lapak.3.metodologi pinang kopi.docx

9
laporan akhir Kajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan Pasang Surut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah keseluruhan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada wilayah pasang surut yang menyebar di wilayah kabupaten dengan lokus wilayah penelitian di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Kuala Betara, dan Kecamatan Seberang Kota Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Desember 2014 terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja (Kontrak). 3.2 Rancangan Penelitian Penelitian model analisis kesesuaian lahan pasang surut terhadap penanaman komoditi pinang dan kopi dilakukan dengan menggunakan metode survei, studi literatur, analisis tanah di laboratorium dan wawancara. Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data fisik dan sosial ekonomi. Wawancara dilakukan untuk : (a) mengetahui kontribusi pinang dan kopi bagi perekonomian; (b) mengetahui pendapat pakar atau ahli tentang prospek pengembangan tanaman pinang dan kopi pada lahan pasang surut; (c) mengetahui harga jual dari komoditi pinang dan kopi yang berada dalam satu lokus III - 1 Bab 3

Upload: bambangkustiawan

Post on 13-Nov-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

laporan akhirKajian Analisis Pengembangan Tanaman Pinang dan Kopi pada Lahan Pasang Surut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Bab 3

METODOLOGI

3.1 Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi penelitian adalah keseluruhan wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada wilayah pasang surut yang menyebar di wilayah kabupaten dengan lokus wilayah penelitian di Kecamatan Tungkal Ilir, Kecamatan Kuala Betara, dan Kecamatan Seberang KotaPenelitian dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Desember 2014 terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).

3.2 Rancangan PenelitianPenelitian model analisis kesesuaian lahan pasang surut terhadap penanaman komoditi pinang dan kopi dilakukan dengan menggunakan metode survei, studi literatur, analisis tanah di laboratorium dan wawancara.Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan data fisik dan sosial ekonomi. Wawancara dilakukan untuk : (a) mengetahui kontribusi pinang dan kopi bagi perekonomian; (b) mengetahui pendapat pakar atau ahli tentang prospek pengembangan tanaman pinang dan kopi pada lahan pasang surut; (c) mengetahui harga jual dari komoditi pinang dan kopi yang berada dalam satu lokus (lokasi), sehingga dapat dijadikan data dalam analisis perbandingan nilai ekonomis antara kedua komoditi tersebut.

3.3 Lingkup dan Rencana KegiatanLingkup penelitian yang ditelaah meliputi aspek ekologi terhadap kesesuaian tanaman pinang dan kopi pada lahan pasang surut, serta penentuan komoditi yang memiliki nilai ekonomis tertinggi di antara kedua komoditi tersebut. Penelitian dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh dari survei lapangan yang diperkuat oleh pendapat pakar atau ahli di bidangnya.Pelaksanaan penelitian dibagi dalam beberapa tahapan antara lain sebagai berikut:a. Melakukan studi kepustakaan (desk study) dengan melakukan pengumpulan berbagai informasi mengenai kondisi lahan pasang surut di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,b. Penentuan faktor-faktor (atribut) utama pada teknik budidaya tanaman pinang dan Kopi yang nantinya dipadukan pada sifat dan karakteristik lahan pasang surut.c. Melakukan survei lapangan untuk pengumpulan data fisik lahan pasang surutd. Melakukan analisis data yaitu analisis aspek ekologis dan kesesuaian lahan. e. Melakukan pengumpulan data mengenai harga jual komoditi pinang dan kopi yang terletak dalam satu lokus.

3.4 Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data PenelitianJenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil survei lapangan pada lahan pasang surut. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan atas tujuan penggunaannya yaitu pemodelan kualitatif, yang terdiri dari dua pendekatan yaitu: metode diskusi pakar dan metode diskusi stakeholder dengan focus group discussion (Reed et al. 2009). Pendekatan diskusi pakar digunakan untuk menentukan faktor-faktor dominan yang diprioritaskan untuk pemanfaatan lahan pasang surut sebagai lahan budidaya tanaman pinang dan kopi. Wawancara terhadap sampel petani yang ditentukan, mengenai harga jual untuk masing-masing komoditi yang masih berada pada satu karakteristik wilayah.Data sekunder diperoleh dari instansi terkait di Kabupaten Tanjung Jabung Barat seperti Dinas Perkebunan, Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan dan Desa dalam wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Teknik Pengumpulan DataData primer dikumpulkan dengan metode survei dengan teknik wawancara mendalam, dan pengambilan sampel tanah. Wawancara mendalam (indepth interview ) dengan responden menggunakan kuisioner terstruktur atau semi terstruktur. Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan (daerah terpilih sebagai lokasi kajian), tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:1. Melakukan observasi dan analisis permasalahan yang ada di masaaing-masing lokus untuk memperoleh informasi mengenai petani dan pengusaha pinang dan kopi. 2. Melakukan wawancara dan diskusi dengan menggunakan kuesioner terhadap petani dan pengusaha pinang dan kopi.3. Keseluruhan data, baik primer maupun sekunder, selanjutnya ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data. Data primer yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian, serta dilakukan analisis para pihak untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait.Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera untuk dokumentasi penelitian, alat-alat tulis untuk menulis data, kalkulator untuk menghitung data, dan kuisioner. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah masyarakat petani dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan masing-masing lokus di lokasi penelitian yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3.5 Pengambilan SampelSampel Kecamatan/Desa Sampel wilayah yang diteliti adalah beberapa kecamatan/desa yang berada pada Kabupaten Tanjung Jabung Barat, yang merupakan wilayah pusat komoditi (lokus), baik untuk komoditi pinang maupun komoditi kopi. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode purposive sampling (penarikan contoh secara bertujuan), teknik ini digunakan apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya.

Sampel responden Responden kasus dalam kajian ini adalah kepala keluarga (KK) petani dan pengusaha pinang dan kopi pada masing-masing lokus di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Sampel yang dilakukan adalah purposive sampling yaitu teknik penarikan sampel secara sengaja untuk tujuan tertentu. Jumlah petani pinang sebanyak 50 orang dan 20 orang dari pedagang besar atau pengumpul di masing-masing lokus di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3.6 Metode Analisis DataAnalisis Kesesuaian Lahan Pasang Surut untuk Komoditi Pinang dan KopiAnalisis dalam pengembangan tanaman pinang dan kopi pada lahan pasang surut ini difokuskan pada identifikasi karakteristik lahan pasang surut itu sendiri melalui uji lab pada tanah dan kemudian disinkronkan dengan aspek ekologis yang dimiliki oleh tanaman pinang dan kopi.Apabila dari segi kesesuaian lahan antara fisik lahan pasang surut memiliki kecocokan dengan ekologis tanaman pinang dan kopi, maka langkah selanjutnya adalah analisis teknologi yang akan digunakan dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman pinang dan kopi pada lahan pasang surut tersebut sehingga pengaruh air pasang pada lahan tersebut tidak mempengaruhi hasil produksi.

Analisis Alur Pemasaran Pinang dan Kopi Mengetahui alur pemasaran pinang dilakukan dengan wawancara kepada petani maupun pengusaha yang dihubungkan dengan harga jual tiap produknya, sehingga diketahui juga besarnya nilai tambah yang diperoleh setelah adanya pengolahan pinang dan alur pemasarannya. Kemudian dihitung dengan rumus margin pemasaran dan margin keuntungan menurut Rahayu dkk (2004). Secara matematis margin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mji = Pr Pf ............................................................................................................... (1)Keterangan : Mji = Marjin Pemasaran Pinang Pr = Harga penjualan pemasaran di tingkat konsumen Pf = Harga pembelian pemasaran di tingkat produsenSecara matematis parameter pengukur distribusi keuntungan dan bagian biaya yang diterima petani dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan : Ski = Analisis distribusi keuntungan Ki = Margin keuntungan Pr = Harga penjualan pemasaran ditingkat konsumen

Keterangan : Sp = Harga yang diterima petani Pf = Harga pembelian pemasaran ditingkat produsen Pr = Harga penjualan pemasaran di tingkat konsumen

3.7 Analisis PemasaranProduksi dan pemasaran mempunyai ketergantungan yang erat. Produksi yang meningkat tanpa didukung oleh sistem pemasaran yang dapat menampung hasil dengan tingkat harga yang layak tidak akan berlangsung lama, malah pada waktunya ia akan menurun karena pertimbangan untung rugi usaha tani (Haerah, 1979). Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seorang atau sekelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Defenisi ini didasarkan pada konsep inti berikut yaitu kebutuhan, keinginan dan permintaan (Kotler dan Philip, 2000).Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi dalam pasar. Dalam pemasaran ini barang-barang mengalir dari produsen sampai kepada konsumen akhir yang disertai penambahan guna dan bentuk melalui proses pengelolahan, guna tempat melalui proses pengangkutan dan guna waktu melalui proses penyimpanan. Dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar yang terdiri 4P, yaitu: 1. Product (produk) 2. Price (harga) 3. Place (tempat) 4. Promotion (promosi) (Sudiyono, 2004) Pemasaran merupakan hal yang sangat penting setelah selesainya proses pertanian. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran pasar suatu komoditas. Bila pemasaran tidak baik mungkin disebabkan karena daerah produsen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang atau hanya ada satu pembeli. Kondisi ini merugikan pihak produsen. Hal ini berarti efesiensi dibidang pemasaran masih rendah. Sistem pemasaran dikatakan efesien bila: 1. Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya serendah-rendahnya. 2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan produksi dan pemasaran barang (Daniel, 2002). Sistem distribusi barang (termasuk hasil hutan) dari produsen ke konsumen bisa dilakukan dengan melalui cara langsung maupun cara tidak langsung. Keputusan untuk mendistribusikan barang dalam sistem tataniaga yang sedang berjalan disebut dengan One time strategic decision. Sistem distribusi dikatakan optimal adalah jika pada sistem dimaksud (yaitu : sistem tataniaga yang sedang berjalan), harga sama dengan biaya marjinal (necessary condition). Pada kondisi tersebut, tercapai tingkat efisiensi dari biaya distribusi barang dari produsen ke konsumen (Awang, 2002). Saluran pemasaran merupakan serangkaian kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan tata niaga, menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. Saluran ini mempunyai hubungan organisasi satu sama lain. Timbulnya saluran tata niaga ini karena keinginan konsumen untuk mendapatkan barang yang dikehendaki dan penyesuaian produksi terhadap keinginan konsumen (Sihombing, 2005). Strategi pemasaran merupakan strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha. Oleh karena itu, strategi pemasaran merupakan kombinasi bauran pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan untuk melayani pasarnya. Dari definisi ini jelas terlihat bahwa penerapan strategi pemasaran sangat penting dalam menarik konsumen untuk meningkatkan penjualan suatu produk. Penerapan ini sangat berdampak bagi perusahaan dalam jangka panjang untuk menguasai pangsa pasar terbesar dari pangsa pasar yang ada. Apabila suatu perusahaan menerapkan strategi pemasarannya dengan mantap dan tepat dalam menarik minat konsumen, maka ia akan lebih mudah menguasai pangsa pasar yang ada (Soni, 2008). Tahapan proses penyampaian komoditas atau barang dalam tata niaga hasil pertanian dimulai dari produsen sampai kepada konsumen. Tahap-tahap proses tersebut adalah : (1) proses konsentrasi, (2) proses Equalisasi, dan (3) proses diversi. Pada tahap proses konsentrasi dimana pedagang perantara mengumpulkan barang-barang dari produsen/ petani, dan pedagang besar mengumpulkan barang-barang dari pedagang pengumpul. Proses equalisasi dimana pedagang besar menahan barangnya untuk sementara sebelum dijual ke pasar. Sedangkan proses diversi adalah proses penjualan barang dari pedagang besar kepada pedagang eceran, dan penjualan dari pedagang eceran kepada konsumen (Ginting, 2006).

III - 5