laporan hasil pratikum kimia hidro .docx
DESCRIPTION
laporan paktikum hidrolisis beberapa garam, Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air atau dapat disebut juga hidrolisis merupakan reaksi ion – ion garam dalam air.Garam merupakan hasil dari asam dan basa. Garam yang berasal dari basa lemah dan asam lemah akan terhidrolisis. Jika garam berasal dari basa kuat dan asam kuat bersifat netral sehingga tidak akan terhidrolisis. Garam yang ber asal dari basa kuat dan asam lemah bersifat basa, sedangkan asamnya kuat dan basanya lemah akan bersifat asamTRANSCRIPT
LAPORAN HASIL PRATIKUMHidrolisis Beberapa Garam
(Rabu, 4 April 2012)
Nama Kelompok :
1.Anggit Rospitasari (06)2.Dian Chandrawati (12)
3.Faruq Ardi Nugraha (15)4.Irfan Purwito (17)
SMAN 2 NGAWITahun pelajaran 2011/2012
I. Tujuan
Mempelajari sifat asam atau basa yang membentuk garam yang
mangalami hidrolisis.
II. Dasar Teori
Hidrolisis garam adalah reaksi penguraian garam oleh air atau dapat
disebut juga hidrolisis merupakan reaksi ion – ion garam dalam air.
Garam merupakan hasil dari asam dan basa. Garam yang berasal dari
basa lemah dan asam lemah akan terhidrolisis. Jika garam berasal dari
basa kuat dan asam kuat bersifat netral sehingga tidak akan terhidrolisis.
Garam yang ber asal dari basa kuat dan asam lemah bersifat basa,
sedangkan asamnya kuat dan basanya lemah akan bersifat asam.
III. Alat dan Bahan
Alat : Pipet Tetes 5 buah
Plat Tetes 1 buah
Bahan:
o Larutan CH 3COONa (0,1 M) secukupnya
o Larutan Na2CO3 (0,1 M) secukupnya
o Larutan KCL (0,1 M) secukupnya
o Lautana NH 4CL (0,1 M) secukupnya
o Larutan Al2 ( SO4 )3 (0,1 M) secukupnya
o Kertas lakmus merah 5 lembar
o Kertas lakmus biru 5 lembar
o Kertas indicator universal 5 lembar
IV. Cara Kerja
1. Isi cekungan – cekungan pada plat tetes dengan masing – masing
larutan.
2. Masukkan 1 lembar kertas lakmus merah dan 1 lembar lakmus biu
pada tiap – tiap larutan. Amat perubahan warna yang terjadi pada
masing – masing kertas lakmus, dan catat hasil pengamatan.
3. Masukkan 1 lembar kertas indicator universal pada masing – masing
larutan dan amati perubahan warna yang terjadi pada kertas indicator
kemudian untuk mengtahui jumlah pH cocokkan dengan indek warna
yang ada, lalu catat hasil pengamatan.
V. Tabel Pengamatan
Larutan
(0,1 M)
Perubahan Warna pH Sifat larutan
(Asam / Basa)Lakmus
merah
Lakmus biru
CH 3COONa Biru Biru 8 Basa
Na2CO3 Biru Biru 10 Basa
KCL Merah Biru 7 Netral
NH 4CL Merah Merah 5 Asam
Al2 ( SO4 )3 Merah Merah 3 Asam
VI. Pertanyaan
1. Larutan garam manakah yang bersifat asam, basa, dan netral?
2. Apakah kesimpulan anda dari percobaan ini?
VII. Jawaban dari Pertanyaan
1. Larutan garam yang bersifat asam
- Larutan NH 4CL
NH 4 OH + HCL NH 4 Cl + H 2 O
Berasal dari asam kuat dan basa lemah
- Larutan Al2 ( SO4 )3
3 H 2 SO4 + 2 Al (OH )2 Al2 ( SO4 )3 + 6 H 2 O
Berasal dari asam kuat dan basa lemah
Larutan garam yang bersifat basa
- LarutanCH 3COONa
CH 3COOH + NaOH CH 3COONa + H2O
Berasal dari basa kuat dan asam lemah
- Larutan Na2CO3
H2CO3 + 2NaOH Na2CO3 + 2H2O
Berasal dari basa kuat dan asam lemah
Larutan garam yang bersifat netral
- Larutan KCL
HCL + KOH KCl + H2O
2. Kesimpulan yang dapat ditarik :
Larutan garam yang bersifat asam mengubah warna kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru menjadi warna merah, dan memiliki
pH <7.
Larutan garam yang bersifat basa mengubah warna kertas lakmus
merah dan kertas lakmus biru menjadi warna biru, dan memiliki
pH >7.
Larutan garam yang bersifat netral tidak ada perubahan warna yaitu
pada kertas lakmus merah tetap merah dan pada ketas lakmus biru
tetap berwarna biru, dan memilik pH = 7
VIII. Daftar Pustaka
MAESTRO Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Semester Genap
\
LAPORAN HASIL PRATIKUMTitrasi Asam dan Basa
(Rabu, 4 April 2012)
Nama Kelompok :
1.Anggit Rospitasari (06)2.Dian Chandrawati (12)
3.Faruq Ardi Nugraha (15)4.Irfan Purwito (17)
SMAN 2 NGAWI
Tahun pelajaran 2011/2012
I. Tujuan
Menentukan molaritas asam dengan cara titrasi asam oleh
basa yang sudah diketahui konsentrasinya.
II. Dasar Teori
Titrasi adalah penambahan larutan baku kedalam larutan
lain dengan bantuan indicator sampai tecapai titik ekuivalen.
Larutan baku adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
dengan tepat. Reaksi titrasi merupakan reaksi penetralan yang
dapat digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan asam
dan basa. Titrasi dihentikan tepat pada saat terjadi perubahan
warna larutan yang ditunjukkan oleh indicator. Titik ekuivalen
yaitu saat mol H+ sama dengan jumlah mol OH- , yang
ditunjukkan dengan harga pH.
III. Alat dan Bahan
Alat : Buret, statif, dan klem (1 set)
Gelas Ukur (1 buah)
Erlemeyer (3 buah)
Corong kaca (1 buah)
pipet
Bahan : Larutan NaOH (0,1 M)
Larutan HCl (xM)
Indicator fenolftalein
Aquades
IV. Cara Kerja
1. Isikan larutan NaOH 0,1 M ke dalam buret
2. Ukur masing – masing 10 mL larutan HCl xM ke dalam 3 buah
erlemeyer
3. Teteskan 4 tetes indicator fenolftalein ke dalam masing – masing
erlemeyer
4. Teteskan sedikit demi sedikit NaOH dari buret ke dalam erlemyer
yang berisi HCl sambil dikocok – kocok.
5. Hentikan tetesan NaOH jika warna larutan di dalam erlemeyer sudah
berubah merah muda.
6. Catatat volume NaOH yang ditambahkan
7. Ulangi percobaan untuk larutan HClpada Erlenmeyer ke-2 dan ke-3.
V. Hasil Pengamatan
a. tabel
No. Volume NaOH (mL)
1. 9,6
2. 9,2
3. 8,1
Rata – rata 8,9
b. Perhitungan :
Pada saat tepat akan berubah warna, berarti tepat terjadi penetralan
yaitu nH+ = nOH-.
Vasam x Masam = Vbasa x Mbasa
Jadi molaritas HCl :
VHCl x MHCl = VNaOH x MNaOH
10 x MHCl = 8,9 x 0,1
MHCl = 0,8910
= 0,089 = 0,1