amphibia classification- klasifikasi amphibi

22
Putri Larasati SMAN 1 Cibinong Jl. Mayor Oking Jayaatmaja no.73 www.sman1-cbi.sch.id

Upload: putri-larasati

Post on 04-Jul-2015

17.015 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Klasifikasi Amphibi, Pengertian Amphibi, Ciri-ciri Amphibi, Reproduksi Amphibi, Ekskresi Amphibi, Sistem Rangka Amphibi, Respirasi Amphibi, Contoh Amphibi, Peranan Amphibi.

TRANSCRIPT

Page 1: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Putri Larasati

SMAN 1 Cibinong

Jl. Mayor Oking Jayaatmaja no.73

www.sman1-cbi.sch.id

Page 2: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Hewan amphibi adalah hewan yang hidup di dua alam. Tubuh amphibia terbagi atas kepala, badan, dan ekor. Kulit amphibia berlendir, terdiri dari 2 lapis (dermis dan epidermis). Ketika fase lrva hidup di dalam air dan bernafas menggunakan insang. Setelah dewasa hidup di darat dan bernafas dengan paru-paru. Dalam siklus hidupnya amphibia mengalami metamorfosa sempurna.

Page 3: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Ciri-Ciri Amphibi Penutup tubuh kulit yang berlendir, tidak bersisik dan halus. Terdiri dari dermis

dan epidermis.

Alat gerak dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang.

Alat pernapasan pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam

Habitat air dan darat

Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya (berdarah dingin/poikiloterm)

Peredaran darahnya Tertutup

Alat penglihatan Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu menyelam

Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal)

Jantung terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik

Page 4: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem Rangka Amphibi

Amphibi memiliki sistem rangka yang lebih tebal dan luas

secara proporsional, apabila dibandingkan dengan pisces.

Tengkorak Amphibi mempunyai tulang-tulang premaksila, nasal,

frontal, parietal, dan skuamosa. Pada permukaan dorsal dari

tubuh anura tidak tertutup tulang seluruhnya. Bagian

kondrokronium belum mengeras, hanya daerah oksipital dan

eksoksipital yang mengeras, dan masing-masing memiliki kondila

bertemu dengan vertebra pertama. Amphibi tidak memiliki langit-

langit (palatum skunder), akibatnya nares internal lebih maju di

dalam langit-langit mulut. Di bagian ventral otak tertutup oleh

tulang dermal dinamakan parasfenoid. Gigi terletak pada

premaksila, maksila, palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang

dental. Ada beberapa Amphibi yang tidak memiliki gigi, atau gigi

pada rahang bawah.

Page 5: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Kelenjar Kulit

1.Glandula Mucosa (Kelenjar Lendir yang menghasilkan

lendir bening untuk memudahkan katak melepaskan diri

bila ditangkap.

2.Glandula Toxicon (Poison gland)kelenjar racun ,yang

menghasilkan zat racun yang pada tingkat tertentu dapat

mematikan Hewan lain .pada Kodk berwrna putih

terutama bagian Kepala.

Dalam kulit terdapat Butir-butir Pigmen (Zat warna) pada

Epidermis dan Sel-sel pigment pada Endodermis ,Yaitu:

- Melanophora (Warna Hitam atau Coklat)

- Lipophora (Warna pigment merah atau kuning)

Page 6: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem Otot

Sistem otot Amphibi, seperti sistem-sistem otot pada

organ yang lain sebagai transisi antara ikan dan reptil.

Sistem otot ikan terpusat pada gerakan tubuh ke

lateral, membuka dan menutup mulut serta gill

apertura (operculum atau penutup lubang/celah

insang), dan gerakan sirip yang relatif sederhana. Ada

perbedaan antara ikan dengan amphibi, yaitu sekat

horizontal pada amphibi membagi otot dorsal dan

ventral.

Page 7: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem saraf

Sistem saraf pada amfibi terdiri atas sistem saraf sentral dan

sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral terdiri dari

: encephalon(otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat

pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak

dua lobus olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium

cerebri atau cerebrum kanan kiri yang berbentuk ooid yang

dihubungkan dengan comisure anterior, sedangkan bagian

anteriornya dergabung dengan dienchepalon medialis. Dibagian

belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk

otak tengah tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya

merupakancerebreum (otak kecil). Dibelakang terdapat bagian

terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang berhubungan

dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium terminale .

Page 8: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Pernafasan Amphibi Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit,

dan paru-paru. Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang

karena hidupnya di air. Selaput rongga mulut dapat berfungsi

sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak terdapat kapiler

yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga

mulut dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup

sehingga udara berada di rongga mulut dan berdifusi masuk

melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain bernapas dengan

selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini

dimungkinkan karna kulitnya selalu dalam keadaan basah dan

mengandung banyak kapiler sehingga gas pernapasan mudah

berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit akan melewati vena

kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk diedarkan

ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan

di bawa ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru

lewat arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea). Dengan

demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat terjadi di

kulit.

Page 9: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem Pencernaan

Di dalam mulut terdapat gerigi kecil di sepanjang rahang atas, dan

ada gigi vomerin pada langit-langit mulut. Lidah berotot dan

bfurfate (cabang dua) pada ujungnya, dan bertaut pada bagian

anterior mulut. Saluran pencernaan mulai dari esophagus

(bedinding lurus dan besar) langsung bersatu dengan

lambung. Lambung memanjang dan erkelok ke samping kiri

dan berotot. Usus terdiri dari intestinum (keci, panjang,

berkelok-kelok), rectum yang langsung bersatu dengan cloaca.

Hati dn pancreas mempunyai mempunyai saluran-saluran

menuju ke duodenum, kandung empedu, lambung intestinum.

Pada potongan melintang intestinum terdiri dari empat lapisan,

yaitu: peritoneum, lapisan otot, submukosa dan mukosa

Page 10: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem ekskresi Alat ekskresi utama katak adalah sepasang

ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan kiri

tulang belakang. Ginjal berwarna merah

kecokelat¬cokelatan. Ginjal sebagai alat penyaring

akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam

mineral dan cairan dari darah. Saluran ekskresi

katak merupakan sepasang saluran yang akan

bermuara di kloaka. Pada katak jantan, saluran

ginjal. dan saluran kelaminnya menyatu,

sedangkan pada katak betina tidak.

Page 11: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Reproduksi Amphibi Reproduksi pada amphibi ada dua macam yaitu secara

eksternal pada anura pada umumnya dan internal pada Ordo

Apoda. Proses perkawinan secara eksternal dilakukan di dalam

perairan yang tenang dan dangkal. Di musim kawin, pada anura

ditemukan fenomena unik yang disebut dengan amplexus, yaitu

katak jantan yang berukuran lebih kecil menempel di punggung

betina dan mendekap erat tubuh betina yang lebih besar. Perilaku

tersebut bermaksud untuk menekan tubuh betina agar

mengeluarkan sel telurnya sehingga bisa dibuahi jantannya.

Amplexus bisa terjadi antara satu betina dengan 2 sampai 4

pejantan di bagian dorsalnya dan sering terjadi persaingan antar

pejantan pada musim kawin. Siapa yang paling lama bertahan

dengan amplexusnya, dia yang mendapatkan betinanya. Amphibi

berkembang biak secara ovipar, yaitu dengan bertelur, namun ada

juga beberapa famili amphibi yang vivipar, yaitu beberapa anggota

ordo apoda

Page 12: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi
Page 13: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Sistem Peredaran Darah

Amphibi Jantung katak terdiri dari tiga ruang yaitu : atrium kiri, atrium

kanan, dan ventrikel (2 atrium, 1 ventrikel). Atrium kanan menerima darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh, sedangkan atrium kiri menerima darah dari paru – paru. Darah dari kedua atrium bersama – sama masuk ventrikel. Walaupun tampaknya terjadi percampuran antara darah yang miskin oksigen dengan darah yang kaya oksigen namun percampuran diminimalisasi oleh adanya sekat – sekat yang terdapat pada ventrikel. Dari ventrikel, darah masuk ke pembuluh darah yang bercabang tiga. Arteri anterior mengalirkan darah ke kepala dan ke otak. Cabang tengah (lung aorta) mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ dalam badan, sedangkan arteri posterior dilewati oleh darah yang menuju kulit dan paru – paru. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan, darah mengalir ke ventrikel yag kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → paru – paru → vena pulmonalis → atrium kanan. Lintasan peredaran darah ini disebut peredaran darah paru – paru.

Page 14: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Klasifikasi Amphibi 1) Ordo Urodela (Caudata)

Pembagian tubuh atas kepala, badan, ekor, dan kaki sama besar. Bentuk larva sama dengan dewasa, seperti paada bengkarung . Larva bernapas dengan insang, sedangkan hewan dewasa dengan paru-paru. Pada beberapa jenis, hewan dewasa tetap mempunyai insang, misalnya proteus dan siren.

Contoh:

1. Megalobatrachus japonicus (salamander raksasa, Cina

dan Jepang, kira – kira 150 cm),

2. Ambystoma tigrinum (dewasa tidak mempunyai insang),

3. Hynobius sp.

4. Ranodon sp., (terdapat di Asia),

5. katak pohon (Polypedates sp.)

Page 15: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Ordo Urodela Morfologi

Tulang rangka

Anatomi tubuh

Page 16: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Salamandra

maculosa

Necturus

maculosus

(Anjing lumpur)

Proteus

anguinus

(Salamander

proteid)

Page 17: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

2) Ordo Apoda (gymnophiona)

Apoda merupakan amphibi tidak berkaki, bentuk mirip

cacing, ekor pendek, kulit lunak dan mengasilkan cairan.

Sisik terpendam dalam kulit. Mempunyai tentakel di

antara mata dan hidungnya. Mata tidak berkelopak.

Contohnya adalah Ichthyophis glutinosus (salamander

cacing) yang hidup di Asia. Salamander cacing hidup di

dalam lubang atau tempat gelap yang basah.

Page 18: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

3) Ordo Anura Ordo anura atau katak mudah dikenali dari tubuhnya yang seperti

sedang berjongkok, leher tidak jelas. Tubuh katak tersususn dari tiga bagian (1) kepala (2) badan (3) anggota gerak,kepalanya pipih lebar begitu juga dengan mulutnya memiliki lidah yang panjang dan lengket yang berfungsi untuk menangkap mangsa , pangkal lidah terdapat di depan dan ujung lidah di belakang mulut. Giginya terdapat pada langit-langit mulut yang disebut gigi vormer, matanya yang besar menonjol di sisi kepala, terdapat dua kelopak yaitu atas dan bawah tetapi sulit digerakkan, sebagai gantinya katak memiliki selaput bening tipis yang disebut selaput niktitans , pada ujung depan atas mulut erdapat lubang hidung yang dapat menutup saat menyelam di air. Di bagian sisi belakang mata terdapat selaput gendang telinga yang disebut membran tympani. Badan katak juga lebar memiliki dua pasang anggota gerak (kaki) , bagian depan lebih kecil dan pendek dari kaki bagian belakang. Jari kaki depan ada empat sedangkan jari kaki belakang ada lima, untuk memudahkan berenang pada bagian diantara jari-jarinya terdapat slaput renang. Kulit katak selalu di basahi oleh kelenjar kulit yang menghasilkan lendir.

Page 19: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi
Page 20: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Bufo asper

Bufo

melanostictus

Limnonectes kuhlii

Page 21: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Peranan Amphibi • Dimamfaatkan dalam bidang kedokteran untuk diambil

racunnya sebagai “penguat denyut jantung”, seperti

racun Bufotalin (C119H117O25) dan racun Bufotenin

(C6H9NO) dari katak Bufo marinus.

• Untuk tes kehamilan, contoh: Bufo melanostiscus.

• Keperluan praktikum zoologi bagi siswa dan mahasiswa.

• Katak membantu membinasakan nyamuk.

• Digunkan sebagai bahan makanan di Jepang dan Cina,

contoh : Megalobatrachus maximus dan Rana sp.

• Di bidang peternakan dan pertanian, Amphibia berperan

sebagai pengendali hayati ilmiah terutama terhadap

populasi serangga di alam yang memungkinkan

„meledak‟ sebagai hama.

Page 22: Amphibia Classification- Klasifikasi Amphibi

Thank You Hopefully, this document will help you to learn about Amphibia.

Please don’t reupload to your blog, website or slideshare &

Download this without write down URL my blog or my

slideshare account.

Putri larasati © 2013

http://www.slideshare.net/PutriLarasati1

http://putriiilarasati.blogspot.com

http://www.twitter.com/PutriLarasati_