lapkas mata nia

34
STATUS PASIEN IDENTITAS Nama : Ny. S Tanggal Lahir : 4 Desember 1932 Usia : 72 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Kayu Putih Jakarta Pusat Tanggal Pemeriksaan : 18 Desember 2014 ANAMNESA KELUHAN UTAMA Pasien merasa ada yang mengganjal pada mata kanan. KELUHAN TAMBAHAN Saat melihat pasien merasa seperti ada asap didepan kedua matanya. 1

Upload: rannie-nayoko

Post on 13-Jul-2016

227 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ophtalmology

TRANSCRIPT

Page 1: Lapkas Mata Nia

STATUS PASIEN

IDENTITAS

Nama : Ny. S

Tanggal Lahir : 4 Desember 1932

Usia : 72 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Kayu Putih Jakarta Pusat

Tanggal Pemeriksaan : 18 Desember 2014

ANAMNESA

KELUHAN UTAMA

Pasien merasa ada yang mengganjal pada mata kanan.

KELUHAN TAMBAHAN

Saat melihat pasien merasa seperti ada asap didepan kedua matanya.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien merasa ada yang mengganjal pada matanya dan mengeluh terdapat selaput pada

mata kanannya sejak 1 bulan yang lalu, sejak 1 bulan yang lalu selaput pada mata kanan semakin

1

Page 2: Lapkas Mata Nia

melebar kearah tengah matanya. Mata kanan yang berselaput tersebut juga sering memerah dan

gatal, terutama setelah terpapar debu dan udara yang panas.

Pasien juga mengeluh saat melihat seperti ada asap yang menghalangi dikedua mata

pasien yang dirasakan pasien sejak 6 bulan yang lalu. Pasien mempunyai kesulitan untuk melihat

jarak dekat, sejak 2 tahun yang lalu pasien selalu menggunakan kacamata saat sedang membaca

yang sampai sekarang tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan.

Pasien tidak mengeluh kotoran mata yang banyak, kotoran mata tidak berlebihan dan

tidak berwarna. Pasien tidak mengeluhkan mata yang berair dan tidak ada rasa nyeri pada kedua

matanya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sebelumnya pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini. Pasien belum pernah

menjalani operasi katarak. Pasien memiliki riwayat hipertensi yang sampai saat ini masih dalam

pengobatan. Riwayat diabetes mellitus disangkal oleh pasien.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit seperti ini, ibu pasien dahulu pernah

menderita katarak dan telah dioperasi kedua matanya.

2

Page 3: Lapkas Mata Nia

STATUS OFTALMOLOGIKUS

OD OS

6/60 Visus 6/40

Baik kesegala arah Pergerakan Bola Mata Baik ke segala arah

Udem ( - )

Hiperemis ( - )

Hematom ( - )

Sikatriks ( - )

benjolan ( - )

Palpebra Superior Udem ( - )

Hiperemis ( - )

Hematom ( - )

Sikatriks ( - )

benjolan ( - )

Udem ( - )

hiperemis ( - )

Hematom ( - )

Sikatriks ( - )

benjolan ( - )

Palpebra Inferior Udem ( - )

hiperemis ( - )

Hematom ( - )

Sikatriks ( - )

benjolan ( - )

Hiperemis (-) Konjungtiva Tarsalis

Superior

Hiperemis (-)

Selaput dari nasal

melebar dan memuncak

ke tepi limbus

Konjungtiva Bulbi Selaput ( - )

Injeksi siliar ( - )

3

Page 4: Lapkas Mata Nia

Injeksi siliar ( - )

injeksi konjungtiva(-)

injeksi konjungtiva( - )

Hiperemis ( - )

papil ( - )

folikel ( - )

Konjungtiva Tarsalis

Inferior

Hiperemis ( - )

Papil ( - )

folikel ( - )

Jernih

infiltrat ( - )

Kornea Jernih

infiltrat ( - )

Sedang

Hifema ( - )

Hipopion ( - )

COA Sedang

Hifema ( - )

Hipopion ( - )

Warna coklat,

Sinekia anterior ( - )

Sinekia posterior ( - )

Iris Warna coklat

Sinekia anterior ( - )

Sinekia posterior ( - )

Isokor

reflex cahaya (+)

Pupil Isokor

reflex cahaya (+)

4

Page 5: Lapkas Mata Nia

Keruh

Shadow test (+)

Lensa Keruh

Shadow test (+)

Tidak dapat di evaluasi Vitreous Humor Tidak dapat di evaluasi

RESUME

Ny.S berumur 72 tahun datang berobat ke poli mata RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan

seperti ada yang mengganjal dan terdapat selaput pada mata kanannya yang timbul sejak 1

bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh saat melihat seperti ada asap yang menghalangi

penglihatannya. Pasien menderita rabun dekat sejak 2 tahun yang lalu dan saat sedang

membaca selalu menggunakan kacamata. Pada pemeriksaan mata didapatkan selaput pada

mata kanan yang tumbuh dari nasal dan melebar memuncak seperti segitiga di bagian limbus.

Didapatkan kekeruhan pada kedua lensa mata dengan shadow test positif dikedua matanya.

DIAGNOSA KERJA

Katarak Senil Stadium Imatur (ODS)

Pterigium Stadium I (OD)

Presbiopia (ODS)

5

Page 6: Lapkas Mata Nia

PENATALAKSANAAN

Pengobatan

- Tetes mata steroid (OD)

- ECCE + IOL (ODS)

- Kacamata sferis +1.50 (ODS)

Edukasi :

- Pasien menghindari mata terkena debu dan udara panas, jika berpergian keluar

selalu menggunakan kaca mata

- Menjaga kebersihan mata, tidak memegang mata dengan tangan yang kotor

- Saat membaca atau melihat dekat selalu menggunakan kacamata yang telah dibuat

6

Page 7: Lapkas Mata Nia

TINJAUAN PUSTAKA

PTERIGIUM

Definisi

Pterigium adalah Suatu pertumbuhan fibrovaslular pada konjungtiva bulbi yang bersifat

degeneratif dan invasif

.

Berbentuk segitiga ,berada di fisura palpebra dan mengarah ke kornea.

Etiologi

- Belum diketahui pasti

- Teori yang dikemukakan :

1. Paparan sinar matahari (UV)

2. Iritasi kronik dari lingkungan ( udara, angin, debu )

Gambaran Patologi

- Proses degeneratif (hiperplasia) jaringan subkonjungtiva

- Perubahan kornea ( apeks pterigium ) → membran konjungtiva rusak dan lamel

superfisial kornea diinvasi jaringan Granulasi

7

Page 8: Lapkas Mata Nia

Gambaran klinik

● Lesi biasanya terdapat di sisi nasal konjungtiva bulbi.

● Bisa dijumpai di sisi nasal dan temporal pada satu mata ( Pterigium dupleks )

atau pada kedua mata (Pterigium bilateral)

Gejala subyektif :

Rasa perih, terganjal, sensasi benda asing; silau, berair, gangguan visus, masalah

kosmetik

Gejala Obyektif :

● Konjungtiva bulbi ( fisura palp ) ® jar. fibrovaskuler berbentuk segitiga (apeks menuju

kornea atau di kornea)

● Di depan apeks kadang dijumpai :

- Yellow brown line = Pigmented iron line = Stocker’s line

- Grey cap (Grey zone)

● Gangguan visus ® Pada Pterigium stadium III

Karena : a. menutupi zona optik kornea

b. kurvatur kornea terganggu ® astigmatisma

● Diplopia timbul bila pterigium besar

Klasifikasi

A. Berdasarkan luas perkembangannya :

Stadium I : pterigium belum mencapai limbus

8

Page 9: Lapkas Mata Nia

Stadium II :sudah mencapai limbus tapi belum mencapai daerah pupil

Stadium III : sudah mencapai daerah pupil

B. Berdasarkan progresifitas tumbuhnya :

Stasioner : relatif tidak berkembang lagi ( tipis, pucat, atrofi )

Progresif : berkembang lebih besar dalam waktu singkat

C. Berdasarkan tipenya

Membran / fibrosa : tipis & pucat, pembuluh darah drh < 5

Vaskuler : hiperemi , pembuluh darah > 5

Diagnosis banding

1. Pinguekula (pterigium stadium I)

2. Pseudopterigium (pterigium stadium II & III)

Pterigium Pseudopterigium

9

Page 10: Lapkas Mata Nia

Lokasi Selalu di fisura palpebra Sembarang lokasi

Progresifitas Bisa progresif atau stasioner Selalu stasioner

Riwayat penyakit Ulkus kornea ( - ) Ulkus kornea ( + )

Tes sondase Negatif Positif

Pengobatan

1. Non bedah : Mengurangi keluhan subyektif, misalnya :gatal, merah

2. Bedah

Indikasi operasi

Menurut Ziegler:

Mengganggu visus

Mengganggu pergerakan bolamata

Berkembang progresif

Mendahului suatu operasi intraokuler

Kosmetik , Di depan apeks pterigium terdapat grey zone

Komplikasi

A. Selama operasi

- Perforasi kornea atau sklera

- Trauma pada m. rektus medialis atau lateral

B. Sesudah operasi

- Infeksi

- Granuloma

- Astigmatisma kornea

10

Page 11: Lapkas Mata Nia

- Neovaskularisasi

- Sikatriks kornea

KATARAK

11

Page 12: Lapkas Mata Nia

Definisi

Katarak berasal dari bahasa Yunani Katarrhakies yang berarti air terjun. Pandangan

pasien dengan katarak tampak seperti terhalang air terjun. Kesan tersebut terjadi akibat keruhnya

lensa akibat hidrasi lensa, denaturasi protein lensa atau keduanya. Proses tersebut erat kaitannya

dengan proses penuaan tetapi dapat pula terjadi akibat berbagai proses lainnya, seperti trauma

( fisik, kimia ), penyakit sistemik, inveksi virus pada masa pertumbuhan janin. dan lainnya.

Epidemiologi

Katarak merupakan penyebab kebutaan terbanyak dan menempati urutan pertama di

dunia. Penelitian- penelitian potong lintang mengidentifikasi adanya katarak pada sekitar 10 %

orang Amerika Serikat, dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50 % untuk mereka yang

berusia antara 65 dan 74 tahun dan sampai sekitar 70 % untuk mereka yang berusia lebih dari 75

tahun.

Faktor Risiko

Terdapat berberapa faktor risiko untuk terjadinya katarak, yaitu usia, fisik/trauma

(pajanan terhadap sinar ultraviolet, riwayat pembedahan mata), zat kimia (merokok, alkohol),

penyakit predisposisi (diabetes mellitus, galaktosemia, glaucoma, uveitis), genetik dan gangguan

perkembangan, dan infeksi virus di masa pertumbuhan janin.

12

Page 13: Lapkas Mata Nia

Patogenesis

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk memfokuskan

cahaya yang datang dari jauh, otot- otot siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan

memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil, dalam posisi ini,

daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel akan terfokus ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi sehingga tegangan zonula

berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi

oleh peningkatan daya biasanya. Kerjasama fisiologik antara korpus siliaris, zonula, dan lensa

untuk memfokuskan benda dekat ke retina di kenal sebagai akomodasi. Seiring dengan

pertambahan usia, konsistensi materi lensa berubah selama kehidupan.

Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat

kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam penyakit

mata dapat mengkibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis, dan retinitis pigmentosa.

Katarak dapat pula berhubungan dengan proses penyakit intraokular lainnya. Gangguan lensa

adalah kekeruhan, distorsi, dislokasi, dan anomali geometrik. Pasien yang mengalami gangguan-

gangguan tersebut mengalami kekaburan penglihatan tanpa nyeri.

Lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, perubahan protein, peningkatan

proliferasi, dan kerusakan kontinuitas normal serat-serat lensa. Lensa mata mempunyai bagian

yang disebut pembungkus lensa atau kapsul lensa, korteks lensa yang terletak antara nukleus

lensa atau inti lensa dengan kapsul lensa. Pada anak dan remaja nukleus bersifat lembek sedang

pada orangtua nukleus ini menjadi keras. Katarak dapat mulai dari nukleus, korteks, dan

subkapsularis lensa. Secara umum, edema lensa bervariasi sesuai stadium perkembangan

katarak.

Pembentukan katarak secara kimiawi ditandai oleh penurunan penyerapan oksigen dan

mula-mula terjadi peningkatan kandungan air diikuti oleh dehidrasi. Kandungan natrium dan

kalsium meningkat; kandungan kalium, asam askorbat, dan protein berkurang. Pada lensa yang

mengalami katarak tidak ditemukan glutation. Usaha-usaha untuk mempercepat atau menahan

perubahan-perubahan kimiawi ini dengan terapi medis sampai saat ini belum berhasil.

13

Page 14: Lapkas Mata Nia

Gejala Klinis

Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan

penglihatan yang muncul secara bertahap.

1. Penglihatan kabur dan berkabut

2. Fotofobia

3. Penglihatan ganda

4. Warna lensa mata berubah / putih

5. Kesulitan melihat di waktu malam

6. Sering berganti kacamata

7. Perlu penerangan lebih terang untuk membaca

8. Seperti ada titik gelap didepan mata

9. Melihat dekat jelas ( bersifat sementara )

Klasifikasi

Tabel Klasifikasi katarak berdasarkan opasitas lensa

Maturitas

– Katarak insipien

– Katarak intumesen

– Katarak immatur

– Katarak matur

– Katarak hipermatur (hypermature morgagnian cataract)

Lokasi

– Katarak nukleus

– Katarak kortikal (anterior or posterior)

14

Page 15: Lapkas Mata Nia

– Katarak subkapsular

– Katarak polaris/piramidalis (anterior or posterior polar cataract)

- Katarak zonular/lamelar

– Katarak kortikonuklear (opasitas pada beberapa lapisan yang berbeda)

Bentuk opasitas lensa

– Katarak kuneiformis (Wedge-shaped cataract)

– Katarak fisiformis (Fish-shaped cataract)

– Katarak pulverulent (Powdery cataract)

– Katarak stelatum (Star-shaped cataract)

Warna

– Katarak brunescent (brown cataract)

– Katark nigra (black cataract)

Onset

– Katarak kongenital

– Katarak infantil (< 1 tahun)

– Katarak juvenil (1-12 tahun)

– Katarak presenilis (di bawah usia 40 tahun)

– Katarak senilis (> 40 tahun)

Asal

– Katarak traumatik

– Katarak syndermatotik

– Katarak sekunder

15

Page 16: Lapkas Mata Nia

Katarak Senil

Perubahan yang tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan

berkembangnya lapisan korteks lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak

sejak terjadi pengurangan kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis

lensa yang timbul pada usia dekade 4 dalam benuk keluhan presbiopia.

Dikenal 3 bentuk katarak senil, yaitu katarak nuklear, kortikal, dan kupuliform.

a. Katarak Nuklear

Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama

kelamaan inti lensa yang mulanya menjadi putih kekuningan menjadi cokelat dan

kemudian menjadi kehitaman. Keadaan ini disebut katarak brunesen atau nigra.

b. Katarak Kortikal

Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan

terjadi miopisasi akibat perubahan indeks refraksi lensa. Pada keadaan ini penderita

seakan-akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang

bertambah.

c. Katarak Kupuliform

Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear.

Kekeruhan dapat terlihat di lapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran

piring. Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak.

Katarak ini sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.

Katarak Senil dapat dibagai atas 4 Stadium

a. Katarak Insipien

Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi dasar

di perifer dan daerah jernih membentuk gerigi dengan dasar di perifer dan daerah

jernih di antaranya. Kekeruhan biasanya teletak di korteks anterior atau posterior.

Kekeruhan ini pada umumnya hanya tampak bila pupil dilebarkan.

Pada stadium ini terdapat keluhan poliopia karena indeks refraksi yang tidak sama

pada semua bagian lensa.

16

Page 17: Lapkas Mata Nia

Katarak insipien

b. Katarak Imatur

Pada stadium yang lebih lanjut, terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak

atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang

jernih pada lensa.

Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang mengakibatkan lensa menjadi

bertambah cembung. Pencembungan lensa ini akan memberikan perubahan indeks

refraksi dimana mata akan menjadi miopik. Kecembungan ini akan mengakibatkan

pendorongan iris ke depan sehingga bilik mata depan akan lebih sempit.

Pada stadium intumensen ini akan mudah terjadi penyulit glaukoma. Uji

bayangan iris pada keadaan ini positif.

Katarak imatur

c. Katarak Matur

Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air bersama-

sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa akan berukuran

normal. Iris tidak terdorong ke depan dan camera okuli anterior akan mempunyai

kedalaman normal kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat

17

Page 18: Lapkas Mata Nia

putih akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan uji

bayangan iris akan terlihat negatif.

Katarak Mature

d. Katarak Hipermatur

Marupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks mengkerut dan

berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks, nukleus lensa

tenggelam ke arah bawah (katarak morgagni). Lensa yang mengecil akan

mengakibatkan bilik mata menjadi dalam. Uji bayangan iris memberikan gambaran

pseudopositif.

Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat menimbulkan penyulit

berupa uveitis fakotoksik atau glaukom fakolitik.

Perbedaan Stadium Katarak Senilis

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik Mata

Depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik Normal Sempit Normal Terbuka

18

Page 19: Lapkas Mata Nia

Mata

Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis +

Glaukoma

Tatalaksana

Tidak ada terapi medikamentosa untuk katarak.

Indikasi umum operasi katarak

1. Meningkatkan fungsi penglihatan merupakan indikasi paling umum untuk ekstraksi

katarak, walaupun kepentingannya bersifat individual. Misalnya, seorang petugas

perpustakaan dengan katarak subkapsular posterior membutuhkan operasi bila

penglihatan jarak dekat terganggu dan seorang petani membutuhkan penglihatan jauh.

2. Indikasi medis adalah bila katarak tersebut mempengaruhi kondisi kesehatan mata seperti

menyebabkan glaukoma fakolitik atau glaukoma sudut tertutup sekunder karena lensa

intumesen, dan retinopati diabetik (katarak mengganggu terapi penyakit ini)

3. Indikasi kosmetik yaitu mengangkat katarak matur pada mata yang buta untuk

menunjukkan kembali pupil yang hitam.

Operatif

Indikasi operasi katarak diklasifikasikan menjadi 3 kelompok , yaitu :

1. Indikasi optik

Tidak ada batasan pasti tajam penglihatan kapan operasi katarak sebaiknya dilakukan.

Saat ini keputusan dilakukannya operasi disesuaikan dengan kebutuhan penglihatan

subjektif pasien. Visus 6/12 merupakan indikasi awal dilakukannya operasi, pasien

harus diinformasikan mengenai keuntungan dan kerugian operasi katarak terhadap

19

Page 20: Lapkas Mata Nia

tajam penglihatan. Glare adalah indikasi optik lainnya terutama pada pasien yang

berkendara pada malam hari.

2. Indikasi medis

Kondisi katarak di bawah ini harus segera dioperasi walaupun prognosis

penglihatannya tidak menjanjikan atau pasien tidak berminat pada perbaikan

penglihatannya :

- Katarak hipermatur

- Lens induced glaucoma

- Lens induced uveitis

- Dislokasi / subluksasi lensa

- Korpus alienum intralentikular

- Retinopati diabetik yang diterapi dengan fotokoagulasi laser

- Ablasio retina atau patologi segmen posterior lainnya dimana diagnosis atau tata

laksananya akan terganggu dengan adanya opasitas lensa

3. Indikasi estetik

White pupil yang disebabkan oleh katarak tidak dapat diterima sepenuhnya oleh pasien

usia muda, operasi katarak dilakukan untuk menghilangkan white pupil walaupun

fungsi penglihatan tidak kembali sepenuhnya.

Operasi Katarak

a. Tahap-tahap ekstraksi katarak ekstrakapsular :

1. Setelah dilakukan anestesia, mata dibersihkan dengan larutan Povidone-Iodine 5%

dan saccus konjungtiva diirigasi dengan saline fisiologis.

2. Kelopak mata diretraksi dengan spekulum.

20

Page 21: Lapkas Mata Nia

3. Superior rectus bridle suture dipasang untuk mendorong limbus ke bawah dan

stabilisasi bola mata. Forceps rectus superior dipasang pada insertion rectus

superios dan benang silk 4.0 dipasangkan di bawahnya.

4. Forniks yang mendasari lipatan konjungtiva diangkat dengan memotong

konjungtiva di tempat perlekatannya pada limbus dari jam 10 sampai jam 2. Titik-

titik perdarahan dan pembuluh darah besar dikoagulai dengan elektrokauter bipolar.

5. Insisi dibuat setengah ketebalan pada limbus dengan menggunakan razor mounted

on blade breaker-holder, sehingga akan tampak insisi dengan konfigurasi bi-planar.

6. Cairan visko-elastik (Poly-propyl hydroxy methyl cellulose or sodium hyaluronate)

diinjeksikan ke bilik mata depan, cairan ini akan meliputi endotel kornea,

melindunginya dari kerusakan, dan memperdalam bilik mata depan untuk

memperluas area operasi.

7. Dilakukan kapsulotomi anterior dengan menggunakan jarum bent hypodermic 26 or

30 G, dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain bear-can opener, Christmas

tree, envelope, capsulorrhexis, dan lain-lain

8. Insisi lumbal diperluas dengan menggunakan gunting kornea

9. Nukleus dinyatakan dengan memberikan tekanan lain pada jam 12 dan jam 6

meridian,

10. Korteks dikeluarkan dengan suction dilakukan dengan IA Cannula (Irrigation-

Aspiration), kemudian diirigasi dengan saline fisiologis atau ringer laktat.

11. Jika akan dilakukan implantasi lensa, larutan viskoelastik diinjeksikan kembali ke

bilik mata depan.

12. IOL (intraocular lens) dimasukkan ke dalam kapsula lensa kemudian dirotasikan

sampai diperoleh kedudukan yang terbaik.

13. Larutan viskoelastik diaspirasi dengan IA Cannula.

14. Insisi lumbal dijahit dengan menggunakan Prolene 10.0 atau Nylon sekitar ¾

ketebalan kornea dan sklera dengan jahitan interuptus atau kontinu. Jahitan diangkat

setelah 6-8 minggu. Adapun penyembuhan sempurna luka terjadi setelah 1-3 tahun.

15. Konjungtiva direposisikan menutup luka di daerah limbus.

16. Antibiotik kombinasi dan steroid diinjeksikan subkonjungtiva, dan mata ditutup

selama 24 jam.

21

Page 22: Lapkas Mata Nia

(a) (b)

(c)

Ekstraksi katarak ekstrakapsular, kapsul anterior lensa dibuka dengan menggunakan

curvilinear capsulorrhexis(a), phacoemulsification yang disertai aspirasi nukleus dan

korteks lensa(b), Posterior chamber lens diimplantasikan dalam kapsula lensa(c).

b. Intra-capsular cataract extraction (ICCE)

Lensa dikeluarkan secara in toto, nukleus dan korteks dikeluarkan dalam kapsula lensa

setelah memutuskan zonula zinii. Kerugiaannya hanya dapat dilakukan implantasi

anterior chamber IOL yang dapat menimbulkan komplikasi terhadap kornea. Selain itu

tidak ada barrier segmen anterior dan posterior bola mata sehingga mudah timbul

komplikasi. Keuntungannya adalah tidak akan terjadi katarak sekunder karena seluruh

komponen lensa telah dikeluarkan.

22

Page 23: Lapkas Mata Nia

Tahap-tahap pembukaan bola mata dan penutupan luka di limbus sama dengan yang

dilakukan pada ECCE. Namun, metode pengeluaran lenda berbeda dengan insisi yang

lebih besar (jam 9.30 – 2.30 atau lebih) dan dilakukannya iridektomi perifer sebelum

pengeluaran lensa. Teknik-teknik yang dilakukan untuk pengeluaran lensa, antara lain :

1. Cryo-extraction : menggunakan cryoprobe dan N2O menyebabkan suhu turun

hingga -400C, yang menyebabkan perlekatan lensa ke probe, lensa dikeluarkan

secara perlahan.

2. Erysiphake

3. Sliding technique

4. Tumbling

5. Lens Forceps technique

6. Wire-vectis technique

c. Phacoemulsification

Teknik ini merupakan suatu bentuk modifikasi ECCE dimana nukleus diubah ke dalam

bentuk bulir diemulsifikasi dengan gelombang suara frekuensi tinggi (40,000 MHz),

kemudian dilakukan suction melalui insisi kecil (3,2 mm). Kemudian foldable IOL

khusus dimasukkan ke dalam kapsula lensa melalui insisi yang sama. Keuntungannya

adalah tidak ada kemungkinan kecil terjadinya astigmatisma postoperatif, penyembuhan

luka lebih cepat, dan rehabilitasi visual dapat terjadi dalam 6-8 minggu.

Perbandingan ECCE dan ICCE

23

Page 24: Lapkas Mata Nia

24

  ECCE ICCE

Pengeluaran lensa Nucleus dikeluarkan dari

kapsul, korteks disuction

Lens dikeluarkan secara in toto

Kapsula posterior &

zonula zinii

Intak dikeluarkan

Incisi Lebih kecil (8 mm) Lebih besar (10 mm)

Iridektomi perifer Tidak dilakukan Dilakukan untuk menghindari

glaukoma karena blokade pupil

Instrumen (rumit) Diperlukan Tidak diperlukan

Waktu Lebih lama Lebih singkat

Implantasi IOL Posterior chamber Anterior chamber (Pseudo-

phakic Bullous Keratopathy)

Teknik Lebih sulit Lebih mudah

Biaya Lebih banyak Lebih sedikit

Komplikasi yang

meningkat

After-Cataract 1. Prolaps & degenerasi

vitreus

2. Edema makula

3. Endophthalmitis

4. Aphakic Glaucoma

5. Fibrous & Endothelial

ingrowth

6. Neovascular Glaucoma

in Proliferative Diabetic

Retinopathy

Komplikasi yang

berkurang

Seluruh komplikasi yang

disebutkan pada ICCE

After-Cataract

Indikasi Prosedur rutin untuk

semua jenis katarak

(kecuali bila merupakan

komplikasi)

1. Dislokasi lensa

2. Subluksasi lensa (>1/3

bagian zonula rusak)

3. Chronic Lens Induced

Uveitis

4. Katarak hipermatur

dengan kapsula anterior

yang tebal

Page 25: Lapkas Mata Nia

Implantasi IOL

IOL adalah metode terbaik untuk mengatasi kondisi afakia. IOL terbuat dari PMMA

(Polymethyl Methacrylate), Silicone atau Acrylic (foldable), terdapat 2 tipe yaitu

posterior chamber lens (PCL) dan anterior chamber lens (ACL). Implantasi terbaik

IOL dalam kapsula lensa paling baik di bilik posterior. Saat ini telah tersedia IOL

multifokus yang memungkinkan rehabilitasi visual tanpa perlu koreksi tambahan.

Tata laksana postoperatif

1. 24 jam postoperative verban dibuka dan mata dibersihkan

2. Mata diperiksa seluruhnya terutama tajam penglihatan, secret dalam saccus

konjungtiva, aposisi luka, kejernihan cornea, kedalaman bilik mata depan dan hifema,

pupil, IOL, kapsula posterior, retina, dan tekanan intra okuli.

3. Pasien dianjurkan untuk menghindari mencuci kepala dalam waktu 1 minggu,

mengangkat beban berat dalam 3 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas,Sidharta, Ilmu Penyakit Mata, cetakan III, balai penerbitan FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta, Kelainan Refraksi dan Kacamata Glosari Sinopsis,edisi II,balai penerbitan

FKUI,2006,Jakarta

Ilyas,Sidharta,dkk. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran,edisi

II,sagung seto,2002,Jakarta

James, Bruce. Et al. Lectures Notes Oftalmology, edisi 9. Erlangga Medical Series, 2005, Jakarta.

Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. KDT.

2000,Jakarta

25

Page 26: Lapkas Mata Nia

Kansky JJ. Clinical Ophthalmology. 5th ed. Toronto: Butterworth-Heinemann; 2003.

26