laporan akhir pengabdian kepada...

51
i LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M) I b M KELOMPOK WANITA TANI KETELA POHON Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Desak Nyoman Sri Werastuti, SE. M.Si, Ak./ NIDN.0006127903 (Ketua) Dra. Risa Panti Ariani, M.Si./ NIDN.0019046502 (Anggota) I Made Gede Sunarya, S.Kom.,M.Cs./ NIDN.0025078303 (Anggota) Dibiayai oleh: Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor : 122/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015 Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2015

Upload: dinhkhue

Post on 22-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

i

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

IbM KELOMPOK WANITA TANI

KETELA POHON

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Desak Nyoman Sri Werastuti, SE. M.Si, Ak./ NIDN.0006127903 (Ketua)

Dra. Risa Panti Ariani, M.Si./ NIDN.0019046502 (Anggota)

I Made Gede Sunarya, S.Kom.,M.Cs./ NIDN.0025078303 (Anggota)

Dibiayai oleh:

Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan

Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan

Program Pengabdian kepada Masyarakat

Nomor : 122/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Pendidikan Ganesha

Tahun 2015

Page 2: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

ii

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul IbM : IbM KELOMPOK WANITA TANI KETELA POHON

2. Daftar Mitra Nama Mitra Program IbM (1) : Ni Komang Ayu Kurniawati, S.Pd (Ketua KWT Sari Tunjung Mekar) Nama Mitra Program IbM (2) : Jero Made Yuliani (Ketua KWT Gunung Sari)

3. Ketua Tim Pengusul a. Nama : DESAK NYOMAN SRI WERASTUTI M.Si b. NIDN : 0006127903 c. Jabatan/Golongan : Asisten Ahli / IIIb d. Program Studi : Akuntansi e. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA f. Bidang Keahlian : Ekonomi/ Akuntansi – Manajemen Keuangan g. Alamat Kantor/Telp/Faks/surel : Jl. Udayana No. 11 Singaraja / 081337430370 / (0362) 25735 /

[email protected] 4. Anggota Tim Pengusul

a. Jumlah Anggota : 2 orang, b. Mahasiswa yang terlibat : 2 orang

5. Lokasi Kegiatan/Mitra (1) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Cempaga / Kecamatan Banjar b. Kabupaten/Kota : Kabupaten Buleleng c. Propinsi : Bali d. Jarak PT ke lokasi mitra (KM) : 18.00

6. Lokasi Kegiatan/Mitra (2) a. Wilayah Mitra (Desa/Kecamatan) : Desa Cempaga / Kecamatan Banjar b. Kabupaten/Kota : Kabupaten Buleleng c. Propinsi : Bali d. Jarak PT ke lokasi mitra (KM) : 17.00

7. Luaran yang dihasilkan : 1. Pemberian peralatan penunjang proses produksi2. Pembentukan struktur organisasi3. Diversifikasi produk olahan berbahan bakuketela pohon .4. Kemasan dan design kemasan produk yang sesuai dengan standar pemasaran yang bermutu 5. Keahlian dalam memperhitungkan harga pokok penjualan dan pembukuan sederhana6. Penetapan strategi pemasaran, termasuk didalamnya pembuatan blog, akun di akun di facebook, twitter untuk promosi7. Terbentuk pola kemitraan dengan Disperindag Kabupaten Buleleng

8. Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 tahun 9. Biaya Total : Rp. 43.000.000,00

- DIKT : Rp. 43.000.000,00 - Sumber Lain : Rp. 0,00

(Sebutkan) : 0 dan lampirkan Surat Peryataan Penyandang Dana

Singaraja, 2 - 11 - 2015

Ketua Tim Pengusul

( DESAK NYOMAN SRI WERASTUTI M.Si)

NIDN. 0006127903

Page 3: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

iii

RINGKASAN

Desa Cempaga adalah salah satu desa penghasil ketela pohon terbesar di

Kabupaten Buleleng. Di desa ini terdapat 4 (empat) Kelompok Wanita Tani (KWT),

namun kegiatan ini hanya pada peserta di KWT Sari Tunjung Mekar dan KWT Gunung

Sari. Desa Cempaga banyak menghasilkan ketela pohon (singkong) sebagai bahan

pangan sumber karbohidrat. Namun masalahnya keterbatasan kemampuan pengolahan,

cita rasa dan penerapan strategi pemasaran yang kurang maksimal. Selain itu ketela

pohon hanya diolah menjadi gaplek, sela kukus, lempog, sela meurap, bahkan hanya

untuk pakan ternak. Untuk itu diperlukan pemberdayaan masyarakat KWT Desa

Cempaga dalam pengolahan ketela pohon agar dimanfaatkan menjadi produk pangan

bernilai ekonomi.

Metode pelaksanaan pengabdian di KWT Desa Cempaga untuk memberdayakan

potensi ketela pohon yang dihasilkan. Kegiatan ini meliputi 1) pelatihan dan praktik

langsung untuk menghasilkan berbagai produk ketela pohon yang siap dipasarkan, 2)

perbaikan manajemen KWT desa Cempaga melalui struktur organisasi serta tugas

tanggungjawabnya, perbaikan pembukuan sederhana, pembekalan strategi pemasaran

dan promosi produk ketela pohon, 3) penyediaan sarana dan prasarana melalui

pengadaan peralatan dan bahan praktik, 4) pendampingan berupa konsultasi dan

bimbingan dalam memproduksi olahan ketela pohon, pembukuan sederhana dan strategi

pemasarannya, serta promosi produk KWT desa Cempaga.

Pencapaian hasil kegiatan ini adalah 1) Anggota KWT memperoleh pemahaman

dan pengalaman untuk diversifikasi olahan ketela pohon, serta pengemasan dan

pelabelan produk pangan, 2) Perbaikan manajemen KWT melalui struktur organisasi,

pembukuan sederhana dan pemahaman strategi pemasaran dan promosi melalui media

sosial (blog), 3) didukung penyediaan sarana dan prasarana kegiatan. Hal lain yang

diperoleh KWT adalah adanya peningkatan pemasaran ke warung, toko-toko dan usaha-

usaha yang tersebar di pasar tradisional Desa Cempaga. Adanya peningkatan kerja sama

antar anggota melalui pembagian tugas dan tanggung jawab. Serta menjalin pola

kemitraan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Buleleng melalui

pameran produk ketela pohon.

Luaran dalam kegiatan IbM Kelompok Wanita Tani Desa Cempaga adalah

laporan kegiatan, blog promosi produk KWT Desa Cempaga, artikel dan poster.

Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana.

Page 4: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

iv

PRAKATA

Puji syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa/Hyang Widhi sehingga laporan

kemajuan Ipteks Bagi Masyarakat (IbM) dengan judul “IbM Kelompok Wanita Tani

Ketela Pohon” dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Laporan ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kelompok pelaksana IbM

yang telah diberi kesempatan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada

Masyarakat DIKTI melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bagi para

petani ketela pohon di Desa Cempaga Kabupaten Buleleng.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat DIKTI Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan RI atas bantuan dananya sekaligus ucapan terimakasih

untuk Kelompok Wanita Tani Ketela Pohon Desa Cempaga yang telah menjadi mitra

baik serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan IbM ini.

Tentunya laporan ini masih terdapat kekurangan dalam penyampaiannya, oleh

karena itu besar harapan kami akan ada saran dan masukan guna kesempurnaan laporan

akhir pelaksanaan IbM. Semoga bermanfaat.

Tim Pengabdian

Page 5: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

v

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul ………........................................................................................ i

Halaman Pengesahan.............................................................................................. ii

Ringkasan ............................................................................................................... iii

Prakata …………………………………………………………………………… iv

Daftar Isi ................................................................................................................. v

Daftar Gambar ........................................................................................................ vi

Daftar Lampiran ………………………………………………..………………… vi

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

BAB 2 TARGET DAN LUARAN.............................................................. 8

BAB 3 METODE PELAKSANAAN ......................................................... 12

BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ...................................... 20

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN……..……...................................... 22

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN…………………............................ 31

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 32

LAMPIRAN

Page 6: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Area Perkebunan Ketela Pohon di Desa Cempaga……………… 2

Gambar 2. Produk Olahan ketela pohon di desa Cempaga…………………. 4

Gambar 3. Vacum frying di Desa Cempaga………………………………… 4

Gambar 4. Peserta antusias mengikuti pelatihan…………………………… 8

Gambar 5. Pendamping dan bapak Kepala Desa Cempaga…………………. 11

Gambar 6. Bahan dan peralatan untuk praktik di Desa Cempaga…………… 12

Gambar 7. Tepung singkong , ubi ungu dan ubi kuning dari cacah…………. 13

Gambar 8. Praktik Stick singkong (kue Bawang)…………………………… 14

Gambar 9. Praktik Chiffon Cake singkong…………………………………… 14

Gambar 10. Praktik Brownies Kukus singkong……………………………….. 15

Gambar 11. Praktik Kripik singkong…………………………………………. 15

Gambar 12. Praktik Semprit singkong………………………………………… 16

Gambar 13. Penyuluhan Manajemen dan Pemasaran………………………… 17

Gambar 14. Pelatihan penggunaan blog……………………………………… 17

Gambar 15. Pameran KWT Desa Cempaga………………………………….. 18

Gambar 16. Penggunaan peralatan praktik…………………………………… 26

Gambar 17. Struktur Organisasi KWT Desa Cempaga……………………… 26

Gambar 18. Pembukuan Usaha KWT Desa Cempaga………………………. 27

Gambar 19. Produk kue kering singkong: kue bawang, semprit & kripik…… 28

Gambar 20. Produk cake singkong: brownkus cup & chiffon pandan……..... 29

Gambar 21. Data print screen Kutela Desa Cempaga…………………..…… 30

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Resep Olahan Ketela Pohon……………………………………… 33

Lampiran 2. Penggunaan Vacuum Frying……………………………………... 39

Lampiran 3. Data print screen IbM Desa Cempaga ……………….………….. 41

Lampiran 4. Personalia Tenaga Pelaksana...................................…................... 45

Lampiran 5. Publikasi Artikel...................................................................…...... 56

Page 7: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Desa Cempaga merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banjar,

Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali. Jarak dari ibu kota Kabupaten Buleleng ke

Desa Cempaga sekitar 24 km. Desa Cempaga dikelilingi oleh desa-desa sebagai berikut,

di sebelah utara adalah Desa Temukus, di sebelah selatan Desa Pedawa, di

sebelah timur Desa Tigawasa, dan di sebelah barat adalah Desa Sidatapa. Desa-desa

ini dikenal sebagai desa-desa Bali Aga. Desa Cempaga berada di daerah dataran tinggi

(daerah pegunungan) dengan ketinggian 300-700 meter dari permukaan laut, dengan

luas wilayah 1.257.888 ha. Jumlah penduduk: 2.691 Jiwa atau 976 KK yang terdiri dari

Laki-laki: 1.369 Jiwa Perempuan: 1366 Jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, 2.115

jiwa merupakan angkatan kerja produktif. Ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya

manusia yang ada di Desa Cempaga sangat menjanjikan jika mampu diberdayakan

dengan baik sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Mata Pencaharian masyarakat

Desa Cempaga adalah Petani 700 orang, Ibu rumah tangga 600 orang, Pedagang 80

orang, Karyawan Swasta 50 orang, Pensiunan 17 orang, Guru/Dosen 9 orang,

Wiraswasta 20 orang, Buruh tani 200 orang dan PNS 23 orang. (Anonim, 2014)

Kondisi tanah di Desa Cempaga tergolong tanah kering dengan sumber air yang

sangat kecil. Tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat di desa ini yang paling

cocok adalah ketela pohon. Para petani di Desa Cempaga tergolong petani yang sangat

ulet. Walaupun dihadapkan pada kondisi alam dengan sumber air yang sangat minim,

mereka mampu mengembangkan tanaman ketela pohon. Ribuan ketela pohon adalah

rumah bagi penduduk Desa Cempaga, karena ketela pohon tumbuh menyebar diantara

rumah-rumah penduduk. Desa Cempaga menjadi salah satu desa penghasil singkong

terbesar di Kabupaten Buleleng. Ironisnya, Desa Cempaga justru memiliki angka

kemiskinan tinggi, dengan pendapatan rata-rata perbulan hanya mencapai Rp. 425.000,-

. Menurut Kepala Desa Cempaga, I Nyoman Artika, pada saat panen, ketela pohon yang

dihasilkan hanya diolah menjadi cacah saja, meskipun kadang-kadang diolah menjadi

Page 8: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

2

sela kukus, lempog, sela meurap, bahkan jika harga ketela pohon jatuh, maka hanya

digunakan untuk pangan ternak. Setelah terbentuknya beberapa Kelompok Wanita Tani

(KWT) di desa ini, olahan yang diproduksi tidak hanya cacah saja, namun juga opak

singkong. Namun usaha ini masih sangat sederhana dan tersendat-sendat, meskipun saat

ini, hanyalah cacah ketela pohon yang masih diproduksi. Sedangkan opak singkong

sudah dihentikan produksinya karena tidak ada permintaan terhadap produk ini lagi.

Jika ditelusuri lebih jauh, ketela pohon sebenarnya memiliki potensi yang sangat

besar untuk dikembangkan menjadi berbagai macam diversifikasi produk, misalnya

menjadi tepung cassava (tepung singkong). Pengolahan ketela pohon menjadi tepung

juga mempermudah penggunaan dan penyimpanannya, juga memperpanjang daya

simpan tepung hingga dapat tahan berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan. Cita rasa

aneka kue yang terbuat dari tepung singkong tidak kalah enaknya dengan yang terbuat

baik dari tepung terigu, tapioka, beras maupun tepung ketan. (Sutrisno, 2013)

Umbi singkong juga bisa diolah menjadi aneka bahan baku aneka industri

seperti; nata de cassava, gula cair, sorbitol, bioetanol, tiwul instan, dan berbagai

makanan camilan banyak disukai oleh masyarakat kita seperti opak singkong, gethuk

goreng, cake singkong, bapia telo, ceriping singkong, serta bakso, nugget dan lain-lain.

(Darminto, 2010)

Sumber: dok. Werastuti, 2014

Gambar 1. Area Perkebunan Ketela Pohon di Desa Cempaga.

Page 9: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

3

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Bapak I Nyoman Artika, selaku

Kepala Desa Cempaga, Kelompok Wanita Tani (KWT) di Desa Cempaga terbentuk

karena adanya keinginan isteri-isteri petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan

ekonomi keluarga. Dengan adanya KWT desa Cempaga, para isteri memiliki wadah

untuk pembelajaran mengenai segala kegiatan-kegiatan yang sederhana seperti produksi

pangan, dan wirausaha sehingga bisa menjadi industri rumah tangga. Disamping itu,

mereka juga bisa menerapkan prinsip demokrasi karena ditiap periode ada pelantikan

pengurus yang dipilih secara musyawarah. KWT yang telah terbentuk adalah KWT Sari

Tunjung Mekar dan KWT Gunung Sari. KWT Sari Tunjung Mekar memiliki anggota

kelompok sebanyak 25 orang dan KWT Sari Tunjung Mekar sebanyak 20 orang.

Semua anggota KWT tersebut bermata pencarian sebagai petani ketela pohon.

Menurut Ketua KWT Sari Tunjung Mekar, Ni Komang Ayu Kurniawati,

sebelum diolah menjadi keripik singkong, pada saat musim panen, ketela pohon hanya

diolah menjadi cacah karena proses pengolahannya yang sangat mudah dan tidak

memerlukan peralatan yang mahal. Cacah yang dihasilkan mencapai 40 ton/panen.

Cacah ini dijual ke warung-warung di sekitar desa dengan harga Rp. 2000,-/kg. Mereka

cenderung berpikir praktis agar segera memperoleh penghasilan dari ketela pohon,

tetapi hal ini juga disebabkan karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan mengenai

pengolahan ketela pohon menjadi berbagai jenis bahan olahan.

Sumber:dok. Dewa Gede Mariawan, 2013

Gambar 2. Produk Olahan ketela pohon di desa Cempaga

Page 10: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

4

Keadaan yang relatif sama juga terjadi di KWT Gunung Sari. Menurut Ketua

KWT Gunung Sari, Jro Putu Dwiyani, pada saat panen, selain mengolah menjadi cacah,

beberapa anggota kelompok juga mengolahnya menjadi opak ketela pohon. Opak yang

dihasilkan mencapai 144.000 kg/tahun. Namun, pemasarannya di seputar warung-

warung di desa tersebut sehingga belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Budidaya ketela pohon sudah berlangsung cukup lama, KWT desa Cempaga

hanya memiliki pengetahuan terbatas untuk memanfaatkan ketela pohon. Batang ketela

pohon yang tidak dijadikan bibit akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi. Pada

proses pembuatan cacah, begitu umbi ketela pohon selesai dikupas, maka kulit umbi

ketela pohon tersebut akan dijadikan sebagai pakan ternak sapi juga. KWT Sari

Tunjung Mekar yang telah terbentuk sejak tahun 2010, yang pembentukannya digagas

oleh Ibu Komang Ayu Kurniawati, pada pertengahan tahun 2013, diberikan bantuan

berupa peralatan vacum frying, dimana peralatan ini merupakan sumbangan yang

diberikan oleh pemerintah melalui program PNPM Mandiri pada tahun 2013.

Menurut Ibu Komang Ayu Kurniawati dan Jro Putu Dwiyani, selain citarasa,

juga kelemahan dari segi aspek manajemen, dengan struktur organisasi dan tugas

tanggung jawab yang belum jelas. Pada saat musim panen tiba, proses produksi

dikerjakan secara bersama-sama. Sedangkan pemasarannya, hanya dilakukan oleh

Sumber: dok. Dewa Gede Mariawan, 2013.

Gambar 3. Vacum frying di Desa Cempaga.

Page 11: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

5

anggota KWT yang mau dan memiliki waktu luang. Akibatnya seringkali setelah selesai

produksi, produk yang dihasilkan disimpan di gudang penyimpanan karena seluruh

anggota KWT memiliki kesibukan sendiri, karena adanya upacara agama, dan lain-lain.

Dengan tidak adanya pendistribusian tugas secara jelas, mengakibatkan pemasaran

menjadi tersendat-sendat, lebih banyak penawaran daripada permintaan.

Selain itu harga penjualan ketela pohon sangat rendah, bahkan terkadang tidak

dihargai. Seharusnya biaya produksi meningkat, pada bahan baku, upah pembuatan

opak dan biaya produksi lainnya. Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman tentang

proses perhitungan harga pokok dan harga jual. Harga ketela pohon sekarang mencapai

Rp.2000/kg, ditingkat petani. Selain itu, promosinya tidak ada, hal ini bisa dilihat dari

pemasaran opak singkong hanya dilakukan oleh Ni Ketut Rideng, yang mempunyai

usaha sampingan sebagai pedagang keliling di Gianyar. Karena hanya mengandalkan

satu orang saja, menyebabkan tidak ada lagi permintaan produk ke KWT, sehingga

produksinya menjadi macet, keadaan ini membuat semua anggota KWT menjadi sangat

putus asa. Mereka sekarang hanya mau mengolah ketela pohon menjadi cacah saja

sehingga tidak terjadi peningkatan kesejahteraan bagi mereka, mengingat keuntungan

yang mereka dapatkan sangat tipis, tidak sebanding dengan peningkatan biaya hidup

yang terjadi dewasa ini. Vacum frying yang mereka peroleh dari bantuan pemerintah

melalui program PNPM Mandiri disimpan di gudang yang terletak di belakang wantilan

desa tanpa dimanfaatkan.

Selain itu, meskipun sudah memiliki merk dan mencantumkan ijin produksi,

produk ketela pohon yang dihasilkan belum memiliki pelabelan yang layak, belum

mencantumkan alamat produksi, masa kedaluwarsa produk, belum menonjolkan sisi

keunggulan dengan sajian gurih, lezat, bergizi dan mutu terjamin, berat bersih dan

belum adanya jaminan jenis produk yang ditawarkan aman untuk dikonsumsi melalui

sudah terdaftarnya di BPOM.

Berdasarkan analisis situasi diatas, maka akan dianalisis permasalahan mitra

sebagai berikut :

Page 12: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

6

1. Produk olahan ketela pohon hanya dimanfaatkan umbinya, untuk cacah saja

dengan proses produksi yang sangat sederhana dan sedikit memperoleh

keuntungan.

2. Belum memperoleh pelatihan dalam pengolahan diversifikasi ketela pohon,

mengingat pentingnya pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan

produk ketela pohon, serta proses pengemasan produk.

3. Kurangnya peralatan yang dimiliki Kelompok Wanita Tani, untuk dapat

mengolah produk diversifikasi ketela pohon.

4. Pemasaran belum memenuhi standar prospek manajemen secara maksimal,

karena kemampuan dalam menjaring relasi bisnis masih lemah,

5. Promosi tidak pernah dilakukan dalam bentuk apapun, hanya dari mulut

kemulut, karena tidak memiliki pemahaman tentang produk ketela pohon

yang berkualitas.

6. Belum ada struktur organisasi yang jelas sehingga menimbulkan tumpang

tindih dalam tugas dan tanggung jawabnya.

7. Belum ada sistem packing atau kemasan yang memenuhi standar pemasaran

bermutu, sehingga produk cepat rusak, karena pengemasan tidak baik.

8. Pelabelan produk ketela pohon ini hanya menuliskan nama produk saja,

tanpa adanya tanggal kedaluarsa, komposisi produk, keunggulan produk,

nama yang membuat dan sebagainya

Dari berbagai permasalahan pada KWT desa Cempaga yang mendapat prioritas

untuk dilakukan dalam kegiatan ini adalah:

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengolahan ketela pohon

menjadi produk pangan yang berkualitas, dalam pemilihan bahan, proses

produksi, proses pengemasan dan pelabelan produk yang tepat, sehingga

usaha ini menjadi industri rumah tangga yang berkualitas.

2. Perbaikan manajemen KWT desa Cempaga melalui struktur organisasi ang

menguraikan tugas dan tanggung jawab anggota KWT, meningkatkan

Page 13: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

7

kemampuan pembukuan sederhana agar mampu menentukan harga jual dan

memperoleh keuntungan yang wajar, memberi pemahaman tentang strategi

pemasaran (marketing program) untuk memperluas pemasaran dan merebut

pangsa pasar, serta meningkatkan promosi melalui media sosial dan

kerjasama dengan instansi terkait..

3. Melengkapi kebutuhan peralatan sebagai penunjang aktivitas produksi yang

masih terbatas, misalnya oven, mixer, dan bahan-bahan pangan untuk

praktik yang menunjang pelaksanaan kegiatan.

4. Sebagai tindak lanjut kegiatan dilakukan pendampingan yang dilakukan

berkala secara langsung (datang ke desa) ataupun melalui media komunikasi,

serta pemanfaatan blog untuk promosi produk ketela pohon.

Page 14: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

8

BAB 2

TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran yang dicapai dalam kegiatan IbM Desa Cempaga ini agar

dapat terukur, maka dijelaskan target kegiatan secara terinci sebagai berikut :

1. Ketersediaan peralatan yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk diversifikasi

produk unggulan yang akan dikembangkan, misalnya oven, mixer, alat pencetak

kue, panci, wajan, blender. Tanpa tersedianya sarana dan prasarana penunjang,

maka program ini tidak akan bisa berjalan seperti yang diharapkan. Setelah

peralatan-peralatan tersebut diserahkan, dilanjutkan dengan pelatihan untuk

menggunakannya agar warga bisa memanfaatkannya secara efektif sehingga

menghasilkan produk dengan kualitas yang optimal. Masyarakat diharapkan

mempunyai pemahaman dan penguasaan teknologi untuk diversifikasi produk.

2. Pelatihan dan praktik berbagai jenis produk ketela pohon yang dihasilkan, yaitu

tepung ketela pohon (singkong), Brownies Kukus Singkong (Cup), Pandan Chiffon

Cake Singkong, Semprit Singkong, Keripik Singkong, dan Stick Singkong.

Pelatihan ini dibimbing oleh pakar dari jurusan tata boga dibantu oleh 2 orang

mahasiswa yang terbaik dari segi keahliannya.

Sumber: dok. Werastuti, 2014

Gambar 4. Peserta antusias mengikuti pelatihan

Page 15: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

9

Anggota KWT bagian produksi diminta untuk secara langsung mempraktekkan

proses pembuatan olah makanan yang diperagakan oleh pakar tata boga hingga

tuntas. Melalui program diversifikasi produk, ketela pohon dapat menghasilkan

produk yang bervariasi dan potensial untuk pengembangan potensi industri olahan

rumah tangga. Anggota KWT diharapkan memiliki jiwa enterpreneurship yang

meningkat dan bisa mengolah umbi ketela pohon menjadi produk industri rumah

tangga yang kreatif dan inovatif.

3. Berdasarkan hasil diskusi antara anggota KWT bersama pakar di bidang ekonomi.

Strategi pemasaran didahului dengan penetapan harga jual dilakukan dengan cara

memperhitungkan harga bahan baku, upah pekerja, proses produksi, pengemasan,

dan pemasaran. Semua harga yang telah teridentifikasi dapat dihitung hingga bisa

didapat harga satuan minimal (modal yang digunakan). Selanjutnya ditentukan

harga jual, setelah menetapkan keuntungan yang ingin diperoleh. Hal yang perlu

diingat dalam penetapan harga jual adalah jika harga ditentukan terlalu tinggi maka

konsumen akan mempertimbangkan kembali untuk membeli produk kita dan lebih

jauh lagi mereka akan lari ke produk lain yang sejenis. Untuk mempercepat proses

pendistribusian, ditugaskan 5 orang dari anggota KWT Sari Tunjung Mekar dan 3

orang dari anggota KWT Gunung Sari sebagai tenaga pemasaran. Promosi

dilakukan melalui internet dengan pembuatan blog, akun twitter dan facebook.

4. Menghasilkan desain kemasan sehingga menarik konsumen. Pembuatan desain

kemasan akan dilakukan oleh tim ahli dari Jurusan Teknologi Informatika dan sudah

tentu berdasarkan kesepakatan dari anggota KWT tersebut. Hal ini dilakukan untuk

menunjang pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi yang akan dipilih oleh

peserta KWT bersama tim pendamping. Merk yang digunakan berdasarkan

kesepakatan yaitu Sari Tunjung Mekar dan mencantumkan ijin produksi, alamat

produksi, masa kedaluwarsa produk, keunggulan rasa dengan sajian gurih, lezat,

bergizi dan mutu terjamin, berat bersih dan sudah terdaftarnya di Dinas Kesehatan.

5. Penciptaan struktur organisasi yang bisa memisahkan tugas dan tanggung jawab

secara tegas antar masing-masing anggota organisasi. Selain itu, bisa mencerminkan

Page 16: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

10

sikap profesionalisme suatu kelompok tani. Struktur organisasi KWT terdiri dari

ketua, bagian produksi, bagian pembukuan, bagian personalia dan bagian

pemasaran. Pada KWT Sari Tunjung Mekar dan KWT Gunung Sari dibentuk, ketua

1 orang, produksi 12 orang, keuangan 1 orang, pembukuan 1 orang, pembelian 1

orang, pemasaran 5 orang. Tugas ketua adalah memimpin dan mengendalikan

semua kegiatan usaha KWT, merencanakan dan menyusun program kerja,

mengurus dan mengelola kekayaan KWT. Tugas bagian produksi adalah menyusun

rencana dan jadwal produksi, memproduksi produk untuk menjamin kesinambungan

dalam produksi, pengendalian bahan baku dan efisiensi penggunaan peralatan dan

mesin, serta selalu berusaha untuk meningkatkan keterampilan pengolahannya.

Tugas bagian pembelian adalah mengelola persediaan bahan baku, menjaga

kualitas dan harga bahan baku secara tepat, membeli dan memeriksa ketersediaan

bahan baku, menyimpan bahan dan peralatan yang dibeli. Pembukuan bertugas

untuk merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber pendapatan serta

pembelanjaan dan kekayaan perusahaan, melaporkan secara rutin kondisi keuangan

perusahaan. Bagian pemasaran bertugas melaksanakan program pemasaran produk,

pembuatan data barang, penetapan harga, menentukan pasar sasaran, memonitor

kepuasan konsumen, mengevaluasi persaingan, serta identifikasi peluang pasar.

6. Menjalin pola kemitraan antara KWT dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Buleleng untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, menumbuh

kembangkan industri kecil dan menengah di Desa Cempaga. Dengan demikian

diharapkan produk-produk yang dihasilkan KWT bisa diikutsertakan dalam kegiatan

pameran industri kecil yang diadakan pada event-event tertentu di Buleleng. Di

Desa Cempaga tumbuh ekonomi kreatif, khususnya dibidang kuliner, yang

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan ini sejalan dengan

program Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Kabupaten Buleleng.

Page 17: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

11

Sedangkan luaran kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, melalui kegiatan

IbM Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Cempaga adalah laporan kegiatan, blog

promosi produk KWT Desa Cempaga, artikel dan poster.

Sumber: dok. Werastuti, 2014

Gambar 5. Pendamping dan bapak Kepala Desa Cempaga

Page 18: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

12

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan terkait

dengan target luaran yang telah ditetapkan adalah

Persiapan kegiatan dilakukan untuk menyesuaikan produk olahan yang diminati

peserta, waktu pelaksanaan dan tempat untuk melaksanakan kegiatan, serta

penyediaan sarana dan prasana untuk praktik. Peralatan praktik olahan ketela pohon

dan bahan praktik disediakan terlebih dahulu agar pelaksanaan pelatihan berjalan

lancar dan efisien, seperti oven, alat pengemas (impulse sealer), mixer, dan

peralatan pendukung lainnya.

Sebelum diberikan pelatihan dan pendampingan pengolahan produk, masyarakat

diberikan berbagai penyuluhan agar tujuan akhir dari pelaksanaan kegiatan ini bisa

tercapai. Pertama kali yang diberikan kepada masyarakat adalah memberikan

penyuluhan mengenai potensi hasil komoditi perkebunan mereka yang bisa

menghasilkan berbagai olahan industri rumah tangga yang inovatif dan bercitarasa

tinggi. Penyuluhan juga disertai dengan contoh pengusaha-pengusaha yang sukses

Sumber: dok. Werastuti, 2014

Gambar 6. Bahan dan peralatan untuk praktik di Desa Cempaga

Page 19: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

13

mengolah ketela pohon menjadi berbagai olah makanan. Selain itu, diberikan pula

penyuluhan mengenai kiat- kiat sukses menjadi seorang enterprenuer.

Setelah itu dilanjutkan dengan pelatihan dan pendampingan berbagai keterampilan.

Tenaga ahli dari jurusan tataboga dengan dibantu oleh dua orang mahasiswa

memberikan pelatihan dan pendampingan berupa pengolahan berbagai jenis

makanan dengan memanfaatkan umbi ketela pohon. Diupayakan untuk menciptakan

cita rasa yang lain dari yang lain agar bisa cepat merebut pangsa pasar, pelatihan

dan praktik dengan materi olahan ketela pohon (singkong) sebagai berikut:

1) Tepung singkong (Resep 1 terlampir)

Proses pembuatan tepung, sangat sederhana karena dibuat dari cacah yang

sudah diproduksi di desa Cempaga, caranya cacah ditepung (diselip) dan diayak

halus. Tepung singkong sudah disiapkan

2) Stick Singkong (Kue Bawang Singkong), keistimewaannya kue kering ini

terbuat dari bahan utama singkong dengan aroma daun jeruk purut.

Sumber: dok. Risa, 2014

Gambar 7. Tepung singkong , ubi ungu dan ubi kuning dari cacah.

Page 20: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

14

3) Chiffon Cake Singkong, adalah cake ringan yang empuk terbuat dari tepung

singkong, rasanya gurih dan manis dengan aroma pandan.

Sumber: dok. pribadi, 2015

Gambar 8. Praktik Stick singkong (kue Bawang).

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 9. Praktik Chiffon Cake singkong

Page 21: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

15

4) Brownies cup singkong merupakan kue dengan rasa coklat yang berbentuk cup

(cetakan kecil), untuk lebih menarik dapat diberi taburan meises diatasnya.

5) Kripik singkong merupakan irisan tipis ketela pohon yang diberi bumbu dan

digoreng, sehingga rasanya gurih dan renyah. Kripik ini memiliki daya simpan

lebih dari satu bulan.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 11. Praktik Kripik singkong

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 10. Praktik Brownies Kukus singkong

Page 22: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

16

6) Stick singkong disebut juga kue bawang singkong, kue kering gurih ini dibuat

dari ketela pohon segar yang dikukus, dihaluskan, dibumbui dan dibentuk

seperti stick atau ranting, kemudian digoreng. Kue kering ini memiliki daya

simpan lebih dari satu bulan.

7) Penyuluhan mengenai manajemen operasional dan pemasaran hasil produk

industri, pengelolaan usaha kecil, pengembangan pangsa pasar dan strategi

untuk meningkatkan pendapatan juga menjadi prioritas. Penyuluhan ini

diharapkan dapat menciptakan efektivitas kinerja untuk mencapai keuntungan

kompetitif dengan biaya lebih rendah dan pelayanan lebih baik disampaikan

oleh tim ahli dari jurusan ekonomi akuntansi. Penyuluhan mengenai strategi

pemasaran, diakhiri dengan diskusi untuk menyepakati strategi pemasaran pada

usaha KWT agar mempercepat pemasaran. Selanjutnya untuk memperluas

jangkauan pasar, dibuka sistem keagenan baik secara offline maupun online bagi

konsumen yang tertarik memasarkan produk ketela pohon. Strategi berikutnya

adalah pemasaran dilakukan secara langsung ke minimarket, toko-toko, warung,

maupun online melalui blog.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 12. Praktik Semprit singkong

Page 23: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

17

Untuk menunjang kegiatan tersebut, diberikan pelatihan penggunaan jejaring

sosial dan pemanfaatan blog KWT Desa Cempaga. Pembuatan blog difasilitasi

oleh tenaga ahli dari jurusan Teknik Informatika.

8) Simulasi desain label dan kemasan dipandu oleh tenaga ahli dari jurusan Teknik

Informatika. Sedangkan pembuatan kemasan dipandu oleh instruktur tata boga.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 14. Pelatihan penggunaan blog

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 13. Penyuluhan Manajemen dan Pemasaran

Page 24: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

18

Kemasan dan label dibuat sesuai dengan standar, yaitu dengan adanya brand,

alamat produksi, masa kedaluwarsa produk, menonjolkan sisi keunggulan

dengan sajian gurih, lezat, bergizi dan mutu terjamin, berat bersih dan adanya

jaminan produk yang ditawarkan aman dikonsumsi. Sistem packing yang

sederhana, tetapi menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut

karena konsumen merasa aman dan nyaman mengkonsumsi hasil produk.

9) Membentuk pola kemitraan yang dikembangkan antara KWT Desa Cempaga

dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng. Pemerintah

daerah berkepentingan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, bagi

industri kecil dan menengah maupun industri rumah tangga, pengembangan

daya saing,, sehingga diharapkan produk- produk sektor industri kecil mampu

bersaing di pasar global. Strategi promosi kerjasama ini melalui berbagai

pameran UKM yang sering diadakan pemerintah daerah atau ormas tertentu.

Melalui berbagai pameran KWT desa Cempaga bisa mengenalkan produk-

produknya kepada khalayak ramai, dan membuka peluang yang lebih besar

untuk mengembangkan usaha tersebut.

Sumber: KWT Desa Cempaga , 2015

Gambar 15. Pameran KWT Desa Cempaga

KWT Ds Cempaga

Page 25: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

19

Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program adalah

1. Kehadiran anggota KWT pada saat jadwal pelaksanaan penyuluhan atau

pelatihan tiba.

2. Penyediaan tempat untuk pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan kepada

KWT, yaitu di wantilan banjar Desa Cempaga.

3. Membagi anggota KWT menjadi beberapa bagian, yaitu bagian produksi,

bagian pemasaran, bagian pembelian, bagian keuangan, dan bagian

pembukuan.

4. Pemberian fasilitas yang menunjang pemakaian peralatan vacuum friying

dan peralatan yang disediakan oleh tim pengabdian, yaitu listrik dan air.

5. Sebagai pelaksana yang paling aktif dalam kegiatan pelatihan pengolahan

bahan baku.

6. Menetapkan strategi pemasaran berdasarkan musyawarah dengan anggota

7. Menetapkan design kemasan yang akan digunakan dalam hasil olahan

berbagai produk.

8. Mengemas produk yang sudah jadi untuk dikemas dalam kemasan yang

sudah diberikan design.

9. Menetapkan harga pokok penjualan dan harga jual berdasarkan target

penjualan yang ditentukan.

10. Melaksanakan tes rasa produk pada warung-warung di sekitar desa untuk

menilai respon konsumen terhadap produk baru tersebut.

11. Membuat iklan di media masa, radio dan pada akun jejaring sosial yang

sudah dibuatkan oleh tim pengabdian.

12. Menawarkan produk dan berupaya menjalin kerjasama dengan perusahaan

supermarket, minimarket, pedagang di pasar-pasar tradisional, toko grosir

cemilan, dan pusat oleh- oleh khas Bali.

13. Bersama-sama dengan tim pengabdian, membentuk pola kemitraan

dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Buleleng sebagai

salah satu upaya untuk mempromosikan produk ke luar wilayah.

Page 26: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

20

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

1. Kinerja Lembaga P2M Undiksha dalam Kegiatan PPM Tahun 2013

Universitas Pendidikan Ganesha memiliki sebuah lembaga yang khusus

menangani pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen yaitu Lembaga

Pengabdian Masyarakat (LPM). Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh LPM

Universitas Pendidikan Ganesha, selama ini tidak hanya dilakukan atas dana DIPA

Undiksha namun juga dari dana DIKTI yang pelaksanaannya dilakukan oleh setiap

fakultas. Adapun pengabdian masyarakat yang didanai dari dana DIPA sejumlah 73

buah proposal dan dana DP2M DIKTI sejumlah 32 buah proposal selama tahun 2013.

2. Kualifikasi Pelaksana Program dan Jenis Kepakaran

Kualifikasi yang diperlukan dalam menyelesaikan seluruh persoalan atau

kebutuhan mitra dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masarakat ini, sebagai

berikut:

No Nama Jabatan Kualifikasi

Tugas Pendikan

1 Desak Nyoman Sri

Werastuti, SE, M.Si,

Ak.

Ketua Ekonomi/

Akuntansi –

Manajemen

Keuangan

* Menyerahkan sarana dan

prasarana untuk pelatihan dan

pendampingan

* Memberikan penyuluhan dan

pelatihan mengenai proses

perhitungan harga pokok

penjualan dan pembukuan

sederhana

* Memberikan penyuluhan

mengenai strategi pemasaran,

pentingnya pembuatan blog dan

akun jejaring sosial bagi KWT

Desa Cempaga

* Menetapkan strategi pemasaran

berdasarkan hasil kesepakatan

dengan KWT

Page 27: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

21

* Memberikan penyuluhan

mengenai pentingnya design

kemasan dan sistem packing

yang sesuai dengan standar

pemasaran yang bermutu tinggi.

* Membuat pola kemitraan

dengan Disperindag Kabupaten

Buleleng

2 Dra. Risa Panti Ariani,

M.Si.

Anggota Tata Boga * Memberikan penyuluhan

mengenai manfaat ketela pohon

yang bisa diolah menjadi

berbagai macam produk

unggulan * Memberikan pelatihan cara

pembuatan berbagai olahan

ketela pohon

3 I Made Gede Sunarya,

S.Kom., M.Com.

Anggota Teknologi

Informatika

* Pembuatan design kemasan

dengan memasukkan merk, ijin

produksi, alamat produksi, masa

kedaluwarsa produk,

menonjolkan sisi keunggulan

dengan sajian gurih, lezat,

bergizi dan mutu terjamin.

* Pembuatan blog, akun jejaring

sosial seperti facebook, twitter

bagi KWT Desa Cempaga untuk

promosi dan perluasan

pemasaran

Page 28: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

22

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Desa Cempaga

Berbicara historis / mitologi terjadinya Desa Cempaga, sampai saat ini belum

pernah diadakan suatu penelitian dari kalangan ilmuan ke purbakalaan atau intansi

terkait, di samping itu belum pernah diketemukan benda-benda kuno seperti prasasti-

prasasti. Sebagai bahan acuan hanyalah keterangan-keterangan yang di warisi secara

turun-temurun dalam ujud lisan, bersifat dongeng belaka, yang di ceritakan oleh

sesepuh penduduk desa kemudian di wariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Asal usul terjadinya desa cempaga yang diteliti lewat bukti-bukti yang riil berdasarkan

informasi dari orang-orang yang dianggap mengetahui tentang desa cempaga. Di dalam

buku Catur Desa Adat Kuno dikatakan dalam prasasti Desa Banyusri bahwa Desa

Cempaga itu dahulu di bawah pemerintahan Raja Crisuradipta pada tahun 1115 masehi

(Simpen,1986:39).

Desa Cempaga itu termasuk desa tua seperti Desa pedawa, sidetapa, dan

tigawasa, sebagai berikut: dalam kehidupan masyarakat Bali, pengaruh jawa-hindu

cukup kuat, antara lain pengaruh hindu dizaman Majapahit yang menyebabkan

terbentuk masyarakat Bali Aga dan Bali Majapahit (wong Majapahit). Masyarakat Bali

Aga tidak begitu kuat mendapat pengaruh kebudayaan jawa-hindu dari majapahit,maka

umumnya diam di desa-desa daerah pegunungan (seperti sembiran, Cempaga, Sidatapa,

Pedawa, Tigawasa di Kabupaten Buleleng, dan desa Tenganan Pegringsingan),

sedangkan orang-orang Bali Majapahit umumnya diam di daerah dataran rendah dan

merupakan bagian besar penduduk Bali (Rendra,1990:187). Desa Cempaga sudah

dikenal oleh masyarakat umum di Bali tahun 1350 Masehi dengan nama desa Gunung

Sari. Penyebutan oleh Balian Desa lebih sering di katakan Giri Kusuma, dengan makna

giri adalah Gunung, kusuma adalah bunga, artinya gunung yang indah dan berseri,

namun oleh masyarakat setempat mengatakan suatu daerah pegunungan yang memiliki

budidaya berbagai tanaman disebut Desa Cempaga. Diantara jenis-jenis tanaman

Page 29: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

23

tersebut yang khas daerah pegunungan adalah pohon cempaka dan padi Gaga, yang di

sebut istilah ngaga. Ini bentuk tanaman padi di Tegalan, alat yang dipergunakan

dinamakan pul-pul yang terbuat dari bambu yang diruncingkan untuk membuat lobang

(najuk), kemudian lobang itu diisi jijih (Gabah), pengisian lobang itu dikenal istilah

mebubud, namun Gunung Sari sampai saat ini masih tetap lestari terbukti dengan

adanya tempekan bernama Gunung Sari.

Berdasarkan Cerita, pada zaman dahulu serombongan orang yang berjumlah 500

KK dari Campa, sebuah Negeri yang terdapat antara Muangthai dan India, pertama kali

datang di daerah sekitar Temukus. Mereka menuju daerah pegunungan karena terlihat

indah dan berseri, ditempat ini terdapat sebuah pohon besar (pohon cempaka) yang

sedang berbunga dan harum semerbak. Mereka melepas lelah dan berteduh dibawah

pohon besar itu, kemudian bersepakat untuk menetap disana. Didalam buku leluhur

orang Bali menyinggung tentang keturunan Campa bahwa Keluarga Warma Dewa di

Bali baik yang datang duluan yang menurunkan Kutawaringin dan Nyuh Ayu maupun

yang datang belakangan (Adityawarman). Ini adanya keturunan Raja dari dinasti

Warmadewa I di Bali Cri Kesari Warmadewa, dalam Raja Purana Bali. Beliau dikenal

dengan gelar Cri Wira Dalem Kesari.Beliau datang ke Bali Pada Caka Khecara Wahni

Murti sama dengan tahun Caka 835 atau 913 Masehi, Cri Wira Dalem Kesari yang

berkeraton di Singadwala (Besakih) kerajaan disebut Kahuripan. Kata Cempaka

mengalami perubahan pengucapan menjadi Cempaga, tetapi dalam prasasti Banyusri

kata Cempaga berasal dari dua kata yaitu Campa dan Aga, Campa berarti sebuah Negeri

yang ada di India dan Aga penduduk pulau Bali yang pertama. Jadi Cempaga

mempunyai makna denotasi penduduk Pulau Bali yang pertama dari penduduk Campa

yang tinggal dipegunungan.

5.2 PESERTA KEGIATAN

Pada bagian ini akan diuraikan menjadi beberapa tahap, yaitu : (1) peran peserta

dari KWT ketela pohon desa Cempaga Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, (2)

respon kegiatan P2M, (3) harapan ke depan kegiatan P2M untuk meningkatkan

Page 30: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

24

ekonomi KWT Ketel Pohon Desa Cempaga. Kegiatan P2M IbM KWT Ketela Pohon ini

diikuti oleh 2 kelompok, yaitu KWT Sari Tunjung Mekar dan KWT Gunung Sari yang

diketuai oleh Ibu Komang Ayu Kurniawati, S.Pd dan Jro Putu Dwiyani. Nama-nama

peserta yang hadir pada kegiatan ini terdapat pada Tabel 1, yaitu

Tabel 1 Daftar Nama Peserta KWT Desa Cempaga

No. Nama Peserta

1 Ni Komang Ayu Kurniawati

2 Ni Kadek Ari Eka Yanti

3 Jro Putu Dwiyani

4 Ni Ketut Sri Murtiasih

5 Komang Suandani

6 Ni Ketut Triasi

7 Made Karmini

8 Made Kesi

9 Kadek Sri Dalem

10 Ketut Sutermi

11 Indrawati

12 Wayan Sriasi

13 Sermini

14 Sarmadi

15 Sentri

16 Kenik

17 Kertiasih

18 Made Sri

19 Pujantini

20 Serineki

21 Made Astiti

5.3 LANGKAH KEGIATAN P2M

Kegiatan P2M IbM ini dibagi menjadi beberapa tahap yaitu: (1) Kegiatan

diawali dengan penjajagan lokasi KWT yang dilakukan pada saat pembuatan proposal,

(2) persiapan awal penyiapan kelompok wanita tani ketela pohon, (2) identifikasi

peralatan yang akan digunakan,(3) menetapkan resep makanan yang akan diterapkan,

Page 31: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

25

(4) pengadaan bahan dan alat penunjang pelatihan (5) pelaksanaan kegiatan (6)

pendampingan kegiatan.

Penjajagan Lokasi dan penggalian masalah KWT: Lokasi KWT Tunjung Sari

Mekar, berada di dekat kantor kepala desa Cempaga, sedangkan KWT Gunung Sari

berada sekitar 2 km dari Kantor Kepala Desa Cempaga.

Pengadaan Peralatan dan Bahan Penunjang Pelatihan: pada analisis situasi

bahwa salah satu masalah yang dihadapi KWT adalah tidak dimilikinya peralatan

penunjang proses produksi. Adapun pengadaan peralatan pengolahan umbi ketela pohon

adalah oven, loyang, kompor gas, baskom, mixer, pemarut singkong, timbangan, panci,

pres plastik, dll.

Kegiatan pengabdian IbM ini untuk memanfaatkan potensi yang ada di Desa

Cempaga, yaitu ketela pohon. Dengan dimilikinya kemamppuan serta keahlian dalam

mengolah umbi ketela pohon menjadi berbagai produk, yang disertai dengan

kemampuan dalam pengemasan, membuat design kemasan, manajemen usaha serta

pembukuan sederhana diharapkan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan IbM sampai bulan Juni 2015 ini difokuskan pada kegiatan pelatihan

dan pendampingan bagi para anggota KWT utamanya dalam pengolahan umbi ketela

pohon menjadi berbagai jenis produk. Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat IbM

KWT Ketela Pohon bagi para petani melibatkan 2 (dua) KWT, yaitu KWT Sari

Tunjung Mekar dan KWT Gunung Sari.

Kegiatan ini diawali dengan pembekalan kepada anggota KWT desa Cempaga,

juga dukungan pada kegiatan awal ini dengan kehadiran Kepala Desa Cempaga yang

memberi sambutan dan memotivasi agar peserta yang hadir bisa serius mengikuti semua

kegiatan.

5.4 . HASIL KEGIATAN P2M

1. Ketersediaan Peralatan Penunjang

Seperti yang diungkapkan pada analisis situasi bahwa salah satu masalah yang

dihadapi KWT adalah tidak dimilikinya peralatan penunjang proses produksi.

Page 32: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

26

Adapun pengadaan peralatan pengolahan umbi ketela pohon adalah oven,

loyang, kompor gas, baskom, mixer, pemarut singkong, timbangan, panci, pres plastik,

wajan, timbangan, dll. Peralatan tersebut diserahkan kepada ketua KWT Sari Tunjung

Mekar, yaitu Ni Komang Ayu Kurniawati, dan ketua KWT Gunung Sari yaitu Jro Putu

Dwiyani yang disaksikan oleh Kepala Desa Cempaga.

2. Penciptaan struktur organisasi

Pembentukan struktur organisasi dilakukan sebelum kegiatan pendampingan dan

pelatihan dilaksanakan.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 16. Penggunaan peralatan praktik

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 17. Struktur Organisasi KWT Desa Cempaga

Page 33: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

27

Penciptaan struktur organisasi bisa memisahkan tugas dan tanggung jawab

secara tegas antar masing-masing anggota organisasi. Selain itu, bisa mencerminkan

sikap profesionalisme suatu kelompok tani. Pemberian pelatihan dan pendampingan

bisa terpusat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota

Struktur organisasi KWT terdiri dari ketua, bagian produksi, bagian pembukuan,

bagian personalia dan bagian pemasaran. Pada KWT Sari Tunjung Mekar dan KWT

Gunung Sari telah dibentuk, ketua 1 orang, produksi 12 orang, keuangan 1 orang,

pembukuan 1 orang, pembelian 1 orang, pemasaran 5 orang. Tugas ketua adalah

memimpin dan mengendalikan semua kegiatan usaha KWT, merencanakan dan

menyusun program kerja, mengurus dan mengelola kekayaan KWT.

Tugas bagian produksi adalah menyusun rencana dan jadwal produksi,

memproduksi produk untuk menjamin kesinambungan dalam produksi, pengendalian

bahan baku dan efisiensi penggunaan peralatan dan mesin, serta selalu berusaha untuk

meningkatkan keterampilan pengolahannya. Tugas bagian pembelian adalah mengelola

persediaan bahan baku, menjaga kualitas dan harga bahan baku secara tepat,

memelihara bahan dan peralatan yang dibeli.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 18. Pembukuan Usaha KWT Desa Cempaga

Page 34: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

28

Pembukuan bertugas untuk merencanakan dan mengendalikan sumber-sumber

pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan, melaporkan secara rutin

kondisi keuangan perusahaan. Bagian pemasaran bertugas untuk melaksanakan program

pemasaran produk, pembuatan data stok barang, penetapan harga, menentukan pasar

sasaran, memonitor kepuasan konsumen, mengevaluasi persaingan, serta

mengidentifikasi peluang pasar.

3. Menghasilkan diversifikasi produk berbahan baku ketela pohon

Produk yang sudah dihasilkan, yaitu tepung singkong, Brownies Kukus

singkong, Pandan Chiffon Cake, Keripik Singkong, dan Kue Semprit Singkong.

Pelatihan ini dibimbing oleh pakar dari jurusan tata boga dibantu oleh 2 orang

mahasiswa yang terbaik dari segi keahliannya.

Anggota KWT bagian produksi diminta untuk secara langsung mempraktekkan

proses pembuatan olah makanan yang diperagakan oleh pakar tata boga hingga

tuntas. Melalui program diversifikasi produk, ketela pohon dapat menghasilkan produk

yang bervariasi dan potensial untuk pengembangan potensi industri olahan rumah

tangga.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 19. Produk kue kering Singkong: Kue bawang, Semprit & kripik

Page 35: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

29

4. Pendampingan usaha

Pendampingan pengolahan umbi ketela pohon menjadi berbagai produk olahan

dilakukan di wantilan Desa Cempaga atau pun langsung bertemu di tempat usaha KWT

desa Cempaga. Bahkan juga dilakukan komunikasi melalui telepon, sehingga

permasalahan usaha produk ketela pohon dapat berjalan lancar. Pengabdian pada

masyarakat ini dilakukan sampai tuntas sehingga bisa memberikan manfaat yang besar

bagi masyarakat khususnya KWT desa Cempaga. Blog yang sudah dibuatpun

digunakan sebagai sarana promosi produk ketela pohon desa Cempaga dengan web.

www.kutelacempaga.com .

Pendampingan pengemasan berbagai produk olahan dilakukan di wantilan Desa

Cempaga. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan kepada anggota KWT. Berikut

gambaran kegiatan yang sudah dilakukan. Pendampingan Pembuatan Design Kemasan

Produk Olahan.

Pendampingan Manajemen Usaha dan Pembukuan Sederhana Kegiatan

pelatihan dan pendampingan manajemen usaha dan pembukuan sederhana

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 20. Produk cake Singkong: Brownkus cup & Chiffon pandan

Page 36: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

30

dilakukan di wantilan Desa Cempaga. Kegiatan ini diawali dengan pembekalan

kepada anggota KWT.

Komunikasi antara tim pelaksana dengan KWT selama kegiatan berjalan

dirasakan sangat efektif guna mendapatkan informasi tentang pengolahan ketela pohon

menjadi berbagai jenis produk yang berkualitas, manajemen usaha, pembukuan

sederhana, desain kemasan dan pemasaran melalui internet.

Sumber: dok. pribadi , 2015

Gambar 21. Data print screen Kutela Desa Cempaga

Page 37: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

31

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Produk yang ditawarkan melalui program IbM Ketela Pohon di desa Cempaga

ini memiliki perbedaan yang khas dibandingkan produk lainnya seperti yang telah

diuraikan diatas. Perbedaan pertama pada bahan utama ketela pohon merupakan

bahan pangan hasil perkebunan desa Cempaga, dan tidak menggunakan bahan

tambahan makanan kimia seperti penyedap rasa, ataupun pengawet makanan. Selain itu

juga proses pengolahan makanan yang tepat dan bersih sesuai standar. Perbedaan

kedua pada jenis makanan yang diproduksi merupakan produk pangan inovatif,

sehingga sesuai dengan selera masyarakat Bali. Selain itu produk ini mampu menjadi

makanan baru yang diharapkan menjadi daya tarik kuliner di Bali. Ketiga, produk

ketela pohon ini merupakan hasil penelitian, inovasi dan kreatifitas Undiksha. Keempat

mendukung program pemerintah dalam upaya diversifikasi pangan dengan

mengutamakan pemanfaatan bahan makanan lokal yang berkualitas.

6.2 Saran

1. Perlu sosialisasi lebih intensif mengenai diversifikasi ketela pohon agar

masyarakat mau mengkonsumsi produk ketela pohon berbahan baku lokal

melalui promosi di Web (www.kutelacempaga.com )

2. Program IbM ini perlu didampingi terutama dalam bantuan pengurusan ijin

produksi, kualitas produk di Dinas Kesehatan, ijin usaha di Dinas Perindag,

bantuan perpajakan, penyiapan audit dan penerapan manajemen terbuka.

Page 38: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

32

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Profil Desa Cempaga, Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali

Darminto. 2010. Aneka Makanan dari Ubi Jalar. Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Jawa Timur

Green Trust Magazine (Majalah Petani), 2010, Artikel Pertanian dalam Berita: Kita

harus Peduli terhadap Ketahanan Pangan, Volume 02 Juni – Agustus 2010

ISSN 0216-7883, DGIS – Belanda.

Lies Suprapti, M. 2006. Teknologi Tepat Guna: Tepung Kasava Pembuatan dan

Pemanfaatannya. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

---------. 2007. Teknologi Pengolahan Pangan: Tepung Ubi Jalar Pembuatan dan

Pemanfaatannya. Yogyakarta. Penerbit: Kanisius.

Sutrisno Koswara. 2013. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian. Southeast Asian Food

And Agricultural Science And Technology (Seafast) Center Research And

Community Service Institution Bogor Agricultural University.

Risa P. Ariani, 2013, Unit Usaha Boga Ganesha: Produk Makanan Tradisional Bali

dan Produk Makanan Inovatif dan Kreatif khas Undiksha, ISSN 2087-118x Vol.

4 no. 1 Juni 2013 Majalah Aplikasi IPTEKS ”NGAYAH” Forum Layanan

Masyarakat Perguruan Tinggi di Bali. hal. 73 s/d 83.

Risa P. Ariani, 2013, Optimalisasi Penggunaan Tepung Singkong untuk Substitusi

Terigu dalam Pembuatan Variasi Cake, ISBN 9789794957516, Prosiding1st

National Research Symposium, UN Malang, 8-9 Oktober 2014. hal. 119 s/d 128

Page 39: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

1

Lampiran 1. Resep Olahan Ketela Pohon

1. RESEP TEPUNG SINGKONG

Bahan :

Singkong (ketela pohon) 2 kg

Cara membuat :

1.Siapkan alat dan bahan.

2.Singkong dikupas tersebut dicuci untuk menghilangkan kotoran yang

menempel pada kulit dan dikupas.

3.Selanjutnya diparut, kemudian diperas, ditekan sedikit sehingga air

berkurang (setengah kering).

4.Tahap berikutnya yaitu tahap penjemuran. Pada tahap ini parutan singkong

harus benar-benar dijemur di bawah sinar matahari, karena nantinya akan

mempengaruhi warna pada hasil akhir tepung talas.

5.Setelah itu ditumbuk hingga halus dan diayak. Tepung singkong dijemur

kembali supaya tahan lama dalam penyimpanan.

6.Sebaiknya tepung singkong disimpan di tempat yang kering atau tidak

lembab.

Hasil : 400 - 500 gram tepung casava

Page 40: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

2

2. STICK SINGKONG

Bahan :

tepung terigu (ditambah ½ sdt baking powder) 250 gr

tepung singkong/ubi ungu 250 gr

telur 1 btr

santan/susu cair 30 cc

minyak goreng (2 sdm margarin) ¼ gelas

bawang putih cincang 1 sdm

bawang merah cincang 1 ½ sdm

garam ¼ sdm

merica bubuk ¼ sdt

seledri ( cincang ) 1 sdm

Minyak goreng untuk menggoreng

Cara Membuat :

1. Campurkan tepung, garam, merica, dan telor.

2. Remas–remas sambil masukkan santan/susu, bawang merah,dan bawang

putih, sampai bisa dibentuk, terakhir masukkan cincangan seledri.

3. Giling adonan dengan menggunakan penggiling mie, lalu potong

memanjang dengan ukuran ± 5 cm, berbentuk persegi memanjang.

4. Lalu goreng didalam minyak panas sampai berwarna kecoklatan dengan

api sedang.

5. Setelah matang tiriskan, lalu dinginkan kemudian kemas dengan

menggunakan plastik.

6. singkong siap dipasarkan.

Page 41: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

3

3. CHIFFON CAKE SINGKONG

Bahan:

Kuning telur 7 butir

Santan 75 ml

Pandan essence 4 gr

Tepung singkong 150 gr

Baking powder 4 gr

Gula (1) dan gula (2) 95 /100 gr

Garam 3 gr

Minyak 83 ml

Putih telur 6 butir

Cream of tartar ½ sdt

Cara Membuat:

1. Campurkan kuning telur, pandan essense dan santan ke dalam mangkok.

2. Ayak tepung terigu bersama baking powder, kemudian masukkan gula

(1) dan garam ke dalam adonan kuning telur di atas.

3. Masukkan juga minyak ke dalam adonan di atas, aduk dengan pengocok

tangan hingga tercampur rata. Sisihkan.

4. Kocok putih telur dan cream of tartar hingga berbuih, lalu masukkan

gula (2) sedikit-sedikit dan kocok hingga mengembang / kaku.

5. Masukkan adonan putih ke dalam adonan kuning telur secara bertahap

dan aduk menggunakan sendok kayu hingga tercampur rata.

6. Tuang ke dalam cetakan chiffon, cetakan jangan dioles margarine

7. Setalah matang balikkan cetakan chiffon diatas botol kecap. Biarkan

dingin sebelum dilepaskan dari cetakan.

Page 42: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

4

4. BROWNKUS CUP SINGKONG

Bahan :

Tepung singkong/ Ubi 100 g

Telur 5 utir

Vanili bubuk ½ sdt

Garam ½ sdt

Gula Pasir 200 g

Minyak Goreng 50 cc

Margarin (dilelehkan) 50 g

Coklat Bubuk 50 g

Coklat Baking (ditim hingga cair) 50 g

Baking Powder ½ sdt

Cara membuat:

Campur margarin cair, minyak goreng dan coklat cair, kemudian disisihkan.

Kocok telur, dan gula pasir sampai putih.

Masukkan Campuran tepung, vanilli, garam dan baking powder.

Kocok hingga kental dan mengembang.

Masukkan campuran margarine, diaduk dengan sendok kayu sampai rata.

Tuangkan ke dalam cetakan kecil (cup) yang telah dialasi kertas/cup cake.

Kukus selama 30 menit. Angkat dan dinginkan.

Sajikan.

Page 43: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

5

5. KRIPIK SINGKONG

Bahan:

singkong, diiris tipis 500 gram

air kapur sirih/sodakue 1 sdt

garam 1 sdt

air 750 ml

Cara Membuat Keripik :

1. Rendam singkong dalam larutan air kapur sirih/soda kue, garam, dan air.

Diamkan 15 menit. Cuci bersih.

2. Tiriskan singkong. Goreng dalam minyak panas sedang sampai matang dan

kering.

Page 44: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

6

6. SEMPRIT SINGKONG

Bahan:

Margarin 150 gram

gula tepung 100 gram

esens vanila 1/4 sdt

kuning telur 1 btr

tepung singkong 100 gram

tepung terigu protein rendah 100 gram

maizena 25 gram

susu bubuk 20 gram

coklat keping 20 gram

Cara membuat :

1. Kocok margarin, gula tepung, dan esens vanila 2 menit sampai lembut.

Masukkan kuning telur. Kocok rata.

2. Masukkan tepung terigu, maizena, dan susu bubuk sambil diayak dan diaduk

rata.

3. Semprot menggunakan spuit bunga di loyang yang dioles tipis margarin. Beri

cokelat keping di atasnya.

4. Oven dengan api bawah suhu 140 derajat Celcius 25 menit sampai matang.

Untuk 425 gram

Page 45: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

7

Lampiran 2. Penggunaan Vacuum Frying

Cara Menggoreng Dengan Mesin Vacuum Frying

Mesin vacum frying adalah mesin yang berfungsi untuk memproduksi keripik

buah maupun keripik sayur dengan cara melakukan penggorengan secara vacuum tanpa

merubah rasa buah tersebut dan memperpanjang masa buah itu untuk dikonsumsi.

Hampir semua buah yang tumbuh di negara kita bisa kita buat menjadi keripik

buah dengan mesin ini, seperti keripik mangga, keripik melon, keripik semangka,

keripik apel, keripik nangka, keripik papaya, keripik salak, keripik jamur, keripik

rambutan, keripik jambu, keripik pisang, keripik cempedak dan lain sebagainya. Untuk

sayuran yang bisa diolah menjadi keripik dengan vacum frying adalah wortel, buncis,

kacang panjang, terong dan lain sebagainya.

Secara teknis, hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:

1. Bahan yang dimasukkan ke dalam penggorengan vacuum akan digoreng secara

vacuum. Penggorengan secara vacuum ini akan membuat kadar air di dalam

buah atau sayuran akan dikeluarkan dan digantikan oleh minyak. Dengan suhu

penggorengan rata-rata yang digunakan berkisar 80-90 º C dan tekanan bisa

mencapai 76 cmhg, dengan lama penggorengan antara 45 - 60 menit (perlakuan

ini tergantung jenis dan karakteristik buah atau sayuran). Setiap buah memiliki

kadar air dan tekstur daging buah yang berbeda. Penggorengan dengan mesin

Vacuum Frying ini bisa menurunkan titik didih di bawah 90 º C, maka hasil

kripik tidak akan sampai gosong.

2. Untuk menggoreng dibutuhkan minyak goreng sekitar 25 liter. Dengan adanya

penurunan titik didih di bawah 90 º C pada penggorengan maka struktur

kandungan minyak goreng tidak cepat rusak, sehingga minyak goreng bisa

digunakan untuk menggoreng kripik hingga mencapai 100 kali penggorengan.

Dengan demikian bisa menghemat penggunaan minyak goreng.

3. Untuk hasil yang terbaik sebaiknya menggunakan minyak goreng yang bermerk

dan jernih, karena minyak goreng yang kualitasnya rendah akan mempengaruhi

warna dan aroma kripik buah. Buah atau sayuran yang dibuat dengan mesin

vacuum frying bisa bertahan untuk layak konsumsi hingga setengah tahun, dan

ini juga tergantung kualitas akan kemasannya.

4. mesinlatan yang diperlukan untuk produk yang dihasilkan adalah peniris minyak

(spiner) dan handsealer.

Berikut cara/langkah mengoperasikan mesin Vacuum Frying sebagai berikut:

1. Pastikan bagian-bagian mesin sudah terangkai dengan benar sesuai dengan

petunjuk perakitan mesin.

2. Isi bak Vacuum Frying dengan air secukupnya (hingga lubang masukan

menuju pompa air terendam seluruhnya).

Page 46: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

8

3. Hubungkan selang regulator dari kompor gas ke Panel Kontrol, dan dari

Panel Kontrol ke tabung gas elpiji.

4. Hubungkan Panel Control dengan sumber arus listrik.

5. Setelah arus listrik terhubung dengan Panel Kontrol, nyalakan Thermo

Control dengan menekan saklar “thermo control” pada Panel Kontrol. Atur

suhu setting sesuai keinginan (suhu setting ideal antara 80° – 85° C).

6. Nyalakan Kompor Gas dan tunggu sampai Thermo Control mencapai suhu

yang diinginkan. Nyala kompor otomatis akan mengecil bila suhu dalam

Tabung Penggorengan lebih tinggi dari suhu setting.

7. Setelah suhu setting tercapai, buka tutup Tabung Penggorengan dan

masukkan bahan ke dalam keranjang. Posisikan keranjang bahan tetap di

atas minyak.

8. Tutup kembali Tabung Penggorengan dan kencangkan mur di kedua sisi

tutup dengan benar.

9. Pastikan semua kran dalam keadaan tertutup dan hidupkan pompa air dengan

menekan saklar “POMPA”. Perhatikan jarum Vacuum Meter sampai

menunjukkan minus 65 – 70 cmHg.

10. Bila jarum Vacuum Meter telah menunjukkan minus 65 – 70 cmHg,

masukkan keranjang bahan ke dalam minyak dengan menggunakan Tuas

Pengaduk.

11. Setelah bahan masuk ke dalam minyak, buka kran di atas Jett Injector.

12. Pada awal proses sebaiknya sering dilakukan pengadukan untuk

mendapatkan hasil yang lebih bagus. Setelah itu pengadukan dilakukan kira-

kira setiap 5-10 menit sekali.

13. Setelah bahan matang, angkatlah bahan dari dalam minyak menggunakan

Tuas Pengaduk. Cara mengetahui produk sudah matang atau belum, dengan

mengamati kondisi di dalam Tabung Penggorengan. Tekanlah saklar

“LAMPU” pada panel control untuk melihat kondisi di dalam Tabung

Penggorengan. Jika kondisi permukaan minyak sudah tenang (tidak ada

pergolakan gelembung udara) maka bahan sudah matang.

14. Biarkan pompa dalam keadaan hidup dan bukalah kran di atas tabung

penggoreng sedikit demi sedikit (supaya perubahan tekanan terjadi secara

perlahan-lahan agar produk tidak keriput) hingga jarum Vacuum Meter

menunjukkan angka 0 cmHg.

15. Setelah jarum Vacuum Meter menunjukkan angka 0 cmHg, buka tutup

Tabung Penggorengan.

16. Ambil produk hasil penggorengan dan tiriskan minyak pada produk

menggunakan Mesin Spinner.

17. Setelah dingin, kemas produk dalam kemasan plastik atau Aluminium Foil.

18. Setelah proses selesai, air kondensat dibuang dengan membuka kran di

bagian bawah kondensor.

Page 47: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

9

19. Terakhir adalah membersihkan tabung penggoreng dari sisa-sisa bahan. Jika

mesin akan digunakan untuk menggoreng produk lainnya, maka perlu

dilakukan penggantian minyak agar rasa produk tidak bercampur.

Page 48: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

10

Lampiran 3. Data print screen IbM Desa Cempaga.

Alamat website : www.kutelacempaga.com

Page 49: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

11

Page 50: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

12

Page 51: LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal_197912062008122001_2… · Keywords : diversifikasi, ketela pohon, kemasan, pembukuan sederhana. iv PRAKATA

13