lapkas-ga

Upload: enki-hendrawan

Post on 24-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    1/30

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Sinusitis dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di

    dunia. Data dari DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan bahwa penyakit hidung

    dan sinus berada pada urutan ke2! dari !0 p"la penyakit peringkat utama atau

    sekitar 102.#1$ penderita rawat %alan di rumah sakit. Sur&ei Kesehatan Indera

    Penglihatan dan Pendengaran 1''( yang diadakan "leh )inkesmas beker%a sama

    dengan PER*+,I dan )agian ,*, RS- mendapatkan data penyakit hidung

    dari $ pr"pinsi . Data dari Di&isi Rin"l"gi Departemen ,*, RS- /anuari

    +gustus 200! menyebutkan %umlah pasien rin"l"gi pada kurun waktu tersebut

    adalah 3! pasien (' nya adalah sinusitis.

    Ke%adian sinusitis umumnya disertai atau dipiu "leh rhinitis sehingga

    sinusitis sering %uga disebut dengan rhin"sinusitis. Rin"sinusitis adalah penyakit

    in4lamasi yang sering ditemukan dan mungkin akan terus meningkat

    pre&alensinya. Rin"sinusitis dapat mengakibatkan gangguan kualitas hidup yang

    berat sehingga penting bagi d"kter umum atau d"kter spesialis lain untuk

    memiliki pengetahuan yang baik mengenai de4inisi ge%ala dan met"de diagn"sis

    dari penyakit rin"sinusitis ini.

    Penyebab utamanya ialah in4eksi &irus yang kemudian diikuti "leh in4eksi

    bakteri. Seara epidemi"l"gi yang paling sering terkena adalah sinus etm"id dan

    maksila. 5ang berbahaya dari sinusitis adalah k"mplikasinya ke "rbita dan

    intrakranial. K"mplikasi ini ter%adi akibat tatalaksana yang inadekuat atau 4akt"r

    predisp"sisi yang tak dapat dihindari.

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    2/30

    2

    ,atalaksana dan pengenalan dini terhadap sinusitis ini men%adi penting

    karena hal diatas. +walnya diberikan terapi antibi"tik dan %ika telah begitu

    hipertr"4i muk"sa p"lip"id dan atau terbentuknya p"lip atau kista maka

    dibutuhkan tindakan "perasi.

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    3/30

    3

    BAB II

    STATUS PASIEN

    2.1 Identitas

    6ama 7 6y.

    /enis kelamin 7 Perempuan

    8sia 7 ,ahun

    +lamat 7 )lang Panyang 9h"kseumawe

    Peker%aan 7 IR,

    +sal 7 +eh

    +gama 7 Islam

    6". R 7 2.!$.!0

    ,RS 7 13 Desember 201!

    2.2 Anamnesis

    1. Keluhan utama

    *idung tersumbat

    2. Riwayat penyakit sekarang

    Pasien datang dengan keluhan hidung tersumbat disertai dengan beringus

    se%ak 1 minggu yang lalu. Ingus tidak diserta dengan keluarnya darah. Pasien %uga

    mengeluhkan adanya nyeri di bagian wa%ah bagian depan. Pasien %uga merasakan

    nyeri kepala bagian depan. 6yeri biasanya timbul ketika hidung tersumbat terasa

    berputar :;. Pasien %uga merasakan badannya demam beberapa hari ini. Demam

    terasa naik turun.

    3. Riwayat penyakit dahulu

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    4/30

    ,idak memiliki riwayat penyakit serupa sebelumnya.

    . Riwayat penyakit keluarga

    ,idak terdapat angg"ta keluarga yang mengalami keluhan yang sama.

    !. Riwayat +lergi

    +lergi "bat"batan dan makanan disangkal.

    2.3 Pemeriksaan Fisik

    A. Status Present

    1. Keadaan umum 7 )aik2. Kesadaran 7 -"mp"s entis

    3. Pengukuran ,anda &ital

    ,ekanan Darah 7 120

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    5/30

    !

    Sekret 7 purulen

    (. ulut 7 )entuk 7 simetris

    )ibir 7 keringAusi 7 pembengkakan :; riwayat berdarah :;

    $. 9idah 7 )entuk 7 n"rmal

    Puatarna 7 kemerahan

    Pembesaran 7 tidak ada

    +bses

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    6/30

    (

    +uskultasi

    Suara 6apas Dasar 7 &esikuler di parenkim paru

    Suara 6apas ,ambahan 7 Rh"nki kering :heeing :

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    7/30

    $

    2#$11$2%1# &'SUD (ut )eutia*

    Hemat+l+"i klinik

    Pemeriksaan Hasil Nilai N+rmal

    *b 12 121( g

    9ED H20 mm

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    8/30

    #

    Pasien wanita usia tahun dengan diangn"sa k"nka hipertr"4i @

    sinusitis maksilaris. Pasien di%adwalkan untuk dilakukan "perasi

    terbinekt"mi dan antr"st"mi.

    Keadaan umum 7 tampak sakit sedang

    Kesadaran 7 "mp"s mentis

    ,anda &ital pre"perati4

    ,ekanan darah 7 120

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    9/30

    '

    aintenane 7 62L 7 02N 373 dengan is"4luran 2 &"l

    am &IB* Tekanan dara4 Nadi &56i* '' &56i*11.1! 120

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    10/30

    10

    BAB III

    TINAUAN PUSTA,A

    3.1 Anestesi Umum

    a. De4inisi

    +nestesi umum :general anestesia; adalah suatu keadaan tidak sadar yang

    bersi4at sementara yang diikuti "leh hilangnya rasa nyeri di seluruh tubuh akibat

    pemberian "bat anestesia. 8ntuk mewu%udkan trias anestesi berupa hipn"tika

    anestesia

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    11/30

    11

    Kun%ungan pre"perati4 dapat melihat kelainan yang berhubungan dengan

    anestesi seperti adanya riwayat hipertensi asma alergi atau de"mpensati"

    "rdis. Selain itu dapat mengetahui keadaan pasien seara keseluruhan d"kter

    anestesi bisa menentukan ara anestesi dan plihan "bat yang tepat pada pasien.

    Kun%ungan pre"perasi pada pasien %uga bisa menghindarkan ke%adian salah

    identitas dan salah "perasi. E&aluasi pre"perasi meliputi hist"ry taking :+P9E;

    pemeriksaan 4isik dan pemeriksaan penun%ang seperti lab"rat"rium EKA 8SA

    4"t" th"ra dll. Selan%utnya d"kter anestesi harus men%elaskan dan mendiskusikan

    kepada pasien tentang mana%emen anestesi yang akan dilakukan hal ini terermin

    dalam inform consent.1

    1; *ist"ri taking

    History taking bisa dimulai dengan menanyakan adakah riwayat alergi

    terhadap makanan "bat"batan dan suhu alergi :mani4estasi dispneu atau skin

    rash; harus dibedakan dengan int"leransi :biasanya mani4estasi gastr"intestinal;.

    Riwayat penyakit sekarang dan dahulu %uga harus digali begitu %uga riwayat

    peng"batan :termasuk "bat herbal; karena adanya p"tensi ter%adi interaksi "bat

    dengan agen anestesi. Riwayat "perasi dan anestesi sebelumnya bisa

    menun%ukkan k"mplikasi anestesi bila ada. Pertanyaan tentang re&iew sistem

    "rgan %uga penting untuk mengidenti4ikasi penyakit atau masalah medis lain yang

    belum terdiagn"sis.

    2; Pemeriksaan Bisik

    Pemeriksaan 4isik dan history taking melengkapi satu sama lain.

    Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang sehat dan asimt"matik setidaknya

    meliputi tandatanda &ital :tekanan darah nadi respirat"ry rate suhu; dan

    pemeriksaan airway %antung paruparu dan system musul"skeletal.

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    12/30

    12

    Pemeriksaan neur"l"gis %uga penting terutama pada anestesi regi"nal sehingga

    bisa diketahui bila ada de4isit neur"l"gis sebelum diakukan anestesi regi"nal.

    Pentingnya pemeriksaan airway tidak b"leh diremehkan. Pemeriksaan gigi

    geligi tindakan buka mulut lidah relati4 besar leher pendek dan kaku sangat

    penting untuk diketahui apakah akan menyulitkan dalam melakukan intubasi.

    Kesesuaian masker untuk anestesi yang %elek harus sudah diperkirakan pada

    pasien dengan abn"rmalitas wa%ah yang signi4ikan. ikr"gnatia :%arak pendek

    antara dagu dengan tulang hy"id; inisi&us bawah yang besar makr"gl"sia

    Range of Motion yang terbatas dari Temporomandibular Joint atau &ertebrae

    ser&ikal leher yang pendek mengindikasikan bisa ter%adi kesulitan untuk

    dilakukan intubasi trakeal. Sk"ring allampati7

    I. ,erlihat t"nsil u&ula dan palatum m"le seara keseluruhan

    II. ,erlihat palatum m"le dan durum bagian atas t"nsil dan u&ula

    III. ,erlihat palatum m"le dan durum dan dasar u&ula

    IC. *anya terlihat palatum durum

    Aambar 2.1. Kriteria allampati

    Klasi4ikasi status 4isik +S+ :+merian S"iety "4 +neshtesi"l"gists;

    bukan alat perkiraan risik" anestesi karena e4ek samping anestesi tidak dapat

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    13/30

    13

    dipisahkan dari e4ek samping pembedahan. Penilaian +S+ diklasi4ikasikan

    men%adi ! kateg"ri. Kateg"ri ke( selan%utnya ditambahkan untuk ditu%ukan

    terhadap brain-dead organ donor. Status 4isik +S+ seara umum %uga

    berhubungan dengan tingkat m"rtalitas peri"perati4. Karena underlying disease

    hanyalah satu dari banyak 4akt"r yang berk"ntribusi terhadap k"mplikasi

    peri"perati4 maka tidak mengherankan apabila hubungan ini tidak sempurna.

    eskipun begitu klasi4ikasi satus 4isik +S+ tetap berguna dalam perenanaan

    mana%emen anestesi terutama teknik m"nit"ring.3

    ,abel 3.1 klasi4ikasi +S+

    Kelas I Pasien sehat tanpa kelainan "rganik bi"kimia atau psikiatri.

    Kelas II Pasien dengan penyakit sistemik ringan sampai sedang tanpa limitasi

    akti&itas seharihari.

    Kelas III Pasien dengan penyakit sistemik berat yang membatasi akti&itas

    n"rmal.

    Kelas IC Pasien dengan penyakit berat yang menganam nyawa dengan

    maupun tanpa "perasi.

    Kelas C Pasien sekarat yang memiliki harapan hidup keil tapi tetap

    dilakukan "perasi sebagai upaya resusitasi.

    Kelas CI Pasien dengan kematian batang "tak yang "rgan tubuhnya akan

    diambil untuk tu%uan d"n"r

    E Lperasi emergensi statusnya mengikuti kelas I J CI diatas.

    3; In4"rmed -"nsent

    *al penting lainnya pada kun%ungan pre"perasi adalah inform consent.

    Inform consentyang tertulis mempunyai aspek medik"legal dan dapat melindungi

    d"kter bila ada tuntutan. Dalam pr"ses "nsent perlu dipastikan bahwa pasien

    mendapatkan in4"rmasi yang ukup tentang pr"sedur yang akan dilakukan dan

    resik"nya.

    3.1.b.2 asukan Lral

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    14/30

    1

    Re4lek laring mengalami penurunan selama anestesi. Regurgitasi isi

    lambung dan k"t"ran yang terdapat dalam %alan na4as merupakan resik" utama

    pada pasien yang men%alani anestesi. 8ntuk meminimalkan risik" tersebut semua

    pasien yang di%adwalkan untuk "perasi elekti4 dengan anestesi harus dipantangkan

    dari masukan "ral :puasa; selama peri"de tertentu sebelum induksi anestesi.

    3.1.b.3 ,erapi -airan

    ,erapi airan pre"perati4 termasuk penggantian de4isit airan sebelumnya

    kebutuhan maintenane dan luka "perasi seperti pendarahan. Dengan tidak adanya

    intake "ral de4isit airan dan elektr"lit bisa ter%adi epat karena ter%adinya

    pembentukan urin sekresi gastr"intestinal keringat dan insensible losses yang

    terus menerus dari kulit dan paru. Kebutuhan maintenane n"rmal dapat

    diperkirakan dari tabel dibawah.

    ,abel 3.2 Kebutuhan aintenane 6"rmal :"rgan 200(;

    )erat )adan /umlah

    10kg pertama m9

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    15/30

    1!

    emperlanar induksi anesthesia

    engurangi sekresi kelen%ar ludah dan br"nkus

    eminimalkan %umlah "bat anestetik

    engurangi mual muntah pasa bedah

    eniptakan amnesia

    engurangi isi airan lambung

    engurangi re4lek yang membahayakan

    ,abel 3.3 Lbat"bat yang dapat digunakan untuk premedikasi

    6". /enis Lbat D"sis :Dewasa;

    1 Sedati7:

    Diaepam

    Di4enhidramin

    Pr"methain

    ida"lam

    !10 mg

    1 mg

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    16/30

    1(

    3.1.b.! Persiapan di Kamar Lperasi

    *alhal yang perlu dipersiapkan di kamar "perasi antara lain adalah7

    a. e%a "perasi dengan ases"ris yang diperlukan

    b. esin anestesi dengan sistem aliran gasnya

    . +latalat resusitasi :S,+,I-S;

    d. Lbat"bat anestesia yang diperlukan.

    e. Lbat"bat resusitasi misalnyaO adrenalin atr"pine amin"4ilin natrium

    bikarb"nat dan lainlainnya.

    4. ,iang in4us plaster dan lainlainnya.

    g. +lat pantau tekanan darah suhu tubuh dan EKA dipasang.

    h. +latalat pantau yang lain dipasang sesuai dengan indikasi misalnyaO

    Pulse LymeterQ dan -apn"gra4Q.

    i. Kartu atatan medi anestesia

    %. Selimut penghangat khusus untuk bayi dan "rang tua.

    ,abel 3. K"mp"nen S,+,I-S

    S S"pe Stet"s"pe untuk mendengarkan suara paru dan

    %antung.

    9aring"S"pe7 pilih bilah atau daun :blade; yang

    sesuai dengan usia pasien. 9ampu harus ukup terang.

    , ,ubes Pipa trakea pilih sesuai usia. 8sia H ! tahun tanpabal"n :u44ed; dan F! tahun dengan ball""n :u44ed;.

    + +irways Pipa mulut4aring :Auedel "r"traheal airway; atau

    pipa hidung4aring :nasitraheal airway;. Pipa ini

    menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk

    mengelakkan sumbatan %alan napas.

    , ,apes Plaster untuk 4iksasi pipa supaya tidak terd"r"ng atau

    terabut.

    I Intr"duer andarin atau stilet dari kawat dibungkus plasti

    :kabel; yang mudah dibengk"kkan untuk pemandu

    supaya pipa trakea mudah dimasukkan.

    - -"nnet"r Penyambung antara pipa dan peralatan anastesia.

    S Suti"n Penyed"t lendir ludah dan lainlainnya.

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    17/30

    1$

    . Pemilihan ,eknik Induksi +nestesi

    Pemberian anestesi umum dianggap sempurna apabila memenuhi tiga

    keadaan yang diinginkan :,rias "4 +nesthesia; yaitu(7

    1. *ipn"tis :tidur; dan amnesia

    2. +nalgesia yang ukup sehinnga penderita tidak merasakan nyeri

    3. Relaksasi "t"t yang sempurna

    ,idak ada teknik anestesi yang seara klinis lebih superi"r dari pada teknik

    lain anestesi umum dengan &entilasi terk"ntr"l tampaknya merupakan teknik

    yang paling aman untuk "perasi lapar"sk"pi. Pilihan teknik induksi anestesi yang

    dapat digunakan adalah O

    1. Induksi Intra&ena

    ,eknik ini menyenangkan bagi pasien dan mudah bagi ahli anestesi. Ini

    merupakan teknik pilihan untuk beberapa pasien tapi harus hatihati karena d"sis

    sering berlebihan. Peraturan pertama pada insuksi intra&ena adalah tidak b"leh

    digunakan pada pasien dengan %alan pernapasan yang sulit ditangani. 8nutk

    pasien seperti ini teknik induksi inhalasi lebih aman dan pasien harus diintubasi

    pada saat pasien masih sadar.

    2. Induksi Intramuskuler

    Induksi intramuskular dapat menggunakan ketamin dengan d"sis (#

    mg

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    18/30

    1#

    lambat. /ika ketamin dipakai sebagai anaestesi tunggal kadangkadang terdapat

    keluhan mimpi buruk dan halusinasi. *alusinasi tersebut dapat dikurangi dengan

    pemberian diaepam sebelum atau pada akhir anestesi. *alusinasi tidak akan

    ter%adi apabila ketamin hanya digunakan untuk induksi dan diikuti "leh anestesi

    yang k"n&ensi"nal.

    3. Induksi Inhalasi

    ,eknik ini merupakan pilihan bila %alan napas pasien sulit ditangani. /ika

    diberikan induksi intra&ena pada pasien seperti itu dapat menimbulkan kematian

    akibat hip"ksia %ika kita tidak mengembangkan paru. Sebaliknya induksi inhalasi

    hanya dapat dilakukan %ika %alan napas bersih sehiingga "bat anestesi bisa masuk

    dan anestesi didistribusikan ke seluruh tubuh sehingga anestesi akan dangkal. /ika

    hal ini ter%adi bersihkan %alan napas. Induksi inhalasi %uga digunakan untuk anak

    anak yang takut pada %arum.$

    a. "nit"ring durante "perasi

    Parameter yang biasanya digunakan untuk m"nit"r pasien selama anestesi

    adalah7

    - Brekuensi na4as kedalaman dan karakter

    - *eart rate nadi dan kualitasnya

    -

    >arna membran muk"sa dan apillary re4ill time- Kedalaman

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    19/30

    1'

    sadar sehingga k"mplikasi yang terkait air"ay# breathing# dan circulation lebih

    minimal. eskipun demikian tetap harus dilakukan pemeriksaan tekanan darah

    nadi dan 4rekuensi na4as sampai pasien benarbenar stabil. Bungsi neur"muskuler

    harus dinilai misalnya mengangkat kepala. "nit"ring tambahan berupa penilaian

    nyeri :skala deskripti4 atau numerik; ada atau tidak mual atau muntah input dan

    "utput airan termasuk pr"duksi urin drainase dan perdarahan.

    $) %riteria &ischarge dari '!( *post anesthesia care unit)

    Semua pasien harus die&aluasi sebelum dikeluarkan dari P+-8

    berdasarkan riteria disharge yang diad"psi. Kriteria yang digunakan adalah

    +ldrete S"re. Kriteria ini akan menentukan apakah pasien akan didisharge ke

    Intensi&e -are 8nit :I-8; atau ke ruangan biasa.

    ,abel 3.! +ldrete Sk"r#

    Lbyek Kriteria 6ilai

    +kti&itas 1. ampu menggerakkan ekstremitas

    2. ampu menggerakkan 2 ekstremitas

    3. ,idak mampu menggerakkan ekstremitas

    2

    1

    0

    Respirasi 1. ampu na4as dalam dan batuk

    2. Sesak atau perna4asan terbatas

    3. *enti na4as

    2

    1

    0

    ,ekanan darah 1. )erubah sampai 20 dari pra bedah

    2. )erubah 20!0 dari pra bedah

    3. )erubah F !0 dari pra bedah

    2

    1

    0Kesadaran 1. Sadar baik dan "rientasi baik

    2. Sadar setelah dipanggil

    3. ,ak ada tanggapan terhadap rangsang

    2

    1

    0

    >arna kulit 1. Kemerahan

    2. Puat agak suram

    3. Sian"sis

    2

    1

    0

    6ilai ,"tal

    Idealnya pasien didisharge bila t"tal sk"r 10 atau minimal ' tanpa ada

    nilai 0 pada kriteria penilaian "b%ekti4

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    20/30

    20

    3; Kun%ungan P"stLperati4

    E&aluasi p"st "perati4 harus dilakukan dalam 2J# %am setelah "perasi

    dan diatat dalam rekam medis pasien. Kun%ungan ini harus meliputi re&iew dari

    rekam medis anamnesa terkair perasaan atau keluhan sub%ekti4 p"st "perasi dan

    pemeriksaan 4isik serta penun%ang termasuk pemeriksaan kemungkinan

    k"mplikasi seperti muntah nyeri tengg"r"kan kerusakan gigi idera sara4 idera

    "kular pneum"nia atau perubahan status mental. )ila diperlukan harus

    dilakukan terapi atau k"nsultasi lebih lan%ut.'

    . E4ek Samping(

    8ntuk sampai kepada anesthesia yang dalam maka akan berakibat

    timbulnya e4ek samping yang tidak diinginkan yaitu7

    1. Aangguan metab"lisme karb"hidrat

    2. Depresi 4ungsi gin%al dan li&er

    3. Depresi pada mi"kard dan sirkulasi dan h"me"stasis

    . Depresi perna4asan3.2 Sinusitis

    a. De4inisi

    Sinusitis adalah peradangan muk"sa sinus paranasal yang dapat berupa

    sinusitis maksilaris sinusitis etm"id sinusitis 4r"ntal dan sinusitis s4en"id.10)ila

    yang terkena lebih dari satu sinus disebut multisinusitis dan bila semua sinus

    terkena disebut pansinusitis.10

    b. Eti"l"gi

    ,er%adinya sinusitis dapat merupakan perluasan in4eksi dari hidung

    :rin"gen; gigi dan gusi :dent"gen; 4aring t"nsil serta penyebaran hemat"gen

    walaupun %arang. Sinusitis %uga dapat ter%adi akibat trauma langsung bar"trauma

    berenang atau menyelam.

    Bakt"r predisp"sisi yang mempermudah ter%adinya sinusitis adalah

    kelainan anat"mi hidung hipertr"4i k"nka p"lip hidung dan rinitis

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    21/30

    21

    alergi.Rin"sinusitis ini sering bermula dari in4eksi &irus pada selesma yang

    kemudian karena keadaan tertentu berkembang men%adi in4eksi bakterial dengan

    penyebab bakteri pat"gen yang terdapat di saluran napas bagian atas. Penyebab

    lain adalah in4eksi %amur in4eksi gigi dan yang lebih %arang lagi 4raktur dan

    tum"r.11

    . Pat"4isi"l"giKesehatan sinus dipengaruhi "leh patensi "stium"stium sinus dan kelanaran

    klirens dari muk"siliar didalam k"mplek "ste" meatal :KL;. Disamping itu mukus %uga

    mengandung substansi antimikr"bial dan atat yang ber4ungsi sebagai pertahanan

    terhadap kuman yang masuk bersama udara perna4asan.

    )ila terin4eksi "rgan yang membentuk KL mengalami "edem sehingga

    muk"sa yang berhadapan akan saling bertemu. *al ini menyebabkan silia tidak

    dapat bergerak dan %uga menyebabkan tersumbatnya "stium. *al ini menimbulkan

    tekanan negati4 didalam r"ngga sinus yang menyebabkan ter%adinya transudasi

    atau penghambatan drainase sinus. E4ek awal yang ditimbulkan adalah keluarnya

    airan ser"us yang dianggap sebagai sinusitis n"n bakterial yang dapat sembuh

    tanpa peng"batan. )ila tidak sembuh maka sekret yang tertumpuk dalam sinus ini

    akan men%adi media yang p"ten untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri dan sekret

    akan berubah men%adi purulen yang disebut sinusitis akut bakterialis yang

    membutuhkan terapi antibi"tik. /ika terapi inadekuat maka keadaan ini bisa

    berlan%ut akan ter%adi hip"ksia dan bakteri anaer"b akan semakin berkembang.

    Keadaan ini menyebabkan perubahan kr"nik dari muk"sa yaitu hipertr"4i

    p"lip"id atau pembentukan p"lip dan kista.10

    d. Pemeriksaan penun%ang

    9ab"rat"rium

    ,es sedimentasi leuk"sit dan -reakti4 pr"tein dapat membantu

    diagn"sis sinusitis akut

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    22/30

    22

    Kultur merupakan pemeriksaan yang tidak rutin pada sinusitis akut

    tapi harus dilakukan pada pasien immun""mpr"mise dengan

    perawatan intensi4 dan pada anakanak yang tidak resp"n dengan

    peng"batan yang tidak adekuat dan pasien dengan k"mplikasi

    yang disebabkan sinusitis.

    Imaging

    R"ntgen sinus dapat menun%ukan suatu penebalan muk"sa air

    4luid le&el dan perselubungan.Pada sinusitis maksilaris dilakukan

    pemeriksaan r"ntgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.

    -,San memiliki spesi4isitas yang %elek untuk diagn"sis sinusitis

    akut menun%ukan suatu air4luid le&el pada #$ pasien yang

    mengalami in4eksi perna4asan atas dan 0 pada pasien yang

    asimt"matik. Pemeriksaan ini dilakukan untuk luas dan beratnya

    sinusitis.

    RI sangat bagus untuk menge&aluasi kelainan pada %aringan

    lunak yang menyertai sinusitis tapi memiliki nilai yang keil untuk

    mendiagn"sis sinusitis akut

    e. Diagn"sis

    8ntuk menegakkan diagn"sis sinusitis menurut klasi4ikasinya adalah

    sebagai berikut7

    1. Sinusitis +kuta; Ae%ala Subyekti4

    Dari anamnesis biasanya didahului "leh in4eksi saluran perna4asan atas

    :terutama pada anak keil; berupa pilek dan batuk yang lama lebih dari $ hari.

    Ae%ala subyekti4 terbagi atas ge%ala sistemik yaitu demam dan rasa lesu serta

    ge%ala l"kal yaitu hidung tersumbat ingus kental yang kadang berbau dan

    mengalir ke nas"4aring *post nasal drip) halit"sis sakit kepala yang lebih berat

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    23/30

    23

    pada pagi hari nyeri di daerah sinus yang terkena serta kadang nyeri alih ke

    tempat lain1!1; Sinusitis aksilaris

    Sinus maksila disebut %uga +ntrum *ighm"re merupakan sinus yang

    sering terin4eksi "leh karena :1; merupakan sinus paranasal yang terbesar :2;

    letak "stiumnya lebih tinggi dari dasar sehingga aliran sekret :drenase; dari sinus

    maksila hanya tergantung dari gerakan silia :3; dasar sinus maksila adalah dasar

    akar gigi :pr"sesus al&e"laris; sehingga in4eksi gigi dapat menyebabkan sinusitis

    maksila :; "stium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus

    semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat1!. Pada peradangan akti4 sinus

    maksila atau 4r"ntal nyeri biasanya sesuai dengan daerah yang terkena. Pada

    sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kel"pak mata dan kadang menyebar ke

    al&e"lus hingga terasa di gigi. 6yeri alih dirasakan di dahi dan depan telinga1(.

    >a%ah terasa bengkak penuh dan gigi nyeri pada gerakan kepala mendadak

    misalnya sewaktu naik atau turun tangga. Seringkali terdapat nyeri pipi khas yang

    tumpul dan menusuk. Sekret muk"purulen dapat keluar dari hidung dan terkadang

    berbau busuk. )atuk iritati4 n"n pr"dukti4 seringkali ada1!

    2; Sinusitis Ethm"idalis

    Sinusitus ethm"idalis akut teris"lasi lebih laim pada anak seringkali

    bermani4estasi sebagai selulitis "rbita. Karena dinding leteral labirin ethm"idalis

    :lamina papirasea; seringkali merekah dan karena itu enderung lebih sering

    menimbulkan selulitis "rbita. Pada dewasa seringkali bersamasama dengan

    sinusitis maksilaris serta dianggap sebagai penyerta sinusitis 4r"ntalis yang tidak

    dapat dielakkan. Ae%ala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    24/30

    2

    medius kadangkadang nyeri dib"la mata atau belakangnya terutama bila mata

    digerakkan. 6yeri alih di pelipispost nasal dripdan sumbatan hidung1!3; Sinusitis Br"ntalis

    Sinusitis 4r"ntalis akut hampir selalu bersamasama dengan in4eksi sinus

    etm"idalis anteri"r. Ae%ala subyekti4 terdapat nyeri kepala yang khas nyeri

    berl"kasi di atas alis mata biasanya pada pagi hari dan memburuk men%elang

    tengah hari kemudian perlahanlahan mereda hingga men%elang malam. Pasien

    biasanya menyatakan bahwa dahi terasa nyeri bila disentuh dan mungkin terdapat

    pembengkakan supra "rbita.

    ; Sinusitis S4en"idalis

    Pada sinusitis s4en"dalis rasa nyeri terl"kalisasi di &erte "ksipital di

    belakang b"la mata dan di daerah mast"id. 6amun penyakit ini lebih laim

    men%adi bagian dari pansinusitis sehingga ge%alanya sering men%adi satu dengan

    ge%ala in4eksi sinus lainnya1(.

    2. Sinusitis Subakut

    Ae%ala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tandatanda radang

    akutnya :demam sakit kepala hebat nyeri tekan; sudah reda.1$Pada rin"sk"pi

    anteri"r tampak sekret di meatus medius atau superi"r. Pada rin"sk"pi p"steri"r

    tampak sekret purulen di nas"4aring. Pada pemeriksaan transiluminasi tampak

    sinus yang sakit suram atau gelap.

    3. Sinusitis Kr"nis

    Sinusitis kr"nis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek

    umumnya sukar disembuhkan dengan peng"batan medikament"sa sa%a. *arus

    diari 4akt"r penyebab dan 4akt"r predisp"sisinya. P"lusi bahan kimia

    menyebabkan silia rusak sehingga ter%adi perubahan muk"sa hidung. Perubahan

    tersebut %uga dapat disebabkan "leh alergi dan de4isiensi imun"l"gik sehingga

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    25/30

    2!

    mempermudah ter%adinya in4eksi dan in4eksi men%adi kr"nis apabila peng"batan

    sinusitis akut tidak sempurna.4. Penatalaksanaan

    1. Sinusitis +kut

    Kuman penyebab sinusitis akut yang tersering adalah +treptococcus

    pneumoniae dan Haemophilus influen,ae20. Diberikan terapi medikament"sa

    berupa antibi"tik empirik :22 %am;. +ntibi"tik yang diberikan lini I yakni

    g"l"ngan penisilin atau "trim"a"l dan terapi tambahan yakni "bat dek"ngestan

    "ral @ t"pikal muk"litik untuk memperlanar drenase dan analgetik untuk

    menghilangkan rasa nyeri. Pada pasien at"pi diberikan antihistamin atau

    k"rtik"ster"id t"pikal. /ika ada perbaikan maka pemberian antibi"tik diteruskan

    sampai menukupi 101 hari. /ika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi

    antibi"tik lini II selama $ hari yakni am"ksisilin kla&ulanat

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    26/30

    2(

    J 1 hari. /uga diberikan "bat"bat simpt"matis berupa dek"ngestan. Selain itu

    dapat pula diberikan analgetika anti histamin dan muk"litik. ,indakan dapat

    berupa diatermi dengan sinar gel"mbang pendek :ltra +hort ae &iathermy;

    sebanyak ! J ( kali pada daerah yang sakit untuk memperbaiki &askularisasi

    sinus. Kalau belum membaik maka dilakukan penuian sinus. Pada sinusitis

    maksilaris dapat dilakukan pungsi irigasi. Pada sinusitis ethm"id 4r"ntal atau

    sphen"id yang letak muaranya dibawah dapat dilakukan tindakan penuian sinus

    ara Pr"et.1(

    3. Sinusitis Kr"nis

    /ika ditemukan 4akt"r predisp"sisinya maka dilakukan tata laksana yang

    sesuai dan diberi terapi tambahan. /ika ada perbaikan maka pemberian antibi"tik

    menukupi 101 hari. /ika 4akt"r predisp"sisi tidak ditemukan maka terapi sesuai

    pada epis"de akut lini II @ terapi tambahan. Sambil menunggu ada atau tidaknya

    perbaikan diberikan antibi"tik alternati&e $ hari atau buat kultur. /ika ada

    perbaikan teruskan antibi"tik menukupi 101 hari %ika tidak ada perbaikan

    e&aluasi kembali dengan pemeriksaan nas"end"sk"pi sinusk"pi :%ika irigasi !

    tidak membaik;. /ika ada "bstruksi k"mpleks "ste"meatal maka dilakukan

    tindakan bedah yaitu )SEB atau bedah k"n&ensi"nal. /ika tidak ada "bstruksi

    maka e&aluasi diagn"sis. Diatermi gel"mbang pendek di daerah sinus yang sakit.

    Pada sinusitis maksila dilakukan pungsi dan irigasi sinus sedang sinusitis

    ethm"id 4r"ntal atau s4en"id dilakukan tindakan penuian Pr"et.

    Pembedahan

    Radikal

    a.Sinus maksila dengan "perasi -adhwelllu.

    b.Sinus ethm"id dengan ethm"idekt"mi.

    .Sinus 4r"ntal dan s4en"id dengan "perasi Killian.

    6"n Radikal

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    27/30

    2$

    )edah Sinus End"sk"pik Bungsi"nal :)SEB;. Prinsipnya dengan

    membuka dan membersihkan daerah k"mpleks "sti"meatal.g. K"mplikasi

    -,San penting dilakukan dalam men%elaskan dera%at penyakit sinus dan

    dera%at in4eksi di luar sinus pada "rbita %aringan lunak dan kranium. Pemeriksaan

    ini harus rutin dilakukan pada sinusitis re4rakter kr"nis atau berk"mplikasi.

    K"mplikasi "rbita

    Sinusitis ethm"idalis merupakan penyebab k"mplikasi pada "rbita yang

    tersering. Pembengkakan "rbita dapat merupakan mani4estasi ethm"idalis akut

    namun sinus 4r"ntalis dan sinus maksilaris %uga terletak di dekat "rbita dan dapat

    menimbulkan in4eksi isi "rbita.

    ,erdapat lima tahapan 7

    1. Peradangan atau reaksi edema yang ringan. ,er%adi pada isi "rbita akibat

    in4eksi sinus ethm"idalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan

    pada anak karena lamina papirasea yang memisahkan "rbita dan sinus

    ethm"idalis sering kali merekah pada kel"mp"k umur ini.

    2. Selulitis "rbita edema bersi4at di4us dan bakteri telah seara akti4

    mengin&asi isi "rbita namun pus belum terbentuk.

    3. +bses subperi"steal pus terkumpul diantara peri"rbita dan dinding tulang

    "rbita menyebabkan pr"pt"sis dan kem"sis.

    . abses "rbita pus telah menembus peri"steum dan berampur dengan isi

    "rbita. ,ahap ini disertai dengan ge%ala sisa neuritis "ptik dan kebutaan

    unilateral yang lebih serius. Keterbatasan gerak "t"t ekstra"kular mata

    yang tersering dan kem"sis k"n%ungti&a merupakan tanda khas abses

    "rbita %uga pr"pt"sis yang makin bertambah.

    !. ,r"mb"sis sinus ka&ern"sus merupakan akibat penyebaran bakteri melalui

    saluran &ena kedalam sinus ka&ern"sus kemudian terbentuk suatu

    tr"mb"4lebitis septik.

    uk"kel

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    28/30

    2#

    uk"kel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam

    sinus kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris sering disebut

    sebagai kista retensi mukus dan biasanya tidak berbahaya.

    Dalam sinus 4r"ntalis ethm"idalis dan s4en"idalis kista ini dapat

    membesar dan melalui atr"4i tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat

    bermani4estasi sebagai pembengkakan pada dahi atau 4enestra nasalis dan dapat

    menggeser mata ke lateral. Dalam sinus s4en"idalis kista dapat menimbulkan

    dipl"pia dan gangguan penglihatan dengan menekan sara4 didekatnya.Pi"kel adalah muk"kel terin4eksi ge%ala pi"kel hampir sama dengan

    muk"kel meskipun lebih akut dan lebih berat. Prinsip terapi adalah ekspl"rasi

    sinus seara bedah untuk mengangkat semua muk"sa yang terin4eksi dan

    memastikan drainase yang baik atau "bliterasi sinus.

    K"mplikasi Intra Kranial

    eningitis akut salah satu k"mplikasi sinusitis yang terberat adalah

    meningitis akut in4eksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepan%ang

    saluran &ena atau langsung dari sinus yang berdekatan seperti lewat

    dinding p"steri"r sinus 4r"ntalis atau melalui lamina kribri4"rmis di dekat

    sistem sel udara ethm"idalis.

    +bses dura adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna

    kranium sering kali mengikuti sinusitis 4r"ntalis. Pr"ses ini timbul lambat

    sehingga pasien hanya mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang

    terkumpul mampu menimbulkan tekanan intra kranial.

    +bses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arahn"id

    atau permukaan "tak. Ae%ala yang timbul sama dengan abses dura.

    +bses "tak setelah sistem &ena dapat muk"peri"steum sinus terin4eksi

    maka dapat ter%adi perluasan metastatik seara hemat"gen ke dalam "tak.

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    29/30

    2'

    ,erapi k"mplikasi intra kranial ini adalah antibi"tik yang intensi4 drainase

    seara bedah pada ruangan yang mengalami abses dan penegahan penyebaran

    in4eksi.

    Lste"mielitis dan abses subperi"steal

    Penyebab tersering "ste"mielitis dan abses subperi"steal pada tulang

    4r"ntalis adalah in4eksi sinus 4r"ntalis. 6yeri tekan dahi setempat sangat berat.

    Ae%ala sistemik berupa malaise demam dan menggigil1!1(

  • 7/25/2019 LAPKAS-GA

    30/30

    30

    BAB I;

    ANALISA ,ASUS

    Pada kasus ini Pasien masuk ke p"li ,*, RS8 -ut eutia datang dengan

    keluhan hidung tersumbat disertai dengan beringus se%ak 1 minggu yang lalu.

    Ingus tidak diserta dengan keluarnya darah. Pasien %uga mengeluhkan adanya

    nyeri di bagian wa%ah bagian depan. Pasien %uga merasakan nyeri kepala bagian

    depan. 6yeri biasanya timbul ketika hidung tersumbat terasa berputar :;. Pasien

    %uga merasakan badannya demam beberapa hari ini. Demam terasa naik turun.

    Dari pemeriksaan rhin"sk"pi didapatkan k"nka hipertr"4i dan sekret purulen. Pada

    kasus ini pasien didiagn"sa menderita sinusitis kr"nis dan harus segera dilakukan

    "perasi turbinekt"mi dan antr"st"mi dengan anestesi umum.