laporan resmi geologi struktur
TRANSCRIPT
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR
Disusun Oleh :
Subhan Arif
101.101.052
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2012
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Struktur semester III
Institut Sains dan Teknologi AKPRIND
1. Robby Wahyudi
2. Kristoforus Hasan Djou
3. Yayang Anggun Dwi Adi
4. Yorim Kristian Lolo
5. Abdullah Hapis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Praktikum
III pada Jurusan Teknik Geolog Fakultas Teknologi Mineral
Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Penyusun :
Subhan Arif
NIM. 10.110.10.52
Disetujui Oleh :
Asisten Praktikum Geologi Struktur
Robby Wahyudi (…………….. )
Kristoforus Hasan Djou (……………..
Yayang Anggun Dwi Adi (…………….. )
Yorim Kristian Lolo (……………..
Hapis (…………….. )
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Geologi Dinamik
Ir. H. Siwi Sanjoto, M.T
NIK. 86.555.31.E
raktikum Geologi
pada Jurusan Teknik Geolog Fakultas Teknologi Mineral
ogyakarta
(…………….. )
(…………….. )
Laporan ini penyusun persembahkan untuk:
� Pertama kepada ALLAH SWT
dengan
rahmat dan hidayatnya
selesaikan
� Kedua orang tua saya yang sangat saya sayang dan
cintai yang telah berdoa dan memberikan apa saja
yang saya butuhkan sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan resmi ini.
� Kepada staf dosen as
membagi ilmunya.
� Seluruh teman saya yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Laporan ini penyusun persembahkan untuk:
Pertama kepada ALLAH SWT dan Rosulnya
rahmat dan hidayatnya laporan dapat saya
selesaikan dengan tepat waktu.
Kedua orang tua saya yang sangat saya sayang dan
cintai yang telah berdoa dan memberikan apa saja
yang saya butuhkan sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan resmi ini.
Kepada staf dosen asdos semester 3 yang bersedia
membagi ilmunya.
Seluruh teman saya yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan laporan ini.
dan Rosulnya, karena
laporan dapat saya
Kedua orang tua saya yang sangat saya sayang dan
cintai yang telah berdoa dan memberikan apa saja
yang saya butuhkan sehingga saya dapat
yang bersedia
Seluruh teman saya yang telah membantu saya dalam
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun haturkan kepada AllaH SWT atas berkat dan
perlindungannya penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum geologi
struktur ini dengan baik. Penyusun pun tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada para staf asisten geologi struktur dan teman-teman yang telah membantu
penyusun selama menyusun laporan ini. Laporan geologi struktur ini di buat
sebagai pelengkap praktikum yang telah di laksanakan di laboratorium maupun di
luar laboratorium jurusan teknik geologi Institute Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta.
Namun penyusun menyadari bahwa tentunya masih terdapat beberapa
kekuangan dalam penyusunan laporan ini, baik dalam secara penyajian maupun
yang lainnya yang kurang memuaskan bagi para pembaca.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan praktikum sedimentologi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama para pembaca.
Yogyakarta, 4 Januari 2012
Penyusun
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAM PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Langkah Kerja ............................................................................. 3
1.2 Lembar Kerja ............................................................................... 4
1.3 Kesimpulan .................................................................................. 4
BAB II STRUKTUR BIDANG ...................................................................... 5
II.1 Langkah Kerja .............................................................................. 6
II.2 Lembar Kerja ............................................................................... 6
II.3 Kesimpulan .................................................................................. 7
BAB III STRUKTUR GARIS ........................................................................ 8
III.1 Langkah Kerja .............................................................................. 9
III.2 Lembar Kerja ............................................................................... 9
III.3 Kesimpulan .................................................................................. 9
BAB IV TEBAL DAN KEDALAMAN ......................................................... 10
IV. 1 Langkah Kerja .............................................................................. 11
IV. 2 Lembar Kerja ............................................................................... 11
IV. 3 Kesimpulan .................................................................................. 12
BAB V PROYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB ............. 13
V. 1 Langkah Kerja .............................................................................. 15
V. 2 Lembar Kerja ............................................................................... 16
V. 3 Kesimpulan .................................................................................. 16
vi
BAB VI METODE STATISTIK DAN KEKAR ............................................ 18
VI. 1 Langkah Kerja ............................................................................. 19
VI. 2 Lembar Kerja ............................................................................... 20
VI. 3 Kesimpulan .................................................................................. 20
BAB VII SESAR ........................................................................................... 22
VII. 1 Langkah Kerja .............................................................................. 24
VII. 2 Lembar Kerja ............................................................................... 25
VII. 3 Kesimpulan .................................................................................. 25
BAB VIII LIPATAN ..................................................................................... 26
VIII.1 Langkah Kerja ............................................................................ 27
VIII.2 Lembar Kerja .............................................................................. 27
VIII.3 Kesimpulan ................................................................................. 28
BAB IX PENUTUP ........................................................................................ 29
IX.1 Kesimpulan umum ...................................................................... 29
IX.2 Kritik dan Saran .......................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 31
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Simbol-simbol struktur ................................................................. 4
Gambar 2. Struktur bidang dalam blok tiga dimensi ..................................... 5
Gambar 3. Struktur garis dalam blok tiga dimensi ........................................ 8
Gambar 4. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike 10
Gambar 5. Proyeksi Struktur Bidang ............................................................ 14
Gambar 6. Proyeksi Struktur Garis ................................................................ 14
Gambar 7. Macam-macam sesar .................................................................... 23
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Bidang dan Struktur Garis ................................................. 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh
batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan
internalnya.Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada
studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari
struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai
sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian
deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol
stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur
tersebut.
Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan
dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi
bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau
susunan intenal yang lain.Untuk memahami struktur geologi yang ada dan
bagaimana proses terjadinya maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara
langsung.
Cara mempelajari dan mengamati geologi struktur dapat dibuat menjadi dua
tahapan, yaitu :
� Tahapan lapangan meliputi langkah-langkah secara berurutan yaitu :
observasi lapangan, pencatatan dan perekaman data.
� Tahap laboratorium meliputi analisa dan sintesa geologi.
Cara penulisan simbol struktur bidang dan struktur garis :
1. Struktur bidang
Penulisan struktur bidang dinyatakan dengan :
a) Jurus kemiringan
� Sistem Azimuth : N Xº E / Yº o X = jurus/strike, besarnya 00 - 3600
o Y = kemiringan/dip, besarnya 00 - 900
2
� Sistem Kwadran : (N/S) Aº (E/W) / Bº C
o A = strike
o B = dip
o C = dip direction, menunjukan arah dip dapat dengan SW, NE dll.
b) Besar kemiringan
Misalnya dalam sistem azimuth ditulis dengan notasi N X0 E / Y0, maka
penulisan berdasarkan sistem “dip direction” dapat ditulis dengan notasi
Y0, N X0 E. Petunjuk praktis : arah kemiringan/dip direction = jurus + 900.
2. Struktur Garis
Penulisan struktur garis dinyatakan dengan :
� System Azimuth : Yº, N Xº E
� System Kwadran : tergantung pada posisi kwadran
Tabel 1. Struktur Bidang dan Struktur Garis
Aplikasi yang dapat dilakukan di dunia pertambangan diantaranya adalah :
a. Dengan kemampuan pemahaman, penggunaan dan pembacaan kompas
dengan baik dan benar, maka penyusun akan mampu untuk mengukur
kedudukan-kedukan litologi batuan, kemudian untuk mengetahui penyebaran
litologi batuan di suatu daerah.
b. Mampu membuat peta geologi dengan mengetahui batas-batas satuan batuan
tiap daerah yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai metode atau acuan
penambangan.
3
c. Mengeplotkan kedudukan lapisan-lapisan batuan dalam peta lintasan sebagai
acuan daerah-daerah penambangan sehingga penyusun dapat mengetahui
metode atau model penambangan.
d. Dengan mengetahui kedudukan dari kekar (fracture), penyusun dapat
mengetahui perkembangan struktur geologi yang ada pada daerah tersebut
serta daerah-daerah ini merupakan zona hancuran akibat adanya struktur
geologi, maka proses penambangan pada daerah seperti ini akan berbeda
dengan daerah normal yang tidak dikenai oleh struktur geologi.
e. Mengetahui perkembangan struktur geologi (sesar/patahan) yang ada pada
daerah tersebut yang di indikasikan dengan kedudukan yang tidak beraturan.
Sehingga dengan adanya indikasi seperti hal tersebut di atas.
f. Bedasarkan kedudukan-kedudukan dari fracture, maka penyusun dapat
mengetahui jalar-jalur mineralisasi, migrasi minyak bumi karena bagian ini
merupakan zona-zona lemah yang terbuka, sehingga fluida dan mineral akan
berada di sepanjang jalar ini hingga mencapai ke permukaan bumi.
I.1 Langkah Kerja
a. Mengubah dari sistem azimuth menjadi sistem kwadran dan sebaliknya.
b. Mengubah notasi dari sistem azimuth menjadi sistem kwadran dan
sebaliknya.
c. Membuat simbol-simbol
Untuk menggambarkan jenis struktur bidang pada peta, telah ditentukan
simbol dari berbagai jenis struktur
4
Gambar 1. Simbol-simbol struktur
I.2 Lembar Kerja
Terlampir
I.3 Kesimpulan
a. Penyusun dapat menggunakan sistem azimuth dan sistem kwadran dalam
penulisannya serta merubah sistem azimuth ke kwadran maupun sebaliknya.
b. Penyusun dapat menentukan arah strike dan dip dari kedudukan suatu batuan.
c. Penyusun dapat mengenali dan mengaplikasikan simbol-simbol yang
digunakan dalam struktur geologi dalam peta geologi.
5
BAB II
STRUKTUR BIDANG
Beberapa unsur struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai
struktur bidang. Struktur geologi tersebut adalah bidang perlapisan, bidang kekar,
bidang sesar, bidang belahan, bidang foliasi dan sejenisnya.
� Jurus/strike : arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan
bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
� Dip : sudut kemiringan yang dibentuk oleh bidang miring
dengan bidang horizontal yang diukur tegak lurus strike.
� Apperent dip : sudut kemiringan yang dibentuk bidang bersangkutan
dengan bidang horizontal dengan pengukuran tidak tegak
lurus strike.
� Dip direction : arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah miringnya
bidang yang bersangkutan diukur dari arah utara.
Gambar 2. Struktur bidang dalam blok tiga dimensi
6
Contoh penulisan kedudukan bidang:
N 2450 E / 450 SW
� Pembacaan kompas dengan skala 00 – 3600
� JURUS dibaca azimutnya yaitu 2450 dari arh utara (N) ke arah timur (E)
� KEMIRINGAN setelah didapatkan besaran kemiringan (450)
kemudian ditentukan kwadrannya (SW).
� Apabila dinyatakan dengan kemiringan dan arah kemiringan, arah
kemiringannya ditentukan dan bidang yang sama, maka akan
dinyatakan 450, N 2150 E.
N 700 E / 200 SE atau S 700 W / 200 SE
� Pembacaan kompas dengan skala (00 – 900)
� JURUS dihitung 700 dari arah utara (N) ke arah barat (E) atau dari arah
selatan (S) ke arah timur (E).Kwadran dari arah kemiringan harus
ditentukan (SE atau yang lain), apabila akan dinyatakan sebagai
besaran kemiringan dan arah kemiringan, bidang ini akan dinyatakan
20O SE, S 700 W.
II.1. Langkah kerja
Langkah pertama :
1. Membuat garis utara dan membuat kemiringan semu sebesar N 320o E dari
arah utara, kemudian membuat dip dari strike sebesar 23o.
2. Membuat garis strike kedua dengan sebesar N 300o E dan membuat garis
dipnya dengan sudut sebesar 15odari strikenya.
3. Membuat garis tegak lurus dari masing-masing strikenya (5 cm) , dip
dengan 1,5 cm dan seterusnya sebanyak yang dibutuhkan.
II.2. Lembar kerja
( Terlampir )
7
II.3. Kesimpulan
1. Kedudukan pada struktur bidang dilambangkan dengan strike dan Dip.
2. Strike adalah arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan
antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal yang diukur
dari arah utara.
3. Dip adalah sudut terbesar yang dibentuk oleh bidang miring dengan
bidang horizontal yang diukur tegak lurus jurus.
4. Mengetahui arah dip terhadap strike dapat menggunakan kaidah tangan
kiri
8
BAB III
STRUKTUR GARIS
Seperti halnya metode grafis dalam Geologi Struktur dapat dibedakan
menjadi struktur garis riil dan struktur garis semu. Struktur garis semu adalah
semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur
untuk struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi. Struktur garis riil adalah
struktur garis yang arah dan kedudukannya diamati langsung dilapangan.
Berdasarkan saat pembentukannya struktur garis dibedakan :
� Struktur garis semu dan struktur garis sekunder.
o Yang termasuk struktur garis semu / primer : liniasi.
o Yang termasuk struktur garis sekunder : arah liniasi.
Istilah dalam struktur garis:
� Arah penunjaman adalah : jurus dari bidang vertikal yang melalui garis
dan menunjukan arah penunjaman arah garis tersebut.
� Arah kelurusan adalah : jurus bidang perlapisan vertikal yang melalui garis
tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut.
� Rake adalah : besar sudut antara garis horisontal yang diukur pada bidang
dimana garis tersebut besarnya rake sama atau lebih kecil dari 90°.
Gambar 3. Struktur Garis dalam Blok Tiga Dimensi
9
III.1. Langkah kerja
Langkah pertama
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan (alat tulis, jangka,
busur, penggaris 1 paket dan sebagainya)
b. Menentukan arah utara
c. Mengeplot penunjaman (plunge/trend), tepat sesuai arah pengukuran
pembacaan kompas dititik lokasi struktur bidang di ukur 30o .
d. Mengeplot tanda kemiringan (bearing ( N 30oE)) tegak lurus searah jarum
jam dengan ukuran 1/3 panjang garus jurus ditambah tanda panah pada
ujung garis untuk mengetahui bahwa itu merupakan bearing.
e. Menuliskan besar penunjaman (plunge/trend) pada ujung tanda panah
tersebut.
III.2. Lembar kerja
( Terlampir )
III.3. Kesimpulan
1. Dalam pembacaan struktur garis terdapat istilah plunge, bearing
2. Berdasarkan pada pembentukannya struktur garis dibagi menjadi :
a. Struktur garis primer
b. Struktur garis sekunder.
3. Menentukan "Plunge" dan "bearing" sebuah garis pada suatu bidang
secara azimuth dan kuadran.
Ketebalan
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,
misalnya pada lapisan yang
vertikal yang tersingkap pada topografi datar, dan bila pengukuran rumit maka
dilakukan pengukuran tidak langsung. Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan m
merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Untuk mencari
kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan dapat dilakukan beberapa cara
yaitu dengan menggunakan “Aligment Nomograph” dengan menganggap
kemiringan lereng sebagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus
jurus sebagai kemiringan sebenarnya.
Kedalaman
Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara antara lain :
� Menghitung secara matematis.
� Dengan “Alignment Diagram”.
� Secara grafis.
Rumus Umum kedalaman : D = m ( Sin
Gambar 4. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike
10
BAB IV
TEBAL DAN KEDALAMAN
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,
misalnya pada lapisan yang tersingkap (horosontal) pada tebing vertikal, lapisan
vertikal yang tersingkap pada topografi datar, dan bila pengukuran rumit maka
dilakukan pengukuran tidak langsung. Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan
secara tidak langsung dapat dilakukan dengan mengukur jarak antara titik, yang
merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Untuk mencari
kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan dapat dilakukan beberapa cara
yaitu dengan menggunakan “Aligment Nomograph” dengan menganggap
ringan lereng sebagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus
jurus sebagai kemiringan sebenarnya.
Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara antara lain :
Menghitung secara matematis.
Dengan “Alignment Diagram”.
s Umum kedalaman : D = m ( Sin σ ± Cos σ tan δ )
. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike
Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu,
tersingkap (horosontal) pada tebing vertikal, lapisan
vertikal yang tersingkap pada topografi datar, dan bila pengukuran rumit maka
dilakukan pengukuran tidak langsung. Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan
engukur jarak antara titik, yang
merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus. Untuk mencari
kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan dapat dilakukan beberapa cara
yaitu dengan menggunakan “Aligment Nomograph” dengan menganggap
ringan lereng sebagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus
. Pengukuran tebal dengan lebar singkapan tidak tegak lurus strike
11
IV.1. Langkah kerja
Tugas
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan (alat tulis, jangka,
busur, penggaris 1 paket dan sebagainya)
b. Soal
Pada lapisan daerah Kulonprogo dengan kedalaman N2700E/250. Dari lapisan
tersebut dilakukan arah lintasan N2850E sepanjang 300 m ada batubara, 250
m batu pasir, 350 batu lempung. Morfologi daerah tersebut relatif datar. Skala
1 : 10.000. Berapa tebal dan kedalaman secara grafis dan matematis?
� 250 m, 300 m, 350 m. dari titik pertama. Berapa kedalamannya?
c. Metode grafis
� Menentukan arah utara.
� Menarik garis dengan azimuth 2700.
� Menarik garis FL tegak lurus dengan garis azimuth tersebut, kemudian
menarik garis Dip sebesar 250 dari FL itu.
� Menarik garis lintasan sebesar 2850 dari arah utara, kemudian membuat
batas pada garis ini sepanjang 2,85 cm dari titik pusat.
� Menarik garis sejajar azimuth dengan arah lintasan (2,85 cm).
� Menarik gari tegak lurus dari Dip, sehingga memotong titik pertemuan
antara garis FL dengan garis sejajar Dip.
� Membuat garis sejajar Dip.
� Menentukan tebal dan kedalaman lapisan.
d. Metode matematis
� Menentukan nilai sin 150 hasilnya merupakan nilai x
� Menentukan nilai tan 250 hasilnya merupakan nilai kedalaman 1
� Menentukan nilai sin 250 hasilnya merupakan nilai tebal
� Menentukan kedalaman 2 dan seterusnya
1V.2. Lembar kerja
( Terlampir )
12
IV.3. Kesimpulan
1. Ketebalan ialah jarak tegak lurus antara bidang (2 bidang) sejajar yang
merupakan lapisan batuan. Ketebalan lapisan bisa ditentukan dengan
beberapa cara, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Kedalaman ialah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya
permukaan bumi) kearah bawah terhadap suatu titik garis bidang.
Kedalaman dapat ditentukan dengan cara langsung maupun tidak
langsung.
3. Besar dan bentuk pola singkapan tergantung oleh beberapa faktor antara
lain:
� Ketebalan lapisan
� kemiringan lapisan
� bentuk morfologi
� bentuk struktur lipatan.
4. Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
5. Perhitungan kedalaman dapat menggunakan dua metode yaitu perhitungan
berdasarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan perhitungan
berdasarkan tidak tegak lurus dengan jurus. Jika tebal dan kedalaman
berlawanan dengan arah kemiringan maka akan terjadi penipisan dan
sebaliknya akan menambah ketebalan
6. Dalam praktikum yang dilakukan, metode yang digunakan yaitu metode
grafis dan metode matematis.
13
BAB V
PROKYEKSI STEREOGRAFIS DAN PROYEKSI KUTUB
Proyeksi Stereografis adalah proyeksi yang didasarkan pada perpotongan
bidang/garis bantu suatu permukaan bola. Macam-macam proyeksi stereografis
yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut :
1. Equal Angle Projection atau Wulff Net
2. Equal Area Projection net atau Schimth Net
3. The Polar Equal Area Net
4. Kalsbeek Counting Net
Dalam proyeksi ini, menggunakan ketiga jaring tersesbut pada prinsipnya
sama, yaitu : di mulai dari lingkaran primitif dan 90o dipusat lingkaran.
1. Proyeksi Stereografis
a. Struktur bidang
Stereogramnya diwakili oleh lingkaran bearing, sehingga besar sudut
kemiringan (dip) selalu diukur pada arah E-W jaring, yaitu 0o pada
lingkaran primitif dan 90o dipusat lingkaran. Untuk arah strikenya diukur
0o dari arah utara (N).
b. Struktur Garis
Stereogramnya akan berupa suatu garis lurus dari pusat lingkaran,
besarnya plunge dihitung 0o pada lingkaran primitf dan 90o dipusat
lingkaran. Dan diukur pada kedudukan bearing berimpit dengan N-S atau
E-S dari jaring.
1. Proyeksi Kutub
Dasarnya sama dengan proyeksi stereografis, dimana unsur struktur
digambarkan pada permukaan bola di bagian bawah proyeksi kutub suatu
bidang garis, digambarkan sebagai titik. Proyeksi kutub bidang merupakan
hasil proyeksi titik tembus dari garis normal bidang bola terhadap permukaan
bola. Sedangkan proyeksi kutub garis merupakan suatu titik tembus suatu
garis terhadap permukaan bola pada bidang horizontal.
a. Struktur bidang
Pembacaan strike 0
diukur dari pusat kearah tepi. Untuk proyeksi kutub struktur garis berupa
titik.
b. Struktur garis
Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti dengan proyeksi kutub,
hanya saja stereonet yang digunakan adalah “Polar Equal Area Net”.
Struktur garis yang diperoleh berupa titik.
Struktur bidang
Pembacaan strike 0o dimulai dari West (W), sedangkan arah dipnya 0
usat kearah tepi. Untuk proyeksi kutub struktur garis berupa
Gambar 5. Proyeksi Struktur Bidang
langkah yang dilakukan sama seperti dengan proyeksi kutub,
hanya saja stereonet yang digunakan adalah “Polar Equal Area Net”.
Struktur garis yang diperoleh berupa titik.
Gambar 6. Proyeksi Struktur Garis
14
dimulai dari West (W), sedangkan arah dipnya 0o
usat kearah tepi. Untuk proyeksi kutub struktur garis berupa
langkah yang dilakukan sama seperti dengan proyeksi kutub,
hanya saja stereonet yang digunakan adalah “Polar Equal Area Net”.
15
V.1 Langkah Kerja
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan (alat tulis, spidol
OHP min. 4 warna, kertas kalkir secukupnya, penggaris 1 paket dan sebagainya).
Tugas 1 Struktur Bidang
a. Membuat lingkaran dengan arah utara menggunakan Wulf net.
b. Membuat proyeksi stereografis dengan titik pada kedudukan N 1220 E dimulai
dari arah utara.
c. Kemudian bawa titik tersebut diputar berlawanan arah dengan arah jarum jam,
hingga berhimpit dengan arah utara (N).
d. Tentukan nilai 330 dari titik arah timur (E) dan diukur masuk kearah pusat.
e. Membuat garis lengkung mengikuti nilai 330 lurus pada titik tersebut.
f. Agar penyusun dengan mudah memahami, maka dapat dibuat garis potong
lingkaran yang kedua titiknya mengikuti nilai 330 tadi.
g. Bila perlu berikan keterangan pada garis lengkung nilai struktur bidang.
Tugas 2 Struktur Garis
a. Membuat lingkaran dengan arah utara menggunakan Wulf net.
b. Membuat proyeksi stereografis dengan titik pada kedudukan N 1850 E dimulai
dari arah utara.
c. Kemudian bawa titik tersebut diputar searah dengan arah jarum jam, hingga
berhimpit dengan arah timut (E).
d. Tentukan nilai 540 dari titik arah timur (E) dan diukur masuk kearah pusat.
e. Membuat garis lurus dari titik pusat hingga titik nilai 540, kemudian garis
putus-putus setelah melewati nilai 540 hingga akhir lingkaran.
f. Beri keterangan nilai struktur garis disamping garis yang telah dibuat.
16
Tugas 3 Menentukan Apparent dip
a. Pertama kali membuat struktur bidang dengan kedudukan N 470 E / 550
langkahnya sama seperti pada Tugas 1.
b. Membuat apparent dip dengan arah kedudukan N 1120 E, menentukan garis
lurus hingga titik pertemuan dengan garis lengkung (dip) 550 kemudian garis
putus setelah melewati dari garis lengkung tersebut.
c. Untuk nilai bearing yaitu N 1120 E
d. Menentukan nilai plunge dengan cara, bawa garis apparent ke arah timur (E)
kemudian lihat nilai pertemuan antara garis lengkung (dip) dengan garis
apparent dip, didapat nilai plunge 500.
e. Menentukan rake dengan menggunakan busur, titik sudut ditentukan
pertemuan antara garis lengkung (dip) dengan garis apparent dip yaitu sebesar
730.
Tugas 4 Menentukan kedudukan bidang dari 2 kemiringan semu
a. Membuat struktur bidang dengan kedudukan N 3360 E / 380 langkahnya sama
seperti pada Tugas 1.
b. Membuat struktur garis dengan kedudukan masing-masing 250 , N 100 E dan
340 N 1000 E langkahnya sama seperti pada Tugas 2 dan 3.
V.2 Lembar Kerja
Terlampir
V.3 Kesimpulan
a. Proyeksi stereografis adalah gambaran dua dimensi atau proyeksi dari
permukaan bola.
b. Proyeksi hanya dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah geometri
bidang dan garis yang besar merupakan besar sudut atau arah.
c. Stereonet terdiri dari : Wulff Net, Schmidt Net, Polar Equal Area Net dan
Klassbeek Counting Net.
17
d. Pada proyeksi stereografis dengan menggunakan Wulff Net yang
menghasilkan bidang dan garis.
e. Pada proyeksi kutub dengan menggunakan Polar Equal Area net yang
menghasilkan berupa pola 2 atau titik
18
BAB VI
KEKAR
Kekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergeseran
pada bidang rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala
tektonik maupun tektonik. Dalam analisa struktur geologi, yang diperlukan adalah
kekar yang disebabkan oleh gejala tektonik. Jadi dilapangan baru dapat dibedakan
dua jenis kekar tersebut.
Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasar klasifikasi yang
digunakan diantaranya :
a) Berdasarkan bentuknya.
b) Berdasarkan urutannya.
c) Berdasarkan kerapatannya.
d) Berdasarkan cara terjadinya.
Klasifikasi kekar berdasarkan genesanya :
� Shear joint
� Tension joint
� Tegangan utamanya terbesar akan membagi dua sama besar sudut lancip
yang dibentuk oleh dua Shear Joint.
� Tegasan terkecil akan membagi dua sama besar sudut tumpul yang
dibentuk oleh Shear Joint.
Untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam analisa struktur-struktur
geologi maka digunakan metode analisa yang dapat mendukung penafsiran
tentang kinematika dan mekanisme pembetukannya yang dianalisa sehingga
penafsirannya mendekati hal yang sebenarnya. Sampai saat ini metode yang
dianggap telah dapat memenuhi maksud dan tujuan seperti yang telah disebut
diatas adalah metode statistik, yaitu suatu metode yang diterapkan untuk
mendapatkan kisaran harga-harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah
harga acak satu jenis struktur. Dari sini kemudian dapat diketahui kecenderungan-
kecenderungan bentuk pola ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang
dianalisa.
19
Metode statistik yang akan diuraikan disini adalah metode-metode yang
umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur, terdiri dari dua metode yang
pengelompokannya didasarkan atas banyaknya parameter, yakni :
1) Pembuatan diagram yang didasarkan atas sejumlah data struktur hanya
memiliki satu parameter saja.
2) Metode statistik dengan dua parameter, yakni pembuatan diagram-diagram
berdasarkan jumlah data struktur yang memiliki dua parameter.
VI.1. Langkah kerja
Menentukan arah umum dengan menggunakan Diagram Kipas dan Histogram
Metode statistik yaitu : suatu metode yang diterapkan untuk mendapatkan harga-h.
1. Diagram Kipas
Pembuatan diagram kipas adalah sebagai berikut :
Panjang jari-jari adalah jumlah prosentase tertinggi, dimana pada
prosentase tertinggi tersebut merupakan titik terluar dari diagram kipas,
selanjutnya setiap interval dibuat busur dengan 0o sepanjang jari-jari sama
dengan interval yang bersangkutan. Kemudian membagi sisi paling luar
dari busur sesuai dengan pembagian arahnya. Melalui pembagian interval
tersebut, tariklah garis kearah pusat busur tersebut dari setiap unsur
struktur dari hasil pengukuran. Langkah ini termasuk pembuatan
prosentase, sehingga dapat hasil analisanya.
Harga rata-rata atau arah umum dari sejumlah data acak satu jenis struktur
adalah interval data yang memiliki jumlah terbesar, kemudian diambil
nilai tengah dari interval tersebut, kemudian dijumlahkan dengan batas
bawah dari kelas interval, maka akan diperoleh arah umum shear joint
tersebut.
20
Menentukan Diagram Kontur Dan Kedudukan Umum dari Shear Joint.
1. Meletakkan kalkir diatas Polar Equal Area Net, kemudian menentukan N,
E, S dan W sesuai yang ada pada stereonet.
2. Setelah itu kedudukan titik-titik shear joint tersebut kedalam kertas kalkir
tersebut. Untuk pembacaan 0o mulai dari West (W)
3. Setelah seluruh data yang ditentukan kedudukannya, maka akan diperoleh
titik-titik yang merupakan struktur bidang dari shear joint itu. Kemudian
titik-titik ini diplotkan kekertas kalkir lain untuk dibuat diagram
konturnya.
4. Setelah diplot, data tersebut dibawa ke “Kalssbeek Counting Net” untuk
dibuat diagram konturnya.
5. Kemudian dihitung berapa jumlah titik yang masuk dalam tiap-tiap jaring
segi enam yang terdapat dalam Kalsbeek Counting Net tersebut.
6. Setelah itu titik-titik tersebut dihubungkan satu dengan lainnya yang
memilki jumlah ketinggian yang sama , maka akan terbentuklah kontur.
7. Kontur tersebut dibawa ke “Polar equal Area Net” untuk dibaca
kedudukan umumya. Kedudukan umum ini merupakan puncak atau kontur
tertinggi dalam diagram kontur tersebut.
8. Dari diagram kontur tersebut diperoleh dua arah umum dari shear joint.
VI.2. Lembar kerja
( Terlampir )
VI.3. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan data-data serta pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Kekar merupakan rekahan yang relatif tanpa mengalami pergeseran pada
bidang rekahannya.
2. Dari data kelurusan umumnya, kita dapat mengetahui arah tegasan yang
bekerja pada sebuah kekar.
3. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik.
21
4. Dari diagram kipas, kita dapat mengaetahui arah kelurusan umum dari
data-data yang kita peroleh.
5. Perbedaan diagram roset dan diagram kipas adalah pada diagram kipas
pengkuran dapat dilakukan dua arah, sedangkan pada diagram roset
pengukuran dilakukan hanya pada satu arah.
6. Pada diagram roset dan diagram kipas mengenai pembagian intervalnya
adalah sama, dimana semakin kecil intervalnya, maka akan memberikan
ketelitian yang semakin baik.
22
BAB VII
SESAR
Sesar sudah dikenal sejak abad 18, di lingkungan tambang batubara di
Inggris. Fault = salah (karena offset lapisan). Sesar/Fault/ Patahan adalah
rekahan/retakan/kekar yg kelihatan pergeseran lapisan (offset) disebabkan oleh
perpindahan sejajar (parallel) pada permukaan rekahan (Davis & Reynolds, 1996)
Sesar adalah suatu rekahan/kekar yang telah mengalami pergeseran (dari
salah satu muka yg berhadapan) arahnya paralel dengan zona permukaan (Twiss
& Moores, 1992). Sesar adalah rekahan yang telah mengalami pergeseran yang
arahnya relatif sejajar dengan bidang rekahan (bergeser pada bidang sesar).
Terbentuk struktur ini, karena tegasan yang bekerja pada batuan, sehingga
membentuk kekar.
Klasifikasi kekar berdasarkan ganesanya maupun secara deskriptif ada
beberapa ahli yang telah mengelompokkannya, antara lain : Richard (1972),
Anderson (1951) membagi sesar menjadi tiga, yaitu :
a. Sesar Normal
Sesar dengan poros tegasan utama maksiumum σ1 vertikal poros tegasan
utama intermediate (σ2) dan poros utama minimum (σ3) horizontal.
b. Sesar Naik.
Sesar dengan poros tegasan utama minimum (σ3) vertikal, poros tegangan
utama maksimum (σ1) dan poros tegasan utama intermediate (σ2) horizontal.
c. Sesar geser mendatar.
Sesar dengan poros tegangan utama intermediate (σ2) vertikal poros tegangan
utama maksimum (σ2) dan poros tegangan utama minimum (σ3). horizontal.
Berkaitan dengan dinamika kerak bumi dan rentang waktu geologi yang
panjang, kehadiran sesar dapat dibedakan menjadi sesar mati dan sesar aktif. Sesar
mati adalah sesar yang sudah tidak (akan) bergerak lagi, sedangkan sesar aktif
adalah sesar yang pernah bergeser selama 11.000 tahun terakhir dan berpotensi
akan bergerak di waktu yang akan datang (Yeats, Sieh & Allen, 1997).
Sifat pergeseran sesar
a. Pergeseran semu (
Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar dan diukur
pada bidang sesar. Komponen dari
sejajar jurus (strike
Sedangkan total pergeseran semu ialah
b. Pergeseran relatif (
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari blok satu ke lainnya pada
bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya berhimpit.
Total pergeseran disebut
Unsur-unsur dalam sesar
c. Bidang sesar (fault plane
batuan yang tergeserkan.
d. Jurus sesar (strike
perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.
e. Kemiringan sesar (
horizontal dan diukur tegak lurus jurus sesar.
f. Atap sesar (hanging
apabila bidang sesarnya tidak vertikal.
g. Foot-wall adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar.
Gambar 7. Macam-macam sesar
Sifat pergeseran sesar
Pergeseran semu (separation)
Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar dan diukur
pada bidang sesar. Komponen dari separation diukur pada arah tertentu, yaitu
strike separation) dan arah kemiringan sesar (
Sedangkan total pergeseran semu ialah net separation.
Pergeseran relatif (slip)
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari blok satu ke lainnya pada
bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya berhimpit.
Total pergeseran disebut Net Slip.
unsur dalam sesar
fault plane) adalah suatu bidang sepanjang
batuan yang tergeserkan.
strike) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan
perpotongan antara bidang sesar dengan bidang horizontal.
Kemiringan sesar (dip) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang
an diukur tegak lurus jurus sesar.
hanging-wall) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar
apabila bidang sesarnya tidak vertikal.
adalah blok yang terletak dibawah bidang sesar.
23
Jarak tegak lurus antara bidang yang terpisah oleh gejala sesar dan diukur
diukur pada arah tertentu, yaitu
) dan arah kemiringan sesar (dip separation).
Pergeseran relatif pada sesar, diukur dari blok satu ke lainnya pada
bidang sesar dan merupakan pergeseran titik yang sebelumnya berhimpit.
) adalah suatu bidang sepanjang rekahan dalam
) adalah arah dari suatu garis horizontal yang merupakan
) adalah sudut antara bidang sesar dengan bidang
) adalah blok yang terletak diatas bidang sesar
24
h. Hade adalah sudut antara garis vertical dengan bidang sesar dan merupakan
penyiku dari dip sesar.
i. Heave adalah komponen horizontal dari slip / separation, diukur pada bidang
vertical yang tegak lurus jurus sesar.
j. Throw adalah kompenen vertical dari slip / separation, diukur pada bidang
vertical yang tegak lurus jurus sesar.
k. Strike-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan sejajar terhadap arah
jurus bidang sesar kadang-kadang disebut wrench faults, tear faults /
transcurrent faults.
l. Dip-slip fault yaitu sesar yang mempunyai pergerakan naik atau turun sejajar
terhadap arah kemiringan sesar.
m. Oblique-slip fault yaitu pergerakan sesar kombinasi antara strike-slip dan dip-
slip,.
n. Slickensides yaitu kenampakan pada permukaan sesar yang memperlihatkan
pertumbuhan mineral-mineral fibrous yang sejajar terhadap arah pergerakan.
VII.1. Langkah kerja
Menentukan arah umum masing-masing data.
Mengeplotkan semua data kelurusan fraksi breksi, shear fracture dan gash
fracture pada kertas kalkir diatas “Polar Equal Area Net”. Kemudian dibaca arah
umumnya pada Schmidt Net, untuk kelurusan frgamen breksi menggunakan
diagram kipas, setelah dilakukannya tabulasi.
analisa sesar untuk data diatas.
1. Plot kedudukan umum dari breksi, Shear Fracture N 360o E/ 60o dan Gash
Fracture N 264oE / 62o
2. Perpotongan Shear farcture dan Gash fracture adalah σ2 ’
3. Plot breksiasi N 22,5 E bawa keutara. Kemudian tentukan dipnya 77o
sesuai dengan titik garis bujur yang segaris dengan titik σ2’ kearah utara
selatan. Bidang yang terbentuk adalah bidang sesar.
4. Membuat bidang bantu σ2 kearah E-W, kemudian geser sebesar 90o.
25
5. Perpotongan bidang bantu dengan bidang sesar akan diperoleh Net Slip,
Rake 15 o, Plunge 34o dan Bearing N 196o E.
6. Perpotongan bidang bantu dengan Gash Fracture adalah σ1.
7. σ3 = σ1 + 90o, kearah yang memungkinkan
8. σ1 diperoleh dari perpotongan antarabidang bantu dengan bidang sesar, 30o
menuju sudut lancip yang dibentuk oleh bidang sesar dengan Gash
Fracture.
9. σ3 = σ1 + 90o
10. Arah pergerakan sesar selalu menuju kearah sudut lancip.
Menentukan Jenis Sesar
Nama sesar adalah Normal Right Slip Fault
VII.2. Lembar kerja
( Terlampir )
VII.3. Kesimpulan
Dari hasil percobaan, maka dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Ciri-ciri suatu batuan jika dijumpai sesar adalah memberikan kenampakan
adanya gores garis, adanya bidang sesar, adanya off set lithologi, adanya
jalur breksiasi
2. Kita dapat mengetahui bagaimana sesar itu terjadi.
3. Kita dapat memberikan nama jenis sesar dari hasil analisa diatas.
4. Kita dapat mengetahui bahwa sesar itu mempunyai karakteristik tersendiri.
26
BAB VIII
LIPATAN
Lipatan adalah merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang
ditunjukan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan atau kumpulan
dari lengkungan yang ditunjukannya pada unsur garis atau bidang didalam bahan
tersebut, pada umumnya unsur yang terlibat pada lipatan adalah bidang perlipatan,
foliasi dan liniasi.
Mekanisme gaya yang menyebabkan ada dua macam :
a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar
dengan permukaan lempeng.
b. Bending (pelengkungan) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak
lurus permukaan lempeng.
Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat dibedakkan
menjadi 4 macam lipatan, yaitu :
1) Flexure / competent folding.
2) Flow / incompetent folding.
3) Shear folding.
4) Flexure and flow folding.
Jenis-jenis lipatan :
a) Antiklin, struktur lipatan dengan bentuk convek kanan yang tua dibagian
bawah.
b) Antiform, struktur lipatan seperti antiklin namun umurnya tidak diketahui.
c) Sinklin, struktur lipatan dengan bentuk concav keatas yang tua dibagian
bawah.
d) Sinform, struktur lipatan sperti sinklin namun umur lapisan tidak
diketahui.
e) Dome, suatu jenis tertentu antiform dengan kemiringan batuan kesegala
arah.
f) Basin, jenis sinform dengan kemiringan ke satu titik.
27
g) Antiformal sinklin, struktur lipatan sperti antiklin dengan batuan tua yang
diatas.
h) Sinformal antiklin, struktur lipatan seperti sinklin dengan lapisan batuan
tua dibagian atas.
VIII.1. Langkah kerja
Langkah pertama
1. Memasukkan semua data kedalam “Polar Equal Area Net” untuk
kemudian membuat diagram kontur.
2. Menentukan arah umum sayap lipatan dari diagram kontur.
3. Masukkan arah umum sayap lipatan, perpotongannya merupakan Q2.
4. Q2 dibawa ke arah E-W, kemudian membuat bidang bantu, seperti pada
analisa kekar.
5. Perpotongan antara dua sayap lipatan titik tengahnya merupakan Q2 (baik
lancip maupun tumpul), Q1 dibuat 90o dari Q2.
6. membuat Hinge surface dengan menghubungkan Q2 dan Q3.
7. membaca kedudukan hinge surface dan Hinge linenya, serta menentukan
jenisnya dengan menggunakan skala Richard atau Flewty.
Langkah kedua
1. Menarik garis tegak lurus dan sama panjang dari batas lithologi yang
sama, yaitu dari A(A-OA) dan B(B-D), sehingga berpotongan dititik C.
2. Menghubungkan titik D dengan titik OA dan membuat bisektor D-OA,
sehingga memotong garis BD di OB.
3. Menarik garis OA-OB sampai melewati garis bujur yang akan dibuat.
4. Membuat busur dari titik A dengan pusat OA sampai memotong garis OA-
OB
5. Membuat busur dari titik B dengan pusat OB dan memotong garis OA-
OB.
VIII.2. Lembar kerja
( Terlampir )
28
VIII.3. Kesimpulan
1. Lipatan merupakan hasilnya dari perubahan bentuk suatu bahan yang
ditunjukkan dengan lengkungan dalam bahasa tersebut.
2. Lipatan dapat dibedakan menjadi 4 macam :
a. Competent Folding
b. Incompetent Folding
c. Snear Folding
d. Flexure dan Flow Folding
e. Bending (perlengkungan)
3. Gaya yang bekerja ada dua :
a. Buckling (melipat)
b. Bending (perlengkungan)
29
BAB IX
PENUTUP
IX.1 Kesimpulan Umum
Dari pelaksanaan praktikum geologi struktur dapat disimplkan bahwa :
1. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh
batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan
internalnya.
2. Struktur geologi perlu di pelajari karena pada daerah ini merupakan tempat
terperangkapnya mineral-mieral berharga.
3. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:
a. Tebal lapisan.
b. Topografi/morfologi.
c. Besar kemiringan (Dip) lapisan.
d. Bentuk struktur lipatan.
4. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi.
5. Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua
unsur geometris yaitustruktur bidang dan struktur garis dimana struktur
bidang terdiri dari Bidang perlapisan kekar, sesar, foliasi dan sumbu
perlipatan sedangkan struktur garis terdiri dari gores-garis, perpotongan
dua bidang, liniasi dan lain-lain.
Banyak masalah-masalah yang tercangkup dalam bidang geologi struktur
yang memerlukan analisa-analisa geometri dalam tiga dimensi yang sangat teliti.
Kita mengenal ada dua cara yang dapat diterapkan untuk mempelajari struktur
geologi, yaitu :
1. Dengan cara mengenal jenis dari pada struktur dan kemudian
menginterprestaikan kedalam keadaan yang sebenarnya, (kekar, sesar,
lipatan). Jadi terutama ditekankan cara mengenalnya, yaitu :
a. Mengukur kedudukan dan memetakannya.
b. Menggambar bentuk dan ukurannya.
c. Menganalisa cara pembentukannya.
30
Untuk mempelajari struktur tersebut , kemudian membuat peta penampang
tegak, diagram blok dan keterangannya.
2. Dengan cara menggambarkan diametri dari struktur dan ditekankan
sebagai kelompok statistik yang keseluruhannya akan memberikan suatu
pola struktur dari batuan. Study pola struktur demikian didasarkan pada
banyak pengamatan dan catatan yang kemudian diubah dalam diagram
pola.
Kedua cara diatas bila diterapkan dan dianalisa, maka akan saling mengisi
dalam memepelajari struktur geologi suatu daerah, tetapi yang paling
diutamakan adalah tempat dan kedudukan dari struktur yang sebenarnya.
IX.1 Keritik Dan Saran
Semoga untuk praktikum selanjutnya dapat lebih baik lagi dan lebih
bijaksana didalam mengambil kebijakan-kebijakan untuk praktikan. Sepertinya
kalau kelapangan untuk struktur geologi hanya sekali masih kurang.
31
DAFTAR PUSTAKA
Danang Endarto. 2005. Pengantar Geologi Dasar. LPP dan UNS Press
Iyan Hardiyanto. 2002. Modul Geologi Struktur. Bandung
Petunjuk Praktikum geologi Struktur. UPN Veteran
Ragan, M. Donal. 1984. Structural geology An introduction to geometrical
techniques. John Wiley & Sons, Inc. New Yok
Staff pengajar & staff asisten Lab. Geologi UPN. Buku pAnduan Praktikum
Geologi Struktur. 2007. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.