Untuk menambah khasanah pengetahuan, diperlukan diskusi antar
rekan maupun dengan guru senior untuk menyamakan persepsi dari
format baku praktikanan RPP yang baik dan benar.
g) Sulit diprediksinya waktu pemahaman materi yang dicapai oleh siswa
menjadikan proses pembelajaran terkadang melebihi waktu yang
ditentukan didalam RPP.
2. RPP kedua, penanggulangan masalahnya :
a) Pemahaman materi menjadi kunci penentu penjabaran indikator.
Indikator hendaknya dirancang agar mudah untuk diukur.
b) Pengayaan materi yang relevan dengan bahasan materi mutlak dilakukan
praktikan. Sumber materi yang digunakan tidak hanya menggunakan dari
satu sumber saja melainkan dengan mencari lebih banyak lagi sumber
materi yang relevan.
c) Sekenario pembelajaran dirancang agar mampu merangsang siswa untuk
aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Sekenario pembelajaran
disesuaikan dengan karakter siswa yang dihadapi tanpa mengabaikan pula
amanat kurikulum 2013 dimana dalam setiap prosesnya haruslah bersifat
saintific.
d) Variasi penggunaan media pembelajaran yang digunakan mampu menarik
minat siswa untuk terangsang bertanya dan mencari tahu secara mandiri,
praktikan harus mencari media yang bersifat audio visual karena terbukti
media ini dinilai paling cocok memberikan ilustrasi kepada siswa
mengenai bahasan materi. Praktikan hanya perlu mempersempit keyword
yang tepat dalam pencarian media yang tepat dengan bantuan internet.
e) Praktikan kurang memahami pedoman penilaian dalam panduan
kurikulum 2013, praktikan melakukan diskusi tambahan dengan rekan
praktikan untuk menyamakan persepsi tentang teknis penilaian pada
kurikulum 2013.
f) Penguasaan materi mutlak dilakukan agar praktikan mampu merancang
skenario yang efektif agar proses pembelajaran yang dilakukan tidak
memakn waktu banyak.
3. RPP ketiga, penanggulangan masalahnya :
a) Materi ajar yang disusun harus mengacu pada indicator dan disusun
secara sistematis agar sesuai dengan pencapaian kompetensi.
b) Perubahan sekenario pembelajaran mutlak dilakukan untuk menghindari
efek jenuh siswa ketika harus belajar dengan sekenario yang sama.
Pemberlakuan sistem point bagi keaktifan siswa juga menambah
semangat belajar dan berkompetisi siswa dalam kelas.
c) Ketersediaan media penunjang yang minim menjadi masalah klasik
ketika praktikan hendak melakukan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
bisa di tanggulangi dengan jalan memahami prinsip dari materi yang
dibahas selanjutnya medianya diganti menjadi lebih disederhanakan
dengan gambar.
d) Diskusi dengan rekan sesama praktikan dan dengan guru pamong secara
intensif bisa memperjelas prosedur dan teknis penilaian yang harus
dilakukan.
e) Penguasaan materi mutlak dilakukan untuk mengetahui strategi yang
paling tepat dan durasi yang diperlukan untuk melakukan sekenario
tersebut.
4. RPP keempat, penanggulangan masalahnya :
a) Memperluas sumber materi baik dari internet maupun ebook dalam
bahasa indonesia. Praktikan juga mulai mencoba berdiskusi dengan rekan
praktikan yang sama-sama mengajar mata pelajaran tersebut untuk
memperluas pengetahuan dan penguasaan materi bahasan.
b) Ketersediaan media penunjang yang minim menjadi masalah klasik
ketika praktikan hendak melakukan kegiatan pembelajaran. Hal tersebut
bisa di tanggulangi dengan jalan memahami prinsip dari materi yang
dibahas selanjutnya medianya diganti menjadi lebih disederhanakan
dengan gambar.Pembuatan alat evaluasi disesuaikan dengan waktu yang
dibutuhkan dalam sekenario pembelajaran.
c) Penguasaan materi mutlak dilakukan untuk mengetahui strategi yang
paling tepat dan durasi yang diperlukan untuk melakukan sekenario
tersebut.
5. RPP 5 sampai dengan RPP 8
Pada penyusunan RPP ke lima sampai dengan RPP terakhir, praktikan tidak
menemui kesulitan, dikarenakan seringnya melaksanakan bimbingan RPP di
sekolah dengan dosen luar biasa.
Selain itu, upaya lainnya yang dilakukan praktikan yaitu dengan selalu
berdiskusi, berkomunikasi, berkoordinasi dengan sesama mahasiswa praktikan
PPL lainnya, sehinggga mendapat masukan-masukan positif untuk
penyusunan RPP. Praktikan juga berusaha mencari dan mempelajari literatur-
literatur yang dapat membantu dalam proses penyusuanan rencnana
pengajaran.
B. Proses Penampilan
Dalam menanggulangi masalah pada saat proses penampilan, praktikan
selalu mengevaluasi setiap penampilan didalam kelas untuk mencoba mengetahui
kekurangan dan kesulitan yang dihadapi. Kesulitan praktikan pada saat pertama
kali mangajar merupakan pengalaman yang sangat berharga, karena dengan
pengalaman tersebut praktikan mengetahui situasi kelas dalam belajar dan
mengetahui berbagai macam karakter siswa. Upaya yang ditempuh praktikan
untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam proses penampilan antara
lain :
1. Proses Penampilan 1, penanggulangan masalahnya :
a) Cara terbaik mengatasi rasa gugup adalah dengan tidak hanya duduk
atau diam di satu tempat, lakukan pendekatan interpersonal dengan
melakukan perkenalan sehingga praktikan dapat dengan mudah
membaca karakter siswa.
b) Kejalasan suara harus sering dilatih agar terbiasa, mengeluarkan suara
yang jelas dlam berkomunikasi dengan siswa.
c) Penguasaaan materi pembelajaran sebelumnya harus dikuasai dengan
baik, agar dapat diakitkan dengan materi yang akan diajarkan.
d) Praktikan harus selalu melatih langkah-langkah pembelajaran agar
penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang
dalam RPP.
e) Persiapan mengajar harus matang, perhitungkan materi bahasan yang
akan disampaikan sebanyak apa. Perbanyak kahasanah pengetahuan
dengan menambah referensi dari sumber artikel maupun sumber valid
lainnya.
f) Kurangnya kesiapan menjadikan penampilan kurang maksimal, antara
lain adalah media yang digunakan kurang begitu dapat memotivasi
siswa untuk turut aktif dalam pembelajaran. Perlu dipertimbangkan
jenis media yang cocok untuk bahasan tertentu dan disesuaikan dengan
karakter siswanya pula.
g) Susahnya mengarahkan siswa karena praktikan belum begitu faham
karakter siswa yang praktikan hadapi. Sehingga pengenalan karakter
mutlak perlu dilakukan untuk mengetahui strategi apa yang cocok
digunakan
h) Cari strategi yang tepat dan tercepat untuk proses pembelajaran.
Konsisten terhadap durasi waktu yang telah ditetapkan pada RPP.
2. Proses Penampilan 2, penanggulangan masalahnya :
a) Sebelum memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan, terlebih dahulu praktikan harus dapat menarik perhatian
siswa dan memiliki wawasan tentang pengaplikasian materi pelajaran.
b) Pelajari terlebih dahulu materi pelajaran dengan baik,, lalu pelajari
aspek kompetensi yang ingin dicapai dari materi pelajaran yang akan
disampaikan.
c) Pelajari terlebih dahulu metode belajar student centre, metode tersebut
mencerminkan proses pembelajaran komunikasi guru dengan siswa,
dengan berpusat pada siswa.
d) Pilihlah media yang cocok dengan materi pembelajaran yang akan
digunakan sehingga, tepat pada saat penggunannya.
e) Kenali karakter individu untuk penilaian sikap, keterampilan maupun
pengetahuannya. Untuk teknis penilaian, pelajari lagi pedoman
penilaian pada kurikulum 2013.
f) Pemberian kesempatan bertanya pada siswa sebaiknya dilakukan pada
saat penyampaian materi pelajaran telah selesai.
3. Proses Penampilan 3, penanggulangan masalahnya :
a) Sebelum memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan, terlebih dahulu praktikan harus dapat menarik perhatian
siswa dan memiliki wawasan tentang pengaplikasian materi pelajaran.
b) Agar pemberian contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek
kompetensi. Gunakanlah media pembelajaran yang relevan dengan
indicator dan juga dengan aspek kompetensi.
c) Perencanaan waktu evaluasi harus disesuaikan dengan scenario yang
telah dirancang, tidak hanya itu evaluasi juga harus disesuaikan dengan
kondisi dikelas apakah dimungkinkan untuk melkukan evaluasi.
4. Proses Penampilan 4, penanggulangan masalahnya :
a) Rencanakan alokasi waktu dengan sebaik-baiknya pada scenario
pembelajaran, manfaatkan waktu yang tersedia untuk mengulang –
ulang materi pelajaran untuk meyakinkan bahwa indicator telah
tercapai.
b) Pilihlah media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan standar
kompetensi, yang relevan dengan sasaran indicator, dan disesuaikan
dengan kondisi kelas agar membantu kelancaran dalam proses
pembelajaran.
c) Rencanakan dan pelajari terlebih dahulu materi ajar yang akan
disampaikan berikutnya pada siswa, agar penyampaian materi tapat
guna dan efektif.
C. Bimbingan Belajar / Ekstra Kurikuler
Kegiatan bimbingan dan ekstra kurikuler tidak dapat dijalani maksimal
selama praktikan mengikuti kegiatan PPL di SMK Negeri 12 Bandung, khusus
untuk ektra kulikuler yang praktikan ikuti susunan kepengurusan organisasi dan
program kerjanya belum tersusun secara rapi.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan kegitan ekstra
kurikuler diantaranya :
1. Ikut melakukan pendekatan secara personal dengan siswa yang aktif di
organisasi ekskul tersebut dan mulai melakukan pengenalan mengenai
keorganisasian.
2. Turut menyemarakan kegiatan mingguan dengan berpartisipasi dalam
kegiatan rutin mingguan
3. Memupuk rasa memiliki dan kecintaan anggota ekskul sehingga terbentuk
tim yang solid dan mempunyai visi dan misi yang jelas.
D. Partisipasi dalam Lingkungan Sekolah/Tempat Latihan
Upaya praktikan untuk menanggulangi masalah partisipasi dalam
kehidupan sekolah/tempat latihan di SMK Negeri 12 Bandung adalah untuk
mencoba lebih bersosialisasi dengan staf dan pendidik yang ada di SMK Negeri
12 Bandung dengan ikut aktif berkomunikasi saat istirahat atau sewaktu piket.
1. Mengikuti Upacara Bendera
a) Praktikan berusaha agar datang tepat pada waktunya untuk
melaksanakan kewajiban upacara bendera pada hari senin.
b) Praktikan bersama teman PPL lainnya harus selalu menjalin komunikasi
dalam setiap kegiatan kelompok di sekolah.
2. Melaksanakan Piket Guru
a) Praktikan mempelajari SOP yang berlaku sebelum melakukan piket.
b) Praktikan harus bisa memanajemen waktu agar datang tepat waktu pada
saat jadwal piket.
c) Praktikan berusaha mengerjakan setiap tugas piket dengan baik agar
tidak berdampak buruk bagi yang lain, salah satunya mengatarkan surat
ijin/sakit ke ruang kelas.
3. Piket Pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK)
Secara umum tidak terdapat masalah untuk piket ruagan BK. Praktikan
hanya perlu melakukan pengenalan mendalam lagi agar piket di ruangan
BK terlaksana lebih baik lagi diantaranya dengan:
a) Pelajari aturan/tata tertib di ruang BK
b) Apabila terdapat intruksi yang tidak dimengerti segera tanyakan
kepada guru BK.
4. Piket Perpustakaan.
a) Pelajari aturan/tata tertib di ruang perpustakaan.
b) Tegur siswa yang melanggar tata tertib di ruang perpustakaan.
c) Pahami aturan tentang administrasi sekolah dalam hal
peminjaman/pengembalian buku.
5. Berpartisipasi Dalam Pelaksanaan Pengujian Prakerin jurusan KRPU.
Upaya penanggulangan masalahnya adalah sebagai berikut :
a) Tanyakan teknis tentang pedoman pengujian prakerin. Komunikasi
perlu dibangun antara mahasiswa praktikan dengan guru-guru
lainnya sehingga jelas tugas yang harus dilakukan seperti apa.
b) Menggali lebih dalam lagi informasi dari siswa mengenai teori
penerbangan dan lebih menfokuskan kepada kegiatan harian rutin
pekerjaan selama melaksanakan prakerin di industri.
E. Proses Bimbingan
1) Proses Bimbingan dengan Dosen LB
Untuk mengantisipasi kendala bimbingan dengan dosen LB
praktikan harus belajar lebih dan mencari referensi mengenai ilmu/teori
penyusunan RPP maupun dalam hal teknis penampilan mengajar agar
bimbingan tidak hanya terpaku dengan dosen LB tetapi seorang praktikan
bisa belajar secara otodidak agar dalam hal penyusunan RPP dan proses
penampilan menjadi lancer.
1) Dosen Tetap PPL
Dalam setiap kesempatan yang diberikan untuk bimbingan dengan
dosen tetap PPL harus selalu dimanfaatkan oleh praktikan untuk
menyampaikan segala kendala atau hal-hal yang dialami pada saat
melaksanakan kegiatan PPL.
Aturlah jadwal untuk bisa bimbingan dengan dosen tetap sehingga
pada saat akan melaksanakan ujian PPL praktikan tidak akan terhambat
atupun mendapat masalah.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1) Kesimpulan Umum
Pada akhirnya, setelah mengikuti kegiatan PPL dari awal sampai
dengan akhir pelaksanaan praktikan dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Program Latihan Propesi (PPL) merupakan program yang merupakan
proses aplikasi dari pengetahuan-pengetahuan yang bersifat kompetensi
keahlian dan kompetensi profesi kependidikan yang praktikan terima di
bangku kuliah. Kegiatan PPL ini juga merupakan sarana belajar lapangan
yang memperluas pengalaman dan pengetahuan lapangan praktikan
dimana praktikan dihadapkan dengan permasalahan yang bersifat praktis
dan dinamis.
2. Banyak manfaat yang praktikan dapatkan dari program PPL, diantaranya :
a. Mempelajari bagaimana seharusnya bersikap sebagai seorang guru,
karena tidak dipungkiri sebagai seorang pendidik dituntut untuk
menjadi teladan yang baik pada perserta didik.
b. Menumbuhkan kreatifitas dalam mengembangkan media dan metode
dalam proses pembelajaran.
c. Melatih kesabaran dalam menghadapi berbagai kareakter siswa yang
beragam.
d. Mencari treatment yang tepat diberikan untuk siswa yang memiliki
kelemahan dalam proses pembelajaran.
3. Program PPL membantu praktikan menilai langsung kemampuan diri
dalam konteks penguasaan materi maupun kemampuan menyampaikan
materi dengan berbagai pendekatan metode serta berusaha mengintropeksi
diri dalam rangka perbaikan kompetensi kependidikan yang praktikan
miliki.
4. Siswa dapat lebih maksimal dalam belajar ketika siswa dapat membangun
suatu ikatan emosiaonal dengan guru, menjadikan proses belajar jauh lebih
menyenangkan dan terkesan bebas dari tekanan.
5. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil mencapai tujuannya jika
dilakukan persiapan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang relevan dan efisien.
6. Mengenal secara cermat lingkungan sosial, fisik, administrasi dan akdemik
sekolah/tempat latihan.
7. Dapat menerapkan berbagai keterampilan dasar keguruan/kependidikan
secara utuh dan terpadu dalam situasi sebenarnya.
2) Kesimpulan Khusus
a) Penyusunan RPP
Penyusunan RPP merupakan kegiatan wajib sebelum
melaksanakan KBM di kelas maupun di workshop. Dalam penyusunan
RPP praktikan menyimpulkan bahwa sebelum kita membuat sebuah RPP,
terlebih dahulu kita harus memahami teori-teori mengenai penyusunan
RPP yang baik, seperti contohnya bagaimana kita menentukan indicator
yang baik untuk suatu materi pembelajran, menentukan metode
pembelajaran, menentukan media pembelajaran yang akan digunakan dan
lain-lain yang terkait dengan penyusunan suatu rencana pelaksanaan
pembelajaran.
b) Penampilan Mengajar
Penampilan mengajar merupakan kegiatan wajib yang dilakukan
setelah menyusun suatu RPP, dalam penampilan mengajar kita harus
mengetahui bagaimana teknik-teknik mengajar yang baik.
c) Bimbingan belajar/Ekstrakurikuler
Bimbingan belajar/Ekstrakurikuler merupakan kegiatan wajib
diikuti oleh semua mahasiswa praktikan di SMKN 12, yang bertujuan
untuk mengembangkan bakat dan minat serta untuk memantapkan
pembentukan kepribadian peserta didik.
d) Proses Bimbingan
Proses bimbingan memiliki peran yang sangat penting dan
bermanfaat bagi praktikan ketika melaksanakan PPL ini. Sebagaimana
diketahui bahwa praktikan adalah sebagai seseorang yang masih awam
dalam dunia mengajar, tentu banyak hal yang belum dimengerti atau
belum dikuasai oleh praktikan, maka dari itu perlu dilaksanakan proses
bimbingan. Proses bimbingan dilaksanakan pada saat penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), penampilan mengajar ataupun
berkonsultasi mengenai materi apa yang akan disampaikan pada siswa.
B. Saran
1) Untuk Divisi Pendidikan Profesi dan Jasa Keprofesian UPI
1. Dijalankan komunikasi yang baik antara pihak UPI dan sekolah/tempat
latihan praktik kependidikan (PPL) sehingga hubungan kerjasama yang
tealh dibangun dapat terpelihara.
2. Praktikan berharap agar UPT PPL lebih tanggap dalam menangani
permasalahan yang dihadapi oleh praktikan PPL.
3. Pembelakalan kiranya lebih intensif dan ditingkatkan karena selama ini
pembekalan yang diberikan UPT PPL kurang bisa dirasakan
manfaatnya dalam mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan
PPL.
2) Saran Untuk Sekolah
SMK Negeri 12 Bandung sebagai sebuah lembaga penyelanggara
pendidikan, memiliki peran yang sangat vital sekali guna menghasilkan
para lulusan SMK yang siap bersaing di dunia kerja dengan dibekali ilmu
pengetahuan, etika hidup, dan skill yang memandai.
Adapun saran atau masukan bagi SMK Negeri 12 Bandung
adalah :
1. Praktikan berharap agar kerjasama yang telah terjalin dapat terus
berlangsung sampai pada masa yang akan datang.
2. Tata tertib dan disiplin yang telah berjalan dengan baik, hendaknya
terus dipertahankan sehingga tercipta lingkungan sekolah yang kondusif
dan mendukung suasana belajar mangajar.
3. Peningkatan sarana dan prasarana yang ada serta melengkapi
kekurangannya, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan menunjang
kelancaran proses belajar mengajar.
4. Tetap menjaga prestasi kerja dan mempertahankan sebaik mungkin,
karena mempertahankan prestasi kerja merupakan beban yang berat
bagi suatu lembaga pendidikan formal yang cukup ternama di Bandung.
3) Saran Untuk Siswa
1. Harus lebih bersikap aktif dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas.
2. Hendaknya lebih mendisiplinkan diri akan hal-hal yang berkaitan
dengan peraturan dilingkungan sekolah.
3. Ikut berperan serta dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh
sekolah, ataupun ikut serta ambil bagian dalam kegiatan ektstra
kurikuler yang ada disekolah.
4. Berperan aktif dalam hal pengembangan sekolah, dengan memberikan
saran ataupun menyampaikan semua keluhan dan permasalahan yang
terjadi kepada pihak sekolah.
4) Saran Untuk Calon Praktikan
1. Sebelum melaksanakan pengajaran, pastikan kondisi fisik sikap dengan
segala aktivitas yang akan dijalankan, dan dibekali dengan ilmu
pengetahuan yang memadai agar tampil dengan penuh percaya diri
mengahadapi peserta didik.
2. Membina hubungan yang baik dengan mahasiswa praktikan lainnya dan
juga dengan para guru yang ada di lingkungan PPL, dan juga hubungan
baik dengan para siswa agar semua hal dalam pelaksanaan PPL berjalan
dengan lancar.