laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah 2017 · pembentukan daerah-daerah kabupaten dalam...
TRANSCRIPT
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
1 | DISPAKAN
2017
LAPORAN KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)
DINAS PANGAN DAN PERIKANAN
DINAS PANGAN DAN PERIKANAN
Jl. Raya Soreang Km 17 Soreang 40911 Telp./Fax. (022) 5891695 E-Mail : [email protected]
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
i | DISPAKAN
KATA PENGANTAR
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) ini memuat capaian kinerja
Dinas Pangan dan Perikanan tahun 2017 yang sejalan dengan pemberlakukan Peraturan
Daerah Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Bandung dan tentunya disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi serta
kewenangan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Semoga LKIP ini dapat
memberikan gambaran secara jelas dan menyeluruh mengenai capaian kinerja Dinas Pangan
dan Perikanan.
Soreang, Februari 2018
la Dinas Pangan dan Perikanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
ii | DISPAKAN
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Pangan dan Perikanan
Tahun 2017 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan
program/kegiatan dan kinerja yang dicapai oleh dua Perangkat Daerah. Terdapat 7 (tujuh)
Indikator Kunci Utama (IKU) yang ditetapkan pada tahun 2017, yaitu: ketersediaan energi
perkapita, ketersediaan protein perkapita, konsumsi energi perkapita, konsumsi protein
perkapita, produksi ikan konsumsi, nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan
persentase asset dalam kondisi baik dengan capaian masing-masing berturut-turut: 113,03%,
110,05%, 116,05%, 126,73%, 104,19%, 102,70% dan 124,38%.
Realisasi anggaran belanja langsung yang dipergunakan untuk mendukung
pencapaian indikator kinerja untuk Urusan wajib/rutin, Urusan Ketahanan Pangan dan
Urusan Kelautan dan Perikanan berturut-turut sebesar Rp. 2.471.036.910,00 atau 96,63%,
Rp. 3.568.835.766,00 atau 99,03% dan Rp. 5.999.100.054,00 atau 94.96%.
Beberapa permasalahan yang masih dijumpai tahun 2017, antara lain:
1) Terbatasnya kepemilikan lahan perbenihan dan budidaya, masih banyak pelaku yang
menyewa lahan budidaya dan atau berstatus buruh tani, terutama pelaku usaha mina
padi;
2) Masih terbatasnya adopsi teknologi yang menunjang peningkatan kualitas produksi
usaha yang berdayasaing dan mempunyai nilai tambah, diantaranya karena:
a) Ketersediaan induk ikan unggul di kelompok-kelompok/Unit Pembenihan Rakyat
(UPR);
b) Kemampuan pelaku usaha pembenih dan budidaya ikan masih bersifat tradisional
(ilmu turun menurun) sehingga sulit memberikan pemahaman pentingnya penerapan
Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) dan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)
pada pelaku pembudidaya ikan dan menjadikan SNI dan SOP sebagai acuan bekerja.
Hal tersebut menyebabkan pemanfaatan bantuan sarana prasarana produksi belum
optimum;
3) Kebutuhan konsumsi pangan masyarakat Kabupaten Bandung terus meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah penduduk sementara sistem cadangan, distribusi dan rantai
pasokan pangan dan logistik belum efisien.
4) Masih kurangnya tingkat diversifikasi konsumsi pangan beragam dan bergizi untuk
mencapai Pola Pangan Harapan yang ideal;
5) Masih lemahnya manajemen penyediaan data pokok lintas SKPD lingkup ketahanan
pangan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
iii | DISPAKAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Gambaran Umum ............................................................................................. 1
B. Isu Strategis ..................................................................................................... 4
C. Dasar Hukum ................................................................................................... 4
D. Sistematika Penyajian ..................................................................................... 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................................... 7
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................... 13
A. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2017 ........................................................ 13
B. Realisasi Anggaran ........................................................................................ 33
BAB IV PENUTUP .................................................................................................... 38
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 38
B. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut .................................................... 38
LAMPIRAN ................................................................................................................. 40
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
iv | DISPAKAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan ................................................. 3
Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Menurut Golongan ........................................................... 3
Tabel 1. 3 Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Struktural/Fungsional ........................... 3
Tabel 2. 1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Dinas Pangan dan Perikanan Sebelum dan
Setelah Reviu…………………………………………………………………...9
Tabel 2. 2 Tujuan, Sasaran, dan Target Indikator Kinerja Dinas Pangan dan Perikanan
2017-2021 ................................................................................................. 10
Tabel 2. 3 Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 11
Tabel 3. 1 Penjelasan Hasil Perhitungan Capaian Kinerja Dinas Pangan dan
Perikanan……………………………………………………………………. 13
Tabel 3. 2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utaman Tahun 2017 ..................... 14
Tabel 3. 3 Capaian Nilai AKIP 2017 Dinas Pangan dan Perikanan ........................... 15
Tabel 3. 4 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Eselon III .... 16
Tabel 3. 5 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Eselon IV ... 16
Tabel 3. 6 Ketersedian Pangan Strategis di Kabupaten Bandung Tahun 2017 ......... 17
Tabel 3. 7 Situasi Ketersedian Pangan Kabupaten Bandung 2012-2016 .................. 20
Tabel 3. 8 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Ketersediaan dan
Distribusi Pangan Eselon III ...................................................................... 22
Tabel 3. 9 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Ketersediaan dan
Distribusi Pangan Eselon IV ...................................................................... 22
Tabel 3. 10 Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten Bandung 2012-2016 .................... 25
Tabel 3. 11 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan Eselon III .................................................................. 26
Tabel 3. 12 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Konsumsi dan
Keamanan Pangan Eselon IV ................................................................. 26
Tabel 3. 13 Produksi Benih dan Ikan Tahun 2017 ..................................................... 27
Tabel 3. 14 Restocking/Penebaran Ikan di Perairan Umum Tahun 2010-2017 ......... 30
Tabel 3. 15 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Perikanan
Budidaya Eselon III ................................................................................. 31
Tabel 3. 16 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Perikanan
Budidaya Eselon IV ................................................................................ 31
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
v | DISPAKAN
Tabel 3. 17 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Sarana dan
Pelayanan Usaha Eselon III .................................................................... 33
Tabel 3. 18 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Sarana dan
Pelayanan Usaha Eselon IV .................................................................... 33
Tabel 3.19 Realisasi Anggaran Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 ............... 33
Tabel 3.20 Realisasi Anggaran dan Kinerja Program/Kegiatan Tahun 2017 ............. 34
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
vi | DISPAKAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Dinas Pangan dan Perikanan .................................. 2
Gambar 3. 1 Situasi Ketersediaan Energi dan Protein Kabupaten Bandung 2012-
2016…………………………………………………………………………..21
Gambar 3. 2 Situasi konsumsi energi dan protein Kabupaten Bandung 2012-2016 .. 23
Gambar 3. 3 Produksi ikan 2016-2017 (ton);Produksi benih ikan ditingkat UPR 2012-
2017 (ribu ekor) ..................................................................................... 27
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
1 | DISPAKAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung dibentuk berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah dengan tugas pokok: “perumusan kebijakan, pelayanan umum, pembinaan
dan penyelenggaran pembangunan ketahanan pangan dan Perikanan”. Sesuai dengan
amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 Bagian Kesatu Pasal 59 bahwa Pemerintah
Daerah berkewajiban meningkatkan pemenuhan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
masyarakat, kedudukan Dinas Pangan dan Perikanan merupakan Perangkat Daerah yang
bertugas membantu Bupati melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah, untuk 2 (dua) Urusan, yaitu:
1. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar (Pangan)
2. Urusan Kelautan dan Perikanan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 90 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung Susunan Organisasi Tata
Kerja Dinas Pangan dan Perikanan adalah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Penyusunan Program
3) Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
1) Seksi Ketersediaan Pangan
2) Seksi Distribusi Pangan
3) Seksi Kerawanan Pangan
d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
2 | DISPAKAN
1) Seksi Konsumsi Pangan
2) Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
3) Seksi Keamanan Pangan
e. Bidang Perikanan Budidaya
1) Seksi Perbenihan
2) Seksi Produksi Perikanan
3) Seksi Kesehatan dan Lingkungan Perikanan
f. Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha
1) Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan
2) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perikanan
3) Seksi Pelayanan Usaha dan
Kemitraan
g. UPT Pembenihan Ikan
1) Kepala UPT
2) Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Gambar 1. 1 Struktur Organisasi Dinas Pangan dan Perikanan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
3 | DISPAKAN
Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya didukung oleh PNS sebanyak 43
orang, terdiri dari 20 laki-laki dan 23 perempuan. Perkembangan keadaan kepegawaian dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
No Uraian SLTP SLTA Diploma III S1 S2 Jumlah
1 Kepala 1 1
2 Sekretariat 3 6 2 11
3 Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
1 1 5 1 8
4 Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
2 1 3 2 8
5 Bidang Perikanan Budidaya
2 1 1 3 7
6 Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha
1 1 1 2 5
7 UPT Pembenihan Ikan 1 1 1 3
Tabel 1. 2 Jumlah Pegawai Menurut Golongan
No. Uraian Gol. I Gol. II Gol. III Gol. III Jumlah
1 Kepala 1 1
2 Sekretariat 1 9 1 11
3 Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
1 6 1 8
4 Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
1 2 5 8
5 Bidang Perikanan Budidaya 1 6 7
6 Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha
3 2 5
7 UPT Pembenihan Ikan 1 2 3
Tabel 1. 3Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Struktural/Fungsional
No. Uraian JFU Esselon
II III IV
1 Kepala 1
2 Sekretariat 7 1 3
3 Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan
4 1 3
4 Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
4 1 3
5 Bidang Perikanan Budidaya 3 1 3
6 Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha 1 1 3
7 UPT Pembenihan Ikan 1 2
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
4 | DISPAKAN
B. Isu Strategis
Urusan Pangan:
Fluktuasi ketersediaan, harga dan akses pangan;
Belum memasyarakatnya konsumsi pangan yang beragam bergizi dan seimbang;
Isu Keamanan Pangan.
Urusan Kelautan dan Perikanan:
Masih terbatasnya penerapan teknologi pembenihan dan budidaya ikan;
Masih rendahya daya saing produk perikanan sehingga masih belum memberikan
nilai tambah untuk pelaku usaha;
Kompetisi pemanfaatan lahan (isu alih fungsi lahan) dan penurunan daya dukung
sumberdaya alam (kuantitas dan kualitas sumber air untuk perikanan).
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintah
Daerah Kabupaten Bandung dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten
Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor
PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama
di Lingkungan Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun
2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitass Kinerja
Instansi Pemerintah;
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
5 | DISPAKAN
6. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah;
7. Peraturan Bupati Bandung Nomor 90 Tahun 2016 tentang Tugas, Fungsi, dan Tata
Kerja Dinas Pangan dan Perikanan.
D. Sistematika Penyajian
Bab. I - Pendahuluan
Menjelaskan latar belakang, gambaran umum perangkat daerah permasalahan utama
dan isu strategis perangkat daerah, sumber daya aparatur, dasar hukum penyusun LKIP
dan sistem penyajian LKIP.
Bab II - Perencanaan Kinerja
Menjelaskan muatan Renstra 2016 – 2021 (Renstra hasil reviu) tujuan, sasaran, indikator
dan target renstra selama lima tahun, lalu penjelasan target IKU lima tahun yang
dituangkan dalam Perjanjian Kinerja 2017.
Bab III - Akuntabilitas Kinerja
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada Sub bab ini disampaikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja
sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk
setiap pernyataan kinerja.
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian pernyataan kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan
untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV – Penutup
Menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2017,
permasalahan dan kendala secara umum yang dihadapi, upaya penyelesaiannya serta
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
6 | DISPAKAN
langkah, solusi dalam perbaikan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan di masa yang akan datang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
7 | DISPAKAN
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Penyusunan LKIP tahun 2017 berdasarkan
Renstra Dinas Pangan dan Perikanan Tahun
2016–2021 Hasil Reviu oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. Renstra Dinas Pangan dan Perikanan
merupakan penjabaran Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bandung yang mengacu terhadap Visi Misi
Pemerintah Kabupaten Bandung, yaitu:
“memantapkan Kabupaten Bandung yang
maju, mandiri dan berdaya saing melalui tata kelola pemerintahan yang baik dan
pemantapan pembangunan perdesaan berlandaskan religius, kultural dan
berwawasan lingkungan”, dengan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas dan cakupan layanan pendidikan
2. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan
3. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang terpadu tata ruang wilayah dengan
memperhatikan aspek kebencanaan
4. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
5. Menciptakan Pembangunan Ekonomi yang memiliki keunggulan kompetitif
6. Meningkatkan Kelestarian Lingkungan Hidup
7. Meningkatkan Kemandirian Desa
8. Meningkatkan reformasi birokrasi
9. Meningkatkan Kemanan dan Ketertiban Wilayah
Misi yang terkait dengan Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Dinas Pangan dan
Perikanan terletak pada Misi Kelima yang bertujuan “meningkatkan daya saing
perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor
ekonomi terhadap pembangunan daerah”. Misi dan Tujuan Kabupaten tersebut
dijabarkan kembali menjadi tujuan dan sasaran strategis operasional Dinas yang lebih
spesifik dan terukur.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
8 | DISPAKAN
Memperhatikan hasil reviu terhadap Renstra Dinas Pangan dan Perikanan, terdapat
perubahan terkait tujuan dan sasaran indikator Dinas yang telah dibuat sebelumnya (tabel
2.1), diantaranya:
1. Indikator kinerja utama yang merupakan output kegiatan disarankan dihapus;
2. Perangkat Daerah yang menggunakan Indikator kinerja utama yang bersifat makro atau
indikator KDH disarankan diganti dengan indikator turunannya berdasarkan tugas pokok
dan fungsinya;
3. Penambahan indikator kinerja manajerial;
4. Penajaman indikator program dan kegiatan.
Indikator sasaran perubahan tersebut selanjutnya menjadi ukuran keberhasilan
kinerja Dinas Pangan dan Perikanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang
diembannya. IKU Dinas Pangan dan Perikanan telah ditetapkan melalui Keputusan Kepala
Dinas Kabupaten Bandung Nomor : 050/988/dispakan tentang lndikator Kinerja Utama (IKU)
Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
9 | DISPAKAN
Tabel 2. 1 Tujuan, Sasaran dan Indikator Dinas Pangan dan Perikanan Sebelum dan Setelah Reviu
Sebelum Reviu Setelah Reviu Tujuan Sasaran Indikator Kinerja Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
Meningkatkan daya saing perekonomian Kabupaten Bandung sebagai upaya optimalisasi kontribusi sektor ekonomi terhadap pembangunan daerah
Tercapainya kondisi ketahanan pangan
Persentase jumlah ketersediaan Pangan Utama (skor PPH) (%)
Meningkatkan kondisi ketahanan pangan
Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
Ketersediaan energi dan protein per kapita
Konsumsi energi dan protein per kapita
Persentase jumlah konsumsi Pangan Utama (skor PPH) (%)
Terlaksananya cadangan pangan pemerintah daerah (ton)
Berkembangnya usaha agrobisnis berbasis ekonomi lokal dan mampu berdaya saing
Persentase Peningkatan Produksi Ikan Konsumsi (%)
Produksi ikan konsumsi (ton)
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Internal DISPAKAN
Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Persentase asset dalam kondisi baik
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
10 | DISPAKAN
Tabel 2. 2 Tujuan, Sasaran, dan Target Indikator Kinerja Dinas Pangan dan Perikanan 2017-2021
TUJUAN
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR
KONDISI
AWAL (2016)
TARGET
KONDISI AKHIR
2017 2018 2019 2020 2021
Meningkatkan Kapasitas dan Kapabilitas Internal DISPAKAN
Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
62 67 70 73 76 79 79
Persentase asset dalam kondisi baik
80 80 80 83 85 85 85
Meningkatnya kondisi ketahanan pangan
Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
Ketersediaan energi per kapita
2.149 2.233 2.261 2.288 2.316 2.344 2.344
Ketersediaan protein per kapita
66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7 66,7
Konsumsi energi per kapita
2.083 2.000 2.025 2.050 2.100 2.150 2.150
Konsumsi protein per kapita
57 49 51 53 55 57 57
Produksi ikan konsumsi (ton)
13.485,82 13.747 14.159 14.584 15.021 15.472 15.472
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
11 | DISPAKAN
Tabel 2. 3Perjanjian Kinerja Perubahan Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
TARGET
FORMULASI
Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
67 Hasil Evaluasi AKIP sesuai dengan PERMENPAN No 20/2013 tentang Juklak Evaluasi AKIP
Persentase asset dalam kondisi baik
80 Aset dalam Kondisi Baik = 100% - (Nilai Aset Rusak x 100%)
Nilai Aset Baik
Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
Ketersediaan energi per kapita
2.233 Ketersediaan energi (kkal/kap/hr) = kontribusi E pangan A x sasaran capaian E
100
Ketersediaan protein (gr/kap/hr) = sasaran ketersediaan pangan A (kkal/kap/hr) x 100
BDD x kandungan energi tiap gr pangan
Perhitungan konsumsi energi dan protein dari bahan-bahan yang diketahui
kuantitasnya:
KEPRTH = jumlah (BME 7 gr/7/100 xNEPBM)
Keterangan:
KEPRTH = Konsumsi energi protein rumah tangga per hari
BME 7 gr = Belanja masing-masing bahan makanan dalam 7 hari
7 = 7 hari
NEPBM = Nilai energy protein per 100 gr bahan (dari DKBM)
Perhitungan konsumsi energi dan protein dari bahan yang hanya diketahui harganya:
Estimasi konsumsi zat gizi (energi atau protein) = (Hbtb x Nbdb) / Hbdb
Keterangan:
Hbtb: Harga bahan yang tidak dapat diketahui beratnya
Hbdb: Harga bahan yang dapat diketahui beratnya
Nbdb: Nilai gizi bahan yang langsung maupun tidak langsung diketahui beratnya
Ketersediaan protein per kapita
66,7
Konsumsi energi per kapita
2.000
Konsumsi protein per kapita
49
Produksi ikan konsumsi (ton)
13.746,74 % Peningkatan Produksi = (Produksi akhir tahun - produksi tahun sebelumnya) : Produksi tahun sebelumnya x 100%; dimana {Produksi Ikan Konsumsi = Luas Lahan x Produktivitas Lahan Perkomoditas Ikan}
Komponen Perjanjian Kinerja (PK) Perubahan tersebut selanjutnya menjadi indikator kinerja
utama (IKU) Dinas Pangan dan Perikanan. Adapun Program dan Kegiatan yang
dilaksanakan Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017 merupakan program dan kegiatan
yang menunjang pencapaian indikator sasaran tahun ke-2 RPJMD Kabupaten Bandung.
Program dan Kegiatan yang disusun disesuaikan dengan potensi, permasalahan dan
peluang yang dimiliki Kabupaten Bandung dengan memperhatikan aspirasi masyarakat dan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
12 | DISPAKAN
dinamika pembangunan daerah. Sebagaimana Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 21
tahun 2011, pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas Pangan dan Perikanan terbagi
ke dalam 3 urusan, yaitu Urusan Wajib pada setiap SKPD, Urusan Wajib Bukan Pelayanan
Dasar (Pangan), Urusan Pilihan Pertanian serta Urusan Kelautan dan Perikanan, yang
dijabarkan dalam 4 program dan 26 kegiatan pada Urusan Wajib SKPD (Belanja Rutin) serta
5 program dan 25 kegiatan pada urusan Pilihan/Wajib.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
13 | DISPAKAN
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2017
Metode penghitungan keberhasilan pencapaian kinerja adalah
realisasi indikator dibandingkan dengan target indikator dikalikan 100 persen. Kriteria
keberhasilan pencapaian kinerja dalam akuntabilitas kinerja dalam laporan ini diindikasikan
dengan nilai pencapaian sebagai berikut:
1. Sangat berhasil : jika capaian kinerja>100%
2. Berhasil : 80-100%
3. Cukup Berhasil : 60-79%
4. Tidak Berhasil : <60%
Tabel 3. 1 Penjelasan Hasil Perhitungan Capaian Kinerja Dinas Pangan dan Perikanan.
INDIKATOR TARGET 2017
KETERANGAN
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
67 Semakin besar capaian Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah maka kinerja SKPD semakin baik.
Persentase asset dalam kondisi baik
80 Semakin besar capaian persentase asset dalam kondisi baik maka kinerja SKPD semakin baik.
Ketersediaan energi per kapita
2.233 Semakin besar capaian ketersediaan energi dan protein maka ketersediaan pangan sudah terpenuhi bagi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik. Ketersediaan protein per
kapita 66,7
Konsumsi energi per kapita 2.000 Semakin besar capaian keberhasilan konsumsi energi. maka tingkat konsumsi energi sudah terpenuhi bagi masyarakat. sehingga capaian kinerja semakin baik. Diharapkan terjadi penurunan konsumsi beras yang diimbangi konsumsi umbi-umbian.
Konsumsi protein per kapita 49 Semakin besar capaian keberhasilan konsumsi protein. maka tingkat konsumsi protein sudah terpenuhi bagi masyarakat. sehingga capaian kinerja semakin baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
14 | DISPAKAN
INDIKATOR TARGET 2017
KETERANGAN
Diharapkan terjadi peningkatan konsumsi protein hewani yang diimbangi konsumsi protein nabati.
Produksi ikan konsumsi (ton) 13.746,74 Semakin besar capaian produksi ikan maka ketersediaan sumber protein hewani sudah terpenuhi bagi masyarakat, sehingga capaian kinerja semakin baik.
Tabel 3. 2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Utaman Tahun 2017
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR TARGET
2017 REALISASI
2017 %
TARGET 2016
REALISASI 2016
PERTUMBUHAN
% Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
67 68,81 102,70 - 62 8,00
Persentase asset dalam kondisi baik
80 99,5 124,38 - - 0,00
Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
Ketersediaan energi per kapita
2.233 2.524
*(4.006) 113,03 2.204 2.149 17,45
Ketersediaan protein per kapita
66,7 73,4
*(92,75) 110,05 65,9 66,7 10,04
Konsumsi energi per kapita
2.000 2.321
*(2.153) 116,05 2.091 2.083 8,21
Konsumsi protein per kapita
49 62,10 126,73 57 57 8,77
Produksi ikan konsumsi (ton)
13.485,82 14.051,00 104,19 13.218,02 13.485,82 4,19
Ket : * Realisasi Nasional
Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa seluruh indikator kinerja berdasarkan Perjanjian
Kinerja Tahun 2017 mencapai nilai pencapaian diatas 100 persen (Sangat Berhasil) dari
target yang ditetapkan.
SASARAN : Meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
IKU : 1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
2. Persentase asset dalam kondisi baik
Sasaran meningkatnya tata kelola pemerintahan Dinas Pangan dan Perikanan
merupakan IKU terkait manajerial Perangkat Daerah, sebagai bentuk pertanggungjawaban
pengelolaan kesekretariatan, yang diukur dengan 2 indikator yaitu: Nilai Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) dan Persentase asset dalam kondisi baik.
Nilai AKIP hasil evaluasi Inspektorat pada tahun 2017 sebesar 68,81 (kategori Baik)
dari target nilai 67 atau tercapai sebesar 102,70%. Nilai AKIP tahun 2017 meningkat 8% dari
tahun 2016 walaupun masih dalam kategori yang sama, yaitu Baik. Berdasarkan tabel 3.3
diketahui capaian tertinggi tahun 2017 pada komponen perencanaan kinerja yaitu sebesar
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
15 | DISPAKAN
22,84%. Upaya perbaikan terkait perencanaan kinerja yang dilaksanakan pada tahun 2017
meliputi:
a) Evaluasi dan penajaman indikator kinerja sasaran, program dan kegiatan mulai dari
dokumen Renstra sampai dengan Renja 2018;
b) Revisi casecading dan matriks Renstra;
c) Melakukan integrasi data perencanaan dalam aplikasi sistem perencanaan dan
penanggaran yang sedang dibangun oleh BAPPEDA Kabupaten Bandung (aplikasi
SIMCAN, E-SAKIP).
Capaian terrendah adalah komponen evaluasi internal yaitu sebesar 3,13%. Hal
tersebut menunjukan Dinas Pangan dan Perikanan perlu melakukan pemantauan/reviu
internal terhadap Rencana Aksi yang dibuat dalam rangka mengendalikan kinerja. Adapun
kendala mendasar yang dihadapi dalam pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) ini antara lain:
a) Keterbatasan data teknis yang menunjang proses perencanaan;
b) Belum seragamnya pemahaman tentang tujuan, sasaran dan indikator kinerja Dinas;
c) Tuntutan penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai bagian dari
upaya pelayanan publik secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.
Tabel 3. 3 Capaian Nilai AKIP 2017 Dinas Pangan dan Perikanan
Komponen Penilaian Tahun 2017
Perencanaan Kinerja (30%) 22,84
Pengukuran Kinerja (25%) 16,25
Pelaporan Kinerja (15%) 8,55
Evaluasi Internal (10%) 3,13
Pencapaian sasaran/Kinerja Organisasi (20%) 18,04
Total 68,81
Indikator persentase asset dalam kondisi baik dilakukan terhadap bangunan gedung,
kendaraan dan meubeulair yang dibuktikan dengan neraca asset Dinas Pangan dan
Perikanan. Persentase asset dalam kondisi baik tahun 2017 sebesar 99,5% atau melebihi
target yang direncanakan sebesar 80%. Indikator pengukuran kondisi asset ini adalah
indikator baru dan belum dapat dibandingkan dengan kondisi sarana prasarana kantor tahun
sebelumnya. Tahun 2017 merupakan tahun dimulainya SOTK baru, yang mana Dinas
Pangan dan Perikanan merupakan gabungan dari Dinas Peternakan dan Perikanan dengan
Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
16 | DISPAKAN
Capaian keberhasilan indikator manajerial tersebut juga didukung oleh capaian
indikator kinerja program pada sekretariat dan kegiatan pada sub bagian-nya (tabel 3.4).
Total anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan kesekretariatan adalah sebesar Rp.
2.557.224.919,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.471.036.910,00 atau 96,63%.
Tabel 3. 4 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Eselon III
SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
Meningkatnya pelayanan internal dan akuntabilitas kinerja Dinas Pangan dan Perikanan
Persentase pemenuhan operasional administrasi dan pemeliharaan perkantoran
100 100 100
Persentase pemenuhan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur
100 100 100
Persentase penunjang kerja aparatur
100 100 100
Persentase Ketersediaan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
100 100 100
Tabel 3. 5 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Sekretariat Eselon IV
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Tersedianya operasional administrasi dan pemeliharaan perkantoran
Jumlah materai dan perangko (benda pos) tersedia
410 lembar
552 lembar
134,63
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pembayaran telepon, speedy, air dan
listrik untuk kantor dan UPT (bulan) 12 Bulan 12 Bulan 100,00
Perbaikan dan pemeliharaan perlengkapan kantor (bulan)
1 Paket 1 Paket 100,00
Perbaikan dan pemeliharaan kendaraan dinas/operasional (bulan)
12 Bulan 12 Bulan 100,00
Operasional penyusunan dan pelaporan administrasi keuangan (tahun anggaran)
1 Tahun 1 Tahun 100,00
Pembayaran jasa operasional kebersihan kantor dan UPT (bulan)
12 Bulan 12 Bulan 100,00
Alat tulis kantor tersedia (paket) 1 Paket 1 Paket 100,00
Jumlah Cetakan dan Penggandaan Tersedia (paket)
3 Paket 3 Paket 100,00
Jumlah komponen instalasi listrik/penerangan tersedia (tahun anggaran)
1 Tahun 1 Tahun 100,00
Jumlah peralatan dan perlengkapan kantor tersedia (paket)
1 Paket 1 Paket 100,00
Penyediaan peralatan rumah tangga 1 Paket 1 Paket 100,00
Pembayaran surat kabar dan majalah berlangganan (bulan)
12 Bulan 12 Bulan 100,00
Jumlah makanan dan minuman rapat tersedia (tahun anggaran)
1 Tahun 1 Tahun 100,00
Jumlah koordinasi dan konsultasi ke luar daerah terlaksana (tahun anggaran)
1 Tahun 1 Tahun 100,00
Pembayaran jasa tenaga pendukung dan administrasi perkantoran (bulan)
12 Bulan 12 Bulan 100,00
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
17 | DISPAKAN
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Jumlah koordinasi dan konsultasi dalam daerah terlaksana (tahun anggaran)
1 Tahun 1 Tahun 100,00
Jumlah Fasilitasi Kegiatan Perayaan Hari-hari Bersejarah (paket)
1 Paket 1 Paket 100,00
Tersedianya Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur
Jumlah Perlengkapan Kantor Tersedia (paket)
1 Paket 1 Paket 100,00
Jumlah Mebeleur Kantor tersedia (paket) 1 Paket 1 Paket 100,00
Jumlah sarana dan prasarana pendukung perkantoran terpelihara (paket)
2 Paket 2 Paket 100,00
Pemeliharaan Kendaraan roda 4 dan roda 2 (bulan)
12 Bulan 12 Bulan 100,00
Tersedianya Penunjang kerja aparatur
Pakaian/seragam dinas pegawai (jenis) 5 jenis 5 jenis 100,00
Tersedianya Laporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Jumlah dokumen perencanaan dan pelaporan
5 Dokumen
5 Dokumen
100,00 Sub Bagian Penyusunan Program
Jumlah laporan keuangan semesteran 2 Laporan 2 Laporan 100,00 Sub Bagian Keuangan Jumlah dokumen prognosisi realisasi
anggaran 2
Dokumen 2
Dokumen 100,00
Jumlah laporan keuangan akhir tahun 1 Laporan 1 Laporan 100,00
SASARAN : Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
IKU : Ketersediaan energi dan protein per kapita
Ketersediaan pangan merupakan aspek penting dalam mewujudkan ketahanan
pangan. Penyediaan pangan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi
masyarakat, rumah tangga, dan perseorangan secara berkelanjutan. Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG) X tahun 2012 merekomendasikan kriteria ketersediaan pangan
ditetapkan minimal 2.400 kkal/kapita/hari untuk energi dan minimal 63 gram/kapita/hari
untuk protein.
Tabel 3. 6 Ketersedian Pangan Strategis di Kabupaten Bandung Tahun 2017
No Jenis Pangan Ketersediaan Aktual (Kg/Kap/Tahun)
Ketersediaan Ideal (Kg/Kap/Tahun)
1 Beras 274,4 92,2
2 Jagung 0,3 0,1
3 Ubu Kayu 6,5 25,1
4 Kedelai 7,6 7,5
5 Ikan 10,3 8,0
6 Buah-buahan 54,2 61,9
7 Sayuran 74,4 45,8
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
18 | DISPAKAN
No Jenis Pangan Ketersediaan Aktual (Kg/Kap/Tahun)
Ketersediaan Ideal (Kg/Kap/Tahun)
8 Daging sapi segar 1,68 2,4
9 Daging ayam ras 12,46 11,2
10 Telur ayam ras 8,90 7,0
Situasi ketersediaan energi pada tahun 2017 sebesar 2.524 kkal/kapita/hari atau
105,2% AKE. Peningkatan yang cukup signifikan tersebut berkorelasi dengan adanya
peningkatan produksi beberapa komoditas pangan, terutama padi, jagung dan sayuran
(tabel 3.3). Produksi beras menyumbang 50% dari AKE total. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kecamatan di Kabupaten Bandung sebagian besar memiliki potensi sebagai sentra
produksi beras. Kecamatan dengan kelompok pangan padi-padian yang menyumbang lebih
dari 50% AKE adalah kecamatan Pasirjambu, Cimaung, Pacet, Ibun, Paseh, Cikancung,
Cicalengka, Nagreg, Rancaekek, Solokan Jeruk, Ciparay, Arjasari, Banjaran, Cangkuang,
Kutawaringin dan Bojongsoang.
Seperti halnya ketersediaan energi, situasi ketersediaan protein pada tahun 2017
juga mengalami peningkatan yaitu 73,4 gram/kapita/hari atau 10,04% atau 116,5 5 AKP.
Namun demikian, secara keseluruhan wilayah kecamatan di Kabupaten Bandung belum
mencapai ketersediaan kelompok pangan hewani (kurang dari 12% AKE). Ketersediaan
kelompok pangan hewani diperoleh dari produksi perikanan dan produksi peternakan.
Kelompok pangan hewani Kabupaten hanya menyumbang 19,3% AKP ketersediaan protein.
Kualitas ketersediaan pangan hewani di Kabupaten Bandung belum beragam, semua
wilayah kecamatan perlu ditingkatkan ketersediaan kelompok pangan hewaninya terutama
kecamatan Kertasari, Solokanjeruk, Arjasari, Pameungpeuk, Katapang, Margaasih,
Cilengkrang dan Cimenyan. Dari produksi perikanan, diketahui semua wilayah masih
mengalami defisit produksi ikan, kecuali Bojongsoang yang mengalami surplus.
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, situasi ketersediaan energi tahun 2012-2016
relatif fluktuatif (gambar 3.1). Situasi ketersediaan tersebut dihitung berdasarkan data
produksi dan ekspor-impor. Total energi untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Bandung
pada tahun 2016 sebesar 2.524 kkal/kap/hr atau 105,17% dari Angka Kecukupan Energi
(AKE) 2400 kkal/kap/hr. Capaian kenaikan AKE 2013 merupakan yang terendah, capaian
tertinggi selama kurun waktu 2012-2016 yaitu pada tahun 2011 sebesar 2.944 kkal/kap/hr.
Adapun total protein untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Bandung tahun 2016 sebesar
66,3 gram/kap/hari atau 105,24% dari Angka Kecukupan Protein (AKP) 63 gram/kap/hr.
Persen kenaikan AKP pada tahun ini tercatat paling rendah selama kurun waktu 2012-
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
19 | DISPAKAN
2016. Namun capaian AKP tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan protein sudah
cukup baik, atau berada di atas standar AKP (gambar 3.2).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
20 | DISPAKAN
Tabel 3. 7 Situasi Ketersedian Pangan Kabupaten Bandung 2012-2016
No Kelompok Pangan Ketersediaan Energi (kkal/kap/hari)
Ketersediaan Protein (Gr/Kap/Hari)
Skor PPH
2012 2013 2014 2015 2016* 2012 2013 2014 2015 2016* 2012 2013 2014 2015 2016*
1 Padi-padian 1.363 1.373 1.234 1.230,0 1.534 34,1 34,5 30,6 30,7 40,3 25 25 25 25 25
2 Umbi-umbian 272 91 71 78,8 31 3,3 2 0,4 0,7 0,8 2,5 1,9 1,5 1,6 0,6
3 Pangan Hewani 289 182 178 189,8 289 23,1 16,4 16 15,0 7,6 24 15,1 14,8 15,8 24
4 Minyak dan Lemak 154 303 341 330,1 337 0,1 0,1 0,1 0,8 8,8 3,5 5 5 5 5
5 Buah/Biji Berminyak 2 2 5 12,6 2 0 0 0 0,3 0,1 0 0,04 0,1 0,2 0
6 Kacang-kacangan 185 100 141 138,4 102 17,4 9 13,2 12,1 2,7 10 8,3 10 10 8,5
7 Gula 39 59 79 83,9 81 0 0,1 0,1 0,4 2,1 0,9 1,2 1,7 1,7 1,7
8 Sayur dan Buah 640 440 100 105,2 148 49,8 37,8 6,4 6,2 3,9 30 30 20,9 21,9 30
9 Lain-lain 0 0 0 8,0 0 0 0 0 0,2 0 0 0 0 0 0
Total 2.944 2.551 2.149 2.177 2.524 127,8 99,9 66,7 66,3 66,3 95,9 86,6 78,9 81,3 94,9
Keterangan: * Angka situasi ketersediaan tahun 2016 (hasil analisis/capaian kinerja 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
21 | DISPAKAN
Gambar 3. 1 Situasi Ketersediaan Energi dan Protein Kabupaten Bandung 2012-2016
Tingkat ketersediaan pangan selain dilihat dari kecukupan gizinya, baik energi dan
protein, juga dinilai dari sisi keberagaman ketersediaan gizi berdasarkan Pola Pangan
Harapan (PPH). PPH tingkat ketersediaan dihitung berdasarkan ketersediaan energi Neraca
Bahan Makanan (NBM). Keberagaman ketersediaan pangan akan mendukung pencapaian
keberagaman konsumsi pangan sehingga dapat dicapai sasaran konsumsi pangan yang
diharapkan. Perkembangan skor PPH ketersediaan berdasarkan Neraca Bahan Makanan
tahun 2012 – 2016 menunjukkan angka yang fluktuatif. Skor PPH tingkat ketersediaan tahun
2016 (capaian kinerja tahun 2017) adalah 94,9 apabila dibandingkan tahun 2016 mengalami
peningkatan sebesar 116,73%. Capaian skor PPH tersebut mengindikasikan bahwa:
- Energi dari padi-padian sudah mencapai skor maksimum (25,0) yang disertai dengan
makin menurunnya skor umbi-umbian di bawah norma PPH (2,5);
- Energi dari kacang-kacangan di bawah norma norma PPH (10,0).
Kegiatan Dinas Pangan dan Perikanan yang mendukung dalam pencapaian PPH
Ketersediaan adalah Penanganan Daerah Rawan pangan, Pengembangan Desa Mandiri
Pangan, Pengembangan Cadangan Pangan Daerah, Pengembangan Lumbung Pangan
Kelurahan, dan Pengembangan Model Distribusi Pangan yang Efisien. Capaian
keberhasilan indikator Skor PPH Ketersediaan didukung oleh capaian indikator kinerja
program dan kegiatan pada Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan (tabel 3.7). Total
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
22 | DISPAKAN
anggaran yang dialokasikan untuk indikator Skor PPH Ketersediaan adalah sebesar Rp.
1.331.345.134,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 1.309.822.916,00 atau 98,38%.
Tabel 3. 8 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Eselon III
SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
Meningkatnya ketersediaan dan akses pangan masyarakat
Skor PPH Ketersediaan 81,57 94,90 116,34
Tabel 3. 9 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan Eselon IV
SASARAN KEGIATAN
INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Penanganan daerah rawan pangan
Jumlah intervensi daerah rawan pangan transien
5 desa 5 desa 100,00 Seksi Kerawanan Pangan Jumlah daerah rawan pangan
kronis terintervensi 5 desa 5 desa 100,00
Pengelolaan cadangan pangan
Jumlah pengadaan dan pengelolaan cadangan pangan daerah (ton)
34 ton 29 ton 98,17 Seksi Ketersediaan Pangan
Jumlah pemantauan/fasilitasi Lumbung Pangan Masyarakat
10 kelompok
10 kelompok 100,00
Penguatan lembaga distribusi pangan
Jumlah lembaga distribusi pangan masyarakat
18 Gapoktan
18 Gapoktan 100,00 Seksi Distribusi Pangan
Dokumen Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran
1 dokumen 1 dokumen 100,00
Dokumen Analisis Harga Pangan Pokok
1 dokumen 1 dokumen 100,00
SASARAN : Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
IKU : Konsumsi energi dan protein per kapita
Analisis data konsumsi energi dan protein sampai dengan tahun 2017 masih
berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi/WNPG X tahun 2004 (AKE = 2.000
kkal/kap/hari, AKP = 52 gram/kapita/hari), belum berdasarkan WNPG X tahun 2012 (AKE =
2.150 kkal/kap/hari, AKP = 57 gram/kapita/hari). Situasi konsumsi energi masyarakat
Kabupaten Bandung pada tahun 2017 adalah 2.321 kkal/kapita/hari atau 107,95% dari
AKE. Hal yang sama terjadi dengan jumlah protein yang dikonsumsi oleh penduduk
Kabupaten Bandung berada dalam ketagori cukup, yaitu 62,10 gram/kapita/tahun atau
108,95% dari AKP. Secara kuantitas, konsumsi pangan Kabupaten Bandung Tahun 2016
berada dalam kategori tahan pangan. Artinya jumlah pangan yang dikonsumsi mencukupi
kecukupan energi (90-119.9% AKE). Adapun konsumsi energi kelompok pangan yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
23 | DISPAKAN
tergolong berlebih yakni kelompok pangan padi-padian serta minyak dan lemak dan yang
tergolong perlu ditingkatkan adalah umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan,
sayur dan buah serta pangan hewani.
Gambar 3. 2 Situasi konsumsi energi dan protein Kabupaten Bandung 2012-2016
Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, situasi konsumsi energi dan protein tahun
2012-2016 relatif meningkat. Namun berdasarkan kualitas, konsumsi pangan Kabupaten
Bandung Tahun 2016 belum beragam tercermin dari skor PPH 79.3 atau belum mencapai
skor PPH ideal 100. Berdasarkan perkembangan skor PPH selama kurun waktu 5 tahun
terakhir, laju peningkatan skor PPH konsumsi di Kabupaten Bandung sebesar 2.86%.
Apabila angka laju tersebut digunakan sebagai dasar proyeksi pencapaian skor PPH 100,
maka Kabupaten Bandung baru akan mencapai ideal pada tahun 2025.
Konsumsi beras masih mendominasi kontribusi energi dari pangan sumber
karbohidrat sedangkan konsumsi pangan hewani, umbi-umbian, serta sayur dan buah
relatif masih rendah. Upaya pemerintah dalam rangka penurunan konsumsi beras pada
tahun 2017 diantaranya sosialisasi dan promosi terkait dengan konsumsi olahan non beras
non terigu di tingkat rumah tangga serta peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pangan
lokal umbi, jagung, dan sagu. Selain itu juga dilakukan intervensi sensitif yakni internalisasi
muatan lokal pangan dan gizi pada kurikulum SD/MI di 31 Kecamatan dalam rangka
peningkatan pengetahuan penduduk mengenai pola konsumsi pangan jangka panjang.
Capaian keberhasilan indikator Skor PPH Konsumsi didukung oleh capaian indikator
kinerja program dan kegiatan pada Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan (tabel 3.9).
Total anggaran yang dialokasikan untuk mencapai keberhasilan indikator Konsumsi adalah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
24 | DISPAKAN
sebesar Rp. 2.267.513.648,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 2.259.012.850,00
atau 99,63%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
25 | DISPAKAN
Tabel 3. 10 Situasi Konsumsi Pangan Kabupaten Bandung 2012-2016
No Kelompok Pangan Konsumsi energi (kkal/kap/hari)
Konsumsi Protein
(gram/kap/hari)
Skor PPH KONSUMSI PANGAN
2012 2013 2014 2015 2015 2012 2013 2014 2015 2016* 2012 2013 2014 2015 2016*
1 Padi-padian 1.167 1.289 1.280 1.257 1.482 27,05 27,05 29,7 29,7 32,9 25 25 25 25 25
2 Umbi-umbian 31 43 44 53 34 0,34 0,5 0,5 0,5 0,5 0,8 1,1 1,1 1,2 0,8
3 Pangan Hewani 133 176 192 199 213 12,35 15,1 16,4 16,4 18,1 13,3 17,6 17,6 18,5 21,3
4 Minyak dan Lemak 231 291 300 290 319 0,07 0,1 0,1 0,1 0 5 5 5 5 5
5 Buah/Biji Berminyak 9 14 15 20 14 0,25 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,4 0,3 0,4 0,3
6 Kacang-kacangan 43 56 56 61 57 4,47 5,8 5,7 5,7 6,1 4,3 5,6 5,2 5,7 5,7
7 Gula 66 75 73 76 79 0,16 0,2 0,2 0,2 0,3 1,7 1,9 1,7 1,8 2,0
8 Sayur dan Buah 67 71 79 84 75 2,43 2,3 2,5 2,5 2,8 16,9 17,8 18,3 19,7 18,9
9 Lain-lain 19 40 36 39 44 1,11 1,7 1,6 1,6 1,2 0 0 0 0 0
Total 1.768 2.055 2.075 2.083 2.321 48,2 55,8 56,9 57,0 62,1 67,2 74,3 74,4 77,3 79,3
Keterangan: * Angka situasi konsumsi tahun 2016 (hasil analisis/capaian kinerja 2017)
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
26 | DISPAKAN
Tabel 3. 11 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Eselon III
SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
Meningkatnya diversifikasi konsumsi dan keamanan pangan
Skor PPH Konsumsi 77,3 79,3 102,6
Tabel 3. 12 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Eselon IV
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Penyediaan pangan yang beragam berbasis sumberdaya lokal
Jumlah pemberdayaan pekarangan pangan
16 lokasi 16 lokasi 100 Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Gerakan penganekaragaman konsumsi pangan/Promo pangan
Jumlah gerakan diversifikasi pangan
29 lokasi 29 lokasi 100 Seksi Konsumsi Pangan
Dokumen Analisis Ketersediaan Pangan berdasarkan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
1 dokumen
1 dokumen
100
Dokumen pola dan kebutuhan konsumsi pangan
1 dokumen
1 dokumen
100
Pengawasan keamanan dan mutu pangan
Jumlah sampel uji keamanan pangan
20 sampel
20 sampel
100 Seksi Keamanan Pangan
Jumlah koordinasi perumusan kebijakan
2 kegiatan
2 kegiatan
100
SASARAN : Meningkatnya kuantitas produksi dan konsumsi pangan
IKU : Produksi ikan konsumsi
Fokus sasaran Dinas Pangan dan Perikanan untuk urusan Kelautan dan Perikanan
adalah produktivitas serta partisipasi masyarakat terhadap usaha budidaya perikanan yang
dapat mendorong terhadap peningkatan produksi ikan baik benih maupun ikan untuk konsumsi
(sumber pangan hewani lokal) yang berkorelasi terhadap terjaganya ketersediaan pangan ikan
dan peningkatan konsumsi ikan. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, rata-rata laju pertumbuhan
produksi benih dan ikan adalah 4%. Laju tersebut sulit dipertahankan mengingat adanya isu alih
fungsi lahan budidaya. Berbeda dengan daerah lain yang memiliki potensi sumberdaya laut,
potensi perikanan Kabupaten Bandung hanya budidaya ikan air tawar. Berdasarkan hal tersebut,
upaya yang bisa dilakukan pemerintah diantaranya adalah dengan mendorong peningkatan
produktivitas perikanan melalui pengembangan teknologi dan sarana dan prasarana produksi
yang memadai serta sumberdaya manusia yang baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
27 | DISPAKAN
Gambar 3. 3Produksi ikan 2016-2017 (ton);Produksi benih ikan ditingkat UPR 2012-2017 (ribu ekor)
Produksi benih ikan di tingkat UPR Tahun 2017 adalah 1.743.559,03 ribu ekor (ribek),
meningkat sebesar 49.039 ribek (2,89%) dari produksi benih Tahun 2016. Sedangkan produksi
ikan konsumsi Tahun 2017 adalah sebesar 14.051,00 ton meningkat 405,81 ton (4,19 %) dari
Tahun 2016 (13.485.82 ton). Capaian produksi tersebut diperoleh dari beberapa jenis ikan yaitu
ikan mas, nila, lele, gurame dan ikan lainnya dari jenis usaha Kolam Air Tenang, Kolam Terpal
dan Minapadi, selain juga Perairan Umum.
Tabel 3. 13 Produksi Benih dan Ikan Tahun 2017
No. Cabang Usaha Luas
Lahan
(Ha)
Komoditas Realisasi Tahun
2016*
Target
Tahun 2017*
Realisasi
Tahun 2017*
%
1 Pembenihan
UPR/Pembenih
278,0 Mas 645.804.542 577.583.783 578.051.828
Nila 340.999.435 397.774.894 398.164.507
lele 638.585.547 622.361.772 622.674.256
Aneka Ikan 69.130.503 144.613.737 144.668.369
Total
Pembenihan
278,0 1.694.520.027 1.742.334.186 1.743.558.960 2,89
2 Budidaya/Pembes
aran
Kolam Air
Tenang
1.234,5 Mas 3.077,01 3.161,76 3.214,00
Nila 3.765,68 3.917,83 3.961,00
Lele 5.477,06 5.609,00 5.681,00
Gurame 26,62 68,73 70,00
Ikan lain 489,03 343,67 372,00
Total KAT 12.835,40 13.100,99 13.298,00 3,60
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
28 | DISPAKAN
No. Cabang Usaha Luas
Lahan
(Ha)
Komoditas Realisasi Tahun
2016*
Target
Tahun 2017*
Realisasi
Tahun 2017*
%
Sawah 4.481,0 Mas 267,57 274,93 297,00
Nila 223,48 206,20 267,00
Total sawah 491,05 481,13 564,00
Total Pembesaran 5.715,5 13.326,45 13.582,12 13.862,00 4,02
3 Perairan Umum 376,4 Aneka Ikan 159,37 164,96 189,00 18,59
Total
Pembesaran +
PU
6.091,9 13.485,82 13.747,08 14.051,00 4,19
Dalam hal: a) Menerapkan dan
menyebarluaskan teknologi pembenihan ikan;
b) Menyediakan dan menyalurkan benih ikan
yang bermutu, Dinas Pangan dan Perikanan
dibantu oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pembenihan Ikan yang memiliki tugas pokok
tersebut yang dijabarkan melalui Kegiatan
Pengembangan Bibit Ikan Unggul. Produksi
benih ikan di tingkat UPT tahun 2017 adalah
21.902 ribu ekor (ribek), meningkat sebesar
1.347 ribek (6,55%) dari produksi benih Tahun
2016.
Peran Dinas selama tahun 2017 dalam upaya peningkatan produksi benih dan ikan
melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan antara lain:
1. Kegiatan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan teknis budidaya ikan melalui:
a. Sosialisasi minapadi untuk 13 kelompok.
b. Forum budidaya ikan untuk 30 orang.
c. Pelatihan/bimbingan teknis budidaya ikan lele, nila, mas dan ikan hias, bimbingan teknis
CBIB serta Bimbingan Teknis Budidaya Ikan di Lahan Pekarangan (DBHCHT) untuk 220
orang.
d. Pelatihan/bimbingan teknis pembenihan ikan lele, nila, koi, mas dan gurame untuk 120
orang serta orientasi lapang pembenihan ikan untuk 25 orang.
e. Pelatihan/bimbingan teknis tentang pengendalian penyakit dan monitoring lingkungan
untuk 80 orang.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
29 | DISPAKAN
f. Sosialisasi restocking ikan di perairan umum untuk 40 orang.
2. Intensifikasi usaha pembesaran khususnya ikan lele
dengan sistem teknologi bioflok melalui
kegiatan peningkatan sarana dan
prasarana perikanan dari sumber
anggaran Dana Alokasi Khusus
(DAK), serta ekstensifikasi budidaya
pendederan ikan di kolam pekarangan dan
sistem mina padi. Dukungan yang diberikan berupa
penguatan modal usaha berupa stimulan bantuan
sarana produksi (induk ikan dan benih ikan, pakan serta peralatan). Pada tahun 2017, total
penerima hibah barang sebanyak 117 kelompok, terdiri dari: 35 kelompok pembenihan ikan,
81 kelompok pembesaran ikan (8 kelompok diantaranya penerima bantuan sarana prasarana
dari sumber anggaran DAK) (data terlampir).
3. Identifikasi, sosialisasi serta kajian Studi Kelayakan (Feasibility Study) oleh Perguruan Tinggi
(kerjasama dengan Universitas Padjadjaran Jatinangor) tentang pengembangan kampung
lauk di 3 calon lokasi yaitu: Desa Lampegan Kecamatan Ibun, Desa Ciapus Kecamatan
Banjaran dan Desa Tanjungwangi Kecamatan Pacet. Hasil kajian menunjukkan bahwa ketiga
calon lokasi cukup layak dijadikan kampung lauk. Rekomendasi dari kajian tersebut akan
ditindaklanjuti di tahun berikutnya.
4. Fasilitasi program rutin kabupaten melalui pemberian
stimulan bantuan benih ikan nila untuk 8 (delapan)
program rutin Kabupaten Bandung, yaitu: P2WKSS,
Bandung Sehat, TMMD, BBGRM, Lomba Desa,
BSMSS, Posyandu dan KRPL.
5. Penebaran ikan di perairan umum
(Restocking) di 21 lokasi perairan umum (situ)
yang tersebar di 10 kecamatan. Tujuan dilakukan
kegiatan restocking adalah sebagai upaya
meningkatkan populasi ikan di perairan umum dan upaya
pelestarian sumberdaya perairan umum. Jumlah benih
ikan yang ditebar setiap tahunnya diupayakan meningkat.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
30 | DISPAKAN
Tabel 3. 14 Restocking/Penebaran Ikan di Perairan Umum Tahun 2010-2017 Tahun Volume Lokasi Jenis Ikan 2010 81.400 ekor Situ Patengan – Rancabali,
Situ Cileueur - Pangalengan Sodetan Citarum Ds. Bj.Mekar-Kutawaringin Situ Banda – Cangkuang Situ Cipanas – Rancaekek
Aneka Jenis Ikan
2011 1.250 Liter Embung-embung-Pasirjambu, Cekdam Cangkuang, Ciwidey, Cileunyi, Cimaung, Rancabali
Ikan Nila
2012 1.455 Liter Situ Patengan, Situ Cileunca, Situ Cisanti, Situ Cimeuhmeul
Ikan Nila
2013
871,6 Liter Kecamatan Pangalengan, Banjaran, Rancabali, Baleendah, dan Rancaekek
Ikan Nila, Mas, Nilem, Tawes dan Grasscarp
2014
1.800 Liter Kecamatan Pangalengan, cangkuang, Kertasari, Baleendah, Rancabali, Rancaekek, Kutawaringin dan Cicalengka
Ikan Nila, Mas, Nilem, Tawes, Baung
2015
910 Liter Situ Geni – Pangalengan, Situ Cangkuang – Rancabali, Situ Nyonya – Rancabali, Situ Euleul – Rancabali, Sodetan citarum – Kutawaringin, Situ Jombang – Baleendah, Situ Rahong – Arjasari, Situ Sipatahunan – Baleendah
Ikan Nila, Tawes, Nilem, Grasscarp
2016 110 liter 40.120 ekor
Ds. Pangauban Kec. Pacet, Ds. Santosa Kec. Kertasari, Ds. Margamulya Kec. Pangalengan, Ds. Banjaran Wetan Kec. Banjaran
Nila, Nilem, Tawes Grasscarp, Lalawak, Beureum panon
2017 5.500 liter 208.000 ekor
Situ Ciharus – Ibun, Situ Ranjeng – Ibun, Situ Ciburial – Kertasari, Situ Ciijah – Kertasari, Situ Layung Sari – Kertasari, Situ Nyonya – Rancabali, Situ Cangkuang – rancabali, Situ Dalapan – Cileunyi, Sodetan Citarum – Ciparay, Situ Dano Pangauban – Pacet, Situ Alam Cukul – Pangalengan, Situ Pasirmalang – Pangalengan, Situ Gede (Malabar) – Pangalengan, Situ Santosa – Kertasari, Situ Alam Sedep – Kertasari, Situ Cihanimum - Kertasari
Nila, nilem, tawes, lalawak, beureum panon, grass carp, mujair, gabus dan mas
Selain itu, guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan perairan umum,
dilakukan rapat/pertemuan dengan kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) yang telah
terbentuk dengan output kegiatan berupa kesepakatan untuk:
a. Pokmaswas memerlukan identitas untuk meningkatkan eksistensi Pokmaswas, seperti
kartu anggota, peralatan Pokmaswas dan lainnya.
b. Pokmaswas bersedia untuk dapat melaporkan aktivitas perairan umum terutama produksi
hasil tangkapan.
c. Pokmaswas bersedia meningkatkan perannya sebagai pengawas.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
31 | DISPAKAN
6. Pemantauan perairan untuk budidaya perikanan dan pengendalian penyakit ikan di 13
kecamatan dengan hasil pengujian kualitas air sebagian besar masih dalam batas baku
standar lingkungan budidaya, antara lain:
a. Suhu kolam berkisar antara 24-28 0C. Suhu yang rendah seperti di Kecamatan Pacet
yang bisa mencapai 220C dikendalikan dengan penggunaan atap plastik pada kolamnya.
b. Nilai pH berkisar antara 6.8 - 8.8. Pengendalian pH yang terlalu tinggi biasanya
menggunakan daun katapang.
c. Warna air juga sebagian besar berwarna hijau yang berarti bahwa kolam kaya dengan
pakan alami (kondusif untuk budidaya ikan). Rata – rata kedalaman air adalah 50 cm
dengan kecerahan rata-rata 25 cm.
d. Nilai oksigen terlarut (DO) juga masih memenuhi standar baku budidaya ikan. DO hasil
pengamatan berkisar antara 5 – 7.5.
Capaian keberhasilan produksi ikan didukung oleh capaian indikator kinerja program dan
kegiatan pada Bidang Perikanan Budidaya (tabel 3.12).
Tabel 3. 15 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Perikanan Budidaya Eselon III
SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
Meningkatnya produksi ikan
Persentase peningkatan produksi ikan
4,00 % 4,19 % 104,75 %
Tabel 3. 16 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Perikanan Budidaya Eselon IV
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Pengembangan bibit ikan unggul
Produksi benih ikan unggul 21.266 ribek
21.902 ribek
102,99 UPT Pembenihan Ikan Jumlah sarana prasarana
unit pembenihan di UPT terbangun
3 unit 3 unit 100,00
Pendampingan pada kelompok pembenih ikan/UPR
Jumlah kelompok pembenih ikan unit pembenihan rakyat (UPR) terfasilitasi
35 kelompok
35 kelompok
100,00 Seksi Perbenihan
Pembinaan pada kelompok pembudidaya/ pembesaran ikan
Jumlah kelompok pembudidaya ikan terfasilitasi
73 kelompok
73 kelompok
100,00 Seksi Produksi Perikanan
Pengendalian kesehatan dan lingkungan perikanan
Jumlah pengendalian penyakit ikan
21 lokasi 21 lokasi 100,00 Seksi Kesehatan dan Lingkungan Perikanan
Selain peningkatan produksi ikan, dalam upaya mendorong daya saing komoditas
perikanan juga dilakukan upaya peningkatan nilai tambah produk perikanan melalui peningkatan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
32 | DISPAKAN
produktivitas sektor hilir perikanan atau pelaku usaha olahan hasil perikanan, yang juga
berkorelasi terhadap peningkatan konsumsi ikan. Produksi olahan ikan Kabupaten Bandung
Tahun 2017 adalah sebesar 17.369,61 ton meningkat sebesar 183,6 ton (1,01 %) dari produksi
Tahun 2016 (17.186,55 ton). Produk olahan ikan yang dihasilkan diantaranya: pindang ikan,
baso ikan, abon ikan, krupuk lele, baso goreng ikan, otak-otak ikan dan olahan ikan lainnya.
Upaya Dinas terhadap peningkatan dayasaing produk olahan ikan antara lain berupa:
a. Kegiatan pelatihan/bimbingan teknis tentang pengolahan ikan untuk 90 orang;
b. Kegiatan temu usaha, yang dihadiri 60 pelaku usaha perikanan;
c. Pemeriksaan sampel olahan ikan sebanyak 8 sampel yang terdiri dari pindang ikan, baso
ikan, baso goring ikan dan abon ikan;
d. Perbaikan kemasan pada produk olahan ikan sebanyak 1 paket.
Adapun upaya lain Dinas dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat serta minat untuk
mengkonsumsi ikan adalah:
a. Gerakan memasyarakatkan makan ikan untuk 1000 anak sekolah di Kecamtan Soreang
dan Ibun;
b. Sosilaisasi dan pemberian Makan Tambahan untuk Balita selama 8 bulan melalui
posyandu di 3 (tiga) kecamatan: Soreang, Cangkuang dan Banjaran;
c. Kajian studi kelayakan pembangunan Pasar Ikan Modern di Kabupaten Bandung, yang
rencananya akan dibangun di Desa Cingcin Kecamatan Soreang pada tahun 2018 dari
sumber APBN Kementerian Kelautan dan Perikanan;
d. Membuat leaflet mengenai produk olahan ikan;
e. Rapat koordinasi Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (FORIKAN)
Capaian keberhasilan peningkatan dayasaing produk perikanan didukung oleh capaian
indikator kinerja program dan kegiatan pada Bidang Saran dan Pelayanan Usaha (tabel 3.13).
Total anggaran yang dialokasikan untuk mencapai keberhasilan indikator produksi ikan adalah
sebesar Rp. 6.317.523.260,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 5.999.100.054,00 atau
94.96%.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
33 | DISPAKAN
Tabel 3. 17 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha Eselon III
SASARAN PROGRAM INDIKATOR TARGET CAPAIAN %
Peningkatan produksi olahan ikan
Persentase peningkatan produksi olahan ikan
6% 5,3% 88,3
Tabel 3. 18 Capaian Kinerja Berdasarkan Perjanjian Kinerja Bidang Sarana dan Pelayanan Usaha Eselon IV
SASARAN KEGIATAN INDIKATOR TARGET CAPAIAN % KETERANGAN
Pengembangan pengolahan pemasaran dan pelayanan usaha perikanan
Jumlah pelaku usaha pengolahan ikan yang terlatih
90 orang 90 orang 100 Seksi Pengolahan dan Pemasaran Perikanan
Gerakan memasyarakatkan makan ikan
1000 orang
1000 orang
100
Pembinaan izin usaha perikanan
Jumlah pelaku usaha perikanan yang terlayani
60 orang 60 orang 100 Seksi Pelayanan Usaha dan Kemitraan
Peningkatan sarana dan prasarana perikanan budidaya
Jumlah kelompok penerima bantuan sarana dan prasarana perikanan
8 kelompok
8 kelompok
100 Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan
B. Realisasi Anggaran
Pada tahun 2017 Dinas Pangan dan Perikanan dialokasikan anggaran sebesar
Rp. 21.827.448.070,00. Anggaran tersebut terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp.
9.353.841.109,00 dengan realisasi sebesar Rp. 5.250.494.073,00 atau 56,13% dan Belanja
Langsung sebesar Rp. 12.473.606.961,00 dengan realisasi sebesar Rp.12.038.972.730 atau
96,52%.
Tabel 3. 19 Realisasi Anggaran Dinas Pangan dan Perikanan Tahun 2017
Uraian Target Realisasi %
Belanja Tidak Langsung 9.353.841.109 5.250.494.073 56,13
Belanja Langsung: 12.473.606.961 12.038.972.730 96.52
1. Urusan Wajib/Rutin SKPD
2. Urusan Wajib Bukan Pelayanan Dasar
(Pangan)
3. Urusan Pilihan Pertanian (Pangan)
4. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
2.557.224.919
1.752.192.586
1.846.666.196
6.317.523.260
2.471.036.910
1.740.013.366
1.828.822.400
5.999.100.054
96.63
99,30
99.03
94.96
Untuk uraian lebih rinci mengenai realisasi anggaran dan kinerja program kegiatan urusan
pangan serta urusan kelautan dan perikanan dapat dilihat pada tabel berikut.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
34 | DISPAKAN
Tabel 3. 20 Realisasi Anggaran dan Kinerja Program/Kegiatan Tahun 2017
KODE REKENING
PROGRAM / KEGIATAN URAIAN KINERJA KINERJA KEUANGAN
TARGET REALISASI TARGET REALISASI %
2.03.15. Program Ketahanan Pangan
1,752,192,586.00 1,740,013,366.00 99.3%
2.03.15.02 Kajian Rantai Pasokan dan Pemasaran Pangan
Jumlah dokumen Kajian Rantai Pasokan Pangan di Kabupaten Bandung
1 Dokumen 1 Dokumen 75,000,000.00 74,816,027.00 99.8%
2.03.15.06 Pemantauan dan Analisis Harga Pangan Pokok
Jumlah lokasi pemantauan harga pangan strategis
1 Dokumen 1 Dokumen 100,000,000.00 93,746,854.00 93.7%
2.03.15.11 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah (Rice Centre)
Pengadaan gabah untuk cadangan pangan pemerintah daerah
34 ton 29 ton 271,423,860.00 266,462,340.00 98.2%
2.03.15.12 Pengembangan Lumbung Pangan Kelurahan
Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat yang terfasilitasi
9 kelompok 9 kelompok 434,921,274.00 434,327,645.00 99.9%
2.03.15.13 Pengembangan Model Distribusi Pangan yang Effisien
Jumlah lembaga distribusi pangan masyarakat
18 gapoktan 18 gapoktan 100,000,000.00 100,000,000.00 100.0%
2.03.15.14 Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif Jumlah gerakan diversifikasi pangan
29 lokasi 29 lokasi 770,847,452.00 770,660,500.00 100.0%
3.01.20. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
5,566,756,060.00 5,390,643,752.00 96.8%
3.01.20.01 Pengembangan bibit ikan unggul Kegiatan operasional di UPT Pembenihan Ikan tersedia
4 jenis 4 jenis 904,910,000.00 904,098,750.00 99.9%
3.01.20.02 Pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan
Jumlah kelompok pembenih/UPR ikan terfasilitasi
35 kelompok 35 kelompok 626,665,000.00 622,739,392.00 99.4%
3.01.20.03 Pembinaan dan pengembangan perikanan Jumlah kelompok pembudidaya ikan terfasilitasi
73 kelompok 73 kelompok 1,676,715,000.00 1,653,194,150.00 98.6%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
35 | DISPAKAN
KODE REKENING
PROGRAM / KEGIATAN URAIAN KINERJA KINERJA KEUANGAN
TARGET REALISASI TARGET REALISASI %
3.01.20.07 Pengendalian Kesehatan dan Lingkungan Perikanan
Jumlah lokasi terfasilitasi kegiatan pengendalian penyakit ikan dan pelestarian perairan perikanan
16 lokasi 16 lokasi 404,230,000.00 397,982,500.00 98.5%
3.01.20.09 Pengembangan UPTD Pembenihan Ikan (DAK)
Jumlah sarana prasarana meningkat
3 unit 3 unit 575,930,060.00 458,499,000.00 79.6%
3.01.20.12 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pemberdayaan Usaha Skala Kecil Masyarakat Perikanan (DAK)
Jumlah sarana prasarana kelompok budidaya ikan yang meningkat
8 kelompok 8 kelompok 1,214,500,000.00 1,197,470,080.00 98.6%
3.01.20.13 Peningkatan Sarana dan Prasarana Perikanan
Jumlah kelompok terfasilitasi sarana dan prasarana
8 kelompok 8 kelompok 163,806,000.00 156,659,880.00 95.6%
3.01.22. Program Pengembangan Sistem Penyuluhan Perikanan
21,128,200.00 21,128,200.00 100.0%
3.01.22.01 Kajian sistem penyuluhan perikanan Jumlah kaji terap/demplot perikanan
5 demplot 5 demplot 21,128,200.00 21,128,200.00 100.0%
3.01.23. Program Optimalisasi Pengelolaan Dan Pemasaran Produksi Perikanan
729,639,000.00 587,328,102.00 80.5%
3.01.23.07 Pengembangan pengolahan pemasaran dan pelayanan usaha perikanan
Jumlah pelaku pengolahan dan pemasaran ikan terlatih
120 orang 120 orang 443,014,000.00 300,703,102.00 67.9%
3.01.23.08 Promosi Produk Perikanan Gerakan memasyarakatkan makan ikan pada balita, ibu hamil dan anak sekolah
1000 orang 1000 orang 245,930,000.00 245,930,000.00 100.0%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
36 | DISPAKAN
KODE REKENING
PROGRAM / KEGIATAN URAIAN KINERJA KINERJA KEUANGAN
TARGET REALISASI TARGET REALISASI %
3.01.23.09 Pembinaan dan Pelayanan Izin Perikanan Jumlah pengusaha perikanan terlatih
60 orang 60 orang 40,695,000.00 40,695,000.00 100.0%
3.03.16. Program Peningkatan Ketahan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
1,846,666,196.00 1,828,822,400.00 99.0%
3.03.16.01 Penanganan daerah rawan pangan Jumlah intervensi daerah rawan pangan transien
5 desa 5 desa 200,000,000.00 199,914,590.00 100.0%
3.03.16.02 Penyusunan data base potensi produksi pangan
Jumlah dokumen data base potensi produksi pangan tersedia
1 Dokumen 1 Dokumen 75,000,000.00 73,947,650.00 98.6%
3.03.16.03 Analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan
Jumlah dokumen pola konsumsi pangan dan suplai pangan tersedia
1 Dokumen 1 Dokumen 75,000,000.00 74,969,000.00 100.0%
3.03.16.09 Pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan
Jumlah pemberdayaan pekarangan pangan
16 lokasi 16 lokasi 1,101,666,196.00 1,101,435,700.00 100.0%
3.03.16.14 Pengembangan desa mandiri pangan Jumlah daerah rawan pangan kronis terintervensi
5 desa 5 desa 100,000,000.00 90,557,900.00 90.6%
3.03.16.22 Peningkatan mutu dan keamanan pangan Jumlah sampel uji keamanan pangan
20 sampel 20 sampel 150,000,000.00 149,000,000.00 99.3%
3.03.16.34 Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan Jumlah koordinasi perumusan kebijakan Ketahanan Pangan
2 kegiatan 2 kegiatan 95,000,000.00 89,000,000.00 93.7%
3.03.16.40 Lumbung Pangan Masyarakat (Bantuan Gubernur)
Jumlah Lumbung Pangan Masyarakat yang terfasilitasi
1 kelompok 1 kelompok 50,000,000.00 49,997,560.00 100.0%
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
37 | DISPAKAN
Berdasarkan tabel diatas rata-rata capaian kinerja dan realisasi anggaran berturut-turut
adalah 99,4% dan 95,1%. Hasil rasio perbandingan output terhadap input adalah 1,04. Dengan
demikian nilai efisiensi penggunaan sumber dayanya dinilai efisien.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
38 | DISPAKAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum indikator kinerja utama Dinas Pangan dan Perikanan sudah sesuai
dengan Renstra Hasil Reviu, namun demikian beberapa perubahan, penambahan dan
penajaman terhadap indikator kinerja tersebut masih mungkin dilakukan menyesuaikan hasil
reviu RPJMD 2017-2021 sejalan dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pangan dan
Perikanan. Dari hasil pengkuran terhadap 7 (tujuh) indikator sasaran, secara umum telah
memenuhi target sesuai dengan Perjanjian Kinerja Perubahan tahun 2017, dalam kisaran
melampaui 100% (sangat berhasil). Adapun efisiansi kinerja untuk dua urusan tersebut
dievaluasi efisien.
B. Permasalahan dan Rencana Tindak Lanjut
Untuk Urusan Ketahanan Pangan, masalah utama yang dihadapi pada tahun 2017
adalah kebutuhan konsumsi pangan masyarakat Kabupaten Bandung terus meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk sementara sistem cadangan, distribusi dan
rantai pasokan pangan dan logistik belum efisien. Hampir seluruh wilayah Kabupaten
Bandung mengalami defisit produksi ikan (kecuali Kec. Bojongsoang) dan kacang kedelai.
Kabupaten Bandung juga mengalami defisit produksi sayuran di 16 Kecamatan (51,61%)
dan buah-buahan di 25 kecamatan (60,64%). Selain itu, masih kurangnya tingkat
diversifikasi konsumsi pangan beragam dan bergizi untuk mencapai Pola Pangan Harapan
yang ideal dan masih lemahnya manajemen penyediaan data pokok lintas SKPD lingkup
ketahanan pangan.
Adapun untuk Urusan Kelautan dan Perikanan, masalah utama yang dihadapi adalah
terbatasnya kepemilikan lahan perbenihan dan budidaya; masih banyak pelaku yang
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
39 | DISPAKAN
menyewa lahan budidaya dan atau berstatus buruh tani, terutama pelaku usaha mina padi.
Selain juga, masih terbatasnya adopsi teknologi yang menunjang peningkatan kualitas
produksi usaha yang berdayasaing dan mempunyai nilai tambah.
Perlunya komitmen yang diiringi dengan langkah nyata pemerintah daerah untuk
pemanfaatan hasil analisis ketahanan pangan secara maksimal sebagai dasar perencanaan
dan pelaksanaan program/kegiatan untuk membangun/meningkatkan ketahanan pangan
Kabupaten Bandung yang berkelanjutan. Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk
menanggulangi permasalahan Urusan Kelautan dan Perikanan adalah dengan optimalisasi
pemanfaatan potensi lahan seiring dengan upaya pembentukan sentra/kampung perikanan.
Selain itu juga dengan terus mengembangkan teknologi dan model-model kolam
percontohan dalam upaya meningkatkan produktivitas usaha perikanan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2017
40 | DISPAKAN
LAMPIRAN
VISI
MISI
TUJUAN RPJMD
SASARAN
DISPAKAN
INDIKATOR
SASARAN
DISPAKAN
SASARAN RPJMD
TUJUAN DISPAKAN
2. Meningkatnya tata kelola pemerintahan
Dinas Pangan dan Perikanan
- Predikat Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
DISPAKAN
- Persentase asset dalam kondisi baik (%)