dr. munirah, m.pd penulis dilahirkan tahun 1968 di mare
TRANSCRIPT
EVALUASI Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare-Bone Tahun 1984 lulus SD Negeri 240 Kecamatan Mare, Tahun 1987 lulus SMA Negeri Kecamatan Mare, tahun 1992 Lulus S1 Bahasa Indonesia di UNHAS. Dan Tahun 2002 lulus S2 Pendidikan Bahasa. Pada Tahun 2014 menyelesaikan S3 di UNHAS Bidang Linguistik. Dosen kopertis wilayah IX DPK Unismuh Makassar sejak tahun 1994
Model Pembelajaran PAMIS
Berdasarkan Teori Krashen
Penulis
`âÇ|Üt{ wtÇ fâÄytáçt{
MODEL PEMBELAJARAN PAMIS
BERDASARKAN TEORI KRASHEN
Penulis
Munirah dan Sulfasyah
ISBN: 9786237 349044
Editor
Prof. Dr. H. M.Ide Said DM., M.Pd.
Penyunting
Akram Budiman Yusuf, S.Pd., M.Pd.
Desain sampul dan tata letak
Lukman, S. Pd., M. Pd.
Distributor
Perpustakaan Unismuh Makassar
Cetakan Pertama 2019
Hak cipta dilindungi undang-undang dilarang
memperbanyak karya tulis ilmiah dalam bentuk dan
dengan cara apapun tanpa izin dari penerbit
Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan
(KDT)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah
Rabbul Alamin, karena atas izin-Nya sehingga penulis dapat
menyajikan modul Model Pembelajaran Bahasa.
Tujuan dari penulisan buku ini ialah untuk melengkapi
bahan bacaan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Teori dan
Model Pembelajaran. Namun, adanya model dan strategi ini
bukan dimaksudkan sebagai satu-satunya pegangan yang harus
dipergunakan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Model dan
Strategi bahasa Pembelajaran . Oleh karena itu, di samping
membaca buku ini, mahasiswa perlu untuk membaca literatur-
literatur lain yang telah ditetapkan.
Materi yang diuraikan di dalam buku ini lebih
menekankan kepada pentingnya model pembelajaran terhadap
pembelajaran inovatif. Secara garis besar materi yang terdapat di
dalam buku ini adalah pendahuluan, Pembelajaran Tematik,
Pembelajaran Kooperatif, dan Model Pembelajaran Bahasa
Daerah Bugis berdasarkan Krashen. Diharapkan kepada
pembaca agar setelah membaca materi yang terdapat di dalam
buku ini, dapat memiliki pemahaman yang komprehensif
terhadap model pembelajaranbahasa Bugis. Dengan dasar itulah
sehingga penulis menyarankan kepada siswa dan guru, dosen
atau profesi apapun yang memiliki kepedulian terhadap bahasa
daerah Bugis.
Tim peneliti PPDM menyampaikan terima kasih atas
bantuan dana Hibah Penelitian dari DRPM Kemenristek Dikti
sehingga program ini dapat berjalan sesuai rencana dan ucapan
yang sama kami hanturkan kepada Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Ketua LP3M Unismuh Makassar,
Dinas, kepala sekolah, dan guru Mulok Bahasa daerah Bugis di
Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Wajo.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menerbitan buku ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan buku ini
di masa yang akan datang.
Makassar, 08 Agustus 2018
Penulis
Munirah dan Sulfasyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ------------------------------------ i
DAFTAR ISI ----------------------------------------------- ii
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------- 1
A. Latar Belakang ---------------------------------------- 1
B. Tujuan -------------------------------------------------- 4
BAB II SEKILAS BAHASA BUGIS DAN TEORI
KRASHEN ------------------------------------------------- 9
A. Sekilas tentang Bahasa Daerah Bugis ------------- 9
B. Sekilas Tentang Teori Monitor Krashen dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa 12
BAB III MODEL PEMBELAJARAN PAMIS ----- 18
A. Pengertian Model Pembelajaran ------------------- 18
B. Model Pembelajaran Berdasarkan Krashen ------ 22
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------- 28
LAMPIRAN ------------------------------------------------ 33
96
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat kalimat.
Peta pikiran memuat bahasa
Bugis.
Peta pikiran memuat ragam
kalimat.
Mengetahui
Kepala Sekolah,
( __________ )
NIP ..................................
........, ...................... 20....
Guru Kelas IV
( __________ )
NIP ..................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan
budaya yang melimpah, yang antara lain diperlihatkan
melalui berbagai macam ragam bahasa daerah. Bahasa
daerah bukan hanya sebagai alat penghubung di dalam
keluarga dan masyarakat daerah, tapi juga sebagai
lambang identitas daerah dan lambang kebanggaan daerah
itu sendiri (Lukman & Gusnawati, 2013; Pramod & Kad,
2013).
Hasil penelitian Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kompas, 2012) menunjukkan bahwa pada
tahun 2012 jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh
Indonesia mencapai 546 bahasa. Di Sulawesi Selatan
sendiri terdapat tujuh jumlah bahasa daerah, salah satunya
adalah bahasa daerah Bugis.
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa terdapat
pergeseran bahasa daerah di Indonesia yang mengancam
kepunahan bahasa daerah tersebut (Gunarwan, 2005;
2
Lukman & Gusnawati, 2013; Poerwadi, 2008). Lukman &
Gusnawati (2013) menyatakan bahwa masalah yang
dihadapi bahasa daerah saat ini adalah kedudukan dan
fungsinya tidak lagi sesuai dengan kedudukan dan fungsi
yang diberikan kepadanya. Yaitu, bahasa daerah tidak lagi
mendapatkan tempat sebagai lambang kebanggaan
daerah, tidak lagi dijadikan sebagai identitas yang
membanggakan, begitu juga fungsinya tidak lagi
dijadikan bahasa komunikasi utama dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat pendukungnya. Selain itu,
fungsinya juga sudah bergeser, yaitu tidak lagi digunakan
sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar utamanya di
kelas rendah. Memudarnya kedudukan dan fungsi bahasa
daerah itu menyebabkan timbulnya keperihatinan yang
mendalam terhadap ancaman kepunahan bahasa-bahasa
daerah tersebut (Gunarwan, 2005; Lukman & Gusnawati,
2013; Poerwadi, 2008).
Di Sulawesi Selatan saat ini terdapat sejumlah bahasa
daerah yang didukung oleh penutur yang cukup besar,
seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan Massenrengpulu.
Meskipun keempat kelompok bahasa daerah di Sulsel
memiliki pendukung yang cukup besar, hasil penelitian
95
secara berkelompok dan
memfasilitasi
Peserta didik mengamati
lingkungan
Guru membantu menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi pemerolehan
konsep Bahasa
Penutup � Bersama-sama siswa
membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
selama sehari
� Bertanya jawab tentang
materi yang telah
dipelajari (untuk
mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi
kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
� Melakukan penilaian hasil
belajar
� Mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-
masing (untuk mengakhiri
kegiatan pembelajaran)
15 menit
94
telah dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4: mengarah
perserta didik peseta
didik pada Fase Input
1) Guru melakukan pengujian
dan menyusun kembali
pengetahuan yang
dikonstruksikan pada fase
input melalui diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan pembelajaran
melalui
presentasi/penyajian hasil
kerja tugas dan pemberian
kuis
Tahap 5: mempasilitasi
peserta didik dalam Fase
Saringan
Guru menyaring secara
efektif kendala dalam
pemerolehan Bahasa
Diciptakan lingkungan
yang kondusif bagi peserta
didik yang untuk belajar
dengan aman dan nyaman
tanpa merasa takut atau
malu dalam membuat
kesalahan dan mengambil
resiko
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa
3
menunjukkan bahwa terjadi penurunan pemilihan dan
penggunaan bahasa daerah itu sebagai bahasa komunikasi
utama bagi pendukungnya. Hasil Penelitian Amir pada
tahun 2009 di Kabuaten Pangkep yang di kutip pada
Lukman dan Gusnawati (2013) menunjukkan bahwa
persentase pemilihan bahasa masyarakat Pangkep
berdasarkan kelompok usia didominasi oleh pemilihan
dan penggunaan bahasa Indonesia. Pemilihan bahasa
Indonesia mengungguli bahasa Bugis dan bahasa
Makassar meskipun penduduuk Kabupaten Pangkep
adalah suku Bugis dan Makassar. Berdasarkan
persentasenya, anak-anak yang memilih bahasa Indonesia
dalam berkomunikasi dalam berbagai ranah mencapai
79%, dibandingkan dengan bahasa Bugis yang hanya
berkisar 13,8% sementara bahasa Makassar hanya 7,1%.
Ini menandakan bahwa eksistensi bahasa daerah sebagai
bahasa ibu/identitas etnis orang Bugis atau Makassar
diperkirakan akan hilang atau punah dalam beberapa
dekade mendatang (Lukman dan Gusnawati, 2013). Hasil
penelitian Amir juga menunjukkan bahwa persentase
anak-anak yang menggunakan bahasa Bugis hanya
berkisar 17,05% dan Makassar hanya 7,33%,
4
dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang
mencapai 74, 93%.
Senada dengan hal tersebut, hasil penelitian Lukman
dan Gusnawati (2013) juga menunjukkan terjadinya
pergeseran bahasa-bahasa daerah di empat wilayah
pemakaian bahasa daerah utama di Sulawesi Selatan
(Bugis, Makassar, Toraja, Enrekang). Rata-rata
pergeseran yang terjadi pada wilayah perkotaan
mencapai 52,20% sementara pada wilayah pedesaan rata-
rata 19,15%. Tingkat persentase tersebut menunjukkan
bahwa bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan sudah
masuk dalam kategori tidak aman (endangered language)
dan berpotensi untuk mengalami kepunahan. Oleh karena
itu, upaya penekanan laju pergeseran bahasa tersebut
sangat urgen dilaksanakan agar bahasa-bahasa daerah di
Sulawesi Selatan tetap lestari.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
melestaraikan bahasa daerah, salah satunya adalah melalui
pendidikan formal dimana bahasa daerah diajarkan pada
lembaga pendidikan formal (Sugiyono, 2013). Pada
beberapa bahasa daerah, hal itu sudah lama dilakukan.
Misalnya, sejak tahun ajar 2005/2006, bahasa Jawa wajib
93
daerah Bugis dengan
mengkaji bahan ajar;
Guru memberi tugas
kepada peserta didik
menggunakan LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya
Tahap 3: Membimbing
peserta didik pada Fase
Monitoring
Peserta didik dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik menerima
pesan yang mereka dapat
pahami
Guru meminta salah
seorang peserta didik untuk
mempresentasikan
tugasnya dan peserta didik
lain menyimak;
Guru melakukan refleksi
dari hasil pembelajaran;
Guru memberi komentar
dan memberi penghargaan
dari hasil tugas peserta
didik;
Guru bersama peserta didik
mendiskusikan hasil yang
92
yaitu tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.
� Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti Tahap 1: Orientasi Siswa pada
Fase Pemerolehan
Guru mengecek kesiapan
peserta didik;
Guru memberikan
pengantar kepada peserta
didik, memotivasi, dan
membuka cakrawala
berpikir peserta tentang
materi pelajaran dalam
kehidupan nyata;
Apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab
pada pelajaran
sebelumnya; dan
Guru menyampaikan
Kompotensi dasar, tema,
dan materi pembelajaran.
Tahap 2: Memfasilitasi
peserta didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi peserta
didik dalam
mengeksplorasi bahasa
150 menit
5
diajarkan di SLTA (Tim Penyusun Buku Pedoman
Pengajaran Bahasa Jawa untuk Siswa SMA, 2010). Di
daerah Sulawesi Selatan sendiri, bahasa daerah diajarkan
pada sekolah dasar. Namun pembelajaran bahasa daerah
sejauh ini cenderung diajarkan dengan menggunakan
metode tradisional. Hasil observasi awal Peneliti di
sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa daerah Bugis
menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa daerah
menggunakan metode tradisional yang rata-rata berfokus
pada penghafalan abjak lontara bahasa Bugis serta
penguasaan tata bahasa saja. Akibatnya minat belajar
siswa pada bahasa daerah Bugis rendah.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa
minat merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi terbentuknya motivasi yang memberi
dampak pada keterlibatan dan prestasi siswa dalam
belajar (Chen, 2001; Chen & Ennis, 2004; Chen & Shen ,
2004; Hidi & Harackiewicz , 2000). Selanjutnya, hasil
penelitian menunjukkan bahwa minat dapat ditingkatkan
melalui manipulasi atau modifikasi aspek-aspek tertentu
dari lingkungan belajar dan faktor kontekstual seperti
strategi pengajaran, pemberian tugas dan penataan
6
pengalaman belajar (Ennis, Cothran & Davidson, 1997;
Lipstein & Renninger, 2006).
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian terapan
ini bermaksud mengidentifikasi dan mengembangkan
model-model dan perangkat pembelajaran bahasa daerah
Bugis di sekolah dasar yang dapat meningkatkan minat
belajar siswa dan sekaligus sebagai upaya pelestarian
bahasa daerah Bugis sebagai bahasa daerah dengan
penutur terbanyak di Sulawesi Selatan. Pengembangan
model-model pembelajaran dan perangkat pembelajaran
bahasa daerah termasuk penyusunan bahan ajar tersebut
akan mengintegrasikan kearifan local dan dilakukan
berdasarkan teori Monitor yang diperkenalkan oleh
Krashen (1982, 1985) mengenai pemerolehan bahasa
kedua. Teori ini dipilih berdasarkan hasil penelitian yang
telah dikemukakan sebelumnya bahwa rata-rata generasi
muda usia sekolah saat ini utamanya yang berdomisili di
kota besar menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pertama, sementara banyak yang tidak menguasai bahasa
daerah. Menurut Krashen (1982), pembelajaran bahasa
kedua lebih efektif apabila diperlakukan selayaknya
‘language acquisition’ yang diperoleh secara tidak sadar
91
menghormati keberagaman dalam bentuk tulisan
lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis
Makassar)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan salam
dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan
masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan
diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
� Menginformasikan tema
yang akan dibelajarkan
10 menit
90
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
8.1 Menggali informasi tentang kalimat dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “Ragam Kalimat”
dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati ragam kalimat dan diskusi
kelas, siswa mampu menjelaskan tentang adat
ragam kalimat yang ada di Sulawesi Selatan
dalam bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “Ragam Kalimat”, siswa
mampu mengolah informasi dalam bentuk peta
pikiran dengan benar.
� Setelah mencari informasi keragaman teman
sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu
menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk
7
atau tidak langsung seperti halnya dalam pembelajaran
bahasa pertama. Teori ini telah banyak mempengaruhi
kesuksesan pembelajaran bahasa kedua maupun bahasa
asing di berbagai negara (Bahrani, 2011; Gulzar, Gulnaz
& Ijaz, 2014; McLaughlin, 1987).
Penelitian yang diusulkan sejalan dengan Rencana
Induk Penelitian (RIP) Universitas Muhammadiyah
Makassar. Seperti yang tercantum pada RIP Unismuh
Makassar 2016-2020, terdapat delapan program unggulan
penelitian. Salah satunya adalah ‘Pendidikan dan
pengajaran berbasis quality culture, research dan kearifan
lokal yang bervisi global’. Arah dari program unggulan ini
antara lain mengembangkan model pendidikan mulai pada
tingkat dasar sampai perguruan tinggi dan
mengembangkan model pembelajaran berbasis lokal
untuk menarik minat belajar peserta didik. Pada RIP
Unismuh Makassar digambarkan peta jalan penelitian
Unismuh Makassar pada tahun 2018 akan berfokus pada
penelitian penerapan yang antara lain akan menghasilkan
model dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP
dan Bahan Ajar.
8
Tujuan umum penelitian ini adalah membantu
melestarikan eksistensi bahasa daerah Bugis melalui
pengembangan model dan perangkat pembelajaran bahasa
daerah Bugis yang inovatif dan aktif yang merangsang
minat belajar bahasa daerah siswa sehingga berdampak
pada meningkatnya kecintaan dan kebanggan mereka
dalam berbahasa daerah. Secara khusus, tujuan penelitian
ini adalah:
1. Mengembangkan model pembelajaran bahasa daerah
Bugis berdasarkan teori Monitor Krashen di kelas
tinggi sekolah dasar.
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran bahasa
daerah Bugis yang mengakomodir kearifan lokal di
kelas tinggi sekolah dasar sesuai model yang
dikembangkan.
3. Menginvestigasi bagaimana implementasi model dan
perangkat pembelajaran bahasa daerah Bugis
berdasarkan teori Monitor Krashen dapat
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas
tinggi dalam belajar bahasa daerah Bugis.
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
__________
_____
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 8
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
88
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat mahluk
hidup hewan.
Peta pikiran memuat bahasa
bugis.
Peta pikiran memuat
perkembangbiakan.
Peta pikiran memuat jenis-
jenis hewan.
9
BAB II
SEKILAS BAHASA BUGIS DAN TEORI
KRASHEN
A. Sekilas Tentang Bahasa Daerah Bugis
Bahasa Bugis merupakan salah satu dari rumpun
bahasa Austronesia yang digunakan oleh
etnik Bugis di Sulawesi Selatan. Penutur bahasa Bugis
berdasarkan sensus penduduk 1991 mencapai 3,5 juta
jiwa (Taha, 2008). Bahasa Bugis adalah salah satu bahasa
daerah terpenting dan terluas pemakaiannya di Sulawesi
Selatan. Wilayah pemakaian bahasa Bugis pada
umumnya berada dibagian tengah dan utara jazirah
Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebagian
Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep,
Kabupaten Barru, Kota Parepare, Kabupaten Pinrang,
sebahagian kabupaten Enrekang, sebahagian
kabupaten Majene, Kabupaten Luwu,
Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng,
Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai,
sebagian Kabupaten Bulukumba, dan sebagian
Kabupaten Bantaeng. Luasnya persebaran pemakaian
bahasa Bugis menurut Taha (2008) diakibatkan langsung
10
oleh karakter sifat-sifat suku bangsa pendukungnya yang
terkenal sebagai pelaut, perantau, dan terkesan dinamis,
agresif, dan ekspansif.
Gambar 2. Peta Penutur Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan
Sumber: Google Image
Secara umum, ejaan bahasa Bugis menganut
sistem ejaan fonetik, yaitu satu bunyi dilambangkan
dengan satu huruf atau satu tanda. Di samping itu, bahasa
Bugis mempunyai abjad sendiri, yang disebut Lontara,
meskipun dewasa ini penulisannya banyak juga ditulis
dengan menggunakan huruf Latin. Karya sastra besar
87
berkelompok dan
memfasilitasi
Peserta didik mengamati
lingkungan
Guru membantu menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi pemerolehan
konsep Bahasa
Penutup � Bersama-sama siswa
membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
selama sehari
� Bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
� Melakukan penilaian hasil
belajar
� Mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing
(untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
15 menit
86
Guru bersama peserta didik
mendiskusikan hasil yang
telah dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4: mengarah
perserta didik peseta didik
pada Fase Input
1) Guru melakukan pengujian
dan menyusun kembali
pengetahuan yang
dikonstruksikan pada fase
input melalui diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan pembelajaran
melalui presentasi/penyajian
hasil kerja tugas dan
pemberian kuis
Tahap 5: mempasilitasi
peserta didik dalam Fase
Saringan
Guru menyaring secara
efektif kendala dalam
pemerolehan Bahasa
Diciptakan lingkungan yang
kondusif bagi peserta didik
yang untuk belajar dengan
aman dan nyaman tanpa
merasa takut atau malu
dalam membuat kesalahan
dan mengambil resiko
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa secara
11
dunia yaitu I Lagaligo menggunakan Bahasa Bugis tinggi
yang disebut bahasa Torilangi.
Gambar 3. Huruf Lontara Bahasa Bugis Sumber: Google Image
Saat ini, bahasa Bugis hanya diajarkan sebagai
muatan lokal pada sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama di wilayah-wilayah yang menggunakan bahasa
tersebut. Kompetensi pembelajaran yang akan dicapai
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dan saat
ini masih mengikuti kurikulum KTSP. Bahan ajar yang
digunakan menggunakan buku teks komersial dimana
kegiatan pembelajaran lebih banyak difokuskan pada
hafalan aksara lontara dan menerjemahkan kosa kata.
12
B. Sekilas Tentang Teori Monitor Krashen dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa
Krashen (1982, 1985) berpendapat bahwa tidak
ada perbedaan mendasar antara cara kita memperoleh
bahasa pertama dan bahasa kedua. Krashen mengklaim
bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan yang
memandu proses pembelajaran bahasa. Bayi belajar
bahasa ibu mereka hanya dengan mendengarkan dengan
penuh perhatian bahasa lisan yang berarti bagi mereka.
Menurut Krashen, bahasa kedua diperoleh dengan cara
yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama tersebut.
Krashen mengembangkan Teori Monitor
berdasarkan konsep Chomsky LAD (1985). Teori Monitor
terdiri dari lima hipotesis yang menyediakan kerangka
kerja untuk mengajarkan bahasa kedua yaitu:
1. Hipotesis Pemerolehan dan Pembelajaran (The
Acquisition vs. Learning Hypothesis).
2. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order
Hypothesis);
3. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)
4. Hipotesis Input (The Input Hypothesis);
85
Tahap 2: Memfasilitasi
peserta didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi peserta
didik dalam mengeksplorasi
bahasa daerah Bugis dengan
mengkaji bahan ajar;
Guru memberi tugas kepada
peserta didik menggunakan
LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya
Tahap 3: Membimbing
peserta didik pada Fase
Monitoring
Peserta didik dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik menerima
pesan yang mereka dapat
pahami
Guru meminta salah seorang
peserta didik untuk
mempresentasikan tugasnya
dan peserta didik lain
menyimak;
Guru melakukan refleksi dari
hasil pembelajaran;
Guru memberi komentar dan
memberi penghargaan dari
hasil tugas peserta didik;
84
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
� Menginformasikan tema
yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.
� Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti Tahap 1: Orientasi Siswa pada
Fase Pemerolehan
Guru mengecek kesiapan
peserta didik;
Guru memberikan pengantar
kepada peserta didik,
memotivasi, dan membuka
cakrawala berpikir peserta
tentang materi pelajaran
dalam kehidupan nyata;
Apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab
pada pelajaran sebelumnya;
dan
Guru menyampaikan
Kompotensi dasar, tema,
dan materi pembelajaran.
150 menit
13
5. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter
Hypothesis).
Hipotesis ini meletakkan dasar strategi pengajaran
berbasis komunikasi yang telah menjadi populer pada
pembelajaran bahasa kedua dewasa ini (Bahrani, 2011;
Gulzar, Gulnaz & Ijaz, 2014; McLaughlin, 1987). Berikut
adalah penjelasan secara singkat setiap hipotesis dan
implementasinya pada pembelajaran.
1. Hipotesis Pemerolehan dan Pembelajaran (The
Acquisition vs. Learning Hypothesis)
Menurut Krashen, ada dua cara untuk
mengembangkan kemampuan bahasa: yang pertama
melalui pemerolehan (akusisi) dan yang kedua melalui
belajar (learning). Pemerolehan adalah proses sub-sadar,
seperti dalam kasus seorang anak belajar bahasa pertama
atau orang dewasa 'mengambil' bahasa kedua hanya
dengan tinggal dan bekerja di negara asing. Belajar, di lain
pihak, adalah proses sadar mengembangkan bahasa kedua
atau bahasa asing melalui pelajaran bahasa dan fokus pada
fitur gramatikal bahasa tersebut. Implikasi dari teori ini
14
adalah bahwa cara optimal mempelajari bahasa adalah
dengan cara pemerolehan bahasa yang dipelajari melalui
komunikasi alami. Oleh sebab itu guru perlu menciptakan
situasi di mana bahasa digunakan untuk memenuhi tujuan
otentik. Keadaan ini membantu siswa untuk 'memperoleh
' bahasa bukan hanya ' belajar ' bahasa.
2. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order
Hypothesis)
Menurut hipotesis ini, bahasa diperoleh dalam
urutan-urutan yang telah diprediksi oleh semua peserta
didik. Pada setiap bahasa, fitur tertentu diperoleh lebih
awal sementara yang lain diperoleh kemudian dalam
proses. Menurut hipotesis ini, guru harus mulai dengan
memperkenalkan konsep-konsep bahasa yang relatif
mudah bagi peserta didik agar mereka dapat ‘
memperoleh’ konsep tersebut dan selanjutnya
menggunakan ‘scaffolding’ untuk memperkenalkan
konsep yang lebih sulit.
3. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)
Hipotesis ini menjelaskan bagaimana
‘pemerolehan’ dan ‘pembelajaran’ digunakan; sistem
83
menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan
untuk menghormati keberagaman dalam bentuk
tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis
Makassar)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan salam
dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan
diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa
kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk
10 menit
82
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
5.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang
denah dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “mahluk hidup
hewan” dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
siswa mampu menjelaskan tentang denah
sekolah yang ada di Sulawesi Selatan dalam
bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “denah sekolah”, siswa
mampu mengolah informasi dalam bentuk peta
pikiran dengan benar.
� Setelah mencari informasi keragaman teman
sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu
15
pemerolehan memulai ucapan dan sistem pembelajaran '
memonitor ' ucapan tersebut untuk memeriksa dan
memperbaiki kesalahan. Krashen menyatakan bahwa
monitoring atau pemantauan dapat memberi kontribusi
terhadap keakuratan ucapan tersebut tetapi penggunaan
monitoring harus dibatasi. Krashen berpendapat bahwa
'sistem monitor' kadang-kadang dapat bertindak sebagai
penghalang karena memaksa pelajar untuk melambat dan
lebih fokus pada akurasi daripada kelancaran.
4. Hipotesis Input (The Input Hypothesis)
Hipotesis ini menunjukkan bahwa pemerolehan
bahasa terjadi ketika peserta didik menerima pesan yang
mereka dapat pahami. Konsep ini juga dikenal sebagai
masukan yang dapat dipahami atau comprehensible input.
Akan tetap, Krashen juga berpendapat bahwa
comprehensible input haruslah satu tahap di atas
kemampuan bahasa peserta didik saat ini. Comprehensible
input dilambangkan dengan i + 1 untuk memungkinkan
peserta didik terus maju dengan perkembangan bahasa
mereka. Hipotesis ini menekankan pentingnya
menggunakan bahasa target di kelas. Tujuan dari program
16
bahasa bagi peserta didik adalah untuk dapat
berkomunikasi secara efektif. Dengan menyediakan
comprehensible input sebanyak-banyaknya di dalam
kelas, guru mampu menciptakan peluang yang lebih
efektif untuk pemerolehan bahasa. Selanjutnya input lebih
dipahami apabila guru menggunakan gambar dan media-
media relevan lainnya, gesture dll.
5. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter
Hypothesis)
Menurut Krashen satu kendala yang dapat muncul
selama pemerolehan bahasa adalah filter afektif yaitu
'saringan' yang dipengaruhi oleh variabel emosional yang
dapat mencegah pembelajaran. Filter hipotetis ini tidak
berdampak secara langsung pada pemerolehan bahasa
namun mencegah input untuk mencapai bagian
pemerolehan bahasa pada otak. Menurut Krashen,
saringan afektif dapat dipicu oleh berbagai macam
variabel seperti kecemasan, rasa percaya diri, motivasi
dan stress. Hipotesis ini mengimplikasikan bahwa penting
diciptakan lingkungan yang kondusif bagi peserta didik
untuk belajar dengan aman dan nyaman tanpa merasa
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : ____________
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
80
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat tempat
tinggal.
Peta pikiran memuat bahasa
Bugis.
Peta pikiran memuat denah kelas.
Peta pikiran memuat senah
rumah.
17
takut atau malu dalam membuat kesalahan dan mengambil
risiko.
Berdasarkan penjelasan di atas, teori Monitor yang
meletakkan dasar strategi pengajaran berbasis komunikasi
(Bahrani, 2011; Gulzar, Gulnaz & Ijaz, 2014;
McLaughlin, 1987) dipandang sesuai diterapkan pada
pembelajaran bahasa daerah Bugis untuk merangsang
pemerolehan bahasa daerah Bugis peserta didik.
18
BAB III
MODEL PEMBELAJARAN PAMIS
A. Pengertian Model Pembelajaran
Pengertian model pembelajaran adalah kerangka
konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki
nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Hal
ini sesuai dengan Permendikbud No.103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, Pasal 2.
Model pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan
menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola
pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan
kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan
terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan
karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh
guru-peserta didik. Pola pembelajaran dikenal dengan
istilah sintak ( Bruce Joyce, 1985)
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di
79
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
� Melakukan penilaian
hasil belajar
� Mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama
dan keyakinan masing-
masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
78
peserta didik yang untuk
belajar dengan aman dan
nyaman tanpa merasa
takut atau malu dalam
membuat kesalahan dan
mengambil resiko
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa
secara berkelompok dan
memfasilitasi
Peserta didik mengamati
lingkungan
Guru membantu
menyaring pembelajaran
dengan mengevaluasi
pemerolehan konsep
Bahasa
Penutup � Bersama-sama siswa
membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar
selama sehari
� Bertanya jawab tentang
materi yang telah
dipelajari (untuk
mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
15 menit
19
dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani
Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan
memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan dua
pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan proses belajar mengajar.
Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran
adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih
model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang
20
akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang
akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat
kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap
model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap
(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan
guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain
juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini,
diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran
yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena
itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai
keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan
belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas
daripada strategi, metode, atau prosedur.
Secara umumnya, model pembelajaran adalah cara
atau teknik penyajian sistematis yang digunakan oleh guru
dalam mengorganisasikan pengalaman proses
pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah
pembelajaran. Definisi singkat lainnya yaitu suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
77
Guru memberi komentar
dan memberi penghargaan
dari hasil tugas peserta
didik;
Guru bersama peserta
didik mendiskusikan
hasil yang telah
dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4: mengarah
perserta didik peseta
didik pada Fase Input
1) Guru melakukan
pengujian dan menyusun
kembali pengetahuan
yang dikonstruksikan
pada fase input melalui
diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan
pembelajaran melalui
presentasi/penyajian hasil
kerja tugas dan pemberian
kuis
Tahap 5: mempasilitasi
peserta didik dalam Fase
Saringan
Guru menyaring secara
efektif kendala dalam
pemerolehan Bahasa
Diciptakan lingkungan
yang kondusif bagi
76
Tahap 2: Memfasilitasi
peserta didik pada Fase
Alami
Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
mengeksplorasi bahasa
daerah Bugis dengan
mengkaji bahan ajar;
Guru memberi tugas
kepada peserta didik
menggunakan LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya
Tahap 3: Membimbing
peserta didik pada Fase
Monitoring
Peserta didik dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik menerima
pesan yang mereka dapat
pahami
Guru meminta salah
seorang peserta didik
untuk mempresentasikan
tugasnya dan peserta didik
lain menyimak;
Guru melakukan refleksi
dari hasil pembelajaran;
21
Model pembelajaran bisa juga diartikan sebagai
seluruh rangkaian penyajian materi yang meliputi segala
aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam
proses belajar mengajar. Model pembelajan sendiri
memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode
atau sekedar prosedur pembelajaran.
Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai
macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai
model yang sangat kompleks dan rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Beberapa contoh model-model pembelajaran diantaranya
adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus,
bermain peran (role play) dan lain sebagainya yang bisa
diterapkan. semuanya memiliki kelemahan dan kelebihan
masing masing.
Model pembelajaran yang baik dan tepat adalah
model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran
bahan kajian atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan
tertentu dengan menggunakan waktu dan dana yang tak
begitu banyak serta mendapatkan siswa mendapatkan
22
hasil yang maksimal. Model pembelaran memiliki
beberapa ciri ciri sebagai berikut :
Ciri-ciri Model Pembelajaran
1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para
pencipta atau pengembangnya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana
siswa belajar.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar
model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil.
4. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
B. Model Pamis Berdasarkan Krashen
Fase pengembangan Model pembelajaran Bahasa
Daerah Bugis di Kelas Tinggi Sekolah Dasar Berdasarkan
Teori Monitor Krashen (BBMK) tipe PAMIS
1. Prosedur Penyusunan Model Pembelajaran
BBMK tipe PAMIS
Prosedur pengembangan model BBMK tipe
PAMIS mengacu pada teori Monitor Krashen . Adapun
75
disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran.
� Menginformasikan tema
yang akan dibelajarkan
yaitu tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.
� Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati, menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan
menyimpulkan.
Inti Tahap 1: Orientasi Siswa
pada Fase Pemerolehan
Guru mengecek kesiapan
peserta didik;
Guru memberikan
pengantar kepada peserta
didik, memotivasi, dan
membuka cakrawala
berpikir peserta tentang
materi pelajaran dalam
kehidupan nyata;
Apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab
pada pelajaran
sebelumnya; dan
Guru menyampaikan
Kompotensi dasar, tema,
dan materi pembelajaran.
150 menit
74
menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan
untuk menghormati keberagaman dalam bentuk
tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis
Makassar)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan salam
dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan
masing-masing.
� Guru mengecek
kesiapan diri dengan
mengisi lembar
kehadiran dan
memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan
tempat duduk
10 menit
23
pengembangan model pembelajaran yang dimaksud dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar. Prosedur Pengembangan Pembelajaran
BBMK-PAMIS
2. Fase Pengembangan Model Pembelajaran BBMK
tipe PAMIS
Pengembangan model pembelajaran Bahasa
daerah Bugis berdasarkan teori Monitor Krashen
merupakan modifikasi dari teori model Gall, Ball dan Gall
(2003). Hasil modifikasi tersebut menghasilkan model
pembelajaran BBMK tipe PAMIS. Artinya, desain model
24
ini mengembangkan Bahasa daerah Bugis yang
berdasarkan Teori Monitor Krashen dengan pola
Pemerolehan, Alami, Monitoring, Input dan Saringan .
Tahap 1: Orientasi Mahasiswa pada Fase Pemerolehan
Guru mengecek kesiapan peserta didik;
Guru memberikan pengantar kepada peserta didik,
memotivasi, dan membuka cakrawala berpikir
peserta tentang materi pelajaran dalam kehidupan
nyata;
Apersepsi dengan mengadakan tanya jawab pada
pelajaran sebelumnya; dan
Guru menyampaikan Kompotensi dasar, tema, dan
materi pembelajaran.
Peserta didik memperolah sendiri Bahasa daerah
berdasarkan pengalaman
Tahap 2: Memfasilitasi peserta didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi peserta didik dalam
mengeksplorasi bahasa daerah Bugis dengan
mengkaji bahan ajar;
Guru memberi tugas kepada peserta didik
menggunakan LKPD;
73
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
5.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang
denah dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “dena sekolah”
dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
siswa mampu menjelaskan tentang denah
sekolah yang ada di Sulawesi Selatan dalam
bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “denah sekolah”, siswa
mampu mengolah informasi dalam bentuk peta
pikiran dengan benar.
� Setelah mencari informasi keragaman teman
sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : ____________
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
25
Peserta didik dikelompokkan.
Peserta didik diberi kesempatan untuk menuangkan
idenya
Tahap 3: Mengarahkan pesert didik pada Fase
Monitoring
1. Guru melakukan pengujian dan menyusun kembali
pengetahuan Bahasa Bugis yang dikonstruksi pada
fase reflektif melalui diskusi kelas.
2. Guru mengevaluasi keberhasilan pembelajaran
melalui presentase/penyajian hasil kerja tugas dan
pemberian kuis.
Tahap 4: Memfasilitasi peserta didik dalam Fase Input
1. Guru membimbing pelaksanaan tugas peserta secara
berkelompok dan memfasilitasi diskusi dalam
kelompok kecil;
2. Peserta didik membaca teks wacana;
3. Peserta didik mengamati lingkungan
Tahap 5: Membimbing peserta didik pada Fase
Saringan
1. Peserta didik dibimbing penyelesaian tugas ;
26
2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk
mempresentasikan tugasnya dan peserta didik lain
menyimak;
3. Guru melakukan refleksi dari hasil pembelajaran;
4. Guru memberi komentar dan memberi penghargaan
dari hasil tugas peserta didik;
5. Guru bersama peserta didik mendiskusikan hasil yang
telah dipresentasikan oleh peserta didik.
Secara umum sikap guru dan peserta didik
terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa daerah Bugis
dengan model pembelajaran BBMK tipe PAMIS sebagai
berikut ini.
1. Memeroleh pengetahuan secara alami
2. Menciptakan suasana yang menyenangkan.
3. Menghargai berbagai pendapat dan membangun
interaksi melalui kegiatan curah pendapat.
4. Mengolah dan menyediakan sumber belajar yang
relevan yang dapat mendukung peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran secara optimal.
71
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat prilaku
orang sabar.
Peta pikiran memuat bahasa.
Peta pikiran memuat keluarga.
Peta pikiran memuat jenis
keluarga.
Peta pikiran memuat keluarga
yang berahlak baik.
70
� Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya
tentang
pembelajaran yang
telah diikuti.
� Melakukan
penilaian hasil
belajar
� Mengajak semua
siswa berdo’a
menurut agama dan
keyakinan masing-
masing (untuk
mengakhiri
kegiatan
pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
27
5. Menghargai pendapat peserta didik dan memotivasi
peserta didik agar bersifat lebih kritis dan kreatif
dalam menemukan konsep Bahasa daerah Bugis.
6. Menempatkan diri sebagai sumber belajar yang
fleksibel untuk dapat dimanfaatkan peserta didik
secara individu atau secara berkelompok.
Model yang dipaparkan di atas kemudian dirinci
dalam Silabus/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP tersebut terdiri atas uji coba I di kelas IV SD
semester Ganjil. Untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran BBMK tipe PAMIS dilakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan perangkat pembelajaran yang
mendukung model. Berikut ini pelaksanaan model
pembelajaran BBMK tipe PAMIS di setiap pertemuan.
(terlampir)
28
DAFTAR PUSTAKA
Chen, A, (2001). A theoretical conceptualization for
motivation research in physical
education: An integrated perspective. Quest, 53,
35-58.
Chen, A., & Ennis, C. D. (2004). Goals, interests, and
learning in physical education.
The Journal of Educational Research, 97, 329-
338.
Chen, A., & Shen, B. (2004). A web of achieving in
physical education: Goals,
interest, outside-school activity and learning.
Learning and Individual
Differences, 14, 169-182.
Dorian, C. (1978). The Ffte of morphological complexity
in language death: Evidence from East Sutherland
Gaelic. Language , Vol. 54, No. 3: 590–609.
Ennis, C. D., Cothran, D. J., & Davidson, K. S. (1997).
Implementing curriculum
within a context of fear and disengagement.
Journal of Teaching in Physical
Education, 17, 52-71.
Gall, J., Borg. W., & Gall, M. (2003). Educational
research: An introduction (7th ed.). Boston:
Pearson Education.
69
dan nyaman tanpa
merasa takut atau
malu dalam membuat
kesalahan dan
mengambil resiko
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa
secara berkelompok
dan memfasilitasi
Peserta didik
mengamati
lingkungan
Guru membantu
menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi
pemerolehan konsep
Bahasa
Penutup � Bersama-sama
siswa membuat
kesimpulan /
rangkuman hasil
belajar selama
sehari
� Bertanya jawab
tentang materi yang
telah dipelajari
(untuk mengetahui
hasil ketercapaian
materi)
15 menit
68
dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4:
mengarah perserta
didik peseta didik
pada Fase Input
1) Guru melakukan
pengujian dan
menyusun kembali
pengetahuan yang
dikonstruksikan pada
fase input melalui
diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan
pembelajaran melalui
presentasi/penyajian
hasil kerja tugas dan
pemberian kuis
Tahap 5:
mempasilitasi peserta
didik dalam Fase
Saringan
Guru menyaring
secara efektif kendala
dalam pemerolehan
Bahasa
Diciptakan
lingkungan yang
kondusif bagi peserta
didik yang untuk
belajar dengan aman
29
Gulzar, M., Gulnaz, F., & Ijaz, A. (2014). Utility of
Krashen’s five hypotheses in the Saudi context of
foreign language acquisition/learning. English
Language Teaching, Vol. 7, No. 8, 134-138.
Gunarwan, A. (2005). Kasus-kasus pergeseran bahasa
daerah: Akibat persaingan dengan Bahamas
Indonesia. Makalah dalam Kongres MLI XI,
Padang.
Hidi, S., & Harackiewicz, J. M. (2000). Motivating the
academically unmotivated: A
critical issue for the 21 t century. Review of
Educational Research, 70, 151-
179.
Krashen, S. (1982). Principles and practice in second
language learning and acquisition. Oxford:
Pergamon.
Krashen, S. (1985). The input hypothesis: Issues and
implications. California: Laredo
Publishing Co Inc.
Lipstein, R., & Renninger, K. A. (2006). "Putting things
into words": 12-15 year old
students' interest for writing. In P. Boscolo & S.
Hidi (Eds.), Motivation and
writing: Research and school practice. New York,
NY: Kluwer
Academic/Plenum.
30
Lukman & Gusnawati. (2013). Rancangan model
pembinaan, pengembangan, dan pelestarian
bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan dari
ancaman kepunahan. Disajikan dalam Seminar
Antarbangsa II Arkeologi, Sejarah, dan Budaya
di Alam Melayu 26 – 27 November 2013, Istitut
Alam dan Tamadun Melayu (ATMA)
Universitas Kebangsaan Malaysia.
Munirah & Sulfasyah (2016). Profil Pembelajaran Bahasa
Daerah Bugis di Kabupaten Bone. Laporan
Penelitian. Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Mattulada. H.A. (1998). Sejarah, Masyarakat dan
Kebudayaan Sulawesi Selatan. Bugis:
Hasanuddin University Press.
McLaughlin, B. (1987). Theories of second language
acquisition. London: Edward Arnold.
Munirah. (2014). Pengembangan Model Pembelajaran
Menulis Paragraf berbasis Konstruktivisme pada
Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar.Disertasi.
Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar.
Munirah,dkk. (2018). Model P2RE dalam Pembelajaran
Menulis. Prosiding.
Munirah & Sulfasyah. 2018. Prosiding UNJ.
67
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya
Tahap 3:
Membimbing peserta
didik pada Fase
Monitoring
Peserta didik
dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik
menerima pesan yang
mereka dapat pahami
Guru meminta salah
seorang peserta didik
untuk
mempresentasikan
tugasnya dan peserta
didik lain
menyimak;
Guru melakukan
refleksi dari hasil
pembelajaran;
Guru memberi
komentar dan
memberi
penghargaan dari
hasil tugas peserta
didik;
Guru bersama peserta
didik mendiskusikan
hasil yang telah
66
Guru memberikan
pengantar kepada
peserta didik,
memotivasi, dan
membuka cakrawala
berpikir peserta
tentang materi
pelajaran dalam
kehidupan nyata;
Apersepsi dengan
mengadakan tanya
jawab pada pelajaran
sebelumnya; dan
Guru menyampaikan
Kompotensi dasar,
tema, dan materi
pembelajaran.
Tahap 2:
Memfasilitasi peserta
didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
mengeksplorasi
bahasa daerah Bugis
dengan mengkaji
bahan ajar;
Guru memberi tugas
kepada peserta didik
menggunakan LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
31
Munirah & Sulfasyah (2017). Minat Belajar Bahasa
Daerah Siswa SD. Laporan Penelitian
Pelras, C. (1996). The Bugis. Oxford: Blackwell
Publishers Ltd.
Poerwadi, P. (2008). Penanganan bahasa Dayak yang
hampir punah dan sudah punah. Makalah dalam
Kongres IX Bahamas Indonesia, Jakarta.
Pramod, P. N, & Kad, M. (2013). Understanding the
importance of vernacular medium
schools in India today. International Journal of
Advanced System and Social Engineering
Research, Vol 3, Issue 1, 12-17.
Schmidt, Annette. (1985). The fate of ergativity in dying
Dyirbal. Language. Vol. 61, No. 2: 378–396.
Sugiyono. (2013). Pelindungan bahasa daerah dalam
Kerangka Kebijakan Nasional Kebahasaan.
[http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanba
hasa/artikel/],
diakses tanggal 20 Maret 2015.
Sujadi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta. Rineka cipta.
Taha, Z. (2008). Gapura bahasa: Kumpulan makalah
pilihan tentang bahasa dan pengajaran bahasa.
Bugis: UNM.
32
Tim Penyusun Buku Pedoman Pengajaran Bahasa Jawa
untuk Siswa SMA. (2010). Buku Pedoman
Pengajaran Bahasa Jawa untuk siswa SMA.
Yogyakarta: Biro Administrasi Pembangunan,
Sekretariat Daerah Provinsi DIY.
65
� Guru mengecek
kesiapan diri
dengan mengisi
lembar kehadiran
dan memeriksa
kerapihan pakaian,
posisi dan tempat
duduk disesuaikan
dengan kegiatan
pembelajaran.
� Menginformasikan
tema yang akan
dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.
� Guru
menyampaikan
tahapan kegiatan
yang meliputi
kegiatan
mengamati,
menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan
dan menyimpulkan.
Inti Tahap 1: Orientasi Siswa
pada Fase Pemerolehan
Guru mengecek
kesiapan peserta
didik;
150 menit
64
� Setelah mencari informasi keragaman teman
sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu
menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan
untuk menghormati keberagaman dalam bentuk
tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis
Makassar)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan
salam dan mengajak
semua siswa
berdo’a menurut
agama dan
keyakinan masing-
masing.
10 menit
33
L
A
M
P
I
R
A
N
34
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
SDN______
_______
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
63
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
4.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang
keluarga dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata
Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “Lasabbara”
dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
siswa mampu menjelaskan tentang adat
keluarga yang ada di Sulawesi Selatan dalam
bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “lasabbara”, siswa
mampu mengolah informasi dalam bentuk peta
pikiran dengan benar.
62
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : _______
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 4
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
35
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil
pengamatan tentang Budaya dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Bugis lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata
Lontara
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks
laporan hasil pengamatan tentang gaya,
gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya
dalam bahasa Bugis lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah kosakata baku
Indikator :
3.1.1 Mengolah informasi dari teks
“Mengenal Suku Bugis ” dalam bentuk
peta pikiran
4.1.1Menyajikan teks laporan hasil
pengamatan tentang gaya, gerak, energi
panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa
36
Bugis lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
siswa mampu menjelaskan keberagaman yang
ada di Sulawesi Selatan dalam bentuk tulisan
dengan benar.
� Setelah membaca teks “Mengenal Suku Bugis”,
siswa mampu mengolah informasi dalam
bentuk peta pikiran dengan benar.
� Setelah mencari informasi keragaman teman
sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu
menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan
untuk menghormati keberagaman dalam bentuk
tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : PAMIS dalam Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
61
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat tokoh
pahlawan
Peta pikiran memuat bahasa
bugis.
Peta pikiran memuat Raja Sultan
Hasanuddin.
Peta pikiran memuat perjuangan
kemerdekaan Indonesia di
Sulawesi Selatan.
60
tentang
pembelajaran yang
telah diikuti.
� Melakukan
penilaian hasil
belajar
� Mengajak semua
siswa berdo’a
menurut agama dan
keyakinan masing-
masing (untuk
mengakhiri
kegiatan
pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
37
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka
si
Wakt
u
Pendahul
uan
Tahap 1: Orientasi Peserta didik
pada Fase Pemerolehan
1) Guru
memberikan
salam dan
mengajak semua
siswa berdo’a
menurut agama
dan keyakinan
masing-masing.
2) Guru mengecek
kesiapan diri
dengan mengisi
lembar kehadiran
dan memeriksa
kerapihan
pakaian, posisi
dan tempat duduk
disesuaikan
dengan kegiatan
pembelajaran.
3) Guru
memberikan
pengantar kepada
peserta didik,
10
menit
38
memotivasi, dan
membuka
cakrawala
berpikir peserta
tentang materi
pelajaran dalam
kehidupan nyata;
4) Apersepsi dengan
mengadakan
tanya jawab pada
pelajaran
sebelumnya; dan
5) Guru
menyampaikan
Kompotensi
dasar, tema, dan
materi
pembelajaran.
6) Menginformasika
n tema yang akan
dibelajarkan yaitu
tentang ”
budaya”.
7) Guru
menyampaikan
tahapan kegiatan
yang meliputi
kegiatan
mengamati,
menanya,mengek
59
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa
secara berkelompok
dan memfasilitasi
Peserta didik
mengamati gambar
pahlawan
Guru membantu
menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi
pemerolehan konsep
Bahasa
Penutup � Bersama-sama
siswa membuat
kesimpulan /
rangkuman hasil
belajar selama
sehari
� Bertanya jawab
tentang materi yang
telah dipelajari
(untuk mengetahui
hasil ketercapaian
materi)
� Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
menyampaikan
pendapatnya
15 menit
58
1) Guru melakukan
pengujian dan
menyusun kembali
pengetahuan yang
dikonstruksikan pada
fase input melalui
diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan
pembelajaran melalui
presentasi/penyajian
hasil kerja tugas dan
pemberian kuis
Tahap 5:
mempasilitasi peserta
didik dalam Fase
Saringan
Guru menyaring
secara efektif kendala
dalam pemerolehan
Bahasa
Diciptakan
lingkungan yang
kondusif bagi peserta
didik yang untuk
belajar dengan aman
dan nyaman tanpa
merasa takut atau
malu dalam membuat
kesalahan dan
mengambil resiko
39
splorasi,
mengomu-
nikasikan,dan
menyimpulkan.
Inti Tahap 2: Memfasilitasi peserta
didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi peserta
didik dalam mengeksplorasi
bahasa daerah Bugis dengan
mengkaji bahan ajar;
Guru memberi tugas kepada
peserta didik menggunakan
LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya.
Tahap 3: Membimbing peserta
didik pada Fase Monitoring
Peserta didik dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik menerima
pesan yang mereka dapat
pahami
Guru meminta salah seorang
peserta didik untuk
mempresentasikan tugasnya
dan peserta didik lain
menyimak;
150
menit
40
Guru melakukan refleksi dari
hasil pembelajaran;
Guru memberi komentar dan
memberi penghargaan dari
hasil tugas peserta didik;
Guru bersama peserta didik
mendiskusikan hasil yang
telah dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4: mengarahkan perserta
didik peseta didik pada Fase
Input
1) Guru melakukan pengujian
dan menyusun kembali
pengetahuan yang
dikonstruksikan pada fase
input melalui diskusi kelas
2) Guru mengevalusi
keberhasilan pembelajaran
melalui presentasi/penyajian
hasil kerja tugas dan
pemberian kuis
Tahap 5: mempasilitasi peserta
didik dalam Fase Saringan
Guru menyaring secara
efektif kendala dalam
pemerolehan Bahasa
Diciptakan lingkungan yang
kondusif bagi peserta didik
yang untuk belajar dengan
57
Peserta didik
dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik
menerima pesan yang
mereka dapat pahami
Guru meminta salah
seorang peserta didik
untuk
mempresentasikan
tugasnya dan peserta
didik lain
menyimak;
Guru melakukan
refleksi dari hasil
pembelajaran;
Guru memberi
komentar dan
memberi
penghargaan dari
hasil tugas peserta
didik;
Guru bersama peserta
didik mendiskusikan
hasil yang telah
dipresentasikan oleh
peserta didik.
Tahap 4:
mengarah perserta
didik peseta didik
pada Fase Input
56
pelajaran dalam
kehidupan nyata;
Apersepsi dengan
mengadakan tanya
jawab pada pelajaran
sebelumnya; dan
Guru menyampaikan
Kompotensi dasar,
tema, dan materi
pembelajaran.
Tahap 2:
Memfasilitasi peserta
didik pada Fase Alami
Guru memfasilitasi
peserta didik dalam
mengeksplorasi
bahasa daerah Bugis
dengan mengkaji
bahan ajar;
Guru memberi tugas
kepada peserta didik
menggunakan LKS;
Peserta didik
dikelompokkan.
Peserta didik diberi
kesempatan untuk
menuangkan idenya
Tahap 3:
Membimbing peserta
didik pada Fase
Monitoring
41
aman dan nyaman tanpa
merasa takut atau malu
dalam membuat kesalahan
dan mengambil resiko
Guru membimbing
pelaksana tugas siswa secara
berkelompok dan
memfasilitasi
Peserta didik mengamati
kebudayaan di Sulawesi
Selatan
Guru membantu menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi pemerolehan
konsep Bahasa
Penutup � Bersama-sama peserta
didik membuat kesimpulan
/ rangkuman hasil belajar
selama sehari
� Bertanya jawab tentang
materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil
ketercapaian materi)
� Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
menyampaikan
pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah
diikuti.
15
menit
42
� Guru menyampaikan
pesan-pesan moral
� Mengajak semua peserta
didik berdo’a menurut
agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat rumah
adat.
Peta pikiran memuat
bahasa.
Peta pikiran memuat alat
musik tradisional.
55
duduk disesuaikan
dengan kegiatan
pembelajaran.
� Menginformasikan
tema yang akan
dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya
Kebersamaan”.
� Guru
menyampaikan
tahapan kegiatan
yang meliputi
kegiatan
mengamati,
menanya,
mengeksplorasi,
mengomunikasikan
dan menyimpulkan.
Inti Tahap 1: Orientasi Siswa
pada Fase Pemerolehan
Guru mengecek
kesiapan peserta
didik;
Guru memberikan
pengantar kepada
peserta didik,
memotivasi, dan
membuka cakrawala
berpikir peserta
tentang materi
150 menit
54
yang ada di Sulawesi Selatan dalam bentuk
tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis
Makassar)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan � Guru memberikan
salam dan mengajak
semua siswa
berdo’a menurut
agama dan
keyakinan masing-
masing.
� Guru mengecek
kesiapan diri
dengan mengisi
lembar kehadiran
dan memeriksa
kerapihan pakaian,
posisi dan tempat
10 menit
43
Peta pikiran memuat
makanan tradisional.
Peta pikiran memuat tarian
tradisional.
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN_________
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
53
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil
pengamatan tentang tokoh pahlawan dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “Sultan
Hasanuddin” dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
siswa mampu mengetahui nama tokoh
pahlawan yang ada di Sulawesi Selatan dalam
bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “Pahlawan Sultan
Hasanuddin”, siswa mampu mengolah
informasi dalam bentuk peta pikiran dengan
benar.
� Setelah mencari informasi nama tokoh
pahlawan teman sekelasnya dan berdiskusi,
siswa mampu menjelaskan sikap yang harus
ditunjukkan untuk menghormati para pahlawan
52
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : _____________
Kelas / Semester : IV (Empat) / 1
Tema 1 : Indahnya
Kebersamaan
Sub Tema 1 : Keberagaman
Budaya
Bangsaku
Pembelajaran : 3
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6
x 35 menit)
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara
mengamati (mendengar, melihat, membaca
dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam
bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,
45
dalam karya yang estetis, dalam gerakan
yang mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang mencerminkan peri-laku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR
Kompetensi Dasar
Bahasa Bugis
2.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil
pengamatan tentang Lingkungan dengan
bantuan guru dan teman dalam bahasa Bugis
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata Lontara
Indikator :
� Mengolah informasi dari teks “Lingkungan”
dalam bentuk peta pikiran
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,
peserta didik mampu menjelaskan manfaat
lingkungan yang ada di sekitarnya dalam
bentuk tulisan dengan benar.
� Setelah membaca teks “lingkungan”, peserta
didik mampu mengolah informasi dalam bentuk
peta pikiran dengan benar.
� Setelah mencari informasi tentang lingkungan
teman sekelasnya dan berdiskusi, peserta didik
mampu menjelaskan sikap yang harus
46
ditunjukkan untuk menjaga lingkungan dalam
bentuk tulisan lontara dengan benar.
D. MATERI PEMBELAJARAN
� Buku Teks Bahasa Bugis (Lingkungan)
E. METODE PEMBELAJARAN
� Model : PAMIS dalam Krashen
� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,
tanya jawab, penugasan dan
ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Tahap 1: Orientasi Peserta didik
pada Fase Pemerolehan
� Guru memberikan salam
dan mengajak semua
siswa berdo’a menurut
agama dan keyakinan
masing-masing.
� Guru mengecek kesiapan
diri dengan mengisi
lembar kehadiran dan
memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan
tempat duduk disesuaikan
10
menit
51
H. PENILAIAN
1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa
Bugis)
Kriteria Penilaian Keterangan
Sudah Belum
Peta pikiran memuat
lingkungan
Peta pikiran memuat bahasa
Bugis
Menulis bahasa lontara.
50
Penutup � Bersama-sama siswa membuat
kesimpulan / rangkuman hasil
belajar selama sehari
� Bertanya jawab tentang materi
yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian
materi)
� Guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya
tentang pembelajaran yang
telah diikuti.
� Guru menyampaikan pesen-
pesan Moral.
� Mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan
masing-masing (untuk
mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
15
menit
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya
Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
� Buku teks ‘Bahasa Bugis”
47
dengan kegiatan
pembelajaran.
� Guru memberikan
pengantar kepada peserta
didik, memotivasi, dan
membuka cakrawala
berpikir peserta tentang
materi pelajaran dalam
kehidupan nyata;
� Apersepsi dengan
mengadakan tanya jawab
pada pelajaran
sebelumnya; dan
� Guru menyampaikan
Kompotensi dasar, tema,
dan materi pembelajaran.
� Menginformasikan tema
yang akan dibelajarkan
yaitu tentang
”lingkungan”.
� Guru menyampaikan
tahapan kegiatan yang
meliputi kegiatan
mengamati,
menanya,mengeksplorasi,
mengomu-nikasikan,dan
menyimpulkan.
Inti Tahap 2: Memfasilitasi peserta didik
pada Fase Alami
150
menit
48
Guru memfasilitasi peserta didik
dalam mengeksplorasi bahasa
daerah Bugis dengan mengkaji
bahan ajar;
Guru memberi tugas kepada
peserta didik menggunakan
LKPD;
Peserta didik dikelompokkan.
Peserta didik diberi kesempatan
untuk menuangkan idenya.
Tahap 3: Membimbing peserta didik
pada Fase Monitoring
Peserta didik dibimbing
penyelesaian tugas ;
Peserta didik menerima pesan
yang mereka dapat pahami
Guru meminta salah seorang
peserta didik untuk
mempresentasikan tugasnya dan
peserta didik lain menyimak;
Guru melakukan refleksi dari
hasil pembelajaran;
Guru memberi komentar dan
memberi penghargaan dari hasil
tugas peserta didik;
Guru bersama peserta didik
mendiskusikan hasil yang telah
dipresentasikan oleh peserta
didik.
49
Tahap 4: mengarah perserta didik
peseta didik pada Fase Input
3) Guru melakukan pengujian dan
menyusun kembali pengetahuan
yang dikonstruksikan pada fase
input melalui diskusi kelas
4) Guru mengevalusi keberhasilan
pembelajaran melalui
presentasi/penyajian hasil kerja
tugas dan pemberian kuis.
Tahap 5: mempasilitasi peserta didik
dalam Fase Saringan
Guru menyaring secara efektif
kendala dalam pemerolehan
Bahasa
Diciptakan lingkungan yang
kondusif bagi peserta didik yang
untuk belajar dengan aman dan
nyaman tanpa merasa takut atau
malu dalam membuat kesalahan
dan mengambil resiko
Guru membimbing pelaksana
tugas siswa secara berkelompok
dan memfasilitasi
Peserta didik mengamati
lingkungan
Guru membantu menyaring
pembelajaran dengan
mengevaluasi pemerolehan
konsep Bahasa