laporan 1

12
BAB I DASAR TEORI 1.1 Paten Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001, paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. 1.2 Tujuan Hak Paten 1. Memberikan Perlindungan Hukum atas setiap karya intelektual di bidang teknologi, sehingga terjamin hak kepemilikan pemegang paten. 2. Mewujudkan iklim yang lebih baik bagi kegiatan invensi di bidang teknologi, sebab teknologi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional secara umum dan khususnya di sektor industri. 3. Memberikan insentif bagi para inventor dalam melakukan inovasi baru melalui hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya.

Upload: yudiwerdika

Post on 24-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Hak paten

TRANSCRIPT

BAB IDASAR TEORI

1.1Paten

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001, paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

1.2Tujuan Hak Paten

1.Memberikan Perlindungan Hukum atas setiap karya intelektual di bidang teknologi, sehingga terjamin hak kepemilikan pemegang paten.

2.Mewujudkan iklim yang lebih baik bagi kegiatan invensi di bidang teknologi, sebab teknologi memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional secara umum dan khususnya di sektor industri.

3.Memberikan insentif bagi para inventor dalam melakukan inovasi baru melalui hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya.

4.Sarana pengungkapan terbuka mengenai informasi teknologi terkini yang dipatenkan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya untuk penyempurnaan dan pengembangan teknologi lebih lanjut.

1.3Fungsi dan Keuntungan Paten

1.Pemegang Paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan Paten yang dimilikinya, dan melarang orang lain tanpa persetujuannya.

a.Dalam hal Paten produk: membuat, menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan memakai untuk dijual atau menyewakan untuk disewakan produk yang diberi Paten.

b.Dalam hal paten proses: menggunakan Paten produksi yang diberi Paten untuk membuat barang yang diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang dimaksud huruf a.

2.Pemegang Paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain berdasarkan persetujuan lisensi.

3.Pemegang Paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan setempat, kepada siapapun, dan dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dalam butir 1 diatas.

4.Pemegang Paten berhak menuntut orang dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang Paten dengan salah satu tindakan ssbagaimana yang dimaksud dalam butir satu diatas.

1.4Ketentuan Pidana menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001

Pasal 130

Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,- (Lima ratus juta).

Pasal 131

Dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak pemegang paten sederhana dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud pasal 16 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.250.000.00,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah)

Pasal 132

Barangsiapa dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (3), Pasal 40, dan Pasal 41 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun.

Pasal 133

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 130, Pasal 131, dan Pasal 132 merupakan delik aduan.

Pasal 134

Dalam hal terbukti adanya pelanggaran Paten, hakim dapat memerintahkan agar barang-barang hasil pelanggaran Paten tersebut disita oleh Negara untuk dimusnahkan.

Pasal 135

Dikecualikan dari ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam Bab ini adalah:

a.Mengimpor suatu produk farmasi yang dilindungi Paten di Indonesia dan produk tersebut telah dimasukkan ke pasar di suatu negara oleh Pemegang Paten yang sah dengan syarat produk itu diimpor sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku;

b.Memproduksi produk farmasi yang dilindungi Paten di Indonesia dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sebelum berakhirnya perlindungan Paten dengan tujuan untuk proses perizinan kemudian melakukan pemasaran setelah perlindungan Paten tersebut berakhir.1.5Kasus Pelanggaran Hak Paten

Dewasa ini, sering terjadi peristiwa pelanggaran terhadap hak paten dari suatu inventor (pemegang paten). Pelanggaran hak paten tersebut terjadi di berbagai bidang, salah satunya di bidang teknologi informasi. Dalam bidang ini sendiri, terdapat banyak kasus pelanggaran paten yang terjadi yang kebanyakan merupakan pelanggaran paten terhadap software atau fitur. Salah satu contoh kasus pelanggaran paten tersebut ialah pelanggaran paten HTC terhadap Nokia.BAB II

PEMBAHASAN

2.1KasusHTC One Dituding Pakai 9 Patennya, Nokia Gugat HTCSumber: Liputan6.com

Tren saling menggugat pelanggaran hak paten antar dua produsen perangkat seperti yang 'dipopulerkan' Samsung dan Apple tampaknya mulai menular pada Nokia dan HTC.

Setelah beberapa waktu lalu keduanya sempat saling berhadapan di pengadilan, kini Nokia kembali menggugat HTC terkait smartphone unggulan HTC One.

Di tengah badai isu kesulitan keuangan yang tengah dialami HTC, produsen asal Taiwan itu kini dilibatkan dalam masalah pelanggaran paten. Dilansir laman Digital Trends, Minggu (26/5/2013), tidak tanggung-tanggung, sembilan paten milik Nokia dianggap telah dilanggar HTC dengan ponsel pintar besutan mereka, HTC One.

Menurut Nokia, sembilan paten tersebut berhubungan dengan fitur hardware. Misalnya saja fitur enhanced speech, transmisi data, efficient component layout, kemampuan roaming di seluruh dunia, aplikasi berbagi data antar ponsel, izin manajemen, video encoding dan decoding, serta perluasan kemampuan perangkat melalui aplikasi.

Gugatan ini telah diajukan oleh perusahaan penghasil ponsel asal Finlandia tersebut di Amerika Serikat lewat International Trade Centre (ITC) dan US District Court di California Selatan.

Hingga kini belum ada tanggapan resmi dari HTC terkait bagaimana mereka akan merespon tuntutan ini.

Sebelumnya, Nokia berhasil memenangkan 'perang' paten melawan HTC lewat proses pengadilan yang dilaksanakan di Jerman. Kala itu, yang jadi permasalahan adalah HTC tak diperbolehkan menggunakan komponen mikrofon yang dibuat oleh STMicroelectronics NV di HTC One. Alasannya, mikrofon itu menggunakan teknologi yang patennya dimiliki Nokia. (dhi/gal/*)2.2Review Kasus

Berdasarkan kutipan contoh kasus di atas, dapat ditarik beberapa poin penting seperti hak-hak paten yang dilanggar serta sanksi terhadap pelanggaran paten tersebut.

2.2.1Daftar Hak Paten Nokia yang Dilanggar oleh HTC

1.Fitur enhanced speech

2.Transmisi data

3.Efficient component layout

4.Kemampuan roaming di seluruh dunia

5.Aplikasi berbagi data antar ponsel

6.Izin manajemen

7.Video encoding

8.Video decoding

9.Perluasan kemampuan perangkat melalui aplikasi

2.2.2Undang-Undang di Indonesia mengenai Pelanggaran Paten oleh HTC

Berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia, yakni Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2001 tentang paten, HTC melanggar pasal 130. Dimana, HTC akan terancam hukuman pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

2.2.3Akhir Sengketa Paten Nokia dan HTC

Dilansir dari Kompas (10/02/2014), dikatakan bahwa kedua Perusahaan teknologi Nokia dan HTC memilih untuk mengakhiri segala proses litigasi tentang hak paten yang sudah berlangsung sejak maret 2013. Disamping HTC yang akan melakukan pembayaran kepada Nokia, kedua perusahaan tersebut juga sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang paten dan teknologi. Kolaborasi antara keduanya akan melibatkan portofolio paten koneksi LTE dari HTC yang di masa depan bisa memperkuat penawaran lisensi Nokia. Keduanya juga tidak menutup kemungkinan untuk melakukan eksplorasi berbagai peluang kerja sama teknologi di masa depan.

"Kami sangat gembira dengan terciptanya penyelesaian dan terwujudnya kesepakatan kerja sama dengan HTC yang telah sekian lama menjadi pemegang lisensi untuk beberapa paten esensial standar milik Nokia," ujar Chief Intellectual Property Officer Nokia, Paul Melin.

General Counsel HTC Grace Lei berpendapat bahwa Nokia memiliki salah satu portofolio paten terkemuka di industri teknologi. "HTC menyambut baik lahirnya kesepakatan yang akan menjadikan kami untuk terus fokus pada penciptaan beragam inovasi yang kami persembahkan untuk pelanggan setia," ujar Grace.

BAB III

SIMPULAN

3.1Simpulan

DAFTAR PUSTAKA

1. Indriatmoko, Paulus Dading. Hak Paten. http://menujuhukum.blogspot.com/2013/10/hak-paten.html Diakses 15 Maret 2015.2. Naunsa Trademark Patent. Paten. http://www.patenindonesia.co.id/paten/ Diakses 15 Maret 2015.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten.4. Maulana, Adhi. HTC One Dituding Pakai 9 Patennya, Nokia Gugat HTC. http://tekno.liputan6.com/read/596490/htc-one-dituding-pakai-9-patennya-nokia-gugat-htc Diakses 15 Maret 2015.5. Panji, Adithya. Sengketa Paten Nokia dan HTC Berakhir. http://tekno.kompas.com/read/2014/02/10/1449382/Sengketa.Paten.Nokia.dan.HTC.Berakhir Diakses 15 Maret 2015.6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Paten