dr. munirah, m.pd penulis dilahirkan tahun 1968 di mare

53
EVALUASI Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare-Bone Tahun 1984 lulus SD Negeri 240 Kecamatan Mare, Tahun 1987 lulus SMA Negeri Kecamatan Mare, tahun 1992 Lulus S1 Bahasa Indonesia di UNHAS. Dan Tahun 2002 lulus S2 Pendidikan Bahasa. Pada Tahun 2014 menyelesaikan S3 di UNHAS Bidang Linguistik. Dosen kopertis wilayah IX DPK Unismuh Makassar sejak tahun 1994

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

EVALUASI Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare-Bone Tahun 1984 lulus SD Negeri 240 Kecamatan Mare, Tahun 1987 lulus SMA Negeri Kecamatan Mare, tahun 1992 Lulus S1 Bahasa Indonesia di UNHAS. Dan Tahun 2002 lulus S2 Pendidikan Bahasa. Pada Tahun 2014 menyelesaikan S3 di UNHAS Bidang Linguistik. Dosen kopertis wilayah IX DPK Unismuh Makassar sejak tahun 1994

Page 2: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

Model Pembelajaran PAMIS

Berdasarkan Teori Krashen

Penulis

`âÇ|Üt{ wtÇ fâÄytáçt{

Page 3: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

MODEL PEMBELAJARAN PAMIS

BERDASARKAN TEORI KRASHEN

Penulis

Munirah dan Sulfasyah

ISBN: 9786237 349044

Editor

Prof. Dr. H. M.Ide Said DM., M.Pd.

Penyunting

Akram Budiman Yusuf, S.Pd., M.Pd.

Desain sampul dan tata letak

Lukman, S. Pd., M. Pd.

Distributor

Perpustakaan Unismuh Makassar

Cetakan Pertama 2019

Hak cipta dilindungi undang-undang dilarang

memperbanyak karya tulis ilmiah dalam bentuk dan

dengan cara apapun tanpa izin dari penerbit

Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan

(KDT)

Page 4: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah

Rabbul Alamin, karena atas izin-Nya sehingga penulis dapat

menyajikan modul Model Pembelajaran Bahasa.

Tujuan dari penulisan buku ini ialah untuk melengkapi

bahan bacaan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah Teori dan

Model Pembelajaran. Namun, adanya model dan strategi ini

bukan dimaksudkan sebagai satu-satunya pegangan yang harus

dipergunakan oleh mahasiswa dalam mata kuliah Model dan

Strategi bahasa Pembelajaran . Oleh karena itu, di samping

membaca buku ini, mahasiswa perlu untuk membaca literatur-

literatur lain yang telah ditetapkan.

Materi yang diuraikan di dalam buku ini lebih

menekankan kepada pentingnya model pembelajaran terhadap

pembelajaran inovatif. Secara garis besar materi yang terdapat di

dalam buku ini adalah pendahuluan, Pembelajaran Tematik,

Pembelajaran Kooperatif, dan Model Pembelajaran Bahasa

Daerah Bugis berdasarkan Krashen. Diharapkan kepada

pembaca agar setelah membaca materi yang terdapat di dalam

buku ini, dapat memiliki pemahaman yang komprehensif

terhadap model pembelajaranbahasa Bugis. Dengan dasar itulah

sehingga penulis menyarankan kepada siswa dan guru, dosen

Page 5: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

atau profesi apapun yang memiliki kepedulian terhadap bahasa

daerah Bugis.

Tim peneliti PPDM menyampaikan terima kasih atas

bantuan dana Hibah Penelitian dari DRPM Kemenristek Dikti

sehingga program ini dapat berjalan sesuai rencana dan ucapan

yang sama kami hanturkan kepada Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, Ketua LP3M Unismuh Makassar,

Dinas, kepala sekolah, dan guru Mulok Bahasa daerah Bugis di

Kabupaten Pangkep dan Kabupaten Wajo.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dalam menerbitan buku ini.

Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan buku ini

di masa yang akan datang.

Makassar, 08 Agustus 2018

Penulis

Munirah dan Sulfasyah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ------------------------------------ i

DAFTAR ISI ----------------------------------------------- ii

BAB I PENDAHULUAN -------------------------------- 1

A. Latar Belakang ---------------------------------------- 1

B. Tujuan -------------------------------------------------- 4

BAB II SEKILAS BAHASA BUGIS DAN TEORI

KRASHEN ------------------------------------------------- 9

A. Sekilas tentang Bahasa Daerah Bugis ------------- 9

B. Sekilas Tentang Teori Monitor Krashen dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa 12

BAB III MODEL PEMBELAJARAN PAMIS ----- 18

A. Pengertian Model Pembelajaran ------------------- 18

B. Model Pembelajaran Berdasarkan Krashen ------ 22

DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------- 28

LAMPIRAN ------------------------------------------------ 33

Page 6: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

96

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat kalimat.

Peta pikiran memuat bahasa

Bugis.

Peta pikiran memuat ragam

kalimat.

Mengetahui

Kepala Sekolah,

( __________ )

NIP ..................................

........, ...................... 20....

Guru Kelas IV

( __________ )

NIP ..................................

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan

budaya yang melimpah, yang antara lain diperlihatkan

melalui berbagai macam ragam bahasa daerah. Bahasa

daerah bukan hanya sebagai alat penghubung di dalam

keluarga dan masyarakat daerah, tapi juga sebagai

lambang identitas daerah dan lambang kebanggaan daerah

itu sendiri (Lukman & Gusnawati, 2013; Pramod & Kad,

2013).

Hasil penelitian Badan Pengembangan dan

Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kompas, 2012) menunjukkan bahwa pada

tahun 2012 jumlah bahasa dan sub bahasa di seluruh

Indonesia mencapai 546 bahasa. Di Sulawesi Selatan

sendiri terdapat tujuh jumlah bahasa daerah, salah satunya

adalah bahasa daerah Bugis.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pergeseran bahasa daerah di Indonesia yang mengancam

kepunahan bahasa daerah tersebut (Gunarwan, 2005;

Page 7: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

2

Lukman & Gusnawati, 2013; Poerwadi, 2008). Lukman &

Gusnawati (2013) menyatakan bahwa masalah yang

dihadapi bahasa daerah saat ini adalah kedudukan dan

fungsinya tidak lagi sesuai dengan kedudukan dan fungsi

yang diberikan kepadanya. Yaitu, bahasa daerah tidak lagi

mendapatkan tempat sebagai lambang kebanggaan

daerah, tidak lagi dijadikan sebagai identitas yang

membanggakan, begitu juga fungsinya tidak lagi

dijadikan bahasa komunikasi utama dalam kehidupan

keluarga dan masyarakat pendukungnya. Selain itu,

fungsinya juga sudah bergeser, yaitu tidak lagi digunakan

sebagai bahasa pengantar di sekolah dasar utamanya di

kelas rendah. Memudarnya kedudukan dan fungsi bahasa

daerah itu menyebabkan timbulnya keperihatinan yang

mendalam terhadap ancaman kepunahan bahasa-bahasa

daerah tersebut (Gunarwan, 2005; Lukman & Gusnawati,

2013; Poerwadi, 2008).

Di Sulawesi Selatan saat ini terdapat sejumlah bahasa

daerah yang didukung oleh penutur yang cukup besar,

seperti Bugis, Makassar, Toraja, dan Massenrengpulu.

Meskipun keempat kelompok bahasa daerah di Sulsel

memiliki pendukung yang cukup besar, hasil penelitian

95

secara berkelompok dan

memfasilitasi

Peserta didik mengamati

lingkungan

Guru membantu menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi pemerolehan

konsep Bahasa

Penutup � Bersama-sama siswa

membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar

selama sehari

� Bertanya jawab tentang

materi yang telah

dipelajari (untuk

mengetahui hasil

ketercapaian materi)

� Guru memberi

kesempatan kepada siswa

untuk menyampaikan

pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah

diikuti.

� Melakukan penilaian hasil

belajar

� Mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-

masing (untuk mengakhiri

kegiatan pembelajaran)

15 menit

Page 8: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

94

telah dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4: mengarah

perserta didik peseta

didik pada Fase Input

1) Guru melakukan pengujian

dan menyusun kembali

pengetahuan yang

dikonstruksikan pada fase

input melalui diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan pembelajaran

melalui

presentasi/penyajian hasil

kerja tugas dan pemberian

kuis

Tahap 5: mempasilitasi

peserta didik dalam Fase

Saringan

Guru menyaring secara

efektif kendala dalam

pemerolehan Bahasa

Diciptakan lingkungan

yang kondusif bagi peserta

didik yang untuk belajar

dengan aman dan nyaman

tanpa merasa takut atau

malu dalam membuat

kesalahan dan mengambil

resiko

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa

3

menunjukkan bahwa terjadi penurunan pemilihan dan

penggunaan bahasa daerah itu sebagai bahasa komunikasi

utama bagi pendukungnya. Hasil Penelitian Amir pada

tahun 2009 di Kabuaten Pangkep yang di kutip pada

Lukman dan Gusnawati (2013) menunjukkan bahwa

persentase pemilihan bahasa masyarakat Pangkep

berdasarkan kelompok usia didominasi oleh pemilihan

dan penggunaan bahasa Indonesia. Pemilihan bahasa

Indonesia mengungguli bahasa Bugis dan bahasa

Makassar meskipun penduduuk Kabupaten Pangkep

adalah suku Bugis dan Makassar. Berdasarkan

persentasenya, anak-anak yang memilih bahasa Indonesia

dalam berkomunikasi dalam berbagai ranah mencapai

79%, dibandingkan dengan bahasa Bugis yang hanya

berkisar 13,8% sementara bahasa Makassar hanya 7,1%.

Ini menandakan bahwa eksistensi bahasa daerah sebagai

bahasa ibu/identitas etnis orang Bugis atau Makassar

diperkirakan akan hilang atau punah dalam beberapa

dekade mendatang (Lukman dan Gusnawati, 2013). Hasil

penelitian Amir juga menunjukkan bahwa persentase

anak-anak yang menggunakan bahasa Bugis hanya

berkisar 17,05% dan Makassar hanya 7,33%,

Page 9: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

4

dibandingkan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang

mencapai 74, 93%.

Senada dengan hal tersebut, hasil penelitian Lukman

dan Gusnawati (2013) juga menunjukkan terjadinya

pergeseran bahasa-bahasa daerah di empat wilayah

pemakaian bahasa daerah utama di Sulawesi Selatan

(Bugis, Makassar, Toraja, Enrekang). Rata-rata

pergeseran yang terjadi pada wilayah perkotaan

mencapai 52,20% sementara pada wilayah pedesaan rata-

rata 19,15%. Tingkat persentase tersebut menunjukkan

bahwa bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan sudah

masuk dalam kategori tidak aman (endangered language)

dan berpotensi untuk mengalami kepunahan. Oleh karena

itu, upaya penekanan laju pergeseran bahasa tersebut

sangat urgen dilaksanakan agar bahasa-bahasa daerah di

Sulawesi Selatan tetap lestari.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk

melestaraikan bahasa daerah, salah satunya adalah melalui

pendidikan formal dimana bahasa daerah diajarkan pada

lembaga pendidikan formal (Sugiyono, 2013). Pada

beberapa bahasa daerah, hal itu sudah lama dilakukan.

Misalnya, sejak tahun ajar 2005/2006, bahasa Jawa wajib

93

daerah Bugis dengan

mengkaji bahan ajar;

Guru memberi tugas

kepada peserta didik

menggunakan LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya

Tahap 3: Membimbing

peserta didik pada Fase

Monitoring

Peserta didik dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik menerima

pesan yang mereka dapat

pahami

Guru meminta salah

seorang peserta didik untuk

mempresentasikan

tugasnya dan peserta didik

lain menyimak;

Guru melakukan refleksi

dari hasil pembelajaran;

Guru memberi komentar

dan memberi penghargaan

dari hasil tugas peserta

didik;

Guru bersama peserta didik

mendiskusikan hasil yang

Page 10: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

92

yaitu tentang ”Indahnya

Kebersamaan”.

� Guru menyampaikan

tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan

mengamati, menanya,

mengeksplorasi,

mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

Inti Tahap 1: Orientasi Siswa pada

Fase Pemerolehan

Guru mengecek kesiapan

peserta didik;

Guru memberikan

pengantar kepada peserta

didik, memotivasi, dan

membuka cakrawala

berpikir peserta tentang

materi pelajaran dalam

kehidupan nyata;

Apersepsi dengan

mengadakan tanya jawab

pada pelajaran

sebelumnya; dan

Guru menyampaikan

Kompotensi dasar, tema,

dan materi pembelajaran.

Tahap 2: Memfasilitasi

peserta didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi peserta

didik dalam

mengeksplorasi bahasa

150 menit

5

diajarkan di SLTA (Tim Penyusun Buku Pedoman

Pengajaran Bahasa Jawa untuk Siswa SMA, 2010). Di

daerah Sulawesi Selatan sendiri, bahasa daerah diajarkan

pada sekolah dasar. Namun pembelajaran bahasa daerah

sejauh ini cenderung diajarkan dengan menggunakan

metode tradisional. Hasil observasi awal Peneliti di

sekolah-sekolah yang mengajarkan bahasa daerah Bugis

menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa daerah

menggunakan metode tradisional yang rata-rata berfokus

pada penghafalan abjak lontara bahasa Bugis serta

penguasaan tata bahasa saja. Akibatnya minat belajar

siswa pada bahasa daerah Bugis rendah.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa

minat merupakan salah satu faktor penting yang

mempengaruhi terbentuknya motivasi yang memberi

dampak pada keterlibatan dan prestasi siswa dalam

belajar (Chen, 2001; Chen & Ennis, 2004; Chen & Shen ,

2004; Hidi & Harackiewicz , 2000). Selanjutnya, hasil

penelitian menunjukkan bahwa minat dapat ditingkatkan

melalui manipulasi atau modifikasi aspek-aspek tertentu

dari lingkungan belajar dan faktor kontekstual seperti

strategi pengajaran, pemberian tugas dan penataan

Page 11: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

6

pengalaman belajar (Ennis, Cothran & Davidson, 1997;

Lipstein & Renninger, 2006).

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian terapan

ini bermaksud mengidentifikasi dan mengembangkan

model-model dan perangkat pembelajaran bahasa daerah

Bugis di sekolah dasar yang dapat meningkatkan minat

belajar siswa dan sekaligus sebagai upaya pelestarian

bahasa daerah Bugis sebagai bahasa daerah dengan

penutur terbanyak di Sulawesi Selatan. Pengembangan

model-model pembelajaran dan perangkat pembelajaran

bahasa daerah termasuk penyusunan bahan ajar tersebut

akan mengintegrasikan kearifan local dan dilakukan

berdasarkan teori Monitor yang diperkenalkan oleh

Krashen (1982, 1985) mengenai pemerolehan bahasa

kedua. Teori ini dipilih berdasarkan hasil penelitian yang

telah dikemukakan sebelumnya bahwa rata-rata generasi

muda usia sekolah saat ini utamanya yang berdomisili di

kota besar menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pertama, sementara banyak yang tidak menguasai bahasa

daerah. Menurut Krashen (1982), pembelajaran bahasa

kedua lebih efektif apabila diperlakukan selayaknya

‘language acquisition’ yang diperoleh secara tidak sadar

91

menghormati keberagaman dalam bentuk tulisan

lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis

Makassar)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan � Guru memberikan salam

dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan

masing-masing.

� Guru mengecek kesiapan

diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan

memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

� Menginformasikan tema

yang akan dibelajarkan

10 menit

Page 12: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

90

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

8.1 Menggali informasi tentang kalimat dengan

bantuan guru dan teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “Ragam Kalimat”

dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati ragam kalimat dan diskusi

kelas, siswa mampu menjelaskan tentang adat

ragam kalimat yang ada di Sulawesi Selatan

dalam bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “Ragam Kalimat”, siswa

mampu mengolah informasi dalam bentuk peta

pikiran dengan benar.

� Setelah mencari informasi keragaman teman

sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu

menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk

7

atau tidak langsung seperti halnya dalam pembelajaran

bahasa pertama. Teori ini telah banyak mempengaruhi

kesuksesan pembelajaran bahasa kedua maupun bahasa

asing di berbagai negara (Bahrani, 2011; Gulzar, Gulnaz

& Ijaz, 2014; McLaughlin, 1987).

Penelitian yang diusulkan sejalan dengan Rencana

Induk Penelitian (RIP) Universitas Muhammadiyah

Makassar. Seperti yang tercantum pada RIP Unismuh

Makassar 2016-2020, terdapat delapan program unggulan

penelitian. Salah satunya adalah ‘Pendidikan dan

pengajaran berbasis quality culture, research dan kearifan

lokal yang bervisi global’. Arah dari program unggulan ini

antara lain mengembangkan model pendidikan mulai pada

tingkat dasar sampai perguruan tinggi dan

mengembangkan model pembelajaran berbasis lokal

untuk menarik minat belajar peserta didik. Pada RIP

Unismuh Makassar digambarkan peta jalan penelitian

Unismuh Makassar pada tahun 2018 akan berfokus pada

penelitian penerapan yang antara lain akan menghasilkan

model dan perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP

dan Bahan Ajar.

Page 13: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

8

Tujuan umum penelitian ini adalah membantu

melestarikan eksistensi bahasa daerah Bugis melalui

pengembangan model dan perangkat pembelajaran bahasa

daerah Bugis yang inovatif dan aktif yang merangsang

minat belajar bahasa daerah siswa sehingga berdampak

pada meningkatnya kecintaan dan kebanggan mereka

dalam berbahasa daerah. Secara khusus, tujuan penelitian

ini adalah:

1. Mengembangkan model pembelajaran bahasa daerah

Bugis berdasarkan teori Monitor Krashen di kelas

tinggi sekolah dasar.

2. Mengembangkan perangkat pembelajaran bahasa

daerah Bugis yang mengakomodir kearifan lokal di

kelas tinggi sekolah dasar sesuai model yang

dikembangkan.

3. Menginvestigasi bagaimana implementasi model dan

perangkat pembelajaran bahasa daerah Bugis

berdasarkan teori Monitor Krashen dapat

meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas

tinggi dalam belajar bahasa daerah Bugis.

89

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan :

__________

_____

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 8

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

Page 14: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

88

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat mahluk

hidup hewan.

Peta pikiran memuat bahasa

bugis.

Peta pikiran memuat

perkembangbiakan.

Peta pikiran memuat jenis-

jenis hewan.

9

BAB II

SEKILAS BAHASA BUGIS DAN TEORI

KRASHEN

A. Sekilas Tentang Bahasa Daerah Bugis

Bahasa Bugis merupakan salah satu dari rumpun

bahasa Austronesia yang digunakan oleh

etnik Bugis di Sulawesi Selatan. Penutur bahasa Bugis

berdasarkan sensus penduduk 1991 mencapai 3,5 juta

jiwa (Taha, 2008). Bahasa Bugis adalah salah satu bahasa

daerah terpenting dan terluas pemakaiannya di Sulawesi

Selatan. Wilayah pemakaian bahasa Bugis pada

umumnya berada dibagian tengah dan utara jazirah

Provinsi Sulawesi Selatan, yakni sebagian

Kabupaten Maros, Kabupaten Pangkep,

Kabupaten Barru, Kota Parepare, Kabupaten Pinrang,

sebahagian kabupaten Enrekang, sebahagian

kabupaten Majene, Kabupaten Luwu,

Kabupaten Sidenreng Rappang, Kabupaten Soppeng,

Kabupaten Wajo, Kabupaten Bone, Kabupaten Sinjai,

sebagian Kabupaten Bulukumba, dan sebagian

Kabupaten Bantaeng. Luasnya persebaran pemakaian

bahasa Bugis menurut Taha (2008) diakibatkan langsung

Page 15: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

10

oleh karakter sifat-sifat suku bangsa pendukungnya yang

terkenal sebagai pelaut, perantau, dan terkesan dinamis,

agresif, dan ekspansif.

Gambar 2. Peta Penutur Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan

Sumber: Google Image

Secara umum, ejaan bahasa Bugis menganut

sistem ejaan fonetik, yaitu satu bunyi dilambangkan

dengan satu huruf atau satu tanda. Di samping itu, bahasa

Bugis mempunyai abjad sendiri, yang disebut Lontara,

meskipun dewasa ini penulisannya banyak juga ditulis

dengan menggunakan huruf Latin. Karya sastra besar

87

berkelompok dan

memfasilitasi

Peserta didik mengamati

lingkungan

Guru membantu menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi pemerolehan

konsep Bahasa

Penutup � Bersama-sama siswa

membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar

selama sehari

� Bertanya jawab tentang

materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

� Guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk

menyampaikan

pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah

diikuti.

� Melakukan penilaian hasil

belajar

� Mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing

(untuk mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

15 menit

Page 16: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

86

Guru bersama peserta didik

mendiskusikan hasil yang

telah dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4: mengarah

perserta didik peseta didik

pada Fase Input

1) Guru melakukan pengujian

dan menyusun kembali

pengetahuan yang

dikonstruksikan pada fase

input melalui diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan pembelajaran

melalui presentasi/penyajian

hasil kerja tugas dan

pemberian kuis

Tahap 5: mempasilitasi

peserta didik dalam Fase

Saringan

Guru menyaring secara

efektif kendala dalam

pemerolehan Bahasa

Diciptakan lingkungan yang

kondusif bagi peserta didik

yang untuk belajar dengan

aman dan nyaman tanpa

merasa takut atau malu

dalam membuat kesalahan

dan mengambil resiko

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa secara

11

dunia yaitu I Lagaligo menggunakan Bahasa Bugis tinggi

yang disebut bahasa Torilangi.

Gambar 3. Huruf Lontara Bahasa Bugis Sumber: Google Image

Saat ini, bahasa Bugis hanya diajarkan sebagai

muatan lokal pada sekolah dasar dan sekolah menengah

pertama di wilayah-wilayah yang menggunakan bahasa

tersebut. Kompetensi pembelajaran yang akan dicapai

disusun oleh masing-masing satuan pendidikan dan saat

ini masih mengikuti kurikulum KTSP. Bahan ajar yang

digunakan menggunakan buku teks komersial dimana

kegiatan pembelajaran lebih banyak difokuskan pada

hafalan aksara lontara dan menerjemahkan kosa kata.

Page 17: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

12

B. Sekilas Tentang Teori Monitor Krashen dan

Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa

Krashen (1982, 1985) berpendapat bahwa tidak

ada perbedaan mendasar antara cara kita memperoleh

bahasa pertama dan bahasa kedua. Krashen mengklaim

bahwa manusia memiliki kemampuan bawaan yang

memandu proses pembelajaran bahasa. Bayi belajar

bahasa ibu mereka hanya dengan mendengarkan dengan

penuh perhatian bahasa lisan yang berarti bagi mereka.

Menurut Krashen, bahasa kedua diperoleh dengan cara

yang sama dengan pemerolehan bahasa pertama tersebut.

Krashen mengembangkan Teori Monitor

berdasarkan konsep Chomsky LAD (1985). Teori Monitor

terdiri dari lima hipotesis yang menyediakan kerangka

kerja untuk mengajarkan bahasa kedua yaitu:

1. Hipotesis Pemerolehan dan Pembelajaran (The

Acquisition vs. Learning Hypothesis).

2. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order

Hypothesis);

3. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)

4. Hipotesis Input (The Input Hypothesis);

85

Tahap 2: Memfasilitasi

peserta didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi peserta

didik dalam mengeksplorasi

bahasa daerah Bugis dengan

mengkaji bahan ajar;

Guru memberi tugas kepada

peserta didik menggunakan

LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya

Tahap 3: Membimbing

peserta didik pada Fase

Monitoring

Peserta didik dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik menerima

pesan yang mereka dapat

pahami

Guru meminta salah seorang

peserta didik untuk

mempresentasikan tugasnya

dan peserta didik lain

menyimak;

Guru melakukan refleksi dari

hasil pembelajaran;

Guru memberi komentar dan

memberi penghargaan dari

hasil tugas peserta didik;

Page 18: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

84

disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

� Menginformasikan tema

yang akan dibelajarkan

yaitu tentang ”Indahnya

Kebersamaan”.

� Guru menyampaikan

tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan

mengamati, menanya,

mengeksplorasi,

mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

Inti Tahap 1: Orientasi Siswa pada

Fase Pemerolehan

Guru mengecek kesiapan

peserta didik;

Guru memberikan pengantar

kepada peserta didik,

memotivasi, dan membuka

cakrawala berpikir peserta

tentang materi pelajaran

dalam kehidupan nyata;

Apersepsi dengan

mengadakan tanya jawab

pada pelajaran sebelumnya;

dan

Guru menyampaikan

Kompotensi dasar, tema,

dan materi pembelajaran.

150 menit

13

5. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter

Hypothesis).

Hipotesis ini meletakkan dasar strategi pengajaran

berbasis komunikasi yang telah menjadi populer pada

pembelajaran bahasa kedua dewasa ini (Bahrani, 2011;

Gulzar, Gulnaz & Ijaz, 2014; McLaughlin, 1987). Berikut

adalah penjelasan secara singkat setiap hipotesis dan

implementasinya pada pembelajaran.

1. Hipotesis Pemerolehan dan Pembelajaran (The

Acquisition vs. Learning Hypothesis)

Menurut Krashen, ada dua cara untuk

mengembangkan kemampuan bahasa: yang pertama

melalui pemerolehan (akusisi) dan yang kedua melalui

belajar (learning). Pemerolehan adalah proses sub-sadar,

seperti dalam kasus seorang anak belajar bahasa pertama

atau orang dewasa 'mengambil' bahasa kedua hanya

dengan tinggal dan bekerja di negara asing. Belajar, di lain

pihak, adalah proses sadar mengembangkan bahasa kedua

atau bahasa asing melalui pelajaran bahasa dan fokus pada

fitur gramatikal bahasa tersebut. Implikasi dari teori ini

Page 19: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

14

adalah bahwa cara optimal mempelajari bahasa adalah

dengan cara pemerolehan bahasa yang dipelajari melalui

komunikasi alami. Oleh sebab itu guru perlu menciptakan

situasi di mana bahasa digunakan untuk memenuhi tujuan

otentik. Keadaan ini membantu siswa untuk 'memperoleh

' bahasa bukan hanya ' belajar ' bahasa.

2. Hipotesis urutan secara alami (The Natural Order

Hypothesis)

Menurut hipotesis ini, bahasa diperoleh dalam

urutan-urutan yang telah diprediksi oleh semua peserta

didik. Pada setiap bahasa, fitur tertentu diperoleh lebih

awal sementara yang lain diperoleh kemudian dalam

proses. Menurut hipotesis ini, guru harus mulai dengan

memperkenalkan konsep-konsep bahasa yang relatif

mudah bagi peserta didik agar mereka dapat ‘

memperoleh’ konsep tersebut dan selanjutnya

menggunakan ‘scaffolding’ untuk memperkenalkan

konsep yang lebih sulit.

3. Hipotesis Monitor (The Monitor Hypothesis)

Hipotesis ini menjelaskan bagaimana

‘pemerolehan’ dan ‘pembelajaran’ digunakan; sistem

83

menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan

untuk menghormati keberagaman dalam bentuk

tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis

Makassar)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan � Guru memberikan salam

dan mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama dan

keyakinan masing-masing.

� Guru mengecek kesiapan

diri dengan mengisi lembar

kehadiran dan memeriksa

kerapihan pakaian, posisi

dan tempat duduk

10 menit

Page 20: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

82

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

5.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang

denah dengan bantuan guru dan teman dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosakata Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “mahluk hidup

hewan” dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

siswa mampu menjelaskan tentang denah

sekolah yang ada di Sulawesi Selatan dalam

bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “denah sekolah”, siswa

mampu mengolah informasi dalam bentuk peta

pikiran dengan benar.

� Setelah mencari informasi keragaman teman

sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu

15

pemerolehan memulai ucapan dan sistem pembelajaran '

memonitor ' ucapan tersebut untuk memeriksa dan

memperbaiki kesalahan. Krashen menyatakan bahwa

monitoring atau pemantauan dapat memberi kontribusi

terhadap keakuratan ucapan tersebut tetapi penggunaan

monitoring harus dibatasi. Krashen berpendapat bahwa

'sistem monitor' kadang-kadang dapat bertindak sebagai

penghalang karena memaksa pelajar untuk melambat dan

lebih fokus pada akurasi daripada kelancaran.

4. Hipotesis Input (The Input Hypothesis)

Hipotesis ini menunjukkan bahwa pemerolehan

bahasa terjadi ketika peserta didik menerima pesan yang

mereka dapat pahami. Konsep ini juga dikenal sebagai

masukan yang dapat dipahami atau comprehensible input.

Akan tetap, Krashen juga berpendapat bahwa

comprehensible input haruslah satu tahap di atas

kemampuan bahasa peserta didik saat ini. Comprehensible

input dilambangkan dengan i + 1 untuk memungkinkan

peserta didik terus maju dengan perkembangan bahasa

mereka. Hipotesis ini menekankan pentingnya

menggunakan bahasa target di kelas. Tujuan dari program

Page 21: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

16

bahasa bagi peserta didik adalah untuk dapat

berkomunikasi secara efektif. Dengan menyediakan

comprehensible input sebanyak-banyaknya di dalam

kelas, guru mampu menciptakan peluang yang lebih

efektif untuk pemerolehan bahasa. Selanjutnya input lebih

dipahami apabila guru menggunakan gambar dan media-

media relevan lainnya, gesture dll.

5. Hipotesis saringan afektif (The Affective Filter

Hypothesis)

Menurut Krashen satu kendala yang dapat muncul

selama pemerolehan bahasa adalah filter afektif yaitu

'saringan' yang dipengaruhi oleh variabel emosional yang

dapat mencegah pembelajaran. Filter hipotetis ini tidak

berdampak secara langsung pada pemerolehan bahasa

namun mencegah input untuk mencapai bagian

pemerolehan bahasa pada otak. Menurut Krashen,

saringan afektif dapat dipicu oleh berbagai macam

variabel seperti kecemasan, rasa percaya diri, motivasi

dan stress. Hipotesis ini mengimplikasikan bahwa penting

diciptakan lingkungan yang kondusif bagi peserta didik

untuk belajar dengan aman dan nyaman tanpa merasa

81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : ____________

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 5

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

Page 22: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

80

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat tempat

tinggal.

Peta pikiran memuat bahasa

Bugis.

Peta pikiran memuat denah kelas.

Peta pikiran memuat senah

rumah.

17

takut atau malu dalam membuat kesalahan dan mengambil

risiko.

Berdasarkan penjelasan di atas, teori Monitor yang

meletakkan dasar strategi pengajaran berbasis komunikasi

(Bahrani, 2011; Gulzar, Gulnaz & Ijaz, 2014;

McLaughlin, 1987) dipandang sesuai diterapkan pada

pembelajaran bahasa daerah Bugis untuk merangsang

pemerolehan bahasa daerah Bugis peserta didik.

Page 23: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

18

BAB III

MODEL PEMBELAJARAN PAMIS

A. Pengertian Model Pembelajaran

Pengertian model pembelajaran adalah kerangka

konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki

nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya. Hal

ini sesuai dengan Permendikbud No.103 Tahun 2014

tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah, Pasal 2.

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan

menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola

pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan

kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan

kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan

terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan

karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh

guru-peserta didik. Pola pembelajaran dikenal dengan

istilah sintak ( Bruce Joyce, 1985)

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan

pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di

79

pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah

diikuti.

� Melakukan penilaian

hasil belajar

� Mengajak semua siswa

berdo’a menurut agama

dan keyakinan masing-

masing (untuk

mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

Page 24: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

78

peserta didik yang untuk

belajar dengan aman dan

nyaman tanpa merasa

takut atau malu dalam

membuat kesalahan dan

mengambil resiko

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa

secara berkelompok dan

memfasilitasi

Peserta didik mengamati

lingkungan

Guru membantu

menyaring pembelajaran

dengan mengevaluasi

pemerolehan konsep

Bahasa

Penutup � Bersama-sama siswa

membuat kesimpulan /

rangkuman hasil belajar

selama sehari

� Bertanya jawab tentang

materi yang telah

dipelajari (untuk

mengetahui hasil

ketercapaian materi)

� Guru memberi

kesempatan kepada

siswa untuk

menyampaikan

15 menit

19

dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).

Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani

Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan

memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Berdasarkan dua

pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merancang dan

melaksanakan proses belajar mengajar.

Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran

adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para

guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk memilih

model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang

Page 25: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

20

akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang

akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat

kemampuan peserta didik. Di samping itu pula, setiap

model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap

(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan

guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain

juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-perbedaan ini,

diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran

yang berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena

itu, guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai

keterampilan mengajar, agar dapat mencapai tujuan

pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan

belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.

Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2011: 142) istilah

model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas

daripada strategi, metode, atau prosedur.

Secara umumnya, model pembelajaran adalah cara

atau teknik penyajian sistematis yang digunakan oleh guru

dalam mengorganisasikan pengalaman proses

pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah

pembelajaran. Definisi singkat lainnya yaitu suatu

pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

77

Guru memberi komentar

dan memberi penghargaan

dari hasil tugas peserta

didik;

Guru bersama peserta

didik mendiskusikan

hasil yang telah

dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4: mengarah

perserta didik peseta

didik pada Fase Input

1) Guru melakukan

pengujian dan menyusun

kembali pengetahuan

yang dikonstruksikan

pada fase input melalui

diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan

pembelajaran melalui

presentasi/penyajian hasil

kerja tugas dan pemberian

kuis

Tahap 5: mempasilitasi

peserta didik dalam Fase

Saringan

Guru menyaring secara

efektif kendala dalam

pemerolehan Bahasa

Diciptakan lingkungan

yang kondusif bagi

Page 26: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

76

Tahap 2: Memfasilitasi

peserta didik pada Fase

Alami

Guru memfasilitasi

peserta didik dalam

mengeksplorasi bahasa

daerah Bugis dengan

mengkaji bahan ajar;

Guru memberi tugas

kepada peserta didik

menggunakan LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya

Tahap 3: Membimbing

peserta didik pada Fase

Monitoring

Peserta didik dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik menerima

pesan yang mereka dapat

pahami

Guru meminta salah

seorang peserta didik

untuk mempresentasikan

tugasnya dan peserta didik

lain menyimak;

Guru melakukan refleksi

dari hasil pembelajaran;

21

Model pembelajaran bisa juga diartikan sebagai

seluruh rangkaian penyajian materi yang meliputi segala

aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang

dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang

digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam

proses belajar mengajar. Model pembelajan sendiri

memiliki makna yang lebih luas dari pada strategi, metode

atau sekedar prosedur pembelajaran.

Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai

macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai

model yang sangat kompleks dan rumit karena

memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Beberapa contoh model-model pembelajaran diantaranya

adalah ceramah, diskusi, demonstrasi, studi kasus,

bermain peran (role play) dan lain sebagainya yang bisa

diterapkan. semuanya memiliki kelemahan dan kelebihan

masing masing.

Model pembelajaran yang baik dan tepat adalah

model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran

bahan kajian atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan

tertentu dengan menggunakan waktu dan dana yang tak

begitu banyak serta mendapatkan siswa mendapatkan

Page 27: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

22

hasil yang maksimal. Model pembelaran memiliki

beberapa ciri ciri sebagai berikut :

Ciri-ciri Model Pembelajaran

1. Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para

pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana

siswa belajar.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar

model tersebut dapat dilaksanakan dengan

berhasil.

4. Lingkungan belajar yang duperlukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai.

B. Model Pamis Berdasarkan Krashen

Fase pengembangan Model pembelajaran Bahasa

Daerah Bugis di Kelas Tinggi Sekolah Dasar Berdasarkan

Teori Monitor Krashen (BBMK) tipe PAMIS

1. Prosedur Penyusunan Model Pembelajaran

BBMK tipe PAMIS

Prosedur pengembangan model BBMK tipe

PAMIS mengacu pada teori Monitor Krashen . Adapun

75

disesuaikan dengan

kegiatan pembelajaran.

� Menginformasikan tema

yang akan dibelajarkan

yaitu tentang ”Indahnya

Kebersamaan”.

� Guru menyampaikan

tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan

mengamati, menanya,

mengeksplorasi,

mengomunikasikan dan

menyimpulkan.

Inti Tahap 1: Orientasi Siswa

pada Fase Pemerolehan

Guru mengecek kesiapan

peserta didik;

Guru memberikan

pengantar kepada peserta

didik, memotivasi, dan

membuka cakrawala

berpikir peserta tentang

materi pelajaran dalam

kehidupan nyata;

Apersepsi dengan

mengadakan tanya jawab

pada pelajaran

sebelumnya; dan

Guru menyampaikan

Kompotensi dasar, tema,

dan materi pembelajaran.

150 menit

Page 28: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

74

menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan

untuk menghormati keberagaman dalam bentuk

tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis

Makassar)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan � Guru memberikan salam

dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan

masing-masing.

� Guru mengecek

kesiapan diri dengan

mengisi lembar

kehadiran dan

memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan

tempat duduk

10 menit

23

pengembangan model pembelajaran yang dimaksud dapat

digambarkan sebagai berikut.

Gambar. Prosedur Pengembangan Pembelajaran

BBMK-PAMIS

2. Fase Pengembangan Model Pembelajaran BBMK

tipe PAMIS

Pengembangan model pembelajaran Bahasa

daerah Bugis berdasarkan teori Monitor Krashen

merupakan modifikasi dari teori model Gall, Ball dan Gall

(2003). Hasil modifikasi tersebut menghasilkan model

pembelajaran BBMK tipe PAMIS. Artinya, desain model

Page 29: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

24

ini mengembangkan Bahasa daerah Bugis yang

berdasarkan Teori Monitor Krashen dengan pola

Pemerolehan, Alami, Monitoring, Input dan Saringan .

Tahap 1: Orientasi Mahasiswa pada Fase Pemerolehan

Guru mengecek kesiapan peserta didik;

Guru memberikan pengantar kepada peserta didik,

memotivasi, dan membuka cakrawala berpikir

peserta tentang materi pelajaran dalam kehidupan

nyata;

Apersepsi dengan mengadakan tanya jawab pada

pelajaran sebelumnya; dan

Guru menyampaikan Kompotensi dasar, tema, dan

materi pembelajaran.

Peserta didik memperolah sendiri Bahasa daerah

berdasarkan pengalaman

Tahap 2: Memfasilitasi peserta didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi peserta didik dalam

mengeksplorasi bahasa daerah Bugis dengan

mengkaji bahan ajar;

Guru memberi tugas kepada peserta didik

menggunakan LKPD;

73

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

5.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang

denah dengan bantuan guru dan teman dalam

bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosakata Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “dena sekolah”

dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

siswa mampu menjelaskan tentang denah

sekolah yang ada di Sulawesi Selatan dalam

bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “denah sekolah”, siswa

mampu mengolah informasi dalam bentuk peta

pikiran dengan benar.

� Setelah mencari informasi keragaman teman

sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu

Page 30: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

72

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : ____________

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 5

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

25

Peserta didik dikelompokkan.

Peserta didik diberi kesempatan untuk menuangkan

idenya

Tahap 3: Mengarahkan pesert didik pada Fase

Monitoring

1. Guru melakukan pengujian dan menyusun kembali

pengetahuan Bahasa Bugis yang dikonstruksi pada

fase reflektif melalui diskusi kelas.

2. Guru mengevaluasi keberhasilan pembelajaran

melalui presentase/penyajian hasil kerja tugas dan

pemberian kuis.

Tahap 4: Memfasilitasi peserta didik dalam Fase Input

1. Guru membimbing pelaksanaan tugas peserta secara

berkelompok dan memfasilitasi diskusi dalam

kelompok kecil;

2. Peserta didik membaca teks wacana;

3. Peserta didik mengamati lingkungan

Tahap 5: Membimbing peserta didik pada Fase

Saringan

1. Peserta didik dibimbing penyelesaian tugas ;

Page 31: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

26

2. Guru meminta salah seorang peserta didik untuk

mempresentasikan tugasnya dan peserta didik lain

menyimak;

3. Guru melakukan refleksi dari hasil pembelajaran;

4. Guru memberi komentar dan memberi penghargaan

dari hasil tugas peserta didik;

5. Guru bersama peserta didik mendiskusikan hasil yang

telah dipresentasikan oleh peserta didik.

Secara umum sikap guru dan peserta didik

terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa daerah Bugis

dengan model pembelajaran BBMK tipe PAMIS sebagai

berikut ini.

1. Memeroleh pengetahuan secara alami

2. Menciptakan suasana yang menyenangkan.

3. Menghargai berbagai pendapat dan membangun

interaksi melalui kegiatan curah pendapat.

4. Mengolah dan menyediakan sumber belajar yang

relevan yang dapat mendukung peserta didik dalam

mengikuti pembelajaran secara optimal.

71

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat prilaku

orang sabar.

Peta pikiran memuat bahasa.

Peta pikiran memuat keluarga.

Peta pikiran memuat jenis

keluarga.

Peta pikiran memuat keluarga

yang berahlak baik.

Page 32: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

70

� Guru memberi

kesempatan kepada

siswa untuk

menyampaikan

pendapatnya

tentang

pembelajaran yang

telah diikuti.

� Melakukan

penilaian hasil

belajar

� Mengajak semua

siswa berdo’a

menurut agama dan

keyakinan masing-

masing (untuk

mengakhiri

kegiatan

pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

27

5. Menghargai pendapat peserta didik dan memotivasi

peserta didik agar bersifat lebih kritis dan kreatif

dalam menemukan konsep Bahasa daerah Bugis.

6. Menempatkan diri sebagai sumber belajar yang

fleksibel untuk dapat dimanfaatkan peserta didik

secara individu atau secara berkelompok.

Model yang dipaparkan di atas kemudian dirinci

dalam Silabus/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). RPP tersebut terdiri atas uji coba I di kelas IV SD

semester Ganjil. Untuk mengetahui keterlaksanaan model

pembelajaran BBMK tipe PAMIS dilakukan pengamatan

terhadap pelaksanaan perangkat pembelajaran yang

mendukung model. Berikut ini pelaksanaan model

pembelajaran BBMK tipe PAMIS di setiap pertemuan.

(terlampir)

Page 33: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

28

DAFTAR PUSTAKA

Chen, A, (2001). A theoretical conceptualization for

motivation research in physical

education: An integrated perspective. Quest, 53,

35-58.

Chen, A., & Ennis, C. D. (2004). Goals, interests, and

learning in physical education.

The Journal of Educational Research, 97, 329-

338.

Chen, A., & Shen, B. (2004). A web of achieving in

physical education: Goals,

interest, outside-school activity and learning.

Learning and Individual

Differences, 14, 169-182.

Dorian, C. (1978). The Ffte of morphological complexity

in language death: Evidence from East Sutherland

Gaelic. Language , Vol. 54, No. 3: 590–609.

Ennis, C. D., Cothran, D. J., & Davidson, K. S. (1997).

Implementing curriculum

within a context of fear and disengagement.

Journal of Teaching in Physical

Education, 17, 52-71.

Gall, J., Borg. W., & Gall, M. (2003). Educational

research: An introduction (7th ed.). Boston:

Pearson Education.

69

dan nyaman tanpa

merasa takut atau

malu dalam membuat

kesalahan dan

mengambil resiko

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa

secara berkelompok

dan memfasilitasi

Peserta didik

mengamati

lingkungan

Guru membantu

menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi

pemerolehan konsep

Bahasa

Penutup � Bersama-sama

siswa membuat

kesimpulan /

rangkuman hasil

belajar selama

sehari

� Bertanya jawab

tentang materi yang

telah dipelajari

(untuk mengetahui

hasil ketercapaian

materi)

15 menit

Page 34: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

68

dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4:

mengarah perserta

didik peseta didik

pada Fase Input

1) Guru melakukan

pengujian dan

menyusun kembali

pengetahuan yang

dikonstruksikan pada

fase input melalui

diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan

pembelajaran melalui

presentasi/penyajian

hasil kerja tugas dan

pemberian kuis

Tahap 5:

mempasilitasi peserta

didik dalam Fase

Saringan

Guru menyaring

secara efektif kendala

dalam pemerolehan

Bahasa

Diciptakan

lingkungan yang

kondusif bagi peserta

didik yang untuk

belajar dengan aman

29

Gulzar, M., Gulnaz, F., & Ijaz, A. (2014). Utility of

Krashen’s five hypotheses in the Saudi context of

foreign language acquisition/learning. English

Language Teaching, Vol. 7, No. 8, 134-138.

Gunarwan, A. (2005). Kasus-kasus pergeseran bahasa

daerah: Akibat persaingan dengan Bahamas

Indonesia. Makalah dalam Kongres MLI XI,

Padang.

Hidi, S., & Harackiewicz, J. M. (2000). Motivating the

academically unmotivated: A

critical issue for the 21 t century. Review of

Educational Research, 70, 151-

179.

Krashen, S. (1982). Principles and practice in second

language learning and acquisition. Oxford:

Pergamon.

Krashen, S. (1985). The input hypothesis: Issues and

implications. California: Laredo

Publishing Co Inc.

Lipstein, R., & Renninger, K. A. (2006). "Putting things

into words": 12-15 year old

students' interest for writing. In P. Boscolo & S.

Hidi (Eds.), Motivation and

writing: Research and school practice. New York,

NY: Kluwer

Academic/Plenum.

Page 35: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

30

Lukman & Gusnawati. (2013). Rancangan model

pembinaan, pengembangan, dan pelestarian

bahasa-bahasa daerah di Sulawesi Selatan dari

ancaman kepunahan. Disajikan dalam Seminar

Antarbangsa II Arkeologi, Sejarah, dan Budaya

di Alam Melayu 26 – 27 November 2013, Istitut

Alam dan Tamadun Melayu (ATMA)

Universitas Kebangsaan Malaysia.

Munirah & Sulfasyah (2016). Profil Pembelajaran Bahasa

Daerah Bugis di Kabupaten Bone. Laporan

Penelitian. Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Mattulada. H.A. (1998). Sejarah, Masyarakat dan

Kebudayaan Sulawesi Selatan. Bugis:

Hasanuddin University Press.

McLaughlin, B. (1987). Theories of second language

acquisition. London: Edward Arnold.

Munirah. (2014). Pengembangan Model Pembelajaran

Menulis Paragraf berbasis Konstruktivisme pada

Mahasiswa FKIP Unismuh Makassar.Disertasi.

Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar.

Munirah,dkk. (2018). Model P2RE dalam Pembelajaran

Menulis. Prosiding.

Munirah & Sulfasyah. 2018. Prosiding UNJ.

67

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya

Tahap 3:

Membimbing peserta

didik pada Fase

Monitoring

Peserta didik

dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik

menerima pesan yang

mereka dapat pahami

Guru meminta salah

seorang peserta didik

untuk

mempresentasikan

tugasnya dan peserta

didik lain

menyimak;

Guru melakukan

refleksi dari hasil

pembelajaran;

Guru memberi

komentar dan

memberi

penghargaan dari

hasil tugas peserta

didik;

Guru bersama peserta

didik mendiskusikan

hasil yang telah

Page 36: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

66

Guru memberikan

pengantar kepada

peserta didik,

memotivasi, dan

membuka cakrawala

berpikir peserta

tentang materi

pelajaran dalam

kehidupan nyata;

Apersepsi dengan

mengadakan tanya

jawab pada pelajaran

sebelumnya; dan

Guru menyampaikan

Kompotensi dasar,

tema, dan materi

pembelajaran.

Tahap 2:

Memfasilitasi peserta

didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi

peserta didik dalam

mengeksplorasi

bahasa daerah Bugis

dengan mengkaji

bahan ajar;

Guru memberi tugas

kepada peserta didik

menggunakan LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

31

Munirah & Sulfasyah (2017). Minat Belajar Bahasa

Daerah Siswa SD. Laporan Penelitian

Pelras, C. (1996). The Bugis. Oxford: Blackwell

Publishers Ltd.

Poerwadi, P. (2008). Penanganan bahasa Dayak yang

hampir punah dan sudah punah. Makalah dalam

Kongres IX Bahamas Indonesia, Jakarta.

Pramod, P. N, & Kad, M. (2013). Understanding the

importance of vernacular medium

schools in India today. International Journal of

Advanced System and Social Engineering

Research, Vol 3, Issue 1, 12-17.

Schmidt, Annette. (1985). The fate of ergativity in dying

Dyirbal. Language. Vol. 61, No. 2: 378–396.

Sugiyono. (2013). Pelindungan bahasa daerah dalam

Kerangka Kebijakan Nasional Kebahasaan.

[http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanba

hasa/artikel/],

diakses tanggal 20 Maret 2015.

Sujadi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta. Rineka cipta.

Taha, Z. (2008). Gapura bahasa: Kumpulan makalah

pilihan tentang bahasa dan pengajaran bahasa.

Bugis: UNM.

Page 37: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

32

Tim Penyusun Buku Pedoman Pengajaran Bahasa Jawa

untuk Siswa SMA. (2010). Buku Pedoman

Pengajaran Bahasa Jawa untuk siswa SMA.

Yogyakarta: Biro Administrasi Pembangunan,

Sekretariat Daerah Provinsi DIY.

65

� Guru mengecek

kesiapan diri

dengan mengisi

lembar kehadiran

dan memeriksa

kerapihan pakaian,

posisi dan tempat

duduk disesuaikan

dengan kegiatan

pembelajaran.

� Menginformasikan

tema yang akan

dibelajarkan yaitu

tentang ”Indahnya

Kebersamaan”.

� Guru

menyampaikan

tahapan kegiatan

yang meliputi

kegiatan

mengamati,

menanya,

mengeksplorasi,

mengomunikasikan

dan menyimpulkan.

Inti Tahap 1: Orientasi Siswa

pada Fase Pemerolehan

Guru mengecek

kesiapan peserta

didik;

150 menit

Page 38: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

64

� Setelah mencari informasi keragaman teman

sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu

menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan

untuk menghormati keberagaman dalam bentuk

tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis

Makassar)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan � Guru memberikan

salam dan mengajak

semua siswa

berdo’a menurut

agama dan

keyakinan masing-

masing.

10 menit

33

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 39: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

34

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan :

SDN______

_______

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

63

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

4.1 Menggali informasi dari teks wacana tentang

keluarga dengan bantuan guru dan teman

dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis

dengan memilih dan memilah kosakata

Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “Lasabbara”

dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

siswa mampu menjelaskan tentang adat

keluarga yang ada di Sulawesi Selatan dalam

bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “lasabbara”, siswa

mampu mengolah informasi dalam bentuk peta

pikiran dengan benar.

Page 40: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

62

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : _______

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 4

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

35

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil

pengamatan tentang Budaya dengan bantuan

guru dan teman dalam bahasa Bugis lisan dan

tulis dengan memilih dan memilah kosakata

Lontara

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks

laporan hasil pengamatan tentang gaya,

gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya

dalam bahasa Bugis lisan dan tulis dengan

memilih dan memilah kosakata baku

Indikator :

3.1.1 Mengolah informasi dari teks

“Mengenal Suku Bugis ” dalam bentuk

peta pikiran

4.1.1Menyajikan teks laporan hasil

pengamatan tentang gaya, gerak, energi

panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa

Page 41: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

36

Bugis lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata baku

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

siswa mampu menjelaskan keberagaman yang

ada di Sulawesi Selatan dalam bentuk tulisan

dengan benar.

� Setelah membaca teks “Mengenal Suku Bugis”,

siswa mampu mengolah informasi dalam

bentuk peta pikiran dengan benar.

� Setelah mencari informasi keragaman teman

sekelasnya dan berdiskusi, siswa mampu

menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan

untuk menghormati keberagaman dalam bentuk

tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : PAMIS dalam Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

61

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat tokoh

pahlawan

Peta pikiran memuat bahasa

bugis.

Peta pikiran memuat Raja Sultan

Hasanuddin.

Peta pikiran memuat perjuangan

kemerdekaan Indonesia di

Sulawesi Selatan.

Page 42: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

60

tentang

pembelajaran yang

telah diikuti.

� Melakukan

penilaian hasil

belajar

� Mengajak semua

siswa berdo’a

menurut agama dan

keyakinan masing-

masing (untuk

mengakhiri

kegiatan

pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

37

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Aloka

si

Wakt

u

Pendahul

uan

Tahap 1: Orientasi Peserta didik

pada Fase Pemerolehan

1) Guru

memberikan

salam dan

mengajak semua

siswa berdo’a

menurut agama

dan keyakinan

masing-masing.

2) Guru mengecek

kesiapan diri

dengan mengisi

lembar kehadiran

dan memeriksa

kerapihan

pakaian, posisi

dan tempat duduk

disesuaikan

dengan kegiatan

pembelajaran.

3) Guru

memberikan

pengantar kepada

peserta didik,

10

menit

Page 43: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

38

memotivasi, dan

membuka

cakrawala

berpikir peserta

tentang materi

pelajaran dalam

kehidupan nyata;

4) Apersepsi dengan

mengadakan

tanya jawab pada

pelajaran

sebelumnya; dan

5) Guru

menyampaikan

Kompotensi

dasar, tema, dan

materi

pembelajaran.

6) Menginformasika

n tema yang akan

dibelajarkan yaitu

tentang ”

budaya”.

7) Guru

menyampaikan

tahapan kegiatan

yang meliputi

kegiatan

mengamati,

menanya,mengek

59

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa

secara berkelompok

dan memfasilitasi

Peserta didik

mengamati gambar

pahlawan

Guru membantu

menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi

pemerolehan konsep

Bahasa

Penutup � Bersama-sama

siswa membuat

kesimpulan /

rangkuman hasil

belajar selama

sehari

� Bertanya jawab

tentang materi yang

telah dipelajari

(untuk mengetahui

hasil ketercapaian

materi)

� Guru memberi

kesempatan kepada

siswa untuk

menyampaikan

pendapatnya

15 menit

Page 44: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

58

1) Guru melakukan

pengujian dan

menyusun kembali

pengetahuan yang

dikonstruksikan pada

fase input melalui

diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan

pembelajaran melalui

presentasi/penyajian

hasil kerja tugas dan

pemberian kuis

Tahap 5:

mempasilitasi peserta

didik dalam Fase

Saringan

Guru menyaring

secara efektif kendala

dalam pemerolehan

Bahasa

Diciptakan

lingkungan yang

kondusif bagi peserta

didik yang untuk

belajar dengan aman

dan nyaman tanpa

merasa takut atau

malu dalam membuat

kesalahan dan

mengambil resiko

39

splorasi,

mengomu-

nikasikan,dan

menyimpulkan.

Inti Tahap 2: Memfasilitasi peserta

didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi peserta

didik dalam mengeksplorasi

bahasa daerah Bugis dengan

mengkaji bahan ajar;

Guru memberi tugas kepada

peserta didik menggunakan

LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya.

Tahap 3: Membimbing peserta

didik pada Fase Monitoring

Peserta didik dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik menerima

pesan yang mereka dapat

pahami

Guru meminta salah seorang

peserta didik untuk

mempresentasikan tugasnya

dan peserta didik lain

menyimak;

150

menit

Page 45: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

40

Guru melakukan refleksi dari

hasil pembelajaran;

Guru memberi komentar dan

memberi penghargaan dari

hasil tugas peserta didik;

Guru bersama peserta didik

mendiskusikan hasil yang

telah dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4: mengarahkan perserta

didik peseta didik pada Fase

Input

1) Guru melakukan pengujian

dan menyusun kembali

pengetahuan yang

dikonstruksikan pada fase

input melalui diskusi kelas

2) Guru mengevalusi

keberhasilan pembelajaran

melalui presentasi/penyajian

hasil kerja tugas dan

pemberian kuis

Tahap 5: mempasilitasi peserta

didik dalam Fase Saringan

Guru menyaring secara

efektif kendala dalam

pemerolehan Bahasa

Diciptakan lingkungan yang

kondusif bagi peserta didik

yang untuk belajar dengan

57

Peserta didik

dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik

menerima pesan yang

mereka dapat pahami

Guru meminta salah

seorang peserta didik

untuk

mempresentasikan

tugasnya dan peserta

didik lain

menyimak;

Guru melakukan

refleksi dari hasil

pembelajaran;

Guru memberi

komentar dan

memberi

penghargaan dari

hasil tugas peserta

didik;

Guru bersama peserta

didik mendiskusikan

hasil yang telah

dipresentasikan oleh

peserta didik.

Tahap 4:

mengarah perserta

didik peseta didik

pada Fase Input

Page 46: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

56

pelajaran dalam

kehidupan nyata;

Apersepsi dengan

mengadakan tanya

jawab pada pelajaran

sebelumnya; dan

Guru menyampaikan

Kompotensi dasar,

tema, dan materi

pembelajaran.

Tahap 2:

Memfasilitasi peserta

didik pada Fase Alami

Guru memfasilitasi

peserta didik dalam

mengeksplorasi

bahasa daerah Bugis

dengan mengkaji

bahan ajar;

Guru memberi tugas

kepada peserta didik

menggunakan LKS;

Peserta didik

dikelompokkan.

Peserta didik diberi

kesempatan untuk

menuangkan idenya

Tahap 3:

Membimbing peserta

didik pada Fase

Monitoring

41

aman dan nyaman tanpa

merasa takut atau malu

dalam membuat kesalahan

dan mengambil resiko

Guru membimbing

pelaksana tugas siswa secara

berkelompok dan

memfasilitasi

Peserta didik mengamati

kebudayaan di Sulawesi

Selatan

Guru membantu menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi pemerolehan

konsep Bahasa

Penutup � Bersama-sama peserta

didik membuat kesimpulan

/ rangkuman hasil belajar

selama sehari

� Bertanya jawab tentang

materi yang telah dipelajari

(untuk mengetahui hasil

ketercapaian materi)

� Guru memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk

menyampaikan

pendapatnya tentang

pembelajaran yang telah

diikuti.

15

menit

Page 47: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

42

� Guru menyampaikan

pesan-pesan moral

� Mengajak semua peserta

didik berdo’a menurut

agama dan keyakinan

masing-masing (untuk

mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat rumah

adat.

Peta pikiran memuat

bahasa.

Peta pikiran memuat alat

musik tradisional.

55

duduk disesuaikan

dengan kegiatan

pembelajaran.

� Menginformasikan

tema yang akan

dibelajarkan yaitu

tentang ”Indahnya

Kebersamaan”.

� Guru

menyampaikan

tahapan kegiatan

yang meliputi

kegiatan

mengamati,

menanya,

mengeksplorasi,

mengomunikasikan

dan menyimpulkan.

Inti Tahap 1: Orientasi Siswa

pada Fase Pemerolehan

Guru mengecek

kesiapan peserta

didik;

Guru memberikan

pengantar kepada

peserta didik,

memotivasi, dan

membuka cakrawala

berpikir peserta

tentang materi

150 menit

Page 48: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

54

yang ada di Sulawesi Selatan dalam bentuk

tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Budaya Bugis

Makassar)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan � Guru memberikan

salam dan mengajak

semua siswa

berdo’a menurut

agama dan

keyakinan masing-

masing.

� Guru mengecek

kesiapan diri

dengan mengisi

lembar kehadiran

dan memeriksa

kerapihan pakaian,

posisi dan tempat

10 menit

43

Peta pikiran memuat

makanan tradisional.

Peta pikiran memuat tarian

tradisional.

Page 49: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

44

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN_________

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

53

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

3.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil

pengamatan tentang tokoh pahlawan dengan

bantuan guru dan teman dalam bahasa

Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan

memilah kosakata Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “Sultan

Hasanuddin” dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

siswa mampu mengetahui nama tokoh

pahlawan yang ada di Sulawesi Selatan dalam

bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “Pahlawan Sultan

Hasanuddin”, siswa mampu mengolah

informasi dalam bentuk peta pikiran dengan

benar.

� Setelah mencari informasi nama tokoh

pahlawan teman sekelasnya dan berdiskusi,

siswa mampu menjelaskan sikap yang harus

ditunjukkan untuk menghormati para pahlawan

Page 50: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

52

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : _____________

Kelas / Semester : IV (Empat) / 1

Tema 1 : Indahnya

Kebersamaan

Sub Tema 1 : Keberagaman

Budaya

Bangsaku

Pembelajaran : 3

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (6

x 35 menit)

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai

ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam

berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,

dan tetangganya.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara

mengamati (mendengar, melihat, membaca

dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa

ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas, sistematis, dan logis,

45

dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan peri-laku anak

beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD) & INDIKATOR

Kompetensi Dasar

Bahasa Bugis

2.1 Menggali informasi dari teks laporan hasil

pengamatan tentang Lingkungan dengan

bantuan guru dan teman dalam bahasa Bugis

lisan dan tulis dengan memilih dan memilah

kosakata Lontara

Indikator :

� Mengolah informasi dari teks “Lingkungan”

dalam bentuk peta pikiran

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

� Setelah mengamati gambar dan diskusi kelas,

peserta didik mampu menjelaskan manfaat

lingkungan yang ada di sekitarnya dalam

bentuk tulisan dengan benar.

� Setelah membaca teks “lingkungan”, peserta

didik mampu mengolah informasi dalam bentuk

peta pikiran dengan benar.

� Setelah mencari informasi tentang lingkungan

teman sekelasnya dan berdiskusi, peserta didik

mampu menjelaskan sikap yang harus

Page 51: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

46

ditunjukkan untuk menjaga lingkungan dalam

bentuk tulisan lontara dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN

� Buku Teks Bahasa Bugis (Lingkungan)

E. METODE PEMBELAJARAN

� Model : PAMIS dalam Krashen

� Metode : Permainan/simulasi, diskusi,

tanya jawab, penugasan dan

ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Tahap 1: Orientasi Peserta didik

pada Fase Pemerolehan

� Guru memberikan salam

dan mengajak semua

siswa berdo’a menurut

agama dan keyakinan

masing-masing.

� Guru mengecek kesiapan

diri dengan mengisi

lembar kehadiran dan

memeriksa kerapihan

pakaian, posisi dan

tempat duduk disesuaikan

10

menit

51

H. PENILAIAN

1. Daftar periksa untuk peta pikiran. (Bahasa

Bugis)

Kriteria Penilaian Keterangan

Sudah Belum

Peta pikiran memuat

lingkungan

Peta pikiran memuat bahasa

Bugis

Menulis bahasa lontara.

Page 52: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

50

Penutup � Bersama-sama siswa membuat

kesimpulan / rangkuman hasil

belajar selama sehari

� Bertanya jawab tentang materi

yang telah dipelajari (untuk

mengetahui hasil ketercapaian

materi)

� Guru memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk

menyampaikan pendapatnya

tentang pembelajaran yang

telah diikuti.

� Guru menyampaikan pesen-

pesan Moral.

� Mengajak semua siswa berdo’a

menurut agama dan keyakinan

masing-masing (untuk

mengakhiri kegiatan

pembelajaran)

15

menit

G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

� Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya

Kebersamaan Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu

Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).

� Buku teks ‘Bahasa Bugis”

47

dengan kegiatan

pembelajaran.

� Guru memberikan

pengantar kepada peserta

didik, memotivasi, dan

membuka cakrawala

berpikir peserta tentang

materi pelajaran dalam

kehidupan nyata;

� Apersepsi dengan

mengadakan tanya jawab

pada pelajaran

sebelumnya; dan

� Guru menyampaikan

Kompotensi dasar, tema,

dan materi pembelajaran.

� Menginformasikan tema

yang akan dibelajarkan

yaitu tentang

”lingkungan”.

� Guru menyampaikan

tahapan kegiatan yang

meliputi kegiatan

mengamati,

menanya,mengeksplorasi,

mengomu-nikasikan,dan

menyimpulkan.

Inti Tahap 2: Memfasilitasi peserta didik

pada Fase Alami

150

menit

Page 53: Dr. Munirah, M.Pd Penulis dilahirkan tahun 1968 di Mare

48

Guru memfasilitasi peserta didik

dalam mengeksplorasi bahasa

daerah Bugis dengan mengkaji

bahan ajar;

Guru memberi tugas kepada

peserta didik menggunakan

LKPD;

Peserta didik dikelompokkan.

Peserta didik diberi kesempatan

untuk menuangkan idenya.

Tahap 3: Membimbing peserta didik

pada Fase Monitoring

Peserta didik dibimbing

penyelesaian tugas ;

Peserta didik menerima pesan

yang mereka dapat pahami

Guru meminta salah seorang

peserta didik untuk

mempresentasikan tugasnya dan

peserta didik lain menyimak;

Guru melakukan refleksi dari

hasil pembelajaran;

Guru memberi komentar dan

memberi penghargaan dari hasil

tugas peserta didik;

Guru bersama peserta didik

mendiskusikan hasil yang telah

dipresentasikan oleh peserta

didik.

49

Tahap 4: mengarah perserta didik

peseta didik pada Fase Input

3) Guru melakukan pengujian dan

menyusun kembali pengetahuan

yang dikonstruksikan pada fase

input melalui diskusi kelas

4) Guru mengevalusi keberhasilan

pembelajaran melalui

presentasi/penyajian hasil kerja

tugas dan pemberian kuis.

Tahap 5: mempasilitasi peserta didik

dalam Fase Saringan

Guru menyaring secara efektif

kendala dalam pemerolehan

Bahasa

Diciptakan lingkungan yang

kondusif bagi peserta didik yang

untuk belajar dengan aman dan

nyaman tanpa merasa takut atau

malu dalam membuat kesalahan

dan mengambil resiko

Guru membimbing pelaksana

tugas siswa secara berkelompok

dan memfasilitasi

Peserta didik mengamati

lingkungan

Guru membantu menyaring

pembelajaran dengan

mengevaluasi pemerolehan

konsep Bahasa