lap praktikum tek darah

18
BAB I PENDAHULUAN Penentuan tekanan darah seseorang merupakan salah satu pengukuran klinik yang bermanfaat. Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah pembuluh yang terkandung didalam pembuluh dan compliance, atau daya renggang (distensibility), dinding pembuluh yang bersangkutan (seberaba mudah mereka dapat direnggangkan). Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan masuk kedalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata- rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum didalam arteri sewaktu darah mengalir keluar ke pembuluh dihilir selama diastole, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg. Tekanan darah rata-rata ialah tekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi. Tekanan efektif rata-rata ini mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi. Nilai normal ialah 96-100 mmHg. Tekanan darah rata-rata merupakan fungsi dari 2 faktor, yaitu curah jantung dan tekanan perifer total. Tekanan darah rata-rata (mmHg) = curah jantung(ml/det) x tahanan perifer total (unit TPR) Curah jantung = frekuensi denyut/men x isi sekuncup (ml) Perubahan tekanan arteri selama siklus jantung dapat diukur secara langsung dengan menghubungkan alat pengukur tekanan kesebuah jarum yang dimasukkan kedalam sebuah arteri. Pada cara tidak langsung, tekanan pada arteri diberikan dari luar dan tekanan darah ditentukan dengan mendengar suara arteri (menggunakan stetoskop) dibawah titik pemberian tekanan nadi. Cara ini adalah cara auskultasi karena mendeteksi suara yang timbul. Cara yang lebih kuno dan kurang tepat adalah cara palpasi, yaitu pemeriksa meraba denyut akibat tekanan pada dinding arteri. Pada cara tidak langsung ini digunakan alat spigmomanometer untuk memberi tekanan pada arteri. Alat ini terdiri atas kantung karet (manset) yang dapat mengembang, pompa karet untuk memasukan udara kedalam kantong karet dan manometer air raksa untuk mengukur tekanan di dalam manset. Biasanya pengukuran tekanan darah pada manusia dilakukan pada arteri brakhialis dari lengan atas. Posisi

Upload: joshua-letwory

Post on 30-Jan-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

GLAUKOMA SEKUNDER ( referat )Surya Nirmala Dewi

TRANSCRIPT

Page 1: Lap Praktikum Tek Darah

BAB I

PENDAHULUAN

Penentuan tekanan darah seseorang merupakan salah satu pengukuran klinik yang bermanfaat. Tekanan darah, gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding pembuluh, bergantung pada volume darah pembuluh yang terkandung didalam pembuluh dan compliance, atau daya renggang (distensibility), dinding pembuluh yang bersangkutan (seberaba mudah mereka dapat direnggangkan). Tekanan maksimum yang ditimbulkan di arteri sewaktu darah disemprotkan masuk kedalam arteri selama sistol, atau tekanan sistolik, rata-rata adalah 120 mmHg. Tekanan minimum didalam arteri sewaktu darah mengalir keluar ke pembuluh dihilir selama diastole, yakni tekanan diastolik, rata-rata 80 mmHg. Tekanan darah rata-rata ialah tekanan diastolik + 1/3 tekanan nadi. Tekanan efektif rata-rata ini mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi. Nilai normal ialah 96-100 mmHg. Tekanan darah rata-rata merupakan fungsi dari 2 faktor, yaitu curah jantung dan tekanan perifer total.

Tekanan darah rata-rata (mmHg) = curah jantung(ml/det) x tahanan perifer total (unit TPR)

Curah jantung = frekuensi denyut/men x isi sekuncup (ml)

Perubahan tekanan arteri selama siklus jantung dapat diukur secara langsung dengan menghubungkan alat pengukur tekanan kesebuah jarum yang dimasukkan kedalam sebuah arteri. Pada cara tidak langsung, tekanan pada arteri diberikan dari luar dan tekanan darah ditentukan dengan mendengar suara arteri (menggunakan stetoskop) dibawah titik pemberian tekanan nadi. Cara ini adalah cara auskultasi karena mendeteksi suara yang timbul. Cara yang lebih kuno dan kurang tepat adalah cara palpasi, yaitu pemeriksa meraba denyut akibat tekanan pada dinding arteri. Pada cara tidak langsung ini digunakan alat spigmomanometer untuk memberi tekanan pada arteri. Alat ini terdiri atas kantung karet (manset) yang dapat mengembang, pompa karet untuk memasukan udara kedalam kantong karet dan manometer air raksa untuk mengukur tekanan di dalam manset. Biasanya pengukuran tekanan darah pada manusia dilakukan pada arteri brakhialis dari lengan atas. Posisi yang tepat untuk mengukur ialah menempatkan alat setinggi jantung sehingga tekanan yang diperoleh mendekati tekanan didalam aorta yang meninggalkan jantung. Keadaan ini memungkinkan untuk menghubungkan tekanan darah dengan aktivitas jantung. Hasil pengukuran tekanan darah dengan cara auskultasi berkisar nilai yang diperoleh dengan cara pengukuran langsung ; biasanya tekanan sistolik 3-4 mmHg lebih rendah dari hasil pengukuran langsung. Tekanan darah bervariasi dengan usia, berat badan, usia dan seks. Dibawah usia 35 tahun tekanan darah wanita 10 mmHg daripada pria. Setelah usia 40 tahun tekanan darah wanita meningkat lebih cepat dibandingkan pria. Peningkatan tekanan darah bertambahnya usia disebabkan terutama oleh hilangnya elastisitas pembuluh darah, selain itu oleh endapan kolestrol dan bahan lipid lain pada dinding pembuluh darah.

TUJUAN

Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi.

Page 2: Lap Praktikum Tek Darah

Mengukur tekanan darah arteri brakhialis dengan cara auskultasi. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis pada sikap berbaring, duduk,

dan berdiri. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah arteri brakhialis sebelum dan sesudah kerja

otot.

Page 3: Lap Praktikum Tek Darah

BAB II

ISI

Volume darah yang masuk ke arteri apabila sama dengan volume darah yang meninggalkan arteri selama periode yang sama, tekanan darah arteri akan konstan. Namun yang terjadi bukan seperti ini. Selama sistol ventrikel, volume sekuncup darah masuk ke arteri-arteri dari ventrikel, sementara hanya sekitar sepertiga darah dari jumlah tersebut yang meninggalkan arteri untuk masuk ke arteriol-arteriol. Selama diastole tidak ada darah yang masuk ke arteri-arteri, sementara darah terus meninggalkan mereka, terdorong oleh recoil elastic.

Pengaturan tekanan arteri rata-rata bergantung pada control dua penentu utamanya, yakni curah jantung dan resistensi perifer total. Control curah jantung, padagilirannya, bergantung pada pengaturan kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup, sementara resistensi perifertotal terutama ditentukan oleh derajat vasokonstriksiarteriol. Pengaturan jangka-pendek tekanan darah dilakukan terutama oleh refleks-baroreseptor. Baroresptor sinus karotikus dan lengkung aorta secara terus-menerus memantau tekanan arteri rata-rata.

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

1. Sfikmomanometer + manset + pompa karet2. Stetoskop 3. Orang percobaan

CARA KERJA

A. Pengukuran tekanan darah arteri brakhialis dengan cara palpasi

Kami menyuruh orang percobaan (o.p) duduk dengan lengan diletakkan diatas meja. Lilitkan manset tekanan dengan “pas” (tidak longgar) sekeliling bagian bawah lengan atas. Yakinkan bahwa kantung karet didalam manset ditempatkan di medial lengan sehingga dapat menekan arteri brakhialis. Lilitkan pita manset sekeliling lengan sisipkan kait logam pada putaran yang terakhir. Tutup katup pompa karet dengan memutarnya searah jarum jam dengan jari telunjuk dan jempol salah satu tangan.

Dengan tangan yang lain kami meraba denyut arteri radialis di pergelangan tangan menggunakan 3 jari yaitu jari telunjuk, tengah, dan manis.

Setelah itu manset tekanan dikembangkan dengan memompa pompa karet dan perhatikan pada tekanan berapa denyut arteri radialis mulai menghilang. Kemudian memompa lagi dengan menaikkan tekanan 20 mmHg di atas titik tadi.

Secara perlahan diturunkan tekanan-tekanan didalam manset dengan memutar katub pompa berlawanan arah jarum jam untuk mengeluarkan udara dari kantung karet. Akan terdapat

Page 4: Lap Praktikum Tek Darah

tekanan dimana denyut arteri radialis teraba kembali – tekanan yang dibaca ialah tekanan sistolik yaitu tekanan tertinggi didalam arteri sistemik.

Dikeluarkan semua udara dari dalam kantung karet, dibiarkan o.p istirahat dan dilakukan pengukuran kedua. Membiarkan manset mengembang lebih dari 2 menit.

Tekanan sisitolik yang dibaca dengan cara palpasi biasanya 5 mmHg lebih rendah dengan hasil yang diperoleh dengan cara auskultasi. Kerugian cara ini adalah tidak dapat mengukur tekanan diastolik.

HASIL A

Setelah dilakukan pengukuran berdasarkan cara kerja di atas maka hasil yang kami peroleh;

tekanan darah sistolik yang diukur dengan cara palpasi pada; Yestika Mayaut : 100 mmHg Louis Mailuhu : 110 mmHg Glenn Saapang : 110 mmHg Stenly Thenu : 110 mmHg Ismawati Muis : 90 mmHg Chresta ilintutu : 100 mmHg Nurul Hukom : 90 mmHg Melita Ayuba : 110 mmHg Whineti Damamain : 100 mmHg Ester Mustamu : 90 mmHg

B. Pengukuran tekanan darah arteri brakhialis dengan cara auskultasi pada sikap berbaring, duduk, dan berdiri. Berbaring telentang

Kami menyuruh o.p berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit. Pada cara auskultasi pemasangan manset sama dengan cara palpasi dan digunakan

stetoskop untuk mendengar suara dalam arteri brankhialis. Ditempatkan corong stetoskop di bawah manset dan diatas arteri brakhialis pada percabangannya menjadi arteri radialis dan arteri ulnaris. Tanpa adanya udara didalam kantung karet maka tidak ada suara yang dapat didengar.

Mengembangkan manset dengan memompakan tekanan diatas tekanan diastolik (80-90 mmHg) dan terdengar semburan darah melalui arteri yang tertutup sebagian. Tekanan manset dinaikkan sampai sekitar 160 mmHg; yaitu tekanan diatas tekanan sistolik sehingga arteri tertutup sama sekali (kolaps) dan tidak ada suara yang terdengar.

Katup dibuka dan diturunkan tekanan didalam manset dengan perlahan. Dengan berkurangnya tekanan kami mendengar 4 fase perubahan suara:1. Fase 1

Page 5: Lap Praktikum Tek Darah

Terdengar suara “gedebuk” yang tajam dan yang meningkat intensitasnya selama penurunan tekanan 10 mmHg berikutnya. Tekanan saat terdengar suara pertama kali adalah tekanan sistolik.

2. Fase 2 Terdengar suara yang berubah menjadi desiran halus selama pengurangan 10-15 mmHg.

3. Fase 3Suara terdengar lebih keras dan kualitas bunyi “gedebuk” lebih tajam pada penurunan tekanan 10-15 mmHg berikutnya.

4. Fase 4Suara mendadak mulai menghilang dan terdengar berkurang intensitasnya. Tekanan pada titik ini disebut tekanan diastolik.

Mengulang pengukuran sub.4 sebanyak 3 kali untuk mendapat nilai rata-rata dan dicatat hasilnya.

Scan gambar bapak cally

Duduk Tanpa melepaskan manset O.P disuruh duduk .

Setelah menunggu selama 3 menit tekanan darah arteri brakhialisnya diukur lagi dengan cara yang sama. Pengukuran dilakukan berulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dicatat hasilnya.

Berdiri Tanpa melepaskan manset O.P disuruh berdiri.

Setelah menunggu selama 3 menit tekanan darah arteri brakhialisnya diukur lagi dengan cara yang sama. Pengukuran dilakukan berulang sebanyak 3 kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan dicatat hasilnya.

Hasil pengukuran tekanan darah O.P dibandingkan pada ke-3 sikap yang berbeda diatas

Hasil Pengukuran tekanan darah arteri brakhialis dengan cara auskultasi pada sikap berbaring, duduk, dan berdiri.

Page 6: Lap Praktikum Tek Darah

NO ORANG PERCOBAAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH A.BRAKIALIS dengan cara AUSKULTASI

BERBARING DUDUK BERDIRI1. Louis Mailuhu 110/70 120/80 90/702. Yestika Mayaut 100/70 110/80 85/653. Glen Saapang 100/80 120/80 100/604. Stenly Thenu 110/60 110/80 80/605. Wineti damamain 100/70 110/80 100/606. Ester Mustamu 100/70 110/80 80/607. Izmawati Muis 100/80 110/80 100/608. Chresta Ilintutu 110/60 120/80 100/609 Melita Ayuba 100/70 110/80 90/60

10 Nurul Hukom 100/60 120/80 90/70

C. Pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot 1. Tekanan darah A.Brakhialis O.P diukur dengan cara B pada sikap duduk2. Tanpa melepaskan manset, hubungan manset dengan Sfigmomanometer dilepaskan dengan

memutar katup pada pipa karet penghubung. O.P disuruh berlari di tempat dengan frekwensi 120 loncatan/menit selama 2 menit. setelah itu O.P disuruh duduk, manset dan sfigmomanometer dihubungkan kembali, dan tekanan darah diukur.

3. Pengukuran tekanan darah diulangi tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula.

Hasil pengukuran tekanan darah sesudah kerja otot

NOORANG

PERCOBAAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI BRAKIALIS

SEBELUM KERJA OTOT

SESUDAH KERJA OTOT

SETELAH MENIT1

SETELAH MENIT 2

SETELAH MENIT 3

1. Louis Mailuhu 120/90 mmHg 160/100 mmHg 140/90 mmHg 130/90 mmHg 120/90 mmHg2. Yestika Mayaut 110/80 mmHg 150/90 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg 110/80 mmHg3. Glen Saapang 100/60 mmHg 140/80 mmHg 120/70 mmHg 110/60 mmHg 100/60 mmHg4. Stenly Thenu 100/60 mmHg 140/80 mmHg 120/80 mmHg 110/60 mmHg 100/60 mmHg5. Wineti damamain 110/80 mmHg 140/90 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg 110/80 mmHg6. Ester Mustamu 100/70 mmHg 140/90 mmHg 120/80 mmHg 110/80 mmHg 100/70 mmHg7. Izmawati Muis 90/60 mmHg 130/80 mmHg 120/70 mmHg 110/60 mmHg 90/60 mmHg8. Chresta Ilintutu 90/60 mmHg 130/80 mmHg 120/70 mmHg 100/60 mmHg 90/60 mmHg9 Melita Ayuba 100/70 mmHg 130/90 mmHg 120/70 mmHg 110/70 mmHg 100/70 mmHg

10 Nurul Hukom 110/70 mmHg 150/90 mmHg 130/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg

Page 7: Lap Praktikum Tek Darah

PERTANYAAN

1. Mengapa tekanan darah berubah dengan perubahan sikap tubuh ?2. Setelah kerja fisik yang manakah mengalami perubahan lebih banyak? Tekanan sistolik atau

tekanan diastolik?3. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?4. Tekanan darah manakah yang menunjukan adanya hipertensi ?5. Hal apakah penyebab hipertensi ?6. Apa yang dimaksud dengan Hipotensi postural ? hal apa yang menyebabkannya ?

JAWABAN

1. Karena aliran darah ke suatu jaringan bergantung pada gaya pendorong berupa tekanan arteri rata-rata dan derajat Vaso konstriksi arteriol-arteriol jaringan tersebut. Dan ketika tubuh kita berubah, bergerak-gerak maka arteriol jaringan lainnya akan mengalami konstriksi untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat sehingga darah mengalir tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi, tetapi juga ke otak yang harus mendapat pasokan darah yang konstan.

2. Tekanan sistolik

3. Apa yang dimaksud dengan hipertensi ?

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi, yaitu tekanan sistematik istirahat yang secara

konsisten berada diatas 140/90 mmHg

4. Tekanan darah manakah yang menujukan adanya hipertensi ?

Dikatakan hipertensi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,

atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. ( Normalnya 120/80

mmHg)

5. Hal apakah yang penyebab hipertensi ?

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:

Page 8: Lap Praktikum Tek Darah

Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal

sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Hipertensi esensial kemungkinan

memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah

kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

Jika penyebabnya diketahui, maka itu disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10%

penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya

adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB)

Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar

adrenal yang menhasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

Kegemukan(obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau

garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki

kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk

sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali

normal.

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder :

1. Penyakit Ginjal

Stenosis arteri renalis

Pielonefritis

Glomerulonefritis

Tumor-tumor ginjal

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

Page 9: Lap Praktikum Tek Darah

2. Kelainan Hormonal

Hiperaldosteronisme

Sindroma Cushing

Feokromositoma

3. Obat-Obatan

Pil KB

Kortikosteroid

Siklosporin

Eritropoietin

Kokain

Penyalahgunaan alkohol

Kayu manis ( dalam jumlah yang sangat besar)

4. Penyebab Lainnya

Koartasio aorta

Preeklamasi pada kehamilan

Porfiria intermiten akut

Keracunan timbal akut.

6. Apa yang dimaksud dengan hipotensi postural ? Hal apa yang menyebabkannya ?

Hipotensi postural adalah penurunan tekanan darah postural (sistolik > 20 mmHg dan atau

diastolik > 10 mmHg). Penyebabnya bermacam-macam antara lain akibat berkurangnya volume

darah, insufisiensi saraf otonom & pengaruh obat-obatan (diuretik, levodopa, anticemas,

antihipertensi, antidepresan trisiklik & phenothiazin). Akibat buruk (komplikasi) antara lain:

vertigo, sinkop dan terjatuh.

Page 10: Lap Praktikum Tek Darah

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengukuran tekanan diastole tidak dapat di ukur dengan cara palpasi Posisi tubuh dapat mempengaruhi tekanan darah, karena aliran darah ke suatu jaringan

bergantung pada gaya pendorong berupa tekanan arteri rata-rata dan derajat Vaso konstriksi arteriol-arteriol jaringan tersebut. Dan ketika posisi tubuh kita berubah, bergerak-gerak maka arteriol jaringan lainnya akan mengalami konstriksi untuk mempertahankan tekanan darah arteri yang adekuat sehingga darah mengalir tidak saja ke jaringan yang mengalami vasodilatasi, tetapi juga ke otak yang harus mendapat pasokan darah yang konstan.

Kerja otot mempengaruhi tekanan darah, tapi hanya sesaat saja. Setelah kerja otot dihentikan maka tekanan darah akan perlahan-lahan kembali ke keadaan semula.

Page 11: Lap Praktikum Tek Darah

DAFTAR PUSTAKA

Thard G. D., Experiments in Physiology, 2nd edition, Burgess Publishing Co. 1972 Guyton dan hall., Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi 11. Penerbit buku kedokteran EGC Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia, edisi 2. Penerbit buku kedokteran EGC http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tinggi http://www.blogdokter.net/2007/03/25/hipertensi-tekanan-darah-tinggi/

Page 12: Lap Praktikum Tek Darah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan tuntunanNya, sehingga laporan pratikum yang kami buat ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari bahwa laporan pratikum yang kami buat ini belum sampai pada tahap kesempurnaan. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca untuk dapat membantu dalam proses penyempurnaan laporan dimaksud. Semoga laporan yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi orang lain, khususnya generasi penerus bangsa.

Page 13: Lap Praktikum Tek Darah

Ambon, 9 Maret 2009

Kelompok 7 dan 8

LAPORAN PRAKTIKUMTEKANAN DARAH

KELOMPOK 7 DAN 8Nama : - Louis Mailuhu (2008-83-007)

- Glen Saapang (2008-83-008)- Ismawati Muis (2008-83-017)- Nurul Hukom (2008-83-018)- Yestika Mayaut (2008-83-027)- Wineti Damamain (2008-83-028)- Ester Mustamu (2008-83-037)- Melita Ayuba (2008-83-038)- Stenly Thenu (2008-83-047)- Chresta Ilintutu (2008-83-048)

Page 14: Lap Praktikum Tek Darah

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTERUNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON2009

Page 15: Lap Praktikum Tek Darah

Hasil Pengukuran

N

OO.P

PENGUKURA

N PERTAMA

PENGUKURA

N KEDUA

PENGUKURA

N KETIGA

NILAI

RATA-RATA

1. Louis Mailuhu 100/70 120/80 90/70 103,3/73,3

2. Yestika Mayaut 110/70 110/80 85/65 101,66/71,6

3. Glen Saapang 100/70 120/80 100/60 106,66/70

4. Stenly Thenu 110/60 110/80 80/60 100/66,6

5. Wineti

damamain

100/80 110/80 100/60 103,3/73,3

6. Ester Mustamu 100/70 110/80 80/60 96,66/70

7. Izmawati Muis 100/70 110/80 100/60 103,3/70

8. Chresta Ilintutu 110/60 120/80 100/60 110/66,6

9 Melita Ayuba 100/70 110/80 90/60 100/70

10 Nurul Hukom 100/60 120/80 90/70 103,3/70