laporan akhir pengabdian kepada masyarakat...
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (P2M)
SKIM DESA BINAAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI
KREATIF BERBASIS TRI HITA KARANA DI DESA BINAAN ABANG BATU
DINDING KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI
Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd. / 0020036501
Luh Ayu Tirtayani, S.Psi., M.Psi., Psikolog. / 0023068207
I Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd. / 0024048301
Di Biayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor :
Tanggal 25 Pebruari 2016
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2016
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN P2M
PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNDIKSHA
Judul Program : Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berbasis Tri Hita Karana Di Desa Binaan Abang Batu Dinding
Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli
Ketua Pelaksana
a. Nama : Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd.
b. NIDN : 0020036501
c. Jabatan/Golongan : Lektor Muda / IV / A
d. Jurusan/Fakultas : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia / FBS
e. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Anggota Pelaksana
a. Nama : Luh Ayu Tirtayani, S.Psi., M.Psi., Psikolog
b. NIDN : 0023068207
c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli Madya / III / B
d. Jurusan/Fakultas : PG PAUD / FIP
e. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Anggota Pelaksana
a. Nama : Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd.
b. NIDN : 0024048301
c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli Madya / III / B
d. Jurusan/Fakultas : Pend. Ekonomi / FEB
e. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Lokasi Kegiatan : Desa Abang Batu Dinding / Kintamani
Jangka Waktu Pelaksanaan : 8 Bulan
Biaya Total : Rp. 40.500.000,-
Singaraja, 30 Oktober 2016
Mengetahui,
Dekan FBS Undiksa Ketua Pelaksana,
Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A. Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd
NIP 196206261986032002 NIP 196503201990031002
Mengetahui,
Ketua LPPM Undiksha
Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.Hum.
NIP 195612311983031022
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN
EKONOMI KREATIF BERBASIS TRI HITA KARANA DI DESA
BINAAN ABANG BATU DINDING KECAMATAN KINTAMANI
KABUPATEN BANGLI
I Gede Nurjaya1, Luh Ayu Tirtayani
2,
I Kadek Rai Suwena3
123Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail: [email protected], [email protected]
2,
Abstrak
Program Desa Binaan di Desa Abang Batu Dinding ini bertujuan 1)
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan nilai karakter
anak usia dini dan pelatihan keterampilan usaha mandiri. (2) Meningkatkan
kesadaran masyarakat akan potensi alam dan lingkungan memalui kegiatan
pembudidayaan ikan mujair dan pertanian organik untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. (3) Mendorong
tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam mengatasi
permasalahan yang dihadapi melalui pelatihan pengembangan usaha ekonomi
kreatif, seperti pengolahan ikan mujair pasca panen menjadi Abon Mujair,
Krupuk Mujair, Bakso Mujair dan pengolahan hasil pertanian seperti bawang
menjadi bawang goreng siap saji. (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat
melalui penyuluhan untuk mendorong terwujudnya kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dalam bidang sistem pemasaran hasil sumber daya
alam yang ada di Desa Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani. Berdasarkan
pada permasalahan prioritas yang ada, maka solusi yang ditawarkan melalui desa
binaan ini menggunakan metode sebagai berikut : Partisipatory Rural Appraisal
(PRA) yaitu suatu sistem untuk menyusun dan mengembangkan program
operasional dalam pembangunan tingkat desa. Enthrepreneurship Capasity
Building (ECB), metode ini berkaitan erat dengan kemampuan beriwirausahan
dari masyarakat, Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu metode yang dirancang
bagi suatu masyarakat tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek
lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial, politik dan ekonomi masyarakat
bersangkutan.
Kata-kata Kunci: nilai karakter, pelatihan keterampilan, ikan mujair, home
industry
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-NYA kegiatan P2M skim Desa Binaan
dengan judul Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berbasis Tri Hita Karana Di Desa Binaan Abang Batu Dinding Kecamatan
Kintamani Kabupaten Bangli ini bisa dilaksankan dengan baik.
Terlaksananya kegiatan P2M skim Desa Binaan tak luput dari bantuan dan
kerja sama dari semua pihak. Untuk itu sudah sepantasnya melalui kesempatan
ini kami ucapkan terimakasih kepada :
1. Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, atas kesempatan yang di berikan
untuk melaksanakan kegiatan ini.
2. Ketua LPPM Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memfasilitasi
kegiatan P2M ini.
3. Kepala Desa Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli
yang sudah memberikan ijin untuk melaksanakan kegiatan ini.
4. Para narasumber yang telah meluangkan waktu sudah memberikan pelatihan.
5. Seluruh Masyarakat Desa Abang Batu Dinding
Bantuan dan kerjasama yang baik selama ini kami harapkan bisa
berlangsung untuk kedepannya, semoga apa yang diberikan pada pelatihan ini
bisa bermanfaat pada masyarakat setempat.
Singaraja, Oktober 2016
Ketua
Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd
NIP 196503201990031002
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Abstrak ..................................................................................................................... iii
Kata Pengantar ..........................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................
1.1 Analisis Situasi .................................................................................
1.2 Tujuan dan Manfaat .........................................................................
1.3 Target dan Luaran .............................................................................
BAB II METODE PELAKSANAAN ..................................................................
2.1 Metode Pelaksanaan .........................................................................
2.2 Rencana Kerja Kegiatan Desa Binaan ...............................................
BAB III HASIL YANG DICAPAI .......................................................................
3.1 Hasil Yang Dicapai ...........................................................................
3.1.1 Koordinasi Kegiatan P2M ....................................................
3.1.2 Pendidikan dan Pelatihan Pengolahan Produk Ikan Kramba
Pasca Panen...........................................................................
3.1.3 Pembahasan ..........................................................................
BAB IV RENCANA PROGRAM SELANJUTNYA .............................................
BAB V PENUTUP ...........................................................................................
5.1 Simpulan .......................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................
Lampiran-Lampiran Dokumentasi ....................................................................
iv
v
1
1
7
8
9
9
11
14
15
16
16
18
20
21
21
21
22
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Analisis Situasi
Desa Abang Batu Dinding terletak pada ketinggian 867 sampai 1115
meter di atas permukaan air laut, dengan curah hujan rata-rata 1879 mm/tahun,
dan suhu udara rata-rata 200C sampai 26
0C, dengan luas wilayah Desa Abang
Batu Dindingadalah 987 Ha, yang pemanfaatannya adalah Pemukiman umum: 52
Ha, Ladang/Kebun: 735,00 Ha, Hutan Lindung: 143,00 Ha, Kuburan: 4,00 Ha,
dan Bangunan Umum: 15,00 Ha. Dengan julmlah penduduk 5.668 Jiwa atau 255
KK, yang terdiri dari Laki-laki: 2.227 Jiwa dan Perempuan: 3.141Jiwa. Adapun
batas-batas desa adalah sebagai berikut. Sebelah Utara : Desa Pingan, sebelah
Selatan: Desa Kedisan, sebelah Barat: Desa Desa Batur dan Desa Kintamani,
sebelah Timur: Danau Batur. Sementara orbitasi desa dengan pusat adalah: Ke
Ibu Kota Kecamatan Kintamani: 9 Km, Ke Ibu Kota Kabupaten Bangli: 25 Km,
Ke Ibu Kota Propinsi Bali: 78 Km. Mata pencaharian masyarakat Desa Abang
Batu Dinding adalah 53% bermata pencaharian pertani, 17% nelayan, 9%
pedagang, 2% Pegawai Negeri Sipil dan 2% pengerajin dan 14% buruh bangunan,
3% lain-lain (Monografi Desa Abang Batu Dinding, 2012). Dari jumlah penduduk
tersebut, 79,83% merupakan angkatan kerja produktif. Ini menunjukkan bahwa
potensi sumberdaya manusia yang ada di Desa Abang Batu Dindingsangat
menjanjikan. Namun, pendapatan masyarakat masih rendah (rata-rata pendapatan
penduduk Rp. 457.000,-), padahal potensi yang dapat dikembangkan sangat
banyak, seperti: pertanian, perikanan, peternakan, kerajinan/industri rumah tangga
dan pariwista.
Gambar. 1.1 Peta Wilayah Desa Abang Batu Dinding Kec. Kintamani
Pada sektor pertanian masyarakat Desa Abang Batu Dinding sangat
terkenal dengan tanaman holtikulturanya. Jenis tanaman holtikultura yang
dikembangkan di wilayah Desa Abang Batu Dinding adalah, cabe lombok, cabe
bali, jagung, kentang, kubis, tomat, bawang merah dan bawang putih yang
menjadi primadona serta aneka sayuran lainnya. Aneka tanaman ini dapat ditanam
sepanjang musim, baik musim hujan maupun musim kering. Pada musim hujan
tanaman holtikultura menghandalkan air hujan untuk tumbuh dan berkebang,
sedangkan dimusim panas masyarakat Desa Abang Batu Dinding memanfaatkan
air danau untuk mengairi tanamannya. Proses mengairi tanaman sayuran
dilakukan dengan menggunakan mesin penyedot air dan selang untuk mengirim
air ketanaman yang akan diairi. Walapun demikian tidak semua areal pertanian
dapat terjangkau dengan air danau di musim kemarau, sehingga hanya tanah-tanah
disekitar danau saja yang dapat menanam tanaman holtikultura.
Selain sektor pertanian sektor utama penunjang kehidupan masyarakat
Desa Abang Batu Dinding adalah sektor perikanan. Hal ini disebabkan karena
wilayah Desa Abang Batu Dinding sebagian besar merupakan wilayah danau
batur yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ikan air tawar. Pada
awalnya masyarakat Desa Abang Batu Dinding, khususnya yang bergelut dalam
bidang perikanan (ikan air tawar) atau nelayan hanya memanfaatkan ikan yang
secara alami hidup dan berkembang di Danau Batur tanpa proses budidaya. Hasil
tangkapan ikan dari Danau Batur pada awalnya sangat menggembirakan bahkan
mampu memenuhi kebutuhan para nelayan untuk menyekolahkan anak-anak dan
menghidupi rumah tangga. Namun seiring dengan semakin meningkatnya para
nelayan dan kebutuhan ikan air tawar dari hari-kehari menyebabkan semakin
menipisnya ikan yang hidup dan berkembang di Danau Batur. Bahkan ikan yang
benar-benar siap untuk dipanen semakin hari semakin menipis, sehingga ikan
yang sebenarnya belum siap untuk dipanen juga ditangkap oleh nelayan untuk
dijual guna memenuhi kebutuhan hidup. Implikasinya ikan siap panen yang ada di
Danau Batur tidak mampu memenuhi memenuhi permintaan pasar.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh para nelayan di Desa Abang Batu
Dinding Kecamatan Kintamani adalah dengan mengembangkan model
pembudidayaan ikan air tawar dengan sistem kramba. Pembudidayaan ikan air
tawar dengan sistem kramba membutuhkan modal yang sangat besar, mengingat
bahan baku membuat kramba, biaya membuat kramba, benih ikan, pakan ikan dan
biaya perawatan membutuhkan modal yang sangat besar. Pada awalnya hanya
beberapa nelayan saja yang mempunyai kramba yaitu nelayan-nelayan yang
memiliki modal. Kramba yang dibuatpun masih sangat kecil dengan kemampuan
untuk membudidayakan ikan air tawar yang sangat terbatas. Berbagai persoalan
terjadi berkaitan dengan pembudidayaan ikan kramba secara pribadi ini,
khususnya berkaitan dengan modal usaha, pemeliharaan dan perawatan serta
pembibitan. Bahkan beberapa kramba akhirnya tidak produktif karena proses
pemeliharaan dan perawatan yang sangat menyulitkan. Akhirnya masyarakat Desa
Abang Batu Dinding yang bergelut dalam bidang nelayan mengembangkan
kelompok-kelompok nelayan yang membudidayakan ikan air tawar dengan sistem
kramba. Ada beberapa keunggulan model pembudidayaan dengan sistem kramba
ini, yaitu (1) ikan yang dipelihara dapat dikembangkan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan, (2) cara pemeliharaan yang lebih mudah, karena terdapat dalam
satu tempat, (3) masa panen dapat ditentukan sesuai dengan kebutuhan, (4) proses
perawatan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan sistem tugas anggota
kelompok, (5) pemasaran ikan dapat dilakukan sesuai dengan pesanan dan
permintaan, dan (6) lebih kecil membutuhkan modal usaha, karena dilakukan
dengan urunan dari semua anggota kelompok, sehingga terasa lebih ringan.
Gambar 1.2. Budi Daya Ikan Mujair di Danau Batur
Saat ini di Desa Abang Batu Dinding terdapat 7 (tujuh) kelompok nelayan
ikan air tawar yang menggunakan sistem kramba untuk mebudidayakan ikan.
Masing-masing kelompok ada yang beranggotakan 5 sampai 7 orang. Setiap
kelompok memiliki satu buah kramba yang luasnya bisa mengcapai 1000 m2.
Untuk dapat menjadi anggota kelompok masing-masing anggota kelompok
diwajibkan membayar uang pangkal yang digunakan untuk membuat kramba,
membeli bibit dan membeli pakan ikan. Sedangkan proses perawatan dilakukan
dengan sistem pembagian tugas dan tangungjawab yang diberikan pada masing-
masing anggota kelompok. Setiap anggota kelompok akan mendapatkan tugas
yang sama untuk setiap siklusnya, mulai dari memberikan pakan ikan, melakukan
perawatan ikan, memanen ikan dan menjual ikan hasil kramba. Setiap sebulan
sekali, kelompok nelayan ikan air tawar ini mengadakan sangkep (musyawarah)
untuk membicarakan berbagai hal yang berkaitan dengan persoalan nelayan,
khususnya ikan air tawar yang dipelihara. Pembudidayaan ikan kramba dengan
sistem kelompok ini sangat efektif dalam membudidayakan ikan air tawah di
wilayah Danau Batur.
Beberapa potensi yang ada telah dicoba dikembangkan seperti badan
usaha desa yang bergerak di bidang usaha pertanian dan bidang usaha budi daya
ikan air tawar. Adanya badan usaha desa ini diharapkan mampu menjadi salah
satu pergerakan perubahan perekonomian masyarakat dengan memanfaatkan
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Desa Abang Batu
Dinding. Namun upaya yang di bangun oleh pemerintah kabupaten Bangli untuk
membangun badan usaha desa di Desa Abang Batu Dinding ini menemui berbagai
permasalahan, yaitu (1) Bidang Pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat yang
notabenanya keluarga kurang mampu sebagian besar belum memiliki kualifikasi
pendidikan/keterampilan yang memadai, banyak anak putus sekolah akibat
keadaan ekonomi dan jarak sekolah, kurangnya data manajemen dan kinerja
sekolah, fasilitas sekolah yang kurang memadai dan kurang adanya guru yang
professional dalam penunjang pendidikan; (2) Tatanan Masyarakat Desa, antara
lain manajemen adminitrasi desa yang kurang, kurang adanya kegiatan-kegiatan
di desa, keamanan lingkungan dan industry rumahan; (3) Perternakan dan
Perikanan Air Tawar, antara lain kurang optimalnya sistem pemasaran hasil panen
dari sektor pertanian dan perikanan yang masih dikendalikan oleh pengepul,
kurang kreatifnya masyarakat dalam pengolahan hasil pertanian dan perikanan,
sistem panen ikan yang masih sederhana dan tradisional, masyarakat belum bisa
untuk melakukan pembibitan masih membeli dari balai pembenihan bibit ikan, (4)
Pertanian dan perkebunan antara lain : sistem olah lahan dan pemeliharaan
tanaman sayuran seperti kol, tomat, bawang merah, cabe merah besar, dan kacang
buncis masih sangat tradisional, sistem pemasaran hasil pertanian dan perkebunan
masih dikendalikan pengepul, kurang kreatifnya masyarakat dalam mengolah
hasil pertanian dan perkebunan, (5) Industri Rumahan, kurang adanya inisiatif dan
kreativitas masyarakat untuk membuka industri rumahan dari pengolahan hasil
alam disana, seperti industri olahan tangkapan ikan (abon mujair, krupuk mujair
dan bakso mujair), industri olahan pertanian, industri kerajinan dan keterampilan (
pembuatan batako, papin, ulatan bambu, dll ), (6) Bidang Pariwisata, masih
terbatasnya tempat wisata, daerah wisata desa tua (Desa Trunyan), belum adanya
rumah penginapan/hotel/villa yang memadai sehingga turis hanya lewat saja,
pemandu wisata tracking dan haiking yang masih terbatas dan kurangnya pusat
informasi wisata yang baik dalam bentuk pamplet maupun elektronik, (7) Bidang
Sosial dan Hukum, di daerah ini pernah terjadi konflik antar desa akibat lahan
pekerjaan sebagai pemandu wisata ke daerah trunyan, benih konflik harus
diupayakan untuk ditekan, sehingga situasi ke depan selalu menjadi kondusif,
untuk itu diperlukan penyuluhan-penyuluhan tentang sosial, hukum dan
pendidikan karakter masyarakat disana, (8) Sistem Perekonomian dan Pemasaran,
perekonomian masyarakat disana masih rendah, hanya menghandalkan penjualan
hasil pertanian dan perikanan kepada pengepul yang selalu menekan masyarakat
disana, kurangnya kemampuan dalam ilmu pemasaran untuk memasarkan hasil
pertanian dan perikanan yang hasilnya bias lebih menjanjikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, kondisi Desa Abang Batu Dinding
dapat diilustrasikan sebagai berikut, (1) Potensi sumberdaya alam/lingkungan
yang ada di Desa Abang Batu Dinding pada umumnya berupa lahan pertanian dan
perikanan sistem keramba, lahan yang pertanian yang sangat subur dan perikanan
yang sangat baik, tapi kurangnya potensi masyarakat disana dalam pengolahan
hasil pertanian dan perikanan sistem keramba tersebut. (2) Kondisi lingkungan
sangat jauh dari perkotaan dan pusat perekonomian, keterbatasan kendaraan, yang
menyebakan kurang mendukungnya laju pembangunan dan sistem perekonomian
secara serentak dan cepat di daerah tersebut, (3) Interaksi sosial antar warga
sangat terbatas karena terbatasnya sarana dan prasarana yang menjadi kendala
terhadap laju informasi yang semestinya bias diketahui dan diterima bersama, (4)
Mata pencaharian penduduk Desa Abang Batu Dinding secara umum adalah
Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan dengan sistem keramba, sektor perikanan
sistem keramba ini ditunjang dengan adanya kelompok-kelompok yaitu kelompok
ikan mina sari, kelompok ikan wana giri, kelompok ikan pradi, kelompok ikan
sari nadi dan banyak lagi kelompok-kelompok tani ikan di Desa Abang Batu
Dinding, dan (5) Prospek potensi desa yang bias dikembangkan antara lain :
Industri Rumahan dari hasil pertanian dan perikanan seperti bawang goring dalam
kemasan, abon ikan mujair, bakso mujair, kerupuk mujair yang akan nantinya bias
di gunakan sebagai oleh-oleh khas kintamani.
1) Berdasarkan potensi dan permasalahan yang ada pada masyarakat Desa abang
Batu Dinding, tampaknya diperlukan upaya strategis yang bersifat
fundamental, khsusunya yang menyangkut perubahan pola pikir masyarakat
masyarakat Abang Batu Dinding. Perubahan pola pikir ini dapat dilakukan
melalui proses pelatihan dan pendampingan penguatan kearifan lokal
masyarakat Desa Abang Batu Dinding. Pemberdayaan nilai-nilai lokal ini
menyangkut peningkatan keberanian dan keterampilan masyarakat dalam
mengembangkan usaha mandiri yang berbasis pada nilai-nilai lokal genius.
Nilai-nilai lokal genius yang kuat pada masyarakat desa abang Batu Dinding
adalah pola kekerabatan, gotong royong dan budaya jengah. Sedangkan
kondisi alamiah yang dapat menjadi kekuatan lokal masyarakat Desa Abang
Batu Dinding adalah panorama alam, pertanian, peternakan ikan dan latar
danau Batur.Berdasarkan pada kearifan lokal tersebut tampaknya beberapa
upaya strategis yang layak diterjadikan untuk memperkuat perekonomian
masyarakat Desa Abang Batu Dinding adalah (1) pelatihan dan pendampingan
pembuatan dan penggunaan pupuk organik untuk pertanian holtokultura
berbasis kelompok tani, (2) pelatihan dan pendampingan pengembangan
masakan tradisional berbahan dasar hasil perikanan dan perkebunan
masyarakat setempat berbasis kelompok tani, (3) pelatihan dan pendampingan
usaha mandiri (hume industry) berbasis dadya, (4) pelatihan dan
pendampingan pengolahan makanan berbahan dasar ikan mujair, (5) pelatihan
dan pendampingan pengembangan wisata pertanian dan wisata perikanan, (6)
pelatihan dan pendampingan pengemasan produks pertanian, perikanan dan
kuliner, dan (7) pelatihan dan pendampingan manajemen usaha dan pemasaran
produks pertanian, perikanan dan kuiliner tradisional.
1.2.TUJUAN DAN MANFAAT
Program pemberdayaan masyarakat pada desa binaan, pada tahun pertama
ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan
usaha mandiri.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam dan lingkungan
memalui kegiatan pembudidayaan ikan mujair dan pertanian organik untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi melalui pelatihan
pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti pengolahan ikan mujair pasca
panen menjadi Abon Mujair, Krupuk Mujair, Bakso Mujair dan pengolahan
hasil pertanian seperti bawang menjadi bawang goreng siap saji.
4. Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan untuk mendorong
terwujudnya kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang sistem
pemasaran hasil sumber daya alam yang ada.
1.3.TARGET DAN LUARAN
Target dan luaran dari program pengabdian kepada masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat desa binaan ini adalah sebagai berikut :
1. Minimal setengah dari warga Desa Abang Batu Dinding mampu mengikuti
secara baik pelatihan keterampilan dan usaha mandiri ini.
2. Masyarakat mampu meningkatkan kesadaran akan potensi yang ada di Desa
Abang Batu Dinding dalam sektor budi daya ikan air tawar dan sektor
pertanian.
3. Minimal 30 % masyarakat Desa Abang Batu Dinding ini memiliki kreativitas,
motivasi dan inovasi perkembangan ekonomi kreatif dalam pengolahan ikan
mujair menjadi Abon Mujair, Krupuk Mujair dan Bakso Ikan Mujair.
Masyarakat mampu menguasi ilmu ekonomi manajemen pemasaran akan akan
hasil sumber daya alam agar tidak lagi dikendaliakn oleh pengepul.
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
2.1. Metode Pelaksanaan
Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Abang
Batu Dinding sebagai mana yang digambarkan di atas, maka disepakati beberapa persoalan
prioritas yang akan diatasi melalui kegiatan desa binaan bagi masyarakat ini, yaitu masalah
peningkatan potensi sumber daya manusia dengan potensi sumber daya alam yang ada,
pembudidayaan ikan air tawar dan pertanian , masalah pengolahan ikan kramba dan hasil
pertanian pasca panen dan pemasaran ikan keramba dan hasil pertanian pasca panen.
Berdasarkan pada permasalahan prioritas tersebut, maka solusi yang ditawarkan melalui desa
binaan ini menggunakan metode sebagai berikut :
1. Partisipatory Rural Appraisal (PRA) yaitu suatu sistem untuk menyusun dan
mengembangkan program operasional dalam pembangunan tingkat desa. Metode ini
ditempuh dengan memobilisasi sumber daya manusia dengan sumber daya alam yang
ada. Konsep dari metode ini adalah melaksanakan identifikasi masalah baik program
bidang pendidikan (keterampilan), bidang perikanan/pertanian, maupun bidang ekonomi.
Metode ini diharapkan bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan dan
memanfaatkan potensi yang ada.
2. Enthrepreneurship Capasity Building (ECB), metode ini berkaitan erat dengan
kemampuan beriwirausahan dari masyarakat, dengan metode ini diharapkan (1)
memberikan wawasan, sikap dan keterampilan usaha, (2) memberikan peluang untuk
membuka usaha dan pemberian modal, (3) memonitoring dan mengevaluasi bagaimana
pengembangan usahanya. Dalam metode ini akan dilakukan pelatihan pengolahan hasil
pertanian dan hasil pasca panen ikan keramba menjadi makanan siap saji (Abon Ikan
Mujair, Kerupuk Ikan Mujair, Bakso Ikan Mujair dll), yang nantinya bisa menjadi usaha
mandiri (home industry) bagi masyarakat di Desa Abang Batu Dinding. Pelatihan dan
pendamping pengolahan produk pasca panen akan diberikan oleh pakar Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga (PKK) Undiksha (Dosen Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga Undiksha). Pelatihan dan pendamping pengolahan produk pasca panen akan
dimulai dengan memberikan materi tentang strategi pengolahan produk pasca panen,
pelatihan pembuatan Abon Ikan Mujair, Kerupuk Ikan Mujair, Bakso Ikan Mujair khas
Kintamani. Selama ini para nelayan hanya melakukan penjualan ikan setalah dipanen,
sehingga dimasa-masa musim panen yang bersamaan terjadi akan terjada kelebihan
produk, sehingga harga jualnya menjadi rendah. Hal ini menyebabkan para nelayan
merugi, terlebih harga pakan dan perawatan yang semakin tinggi.
Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu metode yang dirancang bagi suatu masyarakat
tertentu agar dapat disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan, sosial,
politik dan ekonomi masyarakat bersangkutan. Metode Teknologi Tepat Guna ini haruslah
menerapkan metode yang hemat sumber daya, mudah dirawat dan berdampak polutif
minimalis dibandingkan dengan teknologi pada umumnya.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka akan
dilakukan evaluasi minimal 3 (tiga) kali, yaitu evaluasi proses, evaluasi akhir, dan evaluasi
tindak lanjut. Kegiatan evaluasi ini akan melibatkan tutor/pakar dari Undiksha Singaraja dan
Dinas Kerajinan dan Perindustrian Kabupaten Bangli. Kriteria dan indikator pencapaian
tujuan dan tolak ukur yang digunakan untuk menjastifikasi tingkat keberhasilan kegiatan
dapat diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Kriteria Keberhasilan Desa Binaan
No Jenis Data Sumber
Data Indikator
Kriteria
Keberhasilan Instrumen
1. Pengetahuan
dan
ketrampilan
mengikuti
pelatihan akan
potensi alam
yang ada.
Masyarakat/
Kelompok
nelayan ikan
kramba
Pendidikan
dan
keterampilan
masyarakat /
kelompok
nelayan
Terjadi perubahan
pengetahuan dan
ketrampilan setelah
mengikuti pelatihan
yang dilakukan oleh
tim P2M Undiksha
Pedoman
observasi
dan
wawacara
2. Pengetahuan
dan
ketrampilan
melakukan
pengolahan
produk ikan
kramba pasca
panen
Masyarakat/
Kelompok
nelayan ikan
kramba
Pengetahuan
dan
keterampilan
masyarakat /
kelompok
nelayan ikan
kramba
Terjadi perubahan
pengetahuan dan
ketrampilan
kelompok nelayan
dalam melakukan
pengolahan pasca
panen ikan kramba
Pedoman
observasi
dan
wawacara
3 Pengetahuan
dan
keterampilan
mengembangk
Masyarakat/
Kelompok
nelayan ikan
kramba
Pengetahuan
dan
keterampilan
masyarakat /
Terjadi perubahan
engetahuan dan
keterampilan
mengembangkan
Pedoman
observasi
dan
wawacara
an IPTEK
packing dan
pengolahan
pasca panen
kelompok
nelayan ikan
kramba
IPTEK packing dan
pengolahan pasca
panen
4 Pengetahuan
dan
keterampilan
manajemen
produksi,
kinerja, dan
manejemen
pemasaran
Masyarakat/
Kelompok
nelayan ikan
kramba
Pengetahuan
dan
keterampilan
masyarakat /
kelompok
nelayan ikan
kramba
Terjadi perubahan
pengetahuan dan
keterampilan
manajemen
produksi, kinerja,
dan manejemen
pemasaran
Pedoman
observasi
dan
wawacara
Pada kegiatan Pemberdayaan Masyarakata Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
Berbasis Tri Hita Karana di Desa Binaan Desa Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani,
masyarakat setempat akan dilibatkan dari awal sampai akhir kegiatan. Masyarakat Desa
Abang Batu Dinding akan dilibatkan dalam merencanakan program, penjadwalan kegiatan,
penyediaan bahan, khususnya ikan kramba yang dihasilkan, ikut serta dalam pelatihan sampai
pada tahap uji coba produk pelatihan. Pelibatan Masyarakat Desa Abang Batu Dinding secara
penuh ini diharapkan dapat memberikan seperangkat pengetahun dan keterampilan yang
lengkap kepada masyarakat dalam melakukan pengemasan terhadap produk ikan kramba
yang dihasilkan dan melakukan pengolahan pasca panen serta cara pengembangannya.
2.2. Rencana Kerja Kegiatan Desa Binaan
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan melalui program Desa Binaan di Desa
Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli dapat di kemukakan pada
tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2. Program Kegiatan Desa Binaan Desa Abang Batu Dinding
No Program Kegiatan Desa Binaan Tahun I
1 Penjagjagan dan Observasi Kelapangan X
2 Koordinasi dengan pihak desa dinas dan kelompok-kelompok usaha
pendukung pengembangan potensi di desa lokasi desa binaan.
X
3 Penyusunan indikator dan instrument program kegiatan desa binaan. X
4 Pembekalan / pemaparan materi sederhana teknis kegiatan yang X
akan dilaksanakan.
5 Penyelenggaraan pelatihan keaksaraan, pendidikan karakter anak
usia dini dan usaha mandiri (kelompok ibu-ibu rumah tangga)
X
6 Pelatihan industri rumahan (home industry) untuk ibu-ibu rumah
tangga (40 orang)
X
7 Pelatihan materi perekonomian sederhana ( Manajemen Pemasaran) X
8 Pelatihan desain dan pengemasan untuk hasil olahan dari industry
rumahan untuk dipasarkan
X
9 Penyuluhan adat dan lingkungan (materi tambahan) X
10 Laporan Kegiatan X
Tabel 2.3. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Desa Binaan
No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan Th. 2016/Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Penjagjagan dan Observasi
Kepada Kecamatan dan Desa
Lokasi
2. Koordinasi dengan pihak desa
dinas dan kelompok-
kelompok tani
3. Penyusunan indikator dan
instrument program kegiatan
desa
4. Pembekalan / pemaparan
materi sederhana teknis
kegiatan yang akan
dilaksanakan.
5. Penyelenggaraan pelatihan
keaksaraan, pendidikan
karakter dan usaha mandiri
6. Pelatihan industri rumahan
(home industry) untuk ibu-ibu
rumah tangga
7. Pelatihan materi
perekonomian sederhana (
Manajemen Pemasaran )
8. Pelatihan desain dan
pengemasan untuk hasil
olahan dari industry rumahan
untuk dipasarkan
9. Uji coba penawaran hasil
olahan ikan kramba pasca
panen
10. Penyuluhan adat dan
lingkungan
11. Pembuatan laporan
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
Sampai saat ini, pelatihan ini sudah dilaksanakan selama 4 bulan dilapangan atau
(70%) dari keseluruhan pelatihan. Pelatihan ini diikuti oleh 20 orang anak-anak usia dini
untuk kegiatan pelatihan pendidikan nilai karakter anak usia dini dan 30 orang wanita untuk
pelatihan kegiatan pengolahan ikan mujair seperti abon mujair, bakso mujair dan krupuk
mujair dari desa Abang Batu Dinding Kintamani. Bahan ajar yang dipergunakan selama
pelatihan terdiri dari bahan cetakan, berupa buku, poster, dan brosur. Selain bahan tercetak,
juga digunakan bahan pembelajaran audio visual. Bahan audio visual ditayangkan dengan
LCD proyektor, sehingga dapat lebih menarik perhatian peserta.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, maka dilakukan
evaluasi terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Evaluasi tidak dilakukan
dengan menyediakan waktu khusus. Tapi penilaian dilakukan secara berkesinambungan oleh
para tim pengelola. Penilaian diberikan dalam bentuk angka, yang berisikan prestasi dalam
bidang pengetahuan dan keterampilan. Lembar nilai akhir, akan diletakkan di belakang
STTP, dengan format sebagai berikut.
Kompetensi Nilai
Pengetahuan Keterampilan Status
Pengetahuan dan ketrampilan melakukan
pengemasan produk ikan kramba
Pengetahuan dan ketrampilan melakukan
pengolahan produk ikan kramba pasca panen
Pengetahuan dan keterampilan mengembangkan
IPTEK packing dan pengolahan pasca panen
Pengetahuan dan keterampilan manajemen
produksi, kinerja, dan manajemen pemasaran
Nilai diberikan dalam rentang 50 s/d 100. Peserta berstatus lulus jika memperoleh
nilai lebih dari 75. Dari 30 peserta pelatihan yang mengikuti program ini, pelatihan dianggap
berhasil jika 95 % peserta dapat menyelesaikan seluruh program pelatihan. Dari keseluruhan
lulusan, program dianggap berhasil jika 80%-nya mampu memanfaatkan pengetahuan yang
diperoleh ke dalam kehidupan sehari-hari yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
kehidupan perekonomian mereka.
4.1.Hasil yang Dicapai Saat ini
4.1.1. Koordinasi Kegiatan P2M
Untuk menyukseskan penyelenggaraan program tidak terlepas dengan prosedur
birokrasi yang dilakukan oleh tim pelaksana dari Universitas Pendidikan Ganesha
(UNDIKSHA). Langkah program yang tim pelaksana rancang diantaranya meliputi: (1)
koordinasi, (2) pelaksanan, dan (3) evaluasi. Langkah awal yang tim pelaksana lakukan
adalah rapat koordinasi tahap awal untuk merancang pertemuan dan koordinasi,dilanjutkan
dengan rapat untuk merancang pelaksanaan kegiatan tahap awal. Setelah kesepakatan waktu
ditentukan untuk melakukan koordinasi dengan aparatur Pemerintah Desa Abang Batu
Dinding Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Proses administrasi yang tim pelaksana
program harus penuhi yaitu meliputi, secara bertim sebelumnya berkoordinasi dengan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) untuk meminta surat pengantar
kegiatan pengabdian dan surat perjalanan dinas resmi yang substansinya memuat
Permohonan untuk Mengadakan Pengabdian Pada Masyarakat sesuai dengan rencana
kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) dengan materi 1) Pelatihan pendidikan nilai
karakter terhadap anak usia dini, 2) Meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi alam
dan lingkungan memalui kegiatan pembudidayaan ikan mujair dan pertanian organik untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan, 3) Mendorong
tumbuhnya kreativitas, motivasi dan inovasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan yang dihadapi melalui pelatihan pengembangan usaha ekonomi kreatif, seperti
pengolahan ikan mujair pasca panen menjadi Abon Mujair, Krupuk Mujair, Bakso Mujair
dan pengolahan hasil pertanian seperti bawang menjadi bawang goreng siap saji, dan 4)
Meningkatkan kesadaran masyarakat melalui penyuluhan untuk mendorong terwujudnya
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dalam bidang sistem pemasaran hasil sumber
daya alam yang ada.
Alur birokrasi pelaksanaan program dengan mendatangi langsung desa tujuan P2M
skim Desa Binaan dan bersilaturahmi dengan aparatur desa setempat. Adapun hasil koodinasi
tim dengan birokrasi Pemerintahan Desa Abang Batu Dinding Kintamani, diantaranya:
kesepakatan jadwal kegiatan, tempat penyelenggaraan, agenda kegiatan, termasuk pedataan
peserta pelatihan dari masing-masing dusun di Desa Abang Batu Dinding Kintamani
dikoordinir oleh Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd. dan Kadek Rai Suwena, S.Pd., M.Pd dan
dibantu oleh Ida Bagus Sidartha Manuaba, SE peternak ikan mujair kintamani.
Program yang kami rancang dan usulkan untuk diselenggarakan di Desa Abang Batu
Dinding Kintamani memperoleh apresiasi yang sangat luar biasa dari Pemerintah Desa
setempat beserta jajarannya. Mengingat baru pertama kali Desa Abang Batu Dinding
Kintamani disasar kegiatan pengabdian dengan melibatkan warga masyarakat untuk mampu
diberdayakan melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan dari pihak LPM Undiksha. Secara
langsung dengan penuh penghargaan dan penghormatan Kepala Desa beserta staf menyambut
kami dengan tangan terbuka dan mengucapkan terima kasih kepada LPM Undiksha karena
sudah bersedia memfasilitasi warga Desa Abang Batu Dinding Kintamani dengan penerjunan
staf ahli yang berkompeten melalui penyelenggaraan kegiatan P2M. Harapan dari output
program P2M yang tim pelaksana selenggarakan dan diharapkan kepada warga masyarakat
yang dalam hal ini diwakili oleh masyarakat Desa Abang Batu Dinding Kintamani Desa
Abang Batu Dinding Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.
4.1.2. Pendidikan dan Pelatihan Pengolahan Produk Ikan Kramba Pasca Panen
Pada pelatihan ini materi disampaikan oleh pakar pengolahan ikan Ni Wayan
Sukerti, S.Pd, M.Pd. (dosen tata boga Universitas Pendidikan Ganesha), beliau banyak
menyampaikan materi tentang berbagai macam olahan ikan mujair. Pelatihan ini
dilaksanakan pada tanggal 11 dan 18 Juni 2016 bertempat di balai desa Abang Batu Dinding
Kintamani yang diikuti oleh 30 orang peserta. Peserta sangat antusias mengikutinya.
Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan melalui metode praktek langsung pengolahan bahan
baku, bambu, dan sebagainya sehingga siap menjadi bahan dasar produk kreatif yang
selanjutnya digunakan pada usaha kelompok. Beberapa olahan yang dipraktikan adalah bakso
ikan mujair, abon ikan mujair, krupuk mujair dan mujair goreng dan bakar dengan aneka
bumbu nyat nyat, pedas, asam, dan lain-lain. Dalam pelaksanaan diklat ini tidak ditemukan
kendala yang berarti karena respon yang sangat bagus dari masyarakat yang mengikuti
pelaksanaan kegiatan ini.
Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan lancar dan baik terlihat dari besarnya perhatian
dari anggota kelompok dalam menyimak serta memperhatikan materi-materi yang
disampaikan sekaligus praktek langsung meracik dan mengolah adonan. Hasil pelatihan
menunjukkan bahwa dari 30 orang yang ikut pelatihan 25 orang (83,33%) masuk dalam
kategori sangat mengetahui dan terampil dalam pengolahan produk ikan kramba pasca panen,
2 orang (2,66) termasuk dalam kategori kategori mengetahui dan terampil dalam pengolahan
produk ikan kramba pasca panen, dan 5 orang (16,66) termasuk dalam kategori cukup
mengetahui dan terampil dalam pengolahan produk ikan kramba pasca panen.
5. Diklat Mengembangkan IPTEK Packing Hasil Pengolahan Ikan Mujair
Kegiatan ini terlaksana tanggal 11 Juni sampai dengan 13 Juni 2016 dengan
pendampingan dari tim pelaksana P2M. Oerientasi kegiatan pengembangan IPTEK packing
hasil pengolahan ikan mujair bertujuan untuk meningkatkan nilai jual hasil olahan mujair
yang sudah dibuat oleh masyarakat menjadi lebih tertata, lebih terlihat bersih dan rapi
sehingga layak untuk dijual di pasar-pasar. Agenda kegiatan berupa pengemasan abon, bakso,
dan krupuk ikan dengan plastik, dan pemberian lebel. Plastik yang digunakan dipilih sesuai
dengan daya tahan makanan.
Salah satu alat yang digunakan adalah mesin hand sealer. Mesin ini digunakan untuk
mengemas abon, bakso, dan krupuk ikan yang dibungkus dengan kemasan plastik.
Pengoperasian mesin hand impulse sealer dilakukan menggunakan tangan secara manual dan
sangat mudah. Anda cukup meletakan plastik kemasan diantara hand sealer tersebut, lalu di
tekan layaknya mesin press. Dengan menggunakan mesin pengemas hand sealer, makanan
Anda dapat bertahan lebih lama karena tersimpan rapat dalam plastik.
Pelaksanaan pelatihan berjalan dengan lancar dan baik terlihat dari besarnya perhatian
dari anggota kelompok dalam menyimak serta memperhatikan materi-materi yang
disampaikan sekaligus praktek langsung meracik dan mengolah adonan. Hasil pelatihan
menunjukkan bahwa dari 30 orang yang ikut pelatihan 20 orang (66,67%) masuk dalam
kategori sangat mengetahui dan terampil dalam mengembangkan IPTEK packing dan
pengolahan pasca panen, 5 (16,66) orang termasuk dalam kategori kategori mengetahui dan
terampil dalam mengembangkan IPTEK packing dan pengolahan pasca panen, dan 5 orang
(16,66) termasuk dalam kategori cukup mengetahui dan terampil dalam mengembangkan
IPTEK packing dan pengolahan pasca panen.
A. Pembahasan
Setelah diberikan pelatihan oleh tim pelaksana dari Undiksha Singaraja, masyarakat Desa
Abang Batu Dinding Kintamani Kecamatan Kubu dapat memahami dengan jelas materi
pelatihan mengenai tata boga dalam hal mengolahan hasil tangkapan ikan mujair yang semula
keterampilan mengolahnya tidak dikuasai dan sekarang menjadi dikuasai dapat
dipraktekannya menjadi beragam jenis olahan produk hasil karya olahan kuliner yang telah
dilakukan pendampingan dari pihak tim pelaksana Desa Binaan Mujair Desa Abang Batu
Dinding Kintamani. Diklat pengelolaan ikan mujair ini bertujuan untuk menunjang tingkat
pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang pemberdayaan kawasan pesisir secara tepat
guna.
Keunggulan yang dapat dilihat dali pelaksanaan program, bahwa berdasarkan hasil
evaluasi tidak lanjut juga terekam, beberapa manfaat praktis yang diperoleh oleh masyarakat
Desa Abang Batu Dinding Kintamani melalui Pelatihan Tata Boga Pengelolaan Ikan Mujair,
yaitu: (1) mereka mendapatkan informasi yang jelas dan utuh mengenai hakekat
pemberdayaan masyarakat dari segi pengetahuan dan keterampilan, bermakna untuk
penciptaan lapangan pekerjaan baru yang sifatnya inovatif dari pengolahan ikan mujair; (2)
masyarakat Desa Abang Batu Dinding Kintamani yang menjadi peserta pelatihan
memperoleh gambaran yang jelas mengenai langkah pengembangan iklim usaha dengan
memanfaatkan komoditas hasil tangkapan ikan secara swadaya; (3) peserta pelatihan juga
mendapatkan gambaran yang jelas dan utuh tentang manfaat hasil tangkapan ikan apabila
dikelola dengan baik akan mendatangkan nilai finansial apabila telah diolah menjadi aneka
olahan kuliner ikan mujair sebagai menu handalan.
Keseluruhan proses transfer iptek ini dilaksanakan dengan pola pelatihan dan
pendampingan terhadap masyarakat Desa Abang Batu Dinding Kintamani yang meliputi:
Tata Boga, dan Tata Cara Pengurusan Ijin Usaha. Pelatihan dengan pendampingan terhadap
proses produksi, dan tata cara pengurusan ijin usaha, sehingga diharapkan kegiatan P2M yang
diselenggarakan dapat menyasar penguasaan pengetahuan dan keterampilan Kelompok
masyarakat Desa Abang Batu Dinding Kintamani secara berkesinambungan.
B. Kendala dan Tindak Lanjut yang harus Dilakukan
Kendala pelaksanaan program adalah sulitnya meminid waktu untuk pencapaian
kesepakatan pelaksanaan kegiatan, karena umumnya peserta latihan terbentur dengan
rutinitas pekerjaan harian yang menunjang perekonomian keluarga, maupun pelaksanaan
kegiatan ritual adat-istiadat yang lumayan padat di Desa Abang Batu Dinding Kintamani
dalam kaitannya dengan paruman desa adat untuk penyelenggaraan ritual keagamaan
sebagaimana layaknya masyarakat Hindu Bali pada umumnya. Jadi, untuk bisa
mengkoordinir warga perlu koordinasi intensif dengan pihak kesra dan segenap jajarannya.
Berkaitan dengan pengkondisian peserta program, walaupun dijumpai kendala masalah waktu
selama tim pelaksana program mampu mengatasinya dengan melakukan koordinasi secara
intensif dengan Kepala Desa Abang Batu Dinding Kintamani, staf Kesra Desa Abang Batu
Dinding Kintamani, dan segenap jajaran terkait masyarakat Desa Abang Batu Dinding
Kintamani. Program ini masih berlangsung dan masih banyak terdapat kekuarangan-
kekurangan yang ada dalam pengabdian ini. Terutama untuk mengukur keberhasilan
pengimplementasian dari kurikulum yang sudah dirancang.
BAB VI
RENCANA PROGRAM SELANJUTNYA
Rancangan program selanjutnya adalah Pelatihan Manajemen Produksi, Kinerja, dan
Manajemen Pemasaran. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 19-20 Agustus 2016
oleh instruktur tamu dari Jurusan D3 Akuntansi, yaitu Ibu I Gusti Ayu Purnamawati, SE.,
M.Si., Ak. Yang melakukan pendampingan tentang manajemen usaha dengan pengelolaan
usaha kreatif mandiri secara berkelompok oleh masyarakat Desa Abang Batu Dinding
Kintamani sekaligus membuka peluang baru berupa usaha kreatif yang merupakan bentuk
UBK rintisan dengan pengolahan hasil tangkapan ikan.
Sesuai hasil kesepakatan dengan peserta pelatihan, pendampingan selanjutnya yang
akan dilaksanakan oleh instruktur pendamping Drs. I Gede Nurjaya, M.Pd. adalah
pengurusan surat ijin usaha perdagangan (SIUP) yang dalam hal ini akan digunakan nama
perorangan sehingga usaha dagangnya kedepan berkekuatan hukum. Hal ini juga dilakukan
untuk melindungi produk-produk kreatif yang akan dihasilkan oleh kelompok dikemudian
hari. Prosedur dan tata cara pengurusan ijin juga dilatihkan kepada masyarakat Desa Abang
Batu Dinding Kintamani untuk memberikan bekal tentang pengurusan ijin usaha baik yang
sifatnya individu maupun kelompok. Pengurusan ijin penting karena nantinya Wanita
Nelayan Desa Abang Batu Dinding Kintamani dapat menggunakan SIUP yang dimiliki
sebagai agunan simpan pinjam di LPD maupun BRI terdekat di tingkat Kecamatan.
Kemudian tahap selanjutnya adalah pemandirian dan pendampingan selama masyarakat
membuka usaha mandiri. Pemandirian dilakukan dengan memberikan materi motivasi dan
menjalin kerjasama untuk mencari modal kerja.
BAB VII
PENUTUP
6.1. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian ini adalah:
1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra program pengabdian kepada masyarakat
memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat dari kehadiran peserta
yang tanpa ijin, dan dukungan dari kepala desa.
2. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa dari 30 orang yang ikut pelatihan 25 orang
(83,33%) masuk dalam kategori sangat mengetahui dan terampil dalam pengolahan
produk ikan kramba pasca panen, 2 orang (2,66) termasuk dalam kategori kategori
mengetahui dan terampil dalam pengolahan produk ikan kramba pasca panen, dan 5
orang (16,66) termasuk dalam kategori cukup mengetahui dan terampil dalam
pengolahan produk ikan kramba pasca panen.
3. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa dari 30 orang yang ikut pelatihan 20 orang
(66,67%) masuk dalam kategori sangat mengetahui dan terampil dalam
mengembangkan IPTEK packing dan pengolahan pasca panen, 5 (16,66) orang
termasuk dalam kategori kategori mengetahui dan terampil dalam mengembangkan
IPTEK packing dan pengolahan pasca panen, dan 5 orang (16,66) termasuk dalam
kategori cukup mengetahui dan terampil dalam mengembangkan IPTEK packing dan
pengolahan pasca panen.
4. Kendala pelaksanaan program adalah sulitnya meminid waktu untuk pencapaian
kesepakatan pelaksanaan kegiatan, karena umumnya peserta latihan terbentur dengan
rutinitas pekerjaan harian yang menunjang perekonomian keluarga, maupun
pelaksanaan kegiatan ritual adat-istiadat yang lumayan padat di Desa Abang Batu
Dinding Kintamani dalam kaitannya dengan paruman desa adat untuk
penyelenggaraan ritual keagamaan sebagaimana layaknya masyarakat Hindu Bali
pada umumnya.
6.2. Saran
Untuk pelaksanaan selanjutnya akan dilakukan dengan koordinasi dan persipaan yang
lebih matang sehingga tidak ada kendala-kendala yang berarti dalam pelatihan selanjutnya,
serta hasilnya menjadi lebih berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dasman, Raymon. 1980. Prinsip Ekologi Untuk Pembangunan, Terjemahan Idjah
Soemarwoto. Jakarta: Gramedia.
Gerungan. 1988. Psikologi Sosial. Bandung: Unesco.
Karama dan Abdurrachman. 1995. Kebijakan Nasional dalam Penanganan Lahan Kritis di
Indonesia. Yogyakarta: BPTP Prosiding Seminar Rekayasa Teknologi
Konservasi.
Kurana. 2008. Sukses Mengembangkan Wirausaha. Jakarta: Grsindo.
Kurniasih Dian. 2006. Pengaruh Daya Dukung Lahan dan Faktor Sosial Ekonomi terhadap
Perilaku Petani dalam Konservasi Lahan Pertanian di Kabupaten Kulon Progo.
Yogyakarta: Program Studi Ekonomi Pertanian, Jurusan Ilmu-Ilmu Pertanian,
UGM.
Muhadjir, N. 1993. Kepemimpinan Adopsi Inovasi untuk Pengembangan Masyarakat.
Yogyakarta: Rake Press.
Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan
Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lembaran Negara Nomor
33, TLN RI Nomor 3817.
Pemerintah Kabupaten Karangasem. Data Statistik Desa Tianyar Tahun 2011. Karangasem:
Tianyar.
Suhardjo. 1988. Peranan Kelembagaan dalam Hubungannya dengan Komersialisasi
Usahatani dan Distribusi Pendapatan Wilayah Kabupaten Banjar Negara Jawa
Tengah. Disertasi (tidak dipublikasikan). Yogyakarta: UGM.
Soemarwoto, Otto. 2001. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Penerbit
Djambatan.
Susanto, P.Astrid. 1983. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cipta.
Lampiran Dokumentasi Kegiatan