laporan geologi dasar

51
i LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR LABORATORIUM GEOLOGI FISIK Oleh : DEDE NURHUDA NIM : 13.0655 JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA 2013

Upload: dede

Post on 27-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN Geologi Dasar

i

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

GEOLOGI DASAR

LABORATORIUM GEOLOGI FISIK

Oleh :

DEDE NURHUDA

NIM : 13.0655

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

2013

Page 2: LAPORAN Geologi Dasar

ii

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

Diajukan guna melengkapi persyaratan mata kuliah Geologi Fisik

pada Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas

Proklamasi 45 Yokyakarta.

Yogyakarta, 8 Januari 2013

Asisten

Puguh Cahyo Swasono, ST

Page 3: LAPORAN Geologi Dasar

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas kuasanya

dan rahmatnya , kami dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktikum

Geologi Fisik ini.

Maksud dan tujuan dari penyusunan laporan resmi ini untuk memenuhi

syarat guna melengkapi Praktikum Geologi Fisik. Selain itu pembuatan Laporan

Praktikum Geologi Fisik

ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan – percobaan yang dilakukan saat

praktikum.

Laporan ini disusun berdasarkan data yang diperoleh selama mengikuti

praktikum Geologi Fisik dan buku-buku lain sebagai referensi untuk pelengkap

dan penunjang penyusunan laporan ini.

Pada kesempatan ini, penyusun juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Ibu Sari Wulandari, ST., M.Sc, selaku dosen pembimbing serta

penanggung jawab praktikum yang telah banyak memberikan masukan

yang sangat berarti.

2. Para asisten dosen yang telah banyak membantu dan membimbing

praktikan dalam melaksanakan praktikum

3. Rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu selama

praktikum

Dalam penulisan laporan ini tentu ada kelemahan dalam teknik

pelaksanaan maupun tata cara penulisan laporan ini, maka saran dan kritik

dibutuhkan untuk menemukan refleksi peningkatan mutu dari laporan serupa di

masa mendatang.

Yogyakarta , 8 Januari 2013

Penyusun

Page 4: LAPORAN Geologi Dasar

iv

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...............................................................................................................i

PENGESAHAN .................................................................................................ii

KATA PENGANTAR ......................................................................................iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

BAB II PETROLOGI .......................................................................................5

BAB III PETA TOPOGRAFI ..........................................................................34

BAB IV STRATIGRAFI ..................................................................................42

BAB V GEOLOGI STRUKTUR .....................................................................54

BAB VI INTERPRETASI PETA GEOLOGI .................................................64

BAB VII KESIMPULAN .................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................75

Page 5: LAPORAN Geologi Dasar

v

BAB I

PENDAHULUAN

. Didalam industri perminyakan, pekerjaan geologi di mulai sebagai ujung

tombak didalam usaha – usaha pencarian dan pendataan akumulasi minyak dan

gas bumi atau di sebut sebagai perencanaan dan kegiatan Eksplorasi awal.

Disamping itu juga bertanggung jawab didalam pengembangan eksplorasi sumur

– sumur baru atau ‘eksplorasi development well’

Perdebatan ilmiah didalam ilmu pengetahuan sangat lumrah terjadi

terutama didalam era modern saat ini dimana semua analisa data dan

interprestasinya didukung oleh perangkat teknologi modern yang menghasilkan

alat – alat canggih sebagai pencatat data perut bumi seperti log mekanik, seismik,

data – data satelit yang akurasinya dapat dipertanggung jawabkan.

Industri perminyakan, merupakan industri yang tergantung dari data di

alam, oleh karena itu menjadi sangat penting keberadaan laboratorium dan

prasarananya yang semuanya sudah terkomputerisasi untuk memecahkan berbagai

persoalan yang timbulnya dan bahkan menghasilkan konsep – konsep baru yang

dapat dipakai sebagai model baru.

Berdasarkan data – data yang dikumpulkan dari alam, maka ilmu geologi

mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan berbagai cabang ilmu alam yang

lain seperti bidang Tata Lingkungan dan Perencanaan Wilayah, Teknik Sipil dan

Bidang Pertambangan.

Geologi Fisik seperti telah diketahui dari kuliah – kuliah yang telah

diberikan merupakan cabang ilmu geologi yang membahas atau mempelajari

tentang bumi yang menyangkut bahan – bahan pembentuk bumi serta produk –

produk yang dihasilkannya termasuk didalamnya adalah makhluk – makhluk yang

pernah hidup didalamnya.

Page 6: LAPORAN Geologi Dasar

vi

Praktikum geologi fisik disini akan meliputi : Dasar pengklasifikasian dan

Deskripsi batuan secara megaskopis yang termasuk dalam Ilmu Petrologi, Prinsip

– prinsip dasar pembuatan dan pembacaan Peta Topografi, pembuatan Penampang

Stratigrafi dan Dasar – dasar interpretasi sejarah geologi dan umur lapisan –

lapisan batuan sedimen secara kesuluruhan.

Seperti telah diketahui didalam materi kuliah telah dikemukakan bahwa

ada dua (2) faktor utama pembentukan bumi :

1. Gaya Endogen, merupakan gaya yang datang dari dalam bumi yang

umumnya bersifat membangun atau membentuk roman muka bumi,

banyak dikontrol oleh struktur geologi atau deformasi bumi.

2. Gaya Eksogen, merupakan gaya yang berasal dari luar yang bersifat

merubah, seperti pelapukan, erosi dan denudasi.

Didalam ilmu geologi, gaya endogen dan eksogen termasuk didalamapa yang

disebut DAUR GEOLOGI atau SIKLUS GEOLOGI, yaitu :

Orogenesa (pembentukan pegunungan)

Glyptogenesa (penghancuran relief)

Lithogenesa (proses pengendapan batuan dalam cekungan

pengendapan)

OROGENESA

ENDOGEN EKSOGEN

LITHOGENESA GLYPTOGENESA

Page 7: LAPORAN Geologi Dasar

vii

Bagian – bagian dari Bumi secara garis besar dapat diterangkan sebagai berikut :

UPPER MANTLE (0 – 670 km)

Terdiri dari :

1. Kerak Bumi atau Crust (0 – 80 km), terdiri dari

a. Batuan Sedimen, Beku, dan Metamorf

b. Lempeng Benua (ketebalan ± 15 km)

c. Lempeng Samudera (ketebalan ± 20 km)

2. Mantel Lithosfer (80 – 200 km)

3. Astenosfer atau Lithosfer bagian bawah

LOWER MANTLE (670 – 2900 km)

Batuan Ultra Basa dengan mineral – mineral olivine, spinel, silikat, besi, dan

magnesium.

CORE atau INTI BUMI (2900 – 6370 km)

Terdiri dari 2 (dua) lapisan, yaitu :

1. Outter Core

Berupa cairan, kondisi plastis sampai kedalaman 5200 km.

2. Inner Core

Berupa padatan dengan kedalaman sampai 6370 km. Inti bumi terdiri dari

metal besi (Fe) dan nikel (Ni) dan Cobalt (Co), BJ antara 5 – 13.

Page 8: LAPORAN Geologi Dasar

viii

Page 9: LAPORAN Geologi Dasar

ix

BAB II

PETROLOGI

Batuan merupakan pembentuk bumi yang kita diami ini, terdapat 3

golongan utama batuan yang dibedakan berdasarkan cara terbentuknya yaitu :

batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan merupakan

sekumpulan aggregate – aggregate mineral yang terbentuk pada lingkungan

tertentu. Mineral merupakan komponen batuan, yang terbentuk oleh proses

alamiah dari satu atau lebih komposisi kimia.

A. JENIS BATUAN

1. BATUAN BEKU

Batuan hasil pembekuan magma, dimana dalam proses pembekuannya

akan terbentuk batuan beku dengan karakteristik tekstur dan struktur sangat

bervariasi, dan sangat tergantung dari cepat atau lambatnya penurunan suhu dan

tekanannya.

Definisi dari magma adalah cairan kental, liat larutan silikat pijar

bertemperatur tinggi (1500ºC – 2500ºC), bersifat mobile, yang terbentuk secara

alamiah pada kerak bumi bagian bawah.

Dibedakan antara larutan magma yang mencapai permukaan bumi yang disebut :

Ekstrusi, contoh : lava. Sedangkan larutan magma yang relatif didalam bumi

disebut

Intrusi, contoh : batolith, dike, dsb.

Pada penurunan suhu yang lambat akan menghasilkan batuan bertekstur

kasar atau fanerik yang relatif sempurna kristalnya di dalam bumi, contoh : granit,

granit porfiri, granodiorit yang termasuk dalam batuan beku asam.

Pada penurunan suhu dan tekanan yang relatif cepat maka akan

menghasilkan batuan bertekstur halus atau afanitik, contoh : andesit, diorit yang

termasuk dalam batuan beku intermediet.

Page 10: LAPORAN Geologi Dasar

x

Pada penurunan suhu dan tekanan yang ekstrim/cepat sekali, maka akan

menghasilkan batuan tanpa kristal, contoh : obsidian, glasshard, gelas volkanik

yang termasuk dalam batuan beku basa – ultra basa.

Untuk memahami proses urut – urutan penghabluran magma, dapat

menggunakan deret bowens reaction serius yang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu

:

a. Discontinous reaction series

Kristal yang terbentuk pertama kali pada suhu tinggi adalah olivin, larutan

sisa magma akan bereaksi segera setelah suhu turun, dan membentuk kristal

yang berbeda (piroksen) begitu seterusnya dan pada suhu yang relatif rendah

sekitar 670ºC akan terbentuk kwarsa. Kwarsa karena proses

pembentukannya pada suhu yang terendah maka relatif lebih resisten

terhadap proses pelapukan dibandingkan dengan kristal mineral yang pada

suhu tinggi.

b. Continous reaction series

Kristal yang terbentuk pada suhu tinggi akan bereaksi dengan laruan sisa

magma begitu terus menerus proses tersebut berlanjut, contoh golongan ini

adalah plagioklas.

Pengelompokan batuan beku berdasarkan tempat terjadinya :

Batuan beku dalam

Batuan beku gang/korok

Batuan beku luar

2. BATUAN SEDIMEN

Batuan yang telah ada sebelumnya (apakah itu batuan beku, batuan

sedimen, dan batuan metamorf), mengalami proses pelapukan (melalu proses

kimia, fisika, dan biologi) dan tererosi dalam bentuk butiran dibawa media air

atau angin ke dalam cekungan pengendapan.

Di cekungan proses pembentukan batuan sedimen dimulai, yang termasuk

proses sedimentasi adalah, kompaksi, lithifikasi serta sementasi.

Page 11: LAPORAN Geologi Dasar

xi

Koesoemadinata (1979) membagi batuan sedimen menjadi 5 (lima)

golongan yakni :

a. Detritus, ada 2 kelompok utama hasil sedimentasi secara mekanis yaitu :

detritus halus (ukuran butir <1/16 mm) dan detritus kasar (ukuran butir >

1/16 mm).

b. Karbonat, merupakan hasil dari sedimentasi kimiawi (ukuran butir >

1/16 mm).

c. Evaporit, akibat evaporasi air laut bersifat monomineralik, (Gypsum,

Anhydrit).

d. Sedimen silika, silika yang bersifat monomineralik terjadi secara kimia

(chert) dan organik (diatomea dan radiolaria).

e. Batubara, tersusun dari sisa – sisa tumbuhan.

3. BATUAN METAMORF

Batuan yang telah ada sebelumnya mengalami perubahan menjadi batuan

metamorf pada temperature dan tekanan tinggi yang berlangsung secara

isokimia dari face padat menuju fase padat tanpa melalu fase cair.

Proses Metamorfosa :

Rekristalisasi, perubahan ukuran kristal

Chemical recombination

Munculnya mineral baru oleh proses interaksi mineral batuan asli, contoh :

kwarsa dan kalsit pada P & T tinggi membentuk wollastonit.

Chemical replacement

Munculnya mineral baru yang berciri magma/intrusi.

Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhinya ada 3 jenis batuan

metamorf :

a. Kontak/thermal

Metamorfosa akibat kenaikan temperatur (intrusi atau ekstrusi)

b. Dinamo

Metamorfosa akibat kenaikan tekanan (stress pada daerah sesar)

Page 12: LAPORAN Geologi Dasar

xii

c. Regional

Metamorfosa yang terjadi akibat kenaikan tekanan dan temperatur secara

bersamaan, umumnya pada daerah geosinklin yang dasarnya terus

mengalami penurunan.

Berikut adalah gambar siklus batuan :

DESKRIPSI MINERAL

Salah satu materi dari studi petrologi adalah meningkatkan keahlian dan

kemampuan didalam mendeskripsi batuan. Baik secara megaskopis maupun

mikroskopis untuk menentukan jenis batuan sebagai hasil akhir pemerian.

1. Metode Megaskopis

Dilakukan oleh peneliti secara langsung dilapangan, dengan bantuan loupe

pada contoh setangan batuan.

2. Metode mikroskopis

Penelitian dilakukan pada sebuah sayatan tipis batuan yang diletakkan

dibawah pandangan mikroskop polarisasi dengan penelitian komposisi kristal

lebih detil.

BATUAN BEKU

BATUAN METAMORF BATUAN SEDIMEN

Page 13: LAPORAN Geologi Dasar

xiii

PEMERIAN/DESKRIPSI BATUAN BEKU

Berdasarkan prosentase kehadiran senyawa silika atau SiO2 batuan beku

dibedakan menjadi :

a. Batuan beku asam (66% SiO2)

b. Batuan beku intermediet (52% - 66% SiO2)

c. Batuan beku basa (45% - 52% SiO2)

d. Batuan beku ultra basa (< 45% SiO2)

WARNA

Warna adalah yang pertama kali didiskripsikan.

Warna yang terang disebut : abu – abu cerah, biasanya merupakan batuan

beku asam.

Warna yang terang (sedang) disebut : abu – abu sedang, biasanya merupakan

batuan beku intermediet.

Warna yang gelap disebut : abu – abu gelap, hitam, dll. biasanya merupakan

batuan beku basa.

STRUKTUR

Struktur adalah kenampakan batuan tersebut yang meliputi :

1. Vesikuler

Adanya lubang – lubang gas sewaktu penghabluran, arah lubang teratur.

2. Skoria

Seperti vesikuler tetapi arah lubang tidak teratur.

3. Amigdaloidal

Lubang – lubang gas berisi mineral sekunder.

4. Xenolitis

Fragmen batuan lain yang mengisi batuan yang mengintrusi.

Jika batuan tidak menampakkan tekstur seperti diatas disebut : struktur

masif.

Page 14: LAPORAN Geologi Dasar

xiv

TEKSTUR

Pengamatan tekstur meliputi :

1. DERAJAT KRISTALISASI

a. Holokristalin : batuan terdiri dari massa kristal seluruhnya.

b. Holohyalin: batuan terdiri dari massa gelas seluruhnya.

c. Hipokristalin : batuan terdiri dari massa kristal dan massa gelas.

2. GRANULARITAS

a. Fanerik : apabilaa kristalnya dapat terlihat jelas.

b. Afanitik : kristalnya amat halus sulit dibedakan dengan mata

telanjang.

c. Porfiritik : kristal – kristal besar (phanerocryst) dilingkupi

kristal – kristal halus.

3. BENTUK KRISTAL

a. Euhedral : batas mineral nampak sebagai bidang kristal masih

asli.

b. Subhedral : sebagian batas mineral sudah tidak nampak lagi.

c. Anhedral : bidang asli kristal tidak nampak lagi.

4. HUBUNGAN ANTAR BUTIR (RELASI)

a. Equigranular : ukuran kristal relatif berukuran sama.

b. Ineguigranular : ukuran kristal relatif berukuran tidak sama.

KOMPOSISI MINERAL

Sebagai petunjuk untuk menentukan komposisi mineral adalah petunjuk

indeks warna sebagai penentuan megaskopis :

1. Mineral Felsik (kristal mineral berwarna terang)

Kwarsa, feldspar, feldspatoid, dan muskovit.

2. Mineral Mafik (kristal mineral berwarna gelap)

Biotite, olivin, piroksen, amphibol.

Page 15: LAPORAN Geologi Dasar

xv

Page 16: LAPORAN Geologi Dasar

xvi

Page 17: LAPORAN Geologi Dasar

xvii

Page 18: LAPORAN Geologi Dasar

xviii

PEMERIAN/DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2:

1. Sedimen Klastik, yang terjadi telah melalui proses pelapukan/erosi baik

pelapukan mekanik ataupun bio – kimia, umumnya berbentuk

butiran/detritus, telah tertransportasi ketempat lain.

2. Sedimen Non – Klastik, pembentukkannya biasanya in – situ, dan tidak

berbentuk butiran, melalui proses pembentukan batuan sedimen secara

biologi atau kimiawi.

1. Sedimen Klastik

Struktur

Pada batuan sedimen ada berbagai macam struktur primer lapisan

batuan yaitu : perlapisan, silang siur, graded bedding, ripple mark dan

lain sebagainya.

Tekstur

Pengamatan terdiri dari :

a. Ukuran butir

Menggunakan skala ‘Wenworth sebagai pedoman pendiskripsian.

xviii

PEMERIAN/DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2:

1. Sedimen Klastik, yang terjadi telah melalui proses pelapukan/erosi baik

pelapukan mekanik ataupun bio – kimia, umumnya berbentuk

butiran/detritus, telah tertransportasi ketempat lain.

2. Sedimen Non – Klastik, pembentukkannya biasanya in – situ, dan tidak

berbentuk butiran, melalui proses pembentukan batuan sedimen secara

biologi atau kimiawi.

1. Sedimen Klastik

Struktur

Pada batuan sedimen ada berbagai macam struktur primer lapisan

batuan yaitu : perlapisan, silang siur, graded bedding, ripple mark dan

lain sebagainya.

Tekstur

Pengamatan terdiri dari :

a. Ukuran butir

Menggunakan skala ‘Wenworth sebagai pedoman pendiskripsian.

xviii

PEMERIAN/DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

Berdasarkan cara terjadinya batuan sedimen dibagi menjadi 2:

1. Sedimen Klastik, yang terjadi telah melalui proses pelapukan/erosi baik

pelapukan mekanik ataupun bio – kimia, umumnya berbentuk

butiran/detritus, telah tertransportasi ketempat lain.

2. Sedimen Non – Klastik, pembentukkannya biasanya in – situ, dan tidak

berbentuk butiran, melalui proses pembentukan batuan sedimen secara

biologi atau kimiawi.

1. Sedimen Klastik

Struktur

Pada batuan sedimen ada berbagai macam struktur primer lapisan

batuan yaitu : perlapisan, silang siur, graded bedding, ripple mark dan

lain sebagainya.

Tekstur

Pengamatan terdiri dari :

a. Ukuran butir

Menggunakan skala ‘Wenworth sebagai pedoman pendiskripsian.

Page 19: LAPORAN Geologi Dasar

xix

b. Derajat pemilahan

Tingkat keseragaman butir pembentukan batuan sedimen :

Pemilahan baik (well sorted)

Pemilahan sedang (moderately sorted)

Pemilahan buruk (poorly sorted)

c. Derajat pembundaran

Angular/menyudut

Sub angular/menyudut tanggung

Sub rounded/membulat tanggung

Rounded/membulat

Well rounded/membulat sempurna

d. Kemas

Kemas tertutup

Adanya kontak antar butiran tanpa massa dasar diantaranya.

Kemas terbuka

Adanya massa dasar yang memisahkan antar butirannya.

e. Porositas dan permeabilitas

Hal ini sangan tergantung pada kemas, ukuran butir, bentuk butir, dan

kemas.

Komposisi mineral

Dibagimenjadi 3 komponen :

Fragment, butiran atau fossil dengan ukuran relative besar.

Matrik, butiran pembentuk batuan dengan ukuran relative lebih kecil

dan kemas.

Semen, ada 3 jenissemen : carbonat, silikat, oksidabesi.

2. Sedimen Non – Klastik

a. Struktur

Pada batuan sedimen non klastik adalah organik, kimiawi, dan

monomineralik.

Page 20: LAPORAN Geologi Dasar

xx

b. Tekstur

Tekstur terdiri dari :kristalin, amorf, gelas, dan fibrous.

PEMERIAN/DESKRIPSI BATUAN METAMORF

Batuan metamorf dibedakan berdasarkan cara terbentuknya dibedakan menjadi 2 :

1. Foliasi, hasil metamorfosa regional yang memperhatikan kesan perlapisan

dari mineral – mineral yang terorientasi secara paralel/sejajar.

2. Non Foliasi, hasil metamorfosa kontak/thermal yang tidak memperlihatkan

kesan.

Didalam memerikan batuan metamorfada 3 unsur penting yaitu :

STRUKTUR

a. Foliasi

Foliasi adalah penjajaran mineral atau orientasi sejajar dari kristal – kristal

mineral.

Slaty cleavage

Penjajaran Kristal mineralnya sangat halus, cenderung mudah membelah.

Contoh : batu sabak.

Filitik

Penjajaran kristal mineral pipih dari kepingan – kepingan mika.

Contoh : batu filit.

Sekistos

Perulangan penjajaran kristal mineral pipih dan butiran.

Contoh : batu sekis.

Geneisic

Perulangan penjajaran kristal mineral butiran/granular, ketebalan

perlapisan antar 1mm.

Contoh :batu geneis.

Page 21: LAPORAN Geologi Dasar

xxi

b. Non foliasi

1. Hornfelsik

Tidak menunjukkan orientasi butiran, dijumpai pada batuan hornfels.

2. Kataklastik

Merupakan pecahan atau fragmen batuan/mineral, dijumpai pada zona

patahan.

3. Milonitik

Sama seperti kataklastik tetapi butirannya lebih halus, zona patahan disini

diperkirakan lebih kuat karena butiran lebih halus dan berorientasi mineral

TEKSTUR

Dibedakanmenjadi2 :

a. Kristaloblastik

Tekstur yang tumbuh saat metamorfosa, sehingga tekstur asal batuan tidak

nampak.

Lepidoblastik, kesan orientasi sejajar pada mineral pipih.

Nematoblastik, orientasi sejajar pada mineral prismatik.

Granoblastik, butiran mineral yang berorientasi.

Page 22: LAPORAN Geologi Dasar

xxii

Porfiroblastik, kristal besar tertanam dalam massa dasar kristal lebih

halus.

Idoblastik, berupa mineral euhedral.

Xenoblastik, berupa mineral anhedral.

b. Palimpsest (Tekstur sisa dari batuan asal)

KOMPOSISI MINERAL

Dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :

1. Mineral Stress

Mineral berbentuk pipih, tabular atau prismatik (mika, hornblende, biotit)

2. Mineral Anti Stress

Mineral berbentuk equidimensional (kwarsa, kalsit, granit, dll)

Didalam memerikan karakteristik batuan sangat diperlukan pemahaman akan ciri

– ciri batuan dan ketelitian yang tinggi.

Page 23: LAPORAN Geologi Dasar

xxiii

BAB III

PETA TOPOGRAFI

Peta merupakan miniature dua dimensi yang menggambarkan bagian –

bagian bumi dan penyebaran dari permukaan bumi secara horizontal yang terlihat

dari atas dengan skala tertentu, yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang

sebenarnya.

Dengan penggambaran peta topografi, relief digambarkan dengan :

a. Garis Hachures

Berupa garis – garis lurus dari titik tertinggi ke arah titik terendah, searah

lerengnya.

b. Shading (bayangan)

Pada daerah curam diberi bayangan gelap dan pada daerah landai bayangan

cerah.

c. Painting (pewarnaan)

Pada umumnya warna akan semakin gelap pada daerah curam.

d. Garis Kontur

Digambarkan dengan cara – cara menghubungkan titik – titik yang

mempunyai ketinggian yang sama.

Dalam kenyataannya metoda garis kontur lebih banyak digunakan.

Peta kontur mempunyai :

Sifat kualitatif

Hanya menunjukkan pola penyebaran bentuk roman muka bumi.

Sifat kuantitatif

Menunjukkan pola dan penyebaran secara horizontal dan vertical dengan

besaran – besarannya.

Page 24: LAPORAN Geologi Dasar

xxiv

Ada 3 unsur yang penting dalam peta topografi :

1. Relief

Fenomena di alam yang memperlihatkan tinggi atau rendahnya suatu daerah,

meliputi : dataran, bukit, lembah, dan lain – lain. Pembentukan relief sangat

dipengaruhi oleh factor endogen dan eksogen.

2. Drainage

Pola pengaliran adalah segala macam bentuk yang berhubungan dengan

penyaluran air, baik di permukaan maupun dibawah permukaan bumi.

3. Culture

Segala bentuk hasil budidaya aktivitas manusia seperti : perumahan, jalan,

pasar, dan sebagainya.

Unsur – unsur kelengkapan Peta Topografi antara lain :

1. Skala

Perbandingan jarak horizontal sebenarnya dengan jarak pada peta, ada 3

macam skala :

a. Skala RF (representative fraction scale)

1 : 60.000 atau 1/60.000

Artinya, 1 cm pada peta sama dengan 60.000 cm atau 600 meter

sebenarnya.

b. SkalaGrafis

Perbandingan dengan menggunakan garis.

c. Skala Verbal

Dinyatakan dengan ukuran panjang 1 cm = 10 km

Biasanya merupakan kombinasi antara skala RF (representative fraction

scale) dengan skala verbal.

2. OrientasiPeta

Arah utara harus selalu dicantumkan, sebagai penyesuaian antara arah utara

peta dan arah utara jarum kompas. Ada 2 arah utara :

a. Arah utara magnetik

b. Arah utara sebenarnya

Page 25: LAPORAN Geologi Dasar

xxv

Dalam peta topografi keduanya akan membentuk sudut yang disebut

Deklinasi.

3. Legenda

Ditunjukkan dengan simbol dan gambar serta keterangan.

4. IndeksAdministrasi

Berhubungan dengan perizinan di lapangan.

5. Coverage Diagram

Menunjukkan dari mana dan bagaimana memperoleh data (foto udara,

pengukuran di lapangan atau berdasarkan sketsa).

6. Indeks to adjoining sheet

Lokasi atau kedudukan peta terhadap lembar peta disekitarnya (sistem

quadrangle).

7. EdisiPeta

8. JudulPeta

Didalam pembuatan peta kontur kita harus dapat memahami sifat – sifat kontur :

1. Garis kontur merupakan garis tertutup.

2. Garis kontur tidak bercabang.

3. Garis kontur tidak akan saling bertemu dengan garis kontur yang berbeda

nilainya.

4. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut (0 meter).

5. Garis kontur rapat menunjukkan lereng curam.

6. Garis kontur renggang menunjukkan lereng landai.

7. Pada cliff garis kontur bisa saling memotong.

8. Garis kontur membelok ke arah hulu jika memotong sungai.

9. Garis kontur bergerigi menunjukkan suatu lembah atau cekungan.

10. Garis kontur putus – putus menunjukkan bagian puncak bukit.

Ada beberapa hal lagi yang diperhatikan yaitu didalam menentukan :

Interval Kontur

Merupakan jarak ventrikel antara garis kontur yang satu dengan garis kontur

yang lain secara berurutan, dengan menggunakan rumus :

Page 26: LAPORAN Geologi Dasar

xxvi

IK = skala peta ×

Kontur Indeks

garis kontur yang tercetak lebih tebal dari pada garis kontur yang lainnya.

Profil Topografi

Merupakan salah satu cara untuk memperagakan konfigurasi dari

permukaan bumi sepanjang penampang vertikal kerak bumi.

Fungsinya untuk memvisualisasikan bentang alam secara tegak/vertikal.

Untuk itu perlu skala, H : V = 1: 1 atau H : V = 1 : 2

Sistem Quadrangle

Di Indonesia ada 2 sistem :

1. Sistem Lama

Peninggalan Belanda dan hanya dipakai di Indonesia, dengan 0° garis

bujur dihitung dari Jakarta. Pembagian kotak 20’ × 20’. Penomoran

garis lintang dengan angka romawi dan garis bujur dengan angka arab.

Contoh : 20' 45' 40'

a B c d

e F g h

i J k l

m N o K

No lembar peta 45/XI, skala 1 : 100.000

No lembar peta 45/XI-A, skala 1 : 50.000

No lembar peta 45/XI-Aa, skala 1 : 25.000 (luas 9 X 9).

2. Sistem Baru

Sistem Internasional, dengan skala 1 : 100.000. garis bujur 0° dihitung

dari Greenwich. Pembagian kotak 20’ × 30’, notasi dengan angka arab.

Page 27: LAPORAN Geologi Dasar

xxvii

Contoh: 5

IV III

I II

26 No lembar peta 526, skala 1 : 100.000

No lembar peta 526-I, skala 1 : 50.000

Peta topografi biasanya dipergunakan sebagai peta dasar, yang mempunyai

fungsi untuk merekam segala data-data bentang alam, seperti penyebaran batuan,

sesar, lipatan, morfologi bentang alam, dsb.

Pembuatan peta topografi dibuat dan disesuaikan untuk berbegai kegunaan,

seperti bidang militer, teknik sipil, pertambangan dsb.

Page 28: LAPORAN Geologi Dasar

xxviii

BAB IV

STRATIGRAFI

Stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari gambaran serta hubungan

lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya dalam ruang dan waktu geologi.

Dasar dari penyusunan lapisan batuan dari yang tertua di bagian bawah sampai

yang termuda di bagian atas berdasarkan data-data yang diketemukan di alam,

telah menggambarkan sejarah geologinya.

Dengan menyusun stratigrafi kita bisa menafsirkan kemungkinan terjadinya

jebakan ekonomis seperti : migas.

Penyusunan stratigrafi batuan didasarkan pada :

1. Lithostratigrafi

2. Biostratigarfi

3. Kronostratigrafi

Unsur-unsur stratigrafi :

1. Batuan

2. Struktur sedimen

3. Waktu

Berdasarkan metode dipakai untuk menentukan waktu geologi, antara lain :

Metode fossil ; biostratigrafi

Metode lapisan ; lithostratigrafi

Metode paleomagnetik

Metode radioaktif

Metode fission track

Page 29: LAPORAN Geologi Dasar

xxix

Beberapa Konsep Dasar Stratigrafi

N. Steno, 1667

1. Hukum Superposisi

Pada kondisi normal, maka lapisan yang tua tertutup oleh lapisan lebih

muda yang terletak diatasnya.

2. Hukum Keaslian Horisontal

Lapisan batuan sedimen pada awalnya diendapkan pada permukaan

horisontal/relatif sejajar dengan permukaan dasar tempat pengendapan.

3. Hukum Kesinambuang Lateral

Lapisan sedimen pada suatu cekungan akan terbentuk lateral dan

membaji pada bagian tepinya. Terkecuali pada lingkungan pengendapan

dibawah ini :

Page 30: LAPORAN Geologi Dasar

xxx

J. Hutton, 1785, Hukum Keseragaman

Proses-proses yang terjadi di masa lampau akan mengikuti hukum-hukum

yang berlaku pada masa sekarang.

De Soulovie, 1877, Hukum Urutan Fauna

Fossil pada setiap lapisan bawah akan berbeda dengan fossil lapisan

diatasnya.

William Smith, 1816, Hukum Identifikasi Lapisan Dengan Fossil

Lapisan-lapisan batuan dibedakan berdasarkan sifat-sifat fossil berupa fossil

diagnostik/fossil indeks.

George Cuvier, 1769, Hukum Kepunahan Organik

Lapisan batuan yang lebih muda mengandung fossil yang menyerupai

makhluk sekarang dibanding masa lampau yang terkandung pada lapisan

yang lebih tua.

Hukum Penerobosan

Suatu penerobosan atau intrusi umurnya akan lebih muda daripada lapisan

batuan yang diterobosnya.

Page 31: LAPORAN Geologi Dasar

xxxi

Hubungan Strata

Dibedakan menjadi 2 :

1. Ketidakselarasan (unconformity)

Peristiwa tidak menerusnya sedimentasi karena adanya gap atau bidang

erosi. Ada 4 jenis ketidak selarasan :

Diskonformity.

Batas ketidakselarasan atau bidang erosi sejajar dengan perlapisan

batuan, faktor penyebabnya bisa tektonik pengangkatan.

Nonconformity.

Batas ketidakselarasan merupakan persentuhan antara batuan

beku/metamorfosa dengan batuan sedimen.

Page 32: LAPORAN Geologi Dasar

xxxii

Angular Unconformity

Batas ketidakselarasan antara lapisan batuan sedimen dengan batuan

sedimen lainnya membentuk sudut seperti pada pegunungan lipatan.

Para Conformity.

Bidang ketidakselarasan sejajar perlapisan batuan sedimen, sehingga

agak sulit untuk dideteksi dan biasanya bidang erosi berupa basal

konglomerat.

2. Keselarasan (Conformity)

Hubungan antar lapisan batuan sedimen menerus tidak mengalami

gangguan.

Page 33: LAPORAN Geologi Dasar

xxxiii

KORELASI

Adalah menghubungkan perlapisan-perlapisan batuan sedimen yang

mempunyai kesamaan waktu yang berada dalam satu posisi stratigrafi yang sama

atau dalam cekungan sedimen yang sama, dengan membandingakn kemiripan

antar batuannya.

Ada 2 macam korelasi :

1. Korelasi Fisik

Berdasarkan kesamaan lithologi dan variasi lateralnya dibedakan :

sifat batuan

keteraturan variasi lithologi

adanya ketidakselarasan

sifat kelistrikan batuan

sifat radioaktif

2. Korelasi Paleontologi

Fossil Indeks

Evolusi fossil

PENAMPANG STRATIGRAFI

Penampang stratigrafi digunakan untuk mendapatkan gambaran secara

menyeluruh urut-urutan lapisan antar abtuan secara vertikal menurut waktu.

Dalam pembuatannya harus memperhatikan beberapa faktor yaitu :

1. Deskripsi batuan pada setiap lapisan.

2. Ketebalan dan skalanya.

3. Hubungan anatar batuan atau kontaknya.

4. Interpretasi lingkungan pengendapan dari fossilnya.

5. Menyusun urutan sedimentasi.

6. Menyusun urutan umr batuan dalam ruang dan waktu geologi.

Page 34: LAPORAN Geologi Dasar

xxxiv

BAB V

GEOLOGI STRUKTUR

Geologi Struktur adalah merupakan ilmu yang mempelajari bentuk

arsitektur bumi termasuk gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan pada kulit bumi.

Ada 2 macam struktur geologi :

1. Struktur Primer

Struktur ini terbentuk bersamaan dengan proses pengendapan batuan

sedimen. Contoh : struktur sedimen; perlapisan, silang siur, dll.

2. Struktur Sekunder

Struktur ini terbentuknya setelah proses pengendapan batuan sedimen, berupa

deformasi akibat gaya-gaya dari dalam bumi. Contoh : sesar, lipatan, kekar.

STRUKTUR PRIMER

Harus diperhatikan disini adalah karena adanya perlapisan batuan maka perlu

diukur :

Jurus lapisan batuan

Kemiringan lapisan batuan

STRUKTUR SEKUNDER

Kekar atau joint

Suatu rekahan pada massa batuan tetapi tidak mengalami pergeseran pada

bidang rekahanya, lebih dipengaruhi oleh pengurangan atau hilangnya

tekanan/tarikan yang bekerja dalam kerak bumi.

Klasifikasi Kekar :

Page 35: LAPORAN Geologi Dasar

xxxv

1. Berdasarkan bentuknya :

Sistematik joint, dijumpai berpasangan dengan arah saling sejajar.

Non Sistematik joint, dapat saling bertemu tetapi tidak memotong kekar

lainnya.

2. Berdasarkan ukurannya :

Micro joint, ukuran kekar sangat kecil, hanya dapat diamati dengan

mikroskop.

Major joint, dapat dilihat secara megaskopis.

Master joint, ukuran kekar dapat mencapai 100 ft, dapat diamati dengan

foto udara.

3. Berdasarkan cara terjadinya :

Shear joint, kekar yang terjadi diakibatkan oleh tekanan.

Tension joint, kekar yang terjadi diakibatkan oleh pengurangan atau

hilangnya tekanan.

Release joint, kekar yang terjadi diakibatkan oleh pengurangan atau

hilangnya tekanan

Perlipatan

Proses epirogenesa/orogenesa yang mengakibatkan batuan sedimen

mengalami pengangkatan jalur gerak bumi oleh tenaga endogenik sehingga

terbentuk pembubungan batuan berupa antiklin. Tenaga endogenik disini adalah

gaya tekanan dan tarikan.

Bagian-bagian dari perlipatan :

Sinklin

Antiklin

Limb, sayap

Axial plane, bidang planar lipatan

Axial surface

Axial line, garis poros/garis khayal yang menghubungkan titik-titik

lengkung maksimum pada permukaan bidang lipatan.

Page 36: LAPORAN Geologi Dasar

xxxvi

Jenis-jenis lipatan :

1. Lipatan Overturned

2. Lipatan Recumben atau Rebah

3. Lipatan Menunjam

4. Lipatan Tidak Menunjam

5. Lipatan Simetri

6. Lipatan Asimetri

Page 37: LAPORAN Geologi Dasar

xxxvii

Page 38: LAPORAN Geologi Dasar

xxxviii

Page 39: LAPORAN Geologi Dasar

xxxix

Patahan/Sesar

Bidang rekahan dalam kulit bumi yang mengalami pergeseran, dimana

arahnya sejajar dengan bidang rekahannya dan menyebabkan perbedaan posisi

dari massa batuan yang satu dengan yang lain. Sesar terjadi pada zona lemah yang

terjadi pada batuan yang keras dan rapuh dimana pergeserannya mencapai ribuan

kilometer, contoh : Sesar Semangko Sumatera.

Unsur-unsur sesar :

1. Hanging Wall, massa batuan di bagian atas bidang sesar.

2. Foot Wall, massa batuan di bagian bawah bidang sesar.

3. Bidang Sesar, bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang tergeserkan.

4. Throw, jarak pergeseran secara vertikal.

Klasifikasi Sesar berdasarkan pergerakan relatif bidang sesarnya :

1. Sesar Naik

Arah poros utama tegasan terbesar adalah vertikal/gaya berat, sehingga

sering disebut sebagai Gravity Fault. Hanging wall relatif naik terhadap foot

wall.

2. Sesar Turun

Arah poros utama tegasan terbesar adalah horisontal. Hanging wall relatif

nai terhadap foot wall. Berdasarkan dip/kemiringannya sesar naik dibedakan

menjadi 3 yaitu :

Reverse Fault, dip bidang sesar > 450.

Thrust Fault, dip bidang sesar < 450.

Overthrust Fault, dip bidang sesar < 100.

Page 40: LAPORAN Geologi Dasar

xl

Page 41: LAPORAN Geologi Dasar

xli

Page 42: LAPORAN Geologi Dasar

xlii

3. Sesar Mendatar

Poros utama tegasan terbesar adalah horisontal dengan arah gerakan sejajar

dengan jurus bidang sesarnya.

KONSEP TEKTONIK LEMPENG

Konsep tektonik lempeng pada perkembangannya dapat diterima dengan

baik oleh para ahli kebumian, terutama berkenaan dengan penerapannya didalam

eksplorasi migas. Dimana banyak penemuan cekungan-cekungan migas

ditemukan dengan mempergunakan model tektonik lempeng.

Indonesia merupakan produk daripada pertemuan 3 lempeng besar :

a. Lempeng Samudra hindia-Australia, bergerak relatif ke utara.

b. Lempeng Benua Asia, bergerak relatif ke selatan.

c. Lempeng Samudra Pasifik, bergerak relatif ke barat.

Akibatnya interaksi ketiga lempeng diatas, maka Indonesia memiliki sekitar 60

cekungan.

Page 43: LAPORAN Geologi Dasar

xliii

BAB VI

INTERPRETASI PETA GEOLOGI

Didalam eksplorasi migas yang bertujuan untuk menemukan lokasi jebakan

hidrokarbon. Setiap tahapan yang dilakukan untuk menemukan jebakan

hidrokarbon lebih bersifat interpretasi berdasarkan data-data yang didapat.

Eksplorasi sangat tergantung pada keakuratan hasil pendataan yang ada,

dimulai dari penginderaan jarak jauh berupa foto udara atau foto satelit, pemetaan

atau survey geologi baik regional maupun lokasi penelitian dilanjutkan dengan

survey geofisika berupa metode gaya berat dan seismik dan diakhiri dengan tahap

pemboran awal (wildcat).

Eksplorasi berasal dari kata kerja to explore yang artinya to travel through (a

place) for the purpose of discovery atau to examine more carefully in order to

learn more. Dari pengertian dasar tersebut menunjukkan bahwa didalam

eksplorasi migas terdapat dua pengertian pokok yaitu mencari dan menunjukkan

lokasi dari akumulasi hidrokarbon untuk dibor, diproduksi dan akhirnya dipelajari

dalam artian yang luas.

Metode Eksplorasi

Setiap produksi petroleum di dunia melalui beberapa tahap penelitian sebagai

berikut :

1. Tahap Pengumpulan dan Analisa Data

Yang diharapkan dari metode ini adalah mendeteksi tebal dan kualitas

batuan reservoir, penyebaran batuan secara lateral dan vertikal, kehadiran batuan

induk dan sistem perangkapnya.

Tahap eksplorasi geologi

a. Geologi permukaan, berupa pemetaan geologi, pemetaan rembesan

migas.

Page 44: LAPORAN Geologi Dasar

xliv

b. Geologi bawah permukaan, berupa struktur kontur, peta isopach,

korelasi struktur dan reservoir serta prosentasi pasir.

Tahap survey detail geologi

Terdiri dari analisa struktur, analisa dan evaluasi reservoir, analisa stratigrafi,

dll.

Tahap survey geofisika

a. Metode grafitasi/gaya berat, didasarkan densitas batuan.

b. Metode seismik, didasarkan pada rambat gelombang buatan dalam

media padat.

2. Tahap Pemboran Eksplorasi Detail

Setelah dilakukan berbagai analisa dan interpretasi dari data-data geologi

dan geofisika maka diputuskan untuk meletakkan titik-titik bor awal atau sering

disebut dengan pemboran liar (wild cat exploration drilling). Pemboran awal

tersebut sekaligus juga untuk mendapatkan data-data sebagai berikut :

a. Analisa core dan cutting.

b. Analisa akualitatif dan kuantitatif dari log mekanik.

c. Korekasi sumur.

Data-data tersebut diatas biasanya digunakan untuk studi reservoir serta

evaluasi formasi. Dari data-data tersebut diharapkan akan menghasilkan informasi

yang akurat seperti : volume migas yang terkandung, jumlah cadangan yang dapat

di produksi, jenis perangkap dan informasi susunan stratigrafi batuan.

Apabila didapatkan minyak yang potensial secara ekonomis maka akan

menjadi sumur pengembangan yang berproduksi.

Sehingga dari seluruh penjelasan diatas dapat kita mengerti betapa

pentingnya keakuratan dan ketelitian pengamatan di lapangan untuk dapat

menghasilkan data-data geologi yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal

ini seorang petroleum geologist akan menitikberatkan penelitian terhadap ada

Page 45: LAPORAN Geologi Dasar

xlv

tidaknya : batuan reservoir, batuan penutup, kemungkinan perangkapnya serta ada

tidaknya seepage oil/gas di sekitar lokasi.

Page 46: LAPORAN Geologi Dasar

xlvi

BAB VII

KESIMPULAN

Didalam industri perminyakan, pekerjaan geologi di mulai sebagai ujung

tombak didalam usaha – usaha pencarian dan pendataan akumulasi minyak dan

gas bumi atau di sebut sebagai perencanaan dan kegiatan Eksplorasi awal.

Disamping itu juga bertanggung jawab didalam pengembangan eksplorasi sumur

– sumur baru atau ‘eksplorasi development well’.

Geologi Fisik seperti telah diketahui dari kuliah – kuliah yang telah

diberikan merupakan cabang ilmu geologi yang membahas atau mempelajari

tentang bumi yang menyangkut bahan – bahan pembentuk bumi serta produk –

produk yang dihasilkannya termasuk didalamnya adalah makhluk – makhluk yang

pernah hidup didalamnya.

Praktikum geologi fisik disini akan meliputi : Dasar pengklasifikasian dan

Deskripsi batuan secara megaskopis yang termasuk dalam Ilmu Petrologi, Prinsip

– prinsip dasar pembuatan dan pembacaan Peta Topografi, Pembuatan Penampang

Stratigrafi dan Dasar – dasar interpretasi sejarah geologi dan umur lapisan –

lapisan batuan sedimen secara kesuluruhan.

BAB II PETROLOGI

1. BATUAN BEKU

Batuan hasil pembekuan magma, dimana dalam proses pembekuannya

akan terbentuk batuan beku dengan karakteristik tekstur dan struktur sangat

bervariasi, dan sangat tergantung dari cepat atau lambatnya penurunan suhu dan

tekanannya.

2. BATUAN SEDIMEN

Batuan yang telah ada sebelumnya (apakah itu batuan beku, batuan

sedimen, dan batuan metamorf), mengalami proses pelapukan (melalu proses

Page 47: LAPORAN Geologi Dasar

xlvii

kimia, fisika, dan biologi) dan tererosi dalam bentuk butiran dibawa media air

atau angin ke dalam cekungan pengendapan.

3. BATUAN METAMORF

Batuan yang telah ada sebelumnya mengalami perubahan menjadi batuan

metamorf pada temperature dan tekanan tinggi yang berlangsung secara

isokimia dari face padat menuju fase padat tanpa melalu fase cair.

BAB III PETA TOPOGRAFI

Peta merupakan miniature dua dimensi yang menggambarkan bagian –

bagian bumi dan penyebaran dari permukaan bumi secara horizontal yang terlihat

dari atas dengan skala tertentu, yang kurang lebih sesuai dengan daerah yang

sebenarnya.

Ada 3 unsur yang penting dalam peta topografi :

Relief

Drainage

Culture

Didalam pembuatan peta kontur kita harus dapat memahami sifat – sifat kontur :

1. Garis kontur merupakan garis tertutup.

2. Garis kontur tidak bercabang.

3. Garis kontur tidak akan saling bertemu dengan garis kontur yang berbeda

nilainya.

4. Nilai garis kontur dihitung dari ketinggian muka air laut (0 meter).

5. Garis kontur rapat menunjukkan lereng curam.

6. Garis kontur renggang menunjukkan lereng landai.

7. Pada cliff garis kontur bisa saling memotong.

8. Garis kontur membelok ke arah hulu jika memotong sungai.

9. Garis kontur bergerigi menunjukkan suatu lembah atau cekungan.

10. Garis kontur putus – putus menunjukkan bagian puncak bukit.

Page 48: LAPORAN Geologi Dasar

xlviii

BAB IV STRATIGRAFI

Stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari gambaran serta hubungan lapisanbatuan yang satu dengan yang lainnya dalam ruang dan waktu geologi.

Unsur-unsur stratigrafi :

1. Batuan

2. Struktur sedimen

3. Waktu

Hukum Penerobosan

1. Ketidakselarasan (unconformity)

Diskonformity.

Nonconformity.

Angular Unconformity

Para Conformity.

2. Keselarasan (conformity)

BAB V GEOLOGI STRUKTUR

Geologi Struktur adalah merupakan ilmu yang mempelajari bentuk

arsitektur bumi termasuk gejala-gejala yang menyebabkan terjadinya perubahan-

perubahan pada kulit bumi.

Ada 2 macam struktur geologi :

1. Struktur Primer

Struktur ini terbentuk bersamaan dengan proses pengendapan batuan

sedimen. Contoh : struktur sedimen; perlapisan, silang siur, dll.

2. Struktur Sekunder

Struktur ini terbentuknya setelah proses pengendapan batuan sedimen, berupa

deformasi akibat gaya-gaya dari dalam bumi. Contoh : sesar, lipatan, kekar.

Page 49: LAPORAN Geologi Dasar

xlix

BAB VI INTERPRETASI PETA GEOLOGI

Metode Eksplorasi

1. Tahap Pengumpulan dan Analisa Data

Tahap eksplorasi geologi

Tahap survey detail geologi

Tahap survey geofisika

2. Tahap Pemboran Eksplorasi Detail

d. Analisa core dan cutting.

e. Analisa akualitatif dan kuantitatif dari log mekanik.

f. Korekasi sumur.

Page 50: LAPORAN Geologi Dasar

l

DAFTAR PUSTAKA

Page 51: LAPORAN Geologi Dasar

li