lap susu kedelai
DESCRIPTION
TPPNTRANSCRIPT
Laporan Praktikum Hari/Tanggal: Senin, 9 Desember 2013
Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Dosen : Eddy Fadillah Safardan, STP, MM
Asisten : Dwi Risa P, Amd
PROSES PEMBUATAN SUSU KEDELAI
Kelompok
SJMP A P1/kel 1
Fitriani J3E112009
Stacia Wiranata J3E112093
Rini Nuraeni J3E112052
Han Aidi A J3E212014
Supervisor Jaminan Mutu Pangan
Program Diploma
Institut Pertanian Bogor
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah,
biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein
dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino
yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun
penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk
menjaga keseimbangan asam amino tersebut. Kacang-kacangan dan umbi-umbian
cepat sekali terkena jamur (aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk.
Untuk mengatasi masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya
dapat berupa makanan seperti keripik, tahu dan tmepe, serta minuman seperi susu
kedelai (Anonim1).
Kedelai merupakan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan. Kedelai mengandung 35% protein sedangkan kadar
protein pada varietas unggul dapat mencapai 40 - 43 %. Kebutuhan protein
sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari
kedelai sebanyak 157,14 gram. (Radiyati, 1992 dalam Anonim2 ). Hasil penelitian
di berbagai bidang kesehatan telah membuktikan bahwa konsumsi produk-produk
kedelai berperan penting dalam menurunkan resiko terkena penyakit degeneratif.
Hal tersebut disebabkan adanya zat isoflavon dalam kedelai. Isoflavon kedelai
dapat menurunkan resiko penyakit jantung dengan membantu menurunkan kadar
kolesterol darah. Studi epidemologi juga telah membuktikan bahwa masyarakat
yang secara teratur mengonsumsi makanan dari kedelai, memiliki kasus kanker
payudara, kolon dan prostat yang lebih rendah (Koswara, 2006 dalam Anonim2).
Kedelai mengandung senyawa alami menyerupai estrogen yang disebut
fitoestrogen. Wanita yang mengonsumsi kedelai lebih banyak akan memiliki usia
menopause lebih tinggi dan jarang mengalami keluhan pasca menopause.
1.2. Tujuan
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap proses
pembuatan susu kedelai dan mengetahui fungsi bahan-bahan yang digunakan
dalam proses pembuatannya.
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
Alat
Timbangan
Blender
Gelas ukur
Panci
Kain saring
Solder kayu
Kompor
Bahan
Kacang kedelai
Air
Garam
Gula
Perasa coklat, strowberi,
dan vanila
2.2. Prosedur Kerja
Proses Pembuatan Tahu Dan Susu Kedelai
Kedelai
direndam 8-12 jam
Kulit ari dikupas
Bubur Kedelai
Direbus ¼ suhu ± 90˚C
Digiling dengan air panas
Disaring
Susu kedelai Tahu
Pengemasan
Pencetakan (diberi bebaban)
Perebusan (+garam)Pemotongan
Hot filling
Pasteurisasi (T; 65˚C; 30’)
Pendinginan
Penggumpalan (T>72, pH 4,5-4,7
Perebusan
Diistirahatkan
Penggumpalan essence (gula, garam,dll)
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1 Hasil Rekapitulasi Pengolahan TahuNama Kode Rasa Aroma Warna TeksturGaby 345 3 3 4 5Rini 345 3 2 3 3
Annisa 345 3 3 3 3Stacia 345 3 4 3 3Deki 345 3 3 3 3Indra 345 3 4 4 3Elisa 345 3 3 3 3Faisal 345 4 3 3 3Han 345 3 3 3 3Inten 345 3 4 3 3
Nurul N 345 2 2 3 2Sitra 345 3 4 4 4
Nurul A 345 2 3 3 3Engkar 345 2 3 4 3Fatin 345 4 4 4 4Farah 345 3 3 2 3
Putri D 345 2 3 2 2Nurul H 345 2 2 3 3Purwati 345 3 3 3 3Aisyi 345 2 3 4 3Lina 345 1 4 4 3Dika 345 3 3 3 3Emily 345 1 4 4 3Yuli 345 3 4 4 3
Rata-rata 2,67 3,21 3,29 3,08
Hasil Rata-rataKode Rasa Aroma Warna Tekstur345 2,67 3,21 3,29 3,08
Catatan :
5= Sangat Suka
4= Suka
3= Biasa
2= Tidak Suka
1= Sangat Tidak Suka
Tabel 2 Hasil Rekapitlasi Pengolahan Susu Kedelai
Nama Kode Rasa Aroma Warna Kekentalan KekeruhanYuli 123 4 4 4 4 3
Emily 123 4 3 4 4 2Lina 123 4 3 4 4 2Dika 123 5 4 4 4 4Aisyi 123 3 3 3 3 3
Purwati 123 4 4 4 4 4Nurul H 123 4 3 4 3 3
Putri 123 4 4 4 3 3Farah 123 4 4 3 3 3Fatin 123 4 4 4 4 4
Engkar 123 4 4 5 4 4Nurul A 123 4 4 4 3 3
Sitra 123 5 4 4 4 4Nurul N 123 3 3 3 3 3
Inten 123 4 4 4 4 4Indra 123 3 3 4 3 3Han 123 3 3 4 3 3Elisa 123 4 4 4 4 3
Annisa 123 4 4 4 4 4Rini 123 5 4 4 4 3
Fakhri 123 5 4 4 4 4Gabi 123 5 4 4 4 4
Stacia 123 4 3 4 4 4Deki 123 4 4 3 4 4
Rata-rata 4,04 3,67 3,88 3,67 3,38
Hasil Rata-rataKode Rasa Aroma Warna Kekentalan Kekeruhan123 4,04 3,67 3,88 3,67 3,38
Catatan :
5= Sangat Suka
4= Suka
3= Biasa
2= Tidak Suka
1= Sangat Tidak Suka
Grafik 1. Grafik Spider Wab Uji Hedonik Tahu
Rasa
Aroma
Warna
Tekstur 0
2
4
SPIDER WEB TAHU
345
Grafik 2. Grafik Spider Wab Uji Hedonik Susu Kedelai
rasa
aroma
warnakekentalan
kekeruhan
3.00
4.00
5.00
SPIDER WEB SUSU
123
3.2. Pembahasan
Susu kedelai adalah sari kedelai diperoleh dari pengolahan hasil ekstraksi
kedela. Kedelai yang digunakan adalah yang berkulit kuning. Susu kedelai
merupakan minuman yag bergizi tinggi, terutama karena kandungan proteinnya.
Protein susu kedelai memiliki asam amino yang hampir sama dengan susu sapi
sehingga susu kedelai seringkali digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi
mereka yang alergi terhadap protein hewani. Selain itu susu kedelai juga
mengandung lemak, karnohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin, vitamin
B komleks (kecuali B 12), dan air. Susu kedelai ini harganya lebih murah
daripada susu produk hewani. Susu kedelai dapat dibuat dengan teknologi dan
peralatan yang sederhana, serta tidak memerlukan keterampilan khusus (Antuni
Wiyarsi). Berikut ini akan dijelaskan bahan pangan yang akan digunakan dalam
pembuatan susu kedelai serta proses pembuatannya.
3.2.1 Bahan Baku dan Bahan Tambahan pangan
a. Kacang Kedelai
Pada dasarnya setiap jenis kedelai bisa digunakan, tetapi untuk hasil yang
baik untuk pembuatan susu kedelai dipilih kacang kedelai berwarna putih atau
putih kekuningan. Kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral,
dan serat yang paling baik. Susunan asam amino pada kedelai lebih lengkap dan
seimbang. Kedelai sangat berkhasiat bagi pertumbuhan dan menjaga kondisi sel-
sel tubuh. Kedelai mengandung protein tinggi dan mengandung sedikit lemak.
Protein kedelai juga dibuktikan paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan
yang lain.
b. Essence
Essence merupakan Bahan Tambahan Pangan yang berfungsi untuk
menambah cita rasa dan aroma pada susu kedelai. Sebelum penambahan essence,
tambahkan gula dan garam terlebih dahulu. Essence yang ditambahkan pada susu
kedelai adalah Essence strawberry, coklat, dan vanilla. Essence mengandung
senyawa organik yang memiliki rasa dan aroma yang mirip dengan buah aslinya.
3.2.2 Proses Pembuatan Susu Kedelai
Tahap pengolahan susu kedelai meliputi pencucian dan pembersihan,
perendaman, penghancuran, penyaringan, pemanasan, dan penambahan rasa.
Pencucian dan pembersihan, biji dibersihkan dari kotoran, kerikil. Biji rusak,
hitam dan berkapang harus dibuang. Hal ini bertujuan agar susu kedelai yang
dihasilkan berkualitas baik. Setelah itu biji dicuci sampai bersih. Sebelum
direndam, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan susu
sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran dan debu yang
menempel. Perendaman kedelai dilakukan selama 8-12 jam dengan menggunakan
air panas. Perendaman bertujuan untuk memudahkan dan mempercepat proses
pelepasan kulit ari. Selain itu juga perendaman dapat mengurangi bau langu. Sifat
langu kedelai adalah bau dan rasa khas kedelai dan kacang-
kacangan mentah lainnya. Pada umumnya rasa dan bau langu ini
tidak disukai. Timbulnya bau dan rasa langu disebabkan oleh kerja
enzim lipoksigenase yang ada dalam biji kedelai. Enzim tersebut
akan bereaksi dengan lemak pada waktu penggilingan kedelai,
terutama jika digunakan air dingin. Hasil reaksinya paling sedikit
berupa delapan senyawa volatil (mudah menguap/terbang)
terutama etilfenil- keton. Bau dan rasa langu kedelai (bau khas
kedelai) dapat dihilangkan dengan cara mematikan enzim
lipoksigenase dengan panas (SP, Santoso. 2009).
Proses selanjutnya yaitu penggilingan dengan menggunakan blender
dengan memasukan kacang kedelai kedalam blender yang ditambahkan dengan air
panas ±65˚C, penambahan air tersebut untuk menghasilkan koloid yang lebih
baik. Hasil penggilingan akan terbentuk bubur kedelai yang kental. Selanjutnya
proses penyaringan, hal ini untuk memisahkan antara ampas dari bubur kedelai
dengan filtrat. Bubur kedelai yang dihasilkan dari penggilingan disaring
menggunakan kain penyaring tipis dengan pori-pori yang kecil, bubur kedelai
yang terdapat di dalam kain saring diperas secara terus-menerus. Dari hasil
saringan (filtrat) bubur kedelai diperoleh susu kedelai mentah, Susu kedelai
mentah rasanya masih tawar, sehingga perlu ditambahkan gula, garam, dan
essence untuk menambah cita rasa dan aroma. Kemudian direbus dalam panci.
Aduk dengan sendok kayu sampai susu kedelai di dalam panci telah mendidih dan
berbusa.
Kendala dalam pengolahan kedelai yaitu jika dibuat dengan cara yang
tidak baik, susu kedelai yang dihasilkan masih mengandung senyawa-senyawa
anti gizi dan senyawa penyebab off-flavor (penyimpanan cita rasa dan aroma pada
produk olahan kedelai) yang berasal dari bahan bakunya, yaitu kedelai. Senyawa-
senyawa anti gizi itu diantaranya adalah antitripsin, hemaglutinin, asam fitat,
oligosakarida penyebab flatulensi (timbulnya gas dalam perut sehingga perut
menjadi kembung). Sedangkan senyawa penyebab off flavor pada kedelai ialah
glukosida, saponin (penyebab menjadi pahit), estrogen dan senyawa-senyawa
penyebab alergi. Dalam pembuatan susu kedelai, senyawa-senyawa tersebut harus
dihilangkan, atau diinaktifkan, sehingga akan dihasilkan susu kedelai dengan
mutu terbaik dan aman untuk dikonsumsi manusia. Antitripsin adalah suatu jenis
protein yang menghambat kerja enzim tripsin di dalam tubuh. Senyawa ini secara
alami banyak terdapat dalam kacang-kacangan terutama kacang kedelai. Asam
fitat dalam kedelai dapat dihilangkan dengan fermentasi (misalnya
pada pembuatan kecap, tempe, tauco), perkecambahan dan
perendaman dalam air hangat (SP, Santoso. 2009).
Untuk memperoleh susu kedelai yang baik dan layak konsumsi, diperlukan
syarat bebas dari bau dan rasa langu kedelai, bebas antitripsin, dan mempunyai
kestabilan yang mantap (tidak mengendap atau menggumpal). Setelah dilakukan
proses pembuatan susu kedelai kemudian dilakuakan pengujian hedonik pada susu
kedelai dengan parameter aroma, rasa, kekentalan, warna, dan kekeruhan.
3.2.3 Uji Hedonik Susu Kedelai
Uji hedonik merupakan salah satu jenis uji penerimaan atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut acceptance test atau preference test. Soekarto (1985)
mengatakan bahwa uji hedonic menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat
atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Menurut
Rahardjo (1998) bahwa pada uji hedonik, panelis mengemukakan tanggapan
pribadinya yaitu berupa kesan yang berhubungan dengan kesukaan atau tanggapan
senang atau tidaknya terhadap sifat sensori atau kualitas yang dinilai.
Berdasarkan tabel hasil uji hedonic susu kedelai kepada JMP A/P1 dengan
pengujian beberapa parameter organoleptik yaitu aroma, rasa, kekentalan, warna,
dan kekeruhan. Untuk uji hedonik digunakan dengan memberikan skor 1-5.
Semakin besar besar penilaian panelis, maka semakin baik atau bagus kualitas
susu kedelai tersebut. Pada pengujian organoleptik disajikan hanya 1 jenis susu
kedelai, yaitu susu kedelai original dengan kode uji 123. Berdasarkan hasil uji
hedonik susu kedelai original dapat dikatan bahwa, panelis lebih menyukai rasa
susu kedelai dengan hasil rata-rata 4,04 dibandingkan dengan keempat parameter
yang lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum susu kedelai dapat disimpulkan bahwa,
protein susu kedelai mempunyai susunan asam amino mendekati susu sapi,
sehingga digunakan sebagai pengganti susu sapi bagi yang alergi terhadap laktosa
(lactose intolerance) atau bagi yang tidak menyukai susu sapi. Penambahan air
mendidih pada saat pemblenderan adalah mengurangi bau lang serta bertujuan
untuk menghasilkan koloid yang lebih baik. Untuk memperoleh susu kedelai yang
baik dan layak dikonsumsi manusia harus memiliki syarat susu kedelai yang
bebas dari bau langu, bebas antiripsin, dan kestabilan yang mantap (tidak
mengendap atau menggumpal). Kombinasi kedelia, air, suhu pemasakan suspense
kedelai pada saat perlakuan perendaman dan pemblenderan kedelai akan
memberikan pengaruh terhadap sifat organoleptik yang akan dihasilkan pada susu
kedelai.
4.2 Saran
Proses pembuatan bubur kedelai perlu diperhatikan kombinasi antara
jumlah kedelai dengan dengan air yang ditambahkan kedalam blender. Hal ini
agar didapatkan bubur kedelai yang tidak terlalu encer.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. Tanpa Tahun. Susu Kedelai.
http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/pangan/piwp/
susu_kedelai.pdf (5 Desember 2013)
Anonim2. Tanpa tahun. Laporan Penelitian.
http://eprints.undip.ac.id/16676/3/LAPORAN_PENELITIAN.pdf
(8 Desember 2013)
Wiyarsi, Antuni. Tanpa tahun. Teknik Pembuatan dan Pengawetan Susu Kedelai.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/PPM%20susu%20kedelaii.pdf
(5 Desember 2013)
SP, Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai.
http://labfpuwg.files.wordpress.com/2010/02/susu-dan-yoghurt-
kedelai.pdf (8 Desember 2013)
Rahardjo.1998. Uji Inderawi. Purwokerto: Universitas Jendral Soedirman
Soekarto. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Jakarta: Bhatara Karya Aksara