laporan amphibi

47
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang. Salah satunya amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang berarti dua dan “bios” yang berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup dengan dua habitat, termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian tubh terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari dermis dan epidermis. Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan. Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada pase ini berudu bergerak dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru dan fase dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang dan rangka insang lama kelamaam menghilang, pada anura tidak 1

Upload: chaaye-no-gaara

Post on 29-Nov-2015

170 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan amphibi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Vertebrata adalah istilah untuk menyebut hewan yang bertulang belakang.

Salah satunya amphibi. Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu “amphi” yang

berarti dua dan “bios” yang berarti hidup. Amphibi merupakan hewan yang hidup

dengan dua habitat, termasuk hewan poikiloterm atau berdarah dingin. Pembagian

tubh terdiri atas kepala, badan dan ekor. Kulit lembab berlendir, terdiri dari dermis

dan epidermis.

Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak

tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai

dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai

siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan.

Pada masa berudu amphibi hidup di perairan. Pada pase ini berudu bergerak

dengan ekor. Pada fase dewasa hidup didarat dan bernafas dengan paru-paru dan fase

dewasa ini amphibi bergerak dengan kaki. Perubahan cara bernafas yang seiring

dengan peralihan kehidupan dari perairan ke daratan menyebabkan hilangnya insang

dan rangka insang lama kelamaam menghilang, pada anura tidak di temukan leher

sebagai mekanisme adaptasi terhadap hidup di dalam liang dan bergerak dengan cara

melompat.

Amphibi mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang

dengan baik. Pada mata terdapat membran nictitans yang berfungsi untuk melindungi

mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata.

Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak

depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna, pada

cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang.

Pada fase dewasa mulai terbentuk kelenjar ludah yang menghasilkan bahan

pelembab/ perekat, walaupun demikian, tidak semua amphibi melalui siklus hidup

1

Page 2: laporan amphibi

dari perairan kedaratan,misalnya anggota plethodontidae, tetap tinggal di perairan dan

tidak menjadi dewasa, selama hidup tetap dalam fase berudu bernafas dengan insang

dan berkemabang biak secara neotoni.

Ada beberapa jenis amphibi lain yang sebagian hidupnya di daratan, tetapi

pada waktu tertentu kembali keair untuk berkembang biak, tetapi ada juga yang hidup

didarat selama hidupnya pada kelompok ini tidak terdapat setadium larva dalam air.

Karena kurangnya pengetahuan tentang sub kelas ini, maka hendaknya kita

mempelajari baik secara morfologi, anatomi, maupun fisiologinya, serta

pengklasifikasiannya dengan menggunakan metode praktikum.

B. Tujuan

Untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari hewan vertebrata melalui

kegiatan pembedahan pada katak sawah (Rana cancarivora) dan kodok (Bufo sp).

C. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Senin/29 Juli 2013

Jam : 13.00-selesai WITA

Tempat : Kampus UNSULBAR ruang 9

2

Page 3: laporan amphibi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Amphibia berasal dari kata amphi = dua, bios = hidup. Jadi, Amfibi berarti

hewan yang hidup di dua alam. Ketika masa larva hidup di air tawar, setelah dewasa

hidup di darat. dalam hal praktikum kali ini kami mengambil contoh hewan dari

family bufonidae (kodok sejati). Bentuk tubuh kodok berbeda pada saat larva dan

dewasa. Bentuk larva cocok untuk hidup di air, bentuk dewasa sesuai dengan

lingkungan darat (Suntoro, 1994).

Amphibia hidup didua tempat, di air dan tempat yang lembab dari daratan.

Telur-telur individu yang belum matang adalah normal hidup di dekat air dan dan

dewasa tidak pernah jauh dari air, dari kemampuan mereka disebuah lingkungan

daratan, lebih tepat lagi tidak berkembang. Dewasa ditemukan ditanah dekat kolam-

kolam, aliran sungai dan bagian lain dari air segar yang mana mereka dapat istirahat

dan mendapatkan ketenangan, atau ditempat-tempat lain yang lembab seperti

dibawah pohon atau dibawah batu, di kayu-kayu yang agak lembab. Amphibia

daratan yang agak terkenal adalah katak khususnya, sangat aktif saat malam ketika

kelembaban relatif tinggi ( Bartlet, 1988 ).

Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat

di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil

berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan

merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan

melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan

si betina (Anonimous, 2011)

Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar,

karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara

internal. Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah

katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam

yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi

3

Page 4: laporan amphibi

sel telur, jumlahnya mencapai ribuan. Pada katak betina juga ditemukan semacam

lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak

jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan

adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar.

Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi (Iqbalali, 2009).

Amphibi adalah hewan berdarah dingin yang mampu menyesuaikan cara

hidupnya dengan lingkungan. Di daerah beriklim sedang, bila musim dingin tiba,

hewan ini bersembunyi dimana saja, misalnya mengubur diri dalam lumpur parit,

dikubanan atau di tanah yang basah di antara batu-batuan (Iqbalali, 2009).

Menurut Jasin (1984), amphibia tidak diragukan lagi berasal dari satu nenek

moyang dengan ikan. Mungkin hal ini terjadi pada zaman devon. Transisi dari air

kedarat tampak pada :

1. Modifikasi tubuh untuk berfalam, di darat, di samping masih memiliki

kemampuan berenang dalam air.

2. Tumbuhnya kaki sebagai pengganti pengganti beberapa pasang sirip.

3. Merubah kulit hingga memungkinkan menghalangi suasan udara.

4. Penggantian insang oleh paru-paru.

5. Merubah sistem sirkulasi untuk untuk keperluan respirasi dengan paru-paru dan

kulit.

6. Alat sensorisnya memiliki kemampuan berfungsi baik di udara maupun di darat.

Selama tidur pada waktu musim dingin, hewan ini tidak makan, dan sedikit

pertukaran udara yang dibutuhkannya, yang berlangsung melalui kulitnya.

(Anonimous, 2010).

Menurut Jasin (1984), adapun ciri–ciri amphibi dari literature lain yaitu:

1. Kulit selalu basah dan berkelenjar, tidak bersisik luar

4

Page 5: laporan amphibi

2. Memiliki dua pasang kaki untuk berjalan atau berenang, berjari 4–5 atau lebih

sedikit, tidak bersirip

3. Terdapat dua buah nares yang menghubungkan dengan cavum oris. Padanya

terdapat klep untuk menolak air. Mata berkelopak yang dapat digerakan, lembar

gendang pendengar terletak disebelah luar. Mulut bergigi dan berlidah yang dapat

dijulurkan di luar

4. Skeleton sebagian besar berupa tulang keras, tempurung kepalanya memiliki

condyl, bila memiliki costae tidak menempel pada sternum

5. Cor terbagi atas tiga ruangan, yakni dua ruangan auricular dan satu ruangan

ventriculum, mempunyai satu atau tiga pasang archus aorticus, erythrocyte

berbentuk oval dan bernucleus

6. Pernapasannya dengan insang, paru–paru, kulit atau garis mulut.

7. Otak memiliki 10 pasang nervi cranialis

8. Suhu tubuh tergantung dengan lingkungannya (poikilothermis)

9. Fertilisasi terjadi diluar atau didalam tubuh, kebanyakan ovivar.

Amphibia dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians),

Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads). Sementara ahli lain

membagi amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata

(Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads). (Muetya. 2011)

a. Ordo Caecilia ( Gymnophiona)

Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai

kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak

bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata

tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi

sebagai fotoreseptor. Dibagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai

organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase

larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang

5

Page 6: laporan amphibi

mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan

akuatik (Djuhanda, 1982).

Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,

Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili yang ada di indonesia

adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik,

ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva

berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang

walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota

famili ini yang ditemukan di indonesia adalahIchtyophis sp., yaitu di propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta (Muetya, 2011).

b. Ordo Urodela

Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh

memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum.

Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai

insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat

mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir

mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak

dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia

Tengah, Jepang dan Eropa. Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea,

Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili

yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu

Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu

Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae,

Dicamptodontidae dan Salamandridae (Anonimous, 2010).

c. Ordo Anura

Anura merupakan ordo yang memiliki jumlah spesies terbesar dibandingkan

Ordo lainnya. Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota

6

Page 7: laporan amphibi

ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan,

tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar

daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat.

Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum

terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang

mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan

baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan

dangkal (Muetya, 2011).

7

Page 8: laporan amphibi

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Bahan

1. Katak sawah (Rana cancrivora)

2. Bufo sp

3. Ether/chloroform

B. Alat-alat yang diperlukan

1. Papan seksi/gabus

2. Alat seksi satu set (gunting, katter dan silet)

3. Jarum pentul

4. Loupe/kaca pembesar

5. Botol selai kosong/toples

6. Kapas

C. Cara Kerja

1. Pengamatan bentuk luar

1.1. Membius dengan ether, sebagai berikut:

1.1.1. Mengambil segulung kapas, dibasahi dengan ether sampai basah

separuhnya.

1.1.2. Memasukkan kapas basah tersebut ke dalam botol pembius.

1.1.3. Memasukkan katak dan kodok dalam botol pembius sampai katak dan

kodok tersebut lemas atau mati.

1.2. Meletakkan katak dan kodok yang sudah mati itu, di atas papan seksi pada

perutnya dan mengamati bagian demi bagian.

1.2.1. Bagian kepala: disini terdapat:

Mata yang mempunyai pelupuk, selaput kejap dan biji mata.

Membrane timpanium, kiri kanan

Celah mulut yang lebar

Lubang hidung luar

8

Page 9: laporan amphibi

1.2.2. Leher, sangat pendek. Katak tidak bisa menoleh karena tidak ada sendi

antara tulang kepala dan tlang leher.

1.2.3. Bagian badan, meraba dengan ujung telunjuk bagian yang keras dan

lembut, untuk mengetahui bagian yang keras dan lembut, untuk

mengetahui bagian yang bertulang. Pada bagian ini terdapat dua

pasang kaki:

a) Kaki depan, terdiri atas bagian-bagian:

Lengan atas

Lengan bawah

Telapak

Jari-jari tidak berselaput

b) Kaki belakang, terdiri atas bagian-bagian:

Paha

Betis/tungkai

Telapak yang menyatu (pes)

Jari-jari yang berselaput

c) Pada pertemuan pangkal paha agak ke punggung terdapat kloaka.

1.2. Mengamati seluruh permukaan kulit katak dan kodok dengan loupe dan

meraba dengan ujung jari (basah?, kering?, berminyak?, berlendir?, atau

bersisik?).

1.3. Membuat gambar dengan pandangan dari punggung dan menunjukkan semua

bagian-bagian yang disebutkan.

2. Pembedahan untuk melihat alat-alat dalam tubuh

2.1. Mentelentangkan hewan mencoba (katak) di atas papan seksi.

2.2. Merentangkan kaki-kakinya dan menusuk telapak kaki dengan jarum pentul

untuk menahan agar tidak goyang atau tidak bergerak.

2.3. Menjepit kulit pertengahan perut dengan pinset secara melintang.

Menggunting lipatan kulit yang terjepit sehingga terjadi sobekan.

9

Page 10: laporan amphibi

2.4. Memasukkan ujung yang tumpul dalam sobekan kulit tersebut, menggunting

kulit kearah kepala sampai gunting tertumbuk pada bagian dada.

2.5. Melanjutkan pula pengguntingan kulit kea rah ekor sampai tertumbuk pada

pangkal paha.

2.6. Mempelajari perlekatan kulit pada otot/daging. Tidak semua permukaan kulit

melekat langsung pada daging. Hanya pada bagian-bagian tertentu kulit

melekat pada otot, yang disebut septum. Dengan demikian terjadi kantong-

kantong antara kulit dengan otot yang disebut punggung.

2.7. Meletakkan kembali hewan tersebut pada punggungnya.

2.8. Merentangkan kaki-kakinya dan pasak kembali dengan jarum pentul agar

tidak mudah goyang.

2.9. Membuat torehan pada pertengahan otot perut secara membujur, sampai

tembus (hati-hati jangan sampai melukai isi perut).

2.10. Memasukkan ujung gunting yang tumpul kedalam celah yang terbentuk, dan

menggunting otot perut arah kepala sampai pada tulang dada. Melanjutkan

irisan ini kearah ekor sampai pangkal paha.

2.11. Masih dengan menggunakan gunting, membuat irisan ke samping dan tahan

dengan jarum pentul.

2.12. Menyingkapkan dinding perut ke samping dan tahan dengan jarum pentul.

2.13. Dengan terbukanya rongga badan ini, maka akan kelihatan alat-alat sebagai

berikut:

2.13.1. Jantung berada dalam pericardium (mungkin masih berdenyut).

2.13.2. Hati, merah coklat terdiri dari dua lobus besar.

2.13.3. Lambung, berwarna keputih-putihan disebalahdisebelah kiri hati.

2.13.4. Usus, jelas berkelok-kelok.

2.13.5. Kantong kencing/kemih, berupa gelembung bening. Kadang-kadang

tidak ditemukan karena pecah atau kosong/kempis.

2.13.6. Pada preparat betina jelas nampak ovarium/indung telur yang hampir

menutupi seluruh rongga perut, warna hitam berbintik-bintik putih.

10

Page 11: laporan amphibi

2.13.7. Paru-paru, nampak terjepit disebelah kanan dan disebelah kiri

lambung.

2.14. Jangan dulu membongkar susunan alat-alat yang kelihatan tersubut.

2.15. Membuat gambar sederhana alat-alat yang nampak tersebut.

3. Sistem Peredaran Darah

3.1. Dengan loupe mengamati jantungpada tempatnya.

3.2. Buka pericardium dengan gunting. Mengambil sedikit kapas dan jepit

dengan ujung pinset. Menyerap cairan yang ada di sekitar jantung.

3.3. Dengan loupe mencari dan mengamati bagian-bagian jantung:

3.4. Bilik

3.5. Serambi kanan dan serambi kiri

3.6. Batang arteri yang keluar dari bilik, melengkung di sebelah atas

jantung kekiri dan kekanan.

4. Sistem parnapasan

4.1. Membuka mulut dan mencari celah pangkal tenggorok yang berada agak di

depan pangkal kerongkongan.

4.2. Memasukka ujung pipet pengisap minuman pada pangkal tenggorok dan tiup.

4.3. Alat yang terdapat dalam rongga badan di sebelah kanan hati.

4.4. Mengamati bentuk dan susunannya.

5. Sistem pencernaan

5.1. Menyingkapkan jantung kekanan dan mencari saluran di sebelah bawah

saluran pernapasan, pendek, lunak, inilah kerongkongan.

5.2. Kerongkongan mengalami pelebaran, berupa kantong disebelah kiri hati, alat

ini disebut lambung.

5.3. Mengikuti urutan-urutan dari bagian saluran ini, selanjutnya sampai ke

kloaka. Berturut-turut akan ditemukan alat-alat saluran pencernaan sebagai

berikut:

5.3.1. Kerongkongan, sangat pendek

5.3.2. Lambung

11

Page 12: laporan amphibi

5.3.3. Usus dua belas jari, sebelah kanan lambung membelok ke kiri

5.3.4. Usus halus

5.3.5. Usus besar.

5.3.6. Poros yang bermuara ke kloaka.

5.3.7. Kloaka.

5.4. Alat-alat pencernaan yang lain, berupa kelenjar pencernaan anatara lain

sebagai berikut:

5.4.1. Hati, warna merah tua

5.4.2. Kantong empedu

5.4.3. Pangkreas

5.5. Membuat gambar skema alat-alat tersebut diatas!.

6. Sistem urogenitalia

6.1. Melepaskan alat-alat pencernaan dengan gunting, mulai pada kerongkongan

sampai poros.

6.2. Jika preparat betina, mencari dan mempelajari bagian-bagian:

6.2.1. Indung telur (ovum)

6.2.2. Saluran telur (oviduct)

6.2.3. Ginjal, panjang, berwarna coklat kemerah-merahan

6.2.4. Ureter, saluran dari ginjal ke kloaka.

6.3. Jika preparat jantan, mencari dan mempelajari bagian-bagian:

6.3.1. Testis, warna kuning yang dilengkapi dengan badan lemak yang

berwarna kuning berjurai-jurai.

6.3.2. Vasa efferentia, saluran dari testis masuk ke ginjal

6.3.3. Vesikula seminalis, menghasilkan getah untuk sperma

6.3.4. Ureter, salluran dari ginjal bermuara pada kloaka.

6.3.5. Kantong kemih/kencing.

6.4. Membandingkan hasil pengamatan dengan gambar 4.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

12

Page 13: laporan amphibi

Keterangan:

1. Hidung (Nares eksterna) 10. Femur (paha)2. Falang (jari tangan) 11. Valvebra superior (kelopak mata atas)3. Metacarpal (telapak tangan) 12. Valvebra inferior (kelopak mata bawah)4. Radius dan Ulna (lengan bawah)5. Humerus (lengan atas)6. Karpal (pergelamgan tangan)7. Tarsal (pergelangan kaki)8. Metatarsal (telapak kaki)9. Falanges (jari kaki)

A. Hasil pengamatan

Gambar morfologi katak sawah (rana cancrivora)

13

Page 14: laporan amphibi

Keterangan:

1. Hidung (nares eksterna) 10. Femur (paha)2. Jembatan orbital 11. Valvebra superior (kelopak mata atas)3. Tonjolan kasar 12. Valvebra inferior (kelopak mata bawah)4. Metacarpal (telapak tangan) 13. Kloaka (Cloaca)5. Radius ulna (lengan bawah)6. Carpal (pergelangan tangan)7. Tarsal (pergelangan kaki)8. Metatarsal (telapak kaki)9. Falanges (jari)

Gambar morfologi kodok (Bufo sp)

14

Page 15: laporan amphibi

Keterangan:

1. Hati (Hepar)2. Lambung (Ventriculus)3. Usus besar (Intestinum crassum)4. Usus halus (Intestinum)5. Jantung (Cor)6. Paru-paru (Pulmo)7. Uterus

Gambar anatomi katak sawah (Rana cancrivora)

15

Page 16: laporan amphibi

Keterangan:

1. Paru-paru (Pulmo)2. Jantung (Cor)3. Usus halus (Intestinum)4. Usus besar (Intestinum crassum)5. Hati (Hepar)6. Lambung (Ventriculus)7. Kloaka (Cloaca)

Gambar anatomi kodok (Bufo sp)

16

Page 17: laporan amphibi

Keterangan:

1. Nares eksterna (hidung)2. Gigi vumerin3. Saluran eustachius4. Bukaan saccus vocalis5. Lidah (Lingua)6. Bukaan esophagus7. Glottis8. Membrane timpanium9. Valvebra inferior (kelopak mata bawah)

Gambar rongga mulut

17

Page 18: laporan amphibi

B. Pembahasan

a. Morfologi Katak Sawah (Rana cancrivora)

Klasifikasi katak (Rana cancrivora) sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Sub-Phylum : Vertebrata

Classis : Amphibia

Sub-Classis : Salienta (Anura)

Ordo : Diplasiocoela

Familia : Ranidae

Genus : Rana

Spesies : Rana cancrivora

Pada pengamatan yang kami lakukan, kami memperoleh morfologi atau

bentuk tubuh luar katak sawah (Rana cancrivora) adalah sebagai berikut:

1. Hidung (Nareks eksterna) : merupakan organ penciuman dan jalan utama keluar-

masuknya udara dari dan ke paru-paru. Juga memberikan tambahan resonansi

pada suara dan merupakan tempat bermuaranya sinus paranasalis dan saluran air

mata.

2. Organon visus (mata), berjumlah sepasang, berukuran besar dan bulat dilengkapi

Valvebra superior (kelopak mata atas) yang tebal dan Valvebra inferior (kelopak

mata bawah) yang tipis dan keduanya bersifat kaku, dan Membran nictitans

(kelopak mata ketiga) berupa selaput yang dapat bergerak ke arah dorsal

menutupi mata.

3. Extremitas anterior (kaki depan) yang pendek, terdiri atas

Humerus (lengan atas): merupakan tulang panjang pada lengan atas, yang

berhubungan dengan skapula melalui fossa glenoid.

Radius-ulna (lengan bawah): Radius merupakan tulang lengan bawah yang

terletak di sisi lateral pada posisi anatomis dan Ulna merupakan tulang lengan

bawah yang terletak di sisi medial pada posisi anatomis

18

Page 19: laporan amphibi

Carpal (pergelangan tangan): Tulang karpal terdiri dari 8 tulang pendek yang

berartikulasi dengan ujung distal ulna dan radius.

Metacarpal (telapak tangan): Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di

pergelangan tangan dan bagian proksimalnya bersambungan dengan bagian

distal tulang-tulang karpal.

Phalangus (jari-jari) yang berjumlah 4 jari dengan selaput renang.

4. Extremitas posterior (kaki belakang) yang panjang, terdiri atas

Femur (paha): Femur merupakan, yang di bagian proksimal bersambungan

dengan pelvis dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia.

Tibia-fibula (betis): Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya

lebih medial dibanding dengan fibula. Fibula merupakan tulang tungkai

bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.

Tarsal (pergelangan kaki), Metatarsal (telapak kaki), dan Phalanges (jari-jari)

berjumlah 5 jari yang berselaput renang.

Pada bagian Rimma oris terdapat bagian-bagian yaitu: Nares eksterna (lubang

hidung), gigi vumerin, saluran eustachius, bukaan saccus vocalis, lidah,

bukaan esophagus, Glottis, Membrane niktitan, Membrane tympanium,

Valvebra inferior.

b. Morfologi Kodok (Bufo sp)Klasifikasi dari genus Bufo adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Bufonidae

Genus : Bufo

Bufo (kodok) mudah di kenali dari tubuhnya yang tampak seperti berjongkol

dengan 4 (empat) kaki untuk melompat, leher yang tidak jelas dan tanpa ekor,

kakibelakang berfungsi untuk melompat, lebih panjang dari pada kaki depan

19

Page 20: laporan amphibi

yangpendek dan ramping. Kodok mempunyai kulit tubuh yang kasar, tertutup

olehtonjolan-tonjolan berduri di seluruh permukaan kulit, pada sisi tubuh terdapat

lipatankulit berkelenjar mulai dari belakang sampai di atas pangkal paha yang

disebutlipatan dorsalateral. Ada juga lipatan yang serupa yang disebut lipatan

supratimpatik yang mulai dari belakang mata memanjang di atas gendang telinga

danberakhir di dekat pangkal lengan. Pada kebanyakan jenis kodok betina

mempunyaiukuran tubuh lebih besar dari pada kodok jantan (Iskandar, 1998).

Kepala dan badan lebar bersatu, ada dua pasang kaki atau anggota, tak ada

leher dan ekor. Bagian dalam ditutupi dengat kulit basah halus lunak. Kepala

mempunyai mulut tang lebar untuk mengambil makanan, 2 lubang hidung/ nares

externa yang kecil dekat ujung hidung yang berfungsi dalam pernapasan, 2 mata yang

besar spherik, dibelakangnya 2 lubang pipih tertutup oleh membrane tympani yang

berfungsi sebagai telinga untuk menerima gelombang suara. Tiap mata mempunyai

kelopak mata atas dan bawah, serta di dalamnya mempunyai selaput mata bening

membrane nictitans untuk menutupi mata apabila berada di dalam air. Di bagian

ujung belakang badan dijumpai anus, lubang kecil untuk membuang sisa-sisa

makananyang tak dicerna, urine dan sel-sel kelamin/ telur atau sperma dari alat

reproduksi (Kastowo, 1982: 32 )

Kaki kodok terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.

Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium), tangan

(manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur), betis

(crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti) (Radiopoetro, 1996: 474). Secara umum kodok

jumlah jari tungkai depan biasanya empat jari dan tungkai belakang lima jari. Pada

tungkai belakang memanjang yang berpotensi untuk melompat. Kadang-kadang

dijumpai jari tambahan sebagai prehaluk pada sisi ventral kaki. Prehaluk ini pada

Spadefoot (kodok penggali tanah) berupa tulang -tulang keras yang digunakan untuk

menggali tanah sebagai tempat bersembunyi (Radiopoetro, 1996: 474).

Kulit amphibi sangat penting dalam respirasi dan proteksi. Kulit yang tipis

fleksibel membagi bagian luar badan untuk melindungi organisme terhadap penyakit,

20

Page 21: laporan amphibi

berfungsi dalam pernapasan, penyerapan air, sebab kodok tidak pernah minum. Di

lengkapi dengan kelenjar mukosa yang menyebabkan kulit terjaga kelembabannya,

bagi spesies yang hidup di air, mukus memberikan minyak pelumas bagi tubuh.

Sebagian besar memiliki kelenjar granular dan kelenjar mukus. Keduanya mirip, akan

tetapi hasil produksinya berbeda. Kelanjar granular memproduksi zat abnoxious atau

racun untuk melindungi diri dari musuh. Keduanya dikelompokkan sebagai kelenjar

alveolar (kelenjar yang tidak mempunyai saluran pengeluaran, tetapi produknya di

keluarkan lewat dinding selnya sendiri secara alami). Kelenjar racundapat

menimbukan iritasi pada kulit (Sukiya, 2005: 47).

Bufo adalah bilateral simetris, dengan bagian sisi kiri dan kanan equal. Bagian

tengah disebut medial, samping/lateral, badan muka depan adalah ujung anterior,

bagian belakang disebutujung posterior, bagian punggung atau dorsal, sedang bagian

muka ventral. Bagian badan terdiri atas kepala/ caput, kerongkongan/ cervik, dada/

thorax atau pectoral, perut atau abdomen, pantat pelvis serta bagian kaudal pendek

(Kastowo, 1982: 32).

c. Anatomi Katak Sawah (Rana cancrivora) dan Kodok (Bufo sp) Secara Umum

Setelah mengamati bagian morfologi dari hewan amphibi tadi, kemudian

kami melakukan pembedahan dan memperoleh bagian-bagian seperti dibawah ini:

1. Hati: terdiri atas tiga lobus, berwarna merah tua. Hati berfungsi menghasilkan

empedu yang berperan dalam proses pencernaan.

2. Lambung: terdiri atas tiga bagian, yaitu ardiak yang terdapat di bagian atas yang

berdekatan dengan hati, fundus yang terdapat dibagian tengah, dan filorus

terdapat di bagian bawah yang dekat dengan hati.

3. Paru-paru: terletak diantara hati sebelah kanan dan sebelah kiri lambung dan

berfungsi sebagai alat pernafasan.

4. Jantung: berada dalam pericardium yang terdiri atas tiga lobus yaitu dua anterium

dan satu ventrikal. Jantung berfungsi sabagai alat peredaran darah.

21

Page 22: laporan amphibi

5. Usus halus merupakan saluran pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri

dari duodenum, jejunum, dan ilenum.

6. Usus besar dilapisi dengan mukosa tanpa lapisan kecuali pada rectum. Usus besar

berfungsi pada proses reabsorbsi air dan membentuk lender.

7. Ovarium merupakan sepasang kantong yang terdiri dari sel-sel telur dan bila

banyak akan menutupi seluruh bagian abdomen serta dilindungi oleh selaput tipis

nesovarium yang dengan bantuan gerakan silia serta otot abdomen telur, telur

tersebut didorong kedepan menuju osteum tubau yang terletak di kiri dan kanan

dan merupakan pangkal dari saluran telur.

d. Fisiologi

a. Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan dimulai dari mulut, dari mulut makanan melalui faring,

kemudian esophagus menghasilkan sekresi alkali mendorong makanan masuk ke

lambung, di lambung makanan di cerna dan diproses dengan enzim. Lambung juga

menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanankemudian makanan masuk

ke dalam usus melalui pyloris, kemudian sari-sari makanan masuk ke hati yang besar

terdiri atas beberapa lobus dan bilus, yang kemudian ditampung dalam kantung

empedu kemudian menuju ke rectum kemudian dikeluarkan melalui kloaka.

b. Sistem sirkulasi

Sistem Peredaran darah tertutup Kodok dan katak/Amphibia

Alat sirkulasi darah kodok terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler,

dan sinus venosus. Jantung terdiri dari 3 ruangan yaitu atrium kiri, atrium kanan, dan

satu ventrikel. Di antara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara atrium kanan dan

kiri terdapat katup. Sinus venosus terletak di sebelah dorsal jantung.

Aliran darah diawali dari seluruh tubuh yang kaya CO2 masuk ke jantung

melalui vena kava. Darah ini mula-mula berkumpul di sinus venosus dan akan

masuk ke atrium kanan, dan menuju ventrikel, lalu dipompa menuju paru-paru.

Selanjutnya, darah dari paru-paru yang kaya O2 masuk ke atrium kiri dan menuju

22

Page 23: laporan amphibi

ventrikel. Selain dari paru-paru, O2 juga dapat diperoleh melalui kapiler-kapiler di

bawah kulit. O2 ini masuk ke dalam kulit secara difusi.

Jadi, di dalam ventrikel kedua jenis darah bercampur. Selanjutnya, darah kaya

O2 dari ventrikel dipompa menuju arteri untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.

Kulit amfibi juga berperan sebagai alat pernapasan. Oksigen masuk melalui kulit

secara difusi, ke kapiler-kapiler di bawah kulit.

c. Sistem saraf

Terdiri atas sistem nervorum central (pusat) dan sistem nervorum periforium

(tepi). Dalam Sistem nervorum central terdiri dari encephalon (otak) dan medulla

spinalis (nervecord). Encephalon terdapat dalam kotak otak (Cranium). Dari

pandangan sebelah dorsal akan tampak dua lobus olfactorius menuju saccus nasalis,

dua hemispherium cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ovoid yang

dihubungkan oleh comissura anterior sedang bagian anteriornya bergabung dengan

diencephalon medialis. Di bagian belakang terdapat dua bulatan lobus opticus yang

ditumpu otak tengah (mesencephalon) sebelah bawah dan selanjutnya diikuti oleh

cerebellum (otak kecil) yang merupakan bagian kecil.

Di belakangnya terdapat bagian yang terbuka sebelah atas yaitu medulla

oblongata yang selanjutnya berhubungan dengan medulla spinalis, berakhir di sebelah

caudal dengan felium terminale. Diencephalon mempunyai badan sebelah dorsal yang

disebut epiphyse atau glandulae pinealis. Di bawah diencephalon terdapat chiasma

opticua, yang selanjutnya diikuti oleh infudibulum yang tumbuh keluar sebagai

segitiga tumpul dengan hypophyse atau glandulae pituitaria pada posteriornya.

Di dalam otak terdapat rongga-rongga yang disebut ventriculus. Cairan

cerebrospinalis mengisi ventriculus-ventriculus tersebut dan sekitar otak. Pertukaran

zat atau metabolism pada otak dilakukan oleh pembuluh-pembuluh darah arteri dan

venulae yang meliputi jaringan permukaan otak. Otak dan medulla spinalis dibungkus

oleh dua membran yang tebal yaitu duramater yang berbatasan dengan tulang, dan

membran halus yaitu piamater yang berbatasan dengan jaringan saraf. System

23

Page 24: laporan amphibi

nervorum perivorum terdiri atas nervi Cranialis dan nervi spinalis. Nervi spinalis

berpusat pada otak di berbagai lobus.

d. Sistem respirasi

Pada kodok, oksigen berdifusi melalui kulit, dan paru-paru. Kecuali pada fase

berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat

berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan banyak terdapat kapiler yang

bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut dan faring, Iubang

hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di rongga mulut dan

berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan

selaput rongga mulut, kodok bernapas pula dengan kulit, ini dimungkinkan karna

kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak kapiler sehingga gas

pernapasan mudah berdifusi (Godknecht, 2004).

e. Sistem Pernapasan

Kodok atau katak muda (berudu) menggunakan insang untuk mengambil O2

yang terlarut dalam air. Setelah berumur lebih kurang 12 hari, insang luar diganti

dengan insang dalam. Setelah dewasa, kodok bernapas menggunakan selaput rongga

mulut, paru-paru, dan kulit.

Selaput rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karena tipis dan

banyak terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga

mulut dan faring, lubang hidung terbuka dan glotis tertutup, sehingga udara berada di

rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis.

Pernapasan dengan kulit dilakukan secara

difusi

Hal ini karena kulitnya yang tipis,

selalu lembap, dan mengandung banyak

kapiler darah. Pernapasan dengan kulit

berlangsung secara efektif baik di air maupun

di darat. Oksigen (O2) yang masuk lewat

kulit akan diangkut melalui vena kulit paru-

24

Page 25: laporan amphibi

paru (vena pulmo kutanea) menuju ke jantung untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Sebaliknya karbon dioksida (CO2) dari jaringan akan dibawa ke jantung, dari jantung

dipompa ke kulit dan paru-paru melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea).

Dengan demikian, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di kulit.

Katak atau kodok juga bernapas dengan paru-paru, tetapi belum sebaik paru-

paru Mammalia. Perhatikan Gambar 7.18. Paru paru kodok berupa sepasang kantung

tipis yang elastis sehingga udara pernapasan dapat berdifusi, dan dindingnya banyak

dikelilingi kapiler darah sehingga paru-paru kodok berwarna kemerahan. Paru-paru

dengan rongga mulut dihubungkan oleh bronkus yang pendek. Seperti pada ikan,

pernapasan pada kodok atau katak meliputi proses inspirasi dan ekspirasi yang

berlangsung pada saat mulut dalam keadaan tertutup. Mekanisme pernapasan ini

diatur oleh otot-otot pernapasan, yaitu: otot rahang bawah (submandibularis),

sternohioideus, geniohioideus, dan otot perut.

f. Sistem Otot

Sistem otot pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai tampak

tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian dari

otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral adalah menjadi

bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen tubuh amfibi.

Selanjutnya otot hipaksial terlepas atau terbagi-bagi dalam lapisan-lapisan,

kemudian membentuk otot-otot oblique eksternal,oblique internal dan otot tranversus,

sedangkan otot dermal sangat kurang.Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu,

berenang,berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe

otot.Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.

Tubuh kodok dan vertebrata lainnya mengandung tiga macam otot daging,

yaitu otot daging berserat halus, otot daging jantung, dan otot daging berserat

melintang. Perbedaan itu berdasar susunan secara mikroskopis dan fisologis. Otot

daging sebelah luar tediri atas otot daging skletal atau otot daging yang melekat pada

tulang-tulang.Otot daging tersebut terkendalikan oleh kemauan pada gerakannya.

Masing-masing otot daging itu terdiri atas serat-serat yang satu sama lain digabung

25

Page 26: laporan amphibi

oleh jaringan ikat. Kedua ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan.Bagian

central yang sedikit gerak disebut “origin” sedang bagian distal yang merupakan

bagian yang banyak gerak disebut “insertion”. Banyak otot daging yang memiliki

perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat membungkus sebelah ujung tulang

yang disebut “tendon”.

Otot daging mengadakan aktivitas dengan jalan kontraksi yakni memanjang-

memendekkan jari;dengan demikian kedua tulang yang terikat olehnya akan

bergerak.Otot daging secara umum dibagi atas dua kelompok yang berlawanan.

Dibawah ini akan disebutkan tipe umum dari otot-otot daging dengan model

aktivitasnya dengan masing-masing contoh:

Flexor : Mengikat satu bagian dengan bagian lain; contoh biceps sebagai

pengikat lengan bawah dengan lengan atas.

Extensor : Meluruskan atau memperluas suatu bagian; contoh triceps meluruskan

lengan bawah pada lengan atas.

Abductor : Menarik suatu bagian menjauh dari sumbu tubuh (atau anggota);

contoh deltoid menarik lengan ke samping.

Adductor : Menarik satu bagian menuju ke arah sumbu tubuh (atau anggota);

contoh atianus dorsi menarik lengan keatas dan kembali.

Depressor : Menurunkan suatu bagian; contoh depresor manbulae menggerakkan

kebawah rahang bawah untuk menggerakkan mulut.

Levator : Mengangkat atau meninggikan suatu bagian;contoh masseter

mengangkat rahang untuk menutup mulut.

Rotator : Memutar suatu bagian;contoh pyriformis, meninggikan dan memutar

femur.

Dalam banyak gerakan berbagai tubuh beberapa otot daging bereaksi

bersama-sama dengan beberapa kontraksi. Koordinasi dalam hal tersebut

dilaksanakan oleh sistem saraf. Tiap-tiap serat atau berkas otot mempunyai akhir

ujung saraf motoris yang membawa perintah untuk merangsang kontraksi.

g. Skeleton (Rangka)

26

Page 27: laporan amphibi

Tersusun dari endoskleton yang didukung oleh bagian-bagian yang lunak.

Fungsi fungsinya adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang vital,

melekatnya otot daging yang berguna untuk gerak dan berjalan. Tempurung kelapa,

vertebrae dan seternum merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton

appendiculare (Jasin, 1984).

Menurut Jasin, (1984) tempurung kelapa yang besar atau pipih terdiri atas:

a) Cranium yang sempit.

b) Beberapa pasang capsula sensoris dari hidung capsula, pendengar dan capsula

yang besar untuk mata.

c) Tulang-tulang rahang, os hyoid dan tulang rawan dari larynx (skeleton viceral).

Bagian atas cranium sebagian besar tersusun oleh os fronto parietalis os analisis

menutupi capsula nasalis, os prootic sebagai pelindung bagian dalam dari telinga,

sedang di sebelah posteriornya terdapat os exococipital yang mempunyai satu

tonjolan bulat occipitalis condylus pada masing-masingnya.

Tulang punggung yang tersambung dengan kepala dan extrimitas berfungsi

menyokong tubuh dan melindungi tubuh dan melindungi sumsum, terdiri atas 9

columna vertebralis dan urostyl yang silindris masing-masing vertebrae merupakan

satu segmen yang flexibel seperti vertebrae pada yang berbentuk sebagai rangka

yang melingkari alat-alat dalam thorax. Cingulum cranialis ini melekat vertebrae

dengan otot daging. Masing-masing setengahnya tewrdiri atas tulang rawan lebar

(Jasin, 1984).

h. Sistem Reproduksi

Sistem Reproduksi pada Kodok Jantan

Sistem reproduksi pada kodok jantan, yaitu :

27

Page 28: laporan amphibi

a. Sepasang testis berbentuk bulat memanjang melekat pada selaput mesorehium

yaitu selaput yang menghubungkan testis dengan ginjal berfungsi

menghasilkan sperma dan kelenjar gonad.

b. Vas Defferentia, yaitu saluran yang menguhubungkan testis dengan

ginjal, pada kodok terdapat 5-8 saluran.

c. Ductus urospermaticus, yaitu saluran dari ginjal ke kloaka yang menyalurkan

air seni dan sperma.

d. Vasica seminalis, merupakan bagian yang melebur dari ductusurospermaticus,

tempat menyimpan sementara spermatozoa sebelum dikeluarkan.

Sistem Reproduksi pada Kodok Betina

Sistem reproduksi pada kodok betina, yaitu :

a. Ovarium, terdapat sepasang kiri dan kanan melekat pada mesovarium

yang berhubungan dengan dinding mediodorsal dari rongga tubuh. 

b. Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk

dimulai dengan bagian yang mirip corong (infudibulum) denganlubangnya yang

disebut ostium abdominal. Oviduk di sebelah kaudalmengadakan pelebaran yang

disebut dutrus mesonfrus dan akhirnya bermuara di kloaka.

a. Perbedaaan Antara Katak Sawah (Rana cancrivora) dan kodok (Bufo sp)

Dapat kami simpulkan dari hasil praktikum yang telah kami lakukan dengan

spesies yang kami amati dengan spesies Katak (Rana sp) dan Kodok (Bufo sp).

Perbedaan Katak (Rana sp) dan Kodok (Bofo sp) ialah,

Katak ( Rana sp) Kodok (Bufo sp)

Ukuran badan lebih kecil

Kulit lebih licin dan mempunyai

warna yang mencolok

Tidak mempunyai pundi hawa

Tidak mengalami penebalan pada

Ukuran badan lebih besar

Kulitnya tidak licin dan warnanya

kecoklatan

Selaput renang tidak terlalu jelas

Mempunyai pundi hawa

28

Page 29: laporan amphibi

kulit

Pankreasnya berwarna hijau

Lidahnya bercabang

Tidak mempunyai jembatan orbita

dan jari-jari yang mencakar

Mengalami penebalan oleh zat keratin

Pankreasnya berwarna hitam

Lidahnya tidak bercabang

Memiliki jembitan orbita

BAB V

PENUTUP

29

Page 30: laporan amphibi

A. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa struktur

morfologinya terdiri dari mulut (Rima oris), mata  (Organum visus), hidung (Nares

eksterna), jari-jari (Digity), paha (Femur), betis dan  kloaka.

Adapun struktur anatomi dari katak, terdiri atas kerongkongan (Oesophagus),

empedu (Vesica felea), hati (Hepar), lambung (Ventriculum), usus halus (Intestinum

tenue), usus besar (Intestinum erassum), rectum, kloaka, aorta kiri, serambi kiri,

pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink, parink, trakea, bronkus,

bronkiolus, alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal, ovarium, sel telur, testis, ureter, dan

kantong kemih.

Dan dapat kami simpulkan dari hasil pembahasan diatas antara organ

reproduksi pada katak dan kodok berbeda antara jantan dan betina. Pada jantan

terdapat sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih – putihan) terletak

disebelah atas ginjal. Testis diikat oleh alat penggantungnya yang disebut

mesdrchiutn. Jantung katak dan kodok terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri,

atrium kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah

yang sedikit oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari

paru–paru. Sistem syaraf katak dan kodok terdiri atas syaraf pusat dan syaraf tepi.

Syaraf pusat terususun atas otak dan tali spinal,sedangkan saraf tepi tersusun atas

saraf kranial, saraf spinal. Tubuh katak dan juga kodok tersusun atas 3 macam

otot, Otot lurik, Otot daging gilig, Otot daging sfingter.

B. Saran

Dari keseluruhan cabang ilmu Biologi semuanya berkaitan erat dengan morfologi,

anatomi dan fisiologi suatu makhluk hidup. Untuk memahami semua itu diperlukan

sarana baik tempat maupun alat-alat untuk melakukan praktikum, oleh karena itu

bagi pihak pengelola kampus kiranya dapat memperhatikan dan segera

30

Page 31: laporan amphibi

mempersiapkan kebutuhan tersebut. Ruangan yang sempit dan alat-alat yang kurang

mengakibatkan praktikum ini berjalan kurang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

31

Page 32: laporan amphibi

Anonim. 2010. Anatomi hewan vertebrata. (http://www.wikipediasains.org//).

Diakses pada hari selasa 30 Juli 2013.

Anonim. 2011. Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup. (online)

(http://www.Edukasi.Net//). Diakses pada hari selasa tanggal 30 Juli 2013.

Bartlett. 1988. Klasifikasi amphibi. (http://www.klasifikasi amphibi.com//) Diakses

pada tanggal 30 Juli 2013.

Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari empat Hewan Vertebrata_Armico: Bandung.

Iskandar, D.T. 1998. Amphibi Jawa dan Bali, Seri Panduan Lapangan. Puslitbang

Biologi-LIPI.

Iqbalali. 2009. Laporan praktikum katak. (http//www.laporanpraktikumkatak.com//).

Diakses pada tanggal 30 Juli 2013.

Jasin, Maskoeri.1984.Sistematik Hewan. Surabaya: Sinar Wijaya.

Kastowo, Mukayat J, 1982. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.

Muetya. 2011. Laporan prakitikum amphibi. Scrib (http//www.

laporanamphibi.scrib.com//). diakses pada tanggal 30 Juli 2013.

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta

Sukiya, 2005. Biologi Vertebrata. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta

32