lap pregnancy a1
TRANSCRIPT
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LAYANAN KEFARMASIAN
IBU HAMIL
Disusun oleh
Kelompok A2 Gelombang 1
Ayu Fitryanita G1F009003
Rika Triyanapuri G1F009009
Rendi Nurhidayat G1F009023
Agustina Nur Fitriani G1F009061
Tita Pristi Dwi Cahyani G1F009069
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2012
A Kasus
Ibu Susi umur 23 tahun kehamilan pertama umur kehamilan 10
minggu Keluhan mual muntah tidak mau makan lemah pusing mata
berkunang Tekanan darah 100mmHg70mmHg Hb=10
B SOAP
1 Subjective (S)
Keluhan mual pusing muntah malas makan (kecuali jika
nasinya sudah dingin sehingga baunya tidak begitu terasa dan biasanya
disuapi oleh ibunya) umur kehamilan 10 minggu anak pertama
pekerjaan ibu rumah tangga tidak ada riwayat penyakit tidak ada alergi
obat kepatuhan kurang jarang mengonsumsi susu
2 Objective (O)
a Berat badan sebelum hamil = 52 kg
b Berat badan setelah hamil = 54 kg
c TD =10070 mmHg
d Hb = -
3 Assessment (A)
Ibu Susi berumur 23 tahun sehingga tidak memiliki faktor resiko
terhadap kehamilannya Mual dan muntah merupakan hal yang umum
terjadi pada ibu hamil akibat terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi
dr Wahyu SpOg
SIP XXXXXX2011
Rumah Praktek
Jl Mawar No301 Jl Mewangi No123
Purwokerto Purwokerto
Telp0281-323571 Telp0281-325768
R Vometa tab No X
S 3 dd 1
R Ranitidin tab No X
S 2 dd 1
R Lansoprazol No X
S 1dd1
Pro Ibu Susi (23th)
selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan
Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing
yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi
berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu
diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat
perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak
signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena
kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi
dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat
kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan
kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik
untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang
4 Plan (P)
a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan
kepatuhan terhadap penggunaan obat
b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang
diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan
oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal
(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan
muntah
Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi
Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan
Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari
Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari
c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting
untuk diperhatikan selama masa kehamilan
C Dokumentasi Layanan Kefarmasian
D Pembahasan
Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami
penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih
baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker
memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit
kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan
yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)
Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk
hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi
dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul
baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan
Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan
atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)
Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian
yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk
membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk
memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga
merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi
dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi
adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)
Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang
farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada
ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut
Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki
pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti
rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit
Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar
tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan
bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan
konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi
pelayanan pasien (Anonim 2007)
Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan
praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut
1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif
dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik
2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai
3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis
menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan
keluarga pasien untuk berpartisipasi
4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk
mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan
5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan
pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat
dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan
6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi
wajah untuk reaksi
7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik
8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah
seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan
yang sempit dll
9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena
penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak
dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka
10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan
11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
A Kasus
Ibu Susi umur 23 tahun kehamilan pertama umur kehamilan 10
minggu Keluhan mual muntah tidak mau makan lemah pusing mata
berkunang Tekanan darah 100mmHg70mmHg Hb=10
B SOAP
1 Subjective (S)
Keluhan mual pusing muntah malas makan (kecuali jika
nasinya sudah dingin sehingga baunya tidak begitu terasa dan biasanya
disuapi oleh ibunya) umur kehamilan 10 minggu anak pertama
pekerjaan ibu rumah tangga tidak ada riwayat penyakit tidak ada alergi
obat kepatuhan kurang jarang mengonsumsi susu
2 Objective (O)
a Berat badan sebelum hamil = 52 kg
b Berat badan setelah hamil = 54 kg
c TD =10070 mmHg
d Hb = -
3 Assessment (A)
Ibu Susi berumur 23 tahun sehingga tidak memiliki faktor resiko
terhadap kehamilannya Mual dan muntah merupakan hal yang umum
terjadi pada ibu hamil akibat terjadinya perubahan fisiologis yang terjadi
dr Wahyu SpOg
SIP XXXXXX2011
Rumah Praktek
Jl Mawar No301 Jl Mewangi No123
Purwokerto Purwokerto
Telp0281-323571 Telp0281-325768
R Vometa tab No X
S 3 dd 1
R Ranitidin tab No X
S 2 dd 1
R Lansoprazol No X
S 1dd1
Pro Ibu Susi (23th)
selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan
Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing
yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi
berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu
diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat
perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak
signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena
kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi
dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat
kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan
kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik
untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang
4 Plan (P)
a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan
kepatuhan terhadap penggunaan obat
b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang
diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan
oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal
(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan
muntah
Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi
Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan
Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari
Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari
c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting
untuk diperhatikan selama masa kehamilan
C Dokumentasi Layanan Kefarmasian
D Pembahasan
Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami
penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih
baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker
memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit
kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan
yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)
Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk
hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi
dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul
baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan
Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan
atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)
Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian
yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk
membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk
memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga
merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi
dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi
adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)
Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang
farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada
ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut
Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki
pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti
rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit
Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar
tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan
bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan
konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi
pelayanan pasien (Anonim 2007)
Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan
praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut
1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif
dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik
2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai
3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis
menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan
keluarga pasien untuk berpartisipasi
4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk
mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan
5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan
pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat
dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan
6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi
wajah untuk reaksi
7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik
8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah
seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan
yang sempit dll
9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena
penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak
dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka
10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan
11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
selama masa kehamilan sehingga pasien menjadi malas untuk makan
Pada ibu hamil juga sering terjadi anemia sehingga kemungkinan pusing
yang dialami pasien juga akibat anemia tersebut Kehamilan Ibu Susi
berumur 10 minggu (trimester I) dimana penggunaan obat perlu
diminimalisir agar tidak beresiko terhadap kehamilannya Melihat
perbedaan berat badan sebelum dan setelah kehamilan pasien yang tidak
signifikan kemungkinan perkembangan janin terganggu karena
kurangnya asupan makanan yang dikonsumsi oleh pasien Terlebih lagi
dengan tingkat kepatuhannya terhadap penggunaan obat juga sangat
kurang sehingga suplemen atau vitamin yang baik untuk kesehatan
kehamilannya menjadi tidak optimal Selain itu konsumsi susu yang baik
untuk menunjang kehamilannya juga relatif jarang
4 Plan (P)
a Memberikan edukasi tentang pentingnya status gizi yang baik dan
kepatuhan terhadap penggunaan obat
b Memberikan obat dan asupan penunjang yang sesuai dengan yang
diperlukan untuk mengobati pusing yang kemungkinan disebabkan
oleh anemia dan meningkatkan tekanan darah ke kisaran normal
(110-12070-80 mmHg) serta menghilangkan keluhan mual dan
muntah
Obat Rute Dosis Frekuensi Durasi
Afomix PO 1 kaplet 1x 1 bulan
Ranitidine PO 150 mg 2x 5 hari
Lactamil PO 1 gelas 2x setiap hari
c Merekomendasikan beberapa terapi nonfarmakologi yang penting
untuk diperhatikan selama masa kehamilan
C Dokumentasi Layanan Kefarmasian
D Pembahasan
Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami
penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih
baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker
memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit
kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan
yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)
Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk
hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi
dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul
baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan
Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan
atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)
Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian
yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk
membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk
memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga
merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi
dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi
adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)
Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang
farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada
ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut
Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki
pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti
rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit
Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar
tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan
bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan
konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi
pelayanan pasien (Anonim 2007)
Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan
praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut
1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif
dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik
2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai
3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis
menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan
keluarga pasien untuk berpartisipasi
4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk
mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan
5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan
pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat
dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan
6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi
wajah untuk reaksi
7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik
8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah
seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan
yang sempit dll
9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena
penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak
dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka
10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan
11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
D Pembahasan
Konseling pasien yang efektif membuat pasien memahami
penyakitnya modifikasi gaya hidup dan farmakoterapi dalam cara yang lebih
baik dan dengan demikian meningkatkan kepatuhan pasien Apoteker
memiliki tanggung jawab besar dalam konseling pasien dengan penyakit
kronis Apoteker yang memberikan konseling harus memiliki pengetahuan
yang memadai dan harus menjadi komunikator yang efektif memanfaatkan
keterampilan komunikasi verbal dan nonverbal (Hepler dan Strand 1990)
Ketersediaan dan penggunaan obat yang rasional sangat penting untuk
hasil terapi yang sukses Meskipun ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berkembang dengan cepat telah memudahkan pemahaman tentang etiologi
dan patofisiologi dasar dari berbagai penyakit dan pengembangan molekul
baru seringkali dokter gagal untuk mencapai tujuan terapi yang diinginkan
Salah satu alasan utama untuk ini bisa menjadi kepatuhan ketidakpatuhan
atau sebagian pasien terhadap ditentukan pengobatan (WHO 2003)
Pasien dengan kondisi khusus seperti ibu hamil memerlukan perhatian
yang berbeda Perilaku asertif yang mungkin paling penting untuk
membangun interaksi dengan pasien adalah kesediaan sebagai farmasis untuk
memulai komunikasi Mendorong pasien untuk berperilaku asertif juga
merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi
dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi
adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)
Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang
farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada
ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut
Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki
pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti
rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit
Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar
tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan
bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan
konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi
pelayanan pasien (Anonim 2007)
Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan
praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut
1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif
dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik
2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai
3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis
menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan
keluarga pasien untuk berpartisipasi
4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk
mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan
5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan
pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat
dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan
6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi
wajah untuk reaksi
7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik
8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah
seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan
yang sempit dll
9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena
penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak
dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka
10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan
11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
merupakan keterampilan yang penting untuk meningkatkan komunikasi
dengan mereka Salah satu situasi sulit yang dihadapi dalam praktek farmasi
adalah merespon pasien yang marah atau kritis (Beardsley et al 2008)
Farmasis harus memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk
menasihati pasien secara efektif diantaranya pengetahuan terbaru tentang
farmakoterapi pemahaman tentang sikap dan sifat yang biasa muncul pada
ibu hamil dan cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut
Farmasis berperan dalam memverifikasi bahwa keluarga pasien memiliki
pemahaman pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mengikuti
rejimen farmakoterapi dan rencana pemantauan termasuk informasi penyakit
Farmasis juga mencari cara untuk memotivasi keluarga pasien untuk belajar
tentang pengobatan dan untuk menjadi mitra aktif dalam pelayanan dan
bekerjasama dengan anggota tim interdisiplin tepat lainnya untuk menentukan
konseling dan informasi spesifik apa yang diperlukan dalam setiap situasi
pelayanan pasien (Anonim 2007)
Langkah-langkah dalam proses pendidikan pasien dan konseling dapat
bervariasi sesuai dengan kebutuhan individu lingkungan dan pengaturan
praktek yang diantaranya adalah sebagai berikut
1 Menetapkan hubungan yang akan memaksimalkan komunikasi efektif
dengan menunjukkan minat yang tulus penerimaan dan hubungan baik
2 Menyebut nama pasien dengan menggunakan nama yang mereka sukai
3 Memperkenalkan diri kepada pasien sebagai seorang farmasis
menjelaskan tujuan yang diharapkan dan mendapatkan persetujuan
keluarga pasien untuk berpartisipasi
4 Menentukan hambatan khusus pasien dan keluarganya untuk
mengomunikasikan dan menerapkan strategi untuk mengatasi hambatan
5 Menilai pengetahuan keluarga pasien tentang masalah kesehatan dan
pengobatan kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat
dengan tepat dan perilaku terhadap masalah kesehatan dan pengobatan
6 Amati isyarat nonverbal seperti bahasa tubuh perilaku atau ekspresi
wajah untuk reaksi
7 Berikan dukungan dorongan dan umpan balik
8 Apoteker harus menjelaskan kepada keluarga pasien jika ada masalah
seperti keterlambatan penebusan pengobatan dengan profil keamanan
yang sempit dll
9 Apoteker harus bisa mengatasi pasien yang sering stres dan marah karena
penyakit mereka ketika menunggu resep karena mereka mungkin tidak
dapat fokus pada apa yang apoteker sampaikan kepada mereka
10 Apoteker harus menjelaskan berapa lama obat tersebut digunakan
11 Apoteker harus menjelaskan bagaimana cara penyimpanan obat tersebut
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
12 Secara aktif menawarkan konseling untuk pasien
13 Pastikan area konseling tenang dan bebas dari gangguan
14 Luangkan waktu kepada pasien untuk mencerna informasi yang
disampaikan kemudian meminta untuk pakan kembali untuk memastikan
bahwa informasi itu dipahami
15 Mendorong kepatuhan terhadap obat Jangan pernah berasumsi bahwa
pasien yakin bahwa mereka membutuhkan obat Jelaskan manfaat dari
pengobatan
16 Ketika pasien mengalami kesulitan mengekspresikan pikiran atau
pernyataan bantu dengan menyarankan kata-kata kemudian
menanyakannya apakah yang benar atau tidak
17 Tetap tenang Berbicaralah dengan suara tenang rendah dan juga
dimodulasi (Power 2003 Anonim 2007)
Kehamilan persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang
perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan
aman Selama masa kehamilan ibu dan janin adalah unit fungsi yang tak
terpisahkan Kesehatan ibu hamil adalah persyaratan penting untuk fungsi
optimal dan perkembangan kedua bagian unit tersebut (Depkes RI 2006)
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak dikehendaki pada janin
selama masa kehamilan Selama kehamilan dan menyusui seorang ibu dapat
mengalami berbagai keluhan atau gangguan kesehatan yang membutuhkan
obat Banyak ibu hamil menggunakan obat dan suplemen pada periode
organogenesis sedang berlangsung sehingga risiko terjadi cacat janin lebih
besar Di sisi lain banyak ibu yang sedang menyusui menggunakan obat-
obatan yang dapat memberikan efek yang tidak dikehendaki pada bayi yang
disusui (Depkes RI 2006)
Oleh karena banyak obat yang dapat melintasi plasenta maka
penggunaan obat pada wanita hamil perlu berhati-hati Dalam plasenta obat
mengalami proses biotransformasi mungkin sebagai upaya perlindungan dan
dapat terbentuk senyawa antara yang reaktif yang bersifat
teratogenikdismorfogenik Obat-obat teratogenik atau obat-obat yang dapat
menyebabkan terbentuknya senyawa teratogenik dapat merusak janin dalam
pertumbuhan (Depkes RI 2006)
Perubahan fisiologi selama kehamilan dan menyusui dapat
berpengaruh terhadap kinetika obat dalam ibu hamil dan menyusui yang
kemungkinan berdampak terhadap perubahan respon ibu hamil terhadap obat
yang diminum Dengan demikian perlu pemahaman yang baik mengenai obat
apa saja yang relatif tidak aman hingga harus dihinda ri selama kehamilan
ataupun menyusui agar tidak merugikan ibu dan janin yang dikandung
ataupun bayinya (Depkes RI 2006)
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
Beberapa gangguan yang biasanyanya terjadi pada kehamilan adalah
mual dan muntah liur melimpah tekanan pada dada lemah dan pusing
sariawan gangguan buang air besar varises wasir atau ambeien kejang kaki
dan keputihan Tatalaksananya adalah sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan
keterampilan yang memadai
2 Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
a Meminta ibu hamilmenyusui untuk memperlihatkan semua obat
yang sedang digunakannya
b Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu
hamilmenyusui meliputi obat yang diresepkan obat bebas obat
tradisionaljamu dan suplemen
c Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi nama obat frekuensi cara
penggunaan dan alasan penggunaan
d Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu
hamilmenyusui dengan data yang ada di catatan medis catatan
pemberian obat dan hasil pemeriksaan terhadap obat yang
diperlihatkan
e Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh
ibu hamilmenyusui
f Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu
hamilmenyusui baik efek terapi maupun efek samping
g Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan
riwayat penggunaan obat ibu hamilmenyusui
3 Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter
4 Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat
5 Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi
(Depkes RI 2006)
Tatalaksana pemantauan penggunaan obatnya adalh sebagai berikut
1 Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan
tentang patofisiologi terutama pada ibu hamil dan menyusui prinsip-
prinsip farmakoterapi cara menafsirkan hasil pemeriksaan fisik uji
laboratorium dan diagnostik yang berkaitan dengan penggunaan obat
dan keterampilan berkomunikasi yang memadai
2 Mengumpulkan data ibu hamilmenyusui yang meliputi
a Deskripsi (nama umur jenis kelamin berat badan tinggi badan
nama ruang rawatpoliklinik nomor registrasi)
b Riwayat penyakit terdahulu
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
c Riwayat penggunaan obat (termasuk riwayat alergi penggunaan obat
non resep)
d Data hasil pemeriksaan fisik uji laboratorium dan diagnostik
e Masalah medis yang diderita
f Data obat-obat yang sedang digunakan yang dapat diperoleh melalui
1) wawancara dengan ibu hamilmenyusui atau catatan medis
2) kartu indeks (kardeks)
3) komunikasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter perawat)
3 Mengidentifikasi adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan
penggunaan obat
4 Memberikan masukansaran kepada tenaga kesehatan lain mengenai
penyelesaian masalah yang teridentifikasi
5 Mendokumentasikan kegiatan pemantauan penggunaan obat pada
formulir yang dibuat khusus (Depkes RI 2006)
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemberian obat pada ibu hamil
adalah sebagai berikut
1 Pertimbangkan perawatan pada masa kehamilan
2 Obat hanya diresepkan pada wanita hamil bila manfaat yang diperolah
ibu diharapkan lebih besar dibandingkan risiko pada janin
3 Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan
4 Apabila diperlukan lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara luas
pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada obat baru
atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis
5 Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin
6 Hindari polifarmasi
7 Pertimbangkan perlunya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan
pada beberapa obat (misalnya fenitoin litium) (Depkes RI 2006)
Obat digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan pada saat yang
tepat dan dalam jangka waktu terapi sesuai dengan anjuran
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
(Depkes RI 2006)
Hal yang harus ditekankan dalam pemberian penyuluhan tentang
penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfaat pengobatan pada wanita
hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak diberikan pengobatan Oleh
karena itu nasehat tentang pengobatan secara berkesinambungan pada wanita
hamil yang menderita penyakit kronis sangat diperlukan Apabila pemberian
obat tidak dapat dihentikan selama kehamilan maka pengobatan harus berada
dalam pengawasan dan pemantauan dokter (Depkes RI 2006)
1 Roleplay
Pada praktikum sebelumnya telah dilakukan pengumpulan
informasi pasien dengan melakukan wawancara yang bertujuan untuk
mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan agar dapat diperoleh suatu
solusi terbaik untuk mengatasi keluhan-keluhan yang dialami pasien
Roleplay dimulai dengan pembicaraan antara apoteker dengan pasien
dimana apoteker meminta maaf kepada pasien atas waktunya yang telah
menunggu obat yang telah diresepkan untuknya Hal ini sebagai wujud
sopan santun dan penghargaan terhadap pasien sesuai dengan adat
ketimuran
Setelah itu apoteker menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
konsultasi dengan dokter ada beberapa obat yang diganti untuk
mendapatkan hasil terapi yang lebih baik Namun pada penyampaiannya
apoteker agak kurang berhati-hati sehingga menimbulkan pertanyaan dari
pasien apakah mungkin dokternya memberikan obat yang berbahaya
untuk kesehatan janinnya Tetapi hal ini kurang direspon oleh apoteker
Kemudian apoteker mulai menjelaskan obat-obat yang harus
dikonsumsi oleh pasien yaitu afomix ranitidine dan susu lactamil
Namun apa yang disampaikan oleh apoteker kepada pasien terlalu detail
menggunakan istilah-istilah yang kurang dipahami pasien dan agak
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
berputar-putar sehingga pasien menjadi sedikit bingung Kebingungan ini
ditunjukkan dari pertanyaan-pertanyaan pasien terkait penggunaan obat-
obat tersebut sehingga apoteker kemudian dapat menjelaskannya kembali
sampai pasien mengerti
Selanjutnya apoteker juga menjelaskan tentang upaya-upaya
nonfarmakologi yang dapat membantu menjaga kesehatan janinnya
terutama rekomendasi-rekomendasi terkait peningkatan asupan nutrisi
sehingga dapat membantu perkembangan janin Seperti yang diketahui
dari hasil pengumpulan informasi tingkat kepatuhan pasien terhadap
penggunaan obat masih rendah sehingga apoteker perlu menekankan
pentingnya penggunaan obat sesuai dengan rejimen yang diresepkan
Namun apoteker mungkin lupa bahwa pasien ini tidak memiliki
handphone sehingga sempat menyarankan untuk memasang pengingat
agar pasien tidak lupa saat waktunya meminum obat Meskipun pasien
tidak terlihat merasa tersinggung maupun mengingatkan apoteker bahwa
dia tidak memiliki handphone sebaiknya dalam memberikan konseling
apoteker harus lebih berhati-hati dan menjaga perasaan pasien
Apoteker juga memberikan leaflet kepada pasien untuk dibaca di
rumah yang berisi tentang cara mengatur pola makan pada ibu hamil dan
beberapa rekomendasi variasi makanan yang dapat dilakukan Namun
ternyata pasien menanyakan tentang isi leaflet tersebut langsung kepada
apoteker sehingga apoteker harus menjelaskan dengan panjang lebar
tentang isi leaflet tersebut Setelah pasien terlihat mengerti apoteker
memverifikasi pemahaman pasien dengan meminta pasien untuk
menjelaskan kembali tentang semua hal yang telah disampaikan oleh
apoteker Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan pada terapi
dan memastikan pasien tidak melupakannya Setelah pasien benar-benar
memahami apa yang disampaikan pasien melakukan pembayaran dan
apoteker menutup pembicaraan dengan mendoakan agar kondisi pasien
lekas membaik
2 Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan trimester I Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi
dapat pula timbul setiap saat dan malam hari Gejala ini kurang lebih
terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu (Prawirohardjo 2009)
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 primi gravida dan 40-60
multigravida Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum Pengaruh fisiologik
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
kenaikan hormon ini belum jelas mungkin karena sistem saraf pusat atau
pengosongan lambung yang berkurang Pada umumnya wanita dapat
menyesuaikan dengan keadaan ini meskipun demikian gejala mual dan
muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan Keluhan gejala
dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit
(Prawihardjo 2005)
Mual muntah yang berlebihan dapat menimbulkan dehidrasi
tekanan darah turun dan diuresis menurun Hal ini menimbulkan perfusi
ke jaringan menurun untuk memberikan nutrisi dan mengonsumsi O2
Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah
anaerobik yang menimbulkan peningkatan keton dan asam laktat
Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga
pH darah menjadi lebih tinggi Dampak dari semua masalah tersebut
menimbulkan gangguan fungsi alat vital (liver ginjal dan sistem saraf
pusat) (Manuaba 2007)
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual dan muntah adalah
sebagai berikut
a Faktor predisposisi primigravida hidramnion kehamilan kembar
mola hidatidosa dll
b Faktor psikologis rumah tangga yang retak hamil yang tidak di
inginkan takut terhadap kehamilan dan persalinan tTakut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu kehilangan pekerjaan dll (Ipul 2009)
Tanda dan gejala yang sering dijumpai adalah
a mual dan sampai muntah yang terjadi dalam 12 minggu pertama
kehamilan biasanya menghilang pada akhir waktu tersebut tapi
kadang muncul kembali menjelang akhir kehamilan
b mual dan muntah yang terjadi kira-kira mulai 2 minggu sesudah haid
tidak datang dan berlangsung kira-kira selama 6 sampai 8 minggu
sesudah 12 minggu biasanya menghilang
c mual dan muntah yang terjadi pada tribulan pertama kehamilan dan
akan berakhir pada awal trimester kedua kehamilan (Rustam 2002)
Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil dan hampir
dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan Tetapi
akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami tekanan
emosional Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain
karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan terutama di pagi hari juga menjadi salah
satu penyebabnya Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
karena selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat karena
pengaruh hormon hipofise dan diduga karena adanya pengaruh
perubahan psikologis selama kehamilan (Suririnah 2009)
Cara mengatasi mual dan muntah yang sering terjadi pada ibu
hamil diantaranya adalah
a mengkonsumsi makanan dengan porsi yang cukup dan teratur
b makan sering dalam porsi kecil misalnya setiap dua jam sekali
bahkan malam hari
c menghindari makanan berbau tajam terlalu asin atau makanan
berbumbu (beberapa ibu hamil tidak bisa mengkonsumsi daging
telur atau susu)
d menghindari makanan yang mengandung lemak cukup tinggi
e menghindari makanan dan minuman yang mengandung alkohol
f menghindari makanan yang mengandung bahan pengawet dan zat
pewarna
g menghindari merokok
h minum peppermint tea atau mencoba ginger tea (rebus jahe di air
saring dan campurkan dengan madu)
i jika masih mual mencoba mengulum permen jahe
j mendapat dukungan dari pasangan dan mengurangi stres
(Arikunto2006 Desmita 2006)
3 Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dengan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 10 gdl (Wiknjosastro
2002) Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm Kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan
besi adalah 11gdl atau lebih Atas alasan tersebut Centers for Disease
Control (1990) mendefinisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang
dari 11 gdl pada trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 105 gdl
pada trimester kedua (Saifuddin 2002)
Anemia dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat
besi jenis pengobatannya relatif mudah bahkan murah Darah akan
bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia Akan
tetapi bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah Perbandingan
tersebut adalah sebagai berikut plasma 30 sel darah 18 dan
hemoglobin 19 Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan
antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro 2002)
Secara fisiologis pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan
sehingga terkadang terjadi penurunan tekanan darah Kebanyakan anemia
dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduannya saling berinteraksi (Saifuddin 2002)
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
kekurangan gizi (malnutrisi) dan zat besi malabsorpsi kehilangan darah
banyak seperti persalinan yang lalu haid dll serta penyakit-penyakit
kronik seperti TBC paru cacing usus malaria dll
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah
sering pusing mata berkunang-kunang malaise lidah luka nafsu makan
turun (anoreksia) konsentrasi hilang nafas pendek (pada anemia parah)
dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda Anemia yang
banyak terjadi pada ibu hamil adalah akibat defisiensi besi Untuk
menegakan diagnosanya dapat dilakukan dengan anamnesa Hasil
anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah sering pusing mata
berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda Pada
pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
alat sachli dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I
dan III Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai
berikut
a Hb 11 gr tidak anemia
b Hb 9-10 gr anemia ringan
c Hb 7 - 8 gr anemia sedang
d Hb lt 7 gr anemia berat (Manuaba 2001)
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati
800 mg Kebutuhan ini terdiri dari sekitar 300 mg diperlukan untuk janin
dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa
hemoglobin maternal Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus urin dan kulit Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8-10 mg zat besi Perhitungan makan 3 kali dengan
2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20-25 mg zat besi per hari
Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari ibu hamil akan
menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba 2001)
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen Pada wanita
hamil anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
persalinan Resiko kematian maternal angka prematuritas berat badan
bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat Di samping
itu perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada
wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal sebab wanita yang
anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah (Mochtar 1998)
Anemia yang terjadi saat ibu hamil trimester I akan dapat
mengakibatkan abortus missed abortus dan kelainan kongenital Anemia
pada kehamilan trimester II dapat menyebabkan persalinan prematur
perdarahan antepartum gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
asfiksia aintrauterin sampai kematian BBLR gestosis dan mudah
terkena infeksi IQ rendah bahkan bisa mengakibatkan kematian Saat
inpartus anemia dapat menimbulkan gangguan his baik primer maupun
sekunder janin akan lahir dengan anemia dan persalinan dengan
tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah Saat postpartum anemia
dapat menyebabkan tonia uteri retensio placenta pelukaan sukar
sembuh mudah terjadi febris perpuralis dan gangguan involusio uteri
(Mochtar 1998)
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti daging sapi Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung buncis kacang polong serta kacang-kacangan Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan
seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi (Saifuddin 2002)
4 Terapi Obat
a Afomix
Afomix merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil dengan kandungan asam folat 1000 μg vitamin B1 100 mg
vitamin B6 100 mg vitamin B12 100 μg bubuk DHA 6 mg asam
amino 5 mg ekstrak ginger 50 mg Obat ini diindikasikan untuk
membantu perkembangan janin (asam folat) membantu
pembentukan sel darah merah sehingga dapat mengobati
anemia(vitamin B) membantu perkembangan otak janin (DHA)
memperbaiki sel-sel yang rusak (asam amino) mengobati mual
muntah dan meningkatkan nafsu makan (ekstrak jahe) Afomix
dipakai 1 kaplethari selama 1 bulan dan bisa digunakan kapan saja
(Anonim 2012) Obat ini digunakan untuk menggantikan vometa
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
yaitu obat mual muntah namun tidak dianjurkan untuk ibu hamil
karena tergolong kategori C Selain itu kandungan afomix lebih
lengkap dibandingkan vometa maupun obat lainnya sehingga
meskipun harganya lebih mahal namun jika dibandingkan dengan
penggunaan obat dengan rejimen terpisah harganya justru relatif
lebih murah
b Ranitidine
Ranitidine merupakan obat kategori B yang aman untuk ibu
hamil untuk menurunkan sekresi asam lambung dan mengurangi
mual muntah melalui pemblokiran reseptor H2 di sel parietal
lambung Obat ini dipakai 2 x 150 mghari 30 menit sebelum atau 2
jam setelah makan atau meminum susu selama 5 hari Efek
sampingnya antara lain diare sakit kepala dan alergi (Tatro 2003)
Penggunaan ranitidine tidak disertai dengan lansoprazole bertujuan
untuk meminimalisir penggunaan obat karena usia kehamilan pasien
masih memasuki trimester I sehingga sebisa mungkin tidak
menggunakan obat yang tidak terlalu diperlukan Ranitidine lebih
dipilih daripada lansoprazole selain karena efek sampingnya yang
lebih sedikit juga karena onsetnya yang lebih cepat sehingga dapat
bekerja secara berkelanjutan dibandingkan lansoprazole yang
memiliki durasi lebih lama namun onsetnya juga lebih lama
c Lactamil
Jumlah kalori per 100 gram yang terkandung dalam susu
lactamil adalah 433 kkal dengan kadar lemak yang rendah sehingga
dapat mengurangi rasa mual Diperlukan tambahan 100-300 kkal
setiap harinya untuk ibu hamil (Anonim 2010) Pemberian susu ini
dimaksudkan sebagai nutrisi penunjang untuk perkembangan janin
pasien dan mengurangi frekuensi mual muntah Lactamil diminum
2x sehari saat pagi dan sore hari (Anonim 2010)
5 Konseling Informasi dan Edukasi (KIE)
a Edukasi tentang pola hidup yang baik seperti mengkonsumsi
makanan yg bergizi untuk kesehatan ibu hamil dan janin yang
dikandungnya
b Makan dalam jumlah sedikit tapi sering jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat ibu hamil bertambah mual
Berusahalah makan sewaktu ibu hamil dapat makan dengan porsi
kecil tapi sering
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
c Makan makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat
untuk membantu mengatasi rasa mual Banyak mengkonsumsi buah
dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti roti
kentang biskuit dll
d Memberikan informasi mengenai makanan yang tidak boleh
dikonsumsi misalnya buah nanas
e Jangan sembarangan minum obat warung
f Tidak merokok dan minum minuman beralkohol
g Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun
Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack
atau biskuit didekat tempat tidur agar dapat memakannya dahulu
sebelum anda mencoba untuk berdiri
h Hindari makanan yang berlemak berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual
i Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah
Minumlah air putih ataupun jus Hindari minuman yang
mengandung kafein dan karbonat
j Mengkonsumsi jahe untuk mengurangi rasa mual Penelitian di
Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk menbantu mengatasi rasa mualnya
k Jangan melakukan aktivitas yang berat dan perbanyak istirahat
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual
muntah Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual
l Hubungi dokter bila mual-muntah berlebihan (Admin 2005)
E Kesimpulan
1 Pemilihan obat yang tepat sesuai dengan yang diperlukan terutama pada
kondisi khusus seperti ibu hamil sangat penting agar tidak
membahayakan janin maupun ibu hamil sendiri
2 Pada kasus ini dengan berbagai pertimbangan demi kebaikan pasien
vometa digantikan dengan afomix lansoprazole tidak digunakan dan
dilakukan penambahan konsumsi susu lactamil
3 Pemberian edukasi mengenai status gizi yang baik dan kepatuhan
terhadap penggunaan obat serta rekomendasi terapi nonfarmakologi
sangat penting yang diharapkan mampu memberikan kesadaran kepada
pasien dan berusaha untuk melakukan hal yang lebih baik lagi
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
4 Perlu dilakukan monitoring mengenai kadar Hb tekanan darah
perkembangan janin dan keluhan-keluhan pasien seperti mual muntah
dan pusing minimal setiap 1 bulan sekali untuk memastikan bahwa terapi
berjalan sebagaimana mestinya dan menghasilkan outcomes sesuai
dengan yang diharapkan
F Daftar Pustaka
Admin 2005 Pelayanan Kesehatan Maternal Jakarta Media
Aesclapiuspres
Anonim 2007 Clinical Practice Guidelines Guidelines for Pharmacist
Counseling of Geriatric Patients United States Assisted Living
Consult
Anonim 2010 Tips Memilih Susu Ibu Hamil httpforumdetikcomtips-
memilih-susu-ibu-hamil-t146418html Diakses pada 11 Desember
2012
Anonim 2012 Afomix Vitamin httpwwwfarmasikucomindexphp
target=productsampproduct_id=34856 Diakses pada tanggal 11
Desember 2012
Arikunto S 2006 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Jakarta
Rineka Cipta
Beardsley RS Kimberlin CL Tindall WN 2008 Communication Skill in
Pharmacy Practice A Practical Guide for Students and Practitioner
United States Lippincott Williams amp Wilkins
Depkes RI 2006 Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan
Menyusui Jakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Desmita 2006Psikologi Perkembangan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hepler CD Strand LM 1990 Opportunities and responsibilities in
pharmaceutical care Am J Hosp Pharm 47(3) 533-43
Ipul 2009 Angka Kematian Ibu httpwwwindoskripsicoid Diakses
tanggal 8 Desember 2012
Manuaba IBG 2001 Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri
Ginekologi dan Keluarga Berencana Jakarta EGC
Manuaba IBG 2007 Pengantar Kuliah Obstetri Jakarta EGC
Mochtar R 1998 Sinopsis Obstetri Edisi 2 Jakarta EGC
Powers WD 2003 Health Notes Drug Therapy Considerations in Older
Adults California California State Board of Pharmacy
Prawiroharjo 2009 Ilmu Kebidanan Yogyakarta YBPSP
Rustam 2002 Sinopsis Obstetri Jilid 2 Jakarta EGC
Saifuddin AB 2002 Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal Jakarta YBP-SP
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland
Suririnah 2009 Tanda Bahaya Pada Kehamilan Trimester 1 httpwww
kesprocomid Diakses tanggal 8 Desember 2012
Tatro DS 2003 A to Z Drug FactsSan Francisco Facts and Comparisons
Winkyosastro H 2002 Ilmu Kebidanan Jakarta YBP-SP
World Health Organization 2003 Adherence to Long-Term Therapies
Evidence for Action Geneva Switzerland