lapora kerja milling

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. latar Belakang Dalam rangka pembelajaran serta praktek kerja bengkel yaitu kerja Frais/milling, oleh karena itu laporan ini kami buat, sebab untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam bidangnya, tentunya teori yang di dapat haruslah didampingi dengan kerja praktek, maka dari itu di dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan praktek. Dimana kerja praktek ini sangat membutuhkan ketelitian dan keterampilan, karena dalam praktek kerja milling dengan menggunakan mesin Frais, supaya hasil pengerjaan akan maksimal, maka mahasiswa harus mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan kerja Milling. 1.2. Perumusan masalah Kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai fungsi dan cara menggunakan alat dan mesin yang digunakan 1

Upload: jimmy-soeharda

Post on 24-Apr-2015

45 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapora Kerja Milling

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. latar Belakang

Dalam rangka pembelajaran serta praktek kerja bengkel yaitu kerja

Frais/milling, oleh karena itu laporan ini kami buat, sebab untuk meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam bidangnya, tentunya teori yang di dapat haruslah

didampingi dengan kerja praktek, maka dari itu di dalam proses pembelajaran

sangat dibutuhkan praktek. Dimana kerja praktek ini sangat membutuhkan

ketelitian dan keterampilan, karena dalam praktek kerja milling dengan

menggunakan mesin Frais, supaya hasil pengerjaan akan maksimal, maka

mahasiswa harus mengetahui fungsi dan cara menggunakan peralatan kerja

Milling.

1.2. Perumusan masalah

Kurangnya pengetahuan mahasiswa mengenai fungsi dan cara

menggunakan alat dan mesin yang digunakan dalam praktek kerja milling, serta

terdapat banyak lagi masalah di luar itu seperti diantaranya adalah peralatan yang

tersedia sedikit mengalami kerusakan sehingga hasil pengerjaan yang dihasilkan

tidak maksimal, selain itu terdapat alat-alat yang kurang terawat sehingga

mempersulit mahasiswa praktikan dalam melakukan praktek kerja milling.Untuk

menghadapi hal tersebut, diperlukan suatu pembenaan kembali atau peremajaan

peralatan dan melengkapi peralatan yang di butuhkan, sehingga mahasiswa dapat

melakukan praktek dengan hasil yang maksimal.

1

Page 2: Lapora Kerja Milling

1.3. Tujuan dan manfaat

Mengerti dan memahami segala sesuatu tentang praktek kerja

milling.

Memahami kegunaan alat-alat dan mesin yang digunakan dalam

kerja milling.

Melatih ketrampilan, kedisiplinan, kesabaran, ketelitian dan

konsentrasi dalam bekerja.

1.4. Keselamatan kerja

Untuk pekerja

- Pekerja harus menggunakan kaca mata pengaman selama

bekerja pada kerja milling.

- Pekerja sebaiknya menggunakan sarung tangan.

- Pekerja harus menggunakan sepatu safty(sepatu kulit)

- Pekerja dilarang merokok selama proses kerja milling

berlangsung

- Pekerja harus mendengarkan instruksi dari pembimbing

Untuk mesin dan perlengkapnnya

- Sebelum bekerja sebaiknya memilih cutter yang sesuai

dengan benda kerja yang akan di kerjakan.

- Mesin Frais harus di operasikan Selama bekerja.

- Periksalah peralatan dalam melakukan proses pengerjaan

milling sebelum bekerja.

2

Page 3: Lapora Kerja Milling

- Periksalah cairan pendingin di bagian bawah mesin, apabila

cairan tersebut tinggal sedikit isi dengan penuh cairan

pendingin ke dalam mesin.

- Bila bekerja bersama-sama lebih dari satu orang pada satu

benda kerja, pekerja harus mempelajari terlebih dahulu

mengenai “ iramanya”, hal ini akan menghindari beberapa

kejadian yang tidak di inginkan, baik untuk pekerja maupun

untuk alat itu sendiri

- Yakin bahwa kondisi alat, perlengkapan dan tempat sudah

memungkinkan untuk mengoprasikan

- Tanyakan pada instruktur apabila terjadi keraguan pada saat

bekerja.

Perawatan

- Selalu memeriksa mesin , perlengkapan, dan alat-alat yang

lainnya sebelum dan sesudah bekerja pada milling.

- Bersihkan ruangan, mesin dan perlengkapan lainnya setelah

pemakaian

- Matikan semua sakelar bila tidak di oprasikan lagi

- Lumasi bagian-bagian yang mudah berkarat dan bagian-

bagian lainnya yang membutuhkan pelumasan khusus,

sesuai dengan yang di anjurkan.

- Bersihkan bram yang ada di sekitar ragum dan sekitarnya.

3

Page 4: Lapora Kerja Milling

1.5. Peralatan Keselamatan Kerja

- Pakaian kerja

Pakailah pakaian kerja untuk menciptakan efektifitas kerja yang baik

serta mencerminkan kedisiplinan kerja.

- Kaca mata

Dipakai untuk melindungi mata dari percikan-percikan bram yang

timbul dari pemakanan benda.

- Sepatu kerja

Pakailah sepatu kerja yang memenuhi syarat yang bisa melindungi

kaki dari kejatuhan benda-benda dengan beban yang berat dan tajam.

- Sarung tangan.

Digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda panas dan

tajam.

BAB II

TEORI DASAR

2.1. Pengertian

Kerja miling adalah proses pemakanan benda kerja dengan menggunakan

carter yang berputar sehingga dapat membentuk sesuatu yang diinginkan. Dalam

proses pembentukannya kerja miling menggunakan alat-alat yang di gerakkan

dengan tenaga manusia dan mesin.

2.2. Bagian-bagian mesin miling

4

Page 5: Lapora Kerja Milling

ALAT PENCEKAM PAHAT POTONG/CUTTER

1. Stub arbor

Stub arbor merupakan jenis arbor yang pendek, alat ini dipasang

dalam spindel utama mesin horizontal maupun vertikal. Karena pendek

maka tidak diperlukan bantalan pendukung atau “arbor spacing collar”.

Disain dari pahat dan stub arbor harus sesuai.

2. Adaptor

Ada beberapa macam disain adaptor yang dijual oleh produsen

mesin perkakas. Ini berarti bahwa semua alat-alat mesin perkakas yang

terdapat pada toko-toko tertentu harus diperoleh dari satu sumber.

3. Collet adaptor

Collet celah dengan ukuran yang standar dilengkapi alat perkakas

ini. Mur mencekam collet pada tempatnya dan bila dikencangkan dengan

kunci “C”, collet akan menutup serta memegang pahat.

4. Pencekam langsung pada spindel utama

Arbor dan adaptor menyebabkan ketidaktelitian hasil pekerjaan

bila salah pemasangannya dan juga dapat menyebabkan ketidakstabilan.

Oleh karena itu, diinginkan untuk memegang pahat langsung pada spindel

utama. Pahat yang dipergunakan untuk cara ini direncanakan untuk

memegang langsung pada prinsipnya dipakai unutk frais muka.

KEPALA PEMBAGI

Kepala pembagi adalah alat yang gunanya untuk membagi sudut dari benda

yang difrais sehingga menghasilkan pembagian yang sama. Alat ini sangat

penting khususnya di waktu membuat sesuatu segi yang sama sisi pada suatu

batang bulat, misalnya segi 4, 6, 8, dan seterusnya atau di waktu membuat gigi-

gigi untuk roda gigi.

5

Page 6: Lapora Kerja Milling

Di dalam alat ini tedapat roda gigi cacing yang bergigi 40. roda gigi ini

diputar oleh suatu poros yang berulir cacing. Perbandingan perputaran antara

poros dan roda gigi tersebut adalah 40:1, sehingga bila poros berputar 40 kali,

maka roda gigi akan berputar 1 kali. Karena roda gigi ini terpasang pada poros

utama yang berhubungan langsung dengan benda kerja, maka jumlah putaran roda

gigi tersebut sama dengan jumlah putaran benda kerja. Dengan demikian jika

poros berulir cacing berputar 1 kali maka benda kerja akan berputar 1/40 putaran.

Pada poros berulir cacing ini dipasang piring pembagi yang berlubang-lubang

kecil dalam jumlah yang banyak. Tetapi kedudukan lubang-lubang itu beraturan

menurut garis lingkaran. Pada tiap-tiap garis lingkaran ditandai dengan angka-

angka, misalnya 15, 16, 17, 19, 20, 21, 27, dst ; angka-angka ini menunjukkan

jumlah lubang pada garis lingkaran tersebut.

PISAU FRAIS

Alat penyayat yang dipakai pada saat mengefrais ialah pisau frais. Bentuk

pisau adalah bermacam-macam sesuai dengan fungsinya, dan pada umumnya

terbuat dari baja kecepatan tinggi.

1. Pisau rata/plain milling cutter

Gigi pisau ini hanya tedapat pada sekeliling garis tengahnya saja,

sedangkan pada bagian sisinya tidak, bentuk giginya ada yang lurus ada pula

yang spiral dengan menyudut 450. Pisau ini mempunyai jumlah gigi yang

sedikit dengan sudut heliks kiri atau kanan dan dapat menyayat dengan

sayatan tebal. Oleh karena pisau ini dapat digunakan pada pekerjaan

permulaan.

2. Pisau samping/side milling cutter

Pisau ini banyak persamaannya dengan pisau rat yang bergigi

lurus. Perbedaaannya adalah bahwa pisau samping pada bagian sisinya

bergigi dan bentuk giginya tirus. Pisau ini digunakan untuk membuat alur

api atau alur-alur lainnya.

3. Pisau ujung

6

Page 7: Lapora Kerja Milling

Pisau ujung mempunyai gigi disekeliling badannya dan juga pada

ujungnya. Pisau ini ada yang bertangkai (lurus atau tirus) dan ada pula yang

tidak. Pisau yang bertangkai pemasangannya dimasukkan dalam kolet,

sedangkan pisau yang tak bertangkai dipasang pada poros frais golongan C

dan digunakan untuk mengefrais permukaan dan sisi tegak secara tegak

maupun secara mendatar.

4. Pisau muka

Pisau ini sebenarnya serupa dengan pisau ujung. Hanya bentuknya

lebih besar. Bagian sisi dan sekeliling permukaan bergigi. Pisau ini biasanya

terbuat dari dua macam bahan : badanya terbuat dari bahan yang lebih lunak

dari pada giginya. Pada sekeliling badan ini terdapat banyak alur sebagai

tempat kedudukan pisau-pisau.

5. Pisau alur

Pisau yang bertangkai tirus ini digunakan untuk membuat alur

yang berbentuk T seperti alur yang terdapat pada meja mesin bor atau mesin

sekrap. Pisau ini berukuran ¼”-1 ½” dan dipasang pada paksi mesin baik

secara tegak maupun secara mendatar.

6. Pisau sudut

Bentuk permukaan gigi pisau ini bersudut dan terdiri atas pisau

bersudut tunggal dan bersudut kembar. Pisau yang bersudut tunggal, besar

sudutnya 400 sampai 800, dan yang bersudut kembar besar sudutnya ada

yang sama dan ada pula yang tidak, yaitu antara 450-600 dan 900. guna pisau

ini adalah untuk mengefrais permukaan sehingga membentuk bermacam-

macam sudut.

7. Pisau belah

Bentuk pisau ini pipih atau tipis dan giginya lurus serta dangkal.

Tebal antara 1/32” sampai ¼” dan garis tengahnya antara 2 ½” – 9”. Pisau

ini adalah untuk membuat alur kecil dan untuk membelah.

8. Pisau roda gigi

7

Page 8: Lapora Kerja Milling

Pisau ini digunakan untuk mengefrais gigi-gigi, bentuknya

bermacam-macam, misalnya pisau untuk roda gigi lurus, pisau untuk roda

gigi payung, pisau untuk roda gigi cacing dan lainnya. Tiap-tiap pisau

mempunyai ukuran atau ketentuan dan dinyatakan dalam nomor, jumlah gigi

atau modul.

Persiapan-persiapan untuk bekerja pada proses milling

Hati-hati dalam bekerja karena ini akan sangat berbahaya

Gunakan kaca mata pelindung dan sarung tangan selama bekerja

pada proses miling

Pertama, kita harus memeriksa perlengkapan-perlengkapan miling

seperti ragum, kunci ragum, kunci arbor, dan palu

Anda dapat mulai bekerja bila telah mendapat beberapa informasi

dari instruktur

Tanyakan pada instruktur bila masih ada yang kurang jelas

Anda di haruskan bekerja sesuai gambar yang di berikan oleh

dosen pembimbing

Alat Ukur Pada Kerja Miling

Alat ukur yang biasa digunakan pada forging yaitu dengan menggunakan

jangka sorong atau “ block Gauge “ sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.

Kita dapat mengukur benda kerja dengan menggunakan jangka sorong yang telah

disetting tersebut.

Banyak macam cara yang digunakan dalam kerja miling, antara lain :

Meratakan benda kerja ( Flattening ).

Membuat tajam benda kerja ( sharpening ).

Membuat runcing benda kerja ( pointing ).

8

Page 9: Lapora Kerja Milling

Membuat lubang pada benda kerja.

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pembuatan Balok Bertingkat

NO PROSES

PENGERJAAN

GAMBAR ALAT

9

Page 10: Lapora Kerja Milling

1

2

3

4

5

Siapkan benda ST

37, berbentuk persegi

dengan ukuran

50x50x50

Pasang benda kerja

di ragum dengan di

lapisi bantalan

Ratakan posisi benda

kerja menggunakan

penyiku, sehingga

tegak lurus/siku

kemudian

kencangkan ragum

dengan kunci pas 22

Pasang cutter o40

Dimesin milling dan

kunci pas 22

Atur kecepatan

Jangka sorong

Penyiku

Palu plastic/karet

Cutter Ø 40 dan

Ø 10

Bantalan

Kunci ragum

Kunci pas 22

Palu besi

Kunci Arbor

Milling

Kuas

Kain lap

10

Page 11: Lapora Kerja Milling

6

7

mesin milling

sebelum pengerjaan

dan perikasa kondisi

mesin tersebut.

Lakukan pekerjaan

pertama,

milling/ratakan

permukaan bidang

tersebut, sehingga

ukurannya menjadi

45 mm, lalu ukur

dengan jangka

sorong untuk

memastikan

ukurannya.

Setelah tercapai

ukurannya, benda

dilepaskan dari

ragum, sebelum

pengerjaan

berikutnya, ragum

dibersihkan dari

bram dengan

menggunakan kuas.

11

Page 12: Lapora Kerja Milling

8

9

10

Benda kerja tadi di

balik dan

dipasangkan lagi di

ragum, lalu

kencangkan kembali

ragum tersebut.

Lakukan pengerjaan

yang sama pada

bidang berikutnya,

sehingga benda kerja

menjadi persegi

dengan ukuran

45x45x45

Kemudian milling

bagian pertama,

menggunakan cutter

14 dengan lebar

5mm, dan tinggi

tangga 5mm, sampai

ukuran yang

diinginkan, periksa

benda kerja dengan

12

Page 13: Lapora Kerja Milling

11

12

jangka sorong agar

tidak bolong.

Lakukan pengerjaan

pada tangga kedua

sampai berikutnya,

sehingga berbentuk 9

tangga, jaga ukuran

pada benda kerja.

Setelah itu

pengerjaan selesai,

bersihkan mesin

yang telah digunakan

menggunakan kuas

dan majun,

3.2. Pembuatan Penyangga/pengikat Ragum Mesin Milling

No. Proses Pengerjaan Gambar Peralatan

1. Siapkan benda kerja dengan bahan St37 dengan ukuran 115X28mmX28

Jangka sorong Cutter Ø 40 dan

Ø10 Penyiku Palu Besi Palu Plastik Kunci Pas 22

13

Page 14: Lapora Kerja Milling

2.

3.

4.

5.

6.

Pasang benda kerja diragum dengan dilapisi bantalan.

Cekam benda kerja diragum, jangan sampai terlalu kencang, lalu ratakan posisi benda kerja menggunakan penyiku, sehingga tegak lurus/siku, kemudian kencangkan kembali ragum.

Pasaang Cutter berdiameter 40 di mesin milling dengan menggunakan kunci arbor milling dengan kunci pas 22

Sebelum pengeerjaan atur kecepatan mesin dan periksalah kondisi mesin, dan pakailah alat keselamatan kerja.

Lakukan pengerjaan pertama, yaitu Frais bagian tinggi dan lebar

Kunci L10 Kunci Arbor

Milling Kunci ragum

Bantalan

Kuas

Mata bor Ø10 Tab M-12

14

Page 15: Lapora Kerja Milling

7.

8.

9.

10.

benda sehingga menjadi 25mm, lalu ratakan ujung benda dengan cutter Ø 10mm sehingga panjangnya 110mm, lalu perikasa ukur dengan jangka sorong.

Milling bagian tengah dengan panjang60mm, sedalam 5mmsehingga menjadi 3 bagian yaitu ukuran panjangnya 15mm + 60mm + 35mm = 110mm.

Lakukan pengeboran pada panjang 35mm dititik pusat sepanjang17,5mm sampai tembus dengan mata bor Ø10.

Lakukan pengeborang pada panjang 60mm dititik pusat sepanjang 45mm dan 25mm, dengan mata bor Ø10 sampai tembus.

Lakukan pengefraisan pada kedua titik pusat tersebut sepanjang 50mm di tengah bagian

15

Page 16: Lapora Kerja Milling

11.

12.

13.

14.

benda kerja sampai tembus membentuk lubang panjang/tirus.

Kemudian frais pada bagian sepanjang 15mm dengan kemiringan 200 dengan menggunakn kunci L 10

Setelah selesai lakukan lagi pada bagian kebalikann/benda kerja di balik lakukan sama dengan kemiringan 200

Kemudian pada lobang Ø10 , bagian sepanjang 35mm dilakukan pengetapan/pembuatan ulir dengan tab ulir M-12

Pengerjaan selesai, bersihkan mesin yeng telah di gunakan kuas dan majun.

16

Page 17: Lapora Kerja Milling

BAB IV

PENUTUP

IV. 1 Kesimpulan

Dalam sesi kerja milling kita di tuntut untuk membuat benda kerja seperti

pembuatan balok bertingkat dan penyangga/pengikat ragum, dalam pembuatan

17

Page 18: Lapora Kerja Milling

benda kerja tersebut memerlukan keterampilan, ketelitian, konsentrasi serta tidak

melupakan keselamatan dalam bekerja.

IV. 2 Saran

Tidak banyak saran yang saya tulis tetapi saya hanya sekedar

mengingatkan, antara lain :

Ketika akan melakuan pekerjaan terlebih dahulu periksa perlengkapan

yang ada.

Periksa keadaan mesin

Gunakanlah alat keselamatan kerja yang telah disediakan.

Lakukan sesuai prosedur yang telah di tentukan

Dan perlu di ingat setiap yang kita kerjakan merupakan pelajaran yang

dapat bermanfaat dan berguna di kehidupan dan di masa yang akan datang.

18